• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH PADA PERUSAHAAN CELEBES MUSHROOM DI KABUPATEN GOWA H E N R I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH PADA PERUSAHAAN CELEBES MUSHROOM DI KABUPATEN GOWA H E N R I"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH PADA PERUSAHAAN CELEBES MUSHROOM

DI KABUPATEN GOWA

H E N R I 105960059610

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(2)

2 STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH

PADA PERUSAHAAN CELEBES MUSHROOM DI KABUPATEN GOWA

H E N R I 105960059610

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

(3)

3

(4)

4

(5)

5

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH PADA PERUSAHAAN CELEBES MUSHROOM DI KABUPATEN GOWA

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 8 November 2014

Henri 105960059610

(6)

6

ABSTRAK

HENRI. 105960059610. Strategi Pemasaran Jamur Tiram Putih pada Perusahaan Celebes Mushroom di Kabupaten Gowa. Dibimbing oleh RATNAWATI TAHIR dan RENI FATMASARI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi posisi perusahaan Celebes Mushroom dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki serta untuk menentukan strategi pemasaran jamur tiram putih yang sesuai dengan posisi perusahaan. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif.

Teknik penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik sampling bertujuan (purposive sampling) yaitu teknik yang digunakan apabila informan dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian. Analisis data menggunakan analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perusahaan Celebes Mushroom saat ini sedang dalam situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan Celebes Mushroom ini memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy) untuk meningkatkan penjualan. Dari hasil analisis dengan analisi SWOT maka strategi yang dapat di kembangkan adalah: 1) Mempertahankan kualitas jamur tiram putih baik yang diproduksi sendiri maupun yang dibeli dari petani mitra guna menjaga kepercayaan dari pelanggan; 2) Melakukan pelatihan untuk membina dan menambah jumlah petani mitra sehingga pasokan produk bisa meningkat.

(7)

7

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Strategi Pemasaran Jamur Tiram Putih pada Perusahaan Celebes Mushroom di Kabupaten Gowa sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pertanian pada Konsentrasi Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Ratnawati Tahir, M.Si selaku pembimbing I dan Reni Fatmasari, SP., M.Si selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan motivasi, bimbingan, dorongan, nasehat dan arahan yang tak bernilai harganya.

Penulis menyadari keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki maka tentu saja skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis memohon maaf atas kesalahan yang terdapat dalam penyusunan skripsi ini. Semoga apa yang penulis sajikan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 8 November 2014

Henri

(8)

8

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Konsep Dasar Pemasaran ... 7

2.1.1. Tujuan Pemasaran ... 13

2.2. Tipe-tipe Strategi ... 13

2.2.1. Strategi Manajemen ... 14

2.2.2. Strategi Investasi ... 14

2.2.3. Strategi Bisnis ... 14

2.3. Teori Strategi Pemasaran ... 15

(9)

9

2.4. Analisis Swot Sebagai Alat Formulasi Strategi ... 20

2.4.1. Matriks Faktor Strategi Eksternal ... 20

2.4.2. Matriks Faktor Strategi Internal ... 22

2.5. Jamur Tiram Putih ... 28

2.6. Kerangka Pikir ... 30

III. METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.2. Teknik Penentuan Informan ... 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4. Analisis Data ... 34

3.5. Definisi Operasional ... 35

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 37

4.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Celebes Mushroom ... 37

4.2. Lokasi Perusahaan Celebes Mushroom ... 39

4.3. Visi dan Misi Perusahaan Celebes Mushroom ... 39

4.4. Pemasaran Produk pada Perusahaan Celebes Mushroom .... 40

4.5. Strategi Pemasaran Produk Perusahaan Celebes Mushroom . 42

4.6. Struktur Organisasi Perusahaan Celebes Mushroom ... 45

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

5.1. Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman dalam Pemasaran Jamur Tiram Putih pada Perusahaan Celebes Mushroom ... 47

5.2. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi ... 52

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

6.1. Kesimpulan ... 62

6.2. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(10)

10

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

Teks

1. Jumlah Permintaan terhadap Jamur Tiram Putih di Beberapa

Pasar di Indonesia Tahun 2012 ... 2

2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata- Rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim di Sulawesi Selatan, ST2013 EFAS ... 3

3. EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) ... 22

4. IFAS (Internal Factors Analysis Summary) ... 24

5. Bentuk Matrik SWOT ... 27

6. Perbandingan Nilai Gizi Jamur Tiram Putih dengan Jenis Pangan yang iLain ... 29

7. Daftar Harga Produk yang Diproduksi oleh Perusahaan Celebes Mushroom di Desa Taeng Kecamatan PallanggaKabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. ... 41

8. Analisis SWOT PadaPerusahaanCelebesMushroomdiDesaTaeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan . 52

9. IFAS (Internal Factors Analysis Summary) Perusahaan Celebes Mushroom di Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan ... 53

10. EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary Perusahaan Celebes Mushroom di Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan ... 54

11. Matriks SWOT Perusahaan Celebes Mushroom di Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan . 57

(11)

11

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Diagram Analisis SWOT ... 25 2. SkemaKerangkaPikir Strategi Pemasaran Jamur Tiram Putih pada

Perusahaan Celebes Mushroom di Kabupaten Gowa ... 31 3. Struktur Organisasi Perusahaan Jamur Tiram Celebes Mushroom

di Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Provinsi

Sulawesi Selatan ... 45 4. Diagram Cartesisus Hasil Pengolahan Data Internal dan Eksternal

PerusahaanCelebesMushroomdi DesaTaengKecamatanPallangga

Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, 2014 ... 56

(12)

12

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Kuisioner Penelitian Strategi Pemasaran Jamur Tiram Putih pada

Perusahaan Celebes Mushroom di Kabupaten Gowa ... 66 2. Data Penjualan Perusahaan Celebes Mushroom Selama Tiga Tahun

Terakhir. 2014 ... 70 3. Foto Tampilan Luar Perusahaan Celebes Mushroom ... 71 4. Foto Wawancara dengan Ibu Mardiana yang Merupakan

Pemilik dari Perusahaan Celebes Mushroom ... 72 5. Foto Keadaan Kumbung Jamur Tiram Putih ... 73

(13)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris sebenarnya telah lama membudidayakan aneka jenis jamur konsumsi. Jamur mulai dikenal dan dibudiyakan di Indonesia pada tahun 1950-an. Jamur mulai berkembang pesat sejak diderah krisis ekonomi pada tahun 1998. Diantara jenis jamur yang dibudidayakan, jamur tiram merupakan jenis jamur yang cukup populer dan paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Budi daya terhadap jamur tiram telah dilakukan di berbagai tempat, bahkan sampai kepelosok desa.

Jamur merupakan makanan sehat yang kaya manfaat. Sebagai bahan pangan, jamur memiliki nilai takaran gizi lengkap dengan harga yang relatif terjangkau. Hal tersebut menjadikan jamur sebagai salah satu kebutuhan pangan yang kerap diburu masyarakat. Rasa yang bisa diterima secara umum dan harga yang terjangkau semua kalangan membuat permintaan pasar terhadap jamur tiram terus meningkat

Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat mengenai manfaat dan cita rasa dari jamur tiram putih, maka hal itu mengakibatkan permintaan terhadap jamur tiram putih terus mengalami peningkatan. Peluang untuk membudidayakan jamur tiram putih di Indonesia masih sangat terbuka lebar. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan pasar dalam negeri maupun luar negeri yang cenderung meningkat dari waktu kewaktu (Piryadi, 2013:14).

(14)

2 Jumlah permintaan terhadap jamur tiram putih yang meningkat dari waktu kewaktu di pasaran dapat ketahui dengan melihat data penjualan jamur tiram putih di beberapa pasar di Indonesia tahun 2012 pada tabel berikut:

Tabel 1. Jumlah Permintaan terhadap Jamur Tiram Putih di Beberapa Pasar di Indonesia Tahun 2012

No. Kota Kebutuhan per hari (kg)

1. Jabodetabek 20.000—25.000

2. Cianjur 1.500—2.000

3. Sukabumi 1.750—2.000

4. Bandung 7.500—8.500

5. Semarang 500—1.000

6. Yogyakarta 1.000—2.000

7. Malang 1.500—1.750

8. Surabaya 1.500—2.000

Sumber: Piryadi (2013:14).

Tabel di atas menjelaskan bahwa pada tahun 2012 jumlah permintaan jamur tiram putih di beberapa pasar di Indonesia cukup besar. Seperti permintaan di pasar di daerah Jabodetabek yaitu mencapai hingga 20.000-25.000 kg/hari.

Tahun 2015 dengan asumsi kenaikan pasar sebesar 5% per tahun, maka diperkirakan kebutuhan jamur tiram putih untuk wilayah Indonesia akan naik menjadi 21.900 ton/tahun. Peluang ini belum termasuk permintaan terhadap produk olahan jamur tiram putih itu sendiri. Seperti yang diketahui, jamur tiram putih memiliki banyak bentuk olahan yang nilai jualnya tinggi (Piryadi, 2013:15).

Prospek dan peluang usaha budidaya jamur tiram putih khususnya di Sulawesi Selatan masih sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena jumlah produsen jamur yang ada di Sulawesi Selatan masih sangat kurang. Kurangnya produsen

(15)

3 jamur tiram putih menyebabkan masih tingginya permintaan jamur tiram putih yang belum bisa terpenuhi. Oleh karena itu permintaan jamur tiram putih harus dipenuhi oleh produsen dari luar Sulawesi Selatan yaitu dari pulau Jawa yang jumlahnya terbatas. Jumlah produsen jamur tiram putih yang masih terbilang sedikit di Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel berikut yang menjelaskan jumlah rumah tangga usaha hortikultura.

Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim di Sulawesi Selatan, ST2013

No. Jenis Tanaman Hortikultura Semusim

Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura

Luas Tanaman

(M2)

Rata-Rata Luas Tanaman Yang

Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Buah-Buahan Semusim

1. Blewah 30 21.084 702

2. Melon 544 704.495 1.295

3. Mentimun Suri 465 375.943 808

4. Semangka 3.206 9.013.698 2.811

5. Stroberi 38 114.265 3.006

Sayuran Semusim

6. Bawang Daun/Prei 5.062 11.345.524 2.241

7. Bawang Merah 5.646 29.955.331 5.305

8. Bayam 3.048 2.886.983 947

9. Brokoli 91 100.331 1.102

10. Buncis 3.274 3.202.136 978

11. Cabai Besar 9.049 1.3252.649 1.464

12. Cabai Rawit 18.618 29.176.448 1.567

13. Jamur 28 15.289 546

14. Kacang Merah 3.843 9.728.638 2.531

15. Kacang Kapri 878 1.128.002 1.284

16. Kacang Panjang 12.779 8.053.967 630

17. Kangkung 6.316 3.185.092 504

18. Kembang Kol 499 703.165 1.409

19. Kentang 2.744 19.865.029 7.239

20. Kubis 6.302 21.490.941 3.410

21. Labu Siam 2.238 1.832.302 818

22. Lobak 25 14.714 588

23. Ketimun 2.567 2.321.609 904

24. Oyong/Gambas 256 140.820 550

25. Paprika 59 15.853 268

26. Paria/Pare 1.483 981.050 661

27. Petsai/Sawi Putih 428 740.656 1.730

28. Sawi 5.250 4.975.061 947

29. Seledri 539 393.432 729

30. Slada 58 28.714 495

31. Terung 4.929 2.901.385 588

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Selatan , 2014.

(16)

4 Tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah rumah tangga yang membudidayakan jamur hanya berjumlah 28 rumah tangga dengan luas tanam 15.289 m2. Dengan demikian rata-rata luas tanam yang dikelolah oleh setiap rumah tangga adalah 546 m2.

Segala usaha akan bermuara pada aktivitas pemasaran (marketing). Hal ini juga berlaku pada usaha budidaya jamur. Strategi pemasaran yang tepat akan menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha. Strategi pemasaran adalah suatu wujud rencana yang terurai dibidang pemasaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal, strategi pemasaran ini mempunyai ruang lingkup yang luas di bidang pemasaran diantaranya adalah strategi dalam menghadapi persaingan, strategi harga, strategi produk, strategi pelayanan dan sebagainya.

Perusahaan perlu mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam persaingan hal ini akan sangat membantu dalam mengenali diri, serta memanfaatkan setiap peluang yang ada dan menghindari atau meminimalkan ancaman. Dimana strategi pemasaran merupakan upaya mencari posisi pemasaran yang menguntungkan dalam suatu industri atau arena fundamental persaingan berlangsung. Pemasaran di suatu perusahaan, selain bertindak dinamis juga harus selalu menerapkan prinsip-prinsip yang unggul dan perusahaan harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang sudah tidak berlaku serta terus menerus melakukan inovasi. Karena sekarang bukanlah jaman dimana produsen memaksakan kehendak terhadap konsumen, melainkan sebaliknya konsumen memaksakan kehendaknya terhadap produsen.

(17)

5 Celebes Mushroom adalah salah satu produsen jamur tiram putih yang bisa menjadi referensi bagi warga kota Makassar dan sekitarnya untuk mendapatkan jamur tiram putih yang dapat olah menjadi berbagai masakan lezat dan sehat.

Namun dalam setiap usaha pasti ada pesaing yang merupakan ancaman atau tantangan yang harus diatasi, tentu dengan cara yang bersaing dengan baik (bersaing sehat). Untuk mengatasi pesaing pasar tersebut tentu diperlukan sebuah strategi, oleh karena itu dilakukan sebuah analisis yang disebut analisis SWOT untuk melihat segala potensi yang dimiliki oleh perusahaan Celebes Mushroom sehingga dapat menentukan strategi langkah apa saja yang harus ditempuh agar produk jamur tiram putih dari Celebes Mushroom bisa unggul di pasaran.

Keinginan untuk mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan perlu menyusun strategi sedemikian rupa. Dalam merumuskan strategi perusahaan maka diidentifikasi berbagai faktor secara sistematis. Identifikasi dapat dilakukan dengan analisis SWOT yaitu analisis yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 2013:19).

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah diuraikan, maka diidentifikasi masalah- masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

a. Bagaimana posisi perusahaan Celebes Mushroom dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki ?

(18)

6 b. Bagaimana strategi pemasaran jamur tiram putih yang sesuai dengan posisi

perusahaan Celebes Mushroom ? 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengidentifikasi posisi perusahaan Celebes Mushroom dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki.

b. Menentukan strategi pemasaran jamur tiram putih yang sesuai dengan posisi perusahaan Celebes Mushroom.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha jamur tiram putih dalam memasarkan produknya secara efisien sehingga mereka mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

b. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan untuk perbaikan dan peningkatan proses pemasaran jamur tiram putih.

c. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

(19)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Pemasaran

Dewasa ini pemasaran telah berkembang demikian pesatnya dan telah menjadi ujung tombak bagi setiap perusahaan dalam rangka mencapai tujuan. Hal ini disebabkan karena ruang lingkup pemasaran sangat luas karena berhubungan sacara langsung dalam kegiatan mulai dari persiapan, penyediaan, bahan baku, proses produksi, sampai pada saat akhir, yakni produk yang siap di konsumsi oleh konsumen. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa pemasaran melibatkan dua pihak yaitu produsen dan konsumen sebagai titik pusatnya, dan juga pemasaran merupakan faktor penting karena menyangkut kegiatan menentukan dan memproduksi produk maupun jasa, menetapkan harga penjualan dan pada akhirnya konsumen siap untuk mengkonsumsinya (Rahmat,2012:5).

Pasar secara sempit didefinisikan sebagai lokasi geografis, dimana penjual dan pembeli bertemu untuk mengadakan transaksi faktor produksi, barang dan jasa (Sudiyono, 2004:2). Sebuah pasar adalah pembeli-pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Pembeli-pembeli ini memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang dapat dipuaskan melalui pertukaran. Pemasaran berarti pengelolaan pasar untuk terjadinya pertukaran dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia (Ginting, 2011:21).

Kegiatan agribisnis tidak terlepas dari kegiatan pemasaran. Ada beberapa defenisi-defenisi pemasaran pertanian yang dikemukanan oleh beberapa ahli atau institusi, diantaranya adalah yang dikemukakan oleh Philips dalam Sudiyono

(20)

8 (2004:9) yang mendefinisikan pemasaran pertanian semua aktivitas perdagangan yang meliputi aliran barang-barang dan jasa-jasa secara fisik dari pusat produksi pertanian ke pusat konsumsi pertanian.

Pemasaran pertanian juga berarti semua kegiatan dan aktivitas agen perdagangan yang menghubungkan pergerakan bahan pangan pertanian terolah dan bahan baku, serta permintaan dan penawaran turunnya, seperti tekstil, dari usaha tani sampai kepada konsumen akhir, dimana aktivitas-aktivitas ini berpengaruh terhadap petani, pedagang perantara dan pengolahan, yang biasanya terjadi pada pemasaran industri (Thomson dalam Sudiyono, 2004:10).

Pasar atau market, yaitu sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah produk atau kelompok produk tertentu. Pemasaran atau marketing, yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2000:9 dalam Yumanda, 2009:15).

Pemasaran merupakan suatu usaha dengan menggunakan pasar untuk melakukan pertukaran yang bertujuan untuk memenuhi aktivitas keinginan manusia. Proses pertukaran ini meliputi aktivitas penelitian konsumen, identifikasi kebutuhan konsumen, mendesain produk, melakukan promosi, dan penetapan harga produk (Philip kotler dan Gary Amstrong, 1990 dalam Sudiyono, 2004:7).

Unsur-unsur utama pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu; unsur strategi persaingan, unsur taktik pemasaran, unsur nilai pemasaran seperti yang dikemukakan oleh (Rangkuti, 2013:102).

(21)

9 1. Unsur strategi persaingan, dapat dikelompokkan menjadi tiga:

a. Segmentasi pasar, adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.

b. Targeting, adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.

c. Positioning, adalah penetapan posisi pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar kedalam benak konsumen.

2. Unsur Strategi Pemasaran, terdapat dua unsur strategi pemasaran:

a. Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.

b. Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai produk, harga, promosi, dan tempat.

3. Unsur nilai pemasaran, dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Merek atau brand, adalah nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan. Sebaiknya perusahaan senantiasa berusaha meningkatkan brand equity-nya. Jika brand equity ini dapat dikelolah dengan baik, perusahaan yang bersangkutan setidaknya akan mendapatkan dua hal. Pertama, para konsumen akan

(22)

10 menerima nilai produknya. Mereka dapat merasakan semua manfaat yang diperoleh dari produk yang mereka beli dan merasa puas karena produk itu sesuai dengan harapan mereka. Kedua, perusahaan itu sendiri memperoleh nilai melalui loyalitas pelanggan terhadap merek, yaitu peningkatan margin keuntungan, keunggulan bersaing dan efisiansi serta efektifitas kerja khususnya pada program pemasarannya.

b. Pelayanan atau service, adalah nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen. Kualitas pelayanan kepada konsumen ini perlu terus menerus ditingkatkan.

c. Proses, adalah nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggungjawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Para pengusaha telah menyadari bahwa pemasaran sangat penting bagi keberhasilan sebuah perusahaan, sebuah pemikiran bisnis yang benar-benar baru (sebuah filsafat baru) berkembang dan disebut konsep pemasaran. Ada tiga ketetapan pokok yang mendasari konsep pemasaran, yaitu:

1. Semua operasi dan perencanaan perusahaan harus berorientasi kepada konsumen.

2. Sasaran perusahaan harus volume penjualan yang menghasilkan laba. Jadi bukan volume demi kepentingan volume itu sendiri.

3. Semua kegiatan perusahaan di sebuah perusahaan harus dikoodinir secara organisatoris.

(23)

11 Konsep pemasaran dalam makna yang utuh adalah sebuah filsafat bisnis yang mengatakan bahwa kepuasan keinginan dari konsumen adalah dasar kebenaran sosial dan ekonomi kehidupan sebuah perusahaan (Stanto, 1996:13).

Produk yang dipasarkan agar dapat memasuki pasar sasaran maka oleh para pemasar digunakan alat atau instrumen yang dikenal dengan ―bauran pemasaran‖. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Marketing mix tersebut digunakan oleh pemasar agar produknya dapat memasuki pasar sasaran atau target market. Menurut Mc Carthy dalam (Ginting, 2011:10) terdapat 4 kelompok peralatan atau 4 unsur atau 4 variabel bauran pemasaran yang biasa disebut dengan 4 P, yaitu product, price, place, dan promotion.

a. Product (produk) adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan kepada pasar.

b. Price (harga) adalah sejumlah uang yang harus dibayaroleh konsumen untuk mendapatkan produk.

c. Place (tempat) mencakup semua kegiatan perusahaan yang mengusahakan agar produknya tersedia bagi konsumen yang dituju.

d. Promotion (promosi) berarti semua kegiatan perusahaan produsen untuk meningkatkan mutu produknya dan membujuk/merayu konsumen agar membeli produknya.

Melalui produksi dan pemasaran barang, jasa dan gagasan, suatu organisasi memenuhi komitmennya kepada masyarakat, konsumen dan pemilik organisasi. Organisasi itu menciptakan utilitas – daya pemuas kemauan/keinginan

(24)

12 dari barang, jasa dan gagasan. Terdapat empat macam dasar utilitas, yaitu bentuk, waktu, tempat dan kepemimpinan. Utilitas bentuk tercipta manakala suatu perusahaan mengubah bahan mentah dan komponen lain menjadi barang atau jasa akhir. Utilitas waktu dan tempat tercipta bila barang dan jasa tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat dimana konsumen mau membelinya, sedangkan utilitas kepemilikan terjadi pada saat barang dan jasa berpindah tangan melalui pembelian (Ginting, 2011:14).

Sistem pemasaran sebuah perusahaan harus beroperasi di dalam kerangka kekuatan-kekuatan yang membentuk lingkungan sistem itu. Kekuatan-kekuatan ini bisa berada di luar (ekstern) atau di dalam (intern) perusahaan. Kekuatan intern bersifat menyatuh (inherent) dalam organisasi dan dikendalikan oleh manajemen. Kekuatan ekstern yang biasanya tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan bisa dibagi menjadi dua. Pertama adalah pengaruh makro seperti kebudayaan, hukum, dan kondisi ekonomi. Kedua kita sebut pengaruh mikro.

Kelompok ini mencakup rekanan pensuplai, perantara pemasaran, dan konsumen.

Unsur-unsur mikro ini jika berada di luar perusahaan, tetap erat hubungannya dengan perusahaan dan bisa dimasukkan sebagai bagian dari keseluruhan sistem pemasaran perusahaan (Stanto, 1996:28).

Penentuan sasaran perusahaan dalam memasarkan produknya sangat penting untuk diketahui, sehingga dapat disusun target yang akan dicapai melalui berbagai strategi pemasaran yang diterapkan nantinya. Jika tujuan perusahaan sudah diketahui, maka dapatlah disusun strategi pemasaran yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut.

(25)

13 2.1.1. Tujuan Pemasaran

Sebuah perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama, yaitu mencapai tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau peningkatan pangsa pasar. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dicapai melalui keputusan konsumen. Keputusan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu. Tujuan pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan perubahan faktor lingkungan pasar lainnya (Rahmat, 2012:18).

Pemasaran mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok, distributor dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan referensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka (Kotler, 2002:15 dalam Rahmat, 2012:18).

2.2. Tipe-Tipe Strategi

Menurut Rangkuti (2013:6), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis.

(26)

14 2.2.1. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

2.2.2. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.

Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru.

2.2.3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut bisnis secara fungsional karena strategi ini menggunakan kinerja manager pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen di perusahaan tersebut, misalnya strategi produksi atau operasional, strategi keunggulan produk, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Perencanan pemasaran strategi biasanya merupakan konsep yang terpadu antara empat kegiatan, yaitu:

a. Strategi produk b. Strategi harga

c. Strategi distribusi, dan d. Strategi promosi

(27)

15 Dengan keterpaduan antara empat strategi tersebut, maka sasaran pasar dapat ditetapkan. Sebagai contoh misalnya: Penentuan sasaran pasar meliputi konsumen perorangan (yang berpendapatan tinggi, sedang dan rendah); konsumen institusi (skala besar, skala menengah dan skala kecil); dan konsumen kantor- kantor pemerintahan. Dengan sasaran seperti itu akan diketahui berapa persen masing-masing sasaran konsumen tersebut harus dicapai. Untuk itu, diperlukan strategi-strategi seperti yang dijelaskan di atas, yaitu:

a. Strategi produk (produk mana dan berapa jumlahnya yang harus dialokasikan pada masing-masing konsumen apakah ada produk baru, bagaimana dengan garansi produk dan lain-lain).

b. Strategi harga (berapa harga produk untuk tiap-tiap kualitas, berapa besarnya potongan harga pada pembelian kontan atau kredit, bagaimana dengan persyaratan dan sebagainya).

c. Strategi distribusi (bagaimana dengan penetapan wilayah niaga, system pangambilan produk, dengan apa produk didistribusikan, berapa hari barang sampai di agen, dan sebagainya; dan

d. Strategi promosi (misalnya berapa anggaran yang diperlukan untuk promosi di radio, Koran, majalah, berapa jumlah tenaga sales promotion, berapa besar bonus saat promosi dan sebagainya) (Soekartawi, 2002:53).

2.3. Teori Strategi Pemasaran

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang; tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkantingkat keuntungan/laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat

(28)

16 dilakukan, apabial perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, melalui usaha mencari dan membina langganan, serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai, apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan sekaligus ditingkatkan (Assauri, 2002:153).

Definisi strategi yang dikemukakan oleh Chandler dalam (Rangkuti, 2013:4) menyebutkan bahwa ―Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut‖. Sedangkan strategi yang dikemukakan oleh Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2013:4) merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh parah pelanggan di masa depan.

Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari ―apa yang dapat terjadi‖, bukan dari ―apa yang terjadi‖. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran dan sebuah rencana yang komprehensif yang mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Jadi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan

(29)

17 integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetisi. Untuk menentukan mana yang terbaik tersebut akan tergantung dari kriteria yang digunakan (Yumanda, 2009:18).

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan perkataan lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan dan internal perusahaan melalui analisa keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisa kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya.

Di samping itu strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan dijalankan, harus dinilai kembali, apakah masih sesuai dengan keadaan/kondisi pada saat ini.

Penilaian atau evaluasi ini menggunakan analisa keunggulan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Hasil penilaian atau evaluasi ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang dijalankan perlu diubah, dan sekaligus digunakan sebagai landasan untuk menyusun atau menentukan strategi yang akan dijalankan pada masa yang akan datang (Assauri, 2002:154).

(30)

18 Faktor lingkungan yang dianalisa dalam penyusunan strategi pemasaran adalah keadaan pasar atau persaingan, perkembangan teknologi, keadaan ekonomi, peraturan dan kebijakan pemerintah, keadaan sosial budaya dan keadaan politik. Masing-masing faktor ini dapat menimbulkan adanya kesempatan atau ancaman/hambatan bagi pemasaran produk suatu perusahaan. Faktor internal perusahaan yang dianalisa dalam penyusunan strategi pemasaran faktor yang terkait dengan pelaksanaan fungsi perusahaan, yang meliputi keuangan/pembelanjaan, pemasaran, produksi serta organisasi dan sumber daya manusia. Masing-masing faktor internal yang terkait dengan fungsi perusahaan tersebut dapat merupakan hal yang menunjukkan adanya keunggulan dan kelemahan perusahaan. Khusus dalam bidang pemasaran, faktor-faktor lingkungan atau eksternal adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan (uncontrollable factors). Sedangkan faktor internal dalam bidang pemasaran adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan umumnya dan pimpinan pemasaran khususnya (controllable factors), yang terdiri dari produk, harga, penyaluran/distribusi, promosi, dan pelayanan (services) (Assauri, 2002:154).

Perencanaan strategis merupakan salah-satu dari macam perencanaan pemasaran. Maksudnya tentu saja untuk mengarahkan pemasaran dan mencapai tujuan pemasaran. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan strategis ini seperti yang dikemukakan oleh Soekartawi (2002:51), yaitu:

(31)

19 a. Konsumen yang dilayani. Di sini aspek kepentingan konsumen berikut

tingkah-laku konsumen perlu diperhatikan.

b. Persaingan yang akan dihadapi. Di sini identifikasi pesaing (dari berbagai aspek) perlu diketahui dengan jelas. Misalnya, macam dan kualitas produk, omset produksi dan penjualan, lokasi dan distribusi pemasaran produk dan sebagainya.

c. Ciri pasar yang ada, berikut ciri segmen pasar yang bersangkutan, dan d. Perubahan lingkungan yang mempengaruhi pasar.

Pimpinan suatu organisasi, setiap hari berusaha mencari kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan kekuatan-kekuatan eksternal (peluang dan ancaman) suatu pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan secara hati-hati persaingan, peraturan, tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen, serta faktor-faktor lain yang dapat mengindentifikasi peluang dan ancaman. Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Rangkuti, 2013:2).

(32)

20 2.4. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT (Rangkuti, 2013:19).

2.4.1. Matriks Faktor Strategi Eksternal

Faktor Strategi Eksternal atau yang biasa disebut Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) dibuat terlebih dahulu sebelum membuat matrik faktor strategi internal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal:

a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak pada faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor denagan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif

(33)

21 (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.

Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor tersebut dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untu membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

(34)

22 Tabel 3. EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)

Faktor-Faktor Strategi

Eksternal Bobot Rating Bobot X

Rating Komentar

Peluang:

1.

2.

3.

4.

5.

Ancaman:

1.

2.

3.

4.

5.

Total

Sumber: Rangkuti, (2013:26).

2.4.2. Matriks Faktor Strategi Internal

Setelah faktor-faktor strategi internal perusahaan diidentifikasikan, suatu tabel IFAS (Internal Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka Strenght and Weakness perusahaan. Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Internal:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

(35)

23 bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikanya. Contohnya jika kelemahan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri yang nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outsanding) sampai 0,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotan dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

(36)

24 Tabel 4. IFAS (Internal Factors Analysis Summary)

Faktor-Faktor Strategi

Internal Bobot Rating Bobot X

Rating Komentar

Kekuatan:

1.

2.

3.

4.

5.

Kelemahan:

1.

2.

3.

4.

5.

Total

Sumber: Rangkuti, (2013:27).

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Intern Strengths dan Weaknesses serta lingkungan ekstern Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses) (Rangkuti, 2013:20).

(37)

25 Gambar 1. Diagram Analisis SWOT (Rangkuti, 2013:20)

Kuadran I: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa).

Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di

lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih.

BERBAGAI PELUANG

BERBAGAI ANCAMAN KELEMAHAN

INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL 3. Mendukung strategi

Turnaround

1. Mendukung strategi Agresif

4. Mendukung strategi Defensif

2. Mendukung strategi Divessifikasi

(38)

26 Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan

tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Salah satu metode atau alat analisis yang digunakan untuk menyusun deskripsi tentang faktor-faktor strategi perusahan adalah SWOT Matriks. Matriks ini dinilai mampu menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan harus disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternative strategik.

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Salah satu modal yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah Matriks SWOT (Rangkuti,2013:83).

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah bentuk matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis seperti yang disebutkan oleh Wheelen & Hunger (2008) dalam Amir (2012) dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

(39)

27 Tabel 5. Bentuk Matrik SWOT

FAKTOR INTERNAL FAKTOR

EXTERNAL

KEKUATAN (S) Daftarlah 5-10 kekuatan di sini

KELEMAHAN (W) Daftarlah 5-10 kelemahan internal di sini.

PELUANG (O) Daftarlah 5-10 peluang

eksternal di sini

Strategi (SO) Gunakan strategi yang memanfaatkan kekuatan

untuk meraih peluang.

Strategi (WO) Gunakan strategi yang memanfaatkan peluang dengan mengurangi/ mengatasi kelemahan

ANCAMAN (T) Daftarlah 5-10 ancaman eksternal di sini.

Strategi (ST) Gunakan strategi yang menggunakan kekuatan menghadapi ancaman.

Strategi (WT) Gunakan strategi yang memperkecil kelemahan untuk menghindari ancaman.

Matriks ini menjelaskan bahwa ada empat strategi yang bisa kita kembangkan:

a. Strategi SO : Strategi yang memanfaatkan kekuatan agar peluang yang ada bisa kita manfaatkan.

b. Strategi WO : Strategi yang mencoba meminimalkan kelemahan atau memperbaiki kelemahan dalam rangka mencoba meraih peluang yang ada.

c. Strategi ST : Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mencoba mengatasi atau memperkecil ancaman yang kita hadapi.

d. Strategi WT : Strategi yang mencoba meminimalkan atau mengurangi kelemahan dalam rangka mencegah ancaman yang harus dihadapi.

Berkenaan dengan pilihan strategi sebagaimana terungkap di atas, kita akan mengkaji penentuan pilihan melalui matriks kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, dan treath matrix). Melalui alat bantu ini suatu perusahaan dapat juga memandang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sebagai suatu kesatuan yang integral dalam perumusan strategi.

(40)

28 2.5. Jamur Tiram Putih

Jamur tiram termasuk kedalam jenis jamur kayu karena di alam dapat tumbuh secara liar di vegetasi berkayu. Jamur tiram dapat tumbuh pada ketinggian ideal 700-1.000 meter di atas permukaan laut dengan suhu 25-30oC. Dinamakan jamur tiram karena bentuk tudungnya yang melengkung, lonjong, dan membulat sehingga menyerupai bentuk cangkang tiram atau kerang (Piryadi, 2013:7).

Jamur tiram memiliki morfologi tubuh buah jamur yang lembut dan kenyal dengan banyak variasi warna yang dapat dijumpai, seperti putih, merah muda, abu-abu, kuning cokelat mudah dan hitam. Jika tumbuh dari samping, bentuk tudung (pileus) umumnya seperti cangkang tiram. Namun, jika tumbuh dari bagian atas, substrat akan berbentuk seperti piring. Tudung jamur tiram yang matang berukuran 5-30 cm. Bagian bawah terdapat seperti insang (gills) yang merupakan tempat spora. Jamur tiram bisa tumbuh secara solitaire atau membentuk rumpun (Piryadi, 2013:7).

Siklus hidup jamur tiram putih berawal dari spora yang lepas dari insang jamur yang telah matang fisiologis. Jika spora jatuh di tempat yang kondusif, spora akan membentuk hifa. Hifa akan melebur dan membentuk miselium yang kemudian tumbuh menjadi calon tunas. Calon tunas akan terus tumbuh membesar sehingga membentuk tubuh buah berupa batang ( stipe atau stalk) dan tudung (pileus atau cap). Tudung ini nantinya akan mengeluarkan spora baru sehingga siklus ini berulang (Piryadi, 2013:7).

Jamur tiram putih digemari karena memiliki beragam manfaat. Manfaat jamur tiram putih diantaranya adalah sebagai berikut:

(41)

29 a. Sebagai bahan pangan. Jamur tiram putih memiliki kandungan gizi yang

lengkap sebagai bahan pangan. Jamur tiram putih mengandung protein nabati cukup tinggi (10-30%) dan asam amino esensial yang lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran jenis lainnya.

b. Sebagai obat. Selain sebagai bahan pangan yang baik, jamur tiram putih juga berguna untuk keperluan kesehatan dan pengobatan. Beberapa khasiat jamur tiram putih untuk kesehatan diantaranya adalah untuk meningkatkan produksi sel darah merah, mengobati kanker, sebagai tambahan gizi untuk ibu hamil, dan menurunkan kolesterol.

c. Manfaat lainnya. Selain untuk bahan pangan dan kesehatan, jamur tiram putih juga memiliki kegunaan lain. Beberapa kegunaan lain tersebut adalah sebagai pupuk organik, pakan ternak, organisme pendaur ulang, dan komposter alam (Piryadi, 2013:8).

Kandungan gizi jamur tiram putih tinggi dan hampir mengimbangi kandungan nutrisi pada daging sapi dan daging ayam seperti yang dikemukakan pada tabel berikut:

Tabel 6. Perbandingan Nilai Gizi Jamur Tiram Putih dengan Jenis Pangan yang Lain

Bahan

pangan Kalori Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Zat besi

Vit.

A Vit.

B1 Daging

Ayam 302 18,20 25 0 14 200 2 810 0,08

Daging

Sapi 207 18,80 14 0 11 170 3 30 0,08

Jamur 128 16,00 0,90 64,60 51 223 7,00 0 0,11

Sumber: Piryadi (2013:14).

(42)

30 Tabel di atas menjelaskan bahwa kandungan karbohidrat jamur tiram putih cukup tinggi yaitu 64,60 sementara daging ayam dan daging sapi tidak megandung karbohidrat. Demikian pula dengan kandungan gizi yang lain tidak kalah bersaing dengan kandungan gizi pada bahan pangan lainnya.

2.6. Kerangka Pikir

Celebes Mushroom adalah sebagai produsen jamur yang ada di Kabupaten Gowa. Setiap usaha kecil maupun besar, langkah awal yang harus diambil yaitu membuat perencanaan sebuah strategis yang merupakan kekuatan awal untuk menjalankan sebuah usaha. Strategi tersebut digunakan agar produk yang dihasilkan dari usaha yang dijalanakan dapat masuk keberbagai segmen pasar yang diinginkan, serta dapat bersaing dengan para pelaku pasar yang lain.

Mendirikan usaha tidak lepas dari kendala yang muncul dari dalam maupun dari luar lingkungan usaha atau perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pesaing, agar usaha yang dijalankan dapat bertahan diperlukan sebuah ―strategi‖. Strategi adalah suatu alat yang direncanakan dari fungsi manajemen yang dimiliki suatu usaha atau perusahaan untuk mengalokasikan semua sumber daya yang ada sehingga dapat memenangkan kompetensi. Penulis berasumsi bahwa strategi bisnis dapat membantu dalam memperbaiki strategi pemasaran suatu perusahaan atau usaha agribisnis dengan cara memanfaatkan kinerja manajer dari fungsi-fungsi kegiatan manajemen di suatu perusahaan, misalnya strategi operasional, strategi customer intimacy (keintiman dengan terhadap pelanggan), dan strategi keunggulan produk. Strategi keunggulan produk itu sendiri yang menjadi strategi utama perusahaan Celebes

(43)

31 Mushroom. Untuk menentukan strategi-strategi tersebut dilakukan analisis SWOT. Dimana, analisis ini dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada serta meminimalisasikan kelemahan dan ancaman yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Secara skematis kerangka pikir rencana penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Skema Kerangka Pikir Strategi Pemasaran Jamur Tiram Putih pada Perusahaan Celebes Mushroom di Kabupaten Gowa

Celebes Mushroom

Pemasaran

Strategi Pemasaran Jamur Tiram

Putih

Keterangan:

: garis yang menghubungkan

Konsumen

(44)

32

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan Celebes Mushroom yang berada di Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan.

Pemilihan lokasi penelitian di tempat tersebut karena usaha ini merupakan produsen jamur tiram putih yang cukup besar dan terkenal di kota Makassar dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Agustus 2014.

3.2. Teknik Penentuan Informan

Informan adalah orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah penelitian. Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan imformasi lengkap dan akurat. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sengaja menunjuk langsung informan dengan dasar pertimbangan informan tersebut dianggap bisa memberikan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Informan dalam penelitian ini adalah pemilik perusahaan Celebes Mushroom karena dianggap dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pada aspek-aspek yang sudah dipilih sebelum melaksanakan penelitian yaitu masalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan Celebes Mushroom dalam memasarkan produk jamur tiram putih.

(45)

33 3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian kualitatif sumber data dapat diperoleh dari (1) informan, (2) tempat dan peristiwa, dan (3) arsip atau dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh bersumber dari informan dan dokumen. Sementara teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Hardiansyah dalam Suharsaputra (2012:209) mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberi suatu kesimpulan atau diagnosis. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara mengunjungi perusahaan Celebes Mushroom. Hal yang diamati dalam perusahaan Celebes Mushroom adalah melihat keadaan perusahaan, proses produksi, dan produk yang dihasilkan.

2. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara berguna untuk mendapatkan data ditangan pertama (primer) (Usman dan Akbar, 2004:57). Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan pemilik perusahaan yaitu ibu Mardiana dan tenaga kerja yang bekerja di perusahaan Celebes Mushroom. Hal yang ditanyakan adalah masalah keadaan perusahaan Celebes Mushroom, latar belakang berdirinya usaha, posisi

(46)

34 perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini), pemasaran, strategi pemasaran, dan hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak mereka dapat berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen (Suharsaputra 2012:210). Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen dan data pemasaran perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4. Analisis Data

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT. Cara membuat analisis SWOT melalui ―tiga tahapan― yaitu:

Tahap pengumpulan data, dimana tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan

data dari beberapa faktor internal (kelemahan dan kekuatan) tetapi juga menganalisis data tersebut agar dapat diketahui nilai bobot ratingnya dengan menggunakan Matrik faktor strategi eksternal dan internal. Kemudian tahap analisis, dimana semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan

perusahaan dapat digambarkan secara jelas, bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, dan terakhir tahap pengambilan keputusan, dimana semua data yang telah dianalisis akan mengahasilkan beberapa alternatif untuk memperbaiki sistem pemasarannya.

(47)

35 Menentukan suatu strategi pemasaran pada suatu usaha atau perusahaan, hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah mengumpulkan data dan mengidentifikasi berbagai faktor eksternal (peluang dan Ancaman), dan faktor internal (kekuatan dan ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Identifikasi dapat dilakukan dengan cara ―Analisis SWOT―. Sehingga faktor eksternal dan internal dapat dianalisis yang akan menghasilkan sebuah ―strategi―.

Strategi yang didapat inilah yang harus dilaksanakan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam penafsiran isi dari tulisan ini, definisi operasional tersebut adalah sebagaimana yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Celebes Mushroom adalah produsen jamur tiram putih yang merupakan tempat penelitian ini dilaksanakan.

b. Pemasaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan memasarkan suatu produk barang atau jasa antara produsen dan konsumen.

c. Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan pemasaran.

d. SWOT (Strengths, Weaknesess, Opportunities, dan Threats) adalah pendekatan analisis untuk menentukan formulasi strategi pemasaran pada sebuah perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.

(48)

36 e. Strengths merupakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan Celebes

Mushroom.

f. Weaknesses merupakan kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan Celebes Mushroom.

g. Opportunities merupakan berbagai peluang yang muncul terhadap perusahaan Celebes Mushroom.

h. Treats merupakan berbagai ancaman yang muncul terhadap perusahaan Celebes Mushroom.

(49)

37

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Celebes Mushroom

Celebes Mushroom yang didirikan pada bulan Oktober 2010 merupakan usaha budidaya jamur yang diprakarsai oleh Mardiana, ST. Sebelum memulai usaha jamur tiram ini, ibu Mardiana pernah bekerja di LAPAN (Lembaga Pener1bangan dan Antariksa Nasional), namun Beliau rela meninggalkan pekerjaan tetapnya tersebut untuk menekuni wirausaha jamur tiram ini. Dari kenekatannya itu terang mengundang cibiran dari orang-orang sekitarnya, bahkan keputusan tersebut sempat ditentang oleh orang tuanya. Bahkan ibu Mardiana sempat dianggap gila karena meninggalkan pekerjaan tetapnya dan memilih berwirausaha yang dianggap berpenghasilan belum pasti.

Keprihatinan akan kondisi desanya yang banyak ditinggalkan penduduknya untuk merantau meski tak banyak membuahkan hasil yang mendorong Ibu Mardiana berwirausaha dan berupaya menciptakan lapangan kerja. Ibu Mardiana memilih usaha budi daya jamur karena prospek pasar yang masih sangat luas di Sulawesi. Jamur tiram, jamur merang, maupun jamur kuping, sebagai komoditas pangan, belum dikenal akrab oleh masyarakat dan belum ada pengusaha yang mengembangkan usaha jamur di sana. Dari hal tersebut Ibu Mardiana menangkap sebuah potensi usaha meski ternyata merintis budi daya jamur tak semudah yang dibayangkan. Pada awal memulai usahanya, alumnus Universitas Hassanudin ini memulai usahanya dengan modal awal 25 juta rupiah.

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi IPv6 oleh Penyelenggara Jaringan Internet Pada Gambar 4, 50% responden Penyelenggara Jaringan Internet menyatakan sudah mengimplementasi IPv6, namun

Alhamdulillah Syukur atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini yang berjudul : ANALISA MCB 2 AMPERE PADA KWH METER 30 RUMAH DI DESA

Tindak pidana pelecehan seksual yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain yang bukan isterinya merupakan delik aduan yang maksudnya adalah bahwa hanya

Dalam Acara RUPS Tahunan dapat juga dimasukkan usul yang diajukan oleh Dewan Komisaris dan/atau seorang atau lebih Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit

Lima menit sebelum kuliah dimulai Dosen sudah berada dalam ruangan.. SEMESTER PROGRAM

Jika meninggalkan sarapan, tubuh akan berusaha menaikkan gula darah dengan mengambil cadangan dari lemak sehingga akan menganggu konsentrasi belajar pada anak sehingga akan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012. tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah (Berita

Family Mandiri yang berisikan produk serta memperkenalkan toko tersebut, dalam rangka memudahkan para pengusaha kecil dan pembeli untuk melakukan transaksi dagang melalui informasi