Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penggunaan Deteksi Dini Kanker Serviks
Factors Influencing Early Detection On Cervical Cancer
Affi Zakiyya1, A.A. Subijanto2, Ruben Dharmawan3 1
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 2
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 3
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Background: The high mortality rates of women caused by cancer cervix are not accompanied
by the use of early detection to sexually active women. The research was done to analyze factors influencing early detection on cervical cancer.
Subject and Method: This was analytical survey research using cross sectional method, having
80 women of child bearing age respondents taken from fixed exposure sampling. Questionnaire was used to data collection method. The data were analyzed by logistic regression.
Result: The result shows there is intense yet not statistically significant influence between
perceived threat to early detection on cervical cancer (OR=1,7, CI=95%; 0,52 to 6,01; p = 0,353). There are intense and statistically significant influence between self efficacy (OR=4,3, CI=95%; 1,31 to 14,49; p = 0,016), peer group (OR=2,07, CI=95%; 1,65 to 6,59; p = 0,038), and intentions (OR=3,4, CI=95%; 1,09 to 11,13; p = 0,034) to early detection on cervical cancer. At the same point, logistic regression points the independent variables (perceived threat diseases, self efficacy, peer groups and intention) can explain the use of early detection on cervical cancer at the amount of 40,3%.
Conclusion: the high amount of perceived threat diseases, self efficacy, peer groups and
intentions will increase the possibility of using early detection on cervical cancer to sexually active women.
PENDAHULUAN
Penyebab terbanyak kematian di Dunia
akibat kanker adalah kanker payudara dan
kanker serviks.Kanker serviks menempati
urutan kedua sebagai kanker yang paling
banyak menyerang wanita di Dunia. Dari
seluruh jumlah kematian penyebab kanker
serviks >85% penderita di Negara
berpenghasilan rendah dan menengah
(Globocan, 2012; WHO, 2013)
Tingginya angka kematian akibat
kanker serviks di Indonesia disebabkan
karena keterlambatan dalam diagnosis.
Upaya untuk mencegah keterlambatan
diagnosis tersebut dapatdilakukan dengan
deteksi dini kanker serviks baik
menggunakan Inspeksi Visual Asam Asetat
atau Pap Smear yang tekah tersedia di
tempat pelayanan kesehatan dasar (Depkes,
2008).
Dalam upaya pencapaian target
tahun 2023 sebanyak 80% wanita pasangan
usia subur telah melakukan deteksi dini
kanker serviks, pemerintah telah
mengupayakan pelaksanaan deteksi dini
kanker serviks dengan memperluas
pelaksanaan deteksi dini kanker serviks di
9000 puskesmas di seluruh wilayah
Indonesia (Kemenkes, 2014a).
Pencapaian target deteksi dini
kanker serviks tidak lepas dari hambatan
yang muncul, seperti: luas wilayah
demografi, kesinambungan dan kekurangan
sumber daya manusia. Selain itu belum
adanya program deteksi dini secara masal
yang merata dan maksimal (Harti, 2010;
Fang et al., 2011; Kemenkes, 2014b).
Meskipun angka kejadian kanker
serviks tinggi di Indonesia, namun
kesadaran kaum wanita untuk melakukan
deteksi dini kanker serviks masih rendah.
Menurut teori Health Belief Model yang
dikembangkan oleh Rosenstock (1966)
bahwa kemungkinan seseorang untuk
mengambil tindakan tepat untuk perilaku
sehat/sakit dipengaruhi oleh tentang:
keyakinan akan kerentanan dan keparahan
penyakit. Keyakinan seseorang untuk
memutuskan melakukan tindakan
pencegahan penyakit juga dapat
dipengaruhi oleh orang lain/petugas
kesehatan.
Kemungkinan wanita untuk
menggunakan deteksi dini kanker serviks
dapat dijelaskan oleh beberapa teori
sepeperti Health Belief Model, Theory of
Planned Behavior dan Social Learning
Theory. Beberapa faktor yang
dimungkinkan berpengaruh pada
penggunaan deteksi dini kanker serviks
antara lain persepsi ancaman penyakit,
efikasi diri, keterlibatan teman sebaya
dalam kelompok dan niat seorang wanita
itu sendiri untuk melakukan deteksi dini
Tujuan umum penelitian ini
adalah menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penggunaan deteksi
dini kanker serviks. Secara khusus tujuan
penelitian ini menganalisis pengaruh
persepsi ancaman penyakit, efikasi diri,
teman sebaya dan niat melakukan deteksi
dini kanker serviks terhadap penggunaan
deteksi dini kanker serviks
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penggunaan deteksi dini kanker
serviks banyak dijelaskan oleh berbagai
teori, diantaranya persepsi ancaman
penyakit yang dijelaskan dalam Teori
Health Belief Model bahwa seseorang
menganggap suatu penyakit sebagai
ancaman maka seseorang tersebut
cenderung melakukan upaya pencegahan
penyakit (Kotler, 2000). Efikasi diri yang
berpusat pada Social Learning Theory di
mana keyakinan diri sendiri sebagai
penentu bagaimana seseorang berfikir,
berkeyakinan dan berperilaku untuk
melakukan tindakan pencegahan penyakit
(Bandura, 1994).
Dalam Theory of Planned
Behavior niat merupakan indikasi kesiapan
seseorang untuk melakukan perilaku
kesehatan. Tingkat kekuatan suatu niat
sama dengan tingkat kemungkinannya
bahwa seseorang akan melaksanakan
perilaku yang terkait dengan niat tersebut.
Dalam kombinasi pada teori ini, sikap
terhadap perilaku, norma subyektif, dan
persepsi perilaku kontrol mengarah pada
pembentukan niat perilaku. Semakin
menguntungkan sikap dan norma subyektif,
dan semakin besar kontrol yang dirasakan,
semakin kuat niat seseorang untuk
melakukan perilaku yang bersangkutan
(Ajzen, 1991: Javadi et al., 2013)
Hipotesis penelitian ini adalah:
persepsi ancaman penyakit berpengaruh
terhadap penggunaan deteksi dini kanker
serviks, semakin kuat persepsi seseorang
tentang ancaman penyakit meningkatkan
penggunaan deteksi dini kanker serviks;
Efikasi diri berpengaruh terhadap
penggunaan deteksi dini kanker serviks,
semakin tinggi efikasi diri meningkatkan
penggunaan deteksi dini kanker serviks:
Teman sebaya berpengaruh terhadap
penggunaan deteksi dini kanker serviks,
semakin kuat pengaruh teman sebaya / peer
group meningkatkan penggunaan deteksi
dini kanker serviks; Niat untuk melakukan
deteksi dini berpengaruh terhadap
penggunaan deteksi dini kanker serviks.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah
kerja Puskesmas Manahan Kota Surakarta
pada bulan Februari-Maret 2015. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian survei
analitik dengan metode cross sectional.
Populasi sumber dalam penelitian ini
adalah wanita pasangan usia subur yang
Manahan. Pengambilan sampel
menggunakan teknik fixed exposure
sampling dan besar sampel sejumlah 80
(Murti, 2013). Proses pengumpulan data
menggunakan kuesioner pada subjek
penelitian. Analisis data dilakukan secara
bertahap meliputi analisis univariat, analisis
bivariat dengan uji chi square dan analisis
multivariat dengan regresi logistik ganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik
responden berdasarkan usia, pendidikan,
pekerjaan, persepsi ancaman penyakit,
efikasi diri, teman sebaya dan niat.
Karakteristik n (%)
Umur
a. 20-35 tahun
b. 36-50 tahun
Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. D1 e. D3 f. S1 Pekerjaan
a. Ibu Rumah Tangga
b. Pegawai Swasta
c. PNS d. Wiraswasta Persepsi Ancaman Penyakit a. Kuat b. Lemah Efikasi diri a. Tinggi b. Rendah Teman sebaya a. Kuat b. Lemah Niat a. Kuat b. Lemah 34 46 8 13 43 3 8 5 52 11 1 16 32 48 29 51 30 50 35 45 42.5 57.5 10 16.3 53.8 3.8 10 6.3 65 13.6 1.3 20 40 60 36.3 63.8 37.5 62.5 43.8 56.3
Tabel 2.Analisis bivariat hubungan antar
variabel persepsi ancaman penyakit, efikasi
diri, teman sebaya dan niat terhadap
penggunaan deteksi dini kanker serviks.
Variabel Penggunaan deteksi dini kanker serviks p Mengguna kan Tidak menggunaka n
n % N %
Persepsi Ancaman Penyakit Kuat Lemah Efikasi Diri Tinggi Rendah Teman Sebaya Kuat Lemah Niat Kuat Lemah 18 10 19 9 16 12 18 10 56.3 20.8 65.5 17.6 53.3 24 62.1 19.6 14 38 10 42 14 35 11 41 43.8 79.2 34.5 82,4 46.7 76 37.9 80.4 0.001 0.001 0.001 0.001
Berdasarkan analisis bivariat yang
sudah dilakukan, maka variabel persepsi
ancaman penyakit, efikasi diri, teman
sebaya dan niat dapat dilanjutkan untuk
dianalisis secara multivariat.
Berikut hasil analisis regresi
logistik ganda pengaruh persepsi ancaman
penyakit, efikasi diri dan niat secara
bersama-sama terhadap penggunaan deteksi
dini kanker serviks.
Tabel 3. Hasil analisis regresi logistik
penyakit, efikasi diri, teman sebaya dan niat
terhadap penggunaan deteksi dini kanker
serviks
Variabel OR
CI 95% p
Batas bawah
Batas atas Persepsi ancaman
Efikasi diri Teman sebaya Niat
N Observasi
Nagelkerke R2
1.7 4.3 2.1 3.4 80 40.3%
0.52 1.31 1.65 1.09
6.01 14.49 6.59 11.13
0.353 0.016 0.038 0.034
Tabel 3 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif, meskipun secara
statistik tidak signifikan antara persepsi
ancaman penyakit terhadap penggunaan
deteksi dini kanker serviks. Wanita
pasangan usia subur dengan persepsi
ancaman penyakit kuat memiliki
kemungkinan untuk menggunakan deteksi
dini kanker serviks 1.7 kali lebih besar
daripada wanita dengan persepsi ancaman
penyakit lemah (OR=1.7, CI=95%; 0.52
hingga 6.01; p=0.353).
Tabel 3 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif, kuat dan secara
statistik signifikan efikasi diri terhadap
penggunaan deteksi dini kanker serviks.
Wanita pasangan usia subur dengan efikasi
diri tinggi memiliki kemungkinan untuk
menggunakan deteksi dini kanker serviks
4.3 kali lebih besar daripada wanita dengan
efikasi diri rendah (OR=4.3, CI=95%; 1.31
hingga 14.49; p=0.016).
Tabel 3 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif, kuat dan secara
statistik signifikan teman sebaya terhadap
penggunaan deteksi dini kanker serviks.
Wanita pasangan usia subur dengan
keterlibatan teman sebaya kuat memiliki
kemungkinan untuk menggunakan deteksi
dini kanker serviks 2.1 kali lebih besar
daripada wanita dengan keterlibatan teman
sebaya rendah (OR=2.1, CI=95%; 1.65
hingga 6.59; p=0.038).
Tabel 3 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif, kuat dan secara
statistik signifikan antara niat terhadap
penggunaan deteksi dini kanker serviks.
Wanita pasangan usia subur dengan niat
kuat memiliki kemungkinan untuk
menggunakan deteksi dini kanker serviks
3.4 kali lebih besar daripada wanita dengan
niat lemah(OR=3.4, CI=95%; 1.03 hingga
11.13; p=0.034).
Nilai Negelkerke R2 sebesar
40.3% berarti bahwa keempat variabel
bebas (persepsi ancaman penyakit, efikasi
diri, teman sebaya / peer group dan niat)
mampu menjelaskan variasi tentang
penggunaan deteksi dini kanker serviks
sebesar 40.3% dan sisanya yaitu sebesar
59.7% dijelaskan oleh faktor lain di luar
model penelitian.
Pembahasan
1. Pengaruh Persepsi Ancaman Penyakit
terhadap Penggunaan Deteksi Dini
Kanker Serviks
Persepsi ancaman penyakit berpengaruh
dini kanker serviks terbukti. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan nilai Odds
Ratio sebesar 1.7 dengan nilai
signifikansi (p value) sebesar 0.353.
Seseorang yang menganggap
suatu penyakit sebagai ancaman yang
dapat menimbulkan dampak serius atau
keparahan, maka seseorang tersebut
cenderung untuk melakukan upaya
pencegahan untuk menghindari atau
mengurangi risiko terjangkit suatu
penyakit (Kotler, 2000).
Persepsi ancaman adalah
penilaian tentang keseriusan kondisinya
dan konsekwensi potensi. Asumsinya
adalah jika setiap wanita yang telah
aktif secara seksual berisiko terkena
kanker serviks, dan hal tersebut
dianggap sebagai suatu ancaman maka
seseorang tersebut akan melakukan
perilaku pencegahan penyakit (Mullen,
1987).
2. Pengaruh Efikasi Diri terhadap
Penggunaan Deteksi Dini Kanker
Serviks
Efikasi diri berpengaruh positif dan
kuat terhadap penggunaan deteksi dini
kanker serviks terbukti. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan nilai Odds Ratio
sebesar 4.3 dengan nilai signifikansi (p
value) sebesar 0.016.
Efikasi diri seseorang berpusat
pada keyakinan diri sendiri sebagai
penentu bagaimana seseorang berfikir,
berperilaku dan berkeyakinan (Bandura,
1994).
Seorang wanita yang memiliki
efikasi diri yang tinggi dapat
merencanakan dirinya sendiri untuk
melakukan tindakan pencegahan.Serta
memiliki keyakinan dapat mengelola
tekanan emosional setelah melakukan
deteksi dini kanker serviks. Jika
seorang wanita tidak percaya dengan
manfaat yang diperoleh dengan
melakukan deteksi dini kanker serviks,
dan mereka berpikir tidak mempu
melaksanakannya, maka seseorang
tersebut tidak akan mencoba melakukan
tindakan pencegahan penyakit/deteksi
dini kanker serviks (Ma et al., 2013).
3. Pengaruh Teman Sebaya terhadap
Penggunaan Deteksi Dini Kanker
Serviks
Teman sebaya berpengaruh positif dan
kuat terhadap penggunaan deteksi dini
kanker serviks terbukti. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan nilai Odds Ratio
sebesar 2.1dengan nilai signifikansi (p
value) sebesar 0.038.
Norma subjektif (pengaruh
orang lain) dipersepsikan sebagai
sesuatu yang “dipikirkan orang lain penting” (important person) yang harus
dilakukan oleh orang-orang tersebut
dengan perilaku tertentu (Collins et al.,
Wanita sebagai kelompok
sosial membutuhkan orang lain/teman
dalam berinteraksi sesamanya.Teman
sebaya dalam kelompok dapat
memberikan dukungan dan motivasi
untuk melakukan deteksi dini kanker
serviks.Dukungan tersebut dapat berupa
pengalaman, pengetahuan serta manfaat
yang diperoleh. Selain itu, seorang
wanita merasa lebih nyaman dan
termotivasi untuk melakukan deteksi
dini kanker serviks jika dilakukan
bersama-sama (Ismarwati dkk., 2011).
4. Pengaruh Niat terhadap Penggunaan
Deteksi Dini Kanker Serviks
Niat berpengaruh positif terhadap
penggunaan deteksi dini kanker serviks
terbukti.Meskipun secara statistik tidak
signifikan, hal ini dapat ditunjukkan
dengan nilai Odds Ratio sebesar 3.4
dengan nilai signifikansi (p value)
sebesar 0.034.
Niat merupakan indikasi
kesiapan seseorang untuk melakukan
perilaku kesehatan. Tingkat kekuatan
suatu niat sama dengan tingkat
kemungkinannya bahwa seseorang akan
melaksanakan perilaku yang terkait
dengan niat tersebut (Ajzen, 1991).
Kekuatan suatu niat sama
dengan tingkat kemungkinannya bahwa
seseorang akan melaksanakan perilaku
yang terkait dengan niat tersebut. Niat
terjadi karena adanya perintah diri
sendiri atau rencana melakukan
tindakan, sedangkan tindakan
merupakan semua aktivitas baik yang
tampak (overt) ataupun aktivitas yang
tidak tampak (covert) (Graef et al.,
1996).
5. Pengaruh Persepsi Ancaman Penyakit,
Efikasi Diri, Teman Sebaya dan Niat
terhadap Penggunaan Deteksi Dini
Kanker Serviks
Temuan pada penelitian ini
mengindikasikan bahwa keempat
variabel tersebut, efikasi diri yang kuat
merupakan variabel pengaruh terkuat
wanita pasangan usia subur untuk
menggunakan deteksi dini kanker
serviks (OR=4,3). Menurut Bandura
(1994), seseorang yang memiliki rasa
percaya diri yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya, cenderung akan
dapat menyelesaikan tugasnya dengan
baik. Sebaliknya orang yang memiliki
rasa percaya diri yang rendah
cenderung tidak dapat mewujudkan
perilaku tertentu seperti yang
diharapkan.
Faktor-faktor pengaruh
lain terhadap penggunaan deteksi
dini kanker serviks adalah pengaruh
yang kuat dari teman sebaya
(OR=2,1), pengaruh yang kuat pada
variabel niat (OR=3,4) dan persepsi
ancaman penyakit meskipun
Dalam hal ini, variabel-variabel
tersebut merupakan faktor yang
berpengaruh dalam tindakan
pencegahan kanker serviks. Wanita
pasangan usia subur yang
mempunyai persepsi ancaman
penyakit yang kuat, keterlibatan
teman sebaya yang kuat dan niat
yang kuat cenderung untuk
menggunakan deteksi dini kanker
serviks. Kemungkinan masih ada
faktor lain sebagai perantara yang
menghubungkan antara persepsi
ancaman penyakit dan penggunaan
deteksi dini kanker serviks.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis
bahwa ada pengaruh persepsi ancaman
penyakit, efikasi diri, teman sebaya dan niat
terhadap penggunaan deteksi dini kanker
serviks.
Teori Health Belief Model, Social
Learning Theory dan Theory of Planned
Behavior secara bersama dapat digunakan
untuk menjelaskan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penggunaan deteksi
dini kanker serviks di Indonesia.
Untuk meningkatkan perilaku
penggunaan deteksi dini kanker serviks,
dinas kesehatan perlu meningkatkan
kualitas dalam melaksanakan sosialisasi
kepada masyarakat. Sosialisasi dilakukan
secara berkala dan melibatkan kelompok
masyarakat serta memaksimalkan peran
kader kesehatan.Kader kesehatan yang
telah dibekali pengetahuan deteksi dini
kanker serviks dapat memberikan
dukungan dan promosi di kelompok
masyarakat seperti kelompok arisan, PKK
ataupun kelompok pengajian.Sehingga
diharapkan kepercayaan diri wanita
meningkat dan dapat memutuskan
menggunakan deteksi dini kanker serviks.
Daftar Pustaka
Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior
and Human Decission
Processes.Vol. 50, 179-211
Bandura, A. 1994.Self- Efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Enclycopedia of Human Behavior.4, 71-81. Enclycopedia of Mental Health. San Diego. Tersedia di http://des.emory.edu/mfp/Bandura1 994EHB.pdf. Diakses tanggal 10 Januari 2015
Collins S.E., Katie W., Mary E.L. 2011.
The Theory od Planner Behavior as A Predictor of Growth In Risky College Dringking. U.S National Library of Medicine National Institute of Health.Vol.2, no. 72, hlm 322-32
Depkes.2008. Skrining Kanker Leher Rahim Dengan Metode Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA).Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Fang, C.Y., Rahmat X., Yin T. 2011.
Globocan. 2012. Estimated Incidence, Mortality and Prevalence Woldwide 2012. International Agency for Research on Cancer (IARC). Tersedia di http://globocan.iarc.fr/ Default.aspx diakses 23 Oktober 2014
Graeff, A. J. 1996. Komunikasi Kesehatan dan Perubahan Perilaku.Gajah Mada University Press: Yogyakarta Harti, S. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang 2010. Tesis: Universitas Andalas
Javadi, M., Maryam K., Maryam Y., Maryam M., Asadollah S. 2013.
Applying Theory of Planner Behavior in Predicting of Patient Safety Behaviors of Nurses. U.S National Library of Medicine National Institute of Health. Mater Sociomed. Vol.25, no, 1, hlm 52-55 Ismarwati, I.M., Sunarsih S., Rendra W. 2011. Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Ibu-Ibu Anggota Pengajian. Yogyakarta: Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 27, No. 2, hlm 66-74
Kemenkes.2014(a).JKN Menjamin Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim dan
Payudara.Jaminan Kesehatan Nasional Kementrian Kesehatan RI.
Tersedia di
http://www.jkn.kemkes.go.id/detailb erita.php?id=54 diakses 22 Oktober 2014
________. 2014(b).Kanker Leher Rahim.
Tersedia di http://pptm.depkes.go.id diakses tanggal 23 Oktober 2014 Kotler, P., Roberto, E.L. 1989. Social
Marketing Strategies For Changing Public Behaviour. New York
Ma, RX.Wanzhen, G., Carolyn Y.F., Yin, T. Zidding F., Shaokui G. Joseph A.N. 2013. Health Beliefs
Associated with Cervical Cancer Screening Among Vietnamese Americans. Journal Womens Health Vol Mar; 22 (3), hlm 276-288 Mullen, PD. Hersey, J. and Iverson, DC.
1987. Health Behavior Models Compared. Social Science and Medicine.
Murti, B. 2013. Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Di Bidang Kesehatan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta