• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Konfigurasi Jarlokat [1,2,3].

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Konfigurasi Jarlokat [1,2,3]."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II DASAR TEORI

2.1 JARINGAN LOKAL AKSES KABEL TEMBAGA (JARLOKAT)

Jaringan lokal akses tembaga merupakan suatu jaringan kabel yang terbuat dari bahan tembaga yang dipasang atau ditarik dan digunakan untuk menghubungkan pesawat-pesawat pelanggan dengan Sentral Telepon Otomat (STO) yang bersangkutan.Setiap pesawat pelanggan terhubung dengan sepasang kawat (satu kabel) khusus ke sentral telepon. Di kantor pusat terdapat pusat penyambungan berupa perangkat elektronis.

Seperti ilustrasi pada gambar 2.1, kabel ditarik dari Main Distribution Frame (MDF) (di sentral) melalui konstruksi kabel primer (terdiri dari manhole dan duct) dan diterminasi ke titik distribusi sekunder atau sering disebut Rumah Kabel (RK), yang kemudian didistribusikan ke rumah penduduk melalui tiang dan Distribution Point (DP), dari DP ditarik ke rumah menggunakan kabel drop wire dan diterminasi di lokasi tertentu di rumah dan dengan menggunakan Instalasi Kabel Rumah/Gedung (IKR/G) jaringan dihubungkan dengan pesawat telepon[1,2,3].

Gambar 2.1 Konfigurasi Jarlokat[1,2,3].

Berdasarkan gambar 2.1 konfigurasi jaringan akses tembaga terdiri dari : 1. Main Distribution Frame (MDF)

Sentral Telepon Otomat (STO) berfungsi sebagai pusat kegiatan data seperti pasang baru, pemindahan saluran, menonaktifkan pesawat telepon pelanggan, dan lain-lain. Main Distribution Frame (MDF) merupakan rangka pembagi utama sebagai tempat terminasi antara kabel telepon ke sentral dan kabel telepon ke pelanggan. Rangka Pembagi Utama (RPU) merupakan susunan rangka dari pelat logam yang digunakan untuk tempat menginstalasi Block Terminal Rangka Pembagi Utama (BTRPU). Dibawah rungan RPU

(2)

terdapat kabel chamber yang digunakan sebagai tempat untuk penempatan kabel primer dari luar gedung sebelum masuk ke MDF. Jumper wire merupakan kawat sambungan yang digunakan sebagai penghubung antara titik peralihan dari RPU atau Rumah Kabel.[4]

2. Kabel Primer

Kabel primer merupakan kabel yang berkapasitas besar dan dipasang disisi terminal RPU sampai ke terminal pada RK. Kapasitas maksimal kabel primer 2400 pasang dengan diameter 0,4 mm. Untuk STO kapasitas kabel primer dipasang menggunakan sistem duct[4].

3. Rumah Kabel (RK)

Rumah Kabel (RK) merupakan tempat peralihan (transit) kabel dari kabel primer ke kabel sekunder. Kabel sekunder merupakan kabel yang menghubungkan antara RK dengan Distribution Point (DP)[4].

Fungsi Rumah Kabel antara lain :

a. Titik terminasi akhir dari jaringan kabel primer.

b. Titik terminasi awal dari kabel sekunder.

c. Titik sambung peralihan antara jaringan kabel primer dengan kabel sekunder.

Mengacu dengan spesifikasi TELKOM No.STELL-005/R1A, ada beberapa kapasitas kabel RK yaitu RK dengan kapasitas 800 pasang yang biasanya menggunakan satu pintu depan, RK dengan kapasitas 1600 pasang dengan dua pintu depan (model lama), dan RK dengan kapasitas 2400 pasang dengan dua pintu depan dan belakang[4].

4. Kabel Sekunder

Merupakan kabel yang dipasang dari terminal RK sampai ke DP.

Kapasitas kabel sekunder lebih kecil dibandingkan dengan kabel primer.

Kapasitas maksimum 200 pasang dengan diameter antara 0,4 sampai 0,8 mm.

Kabel sekunder dipasang langsung dengan cara tanam langsung atau atas tanah (kabel udara).[4]

(3)

5. Kotak Pembagi (KP) / Distribution Point (DP)

Kotak Pembagi merupakan bagian dari jaringan lokal akses tembaga yang berfungsi sebagai :

a. Titik terminasi akhir dari kabel sekunder atau kabel catu langsung.

b. Titik terminasi awal dari kabel drop wire.

c. Tempat mutasi jaringan yang menuju rumah pelanggan.

d. Tempat untuk mengetahui keberadaan gangguan.

Kotak pembagi mempunyai kapasitas diantaranya yaitu 10 pasang, kapasitas 20 pasang, Kotak Pembagi kapasitas lebih besar dari 20 pasang sampai 40 pasang yang biasanya digunakan untuk daerah – daerah yang kepadatan telekomunikasinya tinggi, dan Kotak Pembagi yang berkapasitas lebih dari 40 pasang sampai 200 pasang dan biasanya digunakan untuk bangunan bertingkat, pertokoan, ataupun perkantoran.[4]

6. Instalasi Kabel Rumah/Gedung (IKR/IKG)

Merupakan persyaratan teknis atau standar yang harus diikuti oleh pemasang kabel rumah agar mempunyai persepsi tentang instalasi kabel rumah baik mengenai material ataupun tata cara yang benar menurut spesifikasi yang diterapkan. Instalasi kabel rumah menggunakan kabel jenis PVC[4].

a. Kotak Terminal Batas (KTB)

Merupakan kotak yang ditempatkan dirumah yang berfungsi sebagai tempat terminasi saluran penanggal dengan kabel rumah dan sebagai pembatas antara IKR pada rumah pelanggan dengan saluran penanggal pada rumah kabel. KTB dibagi dalam dua sisi yaitu sisi PT. Telkom dan sisi pelanggan[4].

b. Soket

Merupakan terminal penyambungan antara instalasi kabel dalam rumah (indoor cable) dengan perangkat terminal (pesawat telepon) sehingga dapat memudahkan dalam menyambung atau memutuskan hubungan antara perangkat terminal dan kabel rumah[4].

(4)

Jenis Soket antara lain:

- Soket Tanam adalah soket yang pemasangannya ditanam pada dinding tembok.

- Soket Tempel adalah soket yang pemasangannya ditempel pada dinding tembok, kayu, sisi meja, dengan menggunakan skrup, paku, atau lem.

c. Pesawat Telepon

Merupakan media untuk berkomunikasi sebagai akhir dari jaringan kabel tembaga.

2.1.1 Jaringan Catu Langsung

Pada jaringan catu langsung pesawat telepon pelanggan dicatu dari kotak pembagi (KP/DP) terdekat yang langsung dihubungkan dengan MDF tanpa melalui RK dengan menggunakan kabel primer.

Gambar 2.2 Konfigurasi Jaringan Catu Langsung[1,2,3].

Jaringan catu langsung biasanya digunakan di kota-kota besar yang khusus untuk daerah sentral, daerah dengan pelanggan VIP, dan kota-kota kecil yang pelanggannya masih sedikit (jumlah KP juga sedikit) seperti yang terlihat pada gambar 2.2. Keuntungan menggunakan jaringan catu langsung dari segi ekonomi menguntungkan karena tidak menggukan RK, administrasi kabel menjadi lebih sederhana, dan titik rawan gangguan kecil.Sedangkan kerugian menggunakan jaringan catu langsung yaitu tidak fleksibel, sulit melokalisir gangguan karena kabel primer yang digunakan terlalu panjang sehingga kesulitan untuk menentukan letak kerusakan dengan tepat dan perhitungan demand harus tepat[1,2,3].

2.1.2 Jaringan Catu Tidak Langsung

Pada jaringan catu tidak langsung, pelanggan dicatu melalui DP (distribution Point) terdekat yang dihubungkan dengan RK terlebih dahulu

(5)

sebelum dihubungkan dengan MDF seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.3. Perbedaan antara jaringan catu langsung dan jaringan catu tidak langsung hanya terdapat pada penggunaan RK[1,2,3].

Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan Catu Tidak Langsung[1,2,3].

Jaringan catu tidak langsung biasanya digunakan di kota-kota yang jumlah pelanggannya banyak, daerah yang lokasinya jauh dari sentral dan daerah yang pelanggannya menyebar. Keuntungan menggunakan jaringan catu tidak langsung yaitu lebih fleksibel dan mudah dalam melokalisir gangguan karena dapat diurut dari RK ke RK. Sedangkan kerugian menggunakan jaringan ini yaitu biaya lebih mahal karena membutuhkan RK yang banyak, sumber gangguan lebih banyak, dan kadangkala kesulitan dalam mencari lokasi RK[1,2,3].

2.1.3 Jaringan Catu Kombinasi

Jaringan catu kombinsi pada umumnya sering digunakan di kota-kota besar dan biasanya letak dari sentral berada dipusat kota. Jaringan catu kombinasi sebenarnya merupakan gabungan dari jaringan catu langsung dan jaringan catu tidak langsung.Jadi ada pelanggan yang dilayani melalui RK (rumah kabel terlebih dahulu sebelum masuk ke MDF, namun ada pelanggan yang dilayani langsung tanpa melalui RK[1,2,3].

Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Catu Kombinasi[1,2,3].

(6)

Dalam konfigurasi sistem komunikasi jarlokat seperti yang digambarkan pada gambar 2.4 terdapat beberapa variabel nilai elektrik yang akan menentukan tingkat kelayakan suatu sistem. Beberapa nilai variabel elektrik tersebut antara lain adalah tahanan isolasi, impedansi karakteristik, redaman saluran terhadap frekuensi kerja, crosstalk dan beberapa parameter lainnya. Crosstalk merupakan gangguan yang terjadi dalam proses pengiriman data informasi antar stasiun berupa masuknya sinyal yang tidak diinginkan dari jalur yang berhimpitan. Impedansi karakteristik merupakan suatu nilai redaman yang pasti ada pada semua media transmisi, termasuk kabel tembaga. Sementara pada frekuensi kerja sistem, kabel tembaga akan menghasilkan redaman saluran yang besarnya berbeda-beda tergantung dari frekuensi kerjanya.

Redaman kabel juga dapat disebabkan oleh resistansi yang merupakan kerugian daya yang terjadi dalam saluran[1,2,3].

2.2 KABEL SERAT OPTIK

Serat optik adalah merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.

Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi[4,5,6].

Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya[4,5,6].

(7)

2.2.1 Keunggulan Kabel Serat Optik

Dalam penggunaan serat optik ini, terdapat beberapa keuntungan antara lain : 1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data, dapat

memuat kapasitas informasi yang sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan.

2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih tinggi

3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang

4. Imun, kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio

5. Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrikdan percikan api.

6. Tidak berkarat[4,5,6].

2.2.2 Struktur Kabel Serat Optik

Gambar 2.5 Struktur Kabel Serat Optik[4,5,6].

Serat optik memiliki susunan dasar yang terdiri dari inti serat (core), lapisan atau selimut (cladding), dan jaket (coating) seperti pada gambar 2.5. Masing- masing dari bagian tersebut memiliki fungsi tersendiri, antara lain :

a. Inti serat (core) berfungsi untuk menentukan cahaya yang merambat dari ujung satu ke ujung lainnya. Core merupakan bagian utama dari serat optik karena pada inti serat inilah tempat di mana terjadinya perambatan cahaya.

(8)

Core terbuat dari bahan kuarsa atau silika dengan kualitas tinggi. Core memiliki diameter antara 10 µm sampai 50 µm.

b. Bungkus atau selimut (cladding) berfungsi sebagai cermin yang bertugas memantulkan cahaya agar dapat merambat dari ujung satu ke ujung lainnya. Cladding merupakan selubung dari core yangterbuat dari bahan kuarsa atau silika dengan nilai indeks bias lebih kecil dari core.

c. Jaket (coating) terbuat dari bahan plastik yang berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan dan sebagai tempat kode warna[4,5,6].

2.2.3 Spesifikasi Kabel Serat Optik Karakteristik Mekanis:

1. Fibre Bending (tekukan Serat) dimana tekukan serat yang berlebihan (terlalu kecil) dapat mengakibatkan bertambahnya optical loss.

2. Cable Bending (tekukan Kabel) adalah tekukan kabel pada saat instalasi harus di jaga agar tidak terlalu kecil, karena hal ini dapat memerusak serat sehingga menambah optical loss.

3. Tensile Strength yang berlebihan dapat merusakkan kabel atau serat.

4. Crush atau tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak atau patah, sehingga dapat menaikkan optical loss.

5. Impact adalah beban dengan berat tertentu yang dijatuhkan dan mengenai kabel optik. Berat beban yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak/patah, sehingga dapat menaikkan optical loss.

6. Cable Torsion merupakan torsi yang diberikan kepada kabel dapat merusak selubung kabel dan serat.[4]

2.2.4 Cara Kerja Kabel Serat Optik

Serat optik mengirmkan data dengan media cahaya yang merambat melalui serat-serat kaca. Prinsip perambatan cahaya dalam serat optik dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Lintasan Cahaya Kabel Serat Optik[4,5,6].

(9)

Lintasan cahaya yang merambat di dalam serat :

Sinar merambat lurus sepanjang sumbu serat tanpa mengalami gangguan.

Sinar mengalami refleksi, karena memiliki sudut datang yang lebih besar dari sudut kritis dan akan merambat sepanjang serat melalui pantulan-pantulan.

Sinar akan mengalami refraksi dan tidak akan dirambatkan sepanjang serat karena memiliki sudut datang yang lebih kecil dari sudut kritis.

Mode Perambatan Cahaya :

Cahaya dapat merambat dalam serat optik melalui sejulah lintasan yang berbeda.

Lintasan cahaya yang berbeda-beda ini disebut Mode dari suatu serat optik.

Ukuran diameter core, besarnya sudut datang dan indeks bias menentukan jumlah mode yang ada dalam suatu serat optik.

Serat optik yang memiliki lebih dari satu mode disebut serat optik multimode.

Serat optik yang hanya memiliki satu mode saja disebut Serat Optik Single Mode, serat optik single mode memiliki ukuran core yang lebih kecil.

2.2.5 Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum

Sistem JARLOKAF setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO).Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik[4,5,6].

A. Fiber To The Building (FTTB)

TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. Adapun bentuk dari konfigurasi dari FTTB dapa dilihat pada gambar 2.7.

(10)

Gambar 2.7 Konfigurasi FTTB[4,5,6]. B. Fiber To The Zone (FTTZ)

TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. Adapun bentuk dari konfigurasi dari FTTZ dapa dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Konfigurasi FTTZ[4,5,6]. C. Fiber To The Curb (FTTC)

TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet, di atas tiang maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. Adapun bentuk dari konfigurasi dari FTTC dapa dilihat pada gambar 2.8.

(11)

Gambar 2.9 Konfigurasi FTTC[4,5,6]. D. Fiber To The Home (FTTH)

TKO terletak di rumah pelanggan. Dari gambar dibawah ini keberadaan kabel tembaga dapat dihilangkan sama sekali, sehingga keterbatasan kemampuan dalam menyediakan bandwidth yang lebar dan interferensi tidak akan terjadi[4,5,6].

Fiber to the Home merupakan suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantarnya.Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat menggantikan penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Services yaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara (jaringantelepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan. Adapun bentuk dari konfigurasi dari FTTB dapat dilihat pada gambar 2.7. [4,5,6].

Gambar 2.10 Konfigurasi FTTH[4,5,6].

(12)

Gambar 2.11 Jaringan FTTx[4,5,6]. 2.2.6 Perangkat FTTH

FTTH (Fiber To The Home) memiliki perangkat utama antara lain:

A. Network Management System (NMS)

NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. NMS teletak bersamaan di dekat OLT namun beda ruangan. Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu NMS juga dapat mengatur layanan GPON seperti POTS , VOIP , dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface) tetapi melalui comment line. NMS telah memiliki jalur langsung ke OLT , sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh[4,5,6].

B. Optical Line Terminal (OLT)

OLT adalah peripheral seperti pada gambar 2.12 berada pada kantor pusat operator jaringan telekomunikasi, levernya berada dibawah server.

OLT merupakan suatu penyedia layanan data, video dan jaringan telepon[4,5,6].

(13)

Gambar 2.12 Optical Line Terminal (OLT)[2]. C. Optical Distribution Cabinet (ODC)

ODC (Optical Distribution Cabinet) seperti pada gambar 2.13 adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODC.

ODC biasanya terletak di pinggiran jalan raya. ODC merupakan penyedia sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi yang terdapat di ODC menggunakan komponen optik pasif. Dengan kata lain didalam ODC tifak terdapat aliran listrik.[2]

Gambar 2.13Optical Distribution Cabinet (ODC)/Rumah Kabel[2]. D. Splitter

Splitter seperti pada gambar 2.14 adalah optikal fiber coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal – sinyal kombinasi dalam satu path. Selain itu, splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Splitter terdiri dari 3 port dan bisa mencapai dari 32 port.

(14)

Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standart direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun ratio meningkat menjadi 64 berdasarkan ITU-T G.984 GPON standart. Splitter mendukung beberapa pilihan ratio pembagian sinyal. Ratio pembagian dapat menggunakan sebuah alat untuk splitter, sebagai contoh pemakaian splitter tunggal 1:32, atau pemakaian splitter secara pararel seperti 1:8 dan 1:4 atau 1:16 atau 1:2[2].

Gambar 2.14 Splitter[2]. E. Splicer

Alat sambung Serat Optik dikenal dengan sebutan fusion splicer yaitu suatu alat yang digunakan untuk menyambung core serat optik yang berbasis kaca yang mengimplementasikan daya listrik yang sudah dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang berfungsi memanasi kaca yang putus pada core sehingga terhubung kembali secara baik. Alat sambung splicer ini harus memiliki keakuratan tinggi sehingga pada saat penyambungan (splicing) bisa mendekati sempurna, karena proses terjadinya pengelasan media kaca terjadi proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu media yang tersambung dengan utuh tanpa adanya celah karena memiliki karakter media yang memiliki senyawa yang sama. Penyambungan bisa saja tidak utuh, karena tidak mengikuti prosedur penyambungan yang benar. Bila hal ini terjadi maka proses penyambungan harus diulangi lagi, hingga mendekati redaman yg sekecil-kecilnya (dibawah 0.2 dB) [2].

F. Konektor

Konektor terdapat pada ujung dari serat optik yang terhubung langsung pada perangkat. Konektor pada fiber optik terbuat dari material

(15)

yang sederhana seperti plastik, karet dan kaca sehingga lebih praktis.

Konektor memiliki beberapa jenis, antara lain :

1) FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah[2].

2) SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain[2].

3) ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut[2].

G. Optical Distribution Point (ODP)

Yang dimaksud dengan Optical Distribution Point (ODP) seperti dapat dilihat pada gambar 2.15 adalah suatu tempat terminasi kabel yang terbuat dari material khusus yang memiliki sifat-sifat tahan korosi, tahan cuaca, kuat dan kokoh dengan konstruksi yang umumnya untuk dipasang diluar / outdoor, walaupun jika diperlukan dapat juga dipasang di indoor. Perangkat ODP umumnya dipasang pada tiang dan di atas permukaan tanah walaupun sebenarnya dapat juga dipasang di dinding. Perangkat ODP berfungsi sebagai tempat instalasi sambungan jaringan optik single - mode terutama untuk menghubungkan kabel fiber optic distribusi dan drop wire.

Perangkat ODP dapat berisi optical pigtail, connector adaptor, splitter room dan dilengkapi ruang manajemen fiber dengan kapasitas tertentu.[7]

(16)

Gambar 2.15 Optical Distribution Pack[2]. H. Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU)

ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan.

Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di sisi pelanggan. Perangkat ONU yang digunakan PT.Telkom salah satunya adalah ZXA10 FN62X. Merupakan pabrikan mrek ZTE seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.16.[5]

Gambar 2.16 Optical Network Termination/ Unit (ONT/ONU)[2]. Komponen lain yang di butuhkan pada saat penarikan kabel fiber optic adalah sebagai berikut:

1. Joint Closure

Joint Closure seperti pada gambar 2.17 adalah titik sambung dari penyambungan fiber optic.[7]

(17)

Gambar 2.17 Joint Closure 2. Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

OTDR merupakan suatu peralatan optoelektronik seperti pada gambar 2.18 digunakan untuk mengukur parameter-parameterseperti pelemahan (attenuation), panjang, kehilangan pencerai dan penyambung, dalam sistem telekomunikasi serat optik. Pada dasarnya OTDR terdiri dari satu sumber optik dan satu penerima (receiver), modul akuisisi data, CPU, media penyimpanan data, dan layar monitor. Informasi mengenai redaman serat, loss sambungan, loss konektor dan lokasi gangguan serta loss antara dua titik dapat ditentukan dari monitor OTDR. OTDR memungkinkan sebuah link diukur dari salah satu ujung.[7]

Gambar 2.18 OTDR[2]. 3. Power Meter

Power meter dipakai untuk mengukur total loss dalam sebuah link optic baik saat instalasi (uji akhir) atau pemeliharaan.

Penggunaan power meter harus berada pada kedua ujung kabel fiber optic dan

(18)

menggunakan konektor untuk menhubungkan ujung serat optik ke power meter tersebut.[7]

Gambar 2.19 Power Meter 2.3 JARINGAN LOKAL AKSES FIBER (JARLOKAF)

Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) menggunakan kabel serat optik sebagai media transmisi karena adanya keterbatasan pada jaringan lokal berbasis kabel tembaga atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jarlokat. Kabel serat optik dijadikan alternatif media transmisi yang baru karena memiliki karakteristik transmisi yang lebih baik, seperti lebar pita frekuensi (bandwidth) yang lebih besar, redaman dan dispersi sinyal yang rendah, kapasitas kanal yang disediakan jauh lebih besar, tahan terhadap interferensi eletromagnetik, dan mampu menyalurkan informasi dengan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan keunggulan-keunggulan tersebut kabel serat optik dipilih untuk menggantikan kabel tembaga[2,3,4].

Gambar 2.20 Berbagai Tipe Jaringan Lokal Akses Fiber[2,3,4].

LE C

T

O L T

O L T V5.x

V5.x

V5.x

ONU

ONU ONU

ONU

RT

DLC

PON

AON

PS

ASP

(19)

Teknologi jarlokaf yang pertama kali dikembangkan menggunakan arsitektur single star atau point to point, dengan cara meletakkan suatu perangkat yang sama baik di sisi sentral maupun sisi pelanggan dan disebut sebagai teknologi Digital Loop Carrier (DLC) seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.20. Kemudian teknologi tersebut berkembang sampai kepada sistem Optical Access Network (OAN) dengan ide utama adalah pembagian optical/electrical (perangkat jarlokaf) diantara beberapa pelanggan dan membawa fiber sedekat mungkin kepada pelanggan yang berasitektur multiple star atau point to multipoint, dimana titik pertama di sisi sentral dan titik berikutnya berada pada daerah antara sentral dan pelanggan[2,3,4].

Teknologi ini dibedakan menjadi dua kelompok. Jika sistem secara langsung membagi dan mengkombinasi intensitas sinyal optik melalui Passive Splitter (PS), maka teknologi ini dinamakan Passive Optical Network (PON). Tetapi jika menggunakan perangkat yang secara aktif membagi dan mengkombinasikan sinyal optik, maka dinamakan sebagai teknologi Active Optical Network (AON)[2,3,4].

2.4 ASYMMETRIC DIGITAL SUBCRIBER LINE (ADSL)

Asymmetric Digital Subcriber Line (ADSL) merupakan teknologi modulasi yang dikembangkan dengan Discrete Multitone (DMT) yang memungkinkan untuk menerima data dengan kecepatan tinggi dikirim melalui kabel telepon sampai dengan kecepatan 1.544-9 Mbps (kecepatan downstream) dan mengirimkan data pada kecepatan 128-540 Kbps (kecepatan upstream). ADSL merupakan sebuah tipe dari Digital Subcriber Line (DSL).DSL merupakan teknologi pertama yang digunakan pada jaringan akses kabel tembaga dengan kecepatan hingga 6.1 Mbps. Karakter yang membedakan ADSL dari xDSL adalah aliran kapasitas data dari satu arah lebih besar daripada arah yang lain[2,3,4].

Dirancang untuk ujung jaringan dari sentral telepon ke rumah pelanggan, ADSL dapat beroperasi melalui jarak sejauh 12000 feet (3,7 km) bahkan 18000 feet (5,5 km). Seperti pada namanya, transmisinyal adalah asimetrik, yang memungkinkan ADSL untuk menyediakan bandwidth downstream lebih besar ke pelanggan dibanding upstream dari pelanggan ke jaringan. Hal ini untuk menjaga kebutuhan bandwidth yang tidak tetap untuk kebanyakan aplikasi, user biasanya men-download data dan video lebih banyak dibanding data yang mereka kirim ke jaringan[2,3,4].

(20)

Gambar 2.21 Konfigurasi ADSL[2,3,4].

Pada gambar 2.21 ada bagian ATU-C dan ATU-R.ATU-C (ADSL Transceiver Unit – Central Unit) terletak pada sisi DSLAM dan berfungsi untuk melakukan proses multiplexing (mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog), demultiplexing (mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital), receiving, fungsi kontrol sistem, sistem operasi dan switching (penyambungan). ATU-R (ADSL Transceiver Unit – Remote) pada sisi pelanggan berfungsi menyediakan interface untuk distribusi lokal yang digunakan untuk layanan broadband[1,2].

Mode transmisi pada ADSL bersifat asimetrik dimana untuk pengiriman data seperti film atau gambar dari server ke pelanggan membutuhkan kecepatan transmisi yang tinggi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik pelanggan yang lebih banyak melakukan aktifitas download daripada upload. Sementara sinyal informasi yang dikirim dari pelanggan (upstream) hanya berupa perintah-perintah untuk proses pengiriman atau penerimaan sinyal, sehinggan kecepatan data yang dibutuhkan relatif rendah[1,2].

Saat ini ada dua system transport yang digunakan dalam ADSL yaitu berbasis jaringan Asyncrounus Transfer Mode(ATM) dan berbasis Ethernet (10 Base- T).

Teknik line coding yang digunakan adalah Discrete Multi Tone (DMT). Teknik line coding DMT memberikan keuntungan dimana sistem lebih tahan terhadap derau/noise atau interferensi. Disamping itu dengan menggunakan DMT memungkinkan ADSL menjadi rate adaptive (kecepatan transmisi dapat berubah relatif mengikuti performansi jaringan kabel tembaga yang digunakan sebagai media transmisinya). Dengan menggunakan DMT juga dimungkinkan terjadinya proses inisialisasi jaringan untuk menentukan sampai pada tingkat kecepatan berapa

(21)

jaringan tembaga dapat mentransmisikan data dengan aman. Sementara pada teknik konvensional jika performansikabel turun kualitasnya, maka sinyal yang dimodulasi/demodulasi oleh modem akan menjadi rusak[1,2].

Teknologi ADSL bekerja menggunakan kabel telepon standar yang terbuat dari tembaga. Teknologi ini membawa kedua sinyal analog serta digital pada satu kabel.Sinyal digital untuk komunikasi data sedangkan sinyal analog untuk suara.ADSL lebih banyak diamati oleh pelanggan karena batasan kecepatan uplink dan downlink yang tidak setara. Beberapa keunggulan ADSL antara lain :[1,2]

a. Dapat tersambung ke internet dan tetap dapat menggunakan telepon untuk menerima dan melakukan panggilan serta mengakses internet pada saat bersamaan

b. Koneksi internet lebih cepat dibandingkan menggunakan modem analog.

c. Tidak perlu kabel telepon baru, ADSL memungkinkan penggunaan kabel telepon yang telah ada.

d. Beberapa ISP ADSL akan memberikan modem ADSL sebagai bagian dari istalasi.

e. Tidak terjadi share line dengan pengguna lain[2,3,4].

2.5 GIGA BIT PASSIVE OPTICAL (GPON)

Giga Bit Passive Optical (GPON) adalah suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai Broadband Access berbasis kabel serat optik. GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh TheInternational Telecommunication Union-Telecommunications Standards Sector (ITU-T) dan hingga kini bersaing dengan Gigabit Ethernet PON (GEPON), yaitu Passive Optical Network (PON) versi Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) yang berbasiskan Ethernet. GPON menggunakan serat optik sebagai medium transmisi.

Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan trafik Triple Play (suara/VoIP, Multimedia/Digital Pay TV dan data/internet) hanya melalui satu core kabel optik disisi subscriber atau pelanggan[2,3,4].

Prinsip kerja dari GPON seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.22 yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai

(22)

Optical Network Termination (ONT), untuk ONT sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan user. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada Time Division Multiplexing (TDM) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan DS3[2,3,4].

Gambar 2.22 Arsitektur GPON[2,3,4]. Keunggulan GPON antara lain:

a. Mendukung aplikasi triple play (voice,data,dan video) pada layanan FTTx.

b. Memberikan power hingga loop terakhir.

c. Alokasi bandwidth dapat di atur.

d. Passive component membutuhkan biaya maintenance yang murah.

e. Proses instalasi dan upgrade menjadi sederhana. Program perangkat sistem GPON dikemas dalam bentuk modul agar memudahkan proses instalasi.Disamping itu, penambahan kapasitas jaringan pada GPON dapat dlakukan secara mudah dan tidak mahal.

f. Transparan terhadap laju bit dan format data. GPON dapat secara fleksibel mentransferkan informasi dengan laju bit dan format yang berbeda karena setipe laju bit dan format data ditransmisikan melalui panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1,244 Gbit/s untuk upstream dan 2,44 Gbit/s untuk downstream.

g. Biaya pemasangan,pemeliharaan dan pengembangan lebih efisien. Halini dikarenakan arsitektur jaringan GPON lebih sederhana daripada arsitektur jaringan serat optik konvensional.

h. Dengan adanya GPON mengurangi penggunaan banyak serat optik dan peralatan pada kantor pusat atau central office bila dibandingkan dengan arsitektur point to poin. Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple port) [2,3,4].

(23)

2.6 MULTI SERVICE ACCESS NODE (MSAN)

Gambar 2.23 Konfigurasi MSAN[2,3,4].

Multi Service Access Node (MSAN) adalah perangkat access network yang melayani multi service seperti ADSL, Symmetric High Speed Digital Subscriber Line (SHDSL), E1, Plain Old Telephone Service (POTS), Ethernet. Topologi MSAN biasanya bertingkat atau master slave architecture yang berarti node slave digunakan sebagai perpanjangan tangan dari master seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.10 Jika node master tidak cukup maka akan digunakan slave untuk menambah kapasitas master[2,3,7].

Konfigurasi jaringan MSAN terdiri dari :

1. Asymmetric Digital Subscriber Line 2+ (ADSL2+) adalah teknologi yang memungkinkan data keceptan tinggi dikirim melalui kabel telepon dan juga ADSL memungkinkan untuk menerima data sampai kecepatan 24 Mbps (kecepatan downstream) dan mengirimkan data pada keceptan 1 Mbps (kecepatan upstream).

2. Symmetric High-Data-Rate Digital Subscriber Line (SHDSL) adalah teknologi x-DSL yang merupakan pengembangan dari HDSL. Di mana dalam aplikasinya digunakan 1 pair maupun 2 pair tembaga yang memiliki kecepatan upstream dan downstream yang sama yaitu 2,320 Mbps.

3. Very-High-Speed Digital Subscriber Line 2 (VSDL2)Adalah jaringan super cepat (high broadband) yang bisa mencapai 300 Mbps data transfer dengan jangkauan 100 Mbps untuk jarak 400m.

(24)

4. Passive Optical Network (PON) adalah jaringan point-to-multipoint berbasis fiber optik yang memiliki elemen pembagi optik (optical splitter) yang berfungsi sebagai penyalur data pada beberapa tujuan. Elemen pembagi tersebut bersifat pasif artinya tidak melakukan manipulasi sinyal seperti penguatan pada sinyal optik.

5. Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) adalah teknologi dengan memanfaatkan sistem Synchoronous Digital Hierarchy (SDH) yang sudah ada (solusi terintegrasi) dengan memultiplekskan sumber-sumber sinyal yang ada[9]. DWDM ini terhubung dengan perangkat yang disebut dengan Metro.

Metro merupakan perangkat yang digunakan untuk manghubungkan antara backbond. Metro juga sering disebut sebagai penghubung anatar STO satu dengan STO yang lain[2,3,4].

2.7 AUTOCAD

Auto-CAD merupakan perangkat lunak yang menyediakan fasilitas atau program untuk bermacam-macam keperluan menggambar di layar komputer sesuai dengan disiplin ilmu yang dikehendakinya, Misalnya, untuk keperluan untuk keperluan menggambar teknik mesin, arsitektur, elektro dan semacamnya[14].

Gambar 2.24 Tampilan Depan AutoCAD[14].

Pengguna AutoCAD tidak hanya dari kalangan praktisi seperti aristek, penggambar mesin, landscape planner, tetapi juga dimanfaatkan oleh para perencana kawasan, sehingga gambar yang tertuang di dalam layar monitor merupakan gambar

(25)

yang menginterpretasikan dunia nyata dalam skala kota bahkan provinsi. Pengguna software pengolah garis seperti AutoCAD sangat membantu para perencana, karena pengulangan penggunaan peta dasar dapat dilakukan dengan tanpa melakukan pengulangan dalam menggambar peta ataupun yang lainnya, sehingga tema apapun yang ingin dituangkan dalam peta perencanaan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Seperti peta jaringan jalan, penggunaan jalan, persebaran fasilitas, dan sebagainya semua dapat di buat dengan sangat cepat dan mudah[14].

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Kamis Kamis  tanggal   tanggal  S  S embilan embilan B B ulan ulan  J  J uli  uli    Tahun   Tahun Dua Ribu Lima Belas Dua Ribu Lima Belas , telah ,

Dalam e-book 13 Kesalahan Yang Sering Dilakukan Cowok, saya mengomentari racun ini adalah cara jitu cepat untuk menyampaikan pada cewek target bahwa kamu tidak memiliki

Bab III, Hasil Penelitian dan pembahasan tentangteknik dan cara melakukan pembinaan masyarakat sekitar hutan, kebijakan dan sanksipidana tindak pidana illegal

Bank syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan restrukturisasi kredit bermasalah pada Bank CIMB Niaga Cabang Medan adalah debitur beritikad tidak baik (bersikap tidak kooperatif,

Dan tentu segala kegiatan harus terjadwal dengan baik, segala macamnya harus dilakukan pembukuan, mulai dari kegaitan peminjaman alat mengingat alat-alat yang terdapat di

Menurut Neville (dalam Santoso, 2009) bentuk prokrastinasi yang biasa dilakukan mahasiswa adalah menunda untuk memulai pengerjaan suatu tugas melebihi dari tanggal yang ditentukan

Tindakan yang dilakukan adalah Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengatar Ekonomi Siswa Kelas XIPS 1 SMA Pariwisata Mahardika Abang