• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi citra merek rokok ``Gudang Garam Filter`` dengan loyalitas konsumen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi citra merek rokok ``Gudang Garam Filter`` dengan loyalitas konsumen."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Widya Wiryawan (2008) “Hubungan Persepsi Citra Merek Rokok “GUDANG GARAM FILTER” Dengan Loyalitas Konsumen. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra merek dengan loyalitas konsumen. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif antara persepsi citra merek dengan loyalitas konsumen. Penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta. Subyek penelitian adalah konsumen Rokok “Gudang Garam Filter”. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling

diambil sebanyak 75 orang.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua skala, yaitu skala Persepsi Citra Merek dan skala Loyalitas Konsumen. Penelitian dilaksanakan 15 September hingga 30 Oktober 2007 yang sebelumnya dilakukan tryout instrumen. Hasil uji validitas item pada skala Persepsi Citra Merek, diperoleh 29 item sahih dengan koefisien reliabilitas 0,809 pada skala Loyalitas Konsumen, diperoleh 16 item sahih dengan koefisien reliabilitas 0,857. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra merek dengan loyalitas konsumen digunakan analisis data korelasi

product moment dari Pearson pada signifikansi 5%.

(2)

ABSTRACT

Widya Wiryawan (2008) “The Relation of Brand Image Perception “GUDANG GARAM FILTER” Cigarette with Consumer Loyalty. Yogyakarta: The Faculty of Psychology, Sanata Dharma University.

The aim of this research is to know the relation between brand image perceptions with consumer loyalty. Hypothesis that proposed is there is positive correlation between brand image perceptions with consumer loyalty. The research is held in Yogyakarta. The subject of this research is the consumer of “Gudang Garam Filter” cigarette. The technique of sampling using purposive random sampling is taken as much as 75 people.

The type of this research is quantitative by using correlation technique. The technique of sampling is using questioner that comprises two scales. That scales are, Brand Image Perceptions and Consumer Loyalty. This research is held September 15th 2007 until October 30th 2007 that previously it held tryout instrument. The result of validity item test on Brand Image Perceptions scale is obtained 29 valid items with reliability coefficient 0.809. On Consumer Loyalty scale is obtained 16 valid items with reliability coefficient 0.857. To know the relation between brand image perceptions with consumer loyalty used data analysis of correlation product moment

of Pearson in significance 5%.

(3)

HUBUNGAN PERSEPSI CITRA MEREK ROKOK “GUDANG GARAM FILTER”

DENGAN LOYALITAS KONSUMEN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh: Widya Wiryawan

NIM: 009114095

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

Lelakuo ngupadio. Cipto Roso Karso

Yen wani Ojo wedi-wedi, Yen wedi ojo wani-wani

Yen biso banter ojo ndisiki, Yen biso landep ojo natoni

Yen ngendiko pathoane roso, Yen menggalih pathoane ati

Ojo goroh marang atimu, ojo tegel marang awakmu

Engkang pinter momong awakmu

Sumendeo Pangeranmu, cedakono kawulamu

Hangantu wektu kanggo sinau ugi sangu kanggo mlaku

Ojo wedi kesel, Ojo wegah kangelan, Ojo mbedakake ageman

Sing kendel lan ojo kendhat lehing memuji

Samubarang urip ojo wedi ning yo ojo adigang adigung

Mugi Panji kawentar kapireng Resik Becik Apik

Yo tresno Yo percoyo Yo welas asih

(7)

Kupersembahkan karya ini kepada...

Allah SWT yang telah memberikan rahmatNya kepadaku...

Mama, papa dan Kakak-kakakku yang kusayangi

Dan Selalu Menjadi Penyemangat dalam Hidupku

Sahabat-sahabat yang selalu menemaniku

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan bahwa dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Februari 2008 Penulis,

(9)

ABSTRAK

Widya Wiryawan (2008) “Hubungan Persepsi Citra Merek Rokok “GUDANG GARAM FILTER” Dengan Loyalitas Konsumen. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra merek dengan loyalitas konsumen. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif antara persepsi citra merek dengan loyalitas konsumen. Penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta. Subyek penelitian adalah konsumen Rokok “Gudang Garam Filter”. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling

diambil sebanyak 75 orang.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua skala, yaitu skala Persepsi Citra Merek dan skala Loyalitas Konsumen. Penelitian dilaksanakan 15 September hingga 30 Oktober 2007 yang sebelumnya dilakukan tryout instrumen. Hasil uji validitas item pada skala Persepsi Citra Merek, diperoleh 29 item sahih dengan koefisien reliabilitas 0,809 pada skala Loyalitas Konsumen, diperoleh 16 item sahih dengan koefisien reliabilitas 0,857. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra merek dengan loyalitas konsumen digunakan analisis data korelasi

product moment dari Pearson pada signifikansi 5%.

(10)

ABSTRACT

Widya Wiryawan (2008) “The Relation of Brand Image Perception “GUDANG GARAM FILTER” Cigarette with Consumer Loyalty. Yogyakarta: The Faculty of Psychology, Sanata Dharma University.

The aim of this research is to know the relation between brand image perceptions with consumer loyalty. Hypothesis that proposed is there is positive correlation between brand image perceptions with consumer loyalty. The research is held in Yogyakarta. The subject of this research is the consumer of “Gudang Garam Filter” cigarette. The technique of sampling using purposive random sampling is taken as much as 75 people.

The type of this research is quantitative by using correlation technique. The technique of sampling is using questioner that comprises two scales. That scales are, Brand Image Perceptions and Consumer Loyalty. This research is held September 15th 2007 until October 30th 2007 that previously it held tryout instrument. The result of validity item test on Brand Image Perceptions scale is obtained 29 valid items with reliability coefficient 0.809. On Consumer Loyalty scale is obtained 16 valid items with reliability coefficient 0.857. To know the relation between brand image perceptions with consumer loyalty used data analysis of correlation product moment

of Pearson in significance 5%.

(11)
(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Dua tahun merupakan waktu yang sangat panjang bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dengan berbekal keyakinan dan tekad serta dukungan tiada henti dari berbagai pihak, akhirnya penulis mampu melewati tahapan ini dengan baik. Skripsi dengan judul “Hubungan Persepsi Citra Merek Rokok “GUDANG GARAM FILTER” Dengan Loyalitas Konsumen. Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyempaikan ucapan terima kasih yang terdalam kapada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materi, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini khusus penulis sampaikan kepada:

1. Bapak P.Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyusun skripsi ini. Dan juga selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta kesabaran membimbing penulis menyelesaikan skripsi dalam kurun waktu yang cukup lama.

2. Bapak Drs.H.Wahyudi, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan banyak ilmunya kepada penulis.

(13)

5. Mama dan papa untuk kasih sayang, dorongan semangat, materi dan doa yang tiada henti. Menjadi pendukung bagi penulis sehingga mampu menyelesaikan karya tulis ini seperti yang diidamkan.

6. Mas Diet, mas Sony dan mbak Rina serta dua keponakanku Dista dan Bintang. Yang telah memberikan dorongan dan semangat dengan caranya masing-masing. (nuwun mas.., Ndok..).

7. Keluarga Purwo, Bapak Drs SRL Aji Sampurno, M.Hum dan Bunda Agusrini Hadiningrum. Terima kasih untuk bimbingan dan semua kenangan indah yang telah diberikan di Purwo.

8. Ken Pradnya Paramita, untuk dorongan semangat yang tiada henti dan semua bantuan yang telah diberikan serta untuk semua cinta dan kenangan. Semoga perjalanan hidup yang sulit ini menjadikan kita tambah matang, dewasa dan sukses dimasa yang akan datang.

9. My lovely sister Laurentia Widya Wulandari dan mas Nden-nya untuk persaudaraan dan dorongan semangat yang selalu diberikan.

10. Adolfus Yunanto Putro dan Krishnamurti untuk jurnal, pinjaman buku dan diskusi malam-nya yang membuat pikiran penulis terbuka.

11. Ita dan Yuli untuk buku dan jurnal yang dipinjamkan, sehingga membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman ex-Dlingo: Wishnu, Way, Joko, Ferry, Bayu, Titit, tiga saudara(Robert,frans dan ronald). Untuk semangat kebersamaan yang selama ini terjalin.(nu’ makasih bwat slogan “skripsi itu jangan dipikir! tapi dikerjain..” jadi semangat lho..)

13. Temen-teman kos Nakula-Sadewa:Agung(metha), Dicky, Raymond(ayu), Yano(Diana), Adri(destu), Yudi, Reinchard, Yohanes. Yang telah memberi bantuan, semangat, dan doa serta kebersamaannya selama ini.

(14)

15. Teman-teman mainku: Komeng, Pongky, Agung onthel, Agung ‘crowol’, Cawet, Ucup-putri, Boby-yesi, Adri-anggit, Andre-yophie, terima kasih telah mengisi sepenggal kisahku di Sanata Dharma.

Untuk semua yang terlewatkan dan tak kusebutkan. Bukan bermaksud untuk melupakan, namun aku tak luput dari kealpaan. Maaf, terima kasih telah terlibat dalam kehidupanku.

Akhirnya, semoga bermanfaat.

Penulis,

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK………. ... vii

ABSTRACT... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Loyalitas Konsumen... 7

1. Pengertian Loyalitas ... 7

2. Loyalitas Merek ... 10

(16)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas ... 15

B. Persepsi Citra Merek Rokok Gudang Garam Filter ... 16

1. Pengertian Persepsi ... 16

2. Pengertian Merek ... 21

3. Citra Merek ... 22

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 25

5. Aspek-Aspek Persepsi Citra Merek ... 25

6. Rokok Gudang Garam Filter... 26

7. Persepsi Citra Merek Rokok Gudang Garam Filter... 27

C. Hubungan Antara Persepsi Citra Merek dan Loyalitas.... 27

D. Hipotesis... 28

E. Skema Hubungan Antara Persepsi Citra Merek “Rokok Merek Gudang Garam Filter” Terhadap Loyalitas Konsumen ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 30

B. Identifikasi Variabel Penelitian... 30

C. Definisi Operasional... 30

1. Persepsi Citra Merek Rokok Gudang Garam Filter … 30 2. Loyalitas Konsumen……….. 32

D. Subyek Penelitian... 33

E. Prosedur Penelitian ... 34

F. Metode Pengambilan Data ... 35

G. Instrumen Penelitian... 35

1. Skala Persepsi Citra Merek……… 35

2. Skala Loyalitas Konsumen………. 36

(17)

a.Validitas………... 38

b.Reliabilitas……… 38

H. Metode Analisis Data... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian... 40

1. Orientasi Kancah... 40

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian... 43

a. Membuat Skala Alat Ukur Penelitian………. 43

b.Hasil Uji Coba Instrumen……… 43

c. Hasil Seleksi Item Skala Pengukuran Persepsi Citra Merek ... 43

d. Hasil Uji Reliabilitas Skala Pengukuran Persepsi Citra Merek ... 45

e. Hasil Seleksi Item Skala Pengukuran Loyalitas…… 45

f. Hasil Uji Reliabilitas Skala Pengukuran Loyalitas… 46 B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian... 46

1. Penyebaran Kuesioner... 46

2. Analisis Deskriptif ... 46

3. Uji Normalitas Sebaran... 48

4. Uji Linieritas ... 49

5. Uji Hipotesis ... 49

C. Pembahasan... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran... 56

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skala Persepsi Citra Merek ... 36

Tabel 2. Sebaran Butir Pernyataan Skala Persepsi Citra Merek ... 36

Tabel 3. Skala Loyalitas Konsumen ... 37

Tabel 4. Sebaran Butir Pernyataan Skala Loyalitas konsumen... 37

Tabel 5. Distribusi Butir-Butir Persepsi Citra Sahih... 44

Tabel 6. Distribusi Butir-Butir loyalitas Merek Sahih... 45

Tabel 7. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 46

Tabel 8. Mean Teoritis dan Mean Empiris Variabel Penelitian ... 47

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Variabel Penelitian ... 48

Tabel 10. Hasil Uji Linieritas Variabel Penelitian... 49

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Skala Persepsi Citra Merek Gudang Garam Filter Uji Coba... 59

Lampiran B Skala Loyalitas konsumen Uji Coba... 62

Lampiran C Data Uji Coba ... 64

Lampiran D Uji Validitas Skala Persepsi Citra Merek Gudang Garam Filter... 65

Lampiran E Uji Validitas Skala Loyalitas Konsumen ... 67

Lampiran F Uji Reliabilitas Skala Persepsi Citra Merek Gudang Garam Filter.... 68

Lampiran G Uji Reliabilitas Skala Loyalitas Konsumen... 69

Lampiran H Skala Persepsi Citra Merek Gudang Garam Filter setelah Uji Coba.. 70

Lampiran I Skala Loyalitas konsumen setelah Uji Coba ... 73

Lampiran J Data Penelitian ... 75

Lampiran K Deskripsi Data Penelitian ... 81

Lampiran L Uji Normalitas... 82

Lampiran M Uji Linieritas ... 83

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan di berbagai aspek kehidupan tanpa disadari terjadi semakin cepat di era modern ini. Bersamaan dengan pertumbuhan dan kemajuan di berbagai bidang tersebut, pasar bebas dunia maupun pasar bebas ASEAN (AFTA) turut menambah kemeriahan persaingan di bidang ekonomi pada khususnya. Semua perusahaan bersaing untuk mempromosikan produknya agar laku di pasaran. Berbagai terobosan dilakukan, berbagai metode pelayanan diusahakan dan berbagai usaha pemenuhan tuntutan pasar diupayakan hanya untuk sebuah tujuan yaitu mendapatkan loyalitas konsumen terhadap merek dagang. Hal ini sangat dapat dimaklumi, mengingat konsumen merupakan elemen penting dalam menjaga eksistensi perusahaan. Sementara menurut Aruman (www.republika.co.id) rumus yang digunakan produsen barang dan jasa untuk meraih loyalitas konsumen adalah peningkatan pelayanan untuk membentuk citra merek (brand image) yang baik bagi barang produksinya, sehingga dapat memenuhi tuntutan pasar sekaligus memuaskan konsumen.

(21)

loyalitas adalah hasil dari kepuasan dan komitmen ketika konsumen membeli untuk berikutnya. Berdasar hal tersebut terlihat bahwa suatu pembelian berulang disebabkan oleh kepuasan dari pembelian sebelumnya. Berdasarkan pengalaman dan kepuasan tersebut maka konsumen kembali mengulangi pembelian.

Loyalitas konsumen timbul dari kepuasan yang diperoleh konsumen yang melibatkan komitmen konsumen untuk membuat suatu investasi yang berkelanjutan pada suatu hubungan yang terus menerus dengan merek atau produk tertentu. Konsumen yang loyal tercermin dari kombinasi sikap-sikap: a) Kemampuan untuk membeli kembali atau membeli tambahan produk atau jasa dari perusahaan yang sama. b) Kemampuan untuk merekomendasikan kepada orang lain. c) Komitmen untuk tidak berpindah ke pesaing (Tjiptono, 2002).

Jika konsumen sudah loyal pada merek tertentu, maka pengaruh lain akan sulit untuk mengubahnya, termasuk adanya merek produk baru yang sejenis. Kondisi inilah yang sangat diharapkan oleh pemasar. Dalam kondisi ini, konsumen dengan sendirinya akan membela merek yang digemarinya dan akan mempengaruhi kelompoknya untuk membeli merek yang sama.

(22)

Persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian (Kotler, 2000). Persepsi seseorang terhadap suatu stimulus bisa berupa positif atau negatif. Hal tersebut tergantung pada pengalaman individu itu sendiri. Bila seseorang memiliki pengalaman yang menyenangkan terhadap suatu objek, maka biasanya ia akan mempersepsikan objek tersebut secara positif, begitu pula sebaliknya. Namun demikian terdapat banyak hal lain yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek tertentu seperti kebudayaan, pengetahuan, suasana hati, situasi, konteks, waktu dan lain sebagainya.

Produsen berusaha sebaik mungkin untuk membentuk persepsi yang baik terhadap produknya dengan berbagai usaha. Beberapa penelitian sebelumnya tentang citra merek dan loyalitas menunjukkan bahwa ada keterkaitan diantara keduanya. Citra yang dibentuk perusahaan akan menentukan proses pemasaran, yang nantinya akan berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen dan loyalitasnya.

Apabila berbicara mengenai suatu benda atau barang, maka tidak terlepas dari nama atau merek. Merek merupakan nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain (Kotler dalam Simamora, 2003)

(23)

Rangkuti (2002), menyatakan bahwa brand image (citra merek) adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen. Citra merek mempunyai peran yang sangat penting karena membedakan suatu perusahaan atau produk dengan yang lain. Produk mudah ditiru, tetapi citra merek yang terekam dalam benak konsumen, tidak dapat ditiru. Tanpa citra merek yang kuat dan positif sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada, serta meminta mereka membayar dengan harga tinggi. Citra merek dapat dibentuk melalui iklan, promosi, publisitas, distribusi dan harga suatu produk atau jasa yang ditawarkan.

Rokok sebagai salah satu produk konsumsi masyarakat, meskipun bukan kebutuhan pokok namun pada sebagian orang, rokok sudah layaknya sebagai kebutuhan pokok terutama oleh para perokok. Konsumen tidak sembarangan memilih merek rokok yang dikonsumsinya. Perlu adanya pertimbangan-pertimbangan tertentu mengapa ia mengkonsumsi rokok atau loyal terhadap rokok merek tertentu. Pertimbangan tersebut antara lain reputasi, kelebihan, karakteristik produk dan karakteristik konsumen. Salah satu produk rokok kretek yang sangat akrab dan terkenal adalah merek “Gudang Garam Filter” produksi PT Gudang Garam Tbk.

(24)

lain. Gudang garam dengan produk andalan Gudang Garam Filter cukup mampu bersaing dengan perusahaan rokok lain, hanya dengan sesekali mensponsori suatu event maupun iklan televisi yang lebih jarang ditayangkan dibandingkan dengan perusahaan rokok lain.

Persepsi konsumen terhadap citra merek rokok Gudang Garam Filter dapat berbeda antara konsumen satu dengan yang lainnya. Hal tersebut tergantung pada berbagai pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen mengenai citra merek produk tersebut. Persepsi yang terbentuk dalam diri konsumen terhadap citra merek rokok Gudang Garam Filter akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Konsumen yang memiliki persepsi positif terhadap citra merek rokok Gudang Garam Filter mungkin akan lebih memilih untuk tetap loyal mengkonsumsi rokok Gudang Garam Filter. Namun sebaliknya, konsumen yang memiliki persepsi negatif terhadap citra merek rokok Gudang Garam Filter mungkin cenderung tidak loyal atau berganti untuk memilih produk rokok merek lainnya..

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada hubungan yang positif antara persepsi citra merek rokok “Gudang Garam Filter” dengan loyalitas konsumen ?

C. Tujuan Penelitian

(25)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang psikologi konsumen. b. Dapat memberikan masukan teoritis mengenai hubungan persepsi citra

merek terhadap loyalitas konsumen 2. Manfaat Praktis

a. Memberikan pengertian pada konsumen untuk mempersepsikan citra merek sesuai dengan kualitas barang atau jasa yang dikonsumsi,demi mendapatkan barang yang berkualitas dan efektivitas pembelian.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Loyalitas Konsumen 1. Pengertian Loyalitas

Peter dan Olson (1997) mendefinisikan loyalitas merek sebagai minat membeli ulang dan perilaku membeli ulang. Minat membeli berulang sangat diperlukan untuk menunjukkan perilaku loyal konsumen, karena dalam loyalitas merek bukan sekedar suatu pembelian terhadap merek produk tertentu secara berulang, melainkan sesuatu yang lebih dari perilaku membeli berulang (Engel & Blackwell, 1982).

Assael (1992), mengemukakan bahwa loyalitas adalah hasil dari kepuasan dan komitmen ketika konsumen memutuskan untuk pembelian berikutnya. Dalam hal ini terlihat bahwa suatu pembelian dapat berulang karena konsumen belajar dari pengalaman dan konsumen akan mengulang pembelian pada produk yang telah memberikan kepuasan.

(27)

Loyalitas konsumen merupakan tiket menuju sukses semua bisnis. Strategi pemasaran yang sukses seyogyanya menghasilkan konsumen yang loyal. Mereka yang dikategorikan sebagai pelanggan setia adalah mereka yang sangat puas sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal (Siat, 1997).

Jacoby (Engel dan Blackwell, 1982) mengatakan bahwa loyalitas merek pada dasarnya terdiri dari dua hal, yaitu perilaku loyal dan sikap loyal. Perilaku loyal adalah tindakan membeli berulang yang selektif yang didasarkan pada proses pengambilan keputusan psikologik yang evaluatif. Adapun sikap loyal adalah kecenderungan mempunyai kebiasan yang selektif. Pendek kata, loyalitas merek mengadung arti perilaku membeli berulang yang didasari oleh faktor kognitif, afektif, evaluatif dan kecenderungan.

(28)

Menurut Assael (1992), ada empat pola pembelian konsumen, yaitu : a. Reversion, yaitu konsumen pernah membeli merek baru dan kemudian

kembali lagi ke merek lama. Misalnya, konsumen sejak dulu mengkonsumsi rokok merek “Gudang Garam Filter”, kemudian ia mencoba merek “Djarum Super”, namun kemudian ia tidak menyukainya, maka ia pindah lagi ke merek “Gudang Garam Filter”. b. Conversion, yaitu konsumen tetap loyal kepada merek baru. Misalnya,

konsumen mengkonsumsi rokok merek “Gudang Garam Filter” ia kemudian mencoba membeli merek “Djarum Super” ternyata ia menyukai merek “Djarum Super”, maka ia pun terus membeli merek “Djarum Super”.

c. Vacilation, yaitu konsumen membeli bergantian atara merek lama dengan merek baru. Misalnya konsumen bergantian membeli rokok merek merek “Gudang Garam Filter” dan “Djarum Super” karena ia menyukai keduanya.

d. Experimentation, yaitu konsumen selalu mencoba merek baru. Misalnya konsumen selalu membeli rokok merek baru untuk mengetahui rasanya sehingga ia tidak pernah loyal terhadap satu merek.

(29)

Suatu pembelian dapat diulang karena konsumen belajar dari pengalaman masa lalu. Konsumen mengulang pembelian pada suatu barang yang telah memberikan kepuasan. Dalam hal ini proses pengambilan keputusan yang kompleks tidak akan terjadi pada setiap kali pembelian. Loyalitas merupakan hasil dari kepuasan dan komitmen, sama ketika konsumen memutuskan untuk pembelian berikutnya (Assael, 1992).

Merek akan memiliki posisi yang sangat kuat sehingga bisa menjadi suatu modal. Jika merek tersebut telah dikenal, memiliki asosiasi merek yang baik, persepsi kualitas yang baik, maka merek tersebut akan memiliki pelanggan setia (Aaker, 1991) senada dengan pendapat tersebut, Waren (Swa, 2005) mengemukakan merek adalah seluruh atribut baik berwujud maupun tidak dan menjadi suatu jaminan kredibilitas mutu dan keaslian. 2. Loyalitas Merek

Loyalitas terhadap suatu produk cenderung diistilahkan sebagai loyalitas merek karena konsumen selalu mengaitkan pada mereknya demi mempermudah mencari produk yang pernah dibelinya. Cara mengukur loyalitas merek didefinisikan sebagai berikut (Engel & Blackwell, 1982) : a. Brand choice sequences atau tahapan pilihan merek

(30)

ditempatkan pada salah satu di antara empat macam kategori loyalitas merek berdasarkan macam-macam merek yang diteliti. Kategori loyalitas merek tersebut adalah :

1) Undivided loyalty atau loyalitas mutlak : A, A, A, A, A, A yaitu tahapan yang tidak terputus-putus. Konsumen hanya membeli merek tunggal dan tidak jadi membeli jika merek tersebut tidak tersedia. 2) Devided loyalty atau loyalitas terpencar : A, B, A, B, A, B yaitu

pembelian yang konsisten dari dua merek atau lebih.

3) Unstable loyalty atau loyalitas tidak mantap : A, A, A, B, B, B yaitu konsumen berpindah dari satu merek ke merek lain tapi masih dalam satu perusahaan.

4) No Loyalty atau tidak ada loyalitas : A, B, C, D, E, F yaitu konsumen tidak memunyai kejelasan pola pembelian berulang.

b. Proportion of purchases atau proporsi pembelian.

Loyalitas merek diukur dengan cara melihat proporsi pembelian total dari kelompok produk tertentu yang berkaitan dengan merek atau kombinasi aneka merek.

(31)

d. Pengukuran lain, seperti misalnya dengan menggunakan frekuensi pembelian dan pola pembelian ataupun kombinmasi pengukuran tersebut.

Loyalitas menurut Dick & Basu dalam Tjiptono (2002) didefinisikan sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu merek dan pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Definisi ini mencakup dua hal penting, yaitu loyalitas sebagai perilaku dan loyalitas sebagai sikap. Kombinasi kedua komponen akan menghasilkan empat situasi kemungkinan, seperti gambar berikut ini :

Perilaku pembelian ulang

Kuat Lemah

Rendah Loyalty Latent Loyalty

Sikap

Tinggi Spurious Loyalty No Loyalty

Sementara itu, untuk mengkaitkan antara tingkat kepuasan dan tingkat loyalitas menurut Schnaars (dalam Tjiptono, 2000) akan dihasilkan empat alternatif situasi, yaitu failures, forced loyalty, defectors dan successes.

Loyalitas

Lemah Kuat

Rendah Failures Forced Loyalty

Kepuasan

(32)

Kondisi failures dicirikan dengan kondisi tidak puas dan tidak loyal,

forced loyalty dicirikan dengan kondisi tidak puas, namun ada perasaan terikat pada progran promosi yang dicanangkan perusahaan sehingga tetap menjadi loyal, sedangkan defectors dicirikan sebagai tingkat kepuasan yang tinggi, tetapi merasa tidak harus terikat dengan produk tersebut dan successes dicirikan sebagai konsumen yang merasa puas dan paling mungkin untuk memberikan word of mouth yang positif.

Loyalitas pelanggan sering dihubungkan dengan loyalitas merek. Ada dua perspektif, yaitu perspektif perilaku dan perspektif sikap.

a. Perspektif perilaku, dalam perspektif ini loyalitas merek diartikan sebagai pembelian ulang suatu merek secara konsisten oleh pelanggan. Kenyataannya jarang dijumpai pelanggan yang setia 100% hanya pada satu merek tertentu. Oleh karena itu loyalitas merek dapat diukur misalnya melalui proporsi dan rentetan pembelian.

(33)

2. Aspek dalam Loyalitas

Loyalitas konsumen terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu : a. Aspek Komitmen, dengan ciri

1) Tidak mempunyai keinginan untuk berganti merek 2) Adanya sikap konsisten terhadap merek tertentu.

Loyalitas pada umumnya menunjuk pada pola-pola pembelian berulang dengan suatu komitmen pada merek, toko atau perusahaan dan komitmen ini akan bertahan lama. Laaksonen (1993) mengemukakan bahwa keberadaan loyalitas ditunjukkan ketika konsumen menolak pengaruh untuk berpindah ke merek lain.

b. Aspek Minat, dengan ciri

1) Adanya motivasi kuat untuk tetap membeli produk tertentu. 2) Adanya perhatian khusus terhadap merek tertetu.

Minat membeli menurut Markin (Karnitasari, 1995) merupakan aktivitas psikis yang timbul karena ada perasan dan pikiran terhadap sesuatu barang atau jasa yang diinginkannya. Apabila hal itu terjadi pada pembelian berulang, maka kepercayaan, nilai dan citra ditunjukan pada barang dan jasa yang pernah dibeli sebelumnya.

c. Aspek Pembelian Berulang, dengan ciri

1) Adanya kebiasaan berulang untuk membeli merek produk tertentu. 2) Tidak pernah mengganti merek produk tertentu.

(34)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas

Loudon dan Bitta (1993), menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas yaitu;

a. Variabel sosio ekonomi, demografi, dan psikologis, tetapi lebih cenderung ke arah produk yang spesifik daripada produk umum.

b. Perilaku loyal dari pemimpin kelompok yang informal mempengaruhi anggota kelompoknya.

c. Beberapa karakter pembeli yang berhubungan dengan loyalitas toko, yang akhirnya akan berhubungan dengan loyalitas merek.

Engel (1982), mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen yaitu:

a. Usia. Dalam usia dewasa seseorang lebih memiliki pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan membeli

b. Jenis Kelamin. Pria cenderung lebih loyal karena wanita senang belanja sehingga mudah tertarik pada merek lain.

c. Pendidikan. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan seseorang, akibatnya orang yang berwawasan rendah akan lebih mudah terpengaruh.

4. Loyalitas Konsumen

(35)

Konsep ini menunjuk ada pola-pola pembelian selama periode waktu tertentu. Pola-pola pembelian berulang dalam loyalitas tersebut dapat dicapai berdasarkan sikap yang positif, dalam hal ini sikap positif terhadap produk rokok merek “Gudang Garam Filter”. Loyalitas diawali dengan proses pemilihan yang didasarkan pada alasan obyektif. Setelah beberapa waktu, pilihan tersebut menimbulkan ikatan emosional dengan konsumen.

B. Persepsi Citra Merek Rokok Gudang Garam Filter 1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan bagian penting dari individu dalam memberikan tanggapan terhadap suatu obyek di lingkungannya. Tanggapan terhadap stimulus tersebut selanjutnya berperan dalam perubahan sikap dan perilaku individu selanjutnya. Huffman, dkk (1997) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses seleksi, pengorganisasian dan penginterpretasian suatu stimulus yang diterima dari lingkungan sekitanya. Atkinson (1998) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus yang diterimanya dan pola-pola yang ada di lingkungan sehingga lebih berarti.

(36)

yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan sehingga suatu stimulus yang sama belum tentu dipersepsikan sama oleh beberapa individu. Lebih lanjut Jalaludin (2000) menyatakan bahwa persepsi berarti mengenal sesuatu melalui alat indera yang secara global dan belum disertai kesadaran, sedang subyek dan obyeknya belum terbedakan satu dari lainnya sehingga baru terdapat proses memiliki tanggapan saja.

Walgito (1994) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses diterimanya stimulus oleh indera melalui alat reseptor dimana stimulus yang diterima tersebut diteruskan ke otak sehingga individu menyadari apa yang diperoleh melalui penginderaannya tersebut.

Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Obyek-obyek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya adalah obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Faktor fungsional yang menentukan persepsi berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan faktor-faktor personal (Rahmat, 2001).

Persepsi merupakan proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasi stimulus yang diterima dan pola-pola di lingkungan sehingga menjadi lebih berarti bagi individu yang bersangkutan (Atkinson, 1998).

(37)

menginterpretasi stimulus ke dalam sesuatu yang berarti dan berkaitan dengan lingkungan (Schiffman & Kanuk, 1997).

Hanna & Wozniak (2001) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses seleksi, organsasi dan interpretasi terhadap sensasi, yakni bagaimana indera atau reseptor (mata, telinga, mulut, hidung dan kulit) memberikan respon terhadap stimulus yang diterima dari lingkungan.

Persepsi dalam perilaku konsumen menurut Well & Prensky (1996) adalah proses pemilihan stimulus dari lingkungan, organisasi informasi dan menerjemahkan informasi dalam bentuk yang lebih berarti dalam kehidupan.

Gibson (1994) mengartikan persepsi sebagai suatu proses kognitif, yang mana proses kognitif tersebut membantu individu untuk menyeleksi mengolah, menyimpan dan menginterpretasi stimuli menjadi gambaran yang bermakna dan koheren. Ada perbedaan dari masing-masing individu dalam memandang sesuatu karena setiap individu mengartikan sendiri stimuli yang ia peroleh.

(38)

dalam hubungaanya dengan obyek stimulus, yaitu kemampuan untuk mengartikan atau menginterpretasikan obyek dari suatu stimulus.

Persepsi seseorang terhadap suatu obyek dapat menentukan tindakan yang akan dilakukan terhadap obyek yang bersangkutan. Bentuk atau sifat tindakan biasanya tergantung dari keadaan individu yang mengamati dan menginterpretasikan. Walaupun obyek yang diamati sama, tapi kemungkinan muncul persepsi yang berbeda antar individu sangat mungkin terjadi karena sifat persepsi yang subyektif.

Huffman dkk (1997) menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga proses dasar, yaitu :

a. Seleksi

Langkah awal dalam persepsi adalah proses seleksi dimana individu dapat memilih stimulus yang akan menjadi perhatiannya. Seorang konsumen secara tidak sadar melakukan proses seleksi terhadap stimulus yang ada di sekitarnya, dalam hal ini adalah produk rokok merek Gudang Garam Filter. Kesadaran terhadap stimulus akan meningkat apabila stimulus tersebut berhubungan dengan kebutuhan konsumen saat itu.

b. Pengorgansasian

(39)

c. Penginterpretasian

Pola-pola atau pada proses organisasi oleh otak individu akan dimaknai untuk menerangkan dan membuat keputusan mengenai dunia sekitar. Proses penginterpretasian dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengalaman, harapan-harapan, kebudayaan dan motivasi individu.

Hawkins, dkk (Prijonggo, 1999) menjelaskan tahapan terjadinya persepsi sebagai berikut :

a. Penampakan

Penampakan terjadi jika suatu stimulus mengenai syaraf reseptor dari panca indera. Tidak semua stimulus yang diterima dapat ditangkap, karena hanya beberapa stimulus yang sebelumnya sudah diseleksi saja yang akan ditangkap oleh individu.

b. Perhatian

(40)

faktor individu merupakan karakteristik individu seperti minat dan kebutuhan.

c. Interpretasi

Interpretasi adalah pemberian makna terhadap stimulus yang diperhatikan individu. Schiffman & Kanuk (1997) menambahkan bahwa seberapa dalam interpretasi seseorang pada saat ini dan yang akan datang tergantung dari kejelasan stimulus, pengalaman pada masa lalu, motif dan minat pada saat persepsi itu terjadi.

2. Pengertian Merek

Merek sebagai tanda berupa gambar nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiiki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Merek dagang adalah tanda pembeda yang mengidentifikasikan barang atau jasa tertentu dihasilkan oleh seseorang atau suatu perusahaan (HKI, 2001).

Menurut American Marketing Association dalam Kotler (2000), Merek adalah nama, istilah, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

(41)

diproduksi atau jasa yang berorientasi pada perdagangan atau usaha komersial. Syamsudin membagi merek dalam dua kategori, yakni :

a. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan seseorang atau secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan barang sejenis lainnya.

b. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan jasa-jasa di bidang perdagangan atau usaha komersial lainnya yang sejenis.

Merek adalah indikator value yang ditawarkan kepada pelanggan. Merek merupakan aset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan memperkuat kepuasan dan loyalitas. Merek menjadi alat ukur bagi kualitas

value yang ditawarkan (Kartajaya, 2006 : 11). Merek tidak sekedar nama namun lebih kepada nilai (value) sebuah produk, baik barang maupun jasa.

3. Citra Merek (Brand Image)

Assael (1992) mengatakan bahwa citra merek menggambarkan secara keseluruhan persepsi mengenai merek dan pengalaman masa lampau.

(42)

dengan merek lain, membeli, menciptakan sikap atau perasaan positif dan untuk memperluas merek. Karena itu, merek menjadi sangat penting karena menampilkan identitas perusahaan atau produk perusahaan.

Menurut Kotler (1993) pembeli akan melihat dirinya sendiri maupun produk-produk yang mereka beli dalam rangkaian suatu citra. Citra-citra ini adalah kesan-kesan resmi yang ada, baik disadari maupun tidak dalam ingatan individu. Perilaku pembelian dipengaruhi oleh citra-citra yang dimiliki oleh konsumen tentang berbagai produk, perusahaan, toko, pengecer dan tentang diri mereka sendiri.

Pembentukan citra merek terdapat pada proses memori seseorang. Struktur ingatan dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu :

a. Sensory memory, semua data yang masuk melalui indera kita, tetapi indera tidak meneruskan citra secara keseluruhan, melainkan setiap indera menerima penggalan informasi seperti rasa, warna, bentuk dan meneruskannya ke otak dimana persepsi tunggal disinkronisasikan dan diterima sebagai citra tunggal pada sebuah peristiwa. Menurut Wells dan Prensky (1996) pada tahapan ini informasi diterima dari indera selama proses persepsi disimpan secara sementara. Bagi pemasar hal ini berarti meskipun mudah untuk memasukkan informasi ke dalam penyimpanan ingatan konsumen tetapi sulit untuk membentuk kesan yang abadi (Schiffman & Kanuk, 1997).

(43)

disimpan dalam periode dan waktu yang relatif singkat, bagaimana informasi ini dapat bertahan dalam penyimpanan short term memory

maka informasi dalam tahap ini mengalami proses yang dikenal dengan pengulangan (rehearsal) dan kemudian dipindahkan ke long term memory. Proses pemindahan ini memerlukan waktu dua hingga sepuluh detik. Jika informasi tidak diulang dan tidak dipindahkan hal ini akan hilang dalam waktu tiga puluh detik atau kurang. Jumlah informasi yang dapat disimpan dalam short term memory terbatas antara empat hingga lima item (Sciffman & Kanuk, 1997). Biasanya pemasar membantu konsumen untuk mengingat dengan jalan mengulang-ulang iklan.

c. Ingatan jangka panjang (long term memory), berbeda dengan short term memory dimana informasi dapat bertahan hanya beberapa detik, pada

long term memory menyimpan informasi lebih lama. Meskipun hal ini memungkinkan untuk melupakan sesuatu dalam beberapa menit setelah informasi telah sampai long term meory. Informasi bisa bertahan dalam waktu sehari, bulanan bahkan tahunan.

(44)

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi persepsi citra merek

Walgito (1994) menyatkan bahwa dalam proses persepsi terdapat faktor yang mempengaruhi timbulnya persepsi, yaitu :

a. Keadaan individu sebagai reseptor, yaitu faktor-faktor dari dalam diri perseptor itu sendiri seperti pikiran, perasaan, sudut pandang, pengalaman masa lampau, daya tangkap, taraf kecerdasan serta harapan dan dugaan perseptor.

b. Keadaan obyek yang dipersepsi, yaitu karakteristik-karakteristik yang ditampilkan oleh obyek baik yang bersifat fisik, psikis maupun suasana.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi setiap individu berbeda-beda dan bersifat subyektif yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu dan faktor dari luar individu.

5. Aspek-aspek Persepsi Citra Merek

Astuti (2000), menjabarkan aspek mengenai persepsi citra merek menjadi 4, yaitu:

a. Reputasi produk, adalah nama baik yang dimiliki sebuah produk yang tentunya muncul karena adanya berbagai macam hal yang sangat mempengaruhi kontinuitas konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut.

(45)

c. Karakteristik produk, adalah ciri khas atau identitas yang hanya dimiliki oleh suatu produk tertentu dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap daya jual produk tersebut.

d. Karakteristik konsumen, adalah ciri atau spesifikasi yang dimiliki konsumen sebagai pengkonsumsi produk tersebut.

6. Rokok Gudang Garam Filter

PT. Gudang Garam Tbk telah berdiri sejak tahun 1958 dengan menghasilkan tiga jenis rokok utama, yaitu klobot dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebagai hasil kreasi tangan-tangan wanita yang trampil dengan menggunakan alat giling dari kayu serta Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang diproses dengan mesin-mesin otomatis berkecepatan tinggi.

Rokok Gudang Garam Filter sebagai produk unggulan PT. Gudang Garam Tbk. tersaji dalam dua kemasan, yaitu kemasan isi 12 dalam bungkus kertas (Coated Folding Boxboard) dan isi 50 dalam bungkus kaleng. Rokok Gudang Garam Filter terbuat dari perpaduan tembakau dan cengkeh serta saus dengan aroma dan cita rasa yang khas.

(46)

7. Persepsi Citra Merek Rokok Gudang Garam Filter

Rokok Gudang Garam Filter sebagai salah satu produk konsumsi masyarakat. Pada sebagian orang, sudah layaknya sebagai kebutuhan pokok. Konsumen tidak sembarangan memilih merek rokok yang dikonsumsinya, perlu adanya pertimbangan mengapa ia mengkonsumsi rokok dan loyal terhadap merek tertentu. Pertimbangan tersebut antara lain reputasi, kelebihan, karakteristik produk dan karakteristik konsumen, yang kemudian akan membentuk persepsi baik positif ataupun negatif.

Berdasar hal tersebut dapat disimpulkan definisi dari persepsi citra merek rokok Gudang Garam Filter adalah suatu proses penginderaan yang melibatkan proses seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap reputasi Gudang Garam yang dibentuk dari aspek reputasi, kelebihan dan karakter produk serta karakter konsumen dan pengalaman subyek saat mengkonsumsinya. Persepsi tersebut mempengaruhi sikap, oleh karena itu persepsi citra merek Gudang Garam Filter dilihat juga dari aspek kognitif, afektif dan konatif.

C. Hubungan antara Persepsi Citra Merek Rokok Gudang Garam dengan Loyalitas Konsumen

(47)

terjadi karena secara tidak langsung produsen telah menjanjikan sesuatu yang akhirnya dapat dibuktikan dan dinikmati konsumen.

Belajar dari fenomena ini, konsumen akan mempersepsikan bahwa produk tersebut adalah “baik” dan patut untuk mendapatkan kesetiaan dari konsumen selaku pengguna produk tersebut. Demikian sebaliknya dengan produk yang memiliki citra merek yang buruk, produk tersebut tidak akan laku dipasaran, karena konsumen telah mempersepsikan bahwa mereka tidak akan mendapatkan kepuasan dari pembelian produk tersebut.

Hal inilah yang sedikit demi sedikit akan menghancurkan eksistensi perusahaan karena citra merek yang buruk akan menurunkan tingkat kepuasan konsumen, dan menurunnya tingkat kepuasan konsumen akan berakibat pada menurunnya loyalitas pada produk tersebut, dan menurunnya loyalitas pada suatu produk akan menurunkan tingkat pembelian, dan menurunnya tingkat pembelian suatu produk akan mengancam eksistensi perusahaan.

D. Hipotesis

(48)

E. Skema Hubungan antara Persepsi Citra Merek “Rokok Gudang Garam Filter”

Terhadap Loyalitas Konsumen

Komponen : 1. Reputasi 2. Kelebihan

3. Karakteristik Produk 4. Karakteristik Konsumen

Loyalitas Rendah

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Loyalitas Tinggi Produk Rokok Merek

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan tipe penelitian yang berbentuk hubungan dari dua variabel atau lebih (Azwar, 2005). Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan antara satu variabel dengan satu variabel lainnya. Dalam penelitian ini akan dicari apakah ada hubungan yang positif antara persepsi citra merek rokok “Gudang Garam Filter” dengan loyalitas konsumen.

B. Identifkasi Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y) sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (independent variable) : Persepsi citra merek rokok Gudang Garam Filter

2. Variabel terikat (dependent variable) : Loyalitas konsumen

C. Definisi Operasional

1. Persepsi Citra Merek Rokok Gudang Garam Filter

(50)

tentang merek tersebut dan pengalaman subyek. Persepsi citra merek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi terhadap citra merek produk rokok “Gudang Garam Filter”.

Aspek yang dilibatkan dalam persepsi citra merek rokok Gudang Garam Filter adalah :

a. Reputasi produk, adalah nama baik yang dimiliki rokok Gudang Garam Filter yang muncul karena adanya berbagai macam hal yang sangat mempengaruhi kontinuitas konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut.

b. Kelebihan produk, adalah nilai lebih yang dimiliki suatu produk atau bisa dikatakan aset jual dari produk tersebut. Contohnya, kualitas tembakau, cengkeh, filter dan kertas sigaret (ambri)

c. Karakteristik produk, adalah ciri khas atau identitas yang hanya dimiliki oleh suatu produk tertentu. Seperti bentuk kemasan, warna kemasan, rasa dan aroma.

d. Karakteristik konsumen, adalah ciri atau spesifikasi yang dimiliki konsumen sebagai pengkonsumsi produk tersebut.

(51)

tersebut mempengaruhi sikap, oleh karena itu persepsi citra merek Gudang Garam Filter dilihat juga dari aspek kognitif, afektif dan konatif.

2. Loyalitas Konsumen

Loyalitas adalah suatu pembelian berulang berdasarkan keputusan yang benar-benar disadari. Konsep ini menunjuk ada pola-pola pembelian selama periode waktu tertentu. Pola-pola pembelian berulang dalam loyalitas tersebut dapat dicapai berdasarkan sikap yang positif pada suatu produk baik barang maupun jasa, dengan demikian, loyalitas konsumen adalah adanya komitmen, minat dan pembelian berulang pada produk tertentu, dalam hal ini produk rokok “Gudang Garam Filter”.

Azwar (1995) mengatakan bahwa dalam pengukuran sikap, untuk mendapatkan definisi operasional yang lebih konkret penerjemahannya dalam batasan yang terukur, maka variabel penelitian dilihat dari 3 komponen sikap, yaitu komponen kognisi, afeksi dan konasi. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.

Aspek loyalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Komitmen

(52)

b. Minat

1) Adanya motivasi kuat untuk tetap membeli produk tertentu. 2) Adanya perhatian khusus terhadap merek tertetu.

3) Adanya sikap fanatisme terhadap merek tertentu. c. Pembelian berulang

1) Adanya kebiasaan berulang membeli merek produk tertentu. 2) Tidak pernah mengganti merek produk tertentu.

Tingkat loyalitas diperoleh dari skor total penelitian, semakin tinggi skor total yang diperoleh subyek, maka semakin tinggi loyalitasnya. Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subyek, maka semakin rendah loyalitasnya.

D. Subyek Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Yogyakarta. 2. Sampel

(53)

3. Metode Pengambilan Sampel

Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive random sampling yaitu penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengkonsumsi rokok merek Gudang Garam Filter

b. Telah mengkonsumsi rokok merek Gudang Garam Filter minimal 1 tahun, artinya subyek telah melakukan pembelian berulang.

c. Berusia minimal 17 tahun, karena pada usia tersebut merupakan batasan usia minimal dalam pembelian rokok yang sesuai peraturan resmi.

E. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan skala penelitian. Skala disusun berdasarkan aspek yang diteliti

dari masing-masing variabel.

2. Melakukan uji coba instrumen kepada sekelompok sampel kecil untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

3. Hasil uji coba intrumen kemudian dilakukan seleksi item dengan menggunakan kriteria valid dan reliabel yang telah ditentukan.

4. Melakukan penelitian menggunakan kuesioner dengan butir-butir pertanyaan yang telah valid dan reliabel (telah diseleksi).

(54)

F. Metode Pengambilan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. Data Primer

Data primer merupakan data pokok yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa catatan pendukung, teori-teori yang mendukung serta beberapa catatan penting lainnya sebagai pendukung data primer. G. Instrumen Penelitian

1. Skala Persepsi Citra Merek

Skala sikap persepsi citra merek terdiri dari 36 butir yang terdiri dari 18 item favorabel dan 18 item unfavorabel, yang meliputi empat atribut yaitu reputasi produk, kelebihan produk, karakteristik produk dan karakteristik konsumen yang dinilai berdasar pada kebutuhan, pengalaman masa lalu dan faktor-faktor personal responden. Masing-masing indikator persepsi citra merek tersebut ditinjau dari aspek sikap yang terdiri dari aspek kognisi, afeksi dan konasi.

(55)

Tabel 1. Skala Persepsi Citra Merek

No. Atribut Kognisi Afeksi Konasi Jumlah

F 1 1 1 3

Tabel 2. Sebaran Butir Peryataan Persepsi Citra Merek

No. Atribut Kognis Afeksi Konasi Jumlah

F 1 33 34 3

2. Skala Loyalitas Konsumen

Skala perilaku loyalitas konsumen terdiri dari 18 butir yang terdiri dari 9 item favorabel dan 9 item unfavorabel yang meliputi tiga atribut yaitu komitmen, minat dan pembelian berulang. Masing-masing indikator ditinjau dari aspek kognisi, afeksi dan konasi.

(56)

Penyebaran alat ini menggunakan kategori favorable dengan skor, SS:4, S:3, TS:2, STS;1 dan kategori unfavorabel dengan skor SS:1, S:2, TS:3, STS: 4.

Tabel 3. Skala Loyalitas Konsumen

No. Atribut Kognisi Afeksi Konasi Jumlah

F 1 1 1 3

Tabel 4. Sebaran Butir Pernyataan Loyalitas Konsumen

No. Atribut Kognisi Afeksi Konasi Jumlah

F 16 1 7 3

3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(57)

a. Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2004).

Dalam penelitian ini untuk menguji validitas, alat ukur yang digunakan adalah validitas isi yakni validitas muka yang mengukur validitas berdasarkan penampilan tesnya dan validitas logis yang menunjukkan sejauh mana isi tes mewakili atribut yang hendak diukur. Validitas alat penelitian ini diketahui dengan cara menggunakan

profesional judgment oleh dosen pembimbing skripsi.

Untuk mengukur kesahihan butir-butir pernyataan, menggunakan rumus Pearson Product Moment yaitu mengkorelasikan skor masing-masing butir dengan skor totalnya. Ketentuannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir yang diuji dinyatakan sahih, namun jika r hitung kurang atau sama dengan r tabel (pada signifikansi 5%), maka butir yang diuji dinyatakan gugur.

b. Reliabilitas

(58)

dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama, atau dengan kata lain taraf keajegan yang diperoleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama atau alat ukur yang setara pada kondisi berbeda. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach, ketentuannya adalah jika koefisien reliabilitas Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka instrumen yang diuji dinyatakan reliabel (Nunnaly dalam Ghozali, 2005).

H. Metode Analisis Data

Alat analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment dari Pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama (Sugiyono, 2004 : 212).

(59)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penelitian

1. Orientasi Kancah

a. Profil PT Gudang Garam Tbk

Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti

sekarang ini dimulai sejak tahun 1958. Pada tanggal 26 Juni 1958,

Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek

dengan merek dagang “Gudang Garam” dengan bercirikan industri

rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada

saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati

lahan sewaan seluas 1000 m2 yang berlokasi di Jalan Semampir II/1

Kediri. Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret

Kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil

produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya

pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri

(Karesidenan Kediri).

Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam

menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan

untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status

menjadi sebuah firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha.

(60)

memenuhi kebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah

jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.

Memasuki tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi

Perseroan Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan

status Perseroan Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam

semakin berkembang, baik dari segi kualitas produksi, menejemen

maupun teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai memproduksi

Sigaret Kretek Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek mesin ini tidak

merubah sifat PT Gudang Garam sebagai perusahaan yang menganut

sistem padat karya, bahkan semakin memperluas kesempatan kerja.

Kiat-kiat manajemen yang menjadikan PT. Gudang Garam, Tbk.

menjadi seperti sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup

Almarhum Surya Wonowidjojo yang juga menjadi falsafah perusahaan,

yaitu Catur Dharma Perusahaan, yaitu : 1) Kehidupan yang bermakna

dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan, 2)

Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.

3) Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan

orang lain dan 4) Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

Pada tahun 1985, Bapak Surya Wonowidjojo wafat dengan

meninggalkan kenangan indah kepada seluruh karyawan. Saat itu justru

persaingan di industri rokok semakin ketat, dengan kondisi demikian,

perusahaan harus berjuang demi kelestarian perusahaan dan

(61)

Untuk memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan

perusahaan, maka pada tahun 1990 PT. Gudang Garam melakukan

penawaran umum untuk menjual sebagian saham perusahaan kepada

masyarakat melalui bursa effek.

Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang

kertas industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di Kediri.

Presentase kepemilikan saham PT Gudang Garam Tbk. pada PT Surya

Pamenang saat ini adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu

tujuan pengembangan bidang usaha ini adalah untuk menjamin

kesinambungan akan pasok bahan pengepakan bermutu tinggi, yang

sebelumnya kebutuhan bahan pengepakan berkualitas tertentu masih

harus diimpor. PT Surya Pamenang akan ikut serta memenuhi

kebutuhan pasar di Indonesia dan di luar negeri di samping juga untuk

memenuhi kebutuhan kertas kemasan PT Gudang Garam Tbk. sendiri.

Produksi PT Surya Pamenang saat ini adalah Coated Folding Boxboard,

Coated Solid Bleached Board dan Coated Duplex Board.

b. Profil Rokok Gudang Garam Filter

Rokok Gudang Garam Filter tersaji dalam dua kemasan, yaitu

kemasan isi 12 dalam bungkus kertas (Coated Folding Boxboard) dan

isi 50 dalam bungkus kaleng. Rokok Gudang Garam Filter terbuat dari

perpaduan tembakau Temanggung dan Madura yang dibumbuhi

(62)

2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian

a. Membuat Skala Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala persepsi citra

merek rokok “Gudang Garam Filter” dan skala loyalitas konsumen.

Skala persepsi citra merek rokok “Gudang Garam Filter” terdiri dari 36

item dan skala loyalitas konsumen terdiri dari 18 item yang mewakili

masing-masing aspek yang diteliti.

b. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba alat penelitian dilakukan untuk melihat kesahihan butir

yang diukur dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan untuk

penelitian sesungguhnya.

Uji coba alat penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Juli hingga

tanggal 15 Agustus 2007. Dalam uji coba alat penelitian ini mengambil

subyek dan tempat yang memiliki karakteristik sama dengan subyek

penelitian dan tempat penelitian. Jumlah uji coba alat penelitian

berjumlah 50 orang.

c. Hasil Seleksi Item Skala Pengukuran Persepsi Citra Merek

Uji validitas skala ini dilakukan dengan menggunakan program

bantu SPSS for windows release 12.0 dengan mengukur korelasi antara

skor item yang diuji dengan skor total. Kriteria pemilihan butir

berdasarkan korelasi item total menggunakan batasan koefisien korelasi

(r) tabel pada sejumlah responden uji coba (50) dengan signifikansi 5%

(63)

memiliki korelasi > 0,279 dan dinyatakan gugur jika memiliki koefisien

korelasi ≤ 0,279.

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien

korelasi yang dihasilkan berkisar antara –0.187 hingga 0,692. Dengan

demikian diketahui sebanyak 7 item dari 36 item dinyatakan gugur,

karena memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,279 terhadap skor

total.

Butir yang gugur merupakan penyusun faktor karakteristik produk

(9, 16, 20, 21, 32), kelebihan pruduk (10), karakteristik konsumen (26).

Aspek-aspek yang digunakan dalam skala ini tidak didapati aspek yang

hilang akibat keseluruhan butir pernyataan gugur. Berikut ini disajikan

distribusi item yang valid :

Tabel 5. Distribusi Butir-Butir Persepsi Citra Sahih

No .

Atribut Kognisi Afeksi Konasi Jumlah

(64)

d. Hasil Uji Reliabilitas Skala Pengukuran Persepsi Citra Merek

Hasil uji reliabilitas diperoleh kosfisien Alpha Cronbach yang

dihasilkan sebesar 0,809 dan dinyatakan reliabel.

e. Hasil Seleksi Item Skala Pengukuran Loyalitas

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien

korelasi yang dihasilkan berkisar antara 0.001 hingga 0,788 dengan

demikian diketahui sebanyak 2 item dari 18 item dinyatakan gugur,

karena memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,279 terhadap skor

total.

Ke 2 butir pertanyaan tersebut adalah nomor 4 dan 11, butir ini

merupakan penyusun faktor minat (4) dan pembelian berulang (11).

Aspek-aspek yang digunakan dalam skala ini tidak didapati aspek yang

hilang akibat keseluruhan butir pertanyaan gugur. Berikut ini disajikan

distribusi aitem yang valid :

Tabel 6. Distribusi Butir-Butir loyalitas Merek Sahih

No. Atribut Kognisi Afeksi Konasi Jumlah

(65)

f. Hasil Uji Reliabilitas Skala Pengukuran Loyalitas

Hasil uji reliabilitas diperoleh koefisien Alpha Cronbach yang

dihasilkan sebesar 0,857 dan dinyatakan reliabel.

B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

1 Penyebaran Kuesioner

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 September hingga tanggal 30

Oktober 2007. Penelitian dilakukan pada konsumen rokok “Gudang Garam

Filter” yang berada di wilayah Yogyakarta. Pengambilan sampel ini

dilakukan secara acak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Penelitian dilakukan dengan menyebarkan sejumlah 75 angket yang

terdiri dari 29 item untuk skala persepsi citra merek rokok “Gudang Garam

Filter” dan 16 item untuk skala loyalitas konsumen. Dari sejumlah 75

kuesioner tersebut secara keseluruhan dapat digunakan dan dapat diolah.

Hal tersebut dikarenakan setiap responden yang memenuhi kriteria untuk

dijadikan sampel, selalu ditunggu dalam pengisian kuesioner sehingga tidak

terjadi kesalahan baik dalam menjawab maupun kelengkapan dalam

pengisian kuesioner.

2. Analisis Deskriptif

Deskripsi data untuk masing-masing variabel penelitian sebagai berikut:

Tabel 7. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel N Mean Std. Dev Min Max.

Persepsi citra merek rokok “Gudang Garam Filter”

75 92,83 8,8047 72 107

(66)

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa dari sejumlah 75 data

untuk variabel persepsi citra merek rokok “Gudang Garam Filter”,

diperoleh rata-rata skor sebesar 92,83 dengan simpangan baku 8,8047 dan

skor terendah 72 serta skor tertinggi diperoleh sebesar 107. Untuk variabel

loyalitas konsumen, dari sejumlah 75 data diperoleh rata-rata skor sebesar

47,72 dengan simpangan baku sebesar 6,4589. Skor terendah diperoleh 33

dan skor tertinggi sebesar 60.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat persepsi citra merek rokok

“Gudang Garam Filter” dan loyalitas konsumen, maka dilakukan uji

signifikansi antara mean empiris dengan mean teoritis (mean ideal) serta

simpangan baku teoritis (simpangan baku ideal) dengan simpangan baku

empiris (hasil penelitian). Berikut adalah perbandingan mean dan

simpangan baku teoritis dengan mean dan simpangan baku empiris :

Tabel 8.

Mean Teoritis dan Mean Empiris Variabel Penelitian

Mean Std. Dev

Mean teoritis adalah rata-rata skor ideal alat penelitian, mean teoritik

ini diperoleh dari angka skor maksimal ditambah skor minimal dibagi dua.

Mean empiris adalah rata-rata skor data penelitian. Simpangan baku teoritis

adalah skor maksimal dikurangi dengan skor minimal dibagi enam.

(67)

Variabel persepsi citra merek rokok “Gudang Garam Filter”, diketahui

mean teoritis adalah 72,5 sedangkan mean empiris sebesar 92,83 (mean

empiris > mean teoritis) sedangkan simpangan baku teoritis sebesar 14,5

dan simpangan baku empiris 8,8047. Hal tersebut menunjukkan bahwa

Persepsi Citra Merek Rokok Gudang Garam Filter tergolong tinggi.

Variabel loyalitas konsumen, mean teoritis adalah 40 sedangkan mean

empiris sebesar 47,72(mean empiris > mean teoritis) sedangkan simpangan

baku teoritis sebesar 8 dan simpangan baku empiris 6,4589. Hal tersebut

menunjukkan bahwa Loyalitas Konsumen pada subyek penelitian tergolong

tinggi.

3. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi

sebaran data variabel yang diteliti bersifat normal atau tidak. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Kolmorov-Smirnov

test. Jika nilai asym sig menunjukkan angka > 0,05, maka sebaran data

dinyatakan berdistribusi normal.

Tabel 9.

Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Variabel Penelitian

Variabel KS test Sig. p Keterangan

Persepsi citra merek rokok “Gudang Garam Filter”

1,033 0,975 Normal

Loyalitas konsumen 1,250 0,088 Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data tersebut, diperoleh nilai

Kolmorov-Smirnov test untuk variabel persepsi citra merek rokok “Gudang

(68)

loyalitas konsumen Kolmorov-Smirnov test sebesar 1,250 dengan

signifikansi 0,088. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 5%, dengan

demikian sebaran data berdistribusi normal baik untuk variabel persepsi

citra merek rokok “Gudang Garam Filter” maupun loyalitas konsumen.

4. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel persepsi citra merek rokok “Gudang Garam Filter” dengan

loyalitas konsumen membentuk suatu garis lurus atau tidak. Uji linieritas

dilakukan dengan menghitung nilai F. Hasil uji linieritas variabel

penelitian dengan program SPSS release 12 adalah sebagai berikut :

Tabel 10.

Hasil Uji Linieritas Variabel Penelitian

Keterangan df F Sig.p

Liniertiy 1 121,078 0,000

Deviation from

linierity 28 1,336 0,189

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel yaitu

persepsi citra merek rokok “Gudang Garam Filter” dengan loyalitas

konsumen adalah linier karena signifikansi yang dihasikan untuk linieritas

lebih kecil dari 5%. (sig. p 0.000 < 0.05).

5. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan bahwa ada hubungan antara persepsi citra

merek rokok “Gudang Garam Filter” dengan loyalitas konsumen. Uji

hipotesis dilakukan dengan melakukan korelasi product moment antara

(69)

nilai R hitung sebesar 0,771, angka tersebut menunjukkan korelasi positif

dan signifikan. Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara

persepsi citra merek Rokok “Gudang Garam Filter” terhadap loyalitas

konsumennya, sehingga hipotesis penelitian ini diterima.

Tabel 11.

Hasil Analisis Korelasi Product Moment

Variabel R hitung Sig. p Keterangan

Hasil analisis korelasi yang dilakukan menghasilkan koefisien korelasi

sebesar 0.771. Nilai korelasi tersebut termasuk dalam kategori kuat. Hal

tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara

persepsi citra merek rokok Gudang Garam Filter dengan loyalitas konsumen.

Hal tersebut berarti bahwa jika persepsi citra merek semakin positif, maka

loyalitas konsumen semakin kuat. Menurut Aruman (www.republika.co.id)

rumus yang digunakan produsen barang dan jasa untuk meraih loyalitas

konsumen adalah peningkatan pelayanan untuk membentuk citra merek

(brand image) yang baik bagi barang produksinya, sehingga dapat memenuhi

tuntutan pasar sekaligus memuaskan konsumen.

Sesuai dengan pendapat Kotler (2000) bahwa persepsi merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian. Selanjutnya Tjiptono

Gambar

gambar atau huruf atau kombinasinya untuk membedakan barang yang
Tabel 1. Skala Persepsi Citra Merek
Tabel 3. Skala Loyalitas Konsumen
Tabel  5. Distribusi Butir-Butir Persepsi Citra Sahih
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berhubung kekuatan (mirrah) dalam hadith ini yang didatangkan secara mutlak, ia di’kait’kan (muqayyad) dengan hadith ke 3 yang mengaitkan kekuatan itu dengan kekuatan

·         Material yang merupakan kebutuhan utama akan disediakan oleh Teaching Industry, sedangkan untuk material kebutuhan tambahan mahasiswa akan membelinya sendiri,

Dari hasil spearman test di dapatkan ρ = 0.001 yang berarti ada hubungan antara senam osteoporosis dengan kejadian osteoporosis, dan hasil crostabulation di

Pada penderita DM pemeriksaan dapat dilakukan pada mereka yang memiliki risiko untuk terkena DM seperti usia lebih dari 45 tahun, Berat Badan Relatif (BBR) &gt;120%, dengan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

X.. pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Karangreja, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Model kontekstual diduga kuat berpengaruh terhadap peningkatan

Joyce Ratnaningsih, Apt., Sp.FRS Apt selaku Pemilik Sarana Apotek dan Vania Denise Djunaidy, S.Farm., Apt selaku Apoteker Penanggung Jawab Apotek Alba Medika yang telah

Perbedaan antara hasil belajar pada materi kepengurusan jenazah yang diajar menggunakan metode demonstrasi dan yang diajar menggunakan metode ceramah dapat