• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN IPS BERBASIS NILAI SIMBOLISME KAIN SONGKET UNTUK MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL SISWA DI SMP NEGERI 6 KAYUAGUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN IPS BERBASIS NILAI SIMBOLISME KAIN SONGKET UNTUK MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL SISWA DI SMP NEGERI 6 KAYUAGUNG."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ix

: Prof. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd. Tesis Program Studi Magister Pendidikan Sejarah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan model pembelajaran IPS yang dipakai saat ini di SMP Negeri 6 Kayuagung, (2) Mendeskripsikan pengembangan model pembelajaran IPS berbasis nilai simbolisme Kain Songket untuk meningkatkan solidaritas sosial siswa, (3) Mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran IPS berbasis nilai simbolisme Kain Songket untuk meningkatkan solidaritas sosial siswa.

Penelitian dan pengembangan ini disusun berdasarkan konsep yang telah dibuat oleh Borg and Gall. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, angket dan test prestasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi studi pendahuluan, pengembangan model pembelajaran, dan uji efektivitas model. Analisis data kelayakan model menggunakan skala Lingkert dengan rentang 5 sedangkan uji efektivitas model menggunakan uji T.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru (teacher centered). Tingkat solidaritas sosial siswa masih tergolong rendah. Peserta didik cenderung saling mengejek satu sama lain jika dihubungkan dengan soal perbedaan diantara mereka. Sebagian siswa besar peserta didik juga masih ada yang tidak memahami mengenai nilai-nilai simbolisme dari Kain Songket. Namun keterbatasan dan sulitnya sumber tentang nilai simbolisme Kain Songket ini menjadi kendala bagi guru untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis budaya. Adapun langkah-langkah ini dibagi menjadi beberapa tahap antara lain pendahuluan, inti dan penutup. Validasi oleh pakar dijadikan pertimbangan untuk menyempurnakan model yang dikembangkan sebelum diujicobakan. Hasil uji validasi model diperoleh nilai sebesar 4,44 (baik), validasi RPP diperoleh nilai 3,82 (baik), validasi materi diperoleh nilai 4,00 (baik) dan validasi soal dengan nilai 4,72 (baik). Pada uji T diperoleh nilai 3,789 dengan signifikansi 0,000<0,025, artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap model yang dikembangkan. Sedangkan Uji T untuk penilaian sikap solidaritas sosial sebesar 2,360 dengan taraf signifikansi 0,021<0,025, sehingga rerata sebelum dan sesusah perlakuan kelas eksperimen tidak sama. Dengan demikian model pembelajaran IPS yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan prestasi dan sikap solidaritas sosial peserta didik.

(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan terkait dengan penelitian dan pengembangan model pembelajaran IPS berbasis nilai simbolisme Kain Songket untuk meningkatkan solidaritas sosial siswa. kesimpulan pada penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu kondisi awal pembelajaran, pengembangan model, dan efektivitas model yang dikembangkan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. a. Pembelajaran IPS di SMP Negeri 6 Kayuagung

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti menggunakan observasi dan wawancara, maka dapat diketahui bahwa proses pembelajaran IPS yang selama ini digunakan oleh guru di kelas VII adalah dengan menggunakan metode ceramah, tanya-jawab dan diskusi kelompok. Dalam melaksanakan tugasnya, guru tidak pernah menggunakan pendekatan pendidikan nilai dan juga menanamkan nilai-nilai kebudayaan lokal. Padahal, ini adalah sesuatu yang sangat penting dilakukan selain memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Selain itu, guru tidak menambahkan metode bermain di dalam kelas untuk menarik kemauan dan keaktifan peserta didik dalam belajar.

b. Kebutuhan pembelajaran IPS saat ini di SMP Negeri 6 Kayuagung Dari data wawancara dan angket analisis kebutuhan peserta didik dan guru, disimpulkan bahwa peserta didik menginginkan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh mereka. Sedangkan guru menginginkan metode pengajaran yang lain sehingga dapat membuat peserta didik antusias dan aktif dalam belajar di kelas. Mengenai nilai-nilai kebudayaan lokal, guru dan siswa setuju dan menganggap itu sangat penting diterapkan di dalam proses pembelajaran IPS untuk membentuk sikap peserta didik.

(3)

2. Pengembangan Model Pembelajaran

Pengembangan model pembelajaran IPS berbasis nilai simbolisme Kain Songket ini menggunakan TGT karena dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri dan dalam penerapannya lebih menyenangkan bagi peserta didik sehingga dapat meningkatkan prestasi peserta didik. Selain itu, model pembelajaran ini menggunakan VCT karena dapat meningkatkan solidaritas sosial peserta didik dengan memilih, menghargai dan menunjukkan nilai-nilai yang terkandung dalam simbol-simbol dari motif Kain Songket. Adapun langkah-langkah dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilakukan berdasarkan pendekatan pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013 yang dikenal dengan 5M, meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengomunikasikan.

Desain awal pengembangan model pembelajaran IPS yang disusun oleh peneliti ini setelah proses validasi oleh ahli kemudian dilakukan perbaikan yang berkolaborasi dengan guru. Selain itu, model pembelajaran ini juga sebagai revitalisasi kebudayaan lokal masyarakat Sumatera Selatan.

Langkah berikutnya adalah uji coba dilakukan melalui beberapa tahap, yakni uji coba terbatas kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang peserta didik, uji coba terbatas kelompok besar yang terdiri dari 10 orang peserta didik dan uji coba luas yang terdiri dari 30 orang peserta didik. setelah itu, kemudian model yang telah direveisi melalui tahap uji coba lalu diimplementasikan di kelas eksperimen untuk melihat efektivitasnya.

3. Uji Efektivitas Model Pembelajaran

(4)

Sedangkan untuk menunjukkan efektivitas sikap solidaritas sosial, pada kelas eksperimen memiliki hasil yang lebih baik dibanding dengan kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan hasil Uji T = 2,360 dengan taraf signifikansi 0,021 < 0,025. Dengan demikian terdapat perbedaan rerata sikap antara solidaritas sosial antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, maka menimbulkan beberapa implikasi secara teoritis maupun secara praktis, sebagai berikut:

1. Implikasi Taoritis

a. Secara teoritis penggunaan model pembelajaran IPS berbasis nilai simbolisme Kain Songket dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap solidaritas sosial peserta didik sebagai target utama dalam proses pembelajaran. Kain Songket sebagai salah satu peninggalan kebudayaan lokal masyarakat Sumatera Selatan memberikan nilai-nilai kehidupan bagi masyarakat. Selain itu, juga sebagai revitaslisasi terhadap kebuayaan lokal sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa keterangan nilai-nilai simbolis dari Kain Songket dibutuhkan dalam membentuk sikap solidaritas sosial peserta didik.

b. Dengan mengambil nilai-nilai simbolisme dari Kain Songket, model pembelajaran IPS yang dikembangkan ini mampu meningkatkan sikap solidaritas sosial peserta didik, karena di dalamnya terdapat kearifan lokal yang mengarahkan peserta didik untuk menanamkan dan mengajarkan hidup untuk solid di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat sebagai investasi kepribadian jangka panjang.

c. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan maupun penambah informasi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk melakukan penelitian pengembangan pembelajaran IPS berbasis budaya lokal.

2. Implikasi Praktis

a. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran

(5)

signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. peserta didik sangat tertarik dan antusias terhadap setiap langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru terutama pada penggunaan media dan sesi game turnamen yang dirancang baik oleh peneliti dan guru. Penanaman nilai-nilai budaya lokal juga mudah diterapkan oleh guru dengan pendekatan VCT. Selain itu, mengenai KI dan KD serta materi telah disesuaikan dengan kurikulum yang ada.

C. Saran 1. Bagi Peserta Didik

Diharapakan dengan model pembelajaran yang dikembangkan mampu membentuk sikap peserta didik dalam bekerjasama, toleransi dan saling menghormati dalam perbedaan di kelas maupun dilingkungan masyarakat untuk membangun solidaritas sosial.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan mampu memotivasi guru untuk menerapkan model pembelajaran berbasis budaya dalam proses pembelajaran IPS agar tujuan pembelajaran IPS yang salah satunya membentuk segi afektif peserta didik dapat tercapai. Selain itu, agar guru dalam pembelajaran IPS dapat menyusun kegiatan dikelas yang lebih aktif, kretaif dan menyenangkan.

3. Bagi Peneliti Lain

Referensi

Dokumen terkait

Salak pondoh yang terdapat dikabupaten sleman ternyata mempunyai beragam jenis, diantaranya pondoh super, pondoh gading, pondoh manggala dan pondoh madu // Untuk nama yang terakhir

Dimensi-dimensi dari material memiliki peran masing-masing untuk menghasilkan desain booth yang baik dan menarik, karena semakin menarik desain booth tersebut maka semakin menarik

Menurut Dinkmeyer and Caldwell (dalam Ahman,1998), bahwasanya ada beberapa faktor yang membedakan antara bimbingan di SD dengan sekolah menengah, yaitu : pertama, bimbingan di

PENGARUH KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT DI THE PREMIERE HOTEL KOTA PEKANBARU.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

Diisi benda-benda yang merupakan kesatuan dengan tanah yang secara tegas diikutsertakan sebagai obyek Hak Tanggungan, sebagai ternyata dalam Akta Pemberian Hak Tang-gungan. 6)

situation. It means by not understanding tenses, it will create confusion for the listener to understand the students‟ idea, especially when they have given a

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik antara model pembelajaran Snow Balling dengan