• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pengaruh Pemberian Terapi Etoricoxib dan Paracetamol Dalam Jangka Waktu 2 Minggu Terhadap Proses Awal Penyembuhan Fraktur Pada Tikus Yang Menjalani Operasi Reduksi Terbuka Dengan Fixasi I.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pengaruh Pemberian Terapi Etoricoxib dan Paracetamol Dalam Jangka Waktu 2 Minggu Terhadap Proses Awal Penyembuhan Fraktur Pada Tikus Yang Menjalani Operasi Reduksi Terbuka Dengan Fixasi I."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN TERAPI ETORICOXIB

DAN PARASETAMOL DALAM JANGKA WAKTU 2 MINGGU,

TERHADAP PROSES AWAL PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TIKUS

YANG MENJALANI OPERASI REDUKSI TERBUKA DENGAN FIKSASI

INTERNAL

I.B.G DARMA WIBAWA

Pembimbing :

Prof. DR. dr. I Ketut Siki Kawiyana, Sp.B, Sp.OT (K)

dr I K Suyasa, Sp.B, Sp.OT (K)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan ... 7

1.4 Manfaat ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1 Fisiologi Penyembuhan Fraktur ... 10

2.1.1 Anatomi dan Histologi Tulang ... 10

2.1.2 Proses Penyembuhan Fraktur ... 12

2.2 Peranan Siklooksigenase-2 ( COX-2 ) dalam Proses 2.3 Penyembuhan Fraktur ... ...15

2.4 Mekanisme Penghambatan Siklooksigenase-2 ( COX-2 ) Oleh COX-2 Inhibitor ……… ... 16

(3)

2.6 Parasetamol ……… 19

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS ... 21

3.1 Kerangka Berpikir ... 21

3.2 Kerangka Konsep ... 23

3.3 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB IV METODELOGI PENELITIAN ... 25

4.1 Desain Penelitian ... 25

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

4.3 Populasi dan Sampel ... 26

4.4 Kriteria Subjek ... 26

4.4.1 Kriteria Inklusi ... 26

4.4.4 Kriteria Drop Out ... 27

4.5 Besar Sampel ... 27

4.6 Identifikasi Variabel ... 28

4.7 Definisi Operasional ... 28

4.8 Cara Kerja ... 30

4.8.1 Alat dan Bahan ... 31

4.8.2 Pembuatan Sediaan Histopatologis Tulang ... 31

4.9 Alur Penelitian ... 33

4.10 Analisis Data ... 34

BAB V HASIL PENELITIAN ... 35

(4)

5.2 Uji Normalitas Data ... 39

5.3 Uji Homogenitas Data ... 40

5.4Perbandingan Jumlah Berdasarkan Kelompok ... 41

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 49

6.1 Subyek Penelitian ... 49

6.2. Pengaruh Pemberian Etoricoxib Terhadap Jumlah Sel Osteoblast dan Osteoclast ... 50

6.2.1.Pengaruh Etoricoxib Terhadap Jumlah Sel Osteoblast ... 50

6.2.2. Pengaruh Etoricoxib Terhadap Jumlah Sel Osteoclast ... 52

6.3 Pengaruh Pemberian Etoricoxib Terhadap Lebar Kortikal ... 53

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 55

7.1 Simpulan ... 55

7.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(5)

ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN TERAPI ETORICOXIB DAN PARASETAMOL DALAM JANGKA WAKTU 2 MINGGU, TERHADAP PROSES AWAL PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TIKUS YANG MENJALANI OPERASI

REDUKSI TERBUKA DENGAN FIKSASI INTERNAL I.B.G Darma Wibawa

Fraktur pada tulang adalah suatu kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan kita dan komplikasi awal dari fraktur yang terjadi pada tulang adalah nyeri sehingga diperlukan penanganan yang efektif, dengan pemberian analgetik. Salah satu grup analgetik yang sering diberikan adalah COX-2 inhibitor baik yang spesifik maupun non spesifik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek dari penggunaan etoricoxib peroral yang dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberikan parasetamol, terhadap jumlah sel osteoblast, jumlah sel osteoclast, dan lebar kortikal tulang pada tikus.

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan rancangan Randomized Post-test Only Control Group Design dengan sampel 33 ekor. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok dan dilakukan fraktur tertutup dan difiksasi dengan K-wire 1.2. Kelompok Pertama ( P0 ) diberikan paracetamol 60 mg/kg berat badan perhari. Kelompok Kedua ( P1 ) diberikan etoricoxib dengan dosis 3 mg/kg berat badan perhari ( dosis ekivalen 60 mg/kg berat badan ). Kelompok Ketiga ( P2 ) yang diberikan etoricoxib 10 mg/kg berat badan perhari ( dosis ekivalen 90 mg/kg berat badan . Semua terapi diberikan secara secara oral selama 2 minggu.

Dari data pemeriksaan histopatologis, didapatkan hasil berupa jumlah sel osteoblast, jumlah sel osteoclast dan lebar kortikal tulang pada daerah fraktur. Rerata jumlah sel osteoblast tertinggi pada kelompok P0 380.7 ± 32.9, sedangkan pada kelompok P1 290 ± 23.6, dan terendah pada kelompok P2 253.7 ± 10.3. Jumlah rerata osteoclast tertinggi sebaliknya didapatkan pada kelompok P2 67.5 ± 4.7, kemudian kelompok P1 52.2 ± 6.0 dan terendah pada kelompok P0 31.6 ± 4.3. Sedangkan lebar kortikal terbesar dijumpai pada kelompok P0 3596.0 ± 1262.0, kemudian kelompok P1 3050.8 ± 724.1 dan terendah pada kelompok P2 2486.2 ± 803.8. Pada uji Tamhane untuk jumlah sel osteoblast didapatkan berbeda bermakna antara Kelompok Kontrol dengan Kelompok Perlakuan 1(p= 0,001), dan berbeda bermakna antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan 2(p= 0,001 ), serta berbeda bermakna antara Kelompok Perlakuan 1 dan Perlakuan 2(p= 0,001). Pada uji lanjutan dengan Least Significant Difference – test (LSD) untuk jumlah sel osteoclast didapatkan berbeda bermakna antara Kelompok Kontrol dengan Kelompok Perlakuan 1(p= 0,001), berbeda bermakna antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan 2 (p= 0,001), berbeda bermakna antara Kelompok Perlakuan 1 dan Perlakuan 2(p= 0,001). Sedangkan untuk diameter kortikal dilakukan tes lanjutan non parametrik dengan tes Kruskall Wallis, dimana didapatkan tren penurunan lebar kortikal antara kelompok P0, P1, dan P2. Hanya saja belum dapat ditarik kesimpulan pemberian obat secara langsung mempengaruhi diameter kortikal pada daerah fraktur.

(6)

tren penurunan diameter kortikal pada kelompok pemberian etoricoxib akan tetapi belum dapat ditarik kesimpulan bahwa etoricoxib mempengaruhi kallus secara langsung.

(7)

Abstract

A Comparison Study Between the Effects of Paracetamol and Etoricoxib Following Internal Fixation on Bone Fracture Healing in Rats

I.B.G Darma Wibawa

Fracture following trauma are common cases in emergency room. All of cases must be given analgetic to alleviate pain after fracture. Recently, COX-2 specific inhibitor are getting widely used. This study aims to evaluate effects of etoricoxib ( a group 2 selective COX-2 inhibitor ) . Etoricoxib was given orally then evaluate number of osteoblast, number osteoclast and cortical width on rat following fracture and internal fixation.

Our study was experimental study with Randomized post-test control only group design with 33 samples. Closed, midshaft fractures was produced on Wistar Rats. Then rats divided into three groups as : group 1 ( P0 ) with paracetamol 60 mg/kg body weight, group 2 ( P1 ) with etoricoxib 3 mg/kg body weight and group 3 ( P2 ) with etoricoxib 10 mg/kg body weight, which was given orally for two weeks. Fracture healing was assessed by 4 weeks following treatment.

Histopathological findings, described number of osteoclast, number of osteoclast and cortical width. The highest mean number of osteoblast found at paracetamol group and decreased on etoricoxib group as the dosages increased. Contrary to osteoblast, mean number of osteoclast increased by etoricoxib dosages with paracetamol was the lowest number. Cortical width on three group trended, lowering by each group P0, P1 and lowest at P2.

Our data indicated that, etoricoxib altered osteoblast maturation and proliferation following early bone healing phase. Otherwise, previous findings that COX-2 specific inhibitor also altered osteoclastogeneses was not established on this study. Our findings suggested that orally administer etoricoxib seemed to have positive effects on osteoclastogeneses. The results also revealed that even cortical width trend lowering by each group P0, P1 and P2, there was not enough data to support that etoricoxib has negative effects on cortical width .

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Kata Pengantar Puji syukur disampaikan sebesar-besarnya kehadirat Allah YME atas segala rahmat, kuasa dan karuniaNya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan tugas akhir ini

Proses pemasukan data dari basis data relasional ke OLAP Server Palo menggunakan PHP Palo API yang terdapat pada modul updatelocation.php dan updatelocationDaily.php untuk

Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfiah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang

dipastikan memberikan informasi yang akurat sesuai dengan keadaan diri.. subjek yang sebenarnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi kualitas. psikometrik 16 PF di Indonesia

Pengertian Agro-ekosistem dalam paper ini adalah sebuah sistem ekologi dan sosio ekonomi, yang mencakup hewan peliharaan dan tanaman serta.. manusia yang mengelolanya,

Kepala Seksi Tata Usaha Bidang Mutasi Kantor Badan Kepegawaian Negara Regional I Yogyakarta menyatakan bahwa Masa kerja yang dapat diperhitungkan dalam Peninjauan

Penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan

hipertensi di Posyandu Lansia Dusun Jetak Mutihan Gantiwarno Klaten.. 2) Berdasarkan uji statistik nilai pretes dan posttest pada tekanan darah. diastolik, didapatkan p value