• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

48

Jurnal Penelitian Ilmu Keolahragaan (JOKER) Volume 1 No. 1 Januari 2020 Availabel online at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/joker

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH

Saidun1, Wolter Mongsidi2, Muhammad Zaenal Arwih3

1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Ilmu Keolahragaan/Mahasiswa

Email: saidunsyahrilsa@gmail.com

2Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Ilmu Keolahragaan /Dosen

Email: wolterfik@gmail.com

3Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Ilmu Keolahragaan/Dosen

Email: muh.zaenal.arwih.ikor@gmail.com

ABSTRACT

Saidun, Stambuk: A1F216107 "Relationship between Leg Muscle Power and Long Jump Ability ". Supervised by Dr. Wolter Mongsidi, S.Pd., M. Kes as the first mentor and

Mr. Muh. Zaenal Arwih, S.Pd., M. Kes as the second mentor.

The purpose of this study was to determine how much the relationship between leg muscle power and the long jump ability of SMPN 17 Masaloka Raya Bombana students . The population in this study were all students of SMPN 17 Masaloka Raya Bombana , totaling 365 people . The sampling technique is done using a purposive random sampling technique which is obtained by the number of 175 people. After that, to simplify the research carried out randomly so as to get 35 people. The instrument used to measure leg muscle power is the vertical jump test and for the longjump results the long jump test is 3 attempts.

The research data were analyzed using statistical product technique techniques with a significant level of 0, 05. The results of this study indicate that there is a significant relationship between leg muscle power and the results of long jumps on SMPN 17 Masaloka Raya Bombana students. r xy = 0, 90> r tab (0.05: 35) = 0.334 with the coefficient of determination = 0.81 or 81%. So limb muscle power m reflected on the contribution to the results of the long jump at the students of SMPN 17 Masaloka Kingdom Bombana.

Based on the results of the analysis, it can be concluded The fish that the stronger power muscular limbs students of SMPN 17 Masaloka Kingdom Bombana will all better the long jump results.

Keywords: Leg muscle power, long jump results.

ABSTRAK

Saidun, Stambuk: A1F2 16 107 “Hubungan Power Otot Tungkai Dengan

Kemampuan Lompat Jauh”. Dibimbing oleh Bapak Dr. Wolter Mongsidi, S.Pd.,M.Kes sebagai pembimbing pertama dan Bapak Muh. Zaenal Arwih, S.Pd.,M.Kes sebagai pembimbing kedua.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan power otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh siswa SMPN 17 Masaloka Raya Bombana.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 17 Masaloka Raya Bombana yang berjumlah 365 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive random sampling yakni diperoleh jumlah 175 orang. Setelah itu, untuk mempermudah penelititan dilakukan random sehingga diperoleh 35 orang. Adapun instrumen

(2)

49 yang digunakan untuk mengukur power otot tungkai adalah dengan tes vertical jump dan untuk hasil lompat jauh adalah tes lompat jauh sebanyak 3 kali percobaan.

Data penelitian dianalisis menggunakan teknik statistic product moment dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai dengan hasil lompat jauh pada siswa SMPN 17 Masaloka Raya Bombana. Dimana rxy = 0,90 > r tab (0,05:35) = 0,334 dengan koefisien determinasi = 0,81 atau 81%. Jadi power otot tungkai memberi kontribusi terhadap hasil lompat jauh pada siswa SMPN 17 Masaloka Raya Bombana.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin kuat power otot tungkai siswa SMPN 17 Masaloka Raya Bombana maka akan semakin baik pula hasil lompat jauh.

Kata kunci: Power Otot Tungkai, Hasil Lompat Jauh.

PENDAHULUAN

Pembinaan olahraga pada umumnya, pembinaan cabang olahraga atletik juga diperlukan pembinaan yang teratur, terprogram dan terencana. Disamping itu harus memperhatikan faktor-faktor pendukung pencapaian prestasi. Setiap prestasi muncul karena dukungan dari berbagai faktor. Dalam atletik antara lain sebagai berikut: (1) bakat, (2) bentuk gerakan dan latihan, (3) tingkat perkembangan faktor prestasi dan sifat-sifat yang berdaya gerak (tenaga, stamina, kecepatan, kelincahan, dan keterampilan), (4) niat dan kemauan (Gunter Benhard. 1993).

Olahraga lompat jauh merupakan jenis olahraga yang berprestasi yang popular di dunia dan senantiasa di lakukan oleh orang-orang yang memiliki potensi tertentu baik anak usia dini, remaja maupun usia prestasi. Lompat jauh termasuk salah satu bagian dari nomor lompat. Unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh, diantaranya adalah power otot tungkai.

Power otot tungkai merupakan komponen gerak yang sangat penting untuk melaksanakan suatu aktivitas gerak dalam setiap cabang olahraga yang berat. Pyke (1992) mendefinisikan power sebagai kemampuan untuk mengelu-arkan daya maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Sebagai contoh adalah pelompat jauh, yang memerlukan ketangkasan kontraksi otot. Kemudian, Harre (1982) menyatakan bahwa power adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan yang utuh. Power juga penting untuk cabang olahraga yang eksplosive, seperti lompat jauh, Power otot tungkai merupakan bagian dari komponen penting dalam meraih prestasi olahraga, khususnya olahraga yang memerlukan dukungan gerakan berpindah tempat atau yang melibatkan otot-otot tungkai.

Power otot tungkai merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai untuk melakukan gerak secara eksplosif. Daya ledak otot menurut Sajoto (1988: 58) adalah

“kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya”.

Power otot tungkai digunakan untuk menekan tanah akan memberikan reaksi sebesar tekanan yang dilakukan. Dengan demikian peranan power otot tungkai terhadap menggiring adalah memberi tekanan dan memberi sumbangan kekuatan menggiring. Selanjutnya yang dimaksud dengan power otot tungkai dalam penelitian ini adalah kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai untuk melakukan kerja atau gerakan dengan mengerahkan tenaga maksimal secara eksplosif. Beberapa indikator untuk menyeleksi atlet berbakat antara lain kesehatan, anthropometri, lama latihan, kemampuan fisik, dan sebagainya, (Irianto, 2002:

29).

(3)

50 Menurut Bafirman, (2008:82), dalam kegiatan berolahraga power merupakan suatu komponen biomotorik yang sangat penting karena power akan menentukan seberapa keras orang dapat memukul, seberapa keras orang dapat menendang, seberapa cepat orang dapat berlari, serta seberapa jauh orang dapat melakukan tolakan dan lain sebagainya. Selanjutnya menurut Wafan dalam Santosa, (2015: 3), power adalah salah satu unsur kondisi fisik yang dibutuhkan untuk hampir semua cabang olahraga termasuk didalamnya permainan futsal. Hal ini dapat dipahami karena daya ledak (power) tersebut mengandung unsur gerak eksplosif.

Aktivitas berlari melompat dan meloncat dapat terjadi apabila power otot tungkai ditransfer atau dipindahkan ke tubuh bagian atas untuk melaksanakan bermacam-macam gerakan dalam olahraga. Melakukan teknik tolakan maupun berlari saat lompat jauh diperlukan aspek power tungkai kaki yang dikoordinasikan dengan kecepatan berlari sebagai upaya persiapan pelaksanaan sikap badan diudara, dimana kecepatan akan meningkatkan gerakan badan dalam ayunan tubuh. Kedua aspek tersebut merupakan satu kesatuan gerak yang penting dalam menunjang pelaksanaan lompat jauh, sehingga mampu menghasilkan unjuk kerja yang optimal. Unsur kondisi fisik kecepatan merupakan komponen gerak yang sangat penting untuk melaksanakan suatu aktivitas gerak dalam setiap cabang olahraga yang berat. Harsono (1988), mendefinisikan kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dan waktu yang sesingkat- singkatnya Dengan demikian kecepatan maksimal dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah kemampuan gerak kaki yang secepat-cepatnya dalam waktu yang singkat sehingga akan memudahkan dalam berlari saat akan melakukan lompat jauh dalam waktu yang sangat cepat.

Menurut Engkos Kosasih (1985:67) bahwa yang menjadi tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya yang mempunyai empat unsur gerakan yaitu:

awalan; tolakan; sikap badan di udara; sikap badan pada waktu jatuh atau mendarat. Dalam hal yang sama Yusuf Adisasmita (1992:65) berpendapat bahwa keempat unsur ini merupakan suatu kesatuan, yaitu urutan gerakan lompat yang tidak terputus.

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam lompat jauh selain pelompat harus memiliki kondisi fisik yang baik, juga harus memahami dan mengusai tehnik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut. Bernhard (1993: 45) menyatakan bahwa unsur- unsur dalam mencapai prestasi lompat jauh yang maksimal adalah: 1) faktor kondisi fisik terutama kecepatan tenaga lompatan dan tujuan yang diarahkan pada ketrampilan, 2) faktor tehnik ancang-ancang, persiapan dan perpindahan fase melayang dan pendaratan.

Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti tentang hubungan power otot tungkai dan kecepatan dengan kemampuan lompat jauh adapun alasan yang mendasari pelaksanaan penelitian ini adalah komponen fisik power otot tungkai merupakan faktor penting untuk mencapai prestasi yang optimal dalam lompat jauh, khususnya kecepatan gerak awalan yang diubah menjadi daya mendorong pada ayunan kaki saat berlari menuju bak lompatan, Namun untuk mengetahui lebih jelas seberapa besar hubungan power otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh perlu dilakukan suatu penelitian dan yang akan menjadi lokasi penelitian penulis adalah di SMPN 17 Masaloka Raya Bombana. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah ini diantaranya adalah sebagian besar siswa khususnya putra gemar berolahraga dan yang tak kalah pentingnya adalah tersedianya sarana lapangan yang tentunya akan memudahkan peneliti untuk mengadakan suatu penelitian. Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengemukakan judul sebagai berikut hubungan power otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh siswa SMPN 17 Masaloka Raya Bombana.

(4)

51 METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan rancangan korelasional yang ingin mengetahui hubungan power otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah power otot tungkai sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan lompat jauh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 17 Masaloka Raya Bombana yang berjumlah 365 orang yang terdiri dari 175 putra dan 190 putri. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling yakni diperoleh jumlah 175 orang dengan random 35 orang. Instrumen untuk mengukur power otot tungkai yaitu dengan tes vertical jump (Nurhasan, 2008), sedangkan intrumen untuk mengukur kemampuan lompat jauh yaitu diukur dengan menggunakan tes lompat jauh (Verducci, 1985). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik statistik inferensial diuji menggunakan product moment.

Rancangan Penelitian:

X Y Keterangan :

X = Power otot tungkai Y = Kemampuan lompat jauh = Hubungan

Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas yaitu power otot tungkai.

2. Variabel terikat yaitu kemampuan melakukan lompat jauh.

HASIL PENELITIAN

Deskriptif Variabel Penelitian (Power Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh)

Berikut akan di uraikan mengenai data hasil rata-rata variabel X, dan Y yang dapat di lihat pada tabel 1 berikut ini:

1. Deskriptif Variabel Penelitian (Power Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh)

Berikut akan di uraikan mengenai data hasil rata-rata variable X, dan Y yang dapat di lihat pada table 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1. Rata-rata dan standar deviasi variabel Power Otot Tungkai (X), dengan Hasil Lompat Jauh (Y)

Variabel Mean Standar Deviasi

X (Power Otot Tungkai) 34,88 6,35

Y (Lompat Jauh) 2,89 0,86

(5)

52 Berdasarkan hasil dari tabel 4.1, jelas bahwa skor rata-rata power otot tungkai adalah 34,88 cm dengan standar deviasi 63,35. Sedangkan skor rata-rata hasil lompat jauh adalah 2,89 cm dengan standar deviasi 0,86.

2. Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram data Power Otot Tungkai

Untuk melihat distribusi frekuansi power otot tungkai maka dapat di lihat pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi data Power Otot Tungkai No Kelas interval Frekuensi Presentase

1 23 – 27 4 11,4 %

2 28 – 31 9 25,7 %

3 32 – 35 5 14,3 %

4 36 – 39 8 22,9 %

5 40 – 43 5 14,3 %

6 44 – 46 4 11,4 %

Jumlah 35 100

Berdasarkan hasil data distribusi frekuensi power otot tungkai di atas, maka diperoleh keterangan bahwa:

a) Data power otot tungkai rentang nilai 23 – 27 terdapat 4 kali testee.

b) Data power otot tungkai rentang nilai 28 – 31 terdapat 9 kali testee.

c) Data power otot tungkai rentang nilai 32 – 35 terdapat 5 kali testee.

d) Data power otot tungkai rentang nillai 36 – 39 terdapat 8 kali testee.

e) Data power otot tungkai rentang nilai 40 – 43 terdapat 5 kali testee.

f) Data power otot tungkai rentang nilai 44 – 46 terdapat 4 kali testee.

Gambar 4.1 : Histogram Frekuensi Data Power Otot Tungkai

(6)

53 Dari hasil diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa testee yang memiliki power otot tungkai paling rendah sebanyak 4 testee pada rentang nilai 23 – 27 dan 44 – 46, sedangkan testee yang memiliki power otot tungkai paling tinggi sebanyak 9 testee pada rentang nilai 28 – 31. Selain itu rentang nilai hasil tes power otot tungkai paling sering diperoleh testee berada pada rentang nilai 23 – 27, 44 – 46, yang berjumlah 4 dan 32 – 35, 40 – 43 yang berjumlah 5 testee.

3. Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram Data Lompat Jauh

Utuk melihat distribusi frekuensi data kemampuan lompat jauh dapat di lihat pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi data Hasil Lompat Jauh No Kelas interval Frekuensi Presentase

1 1,85 – 1,99 2 5,7 %

2 2,00 – 2,49 2 5,7 %

3 2,50 – 2,99 9 25,7 %

4 3,00 – 3,39 10 28,6 %

(7)

54

5 3,40 – 3,69 11 31,4 %

6 3,70 – 3,9 1 2,9 %

Jumlah 35 100

Berdasarkan hasil data distribusi frekuensi lompat jauh di atas, maka diperoleh keterangan bahwa:

a) Data kemampuan lompat jauh rentang nilai 1,85 – 1,99 terdapat 2 kali testee.

b) Data kemampuan lompat jauh rentang nilai 2,00 – 2,49 terdapat 2 kali testee.

c) Data kemampuan lompat jauh rentang nilai 2,50 – 2,99 terdapat 9 kali testee.

d) Data kemampuan lompat jauh rentang nillai 3,00 – 3,39 terdapat 10 kali testee.

e) Data kemampuan lompat jauh rentang nilai 3,40 – 3,69 terdapat 11 kali testee.

f) Data kemampuan lompat jauh rentang nilai 3,70 – 3,9 terdapat 1 kali testee.

Gambar 4.2 : Histogram Frekuensi Data Kemampuan Lompat Jauh

Berdasarkan hasil uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa testee yang memiliki kemampuan lompat jauh yang paling rendah sebanyak 2 testee pada rentang nilai 1,85 – 2,49, sedangkan testee yang memiliki kemampuan lompat jauh paling tinggi sebanyak 1

(8)

55 testee pada rentang nilai 3,70 – 3,9. Selain itu rentang nilai hasil kemampuan lompat jauh paling sering diperoleh testee berada pada rentang nilai 3,40 – 3,69 yang berjumlah 11 testee.

1. Uji korelasi product moment

Data hasil penelitian mengenai power otot tungkai, dengan kemampuan lompat jauh dapat di lihat pada lampiran 1. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana hubungan power otot tungkai dengan hasil kemampuan lompat jauh, dapat di lakukan uji statistik korelasi product moment. Dari uji korelasi tersebut di peroleh hasil sebagaimana tercantum pada table berikut ini:

Tabel 4.4. Hubungan Power Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh

Variabel Mean rₓᵧ r²

X (Power Otot Tungkai) 34,88

0,90 0,81

Y ( Lompat Jauh) 2,89

Bedasarkan tabel 4.4 maka dapat di ketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara power otot tungkai dengan hasil lompat jauh dimana rₓᵧ > 0.90 rtab (0,05 : 35 = 0,334) sedangkan koefisiendeterminasi (r2) = 0,81 atau 81 %.

PEMBAHASAN

Berdasaran uji korelasi product moment terhadap variabel-variabel yang dapat diamati, maka dapat diketahui bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara power otot tungkai dengan hasil lompat jauh. Dimana rₓᵧ = 0,90 > rtab (0,05 : 35 = 0,334) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara power otot tungkai dengan hasil lompat jauh, kemudian koefisien determinasi (r2) = 0,81 atau 81% yang artinya bahwa terdapat kontribusi power otot tungkai dengan hasil lompat jauh.

Hasil penelitian yang mendukung dilakukan oleh Asep Dedi Paturohman, dkk. (2018) dengan judul hubungan antara kecepatan lari dan power otot tungkai terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas V SD Negeri Ciwiru Kecamatan Dawuan. Yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari dengan lompat jauh gaya jongkok sebesar 0,675 dengan p=0,000 dengan sumbangan efektif sebesar 29,359%.

Dan dipertegas oleh hasil penelitian yang dilakukan Muhammad Yudas Azhari, dkk dengan judul hubungan kecepatan lari dan daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya menggantung pada mahasiswa kuliah olahraga prestasi atletik fakultas ilmu keolahragaan Universitas Negeri Jakarta, dimana hubungan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh

(9)

56 gaya menggantung, dengan persamaan garis linier = 10,37 – 1,59, koefisien korelasi (ry2) = 0,87, yang berarti tingkat hubungannya masuk dalam kategori tinggi. Koefisien determinasi (ry1²) = 0,749 yang berarti variabel kecepatan lari memberikan sumbangan dengan hasil lompat jauh gaya menggantung sebesar 74,90%. Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa hasil penelitian yang mendukung bahwa dalam penelitian ini mempunyai hubungan yang signifikan antara variabel power otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh.

Hasil penelitian ini dapat di pahami, karena untuk dapat melakukan lompat jauh yang optimal tentunya harus di dukung oleh komponen fisik yang spesifik dengan gerakan lompat jauh yang melibatkan kaki, dalam hal ini power otot tungkai. Selain itu power otot tungkai merupakan faktor pendukung di setiap cabang olahraga terutama olahraga yang ada hubungnnya dengan penggunaan kaki. Selanjutnya power otot tungkai akan berdampak pada meningkatnya kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh. Karena power otot tungkai merupakan salah satu bagian dari daya ledak yang merupakan komponen penting dalam meraih prestasi olahraga, khususnya olahraga yang memerlukan dukungan gerakan berpindah tempat atau yang melibatkan otot-otot tungkai.

Aktivitas berlari melompat dan meloncat dapat terjadi apabila daya ledak otot tungkai ditransfer atau dipindahkan ke tubuh bagian atas untuk melaksanakan bermacam-macam gerakan dalam olahraga. Selain itu dengan memiliki kekuatan yang maksimal maka seorang akan mampu meningkatkan kemampuan fisiknya yang secara langsung dapat mununjang penguasaan teknik-teknik pada saat situasi permainan seperti halnya pada saat akan melakukan lompat jauh. Jika di hubungkan dengan penjelasan pada paragrap sebelumnya maka pada olahraga lompat jauh maka unsur komponen fisik dalam hal ini power otot tungkai merupakan modal utama untuk menghasilkan suatu tolakan atau lompatan yang berkualitas.

Dari pengertian tersebut jelas bahwa dalam melakukan lompat jauh perlu power otot tungkai, karena kita memerlukan gerakan yang cepat dan kuat saat melakukan lompatan untuk melakukan lompat jauh sejauh mungkin, dengan demikian kemampuan lompatan akan lebih optimal. Maka merujuk dari hasil penelitian yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa kemampuan lompat jauh di tentukan oleh power otot tungkai sehingga semakin baik power otot tungkai seorang testee maka semakin baik pula kemampuan lompat jauhnya.

Sedangkan 19% kemampuan lompat jauh di pengaruhi olah faktor lain yaitu antara lain, kecepatan, daya tahan dan pola latihan yang dilakukan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data power otot tungkai memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan lompat jauh.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa SMPN 17 Masaloka Raya Bombana ekstrakurikuler atletik, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti yaitu:

1. Bagi para guru pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya ilmu keolahragaan dan pelatih Atletik agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam melatih cabang olahraga Atletik khususnnya lompat jauh.

2. Kepada para siswa SMPN 17 Masaloka Raya Bombana untuk lebih giat berlatih secara sungguh-sunguh dan dengan penuh kedisiplinan di setiap sesi latihan yang khusunya berkaitan dengan penguasaan teknik lompat jauh.

3. Bagai para atletik khususnya atlet lompat jauh, jika melakukan lompatan dengan hasil yang maksimal maka harus menguasai unsur utama dari olahraga lompat jauh yang terdiri dari gerakan lari dengan awalan, gerakan bertolak, gerakan melayang di udara dan

(10)

57 berakhir dengan gerakan mendarat. Masing-masing unsur gerakan tersebut memiliki gaya tersendiri dan memberikan sumbangan terhadap hasil lompatan yang berupa jarak.

Kemudian untuk power otot tungkai harus mampu mengatasi beban dan tahanan dengan kecepatan kontraksi yang sangat tinggi dimana power merupakan gabungan dari dua kemampuan yaitu kekuatan dan kecepatan, dimana kekuatan dan kecepatan dikerahkan maksimum dalam waktu yang sangat cepat dan singkat.

4. Buat peneliti selanjutnya bila akan melakukan penelitian, disarankan agar penelitian ini tidak hanya dijadikan bahan pembanding tapi juga penelitian ini dapat ditindak lanjuti dan dikembangkan dan disarankan untuk menambahkan variabel lain seperti keseimbangan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan Terima kasih dan Penghargaan Teristimewa Kepada Ayahanda LM.

Alimudin dan Ibunda Hayati yang tiada henti mencurahkan kasih sayangnya dalam membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil sampai penulis menyelesaikan studi, serta senantiasa memberikan support selama penyelesaian skripsi penulis dan kepada saudaraku Laode Saharul Gunawan dan Hazalti yang selalu memberikan dorongan berupa motivasi serta doa restunya kepada penulis selama masa studi serta Sahabat-sahabatku Nuzul Fitra, fildayanti, asmida, wa ade, erna elisa, dan seluruh teman-teman terkhusus angkatan 016 ilmu keolahragaan yang tidak sempat di sebutkan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

Dari buku

Bernhard, Gunter. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit,dan Loncat Galah. Semarang. Dahara Prize.

Harre. 1982. Applied Kinesiology and Biomechanics, New York: Mc. Graw Hill Book Company.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching.C.V. Tambak Kusuma, Jakarta.

Nurhasan, 2008. Penilaian dalam Pembelajaran Penjas.Universitas Terbuka Jakarta.

Pyke, 1992. Physiology of Exercise for Physiological Education and Athletics. Dubuque, Iowa: W.C Brown.

Verducci FM. 1985. Measurement Concepts in Physical2 Education, CV. Mosby Company.

Dari skripsi/jurnal

Asep Dedi Paturohman, dkk. (2018). Hubungan Antara Kecepatan Lari dan Power Otot Tungkai terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra Kelas V SD Negeri Ciwiru Kecamatan Dawuan. Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol 4 No. 1 Februari 2018 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335.

Muhammad Yudas Azhari, dkk. Hubungan Kecepatan Lari dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Menggantung pada Mahasiswa Kuliah Olahraga Prestasi Atletik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta. Jurnal.

Dari internet

http//pasultar.blogspot.com.2014.lompat jauh.browsing tanggal 24 november 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Disamping itu pengalaman komunikasi juga berkontribusi terhadap konsep diri untuk menampilkan ciri dari seorang indigo tersebut, guna mendapatkan pengakuan dari masyarakat

2. Dilakukah uji sifat fisika dengan tolok ukur SII 0018 - 7 terhadap kulit atasan sepatu yang dihasilkan untuk seluruh variasi impregnasi yang dilakukan, karena dari

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, yang dimaksud Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, yang dimaksud dengan

Inovasi Desa yang berkembang setelah adanya program tersebut adalah; menciptakan padi khas Mlatiharjo, buah kelengkeng, buah belimbing, buah jambu air dan juga

Karakter yang memiliki keragaman fenotipe dan genotipe luas terdapat pada karakter keparahan penyakit, tinggi tanaman, total jumlah polong, jumlah polong bernas,

Jenis data adalah data primer (yakni penyebaran angket) dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensial melalui uji hipotesis

Jika hasil pemeriksaan dan pengujian tidak sesuai dengan jenis dan mutu barang yang ditetapkan dalam kontrak, PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil

Penelitian ini melibatkan satu orang subjek yang memiliki kekhasan yaitu wanita lanjut usia yaitu berusia 70 tahun yang melajang dan ia telah mempersiapkan segala