• Tidak ada hasil yang ditemukan

EXPOSURE & DEPTH OF FIELD DALAM FOTOGRAFI

N/A
N/A
Hakim santoso (DULKIMSO)

Academic year: 2022

Membagikan "EXPOSURE & DEPTH OF FIELD DALAM FOTOGRAFI"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

EXPOSURE DAN DEPTH OF FIELD

Abdul Hakim Santoso.S.Sn., M.Ds

(2)

PHOTO

GRAPHY

(dari bahasa Inggris:

photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis) adalah proses melukis dengan menggunakan media cahaya.

(3)

Eksposure adalah jumlah cahaya yang diterima oleh sensor dalam kamera kita dalam suatu pemotretan. Yang dikombinasikan oleh segi tiga exposure ISO,SHUTTER SPEED, DIAFRAGMA

MENGATUR CAHAYA

SAAT

MEMOTRET

EXPOSURE

(4)

ISO

Shutter Speed Diagragma

Segitiga Exposure

Elemen Segitiga Exposure

(5)

Diafragma

Diafragma adalah komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera.

Diafragma lensa biasanya membentuk lubang

hexagonal.

(6)

Shutter Speed

Shutter speed merupakan ukuran kecepatan buka tutup jendela sensor atau selama apa sensor menerima cahaya.

Kecepatan shutter diukur dalam satuan second (detik), semakin cepat shutter speed semakin cepat pula sensor menerima cahaya, dan sebaliknya.

Contoh :

Shutter speed 1/25s lebih lambat 5 kali dibanding 1/125s.

Pada DSLR, kecepatan shutter dilakukan secara mekanis dengan membuka tutup cermin dan jendela shutter yang terdapat di depan sensor, sementara mirrorless, kecepatan shutter dilakukan secara elektrik hingga bisa menghasilkan kecepatan shutter yang sangat tinggi, misalnya 1/8.000s hingga 1/16.000s.

(7)

Shutter Speed : 1/10 F Number : F/11

Iso : 100

Tripod : Manfrotto

(8)

Shutter Speed : 1/30 F Number : F/8

Iso : 100

(9)

Shutter Speed : 1/20 F Number : F/7.1

Iso : 100

(10)

Shutter Speed : 1/125 F Number : F/5.6

Iso : 100

(11)

Shutter Speed : 1/2500 F Number : F/3.5

Iso : 200

(12)

ISO (International Standard Organization) adalah tingkat intensitas cahaya yang masuk

dalam sensor kamera.

ISO

(13)

Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO maka semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaturan ISO, coba bayangkan sekumpulan semut pekerja.

Sebuah ISO adalah sebuah semut pekerja, jika kamera diatur ke ISO 100, artinya kamu memiliki 100 semut pekerja; dan Jika kamera diatur ke ISO 200, artinya kamu memiliki 200 semut pekerja.

Tugas setiap semut pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa dan bertugas membuat gambar.

Jika menggunakan 2 buah lensa yang masing-masing diatur pada aperture f/1.4, dengan pengaturan ISO kamera pertama menggunakan ISO 200 sementara kamera kedua ISO 100, maka kamera siapakah yang paling cepat menghasilkan gambar?

Jelas kamera pertama yang menggunakan ISO 200 kan?

(14)

ISO 200

ISO 400

ISO 800

ISO 1600

ISO 200

ISO 400

ISO 800

ISO 1600

S I A N G H A R I M A L A M H A R I

(15)

METERING MODE KAMERA

Simbol Mode Metering Kamera

Metering pada kamera terdiri dari 4 jenis, yaitu :

1.Evaluative Metering;

2.Center-weighted Metering;

3.Partial Metering; dan 4.Spot Metering.

Disimbolkan sebagai berikut :

(16)

1. Evaluative Metering Area Pengukuran

Sesuai simbolnya, mode Evaluative Metering akan mengukur

keseluruhan cahaya yang ada pada area bidikan.

(17)

Hasil :

1. Bagian jendela terlalu terang; dan 2. Objek agak gelap.

https://imaging.nikon.com/

(18)

Penjelasan :

Kamera mengukur keseluruhan frame dan mengkalkulasikan area gelap dan terang secara merata. Berdasarkan perhitungan matematis, kamera menganggap

demikianlah eksposur yang benar jika yang diukur adalah intensitas cahaya pada keseluruhan frame.

Analoginya seperti subsidi silang antara bagian yang gelap dan terang..

Kelebihan :

Mode ini merupakan mode umum yang paling sering digunakan fotografer, terutama pemula :

Paling serba bisa, jarang memberi pencahayaan yang salah.

Kekurangan

Tidak berfungsi dengan baik jika terdapat perbedaan kecerahan yang sangat signifikan antara satu area dengan area lainnya.

Manfaat :

Gunakan mode ini jika objek yang akan difoto memiliki pencahayaan yang merata, misalnya saat mengambil foto pemandangan.

(19)

Evaluative Metering : EOS 5D Mark II/ EF24-105mm f/4L IS USM Shutter Speed : 1/250

F Number : F/8

Iso : 200

(20)

2. Center-weighted Metering Area Pengukuran

Pada mode ini, kamera hanya menitikberatkan area pada bagian tengah frame saja namun tetap tidak mengabaikan bagian tepinya.

Mode ini adalah kombinasi dari mode Evaluative Metering + Partial Metering.

(21)

Contoh Penerapan

Foto berikut diambil dengan mode Center-weighted Metering.

Hasil :

1.Bagian jendela normal; dan 2.Objek sangat gelap.

https://imaging.nikon.com/

(22)

Penjelasan :

Kamera hanya memprioritaskan eksposur di bagian tengah jendela saja dengan tetap mempertimbangkan bagian sisi tepi frame (gadis kecil).

Berdasarkan perhitungan matematis, kamera menganggap demikianlah eksposur yang benar jika yang diukur adalah intensitas cahaya pada bagian

tengah frame dengan tidak terlalu mengabaikan bagian sisi-sisi frame.

Kelebihan :

Memprioritaskan area tengah, tetapi dalam prosesnya, tetap tidak terlalu mengabaikan bagian tepi dari gambar.

Kekurangan :

Kurang efektif jika objek terlalu kecil karena area prioritas meliputi hampir

keseluruhan bagian tengah frame. Singkatnya, objek kecil sementara area prioritas besar.

Manfaat :

Gunakan mode ini jika kamu hanya perduli dengan eksposur di bagian

tengah frame saja, misal saat memotret benda/manusia sementara ada perbedaan gelap terang yang mencolok di area lainnya.

(23)

Center-weight Metering :

EOS 5D Mark II/ EF50mm f/5.6 USM

(24)

3. Partial Metering Area Pengukuran

Pada mode ini, kamera hanya menitikberatkan pengukuran kecerahan pada

area tengah dari frame dengan mengabaikan bagian lainnya.

(25)

Contoh Penerapan

Hampir mirip seperti Center-weighted Metering.

Kelebihan

Memprioritaskan area tengah serta mengabaikan bagian tepi dari gambar.

Kekurangan

Kurang efektif jika objek terlalu kecil karena area prioritas meliputi hampir keseluruhan bagian tengah frame. Singkatnya, objek kecil sementara area prioritas besar.

Manfaat

Gunakan mode ini jika kamu ingin memotret benda/manusia secara close-up

atau memotret macro.

(26)

Center-weight Metering :

EOS 5D Mark II/ EF50mm f/1.8 USM Partial Metering

(27)

4. Spot Metering Area Pengukuran

Spot Metering bekerja dengan cara mengukur intensitas cahaya pada bagian sempit di area titik fokus dengan mengabaikan bagian lainnya.

(28)

Contoh Penerapan

Foto berikut diambil dengan mode Spot Metering.

https://imaging.nikon.com/

Hasil :

1.Bagian jendela terlalu terang; dan 2.Objek normal.

(29)

Penjelasan :

Titik fokus diletakkan pada objek. Dengan Spot Metering, kamera hanya perduli dengan area sempit pada bagian titik fokus dan mengabaikan bagian lainnya sehingga eksposur area fokus menjadi normal meski bagian lainnya over exposure.

Dengan Spot Metering :

•Bagian lain bisa menjadi terlalu terang jika area fokus kurang cahaya; dan

•Bagian lain bisa menjadi sangat gelap jika area fokus memiliki intensitas cahaya berlebih, misal saat memotret lilin di dalam ruangan.

Kelebihan

Spot Metering juga merupakan mode yang paling umum digunakan oleh fotografer profesional.

Hanya memprioritaskan bagian sempit di area fokus serta mengabaikan area lainnya sehingga akan bermanfaat saat mengambil foto dengan tingkat perbedaan kecerahan yang sangat mencolok dan kita ingin area fokus tetap memiliki eksposur yang normal.

Kekurangan

Karena prioritasnya hanya area fokus, seringkali menyebabkan area lainnya menjadi sangat terang atau sangat gelap.

Manfaat

Gunakan mode ini jika terdapat perbedaan kecerahan yang mencolok antara objek dengan background, misalnya saat memotret dalam kondisi backlight (cahaya di belakang objek) dan kamu ingin objek tetap normal, meski yang lainnya over/under exposure.

(30)

SPOT METERING EVALUATIVE METERING

(31)

METERING EXPOSURE PADA KAMERA

(32)

OVER 1 STOP NORMAL METERING UNDER 1 STOP

(33)

Depth of Field (DoF) adalah luas area pada bidang foto yang memiliki ketajaman lebih tinggi dibandingkan bagian lainnya.

Faktor yang mempengaruhi Depth Of Field:

Diafragma dan Panjang Lensa (focal length) dari lensa yang digunakan.

Shutter Speed 1/250 F Number F/2.8

ISO 400

(34)

Mengapa Diafragma berpengaruh terhadap DOF?

Semakin besar angka diafragma-nya (misalnya f/2.8, f/2, f/1.4 dst.) semakin sempit pula ruang fokus dan semakin dangkal DOF-nya.

Sebaliknya, jika DOF luas yang diinginkan, maka pilihlah bukaan lensa yang lebih kecil sekitar angka (misalnya f/8, f/11, f/16, f/22 dst.) agar ketajaman pada foto semakin luas dan seluruh foto bisa tertangkap tajam.

Canon EOS 5D Mark II Focal Length

20.0mm Aperture

ƒ/1.8 Shutter Speed

1/1250s ISO 100

(35)

85mm F/1.2 10-18mm F/4.5 300mm F/2.8

(36)
(37)
(38)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa glikosida sianogenik pada umbi singkong mengalami proses oksidasi oleh enzim linamarase maka akan dihasilkan glukosa dan asam sianida (HCN) yang ditandai

Dalam hal penyelesaian kerugian negara/daerah, BPK berwenang untuk menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian negara yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum baik

Dalam perkembangan usaha jasa angkutan ini mulai merambah ke armada bis malam pada tahun 1971 dengan rute Temanggung - Surabaya - Malang PP (baik melalui Yogyakarta maupun

Kecamatan Sukarame Bandar Lampung Hasil analisis dari chi square diperoleh kesimpulan bahwa faktor jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, persepsi tentang kualitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: manajemen program MGMP dalam peningkatan profesionalisme guru fikih, meliputi: (1) pelaksanaan program MGMP dalam peningkatan

Pembiayaan pengelolaan drainase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dibebankan kepada pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah kota, Badan Usaha

Laporan yang dihasilkan oleh aplikasi persediaan terdiri dari Buku Persediaan, Laporan Persediaan, Laporan Rincian Persediaan, Laporan Posisi Persediaan di Neraca,

Evaluasi dilakukan setelah 2 dan 3 minggu pengobatan dengan hasil yang masing- masing adalah 88,1 % dan 97.6% untuk kelompok pengobatan Mebendazole 500, sedangkan pada