• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Klinis Acak Tersamar Ganda Mebendazole 500 Dengan Oxantel Pirantel Pamoate Pada Infestasi Tunggal Trichuris Trichiura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Klinis Acak Tersamar Ganda Mebendazole 500 Dengan Oxantel Pirantel Pamoate Pada Infestasi Tunggal Trichuris Trichiura"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Uji Klinis Acak Tersamar Ganda Mebendazole 500 Dengan Oxantel

Pirantel Pamoate Pada Infestasi Tunggal Trichuris Trichiura

Chairuddin P. Lubis Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedoteran Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pemakaian Mebandazole 500 dengan Ozantel pirantel pamoate pada infestasi tunggal Trichuris trichuira. Subyek adalah murid Sekolah Dasar Negeri desa Tanjung Anom, dari kelas I-IV dan dilaksanakan pada bulan September s.d. Nopember 1995. Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda, dan dibagi atas 2 kelompok, Kelompok A mendapat pengobatan Mebendazole 500 dosis tunggal dan kelompok B mendapat pengobatan Oxantel pirantel pamoate 10 mglkg BB/dosis tunggal. Analisa statistik dengan uji kai-kuadrat dengan tingkat kemaknaan 95% (P=0.05). Dari 51 anak yang diperiksa, ditemukan infestasi tunggal 95 kasus dan 86 diantaranya adalah Trichuris trichuira yang dibagi dalam kelompok A sebanyak 42 kasus dan kelompok B 44 kasus. Evaluasi dilakukan setelah 2 dan 3 minggu pengobatan dengan hasil yang masing-masing adalah 88,1 % dan 97.6% untuk kelompok pengobatan Mebendazole 500, sedangkan pada kelompok pengobatan Oxantel pirantel pamoate memberikan hasil 79.5% dan 93.2%. Kesimpulan, kedua cara pengobatan ini memberikan hasil yang cukup baik dan tidak berbeda secara bermakna (p>0.05).

PENDAHULUAN

Penyebaran infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah pada anak sekolah dasar sangat bervariasi. Keadaan ini tergantung pada keadaan kebersihan lingkungan, kebersihan perorangan, budaya masyarakat setempat dan kebiasaan makan serta tingkat pendidikan masyarakat1.

Program penanggulangan infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah, terutama ditujukan pada anak sekolah dasar dengan program pengobatan masal dan penyuluhan kesehatan. Pada program ini pengobatan masal terutama ditujukan untuk infeksi Ascaris lumbricoides, sehingga infeksi Trichuris trichiura masih tetap tinggi2,3,4.

Akhir-akhir ini banyak dipakai obat yang dapat memberantas Trichuris trichiura, seperti derivat imidazole (mebendazole dan albendazole) atau non imidazole seperti oxantel pirantel pamoate. Obat ini dapat menyebabkan ekspulsi cacing dewasa dari penderita. Obat cacing derivat imidazole selain menimbulkan ekspulsi cacing dewasa dikatakan dapat menimbulkan perubahan telur yang kontak dengan obat ini. Hal ini dapat menyebabkan makin berkurangnya kemungkinan transmisi telur yang dikeluarkan bersama tinja setelah pengobatan5. Dari berbagai laporan, pengobatan Trichuris trichiura dengan mebendazole memberikan hasil yang bervariasi dari 60.9% - 82.6%6,7,8. Demikian juga dengan pemberian Oxantel pirantel panoate memberikan hasil berkisar antara 70%- 93.4%9,10.

Berdasarkan hal tersebut diatas, kami melakukan suatu uji klinis untuk membandingkan pemakaian mebendazole dan oxantel pirantel pamoate pada kasus dengan infestasi tunggal Trichuris trichiura

(2)

BAHAN DAN CARA

Penelitian ini dilakukan secara uji klinis acak tersamar ganda11, memakai desain paralel dengan pasangan serasi dan dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok A mendapat pengobatan dengan mebendazole 500 mg/oral/dosis tunggal, sedangkan kelompok B mendapat pengobatan oxantel pirantel pamoate 10 mg/kgBB/oral/dosis tunggal. Subyek penelitian memakan obat didepan petugas pada pagi hari. Efek samping obat dipantau dengan memakai kuesener yang diisi petugas setiap hari selama 7 hari.

Penelitian ini dilaksanakan pada murid-murid kelas I sampai dengan kelas VI di Sekolah Dasar Negeri desa Tanjung Anom, kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, pada bulan September Nopember 1995.

Tinja diperiksa dengan cara Kato-Katz untuk mengetahui jumlah pengeluaran telur cacing per hari. Tinja diperiksa 3 (tiga) kali yaitu sebelum pemberian obat dan kemudian pada hari ke-14 serta ke-21 setelah pemberian obat. Pemeriksaan ini dilakukan di Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Kriteria inklusi :

1. Murid Sekolah Dasar kelas I s/d VI 2. Sehat

3. Dalam 1 (satu) bulan terakhir tidak mendapat obat cacing

4. Pada pemeriksaan tinja ditemukan infestasi tunggal Trichuris trichiura Kriteria eksklusi :

1. Tidak teratur makan obat / menolak makan obat

2. Tidak ikut serta memeriksakan tinja pada hari ke-14 dan ke-21

3. Timbul efek samping yang berat seperti menceret, muntah-muntah, kaku perut dan lain-lain.

4. Ditemukan telur cacing selain Trichuris trichiura

Untuk mengevaluasi efektivitas obat terhadap infeksi cacing usus dipakai parameter, yaitu angka penyembuhan (AP) atau cure rate (CR). Dikatakan sembuh bila pada pemeriksaan tinja terakhir tidak ditemukan lagi telur cacing.

Izin subyek penelitian dilakukan dengan mengisi formulir yang diberikan petugas serta ditanda tangani oleh orang tua subyek.

Analisa data meliputi jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, pekerjaan orang tua dan pendidikan orang tua, efek samping obat. Analisa statistik dilakukan dengan Uji Kai-kuadrat, dengan tingkat kemaknaan 95% ( P = 0.05).

HASIL DAN DISKUSI

Dari 541 murid Sekolah Dasar yang tinjanya diperiksa, ternyata ada 469 contoh tinja yang positif (87%) dengan telur dan larva cacing usus yang ditularkan melalui tanah. Dari 469 contoh tinja yang positif ini ternyata 374 merupakan infestasi campuran cacing usus dan 95 dengan infestasi tunggal dan 72 lainnya tidak ditemukan telur cacing usus ataupun larva dalam tinjanya (Tabel 1) Dari tabel ini terlihat bahwa infestasi yang terbanyak adalah campuran antara 2 jenis cacing atau lebih. Dan Hal ini sesuai dengan penelitian yang terdahulu.

(3)

Tabel 1. Hasil pemeriksaan tinja anak Sekolah Dasar Desa Tanjung Anom Jumlah yang diperiksa Infestasi Tunggal % Infestasi Campuran % Negatip % 541 95 18 374 69 72 13

Dari 95 anak yang menderita infestasi tunggal cacing usus, 86 anak menderita infestasi Trichuris trichiura, 8 anak dengan Ascaris lumbricoides dan 1 orang anak dengan Cacing tambang. (Tabe12)

Tabel 2. Distribusi infestasi cacing di SD Tanjung Anom

Jenis infestasi Jumlah Persentase (%) Ascaris lumbricoides Trichuris trichura Cacing Tambang 8 86 1 8.4 90.5 1.1 Jumlah 95 100.0 Tabel 3. Karakteristik klinis dan laboratorium masing-masing kelompok pengobatan

KARAKTERISTIK KELOMPOK A (Mebendazole 500) N = 42 KELOMPOK B (OPP) N = 44 UMUR (tahun) Mean (SD) Rentang 9.3 (1.9) 6.5 - 13.4 9.4 (1.8) 6.1 - 12.6 KELAMIN Laki-laki perempuan 14 28 19 25 PEKERJAAN AYAH Buruh/tani/nelayan Wiraswasta pegawai negeri/ABRI Lain-lain 14 17 2 9 17 16 6 5 PENDIDlKAN IBU Tidak sekolah SD SLTP SLTA perguruan Tinggi PENDIDlKAN AYAH Tidak sekolah SD SLTP SLTA perguruan Tinggi 2 24 9 7 - 2 16 16 8 - 1 25 14 3 1 1 19 14 9 1 TTPG RTPG 9959 237 34.569 786 EFEK SAMPING - -

OPP = Oxantel pyrantel Pamoate TT PG = total telur per gram tinja RTPG = rata-rata telur per gram tinja

(4)

Umur rata-rata kasus yang turut serta pada penelitian ini tidak berbeda secara bermakna baik pada kelompok A dan kelompok B. Demikian juga dengan jenis kelamin pada kedua kelompok ini adalah sama.

Umumnya pekerjaan orang tua pada kedua kelompok ini adalah buruh tani dan wiraswasta. Hanya terdapat 2 orang pegawai negeri/ABRI pada kelompok A dan 6 orang pada kelompok B.

Pendidikan orang tua yang terbanyak adalah SD dan SLTP pada kedau kelompok ini. Masih ditemukan orang tua yang tidak pernah mengikuti pendidikan formal. Tidak ditemukan efek samping pada kedua kelompok pengobatan ini.

Tabel 4. Efikasi Mebendazole 500 terhadap Trichuris trichiura

Pengobatan Telur (+) RTPG TTPG Angka Penyembuhan Angka Penurunan Sebelum Sesudah 2 minggu 3 minggu 42 5 1 237 194 23 9.959 969 23 88.1% 97.6% 90.3% 99.8% Pada tabel ini kita melihat bahwa angka penyembuhan pada minggu ketiga setelah pemberian obat adalah lebih baik dari pada minggu kedua. Demikian juga dengan angka penurunan jumlah telurnya. Pada minggu kedua angka penyembuhannya adalah 88.1% dan pada minggu ketiga 97.6%. Sedangkan angka penurunan jumlah telur pada minggu kedua adalah90.3% dan pada minggu ketiga adalah 99.8%. Abidin SAN2 memperoleh hasil angka penyembuhan 89.7% dan angka penurunan jumlah telur 89.7%

Tabel 5. Efikasi Oxantel Pyrantel-Pamoate (OPP) terhadap Trichuris trichiura Pengobatan Telur (+) RTPG TTPG Angka

Penyembuhan Angka Penurunan Sebelum Sesudah 2 minggu 3 minggu 44 9 3 786 216 77 34.569 1.947 230 79.5% 93.2% 97.3% 99.3% Pada pengobatan dengan oxantel pirantel pamoate dijumpai angka penyembuhan pada minggu kedua adalah 79.5% dan pada minggu ketiga adalah 93.2%. Angka penurunan jumlah telur adalah 97.3% pada mingu kedua dan 99.3% pada minggu ketiga. Pasaribu S10 mendapatkan angka penyembuhan 93.4% dan angka penurunan jumlah telur 97.4%.

Tabel 6. Hasil pengobatan 2 minggu setelah pemberian obat Kelompok pengobatan Hasil Pengobatan Mebendazole 500 OPP Total Sembuh Tidak Sembuh 37 5 35 9 72 14 Jumlah 42 44 86 df=1 X2= 1.153 p>0.05

(5)

Hasil pengobatan pada minggu kedua antara kedua kelompok pengobatan ini tidak berbeda secara bermakna dimana p>0.05.

Tabel 7. Hasil pengobatan 3 minggu setelah pemberian obat Kelompok pengobatan Hasil Pengobatan Mebendazole 500 OPP Total Sembuh Tidak Sembuh 41 1 41 3 82 4 Jumlah 42 44 86

Demikian juga, setelah minggu ketiga hasil pengobatannya tidak berbeda secara bermakna.

KESIMPULAN

Pengobatan Trichuris trichiura dengan mebendazole 500 dan oxantel pirantel pamoate memberikan hasil yang sama baiknya dan tidak berbeda secara bermakna. Dimana angka kesembuhan dengan pemberian mebendazole dan oxantel pirantel pamoate pada minggu kedua adalah 88.1% dan 79.5% dan pada minggu ketiga masing-masing 97.6% dan 93.2%.

Kedua jenis obat ini cukup aman dan menimbulkan efek samping.

KEPUSTAKAAN

1. Pavlovski Z. Ascariasis host pathogen biology. Reviews of Infectious Diseasei4:806-814,1982.

2. Abidin SAN dan Rasad R. Pengobatan infeksi nematoda usus dengan mebendazole 500 mg dosis tunggal. MEDIKA:192-197 1990.

3. Margono SS. Cacing yang ditularkan melalui tanah di Indonesia Beberapa aspek epidemiologi dan penanggulangannya. Monograph, Bagian Parasitologi, FKUI,1989.

4. Ismid IS. Infeksi cacing usus pada anak usia sekolah dasar di Jakarta. Seminar peningkatan mutu sumber daya manusia. Jakarta 14 Juni 1994. .

5. Maisonneuve HJF, Rossignal A, Addo & M.Majon. Ovicidal effects of albendazole in human ascariasis, ancylostomiasis and trichuriasis. Ann.Trop.Med. Parasitology; 79(1):79-82,1985.

6. Bundy DAP, Thompson DE, Cooper ES and Blanchard J. Rate of expulsion of Trichuris trichiura with multiple and single dose regimens of albendazole. Trans.Roy.Soc.Trop.Med.Hyg;79:641-644, 1985

7. Setasuban P, Chiamratana B, Muennoo C and Sanguankiat S. Clinical trial of mebasol in Trichuriasis. Com.Dis.J ;13(2):137-143, 1987.

8. Anantaphruti MT, Achawnitkun W, Sanguankiat S, Dekumyoy P, Nuamtanong S, Waikagul J and Tsuji M. Intensity of infection, worms expulsion and efficacy of multiple doses of albendazole and mebendazole against Trichuriasis. In Collected Papers on the Control of Soil-transmitted Helminthiasis, Vol V,eds. Yokogawa M et al. APCO, Tokyo: 179-183 , 1993.

9. Rim HY, Lim JK, Seo BS. Anthelminthic effect of combantrin (pyrantel pamoate) against intestinal nematodes in Korea. Proceedings of Tenth SEAMEO-TROPMED Seminar on Tropical Medicine and Public Health. Symposium on Chemotheraphy in Tropical Medicine of Southeast Asia and Far East. Abstract of Free Ppers. Bangkok 26-30 Oct 1971.

(6)

10. Pasaribu S. Efikasi Oxantel Pyrantel Pamoate Dosis Tunggal pada Soil Trasmitted Helminthiasis. MEDIKA;2(19):37-40, 1993.

11. Satroasmosro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Binarupa Aksara, Jakarta, 1995.

Gambar

Tabel 1. Hasil pemeriksaan tinja anak Sekolah Dasar Desa Tanjung Anom   Jumlah yang  diperiksa  Infestasi Tunggal  % Infestasi Campuran  % Negatip  %  541  95 18 374 69  72 13
Tabel 6. Hasil pengobatan 2 minggu setelah pemberian obat  Kelompok pengobatan Hasil Pengobatan  Mebendazole 500  OPP  Total  Sembuh  Tidak Sembuh  37 5  35 9  72 14  Jumlah 42  44  86  df=1    X 2 =  1.153   p>0.05
Tabel 7. Hasil pengobatan 3 minggu setelah pemberian obat  Kelompok pengobatan Hasil Pengobatan  Mebendazole 500  OPP  Total  Sembuh  Tidak Sembuh  41 1  41 3  82 4  Jumlah 42  44  86

Referensi

Dokumen terkait

Program ini dibuat karena transaksi yang lama masih menggunakan cara pencatatannya ke dalam buku dan untuk menyimpanan data transaksi serta laporan penjualan memerlukan tempat

After knowing the factors that trigger students’ absenteeism at English Education Department of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, the teacher can motivate the students to

Untuk menambah fungsi dan manfaat bagi user, aplikasi ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung seperti fasilitas PhoneBook dimana user dapat melakukan manajemen

| Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2015 I-11 pada intinya memuat mengenai arah kebijakan keuangan daerah, strategi pernbangunan Daerah, kebijakan umum,

- 1/2 Ekor Ayam Goreng - 5 Sate Sapi Manis - 2 Telur Bumbu Rujak - Sambal Goreng Ati - Serundeng - Mie Goreng - Oseng Blumkol - Kering Tempe - Timun + Sambal - Nasi Putih (4 Porsi).

Rehabilitasi Sosial dilaksanakan dalam bentuk bimbingan sosial, bimbingan fisik, bimbingan mental dan bimbingan ketrampilan (ketrampilan inti : Montir Motor,

Pengujian tingkat kesukaan petani terhadap padi VUB Hasil Litbang Pertanian, dilakukan dengan uji preferensi (tingkat kesukaan) terhadap beras dan