• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

(Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukansebagai salah satu syarat untuk memenuhigelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Vita Marlina

NIM 1104384

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

oleh Vita Marlina

1104384

ABSTRAK

Penelitian ini diawali dengan permasalahan, yaitu pembelajaran yang menggunakan metode dan teknik konvensional membuat siswa mudah merasa bosan dan tidak tertarik untuk belajar menulis cerpen. Bagaimana kemampuan menulis siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara menulis teks cerpen di kelas yang diberi perlakuan dan kelas yang tidak diberi perlakuan. Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan teknik papan cerita (storyboard) dalam pembelajaran menulis cerpen dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemampaun menulis siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan teknik papan cerita (storyboard) dan perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerpen di kelas yang diberi perlakuan dan kelas yang tidak diberi perlakuan menggunakan teknik papan cerita (storyboard). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis metode eksperimen kuasi/semu. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesuadah diberi perlakuan. Peningkatan sebesar 8,88% pada kelas eksperimen dan 6,6% pada kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan uji t hipotesis, diperoleh hasil ttabel ≤ thitung ≥ ttabel, yaitu 1,939 ≤ 2,34 ≥ 1,939. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerita pendek siswa di kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan teknik papan cerita (storyboard). Nilai rata-rata tes awal di kelas eksperimen dan kontrol sebesar 73,57 dan 69,24 dan nilai rata-rata tes akhir di kelas eksperimen sebesar 82,45. Sementara itu, nilai rata-rata tes akhir di kelas kontrol sebesar 75,84. Hal ini menunjukkan keefektifan penerapan teknik papan cerita dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

(4)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

(5)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR BAGAN ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

BAB 2 IHWAL TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DAN

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Teknik Papan Cerita (Storyboard) ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Pengertian Papan Cerita (Storyboard) ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.2 Teknik Papan Cerita (Storyboard) ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Pembelajaran Menulis Cerpen ... Error! Bookmark not defined.

(6)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2.4 Hipotesis Penelitian... Error! Bookmark not defined.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Error! Bookmark not defined.

3.2 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Partisipan, Populasi, dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Partisipan ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.3.3 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Instrumen Tes ... Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Instrumen Perlakuan ... Error! Bookmark not defined.

3.4.3 Instrumen Observasi ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Deskripsi Proses Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Deskripsi Data Hasil Observasi ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Uji Prasyarat Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Papan Cerita (Storyboard) pada Siswa Kelas XI di SMAN 6 Bandung. ... Error!

Bookmark not defined.

4.3.2 Kemampuan Menulis Menulis Cerpen dengan Tidak Menggunakan Teknik Papan Cerita (Storyboard) pada Siswa Kelas XI di SMAN 6

Bandung. ... Error! Bookmark not defined.

(7)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Siswa yang Tidak Menggunakan Teknik Papan Cerita (Storyboard). ... Error!

Bookmark not defined.

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Error! Bookmark not

defined.

5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Implikasi ... Error! Bookmark not defined.

5.3 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(8)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran menulis cerpen di sekolah termasuk salah satu dari

kompetensi pembelajaran menulis sastra. Standar isi pembelajaran menulis

cerpen tidak hanya menuntut siswa memahami tetapi siswa juga dituntut untuk

memproduksi karya sastra. Menulis cerpen merupakan keterampilan yang

produktif dan ekspresif. Menulis sebagaimana berbicara, merupakan keterampilan

yang produktif dan ekspresif. Perbedaannya, menulis merupakan komunikasi

tidak bertatap muka (tidak langsung), sedangkan berbicara merupakan komunikasi

tatap muka (langsung) (Tarigan, 2008, hlm. 2). Keterampilan menulis

berhubungan erat dengan membaca (Azies dan Alwasilah, 1996, hlm. 128).

Pembelajaran menulis cerpen merupakan salah satu pembelajaran yang

memerlukan perhatian khusus dari guru mata pelajaran. Akan tetapi pada

kenyataannya pembelajaran menulis cerpen belum mendapatkan perhatian secara

maksimal. Guru biasanya lebih memfokuskan kegiatan pembelajaran menulis

cerpen pada teori sastra sehingga keterampilan menulis cerpen tidak seperti yang

diharapkan. Terbukti dari sebagian besar guru bahasa Indonesia sendiri tidak

memiliki karya tulis cerpen. Guru lebih fokus pada teori-teori mengenai cerpen

seperti menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen, yang memang akan

menjadi soal pada ujian harian, ujian tengah semester, maupun ujian akhir

sekolah. Hal ini didapatkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa

Indonesia di SMA Negeri 6 Bandung.

Menulis cerpen merupakan kegiatan yang menyenangkan dan tergolong

dalam penulisan kreatif. Menulis cerpen juga membutuhkan pengetahuan tentang

kebahasaan. Pengetahuan tentang kebahasaan tersebut dibutuhkan dalam

mencapai nilai estetis pada sebuh cerpen. Namun biasanya, pengetahuan

kebahasaan siswa yang minim menyebabkan siswa malas untuk menulis.

Kondisi dan situasi yang tidak mendukung siswa dalam kegiatan menulis

(9)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

seminggu pembelajaran bahasa Indonesia hanya 4x45 menit. Alokasi waktu

(10)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

beserta karyanya, membuat ringkasan, dan menggarisbawahi apa yang

disampaikan guru.Masalah yang dihadapi guru sebelum adanya tindakan,

mengenai proses pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode

pembelajaran yang konvensional, yaitu dengan ceramah dan penugasan.

Pembelajaran masih berkisar pada penyampaian materi dengan ceramah dan

mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru. Pembelajaran dilanjutkan

dengan membaca cerpen dan kemudian siswa menjawab pertanyaan sekitar atau

seputar isi cerpen atau menganalisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerpen.

Proses pembelajaran tersebut masih memiliki kelemahan karena siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya, siswa cenderung merasa bosan.

Sebagai implementasi dalam pembelajaran menulis cerpen, guru dapat

menggunakan berbagai teknik pembelajaran. Kaitannya dengan hal tersebut,

teknik pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran juga sangat

mempengaruhi pencapaian tujuan pengajaran menulis cerpen. Teknik

pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar dan

mengajar. Pemilihan teknik pembelajaran dalam pembelajaran sastra dapat

menciptakan situasi pembelajaran yang berkualitas dan diharapkan sikap yang

positif dari siswa untuk menyelami penulisan cerpen. Oleh sebab itu, perlu upaya

perubahan pengajaran dengan menerapkan teknik pembelajaran tertentu. Maka

dalam penelitian ini akan menerapkan teknik papan cerita (storyboard).

Penggunakan teknik papan cerita(storyboard) ini dapat menjadi alternatif guru

pada proses pembelajaran kemampuan menulis cerita pendek, karena dari papan

cerita (storyboard) siswa dapat membuat cerita dengan alur yang lebih baik.

Kecenderungan siswa yang lebih suka menonton film dibandingkan

membaca sangatlah tinggi. Ketika siswa diberikan pilihan untuk membaca cerpen,

novel atau berbagai bentuk prosa lainnya dengan menonton drama atau film,

siswa lebih memilih menonton drama atau film karena menonton drama atau film

lebih menyenangkan dibandingkan membaca yang membuat mata mengantuk.

Sebuah cerpen dapat ditulis dengan menggunakan pengalaman pribadi atau

pengalaman orang lain. Cerpen pun dapat ditulis dengan pengalaman melihat

(11)

4

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

asing lagi banyak pengangkatan sebuah novel menjadi film. Tetapi belum banyak

penulisan cerpen yang terinspirasi dari sebuah karya film.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik menggunakan teknik papan cerita

(storyboard) dalam pembelajaran menulis cerpen. Teknik papan cerita

(storyboard) sudah beberapa kali digunakan dalam sebuah penelitian seperti yang dilakukan Mila Ilha (2012) yang berjudul “Model Pengajaran Keterampilan Menulis Narasi dengan Kalimat Perfekt dengan Menggunakan Storyboard Bahasa

Jerman Tema Reisen Pada Buku Kontakte Deutsch Extra Kelas XII Di SMA”

dengan kesimpulan bahwa dengan menggunakan storyboard siswa terampil

menulis narasi dengan kalimat perfekt dan guru. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Tyas Dwijayanti yang berjudul “Keefektifan Teknik Storyboard dalam Pembelajaran Menulis Narasi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Kemranjen

Banyumas”, dengan kesimpulan bahwa teknik papan cerita (storyboard) efektif

dalam meningkatkan keterampilan menulis siswakelas VII SMP Negeri

Kemranjen Banyumas. Penelitian ini dibuat untuk menguji keberhasilan

penerapan pada penulisan cerpen. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya terletak pada pembelajaran yang dilakukan penelitian-penelitian

sebelumnya hanya sampai pada pembelajaran menulis narasi tetapi pada

penelitian ini lebih memusatkan pada pembelajaran menulis cerpen. Dengan demikian judul dari penelitian ini adalah “Penerapan Teknik Papan Cerita (storyboard) dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Studi Eksperimen Kuasi pada

Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung)”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah,

sebagai berikut.

1) Bagaimana profil kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik

papan cerita (storyboard) pada siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung?

2) Bagaimana profil kemampuan menulis cerpen dengan tidak menggunakan

(12)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI di

SMAN 6 Bandung yang menggunakan teknik papan cerita (storyboard)

dengan siswa yang tidak menggunakan teknikpapan cerita (storyboard)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas akan dirumuskan beberapa

tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan:

1) Profil kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik papan cerita

(storyboard) pada siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung.

2) Profil kemampuan menulis cerpen dengan tidak menggunakan teknik papan

cerita (storyboard) pada siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung.

3) Perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung

yang menggunakan teknik papan cerita (storyboard) dengan siswa yang tidak

menggunakan teknikpapan cerita (storyboard).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik tentu perlu memberikan manfaat atau kegunaan.

Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoritis manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu menambah

pengetahuan dan penjelasan dari teknik papan cerita (storyboard)dalam dunia

pendidikan, terlebih dalam pembelajaran menulis cerita pendek (cerpen).

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti,

bagi guru, dan bagi siswa

a. Bagi peneliti, penelitian ini memiliki pengaruh dan manfaat yang sangat

besar. Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman akan

penerapan teknik papan cerita (storyboard) dalam pembelajaran menulis

cerpen pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) secara nyata. Penelitian

ini juga bermanfaat saat peneliti menjadi berkecimpung dalam dunia

(13)

6

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b. Bagi guru, penelitian ini akan memiliki banyak manfaat bagi guru dan

berguna untuk diterapkan di kelas. Guru dapat pengetahuan tambahan akan

teknik yang bisa digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen dan kegiatan

pembelajaran di kelas menjadi tidak monoton atau itu-itu saja.

c. Bagi siswa, penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi siswa dengan

menciptakan suasana yang baru di kelas. Siswa dapat meningkatkan

pengetahuan, motivasi, dan kemampuan menulis cerpen yang menyenangkan

sehingga keaktifan siswa menjadi meningkat. Siswa bisa mendapatkan

kegiatan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan dan menambah

motivasi dalam belajar, khususnya menulis cerita pendek.

1.5 Struktur Organisasi

Penelitian ini terdiri atas lima bab yang masing-masing memiliki subbab

tersediri. Bab pertama menjelaskan mengenai pendahuluan. Bab kedua

menjelaskan landasan teori yang dipakai dalam penelitian. Bab ketiga

menjelaskan metodologi yang dipakai dalam penelitian. Bab keempat

memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Bab terakhir yaitu bab lima berisi

kesimpulan dari penelitian.

Pada bab pertama dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang menjadi

dasar penelitian, kemudian terdapat rumusan masalah, tujuan penelitian yang

dirumuskan dari rumusan masalah penelitian, manfaat penelitian yang terdiri atas

manfaat teoretis dan manfaat praktis. Terakhir terdapat struktur organisasi yang

akan menjelaskan sistematika dan gambaran dari setiap bab yang ada dalam

penelitian.

Bab kedua berisi pemaparan landasan teori mengenai topik atau

permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Pada bab dua ini akan dipaparkan

pula mengenai perbandingan, pengontrasan, dan pemosisian kedudukan

masing-masing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan masalah yang sedang

diteliti.

Bab ketiga secara umum akan disampaikan pola paparan yang digunakan

dalam menjelaskan bagian metode penelitian dengan dua kecenderungan, yakni

(14)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Bab empat akan memaparkan dua hal yakni, temuan penelitian berdasarkan

hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya

sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan pembahasan temuan

penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan

sebelumnya.

Bab lima ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan

penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian

sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil

(15)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Menurut Sugiyono( 2010, hlm. 107) metode penelitian eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

Rancangan (desain) penelitian yang digunakan adalah rancangan (desain)

dengan pemasangan subjek melalui Tes Awal-Tes Akhir dan Kelompok Kontrol).

Dalam rancangan ini peneliti melakukan penjodohan terhadap subjek pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dilakukantes awaldantesakhir

(Syamsudin dan Vismaia,2011, hlm. 163).

Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk

menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat, dengan caramengekspos satu

atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen.

Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai

perlakuan (Syamsudin dan Vismaia,2011, hlm. 150).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pretest-posttest control group desain (Sugiyono, 2010, hlm. 76).

Tabel Error! Use the Home tab to apply 0 to the text that you want to appear

here..1

Pretest-posttest control group desain

Kelas Prates Perlakuan Pascates

E 1 �1 2

K 3 4

Keterangan:

E : Kelas eksperimen.

K : Kelas pembanding.

O1 : Prates (kelas eksperimen).

O3 : Prates (kelas pembanding).

(16)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

O2 : Pascates (kelas eksperimen).

O4 : Pascates (kelas pembanding).

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menempuh beberapa langkah atau disebut juga dengan

prosedur penelitian. Prosedur penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Memberikan tes awal (prates) pada kelas eksperimen dan kontrol untuk

mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis teks cerita pendek

sebelum diberikan perlakuan;

2. Melakukan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan teknik

papan cerita (storyboard) pada pembelajaran menulis teks cerita pendek dan

melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran menulis teks cerita pendek

dengan metode pembelajaran yang konvensional pada kelas kontrol.

3. Memberikan tes akhir (pascates) pada kelas eksperimen untuk mengetahui

kemampuan menulis teks cerita pendek dengan teknik papan cerita

(storyboard) dan memberikan tes akhir (pascates) pada kelas kontrol untuk

mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek dengan teknik

pembelajaran konvensional.

3.3 Partisipan, Populasi, dan Sampel

3.3.1 Partisipan

Partisipan yang terlibat sebanyak 66 siswa. Partisipan dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi kelas XI MIA 7 dan XI MIA 3. Penelitian ini juga melibatkan

partisipan satu orang guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 6 Bandung yaitu Eka

Purnamasari, S.Pd. dan satu orang PPL bahasa Indonesia yaitu Trisnawati yang

akan mengobservasi guru di kelas dan juga siswa-siswi di kelas.

3.3.2 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6

Bandung tahun pelajaran 2014/2015 semester genap yang berjumlah 10 kelas,

(17)

22

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3.3.3 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan

sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang

benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan

populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2010, hlm. 174-176).

Cara pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan sampel bertujuan atau purposive sample. Sampel bertujuan dilakukan

dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah

tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu

Kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini kelas XI MIA 7 sebagai

kelas eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai kelas kontrol. Pemilihan dua kelas

tersebut telah dipertimbangkan peneliti karena bersifat homogen dalam segi

kognitif maupun afektif.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010, hlm. 134) instrumen pengumpulan data adalah alat

yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dapat disimpulkan

bahwa instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data kuantitatif mengenai variabel yang diteliti. Adapun

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.4.1 Instrumen Tes

Instrumen ini berupa tes untuk menulis teks cerita pendek yang diberikan

kepada siswa. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis

teks cerita pendek sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan. Tes dilakukan

sebanyak dua kali. Tes pertama diberikan sebagai tes awal (prates) bertujuan

untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum

diberi perlakuan. Tes yang kedua diberikan sebagai tes akhir (pascates) yang

bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek siswa setelah

diberi perlakuan. Bentuk instrumen tes yang diberikan kepada kelas ekperimen

(18)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu LEMBAR SOAL TES MENULIS CERPEN

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Kelas : XI SMAN 6 Bandung

Hari, Tanggal :

Waktu :

Petunjuk Umum

a. Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan

b. Ketika waktu pengerjaan cerpen telah dimulai, diharapkan tidak mengganggu

temannya yang sedang menulis

c. Tulisan rapi dan jelas

d. Lembar soal ini harap dikembalikan beserta lembar jawaban

Tabel 3.2

Format Pedoman Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek

NO ASPEK KRITERIA PENILAIAN SKOR

1 Kelengkapan aspek formal cerpen

Memuat empat aspek seperti:

1. Judul (harus berkaitan dengan cerita yang ditulis)

2. Nama pengarang (sebagai identitas dari cerpen yang dibuat)

3. Dialog (dialog menunjukan percakapan antartokoh dalam cerita)

4. Narasi (menceritakan kejadian-kejadian dalam cerpen yang membawa pembaca secara tidak langsung untuk masuk ke dalam cerita)

4

Jika memuat 3 aspek, contohnya peserta didik tidak mencantumkan judul atau nama pengarang

3

Jika memuat dua aspek 2

Hanya memuat satu aspek 1

Bobot = 1

2 Kelengkapan unsur-unsur intrinsik cerpen

Jika cerpen mengandung unsur pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanat

4

Jika hanya ada enam unsur intrinsik, contohnya jika tidak ada salah satu unsur intrinsik yaitu pemplotan

(19)

24

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Jika hanya ada dua sampai lima unsur intrinsik 2 Jika hanya ada satu unsur intrinsik, misalnya pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanatmemperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat antara unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema

4

Jika salah satu unsur intrinsik tidak memperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu sama lainnya) dalam menyampaikan tema, misalnya pada awal cerita menggunakan sudut pandang orang pertama kemudian pada bagian akhir cerita penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga

3

Jika tiga sampai lima unsur intrinsik tidak memperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema

2

Jika hanya ada satu atau dua unsur intrinsik yang memperlihatkan keutuhan dan kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema

1

Bobot = 3 4 Ketepatan

penggunaan EYD

Penggunaan EYD sangat tepat 4

Penggunaan EYD tepat 3

Penggunaan EYD kurang tepat 2

Penggunaan EYD tidak tepat 1

Bobot = 1

(Diadaptasi dari Sumiyadi, 2010)

Nilai Maksimal : 28

Pengolahan Hasil Skor :

100

Tabel 3.3

(20)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Jumlah Skor Kategori

85-100 Sangat baik

66-84 Baik

56-65 Cukup

35-55 Kurang

0-34 Sangat kurang

Tabel 3.4

Format Penilaian Menulis Teks Cerpen No Nama

Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa ancangan model dan

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Ancangan model digunakan sebagai

acuan agar langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan konsep pembelajaran

dengan teknik papan cerita (storyboard). RPP ini dibuat dengan mengacu pada

silabus dari kurikulum 2013.

(21)

26

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Menulis cerpen merupakan kegiatan yang menyenangkan dan tergolong dalam

penulisan kreatif.Teknik pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting

dalam proses belajar dan mengajar. Pemilihan teknik pembelajaran dalam

pembelajaran sastra dapat menciptakan situasi pembelajaran yang berkualitas dan

diharapkan sikap yang positif dari siswa untuk gemar menulis

cerpen.Penggunakan teknik papan cerita(storyboard) ini dapat menjadikan proses

pembelajaran menjadi lebih efektif dalam menulis cerita pendek, karena dari

papan cerita (storyboard) siswa dapat membuat cerita dengan alur yang lebih

baik. Teknik papan cerita (storyboard) yang menggunakan film dalam

pembelajaran dapat menarik perhatian peserta didik sehingga embantunya dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan rasionalisasi tersebut, teknik papan

cerita (storyboard) dapat diujicobakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek.

b. Prinsip Dasar

Prinsip dasar dalam teknik papan cerita (storyboard) adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan kreativitas, teknik papan cerita menuntut aktivitas siswa

sebelum menulis yang diawali dengan membuat kerangka karangan yang

berupa gambar sehingga dapat mengembangkan kreativitas peserta didik.

2) Memotivasi siswa, teknik papan cerita yang melibatkan membaca, menulis,

dan mengilustrasikan hal yang efektif dalam memotivasi penulis dan

pembaca pemula dan juga memotivasi siswa untuk mengembangkan

kemampua menulisnya.

c. Sintaks

Sintaks atau rangkaian langkah-langkah dalam penerapan teknik papan cerita

ini adalah

1) Siswa membagi selembar kertas menjadi banyak (enam sampai delapan)

bagian.

2) Siswa mencari gagasan tentang ide-ide cerita dan menggambar peristiwa awal

dan akhir pada bagian pertama dan terakhir dari kertas tersebut.

3) Siswa mengisi bagian-bagian yang tersisa dalam urutan yang sesuai ketika

mereka mengembangkan ide-ide cerita mereka.

(22)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

5) Siswa mengembangkan gambar yang telah mereka buat menjadi sebuah

paragraf dan membuat draf akhir.

6) Siswa memajang hasil karya mereka di dalam kelas (dipublikasikan).

Siswa dapat membagi cerita dengan siswa lain.

d. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Identitas Sekolah : SMA Negeri 6 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI / Genap

Materi Pokok : Teks Cerita Pendek

Alokasi Waktu : 7 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), santun responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.1 Memahami unsur-unsur dan kaidah teks cerita pendek, baik melalui lisan maupun tulisan.

4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/ revisi/ film/ drama

yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1) Membuat konsep/ kerangka karangan cerpen dalam bentuk papan cerita (storyboard)

2) Mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat dalam bentuk cerpen (tokoh, peristiwa, latar,

(23)

28

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu D. Materi Pembelajaran

1) Pengertian cerita pendek (cerpen)

2) Ciri-ciri cerita pendek

3) Unsur-unsur cerita pendek:

a. Plot

b. Tokoh dan penokohan c. Latar

d. Sudut pandang e. Gaya bahasa f. Tema g. Amanat

4) Teknik Papan Cerita (storyboard)

E. Metode Pembelajaran

1) Pendekatan : Saintifik

2) Teknik : Papan Cerita (Storyboard)

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1) Media : Teks Cerpen

2) Alat : Laptop, LCD

3) Sumber Belajar : Buku Siswa Bahasa Indonesia kelas XI

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1) Pertemuan Pertama:

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASIWAKTU

Pendahuluan

1. Peserta didik merespon salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik untuk menunjukkan sikap disiplin.

3. Pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat materi pembelajaran yang akan dicapai.

4. Pendidik melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik pada materi yang akan dipelajari.

5. Peserta didik menyimak pertanyaan yang disampaikan pendidik tentang cerpen dan papan cerita (storyboard)

30 menit

Kegiatan 1. Mengamati

 Pendidik menjelaskan materi mengenai cerpen dan

(24)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Inti teknik papan cerita (storyboard).

 Peserta didik mengamati dan membaca contoh cerpen dan contoh papan cerita (storyboard).

 Peserta didikmenyimak sebuah film tentang kisah seseorang yang membahagiakan, menyedihkan, mengharukan, membahagiakan, dll.

2. Menanya

 Peserta didik bertanya jawab tentang cerpen

 Peserta didik bertanya jawab mengenai cara membuat/menulis papan cerita (storyboard).

3. Mengeksplorasi

 Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai cerpen.

 Peserta didik secara mandiri membuat/menulis papan cerita (storyboard).

4. Mengasosiasi

 Peserta didik menyimpulkan hasil analisis cerpen.

 Peserta didik menyimpulkan tentang cara membuat/menulis papan cerita (storyboard).

5. Mengomunikasikan

 Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis cerpen.

 Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang cara membuat/menulis papan cerita (storyboard).

 Peserta didik menanggapi saran dari teman/pendidik untuk perbaikan.

Penutup

1. Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulanmengenaiisi teks cerpen

2. Pendidik memberikan refleksi terhadap materi yang telah dibahas.

20 menit

2) Pertemuan Kedua:

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASIWAKTU

Pendahuluan

1. Peserta didik merespon salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik untuk menunjukkan sikap disiplin.

3. Pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat materi

(25)

30

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang akan dicapai.

4. Pendidik melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik pada materi yang akan dipelajari.

5. Peserta didik menyimakpertanyaan yang disampaikan pendidik tentang isi teks cerpen dan unsur intrinsik cerpen.

Kegiatan Inti

1. Mengamati

 Pendidik menjelaskan materi mengenai isi teks cerpen, unsur intrinsik, dan cara menulis cerpen.

2. Menanya

 Peserta didik bertanya jawab tentang isi teks cerpen.

 Peserta didik bertanya jawab mengenai unsur intrinsik cerpen.

 Peserta didik bertanya jawab mengenai cara menulis cerpen.

3. Mengeksplorasi

 Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai isi teks cerpen.

 Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai unsur intrinsik cerpen.

 Peserta didik secara mandiri menulis cerpen berdasarkan papan cerita (storyboard) yang telah dibuat minggu yang lalu.

4. Mengasosiasi

 Peserta didik menyimpulkan hasil analisis isi teks cerpen.

 Peserta didik menyimpulkan hasil analisis unsur intrinsik cerpen.

 Peserta didik menyimpulkan mengenai cara menulis cerpen.

5. Mengomunikasikan

 Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis isi teks cerpen.

 Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis unsur intrinsik cerpen.

 Peserta didik menyampaikan ringkasan teks cerpen yang telah dibuat.

 Peserta didik menanggapi saran dari teman/pendidik untuk perbaikan.

(26)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Penutup

1. Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulanmengenaiisi teks cerpen

2. Pendidik memberikan refleksi terhadap materi yang telah dibahas.

20 menit

H. Penilaian

1. Jenis Tagihan:

• Karya siswa berbentuk cerpen

2. Bentuk Instrumen:

• Karya siswa : uraian bebas tak terbatas

LAMPIRAN MATERI

a. Pengertian Cerpen

 Cerpen adalah cerita berbentuk prosa yang relatif pendek.

 Cerpen yaitu cerita yang dapat dibaca sekali duduk dalam waktu kurang dari satu jam.

 Cerpen dikatakan pendek juga karena genre ini hanya mempunyai efek tunggal, karakter, plot, dan setting yang terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks (Sumardjo,1988, hlm 30).

b. Ciri-ciri Cerpen

Ciri-ciri khas sebuahcerita pendek yang dikemukakan Tarigan (2011, hlm. 180-181) beberapa diantaranya

adalah sebagai berikut.

1) Ciri-ciri utama cerita pendek adalah: singkat, padu dan intensif.

2) Cerita pendek harus mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

3) Cerita pendek harus menimbulkan suatu efek dalam pikiran pembaca.

4) Cerita pendek harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritalah yang pertama menarik

perasaan, dan kemudian menarik pikiran.

5) Cerita pendek mengandung detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja, dan yang bisa

menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca.

c. Unsur-unsur Cerpen

Sumardjo (1988, hlm. 49) menjelaskan unsur-unsur cerpen sebagai berikut.

1) Plot / alur

Plot adalah jalan cerita yang memuat kejadian, tetapi suatu kejadian ada karena ada sebabnya, ada

alasannya.yang menggerakkan kejadian cerita tersebut

(27)

32

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan sekedar mau bercerita, tapi mau

mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa sesuatu masalah kehidupan,

pandangan hidupnya tentang kehidupan ini atau komentar tentang kehidupan ini.

3) Karakter / penokohan

Kecenderungan cerpen modern adalah penekanan pada unsur perwatakkan tokohnya. Ini tidak berarti bahwa

pada cerpen lama perwatakkan tidak dipentingkan. Penulis-penulis lama banyak menciptakan tokoh-tokoh besar.

Penggambaran karakter dapat terlihat dari:

a) Melalui apa yang diperbuatnya.

b) Melalui ucapan-ucapannya.

c) Melaui penggambaran fisik tokoh.

d) Melalui pikiran-pikirannya.

e) Melalui penerangan langsung.

4) Setting / latar

Setting dalam fiksi bukan hanya sekedar background, artinya hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan

terjadinya. Dalam cerpen modern setting terjalin erat dengan karakter, tema, suasana cerita. Pemilihan setting dapat

membentuk tema tertentu dan plot tertentu.

5) Sudut Pandang

Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang artinya sudut pandang yang diambil pengarang untuk

melihat suatu kejadian cerita.

6) Konflik

Konflik adalah hal yang paling utama dalam cerpen, tanpa konflik cerpen tidak akan menarik.

7) Gaya Bahasa

Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Cara bagaimana seorang pengarang memilih tema, persoalan,

meninjau persoalan dan menceritakannya dalam sebuah cerpen.

d. Papan Cerita (Storyboard)

Menurut Halas (dalam Sutopo, 2003, hlm. 35-36) storyboard merupakan rangkaian gambar manual yang dibuat

secara keseluruhan sehingga menggambarkan suatu cerita. Menurut Luther storyboard merupakan deskripsi dari setiap

scene yang secara jelas menggambarkan obyek multimedia serta perilakunya.Storyboard merupakan area berisi dari

sebuah gambar sketsa yang digunakan sebagai alat perencanaan untuk menunjukan secara visual bagaimana aksi dari

sebuah cerita. Tujuan utama storyboard adalah menjelaskan tentang alur narasi dari sebuah cerita. Storyboard juga

berperan dalam pewaktuan pada sebuah sequence, sudut pandang kamera, perpindahan dan kesinambungan antara

(28)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3.4.3 Instrumen Observasi

Instrumen untuk observasi berupa lembar untuk memantau aktivitas guru

mengajar selama pembelajaran dan lembar observasi untuk memantau aktivitas

peserta didik dalam merespon rangkaian pembelajaran dari awal sampai akhir.

3.4.3.1Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru bertujuan untuk mengamati kegiatan

guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan

dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Nama Observer :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Berikanlah tanda ( √ ) pada kolom yang dianggap sesuai!

No Hal yang Diamati Nilai

SB B C K SK

1. Penguasaan Teknik Pembelajaran

a. Kemampuan menarik perhatian

siswa.

b. Kemampuan dalam membantu siswa

memperoleh pengetahuan baru.

c. Kemampuan dalam membantu siswa

memperluas pengetahuan yang telah

dimilikinya.

2. Sikap Guru dalam Proses

Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi

dengan siswa.

b. Tidak melakukan gerakan atau

ungkapan yang mengganggu

(29)

34

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu c. Antusiasme mimik dan penampilan.

d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas.

3. Implementasi Langkah-langkah

Pembelajaran

a. Aktivitas Guru dalam

Menyampaikan Materi Pokok

Pembelajaran

1. Menerangkan mengenai cara

membuat teks cerita pendek dan

memberikan motivasi bagi siswa.

2. Menerangkan mengenai struktur

teks cerita pendek.

3. Menerangkan tentang teknik

papan cerita (storyboard)

b. Aktivitas Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran

1. Meminta siswa untuk duduk

tenang dan memperhatikan guru

ketika menyampaikan materi

pokok pembelajaran.

2. Menyajikan film untuk menjadi

inspirasi dalam pembelajaran

menulis cerpen.

3. Meminta siswa untuk menyusun

teks cerita pendek berdasarkan

struktur yang benar.

Keterangan:

SB : Sangat Baik (jika guru sudah sangat sesuai dengan aspek yang diamati)

B : Baik (jika guru sudah sesuai dengan aspek yang diamati)

C : Cukup (jika guru sudah cukup sesuai dengan aspek yang diamati)

K : Kurang (jika guru kurang sesuai dengan aspek yang diamati)

(30)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Catatan:

3.4.3.2Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Selain guru, peserta didik pun penting untuk diobservasi selama

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal tersebut bertujuan untuk

memantau aktivitas peserta didik dan juga sebagai bahan refleksi terhadap

pembelajaran yang berlangsung.Lembar observasi yang digunakan dalam

penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Nomor Urut Siswa :

Kelas :

Hari/Tanggal :

No Aspek yang Diamati Nilai Keterangan

1 Siswa menunjukan semangat belajar

2 Siswa memerhatikan penjelasan guru

3 Siswa mengemukakan pendapat

4 Siswa mengajukan pertanyaan

5 Siswa merespon pertanyaan guru

6 Siswa mencatat materi yang penting

7 Siswa mengerjakan tugas diberikan guru

Keterangan:

0 = Gagal (siswa tidak melakukan hal yang sedang diamati)

1 = Kurang (siswa kurang baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)

(31)

36

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 3 = Baik (siswa sudah baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)

4 = Sangat Baik (siswa sudah sangat baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)

3.5 Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan setelah semua data nilai

peserta didik terkumpul. Pengolahan data bertujuan untuk menghitung data,

menjawab rumusan masalah, dan menguji hiipotesis yang telah dirumuskan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah sebagai

berikut.

1. Menganalisis hasil prates dan pascates

2. Mendeskripsikan hasil prates dan pascates

3. Menentukan skor prates dan pascates, kemudian menghitung nilai dengan

rumus:

Nilai= skor siswa

skor total x 100

Tabel 3.7

KategoriPenilaian Keterampilan Menulis Cerpen

Jumlah Skor Kategori

85-100 Sangat baik

66-84 Baik

56-65 Cukup

35-55 Kurang

0-34 Sangat kurang

(32)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Uji reliabilitas antarpenimbang dilakukan untuk mengetahui tingkat

reliabilitas penilaian antara penguji satu dengan penguji yang lain. Langkah untuk

menghitung reliabilitas ini adalah sebagai berikut.

a. Jumlah kuadrat peserta didik (testi)

sst∑dt2 = ( x)2

- ( x)2

b. Jumlah kuadrat penimbang

ssp∑dp2 = ( xp )2

−( x)2

c. Jumlah kuadrat total

sstot∑x2t = ∑x2t − ( x)2

d. Jumlah kuadrat keliru

sskk∑d2kk = sstot∑x2t - sst∑dt2

Reliabilitas antarpenimbang dihitung dengan rumus:

(33)

38

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

vt = varian dari tes

vkk = varian dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh kemudian disesuaikan

dengan tabel Guilford berikut.

Tabel 3.9

Tabel Guilford

Nilai Kualitas Korelasi

0,800 – 1,00 Sangat tinggi

0,600 – 0,800 Tinggi

0,400 – 0,600 Sedang

0,200 – 0,400 Rendah

00,00 – 0,200 Sangat rendah

(Subana dan Sudrajat, 2005, hlm.104)

5. Menguji normalitas data

2 = ( − �)

Oi = frekuensi observasi atau pengamatan

Ei = frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)

a. Mencari nilai mean

�=

b. Menghitung standar deviasi (simpangan baku)

=

2−( )2

( −1)

c. Mencari derajat kebebasan

(34)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Banyak kelas (K) = 1 + 1,33 log n

Panjang kelas (P) = =

Derajat kebebasan (db) = n1 + n2 - 2

6. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata prates dan pascates

F =

7. Uji hipotesis

Langkah-langkah untuk melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut.

a. Mencari thitung

thitung =

+2− 22 1 + 1

b. Mencari mean dari perbedaan prates dan pascates

Mx =

c. Menentukan derajat kebebasan

Db = Nx + Ny -2

d. Menghitung ttabel

(35)

40

Vita Marlina, 2015

(36)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB 5

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data, penulis merumuskan beberapa

kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh rata-rata nilai prates kelas

eksperimen sebesar 73,57 dan rata-rata nilai pascates sebesar 82,45.

Berdasarkan rata-rata nilai tersebut, dapat disimpulkan kemampuan menulis

cerpen siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan teknik papan cerita (storyboard). Hal ini

terlihar dari siswa yang tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran

menggunakan teknik papan cerita (storyboard). Hal ini pun terlihat dari

keterlibatan siswa pada saat pembelajaran baik pada saat perlakuan pertama

hingga perlakuan kedua.

2. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh rata-rata nilai prates kelas kontrol

sebesar 69,24 dan rata-rata nilai pascates sebesar 75,84. Berdasarkan rata-rata

nilai tersebut, dapat disimpulkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas

kontrol mengalami peningkatan walaupun tidak diberi perlakuan

menggunakan teknik papan cerita (storyboard).

3. Terdapat perbedaan antara kemampuan siswa di kelas eksperimen yang

menggunakan teknikpapan cerita (storyboard) dengan siswa kelas kontrolyang

tidak menggunakan teknikpapan cerita (storyboard). Tingkat kemampuan

menulis siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan mengalami

peningkatan sebesar 8,88 dari selisih prates dan pascates, sedangkan tingkat

kemampuan menulis cerpen siswa kelas kontrol hanya mengalami

peningkatan sebesar 6,6 dari selisih prates dan pascates. Hal ini juga terbukti

dari berbagai tahapan analisis data dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan

jumlah standar deviasi kelas eksperimen sebesar 8,82 dan standar deviasi

kelas kontrol sebesar 7,8. Kemudian, kedua standar deviasi tersebut

dimasukan ke dalam uji hipotesis. Hasil uji hipotesis yang didapatkan thitung

(2,34) > ttabel (1,998). Hal ini menunjukan bahwa kemampuan menulis cerpen

(37)

138

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang tidak menerapkan teknik

papan cerita (storyboard). Selain kemampuan menulis cerpen siswa menjadi

meningkat, penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini pun membuat motivasi

bagi siswa yang sebelumnya tidak pernah membuat cerpen menjadi lebih baik

dalam menulis cerpen. Hal ini berarti teknik papan cerita (storyboard) efektif

dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung

tahun ajaran 2014/2015.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyampaikan implikasi sebagai

berikut.

1. Penerapan teknik papan cerita (storyboard) terbukti efektif sehingga teknik

pembelajaran ini dapat menjadi alternatif bagi guru dalam melaksanakan

pembelajaran menulis cerpen di sekolah khususnya di SMA.

2. Dalam pembelajaran menulis cerpen, sebaiknya seorang guru lebih aktif dan

kreatif dalam menggunakan teknik pembelajaran seperti teknik papan cerita

(storyboard). Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan

kreativitas siswa ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

5.3 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyampaikan rekomendasi sebagai berikut.

1. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan teknik

papan cerita (storyboard) dalam pembelajaran menulis cerpen dapat

melakukan penelitian lanjutan berupa penelitian tindakan kelas (PTK).

2. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan teknik

papan cerita (storyboard) dapat menerapkan teknik tersebut pada

keterampilan menulis sastra atau teks lain contohnya teks ulasan film dalam

(38)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Sayuti. S. (2009). Teks Sastra. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Aminudin. (2009). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azies, Furqanul dan Alwasilah, A. Chaedar. (1996). Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Cet. I. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Heru Kurniawan & Sutardi. (2012). Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kosasih dan Restuti. (2013). Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Erlangga

Marahimin, Ismail. (2001). Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.

Nurgiyantoro, Burhan. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nursito. (2000). Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Rani, Supratman Abdul dan Yani Maryani. (2004). Intisari Sastra Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.

Stanton, Robert. (2012). Teori Fiksi Robert Stanton; Diterjemahkan oleh Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Subana, Moersetyo Rahadi dan Sudrajat. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumardjo dan Saini, K.M. (2004). Apresiasi Kesusatraan. Jakarta: PT. Gramedia.

Sumardjo, Jakob. (2007). Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumiyadi. (2010). Kriteria Penilaian Cerpen. [Online]. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR_PEND_BHS_DAN_SASTRA_IND

ONESIA/196603021991031-SUMIYADI/SUMIYADI/KRITERIA_PENILAIAN_CERPEN.pdf.

(39)

140

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (2011). Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahyudi, Siswanto. (2008). Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo.

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3 Penilaian Menulis Teks Cerpen Berdasarkan Skor
Tabel 3.4
Tabel 3.5
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian jika masih belum sesuai dengan kebutuhan maka pihak PPTK dapat mengembalikan laporan kepada tim entry untuk dilakukan perubahan, dengan cara mencentang komponen

visual dapat meningkatkan hasil belajar passing dalam pembelajaran futsal putri di. SMA Labschool

Sebagai contoh diambil tablet isoniazid dengan konsentrasi pati sitrat 5% (formula F2).. Isoniazid dan laktosa dicampur lalu digerus

• Merupakan output di tahap Pelaporan yang akan diperiksa pada saat monev. • Contoh Output Tahap Pelaporan 

karena itu metode penelitian merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam..

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling rendah di beberapa Kecamatan Dairi yaitu 1,77 di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Desa Sungai Raya.. Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling

Yang berhak mengajar pada semester bersangkutan adalah dosen yang tidak sedang dalam tugas belajar (studi lanjut) atau dosen yang sedang tugas belajar