• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

NI KADEK AYU SUDIANI 1215251057

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

NI KADEK AYU SUDIANI 1215251057

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 11 April 2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Drs. I Putu Yadnya, MM ...

2. Sekretaris : Ni Putu Ayu Darmayanti, SE., MM ...

3. Anggota : Ni Putu Santi Suryantini, SE., MM ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

(Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE., M.Si) NIP. 19610601 198503 2 003

Pembimbing

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiat, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 11 April 2016 Mahasiswa,

MATERAI 6000

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan, dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia”. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1) Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,MS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3) Ibu Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manjemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4) Bapak Drs. Ketut Suardhika Natha, M.Si, selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5) Ibu Ni Made Rastini, SE., MM., selaku Koordinator Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6) Bapak Dr. I Gede Riana, SE., MM sebagai Pembimbing Akademik yang selalu memberi dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(6)

v

bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8) Keluarga tercinta yang selalu memberikan, semangat, fasilitas, motivasi, dan doa yang tulus selama penulis menempuh kuliah serta dalam proses penyusunan skripsi ini.

9) Sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberikan saran, kritik, serta motivasi selama perkuliahan.

10) Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan dan dukungan yang diberikan selama penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini perlu penyempurnaan lebih lanjut. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaaan skripsi ini, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 11 April 2016

(7)

vi

Judul : Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan, dan Investment Opportunity Set terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

Nama : Ni Kadek Ayu Sudiani NIM : 1215251057

Abstrak

Nilai perusahaan digunakan sebagai acuan investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada akhir tahun berjalan yang tercermin pada harga saham perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan, dan

investment opportunity set. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan, dan investment opportunity set

terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 37 perusahaan periode 2012-2014. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

sehingga sampel akhir yang didapatkan adalah 26 perusahaan yang tergabung dalam sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan analisis

regresi linear berganda dengan bantuan aplikasi SPSS 22 for windows. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa: profitabilitas dan

investment opportunity set berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014, likuiditas dan pertumbuhan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesiaperiode 2012-2014.

Kata Kunci: profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan, investment opportunity set,

(8)

vii 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5 Sistematika Penulisan……….... ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Nilai Perusahaan. ... 10

2.1.2 Profitabilitas... 13

2.1.3 Likuiditas ... 16

2.1.4 Pertumbuhan ... 21

2.1.5 Investment Opportunity Set ... 23

2.2 Hipotesis Penelitian ... 28

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ... 28

2.2.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan ... 29

2.2.3 Pengaruh Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan ... 29

2.2.4 Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan ... 30

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 34

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.7 Populasi dan Sampel ... 37

(9)

viii

3.9 Teknik Analisis Data ... 38

3.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.9.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 40

3.9.3 Pengujian Hipotesis ... 41

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia ... 44

4.2 Statistik Deskriptif ... 44

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 47

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 52

4.5 Pengujian Hipotesis ... 54

4.5.1 Uji Kelayakan Model ... 54

4.5.2 Uji Hipotesis Penelitian (Uji t) ... 54

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

4.6.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ... 56

4.6.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan ... 57

4.6.3 Pengaruh Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan ... 58

(10)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Prosedur Pemilihan Sampel ... 37

3.2 Ketentuan Uji Durbin-Watson ... 40

4.1 Statistik Deskriptif ... 45

4.2 Hasil Pengujian Normalitas. ... 48

4.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas. ... 49

4.4 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 50

4.5 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 51

4.6 Analisis Regresi Linear Berganda ... 52

4.7 Uji Kelayakan Model. ... 54

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1 Daftar Sampel. ... 72

2 Data Dasar ... 74

3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 95

4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 96

(13)
(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pasar modal di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Keberadaan pasar modal sangat diperlukan oleh perusahaan karena dari sisi emiten dengan menjual sahamnya di bursa efek, maka hal ini akan menarik investor untuk menanamkan modalnya dan menghasilkan dana bagi perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan sekaligus akan meningkatkan nilai perusahaan.

(15)

2

Tolak ukur yang sering dipakai untuk mengukur nilai perusahaan adalah

price book value, yang dapat diartikan sebagai hasil dari perbandingan antara harga saham dengan nilai buku. Semakin tinggi price book value

menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham yang juga semakin tinggi merupakan tujuan utama dari perusahaan. Menurut Nurhayati (2013) dan Kusuma,dkk. (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, sedangkan menurut Frederik,dkk. (2012) dan Nugroho (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah investment opportunity set, leverage, dividend yield. Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dan dari beberapa penelitian sebelumnya, peneliti hanya menggunakan empat variabel yaitu profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan dan

investment opportunity set yang dianggap sangat dominan dalam mempengaruhi nilai perusahaan.

(16)

3

Dengan indikator profitabilitas yaitu Return on Equity (ROE), nilai perusahaan akan terlihat baik jika kinerja perusahaan baik pula, dengan kata lain perusahaan yang menguntungkan adalah perusahaan yang memiliki ROE tinggi (Wira, 2011). Semakin berhasil perusahaan meningkatkan ROE, semakin tinggi pula harga saham dan membuat perusahaan mudah menarik dana baru. ROE dihitung dengan membagi laba dengan modal pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal.

Nurhayati (2013) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurmalasari (2002), Ali (2009), Dewi,dkk. (2014), dan Ayuningtias (2013). Hasil yang berbeda menurut Analisa (2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Juhandi,dkk. (2013) dan Sudiyanto,dkk. (2012).

(17)

4

oleh investor. Menurut Sartono (2010:114) Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Ukuran likuiditas perusahaan yang diproksikan dengan

current ratio (CR) yang merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan hutang lancar (current liabilities). Likuiditas yang tinggi menunjukkan kekuatan perusahaan dari segi kemampuan untuk memenuhi hutang lancar dari harta lancar yang dimiliki sehingga hal ini meningkatkan kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan tersebut. Mahendra et al. (2012), menemukan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Prisiliarompas (2013) dan Rustam (2013). Hasil yang berbeda yaitu menurut Wulandari (2014) likuiditas berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Susilawati (2014), Nurhayati (2013) dan Nugroho (2012).

(18)

5

(2010) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Subekti (2001) dan Puspita dan Mahfud (2011).

Myers (dalam Hasnawati, 2005:117) memperkenalkan investment opportunity set (IOS) dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurutnya IOS memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang dengan nilai/return sebagai hasil dari keputusan investasi untuk menghasilkan nilai perusahaan. Menurut Nurcahyo dan Putriani (2009) menyatakan, Market to Book Value of Equity (MBVE) merupakan proksi IOS berdasarkan harga yang melihat pertumbuhan perusahaan dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dan mengelola modal.

Penelitian Pratiska (2012) menyatakan investment opportunity set

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Nasrum (2013), Wijaya dan Bandi (2010), Pujiati dan Widanar (2009), Slater dan Zwirlein (1996) dan Rachmawati dan Triatmoko (2007). Hasil yang berbeda menurut Frederik,dkk. (2015) menyatakan

(19)

6

Penelitian ini dilakukan pada sektor industri barang konsumsi. Sektor industri barang konsumsi (consumer goods) merupakan industri dengan prospek yang cukup baik. Saat ini 50% pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dikontribusikan oleh sektor industri barang konsumsi. Kenaikan indeks sektoral pada sektor industri barang konsumsi banyak didukung oleh kenaikan harga saham emiten-emiten yang tergabung didalamnya, yang terdiri dari 37 emiten. Beberapa nama emiten yang cukup dikenal ikut mendorong kinerja indeks sektoral ini secara signifikan antara lain PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT Delta Djakanto Tbk (DLTA), PT Merek Indonesia Tbk (MERK), PT Handjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang dan mengacu pada hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang tidak konsisten (research gap) profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan dan investment opportunity set terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia, maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai “ Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

(20)

7

1) Bagaimanakah pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI periode 2012-2014 ?

2) Bagaimanakah pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI periode 2012-2014 ?

3) Bagaimanakah pengaruh pertumbuhan terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI periode 2012-2014 ?

4) Bagaimanakah pengaruh investment opportunity set terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI periode 2012-2014 ? 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI periode 2012-2014.

2) Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI periode 2012-2014.

3) Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI periode 2012-2014.

4) Untuk mengetahui pengaruh investment opportunity set terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI periode 2012-2014.

1.4 Kegunaan Penelitian

(21)

8 1) Kegunaan Teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terkait dengan pengaruh profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan dan investment opportunity set terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI.

2) Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dalam maupun di luar perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan nilai perusahaan yang akan memberikan kegunaan dan kontribusi kepada calon investor, perusahaan, akademisi dan penelitian yang akan datang.

1.5 Sistematika Penulisan

Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, digunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, masalah penelitian yang terdiri dari hal-hal apa saja yang mendasari dilakukannya penelitian, serta menguraikan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka

(22)

9

berkaitan dengan nilai perusahaan¸ profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan, dan investment opportunity set, dan hipotesis penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis yang digunakan.

Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan mengenai pembahasan hasil penelitian dari masing-masing variabel, pembahasan mengenai model analisis yang meliputi uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan pembahasan mengenai pengujian hipotesis yaitu uji parsial.

Bab V : Simpulan dan Saran

(23)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham yang ditandai dengan meningkatnya nilai perusahaan. Pengertian nilai perusahaan dicerminkan pada kekuatan tawar menawar saham. Apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan mempunyai prospek pada masa akan datang, maka nilai sahamnya menjadi tinggi. Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai kurang memiliki prospek maka harga saham menjadi rendah (Usunariyah, 2003:54). Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan seberapa besar perusahaan tersebut dapat memberikan keuntungan bagi investor. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan (Wiagustini, 2010:8).

(24)

11

investasi dapat memberikan dampak yang positif dalam pertumbuhan perusahaan, maka semakin tinggi harga saham perusahaan itu, semakin tinggi pula nilai perusahaannya.

Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen asset (Susanti, 2010). Tujuan maksimalisasi nilai perusahaan seharusnya dijadikan landasan dalam menentukan keputusan-keputusan keuangan perusahaan. Keputusan-keputusan yang ditentukan pihak manajemen perusahaan akan dapat mempengaruhi nilai perusahaan, begitu pentingnya keputusan keuangan sehingga harus dibuat secara hati-hati, sebelum suatu keputusan ditetapkan sebaiknya manajer perusahaan mempersiapkan keputusan tersebut secara matang (Hanafi, 2009:11).

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Harga saham yang digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan (clossing price), dan merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar (Fakhruddin dan Hadianto, 2001).

(25)

12

mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki Wahyudi dan Hartini (2006). Ross et al. (2008:54) medefinisikan nilai perusahaan merupakan sebuah pencapaian perusahaan sebagai indikator dari kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sejak pendirian perusahaan sampai saat ini. Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain :

1. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam angggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.

2. Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual dipasar saham.

3. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep ini intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

4. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.

(26)

13

Nilai perusahaan dapat diukur dengan Price book value (PBV). Rasio PBV menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relative terhadap jumlah modal yang diinvestasikan (Nurhayati, 2013). Rasio PBV mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham dan Houston, 2006:152).

Nilai perusahaan dapat dilihat dari PBV yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku. Berdasarkan perbandingan tersebut, harga saham perusahaan dapat diketahui berada di atas atau di bawah nilai bukunya. PBV yang terlalu tinggi, beresiko dan tidak menghasilkan return. PBV sangat terkait dengan return saham, karena perubahan harga saham akan merubah besarnya rasio PBV. Oleh karena itu, keberadaan PBV sangat penting bagi para investor untuk menentukan strateginya. Satuan dari PBV adalah kali (Brigham dan Houston, 2010:151) sebagai berikut :

2.1.2 Profitabilitas

(27)

14

hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan. Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.

Profitabilitas menurut Saidi (2004) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Tujuan para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain.

Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return

(28)

15

pihak – pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Menurut Kasmir (2008:197), menerangkan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yakni :

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.

(29)

16

maka semakin sempurna hasil yang akan dicapai, sehingga posisi dan kondisi tingkat profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.

Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan menjadi Return on Equity (ROE). ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak berdasarkan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam modal (ekuitas) untuk menghasilkan laba. ROE merupakan tingkat pengembalian ekuitas pemilik perusahaan. ROE sebagai salah satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting bagi para investor. ROE dibutuhkan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena dalam ROE ditunjukkan, semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan (Analisa, 2011). Satuan pengukuran ROE adalah dalam persentase, sebagai berikut :

2.1.3 Likuiditas

(30)

17

lancar yang tersedia. Aset lancar adalah aset diharapkan menjadi kas dalam jangka waktu singkat (biasanya kurang dari satu tahun) yang meliputi kas, efek yang diperdagangkan, piutang usaha, dan persediaan, sedangkan hutang lancar merupakan hutang yang harus dipenuhi dalam waktu dekat misalnya gaji, membayar biaya operasional, membayar hutang jangka pendek, dan lain sebagainya yang membutuhkan pembayaran segera. Agar perusahaan selalu likuid, maka posisi dana lancar yang tersedia harus lebih besar daripada utang lancar. Perusahaan yang tidak likuid berarti perusahaan itu tidak sehat (Wiagustini, 2010:76). Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan mulai lambat membayar tagihan (utang usaha), pinjaman bank, dan kewajiban lainnya yang akan meningkatkan kewajiban lancar. Jika kewajiban lancar naik lebih cepat daripada aset lancar, rasio lancar akan turun, dan ini merupakan pertanda adanya masalah (Brigham dan Houston, 2010:135).

(31)

18

dengan siklus operasi normal suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus pembelian-produksi, penjualan-penagihan).

Rasio likuiditas adalah rasio yang paling banyak mendapat perhatian baik dari para analis maupun investor. Rasio likuiditas yang sudah umum dikenal adalah sebagai berikut :

1. Current ratio : rasio ini dihitung dengan membagi asset lancar (current assets) dengan utang lancar (current liabilities). Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa aset lancar secara umum, terdiri atas: kas dan setara kas, surat berharga, piutang dagang, persediaan, biaya dibayar dimuka, dan asset lancar lainnya. Utang lancar terdiri atas : utang dagang, utang bank, utang pajak, uang muka pelanggan, dan lainnya. Rasio ini digunakan sebagai alat ukur atas kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang dan kewajiban jangka pendeknya (Raharjaputra, 2009:199). Semakin tinggi rasio lancar, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar berbagai tagihannya, akan tetapi rasio ini harus dianggap sebagai ukuran kasar karena tidak memperhitungkan likuiditas dari setiap komponen aktiva lancar. Perusahaan yang memiliki aktiva lancar sebagian besar terdiri atas kas dan piutang yang belum jatuh tempo, umumnya akan dianggap lebih likuid daripada perusahaan yang aktiva lancarnya terutama terdiri atas persediaan (Van dan Machowicz, 2009:207).

(32)

19

dianggap kurang likuid karena prosesnya cukup panjang, yaitu melalui penjualan dan kemudian piutang dagang atau tunai (Raharjaputra, 2009:200). Quick ratio memberikan ukuran yang mendalam tentang likuiditas daripada rasio lancar (Van dan Machowicz, 2009:207).

3. Rasio Kas (Cash Ratio) : Rasio Kas merupakan perbandingan antara kas dengan total hutang lancar. Dapat juga dihitung dengan mengikutsertakan surat-surat berharga. Kas dan surat berharga merupakan alat likuid yang paling dipercaya. Rasio kas juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan surat-surat berharga yang segera dapat diuangkan. Bertambah tinggi cash ratio berarti jumlah uang tunai yang tersedia makin besar sehingga pelunasan utang pada saat jatuh tempo tidak akan mengalami kesulitan.

Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi. Suatu perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut

(33)

20

juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan (Sawir, 2009:10).

Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio

sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara (Riyanto, 2008:28):

1. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar.

2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar.

3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.

Menurut Sjahrijal dan Djahotman (2013:37), Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar. Untuk mengukur likuiditas dalam penelitian ini digunakan rasio lancar atau Current ratio. Current Ratio

merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan, karena menunjukkan kemampuan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancarnya. Satuan pengukuran CR adalah dalam persentase, sebagai berikut :

(34)

21 2.1.4 Pertumbuhan

Rasio Pertumbuhan menurut Fahmi (2012:137) adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya didalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum, sedangkan menurut Kasmir (2012:107), Rasio Pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dengan nilai pertumbuhan yang tinggi akan lebih mudah dalam penempuhan semua kegiatan perusahaan, seperti peningkatan penjualan, mempermudah pinjaman di bank, dan tentunya tingkat kepercayaan investor yang tinggi oleh karena citra perusahaan yang semakin meningkat seiring pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik (Safrida, 2008). Pertumbuhan perusahaan yang semakin cepat dapat mencerminkan besarnya kebutuhan dana jika perusahaan ingin melakukan perluasan usaha, sehingga memperbesar pula keinginan perusahaan untuk menahan laba.

(35)

22

total aktiva yang dimiliki perusahaan (Kartini dan Tulus, 2008). Perusahaan-perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang cepat seringkali harus meningkatkan aktiva tetapnya. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak membutuhkan dana di masa depan dan juga lebih banyak menahan laba. Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang. Pertumbuhan adalah perubahan (penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya (Saidi, 2004).

Berdasarkan difinisi di atas dapat dijelaskan Growth merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode (satu tahun). Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang meyakini bahwa persentase perubahan total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth

perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah dengan menghitung proporsi kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diukur dari proporsi perubahan aset, untuk membandingkan kenaikan atau penurunan atas total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Secara matematis

growth dapat dinyatakan dengan rumus (dengan satuan persentase) sebagai berikut:

(36)

23 2.1.5 Investment Opportunity Set

Investasi menurut Martono dan Agus (2005) merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Menurut Fama (dalam Hasnawati, 2005:118) mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Menurut Gaver dan Kenneth (dalam Hasnawati, 2005:118) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang.

Melakukan kegiatan investasi merupakan keputusan tersulit bagi manajeman perusahaan karena akan mempengaruhi nilai perusahaan (Vranakis dan Prodromos, 2012). Istilah IOS muncul setelah dikemukakan oleh Myers (1977) memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi assets in place

(37)

24

semua kesempatan investasi di masa yang akan datang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi akan mengalami pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. Menurut Gaver dan Kenneth (1993) menyatakan nilai IOS ini bergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang (future discretionary expenditure) yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal dan dapat menghasilkan keuntungan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain. Menurut Kallapur dan Mark (1999) menyatakan proksi IOS yang digunakan dalam bidang keuangan digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

1) Proksi IOS berbasis pada harga

(38)

25

berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah : Market value of equity plus book value of debt, Ratio of book to market value of asset, Ratio of book to market value of equity, Ratio of book value of property, plant and equipment to firm value, Ratio of replacement value of assets to market value, Ratio of depreciation expense to value dan Price Earning Ratio.

2) Proksi IOS berbasis pada investasi

Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi adalah : Ratio R&D expense to firm value, Ratio of R&D expense to total assets, Ratio of R&D expense to sales, Ratio of capital addition to firm value, dan Ratio of capital addition to asset book value.

3) Proksi IOS berbasis pada varian

(39)

26

Proksi IOS yang dipilih dalam penelitian ini adalah proksi IOS yang digunakan oleh Gaver dan Kenneth (1993) yang merupakan proksi IOS yang paling valid sebagai proksi pertumbuhan. Proksi tersebut antara lain :

1) Rasio Market to Book Value of Asset (MV/BVA) Rasio Market to Book Value of Asset merupakan proksi IOS berdasarkan harga. Proksi ini digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan perusahaan berdasarkan banyaknya asset yang digunakan dalam menjalankan usahanya. Bagi para investor, proksi ini menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian kondisi perusahaan. Semakin tinggi MV/BVA semakin besar asset yang digunakan perusahaan dalam usahanya, semakin besar kemungkinan harga sahamnya akan meningkat, return saham pun meningkat.

(40)

27

3) Earning per Share / Price Ratio (E/P) Rasio Earning per Share / Price Ratio atau rasio per lembar saham terhadap harga pasar saham merupakan IOS yang menggambarkan seberapa besar earning power yang dimiliki perusahaan. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin menarik investasi perusahaan tersebut. Hal ini berdampak positif pada return saham.

4) Ratio Capital Expenditure to Book Value of Asset (CA/BVA) Rasio ini digunakan untuk melihat besarnya aliran tambahan modal saham perusahaan. Dengan modal tambahan saham ini perusahaan dapat memanfaatkannya untuk tambahan investasi aktiva produktifnya. Semakin besar aliran tambahan modal saham, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memanfaatkannya sebagai tambahan investasi. Dengan demikian akan mengakibatkan kenaikan harga saham pada perusahaan.

Menurut Nurcahyo dan Putriani (2009) menyebutkan bahwa IOS dapat diukur melalui rasio nilai buku ekuitas (market to book value of equity). Maksud pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai suatu perusahaan.

(41)

28

(2012), secara matematis Market to book value of equity ratio (MBVE) dapat dinyatakan dengan rumus (dengan satuan persentase) :

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan rasio yang dapat mewakili kinerja keuangan perusahaan, dimana meningkatnya kinerja keuangan perusahaan akan meningkatkan return yang akan di dapatkan oleh investor. Profitabilitas dapat dihitung dengan ROE (return on equity). ROE mencerminkan tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang saham. Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Maka, akan terjadi hubungan positif antara profitabilitas dengan harga saham dimana tingginya harga saham akan mempengaruhi nilai perusahaan.

(42)

29

perusahaan. Penelitian lainnya yang sejalan yaitu Marangu dan Ambrose (2014).

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI.

2.2.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan

Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi atau pada saat ditagih (Raharjaputra, 2009:194). Likuiditas dalam teori berhubungan positif dengan nilai perusahaan. Semakin tinggi likuiditas maka nilai perusahaan tinggi dan semakin rendah likuiditas maka nilai perusahaan rendah. Kemampuan kas yang tinggi akan berdampak terhadap kemampuan kewajiban jangka pendek perusahaan dan berdampak positif terhadap nilai perusahaan.

Menurut Mahendra et al. (2012), menemukan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Prisiliarompas (2013) dan Rustam (2013). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI.

2.2.3 Pengaruh Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan

(43)

30

semakin tinggi potensi profitabilitas perusahaan di masa depan sehingga semakin tinggi pula nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dapat menjadi indikator dari nilai perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan perusahaan menunjukkan sinyal positif dan perkembangan yang baik dimana pertumbuhan suatu perusahaan tersebut memiliki dampak menguntungkan dan perusahaan juga mengharapkan rate of return dari investasi yang dilakukan.

Hal ini berarti pertumbuhan perusahaan menunjukkan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaaan, dimana semakin baik pertumbuhan perusahaan maka nilai perusahaan akan meningkatkan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Noerirawan dan Abdul (2012) danKusumajaya (2011). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Pertumbuhanberpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI.

2.2.4. Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung sehingga diperlukan proksi dalam pengukurannya, yakni Market to Book Value of Equity

(MBVE). MBVE merupakan proksi IOS berdasarkan harga yang melihat pertumbuhan perusahaan dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dan mengelola modal. Untuk itu, hasil ini memberikan pengertian bahwa kesempatan investasi yang dilihat dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dan mengelola modal berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan. IOSakan memberikan informasi tentang prospek pendapatan yang

(44)

31

dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama, 1978).

Penelitian yang dilakukan Nasrum (2013) menyatakan keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005:123) Wijaya dan Bandi (2010), Pujiati dan Widanar (2009), Slater dan Zwirlein (1996), Rachmawati dan Triatmoko (2007) dan Pratiska (2012) yang menyatakan IOSberpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara IOS dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: H4 : Investment Opportunity Set berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan prototipe dan rancangan basis data yang akan dibuat memperlihatkan fungsi dasar dari model keputusan yang telah dirancang dalam bentuk sistem pendukung keputusan

Rasio Net Interest Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank melalui kinerja bank dalam menghasilkan pendapatan bunga, yang diukur melalui

Persentase penyelesaian diukur dengan menggunakan ukuran keluaran ( output measures ) yang ditentukan oleh bagian tenaga ahli dan operasi dalam bentuk laporan prestasi proyek, hal

Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Tata Kelola Perusahaan maupun usaha Pupuk Kaltim yang

Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani Sasaran (Outcome/ Output yg.

Pola yang terbentuk dari pecahan batuan alam ini tampak elegan dengan balutan warna abu- abu dan putih khas bebatuan untuk konsep desain modern yang fungsional karena selain

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) dan atau instrumen

Dalam rangka mewujudkan terciptanya transparansi dan akuntabilitas publik atas pencatatan, pengelolaan, dan pelaporan dana kampanye Pemilu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor