commit to user
BAB II Landasan TeoriA. Pengertian Ekspor
Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau Negara asing dengan mengharapkan pembayaran
dalam valuta asing serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing (Amir M.S, 2004:1).
Ekspor adalah pengeluaran barang dari daerah pabean Indonesia untuk dikirimkan ke luar negeri dengan mengikuti ketentuan yang berlaku terutama mengenai peraturan kepabeanan dan dilakukan oleh seorang eksportir atau yang mendapat izin khusus dari Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan (Tandjung, 2011:269).
asing, nega
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekspor merupakan transaksi perdagangan luar negeri. Ekspor juga dapat diartikan sebagai pengiriman barang oleh eksportir ke negara lain kepada si pemesan barang (importir) yang akan membayar barang tersebut berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
10
commit to user
B. Tujuan Melakukan EksporTujuan dalam setiap bisnis adalah untuk mencari keuntungan. Dengan adanya keuntungan yang diperoleh tersebut maka kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. Menurut Agung dan Shohibul (2007) tujuan perusahaan melakukan ekspor adalah sebagai berikut:
1. Memperluas lapangan kerja, dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat.
Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
2. Membiasakan diri bersaing di gelanggang internasional, sehingga
3. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan dari pasar domestik (membuka pasar ekspor). Dengan demikian komoditi yang diproduksi mempunyai pasar yang luas, tidak lagi sekedar pasar dalam negeri tapi juga mampu melayani konsumen di mancanegara.
4. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh harga jual yang baik.
5. Transaksi perdagangan internasional merupakan salah satu pemasukan negara, oleh karena itu dengan adanya ekspor akan menambah penerimaan devisa pada negara.
C. Strategi Ekspor Barang
Tujuan utama dari setiap usaha bisnis adalah mencari laba seperti yang dibahas pada sebelumnya. Untuk mencapai tujuan usaha tersebut
commit to user
khususnya dalam bidang ekspor, diperlukan kebijakan-kebijakan tertentu yang bertujuan memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan.
Berikut 10 langkah strategis memasuki pasar ekspor (Amir MS, 2004:11- 18):
1. Keputusan Manajemen Untuk Melaksanakan Ekspor
Keputusan untuk melaksanakan ekspor merupakan faktor strategis yang paling utama dalam memasuki pasar ekspor. Keberanian mengambil keputusan itu sangat tergantung pada visi misi yang menjadi kewajiban tiap perusahaan negara untuk memupuk devisa negara.
2. Menentukan Komoditi Apa Yang Akan Diekspor
Komoditi yang laku di pasar internasional adalah komoditi yang mempunyai daya saing tinggi memiliki mutu (desain, tipe, spesifikasi), kegunaan (function), daya tahan (durability), harga (price), waktu penyerahan (shipment date) dan pelayanan purna jual (after sales service) sesuai dengan selera dan daya beli pembeli di negara tujuan ekspor. Contoh negara Indonesia memiliki hasil hutan dan perkebunan yang melimpah untuk diekspor seperti kayu, karet, kopi, hasil tambang, dll.
3. Menganalisis Kondisi Negara Tujuan Ekspor
Sebelum melakukan pilihan tentang negara yang dijadikan sasaran bagi ekspor komoditi, kita perlu melakukan penelitian awal tentang populasi suatu negara termasuk agama, tradisi, kondisi poltik, ekonomi, sosial, iklim, peraturan ekspor-impor, pajak, keuangan dan
commit to user
lain-lain. Bertujuan agar dapat menetukan pasar potensial dan segmen yang akan dimasuki.
4. Menetapkan Pasar Potensial Dan Segmen Pasar
Menetapkan pasar yang seseuai bagi komoditi barang yang akan diekspor. Menargetkan pada segmen manakah barang akan diterima di kalangan masyarakat negara yang akan diekspor.
5. Menentukan Strategi Operasional Bersama Mitra Usaha
Strategi yang perlu ditentukan itu menyangkut unsur-unsur persaingan dari suatu komoditi. Strategi yang diperlukan seperti pemilihan jenis komoditi yang cocok untuk negara tujuan ekspor, mutu yang sesuai, harga sesuai daya beli konsumen setempat, waktu penyerahan barang yang sesuai dengan tradisi setempat, pelayanan purna jual yang memudahkan calon pembeli, syarat pembayaran yang sesuai dengan kondisi negara tujuan.
6. Menentukan Sistem Promosi Dan Pemilihan Media Massa
Promosi adalah proses memperkenalkan komoditi kepada calon pembeli dan sangat penting peranannya. Pilihan media yang dapat dipakai di antaranya yaitu pameran dagang internasional, brosur, iklan media cetak, media elektronik seperti televisi dan internet, Badan Pengembangan Ekspor Indonesia, Lembaga Penunjang Ekspor dan media promosi lain.
7. Mempelajari Peta Pemasaran Komoditi Tertentu
Sebelum menetukan pasar potensial dan segmen pasar yang akan dimasuki, sebaiknya kita mempelajari dengan seksama peta pemasaran
commit to user
dari suatu komoditi tertentu. Cara yang dapat ditempuh di antaranya adalah dengan mengumpulkan data impor dari komoditi yang direncanakan untuk diekspor.
8. Mempelajari Nama Dan Alamat Lengkap Badan-Badan Promosi Mengumpulkan nama dan alamat lengkap media promosi yang dipilih, khususnya yang berada di wilayah negara sasaran ekspor.
Bertujuan untuk memudahkan dan melancarkan kegiatan promosi kita.
9. Menyiapkan Brosur Dan Price List
Brosur adalah penggambaran (visualisasi) dari komoditi dalam bentuk foto atau sketsa yang dilengkapi dengan data teknis seperti keterangan lain termasuk instruction manual (cara pemasangan) untuk barang-barang yang dijual dalam bentuk CKD (Completely Knocked Down) atau SKD (Semi Knocked Down). Tujuannya supaya calon pembeli mendapat gambaran mengenai bentuk visual dari komoditi yang ditawarkan. Sedangkan price list sebagai catatan harga umum (price indicator) agar calon pembeli dapat mempertimbangkan harga tersebut dibandingkan dengan harga komoditi serupa dari negar lain dan sebaiknya dibuat atas dasar FOB.
10. Menyiapkan Surat Perkenalan Usaha Dan Komoditi
Promosi juga dapat dilakukan dengan membuat surat perkenalan yang dikirimkan kepada asosiasi importir di negara yang akan diekspor atau atase perdagangan asing serta calon pembeli lainnya. Bertujuan untuk memperkenalkan usaha serta komoditi yang akan diekspor.
commit to user
D. Dokumen Yang Diperlukan Untuk Ekspor Air Freight 1. Shipping Instruction (SI)
Shipping Instruction (SI) adalah surat permohonan dari shipper atau eksportir kepada pihak airline. Berisi tentang data - data barang untuk dasar pembuatan Air way bill, isi dari Shipping Instruction adalah sebagai berikut:
a. Nama shipper atau eksportir b. Nama consignee dan alamatnya
c. Notify party yaitu pihak yang terlebih dahulu diberitahukan pada saat barang datang
d. Negara yang dituju
e. Pelabuhan tujuan (Destination of Airport) f. Tanda (marking) dan nomornya
g. Deskripsi lengkap mengenai barang antara lain jumlah, koli, dimensi, dan gross weight barang yang akan dikirim
h. Nama dan nomor maskapai penerbangan yang akan digunakan i. Rute dan jadwal penerbangan yang akan digunakan
j. Jenis dan angka waktu pembayaran yang digunakan k. Tanggal dilaksanakannya stuffing dan tempatnya 2. Invoice
Invoice merupakan garis besarnya berisi tentang data barang seperti jenis jumlah barang dan harganya, tanggal pengiriman, alat transportasi yang digunakan fungsi invoice sebagai pelengkap Pabean sekaligus merupakan sumber data dalam pengisian PEB.
commit to user
3. Packing ListPacking List merupakan dokumen yang berisi perincian lengkap mengenai jenis dan jumlah satuan yang terdapat dalam tiap peti atau kardus atau total dari keseluruhan harus sama dengan jenis dan jumlah yang tercantum dalam faktur perdagangan.
4. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang, yang isinya antara lain: identitas eksportir dan importir, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), negara tujuan, pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar, nama kapal, nama barang, berat barang, dan lain- lain.
5. Air Way Bill
Air way bill adalah tanda bukti pengiriman barang melalui udara untuk orang lain dan alamat tertentu. Air way bill bukanlah bukti kepemilikan, maka agar tidak jatuh ke tangan yang bukan semestinya, Air way bill akan di tujukan ke penerima tertentu atau bank koresponden yang telah diperjanjikan. Air way bill di beri cap penerbangan dan tanggal pengiriman. Air way bill ini di buat dalam rangkap tiga, satu untuk pengirim (shipper), satu untuk maskapai penerbangan (airlines) dan satu lagi untuk penerima barang (consignee). Dua lembar yang di tanda tangani adalah: Air way bill untuk pengangkutan di tandatangani oleh Shipper dan Air way bill
commit to user
untuk consignee ditandatangani oleh shipper dan disertakan dalam pesawat bersama-sama dengan barang ke consignee.
Jenis Air way bill yang digunakan Agility Logistics dalam pelaksanaan barang ekspor melalui udara adalah sebagai berikut:
a. House Air Way Bill (HAWB) adalah dokumen pengapalan yang diterbitkan oleh freight forwarder yang berisikan data-data pengiriman untuk ekspor air freight yang digunakan untuk mengcover dokumen Master Air Way Bill (MAWB) atas dasar Shipping Instruction (SI) dari eksportir. Dengan diterbitkannya HAWB berarti pihak freight forwarder menerangkan bahwa mereka sudah menerima barang dan selanjutnya untuk diangkut ke tempat tujuan dan bertanggung jawab melindungi keselamatan barang yang di angkut selama dalam perjalanan, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi dari dokumen HAWB adalah:
1) Merupakan bukti pengangkutan barang.
2) Merupakan surat perjanjian atau persetujuan pengangkutan antara eksportir, importir dan freight forwarder.
3) Merupakan surat bukti kepemilikan atas barang-barang yang tercantum di dalamnya, baik bagi eksportir maupun importir.
b. Master Air Way Bill adalah dokumen pengapalan yang diterbitkan oleh airline yang berisikan data-data pengiriman atas barang yang di angkut. Diterbitkannya dokumen MAWB berarti pihak pengangkut (carrier) menerangkan bahwa mereka sudah menerima barang dan selanjutnya untuk di angkut ketempat
commit to user
tujuan dan harus melindungi keselamatan barang yang diangkut selama perjalanan sehingga fungsi dari dokumen MAWB adalah:
1) Merupakan bukti penerimaan dan pengangkutan barang oleh pihak pengangkut.
2) Merupakan surat perjanjian atau persetujuan pengangkutan antara eksportir, importir, dan carrier.
3) Merupakan surat bukti kepemilikan atas barang-barang yang tercantum di dalamnya.
6. COO (Certificate Of Origin)
Certificate of Origin (COO) atau Surat Keteranga Asal (SKA) adalah dokumen yang menerangkan bahwa barang yang tercantum dalam dokumen tersebut murni atau asli dari negara eksportir. Inti dari COO adalah pernyataan dari pemerintah Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Departemen Perindutrian dan Perdangangan (DEPPERINDAG).
7. Certificate Fumigation
Certificate Fumigation adalah dokumen yang diterbitkan oleh pihak fumigasi yang menerangkan bahwa barang yang dikirim telah di berikan obat anti hama.
8. Certificate of Quarantine
Certificate of Quarantine adalah dokumen yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan yang menerangkan bahwa barang yang di ekspor yang tercantum di dalam dokumen diawasi dan dipastikan
commit to user
terbebas dari segala macam penyakit yang membahayakan baik bagi konsumen maupun keselamatan atas penanganannya.
9. Air Insurance Certificate
Air Insurance Certificate adalah dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi yang menerangkan bahwa pihak asuransi berjanji akan menangani kerugian apabila terjadi kerusakan atau kehilangan atas barang yang di kirim yang telah disebutkan di dalamnya.
10. Weight Note and Measurement List
Weight Note and Measurement List adalah surat keterangan tentang berat barang yang dibuat oleh eksportir diketahui oleh pihak surveyor atau penerbangan dan merupakan surat keterangan yang menerangkan tentang ukuran panjang, lebar, tipis, garis tengah dan isi barang yang diekspor dibuat oleh eksportir.
11. Surat Kuasa
Surat kuasa adalah surat pemberian kuasa pengurusan fiat muat ekspor atas fiat keluar impor dari eksportir atau importir kepada Ekspedisi Muatan Kapal Udara (EMKU).
(Sumber: Freight Forwader Agility cabang Surakarta, 2014)
commit to user
E. Pengertian Freight ForwaderFreight forwarder adalah usaha yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pengiriman/penerimaaan barang (shipper/consignee) antar negara dalam mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman barang sebagian atau seluruhnya melalui laut, darat, dan udara dengan ruang lingkup kegiatan meliputi menerima, menyerahkan barang, menyimpan dan menyelesaikan biaya tagihan, biaya asuransi, biaya angkutan, klaim dll (Amir MS, 2005:119).
Freight forwader adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan multimodal transport baik melalui darat , laut atau udara (Suyono, 2005: 251).
Freight forwader adalah suatu jenis kegiatan usaha yang berdiri sendiri yang menangani pengiriman / pengangkutan barang ekspor untuk mendapatkan balas jasa atau bertindak sebagai agen dari perusahaan pengangkutan (Rumapea, 2010:286).
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil garis besarnya bahwa freight forwader adalah suatu kegiatan usaha yang bergerak dibidang jasa atas pengiriman, penerimaan dan pengangkutan barang. Kegiatan yang dilakukan Freight forwader adalah menangani dan mengurus segala keperluan eksportir atau importir agar barang bisa sampai ketempat yang berhak menerimanya.
commit to user
F. Peranan Freight ForwaderFreight forwader sebagai penyedia jasa dan layanan dituntut untuk dapat mengurus seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya kegiatan pengiriman dan penerimaan barang. Namun disisi lain freight forwader juga memiliki peranan yang sangat penting di dalamnya, peranan freight forwarder terbagi menjadi beberapa bagian antara lain (Hamdani, 2003:405):
1. Peranan Freight Forwarder Sebagai Prinsipal
Peranan freight forwarder sebagai prinsipal adalah freight forwader bertanggung jawab atas kebutuhan customer. Agar barang bisa sampai di tempat tujuan, contohnya antara lain:
a. Freight forwarder mengeluarkan FIATA Bill of Lading atau freight forwarder menerima tanggung jawab untuk angkutan barang tersebut sebagai pengangkut, freight forwarder dapat dianggap bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan terhadap barang tersebut sejak waktu penerimaan sampai penyerahan barang kepada penerima.
b. Freight forwarder adalah operator yang sesungguhnya dari sarana angkutan, misalnya operator angkutan darat atau gudang, maka dengan sendirinya freight forwarder akan menjadi prinsipal untuk tahap masa angkutan itu sampai barang sampai di tempat.
c. Freight forwarder tampil sebagai pengirim barang dengan menunjuk salah satu perusahaan pelayaran/airline, maka freight
commit to user
forwarder dalam hal ini bertanggung jawab atas pembayaran ongkos angkut dan tanggung jawab terhadap kesalahan pernyataan tentang sifat atau jumlah barang.
2. Peranan Freight Forwarder Sebagai Perencana Pengelola Pengangkutan
Sebagai pelaksana yang mengatur pengangkutan atas saran dengan menunjuk pihak lain sebagai pelaksana pengangkutan. Dimana freight forwarder bukan sebagai pengangkut (carrier), tetapi sebagai pengatur jalannya transportasi, maka freight forwarder harus dapat:
a. Merencanakan pelaksanaan keterpaduan tugas sebagai Transporter (mendistribusikan barang ke tempatnya) dan Customer Broker (meyusun dan menyampaikan dokumen barang ke bea cukai).
b. Menghimpun dan memberikan informasi kepada shipper dan consignee mengenai cara transportasi tersebut akan dilaksanakan.
c. Sebagai petugas pengawas transportasi atau supervisi maka freight forwarder harus dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dengan mengambil langkah-langkah yang preventatif jika terjadi penyimpangan.
3. Peranan Freight Forwarder Di Dalam Marketing Sebuah Perusahaan Masalah utama yang dihadapi seller dalam promosi pengembangan ekonomi adalah mencapai dan mendapatkan pasar sasaran (target market). Dalam membantu masalah seller dalam marketing untuk mendapatkan pasar sasaran freight forwarder berperan memberikan informasi mengenai:
commit to user
a. Peraturan perdagangan negara tujuan misalnya proteksi komoditi, kuota tarif preferensi, dan lain-lain.
b. Modus transport yang akan dilaksanakan, analisa pasar negara tujuan.
c. Cara pengangkutan yang akan digunakan untuk memenuhi sistem pembayaran ketepatan dalam delivery.
d. Tata cara pengepakan barang yang tepat (proper packing).
e. Perkiraan biaya (cost calculation) untuk transportasi.
4. Peranan Freight Forwader Dalam Konsolidasi Muatan
Konsolidasi muatan (cargo consolidaton) atau juga disebut groupage adalah pengumpulan beberapa kiriman barang dari beberapa eksportir/shipper di tempat asal yang akan dikirimkan untuk beberapa consignee ditempat tujuan, yang dikemas dalam satu unit paket muatan, lalu muatan terkonsolidasi tersebut dikapalkan dan ditujukan ke agen konsolidator di tempat tujuan. Agen kemudian melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee masing-masing.
G. Pihak Terkait Dalam Ekspor Melalui Udara
Kegiatan ekspor tidak terlepas dari peranan pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar jika setiap pihak dapat bekerjasama dengan baik, dalam melakukan kegiatan ekspor para pihak yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Pihak Utama
a. Eksportir adalah pihak pengirim barang baik berbentuk perseorangan/badan usaha yang memiliki Surat Ijin Usaha
commit to user
Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang telah disahkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan di negara eksportir.
b. Importir adalah pihak penerima barang baik berbentuk perseorangan/badan usaha yang memiliki SIUP dan TDP yang telah disahkan Departemen Perindustrian dan Perdagangan di negara importir.
c. Airline (Maskapai Penerbangan) adalah perusahaan jasa angkutan udara yang mengoperasikan pesawat udara yang dimilikinya dan bertanggung jawab atas barang yang diangkut dari bandara keberangkatan sampai ke bandara tujuan.
d. Bea dan Cukai adalah instansi yang bertanggungjawab atas pemantauan, pemeriksaan dan pengesahan seluruh kegiatan ekspor impor disuatu daerah pabean sehingga harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan segala kemudahan prosedur ekspor-impor.
e. EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara) adalah perusahaan pengurusan jasa kepabeanan ekspor-impor di pelabuhan udara dan merupakan perusahaan jasa perantara (agen/wakil) dari eksportir atau importir dengan pihak pabean (bea dan cukai) dalam pengurusan, pemberitahuan dan pengajuan barang ekspor/impor.
Tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh EMKU dibedakan atas kegiatan yang dilakukan untuk kegiatan ekspor, EMKU bertanggungjawab dari pengurusan dokumen (fiat muat) ke pihak
commit to user
custom (kepabeanan) sampai dengan memastikan bahwa barang yang akan di ekspor sudah terangkut ke alat angkut yang digunakan dan apabila untuk kegiatan impor EMKU bertanggung jawab dari pengurusan dokumen ke pihak kepabeanan sampai memastikan bahwa barang yang akan diimpor sudah masuk ke gudang impor dan siap untuk diambil.
2. Pihak Pembantu
a. Freight Forwarder adalah suatu usaha yang bertujuan untuk mewakili tugas pengiriman barang (cosigner/shipper/eksportir) atau mewakili tugas penerima barang (consignee/importir) yang diperlukan untuk terlaksananya pengiriman barang ekspor maupun impor baik melalui darat, laut maupun udara.
b. Departemen Perindustrian dan Perdagangan (DEPPERINDAG) adalah instansi milik pemerintah yang bertugas dan bertanggungjawab dalam pengurusan dan peraturan tata niaga perdagangan di suatu negara.
c. Fumigator adalah perusahaan jasa fumigasi yang memberikan suatu jenis obat dengan takaran tertentu terhadap barang yang akan dikirim untuk menghindari kerusakan barang yang diakibatkan oleh hama perusak selama dalam pengangkutan.
d. Departemen Karantina adalah instansi pemerintah yang merupakan suatu badan/departemen yang bertugas dan bertanggungjawab dalam pengawasan dan pemeriksaan barang ekspor impor dengan
commit to user
memastikan bahwa barang tersebut bebas dan bersih dari hama penyakit.
e. SUCOFINDO merupakan badan independent yang ditujukan oleh pemerintah untuk pengawasan barang-barang yang akan diekspor ke luar negeri. Dalam pelaksanaan ekspor SUCOFINDO berperan mewakili pihak pemerintah Indonesia untuk mengawasi barang- barang yang akan diekspor, khususnya yang terkena pajak ekspor dan mengawasi semua yang terkait dengan BAPEKSTA (Badan Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Pengolahan Data).
f. Perusahaan asuransi adalah perusahaan jasa yang melayani jaminan pertanggungan atas keselamatan nilai suatu barang yang dikirim, berdasarkan kontrak antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak pembeli jasa asuransi untuk tujuan mendapatkan premium atas kerugian dari berbagai bentuk bahaya dengan memberikan kontribusi pada suatu dana bersama yang diorganisasikan oleh perusahaan asuransi.
g. Bank adalah perusahaan jasa yang melayani kemudahan keuangan antara pihak eksportir dengan pihak importir. Dalam hal ini bank hanya sebagai perantara dan penjamin bahwa pihak akan menerima uang pembayaran atas barang dan bagi importir akan menerima barang sesuai dengan pesanan atau order mereka dengan menggunakan dokumen Letter of Credit (L/C) dalam transaksi ekspor impor atau Air way bill jika menggunakan jasa air freight.
Sebagai bank koresponden maka mempunyai kewajiban untuk
commit to user
meneliti kebenaran atau keaslian setiap L/C yang diterima karena apabila L/C tersebut dipalsukan oleh yang berkepentingan akan merugikan pihak lain.
(Sumber : Freight Forwader Agility cabang Surakarta, 2014)
H. Tanggung Jawab Maskapai Penerbangan
Dalam pelaksanaan perdagangan luar negeri barang-barang niaga pada umumnya diangkut oleh perusahaan pengangkut. Sehubungan dengan ini maka kita uraikan sedikit mengenai tanggung jawab maskapai penerbangan (pengangkut udara) antara lain sebagai berikut (Sudijono dan Sarjiyanto, 2007:15):
1. Menentukan periode (jadwal) yang menjadi tanggung jawab maskapai penerbangan.
2. Pengangkut bertanggungjawab atas kerusakan yang disebabkan oleh keterlambatan.
3. Apabila rusak, penerima barang harus mengajukan klaim paling lambat 14 hari setelah pesawat tiba.
4. Untuk keterlambatan klaim harus diajukan paling lambat 21 hari setelah pesawat tiba
5. Kehilangan, kerusakan atau keterlambatan terbatas hanya 17 SDR per KG
6. Masa klaim selama 2 tahun terhitung sejak pesawat tiba atau seharusnya tiba.
commit to user
I. DiscrepanciesDiscrepancies adalah adanya ketidak lengkapan dokumen sesuai dengan kondisi yang tercantum dalam dokumen barang dan ketidak sesuaian informasi yang terdapat dalam dokumen seperti tidak konsisten dengan dokumen lain yang dilampirkan, ketidak konsistenan isi dan kondisi, jumlah dokumen tidak sesuai dengan yang seharusnya (Rumapea, 2010:189).
Discrepancies adalah penyimpangan atau kesalahan yang terdapat dalam dokumen diakibatkan oleh keterlambatan menangani dokumen ekspor, ketidak telitian dalam memeriksa dokumen, kecerobohan dalam mencatat test key, kekeliruan dalam mengadviskan LC yang kesemuanya diakibatkan oleh operational default (resiko operasional) dan tidak jarang dalam situasi tertentu mengakibatkan penyitaan atau pengenaan denda yang besar terhadap barang yang diterima, contohnya seperti invoice melebihi nilai dalam LC, dokumen yang kadaluwarsa karena diserahkan 21 hari setelah tanggal board pengapalan, tidak menyerahkan seluruh shipping document dan tanggal pertanggungan telah melewati tanggal pengapalan (Tandjung, 2011:57).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa discrepancies adalah penyimpangan atau ketidaksesuaian yang terdapat dalam dokumen terhadap segala sesuatu yang telah ditentukan di dalam dokumen tersebut, misalnya saja barang yang tertahan di gudang airline akibat dokumen yang tidak valid, jenis/jumlah dan lembar dokumen tidak sesuai dengan yang seharusnya, dokumen yang kadaluwarsa, adanya dokumen yang tidak lengkap serta adanya kesalahan pencatuman data consignee/shipper pada dokumen terkait.