• Tidak ada hasil yang ditemukan

ENERGI BARUUNIVERSITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ENERGI BARUUNIVERSITAS"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

DUTA BACA UNSYIAH

Karantina Memperkuat Karakter Dr. drg. Cut Soraya, M.Pd., Sp. KG

Memilih Konservasi Gigi sebagai Jalan Hidup

BLU Unsyiah;

Tantangan dan Peluang

ENERGI BARU UNIVERSITAS

EDISI 221 . MARET 2018

ISS N 0215-2916

(2)

3

BAGI seorang muslim, tentu tak asing lagi dengan hadis Rasulullah Saw yang berbunyi, “Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang

dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (H.

R. Bukhari).

Hadis di atas menjelaskan betapa besarnya tanggung jawab seseorang yang diberi kepercayaan menjadi pemimpin.

Selain harus bertanggung jawab terhadap keluarga, ia juga harus bertanggung jawab terhadap organisasi atau lembaga yang dipimpinnya. Tetapi, yakinlah Allah Swt menakdirkan seseorang mengemban amanah besar ini karena dipandang mampu menjalankan tanggung jawab tersebut.

Pemimpin sering diibaratkan sebagai nakhoda yang menuntun bahtera menuju tujuan yang direncanakan. Untuk menjamin rasa aman bagi penumpangnya, dibutuhkan nakhoda yang handal dalam mengendalikan laju bahtera tersebut. Demikian juga dalam sebuah organisasi. Seorang pemimpin harus memiliki kompetensi tinggi sehingga dapat membangun organisasi dan mengembangkannya ke arah lebih baik. Selain

membangun organisasi yang mampu bersaing, seorang pemimpin juga harus mewujudkan harapan yang diinginkan bawahannya.

Di sisi lain, pemimpin juga harus menjalankan visi, misi, dan program kerja yang telah ditetapkan dan dijanjikan.

Sebab hal ini merupakan tolak ukur penilaian orang-orang sekitar terhadap kompetensi dirinya, sekaligus menjadi poin perbandingan dengan pemimpin sebelumnya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pemimpin terpilih harus melakukan perubahan yang mengarah kepada pengembangan organisasi.

Di awal tahun 2018, Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., melantik pimpinan baru dari beberapa fakultas. Dalam sambutannya, Rektor meminta kepada pejabat terpilih untuk melakukan perubahan dan pengembangan di fakultas masing-masing. Terutama dalam peningkatan akreditasi program studi dan jumlah dosen yang bergelar doktor.

Geliat perubahan pun semakin terasa setelah Prof. Dr. Ir.

Samsul Rizal, M.Eng terpilih kembali sebagai Rektor Unsyiah periode 2018-2022. Diharapkan dengan semangat baru ini dapat membawa Unsyiah menjadi perguruan tinggi ternama di Asia Tenggara. Terlebih lagi saat ini, telah banyak kegiatan berskala nasional dan internasional yang melibatkan para civitas akademika Unsyiah. Ini membuktikan Unsyiah semakin diperhitungkan keberadaannya. Semoga dengan perubahan dan perkembangan yang telah dicapai oleh universitas ini, dapat membawa perubahan lebih baik bagi masyarakat.

(Redaksi)

Asa pada

Sang Nakhoda

HUSNI FRIADY, S.T., M.M.

IFTITAH

(3)

5

IZIN TERBIT DITERBITKAN OLEH PERINTIS

PEMBINA

PENASIHAT BIDANG REDAKSI PENASIHAT BIDANG

ADMINISTRASI & PENGEMBANGAN KETUA PENGARAH

PEMIMPIN REDAKSI WAKIL PEMIMPIN REDAKSI REDAKTUR PELAKSANA SEKRETARIS REDAKSI EDITOR

PEWARTA FOTOGRAFER LAYOUTER

ADMINISTRASI & KEUANGAN LOGISTIK

SIRKULASI WEB MASTER

STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.);

T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala)

Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV) Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor II) Drs. Zulkarnaini M. Yasin

Husni Friady, S.T., M.M.

Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.

Rika Marlia, S.E., M.M.

Muarrief Rahmat, S.Pd.

Ferhat, S.E.

Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. | Uswatun Nisa S.I.Kom., M.A. | Muksalmina, S.Sos.I.

Syahri Afrizal, S.I.Kom.

Sayed Jamaluddin Nadia Ulfa, A.Md.

Munawar, S.H. | Amrizal, S.Pd.

Saidi

Muhammad Iqbal, S.I.Kom.

WARTA UNSYIAH EDISI 221 . MARET 2018 ISSN 0215-2916 TEBAL ISI 48 HALAMAN DITERBITKAN OLEH HUMAS UNIVERSITAS SYIAH KUALA

REDAKSI WARTA UNSYIAH

TWITTER

@univ.syiahkuala YOUTUBE Unsyiah TV WEBSITE

www.humas.unsyiah.ac.id FACEBOOK

@univ.syiahkuala.id INSTAGRAM

@univ_syiahkuala EMAIL

warta@unsyiah.ac.id Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim

tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email warta@unsyiah.ac.id (600-700 kata)

WARTA

Energi Baru Universitas POLEM

Universitas peureule energi, ureueng peureule gizi

SA G O E PO LEM

IFTITAH 3

ASA PADA SANG NAKHODA EDUKASI 6-7

CARA MUDAH MENYAMPAIKAN KOMPLAIN

MAHASISWA 8-9 DUTA BACA UNSYIAH KARANTINA MEMPERKUAT KARAKTER

FOKUS 10-15

ENERGI BARU UNIVERSITAS MENINGKATKAN DAYA SAING UNIVERSITAS

PROFIL 18-19

Dr. drg. CUT SORAYA, M.Pd., Sp. KG

MEMILIH KONSERVASI GIGI

PENGABDIAN 20-21

MEMBANGUN DESA DENGAN PROGRAM UNGGULAN RELIGIA 26-27

TIGA MODAL DASAR KEPEMIMPINAN PERSPEKTIF 28-29

BLU UNSYIAH; TANTANGAN DAN PELUANG

RISET 30-31

SERBA-SERBI UMBI JANENG KREATIF 32-33

TANAMAN MULIA FAKULTAS 38-39 MEMAKSIMALKAN

ENGLISH 40-41

BRINGING THE WORLD TO ACEH; THE DARMASISWA SCHOLARSHIP PROGRAM’S FIRST YEAR IN ACEH PROVINCE

MUTU 44-45

MENAKAR STANDAR MUTU BARU UNSYIAH DENGAN REKONSTRUKSI MINDSET ASPIRASI 46-47

MENURUTMU, APA YANG HARUS MENJADI PERHATIAN REKTOR DEMI KEMAJUAN UNSYIAH KE DEPAN?

8

4

REDAKSI DAFTAR ISI

18 40

(4)

6

EDUKASI EDUKASI

7

Complaint Management System UPT Perpustakaan Unsyiah

Cara Mudah Menyampaikan Komplain

Komplain adalah salah satu bentuk ketidakpuasan yang ditujukan kepada organisasi, baik terkait dengan produk atau proses penanganan keluhan itu sendiri. Dari komplain diharapkan adanya tanggapan atau penyelesaian secara tersurat atau tersirat1. Melihat dari definisi ini, komplain merupakan proses komunikasi untuk kelancaran aktivitas di perpustakaan. Di mana pemberi komplain menjadi komunikator dan staf perpustakaan menjadi komunikan dan komplain yang diterima sebagai pesan yang membutuhkan penyelesaian.

Penyelesaian komplain yang diterima oleh komunikator merupakan feed back dalam proses komunikasi tersebut.

Keberhasilan komunikasi tersebut ditandai dengan feed back yang baik dari pemberi komplain dalam artian komplain terselesaikan.

Dalam proses mediasi penyelesaian bentuk komplain maupun keluhan dari pemustaka, Perpustakaan Unsyiah telah meluncurkan suatu produk layanan untuk menampung kritik, saran, ide maupun keluhan-keluhan yang dianggap membangun. Layanan Complaint Management System merupakan sebuah aplikasi yang menampung dan menerima komplain pemustaka secara online. Sistem ini dibangun untuk memetakan setiap kendala yang dialami pemustaka dalam pemanfaatan layanan perpustakaan di Unsyiah. Pemetaan ini akan dijadikan tolak ukur keberhasilan perpustakaan dalam menciptakan layanan kerja di Perpustakaan Unsyiah.

1. SOP complain handling UPT.

Perpustakaan Unsyiah

Berikut media penyampaian komplain yang disediakan oleh Perpustakaan Unsyiah: Melalui web khusus komplain http://uilis.unsyiah.ac.id/complaint/login.

php.

Melalui beberapa media, seperti:

email (helpdesk.lib@unsyiah.ac.id), Facebook (@pustaka.unsyiah), WhatsApp, Twitter (@unsyiah_lib), dan Instagram.

Keseriusan Perpustakaan Unsyiah dalam menangani penyelesaian komplain baik internal maupun eksternal sangat kuat.

Perpustakaan langsung menetapkan standar penanganan komplain yang dimulai dari proses pencatatan hingga penyelesaiannya. Penanganan komplain yang diterima telah ditetapkan dalam prosedur operasional baku komplain handling NO. PRO-PM-11. Penyusunan SOP komplain handling (ISO 10002:

Customer Satisfaction/Complain Handling).

Penyelesaian komplain haruslah tepat sasaran, terproses cepat, dan sesuai kebutuhan pemberi komplain. Semua komplain yang diterima akan dianalisis eksternal. Dalam hal ini perpustakaan

harus dapat menyelesaikan permasalahan tersebut demi mewujudkan pelayanan prima bagi pemustaka.

Komplain-komplain yang diterima oleh Perpustakaan Unsyiah baik dari pihak internal maupun eksternal dapat dijadikan bahan evaluasi diri terhadap kelancaran aktivitas perpustakaan dalam pemenuhan informasi kepada pemustaka. Adanya komplain yang diterima memudahkan perpustakaan dalam memperbaiki kekurangan yang ada pada Perpustakaan Unsyiah.

Komplain yang diberikan oleh pemustaka merupakan sebuah bentuk kesetiaan dan kepedulian yang ditunjukkan mereka kepada perpustakaan.

dan diselesaikan secepatnya, sehingga komplain yang sama tidak terjadi lagi di waktu mendatang.

Kehadiran Complain Management System diharapkan mampu memberikan kepuasan bagi para pengguna, sejalan dengan moto yang diutarakan oleh Taufiq Abdul Gani, turning complaining customer to loyalty customer. Upaya- upaya yang dilakukan oleh Perpustakaan Unsyiah harus diapresiasi dan didukung oleh semua pihak demi terwujudnya pelayanan prima di Perpustakaan Unsyiah dan Unsyiah sebagai universitas. (rk)

S

elama ini, Perpustakaan Unsyiah telah menunjukkan banyak perubahan dan prestasi yang membanggakan bagi Unsyiah. Di bawah pimpinan Dr. Taufiq Abdul Gani dan dukungan semua pihak, Perpustakaan Unsyiah telah melakukan banyak gebrakan yang berani dan membangun.

Hal ini terbukti dengan akreditasi A yang diperoleh dan sertifikat ISO 9001:

2008 berstandar internasional. Hasil yang diperoleh ini tidak membuat Perpustakaan Unsyiah berbangga diri.

Perpustakaan Unsyiah terus berupaya mempertahankan kualitas layanan sesuai standar pelayanan prima kepada pemustaka.

Pelayanan prima pada perpustakaan sudah diatur dalam undang-undang

Komplain-komplain yang diterima oleh Perpustakaan Unsyiah baik dari pihak internal maupun eksternal dapat dijadikan bahan evaluasi diri terhadap kelancaran aktivitas perpustakaan dalam pemenuhan informasi kepada pemustaka.

MAULINA, S. IP

PUSTAKAWAN UPT PERPUSTAKAAN UNSYIAH

perpustakaan No. 47 Tahun 2007 tentang layanan perpustakaan ayat (1),

“Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka.”

Kualitas sebuah perpustakaan sangat ditentukan oleh pelayan yang disajikan kepada pemustaka. Kualitas layanan yang baik, ruangan yang nyaman, daya tanggap pustakawan terhadap keluhan pengguna, keamanan merupakan faktor yang penting untuk mencapai pelayanan prima.

Perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pemustaka tidak terlepas dari permasalahan yang muncul setiap harinya. Salah satunya adalah komplain yang berasal dari pihak internal maupun

(5)

8

MAHASISWA MAHASISWA

9

maupun kampus. Mereka menjalani pelatihan dengan jadwal ketat agar terbentuk kedisiplinan. Selain itu, juga ada materi bela negara yang menjadi pengalaman baru bagi para finalis.

Salman Alfarisi, salah satu finalis Duta Baca Unsyiah, mengatakan selama karantina ada dua poin penting yang diajarkan, yaitu kedisiplinan dan rasa kekeluargaan. Poin ini sejalan dengan tujuan panitia yang ingin

membentuk mental disiplin, berani, dan jiwa volunteerism bagi para duta.

Karantina juga merupakan praktek yang memberikan pengalaman nyata, berbeda dari sekadar materi di dalam ruangan. Selain itu, para duta baca juga diharapkan menjaga komitmen terkait dengan perkuliahannya sebab seorang duta baca merupakan contoh bagi mahasiswa lain.

“Terkadang kita perlu isolasikan mereka dalam satu tim agar terbentuk teamwork, kesetiakawanan, dan jiwa volunteerism,” ujar Dr. Taufik Abdul Gani.

Selain karantina, para finalis juga mengikuti berbagai pelatihan dan kegiatan sosial di banyak tempat, seperti di Yayasan Bina Upaya Kesejahteraan Para Cacat (Bukesra) di Ulee Kareng dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Pemenang Duta Baca Unsyiah 2018 akan ditentukan berdasarkan penilaian dewan juri yang diumumkan saat acara Unsyiah Library Fiesta (ULF) pada 26-30 Maret nanti. (un)

Duta Baca Unsyiah

Karantina Memperkuat Karakter

D

uta baca dapat dikatakan sebagai simbol dunia membaca.

Orang yang menduduki posisi ini selalu identik dengan dua hal yaitu baca dan buku. Perpustakaan Nasional menjabarkan tugas utama duta baca adalah sebagai motivator peningkatan minat baca dan memperkuat kegiatan perpustakaan. Selain itu, juga untuk mengampanyekan gerakan gemar membaca secara sinergis dan berkelanjutan.

Selain Perpustakaan Nasional yang memiliki duta baca, sejak tahun 2016 Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) juga memilih duta baca dari kalangan mahasiswa yang digelar oleh UPT

Berbeda dengan penyelenggaraan di tahun lalu, tahun ini setiap calon duta baca harus menjalani pendidikan yang lebih kompleks. Tercatat sebanyak 20 finalis mengikuti karantina selama empat hari, 8-11 Maret, di Dodik Bela Negara, Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, Kabupaten Aceh Besar.

Selama masa karantina, para finalis dibekali pendidikan dari sejumlah narasumber baik dari pihak rindam Perpustakaan Unsyiah. Menariknya,

Unsyiah merupakan universitas pertama yang memiliki duta baca.

Kepala UPT Perpustakaan Unsyiah, Dr. Taufik Abdul Gani, mengatakan bahwa mahasiswa yang menjadi Duta Baca Unsyiah akan menjadi representative perpustakaan dalam membangun hubungan civitas kampus dan masyarakat. Para duta baca ini juga diwajibkan menjalani berbagai program untuk meningkatkan kompetensi diri, seperti literasi informasi, user education, dan public relation.

Mulkan Kautsar, Duta Baca Unsyiah tahun 2017, mengatakan gelar duta

baca bukan hanya memberi manfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga orang lain.

“Saya berharap bisa terus mengampanyekan hal-hal positif yang telah saya dapatkan selama ini.

Selempang hanya untuk sementara, tetapi gelar sebagai duta baca bagi saya adalah untuk selamanya”.

Seorang duta baca juga dituntut untuk memiliki banyak keahlian. Untuk itu, setiap calon duta baca harus melewati berbagai tahap pendidikan guna menambah dan menguatkan skill kemampuan diri. Peningkatan skill inilah yang mulai diterapkan dalam pemilihan Duta Baca Unsyiah tahun 2018 ini.

Terkadang kita perlu

isolasikan mereka

dalam satu tim agar

terbentuk teamwork,

kesetiakawanan, dan

jiwa volunteerism.

(6)

10 11

ENERGI BARU

UNIVERSITAS

(7)

FOKUS

13

S

etelah sempat tertunda, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Republik Indonesia, Prof. H.

Mohammad Nasir, Ph.D., Ak., akhirnya melantik Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) terpilih, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal. M.Eng., di Auditorium Gedung D Lantai II Kemenristek Dikti pada Selasa 27 Februari 2018 lalu. Alasan penundaan ini karena padatnya jadwal Menristekdikti sebab harus mengunjungi beberapa daerah di Indonesia.

akreditasi yang cukup signifikan, yaitu dari nilai C melompat ke nilai A.

Hingga tahun 2017 lalu, tak kurang dari 18 perguruan tinggi telah datang ke Unsyiah. Mereka datang untuk mempelajari metode dan skema kerja efektif dari Unsyiah, sehingga berhasil mencapai lompatan nilai akreditasi tersebut. Unsyiah juga mendapatkan kepercayaan sebagai Perguruan Tinggi Asuh (PT Asuh) untuk dua perguruan tinggi di Aceh, yaitu Universitas Jabal Ghafur (Unigha) dan Universitas Serambi Mekkah (USM).

Semenjak diasuh oleh Unsyiah, dua perguruan tinggi ini menunjukkan banyak perubahan yang positif. Seperti yang terjadi di USM, dari 21 program studi yang ada di kampus tersebut sebagian besar telah terakreditasi B. Berkat hasil kerja nyata inilah Unsyiah meraih penghargaan dari Kemenristekdikti sebagai Perguruan Tinggi Unggul dari 26 Pegururan Tinggi yang ditunjuk sebagai PT Asuh.

“Dengan penghargaan ini, artinya kita telah berhasil dan mudah-mudahan dapat melanjutkan kegiatan lain secara bersama-sama demi memajukan pendidikan Aceh,” harap Rektor saat menutup program PT Asuh akhir Desember 2017 lalu.

Begitu juga dari segi publikasi ilmiah, sejak tahun 2012 jumlah publikasi Unsyiah meningkat tajam yaitu dari 69 judul publikasi di jurnal berindeks Scopus, menjadi 1.025 judul di akhir tahun 2017. Atas pencapaian ini, Terpilihnya kembali Samsul Rizal untuk

memimpin Unsyiah periode 2018-2022 memberikan pengaruh positif bagi universitas tertua di Aceh ini. Sebab Unsyiah kembali dipimpin oleh sosok yang sama, tetapi dengan semangat yang baru. Energi baru inilah yang membuat Unsyiah kembali fokus menuntaskan visinya.

“Saya maju kembali karena ingin Unsyiah terus menjadi lebih baik,” ujar Rektor saat apel Senin pertama setelah ia dilantik.

Unsyiah dinobatkan menjadi perguruan tinggi terbaik ke-4 di Indonesia oleh The Schimago Institutions Rangkings.

Dalam periode ini, target awal Unsyiah ingin menelurkan 50 judul publikasi berindeks Scopus setiap tahunnya.

Walaupun faktanya, beberapa tahun terakhir ini jumlah judul terindeks Scopus Unsyiah berhasil melebihi 100 judul per tahun. Prestasi ini membawa Unsyiah menempati peringkat pertama di Sumatera dalam SINTA (Science and Technology Index) yang dikeluarkan Direktorat Pendidikan Tinggi.

Oleh sebab itu, Menristekdikti berharap Unsyiah dapat terus berinovasi dan meningkatkan jumlah publikasi ilmiahnya. Pencapaian ini diharapkan dapat membawa Unsyiah semakin diperhitungkan dan menjadi ujung tombak pendidikan di Indonesia.

“Peningkatan publikasi dan inovasi dapat mewujudkan Unsyiah sebagai pintu gerbang pendidikan terbaik di barat Indonesia,” pungkas Prof. H.

Mohammad Nasir.

Pernyataan Menristekdikti tersebut tentu saja menjadi motivasi bagi Unsyiah untuk terus bergerak dan menguatkan institusinya. Di sisi lain, pesan tersebut sekaligus menjadi tantangan bagi Samsul Rizal di periode baru kepemimpinannya. Tentu dibutuhkan semangat dan energi baru agar Unsyiah mampu mewujudkan harapan tersebut. (ib)

Oleh sebab itu, saat pelantikan, Menristekdikti menaruh harapan besar atas kepemimpinan Samsul Rizal di periode baru ini. Menurut Menristekdikti, Unsyiah merupakan salah satu kampus di Indonesia yang berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan, Kemenristekdikti menunjuk Unsyiah sebagai referensi bagi universitas lain di Indonesia untuk belajar akreditasi. Hal ini tidak lepas dari keberhasilan Unsyiah meraih nilai 12

FOKUS

Dengan penghargaan ini, artinya kita

telah berhasil dan

mudah-mudahan

dapat melanjutkan

kegiatan lain secara

bersama-sama

demi memajukan

pendidikan Aceh.

(8)

15

ISO 9001:2008 oleh UPT Perpustakaan Unsyiah, serta ISO 9001:2015 oleh Biro Akademik, Biro Perencanaan dan Humas, serta Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu Unsyiah (LP3M).

Semua sistem tata kelola yang berlangsung di Unsyiah terbuka bagi publik. Sebab Unsyiah memahami untuk mewujudkan resolusi dibutuhkan komunikasi yang baik dengan berbagai pihak.

“Unsyiah siap bekerja dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk memajukan Unsyiah agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.

Keterbukaan informasi publik yang dilakukan Unsyiah juga mendapat

apresiasi dari Komisi Informasi Aceh (KIA). Ini ditandai dengan keberhasilan Unsyiah meraih peringkat pertama keterbukaan informasi publik kategori perguruan tinggi pada tahun 2017 lalu.

Rektor mengatakan semua pencapaian yang diraih Unsyiah bukanlah kinerja dari Rektor semata, tetapi merupakan hasil dari kesamaan visi, kerja keras, kebersamaan, serta doa.

Oleh sebab itu, demi mewujudkan resolusi Unsyiah, Rektor mengajak semua pihak untuk tetap kompak dan bergandeng tangan untuk membawa Unsyiah yang inovatif, mandiri, terkemuka di masa depan.

“Jika kita semua satu visi dengan tetap menjaga semangat kejujuran, keikhlasan, dan kebersamaan, saya yakin tak ada yang tidak mungkin untuk kita capai,”

pungkas Rektor. (ib)

FOKUS

Meningkatkan Daya Saing Universitas

K

epemimpinan yang kuat

merupakan salah satu indikator suksesnya sebuah institusi. Hal ini yang membuat Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) terus berkembang dan menjadi salah satu universitas yang diperhitungkan di Pulau Sumatera. Oleh sebab itu, harapan Menristekdikti yang menginginkan Unsyiah sebagai pintu gerbang

pendidikan di barat Indonesia merupakan sebuah kepercayaan. Pengakuan ini tentu saja sangat terkait dengan leadership

yang kuat dalam menghasilkan manajemen institusi yang solid.

Menristekdikti juga berpesan kepada Rektor Unsyiah terpilih agar semakin meningkatkan sumber daya manusia, terutama para dosen.

“Sebab tantangan dan tugas dunia pendidikan ke depan semakin berat, maka Unsyiah membutuhkan sumber daya yang berkualitas,” ujar Menristekdikti Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D., Ak.

Harapan Menristekdikti agar Unsyiah menjadi ujung tombak pendidikan tinggi di barat Indonesia, sebenarnya sejalan dengan resolusi Unsyiah tahun 2018 ini. Menurut dokumentasi master plan, tahun ini Unsyiah memasuki periode ke-3 (2017-2021) dengan fokus penguatan daya saing regional. Maka faktor leadership menjadi sangat penting untuk mewujudkan resolusi tersebut.

Sebab di tahun 2018 ini, Unsyiah merencanakan untuk lebih fokus pada penguatan daya saing regional, terutama di kawasan ASEAN. Terlebih lagi sejak 14

FOKUS

diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun 2015, Unsyiah sebagai penghasil tenaga kerja intelektual harus berorientasi pada daya saing regional.

Untuk mewujudkan resolusi tersebut, instrumen penting yang disiapkan Unsyiah adalah menciptakan tata kelola yang baik. Menristekdikti menegaskan untuk memajukan sebuah universitas dibutuhkan tata kelola yang mengedepankan transparansi, kejujuran, keadilan, serta sikap tanggung jawab.

“Keempat sikap ini dapat membawa perguruan tinggi ke arah lebih baik sekaligus menghadirkan good government university,” ujar Menristekdikti.

Diakui atau tidak, nilai akreditasi Unsyiah merupakan cerminan dari sistem manajemen dan tata kelola yang berlangsung di Unsyiah. Selain itu, bukti lain dari sehatnya tata kelola Unsyiah adalah dengan perolehan sertifikat

Unsyiah siap bekerja

dan bersinergi dengan

berbagai pihak untuk

memajukan Unsyiah

agar dapat bersaing

di tingkat nasional

maupun internasional.

(9)

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D., Ak., melantik Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal M.Eng sebagai Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) periode 2018-2022 di Auditorium Gedung D Lantai II Kemenristekdikti, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (27/2) siang. Ini merupakan periode kedua Samsul Rizal memimpin Unsyiah.

(10)

PROFIL

19

S

elasa sore, tepatnya tanggal 23 Januari 2018, merupakan hari istimewa bagi Dr. drg.

Cut Soraya, M.Pd., Sp.KG. Di gedung AAC Dayan Dawood, dokter spesialis konservasi gigi ini dilantik menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unsyiah. Pelantikan tersebut sekaligus mencatatkan dirinya sebagai salah satu perempuan yang menjadi dekan di Unsyiah.

Nama dr. Aya, begitu ia disapa, memang tak asing lagi di Fakultas Kedokteran Gigi Unsyiah. Sejarah lahirnya fakultas ini juga tidak terlepas dari peran ibu dari dua orang anak ini. Saat itu, dr. Aya masih menjabat sebagai Sekretaris Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Banda Aceh. Ia kemudian ditawarkan oleh Prof. Abdi Wahab selaku Rektor Unsyiah masa itu untuk mendirikan Fakultas Kedokteran Gigi di Unsyiah.

Bersama timnya, termasuk Drg. Zaki Mubarak, MS, mereka mulai menyusun proposal dan menyiapkan syarat lainnya.

Namun, rencana ini sempat terhenti ketika musibah gempa dan tsunami menimpa Aceh pada tahun 2004 silam.

Padahal ketika itu semua persiapan hampir rampung, kebutuhan SDM pun telah terpenuhi. Akhirnya di tahun 2006, barulah izin operasional Fakultas kedokteran Gigi Unsyiah terbit. Maka bagi dr. Aya, FKG telah menjadi bagian hidupnya.

“FKG itu sudah nafas saya, mau tidur FKG, bangun tidur FKG,” ujarnya sambil tersenyum saat ditemui Warta Unsyiah di ruang kerjanya.

Hal ini pula yang membuat dr. Aya mantap untuk maju sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi. Sekalipun

ia seorang perempuan, profesionalitas untuk mengabdi di dunia pendidikan telah menjadi jalan hidupnya.

“Jadi kalau ditanya bagaimana latar belakang saya maju. Ya, saya merasa FKG ini memang milik kita semua. Jadi siapapun boleh (maju) yang penting tujuan kita ini untuk memajukan FKG,”

katanya.

Hanya saja keputusan besar tersebut tidak lahir dengan sendirinya. Sebagai

perempuan, dr. Aya sadar bahwa ia punya tanggung jawab lain yaitu mendidik anak dan melayani suaminya. Maka sebelum memutuskan, ia terlebih dahulu berdiskusi dengan suaminya, Ir. T. Alaidinsyah, M.Eng, sekaligus meminta izin.

“Pastinya semua yang menyangkut pekerjaan harus konsultasi dan izin suami. Jangan kata menjadi Dekan, saya melanjutkan pendidikan, bahkan saya bekerja dari awal harus ada support suami,” ungkapnya.

Dukungan seperti inilah yang membuat dr. Aya nyaman menjalankan tugas.

Maka, dalam bekerja ia harus cerdas mengatur waktu. Sebab dr. Aya tak ingin rutinitasnya di luar membuat ia lupa fungsinya sebagai ibu di rumah.

“Sesibuk apapun di luar, tapi begitu sampai di rumah saya ciptakan quality time khusus untuk keluarga,” ujarnya.

Selama ini, dr. Aya memang dikenal sebagai ahli konservasi gigi. Menurutnya sejak kuliah ia memang sudah tertarik dengan bidang konservasi yang meliputi penambalan dan perawatan syaraf gigi.

Menurutnya 70 persen ilmu kedokteran gigi ini adalah bidang konservasi. Sebab

umumnya masyarakat ke dokter gigi karena ingin ditambal, jika tidak bisa ditangani barulah dicabut.

“Saya melihat kalau gigi dicabut terus bisa ompong semua, ya. Artinya saya tertarik dengan ilmu konservasi ini karena gigi itu adalah bagian penting,”

ungkapnya.

Maka, ada kebahagiaan tak terkira bagi dr. Aya jika ia berhasil menolong pasien.

Pernah sekali, seorang pasien datang menemuinya dengan perasaan putus asa.

Ia sudah berobat kemana-mana, tetapi keputusannya tetap sama bahwa giginya harus dicabut.

“Dok saya sudah hopeless,” ia menirukan suara pasiennya.

Saat itu ia berhasil merawat syaraf gigi pasien tersebut sehingga giginya tidak harus dicabut.

“Ketika saya berhasil melakukan itu, maka kebahagiaan saya dua kali dari kebahagiaan pasien,” ucapnya.

Semangat dan dedikasi dr. Aya dalam menjalani profesinya ternyata telah menginspirasi putrinya, Cut Thirza

Talitha, untuk mengikuti jejak ibunya sebagai seorang dentist. Bahkan, sejak kecil putrinya ini setia menemani ibunya praktek.

“Setiap saya praktek sore, dia selalu duduk di samping saya, apa yang saya lakuin dia lakukan juga. Akhirnya saya jahitkan satu jas dokter kecil. Saya kasih kertas untuk coret-coret, saya bikin resep dia bikin resep juga,” kenang dr. Aya.

Kini, putri kecilnya itu telah tumbuh dan menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Unsyiah semester enam. Meski ia sempat menolak untuk kuliah di Unsyiah karena ada ibunya, namun akhirnya takdir berkata lain.

“Alhamdulilah setelah beberapa pilihan dia diterima di Unsyiah. Memang doa saya, karena saya takut kalau anak perempuan jauh, nanti kalau sudah spesialis terserahlah,” ujarnya.

Dr. Aya merasa sangat bersyukur karena ada garis keluarga yang mengikuti jejaknya. Sebagai orang tua, ia pun mendukung penuh cita-cita anaknya tersebut. Sebagaimana ketika dulu sang suami mendukung penuh pencapaian hidupnya. (ib)

PROFIL

18

PROFIL

Dr. drg. Cut Soraya, M.Pd., Sp.KG

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Unsyiah

Memilih Konservasi Gigi sebagai Jalan Hidup

Jadi kalau ditanya

bagaimana latar belakang saya maju. Ya, saya

merasa FKG ini memang

milik kita semua.

(11)

PENGABDIAN

21 20

PENGABDIAN

S

ejatinya berpikir kreatif dan inovatif harus dilakukan setiap mahasiswa. Tidak hanya mengikuti pembelajaran di ruang kelas, tetapi turut berperan aktif di lingkungan sosial.

Banyak hal yang dapat dilakukan seorang mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri. Salah satunya seperti dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala (FISIP Unsyiah) yang menjadikan Gampong Angan, Kecamatan Dasussalam, Kabupaten Aceh Besar sebagai desa binaan.

Ide desa binaan ini tercetus setahun lalu. Tim FISIP Unsyiah melakukan survei di beberapa desa di Aceh yang dimulai dari Kabupaten Pidie hingga Kabupaten Aceh Tengah. Setelah melakukan survei dan berdiskusi dengan Wakil Dekan

Membangun Desa dengan Program Unggulan

masyarakat tentang internet sehat dan pemanfaatan teknologi dan informasi.

Diharapkan dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat mempromosikan produk unggulan desa di dunia maya.

Program terakhir adalah peureumeun rakyat (pemberdayaan ekonomi) yang merupakan program jangka panjang FISIP Unsyiah di desa tersebut. Program ini berupaya memberdayakan masyarakat serta melirik peluang usaha sehingga dapat meningkatkan kehidupan ekonomi mereka. Contoh sederhananya dengan memanfaatkan komputer sebagai peluang usaha loket pembayaran listrik.

Selain itu, juga melakukan peningkatan produksi pertanian, pembuatan batu bata, kerajinan tangan yang disesuaikan dengan profesi mereka sebagai petani dan pembuat batu bata.

“Karena desanya sangat luas, setiap minggunya tim door to door ke rumah masyarakat untuk menyosialisasi program”.

Iwan bercerita, masyarakat begitu antusias saat peresmian desa binaan.

Tidak hanya anak-anak, bahkan orang tua juga mengizinkan anaknya libur sekolah untuk melihat seremoni peresmian.

“Ada orang tua yang mengizinkan anaknya libur sekolah untuk ikut

peresmian. Kami juga membuat beberapa lomba untuk memeriahkan acara.”

Iwan menambahkan desa binaan ini merupakan salah satu bentuk penerapan ilmu sosial mahasiswa FISIP Unsyiah.

Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari empat program studi, yaitu Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi, Sosiologi, dan Ilmu Pemerintahan. Iwan berharap dengan kegiatan ini dapat menciptakan mahasiswa yang kreatif, kritis, dan mau melakukan pengabdian di tengah masyarakat.

“Kita kampus ilmu sosial sudah sepantasnya ada desa binaan, biar ada penerapan ilmu sosial ke masyarakat.

Jadi mahasiswa harus kreatif untuk menciptakan masyarakat yang mandiri,”

pungkas Iwan. (syr) III FISIP Unsyiah, Sufyan Abdullah, SH,

M.Hum., tim memilih Gampong Asan di Kabupaten Aceh Besar sebagai desa binaan. Gampong Asan dipilih karena memenuhi persyaratan, seperti akses jalan, tata letak desa, jumlah penduduk, penghasilan masyarakat, serta potensi daerah.

Iwan Sunaria, Ketua Panitia, menjelaskan ada lima program unggulan yang dijalankan dalam kegiatan ini. Program tersebut adalah balee baca (pustaka gampong), balee beut (Pendidikan

Alquran), meuseuni gampong (kesenian), mulia gampong (multimedia), dan peureumeun rakyat (pemberdayaan ekonomi).

Program balee baca (pustaka gampong) merupakan program pertama yang dilakukan dengan fokus menumbuhkan minat baca anak-anak desa. Program ini menyediakan beragam koleksi buku yang bertujuan untuk menumbuhkan minat baca anak-anak Gampong Asan.

Tersedianya balee baca memberikan kemudahan bagi anak-anak desa untuk

mendapatkan bahan bacaan sekaligus pengembangan perpustakaan desa.

“Kami mengajak masyarakat untuk ikut serta menyumbang buku bacaan. Bisa hubungi kami via instagram

@dbfunsyiah,” ujar Iwan.

Program yang kedua balee beut (pendidikan Alquran) yang bertujuan memberikan pendidikan agama berupa kajian keislaman, tata cara ibadah, dan pendidikan Alquran. Program ini ditangani khusus oleh tim hafiz Alquran FISIP Unsyiah.

Selanjutnya juga ada program meuseni gampong yang mengajarkan anak-anak dan remaja desa tentang kesenian, seperti tarian dan bermain alat musik. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas mereka sehingga kesenian ini dapat ditampilkan dalam kegiatan desa.

Selain itu, terdapat program mulia gampong (multimedia) yang mengajarkan

Kami mengajak

masyarakat untuk ikut serta menyumbang buku bacaan. Bisa hubungi kami via instagram

@dbfunsyiah.

(12)

Rektor Unsyiah Prof.Dr.Ir. Samsul Rizal M.Eng saat video conference khataman al quran nasional bersama Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. H.

Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. Kegiatan yang bertajuk Nusantara Mengaji dilaksanakan di Masjid Jamik Unsyiah.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Syiah Kuala (LP2M Unsyiah), melakukan penjemputan 1.280 mahasiswa yang telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Pidie selama satu bulan

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Bersama University of Gottingen Jerman memaparkan hasil penelitian tentang dampak implementasi safe childbirth World Health Organization (WHO) terhadap kualitas pelayanan dan persalinan pada fasilitas

kesehatan umum di Aceh. Kegiatan ini berlangsung di ruang VVIP AAC Dayan Dawood.

22

GALERI GALERI

23

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) meluncurkan mobil listrik bernama Malem Diwa Urban R.2.0.

Karya mahasiswa Teknik Mesin dan Teknik Elektro Unsyiah ini akan ikut dalam kompetisi internasional Shell Eco Marathon di Singapura.

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar kuliah umum bersama Z. Arifin Lubis, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, di Balai Senat Unsyiah. Dalam kuliah umum tersebut, Arifin Lubis memaparkan perkembangan dan prospek ekonomi global, Indonesia, dan Aceh.

(13)

24

GALERI GALERI

25

Unit Pengembangan Program Pendamping Mata Kuliah Agama Islam (UP3AI) Unsyiah memulai kegiatan Praktek Ibadah dan Mentoring Tahun 2018. Kegiatan ini ditandai dengan kajian akbar di Masjid Jamik Unsyiah.

Rektor Universitas Syiah Kuala Prof.

Dr.Ir. Samsul Rizal, M.Eng secara resmi melantik tiga Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Unsyiah di Ruang VIP AAC Dayan Dawood.

Mereka yang dilantik adalah drg. Sri Rezeki, Sp.PM sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, drg. Herwanda, M.Kes sebagai Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, drg. Teuku Ahmad Arbi, Sp.BM sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.

Sebanyak 30 orang perwakilan Universitas Negeri Medan (Unimed) berkunjung ke Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) untuk menjalin kerjasama. Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Rektor Unimed, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, dan diterima oleh Rektor Unsyiah, Prof.

Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng di Ruang Balai Senat Unsyiah.

Tim Informasi Teknologi Perpustakaan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memberikan pelatihan otomasi dan pelayanan mandiri perpustakaan berbasis RFID di Univeristas Muhammadiyah Aceh. Selain memberikan pelatihan, Unsyiah juga melakukan penandatanganan MOU di bidang perpustakaan dengan Universitas Abulyatama dan Universitas Muhammadiyah Aceh.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsyiah, Dr. Alfiansyah Yulianur BC memberikan arahan dalam acara pertemuan ASEAN OUTREACH C.S.R PROGRAMME 2018 di Askopma Unsyiah.

(14)

26

RELIGIA RELIGIA

27

kita juga akan mempertanggunjawabkan kepemimpinan itu di hadapan Allah Swt.

Oleh karena itu, seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin berarti memikul beban tanggung jawab di pundaknya.

Seorang pemimpin harus memikirkan kemajuan dan kemaslahatan kelompok masyarakat yang ia pimpin. Seorang pemimpin tidak lagi berbicara tentang saya atau aku, tetapi berbicara tentang kita. Beban berat yang dipikul seorang pemimpin mengharuskannya untuk meng-upgrade kemampuan dan melejitkan potensi dirinya. Ini bertujuan agar mampu menjalankan amanah dengan baik, sehingga manfaatnya dirasakan oleh banyak orang. Oleh sebab itu, seorang pemimpin diharapkan memiliki tiga modal dasar kepemimpinan, yaitu:

1. Memiliki Visi

Seorang pemimpin harus memiliki visi kuat dalam kepemimpinannya. Ia harus memahami tujuan dan arah selayak pilot pesawat atau supir bus yang menentukan

arah jalan. Seorang pemimpin harus mengenal dengan jelas jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki visi yang kuat dalam kepemimpinan.

2. Komunikasi

Komunikasi merupakan modal penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sebab pemimpin merupakan orang yang akan memberikan arahan dan petunjuk untuk setiap gerakan dan kerja. Modal komunikasi yang baik akan menjamin kesesuaian antara keinginan pemimpin dan harapan orang-orang atau satuan kerja di bawahnya. Jika di tengah perjalanan mengalami masalah, maka para anggota di bawahnya bisa memberikan pandangan dan mengingatkan agar kembali ke jalur yang tepat.

Selain itu, pemimpin harus mampu mengomunikasikan kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi.

Komunikasi yang baik dari seorang pemimpin akan menghasilkan kesadaran

dari para anggota dan satuan kerja.

3. Keteladanan

Modal ini mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin karena konsep keteladanan jauh lebih efektif dan bermakna dari sekedar berkata-kata.

Keteladan ini dapat kita baca dengan jelas dalam banyak tulisan tentang kepemimpinan Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw tidak hanya mengetahui permasalahan yang dihadapi,

tetapi juga memahami bagaimana menyelesaikannya. Berkaitan dengan ini, Allah Swt berfirman dalam Alquran surat Ash Shaf ayat 2-3 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman mengapakah kamu berkata apa yang kamu tidak perbuat. Sungguh besar murka Allah jika kamu berkata apa yang kamu tidak perbuat”.

Ayat di atas menjelaskan kepada kita tentang pentingnya keteladanan dalam diri seorang pemimpin. Kehadiran pemimpin baru bukan sekadar menggantikan posisi, tetapi juga harus memiliki konsep baru dan membawa inovasi. Ini bertujuan agar masyarakat merasakan perubahan, sehingga dapat menghadirkan keamanan, kemajuan, dan kesejahteraan. (rk)

dapat ditanya tentang tanggung jawab dan tugasnya. Bahkan, seorang pembantu rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya akan ditanya pula dari elemen yang dipimpinnya. Setiap diri adalah

pemimpin dan akan ditanya dan diminta pertanggungjawaban dari hal yang dipimpinnya (H.R. Bukhari Muslim).

Hadis ini memberi gambaran bahwa pada hakikatnya semua kita adalah pemimpin dan kepemimpinan paling sederhana adalah memimpin diri kita sendiri. Setiap

Tiga Modal Dasar

Kepemimpinan

Setiap orang merupakan pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.

Hal ini seperti dikatakan oleh Ibnu Umar RA, “Aku sudah mendengar Rasulullah Saw bersabda: tiap-tiap orang merupakan pemimpin dan bakal diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang kepala negara dapat diminta

pertanggungjawaban tentang keadaan masyarakat yang dipimpinnya, seorang suami dapat ditanya aspek keluarga yang dipimpinnya, seorang istri yang memelihara rumah tangga suaminya

ZAMAKHSYARI

PENGURUS MASJID JAMIK DARUSSALAM, UNSYIAH

Setiap diri adalah

pemimpin dan akan

ditanya dan diminta

pertanggungjawaban dari

hal yang dipimpinnya

(15)

langkah-langkah itu sepertinya bukan menjadi kendala dalam pelaksanaan BLU.

Apalagi Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal M.Eng yang getol ingin menerapkan BLU di Unsyiah, tahun ini kembali terpilih untuk memimpin Unsyiah.

Pada dasarnya BLU bukanlah sistem yang rumit. Meski demikian, jangan pula menganggap remeh karena sistem ini menuntut semua pihak agar mampu berkompetisi dan mengelola keuangan dengan efisien dan produktif. Semua civitas akademika harus mempunyai pola pikir untuk berwiraswasta untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset.

Bahkan, akan lebih baik apabila setiap orang berlomba untuk menciptakan inovasi-inovasi baru sesuai dengan kapasitasnya. Selama ini, inovasi-inovasi baru cenderung ditemukan para dosen dan mahasiswa. Ke depan diharapkan para tenaga pendidik pun akan lebih produktif dalam menciptakan inovasi- inovasi baru sesuai dengan kapasitasnya.

Kemudian mahasiswa tidak perlu khawatir mengenai Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dengan berlakunya BLU di Unsyiah. Keberadaan BLU salah satunya untuk memudahkan sebuah institusi pemerintah dalam mengelola keuangannya sendiri. Sebuah lembaga pemerintah diberi kewenangan untuk memperoleh dana hibah tanpa harus menyetorkannya ke dalam kas negara. Selain itu, sumber penghasilan yang didapat oleh PTN berasal dari aset yang dioperasikan, seperti hasil dari penyewaan gedung. Dengan begitu Unsyiah bisa memaksimalkan perannya di dunia pendidikan dengan pundi- pundi keuangan yang kuat. Dengan demikian, boleh dikatakan BLU ini adalah peluang bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu pelayanannya bagi masyarakat baik dari segi persediaan barang maupun jasa.

Mungkin yang menjadi tantangan besar ke depan dalam pelaksanaan BLU yaitu mengenai manajemen keuangan. Di sini peran pejabat struktural sangat signifikan agar mampu mengontrol iklim keuangan di kampus. Optimalisasi aset-aset milik kampus adalah alternatif untuk pengelolaan keuangan tersebut.

Jadi setiap PTN perlu bersaing untuk menyediakan fasilitas pelayanan yang baik yang berbasis public service oriented. Lalu optimisme dan sinergitas dalam dalam pelaksanaan BLU sangat penting. Maka semua pihak harus optimis bahwa moto Unsyiah berupa kejujuran, keikhlasan, dan kebersamaan dapat menjadi penyemangat civitas akademika untuk bekerja sama dalam menyukseskan pelaksanaan BLU nantinya. (un)

28

PERSPEKTIF PERSPEKTIF

29

P

elaksanaan sistem Badan Layanan Umum (BLU) di Universitas Syiah Kuala sudah di depan mata. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) kebanggaan masyarakat Aceh ini sudah berusaha untuk memenuhi segala syarat yang telah ditetapkan pemerintah pusat untuk mengadopsi BLU. Berdasarkan data yang dimuat di situs Kementerian Keuangan Republik Indonesia, hingga Mei 2016, sebanyak 11 PTN sudah berstatus PTN-Berbadan Hukum yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Sementara 24 PTN berstatus BLU yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, serta 86 PTN masih berstatus Satuan Kerja yang kini masih berjalan di Unsyiah.

Nomor 23 Tahun 2005 Pasal 1 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, disebutkan bahwa instansi pemerintah yang menerapkan BLU harus mengedepankan prinsip efisiensi dan produktivitas. Efisiensi yang dimaksud di sini juga mengenai pelayanan, bukan hanya anggaran.

Jadi sebagai pelayan publik Unsyiah harus mengutamakan service oriented untuk menarik minat serta memuaskan masyarakat. Apabila costumer focus menjadi poin utama, maka dengan sendirinya kampus akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Hal ini sejalan dengan sistem BLU yang menuntut pemerintah agar lebih kreatif dan inovatif

dengan melahirkan produk dan jasa yang bernilai dan berguna. Misalnya, para dosen didorong supaya giat melakukan penelitian serta memublikasikan hasil penelitiannya tersebut. Sementara itu, para tenaga pendidik harus memberikan pelayanan yang efektif kepada

masyarakat dan civitas akademika, khususnya para mahasiswa.

Sudah pasti upaya ini bisa tercapai jika sebuah lembaga pemerintah memiliki manajemen yang baik. Melihat Unsyiah yang sudah terakreditasi A, maka

REZA FAHLEVI, S.IP

*ALUMNI FISIP UNSYIAH DAN MAHASISWA S2 ADMINISTRASI PUBLIK DI CHINA UNIVERSITY OF

GEOSCIENCES WUHAN, CHINA.

BLU Unsyiah;

Tantangan dan Peluang

Penerapan BLU merupakan harapan civitas akademika Unsyiah. Tentu semua pihak sudah tahu bahwa BLU ini diperuntukkan agar sebuah instansi pemerintah diberikan kewenangan khusus untuk mengurus keuangannya secara mandiri. Dengan demikian, PTN bukan hanya dituntut untuk menjadi good governance, tapi juga harus mampu mengambil posisi sebagai good corporate governance. Dalam artian Unsyiah harus mampu menyediakan barang dan jasa atau pelayanan yang prima kepada masyarakat.

Sederhananya karena Unsyiah merupakan institusi pemerintah, maka poin utama yang perlu ditekankan yaitu public service. Pada Peraturan Pemerintah

Jadi sebagai pelayan

publik Unsyiah harus

mengutamakan service

oriented untuk menarik

minat serta memuaskan

masyarakat.

(16)

timur, umbi janeng biasa dijadikan makanan pokok pengganti jagung dan sagu. Konon di masa lalu, umbi janeng pernah menjadi makanan andalan sebagai sumber karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh.

Selain untuk kebutuhan pangan, janeng memiliki khasiat yang dapat digunakan sebagai obat-obatan. Untuk pemakaian luar, janeng diparut lalu ditempelkan

yang mengalir dan direndam selama tiga hari. Setelah proses perendaman, irisan janeng dicuci kembali dan dijemur sampai kering. Hal tersebut dilakukan karena senyawa linamarin dan lotaustralin yang terkandung pada umbi janeng sifatnya sangat mudah larut dalam air dan tidak tahan panas.

Kedua, setelah dikupas, irisan janeng segera diolesi abu dapur dan dijemur sampai kering. Selanjutnya janeng direndam dalam air selama satu malam dan dijemur hingga kering. Metode ketiga, janeng yang telah dikupas segera direbus dalam air mendidih selama 30 menit, kemudian diiris tipis, dicuci, dan dijemur sampai kering. Cara ketiga ini bertujuan untuk meng-in-aktifkan enzim linamarase sehingga tidak dapat mengatalisis pembentukan HCN.

Tujuan proses perendaman selain melarutkan senyawa linamarin dan lotaustralin, juga memacu pertumbuhan mikroorganisme yang

30

RISET RISET

31

dapat menguraikan racun pada umbi janeng. Ketiga cara pengolahan di atas, residu HCN tersisa sebesar 1-10 mg per kg gadung. Selanjutnya residu HCN ini dapat dihilangkan dengan proses pemanasan yang cukup saat umbi janeng dimasak. Semoga setelah memahami manfaat sebagai bahan pangan maupun obat-obatan dan cara pengolahannya, tanaman janeng yang banyak tumbuh di hutan kembali menjadi makanan andalan sebagai sumber karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh.

(mks)

SITTI SALEHA, S.SI., M. SI

STAF PENGAJAR DI JURUSAN KIMIA FMIPA, UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

pada bagian yang sakit. Sebagai obat dalam, janeng segar atau kering direbus terlebih dahulu lalu airnya diminum.

Alternatif lain janeng juga bisa diolah menjadi kolak atau digoreng menjadi keripik. Jika dikonsumsi secara rutin janeng dapat menyembuhkan rematik, kencing manis, kusta, mulas, nyeri empedu, nyeri haid, radang kandung empedu, dan kapalan (obat luar).

Dewasa ini, janeng kurang mendapat perhatian masyarakat untuk

dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun obat-obatan. Hal ini disebabkan janeng mengandung racun yang dapat mengakibatkan pusing dan muntah apabila proses pengolahannya tidak dilakukan dengan benar. Sifat alami umbi janeng yang beracun menyebabkan umbi ini sering dimanfaatkan sebagai pestisida, insektisida, dan rodentisida nabati.

Racun pada janeng terdiri dari senyawa kimia dioskorin dan sianida. Racun sianida timbul saat jaringan umbi janeng dirusak, misalnya dikupas atau diiris.

Bila jaringan umbi rusak, dua senyawa pembentuk racun yaitu linamarin dan lotaustralin yang terkandung di dalam umbi akan bereaksi dengan oksigen yang ada di udara dengan bantuan enzim linamarase membentuk glukosa dan sianohidrin. Pada suhu kamar dan kondisi basa, sianohidrin akan terurai menjadi asam sianida (HCN) dan aseton.

Ada tiga cara pengolahan untuk menghilangkan racun pada janeng yang biasa dilakukan oleh masyarakat.

Pertama, janeng yang telah dikupas dan diiris harus langsung dicuci dengan air

Serba-Serbi

Umbi Janeng

U

mbi janeng (Dioscorea Hispida Dennst) merupakan sumber karbohidrat yang baik karena memiliki indeks glikemik yang rendah. Komposisi utama janeng adalah karbohidrat dengan bagian yang dapat dimakan sekitar 85 persen. Jika dibandingkan dengan singkong, kadar karbohidrat janeng relatif lebih sedikit, tetapi memiliki kadar air dan protein lebih tinggi. Di wilayah Indonesia bagian

Jika dibandingkan

dengan singkong, kadar

karbohidrat janeng relatif

lebih sedikit, namun

memiliki kadar air dan

protein lebih tinggi.

(17)

32

KREATIF KREATIF

33

D

inyalakannya lampu teplok yang sumbunya sudah menghitam karena terus dibara saban malam. Ayat-ayat Ilahi mulai diejakan Ramli, sedang Jumadi tertatih-tatih mengulang ejaan itu. Rutinitas ini tanpa

berkali-kali. Tercenganglah Ramli. Tak mungkin ia menolak permintaan anak semata wayangnya ini. Ia pun memulai cerita setengah kebenaran itu.

***

Ladang itu terletak nan jauh di rimba.

Untuk menuju ke sana perlu berhari- hari membuka jalan setapak, barulah perjalanan kaki dua jam dapat ditempuh.

Ada sungai besar dan dalam yang membelah hutan. Tetapi, Ramli tidak kehabisan akal. Ia membuat rakit bambu untuk menyeberang. Rakit itu selalu disembunyikannya di semak-semak bantaran sungai. Berharap tidak ada orang yang membuntutinya sampai ke ladang, sebab ia menanam tanaman mulia.

“Perihal harimau dan buaya, ayah tak perlu khawatir, ada doa penjinak yang ditarekatkan kakek ke ayah,” jelas Ramli.

Jumadi terangguk-angguk mengikuti alur cerita. “Lantas, tanaman mulia apakah yang ayah maksud?” tanya bocah kecil alpa terus diterapkan Ramli, terkecuali ia

telat kembali dari ladang yang letaknya lima kilometer dari pemukiman tempat ia tinggal. Jikalau ayahnya telat pulang, maka Jumadi girang bukan main. Ia bisa leluasa bermain dengan kawan- kawan sekolah dasar sekampung Alue Bade. Membakar biji jarak kering yang ditusuk selayak sate adalah permainan yang paling ia sukai. Disulutkannya api di ujung biji, maka lahirlah lilin alam yang mereka pegang girang untuk kemudian menyusuri jalan-jalan gelap di perkampungan. Kalsum, Mak Jumadi, merepet tak henti-henti melihat baju anaknya terlukis coklat getah jarak yang menyerupai pulau-pulau antah-berantah.

Hal yang paling ditunggu Jumadi tak lain adalah cerita pengantar tidur dari sang

ayah. Mulai dari cerita Abu Nawas, Malin Kundang, Ahmad Rahmanyang, dan cerita rakyat lainnya. Walau lelah seharian ia berladang, cerita itu tetap harus dikumandangkan Ramli untuk si buah hatinya. Namun, ada segudang teka teki dalam benak Jumadi akan ladang yang saban hari diurus ayahnya. Tak pernah ada hasil ladang atau kebun ayah yang dilihat Jumadi. Ketika ia merengek minta ikut ke ladang, maka dikisahlah harimau dan macan ganas banyak gentayangan yang siap mengoyak jantung anak-anak.

Suatu malam, terjebaklah Ramli dengan cerita permintaan anaknya. Jalan ke ladang, cara berladang, apa yang ditanam di sana harus diceritakan.

Kuping Jumadi sudah bosan dengan koleksi cerita ayahnya yang sudah diulang

itu penasaran. Dikisahlah kembali dengan sabar dan hati-hati.

Batang tanaman itu paling besar dua kali jempol kaki orang dewasa. Tingginya bisa melebihi tinggi orang dewasa, tetapi tidak sampai terlalu menjulang.

Tumbuhan itu hanya dimanfaatkan daun dan biji saja. Dia bisa digunakan di mana saja. Kalau kata perokok, namanya disandang tembakau mulia. Dalam meracik bumbu masakan dia digelar rempah mulia. Masyarakat tempo dulu mentahtakannya dengan peunajoh raja.

Sedang kata petani picik, ia direndahkan sebagai tanaman pagar penghalang hama babi. Tetapi, ayah menanaminya karena tumbuhan itu memang mulia dan untuk orang-orang mulia.

“Tapi bukankah raja sudah tidak ada lagi? Jadi siapa yang harus dimuliakan untuk mengkonsumsi tanaman mulia yang ayah tanam?” tanya Jumadi penasaran. Ramli memutar bola mata ke langit-langit kamar sambil mengerut dahi. Ia berpikir keras. Kemudian melanjutkan ceritanya.

Setiap orang yang mengonsumsi daun dan biji tanaman mulia akan mulia. Ia akan merasa seperti raja yang dengan singgasana tanpa ada beban dunia akhirat. Orang yang mengonsumsinya dianugerahkan dapat melayang-layang di udara melebihi Nabi Sulaiman yang bisa terbang ke mana saja bersama angin.

Pemerintah sekarang takut tersaingi dengan lawan politiknya. Dan yang paling ditakuti oleh presiden, gubernur, bupati, camat, kepala desa, kepala lorong sekalipun adalah lahirnya raja-raja

M. YUSRIZAL

MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH, FKIP, UNSYIAH.

baru karena mengonsumsi tanaman ini.

Ditakutkan akan menyaingi mereka.

Pemerintah melarang keras untuk menanami dan mengedarkan tanaman itu. Kalau masa kerajaan dulu, para raja dan panglima sagoe mengeluarkan reusam, aturan pelarangan menanam, mengedar, dan mengonsumsi tanaman mulia. Kalau dijumpai, maka orang itu akan dicambuk beratus-ratus kali di depan khalayak ramai. Jumadi mengerutkan dahi pertanda seramnya cerita sang ayah.

“Apa ayah sudah pernah menjadi raja? Atau ayah sudah pernah terbang melayang melebihi Nabi Sulaiman? Apa ayah tidak takut dijerat dengan hukuman pemerintah?”

Pertanyaan itu lahir bertubi-tubi dari anak yang belum balig akalnya. Jam telah pukul dua belas malam. Ditiupnya lampu teplok oleh Ramli. Lalu Jumadi terlelap tanpa memikirkan lagi tanaman mulia itu.

***

“Apa ayah sudah pernah menjadi raja? Atau ayah sudah pernah terbang melayang melebihi Nabi Sulaiman? Apa ayah tidak takut dijerat dengan hukuman pemerintah?”

Malam ini Jumadi tidur di pangkuan ayahnya. Dingin merasuk tulang. Tidak ada kasur empuk. Ia rela tidur dalam sangkar berjeruji menemani sang ayah.

Terlebih rindu akan lanjutan cerita tanaman mulia masih terngiang-ngiang.

(cds)

Tanaman Mulia

Apa ayah sudah pernah menjadi raja? Atau ayah sudah pernah terbang melayang melebihi Nabi Sulaiman? Apa ayah tidak takut dijerat dengan hukuman pemerintah?

pixabay.com

(18)

34

GALERI GALERI

35

MENTERI Perindustrian Republik Indonesia, Ir. Airlangga Hartarto, MBA, MMT, memberikan kuliah umum di depan ribuan mahasiswa dan civitas Unsyiah di Gedung AAC Dayan Dawood.

Dalam kuliah umum tersebut, menteri yang tergabung dalam Kabinet Kerja ini mengangkat tema Revolusi Industri 4.0 dan Sumber Daya Manusia Indonesia.

Menurut Airlangga, saat ini dunia industri mengalami perubahan besar dan telah masuk di era revolusi industri keempat atau yang dikenal dengan Industri 4.0. Perubahan ini ditandai dengan

berkembangnya dunia teknologi digital yang diintegrasikan ke dalam proses produksi industri. Untuk itu, ia mengajak para mahasiswa agar mengambil kesempatan ini dengan meningkatkan kemampuan dan kreativitas terutama di bidang digital.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian juga meresmikan Gedung Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unsyiah yang berada di Sektor Timur, Unsyiah.

Kehadiran Gedung ini diharapkan menjadi pusat bertemunya para alumni untuk membangun Unsyiah dan Aceh.

(19)

36

GALERI GALERI

37

(20)

38

FAKULTAS FAKULTAS

39

M

ahkamah Konstitusi (MK) telah menyediakan video conference (vicon) di 42 perguruan tinggi seluruh Indonesia untuk mendukung pelaksanaan persidangan jarak jauh. Sarana ini dapat dimanfaatkan secara gratis oleh pemohon dan termohon untuk pelaksanaan persidangan. Mekanisme persidangan jarak jauh pun telah diatur dalam PMK Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengajuan Permohonan Elektronik (electronic filing) dan Pemeriksaan Persidangan Jarak Jauh (video conference).

Di Aceh, vicon tersedia di dua tempat, yaitu Fakultas Hukum, Universitas Syiah Kuala dan

Fakultas Hukum, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe. Kehadiran sarana ini membuat pemohon tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk menghadirkan saksi ke Ruang Sidang MK di Jakarta.

Mereka dapat mengikuti persidangan menggunakan video conference yang tersedia di Fakultas Hukum.

Selain sebagai sarana memudahkan akses masyarakat mencari keadilan, vicon juga berkontribusi mendukung proses akademik.

Di Fakultas Hukum Unsyiah misalnya, dalam sebulan tidak kurang dari sepuluh kuliah umum dan seminar dilakukan oleh mahasiswa dan dosen dengan

memanfaatkan fasilitas ini. Siapapun dapat bergabung mengikuti berbagai kegiatan akademik di ruang vicon.

Keaktifan Fakultas Hukum Unsyiah memanfaatkan Video Conference membuahkan hasil besar di tahun ini.

Sejak tahun 2015, Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi melakukan seleksi dan memilih pengelola vicon terbaik dari 42 universitas. Pada pertengahan Februari 2018 lalu, Fakultas Hukum Unsyiah ditetapkan sebagai pengelola vicon terbaik pertama untuk periode 2017 dengan nilai 65,5. Disusul Fakultas Hukum Universitas Mataram sebagai juara II dengan nilai 56,2

dan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran sebagai juara III dengan nilai 54,9.

T. Irfan Sujana S.Pt, Operator Vicon Fakultas Hukum Unsyiah, mengatakan ada beberapa

kriteria penilaian, seperti keaktifan menayangkan persidangan MK, keaktifan pemanfaatan vicon untuk kuliah umum atau seminar, dan kesiapan pelayanan persidangan jarak jauh. Selain itu, juga terdapat penilaian terkait ketertiban dalam penyelesaian administrasi, serta pelaporan pemeliharaan vicon sebagai bagian dari pengelolaan barang milik negara.

Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi Fakultas Hukum untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dalam menggunakan vicon. Mukhlis, SH. M.Hum, Ketua Tim Pengelola Vicon Unsyiah, berkomitmen untuk mempertahankan status juara ini di tahun mendatang. Langkah yang ditempuh dengan memaksimalkan pemanfaatan vicon untuk persidangan maupun proses akademik.

“Untuk mempertahankan status juara ini, kita harus siap bersaing lebih ketat,” ujar Mukhlis.

Pengelola vicon Fakultas Hukum Unsyiah juga akan bekerja sama dengan pimpinan

fakultas dan berusaha meningkatkan jumlah keterlibatan para dosen,

mahasiswa, dan civitas akademika. Semua pihak diharapkan berperan aktif dalam meningkatkan pemanfaatan fasilitas vicon.

Sementara itu, langkah awal yang ditempuh dengan mengajak beberapa tenaga pengajar, pusat studi, dan guru besar untuk memberikan kuliah umum, seminar, atau kegiatan akademik

menggunakan fasilitas vicon. Tetapi kedua kegiatan tersebut (persidangan jarak jauh dan kegiatan akademik) membutuhkan partisipasi aktif mahasiswa dalam jumlah besar sebagai peserta. Peningkatan jumlah peserta ini sangat diperlukan sebab menjadi salah satu indikator penilaian dalam seleksi pengelolaan vicon terbaik setiap tahunnya.

Menyadari itu, tim vicon Fakultas Hukum Unsyiah terus berupaya menumbuhkan motivasi mahasiswa dengan mewajibkan mereka berpartisipasi dalam kegiatan

persidangan dan kuliah umum. Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ini direncanakan menjadi salah satu syarat sidang (ujian akhir) mahasiswa. Bagi mahasiswa yang aktif terlibat akan diapresiasi dengan sertifikat pendamping ijazah.

“Untuk kegiatan persidangan, kewajiban ini dikhususkan bagi mahasiswa Hukum Tata Negara,” tegas Mukhlis.

Artinya mahasiswa jurusan tersebut wajib mengikuti persidangan yang dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi sebagai penambahan ilmu khususnya di bidang Hukum Tata Negara. Selain itu, pengelola vicon juga berencana melibatkan lebih banyak lagi organisasi mahasiswa untuk memanfaatkan vicon dalam kegiatan akademik. Sebab menurutnya, saat ini hanya mahasiswa yang tergabung dalam Asian Law Student Association (ALSA) yang kerap menggunakan fasilitas ini untuk berkoordinasi dengan perwakilan ALSA di luar Aceh. (un)

Fakultas Hukum Unsyiah

Memaksimalkan Pemanfaatan

Video Conference

Pada pertengahan Februari 2018 lalu, Fakultas

Hukum Unsyiah ditetapkan

sebagai pengelola vicon

terbaik pertama untuk periode

2017 dengan nilai 65,5.

(21)

ENGLISH

41

For some, the Darmasiswa program represents an indispensable opportunity for personal and professional growth.

Mahmoud, a 19-year-old student from Palestine, will teach Bahasa Indonesia at the Indonesian Embassy when he returns home. Mellisa, a 20-year-old student from Zimbabwe, hopes the language skills she gains here in Aceh will help her complete a degree in translation at the University of Zimbabwe. And Burhan, a 23-year-old student from Thailand who majored in Bahasa Melayu, used this experience to complete research for his thesis.

Taught by expert faculty members of Unsyiah’s prestigious education faculty (FKIP), Darmasiswa students attend rigorous daily Bahasa Indonesia classes at Pascasarjana Unsyiah. In only six short months, they have learned to clearly express themselves through writing, have excelled in reading, and have become conversationally fluent in Bahasa. Following course materials carefully designed by the Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) program, these students will leave Indonesia with an unforgettable souvenir: the ability to speak Bahasa Indonesia.

Students have been busy outside of the classroom as well. In addition to studying Bahasa, Darmasiswa students have learned to make traditional Acehnese handicrafts and prepare local Indonesian cuisine like Boh Rom-Rom. They have also participated in a variety of cultural excursions to places like the Tsunami Museum, Museum Aceh, the PLTD Apung 1, Lampuuk beach, Kampung Pande (to catch crabs using traditional fishing methods!), and even to Sabang Island. Many volunteer their time teaching English at local pesantren, high schools, and universities. Some teach karate.

Others are learning to play the sarunee kale.

Perhaps the group’s greatest challenge has been learning traditional Acehnese dance. At the invitation of Rector Prof.

Dr. Ir. Samsul Rizal, Darmasiswa students performed Likok Pulo at Unsyiah’s 57th anniversary celebration in front of a cheering audience of students and administrators. “I love music and dancing, so for me this was the best activity to get to know Acehnese culture. We had to practice a long time,”

said Ugne, a 32-year-old student from Lithuania, reflecting on the experience. Their hard work certainly paid off, earning them a standing ovation. They will perform this Acehnese dance again at the Darmasiswa Program’s closing ceremony in Jakarta this May, possibly in front of Indonesian President Joko Widodo.

As the year comes to an end, some students are thinking of ways to stay in Indonesia.

“I wanted to go abroad to extend my knowledge at an institution of higher education,” says Muhammad, a 34-year- old student from Senegal. Muhammad has found a second home in Aceh. “Aceh is a peaceful place. As a Muslim, I feel so connected to the people here. The Acehnese have treated me like family. If possible, I’d like to finish my Bachelor’s degree at Syiah Kuala University,” Muhammad remarked.

The Darmasiswa Program’s inaugural year at Universitas Syiah Kuala has been a monumental success. When asked if they would recommend this program to their friends, every one of the Darmasiswa students enthusiastically agreed. “The Darmasiswa Scholarship gives you an experience second to none. You appreciate the world more because of your travel, you are able to see life with a new and different perspective,” said Chako, reminiscing over a coffee about his time in Aceh. “I have established so many lifelong friendships in Aceh. I don’t want to leave.” (un)

“D

armasiswa has allowed me learn so much about Indonesian culture and language,” said Subkhuddin, a 21-year-old exchange student from Tajikistan studying Bahasa Indonesia at Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). “I am very grateful.”

The Darmasiswa Scholarship Program has been around since 1974, giving foreign students the unique opportunity to study Indonesian language, art and culture at over fifty of the nation’s best universities.

Beyond just enabling foreigners to study in Indonesia, this program serves a vital diplomatic purpose: when students return to their home countries, they serve as cultural ambassadors who strengthen Indonesia’s diplomatic relations abroad, promote cross-cultural understanding, and enhance Indonesia’s international image. Yet although the program has existed for over forty years, it is celebrating its first year in Aceh.

Comprised of twelve students from China, Taiwan, Thailand, South Korea, Zimbabwe, Palestine, the United States, Senegal, Lithuania, and Tajikistan, it can also be said that the Darmasiswa Program is bringing the world to Aceh.

Ria Ervilitia, the Assistant Project Manager for the Darmasiswa Program at Unsyiah, stressed the important role Darmasiswa students have played in increasing tourism in Aceh Province and improving Aceh’s international appearance. “Darmasiswa students can be brand ambassadors, helping to promote tourism in Aceh. Many foreign people are afraid to come to Aceh because of issue like the civil war and the tsunami.

But Darmasiswa students can change this — they can show people the true Aceh, show them how beautiful and safe Aceh really is,”

Ervilitia noted.

Ryan Sutherland

Darmasiswa scholar from the United States, studying Bahasa Indonesia at Universitas Syiah Kuala

A former Fulbright scholar to Spain that focused on teaching high school students about diplomacy, human rights, peace-keeping and conflict resolution.

Hopes to work as a public health physician in Indonesia and South America.

Graduated with highest honors from Emory University in Atlanta, Georgia, majoring in music and biology.

Working with Sanggar Seni Seulaweuet Banda Aceh and have designed a syllabus for a virtual lecture series about Acehnese traditional dances

Member of Global Environmental Health Lab’s team of research scientists. GEH is a non- profit based out of New York City. With this organization, he have the chance to participate in public health projects that will help thousands of Indonesians live healthier lives.

Serving as an e-intern with USAID-Indonesia. He produce social media content, research and write human interest stories on topics ranging from public health to education, and draft and translate official press releases.

PERSONAL INFORMATION

Bringing the World to Aceh;

The Darmasiswa Scholarship Program’s First Year

in Aceh Province

40

ENGLISH

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Tampilan rancangan desain data rangking di rancang sebagai tempat proses perhitungan metode AHP dilakukan dengan kriteria dan alternatif yang ada dan akan menghasilkan

Segmentasi menjadi penting karena penggunaan segmentasi adalah untuk mengubah citra input ke dalam citra biner berdasarkan atribut yang diambil dari citra tersebut

Ampas yang telah kering dimaserasi kembali dengan 400 ml pelarut polar (metanol), kemudian disonikator selama 15 menit, selanjutnya dimasukkan ke dalam inkubator bergoyang

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index

Halaman ini akan tampil jika user mempunyai hak sebagai administrator dengan melakukan login di halaman utama, di halaman administrator ini seorang user dapat

Gaya pada muatan listrik yang bergerak di dalam me- dan magnet ditentukan antara lain oleh sudut antara gerak muatan itu dan arah

Sebagai upaya preventif dalam memecahkan masalah tersebut, kami merancang sebuah ide untuk membuat sebuah game sebagai metode assessment mengenali minat dan bakat

Sahar Siddik pada tahun 2001 juga menyatakan hal yang sama berdasarkan hasil penelitiannya, yaitu efek analgesia dari pemberian parasetamol intravena tidak sebanding dengan AINS