• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan deteksi dini kanker serviks Jurnal Publikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan deteksi dini kanker serviks Jurnal Publikasi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penggunaan Deteksi Dini Kanker Serviks

Factors Influencing Early Detection On Cervical Cancer

Affi Zakiyya1, A.A. Subijanto2, Ruben Dharmawan3 1

Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 2

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 3

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak

Background: The high mortality rates of women caused by cancer cervix are not accompanied

by the use of early detection to sexually active women. The research was done to analyze factors influencing early detection on cervical cancer.

Subject and Method: This was analytical survey research using cross sectional method, having

80 women of child bearing age respondents taken from fixed exposure sampling. Questionnaire was used to data collection method. The data were analyzed by logistic regression.

Result: The result shows there is intense yet not statistically significant influence between

perceived threat to early detection on cervical cancer (OR=1,7, CI=95%; 0,52 to 6,01; p = 0,353). There are intense and statistically significant influence between self efficacy (OR=4,3, CI=95%; 1,31 to 14,49; p = 0,016), peer group (OR=2,07, CI=95%; 1,65 to 6,59; p = 0,038), and intentions (OR=3,4, CI=95%; 1,09 to 11,13; p = 0,034) to early detection on cervical cancer. At the same point, logistic regression points the independent variables (perceived threat diseases, self efficacy, peer groups and intention) can explain the use of early detection on cervical cancer at the amount of 40,3%.

Conclusion: the high amount of perceived threat diseases, self efficacy, peer groups and

intentions will increase the possibility of using early detection on cervical cancer to sexually active women.

(2)

PENDAHULUAN

Penyebab terbanyak kematian di Dunia

akibat kanker adalah kanker payudara dan

kanker serviks.Kanker serviks menempati

urutan kedua sebagai kanker yang paling

banyak menyerang wanita di Dunia. Dari

seluruh jumlah kematian penyebab kanker

serviks >85% penderita di Negara

berpenghasilan rendah dan menengah

(Globocan, 2012; WHO, 2013)

Tingginya angka kematian akibat

kanker serviks di Indonesia disebabkan

karena keterlambatan dalam diagnosis.

Upaya untuk mencegah keterlambatan

diagnosis tersebut dapatdilakukan dengan

deteksi dini kanker serviks baik

menggunakan Inspeksi Visual Asam Asetat

atau Pap Smear yang tekah tersedia di

tempat pelayanan kesehatan dasar (Depkes,

2008).

Dalam upaya pencapaian target

tahun 2023 sebanyak 80% wanita pasangan

usia subur telah melakukan deteksi dini

kanker serviks, pemerintah telah

mengupayakan pelaksanaan deteksi dini

kanker serviks dengan memperluas

pelaksanaan deteksi dini kanker serviks di

9000 puskesmas di seluruh wilayah

Indonesia (Kemenkes, 2014a).

Pencapaian target deteksi dini

kanker serviks tidak lepas dari hambatan

yang muncul, seperti: luas wilayah

demografi, kesinambungan dan kekurangan

sumber daya manusia. Selain itu belum

adanya program deteksi dini secara masal

yang merata dan maksimal (Harti, 2010;

Fang et al., 2011; Kemenkes, 2014b).

Meskipun angka kejadian kanker

serviks tinggi di Indonesia, namun

kesadaran kaum wanita untuk melakukan

deteksi dini kanker serviks masih rendah.

Menurut teori Health Belief Model yang

dikembangkan oleh Rosenstock (1966)

bahwa kemungkinan seseorang untuk

mengambil tindakan tepat untuk perilaku

sehat/sakit dipengaruhi oleh tentang:

keyakinan akan kerentanan dan keparahan

penyakit. Keyakinan seseorang untuk

memutuskan melakukan tindakan

pencegahan penyakit juga dapat

dipengaruhi oleh orang lain/petugas

kesehatan.

Kemungkinan wanita untuk

menggunakan deteksi dini kanker serviks

dapat dijelaskan oleh beberapa teori

sepeperti Health Belief Model, Theory of

Planned Behavior dan Social Learning

Theory. Beberapa faktor yang

dimungkinkan berpengaruh pada

penggunaan deteksi dini kanker serviks

antara lain persepsi ancaman penyakit,

efikasi diri, keterlibatan teman sebaya

dalam kelompok dan niat seorang wanita

itu sendiri untuk melakukan deteksi dini

(3)

Tujuan umum penelitian ini

adalah menganalisis faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap penggunaan deteksi

dini kanker serviks. Secara khusus tujuan

penelitian ini menganalisis pengaruh

persepsi ancaman penyakit, efikasi diri,

teman sebaya dan niat melakukan deteksi

dini kanker serviks terhadap penggunaan

deteksi dini kanker serviks

Faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap penggunaan deteksi dini kanker

serviks banyak dijelaskan oleh berbagai

teori, diantaranya persepsi ancaman

penyakit yang dijelaskan dalam Teori

Health Belief Model bahwa seseorang

menganggap suatu penyakit sebagai

ancaman maka seseorang tersebut

cenderung melakukan upaya pencegahan

penyakit (Kotler, 2000). Efikasi diri yang

berpusat pada Social Learning Theory di

mana keyakinan diri sendiri sebagai

penentu bagaimana seseorang berfikir,

berkeyakinan dan berperilaku untuk

melakukan tindakan pencegahan penyakit

(Bandura, 1994).

Dalam Theory of Planned

Behavior niat merupakan indikasi kesiapan

seseorang untuk melakukan perilaku

kesehatan. Tingkat kekuatan suatu niat

sama dengan tingkat kemungkinannya

bahwa seseorang akan melaksanakan

perilaku yang terkait dengan niat tersebut.

Dalam kombinasi pada teori ini, sikap

terhadap perilaku, norma subyektif, dan

persepsi perilaku kontrol mengarah pada

pembentukan niat perilaku. Semakin

menguntungkan sikap dan norma subyektif,

dan semakin besar kontrol yang dirasakan,

semakin kuat niat seseorang untuk

melakukan perilaku yang bersangkutan

(Ajzen, 1991: Javadi et al., 2013)

Hipotesis penelitian ini adalah:

persepsi ancaman penyakit berpengaruh

terhadap penggunaan deteksi dini kanker

serviks, semakin kuat persepsi seseorang

tentang ancaman penyakit meningkatkan

penggunaan deteksi dini kanker serviks;

Efikasi diri berpengaruh terhadap

penggunaan deteksi dini kanker serviks,

semakin tinggi efikasi diri meningkatkan

penggunaan deteksi dini kanker serviks:

Teman sebaya berpengaruh terhadap

penggunaan deteksi dini kanker serviks,

semakin kuat pengaruh teman sebaya / peer

group meningkatkan penggunaan deteksi

dini kanker serviks; Niat untuk melakukan

deteksi dini berpengaruh terhadap

penggunaan deteksi dini kanker serviks.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di wilayah

kerja Puskesmas Manahan Kota Surakarta

pada bulan Februari-Maret 2015. Penelitian

ini merupakan jenis penelitian survei

analitik dengan metode cross sectional.

Populasi sumber dalam penelitian ini

adalah wanita pasangan usia subur yang

(4)

Manahan. Pengambilan sampel

menggunakan teknik fixed exposure

sampling dan besar sampel sejumlah 80

(Murti, 2013). Proses pengumpulan data

menggunakan kuesioner pada subjek

penelitian. Analisis data dilakukan secara

bertahap meliputi analisis univariat, analisis

bivariat dengan uji chi square dan analisis

multivariat dengan regresi logistik ganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik

responden berdasarkan usia, pendidikan,

pekerjaan, persepsi ancaman penyakit,

efikasi diri, teman sebaya dan niat.

Karakteristik n (%)

Umur

a. 20-35 tahun

b. 36-50 tahun

Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. D1 e. D3 f. S1 Pekerjaan

a. Ibu Rumah Tangga

b. Pegawai Swasta

c. PNS d. Wiraswasta Persepsi Ancaman Penyakit a. Kuat b. Lemah Efikasi diri a. Tinggi b. Rendah Teman sebaya a. Kuat b. Lemah Niat a. Kuat b. Lemah 34 46 8 13 43 3 8 5 52 11 1 16 32 48 29 51 30 50 35 45 42.5 57.5 10 16.3 53.8 3.8 10 6.3 65 13.6 1.3 20 40 60 36.3 63.8 37.5 62.5 43.8 56.3

Tabel 2.Analisis bivariat hubungan antar

variabel persepsi ancaman penyakit, efikasi

diri, teman sebaya dan niat terhadap

penggunaan deteksi dini kanker serviks.

Variabel Penggunaan deteksi dini kanker serviks p Mengguna kan Tidak menggunaka n

n % N %

Persepsi Ancaman Penyakit Kuat Lemah Efikasi Diri Tinggi Rendah Teman Sebaya Kuat Lemah Niat Kuat Lemah 18 10 19 9 16 12 18 10 56.3 20.8 65.5 17.6 53.3 24 62.1 19.6 14 38 10 42 14 35 11 41 43.8 79.2 34.5 82,4 46.7 76 37.9 80.4 0.001 0.001 0.001 0.001

Berdasarkan analisis bivariat yang

sudah dilakukan, maka variabel persepsi

ancaman penyakit, efikasi diri, teman

sebaya dan niat dapat dilanjutkan untuk

dianalisis secara multivariat.

Berikut hasil analisis regresi

logistik ganda pengaruh persepsi ancaman

penyakit, efikasi diri dan niat secara

bersama-sama terhadap penggunaan deteksi

dini kanker serviks.

Tabel 3. Hasil analisis regresi logistik

(5)

penyakit, efikasi diri, teman sebaya dan niat

terhadap penggunaan deteksi dini kanker

serviks

Variabel OR

CI 95% p

Batas bawah

Batas atas Persepsi ancaman

Efikasi diri Teman sebaya Niat

N Observasi

Nagelkerke R2

1.7 4.3 2.1 3.4 80 40.3%

0.52 1.31 1.65 1.09

6.01 14.49 6.59 11.13

0.353 0.016 0.038 0.034

Tabel 3 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif, meskipun secara

statistik tidak signifikan antara persepsi

ancaman penyakit terhadap penggunaan

deteksi dini kanker serviks. Wanita

pasangan usia subur dengan persepsi

ancaman penyakit kuat memiliki

kemungkinan untuk menggunakan deteksi

dini kanker serviks 1.7 kali lebih besar

daripada wanita dengan persepsi ancaman

penyakit lemah (OR=1.7, CI=95%; 0.52

hingga 6.01; p=0.353).

Tabel 3 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif, kuat dan secara

statistik signifikan efikasi diri terhadap

penggunaan deteksi dini kanker serviks.

Wanita pasangan usia subur dengan efikasi

diri tinggi memiliki kemungkinan untuk

menggunakan deteksi dini kanker serviks

4.3 kali lebih besar daripada wanita dengan

efikasi diri rendah (OR=4.3, CI=95%; 1.31

hingga 14.49; p=0.016).

Tabel 3 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif, kuat dan secara

statistik signifikan teman sebaya terhadap

penggunaan deteksi dini kanker serviks.

Wanita pasangan usia subur dengan

keterlibatan teman sebaya kuat memiliki

kemungkinan untuk menggunakan deteksi

dini kanker serviks 2.1 kali lebih besar

daripada wanita dengan keterlibatan teman

sebaya rendah (OR=2.1, CI=95%; 1.65

hingga 6.59; p=0.038).

Tabel 3 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif, kuat dan secara

statistik signifikan antara niat terhadap

penggunaan deteksi dini kanker serviks.

Wanita pasangan usia subur dengan niat

kuat memiliki kemungkinan untuk

menggunakan deteksi dini kanker serviks

3.4 kali lebih besar daripada wanita dengan

niat lemah(OR=3.4, CI=95%; 1.03 hingga

11.13; p=0.034).

Nilai Negelkerke R2 sebesar

40.3% berarti bahwa keempat variabel

bebas (persepsi ancaman penyakit, efikasi

diri, teman sebaya / peer group dan niat)

mampu menjelaskan variasi tentang

penggunaan deteksi dini kanker serviks

sebesar 40.3% dan sisanya yaitu sebesar

59.7% dijelaskan oleh faktor lain di luar

model penelitian.

Pembahasan

1. Pengaruh Persepsi Ancaman Penyakit

terhadap Penggunaan Deteksi Dini

Kanker Serviks

Persepsi ancaman penyakit berpengaruh

(6)

dini kanker serviks terbukti. Hal ini

dapat ditunjukkan dengan nilai Odds

Ratio sebesar 1.7 dengan nilai

signifikansi (p value) sebesar 0.353.

Seseorang yang menganggap

suatu penyakit sebagai ancaman yang

dapat menimbulkan dampak serius atau

keparahan, maka seseorang tersebut

cenderung untuk melakukan upaya

pencegahan untuk menghindari atau

mengurangi risiko terjangkit suatu

penyakit (Kotler, 2000).

Persepsi ancaman adalah

penilaian tentang keseriusan kondisinya

dan konsekwensi potensi. Asumsinya

adalah jika setiap wanita yang telah

aktif secara seksual berisiko terkena

kanker serviks, dan hal tersebut

dianggap sebagai suatu ancaman maka

seseorang tersebut akan melakukan

perilaku pencegahan penyakit (Mullen,

1987).

2. Pengaruh Efikasi Diri terhadap

Penggunaan Deteksi Dini Kanker

Serviks

Efikasi diri berpengaruh positif dan

kuat terhadap penggunaan deteksi dini

kanker serviks terbukti. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan nilai Odds Ratio

sebesar 4.3 dengan nilai signifikansi (p

value) sebesar 0.016.

Efikasi diri seseorang berpusat

pada keyakinan diri sendiri sebagai

penentu bagaimana seseorang berfikir,

berperilaku dan berkeyakinan (Bandura,

1994).

Seorang wanita yang memiliki

efikasi diri yang tinggi dapat

merencanakan dirinya sendiri untuk

melakukan tindakan pencegahan.Serta

memiliki keyakinan dapat mengelola

tekanan emosional setelah melakukan

deteksi dini kanker serviks. Jika

seorang wanita tidak percaya dengan

manfaat yang diperoleh dengan

melakukan deteksi dini kanker serviks,

dan mereka berpikir tidak mempu

melaksanakannya, maka seseorang

tersebut tidak akan mencoba melakukan

tindakan pencegahan penyakit/deteksi

dini kanker serviks (Ma et al., 2013).

3. Pengaruh Teman Sebaya terhadap

Penggunaan Deteksi Dini Kanker

Serviks

Teman sebaya berpengaruh positif dan

kuat terhadap penggunaan deteksi dini

kanker serviks terbukti. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan nilai Odds Ratio

sebesar 2.1dengan nilai signifikansi (p

value) sebesar 0.038.

Norma subjektif (pengaruh

orang lain) dipersepsikan sebagai

sesuatu yang “dipikirkan orang lain penting” (important person) yang harus

dilakukan oleh orang-orang tersebut

dengan perilaku tertentu (Collins et al.,

(7)

Wanita sebagai kelompok

sosial membutuhkan orang lain/teman

dalam berinteraksi sesamanya.Teman

sebaya dalam kelompok dapat

memberikan dukungan dan motivasi

untuk melakukan deteksi dini kanker

serviks.Dukungan tersebut dapat berupa

pengalaman, pengetahuan serta manfaat

yang diperoleh. Selain itu, seorang

wanita merasa lebih nyaman dan

termotivasi untuk melakukan deteksi

dini kanker serviks jika dilakukan

bersama-sama (Ismarwati dkk., 2011).

4. Pengaruh Niat terhadap Penggunaan

Deteksi Dini Kanker Serviks

Niat berpengaruh positif terhadap

penggunaan deteksi dini kanker serviks

terbukti.Meskipun secara statistik tidak

signifikan, hal ini dapat ditunjukkan

dengan nilai Odds Ratio sebesar 3.4

dengan nilai signifikansi (p value)

sebesar 0.034.

Niat merupakan indikasi

kesiapan seseorang untuk melakukan

perilaku kesehatan. Tingkat kekuatan

suatu niat sama dengan tingkat

kemungkinannya bahwa seseorang akan

melaksanakan perilaku yang terkait

dengan niat tersebut (Ajzen, 1991).

Kekuatan suatu niat sama

dengan tingkat kemungkinannya bahwa

seseorang akan melaksanakan perilaku

yang terkait dengan niat tersebut. Niat

terjadi karena adanya perintah diri

sendiri atau rencana melakukan

tindakan, sedangkan tindakan

merupakan semua aktivitas baik yang

tampak (overt) ataupun aktivitas yang

tidak tampak (covert) (Graef et al.,

1996).

5. Pengaruh Persepsi Ancaman Penyakit,

Efikasi Diri, Teman Sebaya dan Niat

terhadap Penggunaan Deteksi Dini

Kanker Serviks

Temuan pada penelitian ini

mengindikasikan bahwa keempat

variabel tersebut, efikasi diri yang kuat

merupakan variabel pengaruh terkuat

wanita pasangan usia subur untuk

menggunakan deteksi dini kanker

serviks (OR=4,3). Menurut Bandura

(1994), seseorang yang memiliki rasa

percaya diri yang tinggi dalam

menjalankan tugasnya, cenderung akan

dapat menyelesaikan tugasnya dengan

baik. Sebaliknya orang yang memiliki

rasa percaya diri yang rendah

cenderung tidak dapat mewujudkan

perilaku tertentu seperti yang

diharapkan.

Faktor-faktor pengaruh

lain terhadap penggunaan deteksi

dini kanker serviks adalah pengaruh

yang kuat dari teman sebaya

(OR=2,1), pengaruh yang kuat pada

variabel niat (OR=3,4) dan persepsi

ancaman penyakit meskipun

(8)

Dalam hal ini, variabel-variabel

tersebut merupakan faktor yang

berpengaruh dalam tindakan

pencegahan kanker serviks. Wanita

pasangan usia subur yang

mempunyai persepsi ancaman

penyakit yang kuat, keterlibatan

teman sebaya yang kuat dan niat

yang kuat cenderung untuk

menggunakan deteksi dini kanker

serviks. Kemungkinan masih ada

faktor lain sebagai perantara yang

menghubungkan antara persepsi

ancaman penyakit dan penggunaan

deteksi dini kanker serviks.

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis

bahwa ada pengaruh persepsi ancaman

penyakit, efikasi diri, teman sebaya dan niat

terhadap penggunaan deteksi dini kanker

serviks.

Teori Health Belief Model, Social

Learning Theory dan Theory of Planned

Behavior secara bersama dapat digunakan

untuk menjelaskan faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap penggunaan deteksi

dini kanker serviks di Indonesia.

Untuk meningkatkan perilaku

penggunaan deteksi dini kanker serviks,

dinas kesehatan perlu meningkatkan

kualitas dalam melaksanakan sosialisasi

kepada masyarakat. Sosialisasi dilakukan

secara berkala dan melibatkan kelompok

masyarakat serta memaksimalkan peran

kader kesehatan.Kader kesehatan yang

telah dibekali pengetahuan deteksi dini

kanker serviks dapat memberikan

dukungan dan promosi di kelompok

masyarakat seperti kelompok arisan, PKK

ataupun kelompok pengajian.Sehingga

diharapkan kepercayaan diri wanita

meningkat dan dapat memutuskan

menggunakan deteksi dini kanker serviks.

Daftar Pustaka

Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior

and Human Decission

Processes.Vol. 50, 179-211

Bandura, A. 1994.Self- Efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Enclycopedia of Human Behavior.4, 71-81. Enclycopedia of Mental Health. San Diego. Tersedia di http://des.emory.edu/mfp/Bandura1 994EHB.pdf. Diakses tanggal 10 Januari 2015

Collins S.E., Katie W., Mary E.L. 2011.

The Theory od Planner Behavior as A Predictor of Growth In Risky College Dringking. U.S National Library of Medicine National Institute of Health.Vol.2, no. 72, hlm 322-32

Depkes.2008. Skrining Kanker Leher Rahim Dengan Metode Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA).Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Fang, C.Y., Rahmat X., Yin T. 2011.

(9)

Globocan. 2012. Estimated Incidence, Mortality and Prevalence Woldwide 2012. International Agency for Research on Cancer (IARC). Tersedia di http://globocan.iarc.fr/ Default.aspx diakses 23 Oktober 2014

Graeff, A. J. 1996. Komunikasi Kesehatan dan Perubahan Perilaku.Gajah Mada University Press: Yogyakarta Harti, S. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang 2010. Tesis: Universitas Andalas

Javadi, M., Maryam K., Maryam Y., Maryam M., Asadollah S. 2013.

Applying Theory of Planner Behavior in Predicting of Patient Safety Behaviors of Nurses. U.S National Library of Medicine National Institute of Health. Mater Sociomed. Vol.25, no, 1, hlm 52-55 Ismarwati, I.M., Sunarsih S., Rendra W. 2011. Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Ibu-Ibu Anggota Pengajian. Yogyakarta: Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 27, No. 2, hlm 66-74

Kemenkes.2014(a).JKN Menjamin Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker

Leher Rahim dan

Payudara.Jaminan Kesehatan Nasional Kementrian Kesehatan RI.

Tersedia di

http://www.jkn.kemkes.go.id/detailb erita.php?id=54 diakses 22 Oktober 2014

________. 2014(b).Kanker Leher Rahim.

Tersedia di http://pptm.depkes.go.id diakses tanggal 23 Oktober 2014 Kotler, P., Roberto, E.L. 1989. Social

Marketing Strategies For Changing Public Behaviour. New York

Ma, RX.Wanzhen, G., Carolyn Y.F., Yin, T. Zidding F., Shaokui G. Joseph A.N. 2013. Health Beliefs

Associated with Cervical Cancer Screening Among Vietnamese Americans. Journal Womens Health Vol Mar; 22 (3), hlm 276-288 Mullen, PD. Hersey, J. and Iverson, DC.

1987. Health Behavior Models Compared. Social Science and Medicine.

Murti, B. 2013. Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Di Bidang Kesehatan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ini akan membahas tentang pembuatan situs Sistem Informasi Geografis Kabupaten Cianjur, khususnya dalam bidang koperasi, dengan menggunakan datadata yang tersedia pada

[r]

penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap pergantian auditor (auditor switching) karena sebagian besar perusahaan sampel merupakan

Adapun judul laporan akhir ini adalah Upaya untuk Meningkatkan Volume Pemasangan Iklan di Harian Pagi Sumatera Ekspres melalui Biro Pemasangan Iklan pada PT Citra

Simpulan yang didapatkan adalah suatu aplikasi penjualan berbasis web yang dapat menyajikan informasi yang akurat, efektif, dan efisien, serta dapat mendukung dan melengkapi

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang suatu sistem pembangkit listrik untuk mendapatkan

Pada siklus I penelitian belum berhasil karena angka keberhasilan belum mencapai 75% yakni baru 73%.Kemudian dilanjutkan pada siklus II kemampuan motorik halus

Media pembawa hama penyakit hewan karantina yang selanjutnya disebut media pembawa adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal heu'an dan atau benda lain