STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES
Teks penuh
(2) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DILENGKAPI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI POKOK HIDROKARBON KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Oleh : DEWI AGUSTINA R. NIM : K 3307019. Skripsi. Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011. ii.
(3) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. commit to user. iii.
(4) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. commit to user. iv.
(5) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. commit to user. v.
(6) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. ABSTRAK Dewi Agustina R. STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DILENGKAPI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI POKOK HIDROKARBON KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) perbedaan prestasi belajar aspek kognitif siswa antara penggunaan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan metode pembelajaran Students Teams-Achievement Division (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi pokok Hidrokarbon kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 (2) perbedaan prestasi belajar aspek afektif siswa antara penggunaan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan metode pembelajaran Students TeamsAchievement Division (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi pokok Hidrokarbon kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian Randomized Pretest-Posttest Comparison Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 8 kelas. Sampel terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas X.4 sebagai kelas eksperimen I (TGT dilengkapi LKS) dan kelas X.1 sebagai kelas eksperimen II (STAD dilengkapi LKS) yang dipilih secara random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes objektif untuk prestasi belajar kognitif dan metode angket untuk prestasi belajar afektif. Teknik analisis data menggunakan uji t- dua pihak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) terdapat perbedaan prestasi belajar aspek kognitif siswa antara penggunaan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan metode metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi pokok Hidrokarbon kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai posttest sebesar 77,86 untuk kelas eksperimen I dan 71,42 untuk kelas eksperimen II (2) terdapat perbedaan prestasi belajar aspek afektif siswa antara penggunaan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan metode pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi pokok Hidrokarbon kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai posttest sebesar 111,11 untuk kelas eksperimen I dan 107,44 untuk kelas eksperimen II. Kata Kunci: TGT, STAD, LKS, Prestasi Belajar, Hidrokarbon. commit to user. vi.
(7) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. ABSTRACT. Dewi Agustina R. COMPARISON STUDY OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) AND STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) LEARNING METHOD COMPLETED BY WORKSHEET TOWARD THE STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT ON THE SUBJECT MATTER OF HYDROCARBON FOR GRADE X OF SMA BATIK 1 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, December 2011. The aims of this research were to know: (1) the difference of student’s learning achievement in cognitive aspect between using Teams Games Tournament (TGT) method completed by worksheet and Student TeamsAchievement Divisions (STAD) method completed by worksheet in the subject matter of Hydrocarbon for grade X of SMA Batik 1 Surakarta in academic year 2010/2011 (2) the difference of student’s learning achievement in affective aspect between using Teams Games Tournament (TGT) method completed by worksheet and Student Teams-Achievement Divisions (STAD) method completed by worksheet on the subject matter of Hydrocarbon for grade X of SMA Batik 1 Surakarta in academic year 2010/2011. This research used experimental method with Randomized Pretest-Posttest Comparison Group Design. The population was grade X students of SMA Batik 1 Surakarta in academic year 2010/2011. The sample consists of 2 classes, which were X.4 class as first experiment class (TGT completed by worksheet) and X.1 class as second experiment class (STAD completed by worksheet). The sampling technique of this research was random sampling. Data collection technique used objective test method to measure cognitive learning achievement and questionnaire method to measure affective achievement. The technique of data analysis used in this research was two side t- test. Based on the result of research, it could be concluded that: (1) there were difference of student’s learning achievement in cognitive aspect between using Teams Games Tournament (TGT) method completed by worksheet and Student Teams-Achievement Divisions (STAD) method completed by worksheet in the subject matter of Hydrocarbon for grade X of SMA Batik 1 Surakarta in academic year 2010/2011. It could be seen from the average of posttest value for first experiment class was 77.86 and 71.42 for second experiment class, (2) there were difference of student’s learning achievement in affective aspect between using Teams Games Tournament (TGT) method completed by worksheet and Student Teams-Achievement Divisions (STAD) method completed by worksheet in the subject matter of Hydrocarbon for grade X of SMA Batik 1 Surakarta in academic year 2010/2011. It could be seen from the average of posttest value for first experiment class was 111.11 and 107.44 for second experiment class. Keywords: TGT, STAD, Worksheet, Learning Achievement, Hydrocarbon commit to user. vii.
(8) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. MOTTO. “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap” (QS. Al-Insyiroh: 6-8). “Kunci kesuksesan: Man jadda wajada, man shabara zhafira, mana sara ala darbi washala” (Ahmad Fuadi). “Jadilah orang yang bersyukur terhadap nikmat Tuhan, niscaya kebahagian akan selalu hadir dalam hidupmu ” (Penulis). “Selalu tersenyumlah meskipun cobaan melanda, karena dengan tersenyum kepahitan akan berubah menjadi madu yang manis” (Babei). “Belajarlah dari masa lalu, jangan kau sia-siakan waktumu” (N.N). commit to user. viii.
(9) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. PERSEMBAHAN. Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, makalah skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Mamiku dan mamasku tersayang yang senantiasa berjuang untukku dan keluarga tanpa kenal lelah. 2. Babeku, nonongku, dan mas andiku yang telah mengajariku untuk selalu tersenyum. 3. Andri Sutikno, penyemangat jiwaku, orang yang bisa membuat hatiku berbunga-bunga dan selalu gembira. 4. Almamaterku. commit to user. ix.
(10) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. KATA PENGANTAR. Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada waktuNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, saran, dorongan dan perhatian dari berbagai pihak, skrpsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program Kimia Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Dr. M.Masykuri, M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian yang luar biasa sehingga memperlancar penulisan skripsi ini. 5. Ibu Budi Utami, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II yang juga telah memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian yang luar biasa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Bapak Drs. Literzet Sobri, M.Pd., selaku Kepala SMA Batik 1 Surakarta yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Ibu Ugik Sugiharti, S.Pd. M.Pd, Selaku guru mata pelajaran kimia SMA Batik 1 Surakarta yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk mengadakan penelitian.. commit to user. x.
(11) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. 8. Siswa-siswi kelas X.1 dan X.4 SMA Batik 1 Surakarta atas bantuan dan kerjasamanya. 9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan fasilitas dan do’a restu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Mahasiswa kimia angkatan 2007 (special to Genk Dudul’s: Nanaw dan Taraw, also Sista dan Cinta, thanks buat semua bantuan, doa dan dukungannya) 11. Teman- teman kost Sakura special to Okah dan Leony untuk dukungan dan semangatnya. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.. Surakarta, Desember 2011. Penulis. commit to user. xi.
(12) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. DAFTAR ISI. Hal HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... v HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vi HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6 D. Perumusan Masalah............................................................................ 7 E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7 F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8 BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 9 A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9 1. Pembelajaran ................................................................................. 9 2. Metode Pembelajaran .................................................................... 15 3. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................... 16 4. Metode Teams Games Tournaments (TGT) ................................. 19 commit to user Divisions (STAD) .............. 21 5. Metode Student Teams-Achievement. xii.
(13) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. 6. Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................... 25 7. Prestasi Belajar .............................................................................. 27 8. Materi Hidrokarbon....................................................................... 30 9. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 44 B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 45 C. Perumusan Hipotesis ......................................................................... 48 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 49 A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 49 1. Tempat Penelitian.......................................................................... 49 2. Waktu Penelitian ........................................................................... 49 B. Metode Penelitian.............................................................................. 50 1. Rancangan Penelitian .................................................................... 50 2. Langkah-Langkah Penelitian......................................................... 51 C. Variabel Penelitian ............................................................................ 51 D. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel...................... 52 1. Penetapan Popoulasi Penelitian..................................................... 52 2. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 52 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 52 1. Metode Tes .................................................................................... 52 2. Metode Angket .............................................................................. 52 F. Instrumen Penelitian.......................................................................... 53 1. Instrumen Pembelajaran ................................................................ 53 2. Instrumen Penilaian ....................................................................... 53 G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 62 1. Uji Prasyarat .......................................................................... 62 2. Uji Hipotesis ......................................................................... 64 BAB IV. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 66 A. Deskripsi Data ................................................................................... 66 B. Hasil Uji Prasyarat Analisis .............................................................. 70 C. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 72 commit user D. Pembahasan Hasil Analisis Datato ....................................................... 73. xiii.
(14) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. E. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 81 BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................... 82 A. Kesimpulan ....................................................................................... 82 B. Implikasi ............................................................................................ 82 C. Saran.................................................................................................. 83 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 84 LAMPIRAN ..................................................................................................... 87. commit to user. xiv.
(15) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. DAFTAR TABEL. Hal Tabel 1. Tabel Skor Perkembangan Individu.................................................... 23 Tabel 2. Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkana ......... 34 Tabel 3. Rumus Struktur dan Nama Alkana dengan Jumlah Atom C1 sampai C10 ..................................................................................... 35 Tabel 4. Rumus Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil ................................ 36 Tabel 5. Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkena ............ 38 Tabel 6. Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkuna ............ 39 Tabel 7. Titik Didih dan Titik Leleh Senyawa Hidrokarbon ............................... 42 Tabel 8. Alokasi Waktu Penelitian....................................................................... 49 Tabel 9. Rancangan Penelitian Randomized Pretest-Posttest Comparison Group Design ................................................................................................... 50 Tabel 10. Ringkasan Hasil Instrumen Sebelum Try Out Penelitian untuk Uji Validitas Isi Soal pada Aspek Kognitif ................................................ 55 Tabel 11. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Reliabilitas Soal pada Aspek Kognitif .......................................................................... 56 Tabel 12. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif................................................... 57 Tabel 13. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya Pembeda Soal pada Aspek Kognitif ..................................................................... 58 Tabel 14. Kriteria Skor Penilaian Afektif ............................................................. 59 Tabel 15. Ringkasan Hasil Instrumen Sebelum Try Out Penelitian untuk Uji Validitas Isi Soal pada Aspek Afektif ............................................ 60 Tabel 16. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas Item Soal pada Aspek Afektif .............................................................. 61 Tabel 17. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Reliabilitas Soal pada Aspek Afektif ....................................................................... 62 Tabel 18. Data Induk Penelitian ............................................................................ 66 commit to user. xv.
(16) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. Tabel 19. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ...................................... 67 Tabel 20. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ...................................... 69 Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Prestasi Kognitif Materi Pokok Hidrokarbon ................................................................... 70 Tabel 22. Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Prestasi Afektif Materi Pokok Hidrokarbon ................................................................... 70 Tabel 23. Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Prestasi Siswa Materi Pokok Hidrokarbon ................................................................... 71 Tabel 24. Hasil Uji t- dua arah Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II....................................................................... 72 Tabel 25. Hasil Uji t- dua arah Selisih Nilai Afektif Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II....................................................................... 73. commit to user. xvi.
(17) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. DAFTAR GAMBAR. Hal Gambar 1. Rangkaian Percobaan untuk Menunjukkan Karbon dan Hidrogen dalam Senyawa Organik .................................................... 32 Gambar 2. Ikatan Rantai Karbon dalam Bentuk Dua Dimensi ............................ 32 Gambar 3. Ikatan Rantai Karbon dalam Bentuk Tiga Dimensi ........................... 33 Gambar 4. Kedudukan Atom Karbon Terhadap Atom Karbon Lain ................... 33 Gambar 5. Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Bentuk Rantai................... 33 Gambar 6. Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II ........................................................ 68 Gambar 7. Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II ........................................................ 69. commit to user. xvii.
(18) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. DAFTAR LAMPIRAN. Hal Lampiran 1.. Silabus .........................................................................…...... 87. Lampiran 2.. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……………………....... 90. Lampiran 3.. Lembar Kerja Siswa (LKS).........…….…………......……... 127. Lampiran 4.. Kisi-kisi Instrumen Kognitif..…………………………….... Lampiran 5.. Lembar Soal Kognitif.............………………….………….. 180. Lampiran 6.. Kunci Jawaban Soal Kognitif………………………............ 187. Lampiran 7.. Lembar Jawab Soal Kognitif……………………..……....... 188. Lampiran 8.. Kisi-kisi Angket Aspek Afektif…………………...….……. 189. Lampiran 9.. Pedoman Penskoran Penilaian Aspek Afektif ….......……... 190. Lampiran 10.. Indikator Angket Afektif.......................…………………… 192. Lampiran 11.. Angket Aspek Afektif………………………………......….. Lampiran 12.. Daftar Kelompok………………………………......…......... 198. Lampiran 13.. Piagam Penghargaan Kelompok............................................ 200. Lampiran 14.. Deskripsi Permainan Roda Impian........................................ 202. Lampiran 15.. Soal Permainan Roda Impian................................................ 204. Lampiran 16.. Soal Kuis Kelas STAD.......................................................... 213. Lampiran 17.. Skor Kelompok TGT............................................................. 217. Lampiran 18.. Skor Kelompok STAD.......................................................... 220. Lampiran 19.. Daftar Nilai Mid Semester Genap Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011....…….......................... Lampiran 20.. 160. 193. 222. Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Penilaian Kognitif……………………………...... 223. Lampiran 21.. Uji Validitas dan Relibilitas Angket Afektif......................... 226. Lampiran 22.. Data Induk Penelitian............................................................ 229. Lampiran 23.. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Siswa.............................. 231. Lampiran 24.. Uji Normalitas....................................................................... 237. Lampiran 25.. Uji Homogenitas.................................................................. commit to user Uji t-matching....................................................................... 243. Lampiran 26.. xviii. 248.
(19) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. Lampiran 27.. Uji t- dua arah........................................................................ 250. Lampiran 28.. Dokumen Penelitian............................................................... commit to user. xix. 253.
(20) 1 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam menghadapi perkembangan era globalisasi saat ini. Maju dan berkembangnya suatu negara tergantung dari kualitas pendidikannya, sebab dengan pendidikan manusia akan terbebas dari keterbelakangan, kebodohan dan bahkan membebaskan manusia dari kemiskinan. Kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang baik juga. Sumber daya manusia merupakan faktor penentu keberhasilan suatu bangsa yang berperan aktif dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan permasalahan pendidikan selama bertahun-tahun. Sehubungan dengan hal itu, banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan (Isjoni, 2010: 7). Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan adalah dengan memprogamkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai tindak lanjut dari pembaharuan Kurikulum Berbasisi Kompetensi (KBK). Penyempurna kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif. Mulyasa (2007: 14) menyatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan silabus dan indikator, sebagai penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi. Selain itu, guru juga harus mampu bekerja mandiri untuk dapat memecahkan berbagai masalah yang sering muncul dalam pembelajaran sehingga dapat tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). Dengan adanya kurikulum ini, maka guru sebagai pendidik harus bisa memilih strategi pembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya agar dapat tercipta iklim pembelajaran yang kondusif. Nur dalam Lambang Subagiyo dkk (2007: 2), menyatakan bahwa masalah commit to useradalah faktor kebiasaan guru dan yang sering kali muncul dalam pembelajaran. 1.
(21) perpustakaan.uns.ac.id. 2 digilib.uns.ac.id. siswa dalam melaksanakan praktik belajar mengajar. Pada umumnya guru menyajikan materi secara teoritik tanpa memperhatikan ketrampilan proses siswa sehingga siswa pasif dan hanya mendengarkan guru ceramah di depan kelas. Akibat dari kebiasaan tersebut, siswa menjadi kurang kreatif dalam memecahkan masalah, partisipasi rendah, kerja sama dalam kelompok tidak optimal, kegiatan belajar mengajar kurang efisien dan pada akhimya hasil belajar menjadi rendah. Dampak yang lebih besar adalah kompetensi utama yang diharapkan dalam pembelajaran tidak tercapai secara optimal. Sebagai contoh konkret adalah pembelajaran di SMA Batik 1 Surakarta. Selama ini, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti pelajaran, khususnya pada mata pelajaran kimia. Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran IPA yang sarat dengan konsep dari konsep sederhana sampai konsep yang lebih kompleks sehingga sangatlah diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangun konsep tersebut. Siswa sering kali memaknai konsep yang kompleks menjadi konsep yang membingungkan dan memunculkan rasa ketidaktertarikan terhadap materi kimia. Hal tersebut menyebabkan siswa semakin sulit mengaitkan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya secara utuh dan benar, padahal seorang siswa yang mampu memahami materi kimia dengan tepat tanpa sekedar menghafal dapat memberikan dampak yang positif karena kimia sangat berhubungan dengan kehidupan seharihari. Sebagai contohnya adalah materi hidrokarbon yang dianggap kompleks dan rumit bagi siswa sehingga siswa di awal sudah kurang berminat untuk mempelajarinya. Hal tersebut mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia SMA Batik 1 Surakarta, masih ada 38,20 % nilai ulangan harian materi Hidrokarbon siswa pada tahun ajaran 2009/2010 berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran kimia 70,00. Sedangkan nilai rata-rata empat kelas dari delapan kelas juga masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran kimia, yaitu 68,01; 67,19; 64,64 dan 62,53. Faktor lain yang juga mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas X, SMA user belajar. Banyak siswa merasa Batik 1 Surakarta, yaitu presepsicommit buruktotentang.
(22) perpustakaan.uns.ac.id. 3 digilib.uns.ac.id. belajar merupakan hal yang sulit sehingga belajar menjadi momok yang tidak mengenakan. Hal tersebut dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain rasa malas yang tinggi, motivasi belajar yang kurang, rendahnya partisipasi siswa, dan hirarki pembelajaran yang kurang tepat. Selain itu, berdasarkan pengamatan di kelas, proses pembelajaran yang berlangsung cenderung didominasi oleh guru (Pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL) sehingga siswa hanya bertindak sebagai agen pembelajar yang pasif. Penyampaian ilmu yang bersifat satu arah ini menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam menerima pembelajaran karena siswa hanya sebagai obyek dan dibatasai kebebasannya dalam proses belajar mengajar. Kondisi siswa yang jenuh ini dapat menjadi penghambat dalam proses transfer materi antara guru dan siswa. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang kreatif dalam memecahkan masalah, partisipasi rendah, kerja sama dalam kelompok tidak optimal, kegiatan belajar mengajar tidak efesien dan pada akhirnya hasil belajar menjadi rendah. Berkaitan dengan hal di atas, perlu diupayakan suatu bentuk pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dan penyajian materi kimia yang lebih menarik, sehingga dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dan menghilangkan persepsi buruk siswa terhadap pelajaran kimia. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang tidak hanya mampu memahami materi saja tetapi juga mempunyai kemampuan yang dapat membuat siswa aktif terlibat dalam proses belajar mengajar sehingga diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan keaktifan siswa, aspek keterampilam sosial sekaligus aspek kognitif dan aspek sikap siswa adalah model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran kooperatif ini merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi kesenjangan dalam pemahaman masing-masing siswa (Slavin, 2008: 4). Dalam penelitian ini, metode pembelajaran kooperatif yang digunakan commit to userTournament (TGT) dan Student adalah metode pembelajaran Teams Games.
(23) 4 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. Teams-Achievement Divisions (STAD). Pada pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), siswa akan berkompetisi dalam permainan sebagai wakil dari kelompoknya. Prestasi belajar siswa berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa. Kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa secara mental dan intelektual memberikan pengalaman belajar siswa yang berarti. Selain itu, suasana belajar juga menjadi salah satu aspek keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas. Suasana belajar yang menyenangkan dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar (Slavin, 2008: 163). Pada pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kelompok. Siswa bekerja sama dalam situasi pembelajaran kooperatif seperti menumbuhkan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas. Apabila ada seorang siswa yang belum memahami materi maka teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskannya. Untuk mengetahui apakah siswa telah memahami materi, guru memberikan kuis disetiap kali pertemuan. Kuis ini digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa dari awal samapai akhir. Adanya kuis disetiap kali pertemuan ini diharapkan dapat memacu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih menguasai materi yang ada (Slavin, 2008: 143-144). Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa diperlukan media pembelajaran yang inovatif. Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya, agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik dan lebih menyenangkan bagi siswa. Sedangkan secara khusus tujuan penggunaan media pembelajaran adalah memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar, menumbuhkan sikap dan ketrampilan dalam bidang teknologi, menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan siswa, mewujudkan situasi belajar yang efektif dan meningkatkan motivasi belajar siswa (Robinson Situmorang, 2005: 175).. commit to user.
(24) 5 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. Menurut Ozmen dan Yildirim (2005: 13) mengenai efektifitas penggunaan media Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam kesuksesan hasil belajar siswa, menunjukkan hasil bahwa penggunaan media Lembar Kerja Siswa (LKS) memberikan pengaruh yang signifikan dilihat dari hasil rata-rata posttest pada kelompok siswa yang diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) daripada kelas kontrol yang tidak diberi Lembar Kerja Siswa (LKS). Nilai rata-rata posttest kelompok siswa yang diberi media Lembar Kerja Siswa (LKS) jauh lebih tinggi daripada kelas kontrol. Media Lembar Kerja Siswa (LKS) berisi ringkasan materi dan latihan-latihan soal yang harus dikerjakan oleh siswa. Dengan menggunakan media ini maka diharapkan dapat menumbuhkan penguatan (reinforcement) dalam ingatan dan pemahaman siswa. Hal ini didukung dengan banyaknya latihan soal baik sebagai tugas kelompok maupun tugas individu yang semakin menambah pemahaman siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam pencapaian prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia materi pokok Hidrokarbon dengan judul : “Studi Komparasi Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap Prestasi Belajar Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1.. Belum semua guru mampu merancang skenario pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku (KTSP) dan belum menerapkan metode yang berorientasi pada student centered.. 2.. Proses pembelajaran kimia belum diselenggarakan secara kreatif dan inovatif commit to user sehingga guru belum menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa..
(25) 6 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. 3.. Metode konvensional masih dominan dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa.. 4.. Guru belum memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan menerapkan sesuai situasi serta kondisi siswa.. 5.. Metode Pembelajarn Teams Games Tournament (TGT) dan Student TeamsAchievement Divisions (STAD) masing- masing memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga perlu dibuktikan ada tidaknya perbedaan penggunaan kedua metode tersebut terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrokarbon.. 6.. Salah satu materi pembelajaran yang masih sulit dipahami dan dikuasai siswa adalah. materi. pokok. Hidrokarbon,. hal. ini. mengakibatkan. kurang. maksimalnya prestasi belajar siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penelitian lebih terfokus dan terarah, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut : 1.. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Batik 1 Surakarta semester genap tahun ajaran 2010/2011.. 2.. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah metode pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS).. 3.. Materi Pelajaran Materi pelajaran kimia dalam penelitian ini adalah pokok bahasan Hidrokarbon.. 4.. Prestasi Belajar Karena dalam pembelajaran ini tidak ada kegiatan praktikum maka prestasi belajar hanya dibatasi pada selisih nilai pretest-posttest siswa yang meliputi aspek kognitif dan afektif.. commit to user.
(26) 7 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar aspek kognitif siswa antara penggunaan penggunaan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi pokok Hidrokarbon kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011?. 2.. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar aspek afektif siswa antara penggunaan penggunaan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi pokok Hidrokarbon kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini. bertujuan untuk : 1.. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar aspek kognitif siswa antara penggunaan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan metode pembelajaran Students Teams-Achievement Division (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi pokok Hidrokarbon kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.. 2.. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar aspek afektif siswa antara penggunaan metode pembelajaran Teams Gamse Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan metode pembelajaran Students Teams-Achievement Division (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi pokok Hidrokarbon kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.. commit to user.
(27) 8 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan : 1.. Manfaat teoritis a. Penelitian ini memberi informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa yang diperoleh melalui metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi pokok Hidrokarbon. b. Memperkuat teori yang sudah ada dalam bidang pendidikan khususnya teori tentang pembelajaran kimia bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif seperti metode Teams Games Tournament (TGT) dan Student Teams-Achievement Divisions (STAD) serta penggunaan media atau bahan ajar pembelajaran yang tepat dapat memberikan perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.. 2.. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar. b. Memberikan masukan kepada pengajar bidang studi kimia dalam pemilihan metode dan media pembelajaran yang diharapkan dapat memperbaiki prestasi belajar siswa. c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan mengadakan penelitian lanjutan berkaitan dengan penelitian ini.. commit to user.
(28) 9 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran. Menurut Sri Anitah (2009: 27) pembelajaran (instruction) adalah bagaimana. kurikulum itu disajikan kepada peserta didik. Disini terdapat interaksi antara agen. pengajaran dan seorang individu atau lebih untuk ikut belajar pengetahuan yang. sesuai bagi peserta didik untuk belajar. Agen-agen pengajaran yang dimaksud. adalah guru-guru yang berkualitas, peserta didik, staf sekolah, materi. pembelajaran, pembelajaran terprogram, pembelajaran berbasis komputer, video,. dan pembelajaran berbasis teknologi yang lain.. Setiap teknologi dibangun atas dasar teori tertentu, demikian pula teknologi. pembelajaran, dibangun atas dasar beberapa prinsip. Terdapat beberapa prinsip. dalam pembelajaran antara lain:. a. Respon baru diulang sebagai akibat dari respon tersebut. Implikasi dalam. pembelajaran adalah perlu pemberian balikan dengan segera atas. keberhasilan respon, serta peserta didik harus aktif membuat respon, tidak. duduk berdiam diri. Reinforcement diberikan kalau peserta sisik aktif. memberikan respon.. b. Perilaku peserta didik merupakan akibat pengaruh dari kondisi atau tanda-. tanda yang terdapat di lingkungan peserta didik. Implikasi dalam. pembelajaran adalah menyatakan tujuan pembelajaran secara jelas kepada. peserta didik sebelum pelajaran dimulai, agar peserta didik belajar giat.. c. Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau. berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang. menyenangkan. Implikasi dalam pembelajaran adalah pemberian materi. yang berguna dalam kehidupan, dan pemberian umpan balik yang. menyenangkan atau penghargaan atas keberhasilan peserta didik.. d. Belajar untuk member respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan to userterbatas pula. Implikasi dalam ditransfer pada situasi commit lain secara. 9.
(29) 10 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. pembelajaran adalah pemberian kegiatan belajar yang melibatkan tanda-. tanda atau kondisi yang mirip dengan kondisi dunia nyata.. e. Belajar menggenarilasisasikan dan membedakan dasar untuk belajar. sesuatu yang kompleks. Implikasi dalam pembelajaran adalah perlu. menggunakan berbagai contoh sesuai uraian materi.. f. Status. mental. peserta. didik. untuk. menghadapi. pelajaran. akan. mempengaruhi perhatian dan ketekunan selama proses belajar. Implikasi. dalam pembelajaran adalah pentingnya menarik perhatian peserta didik. untuk mempelajari materi pelajaran.. g. Kegiatan dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik. untuk setiap penyelesaian langkah. Implikasi dalam pembelajaran adalah. penggunaan buku teks terprogram (programmed teks atau programmed. instruction) dan guru menganalisis pengalaman belajar menjadi kegiatan-. kegiatan kecil dan setiap kegiatan kecil disertai umpan balik terhadap. hasilnya.. h. Kebutuhan memecahkan materi pelajaran yang kompleks menjadi. kegiatan-kegiatan kecil akan dapat dikurangi bila materi belajar yang. kompleks dapat diwujudkan dalam suatu modul. Implikasi dalam. pembelajaran yaitu penggunaan media dan metode pembelajaran yang. dapat menggambarkan materi yang kompleks kepada peserta didik.. i. Ketrampilan tingkat tinggi seperti ketrampilan memecahkan masalah. adalah perilaku yang kompleks yang terbentuk dari komposisi ketrampilan. dasar yang lebih sederhana. Implikasi dalam pembelajaran adalah standar. kompetensi harus dirumuskan dalam bentuk hasil belajar yang operasional. (kompetensi dasar) agar dapat dianalisis menjadi indicator-indikator yang. jelas.. j. Belajar cenderung menjadi cepat dan efisien serta menyenangkan bila. peserta didik diberi informasi bahwa lebih mampu dalam ketrampilan. memecahkan masalah. Implikasinya adalah urutan pembelajaran dimulai. dari hal-hal yang sederhana secara bertahap menuju hal-hal yang lebih commit to user kompleks agar keberhasilan peserta didik dalam pelajaran yang lalu dapat.
(30) 11 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. mendorongnya lebih kuat untuk menguasai pelajaran yang akan datang. serta kemajuan peserta didik dalam menyelesaikan pelajaran harus. diinformasikan kepadanya agar keyakinan pada kemampuan dirinya lebih. besar untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks pada waktu. mendatang.. Dengan kata lain pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang. memungkinkan pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi. lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada. siswa. Pengertian Belajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan atau sikapnya (Robinson Situmorang dkk, 2005: 173). Selain itu, menurut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2009: 35-37) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, maupun afektif untuk memperoleh tujuan tertentu. Beberapa ciri-ciri belajar menurut Wragg yaitu:. 1) merupakan suatu aktivitas yang disadari atau disengaja,. 2) merupakan interaksi antara individu dengan lingkungannya, dan. 3) hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.. Dari beberapa pengertian tentang belajar di atas, dapat dikatakan bahwa. belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya. interaksi antara individu dengan lingkungannya yang membentuk pola-pola. respon baru baik itu yang menyangkut aspek kognitif, maupun afektif. commit to user.
(31) 12 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. Teori Belajar Konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru, sehingga guru atau pendidik bertugas membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya sehingga siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional (Sardiman, 2011: 37). Dalam paradigma konstruktivistik ini, struktur kognitif yang terbentuk adalah unik untuk setiap individu. Paradigma ini menekankan pada belajar untuk membentuk berbagai perspektif terhadap suatu tim. Peserta didik harus berusaha untuk melihat isu dari sudut pandang yang berbeda. Suatu strategi untuk menilai perspektif tersebut adalah menciptakan lingkungan belajar kolaboratif, yang perlu dikembangkan sejak dini pada peserta didik. Dengan mengacu teori ini, diketahui bahwa seorang peserta didik dapat membentuk pengetahuan berdasar pada pengalaman-pengalamannya, dimana setiap individu memerlukan kesempatan untuk menggali dan bereksperimen dengan. pengalaman-pengalamannya. tersebut. untuk. membentuk. suatu. pengetahuan yang utuh. Terdapat berbagai teori dalam mempelajari pembelajaran kooperatif, diantaranya : 1) Teori Perkembangan Piaget Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan menginterprestasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Dalam Ratna Wilis Dahar (1989: 151-155), Piaget membagi commit to user tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat yaitu:.
(32) 13 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. a) Tahap Sensorimotor (Umur 0 - 2 Tahun) Selama periode ini anak mengatur alamnya dengan indera-inderanya (sensori) dan tindakan-tindakannya (motor). Selama periode ini bayi tidak mempunyai konsepsi. b) Tahap Preoperasional (Umur 2 - 7 Tahun) Anak. belum. mampu. melaksanakan. operasi-operasi. mental,. yaitu. menambah, mengurangi, dan lain-lain. c) Tahap Operasional Konkret (Umur 7 – 11 Tahun) Anak sudah menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret, dan masih memiliki masalah mengenai cara berpikir abstrak. d) Tahap Operasional Formal (Umur 11 – ke Atas) Pada tahap ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks. 2) Teori Vygotsky. Vygotsky mengemukakan pembelajaran merupakan suatu perkembangan pengertian. Sumbangan paling penting teori Vygotsky adalah penekanan pada hakekat sosiokultural dalam pembelajaran. Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal (zone of proximal development). Zona perkembangan proksimal merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan sesungguhnya didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri, sedangkan tingkat perkembangan potensial didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu. Ide penting lain yang diturunkan dari teori Vygotsky adalah scaffolding. Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab saat mereka mampu. Bantuan tersebut dapat berupa commit to user petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah.
(33) perpustakaan.uns.ac.id. 14 digilib.uns.ac.id. pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan pelajar tumbuh mandiri (Isjoni, 2010: 39-40). 3) Teori Belajar Bermakna dari Ausubel. Menurut Ausubel, bahan pelajaran yang dipelajari haruslah “bermakna”. Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam stuktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa. Kekuatan dan kebermaknaan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran terletak pada kemampuan pelajar dalam mengambil peran dalam kelompoknya. Untuk memperlancar proses tersebut diperlukan bimbingan langsung dari guru, baik lisan maupun dengan contoh tindakan, sedangkan siswa diberi kebebasan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Menurut Ausubel, pemecahan masalah yang cocok adalah lebih bermanfaat bagi siswa dan merupakan strategi yang efisien dalam pembelajaran (Isjoni, 2010: 3536). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktorfaktor yang yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu : 1) Faktor Intern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: (1) Faktor jasmaniah, meliputi: kesehatan dan cacat tubuh; (2) Faktor psikologis, meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kamatangan dan kesiapan, dan (3) Faktor kelelahan, meliputi : kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (Slameto, 2010: 5459). 2) Faktor Ekstern. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor sebagai berikut: (1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar commit tomeliputi user : metode mengajar, kurikulum, belakang kebudayaan; (2) faktor sekolah,.
(34) 15 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa dan alat pelajaran; (3) faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 2010: 60-71). 2. Metode Pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu menyusun strategi pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dan siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu komponen utama strategi pembelajaran adalah metode pembelajaaran. Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001: 114). Beberapa macam metode pembelajaran yang sering digunakan guru untuk meningkatkan efektifitas dalam mengajar di antaranya adalah metode ceramah (konvensional), metode tanya jawab, metode diskusi, metode demontrasi, inquiry, discovery dan sebagainya. Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahannya sendiri-sendiri, jadi sebuah metode pembelajaran belum tentu cocok bila diterapkan untuk materi tertentu. Satu hal yang harus diingat sehubungan dengan penggunaan metode pembelajaran adalah bahwa tidak satupun metode yang efektif untuk semua mata pelajaran. Setiap metode pada dasarnya akan efektif hanya untuk materi atau tujuan tertentu. Untuk memilih suatu metode yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui jenis-jenis metode yang ada, khususnya mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Selain itu kita juga harus mengetahui tujuan yang akan dicapai, jenis materi, dan peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran. Mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah satu hal yang utama dalam pemilihan metode, karena setiap kata kerja yang terdapat pada indikator akan mencerminkan jenis metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya, untuk indikator yang kata kerjanya “menjelaskan” cukup menggunakan metode ceramah interaktif, tetapi untuk kata kerja “menerapkan” apabila kita menggunakan metode yang commit to user.
(35) 16 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. sama, maka kita tidak dapat mencapai tujuan tersebut dengan baik (Robinson Situmorang dkk, 2005: 88-89). Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya masih mengguanakan metode pembelajaran klasikal (ceramah) dan kenyataannya sering dijumpai hasil belajar siswa yang rendah di sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut salah satunya diperlukan inovasi dalam hal metode pembelajaran misalnya dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Berdasar penjelasan di atas maka untuk memperoleh hasil yang maksimal seorang guru harus bisa memilih metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, materi yang akan disampaikan, situasi kelas serta disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia. Menurut W. Gulo (2004: 8), untuk menentukan metode pembelajaran yang baik perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain : a. Tujuan pembelajaran, yaitu pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah proses pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor. b. Guru, yaitu seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan tersebut lebih efektif. c. Peserta didik, yaitu seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran. d. Materi pelajaran, yaitu segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep. e. Media pembelajaran, yaitu bahan pelajaran dengan atau tanpa peralatan digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran. f. Faktor administrasi dan finansial, terkait dengan jadwal pelajaran, kondisi gedung, fasilitas, dan ruang belajar yang juga merupakan hal-hal yang tidak boleh diabaikan dalam pemilihan metode pembelajaran. 3. Model Pembelajaran Kooperatif. Model. pembelajaran. yang akan digunakan dalam melaksanakan user pembelajaran di kelas harus lebihcommit dikenaltodan dipahami untuk dipilih yang paling.
(36) perpustakaan.uns.ac.id. 17 digilib.uns.ac.id. tepat untuk membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Salah satu model yang dapat dipertimbangkan adalah belajar dengan kerjasama (Cooperative learning) dalam kelompok kecil yang heterogen. Cooperative learning refers to instructional methods in which students work together in small groups to help each other learn (Slavin, R. E, 1997: 284). Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar dalam kelompokkelompok kecil. Siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok. Menurut Slavin (2008: 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam pembelajaran ini, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Dalam pembelajaran kooperatif para peserta didik dikelompokkan secara arif dan proporsional. Pengelompokan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada fasilitas yang tersedia, perbedaan individu dalam minat belajar dan kemampuan belajar, jenis kelamin, atau berdasarkan random. Dalam pembagian kelompok ini, kelompok dibagi secara heterogen baik dari segi kemampuan belajar maupun dari jenis kelamin agar terjadi dinamika kegiatan belajar yang lebih baik dari kelompok, sehingga tidak terkesan ada kelompok yang kuat dan yang lemah (Mulyani Sumantri, 2001: 127-128). Menurut Slavin (2008: 5) belajar kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak ditemukan dalam kegiatan belajar individual seperti interaksi sosial, pertanggungjawaban individu dan kerja sama dengan kelompok. Dalam kegiatan belajar individual cenderung mementingkan pribadi dan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Daniel Oludipe dan Jonathan O. Awokoy (2010: 35) dalam jurnalnya yang berjudul “Effect of Cooperative Learning Teaching Strategy on the Reduction on Students’ Anxiety for Learning Chemistry” menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang positif terhadap commit to user kegelisahan siswa dalam belajar kimia sebagai hasil dari sifat saling.
(37) perpustakaan.uns.ac.id. 18 digilib.uns.ac.id. ketergantungan yang positif, yang memungkinkan siswa melihat bahwa kontribusi, masukan, dan kesuksesan mereka berasal dari siswa lainnya dalam kelompok. Roger and David Johnson dalam Anita Lie (2004: 31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu : a. Saling Ketergantungan Positif Artinya setiap siswa harus melaksanakan tugas masing-masing yang diberikan untuk menyelesaikan tugas dalam kelompok itu. Setiap siswa mempunyai peluang yang sama untuk mengambil bagian dalam kelompok. Siswa yang mempunyai kelebihan harus membantu temannya dalam kelompok itu untuk tercapainya tugas yang diberikan kepada kelompok itu. Setiap anggota kelompok harus saling berhubungan, saling memenuhi dan bantu-membantu. b. Tanggung Jawab Perseorangan Dalam cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik untuk kelompoknya, karena penilaian dilakukan secara individu dan kelompok. Nilai kelompok merupakan “sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap anggota menyumbangkan poin di atas rata-rata mereka. Artinya siswa yang berprestasi tinggi ataupun rendah mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk keberhasilan kelompoknya. c. Interaksi Tatap Muka Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan keuntungan bagi anggota kelompok karena siswa akan memperoleh sumber belajar yang bervariasi. d. Komunikasi Antar Anggota Pembelajaran kooperatif membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dan positif tanpa menyinggung perasaan anggota yang lain. Dengan adanya komunikasi yang baik, pencapaian tujuan akan lebih mudah. commit to user.
(38) 19 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. e. Evaluasi Proses Kelompok Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Lima prinsip metode belajar kooperatif yang dikembangkan dan terus dilakukan serta diperbaiki antara lain : a. Student Teams-Achievement Division (STAD), b. Teams Games Tournament (TGT), c. Jigsaw, d. Coopertive Integrated Reading and Composition (CIRC), e. Teams Assisted Individualization (TAI) (Slavin, 2008: 11). 4. Metode Teams Games Tournaments (TGT). Teams Games Tournaments (TGT) merupakan salah satu metode kooperatif yang menggunakan turnamen akademik untuk mengaktifkan siswa. Menurut pendapat Slavin (2008: 166), ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournaments (TGT), yaitu : a. Presentasi Kelas Presentasi kelas digunakan guru untuk memperkenalkan materi pelajaran dengan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Pada saat presentasi kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja tim dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor tim. Dalam penelitian ini presentasi kelas yang digunakan adalah dengan pengajaran langsung. b. Tim (Kelompok) Tim terdiri atas 4 atau 5 siswa yang mewakili kelompok yang ada di kelas dalam hal kemampuan akademik, jenis kelamin dan ras. Dalam penelitian ini, setiap anggota mewakili kelompok yang ada dikelas dalam hal kemampuan akademik dan jenis kelamin.. commit to user.
(39) perpustakaan.uns.ac.id. 20 digilib.uns.ac.id. Setelah guru mempresentasikan materi, anggota tim secara bersama-sama mempelajari Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan guru. Dalam hal ini, siswa mendiskusikan, memecahkan kesulitan, dan menyatukan berbagai konsep yang ada bersama teman kelompoknya agar dapat mempersiapkan anggota kelompok dalam bekerja secara optimal pada saat game. Kegiatan tim adalah diskusi antar anggota, saling membandingkan jawaban dan mengoreksi miskonsepsi anggota tim. Tim merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournaments (TGT). Selama belajar dalam tim masing-masing siswa bertugas untuk mempelajari materi yang diberikan oleh guru dan saling membantu apabila ada teman sekelompoknya yang belum menguasai materi pelajaran. c. Permainan (Game) Permainan disusun untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dan biasanya disusun dalam pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi dalam presentasi kelas dan pelaksanaan kerja tim. Dalam penelitian ini digunakan permainan berupa roda impian. Roda impian merupakan permainan yang berupa suatu roda bernomor yang dimainkan dengan cara diputar. Selain roda bernomor diperlukan juga satu set kartu pertanyaan dan satu set kartu jawaban. d. Turnamen Turnamen adalah saat dimana permainan berlangsung. Turnamen ini dilaksanakan diakhir pelajaran setelah guru selesai memberikan semua pelajaran mengenai pokok bahasan tertentu dan setiap tim telah melaksanakan kerja kelompok yang diberikan oleh guru. Dalam penelitian ini digunakan turnamen berupa roda impian yang dijawab oleh wakil masing-masing kelompok, kompetisi melalui roda impian ini memungkinkan para siswa berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. e. Penghargaan Tim Tiga tim yang mendapat nilai tertinggi pada permainan roda impian adalah sebagai pemenang. Dalam pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournaments (TGT), proses belajar terjadi secara berkelompok, tetapi prestasi user individu. Dengan metode ini, belajar yang diukur merupakan commit prestasitobelajar.
(40) perpustakaan.uns.ac.id. 21 digilib.uns.ac.id. diharapkan siswa akan terpacu untuk belajar dan terbantu dalam memahami materi pokok Hidrokarbon (Slavin, 2008: 166-169). 5. Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang efektif adalah Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terdiri dari rangkaian pembelajaran yang sederhana, belajar kooperatif dalam memadukan kemampuan kelompok- kelompok dan kuis-kuis disertai penghargaan yang diberikan kepada kelompok-kolompok yang anggotanya paling sukses melampaui nilai mereka sendiri sebelumnya. Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah metode pembelajaran kooperatif dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan perbedaan akademik, ras, jenis kelamin dan sebagainya sehingga tercipta kelompok belajar yang heterogen. Pada pembelajaran metode kooperatif ini keberhasilan kelompok ditentukan oleh prestasi belajar kelompok tersebut. Oleh karena itu, kerjasama diantara anggota dalam setiap kelompok sangat diperlukan dalam memahami materi yang telah diajarkan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Menurut Francis A. Adesoji dan Tunde L. Ibraheem (2009: 23) dalam jurnalnya yang berjudul Effects of Student Teams– Achievement Divisions Strategy and Mathematics Knowlegde on Learning Outcomes in Chemical Kinetics, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) berpotensi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil posttest siswa di kelas eksperimen yang menggunakan metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD) terbukti lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Selain itu jika ditinjau dari aspek afektif seperti minat dan sikap, kelompok eksperimen dengan metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD) juga memiliki skor rata-rata tertinggi terhadap sikap siswa. Ditinjau dari segi minat ternyata siswa yang memiliki kemampuan sedang dan rendah jika digabungkan dengan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat memberikan penampilan atau kinerja yang lebih baik daripada commit to user mereka bekerja sendiri..
(41) perpustakaan.uns.ac.id. 22 digilib.uns.ac.id. Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) juga memiliki kelemahan, bagi guru yaitu sulitnya mengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari sisi akademis. Kemudian bagi siswa yaitu masih banyak siswa yang berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya yang berkemampuan rendah (Wiji Hastuti, 2009: 35). Secara umum Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terdiri dari lima komponen utama, yaitu: a. Presentasi Kelas Materi dalam Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Presentasi kelas dapat dilakukan melalui pengajaran secara langsung atau pengajaran diskusi dengan guru. Prasentasi kelas dalam Student Teams-Achievement Divisions (STAD) berbeda dengan pengajaran pada umumnya karena dalam Student Teams-Achievement Divisions (STAD) hanya ditekankan pada hal-hal pokok saja. Kemudian siswa harus mendalaminya melalui pembelajaran dalam kelompok menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dengan demikian, siswa dituntut untuk bersungguhsungguh dalam memperhatikan materi yang diberikan oleh guru dalam presentasi kelas karena hal tersebut juga akan membantu mereka dalam mengerjakan kuis yang nantinya juga akan mempengaruhi skor dari tim mereka. b. Tim atau Kelompok Tim atau kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen, baik dalam penguasaan materi, jenis kelamin, maupun suku. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai materi yang diberikan dan juga untuk mempersiapkan anggota tim dalam menghadapi kuis, sehingga semua anggota tim dapat mengerjakan dengan baik. Setelah guru mempresentasikan materi, anggota tim secara bersama-sama mempelajari Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan guru. Dalam hal ini siswa mendiskusikan masalah atau kesulitan yang ada, membandingkan jawaban dari commit to user masing-masing anggota tim dan membetulkan kesalahan konsep dari anggota tim..
(42) 23 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. Tim merupakan hal penting yang harus ditonjolkan dalam Student TeamsAchievement Divisions (STAD). Dalam setiap langkah, titik beratnya terletak pada ingatan anggota tim agar bisa bekerja yang terbaik demi timnya dan cara terbaik dalam tim adalah bekerja sama dengan baik. c. Kuis Setelah satu atau dua kali pertemuan guru mempresentasikan materi di kelas dan setelah satu atau dua kali tim melakukan latihan dalam kelompoknya, siswa diberi kuis secara individual. Jadi setiap siswa bertanggung jawab secara individu dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan. Hasil selanjutnya adalah diberi skor. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman materi setiap individu. d. Skor Perkembangan Individu Pemberian nilai pada setiap siswa jika mereka sudah mengerjakan dengan baik. Setiap siswa diberi skor berasal dari rata-rata siswa pada kuis yang sama. Setelah siswa mendapatkan nilai, maka siswa berhak mendapatkan urutan tingkat nilai dari skor kuis dan berusaha untuk melampaui skor rata-rata. Dibalik ide skor perkembangan individu adalah untuk menyampaikan tujuan presentasi masing-masing siswa yang dapat dicapai jika siswa bekerja lebih keras dan lebih baik dari pada materi yang telah dipelajari. Keadaannya mungkin siswa mengalami peningkatan skor atau bahkan menurun. Kemudian tugas guru adalah menghitung besarnya skor perkembangan yaitu dengan membandingkan skor tes materi yang lalu dengan yang baru. Untuk skor tes dengan skala 100 berlaku ketentuan sebagai berikut: Tabel 1. Tabel Skor Perkembangan Individu Skor Individu. Skor Perkembangan Individu. Turun lebih dari 10 dari skor awal. 5. Turun sampai dengan 10 dari skor awal. 10. Tetap atau naik sampai dengan 10. 20. Naik lebih dari 10 dari skor awal. 30. Kertas jawaban sempurna (terlepas dari. 30. skor awal) commit to user.
(43) perpustakaan.uns.ac.id. 24 digilib.uns.ac.id. e. Pengakuan / Penghargaan Tim Sebuah tim akan mendapatkan penghargaan atau hadiah jika mereka dapat melampaui kriteria yang telah ditentukan. Skor tim siswa akan digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman siswa (Slavin, 2008: 143-159). Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran kooperatif Student TeamsAchievement Divisions (STAD) mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: a. Pendahuluan Dalam pendahuluan, guru menekankan pada apa yang akan dipelajari peserta didik dan mengapa itu penting. Hal ini dilaksanakan untuk memotivasi siswa dalam mempelajari konsep yang telah diajarkan. b. Penyajian materi secara garis besar Materi pembelajaran kooperatif metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara berkelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang akan dipelajari oleh siswa dalam kelompok kooperatif. c. Membagi para siswa ke dalam tim Sebuah tim merupakan sebuah kelompok terdiri dari 4 sampai dengan 5 orang siswa yang mewakili heterogenitas kelas ditinjau dari kinerja yang lalu. Siswa ditempatkan dalam tim oleh guru, bukan oleh siswa yang memilih anggotanya sendiri, karena siswa akan cenderung memilih anggota yang memiliki kesamaan dengan dirinya sendiri. d. Membangun tim dan membantu siswa dalam belajar kelompok 1) Sebelum memulai program pembelajaran kooperatif apa pun, akan sanagat baik jika memulai dengan satu atau lebih latihan pembentukan tim sekedar untuk memberi kesempatan kepada anggota tim melakukan sesuatu yang mengasyikkan dan untuk saling mengenal satu sama lain. Misalnya tim boleh menentukan nama kelompoknya. 2) Siswa bekerja di dalam tim mereka dengan dipandu oleh Lembar Kerja Siswa yang dibuat guru untuk menyelesaikan materi pokok dan setiap siswa berperan commit to usertertinggi. saling membantu untuk mendapatkan point.
(44) 25 digilib.uns.ac.id. perpustakaan.uns.ac.id. 3) Guru menekankan bahwa lembar kegiatan untuk dipelajari bukan untuk sekedar dijawab atau diserahkan pada guru. Apabila peserta didik mempunyai suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota kelompoknya kemudian jika tidak ada yang bisa maka baru ditanyakan pada gurunya saat guru mengawasi kelompok tersebut. e. Memberikan kuis individu Setelah satu sampai dua periode presentasi guru, dan satu sampai dua periode latihan tim, para siswa tersebut dikenai kuis individual. Siswa tidak dibenarkan saling membantu selama kuis berlangsung. Hal ini menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab untuk memahami alat bantu pembelajaran tersebut. Setelah melakukan kuis maka segera menghitung skor kuis setiap individu dan menghitung skor masing-masing tim. Hal ini akan meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik bagi timnya. f. Merekognisi prestasi tim Guru harus memberikan semacam rekognisi atau penghargaan untuk pencapaian sampai pada Tim Super. Sertifikat yang menarik untuk tiap amggota tim bisa digunakan untuk penghargaan kelompok (Slavin, 2008: 160). 6. Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun, dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. Lembar Kerja Siswa (LKS) juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar yang lain (Eli Rohaeti dkk, 2009: 3) Lembar Kerja Siswa (LKS) bisa diartikan sebagai lembaran-lembaran yang digunakan peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi tugas yang dikerjakan oleh siswa baik berupa soal maupun kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. Prinsipnya lembar kerja siswa adalah tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya memberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta memberi bimbingan bagi siswa yang mengalami user kesulitan. Lembar Kerja Siswacommit (LKS)tomengandung permasalahan (problem.
Dokumen terkait
Sebagaimana kita ketahui, jika alih fungsi lahan hutan tersebut dilakukan sesuai dengan peruntukannya, yaitu sesuai dengan lingkungan yang mempunyai ekosistem
[r]
Kita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan
Pada ayat ini substansi dakwah adalah mengajak manusia untuk melakukan kebaikan (al-khair), dan ada juga yang memahami kata alkhair adalah Islam, sehingga da’wah di sini
organizaciju i njezine aktivnosti i to upravo sada?“. Transakcijsko prikupljanje sredstava ima fokus na jednu donaciju, orijentacija je prema cilju organizacije,
Pada perlakuan A2 (Air Kelapa Muda), A4 (Bonggol Pisang) adalah Zpt Sitokinin dan A3 (Rebung) Zpt Giberelin memberikan hasil berbeda tidak nyata untuk semua parameter,
Saya rasa Tim Nasional Indonesia bermain lebih baik jika pemainnya adalah pemain yang bermain di QNB League (Liga Indonesia). Saya rasa Tim Nasional Indonesia sedang
one is a teacher here berbantuan media flash card terhadap ketuntasan belajar siswa kelas VII A pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Islah Surabaya..