Deteksi Detonasi Motor Bakar Otto/Bensin Dengan Pengamatan Pola Getaran Dan Penentuan Derajat/Waktu Pengapian Menggunakan Sistem Kontrol Fuzi (Fuzzy Control) Dan Metode Artificial Neural Network/Ann
Augustinus Sujono, R. Lulus Lambang G. Hidajat
Pengendalian sistem konvensional atas waktu pengapian sudah tersedia, yaitu dengan mekanisme governor dan vakum, namun pengendalian ini kurang optimal. Bila pengapian diatur maju akan timbul detonasi dan bila diatur mundur menjadi boros bahan bakar. Maka system pengapian konvensional perlu dilengkapi dengan kontrol elektronis guna memberikan koreksi atas waktu pengapian yang diberikannya, agar menjadi tepat. Koreksi ini didasarkan pada peta karakteristik mesin yang bersangkutan, yang kemudian disimpan dalam memori kontroler mikro, guna kalkulasi dan koreksi yang dimaksud. Kalkulasi dan pengambilan keputusan sistem koreksi ini didasarkan pada logika fuzi.
Penelitian yang sudah ada tentang masalah ini, menggunakan metoda pengukuran terhadap besar detonasi, untuk menentukan waktu pengapian yang tepat. Sistem ini memerlukan perubahan setelan dan tambahan / perubahan konstuksi mesin untuk pemasangan sensor. Juga sistem ini adalah menggantikan yang sudah ada, sehingga tidak dapat sewaktu-waktu diaktifkan atau dimatikan.
Penelitian kali ini adalah penelitian tentang sistem kombinasi dari kontrol waktu pengapian konversional dan sistem elektronis dapat dijalankan dengan pertama-tama membuat peta karakteristik mesin, yang memuat daerah kritis waktu pengapian mesin, sebelum terjadi detonasi, sekaligus merupakan daerah operasi yang optimal, yaitu yang menghasilkan tenaga yang maksimal dan irit bahan bakar, tanpa adanya detonasi. Peta karakteristik ini dibuat dengan mengubah-ubah waktu / sudut pengapian pada kondisi putaran dan beban tertentu.
Berdasarkan data tersebut kontroler mikro bersama peralatan elektronis lainnya dirancang dan diprogram, dapat dipasang pada mesin guna memberikan koreksi waktu pengapian yang tepat, sesuai putaran, beban. Penelitian dilakukan terhadap mesin yang stasioner, dipasang didalam laboratorium, kapasitas 1500 cc, dengan sistem karburator, sistem pengapian konvensional dan bahan bakar premium.
Dengan sistem pengapian kombinasi, pemberian waktu pengapian yang tepat, dapat dilakukan dengan cara tanpa merubah konstruksi mesin, tanpa merubah setelan, dapat dipasang dengan mudah dan sewaktu-waktu dapat diaftikan atau dimatikan.
Kelemahan sistem yang baru ini adalah sifatnya yang tidak adaptif, tidak pintar, sehingga bila terjadi perubahan karakteristik mesin, atau dipasangkan pada mesin yang lain, perlu dilakukan penyetelan ulang. Maka penelitian selanjutnya disarankan untuk mengatasi masalah ini, misalnya dapat dengan menggunakan Neuro Fuzzy Adaptive Control.