• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Model penelitian merupakan suatu proses atau langkah-langkah yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Model penelitian merupakan suatu proses atau langkah-langkah yang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

42 BAB III

METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan.

Model penelitian merupakan suatu proses atau langkah-langkah yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk tertentu dalam suatu penelitian.

Sejalan dengan hal itu, Sukmadinata (2017:6) memaparkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Pemilihan model pengembangan yang tepat akan menghasilkan produk penelitian yang efektif dan efisien. Apabila pemilihan model produk hasil pengembangan tepat maka penelitian dapat memberikan manfaat dan diaplikasikan oleh penggunanya.

Berdasarkan analisa kebutuhan yang dijelaskan oleh penulis, maka penulis memutuskan untuk memilih menggunakan jenis penelitian R&D (Research and Development). Sebagaiman yang sudah dijelaskan oleh Sugiyono yaitu

“penelitian research and development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kelayakkan produk tersebut”

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian pengembangan yang diadaptasi dari model Recursive, Reflective, Design and Develop-ment atau disingkat R2D2 (willis, 1995:1, Colon, dkk., 2000:19). Diadaptasi artinya ada beberapa aspek model R2D2 yang dikurangi, ditambah atau dimodifikasi atau disesuaikan dengan tujuan pengembangan (Tomlinson, 2004:11).

Peneliti memilih model R2D2 dikarenakan adanya pandemic covid19 jadi peneliti terkendala dalam uji coba media namun dalam model R2D2 Menurut

(2)

Suryono dalam LP2-UM (2013) menyatakan bahwa model ini tidak menguji efektivitas produk yang dikembangkan, melainkan hanya menguji kelayakan atau eksebilitas produk secara kualitatif. Model ini tidak berorientasi pada langkah pengembangan secara berurutan dan prosedural, melainkan berorientasi pada fokus pengembangan, dan uji efektivitas produk tidak perlu dilakukan atau tidak diperlukan. Cukup dilakukan atau diperlukan uji kelayakan secara kualitatif.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur pengembangan yang akan dilakukan dalam pembuatan media ini terdiri atas beberapa tahap yang telah diadaptasi dari model penelitian R2D2.

Adaptasi terkait dengan focus pengembangan dan uji kelayakan produk dalam model R2D2, ada tiga focus pengembangan, yaitu (1) Fokus Pendefinisian (Define Focus) (2) Fokus penentuan desain dan pengembangan (Design and development focus), dan (3) focus Desmisi (Dissmination focus).

1. Definisi Focus (Fokus Pendefinisian)

Adapun beberapa aktivitas yang dilakukan pada tahap ini meliputi tiga tahap yaitu: (1) creating and supporting a participatory team (menciptakan dan endukung tim partisipatori), (2) progressive problem solution (melakukan pemecahan masalah secara progresif) dan, (3) developing Phronesis or contextual understanding (mengembangkan pronensis atau pemahaman kontekstual).

a) Creating And Supporting a Participatory Team (menciptakan dan Mendukung Tim Partisipatori)

(3)

Pada tahap ini peneliti membentuk tim partisipatori. Tim partisipatori adalah sebuah tim atau kelompok yang terlibat dalam proses pengembangan produk dari awal hingga akhir (willis, 2000:6). Setelah dilakukan kesesuaian dengan media pembelajaran langkah selanjutnya yaitu membentuk tim partisipatori yang terdiri dari tim ahli materi, ahli media guru kelas serta peneliti itu sendiri. Pembentukan tim partisipatori merupakan salah satu prinsip yang harus dipenuhi dalam model pengembangan R2D2 ini, melalui keterlibatan anggota tim, maka akan dapat ditemukan beberapa sudut pandang yang berbeda.

Selain itu pengembangan juga bersifat kolaboratif, artinya melibatkan beberapa pihak, termasuk pengguna produk pengembangan (Mustaji, 2013:2). Pengguna produk pengembangan ini sudah pasti adalah guru kelas atau guru mata pelajaran. Oleh sebab itu guru disekolah tersebut dimasukkan ke dalam anggota tim partisipatori. Selain itu mereka juga berhak untuk menjadi penguji coba produk dalam tahap selanjutnya.

b) Progressive Problem Sollution (Melakukan Pemecahan Masalah secara Progresif).

Pada tahap ini, peneliti menggunakan instrumen observasi, wawancara dan juga angket menemukan masalah-masalah seputar pembelajaran Kebudayaan yang ada di Indonesia.

1) Observasi

Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi lingkungan sekolah, kriteria peserta didik dan keberadaan

(4)

media yng digunakan. pada tahap observasi, peneliti memasuki keas untuk mendapatkan gambaran secara nyata mengenai kondisi belajar mengajar. Hasil observasi menjadi acuan dalam mendukung upaya pengemabngan yang akan dilaksanakan. Kerjasama guru dan juga peneliti sangat dibutuhkan agar dapat menemukan masalah-masalah terkait seputar proses belajar mengajar. Aspek lain yang perlu dilakukan adalah seputar penggunaan media pembelajarab yang digunakan.

Tahap Observasi ini telah dilakukan oleh peneliti di SDN Kedungpari 1 Jombang. Pada tahap observasi ini peneliti mengidentifikasi terlebih dahulu permasalahan-permasalahan yang ada di SDN Kedungpari 1 Jombang. Peneliti melakukan observasi pada hari Jum’at 25 Oktober 2019. Dalam proses observasi ini peneliti dibantu oeh Ibu Titin Nurvayatin selaku gru kelas IV di SDN Kedungpari 1 Jombang.

Dari hasil observasi yang dilakukan, penulis menemukan kebutuhan yang paling utama peserta didik ialah kurangnya variasi penggunaan media belajar karena guru hanya menggunakan gambar- gambar seadanya. Dalam pemilihan media belajar media yang digunakan oleh guru belum memberi pengalaman yang bermakna untuk siswa itu sendiri. Sedangkan untuk karakteristik siswanya adalah lebih suka berdiskusi dengan temannya daripada kelas klasikal, siswa pun juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

2) Wawancara.

(5)

Peneliti melakukan teknik wawancara dengan cara menemui guru kelas dan kemudian melakukan komunikasi serta Tanya jawab seputar proses pembelajaran tematik yang ada disekolah. Komunikasi yang dibicarakan menitik beratkan terhadap keberadaan media pembelajaran yang digunakan di sekolah tersebut. Keberadaan media pembelajaran tersebut dikaji melalui beberapa aspek. Sebelum melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran, peneliti telah menyediakan pedoman wawancara. Pedoman tersebut dibutuhkan agar peneiti lebih mudah mendapatkan informasi yang mendetail mengenai pembelajaran.

Penulis melakukan wawancara kepada guru terkait permasalahan dalam penyampaian materi saat proses pembelajaran berlangsung, kemudian penulis juga melakukan wawancara terkait media pembalajaran yang digunakan guru saat belajar, lalu fasilitas- fasilitas yang disediakan di sekolah dalam menunjang kebutuhan belajar dan karakteristik siswa yang ada di kelas IV ini. Pada saat penulis melakukan wawancara dengan beberapa siswa peneliti menganalisis terkait metode dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru dan juga permasalahan yang dialami siswa dalam kegiatan belajar di sekolah.

c) Developing Phronesis or contextual understanding (mengembangkan pronensis atau pemahaman kontekstual).

Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi masalah untuk dapat menemukan solusi yang sesuai dengan konteks masalahnya. Identifikasi

(6)

masalah dilakukan dengan pertimbangan hasil observasi, wawancara dan angket. Pada proses observasi yang telah dilakukan oleh seorang peneliti, maka dapat terlihat masalah apa saja yang timbul di lingkungan pembelajaran. Terutama masalah yang berkaitan dengan sumber sarana prasana pengadaan pembelajaran. Pada proses identifikasi masalah ini dapat ditemukan alasan mengapa proses pembelajaran selalu membuat siswa tampak bosan dan juga tidak termotivasi. pada tahap analisis adalah menganalisa tema dan subtema. Berdasarkan analisa kebutuhan, pembelajaran yang menjadi permasalahan terdapat pada Tema 7 Indahnya Keberagaman di Negeriku, Subtema 1 Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku pembelajaran ke-3 yang terdapat kompetensi dasar Bahasa Indonesia, PPKn, dan IPS. Materi pokok yang ada di Bahasa Indonesia adalah mengenai teks informasi non fiksi, materi pokok yang apa pada mata pelajaran PPKn ada keragaman kebudayaan yang terikat kesatuan dan persatuan Indonesia, dan mata pelajaran IPS tentang keberagaman budaya sebagai identitas bangsa Indonesia. Dalam penyusunan RPP pada pembelajaran ini membutuhkan media dengan tema kebudayaan yang ada di Indonesia, dimana media tersebut dapat menganalisis keberagaman kebudayaan yang ada di Indonesia, dan menjadi objek untuk membuat informasi non-fiksi dan dapat menjadi tema dalam keberagaman budaya sebagai kesatuan dan persatuan serta identitas bangsa Indonesia.

2. Focus Desain and Development (Fokus Desan dan Pengembangan).

(7)

Fokus yang kedua yaitu focus design and development (fokus desain dan pengembangan) yang memiliki empat tahap meliputi: (1) selection of a development environment (memilih lingkungan), (2) media and format selection (memilih format produk dan media, (3) evaluation procedures (menentukan format penilaian) dan (4) product design and development (mendesain dan mengembangkan produk).

a) Selection Of a Development Environment (Memilih lingkungan Pengembangan).

Pada tahap ini dilakukan penentuan terhadap lingkungan penelitian. Langkah awal yang dalam pembuatan media pembelajaran adalah menentukan mata pelajaran sebagai lingkungan yang akan dikembangkan. Kurikulum menjadi sebuah patokan bagi para pendidik untuk melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan tata cara kurikulum yang berlaku.

Setelah dilakukan pemilihan mata pelajaran, maka hal yang harus diperhatikan adalah lingkup kajian materinya. Mengingat setiap mata pelajaran memiliki cakupan materi yang sangat luas maka peneliti melakukan pembatasan lingkup kajiannya. Pada pengembangan media pembelajaran ini, peneliti menekankan kepada Keberagaman yang ada di Indonesia yang terdapat di 5 pulau besar di Indonesia.

b)

Media and formatting Selection (Memilih format produk dan media).

Pada tahap ini peneliti memilih format media pembelajaran.

Sedangkan untuk format media peneliti mempertimbangkan segi ketepatan pada proses pembuatan desainnya dan pembuatan media.

(8)

c) Evaluation Procedures (Menentukan Format Penilaian)

Pada tahap ini, peneliti menentukan format penilaian yang akan dipakai untuk memvalidasi produk. Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini bersifat evaluasi formatif. Peneliti menggunakan validasi ahli dan validasi pengguna. validasi ahli dan pengguna dilakukan untuk mendapatkan produk unggul berdasarkan penialaian responden dan untuk mngetahui tingkat kelayakan media pembelajaran. Hasil validasi ahli dan pengguna akan menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki produk pengembangan agar lebih baik

Adapun kriteria validator ahli materi dan ahli media adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Validator

No Bidang Keahlian Kriteria Subjek Uji Coba Ahli

1 Dosen Ahli Media Pembelajaran

1. Memiliki keterampilan dibidang media pembelajaran

2. Tingkat akademik minimal S-2 Pendidikan

3. Memiliki pengalaman mengajar minimal 2 tahun

Subyek I

2 Dosen Ahli Materi 1. Memiliki kemampuan dan pengetahuan dibidang pembelajaran Tematik

2. Tingkat akademik minimal S-2 Pendidikan.

3. Memiliki pengalaman mengajar minimal 2 tahun.

Subyek II

(Sumber: Olahan data peneliti)

3. Dessmination Focus (Fokus Desminasi).

Pada tahap ini peneliti memilih 2 fokus tahap yaitu : (1) summative evauation (2) final packaging (Produk akhir).

a) Final Packaging (Produk Akhir)

(9)

Pada tahap ini, peneliti telah mendapatkan produk unggulan yang berasal dari beberapa prosedur pengembangan yang telah dilalui.

Produk unggulan pada penelitian ini tidak lagi membutuhkan adanya revisi dan uji coba kembali. Hal tersebut dikarenakan produk ini merupakan produk final dari media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti.

b) Diffusion (Pendistribusian).

Setelah melakukan atau membuat produk akhir peneliti melakukan pendstribusian atau mendistribusikan media Pamara Kepada Guru Kelas IV SDN Kedungpari 1 Kabupaten Jombang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian.

Pengembangan media papan magnetik Nusantara pada tema 7 (Indahnya Keberagaman di Negeriku) subtema 1 (Keberagaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku) pembelajaran 3 kelas IV ini dilaksanakan di SDN Kedungpari 1 Kabupaten Jombang pada semester genap tahun ajaran 2019/2020.

D. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data.

(10)

1. Observasi

Observasi adalah proses pengamatan yang dikemas secara sistematis, objek, logis, dan rasional. Observasi digunakan untuk memperoleh data agar dapat menunjang penelitian yang akan dilakukan.

Jenis observasi yang penulis gunakan adalah observasi non-partisipan sehingga penulis tidak terlibat langsung dalam aktivitas yang sedang dilakukan oleh orang yang sedang di observasi, tetapi observator hanya sebagai pengamat dan akan membuat kesimpulan dari apa yang telah diamati dan diketahui. Observasi pada penelitian pengembangan ini dilakukan di SDN Kedungpari 1 Kabupaten Jombang pada siswa kelas 4.

2. Wawancara

Wawancara ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pentingnya dilakukan pengembangan media pembelajaran Papan Magnetik Nusantara kepada siswa kela IV SD materi yang dengan menggunakan daftar pertannyaan yang berisi tentang pembelajaran di kelas IV SD.

3. Agket.

Angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket validasi ahli yang terdiri dari angket validasi ahli media, angket validasi ahli materi dan angket respon pengguna atau guru.

(11)

a. Angket validasi

Angket validasi digunakan untuk memperoleh penilaian kevalidan dari ahli media dan ahli materi yang dibuat oleh peneliti.

Setelah itu angket dianalisis untuk mengetahui kelayakan dari media Pamara guna untuk perbaikan produk untuk menghasilkan media yang lebih baik.

b. Angket respon pengguna.

Angket respon ditujukan kepada guru Kelas IV untuk mengetahui kelayakan dan kegunaan dari media Pamara yang telah dikembangkan oleh penliti.

E. Instrumen Penelitian.

Instrumen penelitian merupakan alat ukur untuk pengumpulan data dalam sebuah penelitian (Sugiyono, 2015:156). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang digunakan peneliti adalah analisa kondisi belajar mengajar dikelas, penggunaan dan pemilihan media pembelajaran oleh guru, fasilitas penunjang pembelajaran di kelas, dan karakteristik siswa kelas 4 SDN Kedungpari 1. Berikut adalah kisi kisi pedoman observasi

Tabel 3.2 Kisi-kisi pedoman observasi awal

No Aspek Indikator

1. Kondisi Fisik - Ruang kelas - Sarana prasarana - Lingkungan sekolah

(12)

No Aspek Indikator

2. Pembelajaran - Sumber belajar yang digunakan pada saat proses pembelajaran tematik

- Kendala sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran

(Sumber : Olahan Peneliti)

2. Wawancara.

Teknik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pentingnya dilakukan pengembangan media pembelajaran papan magnetik nusantara, kepada guru kelas IV SD materi keberagaman budaya yang ada di Indonesia, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang berisi tentang pembelajaran di kelas IV SD, metode mengajar yang digunakan, respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru, kesulitan yang dihadapi guru saat pembelajaran, media yang digunakan guru saat ini, serta media yang cocok digunakan. Daftar pertanyaan analisis kebutuhan digunakan sebagai langkah awal dalam penelitian pengembangan ini untuk memperoleh data mengenai kebutuhan media yang diharapkan oleh Sekolah Dasar. Adapun wawancara selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah pada saat melakukan analisis kebutuhan.

Pada penelitian pengembangan ini, penulis melakukan wawancara kepada guru wali kelas 4 dan siswa kelas 4 di SDN Kedungpari 1. Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman wawancara tersebut :

Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman wawancara awal kepada guru.

(Sumber : Olahan Peneliti)

No Aspek Indikator

1. Kegiatan Pembelajaran - Prosees kegiatan pemb\elajaran - Kendala yang dihadapi

- Penyampaian materi kepada siswa - Metode yang digunakan

- Tersedianya sarana dan prasarana 2. Sumber belajar - Sumber belajar yang digunakan

- Respon siswa terhadap sumber belajar

(13)

3. Angket.

Angket yang dibuat peneliti berupa lembaran berisikan pertanyaan yang akan dijawab oleh responden berdasarkan kejadian yang terjadi di lapangan. Adapun bentuk dari angket yang digunakan peneliti sebagai berikut:

a. Angket validasi.

Angket validasi dalam penelitian digunakan untuk mengumpulkan data tentang ketepatan desain media, ketepatan materi dan ketertarikan media peembelajaran yang dikembangkan.

Pemberian angket dilakukan saat uji coba produk selanjutnya angket yang digunakan dianalisis untuk kelayakan dan dijadikan pertimbanan untuk merevisi media papan magnetik nusantara untuk memperoleh produk yang lebih baik. Berikut adalah kisi-kisi instrument yang digunakan:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Validasi Ahli Materi.

(14)

No Indikator Deskriptor Jumlah Pertanyaan

Jumlah No.Item 1. Kurikulum a. Isi media pamara sesuai

dengan Kompetensi Dasar.

b. Media relevan dengan materi yang harus dipelajari siswa c. Ketepatan isi materi pada

media.

d. Ketepatan dalam pembelajaran konseptual.

e. Materi pada media pamara menggunakan Bahasa yang baik dan jelas.

1

1 1 1 1

5

2. Isi Materi a. Muatan materi mencakup 3 mata pelajaran yang dipadukan

b. Keseuaian materi dengan objek yang dijadikan gambar pada objek tempel Pamara.

1

1

2

3. Interaksi Siswa Media mudah digunakan dan dipahami.

1 1

Jumlah Total 7

(Sumber : Olahan Peneliti)

Tabel 3.5 Kisi-kisi Validasi Ahli Media

No Indikator Deskriptor Jumlah

Pertanyaan

Jumlah No.Item 1. Tampilan Media a. Kombinasi warna pada media.

b. Ukuran media.

c. Media jelas dan mudah dipahami.

d. Tampilan media menarik.

e. Media dapat digunakan sebagai alternative pembelajaran.

f. Media tahan lama dan tidak mudah rusak.

g. Media mudah dibawa dan dipindahkan.

1 1 1 1 1

1 1

7

2. Media dalam pembelajaran

a. Kesesuaian media dengan tujuan, karakteriistik, dan sumber belajar.

b. Kemampuan media untuk mengulang apa yang telah dipelajari.

2

2

2

3. Keterlibatan siswa dalam

menggunakan media.

a. Media yang dikembangkan dapat membuat siswa ikut dalam proses pembelajaran.

b. Media dapat digunakan oleh guru dan siswa.

c. Media dapat memotivasi siswa.

2

3

3

3

(15)

No Indikator Deskriptor Jumlah Pertanyaan

Jumlah No.Item

Jumlah Total 13

(Sumber : Olahan data Peneliti)

b. Angket Respon

Angket ini digunakan untuk mengumpulkan beberapa pendapat guru dan peserta didik mengenai media papan magnetik nusantara, berikut ini adalah instrument respon siswa yang dibuat oleh peneliti.

Tabel 3.6 Indikator Respon Guru

No Aspek Indikator Nomor Pertanyaan

1 Penggunaan Media 1. Media Pamara mudah digunakan dalam pembelajaran tematik materi Keberagaman Budaya di Indonesia

2. Petunjuk penggunaan media Pamara dapat mudah dipahami

1,2

2 Isi yang ada dalam media

1. Pamara dapat digunakan untuk menyelesaikan materi Keberagaman Budaya di Indonesia.

2. Pamara berisikan materi Kebergaman budaya di Indonesia.

3. Pamara dapat digunakan untuk memahami mataeri Keberagaman budaya di Indonesia.

3,4,5

3 Tingkat keunggulan media

1. Pamara dapat menjadi media yang membantu guru dalam

menyampaikan materi

keberagaman budaya.

2. Pamara dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

3. Pamara sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV 4. Siswa aktif ketika pembelajaran

saat menggunakan media Pamara 5. Pembelajaran menjadi

menyenangkan ketika ada media Pamara

6,7,8,9,10

(Sumber : Olahan data Peneliti)

F. Teknik analisis data.

(16)

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Teknik ini bertujuan untuk menjelaskan data yang diperoleh. Data yang diperoleh berasal dari validasi media, validasi materi dan respon siswa sebagai subyek uji coba. Langkah analisis yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Analisis Data Deskriptif Kuantitatif.

Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data dari angket respon siswa dan validasi, serta digunakan untuk mengetahui kelayakan media Pamara dalam pembelajaran tematik sebagai media pembelajaran berdasarkan rumus yang tersedia dan kemudian dari hasil tersebut dideskriptifkan.

a. Analisis Data Angket Validasi Media Pamara.

Analisis data dalam pengembangan media digunakan melalui validasi dalam menguji kelayakan media Pamara serta kesesuaian media dengan materi. Hasil angket menggunakan skala Likert, variabel yang diukur kemudian dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2016:93). Skala Likert diukur menggunakan empat kategori.

Tabel 3.8 Kategori Skor dalam Skala Likert Pernyataan

Jawaban Skor

Sangat layak 4

Layak 3

Tidak layak 2

(17)

Sangat tidak layak 1

(Sugiyono, 2015: 133)

Presentase penilaian pencapaian dan kualifikasi produk media pamara dijabarkan dalam rumus sebagai berikut :

𝑃 = ∑ 𝑅

𝑁 𝑥 100 Keterangan :

P = Presentasi skor yang dicari.

ΣR = Jumlah jawaban yang diberikan oleh validator/pilihan yang terpilih.

N = Jumlah skor maksimal atau ideal

Kriteria validasi atau tingkat ketercapaian yang digunakan dalam pengembangan media dijelaskan pada table sebagai berikut :

Table 3.9 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi No. Tingkat Pencapaian

(%)

Kualifikasi Keterangan

1. 81-100% Sangat Baik Sangat Layak tidak perlu revisi

2. 61-80% Baik Layak, tidak perlu revisi

3. 41-60% Cukup Baik Kurang layak, perlu di revisi

4. 21-40% Kurang baik Tidak layak, perlu direvisi

2. Analisis Data Deskriptif Kualitatif.

Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah dari hasil wawancara, hasil observasi, dan saran dari validator. Teknik analisis yang digunakan untuk mengelompokkan informasi-informasi berupa tanggapan, kritik, dan saran untuk perbaikan serta revisi produk pengembangan media Pamara.

a) Pengumpulan Data

(18)

Pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, saran validator yang dijadikan satu oleh peneliti.

Sehingga nantinya terlihat data yang menunjukkan hasil dari pengembangan media Pamara.

b) Reduksi Data

Dari semua data yang terkumpul dirangkum, untuk mengambil hal-hal mana yang penting dan menghilangkan yang sekiranya tidak perlu.

c) Penyajian Data

Penyajian data disajikan dalam bentuk deskriptif atau uraian singkat dengan berisikan penggunaan media Pamara dalam proses pembelajaran, serta apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung dalam proses pembelajaran saat menggunakan media Pamara.

d) Kesimpulan

Peneliti menarik kesimpulan dari data yang sudah disajikan sebelumnya yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang dikaji oleh peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan mengetahui

Dalam penelitian ini lembar observasi yang digunakan peneliti adalah perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama pelaksanaan

Teknik yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data peneliti, diantaranya adalah; teknik pengamatan atau observasi (teknik pengamatan dari seorang peneliti, baik

Peneliti melakukan observasi ke beberapa sekolah SMK negeri dan swasta di Kudus secara acak (random). Observasi ini peneliti lakukan dengan cara wawancara dan juga

Perpanjangan pengamatan artinya peneliti kembali ke lapangan dan mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara dengan informan lama ataupun baru. Pada titik

7 Observasi terus terang digunakan peneliti untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian dari narasumber yang akan dituju yaitu meliputi kebiasaan para petani

a. Peneliti melakukan Observasi lokasi, sekolah dan kelas yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang akan ditentukan oleh sekolah. Peneliti akan melakukan Observasi dahulu

Lembar observasi yang digunakan agar peneliti mudah terarah saat melakukan observasi dikelas sehingga hasil data yang diperoleh mudah diolah.Lembar observasi bertujuan