• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia dengan berbasis pada budaya. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Melalui pendidikan kesehatan, akan dapat mengubah pola pikir masyarakat Indonesia, untuk selalu sadar dan peduli bencana (Setyowati, 2019).

Masyarakat merupakan subjek yang secara langsung merasakan dampak dari bencana tanah longsor, perlu dibangun bersama peningkatan pengetahuan upaya tanggap darurat terhadap bencana. Dampak sebuah bencana akan menjadi semakin parah ketika adanya peningkatan jumlah populasi penduduk di daerah rawan bencana, rendahnya tingkat pendidikan kesehatan tentang pengetahuan kesiapsiagaan menghadapi longsor serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam upaya mempersiapkan diri menghadapi bencana.

Bencana yang hampir terjadi pada setiap wilayah di indonesia terutama saat intensitas hujan tinggi adalah bencana longsor, karena sekitar 45% luas lahan di Indonesia adalah lahan pegunungan berlereng yang peka terhadap longsor dan erosi, tingginya curah hujan merupakan salah satu penyebab tanah longsor. Curah hujan yang tinggi di daerah mulyorejo biasanya pada bulan November sampai bulan Februari.(Naryanto, Soewandita, Ganesha, Prawiradisastra, & Kristijono, 2019), hal ini ditunjukkan berdasarkan Skala data yaitu sekitar 583 kali terjadi di Indonesia dan untuk wilayah Jawa Timur sekitar 115 kali (BNPB, 2021). Disusul data (BPBD,2021) terdapat 20 kali terjadinya bencana tanah longsor dalam 1

(2)

tahun di Kabupaten Jember. Kemudian kasus tanah longsor se Kecamatan Silo terdapat 3 kali dalam 1 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 24 desember 2021 terdapat 2 kali bencana tanah longsor di desa Mulyorejo (BPBD, 2021)

Desa yang akan diteliti oleh peneliti yaitu desa Mulyorejo merupakan daerah rawan terjadinya bencana tanah longsor dan pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor masih minim sehingga setiap tahun selalu menimbulkan kerugian sebagai akibat belum berhasilnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Naryanto et al., 2019) kerugian lain bisa terjadi karena penduduk dan permukiman mempunyai resiko yang tinggi terhadap bencana tanah longsor serta tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menyikapi resiko bencana tanah longsor.

Dampak yang dirasakan setiap terjadinya bencana tanah longsor di desa Mulyorejo yakni rusaknya fasilitas umum dan terputusnya akses keluar masuk desa, beberapa orang kehilangan tempat tinggalnya dan tercemarnya sumber air bersih.

Wilayah Mulyorejo memiliki segi tanah dengan kemiringan diatas 45% yang memiliki resiko longsor. Kerentanan Indonesia terhadap bencana perlu menjadi edukasi dalam masyarakat. Masyarakat desa Mulyorejo masih sangat kurang dalam segi pengetahuan terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana longsor, hal ini bisa dilihat dari ketidaktahuan masyarakat ketika ada bencana, yang selalu mengalami kerugian yang sama setiap tahunnya. Pemberian pendidikan kesehatan tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor akan meningkatkan pengetahuan tentang bencana tanah longsor dan akan terbentuk sikap dalam

(3)

kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor. Pola penanggulangan bencana mendapatkan dimensi baru dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana yang diikuti beberapa regulasi yang terkait,yaitu Peraturan Presiden Nomor 08. Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana .

Mengingat adanya resiko bencana tanah longsor di Desa Mulyorejo Kecamatan Silo, maka perlu dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana longsor. Untuk itu peneliti bermaksud melakukan penelitian pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor.

B. Rumusan Masalah 1. Pernyataan Masalah

Dampak sebuah bencana akan menjadi semakin parah ketika adanya peningkatan jumlah populasi penduduk di daerah rawan bencana, rendahnya tingkat pendidikan kesehatan tentang pengetahuan kesiapsiagaan menghadapi bencana longsor serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam upaya mempersiapkan diri menghadapi bencana. Curah hujan yang tinggi di daerah mulyorejo biasanya pada bulan November sampai bulan Februari.

Wilayah Mulyorejo masih berada dalam zona relatif aman dari segi tanah

(4)

longsor, meskipun daerah-daerah dengan kemiringan diatas 45% yang tetap memiliki resiko longsor. Kerentanan Indonesia terhadap bencana perlu menjadi edukasi dalam masyarakat. Masyarakat desa Mulyorejo masih sangat kurang dalam segi pengetahuan terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana longsor, hal ini bisa dilihat dari ketidaktahuan masyarakat ketika ada bencana, yang selalu mengalami kerugian yang sama setiap tahunnya.

Pemberian pendidikan kesehatan tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor akan meningkatkan pengetahuan tentang bencana tanah longsor dan akan terbentuk sikap dalam kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor .

2. Pertanyaan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor sebelum diberikan pendidikan kesehatan ?

b. Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor setelah diberikan pendidikan kesehatan ?

c. Adakah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor di desa Muloyorejo?

(5)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaa menghadapi bencana tanah longsor sebelum diberikan pendidikan kesehatan.

b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor setelah diberikan pendidikan kesehatan.

c. Untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Bagi Desa Mulyorejo

Diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dalam meningkatkan pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor.

(6)

b. Bagi Keluarga

Memberikan masukan pada keluarga tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi tambahan dan sumbangan pemikiran perkembangan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor.

d. Bagi masyarakat Desa Mulyorejo

Dapat meningkatkan pengetahuan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang lebih baik dari pada sebelumnya dan mengurangi tingkat kerugian.

Referensi

Dokumen terkait

Penyebab sirosis hati sendiri sampai sekarang belum jelas, tetapi banyak faktor resiko yang mendukung terjadinya sirosis hati, antara lain faktor predisposing yaitu

Pengenceran 10 -2 diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades steril sebanyak 9 ml dan diberi label 10 -3.. Pengenceran 10 -3 diambil

Oleh karena konflik di Burundi tersebut sebenarnya dipicu masalah keseimbangan kekuasaan di pemerintahan, untuk mencapai situasi perdamaian dalam jangka waktu

Anda juga dapat melakukan proses scanning secara langsung dari sumber media cetak yang dimaksud melalui perintah scan pada file menu program Acrobat. Berikut tampilan perintah

Aplikasi bersifat dinamis artinya aplikasi yang digunakan untuk pengurusan surat masuk yaitu Aplikasi Tata Persuratan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DIY

Daripada aspek yang lain, operasi pasaran dan persaingan di pasaran akan menjadi kurang cekap sekiranya pengguna tidak ada pengetahuan atau kemahiran untuk menguruskan hubungan

Beberapa penelitian odonata yang pernah dilakukan di Indonesia telah banyak dilaporkan diantaranya Patty (2006), tentang keanekaragaman jenis capung (Odonata) di

2) tumpuan dan tujuan tempat seluruh tindakan diarahkan kepadanya. 3) Kehadiran Allah selalu berada dalam kehidupan kita. Sangat penting bagi kita memberikan