• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Demikian semoga semua upaya ini memberikan manfaat yang optimal serta berguna bagi masyarakat, Bangsa dan Negara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Demikian semoga semua upaya ini memberikan manfaat yang optimal serta berguna bagi masyarakat, Bangsa dan Negara."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

i

i KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan petuntuk dan hidayah-Nya sehingga dapat disusun Buku Pedoman Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bantul.

Buku ini memuat Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 06 Tahun 2017, Keputusan Bupati Bantul Nomor 129 Tahun 2019, dan Petunjuk Teknis Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan(TKPK) Kabupaten. Buku Pedoman ini diharapkan dapat menjadi pegangan untuk tercapainya keterpaduan, keserasian dan keselarasan pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul. Para anggota Tim Penanggulangan Kemiskinan di semua tingkatan diharapkan benar-benar mampu memahami buku pedoman pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan ini. Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan dapat berjalan dengan baik dan mampu mencapai target penurunan angka kemiskinan yang telah ditetapkan.

Demikian semoga semua upaya ini memberikan manfaat yang optimal serta berguna bagi masyarakat, Bangsa dan Negara.

(2)

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kab. Bantul Tahun 2020 1

1 PENDAHULUAN

Dalam mengukur kemiskinan, Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi dan Pengeluaran. Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).

Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.

Rumus Penghitungan :

GK = GKM + GKNM Keterangan:

(GK) = Garis Kemiskinan;

GKM = Garis Kemiskinan Makanan;

GKM = Garis Kemiskinan Non Makanan.

(3)

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kab. Bantul Tahun 2020 2

Pengukuran kemiskinan dibagi menjadi dua, yaitu kemiskinan makro (berupa persentase) yang bersumber dari survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh BPS dan direlease setiap tahun dua kali yaitu bulan Maret dan September. Indikator kemiskinan yang dihasilkan diantaranya adalah persentase penduduk miskin, yaitu persentase penduduk yang pengeluarannya berada di bawah garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan, dan Garis Kemiskinan.

Kemiskinan mikro berupa data penduduk by name by address yang memuat tujuh informasi yaitu Identitas Rumah Tangga, Demografi, Perumahan, Kesehatan, Pendidikan, Kepemilikan Aset, dan Kepesertaan Program. Data mikro memuat status tingkat kesejahteraan yang pemeringkatannya menggunakan metode Proxy – Means Testing (PMT).

Berdasarkan sistem pemeringkatan status kesejahteraan hasilnya berupa data 40% penduduk dengan kesejahteraan terbawah yang dibagi menjadi 4 desil atau percentile 1 s/d percentile 40. Secara berjenjang desil 1(satu) adalah rumah tangga/individu dengan kondisi kesejahteraan antara 0%-10% terendah di Indonesia atau penduduk sangat miskin. Sedangkan desil 4(empat) adalah rumah tangga/individu dengan kondisi kesejahteraan antara 31%-40%

terendah di Indonesia atau penduduk rentan miskin. Data ini disebut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dikeluarkan oleh Kementrian Sosial sebanyak empat kali dalam satu tahun pada bulan Januari, April, Juli dan Oktober.

Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation(SIKS-NG) merupakan suatu sistem informasi yang terdiri dari beberapa komponen yaitu Pengumpulan, Pengolahan , Penyajian dan Penyimpanan Data Kesejahteraan Sosial dengan memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dilaksanakan berjenjang dan berkesinambungan. SIKS-NG menampilkan keseluruhan data DTKS dan juga kepesertaan program-progam bantuan seperti PBI-JKN

(4)

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kab. Bantul Tahun 2020 3

(Penerima Bantuan Iuran-Jaminan Kesehatan Nasional) atau BPJS Kesehatan bagi warga miskin yang memegang KIS (Kartu Indonesia Sehat), program BPNT (Bantuan Pangan Non-Tunai) atau pengganti Raskin (Beras untuk Warga Miskin), dan PKH (Progam Keluarga Harapan).

Siklus Pengelolaan Data DTKS pada SIKS-NG yaitu:

 Daerah melakukan verivali data DTKS (termasuk pengusulan baru);

 Daerah melakukan pemeriksaan dan Finalisasi Data;

 Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) melakukan pengolahan DTKS (penyesuaian oleh hasil verivali program lain);

 Pokja Data melakukan review terhadap hasil olahan terbaru Pusdatin & perankingannya;

 Kementrian Sosial mengesahkan DTKS.

(5)

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kab. Bantul Tahun 2020 4

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

TAHUN 2020

(6)

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kab. Bantul Tahun 2020 5

BUPATI BANTUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Menimbang : a. bahwa untuk menyesuaikan arah kebijakan penanggulangan kemiskinan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bantul dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul, maka beberapa ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Kemiskinan, perlu disempurnakan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 6 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Kemiskinan;

(7)

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kab. Bantul Tahun 2020 6

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang p embentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Nomor Tahun 2010 Nomor 01);

(8)

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kab. Bantul Tahun 2020 7

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

dan BUPATI BANTUL MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN

BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 06 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Kemiskinan (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013 Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Nomor 21) diubah sebagai berikut :

1. Angka 2, Angka 4, Angka 5, Angka 6, Angka 11, Angka 12, Angka 15 Pasal 1 diubah, dan ditambah Angka 16, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Bantul.

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Bantul.

4. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

5. Miskin adalah kondisi dimana seorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar antara lain kebutuhan pangan, layanan kesehatan, layanan pendidikan, pekerjaan dan berusaha, perumahan, air bersih dan sanitasi, tanah, sumber daya alam,

rasa aman, dan partisipasi.

(9)

8 8

8 6. Kemiskinan adalah suatu kondisi sosial ekonomi seseorang

atau sekelompok orang yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

7. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga.

8. Warga miskin adalah orang miskin yang berdomisili di Kabupaten Bantul dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan atau Kartu Keluarga (KK) Kabupaten Bantul.

9. Penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat.

10. Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.

11. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah.

12. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul, yang selanjutnya disingkat TKPK Kabupaten Bantul adalah wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul.

13. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan yang selanjutnya disingkat TNP2K adalah tim lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan di tingkat pusat untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan.

14. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah yang selanjutnya disingkat SPKD adalah dokumen strategi penanggulangan kemiskinan Kabupaten Bantul yang digunakan sebagai salah satu pedoman penyusunan rancangan kebijakan pembangunan Kabupaten Bantul di bidang penanggulangan kemiskinan dalam proses penyusunan RPJMD.

15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD, adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

16. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJPD, adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

(10)

9 9

9 2. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 3

Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan Kabupaten Bantul berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bantul.

3. Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 5

Setiap warga miskin berhak mendapatkan kemudahan akses dan fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Daerah, antara lain :

a. kebutuhan pangan dan sandang;

b. pelayanan kesehatan;

c. pelayanan pendidikan;

d. kesempatan kerja dan berusaha;

e. kebutuhan perumahan;

f. kebutuhan air bersih dan sanitasi yang baik;

g. lingkungan hidup yang baik dan sehat; dan

h. rasa aman dari perlakuan atau ancaman dan tindak kekerasan.

4. Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6 Setiap warga miskin berkewajiban :

a. mengusahakan peningkatan taraf kesejahteraannya untuk memenuhi hak-hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 serta berperan serta dalam upaya peningkatan taraf kesejahteraannya.

b. mentaati norma, etika dan peraturan perundang-undangan.

c. berpartisipasi dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.

5. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 8

Masyarakat berkewajiban berperan serta dalam penanggulangan kemiskinan di lingkungannya melalui prinsip gotong royong.

6. Ketentuan Pasal 9 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

(11)

10 10

10 Pasal 9

Pengusaha/dunia usaha di daerah berkewajiban:

a. turut serta bertanggung jawab terhadap pemenuhan hak warga miskin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5; dan

b. berpartisipasi dalam peningkatan kesejahteraan dan kepedulian terhadap warga miskin.

7. Ketentuan Pasal 14 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 14

(1) Pemutakhiran data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dikoordinasikan oleh OPD yang mempunyai tugas penyiapan data penanggulangan kemiskinan.

(2) Bupati membentuk Tim pemutakhiran data terdiri dari unsur OPD yang terkait, unsur masyarakat, dan unsur pemangku kepentingan lainnya.

Pasal 15

(1) Strategi penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan:

a.

mengurangi beban pengeluaran warga miskin;

b.

meningkatkan kemampuan dan pendapatan warga miskin;

c.

mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil;

d.

pemberdayaan warga miskin untuk memenuhi kebutuhan dasar;

dan

e.

mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.

(2) Strategi penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dijabarkan ke dalam rencana strategis penanggulangan kemiskinan masing-masing OPD.

(3) Rencana strategis penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) di bidang penanggulangan kemiskinan.

9. Ketentuan ayat (2) Pasal 18 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 18

(1) Program bantuan pangan dan sandang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, dilaksanakan melalui:

a.

penurunan/pengurangan angka kekurangan gizi pada balita;

b.

peningkatan kecukupan sandang, pangan dengan kalori dan gizi bagi keluarga miskin; dan

(12)

11 11

11

c.

peningkatan jumlah penduduk miskin yang memiliki akses terhadap air bersih dan jamban keluarga.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program bantuan sandang dan pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

10. Ketentuan ayat (2) Pasal 19 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 19

(1) Program bantuan kesehatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 huruf b, dilaksanakan melalui:

a.

penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita;

b.

penurunan kasus balita gizi kurang dan gizi buruk;

c.

penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular;

d.

peningkatan alokasi dana jaminan kesehatan daerah; dan

e.

peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program bantuan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 20

(1) Program bantuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c, meliputi:

a.

Peningkatan partisipasi mengikuti pendidikan setara sekolah menengah bagi siswa dari keluarga miskin;

b.

penurunan/pengurangan buta aksara bagi seluruh warga;

c.

peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dasar;

d.

peningkatan Kelompok Belajar Paket A, Paket B, dan Paket C;

e.

pembebasan biaya pendidikan bagi keluarga miskin setingkat pendidikan dasar;

(2) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat berkewajiban menerima siswa dari keluarga miskin.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program bantuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

(13)

12 12

12 12. Ketentuan ayat (2) Pasal 21 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 21

(1) Program bantuan perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf d, yaitu dengan peningkatan rumah sehat dan layak huni melalui:

a.

bantuan perbaikan rumah; dan

b.

bantuan sarana dan prasarana pemukiman.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program bantuan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

13. Ketentuan ayat (4) Pasal 22 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 22

(1) Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b, dilakukan dengan kegiatan meliputi:

a.

pelatihan keterampilan dalam berbagai jenis dan jenjang pelatihan;

b.

bimbingan pengelolaan/manajemen usaha;

c.

fasilitasi peningkatan partisipasi dan swadaya masyarakat;

d.

fasilitasi pengorganisasian

relawan/pemerhati penanggulangan

kemiskinan;

e.

fasilitasi pengelolaan usaha kelompok; dan

f.

fasilitasi kemitraan Pemerintah dan Swasta.

(2) Pelatihan keterampilan dilaksanakan secara periodik sampai terampil.

(3) Setiap kelompok warga miskin yang mengikuti pelatihan ketrampilan dapat diberikan sertifikat pelatihan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program peningkatan ketrampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Bupati.

14. Ketentuan ayat (3) Pasal 23 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 23

(1) Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil sebagaimana dimaksud dalam

(14)

13 13

13 Pasal 16 huruf c, dilakukan dengan pemberian bantuan modal usaha yang meliputi:

a.

peningkatan permodalan bagi penduduk miskin;

b.

perluasan akses pinjaman modal murah oleh lembaga keuangan bagi warga miskin.

c.

peningkatan pemberian pinjaman dana bergulir; dan

d.

peningkatan sarana dan prasarana usaha.

(2) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan modal usaha bagi kelompok warga miskin yang telah mengikuti pelatihan keterampilan dan mendapatkan sertifikat pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program bantuan modal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dengan Peraturan Bupati.

15. Ketentuan ayat (3) Pasal 28 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 28

(1) Prioritas penanggulangan kemiskinan Daerah, meliputi:

a.

pemenuhan kebutuhan pangan untuk peningkatan kualitas pangan keluarga miskin;

b.

penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita;

c.

penurunan kasus balita gizi kurang dan gizi buruk;

d.

penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular;

e.

peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan;

f.

pendidikan murah dan terjangkau sampai setingkat Sekolah Menengah;

g.

peningkatan alokasi pinjaman modal lunak dengan bunga maksimal 1% (satu persen) per bulan untuk penduduk miskin melalui program pemerintah.

h.

pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana di desa diprioritaskan dengan pola swakelola oleh masyarakat;

i.

peningkatan penanganan rumah tidak layak huni; dan

j.

peningkatan kesadaran, ketaatan hukum dan bantuan hukum.

(2) Bantuan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf j diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah tersendiri.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai prioritas penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

(15)

14 14

14 16. Ketentuan ayat (2) Pasal 29 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 29

(1) Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan secara bertahap, terpadu, konsisten dan keberlanjutan sesuai skala prioritas dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya Pemerintah Daerah dan kebutuhan warga miskin;

(2) Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan oleh OPD yang mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.

(3) Pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dikoordinasikan oleh TKPK.

17. Ketentuan ayat (3) Pasal 31 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 31

(1) Keanggotaan TKPK Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 terdiri dari, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan.

(2) Ketua TKPK Kabupaten adalah Wakil Bupati.

(3) Sekretaris TKPK Kabupaten adalah Kepala OPD yang bertugas di bidang perencanaan pembangunan.

18. Ketentuan ayat (2) dan ayat (3) Pasal 32 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 32

(1) TKPK sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 dan Pasal 31, mempunyai tugas:

a.

melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan; dan

b.

mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan.

(2) TKPK Kabupaten dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, menyelenggarakan fungsi:

a.

pengkoordinasian penyusunan OPD sebagai dasar penyusunan RPJMD di bidang penanggulangan kemiskinan,

b.

pengkoordinasian OPD atau gabungan OPD di bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana strategis OPD.

c.

pengkoordinasian OPD atau gabungan OPD di bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penysusunan rancangan RKPD.

d.

pengkoordinasian OPD atau gabungan OPD di bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana kerja OPD, dan

(16)

15 15

15

e.

pengkoordinasian evaluasi pelaksanaan perumusan dokumen rencana pembangunan bidang penanggulangan kemiskinan.

(3) TKPK Kabupaten dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, menyelenggarakan fungsi :

a.

pengendalian pemantauan, supervisi dan tindak lanjut terhadap pencapaian tujuan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan agar sesuai dengan kebijakan pembangunan;

b.

pengendalian pemantauan pelaksanaan kelompok program penanggulangan kemiskinan oleh OPD yang meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan dana dan kendala yang dihadapi;

c.

penyusunan hasil pemantauan pelaksanaan kelompok program dan atau kegiatan program penanggulangan kemiskinan secara periodik;

d.

pengendalian evaluasi pelaksanaan program dan atau kegiatan penanggulangan kemiskinan;

e.

pengendalian penanganan pengaduan masyarakat bidang penanggulangan kemiskinan; dan

f.

penyiapan laporan pelaksanaan dan pencapaian program penanggulangan kemiskinan kepada Bupati dan TKPK Daerah DIY.

19. Ketentuan Pasal 33 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 33

Ketentuan lebih lanjut mengenai uraian tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja, sekretariat dan pembiayaan TKPK Kabupaten Bantul diatur dengan Peraturan Bupati.

20. Ketentuan ayat (1) Pasal 39 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 39

(1) Setiap orang dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dilarang untuk:

a.

secara sengaja memberiksn keterangan dan informasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya;

b.

melakukan pemalsuan data; dan

c.

menghalangi program dan kegiatan dalam penanggulangan

(17)

16 16

16 kemiskinan.

(2) Setiap petugas yang ditunjuk dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dilarang untuk :

a.

melakukan penyalahgunaan wewenang;

b.

melakukan pemalsuan data; dan

c.

menghalangi program dan kegiatan dalam rangka penanggulangan kemiskinan.

21. Ketentuan ayat (2) Pasal 41 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 41

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling tinggi Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah Pelanggaran.

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bantul.

Ditetapkan di Bantul

pada tanggal 22 Mei 2017 BUPATI BANTUL,

ttd.

SUHARSONO Diundangkan di Bantul

pada tanggal 22 Mei 2017

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANTUL, ttd.

RIYANTONO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017 NOMOR 6 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL,

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA : ( 6,25 /2017)

(18)

17 17

17 BUPATI BANTUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL

NOMOR 129 TAHUN 2019 TENTANG

PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL,

Menimbang : a. bahwa kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu, dan menyeluruh;

b. bahwa untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan upaya penajaman melalui penguatan kelembagaan di Kabupaten Bantul;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59;

4. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan;

5. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota;

7. Peraturan Bupati Bantul Nomor 18 Tahun 2013 tentang

(19)

18 18

18 Petunjuk Teknis Opersional Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul (Berita Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 06 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bantul

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL.

KESATU : Membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul dengan susunan dan personalia sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Keputusan Bupati ini.

KEDUA : Tugas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan sebagaimana dimaksud diktum KESATU adalah :

a. melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul; dan

b. mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul.

KETIGA : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud diktum KEDUA huruf a,

mempunyai fungsi :

a. pengkoordinasian SKPD Kabupaten Bantul dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah di bidang penanggulangan kemiskinan;

b. pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana strategis SKPD;

c. pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

d. pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana kerja SKPD; dan

e. pengkoordinasian evaluasi pelaksanaan perumusan dokumen rencana pembangunan daerah bidang penanggulangan kemiskinan.

KEEMPAT : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud diktum KEDUA huruf b, mempunyai fungsi :

a. pengendalian pemantauan, supervisi, dan tindak lanjut terhadap pencapaian tujuan program dan kegiatan

(20)

19 19

19 penanggulangan kemiskinan agar sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah;

b. pengendalian pemantauan pelaksanaan kelompok program penanggulangan kemiskinan oleh SKPD yang meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan dana, dan kendala yang dihadapi;

c. penyusunan hasil pemantauan pelaksanaan program dan atau kegiatan program penanggulangan kemiskinan secara periodik;

d. pengendalian evaluasi pelaksanaan program dan atau kegiatan penanggulangan kemiskinan;

e. pengendalian penanganan pengaduan masyarakat bidang penanggulangan kemiskinan; dan

f. penyiapan laporan pelaksanaan dan pencapaian program penanggulangan kemiskinan kepada Bupati Bantul dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Istimewa Yogyakarta.

KELIMA : Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul dibentuk Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten yang mempunyai tugas memberi dukungan administrasi teknis dan dukungan bahan kebijakan, yang bertanggung jawab kepada Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten dan berkedudukan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul.

KEENAM : Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten, dibentuk Kelompok Kerja, terdiri atas:

a. Kelompok Kerja Pendataan dan Informasi;

b. Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan; dan c. Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat.

KETUJUH : Kelompok Kerja Pendataan dan Informasi sebagaimana dimaksud diktum KEENAM huruf a mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten dalam mengelola data dan sistem informasi penanggulangan kemiskinan dan menyelenggarakan fungsi:

a. pengelolaan dan pengembangan data kemiskinan;

b. pengembangan indikator kemiskinan daerah;

c. pengembangan sistem informai kemiskinan; dan

d. penyediaan data dan informasi sistem peringatan dini kondisi dan permasalahan kemiskinan.

KEDELAPAN : Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan sebagaimana dimaksud diktum KEENAM huruf b mempunyai tugas

(21)

20 20

20 melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten dalam memfasilitasi pengelolaan dan pengembangan kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan dan menyelenggarakan fungsi : a. perumusan pembinaan hubungan antara masyarakat dengan

Pemerintah Daerah; dan

b. perumusan pembinaan hubungan dunia usaha dengan Pemerintah Daerah.

KESEMBILAN : Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat sebagaimana dimaksud diktum KEENAM huruf c mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten dalam memfasilitasi penanganan pengaduan masyarakat program penanggulangan kemiskinan dan menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan dan penyiapan penanganan aspirasi dan pengaduan msyarakat terkait kegiatan penanggulangan kemiskinan;

b. perumusan dan penyiapan bahan kampanye penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait dengan penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan; dan c. perumusan dan penyiapan bahan sosialisasi dan kampanye

tentang perlunya pendampingan masyarakat dalam penyampaian pengaduan pada penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan.

KESEPULUH : Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan dibantu Kelompok Program Penangulangan Kemiskinan yang bertanggung jawab kepada Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten, yang terdiri atas :

a. kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga;

b. kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;

c. kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil; dan

d. kelompok program lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah.

KESEBELAS : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan Bupati ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul.

KEDUABELAS : Pada saat Keputusan Bupati ini mulai berlaku maka Keputusan Bupati Bantul Nomor 04 Tahun 2016 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul

(22)

21 21

21 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KETIGABELAS : Keputusan Bupati ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan Bupati ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Dalam Negeri di Jakarta;

2. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta;

3. Ketua DPRD Kabupaten Bantul;

4. Kepala SKPD se-Kabupaten Bantul; dan 5. Yang bersangkutan.

Untuk diketahui dan/atau dipergunakan sebagaimana mestinya

(23)

22 22

22 LAMPIRAN

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 129 TAHUN 2019 TENTANG

PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL

SUSUNAN DAN PERSONALIA

NO JABATAN DALAM TIM JABATAN DALAM DINAS NAMA

1 2 3 4

1 Penanggung jawab Bupati Bantul

2 Ketua Wakil Bupati Bantul

3 Wakil Ketua Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul 4 Sekretaris Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul 5 Wakil Sekretaris 1. Kepala Pengendalian Penduduk,

Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bantul

2. Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul 6 Sekretariat

a. Ketua

b. Anggota

Sekretaris Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

1. Kepala Bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

2. Kepala Subbid Pemerintahan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

3. Kepala Sub Bidang Perencanaan Sektoral Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

(24)

23 23

23 7 Kelompok Kerja:

1. Pendataan dan Informasi a. Ketua

b. Anggota

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantul

1. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul

2. Kepala Bidang Piak danPemanfaatan Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul 3. Kepala Sub Bidang Analisa Data dan

Laporan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

4. Kepala Seksi Statistik Sosial pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul

5. Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bantul 6. Kepala Seksi Pengendalian

Penduduk dan Informasi Keluarga pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bantul

7. Kepala Seksi Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bantul

(25)

24 24

24 2. Pengembangan

Kemitraan a. Ketua

c. Anggota

Kepala Bidang Pengendalian Penelitian dan Pengembangan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

1. Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Bantul 2. Kepala Bidang Penempatan Tenaga

Kerja, Perluasan Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul 3. Kepala Bidang Pemasaran Dinas

Pariwisata Kabupaten Bantul 4. Kepala Bidang Pengelolaan

Informasi dan Saluran Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bantul 5. Kepala Bidang Tanaman Pangan

Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul 6. Kepala UPT Balai Latihan Kerja

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul 3. Pengaduan

Masyarakat a. Ketua b. Anggota

Sekretaris Inspektorat Daerah Kabupaten Bantul

1. Kepala Bidang Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantul

2. Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantul

3. Kepala Sub Bidang Pengendalian pada Bidang Pengendalian Penelitian dan Pengembangan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

4. Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum pada Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul

(26)

25 25

25 8. Kelompok Program :

1. Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga

a. Ketua

b. Anggota

2. Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

a. Ketua

b. Anggota

Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bantul

1. Kepala Bidang Perbendaharaan Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul

2. Kepala Seksi Bantuan Fakir Miskin dan Korban Bencana pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantul

3. Kepala Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantul

Kasubbid. Pemberdayaan Masyarakat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

1. Kepala Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha dan Industri pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

2. Kepala Seksi Pengembangan Potensi Desa Ekonomi Pedesaan dan Teknologi Tepat Guna pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bantul

3. Kepala Sub Bagian Program, Keuangan dan Aset pada Sekretariat Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul

(27)

26 26

26 4. Kepala Sub Program, Keuangan dan

Aset pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul 5. Kepala Sub Bagian Program,

Keuangan dan Aset pada Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bantul 3. Berbasis

Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil

a. Ketua

b. Anggota

4. Penguatan Pendidikan dan Kesehatan a. Ketua

b. Anggota

Kepala Bidang Ekonomi dan Sarana Prasarana Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul 1. Kepala Bidang Koperasi Dinas

Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul 2. Kepala Bidang Pengendalian

Penduduk dan Ketahanan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bantul

3. Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

4. Kepala Sub Program, Keuangan dan Aset pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul

Kepala Bidang Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

1. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

(28)

27 27

27 2. Kepala Bidang Pelayanan Medik

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul

3. Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul

4. Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul 5. Kepala Sub Bidang Kesejahteraan

Rakyat pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

6. Kepala Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantul

7. Kepala UPT Jaminan Kesehatan Daerah Kabupaten Bantul

(29)

28 28

28 PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL TIM KOORDINASI

PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL BERDASARKAN PERATURAN BUPATI BANTUL

NO 18 TAHUN 2013

1. KELEMBAGAAN DAN MEKANISME KERJA TKPK 1.1. KELEMBAGAAN TKPK

1) TKPK mempunyai 4 (empat) tingkat, terdiri atas : a) TKPK Kabupaten;

b) TKPK Kecamatan;

c) TPK Desa; dan d) TPK Pedukuhan.

2) Struktur organisasi masing-masing Tim Penanggulangan Kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

3) Hubungan antar tingkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat koordinatif.

1.2. Kelembagaan TKPK Kecamatan

1) TKPK Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b berkedudukan di Kecamatan;

2) TKPK Kecamatan ada di bawah koordinasi TKPK Kabupaten;

3) TKPK Kecamatan bertugas melakukan fasilitasi dan koordinasi penanggulangan kemiskinan pada tingkat Kecamatan;

4) TKPK Kecamatan berfungsi sebagai koordinator TPK Desa.

5) Keanggotaan TPK Kecamatan ditetapkan dengan Keputusan Camat, untuk masa bhakti selama 3 (tiga) tahun.

6) TKPK Kecamatan terdiri atas unsur-unsur :

a) Lembaga Swadaya Masyarakat antara lain forum Badan Koordinasi Masyarakat (BKM), Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS), pendamping PKH, organisasi sosial, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, penggerak PKK, dan lain-lain;

b) Lembaga Pendidikan antara lain Perguruan Tinggi, Pesantren, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Lembaga Pendidikan Ketrampilan;

c) dunia usaha antara lain pabrik, distributor, toko besar, industri rumah tangga, industri kerajinan/ekonomi kreatif, usaha

(30)

29 29

29 pertambangan, usaha agribisnis, usaha peternakan, usaha perikanan, bank, koperasi, bengkel, notaris, HIPMI, penyedia jasa konstruksi, dab lain-lain; dan

d) unit kerja SKPD di wilayah Kecamatan antar lain Seksi Ekonomi dan Pembangunan pada Kecamatan, Kantor Urusan Agama, Petugas Penyuluh Lapangan, Puskesmas, Petugas Lapangan Keluarga Berencana, dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Dasar.

7) Susunan organisasi TKPK-Kecamatan terdiri atas : a) ketua;

b) wakil ketua;

c) seksi data dan pengaduan;

d) seksi kemitraan dan usaha;

e) seksi pemberdayaan dan pendampingan; dan f) sekretariat.

8) Personil TKPK Kecamatan beserta penanggung jawab dan sekretariat sekurang-kurangnya berjumlah 8 (delapan) orang.

9) Camat berkedudukan sebagai penanggung jawab TKPK Kecamatan.

10) Sekretaris Camat karena jabatannya sebagai Ketua TKPK Kecamatan.

11) Sekretariat TKPK Kecamatan secara fungsional melekat pada Seksi Kemasyarakatan dan secara operasional dibantu oleh anggota TKPK Kecamatan dari unsure SKPD bukan kecamatan.

12) Wakil Ketua, seksi-seksi, dan personil sekretariat dari unsur SKPD bukan Kecamatan ditetapkan oleh Camat.

1.3. Kelembagaan TPK- Desa

1) TPK Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c berkedudukan di desa.

2) TPK-Desa secara operasional di bawah koordinasi TKPK Kecamatan.

3) TPK Desa bertugas melakukan fasilitasi dan koordinasi penanggulangan kemiskinan pada tingkat Desa.

4) TPK Desa berfungsi sebagai koordinator TPK Pedukuhan.

5) Keanggotaan TPK-Desa ditetapkan dengan Keputusan Lurah Desa, untuk masa bhakti selama 3 (tiga) tahun.

6) TPK Desa terdiri atas unsur - unsur :

(31)

30 30

30 a) Lembaga Swadaya Masyarakat antara lain Badan Koordinasi

Masyarakat (BKM), gabungan kelompok tani (Gapoktan), organisasi sosial, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi pengelola desa wisata, organisasi kepemudaan, PKK, Kader Keluarga Berencana, Kader Kesehatan, dan lain-lain;

b) Lembaga Pendidikan atau tokoh masyarakat antara lain Perguruan Tinggi, Pesantren, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Lembaga Pendidikan Ketrampilan, dan lain-lain;

c) dunia usaha antara lain distributor, toko besar, industri rumah tangga, industri kerajinan/ekonomi kreatif, usaha pertambangan, usaha agribisnis, usaha peternakan, usaha perikanan , bank, koperasi, bengkel, notaris, HIPMI, penyedia jasa konstruksi, dan lain-lain; dan

d) unsur Pemerintahan Desa antara lain Pamong Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan Dukuh.

7) Susunan organisasi TPK Desa terdiri atas : a) Ketua;

b) Wakil Ketua;

c) Seksi data dan pengaduan;

d) Seksi kemitraan;

e) Seksi pendampingan; dan f) Sekretariat.

8) Personil TPK Desa beserta penanggung jawab dan sekretariat sekurang-kurangnya berjumlah 8 (delapan) orang.

9) Lurah Desa berkedudukan sebagai penanggung jawab TPK Desa.

10) Carik Desa berkedudukan sebagai Ketua TPK Desa.

11) Sekretariat TPK Desa secara fungsional melekat pada Bagian Agama dan Kesejahteraan Rakyat dan secara operasional dibantu oleh anggota TPK Desa dari unsur non pemerintahan desa.

12) Wakil ketua, seksi-seksi, dan personil sekretariat dari unsur bukan Pemerintahan Desa ditetapkan oleh Lurah Desa.

1.4. Kelembagaan TPK Pedukuhan

1) TPK Pedukuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf d berkedudukan di Pedukuhan.

2) TPK Pedukuhan secara operasional ada di bawah koordinasi 'I'PK Desa.

(32)

31 31

31 3) TPK Pedukuhan bertugas melakukan pendataan, pendampingan,

dan pemantauan perkembangan kesejahteraan warga miskin pada tingkat pedukuhan.

4) Keanggotaan TPK Pedukuhan ditetapkan dengan Keputusan Lurah Desa berdasarkan usulan Dukuh melalui musyawarah pedukuhan, untuk masa bakti selama 3 (tiga) tahun.

5) TPK Pedukuhan dapat terdiri atas unsur-unsur :

a) Lembaga Swadaya Masyarakat antara lain organisasi kepemudaan, organisasi sosial, organisasi keagamaan, PKK, kelompok usaha, dan lain-lain;

b) Lembaga Pendidikan atau Tokoh Masyarakat antara lain Pesantren, Lembaga Pendidikan Ketrampilan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan lain-lain;

c) dunia usaha antara lain toko, agen, industri rumah tangga, industri kerajinan/ekonomi kreatif, usaha agribisnis, usaha peternakan, usaha perikanan, koperasi, bengkel, dan lain-lain;

dan

d) unsur organisasi kemasyarakatan antara lain RT, Kader Kesehatan, Kader Keluarga Berencana, kader kegiatan lainnya, dan tokoh masyarakat setempat.

6) Personil TPK Pedukuhan sekurang-kurangnya 5 (lima) orang terdiri atas :

a) Penanggung Jawab;

b) Ketua;

c) Sekretaris;

d) Seksi data; dan e) Seksi pendampingan.

7) Dukuh berkedudukan sebagai penanggung jawab TPK Pedukuhan.

1.5. Mekanisme Kerja TKPK Kecamatan 1) Tugas TKPK Kecamatan :

a) mengelola data dan profil keluarga miskin;

b) melakukan usaha penggalangan sumber daya dan membangun kemitraan;

c) melakukan usaha pemberdayaan dan pendampingan; dan d) menyampaikan laporan kepada TKPK Kabupaten Bantul.

2) Mengelola data dan profil keluarga miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :

(33)

32 32

32 a) melakukan koordinasi pelaksanaan pendataan di tingkat

kecamatan;

b) menyusun serta mengelola data dan profil keluarga miskin tingkat kecamatan;

c) memberi layanan data/profil kemiskinan kepada pelaku penanggulangan kemiskinan baik dari Pemerintah, swasta, maupun masyarakat;

d) mengumpulkan dan mengolah laporan data dan profil keluarga miskin dari TPK-Desa; dan

e) menyampaikan laporan tentang perkembangan data dan profil keluarga miskin kepada TKPK Kabupaten secara periodik pada bulan Mei dan November dengan format sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

3) Melakukan usaha penggalangan sumberdaya dan membangun kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi : a) melakukan pendataan potensi sumberdaya baik berupa

sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sarana prasarana, teknologi, usaha, ketrampilan maupun dana untuk penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya;

b) menyusun rencana pemanfaatan potensi sumberdaya sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam penanggulangan kemiskinan;

c) melakukan sosialisasi strategi penanggulangan kemiskinan kepada semua pemangku kepentingan (stake holders) di wilayah kerjanya;

d) menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak yang memiliki sumberdaya untuk penanggulangan kemiskinan;

e) memberi dukungan seperti memberi informasi yang akurat, menunjukkan lokasi yang dikehendaki, mempertemukan dengan orang atau lembaga terkait, dan lain-lain kepada pihak-pihak yang akan melakukan kegiatan penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya;

f) menyampaikan laporan tentang potensi sumber daya penanggulangan kemiskinan kepada TKPK Kabupaten setiap bulan November;

g) menyampaikan laporan tentang kegiatan swadaya masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan dan laporan tentang perolehan sumbangan baik berupa barang, dana, atau fasilitas

(34)

33 33

33 lain dari pelaku penanggulangan kemiskinan secara periodik setiap bulan Mei dan bulan November dengan format sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

4) Melakukan pemberdayaan dan pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :

a) mengumpulkan dan mengolah laporan TPK Desa dan mengelola data tentang ketrampilan/minat/potensi yang dimiliki keluarga miskin di wilayah kerjanya;

b) menyelenggarakan koordinasi dengan para pendamping tingkat kecamatan dan desa tentang metode pendampingan yang sesuai untuk wilayah kerjanya;

c) memantau kinerja para pendamping tingkat kecamatan dan desa;

d) memantau perkembangan dan keberlanjutan kegiatan penanggulangan kemiskinan yang berlokasi di lebih dari 1 (satu) desa di wilayah kerjanya;

e) menyampaikan laporan tentang ketrampi1an/minat/potensi keluarga miskin setiap bulan November; dan

f) menyampaikan laporan tentang kinerja para pendamping kegiatan penanggulangan kemiskinan secara periodik setiap Mei dan November dengan format sebagaimana tersebut dalam lampiran yang merupakan bagian tidk terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

5) Menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi :

a) wajib menyampaikan laporan kepada TKPK Kabupaten Bantul secara periodik setiap Mei dan November berupa :

b) rekapitulasi keluarga miskin;

c) daftar keluarga miskin;

d) daftar kegiatan swadaya untuk penanggulangan kemiskinan;

e) daftar perolehan sumbangan untuk penanggulangan kemiskinan;

f) daftar pendamping kegiatan penanggulangan kemiskinan;

g) daftar potensi sumber daya untuk penanggulangan kemiskinan;

h) daftar keterampilan/minat/potensi keluarga miskin; dan i) daftar kegiatan TPK-Kecamatan.

(35)

34 34

34 j) Sekretaris wajib menyusun profil TKPK Kecamatan dan

melaporkan kepada TKPK Kabupaten paling lambat 1 (satu) bulan setelah terbentuk TPK Kecamatan.

k) Format laporan untuk profil TKPK Kecamatan dan daftar kegiatan sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

1.6. Mekanisme Kerja TPK Desa 1) Tugas TPK Desa :

a) mengelola dan memutakhirkan (up dating) data keluarga miskin;

b) melaksanakan fasilitasi dan koordinasi kegiatan penanggulangan kemiskinan;

c) melakukan pendampingan; dan

d) melakukan pemantauan dan pelaporan.

2) Mengelola Data dan Profil Keluarga Miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :

a) melaksanakan pendataan keluarga miskin pada tingkat desa;

b) mendorong dan mengkoordinasi pelaksanaan dan pemutakhiran (up dating) data dan profil keluarga miskin yang dilakukan TPK Pedukuhan;

c) mengumpulkan dan mengolah laporan data dan profil keluarga miskin dari TPK Pedukuhan;

d) menerima dan menindaklanjuti pengaduan dari warga ketika terjadi ketidaktepatan data keluarga miskin, dan melakukan verifikasi terhadap aduan tersebut;

e) menyusun serta mengelola data dan profil keluarga miskin tingkat desa; dan

f) menyampaikan laporan tentang perkembangan data dan profil keluarga miskin kepada TKPK Kecamatan secara periodik setiap April dan Oktober dengan format sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

3) Melaksanakan fasilitasi dan koordinasi kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :

a) melakukan pendataan potensi sumberdaya baik sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana-prasarana, teknologi, usaha, keterampilan maupun dana untuk penanggulangan kemiskinan di desanya;

(36)

35 35

35 b) menyusun rencana pemanfaatan potensi sumberdaya

sebagaimana tersebut pada huruf a dalam penanggulangan kemiskinan;

c) menetapkan urutan prioritas pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan di desanya;

d) menentukan calon lokasi dan calon penerima manfaat kegiatan penanggulangan kemiskinan sesuai urutan proritas dan urgensi masalah;

e) berpartisipasi aktif dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) desa;

f) mendorong keterlibatan individu, kelompok, dan/atau lembaga masyarakat di desanya dalam penanggulangan kemiskinan;

g) memberi dukungan seperti memberi informasi yang akurat, menunjukkan lokasi yang dikehendaki, mempertemukan dengan orang atau lembaga terkait, dan lain-lain kepada pihak pihak yang akan melakukan kegiatan penanggulangan kemiskinan di desanya;

h) menyampaikan laporan tentang potensi sumber daya untuk penanggulangan kemiskinan setiap bulan Oktober;

i) menyampaikan laporan tentang daftar prioritas kegiatan penanggulangan kemiskinan, daftar kegiatan swadaya masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan, perolehan sumbangan [antara lain berupa barang, dana atau fasilitas lainnya dari pelaku penanggulangan kemiskinan secara periodik setiap April dan Oktober dengan format sebagaimana tersebut dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

4) Melakukan Pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :

a) mendorong dan mengkoordinasi TPK Pedukuhan untuk mengumpulkan data tentang ketrampilan/minat/potensi yang dimiliki keluarga miskin di wilayah kerja masing-masing;

b) mengumpulkan dan mengolah laporan TPK Pedukuhan tentang ketrampilan/minat/potensi yang dimiliki keluarga miskin di wilayah kerja dan mengelola data tersebut;

c) menyusun serta mengelola data tentang keterampilan/minat/potensi yang dimiliki keluarga miskin di desa yang bersangkutan;

(37)

36 36

36 d) mengorganisasi kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh

para pendamping tingkat desa maupun pedukuhan;

e) memantau perkembangan dan keberlanjutan pendampingan kegiatan pendampingan dan penanggulangan kemiskinan yang berlokasi di desanya;

f) membangun sinergi dengan semua lembaga terkait, termasuk badan/lembaga keswadayaan masyarakat di desanya;

g) membantu warga miskin dalam berhubungan dan mengurus berbagai keperluan dengan pelaku penanggulangan kemiskinan;

h) menyampaikan laporan tentang daftar keterampilan/minat/potensi yang dimiliki keluarga miskin setiap bulan Oktober; dan

i) menyampaikan laporan tentang daftar pendampingan kegiatan penanggulangan kemiskinan secara periodik setiap April dan Oktober, dengan format sebagaimana tersebut dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

5) Menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi :

a) Secara periodik setiap bulan April dan bulan Oktober TPK Desa wajib menyampaikan laporan kepada TKPK Kecamatan berupa:

(1) rekapitulasi keluarga miskin;

(2) daftar pekerjaan keluarga miskin;

(3) daftar perolehan sumbangan unutuk penanggulangan kemiskinan;

(4) daftar kegiatan swadaya untuk penanggulangan kemiskinan;

(5) daftar pendampingan kegiatan penanggulangan kemiskinan;

(6) daftar potensi sumberdaya untuk penanggulangan kemiskinan;

(7) daftar keterampilan/minat/potensi keluarga miskin;

(8) daftar prioritas kegitan penanggulangan kemiskinan; dan (9) daftar realisasi kegiatan TPK Desa.

b) Sekretaris wajib menyusun profil personil TPK Desa dan dilaporkan kepada TKPK Kecamatan paling lambat 1 (satu) bulan sesudah terbentuk TPK Desa.

(38)

37 37

37 c) Format laporan untuk profil TPK Desa dan daftar kegiatan

sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

1.7. Mekanisme Kerja TPK Pedukuhan

1) Tugas TPK Pedukuhan meliputi ada 3 (tiga), yaitu : a) mengelola data dan profil keluarga miskin;

b) melakukan pendampingan; dan c) menyampaikan laporan.

2) Mengelola data dan profil keluarga miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :

a) melaksanakan pendataan, pemutakhiran dan verifikasi data keluarga miskin, sesuai ketentuan Pemerintah Kabupaten Bantul;

b) menyusun serta mengelola data dan profil keluarga miskin tingkat Padukuhan;

c) menerima dan menindaklanjuti pengaduan dari warga ketika terjadi ketidaktepatan data keluarga miskin, dan melakukan verifikasi terhadap aduan tersebut;

d) melakukan pendataan potensi sumberdaya baik sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana-prasarana, teknologi, usaha, ketrampilan maupun dana untuk penanggulangan kemiskinan di Pedukuhan;

e) mengumpulkan dan mengolah data tentang ketrampilan/minat/potensi yang dimiliki keluarga miskin di wilayah kerja masing masing;

f) mendorong warga miskin di padukuhan untuk memiliki kartu keluarga, KTP dan akta kelahiran;

g) menyampaikan laporan tentang daftar potensi sumberdaya penanggulangan kemiskinan, dan daftar keterampilan/minat/potensi yang dimiliki keluarga miskin, setiap bulan September dengan format sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini; dan

h) menyampaikan laporan tentang perkembangan profil keluarga miskin di Padukuhan kepada TPK Desa secara periodik setiap Maret dan September dengan format sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(39)

38 38

38 3) Melakukan pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b meliputi :

a) menyusun rencana pemanfaatan potensi sumber daya penanggulangan kemiskinan;

b) menyusun daftar prioritas calon penerima manfaat kegiatan penanggulangan kemiskinan sesuai urutan prioritas dan urgensi masalah;

c) mengorganisasi serta memantau perkembangan dan keberlanjutan pelaksanaan pendampingan kegiatan di pedukuhan;

d) membantu warga miskin dalam berhubungan dan mengurus berbagai keperluan dengan pelaku penanggulangan kemiskinan;

e) berpartisipasi aktif dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) desa;

f) mendorong keterlibatan individu, kelompok, dan/atau lembaga masyarakat di pedukuhan dalam penanggulangan kemiskinan;

g) memberi dukungan seperti memberi informasi yang akurat, menunjukkan lokasi yang dikehendaki, mempertemukan dengan orang atau lembaga terkait, dan lain-lain kepada pihak pihak yang akan melakukan kegiatan penanggulangan kemiskinan di padukuhannya;

h) menyampaikan laporan tentang potensi sumberdaya untuk penanggulangan kemiskinan setiap bulan September; dan i) menyampaikan laporan tentang daftar pendampingan

kegiatan,daftar perolehan sumbangan baik berupa barang, dana, atau fasilitas lain dan daftar kegiatan swadaya masyarakat secara periodik setiap bulan Maret dan bulan September dengan format sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

4) Menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :

a) secara periodik setiap bulan Maret dan September TPK Padukuhan wajib menyampaikan laporan kepada TPK Desa berupa :

(1) perkembangan profil keluarga miskin;

(2) daftar pendamping kegiatan penanggulangan kemiskinan;

(40)

39 39

39 (3) daftar perolehan sumbangan untuk penanggulangan

kemiskinan;

(4) daftar kegiatan swadaya untuk penanggulangan kemiskinan;

(5) daftar potensi sumberdaya untuk penanggulangan kemiskinan;

(6) daftar keterampilan/minat/potensi yang dimliki keluarg miskin;

(7) daftar pendampingan kegiatan penanggulangan kemiskinan;

(8) daftar perolehan sumbangan penanggulangan kemiskinan; dan

(9) daftar kegiatan swadaya masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan;

(10) daftar realisasi kegiatan TPK Padukuhan; dan

(11) daftar keluarga miskin yang telah “mentas” atau telah menjadi sejahtera dan tidak tergolong miskin lagi).

b) penyusunan dan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilaksanakan oleh sekretariat, dengan isi subtansi berasal dari masing masing seksi;

c) sekretaris wajib menyusun profil personil TPK Pedukuhan dan dilaporkan kepada TPK Desa paling lambat 1 (satu) bulan sesudah TPK Pedukuhan terbentuk; dan

d) format laporan profil TPK Padukuhan, daftar realisasi kegiatan, dan daftar keluarga miskin yang telah “mentas”

sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(41)

40 40

40 2. BAGAN KOORDINASI

2.1. Tingkat Koordinasi TKPK Kabupaten Bantul

2.2. Struktur TKPK Kecamatan

STRUKTUR TKPK KECAMATAN

PENANGGUNG JAWAB KETUA

SEKRETARIAT

SEKSI DATA DAN PENGADUAN

SEKSI KEMITRAAN DAN USAHA

SEKSI PEMBERDAYAAN DAN PENDAMPINGAN WAKIL KETUA

(42)

41 41

41 2.3. Struktur TPK Desa

STRUKTUR TPK DESA

PENANGGUNG JAWAB KETUA

SEKRETARIAT

SEKSI DATA DAN PENGADUAN

SEKSI KEMITRAAN

SEKSI PENDAMPINGAN

WAKIL KETUA

2.4. Struktur TPK Pedukuhan

STRUKTUR TPK PEDUKUHAN

PENANGGUNG JAWAB

KETUA

SEKRETARIS

SEKSI D A T A

SEKSI PENDAMPINGAN

Gambar

Grafik Persentase dan Jumlah Angka Kemiskinan Kabupaten Bantul 15,89 16,3314,5514,0713,4312,9214,5514,9113,3413,0212,1311,710,9611,1310,710,129,669,22024681012141618201420152016201720182019BANTULDIYNasional 163,33 158,52 146,89 159,38 159,16 156,61 153,491

Referensi

Dokumen terkait

Kami berharap semoga laporan akhir kegiatan ini dapat bermanfaat serta berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dan dapat memberikan gambaran mengenai program kerja

Contohnya HIV dan Hepatitis B yang menular lewat hubungan seks, tetapi tanda dan gejalanya tidak dapat dilihat dari alat kelamin penderita.. Artinya meskipun alat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan marketing mix dan

01 Achdiansyah Soelaiman, Ir.,M.S... 25 Suriaty

Lokasi pabrik minyak goreng dari biji kapuk dipilih di jalan raya Kudus-Pati yang terletak di tengah-tengah beberapa daerah penghasil kapuk tersebut, sehingga

Dengan mendasarkan pada 10 jenis indikator untuk efisiensi internal sekolah, maka dapat disimpulkan bahwa SMK memiliki kinerja yang terbaik dilihat dari sisi

h) menyampaikan laporan tentang perkembangan profil keluarga miskin di Padukuhan kepada TPK Desa secara periodik setiap..  Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 38 Maret dan

Memimpin Kepaniteraan Hukum, menyusun program kerja, membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil kerja bawahan, mempertimbangkan izin cuti,