• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bapak Ghofar Taufiq, M.kom selaku pembimbing skripsi yang selalu membimbing dan memberi arahan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bapak Ghofar Taufiq, M.kom selaku pembimbing skripsi yang selalu membimbing dan memberi arahan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN TELLER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC

HIERARCHY PROCESS (AHP)

(STUDI KASUS BANK BNI PONDOK CINA)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Sarjana

CHITANTRI SEPTIANA RACHMAN 11180160

Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri Jakarta

Jakarta 2018

(2)

PERSEMBAHAN

.

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah S.W.T, kupersembahkan Skripsi ini untuk orang-orang yang kusayangi :

1. Bapak, Ibu, teman-teman dan Kekasih yang selalu mendukung , memberikan motivasi-motivasi dan mendoakan yang terbaik agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

2. Bapak Ghofar Taufiq, M.kom selaku pembimbing skripsi yang selalu membimbing dan memberi arahan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

3. Sahabat-sahabat seperjuanganku di STMIK Nusa Mandiri Jakarta yang telah berjuang bersama-sama untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)
(6)

K ATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdullillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Disamping itu, penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari nilai sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini sebagai suatu karya ilmiah bukanlah merupakan hal yang mudah, karena dituntut kesiapan fisik, mental, spiritual dan material juga dibutuhkan ketelitian, keuletan maupun kesabaran serta mampu untuk menuangkan buah pikiran menjadi sebuah konsep. Adapun judul penulisan skripsi ini yang penulis ambil adalah sebagai berikut “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Teller Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus

Bank BNI Pondok Cina)”

Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Program Sarjana STMIK Nusa Mandiri Jakarta. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil Studi kepustakaan dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan lancar. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

1. Ketua STMIK Nusa Mandiri Jakarta.

2. Pembantu Ketua I STMIK Nusa MandiriJakarta.

vii

(7)

3. Ketua Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri Jakarta.

4. Bapak Ghofar Taufiq, M.Kom selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

5. Staff / karyawan / dosen Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri Jakarta yang telah memberikan penulis dengan semua bahan yang diperlukan.

6. Staff / karyawan Bank BNI Pondok Cina

7. Orang tua, adik-adik serta teman-teman tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual.

8. Rekan-rekan mahasiswa.

9. Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga terwujudnya penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Jakarta, 08 Januari 2019

Chitantri Septiana Rachman

viii

(8)

ABSTRAK

Chitantri Septiana Rachman (11180160), “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Teller Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus Bank BNI Pondok Cina)”.

Sistem Penunjang Keputusan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan saat ini mulai banyak diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali dalam membuat suatu keputusan untuk proses penerimaan karyawan. Salah satu diantaranya yaitu proses perekrutan teller pada Bank BNI Pondok Cina yang selama ini masih terjadi salah proses perekrutan. Hal ini memicu permasalahan anatar lain karyawan yang direkrut tidak sesuai dengan kreteria, karyawan tidak bertahan lama dalam bekerja (risegn) dan karyawan tidak mampu memenuhi tuntutan kerja. Sistem Pendukung Keputusan menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) diterapkan untuk mendapatkan nilai bobot dari kriteria dan alternatif, sehingga diperoleh hasil akhir dengan perangkingan nilai bobot tertinggi. Dengan demikian hal ini diharapkan dapat membantu merekomendasikan dalam proses perekrutan teller pada Bank BNI Pondok Cina sesuai dengan kreteria dan tuntutan perusahaan.

Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Analytical Hierarchy Process (AHP), Perekrutan Karyawan dan Teller.

ix

(9)

ABSTRACT

Chitantri Septiana Rachman (11180160), “The Teller Acceptance Decision Support System Uses the Analytic Hierarchy Process (AHP) Method (Case Study of Bank BNI in Chinese Cottage”.

Decision Support Systems as a tool in decision making at this time began to be widely applied in various fields of life, not least in making a decision for the recruitment process. One of them is the process of recruiting tellers at Bank BNI in Pondok China, which during the time of the recruitment process was still going wrong. This triggers problems, among others, the employees recruited do not fit the criteria, employees do not last long in work (risegn) and employees are unable to meet the demands of work.

Decision Support Systems using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method are applied to obtain the weight values of the criteria and alternatives, so that the final results are obtained by ranking the highest weight values. Thus, this is expected to help recommend in the process of recruiting tellers at Bank BNI Pondok Cina huts in accordance with the criteria and demands of the company.

Keywords: Decision Support System (SPK), Analytical Hierarchy Process (AHP), Employee Recruitment and Teller.

x

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL SKRIPSI i

LEMBAR PERSEMBAHAN ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH iv

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI v

LEMBAR PANDUAN PENGGUNAAN HAK CIPTA vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKSI ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identfikasi Permasalahan 3

1.3. Maksud dan Tujuan 4

1.4. Metode Penelitian 4

1. Observasi 4

2. Wawancara 4

3. Studi Pustaka 5

1.5. Ruang Lingkup 5

1.6. Hipotesis 5

BAB II LANDASAN TEORI 7

2.1. Tinjauan Pustaka 7

2.1.1Pengertian Sistem 7

2.1.2Pengertian Keputusan 8

2.1.3Pengertian Sistem Pendukung Keputusan 9

2.1.4Jenis-jenis keputusan 10

2.1.5Model Analytical Hiearchy Process(AHP) 11

2.1.6Prinsip Dasar AHP 12

2.1.7Prosedur AHP 14

2.2. Penelitian Terkait 17

2.3. Tinjauan Organisasi/Objek Penelitian 18

2.3.1 Sejarah 18

2.3.2 Struktur Organisasi 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20

3.1. Tahapan Penelitian 20

3.2. Instrument Penelitian 23

xi

(11)

3.3. Metode Pengumpulan Data, Populasi dan Sample Penelitian 24

A. Metode Pengumpulan Data 24

B. Populasi dan Sample Penelitian 27

3.4. Metode Analisis Data 28

A. Decompotition 28

B. Comparative Judgement 28

C. Syntesis of Priority 29

D. Logical Consistency 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 31

4.1. Decompotition (Mendefinikan Masalah) 31

4.2. Comparative Judgement (Menentukan Prioritas Masalah) 32

4.3. Syntesis Of Priority (Sintesis) 36

4.3.1Sintesis Level 1Berdasarkan Kreteria Utama 37 4.3.2Sintesis Level 2Berdasarkan Keilmuan 39 4.3.3Sintesis Level 2Berdasarkan Komunikasi 40 4.3.4Sintesis Level 2Berdasarkan Sikap Inkluisif 41 4.3.5Sintesis Level 2Berdasarkan Objektif 43 4.3.6Sintesis Level 2Berdasarkan Etos Kerja 44 4.4. Logical Consistency (Mengukur Konsistensi) 45 4.4.1Konsistensi Level 1 Berdasarkan Kriteria Utama 46 4.4.2Konsistensi Level 2 Berdasarkan Kriteria Keilmuan 46 4.4.3Konsistensi Level 2 Berdasarkan Kriteria Komunikasi 47 4.4.4Konsistensi Level 2 Berdasarkan Kriteria Sikap Inklusif 48 4.4.5Konsistensi Level 2 Berdasarkan Kriteria Objektif 48 4.4.6Konsistensi Level 2 Berdasarkan Kriteria Etos Kerja 49

BAB V PENUTUP 53

5.1. Kesimpulan 53

5.2. Saran 53

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN SURAT KETERANGAN RISET

LAMPIRAN

Lampiran1. Kuesioner

xii

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar II.1 Struktur Organisasi Bank BNI Pondok Cina ... 19

2. Gambar III.1 Bagan Tahap Penelitian ... 20

3. Gambar III.2 Decompotition ... 28

4. Gambar IV.1 Hierarki Perekrutan Calon Teller Bank BNI Pondok Cina ... 31

5. Gambar IV.2 Presentase Vector Eigen Keputusan ... 50

xiii

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel II.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 13

2. Tabel II.2 Daftar Indeks Random Konsistensi ... 16

3. Tabel III.1 Format Pengisian Kuesioner ... 25

4. Tabel III.2 Skala Perbandingan ... 25

5. Tabel III.3 Matriks Perbandingan Berpasangan ... 29

6. Tabel IV.1 Level 1 Perbandingan Kriteria Utama ... 33

7. Tabel IV.2 Level 2 Perbandingan Keilmuan ... 34

8. Tabel IV.3 Level 2 Perbandingan Komunikasi ... 34

9. Tabel IV.4 Level 2 Perbandingan Sikap Inklusif ... 34

10. Tabel IV.5 Level 2 Perbandingan Objektif ... 35

11. Tabel IV.6 Level 2 Perbandingan Etos Kerja ... 41

12. Tabel IV.7 Penjumlahan Nilai Kolom Utama ... 37

13. Tabel IV.8 Normalisasi Dan Rata-rata Kriteria Utama ... 38

14. Tabel IV.9 Penjumlahan Nilai Kolom Keilmuan ... 39

15. Tabel IV.10 Normalisasi Dan Rata-rata Keilmuan... 39

16. Tabel IV.11 Penjumlahan Nilai Kolom Komunikasi ... 40

17. Tabel IV.12 Normalisasi Dan Rata-rata Komunikasi ... 40

18. Tabel IV.13 Penjumlahan Nilai Kolom Sikap Inklusif ... 41

19. Tabel IV.14 Normalisasi Dan Rata-rata Sikap Inklusif ... 42

20. Tabel IV.15 Penjumlahan Nilai Kolom Objektif ... 43

21. Tabel IV.16 Normalisasi Dan Rata-rata Objektif ... 43

22. Tabel IV.17 Penjumlahan Nilai Kolom Etos Kerja ... 44

23. Tabel IV.18 Normalisasi Dan Rata-rata Etos Kerja ... 44

24. Tabel IV.19 Hasil Eigen Vector Keputusan ... 50

xiv

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Lampiran 1 Kuesioner ... 60

xv

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam manajemen pengambil keputusan tentunya dituntut untuk menghasilkan sebuah keputusan secara cepat dan tepat guna menerapkan kebijakan yang akan dilakasanakan. Penggunaan sebuah metode dalam menunjang pengambilan keputusan pun sudah banyak diterapkan, dikarenakan

dapat membantu manajemen dalam mengambil sebuah keputusan. Selain itu penggunaan sebuah metode penunjang keputusan juga dianggap lebih memiliki nilai objektif yang tinggi dibandingkan dengan sistem manual yang bisa saja keputusan yang diambil akan sangat subjektif, membutuhkan waktu yang lama dan bisa saja hal yang paling tidak diinginkan terjadi yaitu adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Menurut (Putri et al., 2016) “masalah yang terjadi dalam pemilihan pelamar yang akan diterima, yaitu Product Development harus menyeleksi berkas lamaran yang masuk baik dikirim melalui email maupun yang datang ke perusahaan langsung, menyebabkan penumpukkan berkas. Berkas yang tertumpuk dapat menyulitkan Product Development saat pencarian berkas lamaran pelamar berdasarkan surat lamaran yang masuk dan harus dicocokkan dengan begitu banyak kriteria yang diinginkan perusahaan.

Terlalu kompleksnya pelamar yang ingin melamar, membuat pihak perusahaan yang menangani penerimaan karyawan berhadapan dengan masalah yaitu sulitnya pengambilan keputusan untuk menentukan pelamar yang akan diterima. Berdasarkan uraian dari permasalahan diatas, maka dibutuhkan sistem penunjang keputusan rekrutmen karyawan”.

Tujuan penelitian untuk tidak terjadi kesalahan dalam pengumpulan data, dan proses yang lebih baik lagi apa bila memiliki banyak kriteria, sehingga memperoleh hasil yang diharapkan dalam proses penerimaan karyawan menggunakan hasil perhitungan AHP, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam

1

(16)

penentuan penerimaan karyawan pada Bank BNI Cabang Pondok Cina Depok berdasarkan aspek tertentu seperti pendidikan, usia, nilai ijazah dan lain-lain.

Permasalahannya adalah mungkin akan sulit menemukan metode mana yang akan memiliki nilai yang lebih relevan diantara metode yang sudah diterapkan sebelumnya dengan metode AHP . Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap hasil dari metode tersebut dengan uji reliabilitas guna melihat kekuatan hubungan dari hasil yang didapatkan dengan hasil keputusan yang dibuat. Semakin kuat hubungan hubungannya tentunya akan semakin baik.

Menurut (Hijriani, Candra, Hardiansyah, & Andrian, 2013).”unit HRD berperan dalam manajemen sumber daya manusia. Pada setiap posisi yang ada dalam struktur perusahaan memiliki deksripsi perkerjaan yang memuat tugas, tanggungjawab, dan syarat kemampuan yang harus dimiliki untuk dapat diterima dalam posisi tersebut. Manajemen sumber daya manusia, dapat meliputi proses rekruitmen, pengenalan dunia kerja, pelatihan dan pembinaan karyawan. Untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas, sebuah perusahaan perlu memiliki standar seleksi penerimaan karyawan”.

Penerimaan teller baru akan dilakukan oleh Bank BNI Pondok Cina jika terjadi kekurangan teller. Terjadinya kekurangan teller bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti Mutasi teller, promosi jabatan, teller risegn dan sebagainya.

Penerimaan Teller dibank BNI Pondok Cina harus memenuhi kreteria yang telah ditetapkan oleh peraturan perusahaan. Namun selama ini proses proses penerimaan teller masih dilakukan secara manual dan suka terjadi beberapa kendala seperti teller

yang diterima tidak sesuai dengan ekspentasi perusahaan, teller kurang berkualitas.

Maka diperlukan riset penerimaan teller dengan sistem penunjang keputusan.

Menurut (Handoyo, 2017) “tujuan penggunaan aplikasi sistem informasi pendukung keputusan di STMIK Bina Patria adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen perguruan tinggi, meningkatkan kecepatan dan validitas pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan operasional, dan meningkatkan kualitas SDM calon pegawai. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengangkat citra perguruan tinggi STMIK Bina Patria Magelang. Mengingat persyaratan untuk menjadi pegawai adalah mengikuti beberapa tahapan test baik tes psikkologi, tes kesehatan maupun

(17)

3

tes wawancara (interview), setelah mendapatkan informasi mengenai kemampuan pelamar kerja melalui berbagai tahapan tes pihak kepegawaian akan melakukan proses pemeringkatan sehingga hanya beberapa pelamar dengan nilai yang baik dan sesuai kebutuhan akan diangkat sebagai pegawai”.

Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap hasil dari metode tersebut guna melihat kekuatan hubungan dari hasil yang didapatkan dengan ranking keputusan yang dibuat. semakin kuat hubungan hubungannya tentunya akan semakin baik dalam menentukan penerimaan teller. Dalam permasalahan ini penulis memilih metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk mempermudah proses penerimaan teller pada Bank BNI Pondok Cina.

1.2. Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan latar belakang, penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada pada Bank BNI Pondok Cina tentang penerimaan teller berdasarkan kriteria yang diperlukan oleh Bank tersebut sesuai dengan spesifikasi kebutuhannya, dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) .

Adanya rumusan masalah dari identifikasi permasalahan maka diperlukan analisis:

1. Bagaimana menentukan dalam perekrutan teller yang berkualitas sesuai dengan harapan perusahaan dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Proces (AHP) ?

2. Seberapa akurat penerapan metode Analitycal Hierarchy Proces (AHP) terhadap perekrutan teller pada Bank BNI Pondok Cina ?

(18)

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada perekrutan teller.

2. Membuktikan keakuratan dari penerapan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada proses perekrutan teller.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan program Strata Satu (S1) untuk program studi Sistem Informasi pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri Jakarta.

1.4. Metode Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini penulis melakukan beberapa penerepan metode pengumpulan data untuk menyelesaikan permasalahan. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara :

1. Observasi

Dalam metode penelitian observasi ini, penulis mendatangi langsung para responden yaitu para teller pada Bank BNI Pondok Cina dan memberikan kuesioner kepada responden untuk mendapatkan data-data yang didapat melalui kuesioner tersebut.

2. Wawancara

Penulis melakukan wawancara kepada Bapak Harris Rinaldi selaku Pimpinan Operasional pada Bank BNI Pondok Cina untuk didapatkan data-data tentang kreteria penerimaan teller baru, dan data tersebut akan dituangkan dalam bentuk pertanyaan atau kuisioner.

(19)

5

3. Studi Pustaka

Dengan metode ini penulis menggambarkan masalah secara jelas dan objektif berdasarkan teori-teori yang penulis pelajari selama perkuliahan. Selain itu, penulis juga mendapatkan data melalui pengumpulan serta beberapa buku, jurnal dan Internet sebagai bahan acuan dari referensi yang berkenaan dengan materi skripsi.

1.5. Ruang Lingkup

Proses perekrutan teller pada Bank BNI Pondok Cina masih menemumi beberapa kendala, seperti teller yang diterima tidak sesuai dengan kreteria yang diinginkan sehingga teller tidak akan menemui kecocokan bekerja sehingga terjadi pengunduran diri. Dan proses perekrutan masih mengunakan metode pengambilan keputasan berdasarkan hasil akhir dari perhitungan ujian psikotes dan wawancara antara calon teller dengan pihak SDM Pusat Bank BNI Pondok Cina.

Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah menentukan kriteria calon teller diantaranya Komunikasi, Sikap Inklusif, Objektif, Etos kerja dan hasil akhir dari pengambilan keputusan dalam perekrutan teller baru pada Bank BNI Pondok Cina.

1.6. Hipotesis

H0 = Penerapan metode AHP dengan beberapa kreteria dan alternatif tidak memiliki pengaruh terhadap proses perekrutan teller pada Bank BNI Pondok Cina.

(20)

H1 = Penerapan metode AHP dengan beberapa kriteria dan alternatif memiliki pengaruh terhadap proses perekrutan teller pada Bank BNI Pondok Cina.

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Berikut ini adalah teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam penulisan skripsi ini.

2.1.1. Pengertian Sistem

Menurut (Pratiwi, 2016) “Sistem kumpulan dari objek-objek seperti orang resources, konsep dan prosedur yang di tunjukan untuk melakukan fungsi tertentu atau memenuhi suatu tujuan. Kemudian sistem juga merupakan kumpulan dari komponen yang berinteraksi bersama-sama secara kolektif untuk melaksanakan tujuan”.

Berdasarkan dukungan kepada pemakainya, sistem informasi dibagi menjadi : 1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing System atau TPS) 2. Sistem Informasi Manajemen (Manajemen Information System atau MIS) 3. Sistem Otomasi Perkantoran (Office Automation System atau OAS)

4. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System atau DSS) 5. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System atau EIS) 6. Sistem Pendukung Kelompok (Group Support System atau GSS)

7. Sistem Pendukung Cerdas (Intelligent Support System atau ISS) Mengingat bahwa EIS, DSS, dan MIS digunakan untuk mendukung

manajemen, maka ketiga sistem tersebut sering disebut sistem pendukung manajemen (manajemen support system atau MSS).

7

(22)

8

2.1.2. Pengertian Keputusan

Menurut (Pratiwi, 2016) “Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut”.

Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan adalah : 1. Banyak pilihan/ alternatif

2. Ada kendala atau syarat7

3. Mengikuti suatu pola/ model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur

4. Banyak input / variable 5. Ada factor risiko

6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan

Menurut (Pratiwi, 2016), dalam mengambil keputusan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah

2. Pemilihan metode pemecahan masalah

3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut

4. Mengimplementasikan model tersebut

5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada 6. melaksanakan solusi terpilih

Menurut (Pratiwi, 2016), ada beberapa keadaan yang mungkin dialami oleh pengambil keputusan ketika mengambil keputusan yaitu :

1. pengambilan keputusan dalam kepasastian, semua alternatif diketahui secara pasti

2. pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat risiko yang dipilih

(23)

9

3. pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian, ada alternatif yang tidak diketahui dengan jelas

Tentu saja pengambilan keputusan akan menjadi mudah jika dilakukan dengan suatu kepastian.

2.1.3 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support System

Menurut (Pratiwi, 2016) “sistem penghasil informasi yang ditunjukan pada suatu masalah yang harus dibuat oleh manager, sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem Informasi yang ditunjukan untuk membantu

manajemen dalam memecahkan masalah yang dihadapinya”.

Menurut (Basuki & Cahyani, 2016) “system berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambilan keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur”.

Menurut Dermawan dalam (Sarifah & Merlina, 2015) “model proses analitis berjenjang (Analytic Hierarchy Process) diperkenalkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty pada era 1970-an. Model yang berada di wilayah probabilistik ini merupakan model pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Ciri khas dari model ini adalah penentuan skala prioritas atas alternatif pilihan berdasarkan suatu proses analitis secara”.

Menurut (Ariani, 2017), tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah untuk mencapai target yang terdiri dari tiga tujuan yang akan dicapai yaitu :

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.

2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.

3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya

Menurut Turban dalam (Ariani, 2017)“sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer mengkombinasikan model

(24)

dan data untuk menyediakan dukungan kepada pengambil keputusan dalam memecahakan masalah semi terstruktur atau masalah ketergantungan yang melibatkan user secara mendalam”.

Ciri utama sekaligus keunggulan dari system pendukung keputusan (SPK) tersebut adalah kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur.

2.1.4. Jenis-jenis keputusan

Menurut (Pratiwi, 2016) “Jenis-jenis keputusan dibedakan menajdi tiga macam yaitu keputusan terstruktur, keputusan tidak terstruktur dan keputusan semi terstruktur”.

1. Keputusan Terstruktur

Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang telah diketahui sebelumnya. Proses pengambilan keputusan seperti ini biasanya didasarkan atas tehnik-tehnik tertentu dan sudah dibuat standarnya. Kategori keputusan ini juga dapat dilakukan sebagai suatu proses jawaban secara otomatis pada kebijakan yang sudah ditentukan seblumnya. Secara alamiah hampir semua masalah rutin dan berulang memiliki parameter-parameter persoalan yang telah diketahui dan terdefinisi dengan baik, sehingga jawaban atau proses pengambilan keputusan pun bersifat rutin dan terjadwal.

2. Keputusan Tidak Terstruktur

Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan berbagai persoalan baru.

Keputusan tidak tertruktur biasanya juga berkaiatan dengan persoalan yang cukup pelik, karena banyak parameter yang tidak diketahui atau belum diketahui. Oleh karena itu untuk mengambil keputusan ini biasanya intuisi serta pengalaman seorang pelaku organisasi akan sangat membantu.

(25)

11

3. Keputusan Semi terstruktur

Terdapat beberapa keputusan terstruktur, tetapi tidak semua dari fase-fase yang ada. Keputusan semi terstruktur ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subjektif sebagai pelengkap analisis data yang formal.

2.1.5. Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

Menurut (Irfan & Siregar, 2017) “Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70 – an ketika di Warston school.

Metode AHP merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam sistem pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor – faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi”.

Adapun Menurut (Nofriansyah dicky, 2017) “salah satu metode dalam system pendukung keputusan yang memiliki keunikan dibandingkan yang lainnya. Hal ini dikarenakan dalam pembobotan kriteria, bobot dari suatu kriteria bukan ditentukan di awal tetapi ditentukan menggunakan rumus dari metode ini berdasarkan skala prioritas (tingkat kepentingan) yang bersumber dari tabel”.

Karakteristik utama dari sistem pendukung keputusan adalah memasukan sedikitnya satu model . ide dasarnya adalah melakukan analisis sistem pendukung keputusan pada sebuah model realitas . Repsentasi sistem atau masalah berdasarkan model dapat dilakukan dengan berbagai macam tingkat abstraksi, oleh karenanya model diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut abstraksinya yaitu :

(26)

1. Model Iconic (skala)

Sebuah model Iconic, model abstraksi terkecil adalah replika fisik sebuah sistem, biasanya pada suatu skala yang berbeda dari aslinya. Model iconic dapat muncul pada tiga dimensi (iniatur maket), sebagai mana pesawat terbang, mobil, jembatan, atau alur produksi. Photografi adalah jenis model skala Iconic yang lain, tetapi hanya dalam dua dimensi.

2. Model Analog

Sebuah model yang tidak tampak mirip dengan model aslinya, tetapi bersifat seperti sistem aslinya. Model analog lebih abstrak dari model iconic dan merupaka representasi simbolik dari realitas. Model ini biasanya berbentuk bagan atau diagram 2 dimensi, dapat berupa miodel fisik, tetapi bentuk model berbeda dari bentuk nyata.

3. Model Matematik(Kuantitatif)

Kompleksitas hubungan pada banyak sistem organisasi tidak dapat disajikan secara model icon atau model analog, karena dapat menimbulkan kesulitan dan menghabiskan banyak waktu. Oleh karena itu modela yangb tepat di deskripsikan dengan model matematis. Sebagian besar analisis sistem pendukung keputusan dilakukan secara menarik dengan model matematis atau model kuantitaif yang lain.

2.1.6. Prinsip Dasar AHP

Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, menurut (Sanyoto, Handayano, & Widanengsih, 2017) diantaranya adalah :

(27)

13

1. Membuat Hierarki

Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen- elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki dan menggabungkannya atau mensistensisnya.

Menurut (Sanyoto et al., 2017) “setelah mendefinisikan permasalahan atau persoalan, maka dilakukan dekomposisi, yaitu memecah masalah yang utuh menjadi unsur-unsur”.

2. Penilaian Kriteria dan Alternatif

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa di ukur menggunakan tabel analisis seperti ditunjukkan pada Tabel II.1 berikut.

Tabel II.1

Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen yang sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Kebalikan Jika aktivitas I mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai

kebalikannya dibandingkan dengan i Sumber: Pengolahan data penelitian (Pratiwi, 2016)

(28)

3. Synthesis Of Priority (Menentukan Prioritas)

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comprisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif

kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.

4. Logical Consistency (Konsistensi Logis)

Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relev ansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.1.7. Prosedur AHP

Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP menurut (Kusrini, 2014) meliputi:

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.

2. Menentukan prioritas elemen

a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.

(29)

15

b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.

3. Sistesis

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:

a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang

bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

c. Menjunlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata

4. Mengukur Konsistensi

Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:

a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya

b. Jumlahkan setiap baris

c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan

d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks

(30)

1. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus:

CI = (λ maks – n)/n

Dimana n = banyaknya elemen

2. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus: CR

= CI/RC

3. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan 16ias dinyatakan benar. Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) 16ias dilihat dalam Tabel II.2

Tabel II.2

Daftar Indeks Random Konsistensi

Ukuran Matriks Nilai IR

1,2 0,00

3 0,58

4 0,90

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1.41

9 1,45

10 1,49

11 1,51

12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

Sumber : Pengolahan data penelitian (Kusrini, 2014)

(31)

17

2.2. Penelitian Terkait

Penulis telah melakukan beberapa kajian terhadap beberapa penelitian yang telah dibuat sebelumnya dalam pembuatan skripsi, diantaranya:

Menurut (Indarti & Pribadi, 2017)” Metode Analitical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hierarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut”.

Menurut (Saryoko, 2017) ” Permasalahan yang terjadi di SD Negeri 01 Pagi Jakarta masih mengunakan cara manual sehingga proses penerimaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) masih bersifat subyektif. Maka dilakukannya penelitian ini dalam mengembangkan sistem penunjang keputusan yang bertujuan untuk menentukan siswa yang berhak menerima Kartu Jakarta Pintar secara objektif. Diperlukan kriteria tertentu untuk bisa menentukan siapa saja siswa yang berhak dan layak untuk menerimanya, biasanya pihak sekolah masing-masing yang menyeleksi penerima Kartu Jakarta Pintar. Oleh karena itu diperlukan Sistem Pendukung Keputusan untuk membantu pihak sekolah dalam menyeleksi penentuan penerima Kartu Jakarta Pintar dengan kriteria yang mendukung pengambilan keputusan guna membantu, mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan. Pada penelitian ini digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk dapat menentukan penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) dengan beberapa kriteria yaitu Kondisi Anggota Rumah Tangga, Kondisi Sosial-Ekonomi, Aset Rumah Tangga”.

Kesimpulan yang didapat dari beberapa penelitian terkait adalah dalam sebuah penelitan sangatlah penting untuk menentukan permasalah apa yang terjadi, faktor- faktor penyebab masalah dan metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah serta hasil akhir dari penggunaan metode tersebut apakah menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik, cepat dan tepat seperti yang terjadi dalam proses penentuan pengambilan keputusan penerimaan teller pada Bank BNI Pondok Cina.

Menurut (Ardiansyah, 2017) kelebihan dan kekurangan AHP sebagai berikut:

(32)

18

a. Struktur yang berhierarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sab-sab kriteria yang paling dalam.

b. Memperhitungkan validasi sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

c. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisissensitivitas pengambilan keputusan “pairwise comparison” AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang di teliti multi obyek dan multi kriteria berdasar pada perbandingan refeerensi dari tiap elemen dalam hierarki. Jadi model ini merupakan model yang komperehensif.

Pembuat keputusan menentukan pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana. Membangun semua prioritas untuk urutan alternatif pairwise comparison AHP data yang ada bersifat kualitatif berdasarkan pada persepsi, pengalaman, intuisi sehingga dirasakan dan diamati.

2.3. Tinjauan Organisasi/Objek Penelitian 2.3.1 Sejarah

Bank BNI Pondok Cina berdiri dari tahun 2007 yang beralamatkan dijalan margonda raya, Kemiri Muka Beji kota Depok Jawa barat. Bank BNI Pondok Cina merupakan kantor cabang pembantu (KCP) dan untuk kantor cabang untumanya berada dimargonda.

Visi Bank BNI Pondok Cina

Menjadi lembaga keuangan yang unggul dalam layanan dan kinerja.

Misi Bank BNI Pondok Cina

1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah dan selaku mitra utama.

2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.

(33)

19

3. Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.

4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan komunitas.

5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.

2.3.2 Struktur Organisasi

Berikut ini adalah Struktur Organisasi Bank BNI Pondok Cina

Pemimpin KCP

Customer

Teller Security Office Boy

Service

Sumber : Bank BNI Pondok Cina (2018)

Gambar II.1

Struktur Organisasi Bank BNI Pondok Cina

(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian

Kegiatan penelitian merupakan suatu proses memperoleh atau mendapatkan suatu pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis. Dalam penelitian dibidang apapun, tahapan-tahapan itu pada umumnya memiliki kesamaan walaupun ada beberapa hal yang sering dimodifikasi dalam pelaksanaannya oleh peneliti sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi tanpa mengabaikan prinsip-prinsip umum yang digunakan dalam proses penelitian. Berikut adalah tahapan yang ditempuh oleh penulis:

Mengidentifikasi Masalah Merumuskan Masalah Menentukan Tujuan Penelitian

Studi Literatur

Merumuskan Hipotesis Mengadakan Studi

Pendahuluan

Pengumpulan Data Pengolahan Data Deskripsi Hasil Penelitian

Gambar III. 1 Bagan Tahapan Penelitian

Tahapan metodologi penelitian dijelaskan sebagai berikut : 1 Identifikasi Masalah

Dalam tahapan ini peneliti mencari permasalahan yang ada di Bank BNI Pondok Cina yaitu pengambilan keputusan dalam penerimaan calon teller yang

20

(35)

21

masih kurang akurat dan benar, sehingga peneliti mencoba untuk menerapkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam masalah ini.

2. Merumuskan Masalah

Tahap ini merupakan kelanjutan dari penemuan masalah, yaitu merumuskan masalah berdasarkan masalah-masalah yang akan diteliti, tapi tetap dalam batasan ruang lingkup.

3. Menentukan Tujuan Penelitian

Yaitu menentukan tujuan yang akan dicapai dari permasalahan yang diteliti, dalam hal ini tujuan penelitian diBank BNI Pondok Cina, yaitu menerapkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) pada pemilihan teller sehingga untuk kedepannya

Bank BNI Pondok cina ini bisa menentukan perekrutan teller dengan lebih tepat dan akurat.

4. Tinjauan Pustaka

Dalam penelituan ini dlakukan tinjauan pustaka dengan mempelajari literature yang digunakan sebagai kajian teori.

5. Penentuan Sempel Penelitian

Dalam penelitian ini mengambil sampel penelitian (responden) sebanyak 15 callon teller pada cabang Bank BNI.

6. Kuesioner

Pembuatan koesioner dilakukan dengan menyediakan kriteria-kriterian apa saja yang akan diberikan kepada calon teller yaitu knowledge, komunikasi, sikap inklusif, Objektif , etos kerja, usia, nilai ijazah dan pendidikan terakhir. Selain menyediakan kriteria penulis juga menyediakan 3 alternatif yaitu Agung Purnomo S.E , Dwi rudi wibowo SH dan Agus Wahyu S.kom.

(36)

7. Mengadakan Studi Pendahuluan

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti di bagian Bank BNI Pondok Cina.

sehingga dapat diketahui keadaan dan kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis maupun praktis.

8. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan dibuktikan kebenarann

melalui penelitian di lapangan.

9. Studi Literatur

Pada tahap ini, mempelajari literatur yang akan digunakan sebagai kajian dalam penelitian sesuai dengan permasalahan yang terkait dengan penerimaan teller diBank BNI Pondok Cina serta menentukan kriteria penilaian dan bobot nilai perkriteria.

Adapun kriteria dan bobot nilai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kriteria Penilaian calon teller

Menentukan variabel dan sumber data yang ada pada calon teller diBank BNI. Beberapa kriteria yang digunakan untuk penilaian itu adalah : Komunikasi, Sikap Inklusif, Objektif dan Etos Kerja.

b. Bobot Nilai Perkriteria

Pemberian bobot nilai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan berdasarkan data yang terkumpul.

10. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Kegiatan ini harus didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan dalam rancangan penelitian. Pengumpulan data dibank BNI Pondok cina ini dikumpulkan melalui kuesioner yang telah diisi oleh masing-masing responden dan memberikan bobot penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Setelah kuesioner disebar dan diisi oleh responden, maka selanjutnya penulis mengolah data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Data yang diperoleh

(37)

23

dari kuesioner bersifat kuantitatif. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara manual menggunakan metode AHP

a. Pengolahan Data

Mengenai pengolahan data, peneliti akan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).

b. Deskripsikan Hasil Pnelitian

Menjabarkan seluruh hasil penelitian yang dilakukan di Bank BNI Pondok Cina dan membuat kesimpulan dari metode yang digunakan yaitu metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

3.2 Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen penelitian yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diteliti diperoleh melalui

instrumen penelitian. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sudjana dan Ibrahim (2016:46) “Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul- betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data

empiris sebagaimana adanya”.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan instrument berupa kuesioner yang respondennya ditujukan kepada calon teller dicabang-cabang Bank BNI Jakarta.

Kuesioner yang dibuat lalu diolah menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dimana metode AHP menggunakan skala prioritas

sehingga elemen dengan bobot paling tinggi merupakan pilihan yang tepat untuk menentukan penerimaan teller.

Variabel yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari beberapa kriteria yaitu Keilmuan, Komunikasi, Sikap Inklusif, Objektif dan Etos Kerja yang menjadi latar belakang penilaian penerimaan teller variabel pada penelitian ini

(38)

baru akan dirumuskan dalam bentuk struktur hirarki setelah didapatkan data primer dari hasil kuesioner seluruh responden yang terkait.

3.3 Metode Pengumpulan Data, Populasi dan Sample Penelitian A. Metode Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data berupa jawaban dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada calon teller yang berada dicabang bank BNI di sekitar wilayah Jakarta. Penelitian juga menggunakan sumber data sebagai berikut :

1. Studi Lapangan a. Observasi

Pengamatan secara langsung yang dilakukan penulis di Bank BNI Pondok Cina ini dilakukan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting yang berkaitan dengan perekrutan calon teller di perusahaan tersebut.

b. Angket atau Kuisioner

Selain observasi penulis juga menggunakan tekhnik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner yang ditujukan kepada sebagian karyawan dan nasabah yang nantinya akan dijadikan data primer untuk diolah dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).

Kuesioner terbagi menjadi empat bagian, yang pertama adalah permohonan kepada responden untuk bersedia mengisi lembaran yang diberikan atau kuesioner. Yang kedua berupa identitas responden, dan yang ketiga merupakan petunjuk pengisian kuesioner dan yang terakhir adalah daftar pertanyaan yang

(39)

25

harus diisi oleh responden. Dalam hal pengisian kuesioner ini, responden cukup memilih atau mencentang angka yang sesuai dengan pilihan atau pengetahuan responden.

Tabel III. 1

Format Pengisian Kuesioner

No KRITERIA SKALA SKALA KRITERIA

1 Keilmuan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Komunikasi

2 Keilmuan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sikap Inklusif

3 Keilmuan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Objektif

4 Keilmuan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Etos Kerja

5 Komunikasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sikap Inklusif

6 Komunikasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Objektif

7 Komunikasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Etos Kerja

8 Sikap Inklusif 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Objektif

9 Sikap Inklusif 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Etos Kerja

10 Objektif 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Etos Kerja

Untuk cara pengisian kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Menurut anda sebagai calon teller dalam menunjang aktivitas seberapa pentingkah Keilmuan dengan Komunikasi :

Tabel III.2 Skala Perbandingan

SKALA SKALA

Kriteria A 987654321234 56789 Kriteria B

Keilmuan Komunikasi

Jika anda memberi tanda (√) pada skala 7 dikolom A, maka artinya kriteria A dalam contoh ini Keilmuan sangat lebih penting dibanding dengan kriteria B dalam contoh ini Komunikasi.

Akan tetapi jika anda merasa kriteria B sangat lebih penting dibandingkan dengan kriteria A (Keilmuan) maka pengisian kolomnya adalah sebagai berikut :

Kriteria A

SKALA SKALA

Kriteria B

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(40)

Keilmuan Komunikasi

Setelah data dari kuesioner diisi oleh responden dan dikumpulkan, penulis merangkum dalam bentuk 6 tabel matriks perbandingan berpasangan, yaitu:

1. Matriks perbandingan berpasangan level 1 berdasarkan kriteria utama

2. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Keilmuan

3. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Komunikasi

4. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Sikap Inklusif

5. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Objektif

6. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Etos Kerja

c. Wawancara

Wawancara yang dilakukan penulis yaitu dengan menggali informasi kepada pimpinan operasional bapak Harris Rinaldi Bank BNI Pondok Cina.

Pertanyaan yang diajukan mengenai hal-hal penting yang berkaitan dengan pemilihan Teller sesuai dengan kebutuhan.

2. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara membaca dan mengkaji buku-buku secara teoritis yang berkaitan dengan penelitian yang dibahas.

(41)

27

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Teller-Teller Bank BNI Pondok Cina, dikarenakan jumlah Teller yang cukup banyak maka dilakukan penentuan sampel, menurut (Malik & Haryanti, 2018) “Sampel adalah kumpulan dari unit sampling, yang ditarik biasanya dari sebuah frame”. Dan sampel yang akan penulis gunakan yaitu dengan menggunakan metode Slovin. Rumus dari Slovin yaitu :

Rumus : n = N___

1 + Ne2 Keterangan :

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

e = Batas Toleransi Kesalahan (error tolerance)

Penggunaan rumus ini yang pertama harus dilakukan adalah menentukan barapa batas toleransi dan batas toleransi kesalahan dinyatakan dalam persen.

Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel, semakin kecil tolerasi kesalahan maka semakin besar jumlah sampel yang dbutuhkan. Dalam penelitian ini batas toleransi yang digunakan sebesar 5%, sehingga tingkat akuratnya sebesar 95%. Total calon Teller di Bank BNI sebanyak 50 orang, sehingga ditentukan rumus dengan menggunakan metode Slovin yaitu sebagai berikut :

(42)

Dengan demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 15 responden.

3.4 Metode Analisis Data A. Decompotition

Mendefinisikan persoalan dengan cara memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur dan digambarkan dalam bentuk hirarki sebagai berikut :

Perekrutan calon Teller

Keilmuan Komunikasi Sikap Inklusif Objektif Etos kerja

Agung Purnomo S.E Dwi Rudi Wiboeo S.H Agus Wahyu S.kom

Gambar III.2 Decompotition

B. Comparative Judgement

Selanjunya yaitu menentukan prioritas elemen dengan membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan

(43)

29

sesuai kriteria yang telah ditentukan. Setiap elemen diisi dengan nilai yang sudah ditentukan oleh koresponden dan telah dikonversikan ke skala AHP.

Tabel III. 3

Matriks Perbandingan Berpasangan

Tujuan Elemen A Elemen B Elemen C

Elemen A Elemen B Elemen C

Sumber : Ari Basuki (2016) C. Syntesis of Priority

Menentukan prioritas dari elemen kriteria. Hal ini sering kali dipandang sebagai bobot atau kontribusi terhadap tujuan pengambilan keputusan. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

1. Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matriks

2. Membagi setiap nilai dari kolom dengan totak kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

3. Menjumlahkan nilai dari setiap baris dan membagi dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata- rata

D. Logical Consistency

Menentukan konsistensi terbaik dengan langkah- langkah sebagai berikut :

1. Lakukan perkalian setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya.

2. Jumlahkan setiap bris yang ada.

3. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.

(44)

4. Jumlahkan hasil bagi dengan banyaknya elemen yang ada, kemudian hasil disebut maks.

5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus CI

= ( maks – n) / (n-1) n= banyaknya elemen

6. Hitung Consistensy Ratio (CR) dengan rumus CR=CI/RI

CR = Consistency Ratio CI = Consistensy Index

RI = Random Consistency Index 7. Memeriksa Consistensy Hierarki

Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgement harus diperbaiki.

Namun jika ratio konsistensi (CI / RI) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan dapat dinyatakan benar.

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam pengolahan hasil penelitian, penulis menetapkan langkah-langkah penyelesaian yang sesuai dengan proses pemecahan masalah dalam AHP dimana ada empat tahap yaitu mendefinisikan masalah, menentukan prioritas elemen, sintesis dan mengukur konsistensi.

4.1. Decompotition (Mendefinisikan Masalah)

Tahapan pendefinisian masalah dipakai dalam hal masalah yang besar serta menyederhanakan permasalahan tersebut menjadi permasalahan yang kecil, dan digambarkan dalam suatu bentuk hirarki. Dalam hirarki ini dibuat menjadi 3 bagian yaitu tujuan, kriteria dan alternatif.

Perekrutan calon Teller

Keilmuan Komunikasi Sikap Inklusif Objektif Etos kerja

Agung Purnomo S.E Dwi Rudi Wiboeo S.H Agus Wahyu S.kom

Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018) Gambar IV.1

Hierarki Perekrutan Calon Teller Bank BNI Pondok Cina 31

(46)

Dari tabel diatas dimaksudkan, memecahkan permasalahan dengan beberapa bagian atau tahapan yang bertujuan sebagai penunjang dalam perekrutan calon Teller pada Bank BNI Pondok Cina. Pada tabel hierarki tersebut terdapat 2 faktor penunjang dalam menentukan Perekrutan Calon teller yaitu, kriteria dan alternative.

Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah keilmuan, komunikasi, sikap inklusif, objektif, dan etos kerja, sedangkan alternative yang digunakan adalah kandidat calon teller pada Bank BNI Pondok Cina tempat dilakukannya penelitian.

Adapun alternatifnya yaitu, Agung Purnomo S.E, Dwi Rudi Wibowo S.H, Agung Wahyu S,Kom.

4.2. Comparative Judgement (Menentukan Prioritas Elemen)

Pada tahapan menentukan prioritas elemen, langkah yang dilakukan pertama adalah membuat matriks perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang telah diberikan. Matriks

perbandingan berpasangan diisi dengan menggunakan angka untuk menggambarkan tingkat kepentingan dari suatu elemen terhadap elemen yang lain.

Pada penelitian ini penulis menggunakan responden dimana merupakan karyawan yang berada di Bank BNI Pondok Cina. Untuk bentuk kuesioner yang dibagikan kepada partisipan yaitu sebagai berikut:

(47)

33

Tabel IV.1

Level 1 Perbandingan Kriteria Utama

Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018)

Maksud penjabaran tabel diatas adalah bentuk kuesioner perbandingan level 1 untuk kriteria utama, yang berisikan perbandingan dari setiap kriteria yang digunakan. Pada kuesioner tersebut terdapat 2 kolom kriteria A dan B yang saling membandingkan antara kriteria satu dengan yang lain, dengan memberikan nilai skala prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut penjelesan dari nilai skala prioritas pada tabel diatas :

1 = Sama penting

3 = Sedikit lebih penting

5 = Lebih penting dibanding dengan 7 = Sangat lebih penting disbanding

9 = Mutlak lebih penting dibanding dengan 2, 4, 6, 8 = Nilai antara dua pertimbangan

Setelah menjabarkan bentuk kuesioner untuk level 1, langkah selanjutnya yaitu memberikan gambaran format atau bentuk kuesioner untuk level 2, yang

(48)

berisikan kriteria perbandingan dari setiap alternative yang digunakan. Berikut gambaran 5 bentuk kuesioner setiap kriteria pada level 2, yaitu :

Tabel IV.2

Level 2 Perbandingan Keilmuan

Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018) Tabel IV.3

Level 2 Perbandingan Komunikasi

Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018) Tabel IV.4

Level 2 Perbandingan Sikap Inklusif

Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018)

(49)

35

Tabel IV.5

Level 2 Perbandingan Objektif

Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018) Tabel IV.6

Level 2 Perbandingan Etos Kerja

Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018)

Untuk cara pengisian kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Menurut anda sebagai Teller dalam memberikan pelayana kepada nasabah, seberapa pentingkah Keilmuan dengan Komunikasi :

Jika anda memberi tanda (√) pada skala 7 dikolom A, maka artinya kriteria A dalam contoh ini Keilmuan sangat lebih penting dibanding dengan kriteria B dalam contoh ini Komunikasi. Akan tetapi

(50)

jika anda merasa kriteria B sangat lebih penting dibandingkan dengan kriteria A (Keilmuan) maka pengisian kolomnya adalah sebagai berikut:

Setelah data dari kuesioner diisi oleh responden dan dikumpulkan, penulis merangkum dalam bentuk 6 tabel matriks perbandingan berpasangan, yaitu:

1. Matriks perbandingan berpasangan level 1 berdasarkan kriteria utama 2. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Keilmuan 3. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Komunikasi 4. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Sikap Inklusif

5. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Objektif 6. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Etos Kerja

4.3. Syntesis of Priority (Sintesis)

Sebelum melakukan proses systesis of prority, Data kuesioner yang telah diperoleh diolah terlebih dahulu dengan cara membuat matriks perbandingan atau (pairwaise comparison). Setelah itu akan beralih ketahapan selanjutnya yaitu, menghitung systesis of prority.

Dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan terhadap matriks, maka perbandingan di sintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini yaitu:

(51)

37

1. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.

2. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

3. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

Sintesis dilakukan sebanyak jumlah matriks perbandingan yang telah dibuat.

Dalam penelitian ini sintesis yang ada meliputi:

1. Sintesis level 1 berdasarkan kriteria utama 2. Sintesis level 2 berdasarkan Keilmuan 3. Sintesis level 2 berdasarkan Komunikasi 4. Sintesis level 2 berdasarkan Sikap Inklusif 5. Sintesis level 2 berdasarkan Objektif 6. Sintesis level 2 berdasarkan Etos Kerja 4.3.1. Sintesis Level 1 Berdasarkan Kriteria Utama

Tabel IV.7

Penjumlahan Nilai Kolom Kriteria Utama

Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018)

Penjumlahan nilai kolom kriteria utama di dapatkan berdasarkan dari hasil jawaban sebanyak 15 responden

(52)

Tabel IV.8

Normalisasi Dan Rata-rata Kriteria Utama

Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018)

Normalisasi di dapatkan berdasarkan hasil pembagian dari masing-masing kriteria dan mendapatkan nilai eigen vektor dari rata-rata masing-masing kriteria.

Dari vector eigen terlihat bahwa:

1. Kriteria Keilmuan memiliki prioritas tertinggi dengan bobot 0.16 2. Kriteria Komunikasi memiliki prioritas kedua dengan bobot 0.08 3. Kriteria Sikap Inklusif memiliki prioritas ketiga dengan bobot 0.39 4. Kriteria Objektif memiliki prioritas keempat dengan bobot 0.25 5. Kriteria Etos Kerja memiliki prioritas terrendah dengan bobot 0.12 Jadi urutan kriteria untuk perekrtuan calon Teller yaitu:

1. Sikap Inklusif 2. Objektif 3. Keilmuan 4. Etos Kerja 5. Komunikasi

(53)

39

4.3.2. Sintesis Level 2 Berdasarkan Keilmuan

Tabel IV.9

Penjumlahan Nilai Kolom Keilmuan

Penjumlahan Kolom Matrik Bedasarkan Keilmuan

Alternatif Agung Punomo S.E Dwi Rudi Wibowo S.H Agus Wahyu S.kom

Agung Punomo S.E 1,0 1,80 1,65

Dwi Rudi Wibowo S.H 0,56 1,00 1,03

Agus Wahyu S.kom 0,73 1,07 1,00

Total 2,28 3,87 3,68

Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018)

Penjumlahan nilai kolom keilmuan di dapatkan berdasarkan dari hasil jawaban sebanyak 15 responden

Tabel IV.10

Normalisasi Dan Rata-rata Kriteria Keilmuan

Normalisasi matrik Berdasarkan Keilmuan

Alternatif Agung Punomo S.E Dwi Rudi Wibowo Agus Wahyu S.kom Rata-rata S.H

Agung Punomo S.E 0,4 0,46 0,45 0,45

Dwi Rudi Wibowo S.H 0,24 0,26 0,28 0,26

Agus Wahyu S.kom 0,32 0,28 0,27 0,29

Eigen Vector 1,00 Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2018)

masing kriteria dan mendapatkan nilai eigen vektor dari rata-rata masing-masing kriteria. Dari vector eigen terlihat bahwa:

1. Agung Purnomo S.E memiliki prioritas tertinggi dengan bobot 0.45 2. Dwi Rudi Wibowo S.H memiliki prioritas kedua dengan bobot 0.26 3. Agus Wahyu S,Kom memiliki prioritas ketiga dengan bobot 0.2

Jadi urutan alternatif untuk Perekrutan Calon Teller berdasarkan kriteria Keilmuan yaitu:

Referensi

Dokumen terkait

Namun, mengingat dahsyatnya kecelakaan nuklir yang mungkin terjadi, maka toleransi (penyimpangan dari standar yang diizinkan) cukup kecil. “Aman” harus berarti jaminan nyata,

You can store session information in the server’s memory by using the InProc session state mode, store it in an ASP.NET State Service server by using the StateServer mode, store it

Salah satu pengukuran kinerja keuangan yang dilihat dari laporan keuangan perusahaan adalah melakukan penilaian kinerja keuangan dengan analisis Value Added

Maka dari itu penting untuk memberikan nilai-nilai aqidah akhlak tersebut, dewasa ini dalam pendidikan terdapat banyak sekali kegiatan yang di dalamnya terdapat

Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini yaitu perawatan sistem kelistrikan gedung RSG- GAS menggunakan metoda Non Destructive Testing (NDT) dapat dimanfaatkan untuk

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui kelayakan dari media pembelajaran fisika berbasis mobile learning pada materi fisika inti dan radioaktivitas yang

Mencegah terjadinya batu saluran kemih berulang pada bayi dan anak dapat dilakukan dengan cara banyak minum, mengoreksi kelainan metabolik, mengatasi infeksi dan penyakit

Phenolic Contents and Antioxidant Activity of Various Date Palm (<i>Phoenix dactylifera </i> L.) Fruits from Saudi