• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA PADA SISWA SMA NEGERI SE-KOTA SUKABUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA PADA SISWA SMA NEGERI SE-KOTA SUKABUMI."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA PADA SISWA

SMA NEGERI SE-KOTA SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Dini Oktavia Saepul 0900145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Dini Oktavia Saepul

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Dini Oktavia Sepul 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DINI OKTAVIA SAEPUL

PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA PADA SISWA

SMA NEGERI SE-KOTA SUKABUMI

Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing: Pembimbing I

Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd. NIP.196005181987032003

Pembimbing II

Carsiwan, M.Pd. NIP.197101052002121001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Dini Oktavia Saepul. Perbandingan Perilaku Sosial Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Voli Dengan Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Pramuka Pada Siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi. Pembimbing I Dra.Hj. Oom Rohmah, M.Pd. Pembimbing II Carsiwan, M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri se-Kota Sukabumi. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, siswa tidak hanya belajar aspek kognitif dan psikomotor, selain itu juga siswa belajar aspek afektif, yaitu hal-hal yang berkenaan dengan perilaku sosialnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif ex post facto. Dengan desain penelitiannya dibagi menjadi kelompok siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dan kelompok siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Populasi yang digunakan adalah Siswa SMA Negeri Kota Sukabumi yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dan ekstrakurikuler pramuka sampel sebanyak 90 orang, 45 orang kelompok siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dan 45 orang sebagai kelompok siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Kesimpulan terdapat perbedaan antara yang signifikan antara perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka lebih baik daripada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli pada siswa SMA Negeri se-Kota Sukabumi.

(5)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Dini Oktavia Saepul . Comparison of Social Behavior Students The Following Extracurricular Volleyball With The Following Students Extracurricular Scouting At Senior High School Students Se - Sukabumi . Supervisor I Dra.Hj. Oom Rohmah , M.Pd. Supervisor II Carsiwan , M.Pd.

The purpose of this study was to determine whether there are differences between social behavior of students who take extracurricular volleyball with students who take extra scouts at Senior High School students as the city of Sukabumi . In extracurricular activities , students not only learn the cognitive and psychomotor aspects , while also students studying affective aspects , namely matters relating to social behavior . The method used in this research is descriptive ex post facto . With the research design is divided into groups of students who take extracurricular volleyball and a group of students who take extra scouts . Data collection tool used in this study was a questionnaire enclosed . The population used is the SMA Sukabumi Students who follow extracurricular volleyball and extracurricular scout sample of 90 people , 45 people groups of students who take extracurricular volleyball and 45 people as a group of students who take extra scouts . Conclusion There are significant differences between the social behavior of students who take extra scout better than students who take extracurricular volleyball at State high school students as the city of Sukabumi .

(6)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I. PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang Masalah………..

B. Rumusan Masalah………

C. Tujuan Penelitian………...

D. Manfaat Penelitian……….

E. Batasan Masalah………...

BAB II. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN...

A. Kajian Pustaka……….

1. Pendidikan Jasmani………..

a. Hakekat Pendidikan Jasmani……….

b. Esensi Pembelajaran Penjas……….

2. Hakikat Ekstrakulikuler………..

a. Pengertian Ekstrakulikuler………..

b. Tujuan Ekstrakulikuler………

c. Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler………

d. Azas Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakulikuler………

e. Prinsip-Prinsip Kegiatan Ekstrakulikuler………...

f. Kedudukan Ekstrakulikuler Disekolah……….

g. Kegiatan Ekstrakulikuler Olahraga………....

3. Hakikat Permainan Bola Voli...

(7)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Sejarah Permainan Bola Voli………...

b. Teknik Dasar Permaiman Bola Voli………...

4. Hakikat Pramuka...

a. Pengertian Pramuka ………...

b. Sejarah Pramuka………...

c. Tujuan Gerakan Pramuka………...

d. Prinsip Dasar Kepramukaan………...

e. Metode Kepramukaan………....

f. Anggota ………...

5. Hakikat Prilaku Sosial………...

g. Pengertian Prilaku Sosial………...

h. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial………...

i. Faktor-Faktor Pembentuk Prilakun Sosial………....

j. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Sosial………...

k. Karakteristik Prilaku Sosial Siswa SMA………..

6. Hubungan Prilaku Sosial Dengan Ekstrakurikuler Bola Voli

dan Ekstrakurikuler Pramuka...……...

l. Hubungan Prilaku Sosial Dengan Ekstrakurikuler Bola

Voli...

m.Hubungan Prilaku Sosial Dengan Ekstrakurikuler

Pramuka...

B. Kerangka Pemikiran ………...

C. Hipotesis………...

BAB III METODE PENELITIAN...

A.Lokasi dan Subjek Penelitian………..

1. Tempat dan Waktu Penelitian……….

2. Subjek Penelitian………

a. Populasi………...

b. Sampel………...

(8)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Desain Penelitian Dan Langkah – Langkah Penelitian...

a. Desain Penelitian...

b. Langkah – Langkah Penelitian...

C.Metode Penelitian...

D.Definisi Operasional………...

E. Intrumen Penelitian………....

a. Alat Pengumpulan Data...

b. Skala Penelitian...

c. Uji Validitas Dan Reabilitas Instrumen...

F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis data……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. Hasil Penelitian ………....

B. Pembahasan ………...

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...

A. Kesimpulan ………..

B. Saran……….

DAFTAR PUSTAKA………..……….

53

53

53

54

55

56

56

59

62

62

65

65

69

72

72

72

(9)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap manusia dalam menjalankan proses kehidupannya

mengalami perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada

manusia secara alami ada faktor yang mempengaruhinya. Akan tetapi perubahan

yang terjadi pada manusia dengan masyarakat jelas berbeda antara yang satu

dengan yang lainnya. Terutama dalam prilaku ada yang awalnya prilakunya

negative menjadi positif ada yang positif menjadi negatif.

Salah satu dari perubahan tersebut dapat dilihat dari segi sosial. Perubahan

sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan

mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak

mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan

kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam

prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan tersebut sangat sulit untuk

dipisahkan.

Sebagai makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang

hayatnya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain

melakukan relasi interpersonal. Dalam relasi interpersonal itu ditandai dengan

berbagai aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah

semata atau justru melalui proses pembelajaran tertentu. Berbagai aktivitas

individu dalam relasi interpersonal ini biasa disebut perilaku sosial.

Seorang individu atau siswa membutuhkan kemampuan untuk dapat

berinteraksi dengan orang lain. Perilaku sosial ini menjadi sangat penting

keberadaannya di tengah-tengah berbagai masalah sosial yang kerap terjadi dalam

(10)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam aktivitasnya di sekolah relatif beragam. Ada siswa yang mudah berinteraksi

dengan siswa dan guru, ada pula yang tertutup. Ada siswa yang aktif mengikuti

berbagai kegiatan di sekolah dan ada pula siswa yang kurang berpartisipasi aktif

dengan kegiatan yang ada di sekolah.

Dengan perubahan budaya yang instan menyebabkan manusia lupa dengan

proses yang dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya dan berpengaruh juga

pada perubahan perilaku anak sekarang yang lebih mengarah kepada perilaku

negatif seperti kurang menghargai orang lain, egois, kurangnya kerjasama dan

lain-lain.

Kemudian dengan berkembangnya dunia akibat kemajuan teknologi dan di

bidang apapun, menyebabkan banyak perubahan, tidak terkecuali gaya hidup

manusia zaman sekarang, mulai dari orang tua, anak remaja dan dewasa, maupun

anak kecil baik secara sadar maupun tidak mereka telah mengikuti perubahan

zaman itu. Kemajuan ini di sebabkan dunia pendidikan yang mengalami kemajuan

dan berkembang pesat. Namun dengan kemajuan ini pula anak zaman sekarang

banyak yang mengalami penyakit hipokinetik (kurang gerak), kegemukan,

tekanan darah tinggi, kencing manis dan lain-lainnya.

Anak zaman sekarang lebih senang dengan permainan modern dan alat -alat

teknologi terbaru seperti menonton televisi atau bermain video game, play

satation dan lain-lainnya. Kurangnya aktivitas gerak anak menyebabkan

pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu dan anak tidak matang pada

usianya. Sehingga secara tidak langsung mengakibatkan keterampilan fisik dan

perilaku anak cenderung berubah kearah negatif .

Hal ini disebabkan kurangnya aktivitas fisik anak dan anak kurang bergaul

dan lebih banyak berada didepan layar televisi maupun komputer sehingga masa

ataupun waktu untuk bermain dan bergaul dengan teman sabayanya pun

(11)

3

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengacu pada kondisi tersebut dan dikaitkan dengan tujuan pendidikan

jasmani yaitu membentuk manusia yang berkualitas baik secara kognitif,

psikomotorik maupun afektif, maka nampak ada sesuatu yang perlu diperhatikan

dan ditanggapi oleh para pendidik berkenaan dengan perilaku sosial siswa

tersebut, karena jika kurang diperhatikan akan menyebabkan siswa tidak memiliki

keterampilan sosial yang baik.

Penjelasan di atas menggambarkan bahwa masa anak-anak merupakan masa

yang paling menentukan perilaku individu di masa mendatang. Perilaku yang

dominan ditunjukkan oleh siswa dalam kesehariannya di sekolah adalah

ketergantungan pada kelompok sebaya, keinginan menyendiri dan keinginan

bebas dari dominasi orang tua. Hal ini berarti pada umumnya siswa lebih

mementingkan keberadaannya dalam kelompok dan sebaliknya tidak sedikit pula

yang mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekolah secara

baik, sehingga kecenderungan yang muncul adalah keinginan untuk menyendiri

atau hanya bergaul dengan beberapa orang saja yang dia sukai.

Hal ini berarti bahwa melalui pendidikan, siswa diharapkan memiliki

nilai-nilai yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa. Pendidikan

juga merupakan peristiwa dalam kehidupan melalui bentuk interaksi atau

hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. Berbagai

nilai yang dapat diraih melalui pendidikan adalah kecerdasan, moral,

pengetahuan, keterampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian,

kemandirian, serta tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat dan

bangsa

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

pendidikan lainya. Dengan adanya pendidikan jasmani di sekolah-sekolah dapat

diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu.

Tanpa pendidikan jasmani, proses pendidikan di sekolah akan tidak seimbang.

(12)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibelajarkan dan dikembangkan,dan selain itu perlu pula berdampak pada

perkembangan sosial, seperti belajar bekerjasama, dengan siswa lain.

Dalam proses pendidikan ada yang disebut pendidikan formal dan non

formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilakukan di sekolah dan

pendidikan non formal adalah pendidikan yang diadakan di luar sekolah atau

masyarakat. Pendidikan yang dilakukan di sekolah ada yang dikatakan

intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Pendidikan intrakurikuler adalah kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan di sekolah yang jatah waktunya telah ditetapkan

dan terstruktur. Sedangkan pendidikan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan

yang dilakukan diluar jam pelajaran sekolah.

Untuk memantapkan pendidikan siswa di sekolah diselenggarakan

kegiatan ekstrakulikuler yang dalam penyelenggaraannya dapat dilakukan di

dalam sekolah dan di luar jam pelajaran.

Peranan pembinaan dalam kegiatan ekstrakurikuler mempunyai dampak

yang besar terhadap tujuan dan kegiatan ekstra tersebut. Pembinaan dalam

kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang sangat penting, selain

berdampak pada prestasi yang diraih, namun juga terdapat sikap dan karakter

siswa yang didalamnya termasuk perilaku sosial.

Kegiatan ekstrakulikuler yang diselenggarakan di luar jam pelajaran, selain

membantu siswa dalam pengembangan minatnya, juga membantu siswa agar

mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar serta menanamkan tanggung

jawabnya sebagai warga negara yang mandiri.

Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang

diminati siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman terhadap berbagai

mata pelajaran yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan

pengalaman-pengalaman yang bersifat nyata yang dapat membawa siswa pada kesadaran atas

(13)

5

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ektrakurikuler dapat meningkatkan Emotional Qoutient (EQ) siswa yang di

dalamnya terdapat aspek kecerdasan sosial/kompetensi sosial.

Pengembangan EQ dewasa ini menjadi lebih mengedepan. Dari hasil

penelitian Goleman dalam Megawangi, (2004 hlm.47) (ruhtaf12.blogspot.com

diakses 25 april 2014) dikatakan bahwa “keberhasilan seseorang di masyarakat

sebagian besar ditentukan oleh 80 % kecerdasan emosi (EQ) dan hanya 20%

ditentukan oleh factor kecerdasan kognitip (IQ)”. Berdasar hasil penelitian

Goleman ini penulis menganggap bahwa penanaman nilai baik nilai moral

maupun nilai sosial perlu dikembangkan di dalam kegiatan pembelajaran di

sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang pelaksanaan kegiatannya lebih mengarah

pada pemberian pengalaman-pengalaman hidup dan pembentukan keterampilan

penulis pandang lebih cocok sebagai media penanaman nilai-nilai kehidupan pada

peserta didik.

Hasil survey penulis sementara kegiatan ekstrakurikuler yang

diselenggarakan di SMA Kota Sukabumi adalah bentuk kegiatan organisasi yang

meliputi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Pasukan Kibar Bendera

(Paskibra), Praja Muka Karana (Pramuka) dan Palang Merah Remaja (PMR), dan

Olahraga. Bentuk program kegiatan ektrakulikuler olahraga diantaranya; bolavoli,

bolabasket, dan sepakbola. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut berlaku bagi para

siswa di lingkungan sekolah.

Ekstrakulikuler non olahraga kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran

baik dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah. Ekstrakurikuler non olahraga

memiliki tujuan tertentu diantaranya adalah untuk merubah perilaku sosial siswa,

selain itu juga agar siswa mempunyai rasa tanggung jawab atas dirinya sendiri,

siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler non olahraga akan memiliki

karakter atau kepribadian yang baik

Selain itu ekstrakurikuler non olahraga contohnya seperti pramuka. Pramuka

(14)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang memiliki karya atau sedang berkarya. Dari pengertian tersebut, maka pantas

apabila pramuka dianggap sebagai penerus bangsa yang memiliki karya dan

kemajuan dalam berfikir, disiplin dan mampu mengatasi masalah, banyak karya

yang dapat dikuasai dalam mengikuti pramuka, seperti mampu memberi

pertolongan dengan membuat tandu apabila dalam keadaan genting, mampu

membuat simpul, dan banyak manfaat lain yang dapat kita ambil di dalamnya.

Sedangkan ekstrakurikuler olahraga adalah kegiatan yang dilakukan diluar

jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah.

Ekstrakurikuler olahraga berkaitan dengan aktivitas fisik siswa, sebelum

melakukan ekstrakurikuler olahraga biasanya pelatih atau pembina memberikan

pengarahan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler seperti, fair play, empati, bekerjasama, toleransi, sikap, dan lain

sebagainya.

Maka dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga nilai-nilai yang

terkandung didalamnya secara tidak langsung akan masuk kedalam karakteristik

siswa melalui permainan atau pertandingan, berbeda dengan kegiatan

ekstrakulikuler non olahraga yang harus diberi penjelasan mengenai nilai-nilai

yang terkandung saat siswa melakukan kegiatanya. Dalam penelitian ini penulis

memilih aktivitas ekstrakurikuler olahraga dan non olahraga sebagai variabel

penelitian. Didalam olahraga beregu akan membentuk sebuah situasi sosial yang

dapat memberikan kesempatan kepada individu untuk berinteraksi dengan orang

lain. Seperti yang disebutkan dalam Wikipedia Free Encyclopedia (2008:th)

bahwa, “olahraga tim mengacu pada olahraga yang dilatih atau dipraktekkan, dimana pemain saling berhubungan secara langsung dan secara simultan di antara

keduanya untuk mencapai satu tujuan”. Hal itu menunjukkan bahwa olahraga

beregu memberikan ruang pada individu untuk berinteraksi secara langsung dan

(15)

7

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam olahraga beregu tersebut dapat membantu mengembangkan keterampilan

sosial individu yang terlibat.

Kegiatan ektrakurikuler olahraga selain bermanfaat bagi siswa dalam

mengisi waktu luang untuk olahraga itu sendiri juga ditujukan untuk pembentukan

perilaku sosial seperti kerjasama, kemurahan hati, persaingan, empati, sikap tidak

mementingkan diri sendiri, sikap ramah, memimpin dan mempertahankan diri.

Pembentukan perilaku sosial terbentuk seirama dengan proses pertumbuhan dan

perkembangannya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa melalui kegiatan

ekstrakurikuler perilaku sosial siswa dapat dibentuk ke arah yang positif dan lebih

baik dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan ekstrakulikuler selain dapat

mengembangkan kemampuan fisik juga dapat mengembangkan prilaku sosial.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan

perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan terdapat beberapa

identifikasi masalah, seperti sebagai berikut:

prilaku ada yang awalnya prilakunya negative menjadi positif ada yang

positif menjadi negative. Dengan perubahan budaya yang instan menyebabkan

manusia lupa dengan proses yang dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya dan

berpengaruh juga pada perubahan perilaku anak sekarang yang lebih mengarah

kepada perilaku negatif seperti kurang menghargai orang lain, egois, kurangnya

kerjasama dan lain-lain. Anak zaman sekarang lebih senang dengan permainan

modern dan alat -alat teknologi terbaru seperti menonton televisi atau bermain

video game, play satation dan lain-lainnya. Kurangnya aktivitas gerak anak

menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu dan anak tidak

matang pada usianya. Sehingga secara tidak langsung mengakibatkan

(16)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan

jawabanya melalui pengumpulan data, dan analisis data, sehingga menjadi sebuah

kesimpulan atau hasil dari suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang dan

identifikasi masalah maka peneliti mengajukan rumusan masalah penelitian yaitu:

“Apakah terdapat perbedaan antara perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka

pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi?”

C. Tujuan Penelitian

Dalam segala bentuk kegiatan, tujuan merupakan dasar pemikiran yang

paling utama, tanpa adanya tujuan suatu kegiatan tidak akan berjalan lancar.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbedaan antara perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga

dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri

Se-Kota Sukabumi.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah diuraikan, maka penulis

berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

informasi, antara lain:

1. Bagi Sekolah

1) Memberikan konstribusi bagi sekolah dalam

mengembangkan pembelajaran

2) Mendorong siswa untuk berprestasi melalui pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efisien, dan Menyenangkan

(PAIKEM)

(17)

9

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan Bagi Siswa

1) Meningkatkan pembelajaran anak

2) Meningkatkan rasa percaya diri dan rasa senang terhadap

proses pendidikan jasmani

3) Merasakan suasana kompetitif dalam pembelajar

4) Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, pemikiran konsep

belajar melalui model pembelajaran pendekatan taktis

3. Bagi Guru

1) Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan

model pembelajaran pada siswa

2) Meningkatkan pemahaman tentang

E. Pembatasan Penelitian

Pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar

masalah yang diteliti lebih terarah.

Karena keterbatasan waktu dan dana, maka tidak semua masalah yang telah

diidentifikasi akan diteliti. Untuk itu peneliti akan memberi batasan, dimana akan

dilakukan penelitian dan variable apa saja yang akan diteliti. Adapun ruang

lingkup penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Populasi atau Objek dalam penelitian ini adalah Siswa-siswi yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli dan ekstrakurikuler pramuka SMA Negeri Kota

Sukabumi

2. Sampel dalam penelitian ini adalah populasi sebagai sampel dan siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler minimal 1 tahun

3. Ekstrakurikuler olahraga dalam penelitian ini adalah olahraga beregu seperti

sepakbola, bola voli, bola basket

4. SMA Negeri Kota Sukabumi dalam penelitian ini adalah 4 sekolahan yaitu

(18)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku sosial siswa.

(19)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini pada 4 tempat berbeda maka, waktu dan hari disesuaikan

dengan jadwal sekolah dalam mengadakan ekstrakurikuler bola voli dan

ekstrakurikuler pramuka, oleh karena itu waktu dan tempat penelitian sebagai

berikut:

a. SMA Negeri 1 Kota Sukabumi

Tempat : SMA Negeri 1 Kota Sukabumi

Alamat : Jalan R.H. Didi Sukardi No.124 Telp./Fax.(0266) 221371 Kota

Sukabumi

Hari/tanggal : Kamis - Jumat / 02 – 03 Oktober 2014

Waktu : 14.00 s.d 15.00 WIB

b. SMA Negeri 2 Kota Sukabumi

Tempat : SMA Negeri 2Kota Sukabumi

Alamat : Jalan Karamat No.93 Telp/Fax (0266)

226153 Kota Sukabumi 43122

Hari/tanggal : Rabu – Kamis /24 – 25 September 2014

Waktu : 15.00 s.d 16.00 WIB

c. SMA Negeri 3 Kota Sukabumi

Tempat : SMA Negeri 3 Kota Sukabumi

Alamat :Jalan Ciaul Baru No.21 Telp. (0266) 221453 Kota Sukabumi

43116

(20)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Waktu : 15.30 s.d 16.30 WIB

d. SMA Negeri 4Kota Sukabumi

Tempat : SMA Negeri 4Kota Sukabumi

Alamat : Jalan Ir.H.Juanda No.08 Tlp (0266) 221685 Kota Sukabumi

43113

Hari/tanggal : Senin – Selasa /29-30 Oktober 2014

Pukul : 14.30 s.d 15.30 WIB

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian yang diguanakan peneliti yaitu siswa-siswi SMA NEGERI

se-Kota Sukabumi.

a. Populasi

Populasi dan Sample adalah hal hal yang penting untuk menunjang

keberhasilan proses penelitian .Sugiyono (2011, hlm.80) memberikan pengertian bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Zuriah dalam Benny (2007,

hlm.116) menyebutkan bahwa “populasi merupakan seluruh data yang menjadi perhatian peneliti”.Sedangkan Riduwan (2009, hlm.6) mengatakan bahwa “populasi merupakan subjek atau objek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.

Adapun populasi yang berkenaan dengan penelitian ini adalah seluruh

siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dan pramuka di ke-empat sekolah

tersebut. Adapun jumlah populasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Sebaran Jumlah Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Ekstrakurikuler Jumlah

(21)

52

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 SMAN 1 Kota

Sukabumi 55 49

104

2 SMAN 2 Kota

Sukabumi 51 40

91

3 SMAN 3 Kota

Sukabumi 40 50

90

4 SMAN 4 Kota

Sukabumi 41 42

83

Total Populasi 368

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti Arikunto(2002,

hlm.29). Sementara Sugiyono (2011, hlm.81) mengungkapkan bahwa “sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Maka dengan demikian yang dimaksud sampel dalam penelitian ini adalah sebagian jumlah siswa yang menjadi subjek dalam penelitian.

Adapun cara menentukan sampel dalam penelitian ini penulis berpedoman

pada pendapat Arikunto (2002, hlm.112) yang mengungkapkan bahwa ”untuk

sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

jumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Berdasarkan pada pendapat tersebut diatas dan karena keterbatasan

penelitian yaitu dengan jumlah anggota populasi, anggaran biaya, dan waktu

penelitian.Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel 25% dari

populasi diatas 100 atau dinamakan sampel Propotional Random Sampling.

Proporsional digunakan untuk menentukan besarnya sampel pada tiap-tiap kelas,

sedangkan random adalah pengambilan sampel dengan cara mengacak jumlah

sampel yang ada. Adapun sebaran sampel untuk kedua sekolah tersebut diuraikan

[image:21.595.132.481.112.257.2]

sebagai berikut:

Tabel 3.2

(22)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Nama Sekolah Ekstrakurikuler Jumlah

Pramuka Bola Voli

1 SMAN 1 Kota

Sukabumi 25% x 55 = 13 25% x 49 = 12

25

2 SMAN 2 Kota

Sukabumi 25% x 51 = 12 25% x 40 = 10

22

3 SMAN 3 Kota

Sukabumi 25% x 40 = 10 25% x 50 = 12

22

4 SMAN 4 Kota

Sukabumi 25% x 41 = 10 25% x 42 = 11

21

Total Sampel 90

B. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan randomized posttest only

design. Desain ini merupakan modifikasi dari desain eksperimen, dimana dalam

desain ini terdapat variabel bebas yang tidak dimanipulasi dengan tanda (x)

berbeda dengan desain eksperimen. Maksud dari tidak dimanipulasi yaitu pada

penelitian ini variabel bebasnya telah terjadi atau sesuai dengan kenyataan. Desain

atau rancangan yang dilakukan oleh penulis dapat kita lihat dalam bagan 3.1

tentang desain penelitian dibawah ini.

Bagan 3.1

Keterangan :

Z1 : Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler bola voli

Z1 - ( X ) Y1

(23)

54

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Z2 : Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler pramuka

Y1 : Prilaku Sosial yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli

Y2 : Prilaku Sosial yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka

(X) : Variabel bebas yang tidak dimanipulasi

2. Langkah-langkah Penelitian

Mengenai langkah penelitian, Sutresna (2002, hlm.125) menjelaskan bahwa, “ umumnya langkah penelitian di awali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode

penelitian, analisis dan interprestasi data, penarikan kesimpulan.” Secara

skematis, langkah penelitian ini disusun dalam bagan berikut:

Populasi

Sampel

Kelompok A

Siswa Yang Aktif Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Bola Voli

Kelompok B

Siswa Yang Aktif Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Pramuka

Test dengan menggunakan angket

Analisis Data Kelompok A

Siswa Yang Aktif Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Bola Voli

Pengolahan Data

Kelompok B

Siswa Yang Aktif Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

(24)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.2 C. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini

seperti metode penelitian memiliki kedudukan yang penting dalam pelaksanaan

dan analisis data.

Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan

penelitiaqn, metode penelitian menurut Arikunto (2002) mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalan mengumpulkan dan penelitiannya”

Terdapat beberapa macam metode penelitian, seperti metode eksperimen,

deskriptif, ex post facto dll. Berdasarkan beberapa macam metode penelitian

tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian “ex post

facto” yaitu menguji apa yang telah terjadi pada subjek. Ex post facto secara

harfiah berarti “sesudah fakta”, karena atau sebab yang diselidiki tersebut sudah

berpengaruh terhadap variabel lain. Penelitian ini disebut penelitian kausal

komparatif karena dimaksud untuk menyelidiki kausal yang mungkin untuk suatu

pola perilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola

(25)

56

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini adalah untuk mengetahui apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi

mungkin menyebabkan perbedaan perilaku pada subjek. Dengan kata lain,

penelitian ini menentukan apakah terdapat perbedaan yang terjadi antar kelompok

subjek (dalam variabel indevenden) menyebabkan terjadinya perbedaan pada

variabel dependen.

Menurut Millan dan Schumacher (1989) penelitian ex post facto

mempunyai kesamaan dengan penelitian eksperimen dalam hal:

1. Tujuan : untuk menentukan hubungan kausa

2. Kelompok perbandingan, dan

3. Teknik analisis yang digunakan

Hanya saja dalam penelitian ex post facto tidak ada manipulasi kondisi

karena kondisi tersebut sudah terjadi sebelum peneltian mulai dilaksanakan.

Karena penelitian ini memerlukan waktu yang relative singkat.

D. Definisi Oprasional

Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel yang perlu dijelaskan sebagai

pedoman dalam oprasionalnya. Sehingga tidak menimbulkan

penafsiran-penafsiran yang keliru yang dapat menjauhkan dari maksud dan tujuan penelitian

ini.adapun variabel tersebut adalah perilaku sosial.

Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rohmah (2010), “perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yangdinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi”. Perilaku sosial menurut baron (1991) yang dikutip oleh Ibrahim (2001, hlm.4)adalah” reaksi

seseorang terhadap orang lain. Reaksi tersebut dinyatakan dalam tindakan,

perasaan,keyakinan, kenangan, atau rasahormat terhadap orang lain.

Menurut Suharsimi Arikunto (1999, hlm.57), kegiatan ekstrakurikuler

adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya

(26)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga agar menjadi sesuai dengan persyaratan atau tujuan tertentu yang dikehendakinya.”

E. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya diperlukan sebuah alat ukur

untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Alat ukur tersebut yang

dinamakan dengan instrumen penelitian. Adapun pengertian dari instrumen

penelitian menurut Arikunto (2002, hlm.136) yaitu “Instrumen penelitian adalah

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”

Adapun yang dibahas mengenai instrumen penelitian yang dilakukan adalah

alat pengumpul data dan skala yang digunakan. Untuk lebih jelasnya mengenai

pembahasan di atas yaitu mengenai alat dan skala diuraikan di bawah ini.

1. Alat Pengumpulan Data

Alat dalam sebuah penelitian dapat dikatakan dengan instrumen penelitian.

Mengenai instrumen ini, Arikunto (2002, hlm.127) menerangkan sebagai berikut:

Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan datasebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasitidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkandengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasijuga adalah mengadakan pengukuran.

Oleh karena itu alat atau instrumen dalam sebuah penelitian mutlak harus

ada sebagai bahan untuk pemecahan masalah penelitian yang hendak diteliti.

Secara garis besar mengenai alat evaluasi ini Arikunto (2002, hlm.127)

(27)

58

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menggolongkan evaluasi atas dua macam yaitu tes dan non tes. Adapun pengertian tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Non tes adalah dengan mengamati sampel yang diteliti sesuai dengan kebutuhan penelitian sehingga diperoleh data yang diinginkan.

Berdasarkan pengertian di atas mengenai tes maka sasaran yang ditinjau

dari objek yang dievaluasi, perilaku sosial termasuk ke dalam nontes. Hal tersebut

diperkuat dengan pernyataan Arikunto (2002, hlm.127-128) bahwa, “…macam

Tes diantaranya adalah tes sikap (Attitude Test) yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap sikap seseorang.”

Selanjutnya setelah mengetahui tes yang digunakan dalam penelitian,

maka untuk mengetahui instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan angket atau kuesioner. Mengenai angket atau

kuesioner ini Arikunto (2002, hlm.128) menjelaskan sebagai berikut: “kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”

Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut

pandang dari cara menjawab. Pembagian dari sudut pandang tersebut dibagi

menjadi dua macam yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Pengertian dari ke dua

tersebut menurut Arikunto (2002, hlm.128-129) adalah sebagai berikut:

Dipandang dari cara menjawab kuesioner dibagi menjadi dua yaitu:

a. Kuesioner Terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat tersendiri.

(28)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan pengertian di atas maka penulis mengambil kuesioner untuk

penelitian adalah kuesioner tertutup dengan maksud mempermudah pengisian

bagi responden yang dijadikan subjek untuk penelitian. Kesimpulan yang dapat

diambil berdasarkan uraian di atas maka penulis menentukan bahwa angket adalah

seperangkat pernyataan yang harus dijawab oleh responden secara langsung untuk

diungkapkan pengalaman yang telah dimilikinya. Adapun angket yang penulis

gunakan adalah angket tertutup, maksudnya adalah angket yang disusun dalam

bentuk pernyataan terbatas, tegas, lengkap, dan kongkret sehingga responden

hanya diminta untuk mengisi jawaban pada halaman yang telah disediakan.

Dengan demikian yang diperoleh dari responden tidak berupa uraian yang lebih

rinci tetapi hanya membubuhkan jawaban yang sudah disediakan. Adapun

kisi-kisi dari angket tersebut dapat dilihat di tabel 3.2

(29)

60

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi-Kisi Angket Perilaku Sosial Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Di SMA Negeri se-KotaSukabumi

Definisi Aspek Sub Aspek Indikator No

1. Prilaku sosial menurut baron (1991)yang dikutip oleh Ibrahim

(2001:4)adalah” reaksi seseorang terhadap orang lain. Reaksi tersebut

dinyatakan dalam tindakan, perasaan,keyaki nan, kenangan, atau rasahormat terhadap

oranglain

2. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey

(1982) dalam Rusli

Ibrahim(2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yangdinyatakan dengan

hubungan timbal balik antar pribadi Perilaku social 1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Saling menghargai

4. Sifat inisiatif secara sosial

1. Datang tepat waktu 2. Taat pada peraturan yang ada disekolah 3. Patuh terhadap

perintah pelatih

1. Tidak egois 2. Saling tolong

menolong 3. Mengutamakan

kepentingan bersama

1. Tidak membedakan status

2. Menerima dan memberi pendapat 3. Tidak menganggap

dirinya paling benar

1. Menjalin

hubungan dengan orang lain

2. Kemampuan berkomunikasi

7, 8, 15, 16, 23, 24, 31, 32, 39, 40, 49, 50, 51, 56, 57,

3, 4, 11, 12, 19, 20, 27, 28, 35, 36, 44, 45, 53, 58

5, 6, 13, 14, 21, 22, 29, 30, 37, 38, 46, 47 48, 54, 55, 59

1, 2, 9, 10, 17, 18, 25, 26, 33, 34, 41, 42, 43, 52

(30)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skala pada penelitian sangat berbeda dengan tes karena pengukuran

instrumennya, mengukur mengenai derajat atau tingkat perhatian yang dimiliki

seseorang terhadap suatu objek. Adapun pengertian dari skala menurut Nurhasan dan Cholil (2007:348) yaitu, “Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan nilai-nilai terhadap subjek, objek atau perilaku dengan tujuan mengkuantifikasikan pengukuruan kualitatif.” Skala dibagi menjadi beberapa macam diantaranya adalah.

a. Summated Rating Scales (Likert Scales). b. Equal-Spearing Scales (Thrustone Scales).

c. Cummulative Scales (Guttman Scales)

d. Sematic Differential Scales. (Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm.348)

Dari beberapa macam skala di atas, maka penulis mengambil salah satu

skala yang berhubungan dengan penelitian yaitu Summated Rating Scales (Likert

Scales) atau Skala Likert yang sudah terbukti bahwa skala teresebut sering

digunakan untuk menentukan sikap/perilaku seseorang. Hal tersebut senada

dengan pengertian Skala Likert yang dikemukakan oleh Nurhasan dan Cholil

(2007, hlm.349) bahwa, “Skala Likert adalah suatu skala untuk menilai sikap seseorang terhadap suatu topik.” Kemudian Sukardi dalam Yusti (2010, hlm.24) menjelaskan sebagai berikut:

Skala ini telah banyak digunakan oleh para peneliti guna mengukurpersepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah lakuyang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberap pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikanpilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan,misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Dengan beberapa pengertian di atas, maka penulis mengartikan Skala

Likert merupakan suatu penskalaan yang digunakan untuk menentukan sikap

(31)

62

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penentuan nilai skala. Distribusi respons atau pilihan jawaban yang dimaksud di

atas yaitu dalam penskalaan terhadap suatu topik dapat diberikan nilai dengan

alternatif pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tiada pendapat, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. “cara memberikan nilai dilakukan dengan menyatakan perilakunya itu ke dalam lima alternatif pilihan jawaban yaitu: (1) Sangat setuju,

(2) Setuju, (3) Tiada setuju, (4) tidak setuju, dan (5) Sangat tidak setuju.”

Nurhasan dan Cholil (2007, hlm.349)

Adapun kategori penskoran setiap butir pernyataan positif, yaitu 5,4,3,2,1.

Sedangkan untuk kategori butir dengan pernyataan negatif, yaitu 1,2,3,4,5.

Menurut Nurhasan dan Cholil (2007, hlm.349) pemberian skala skor pada setiap

kategori pernyataan tes, dilakukan dengan pemberian bobot, terhadap lima

alternatif pilihan jawaban yaitu.

a. Untuk pernyataan yang positif, pemberian bobot pada setiap alternatif jawaban yaitu: 5, 4, 3, 2, 1. Jadi untuk alternatif pilihan sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, tiada pendapat (ragu-ragu) diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1.

b. Untuk pernyataan yang negatif, pemberian bobot skor pada setiap alternatif pilihan jawaban, dengan urutan, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5. Untuk alternatif pilihan jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2,tiada pendapat (ragu-ragu) diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 4, dan sangat tidak setuju diberi skor 5.

[image:31.595.122.503.570.672.2]

Dari penjelasan diatas dapat gambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban No. Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

1. Sangat Setuju 5 1

2. Setuju 4 2

3. Kurang Setuju 3 3

4. Tidak Setuju 2 4

(32)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa kuesioner

dan skala Likert yang dipilih sesuai dengan permasalahan yang hendak penulis

teliti, yaitu tentang perbandingan perilaku sosial antara siswa yang mengikuti

kegiatan esktrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler non olahraga. Dalam pelaksanaannya sampel dari populasi yang

telah terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli dan ekstrakurikuler

pramuka diberikan angket perilaku sosial.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Uji Validitas

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah di uji cobakan

ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan.

2) Memberikan skor untuk keseluruhan jumlah butir pernyataan.

3) Menyusun skor dari skor yang didapat secara keseluruhan.

Untuk memudahkan peneliti, maka digunakan alat bantu yaitu SPSS 21 for

windows. Setelah mendapat nilai korelasinya, peneliti bandingkan dengan nilai

r-tabel pada taraf signifikan 5 % dan jumlah responden sebanyak 40. Untuk

menentukan keputusan bahwa item soal itu valid atau tidaknya, peneliti

berpatokan pada norma sebagai berikut ; jika rxy > rkritis berarti item soal dapat

dinyatakan valid. Sebaliknya jika rxy < rkritis maka item soal dapat dinyatakan

tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuisioner

dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Instrumen (kuesioner) yang

(33)

64

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memudahkan peneliti, maka digunakan alat bantu yaitu SPSS 21 for

windows.

A. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah pengetesan selesai dan data hasil pengetesan terkumpul maka

langkah berikutnya adalah mengumpulkan data, kemudian melakukan pengolahan

dan analisis data sesuai dengan tujuan penelitian.Pengumpulan, pengolahan, dan

penganalisisan data dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

antara perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakulikler olahraga dengan siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga. Adapun langkah-langkah

pengolahan dan analisis data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat

dari hasil pengamatan berdistribusi normal atau tidak dan juga untuk menentukan

jenis statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan

pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk.

Prosedur yang digunakan menurut Shapiro-Wilk adalah sebagai berikut:

1) Menginterpretasikan hasil dari penghitungan normalitas pada keputusan

normalitas (Shapiro-Wilk) sebagai berikut:

a. Jika p-value ≥ 0.05, distribusi data normal

b. Jika p-value ≤ 0.05, distribusi data tidak normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data yang didapat dari populasi

yang sama (homogen) atau tidak (heterogen). Selain itu, uji homogenitas juga

(34)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

homogenitas yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan uji Levene ‘s

Statistic.

Prosedur yang digunakan menurut Levene ‘s Statistic adalah sebagai berikut:

1) Menginterpretasikan hasil dari penghitungan homogenitas pada keputusan

homogenitas (Levene ‘s Statistic) sebagai berikut:

a. Jika p-value ≥ 0.05, penyebaran data homogen

b. Jika p-value < 0.05, penyebaran data heterogen

3. Uji Hipotesis

Setelah pengujian normalitas dan homogenitas, langkah selanjutnya adalah

pengujian t Independent untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

sigifikan atau tidak.

Kriteria:

a. Terima Ho Jika, p-Value ≤ 0.05

b. Terima Hi Jika, p-Value > 0.05

Hipotesis kalimat untuk prilaku sosial:

Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku sosial siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

pramuka pada SMA Negeri Kota Sukabumi.

Hi : terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku sosial siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

(35)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data kelompok siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler pramuka 157.42 dan kelompok siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli 138.58. Kesimpulan terdapat perbedaan antara yang

signifikan antara perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka

lebih baik daripada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli pada siswa

SMA Negeri se-Kota Sukabumi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan maka dapat kami

simpulkan yang didapat daripenelitian tersebut, penulis mengajukan beberapa

saran yaitu:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru di SMA se-Kota

Sukabumi dalam mengembangkan perilaku siswa.

2. Bagi orang tua umumnya agar lebih mendukung prilaku putra-putrinya untuk

mengikuti pemebelajaran dengan baik.

3. Kepada para peneliti berikutnya, agar mngembangkan penelitian lebih lanjut

tentang perbandingan antara perilaku sosial siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

pramuka pada siswa SMA Negeri se-Kota Sukabumi untuk pengembangan

(36)

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang, dan Kusumah Drajat. (2010). Modul Aplikasi Statistika

Dalam Penjas. Bandung: FPOK-UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan

Praktis; Jakarta : Rineka Cipta.

Ibrahim, Rusli. (2001). Pembinaan Perilaku Sosial melalui pendidikan Jasmani

Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rohmah (2010). Individual in

Society. Tokyo: Mc Graw-Hill International Book Company.

Lutan, Rusli (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori Dan

Metode. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Nurhasan dan Kholid, H (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan FPOK UPI

Bandung.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung. Alfabeta.

Rivai,Veithzal.2004. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT Remaja Grafindo Persada.

Rohmah, Oom, dkk. 2014. Modul Kepramukaan. Bandung: FPOK UPI.

Rohmah, Oom. 2010. Hubungan Pembelajaran Penjas Dengan Prilaku Sosial

(37)

75

Dini Oktavia Saepul, 2014

Perbandingan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri Se-Kota Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Samsudin (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahrga dan Kesehatan. Litera, Prenada Media Group. Jakarta.

Sarwono, Sarlito Wrawan.2002. Psikologi Social. Jakarta Balai Pustaka.

Sobur ,Alex .2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA

Walgito, Bimo.2003. Psikologi Social Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Sumber Lain:

http://sekaragengpratiwi.wordpress.com/2012/02/02/perilaku-sosial/ (diakses

tanggal 25 april 2014)

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perilaku-sosial-individu/

(diakses tanggal 25 april 2014 )

http://nurkhairat.blogspot.com/2013/03/sikap-dan-perilaku-sosial.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_Sosial#Perilaku_Sosial_Individu

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19740907200112

1-DIDIN_BUDIMAN/psikologi_anak_dlm_penjas/PERILAKU_SOSIAL.pdf

http;//www.google.co.id/search client=firefox-a&rls=org.mozilla%3aen-

http://blog-ahfa.blogspot.com/2012/11/bola-voli-sejarah-pengertian

teknik_26.html

http://healthyliving.azcentral.com/emotional-benefits-volleyball-2261.html

Gambar

Tabel 3.2 Sebaran Jumlah Sampel Penelitian
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Cimahi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Langkah strategis membudayakan berpikir dan beperilaku illmiah dapat dilakukan dengan: (1) membentuk komunitas-komunitas diskusi para peneliti dan ilmuwan, yang sebisa mungkin

[r]

Dalam hal ini penelitan ini penting dilakukan agar dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan khususnya dibidang pemasaran dan dapat menjadi

[r]

Didalam pembuatan program tersebut, penulis berharap dapat memberikan solusi mengenai masalah pembuatan aplikasi penjualan Celluler yang digunakan dalam aktivitas penjualan.

 Membuat tanggapan tertulis tentang keunikan gagasan, corak ragam hias, bahan dasar dan teknik karya seni Tekstil nusantara.. Tes

Minyak kayu putih yang banyak beredar dipasaran / ternyata ada juga yang diproduksi dari bahan mentahnya di Yogyakarta // Setelah melewati berbagai proses / termasuk melalui