• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SUMBER DAN PERUBAHAN ANGGARAN PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) PROVINSI SULAWESI SELATAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS SUMBER DAN PERUBAHAN ANGGARAN PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) PROVINSI SULAWESI SELATAN SKRIPSI"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SUMBER DAN PERUBAHAN ANGGARAN PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD)

PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Oleh

HASDIATI LATIF 10572 05525 15

Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

(2)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Karya Ilmiah…… Kupersembahkan…………..

Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan oran-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat dirampung dengan baik

Bapak dan Ibu saya yang telah memberikan dukungan moral maupun materi serta doa yang tiada hentinya untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan doa dan doa yang paling khusuk selain doa yang terucap dari doa kedua orang tua, karena itu terimalah bakti dan cintaku untuk kalian wahai bapak dan ibuku.

Bapak dosen pembimbing, penguji, dan pengajar yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya

Untuk keponakanku yg selalu menjadi penyemangat,Untuk saudara (kakak) yang senantiasa memberi dukungan, semangat, senyum dan doa untuk keberhasilan ini, terimakasih dan sayangku untuk kalian.

MOTTO HIDUP

Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa, Doa Ibu menyelimuti setiap langkahku kemana pun aku pergi dimana pun

aku ditempatkan aku bersama-sama dengan doanya.

(3)

(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Sumber dan Perubahan Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Abdul Latif dan ibu Hj. Hasnah.B, S.Pd yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudarku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

(7)

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada 1. Bapak Prof Dr. H. Abd Rahman rahim, SE.,MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Nur Rasyid, S.E., M.M., selaku ketua program studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Abdul Muttalib, S.E., MM., selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

5. Bapak Nasrullah, SE, MM., selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Para staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi manajemen angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

(8)

9. Terimakasih buat sahabat kembar seperjuangan SULHULAEPA yang selalu memberikan dukungan dan selalu ada disaat bahagia maupun susah.

10. Terima kasih teruntuk sahabatku tercinta Emy Luciana, Try Utami, Icha Karmila Putri, Reski Hidayah, Ramlah, Aderiantika dan Raina yg selalu memberi support.

11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb

Makasaar, 2019

Penulis

(9)

ABSTRAK

HASDIATI LATIF (2019). Analisis Sumber dan Perubahan Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi Program Studu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I Abdul Muttalib, dan Pembimbing II Nasrullah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Sumber dan Perubahan Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif pendekatan deskriptif, data yang diolah adalah perubahan anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2016 sampai 2018. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan pengukuran efektifitas pada perubahan anggaran. Berdasarkan hasil perhitungan tahun 2016 sebesar 77%, tahun 2017 sebesar 56%, dan tahun 2018 sebesar 82%

Kata Kunci : Sumber dan perubahan anggaran

(10)

ABSTRACT

HASDIATI LATIF (2019). Analysis of Sources and Budget Changes at the Regional Finance Management Agency (BPKD) of South Sulawesi Province. Thesis Management Study Program Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Abdul Muttalib, and Supervisor II Nasrullah.

This study aims to determine the Analysis of Sources and Budget Changes at the Regional Finance Management Agency (BPKD) of South Sulawesi Province.

This type of research is a quantitative descriptive approach, the data processed are budget changes in the Regional Financial Management Agency of South Sulawesi Province 2016 to 2018. The data analysis technique used in the study uses measurement of effectiveness on budget changes. Based on the calculation result in 2016 of 77%, in 2017 of 56% and in 2018 of 82%.

Keywords: Source and Budget Changes

(11)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vii

KATA PENGANTAR ...x

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... xii

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Anggaran ... 5

B. Sumber Anggaran ... 20

C. Perubahan Anggaran ... 22

D. APBD ... 30

E. Anggaran Belanja ... 33

F. Tinjauan Empiris ... 35

G. Kerangka Pikir ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Jenis Penelitian ... 40

(12)

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 41

C. Definisi Operasional ... 41

D. Populasi Dan Sampel ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data... 42

F. Teknik Analisis Data...43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 44

B. Penyajian data (hasil penelitian) ... 55

C. Analisis dan Interpretasi (Pembahasan)... 66

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71 DAFTAR LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...35 Tabel 4.1 Ringkasan Perubahan Anggaran ...60

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ...38 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ...50 Gambar 4.2 Rasio Efektifitas Penggunaan Anggaran ...65

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Program pembangunan yang telah digariskan oleh pemerintah dapat dilaksanakan secara bertahap dan terencana harus disertai dengan keikutsertaan atau partisipasi dari seluruh instansi pemerintah terkait maupun dari perusahaan swasta serta m asyarakat itu sendiri. Pembangunan Ekonomi dapat terlaksana tidak hanya dengan keikutsertaan Instansi-Instansi pemerintah tetapi serta peran masyarakat.. Perubahan paradigma berpikir diarahkan untuk mengetahui pengelolaan serta kegunaan dari APBN dalam menghasilkan laporan keuangan pemerintah yang transparan dan akuntabilitas yang mendukung peningkatan peran serta masyarakat di bidang keuangan Negara serta meningkatkan kinerja pemerintah, baik pusat ataupun daerah.

Pengelolaan keuangan daerah telah mengalami perubahan yang sangat mendasar sejak diterapkannya otonomi daerah pada tahun 2001.

Undang-Undang Pemerintah No.105 Tahun 2000 (sekarang diganti dengan PP. No.58 Tahun 2011), tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, dalam ketentuan umumnya menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan daerah tersebut.

(16)

yang bertujuan menyajikan informasi yang menyangkut posisi keuangan bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan, baik Laporan Keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses akuntansiAnggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Hal inilah yang menjadi perbedaan dengan anggaran sektor swasta karena tidak berhubungan dengan pengalokasian dana dari masyarakat. Pada sektor publik pendanaan organisasi berasal dari pajak dan retribusi, laba perusahaan milik daerah atau negara,

Dalam melaksanakan anggaran dan menilai sendiri tentang pencapaian anggaran yang telah di tetapkan maka semakin baik kinerjanya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun berdasarkan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan otonomi daerah.

Manganilisis tentang laporan sumber dan perubahan anggaran. laporan itu berguna untuk mengetahui seberapa besar realisasi terhadap anggaran

(17)

APBN yang telah ditetapkan sebelumnya. Belanja adalah semua pengeluaran dan rekening kas umum Negara/Daerah yang akan mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah, secara normative. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) merupakan unsur pelaksanaan pemerintah Daerah pada bagian keuangan yang bertugas untuk melakukan penegelola keuangan di daerah Sulawesi selatan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penyusunan laporan Akhir dengan mengambil judul.

“Analisis Sumber Dan Perubahan Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana sumber anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan?

2. Bagaimana perubahan anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan penelitian di atas maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

(18)

1. Untuk mengetahui sumber anggaran pada Badan Pengelola Keuangan

Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Untuk mengetahui perubahan anggaran pada Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah:

1. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal – hal penting menyangkut Sumber dan Perubahan Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Bagi Instansi

Sebagai gambaran masukan yang positif dan menjadi bahan informasi sebagai tambahan bahan referensi juga perbaikan kinerja keuangan dimasa yang akan datang.

3. Bagi Akademis

Bagi mereka yang ingin meneliti maka hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian yang berhubungan dengan sumber dan

perubahan anggarn pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Anggaran

1. Pengertian Anggaran

Anggaran (Budgeting) merupakan alat perencanaan, pedoman, pengendalian dan alat pengawasan di bidang keuangan yang digunakan oleh perusahaan yang berorientasi pada laba maupun non - laba. Bagi suatu perusahaan, penyusunan anggaran merupakan alat yang dipakai untuk membantu aktivitas kegiatannya agar lebih terarah. Dengan menggunakan anggaran maka perkembangan perusahaan / instansi akan dapat dipelajari dengan teliti dan berkesinam bungan. Anggaran dapat berjalan dengan baik apabila dalam organisasi perusahaan / instansi tersebut ada dukungan aktif, baik dari pelaksanaan tingkat atas maupun tingkat bawah. Hal ini menyangkut kepada manusia, khususnya pada karyawan yang ada pada suatu organisasi dalam melaksanakan kegiatannya. Untuk memahami anggaran, maka pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang berhubungan dengan anggaran.

Untuk lebih memahami pengertian anggaran beberapa ahli mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

Menurut Munandar (2013:1) Anggaran yaitu suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang.

(20)

Gunawan Adisaputro (2014:02) mendefinisikan Budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan koordinasi dan pengawasan.

Menurut Nafarin (2014:11), mendefinisikan bahwa Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa.

Freeman dalam Deddi Nordiawan (2013:19) yang dimaksudkan dengan budget (Anggaran) adalah Anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang terbatas.

Dari definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa secara umum anggaran merupakan suatu bentuk rencana aktivitas suatu kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu periode mendatang yang secara umum dinyatakan secara kuantitatif berdasarkan angka - angka yang dibuat dengan pertimbangan yang komprehensif.

a. Rencana

Anggaran merupakan suatu rencana yang menggambarkan mengenai kegiatan perusahaan di masa yang akan dating.

b. Mencakup seluruh kegiatan

(21)

Anggaran akan dijadikan sebagai pendoman kerja dan juga sebagai sebagai alat kerja serta alat pengendalian, maka anggaran harus dapat mencakup semua kegiatan yang akan dilaksanakan oleh semua bagian yang ada diperusahaan

c. Dinyatakan dalam satuan moneter

Unit moneter ini sangat dibutuhkan, mengingat bahwa setiap unit masing- masing berbeda seperti misalnya bahan baku menggunakan satuan berat (kg), satuan panjang (m), satuan isi (i), tenaga kerja menggunakan satuan kerja (misalnya harian). Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua satuan yang berbeda tersebut, sehingga perbedaan antara yang di rencanakan dengan yang direalisasikan memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisa lebih lanjut.

d. Jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang

Anggaran harus menunjukan secara jelas jangka waktu berlakunya angka- angka tersebut, agar dapat mempermudah penilaian pencapaian apa yang telah memungkinkan untuk dicapai, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Anggaran

Pada dasarnya bahwa tujuan pokok anggaran adalah memprediksi transaksi dan kejadian finansial serta nonfinansial di masa yang akan

(22)

datang, dan mengembangkan setiap informasi yang akurat dan bermakna bagi penerima anggaran.

Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafarin (2014:19), antara lain adalah sebagai berikut :

a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

c. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

f. Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

Selain tujuan, anggaran juga memiliki manfaat. Menurut Nafarin (2014:19), manfaat anggaran adalah sebagai berikut :

a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan Bersama

b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan.

c. Dapat memotivasi karyawan.

d. Menimbulkan rasa tanggung jawab tertentu pada karyawan.

(23)

e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

f. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

g. Alat pendidikan bagi manajer.

3. Fungsi Anggaran dan Karakteristik Anggaran

a) Fungsi anggaran

Peranan anggaran sebagai alat manajemen telah berjalan sejak awal perusahaan melaksanakan aktivitasnya, yaitu saat aktivitas benar- benar direncanakan dan perencanaan sudah dinyatakan dalam bentuk uang dan unit yang dikeluarkan.

Menurut Munandar (2013:10), fungsi anggaran mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu :

1. Sebagai pedoman kerja

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan- kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.

2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja

Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju kesasaran yang telah ditetapkan.

(24)

3. Sebagai alat pengawasan kerja

Anggaran berfungsi juga sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan apa yang tertuang didalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapat dinilai apakah telah sukses bekerja atau kurang.

Di lain pihak menurut Mulyadi (2016:502), fungsi anggaran terdiri dari enam item yaitu :

1) Anggaran merupakan hasil akhir dari proses rencana kerja

2) Anggaran merupakan cetak biru aktifitas yang akan dilaksanakan perusahaan dimasa yang akan datang.

3) Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang berhubungan yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer atas dan manajer bawah.

4) Anggaran berfungsi sebagai alat tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5) Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.

6) Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

(25)

Menurut Deddi Nordiawan, dkk (2013:20) anggaran memiliki fungsi, yaitu :

1. Anggaran sebagai alat perencanaan

Dengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan kearah mana kebijakan akan dibuat.

2. Anggaran sebagai alat pengendalian

Dengan adanya anggaran, organisasi sektor publik dapat menghindari adanya pengeluaran yang terlalu besar (overspending) atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya (misspending).

3. Anggaran sebagai alat kebijakan

Melalui anggaran, organisasi sektor publik dapat menentukan arah atau kebijakan tertentu.

4. Anggaran sebagai alat politik

Dalam organisasi sektor publik, komitmen pengelola dalam melaksanakan program-program yang telah dijanjikan dapat dilihat melalui anggaran.

5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi

Melalui dokumen anggaran yang komprehensif, sebuah bagian, unit kerja, atau departemen yang merupakan sub organisasi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan juga apa yang akan dilakukan oleh bagian / unit kerja lainnya.

(26)

6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja

Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian / unit kerja telah memenuhi target, baik berupa terlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya efisiensi biaya.

7. Anggaran sebagai alat motivasi

Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai- nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian.

Menurut Standar Akuntasi Pemerintah (2013:8) paragraph 13 menyebutkan bahwa fungsi Anggaran di lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntasi dan pelaporan keuangan, antara lain Yaitu

1. Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.

2. Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan.

3. Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum.

4. Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.

5. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada publik.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat Disimpulkan bahwa fungsi anggaran berhubungan erat dengan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

(27)

b) karakteristik Anggaran

Mulyadi (2016:490), mengatakan bahwa karakteristik dari anggaran sebagai berikut :

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.

3. Anggaran berisi komitmen atas kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju unuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam anggaran.

4. Usulan anggaran yang telah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.

5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Menurut Robert & Vijay (2015:73) anggaran memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut :

1. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis tersebut.

2. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah non-moneter.

(28)

3. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun

4. Merupakan komitmen manajemen; menejer setuju untuk menerima

tanggung jawab atas pencapaian tujuan - tujuan anggaran.

5. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih

tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran.

6. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi

tertentu.

7. Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan

anggaran, dan varians dianalisis serta dijelaskan 4. Factor Dan Pertimbangan Dalam Anggaran

Nafarin (2014:11), menegaskan bahwa faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :

1) Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.

2) Data waktu lalu.

3) Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

4) Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.

5) Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Nafarin (2014:11), mengatakan bahwa dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

(29)

1. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah, tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.

2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi top manajemen (direksi).

3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan tetapi termotivasi.

4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diantisipasi lebih dini.

Nafarin (2014:12), juga menyatakan bahwa anggaran yang dibuat juga akan mengalami kegagalan bila tidak memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Pembuatan anggaran yang tidak cakap, tidak mampu berfikir ke depan.

b) Kekuasaan membuat anggaran tidak tegas.

c) Pelaksana tidak cakap.

d) Tidak didukung oleh masyarakat.

e) Dana tidak cukup.

Jadi,penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam menyusun anggaran sangat perlu memperhatikan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran, perilaku para pelaksana dan hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan pada anggaran yang telah dibuat.

4. kelemahan anggaran

(30)

Menurut Munandar (2013:13), menjelaskan bahwa anggaran memiliki beberapa kelemahan, antara lain :

a. Anggaran disusun berdasarkan taksiran-taksiran (forecasting).

Betapapun cermatnya taksiran tersebut dibuat, namun amatlah sulit untuk mendapatkan taksiran yang benar-benar akurat sama sekali tidak berbeda dengan kenyataannya nanti.

b. Taksiran-taksiran dalam anggaran disusun dengan mempertimbangkan berbagai data, informasi dan faktor-faktor, baik yang controllable maupun uncontrollable. Dengan demikian, jika nantinya perubahan-perubahan terhadap data, informasi serta faktor- faktor tersebut, akan berubah pula ketetapan taksiran- taksiran yang telah disusun tersebut.

c. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan realisasi anggaran sangat tergantung pada manusia pelaksananya. Anggaran yang baik tidak akan bisa direalisasikan bilamana pelaksananya tidak mempunyai keterampilan serta kecakupan yang memadai.

Sedangkan menurut Sofyan (2013:22), kelemahan anggaran antara lain :

1) Anggaran hanya merupakan rencana yang belum pasti tercapai.

2) Anggaran tidak bisa bekerja secara otomatis.

3) Anggaran harus terus-menerus dipantau dan disesuaikan bila perlu.

(31)

4) Anggaran masih memerlukan pertimbangan-pertimbangan rasional dari pimpinan.

Dari penjelasan diatas kita harus menyadari bahwa anggaran juga memiliki kelemahan- kelemahan. Ini sangat menuntut kita untuk selalu teliti dalam menyusun anggaran dan menyesuaikan dengan kondisi perekonian yang berlangsung.

5. Jenis - Jenis Anggaran

Menurut Nafarin (2014:31), anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut,

a. Dilihat dari segi dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran variable (variable budget), yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

2. Anggaran tetap (fixed budget), yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

b. Dilihat dari segi cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

1) Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

(32)

2) Anggaran kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

c. Dilihat dari segi jangka waktu, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

2. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.

d. Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master budget).

e. Anggaran operasional (operasional budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari :

1. Anggaran penjualan 2. Anggaran biaya pabrik 3. Anggaran biaya bahan baku

4. Anggaran biaya tenaga kerja langsung 5. Anggaran biaya overhead pabrik 6. Anggaran beban usaha

f. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari :

1) Anggaran kas

(33)

2) Anggaran piutang 3) Anggaran persediaan 4) Anggaran utang 5) Anggaran neraca

g. Dilihat dari segi kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap

2. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

h. Dilihat dari segi fungsinya, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.

2. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan), misalnya untuk menilai apakah biaya (beban) yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas

6. Revisi Anggaran

Robert & Vijay (2015:85) ada dua jenis revisi anggaran yaitu sebagai berikut

(34)

a. Prosedur yang memungkinkan pemuktahiran anggaran secara sistematis.

b. Prosedur yang memungkinkan adanya revisi dalam keadaan tertentu.

Revisi anggaran harus dibatasi keadaan-keadaan dimana anggaran yang disetujui sedemikian tidak realistisnya sehingga tidak lagi menjadi alat pengendalian yang berguna. Revisi anggaran harus dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi yang signifikan dari yang ada ketika anggaran yang asli disetujui.

Revisi atau Perubahan APBD merupakan penyesuaian capaian target kinerja atau perkiraan/rencana keuangan tahunan pemerintah derah yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD serta ditetapkan dengan peraturan daerah.

Alasan perubahan APBD yaitu sebagai berikut:

1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA.

2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja.

3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan.

4. Keadaan darurat, dan Ke adaan luar biasa.

B. Sumber Anggaran

(35)

Menurut Halim (2015: 64), sumber adalah Pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.

Menurut Halim (2015: 65), sumber adalah Dana perimbangan merupakan dana yang bersumber dari penerimaan anggaran dana pendapatan dan belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah.

Menurut Bratakusumah (2013: 173), sumber adalah Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam rangka melaksanakan penyusunan rumah tangga sendiri pemerintah daerah diberikan kebebasan dalam menghimpun dan seperti diatur dalam pasal 5, 6, dan 7 Undang-undang RI No.33 TAHUN 2004 yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan desentralisasi daerah berhak atas penerimaan daerah yaitu:

1. Pasal 5: (1) Penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah sebagaimana maksud pada ayat 1 bersumber dari pendapatan asli daerah dan dan perimbangan.

(36)

2. Pasal 6: (1) Pendapatan asli daerah bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan pendapatan daerah yang sah.

Pendapatan asli daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi:

1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan 2. Jasa Giro

3. Pendapatan bunga

4. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing 5. Komisi

6. Potongan

7. Ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan pengadaan barang dan jasa oleh daerah.

Anggaran pendapatan daerah, dibagi ke dalam dua kelpmpok sumber penerimaan, yaitu:

1. Rencana penerimaan rutin

2. Rencana penerimaan pembangunan C. Perubahan Anggaran

Menurut penjelasan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Kepala daerah

(37)

selaku pemegang kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan juga bertindak sebagai pemegang kekuasaan dalam pengelolaan keuangan daerah.

Karena penyusunan anggaran untuk setiap tahun tersebut sudah dimulai dipersiapkan pada bulan Juli setiap tahunnya, maka tidak mustahil apabila pada pelaksanaannya APBD tersebut perlu perubahan dan penyelesaian.

a. Dasar Perubahan APBD

Penyesuaian APBD dengan perkembangan atau perubahan keadaan, dibahas bersama antara DPRD dengan pemerintah daerah dalam rangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBD tahun anggaran yang bersangkutan. Dalam permendagri nomor 13 tahun 2006 pasal 154 disebutkan bahwa seandainya selama tahun berjalan perlu diadakan perbaikan atau penyesuaian terhadap alokasi anggaran, maka perubahan APBD masih dimungkinkan terutama apabila:

1. Terjadi perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum anggaran (KUA)

2. Terjadi keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja

3. Ditemui keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun anggaran belanja

4. Keadaan darurat 5. Keadaan luar biasa

(38)

Selain itu, dalam keadaan darurat pemerintah daerah juga dapat melakukan pengeluaran untuk membiayai kegiatan yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD dan disampaikan dalam Laporan realisasi anggaran tahun berjalan untuk pelaksanaannya harus dituangkan dalam peraturan daerah tentang rancangan dan perubahan APBD. Oleh karenanya, dalam peraturan daerah terkait harus diperjelas posisi satuan kerja perangkat daerah yang juga mempunyai kedudukan sebagai pengguna anggaran dan pelaksana program.

Keadaan darurat sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah daerah dan

tidak dapat diprediksikan sebelumnya 2. Tidak diharapkan terjadi secara berulang

3. Berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah

4. Memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat

Perubahan APBD diajukan setelah laporan realisasi anggaran semester pertama dan hanya dapat dilakukan satu kali dalam satu tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Keadaan luarbiasa adalahkeadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan atau pengeluaran dalam APBD mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%.

(39)

Adapun proses perubahan APBD adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD tahun anggaran yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan DPRD sebelum tahun anggaran yang bersangkutan berakhir 2. Persetujuan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah, selambat-

lambatnya 3 bulan sebelum berakhirnya tahun anggaran

3. Proses evaluasi dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran perubahan APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.

b. Kebijakan umum anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

Perubahan APBD yang disebabkan karena perkembangan yang tidak sesuai dengan Kebijakan umum anggaran (KUA) dapat berupa terjadinya pelampauan atau tidak tercapainya proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan biaya yang semula ditetapkan dalam KUA. Apabila demekian, kepala daerah memformulasikan hal-hal yang mengakibatkan terjadinya perubahan APBD tersebut dalam suatu rancangan kebijakan umum perubahan APBD serta prioritas dan plafon sementar atas perubahan APBD tersebut.

(40)

Rancangan kebijakan umum perubahan APBD harus memuat secara lengkap penjelasan mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Perbedaan asumsi dengan kebijakan umum anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya

2. Program dan kegiatan yang dapat diusulakan untuk ditampung dalam perubahan APBD dengan mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBD untuk tahun anggaran berjalan

3. Capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus dikurangi dalam perubahan APBD apabila asumsi kebijakan umum anggaran tidak dapat tercapai

4. Capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus ditingkatkan dalam perubahan APBD apabila melampaui KUA

c. Pergeseran Anggaran

Dalam pelaksanaanya, kadang kala sering juga terjadi pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar belanja seperti telah disebutkan dalam dasar perubahan APBD tersebut diatas.

Pergeseran anggaran juga dapat disebabkan adanya pergeseran antar obyek belanja yang kesemuanya harus diformulasikan dalam dokumen pelaksanaan perubahan anggaran SKPD (DPPA-SKPD) dengan persetujuan dari PPKD.

Pergeseran anggaran tersebut dilakukan dengan cara mengubah peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagai dasar

(41)

pelaksanaan, yang untuk selanjutnya dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang perubahan APBD.

Anggaran yanmg mengalami perubahan, baik berupa penambahan atau pengurangan akibat pergeseran anggaran sebagaimana disebutkan diatas harus dijelaskan dalam kolom keterangan tentang penjabaran perubahan APBD. Tata cara pergeseran anggaran harus diatur dan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

d. Penggunaan Saldo Lebih Tahun Sebelumnya Dalam Perubahan APBD

Saldo anggaran lebih tahun sebelumnya merupakan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya yang berasal dari selisih lebih antara realisasi penerimaan dan realisasi pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.

Keadaan yang menyebabkan saldo anggaranlebih tahun sebelumnya tersebut harus digunakan dalam tahun anggaran berjalan untuk hal-hal berikut ini:

1. Pembayaran bunga dan pokok utang atau obligasi daerah yang

melampaui anggaran yang tersedia yang mendahului perubahan APBD 2. Pelunasan seluruh kewajiban bunga dan pokok hutang

3. Pendanaan kenaikan gaji tunjangan PNS akibat adanya kebijakan pemerintah

(42)

4. Pendanaan kegiatan lanjutan sesuai dengan ketentuan pasal 138 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

5. Pendanaan program dan kegiatan baru dengan kriteria harus diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun anggaran berjalan

6. Pendanaan kegiatan-kegiatan yang capaian target kinerjanya ditingkatkan dari yang telah ditetapkan semula dalam DPA-SKPD tahun anggaran berjalan yang dapat diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun anggaran berjalan.

e. Pendanaan Keadaan Darurat dan Keadaan Luar Biasa

Perubahan APBD sebagai akibat dari keadaan darurat dan keadaan luar biasa juga harus memeperhatikan ketentuan yang berikut ini:

1. Pendanaan keadaan darurat

Keadaan darurat sebagaimana disebutkan dalam uraian terdahulu sekurang-kurangnya harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Keadaan darurat bukan merupakan keadaan normal dari kegiatan pemerintah daerah sehari-hari dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya

b. Keadaan darurat tidak diharapkan sebagai kejadian yang berulang- ulang

c. Keadaan darurat berada di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah

(43)

d. Keadaan darurat dapat berakibay signifikan terhadap anggaran dalam rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat tersebut

Dalam keadaan darurat pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya yang selanjutnya akan diusulkan dalam rancangan perubahan APBD dan ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD.

Pendanaan keadaan darurat yang belum tersedia anggarannya tersebut dapat menggunakan pos belanja tak terduga. Dalam hal pos belanja tak terduga tidak mencukupi kebutuhan, maka pendanaan keadaan darurat dapat dilakukan dengan cara menggunakan dana dari hasil penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan kegiatan lainnya dalam tahun anggaran berjalan dan memanfaatkan uang kas yang tersedia.

2. Pendanaan Keadaan Luar Biasa

Keadaan luar biasa yang dimaksud sebagai factor yang mendorong perlunya perubahan APBD adalah suatu keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan dan pengeluaran dalam APBD mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%. Persentase ini merupakan selisih kenaikan atau penurunan antara pendapatan dan belanja dalam APBD.

Apabila estimasi penerimaan dalam APBD diperkirakan mengalami . peningkatan lebih 50%, pemerintah daerah dapat menambah kegiatan baru yang harus diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-SKPD, dan

(44)

penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan kegiatan dalanm tahun anggaran berjalan yang formulasinya dicantumkan dalam DPPA- SKPD.

Akan tetapi bila estimasi penerimaan dalam APBD diperkirakan mengalami penurunan lebih dari 50%, pemerintah daerah harus melakukan penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan kegiatan dalam tahun anggaran berjalan yang formulasinya dicantumkan DPPA-SKPD

Dokumen-dokumen perubahan pelaksanaan anggaran SKPD

tersebut di atas selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD.

(45)

D. APBD

1. Pengertian APBD

Menurut Yani (2013:369), APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerinthan daerah yang dibahas dan disetujui Bersama oleh pemrintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

2. Asas Umum APBD

Menurut Yani (2013;369), dalam menyusun terdapat beberapa asas umum yang harus dijadikan pedoman, yaitu sebagai berikut:

a) APBD harus disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah.

b) Penyusunan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. RKPD merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode satu tahun.

c) APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada

(46)

tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

d) APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.

e) Semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD berdasarkan nilai perolehan atau nilai wajar.

(47)

f) Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

g) Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah dianggarkan secara bruto dalam APBD, yaitu jumlah pendapatan daerah yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.

h) Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD harus berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang- undangan.

i) Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup.

j) Penganggaran untuk setiap pengeluaran APBD harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya.

k) Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun mulai tanggal 1 januari sampai dengan 31 desember.

(48)

3. Struktur APBD

Pendapatan daerah meliputi semua uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar, serta merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Belanja daerah mencakup semua pengeluaran uang dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, dan merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Pembiayaan daerah meliputi semua penerimaan uang yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

E. Anggaran Belanja

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 paragraf 8, pengertian belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yamg mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Menurut Abdul Hafiz Tanjung (2014:103), Belanja dibagi menjadi empat yaitu: Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk

(49)

kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberikan manfaat jangka pendek. Belanja operasi terdiri atas:

1) Belanja pengawai, adalah pengeluaran yang ditetapkan dalam dokumen DPA untuk kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pengawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan.

2) Belanja barang, adalah pengeluaran yang ditetapkan dalam DPA untuk barang-barang pakai habis dan menurut kriteria yang ditetapkan tidak dapat digolongkan sebagai aktiva tetap.

3) Belanja bunga, adalah pengeluaran yang ditetapkan dalam dokumen DPA hutang (principal outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang dilakukan pemerintah daerah kepada pihak ketiga.

4) Belanja subsidi, adalah pengeluaran yang ditetapkan dalam DPA untuk pemberian subsidi kepada badan usaha milik daerah/l

(50)

F. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Metode Hasil

1. Indra Mahardika Putra (2017)

Proses penyusunan anggaran pada dinas

pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten sleman yogyakarta

Kuantitatif Proses penyusunan anggaran pada dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten sleman telah sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu peraturan menteri keuangan No. 92 PMK,05

2. Riska korompot (2015)

Analisis penyusunan anggaran pada dinas

pendapatan pengelolaan keuangan dan

Deskriptif Diperoleh DPPKAD kota

kotamobagu telah

melaksanakan proses penyusunan anggaran

sesuai dengan

permendagri no. 27 tahun 2013 tentang pedoman

(51)

aset daerah kota

kotamobagu tahun 2014

penyusunan APBD tah1un anggaran 2014

3. Suwardi Analisis proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) (studi di dinas pendidikan provinsi Sumatera Utara)

Kualitatif Dalam proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),

belum sepenuhnya

mencerminkan kondisi yang ada , dimana arah dan kebijakan umum anggaran lebih di dominasi oleh kepentingan atasan

4. Anastasia Friska Palilingan (2015)

Analisis kinerja belanja dalam laporan

realisasi anggaran (LRA) pada

Evaluasi Kinerja pendapatan pemerintah kota manado dilih1at dari analisis pertumbuhan pendapatan kota manado tahun 2009- 2013

(52)

dinas pendapatan kota manado

5. Soraya Lestari (2015)

Pengaruh alokasi belanja murni dan alikasi belanja perubahan terhadap serapan anggaran kabupaten kota di aceh

Kuantitatif Menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negative anggaran awal terhadap

serapan anggaran

sedangkan anggaran perubahan berpengaruh positif terhadap serapan anggaran, hal ini dikarenakan penganggaran yang buruk akan terdampak pada kinerja keuangan yang tidak mencapai target seperti rendahnya serapan anggaran

(53)

G. Kerangka Konsep

Kerangka pikir yang mendasari penelitian ini tergambar di bawah ini:

Gambar 2.1

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD)

Sumber APBD

Penyusunan APBD

RKA DPA

Perubahan APBD

(54)

Berdasarkan skema kerangka pikir diatas penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan cara mengumpulkan data dari Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Sulsel. Data yang dikumpulkan diperoleh dengan cara menganalisis kemampuan staff BPKD melalui wawancara secara langsung dan mengambil data yang sudah ada terkait dengan penyusunan APBD, selanjutnya dilakukan RKA dan

ditetapkan oleh DPA yang nantinya ditarik kesimpulan terkait dengan perubahan APBD.

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Menurut Sugiyono (2013:147) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Menurut Sugiyono (2015:11) penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan variaebel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda, Sugiyono (2015:14) menyatakan pendekatan kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berupa angka.

Jenis penelitian yang digunakan adalah peneltian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alasan saya mengambil jenis penelitian ini karena pembahasan yang dilakukan bersifat mengetahuai nilai variable mandiri baik satu variable atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variable satu dengan yang lain.

(56)

B. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi dari penelitian ini dilakukan pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan di Jalan Urip Sumohardjo No.

269, Makassar. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai bulan april sampai juni 2019

C. Definisi Operasional.

Setiap penelitian yang dilakukan, memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Untuk itu, objek yang diteliti harus mempunyai gambaran yang jelas agar tidak melenceng dari koridor penelitian yang akan dilakukan. Adapun batasan defenisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sumber anggaran pendapatan dan belanja daerah bisa berasal dari hasil penerimaan daerah dan dana perimbangan.

2. Tiga cara penyusunan APBD diantaranya yaitu

a. RAPBD (Rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah) disusun berdasarkan usulan dari perangkat daerah oleh pemerintah daerah dalam bentuk rencana anggaran satuan kerja b. RAPBD diajukan pada pemerintah daerah untuk dibahas

c. RAPBD dibahas oleh DPRD bersama dengan tim anggaran eksekutif.

3. Rencana kerja dan anggaran (RKA) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisirencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD dan K/L serta rencana pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya.

(57)

4. Dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) merupakan yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran.

5. Perubahan APBD yaitu sebagai upaya pemerintah daerah untuk menyesuaiakan rencana keuangannya dengan perkembangan yang terjadi.

D. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Sampel

Sampel yang diambil dari perubahan anggaran pada tahun 2016- 2018 pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Sulawesi Selatan

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam memperoleh bahan penyusunan skripsi ini di lakukan denan cara:

1. Penelitian Pustaka (Literature Research)

Pengumpulan data ini diperoleh dengan cara membaca, mengkaji, dan menelaah berbagai buku yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian Lapang (Field Research)

(58)

Pengumpulan data dilapangan menggunakan metode dokumentasi dan wawancara Dokumentasi yaitu dengan cara mencatat perubahan anggaran. Wawancara yaitu dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan pihak yang berwenang.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menyajikan angka, table dan uraian penjelasan pengukuran pelaksanaan belanja pendapatan dengan menggunakan pengukuran efektivitas pada perubahan anggaran 2016-2018 pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

1. Pengukuran efektivitas

Rasio Efektivitas = Biaya (Belanja) x 100%

Pendapatan

2. Kriteria efektivitas

a. 100% ke atas sangat efektif b. 90% sampai 100% efektif c. 80% sampai 90% cukup efektif d. 60% sampai 80% kurang efektif e. Kurang dari 60% tidak efektif

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan/Lembaga

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah mengamanahkan pada pemerintahan daerah untuk membentuk peraturan daerah tentang organisasi perangkat daerah.

Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan menindaklanjuti peraturan pemerintah tersebut dengan membentuk Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun 2009 tanggal 14 Desember 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan produk dari peraturan daerah tersebut, yang sebelumnya bernama Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Oleh karena itu, mandat yang dulunya diemban oleh Biro Keuangan diintegrasikan ke dalam mandat Badan Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya bermuara pada lahirnya Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 85 huruf (a) dan pasal 85 huruf (b) Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut :

(60)

a. Bahwa Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan juga sebagai Satuan b. Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), mempunyai tugas pokok

melaksanakan, menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

c. Bahwa untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud tersebut diatas, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, mempunyai fungsi :

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran, pembiayaan, akuntansi, pembinaan dan evaluasi APBD Kabupaten/Kota;

b) Penyelenggaraan pelayanan dalam bidang anggaran, pembiayaan, akuntansi, pembinaan dan evaluasi APBD Kabupaten/Kota;

c) Pembinaan dan penyelenggaraan tugas di bidang anggaran, pembiayaan, akuntansi, pembinaan dan evaluasi APBD Kabupaten/Kota d) Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan

tugas dan fungsinya antara lain menyelenggarakan kebijakan program, keuangan, umum, perlengkapan dan kepegawaian dalam lingkup Badan Pengelolaan Keuangan Daerah .

Berdasarkan Pasal 85 huruf (c) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan.

Susunan Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah, terdiri atas :

(61)

1. Kepala Badan

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan membawahi 1 sekretaris dan 4 bidang.

2. Sekretariat

Sekretariat Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 1 (satu) orang Sekretaris Badan dan didukung oleh 3 (tiga) orang Kepala Sub Bagian terdiri dari :

a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ; b. Kepala Sub Bagian Keuangan ;

c. Kepala Sub Bagian Program;

3. Bidang - Bidang

Bidang – Bidang pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 4 Bidang yang dipimpin oleh 1 (satu) orang Kepala Bidang dan masing-masing dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Sub Bidang yaitu :

1) Kepala Bidang Anggaran ;

a) Kepala Sub Bidang Penyusunan APBD

b) Kepala Sub Bidang Otorisasi Dokumen Anggaran 2) Kepala Bidang Pembiayaan

a) Kepala Sub Bidang Pembiayaan I.

b) Kepala Sub Bidang Pembiayaan II 3) Kepala Bidang Akuntansi

a) Kepala Sub Bidang Pembukuan dan Verifikasi b) Kepala Sub Bidang Pelaporan Keuangan

4) Kepala Bidang Pembinaan dan Evaluasi APBD Kabupaten/Kota

(62)

a) Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Evaluasi APBD Kab/Kota Wilayah I.

b) Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Evaluasi APBD Kabupaten/Kota Wilayah II.

Pada tahun 2017 susunan organisasi pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah diubah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2016 seperti di bawah ini :

1. Kepala Badan

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan membawahi 1 sekretaris dan 4 bidang.

2. Sekretariat

Sekretariat Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 1 (satu) orang Sekretaris Badan dan didukung oleh 3 (tiga) orang Kepala Sub Bagian terdiri dari :

a. Kepala Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Hukum;

b. Kepala Sub Bagian Keuangan ; c. Kepala Sub Bagian Program;

3. Bidang - Bidang

Bidang – Bidang pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 4 Bidang yang dipimpin oleh 1 (satu) orang Kepala Bidang dan masing-masing dibantu oleh 3 (tiga) orang Kepala Sub Bidang yaitu :

a. Kepala Bidang Anggaran ;

1) Kepala Sub Bidang Perencanaan Anggaran Daerah I 2) Kepala Sub Bidang Perencanaan Anggaran Daerah II

(63)

3) Kepala Sub Bidang Dukungan Teknis Perencanaan Anggaran Daerah

b. Kepala Bidang Perbendaharaan

1) Kepala Sub Bidang Perbendaharaan Kas Daerah 2) Kepala Sub Bidang Perbendaharaan I

3) Kepala Sub Bidang Perbendaharaan II c. Kepala Bidang Akuntansi

1) Kepala Sub Bidang Verifikasi

2) Kepala Sub Bidang Pelaporan dan Pertangggungjawaban

3) Kepala Sub Bidang Penanganan Tindak Lanjut dan Tuntutan Ganti Rugi

d. Kepala Bidang Pembinaan dan Evaluasi APBD Kabupaten/Kota

1) Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Evaluasi APBD Kab/Kota Wilayah I.

2) Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Evaluasi APBD Kabupaten/Kota Wilayah II.

3) Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Evaluasi APBD Kabupaten/Kota Wilayah III.

2. Visi dan Misi Organisasi

Visi dan misinya adalah sebagai berikut;

1. Visi

Menjadi pengelola keuangan daerah yang terpercaya dan membanggakan masyarakat sulawesi selatan, serta menjadi instrumen simpul jejaring akselerasi kesejahteraan pada tahun 2017

(64)

2. Misi

a. Meningkatkan Kinerja Pelayanan dan Administrasi Perkantoran Dalam Lingkup BPKD Prov. SulSel

b. Meningkatkan Kualitas Penganggaran Keuangan Daerah yang Transparan dan Akuntabel sesuai dengan Aturan Perundang- Undangan yang Berlaku

c. Mendorong Terselenggaranya Penatausahaan Keuangan Daerah yang Tertib Administrasi sesuai dengan Aturan Perundang-Undangan yang Berlaku

d. Meningkatkan Kualitas Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan

e. Meningkatkan Pembinaan dan Evaluasi Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten/Kota Se Sulawesi Selatan

(65)

3. Struktur Organisasi dan Job Description 1) Struktur Organisasi

KEPALA BPKD

KASUBID PEMBINAAN & EVALUASI APBD KAB/KOTA WIL.III KASUBID PEMBINAAN & EVALUASI

APBD KAB/KOTA WIL.II KASUBID PEMBINAAN &

EVALUASI APBD KAB/KOTA WIL.I KEPALA BIDANG PEMBINAAN &

EVALUASI APBD KAB/KOTA

KASUBID PENANGANAN TINDAK LANJUT DAN TUNTUTAN GANTI

RUGI

KASUBID PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Hj. Jahidah D, SE, MM

KASUBID VERIFIKASI

Nurlinda, S.IP, MM KEPALA BIDANG AKUNTANSI

Hj. Nurkalbi, SE, MM

KASUBID PERBENDAHARAAN II

KASUBID PERBENDAHARAAN I

KASUBID PERBENDAHARAAN KAS DAERAH KEPALA BIDANG PERBENDAHARAAN

KASUBID DUKUNGAN TEKNIS PERENCANAAN ANGGARAN

DAERAH

KASUBID PERENCANAAN ANGGARAN DAERAH II

KASUBID PERENCANAAN ANGGARAN DAERAH I KEPALA BIDANG ANGGARAN

KASUBAG KEUANGAN KASUBAG UMUM,

KEPEGAWAIAN DAN HUKUM KASUBAG PROGRAM

SEKRETARIS

Gambar

Tabel  2.1       Penelitian Terdahulu .......................................................................35  Tabel  4.1       Ringkasan Perubahan Anggaran ...................................................60
Gambar  2.1       Kerangka Pikir ............................................................................38  Gambar  4.1       Struktur Organisasi .....................................................................50  Gambar  4.2       Rasio Efektifi
Tabel 4.1  Ringkasan perubahan anggaran Tahun Anggaran 2016 - 2018
Gambar 4.2 Rasio efektifitas Penggunaan Anggaran Tahun 2016-2018

Referensi

Dokumen terkait

Penderitaan yang sebagai musibah adalah keniscayaan hidup yang hanya dapat dipahami dan dihadapi dengan sabar, yang tentunya tidak akan menimbulkan beban mental, moral dan nama

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lokasi Malabaet, Takkuman dan Bagan Lelet terdapatnya variasi morfologi pada anggrek Dendrobium yaitu pada tipe

   

22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2012 menyatakan bahwa APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah

Walaupun bentuk negara Indonesia telah berubah dari negara Kesatuan RI menjadi negara serikat RIS dan Konstitusi RIS telah disusun di negeri Belanda jauh dari tanah air kita,

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan hubungan antara atribut soft skills berupa: 1) bekerjasama dalam tim terhadap kesempatan bekerja, 2) keterampilan berkomunikasi

Penyusunan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. APBD,

Buah Tamo Ukuran sedang, juga merupakan bagian dari tujuh kerajaan yang pernah ada sesudah kerajaan Tampungang Lawo.. Ritual pengarakan Tamo dari satu tempat ke