BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Karakter
Secara etimologi, istilah Karakter, yang berarti watak, tabiat, sifat- sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Sedangkan menurut terminologi karakteristik berarti sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri hak seseorang atau sekelompok orang (Fitri, 2016). Karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang suatu kelompok atau bangsa (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2017). Menurut Surayana dkk (2015) karakter adalah suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga membuatnya menarik, dan abstrak, reputasi seseorang, dan seseorang yang memiliki kepribadian eksentrik.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat (Muslich, 2013). Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues), yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak (Wibowo dan Hamrin, 2017).
2.1.2 Definisi Wirausaha dan Wirausahawan
Kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal
dari bahasa Prancis, yaitu “entreprend” yang bearti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon, yang kemudaian semakin dipopulerkan setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B Say untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi (Suraya, dkk.2015).
Kewirausahaan adalah sebuah proses disiplin ilmu dan sistematis dalam menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan, problem, dan peluang pasar (Slamet, dkk. 2014). Menurut Basrowi (2014) mendefinisikan kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Sedangkan wirausaha adalah seorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan yang signifikan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya tersebut dapat dikapitalisasikan (Slamet, dkk. 2014).
Menurut Zimmere dkk. (2008), wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya. Menurut Alma (2013) menyatakan bahwa di masyarakat ada banyak persepsi mengenai apa itu wirausahawan, ada yang menganggap sebagai orang yang berhasil mengambil risiko, orang yang berani menghadapi ketidakpastian, orang yang membuat rencana kegiatan sendiri, atau orang yang menciptakan kegiatan usaha dan kegiatan industri yang sebelumnya tidak ada.
2.1.3 Karakteristik Kewirausahaan
Menurut Suryana (2013), terdapat delapan karakteristik kewirausahaan sebagai berikut:
a. Desire for Responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
b. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
c. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
d. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik dengan segera.
e. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
f. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.
g. Skill organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
h. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.
2.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Kewirausahaan
Purwinarti dan Ninggarwati (2006) menyatakan, ada beberapa faktor pendukung keberhasilan kewirausahaan dan faktor penghambat kewirausahaan, yaitu:
1. Faktor pendukung keberhasilan kewirausahaan, yaitu:
a. Kesadaran diri
Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri.
b. Pengaturan diri
Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru.
c. Motivasi
Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
d. Empati
Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain.
Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya.
e. Keterampilan sosial
Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.
f. Motivasi atau Dukungan dari orang lain
Motivasi atau dukungan dalam berwirausaha sangatlah penting karena merupakan kekuatan seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Motivasi dari orang-orang terdekat seperti orang tua, suami, isteri dan anggota keluarga ataupun teman merupakan dorongan yang telah terikat pada suatu tujuan. Motif timbul karena ada kebutuhan.
2. Faktor Penghambat Kewirausahaan, yaitu:
a. Kurang pengalaman manajemen
Banyak wirausahawan yang tidak sepenuhnya memahami sulitnya mengoperasikan sebuah perusahaan. Ada beberapa wirausahawan yang akan memasuki jajaran bisnis, tetapi mereka tidak tahu cara mengelolanya. Pada waktu persoalan bisnis muncul mereka tidak mampu mengatasinya. Misalnya, seorang wirausahawan dengan latar belakang pendidikan teknik mungkin mempunyai kecakapan dalam desain produk, tetapi dia tidak memahami akuntansi, keuangan, pemasaran, penjualan, dan manajemen personalia. Jika disiplin bisnis ini diabaikan, maka dapat menjadi sebab kegagalan bisnis. Kurang mampu membuat perencanaan keuangan. Menilai bahwa kecukupan modal untuk memulai bisnis baru bukanlah hal yang penting merupakan faktor penyebab kegagalan. Wirausahawan yang berpikir bahwa mereka akan mendapat modal yang cukup pada tahun-tahun pertama usaha mereka akan kehabisan modal sebelum akhir tahun pertama.
b. Kurang mampu menganalisis lokasi
Di antara para wirausahawan berusaha menghemat biaya dengan menempati lokasi yang kurang menguntungkan, mereka mendapati bahwa pelanggan tidak terarik pada lokasi itu. Mungkin lokasi itu tidak sesuai bagi konsumen mereka. Merupakan pemikiran yang bijaksana untuk mengeluarkan uang dan memanfaatkan waktu guna mencari lokasi yang tepat ketika mengetahui bahwa lokasi tersebut kurang tepat untuk membuka usaha.
c. Bersifat boros
Ada beberapa wirausahawan yang lebih mengutamakan modal tetap daripada modal lancar. Misalnya, mereka lebih memilih membeli mebel dan perlengkapan kantor baru daripada yang bekas.
Ini menyebabkan modal kerja yang sedianya untuk mengoperasikan perusahaan menjadi terbatas yang pada saatnya menyebabkan timbulnya persoalan lain. Misalnya, seorang pelanggan
meningkatkan pesanannya hingga duakali lipat dari biasanya, tetapi sang wirausahawan mungkin tidak mempunyai uang kontan untuk menambah persediaan guna memenuhi pesanan dalam jumlah yang lebih besar.
d. Kurang bersedia untuk berkorban
Wirausahawan harus menyadari pengorbanan dengan bekerja keras, terutama pada tahun-tahun yang merupakan masa pertumbuhan bisnis mereka. Mereka bersedia bekerja dengan jam kerja melebihi jam kerja rata-rata yang dilakukan oleh orang lain.
Mereka harus tabah menghadapi kesulitan sampai dengan perusahaan mereka menjadi kuat. Jika wirausahawan yang prospektif tidak bersedia berkorban, mereka akan menemui kegagalan pada awal usahanya.
e. Tidak kompeten dalam hal managerial
Tidak kompeten dalam managerial adalah kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan tidak mampu mengelola unit usaha.
Kompetensi managerial digabungkan dengan kompetensi teknis dan sosial kultural akan menjadi faktor penentu keberhasilan usaha.
f. Kurang dapat mengendalikan keuangan
Faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan keuangan perusahaan tidak lancar.
g. Gagal dalam perencanaan
Penyebab kegagalan suatu perencanaan adalah kurangnya semangat dan tekad untuk menjalankan usaha. Tidak mempunyai penyeimbang atau bantuan dari orang yang terpercaya. Selalu berada dalam satu titik tujuan perencanaan, agar bisa mendapatkan manfaat dari perencanaan sesuai dengan ekspektasi perencana.
h. Lokasi yang kurang memadai
Tempat yang jauh dari keramaian, tampilan yang kumuh dan kusam secara psikologis menempatkan konsumen pada posisi kurang tertarik
i. Kurang pengawasan peralatan
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas.
Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan tidak efektif.
j. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
dengan sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya gagal lebih besar.
k. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
2.3. Hasil Penelitian Terdahulu
Dari hasil penelitian terdahulu, penulis dapat mengetahui apa saja perbedaan dan persamaan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Perhatikan tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
Penelitian Judul Alat Analisis Hasil Penelitian Virginia
Maria Kahayani (2017)
Studi tentang Motivasi Anak Muda untuk Berwirausaha di Kecamatan Samarinda Kota.
Analisis deskriptif kualitatif
Faktor Intrinsik - Tuntutan
pendapatan - Harga diri - Perasaan
senang
Faktor Ekstrinsik - Lingkungan
keluarga - Lingkungan
masyarakat Faktor Penghambat
- Modal - Pesaing
usaha Hasvi
Aninda Harahap (2018)
Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Kewirausahaan
Terhadap Peningkatan Ekonomi Rumah Tangga (Studi Pada Masyarakat Desa Patumbak-1
Kecamatan Patumbak)
Analisis deskriptif kualitatif
- Faktor personal - Faktor
lingkungan - Faktor sosio
demografi - Faktor
ketersediaan modal Muhammd
Azwar Warlen (2019)
Kesuksesan
Wirausaha Muda Sebagai Role Model terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Analisis deskriptif kualitatif
Indikator Kesuksesan
- Modal usaha - Tenaga
kerja - Kemampua
n atau skill - Profit atau
laba Minat
Berwirausaha - Ketertarikan
memulai usaha - Ketertarikan
mengemban gkan usaha - Ketertarikan
mencapai
kesuksesan Kiki
Anggriani (2020)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Motivasi
Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Muhammadiyah Mataram.
Analisis deskriptif kualitatif
- Modal dari keluarga - Banyaknya
kebutuhan mahasiswa - Sulit
membagi waktu - Kurangnya
pengalaman dalam berwirausah a
Ari Widiati (2021)
Analisis Motivasi Berwirausaha Pada Generasi Milenial di Kota Pontianak.
Analisis deskriptif kualitatif
Faktor intrinsik - Keinginan - Kebutuhan - Cita-cita - Adanya
peluang bisnis - Memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari Faktor Ektrinsik
- Lingkungan keluarga - Lingkungan
teman dan sahabat.
2.4. Kerangka Berpikir
Pada penelitian ini, akan dilakukan pendekatan dengan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui 8 karakteristik kewirausahaanwan meliputi: Desire for Responsibility, Preference for moderate risk, Confidence in their ability to success, Desire for immediate feedback, High level of energy, Future orientation, Skill Organizing, dan Value of achievement over money. Selain itu, proses kesuksesan wirausahawan, mengidentifikasi faktor pendukung serta faktor penghambat
dalam berwirausaha. Ketiga identifikasi tersebut merupakan hal penting yang mendukung kesuksesan wirausahawan.
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Karakteristik Wirausahawan
Karakteristik Jiwa
Wirausahawan Faktor Pendukung Faktor Penghambat
Wirausahawan Sukses