• Tidak ada hasil yang ditemukan

masyarakat akan meningkat (Sukirno, 2016). Dengan demikian,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "masyarakat akan meningkat (Sukirno, 2016). Dengan demikian,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan dari kegiatan ekonomi sehingga menyebabkan produksi barang dan jasa dalam masyarakat akan meningkat (Sukirno, 2016). Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menjadi indikator yang sangat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi pada suatu daerah maupun negara.

Di Indonesia sektor pertanian awalnya memberikan kontribusi yang besar dalam pertumbuhan PDRB Indonesia. Kemudian seiring berkembangnya industrialisasi secara pesat yang ada di Indonesia, karena adanya kebijakan dari pemerintah yang mempermudah masuknya modal asing ke Indonesia, maka sektor manufaktur mengalami peningkatan dan menggeser sektor pertanian (Kuncoro, 2007). Hal ini dibuktikan dengan nilai pertumbuhan industri pengolahan Indonesia pada triwulan ke III tahun 2016 memberikan kontribusi ekonomi sebesar 17,8 persen (Kemenprin.go.id, n.d.). Selain itu, sektor industri pengolahan menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 bersama dengan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, dan sektor kontruksi (pu.go.id, n.d.).

Selanjutnya untuk investasi pada sektor industri pengolahan menjadi penggerak pertumbuhan sektor industri pengolahan. Pada bulan Januari-

(2)

September 2016, pada investasi PMDN sektor industri pengolahan mencapai Rp75,41 triliun atau naik 19,6 persen. Sedangkan untuk investasi PMA sektor industri pengolahan mencapai US$D 13,09 miliar atau naik 53,6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Kemenprin.go.id, n.d.).

Kinerja dari sisi ekspor pada sektor industri pengolahan non migas di tahun 2016 bulan Januari-November membukukan nilai sebesar US$D 99,65 miliar atau memberikan kontribusi sebesar 76,3 persen tehadap ekspor nasional yang mencapai 130,65 miliar (Kemenprin.go.id, n.d.).

Dengan demikian pembangunan ekonomi di Indonesia dapat diharapkan tumbuh lebih maju karena adanya kontribusi dari sektor industri pengolahan. Menurut (Arsyad, 2010), pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara dalam rangka untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan juga untuk meningkatkan taraf hidup pada masyarakatnya. Pembangunan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan rill perkapita pada penduduk di suatu negara dalam jangka panjang.

Kemudian seiring dengan kenaikan PDRB Indonesia, tentu akan memberikan dampak pada pembangunan di Indonesia. Pembangunan ekonomi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi dan dilakukan oleh pemerintah dalam suatu negara guna untuk mengembangkan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi tersebut bertujuan untuk meningkatkan

(3)

pertumbuhan ekonomi ataupun kemakmuran di negara itu sendiri (Subandi, 2012).

Selanjutnya ada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit usaha dalam suatu wilayah domestik. Dengan kata lain, sebagai hasil dari jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah (Badan Pusat Statistik). Angka dari PDRB dapat digunakan sebagai bahan untuk analisa perencanaan pembangunan, maka dari itu angka PDRB sangat diperlukan dan perlu disajikan.

Apabila nilai PDRB pada suatu daerah semakin tinggi, maka hal tersebut menunjukkan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya itu saja, nilai PDRB yang tinggi juga dapat menggambarkan bahwa daerah tersebut mengalami kemajuan dalam perekonomian. Menurut (Afrizal, 2013), hakekatnya pertumbuhan ekonomi dalam suatu daerah dapat terjadi ketika penentu endogen (faktor dari dalam daerah) maupun eksogen (faktor dari luar daerah) bersangkutan dan berkombinasi.

Pendekatan yang biasanya digunakan dalam menjelaskan pertumbuhan regional adalah dengan menggunakan model ekonomi makro.

Berikut dibawah ini disajikan tabel laju pertumbuhan ekonomi pada keenam provinsi di Pulau Jawa tahun 2016.

(4)

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Perekonomian di Pulau Jawa (dalam persen) Tahun 2016

No. Provinsi Nilai Laju Pertumbuhan Perekonomian

1. Jawa Timur 4,96

2. DKI Jakarta 4,84

3. Jawa Tengah 4,49

4. Jawa Barat 4,17

5. DI Yogyakarta 3,87

6. Banten 3,14

Sumber: BPS Indonesia, 2021.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Timur berada di urutan pertama dengan nilai sebesar 4,96 persen. Pada urutan kedua ada DKI Jakarta dengan nilai sebesar 4,84 persen. Diurutan ketiga ada Jawa Tengah dengan nilai 4,49 persen, keempat Jawa Barat dengan nilai 4,17 persen, diurutan kelima DI Yogyakarta dengan nilai 3,87 persen dan diurutan keenam Banten dengan nilai 3,14 persen. Dengan demikian, hal tersebut dapat menunjukkan bahwa Jawa Timur laju pertumbuhan perekonomiannya lebih tinggi dibandingkan dengan kelima provinsi lain di Pulau Jawa. Hal ini karena perekonomian Jawa Timur pada triwulan-IV tahun 2016 tumbuh sebesar 5,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Kominfo.jatimprov.go.id, n.d.).

Selanjutnya pada tabel 1.2 dibawah ini disajikan lima sektor ekonomi dari PDRB ADHK Provinsi Jawa Timur yang mempunyai nilai tertinggi diantara sektor ekonomi yang lainnya.

(5)

Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Provinsi Jawa Timur (miliar rupiah), 2016- 2020

Lapangan

Usaha 2016 2017 2018 2019 2020

Industri

Pengolahan 410.741,31 434.114,16 466.908,04 498.875,23 488.594,41 Perdagangan

Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

257.126,66 273.213,40 290.136,30 307.440,92 289.800,41

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

164.762,91 167.360,57 163.799,94 165.738,22 167.303,71

Kontruksi 127.334,64 136.136,39 145.140,20 153.689,59 148.652,44 Informasi

dan

Komunikasi

79.216,96 84.699,18 90.416,22 97.070,64 106.612,55

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, diolah 2021.

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, dapat dilihat bahwa dari 17 sektor ekonomi dalam PDRB ADHK yang terpilih ada lima sektor. Kelima sektor tersebut yang mempunyai nilai lebih besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Pada tahun 2016-2020 sektor industri pengolahan berada diurutan pertama karena mempunyai nilai yang paling besar. Diurutan kedua ada sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.

Kemudian diurutan ketiga ada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, keempat ada sektor kontruksi dan kelima ada sektor informasi dan komunikasi.

Jika dilihat dari PDRB ADHK menurut lapangan usaha pada Provinsi Jawa Timur tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 di setiap sektornya hanya mengalami penurunan di tahun 2020, hal tersebut terjadi

(6)

karena pada tahun 2020 terjadi pandemi yang mengakibatkan perekonomian menurun. Sektor industri pengolahan juga memberikan kontribusi yang besar dalam tumbuhnya perekonomian provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 (Kominfo.jatimprov.go.id, n.d.).

Selanjutnya, jika dilihat dari nilai PDRB ADHK tahun 2016 Provinsi Jawa Timur memiliki sektor industri pengolahan sebagai sektor unggulan karena mempunyai nilai yang paling tinggi diantara sektor ekonomi yang lain. Berikut dibawah ini disajikan tabel PDRB ADHK sektor industri pengolahan 5 provinsi di Pulau Jawa.

Tabel 1.3 PDRB ADHK Sektor Industri Pengolahan di Pulau Jawa (dalam miliar) Tahun 2016

No. Provinsi Nilai Sektor Industri Pengolahan

1. Jawa Barat 549.471,38

2. Jawa Timur 410.741,31

3. Jawa Tengah 295.960,84

4. DKI Jakarta 193.625,44

5. Banten 139.073,54

6. DI Yogyakarta 11.234,47

Sumber: BPS Indonesia, 2021.

Dari tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Timur mempunyai nilai terbesar kedua setelah Provinsi Jawa Barat yang berada diurutan pertama. Kemudian di urutan ketiga ada Provinsi Jawa Tengah, diurutan keempat ada Provinsi DKI Jakarta, di urutan kelima ada Provinsi Banten dan diurutan keenam ada DI Yogyakarta. Nilai PDRB ADHK sektor

(7)

industri pengolahan tahun 2016 Provinsi Jawa Timur lebih rendah jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat.

Sektor industri pengolahan Provinsi Jawa Timur pada triwulan IV- 2016 memberikan kontribusi mencapai sebesar 29,18 persen. Hal tersebut menjadi sebuah awal yang baik karena industri pengolahan sudah memberikan kontribusinya yang besar dalam peningkatan pertumbuhan perekonomian pada Provinsi Jawa Timur dan menjadi sumber utama peningkatan pertumbuhan perekonomian pada triwulan-IV tahun 2016 (Kominfo.jatimprov.go.id, n.d.).

Dengan adanya peningkatan pada pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur yang telah disumbang oleh sektor industri pengolahan dengan nilai PDRB ADHK tahun 2016 yang tinggi diantara sektor ekonomi yang lain. Maka dalam hal ini akan dilakukan penelitian tentang analisis keterkaitan sektor industri pengolahan dalam perekonomian dalam lingkup wilayah Provinsi Jawa Timur (pendekatan input output). Selanjutnya akan membahas tentang keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang sektor industri pengolahan terhadap sektor ekonomi yang lainnya di dalam perekonomian Provinsi Jawa Timur.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah ada keterkaitan ke depan pada sektor industri pengolahan terhadap sektor ekonomi lain dalam perekonomian Provinsi Jawa Timur?

(8)

2. Apakah ada keterkaitan ke belakang pada sektor industri pengolahan terhadap sektor ekonomi lain dalam perekonomian Provinsi Jawa Timur?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah diatas, agar penelitian ini berfokus pada tujuan penelitian. Maka ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, penulisannya berfokus pada keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang sektor industri pengolahan terhadap sektor lain dalam perekonomian Provinsi Jawa Timur.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui keterkaitan ke depan sektor industri pengolahan terhadap sektor ekonomi yang lain dalam perekonomian Provinsi Jawa Timur.

b. Untuk mengetahui keterkaitan ke belakang sektor industri pengolahan terhadap sektor ekonomi yang lain dalam perekonomian Provinsi Jawa Timur.

2. Manfaat Penelitian

a. Dapat mengetahui adanya keterkaitan ke depan sektor industri pengolahan terhadap sektor ekonomi lain guna untuk perencanaan

(9)

pembangunan ke depan dalam perekonomian wilayah Provinsi Jawa Timur.

b. Dapat mengetahui adanya keterkaitan ke belakang sektor industri pengolahan terhadap sektor ekonomi lain guna untuk melihat progress perencanaan pembangunan ke belakang dalam perekonomian wilayah dalam perekonomian Provinsi Jawa Timur.

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) untuk pelanggan selular GSM pada FY-2011 yang berakhir pada 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp28,4 ribu, mengalami

Fungsi motorik otot abduktor bahu pada usia dengan tumor paru di balai perikaan bududaya laut jenis minyak kelapa dara asli daerah dalam minyak kelapa dara asli kelapa. Dampak buruk

Wayang Kulit Ramayana adalah pertunjukan wayang kulit yang sumber lakonnya dari wiracerita Ramayana dengan musik iringan babatelan gender wayang. Ciri khas dari

$EVWUDN $QDOLVLV .RQVWUDVWLI %DKDVD %XJLV GDQ %DKDVD ,QGRQHVLD GDODP %LGDQJ 0RUIRORJL 3HQHOLWLDQ LQL PHUXSDNDQ SHQHOLWLDQ SXVWDND GHQJDQ PHQJJXQDNDQ SHQGHNDWDQ GHVNULSWLI

Sektor industri merupakan sektor unggulan di Jawa Tengah dan memberikan kontribusi rata- rata tertinggi terhadap struktur PDRB. Industri Besar dan Sedang memiliki potensi

Nunung Sudibyo Ir..

Hasil temuan penelitian ini diperjelaskan oleh pendapat widyoko (2009:209) yang mengemukakan bahwa “komunikasi pembelajaran adalah proses transformasi pesan berupa ilmu

dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam kelas II MI MA’ARIF AT-TAQWA Lamongan dalam kegiatan proses belajar mengajar