vii ABSTRAK
KORELASI ANTARA PANDANGAN SISWA SMA TERHADAP PROFESINALITAS GURU DENGAN PRESTASI
SISWA DALAM BELAJAR FISIKA DI TIMOR LESTE
Martinha da Costa Pereira Neto profesionalitas guru dengan prestasi siswa dalam belajar fisika.
Subyek penelitian terdiri dari siswa/I SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal dan SMAN 4 De Setembro di Timor Leste. Jumlah siswa dalam sampel penelitian ini sebanyak 423 siswa.Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner, dokumentasi nilai rapor fisika cawu I dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson pada program SPSS 17 dengan taraf signifikansi 0.05.Bila p < α → Signifikan.
viii ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN IDEA OF STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL ABOUT THE TEACHERS PROFESSIONALISM WITH STUDENTS’
ACHIEVEMENT WITHIN LEARNING PHYSICS IN TIMOR LESTE
Martinha da Costa Pereira Neto professionalism and students’ achievement inPhysics learning.
Subjects of this research consisted of students of SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal and SMAN 4 De Setembro in Timor Leste. Sample of this research were 423 students. Instrument of this research was questionnaires, value of physics first quarterly documentation and interviews. The data was analyzed using Pearson correlation on
program SPSS 17 with significant level 0.05. If p < α → Significant.
i
KORELASI ANTARA PANDANGAN SISWA SMA
TERHADAP PROFESIONALITAS GURU DENGAN PRESTASI
SISWA DALAM BELAJAR FISIKA DI TIMOR LESTE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh :
Martinha Da Costa Pereira Neto NIM : 081424001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Life is like piano, colored White and black. However, when the Lord who play it, all to be wonderful ”.
vii ABSTRAK
KORELASI ANTARA PANDANGAN SISWA SMA TERHADAP PROFESINALITAS GURU DENGAN PRESTASI
SISWA DALAM BELAJAR FISIKA DI TIMOR LESTE
Martinha da Costa Pereira Neto profesionalitas guru dengan prestasi siswa dalam belajar fisika.
Subyek penelitian terdiri dari siswa/I SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal dan SMAN 4 De Setembro di Timor Leste. Jumlah siswa dalam sampel penelitian ini sebanyak 423 siswa.Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner, dokumentasi nilai rapor fisika cawu I dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson pada program SPSS 17 dengan taraf signifikansi 0.05.Bila p < α → Signifikan.
viii ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN IDEA OF STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL ABOUT THE TEACHERS PROFESSIONALISM WITH STUDENTS’
ACHIEVEMENT WITHIN LEARNING PHYSICS IN TIMOR LESTE
Martinha da Costa Pereira Neto professionalism and students’ achievement inPhysics learning.
Subjects of this research consisted of students of SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal and SMAN 4 De Setembro in Timor Leste. Sample of this research were 423 students. Instrument of this research was questionnaires, value of physics first quarterly documentation and interviews. The data was analyzed using Pearson correlation on
program SPSS 17 with significant level 0.05. If p < α → Significant.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Korelasi Antara Pandangan Siswa SMA Terhadap Profesionalitas Guru Dengan Prestasi Siswa Dalam Belajar Fisika Di Timor Leste.
Tujuan penulisan skripsi ini untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, saran, nasehat, semangat dan doa dari beberapa pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ., MST., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dan juga sebagai dosen pembimbing akademik.
2. Drs. A. Atmadi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.
3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan membimbing penulis selama belajar di USD.
x
5. Romo Kepala Sekolah SMAK Hati Kudus Yesus dan SMAK Kolese St. Yoseph, Suster Kepala Sekolah SMAK St. Madalena De Canossa, Bapak Kepala Sekolah SMAK Cristal dan SMAN 4 De Setembro Timor Leste yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian serta Guru-guru fisika yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dalam melaksanakan penelitian.
6. Kedua Orangtuaku, Kakak dan Adik-adikku tercinta yang selalu memberikan perhatian, semangat, kasih dan doa selama ini.
7. Romo Eduard Ratu Dopo, SJ dan Romo Ageng Marwata, SJ yang telah memberikan kesempatan untuk kuliah, dan selalu memberi dukungan dan doa. 8. Pe. Guilhermino, Pr dan Pe. Aparicio, Pr yang telah memberikan dukungan. 9. Buat My Lovely: Mana Noy Doben, Mana Laura Doben, Querida Dyra, Daly,
Lila, Mana Nina, Netha, Maia, Maun Costa, Chriz, Jack, Rui, Nina dan ateo. 10. Buat teman-teman P.Fis’08: Ana, Katrin, Leo, Lina, Suster Renata, Frater Raja,
Salib, Enggar, Mita, dan semua pihak yang tidak dapatdisebutkan satu persatu atas saran, ide dan dukungan yang diberikan hingga tulisan ini terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Catatan tentang kekurangan yang terdapat dari pembaca dengan senang hati akan penulis terima dengan penuh penghargaan dan ucapan terima kasih.
Harapan Penulis, mudah-mudahan skripsi ini memiliki manfaat bagi yang berkepentingan.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PENYATAAN KEASLIAN KARYA... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xxv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
xii
C. Tujuan ... 5
D. Manfaat ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI A. Profesionalitas Guru ... 7
B. Sikap Guru 1. Pengertian Sikap ... 15
2. Sikap Guru ... 16
C. Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru Fisika ... 20
D. Prestasi Belajar ... 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 25
C. Populasi dan Sampel ... 25
D. Variabel Penelitian ... 26
E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Kuesioner ... 27
2. Dokumentasi Prestasi Belajar Fisika ... 28
3. Wawancara ... 29
xiii
G. Metode Analisis Data ... 30
H. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan ... 35 2. Tahap Pengumpulan Data ... 35
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Penelitian ... 38 B. Deskripsi Data
1. Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru ... 39 2. Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 65 C. Analisis Data
1. Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru ... 72 2. Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 81 3. Korelasi Antara Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru
Dengan Prestasi Siswa Dalam Belajar Fiska ... 83 D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru ... 89 2. Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 95 3. Korelasi Antara Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru
xiv BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ... 107
B. Saran 1. Bagi Guru ... 108
2. Bagi Sekolah ... 108
3. Bagi Peneliti Lain ... 109
DAFTAR PUSTAKA ... 110
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Dari Kampus ... 112 Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari
Sekolah ... 117 Lampiran 3 Kuesioner Pandangan Siswa Terhadap
Profesionalitas Guru ... 122 Lampiran 4 Dokumen Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 128 Lampiran 5 Data Skor Pandangan Siswa Terhadap
Profesionalitas Guru ... 140 Lampiran 6 Data Skor Pandangan Siswa Terhadap ProfesionalitasGuru
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi kuesioner pandangan siswa terhadap profesionalitas guru ... 27
Tabel 2 Pemberian skor kuesioner ... 30
Tabel 3 Kategori pandangan siswa terhadap profesionalitas guru pada aspek
Kepribadianguru ... 31
Tabel 4 Kategori pandangan siswa terhadap profesionalitas guru pada aspek
kompetensi guru ... 31
Tabel 5 Kategori pandangan siswa terhadap profesionalitas guru pada aspek
pemahaman guru akan situasi siswa ... 32
Tabel 6 Kategori pandangan siswa terhadap profesionalitas guru pada aspek
penilaian guru ... 32
Tabel 7 Kategori prestasi siswa dalam belajar fisika ... 33
Tabel 8 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kepribadian Guru
SMAK Hati KudusYesus ... 39
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Kepribadian GuruSMAK Hati
Kudus Yesus ... 40
xvii
Hati Kudus Yesus ... 40
Tabel 11 Distribusi Frekuensi SkorAspek Kompetensi Guru SMAK Hati
Kudus Yesus ... 41
Tabel 12 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Pemahaman Guru akan
Situasi Siswa SMAK Hati Kudus Yesus ... 41
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Pemahaman Guru akan Situasi
SiswaSMAK Hati Kudus Yesus ... 42
Tabel 14 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Penilaian GuruSMAK Hati
Kudus Yesus ... 42
Tabel 15 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Penilaian Guru SMAK Hati
Kudus Yesus ... 43
Tabel16 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesionalitas Guru SMAK Hati
Kudus Yesus ... 43
Tabel 17 Distribusi Frekuensi Skor Profesionalitas Guru SMAK Hati Kudus
Yesus ... 44
Tabel 18 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kepribadian Guru SMAK
Kolese St. Yoseph ... 44
xviii
St. Yoseph ... 45
Tabel 20 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kompetensi Guru SMAK
Kolese St. Yoseph ... 45
Tabel 21 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Kompetensi Guru SMAK Kolese
St. Yoseph ... 46
Tabel 22 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Pemahaman Guru akan
SituasiSiswa SMAK Kolese St. Yoseph ... 46
Tabel 23 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Pemahaman Guru akan Situasi
Siswa SMAK Kolese St. Yoseph ... 47
Tabel 24 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Penilaian Guru SMAK
Kolese St. Yoseph ... 47
Tabel 25 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Penilaian Guru SMAK
Kolese St. Yoseph ... 48
Tabel 26 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesionalitas Guru SMAK
Kolese St. Yoseph ... 48
Tabel 27 Distribusi Frekuensi Skor Profesionalitas Guru SMAKKolese
St. Yoseph ... 49
xix
St. Madalena De Canossa ... 49
Tabel 29 Distribusi Frekuensi SkorAspek Kepribadian Guru SMAK
St. Madalena De Canossa ... 50
Tabel 30 Data Perhitungan pada KuesionerAspek Kompetensi Guru SMAK
St. Madalena De Canossa ... 50
Tabel 31 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Kompetensi Guru SMAK
St. Madalena De Canossa ... 51
Tabel 32 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Pemahaman Guru akan
Situasi Siswa SMAK St. Madalena De Canossa ... 51
Tabel 33 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa
SMAK St. Madalena De Canossa ... 52
Tabel 34 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Penilaian Guru SMAK
St. Madalena De Canossa ... 52
Tabel 35 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Penilaian Guru SMAK St. Madalena
De Canossa ... 53
Tabel36 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesionalitas Guru SMAK
St. Madalena De Canossa ... 53
xx
De Canosssa ... 54
Tabel 38 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kepribadian Guru
SMAK Cristal ... 54
Tabel 39 Distribusi Frekuensi Skor Aspek Kepribadian Guru
SMAK Cristal ... 55
Tabel 40 Data Perhitungan pada KuesionerAspek Kompetensi Guru
SMAK Cristal ... 55
Tabel 41 Distribusi Frekuensi SkorAspek Kompetensi Guru
SMAK Cristal ... 56
Tabel 42 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Pemahaman Guru akan Situasi
Siswa SMAK Cristal ... 56
Tabel 43 Distribusi Frekuensi SkorAspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa
SMAK Cristal ... 57
Tabel 44 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Penilaian Guru
SMAK Cristal ... 57
Tabel 45 Distribusi Frekuensi SkorAspek Penilaian Guru
SMAK Cristal ... 58
xxi
SMAK Cristal ... 58
Tabel 47 Distribusi Frekuensi Skor Profesionalitas Guru SMAK Cristal ... 59
Tabel 48 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Kepribadian Guru
SMAN4 De Setembro ... 59
Tabel 49 Distribusi Frekuensi SkorAspek Kepribadian Guru SMAN 4
De Setembro ... 60
Tabel50 Data Perhitungan pada KuesionerAspek Kompetensi Guru SMAN 4
De Setembro ... 60
Tabel51 Distribusi Frekuensi SkorAspek Kompetensi Guru SMAN 4
De Setembro ... 61
Tabel52 Data Perhitungan pada KuesionerAspek Pemahaman Guru akan
Situasi Siswa SMAN 4 De Setembro ... 61
Tabel53 Distribusi Frekuensi SkorAspek Pemahaman Guru akan Situasi
Siswa SMAN 4 De Setembro ... 62
Tabel54 Data Perhitungan pada Kuesioner Aspek Penilaian Guru SMAN4
De Setembro ... 62
Tabel55 Distribusi Frekuensi SkorAspek Penilaian Guru SMAN 4
xxii
Tabel56 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesionalitas Guru SMAN4
De Setembro ... 63
Tabel57 Distribusi Frekuensi Skor Profesionalitas Guru SMAN 4
De Setembro ... 64
Tabel58 Data Perhitungan pada Kuesioner Profesinalitas Guru untuk
Keseluruhan Sekolah ... 64
Tabel59 Distribusi Frekuensi Skor pada Kuesioner Profesionalitas Guru untuk
Keseluruhan Sekolah ... 65
Tabel60 Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu I SMAK Hati
Kudus Yesus ... 66
Tabel61 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I SMAKHati
Kudus Yesus ... 66
Tabel62 Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu I SMAK Kolese
St. Yoseph ... 67
Tabel63 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I SMAK Kolese
St. Yoseph ... 67
Tabel64 Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu I SMAKSt. Madalena
xxiii
Tabel65 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I SMAK St. Madalena
De Canossa ... 68
Tabel66 Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu I SMAK Cristal ... 69
Tabel67 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I SMAK Cristal ... 69
Tabel68Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu ISMAN 4 De Setembro ... 70
Tabel69 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I SMAN 4
De Setembro ... 70
Tabel70 Data Perhitungan pada Nilai Rapor Cawu I untuk Keseluruhan
Sekolah ... 71
Tabel 71 Distribusi Frekuensi SkorNilai Rapor Cawu I untuk Keseluruhan
Sekolah ... 71
Table 72 Rangkuman Pandagan Siswa terhadap Profesionalitas Guru ditinjau
dari Empat Aspek ... 80
Tabel73 Tabel Korelasi Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
Dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMAK Hati Kudus Yesus ... 83
Tabel 74 Tabel Korelasi Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMAK Kolese St. Yoseph ... 84
xxiv
dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMAK St. Madalena
De Canossa ... 85
Tabel 76 Tabel Korelasi Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
dengan PrestasiBelajar Fisika Siswa SMAK Cristal ... 86
Tabel 77 Tabel Korelasi Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMAN 4 De Setembro... 87
Tabel 78 Tabel Korelasi Pandangan Siswa SMA terhadap Profesionalitas
Guru dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 88
xxv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian Guru
SMAK Hati Kudus Yesus... 40
Gambar 2 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru
SMAK Hati Kudus Yesus... 41
Gambar 3 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru
akan Situasi Siswa SMAK Hati Kudus Yesus... 42
Gambar 4 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru
SMAK Hati Kudus Yesus... 43
Gambar 5 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas
Guru SMAK Hati Kudus Yesus ... 44
Gambar 6 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian
GuruSMAKKolese St. Yoseph ... 45
Gambar 7 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi
GuruSMAK Kolese St. Yoseph ... 46
Gambar 8 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman
xxvi
Gambar 9 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru
SMAK Kolese St. Yoseph ... 48
Gambar 10 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesonalitas Guru
SMAK Kolese St. Yoseph ... 49
Gambar 11 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian Guru
SMAK St. Madalena De Canossa ... 50
Gambar 12 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru
SMAKSt. Madalena De Canossa ... 51
Gambar 13 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru
akan Situasi Siswa SMAK St. Madalena De Canossa... 52
Gambar 14 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru
SMAK St. Madalena De Canossa ... 53
Gambar 15 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas
GuruSMAK St. Madalena De Canossa ... 54
Gambar 16 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap KepribadianGuru
SMAK Cristal ... 55
Gambar 17 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru
xxvii
Gambar 18 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru
akan Situasi Siswa SMAK Cristal ... 57
Gambar 19 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru
SMAK Cristal ... 58
Gambar 20 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
SMAK Cristal ... 59
Gambar 21 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian Guru
SMAN4 De Setembro ... 60
Gambar 22 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru
SMAN 4 De Setembro ... 61
Gambar 23 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru
akan Situasi Siswa SMAN 4 De Setembro ... 62
Gambar 24 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru
SMAN 4 De Setembro ... 63
Gambar 25 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
SMAN 4 De Setembro ... 64
Gambar 26 Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Proesionalitas Guru
xxviii
Gambar 27 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa SMAK Hati Kudus Yesus ... 66
Gambar 28 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa SMAK Kolese St. Yoseph... 67
Gambar 29 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa SMAK St. Madalena De Canossa ... 68
Gambar 30 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa SMAK Cristal... 69
Gambar 31 Pie Distribusi Skor Prestasi Siswa SMAN 4 De Setembro ... 70
BAB
A. LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang MasalahMasalahMasalahMasalah
Globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga masyarakat dan sebagai warga bangsa. Tidak seorang pun yang dapat menghindari arus globalisasi. Setiap individu dihadapkan pada dua pilihan, yakni dia menempatkan dirinya dan berperan sebagai pemain dalam arus perubahan globalisasi, atau dia menjadi korban dan terseret derasnya arus globalisasi. Arus globalisasi juga masuk dalam wilayah pendidikan dengan berbagai implikasi dan dampaknya, baik positif maupun negatif. Dalam konteks ini tugas dan peranan guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan sangat penting.
karena itu, dibutuhkan guru-guru yang kompeten dan berjiwa kader yang senantiasa bergairah dalam melaksanakan tugas profesionalnya secara inovatif.
Guru merupakan sosok yang begitu dihormati karena memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual. Tugas guru tidak hanya mengajar namun juga mendidik, mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia.
Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman, di lain pihak guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai. Ada sejumlah kemampuan yang belum dimiliki siswa dan mereka harus dibantu untuk memperolehnya, bahkan ada kekurangan dalam bersikap dan cara bertindak siswa yang harus diperbaiki. Kepribadian guru seolah-olah terbelah menjadi dua bagian di satu pihak bersikap empatik, di lain pihak bersikap kritis, di satu pihak menerima, di lain pihak menolak.
mengemukakan “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
Unsur terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan belajar dan hubungan antara guru dan siswa. Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa aktif dalam belajar fisika (Suparno, 2007:2).
Ironisnya kekhawatiran di dunia pendidikan khususnya bidang fisika itu sendiri menyeruak ketika guru berhadapan dengan siswa di ruang kelas. Suasana lingkungan belajar sering dipersepsikan sebagai suatu lingkungan yang menyiksa, membosankan, kurang merangsang, dan berlangsung secara monoton sehingga anak-anak belajar secara terpaksa dan kurang bergairah. Hal ini menyebabkan motivasi siswa menjadi berkurang untuk belajar fisika dan sebagian siswa beranggapan bahwa belajar fisika merupakan hal yang paling menakutkan.
Oleh sebab itu, diperlukan perubahan pola pikir guru, dari pola pikir tradisional menuju pola pikir profesional. Misalkan dominasi guru dalam pembelajaran dikurangi sehingga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih berani, mandiri, dan kreatif dalam proses belajar mengajar.
ketidaksenangan siswa terhadap sekolah dan belajar formal. Jadi pandangan-pandangan siswa ini mempunyai pengaruh pada kemajuan siswa.
Pendidikan fisika di SMA di Timor Leste saat ini dikatakan belum baik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kurangnya guru yang berkompeten dalam mengajarkan mata pelajaran fisika, kurangnya buku yang dapat menunjang pengetahuan dan pemahaman siswa, kurangnya persediaan alat-alat praktikum di laboratorium sehingga kegiatan belajar lebih banyak teori daripada praktik, dan kurangnya minat siswa dalam belajar fisika. Hal-hal ini, seringkali menimbulkan kesan-kesan negatif khususnya pada guru fisika. Akibatnya, pembelajaran fisika menjadi tidak menyenangkan dan sangat sulit untuk dipelajari oleh siswa.
B. B. B.
B. RumusanRumusanRumusanRumusan masalahmasalahmasalahmasalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan siswa SMA di Timor Leste tentang profesionalitas guru?
2. Bagaimana prestasi siswa dalam belajar fisika di Timor Leste?
C. C. C.
C. TujuanTujuanTujuanTujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pandangan siswa SMA di Timor Leste tentang profesionalitas guru
2. Untuk mengetahui bagaimana prestasi siswa dalam belajar fisika di Timor Leste
3. Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara pandangan siswa SMA terhadap profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa dalam belajar fisika.
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru fisika dalam hubungan pandangan siswa terhadap profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa dalam belajar fisika
b. Sebagai bahan refleksi bagi guru dan calon guru dalam upaya meningkatkan prestasi siswa dalam belajar fisika
2. Bagi penelitian
a. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan kepustakaan dalam bidang pendidikan, khususnya permasalahan yang berkaitan dengan pandangan siswa SMA di Timor Leste terhadap sikap guru Fisika
BAB BAB
BABBAB II.II.II.II. LANDASANLANDASANLANDASANLANDASAN TEORITEORITEORITEORI
A. A. A.
A. ProfesionalitasProfesionalitasProfesionalitasProfesionalitas GuruGuruGuruGuru
Profesionalitas guru merupakan kompetensi atau kemampuan yang harus
dimiliki guru guna meningkatkan kualitas guru menjadi lebih profesional dalam
menjalankan tugasnya.
Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional dengan
memiliki dan menguasai keempat kompetensi adalah sebagai berikut:
1. 1. 1.
1. KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi PedagogisPedagogisPedagogisPedagogis
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006, dalam Jejen Musfah,
2011:30), yang dimaksud dengan kompetensi pedagogis adalah: kemampuan
dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi (a) pemahaman wawasan
atau landasan kependidikan; (b) pemahaman tentang peserta didik; (c)
pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e)
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil
belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Salah satu penerapannya, guru mampu mengontrol ketrampilan teknik
mengajar sehingga memudahkan siswa belajar. Guru yang terampil mengajar
akan dengan mudah menghadapi siswa yang mempunyai latar belakang dan
guru untuk memusatkan perhatian pada konteks atau pada yang dilatih,
seperti mengobservasi, menganalisis, dan mengubah tingkah laku.
2. 2. 2.
2. KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi KepribadianKepribadianKepribadianKepribadian
Kompetensi kepribadian yaitu “kemampuan kepribadian yang (a) berakhlak
mulia; (b) mantap, stabil, dan dewasa; (c) arif dan bijaksana; (d) menjadi
teladan; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan diri; dan (g)
religious.” (BSNP, 2006, dalam Jejen Musfah, 2011:42)
Salah satu penerapannya, guru memiliki pengetahuan tentang teori belajar
dan tingkah laku manusia. Karena pengetahuan teori dapat digunakan untuk
menginterprestasi situasi dan menyelesaikan masalah, banyak
kejadian-kejadian di kelas yang mungkin sebaliknya tidak diperhatikan atau tetap
tidak dapat dijelaskan, diketahui, dan dipecahkan oleh penerapan teori-teori
dan konsep tingkah laku manusia. Ini memang bukan tugas yang mudah.
Semua ini memerlukan pengertian, pandangan, praktik, dan umpan balik dari
teman sejawat dan para ahli pendidikan. Kemampuan dan ketrampilan ini
tidak dapat dicapai sebagai hasil latihan secara formal sendiri, ini adalah
suatu proses seumur hidup yang melibatkan latihan terus menerus dan
membuat program yang tidak pernah berakhir, yang akhirnya dapat
Menurut Nana Syaodih (2009:256), ada beberapa sifat dan sikap yang
harus dimiliki oleh guru profesional, yaitu:
1) Fleksibel
Seorang guru adalah orang yang telah mempunyai pegangan hidup, telah
punya prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik didalam nilai-nilai
maupun ilmu pengetahuan. Dalam menyatakan dan menyampaikan
prinsip dan pendiriannya ia harus fleksibel, tidak kaku, disesuaikan
dengan situasi, tahap perkembangan, kemampuan, sifat-sifat serta latar
belakang siswa. Guru harus bisa bertindak bijaksana, yaitu menggunakan
cara atau pendekatan yang tepat, terhadap orang yang tepat dalam situasi
yang tepat.
2) Bersikap terbuka
Seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka, baik untuk menerima
kedatangan siswa, untuk ditanya oleh siswa, untuk diminta bantuan, juga
untuk mengoreksi diri.
3) Berdiri sendiri
Seorang guru adalah orang yang telah dewasa, ia telah sanggup berdiri
sendiri, baik secara intelektual, sosial maupun emosional. Berdiri sendiri
secara intelektual, berarti ia telah mempunyai pengetahuan yang cukup
untuk mengajar, juga telah mampu memberikan
pertimbangan-pertimbangan rasional dalam mengambil sesuatu keputusan atau
menjalin hubungan sosial yang wajar, baik dengan siswa, sesama guru
dan orangtua serta petugas-petugas lain yang terlibat dalam kegiatan di
sekolah. Berdiri sendiri secara emosional berarti guru telah dapat
mengendalikan emosinya, telah dapat dengan tepat kapan dan di mana ia
menyatakan sesuatu emosi.
4) Peka
Seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para
siswanya. Peka atau sensitif berarti cepat mengerti, memahami atau
melihat dengan perasaan apa yang diperlihatkan oleh siswa. Dari
ekspresi muka, nada suara, gerak gerik, jalan nafasnya dsb.
5) Tekun
Pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik di dalam
mempersiapkan, melaksanakan, menilai maupun menyempurnakan
pengajarannya. Di sekolah guru tidak hanya berhadapan dengan
anak-anak pandai tetapi juga anak-anak-anak-anak kurang pandai. Mereka membutuhkan
bantuan yang tekun, sedikit demi sedikit dan penuh kesabaran. Tugas
guru bukan hanya dalam bentuk interaksi dengan siswa di kelas tetapi
menyiapkan bahan pelajaran serta memberi penilaian atas semua
pekerjaan siswa.
6) Realistik
Seorang guru hendaknya bisa berpikir dan berpandangan realistik,
7) Melihat ke depan
Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi
kehidupan di masa yang akan datang. Karena tugasnya yang demikian,
maka ia harus selalu melihat ke depan, kehidupan bagaimana yang akan
dimasuki para siswanya kelak, tuntutan apa yang akan dihadapi oleh para
siswa dalam kehidupan tersebut, hal-hal apa yang dapat ia berikan
kepada siswa untuk menghadapi masa yang akan datang.
8) Rasa ingin tahu
Guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan teknologi
kepada para siswa. Agar ilmu dan teknologi yang disampaikannya
sejalan dengan perkembangan zaman, maka ia dituntut untuk selalu
belajar, mencari dan menemukan sendiri. Untuk itu ia perlu memiliki
rasa ingin tahu atau curiousity yang besar.
9) Ekspresif
Salah satu faktor penting dalam suasana kelas yang menyenangkan
adalah penampilan guru yang menyenangkan, yang memancarkan emosi
dan perasaan yang menarik. Untuk itu diperlukan suatu ekspresi yang
tepat, baik ekspresi dalam wajah, gerak gerik maupun bahasa dan nada
suara. Penampilan yang datar dan tawar, akan sangat membosankan para
10) Menerima diri
Seorang guru selain bersikap realistis, ia juga harus seorang yang mampu
menerima keadaan dan kondisi dirinya. Sebagai guru ia harus memahami
semua kelebihan dan kekurangan tersebut dan kemudian dapat
menerimanya dengan wajar. Seorang mampu memahami dan menerima
diri adalah orang yang berpribadi sehat.
3. 3. 3.
3. KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi SosialSosialSosialSosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan
teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan
masyarakat sekitar. (BSNP, 2006, dalam Jejen Musfah, 2011:52)
Salah satu penerapannya, guru mampu menunjukkan sikap dalam membantu
siswa belajar dan memupuk hubungan dengan manusia lain secara tulus.
Kategori utama dari sikap yang mempengaruhi tingkah laku mengajar adalah:
(a) Sikap guru terhadap diri mereka sendiri
Jika guru dapat memahami dan simpati dengan perasaan siswa, maka
mereka juga mengenal dan memahami perasaan mereka sendiri.
belajar tentang diri mereka sendiri dan memahami bagaimana
oranglain merasakan diri mereka.
(b) Sikap guru terhadap anak/siswa;
Kesadaran diri guru akan sikap yang baik terhadap siswa adalah
perlu, karena siswa akan mempunyai perasaan dan kepercayaan. Jika
guru mempunyai empati dan menilai siswa mereka sebagai individu
yang unik, mereka akan menjadi guru yang efektif dan memperoleh
kepuasaan dalam pengajaran mereka.
(c) Sikap guru terhadap teman sejawat dan orangtua
Guru berinteraksi dengan teman-teman sejawat dan para karyawan.
(d) Sikap guru terhadap mata pelajaran
Satu kata kunci yang penting adalah antusiasme (semangat besar).
Siswa yang cepat mengerti dan cerdik segera tahu bagaimana sikap
guru mereka terhadap mata pelajaran. Guru yang tidak antusias
terhadap mata pelajaran yang mereka ajarkan kepada siswa akan
sulit mengharapkan siswa untuk antusias terhadap mata pelajaran
yang diberikan guru. Cara terbaik untuk memastikan adanya
antusiasme pada siswa ialah guru harus merencanakan mata
pelajaran sebaik mungkin, yang kira-kira dapat membuat siswa
4. 4. 4.
4. KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi ProfesionalProfesionalProfesionalProfesional
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006, dalam Jejen Musfah
2011:54), kompetensi profesional adalah: kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur,
dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi
ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep
antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetensi secara profesional dalam konteks
global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
Salah satu penerapannya, guru mampu menguasai mata pelajaran yang
diajarkan. Menguasai mata pelajaran yang diajarkan adalah suatu kebutuhan
yang diperlukan bagi setiap guru. Seorang guru mata pelajaran harus
mempersiapkan sunguh dua aspek yaitu (1) mempelajari
sunguh-sunguh mata pelajaran itu sendiri dan (2) memilih secara bijaksana bahan
yang dapat diteruskan kepada siswa dengan berhasil. Untuk menjadi
komunikator yang efektif, mereka harus tahu seberapa jauh pengertian anak
pada mata pelajaran. Guru harus tahu bahwa isi mata pelajaran yang
diajarkan, sama seperti guru tahu disiplin ilmu yang dia dapat dari perguruan
Secara garis besar, dalam penelitian ini akan di lihat profesionalitas guru
diantaranya:
1. Kompetensi kepribadian guru menyangkut bagaimana guru menentukan sikap
dalam proses pembelajaran
2. Kompetensi professional menyangkut hubungan konsep antar materi pelajaran
terkait, penerapan konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari,
penggunaan metode dan media pembelajaran dalam menunjang pemahaman
siswa
3. Kompetensi sosial menyangkut hubungan guru dan siswa
4. Kompetensi pedagogis menyangkut pemahaman guru tentang siswa,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar siswa.
B. B. B.
B. SikapSikapSikapSikap GuruGuruGuruGuru
1. 1. 1.
1. PengertianPengertianPengertianPengertian SikapSikapSikapSikap
Menurut Sri Esti (2006:20), sikap adalah suatu kecenderungan untuk
berbuat atau bertindak secara positif atau negatif terhadap orang-orang, ide-ide
atau kejadian-kejadian. Sikap mempunyai dampak langsung pada tingkah laku
seseorang. Sikap menentukan bagaimana seseorang meninjau dirinya sendiri dan
bagaimana berinteraksi dengan orang lain.
Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan
mental. Menurut Bruno (1987, dalam Muhibbin Syah, 2008: 123), sikap (attitude)
buruk terhadap orang atau barang tertentu. Sikap adalah kemampuan internal
yang bersifat mental/psikis (Winkel, 1996:52).
Menurut Oemar Hamalik (2007:48), masalah sikap antara lain
berhubungan dengan masalah senang dan tidak senang yang biasanya
berhubungan dengan kontak-kontak pertama dengan orang atau obyek tertentu
dalam situasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Apabila kontak
pertama menyenangkan, maka responnya menyenangi, menerima dan berusaha
untuk mengadakan kontak lebih lama.
Allport (dalam Djaali, 2007: 114), mengemukakan bahwa sikap adalah
sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan
memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek
atau situasi yang berhubungan dengan objek itu. Definisi ini menurut Allport
menunjukkan bahwa sikap itu tidak muncul seketika atau dibawa lahir, tetapi
disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung
kepada respons seseorang.
2. 2. 2.
2. SikapSikapSikapSikap GuruGuruGuruGuru
Sebagian besar pendidik yakin bahwa sikap guru adalah dimensi yang
sangat penting dalam proses mengajar (Sri Esti, 2006:20).
Menurut Nana Syaodih (2009:267), kepribadian guru sangat berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar, karena guru tidak hanya mengajar dengan
pendidikan berinteraksi dua kepribadian, pribadi guru dengan pribadi siswa.
Guru yang berpribadi sehat, matang, memancarkan nilai-nilai ideal, akan
menjadi contoh dan panutan yang baik bagi para siswanya.
Guru yang sukses adalah guru yang bisa memahami masalah akademik
dan profesional, seperti mengerti motif siswa, kepribadian, kemampuan, gaya
berpikir dan belajar, serta tingkah laku sosial siswa. Dia juga harus efektif dalam
menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan, dihormati oleh teman sejawat dan
siswa, dan yang paling penting adalah merasa senang dan kompeten dalam
menjalankan tugas mengajar (Sri Esti, 2006: 3).
Shavelson (1993, dalam Sri Esti, 2006: 4), menyatakan bahwa keputusan
guru selama pengajaran dan perbuatan apa saja yang guru lakukan adalah hasil
dari suatu keputusan yang disadari maupun yang tidak disadari. Dalam
pengajaran peranan guru dalam membuat keputusan berhubungan dengan tiga
fungsi dasar pengajaran yaitu:
1) Perencanaan
Fungsi perencanaan mengharuskan guru untuk membuat keputusan tentang
kebutuhan siswa mereka, tujuan yang paling tepat dan tujuan untuk
membantu menemukan kebutuhan itu, perlunya motivasi untuk mendapatkan
tujuan mereka, serta model pengajaran dan strategi mengajar yang paling
cocok untuk pencapaian tujuan itu. Beberapa ketrampilan mengajar yang
mendiagnosis kebutuhan siswa, merangkai urutan tujuan, dan menentukan
kegiatan belajar yang tepat yang berhubungan dengan tujuan.
2) Pelaksanaan
Fungsi pelaksanaan mengharuskan guru untuk melaksanakan keputusan
yang dibuat dalam tahap perencanaan, terutama yang berhubungan dengan
model pengajaran, strategi mengajar, dan kegiatan belajar. Ketrampilan
mengajar yang mendukung fungsi pelaksanaan meliputi antara lain
menyampaikan dan menjelaskan mata pelajaran, mendengarkan,
memperkenalkan, mendemonstrasikan, memperoleh respons dari siswa, dan
menutup.
3) Evaluasi
Fungsi evaluasi atau penilaian memerlukan keputusan tentang kesesuaian
tujuan yang dipilih dengan pedoman strategi pengajaran terhadap tujuan, dan
akhirnya apakah siswa mengerti atau tidak terhadap hal yang dimaksudkan
guru. Ketrampilan mengajar yang mendukung fungsi penilaian meliputi
tujuan belajar khusus yang dievaluasi, gambaran informasi yang dibutuhkan
untuk membuat penilaian, mendapatkan, menganalisis, dan mencatat
informasi itu, dan akhirnya membuat keputusan.
Robert M. Mager (dalam Suhaenah, 2001:150), merumuskan dalam buku
Developing Attitude Toward Learning apa yang harus dilakukan oleh
1) Menerima respons siswa, baik yang benar maupun yang salah, sebagai
usaha untuk belajar.
2) Memberi ganjaran atau penguatan terhadap respons yang tepat
3) Memberi tugas-tugas yang memberikan peluang memperoleh keberhasilan
4) Memberi cukup tanda-tanda yang jelas sehingga siswa tahu ke arah mana
mereka harus bergerak
5) Menyampaikan tujuan kepada siswa sehingga mereka sejak awal
memahaminya.
6) Mendeteksi apa yang telah diketahui siswa dan memisahkannya dari
kurikulum, sehingga siswa tidak merasa bosan
7) Memberi umpan balik yang segera dan yang spesifik terhadap jawaban
siswa
8) Memberi kesempatan siswa untuk terlibat secara aktif
9) Mengendalikan perilaku siswa selama kegiatan berlangsung
10) Menghubungkan pelajaran yang sedang berlangsung dengan pengetahuan
siswa sebelumnya
11) Memperlakukan siswa sebagai seorang pribadi
Menurut Oemar Hamalik (2007: 39-40), sifat-sifat atau karakteristik
guru-guru yang disenangi oleh para siswa adalah guru-guru yang demokratis,
suka bekerja sama (kooperatif), baik hati, sabar, adil, konsisten, bersifat terbuka,
suka humor, memiliki bermacam ragam minat, menguasai bahan pelajaran,
fleksibel, dan menaruh minat yang baik terhadap siswa. Kepribadian guru
berpengaruh secara langsung dan terhadap perilaku siswa. Perilaku siswa yang
terpengaruh misalnya kebiasaan belajar, motivasi, disiplin, perilaku sosial, hasrat
belajar.
C. C. C.
C. PandanganPandanganPandanganPandangan SiswaSiswaSiswaSiswa terhadapterhadap ProfesionalitasterhadapterhadapProfesionalitasProfesionalitasProfesionalitas GuruGuruGuruGuru FisikaFisikaFisikaFisika
Pandangan siswa tentang profesionalitas guru fisika merupakan pendapat
siswa terhadap profesionalitas yang dimiliki oleh guru fisika. Siswa dapat
memberikan pendapat tentang profesionalitas guru fisika melalui kegiatan
belajar mengajar fisika yang dialaminya.
Setiap siswa memiliki respon yang berbeda-beda terhadap pola-pola
prilaku guru yang sama. Apa yang menarik dan efektif bagi seorang siswa
mungkin menimbulkan respon yang negatif dari siswa yang lain. Guru yang
efektif pada suatu tingkat tertentu mungkin tidak efektif pada tingkatan yang lain.
Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam tingkat
perkembangan mental dan emosional para siswa (Oemar Hamalik, 2007:38).
Pandangan siswa tentang profesionalitas guru fisika akan dibatasi pada
aspek kepribadian guru, kompetensi guru, pemahaman guru akan situasi siswa
dan penilaian guru.
Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung terhadap hidup dan
disini meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan juga persepsi yang
dimilikinya tentang orang lain. Para siswa menyerap sikap-sikap gurunya,
merefleksikan perasaan-perasaannya, menyerap keyakinan-keyakinannya,
meniru tingkah lakunya, dan mengutip pernyataan-pernyataannya. Pengalaman
menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku
sosial, prestasi, dan hasrat belajar yang terus menerus itu semuanya bersumber
dari kepribadian guru. (Oemar Hamalik, 2007:34-35). Kepribadian guru fisika
dapat diketahui melalui interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar fisika di sekolah.
Kompetensi guru (teacher competency) adalah kemampuan seorang guru
dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan
layak (Barlow, 1985; dalam Syah, 2008:229). Kompetensi profesionalisme guru
dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan
profesi keguruannya. Artinya, guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya
dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional. Kompetensi guru
dapat diketahui melalui penguasaan materi, memiliki ketrampilan teknik
mengajar dan pengelolaan pembelajaran.
Guru perlu berusaha mengerti keadaan siswa. Guru perlu mengerti
bagaimana siswa menanggapi pembelajarannya, apakah mereka senang, bosan,
malas, dll. Dengan mengerti keadaan siswa, guru akan dapat membantu
pembelajaran secara lebih kontekstual, sesuai dengan situasi siswa (Suparno,
pemahaman konsep awal fisika siswa, pemahaman akan perkembangan
pemikiran siswa, pemahaman akan situasi psikologis belajar fisika siswa: apakah
senang, bosan atau malas.
Penilaian atau evaluasi kegiatan belajar mengajar fisika diperlukan
karena guru dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat
tercapai atau tidak. Melalui evaluasi dapat diketahui kemajuan-kemajuan belajar
yang di alami oleh siswa, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa
yang telah diperoleh dan diketahui siswa, serta dapat merencanakan apa yang
seharusnya di lakukan pada tahap berikutnya (H. Abu Ahmadi & Widodo
Supriyono, 2008:198). Penilaian atau evalausi kegiatan belajar mengajar fisika
dapat diketahui melalui ketepatan penilaian atau evaluasi yang digunakan baik
soal maupun hasil penilaiannya.
D. D. D.
D. PrestasiPrestasiPrestasiPrestasi BelajarBelajarBelajarBelajar FisikaFisikaFisikaFisika
Proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan
perubahan-perubahan: dalam bidang pengetahuan/pemahaman, dalam bidang ketrampilan,
dalam bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan itu tampak dalam prestasi
belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan/persoalan/tugas yang
diberikan oleh guru.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan
merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan
usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (H. Abu Ahmadi & Widodo
Supriyono, 2008:138).
Yang tergolong faktor internal adalah
1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri
atas:
a. Faktor intelektif yang meliputi:
1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
a. Faktor sosial yang terdiri atas:
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
4) Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung
dalam mencapai prestasi belajar.
Dapat dikatakan bahwa prestasi belajar fisika merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar fisika dalam periode tertentu. Penilaian hasil belajar fisika sebagai
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran
dari siswa.
Dalam penelitian ini, penilaian hasil belajar yang digunakan untuk
menunjukkan prestasi belajar fisika siswa adalah nilai rapor fisika cawu I pada
tahun ajaran 2012/2013 yang diperoleh dari guru mata pelajaran fisika. Dimana
hasil belajar ini sebagai bentuk perubahan yang ditunjukkan oleh siswa dalam
bidang pengetahuan/pemahaman siswa setelah mengalami proses belajar
BAB
BABBABBAB III.III.III.III. METODOLOGIMETODOLOGIMETODOLOGIMETODOLOGI PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN
A.
A.A.A. JenisJenisJenisJenis PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif menggunakan data kuantitatif berupa skor atau angka dan
data dianalisis menggunakan statistik korelasi. Sedangkan penelitian kualitatif
menggunakan analisis secara kualitatif.
B.
B.B.B. TempatTempatTempatTempat dandandandan waktuwaktuwaktuwaktu penelitianpenelitianpenelitianpenelitian
Tempat Penelitian:
1) SMAK Hati Kudus Yesus Timor Leste
2) SMAK Kolese St. Yoseph Timor Leste
3) SMAK St. Madalena De Canossa Timor Leste
4) SMAK Cristal Timor Leste
5) SMAN 04 De Setembro Timor Leste
Waktu Penelitian : 8-26 Mei 2012
C.
C.C.C. PopulasiPopulasiPopulasiPopulasi dandandandan SampelSampelSampelSampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh SMA di Dili-Timor Leste
tahun ajaran 2012/2013.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas 2A dan kelas 2B SMAK
siswa/I kelas 1A IPA, kelas 1B IPA dan kelas 1C IPA SMAK St. Madalena De
Canossa, siswa/I kelas 3IPA 1 dan kelas 3IPA 2 SMAK Cristal, siswa/I kelas
3IPA 1 dan kelas 3IPA 2 SMAN 04 De Setembro. Jumlah keseluruhan siswa
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 423 siswa.
D.
D.D.D. VariabelVariabelVariabelVariabel PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
1. Variabel Independen atau Variabel bebas
Dalam penelitian ini variabel independen atau variabel bebas adalah
pandangan siswa terhadap profesionalitas guru. Merupakan pandangan siswa
terhadap profesionalitas guru fisika dalam proses pembelajaran yang sudah
berlangsung, yang meliputi aspek kepribadian guru, aspek kompetensi guru,
aspek pemahaman guru akan situasi siswa dan aspek penilaian guru yang akan
ditunjukkan dengan skor pengisian kuesioner pandangan siswa terhadap
profesionalitas guru.
2. Variabel dependen atau variabel terikat
Dalam penelitian ini variabel dependen atau terikat adalah prestasi siswa
dalam belajar fisika. Merupakan tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar fisika. Dalam penelitian ini, nilai yang akan
E.
E.E.E. InstrumenInstrumenInstrumenInstrumen PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Instrumen dalam penelitian ini ada 3 macam, yaitu:
1.
1.1.1. LembarLembarLembarLembar KuesionerKuesionerKuesionerKuesioner
Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan untuk mengetahui
pandangan siswa terhadap profesionalitas guru adalah kuesioner tidak langsung
dengan pertanyaan terbuka dalam bentuk pilihan ganda(lihat lampiran 3).
Berdasarkan landasan teori pada bab II, indikator pandangan siswa
terhadap profesionalitas guru terdiri atas aspek kepribadian guru, aspek
kompetensi guru, aspek pemahaman guru akan situasi siswa dan aspek
penilaian guru. Adapun indikator keempat bagian tersebut ditunjukkan pada
tabel 1 berikut:
IndikatorIndikator NomorNomorNomorNomor itemitemitemitem
Kompetensi guru Penguasaan materi 6 1
2. DokumentasiDokumentasiDokumentasiDokumentasi PrestasiPrestasiPrestasiPrestasi BelajarBelajarBelajarBelajar FisikaFisikaFisikaFisika SiswaSiswaSiswaSiswa
Dalam penelitian ini, dokumen yang akan digunakan untuk mengetahui
prestasi siswa dalam belajar fisika adalah nilai rapor fisika cawu I pada tahun
3. 3. 3.
3. WawancaraWawancaraWawancaraWawancara
Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti
adalah wawancara terpimpin dengan lima pertanyaan yang meliputi aspek
kepribadian guru, aspek kompetensi guru, aspek pemahaman guru akan situasi
siswa dan aspek penilaian guru. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh
informasi yang lebih lengkap dan untuk menyakinkan terhadap hasil lembar
kusioner yang telah diisi oleh siswa. Pertanyaan yang diberikan kepada siswa
adalah sebagai berikut:
1) Apakah guru membuat anda belajar fisika dengan mudah?
2) Bagaimana guru fisika mengajar?
3) Bagaimana suasana kelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung?
4) Bagaiman penilaian hasil belajar anda yang diberikan oleh guru fisika?
Sudah efektif atau belum?
5) Bagaimana sosok guru fisika anda?
F.
F.F.F. ValiditasValiditasValiditasValiditas
Penelitian ini menggunakan content validity atau validitas isi yang
mengukur apakah isi dari instrumen yang akan digunakan sungguh mengukur
isi dari domain yang mau diukur dan apakah item test sungguh
merepresentasikan isi yang mau dites (Suparno, 2007: 68).
Item pernyataan pada kuesioner disesuaikan pada indikator setiap bagian
tidak diujicobakan, namun sudah dikonsultasikan dan disetujui oleh
pembimbing.
Prestasi siswa dalam belajar fisika diperoleh dengan mendokumentasikan
nilai rapor fisika cawu I siswa pada tahun ajaran 2012/2013 yang dapat
menunjukkan prestasi siswa yang telah dicapai.
G.
G.G.G. MetodeMetodeMetodeMetode AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis DataDataDataData
Kuesioner pandangan siswa terhadap profesionalitas guru yang telah diisi
oleh siswa kemudian di beri skor. Adapun pemberian skor pada setiap
pernyataan yang ditunjukkan pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Pemberian Skor Kuesioner
Skor Skor Skor
Skor PernyataanPernyataanPernyataanPernyataan
Sangat setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat tidak setuju (STS) 1
Hasil dari penskoran kuesioner pandangan siswa terhadap profesionalitas
guru akan dikelompokkan menjadi empat aspek yaitu (1) aspek kepribadian guru
aspek penilaian guru. Keempat aspek tersebut dalam empat kategori. Datanya
dapat dilihat pada tabel 3, 4, 5, 6 berikut :
Tabel 3. Kategori Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
pada Aspek Kepribadian Guru
Interval Interval
IntervalInterval skorskorskorskor KategoriKategoriKategoriKategori
17 – 20 Sangat baik
13 – 16 Baik
9 – 12 Tidak baik
5 – 8 Sangat tidak baik
Tabel 4. Kategori Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
pada Aspek Kompetensi Guru
Interval Interval
IntervalInterval skorskorskorskor KategoriKategoriKategoriKategori
25-30 Sangat baik
19-24 Baik
13-18 Tidak baik
Tabel 5. Kategori Gagasan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
pada Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa
Interval Interval
IntervalInterval skorskorskorskor KategoriKategoriKategoriKategori
17 – 20 Sangat baik
13 – 16 Baik
9 – 12 Tidak baik
5 – 8 Sangat tidak baik
Tabel 6. Kategori Gagasan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
pada Aspek Penilaian Guru
Interval Interval
IntervalInterval skorskorskorskor KategoriKategoriKategoriKategori
21-25 Sangat baik
16-20 Baik
11-15 Tidak baik
6-10 Sangat tidak baik
Wawancara dilakukan dengan empat siswa dari tiap kelas yang
merupakan sampel penelitian. Empat orang siswa ini ditunjuk langsung oleh
dua orang memiliki nilai rapor fisika dalam tingkat tinggi dan dua orang
memiliki nilai rapor fisika dalam tingkat rendah.
Hasil dari nilai rapor fisika cawu I siswa dikelompokkan menjadi empat
kategori seperti pada tabel 7 berikut:
Tabel 7. Kategori Prestasi Siswa dalam
Belajar Fisika
Interval Interval
IntervalInterval skorskorskorskor KategoriKategoriKategoriKategori
9-11 Sangat tinggi
6-8 Tinggi
3-5 Rendah
0-2 Sangat rendah
Untuk mengetahui korelasi antara pandangan siswa terhadap
profesionalitas guru dengan prestasi siswa dalam belajar fisika, maka data yang
diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan statistik korelasi yaitu
Koefisien Korelasi Pearson sebagai berikut (Suparno, 2007: 83).
Keterangan :
: rata-rata pandangan siswa terhadap profesionalitas guru
: skor nilai rapor fisika cawu I siswa
: skor rata-rata nilai rapor fisika cawu I siswa
Dalam penelitian ini untuk mencari korelasi antara dua variabel
digunakan program SPSS 17. Digunakan α = 0.05. Bila p < α → Signifikan.
H.
H.H.H. ProsedurProsedurProsedurProsedur PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Data pandangan siswa terhadap profesionalitas guru diperoleh dengan
menggunakan skala. Skala tersebut disusun dengan memakai metode
penskalaan Likert dan menggunakan metode rating yang dijumlahkan yaitu
metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon
sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Untuk setiap skala diberikan kategori
empat jawaban dan masing-masing item akan diberi rentang penilaian.
Data prestasi siswa dalam belajar fisika diperoleh dengan metode
dokumentasi berupa nilai rapor fisika cawu I siswa(lihat lampiran 4).
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, perlu disusun beberapa
langkah yang disebut sebagai desain penelitian. Desain penelitian ini terdiri dari
1.
1.1.1. TahapTahapTahapTahap PersiapanPersiapanPersiapanPersiapan
Tahap persiapan merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh
peneliti sebelum mengadakan penelitian. Langkah-langkah yang harus
ditempuh oleh peneliti sebagai berikut:
a. Peneliti menghubungi pihak sekolah SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK
Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal,
SMAN 4 De Setembro di Dili-Timor Leste untuk meminta ijin dan
menjelaskan maksud serta tujuan penelitian.
b. Peneliti meminta surat pengantar untuk mengadakan penelitian dari pihak
Universitas Sanata Dharma melalui Sekretariat JPMIPA(lihat lampiran 1).
c. Peneliti menyerahkan surat pengantar dari Universitas Sanata Dharma
kepada pihak sekolah yang dituju di Dili-Timor Leste.
d. Peneliti melakukan konfirmasi dengan guru mata pelajaran fisika untuk
menentukan kelas mana saja yang bisa digunakan sampel dalam penelitian
ini.
2.
2.2.2. TahapTahapTahapTahap PengumpulanPengumpulanPengumpulanPengumpulan DataDataDataData
Tahap pengumpulan data merupakan tahap paling utama, dimana peneliti
melakukan penelitian di SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph,
SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal dan SMAN 04 De Setembro
a. Pengumpulan Data Kusioner
� Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian kepada siswa.
� Peneliti membagikan lembar kuesioner kepada seluruh siswa di kelas.
� Peneliti memberi skor pada lembar kuesioner yang telah diisi oleh siswa
(lihat lampiran 5). Skor yang diperoleh akan menentukan kategori
pandangan siswa terhadap profesionalitas guru dan skor tersebut akan
dikorelasikan dengan nilai rapor fisika cawu I siswa.
b. Pengumpulan Data Wawancara
� Peneliti meminta 4 siswa yang telah dipilih oleh guru mata pelajaran
fisika untuk diwawancarai.
� Peneliti menjelaskan tujuan wawancara dan prosedur jalannya
wawancara kepada siswa.
� Peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan dan beberapa pertanyaan lagi
disesuaikan dengan kondisi jawaban setiap siswa.
� Peneliti merekam jalannya wawancara.
� Hasil wawancara digunakan untuk mendukung hasil lembar kuesioner
c. Pengumpulan Data Dokumen Rapor
� Peneliti meminta daftar nilai siswa pada guru mata pelajaran fisika.
� Peneliti menyalin nilai rapor fisika cawu I siswa dari guru mata
pelajaran fisika yang bersangkutan. Nilai inilah yang kemudian akan
dikorelasikan dengan nilai skor kuesioner pandangan siswa terhadap
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAK Hati Kudus Yesus, SMAK Kolese St. Yoseph, SMAK St. Madalena De Canossa, SMAK Cristal dan SMAN 4 De Setembro Timor Leste pada tanggal 8 Mei - 26 Mei 2012. Jumlah siswa sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 423 siswa.
Penelitian berlangsung selama 3 minggu. Pada hari pertama, peneliti ke lima sekolah tersebut dengan membawa surat ijin penelitian dari kampus untuk diberikan kepada Kepala Sekolah yang bersangkutan dan kemudian bertemu secara langsung dengan guru fisika guna menjelaskan tujuan dan proses penelitian serta menentukan jadwal penelitian. Pada hari berikutnya peneliti ke sekolah untuk melakukan penelitian sesuai dengan jadwal penelitian yang sudah ditentukan.
siswa mengisi kuesioner peneliti mengambil kembali kuesioner dan tidak lupa peneliti juga mengucapkan terima kasih atas kerjasama siswa.
B. Deskripsi Data
Dalam bab ini dideskripsikan data penelitian variabel pandangan siswa terhadap profesionalitas guru dan varibel prestasi siswa dalam belajar fisika.
1. Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru
Dalam pengukuran pandangan siswa terhadap profesionalitas guru ini terdiri dari 23 item pernyataan positif dan terbagi dalam empat aspek yaitu aspek kepribadian guru, aspek kompetensi guru, aspek pemahaman guru akan situasi siswa dan aspek penilaian guru. Setiap pernyataan memiliki skor antara 1-4 dan skor untuk mengukur pandangan siswa terhadap profesionalitas guru berkisar 23-92.
Data yang diperoleh dari kuesioner (lihat lampiran 5) yang disebarkan sebanyak 423 lembar merupakan jumlah siswa sebagai sampel dari populasi SMA di Timor Leste adalah sebagai berikut:
a. SMAK Hati Kudus Yesus 1) Aspek Kepribadian Guru
Tabel 8. Data Perhitungan pada Kuesioner
Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor
Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:
Gambar 1. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian Guru
2) Aspek Kompetensi Guru
Tabel 10. Data Perhitungan pada Kuesioner
Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi
11 26 17.36 3.790
28%
42% 28%
2%
Sangat baik
Baik
Tidak baik
Sangat tidak baik No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori
1. 17 – 20 13 27.66 Sangat baik
2. 13 – 16 20 42.55 Baik
3. 9 – 12 13 27.66 Tidak baik
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Skor
No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori
1. 25-30 3 6.38 Sangat baik
2. 19-24 14 29.79 Baik
3. 13-18 27 57.45 Tidak baik
4. 7-12 3 6.38 Sangat tidak baik
Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:
Gambar 2.Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kompetensi Guru
3) Aspek Pemahaman Guru akan Situasi Siswa
Tabel 12. Data Perhitungan pada Kuesioner
Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi
7 20 14.32 3.121
6%
30%
58% 6%
Sangat baik
Baik
Tidak baik
Tabel 13. Data Distribusi Frekuensi Skor
No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori
1. 17 – 20 11 23.40 Sangat baik
2. 13 – 16 23 48.94 Baik
3. 9 – 12 11 23.40 Tidak baik
4. 5 – 8 2 4.26 Sangat tidak baik
Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:
Gambar 3. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Pemahaman Guru akan Situasi Siswa
4) Aspek Penilaian Guru
Tabel 14. Data Perhitungan pada Kuesioner
Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi
12 24 18.60 2.976
24%
49% 23%
4%
Sangat baik
Baik
Tidak baik
Tabel 15. Data Distribusi Frekuensi Skor
No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori
1. 21-25 14 29.79 Sangat baik
2. 16-20 27 57.45 Baik
3. 11-15 6 12.76 Tidak baik
4. 6-10 0 0 Sangat tidak baik
Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:
Gambar 4. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Penilaian Guru
5) Pandangan Siswa Terhadap Profesionalitas Guru
Tabel 16. Data Perhitungan pada Kuesioner
Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi
43 89 64.89 11.301
30%
57% 13%
0%
Sangat baik
Baik
Tidak baik
Tabel 17. Data Distribusi Frekuensi Skor
No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori
1. 77-94 8 17.02 Sangat baik
2. 59-76 24 51.06 Baik
3. 41-58 15 31.91 Tidak baik
4. 23-40 0 0 Sangat tidak baik
Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:
Gambar 5. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Profesionalitas Guru
b. SMAK Kolese St. Yoseph 1) Aspek Kepribadian Guru
Tabel 18. Data Perhitungan Kuesioner
Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi
9 20 15.97 2.569
17%
51% 32%
0%
Sangat baik
Baik
Tidak baik
Tabel 19. Data distribusi Frekuensi Skor
No. Interval Skor Frekuensi Skor %frekuensi Kategori
1. 17 – 20 30 46.87 Sangat baik
2. 13 – 16 30 46.87 Baik
3. 9 – 12 4 6.25 Tidak baik
4. 5 – 8 0 0 Sangat tidak baik
Dari data distribusi frekuensi skor di atas, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pie berikut:
Gambar 6. Pie Distribusi Skor Pandangan Siswa terhadap Kepribadian Guru
2) Aspek Kompetensi Guru
Tabel 20. DataPerhitungan Kuesioner
Skor terendah Skor tertinggi Mean Standar deviasi
15 28 21.39 3.453
47%
47% 6%
0%
Sangat baik
Baik
Tidak baik