PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
(Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
diajukansebagai salah satu syarat untuk memenuhigelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Vita Marlina
NIM 1104384
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
oleh Vita Marlina
1104384
ABSTRAK
Penelitian ini diawali dengan permasalahan, yaitu pembelajaran yang menggunakan metode dan teknik konvensional membuat siswa mudah merasa bosan dan tidak tertarik untuk belajar menulis cerpen. Bagaimana kemampuan menulis siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara menulis teks cerpen di kelas yang diberi perlakuan dan kelas yang tidak diberi perlakuan. Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan teknik papan cerita (storyboard) dalam pembelajaran menulis cerpen dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemampaun menulis siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan teknik papan cerita (storyboard) dan perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerpen di kelas yang diberi perlakuan dan kelas yang tidak diberi perlakuan menggunakan teknik papan cerita (storyboard). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis metode eksperimen kuasi/semu. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesuadah diberi perlakuan. Peningkatan sebesar 8,88% pada kelas eksperimen dan 6,6% pada kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan uji t hipotesis, diperoleh hasil ttabel ≤ thitung ≥ ttabel, yaitu 1,939 ≤ 2,34 ≥ 1,939. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerita pendek siswa di kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan teknik papan cerita (storyboard). Nilai rata-rata tes awal di kelas eksperimen dan kontrol sebesar 73,57 dan 69,24 dan nilai rata-rata tes akhir di kelas eksperimen sebesar 82,45. Sementara itu, nilai rata-rata tes akhir di kelas kontrol sebesar 75,84. Hal ini menunjukkan keefektifan penerapan teknik papan cerita dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR BAGAN ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.5 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.
BAB 2 IHWAL TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DAN
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Teknik Papan Cerita (Storyboard) ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Pengertian Papan Cerita (Storyboard) ... Error! Bookmark not
defined.
2.1.2 Teknik Papan Cerita (Storyboard) ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Pembelajaran Menulis Cerpen ... Error! Bookmark not defined.
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2.4 Hipotesis Penelitian... Error! Bookmark not defined.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Error! Bookmark not defined.
3.2 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Partisipan, Populasi, dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Partisipan ... Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.3.3 Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Instrumen Tes ... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Instrumen Perlakuan ... Error! Bookmark not defined.
3.4.3 Instrumen Observasi ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Analisis Data... Error! Bookmark not defined.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
4.1 Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Deskripsi Proses Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Deskripsi Data Hasil Observasi ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Analisis Data... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Uji Prasyarat Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Papan Cerita (Storyboard) pada Siswa Kelas XI di SMAN 6 Bandung. ... Error!
Bookmark not defined.
4.3.2 Kemampuan Menulis Menulis Cerpen dengan Tidak Menggunakan Teknik Papan Cerita (Storyboard) pada Siswa Kelas XI di SMAN 6
Bandung. ... Error! Bookmark not defined.
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Siswa yang Tidak Menggunakan Teknik Papan Cerita (Storyboard). ... Error!
Bookmark not defined.
BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Error! Bookmark not
defined.
5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Implikasi ... Error! Bookmark not defined.
5.3 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran menulis cerpen di sekolah termasuk salah satu dari
kompetensi pembelajaran menulis sastra. Standar isi pembelajaran menulis
cerpen tidak hanya menuntut siswa memahami tetapi siswa juga dituntut untuk
memproduksi karya sastra. Menulis cerpen merupakan keterampilan yang
produktif dan ekspresif. Menulis sebagaimana berbicara, merupakan keterampilan
yang produktif dan ekspresif. Perbedaannya, menulis merupakan komunikasi
tidak bertatap muka (tidak langsung), sedangkan berbicara merupakan komunikasi
tatap muka (langsung) (Tarigan, 2008, hlm. 2). Keterampilan menulis
berhubungan erat dengan membaca (Azies dan Alwasilah, 1996, hlm. 128).
Pembelajaran menulis cerpen merupakan salah satu pembelajaran yang
memerlukan perhatian khusus dari guru mata pelajaran. Akan tetapi pada
kenyataannya pembelajaran menulis cerpen belum mendapatkan perhatian secara
maksimal. Guru biasanya lebih memfokuskan kegiatan pembelajaran menulis
cerpen pada teori sastra sehingga keterampilan menulis cerpen tidak seperti yang
diharapkan. Terbukti dari sebagian besar guru bahasa Indonesia sendiri tidak
memiliki karya tulis cerpen. Guru lebih fokus pada teori-teori mengenai cerpen
seperti menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen, yang memang akan
menjadi soal pada ujian harian, ujian tengah semester, maupun ujian akhir
sekolah. Hal ini didapatkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa
Indonesia di SMA Negeri 6 Bandung.
Menulis cerpen merupakan kegiatan yang menyenangkan dan tergolong
dalam penulisan kreatif. Menulis cerpen juga membutuhkan pengetahuan tentang
kebahasaan. Pengetahuan tentang kebahasaan tersebut dibutuhkan dalam
mencapai nilai estetis pada sebuh cerpen. Namun biasanya, pengetahuan
kebahasaan siswa yang minim menyebabkan siswa malas untuk menulis.
Kondisi dan situasi yang tidak mendukung siswa dalam kegiatan menulis
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
seminggu pembelajaran bahasa Indonesia hanya 4x45 menit. Alokasi waktu
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
beserta karyanya, membuat ringkasan, dan menggarisbawahi apa yang
disampaikan guru.Masalah yang dihadapi guru sebelum adanya tindakan,
mengenai proses pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode
pembelajaran yang konvensional, yaitu dengan ceramah dan penugasan.
Pembelajaran masih berkisar pada penyampaian materi dengan ceramah dan
mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru. Pembelajaran dilanjutkan
dengan membaca cerpen dan kemudian siswa menjawab pertanyaan sekitar atau
seputar isi cerpen atau menganalisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerpen.
Proses pembelajaran tersebut masih memiliki kelemahan karena siswa kurang
aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya, siswa cenderung merasa bosan.
Sebagai implementasi dalam pembelajaran menulis cerpen, guru dapat
menggunakan berbagai teknik pembelajaran. Kaitannya dengan hal tersebut,
teknik pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran juga sangat
mempengaruhi pencapaian tujuan pengajaran menulis cerpen. Teknik
pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar dan
mengajar. Pemilihan teknik pembelajaran dalam pembelajaran sastra dapat
menciptakan situasi pembelajaran yang berkualitas dan diharapkan sikap yang
positif dari siswa untuk menyelami penulisan cerpen. Oleh sebab itu, perlu upaya
perubahan pengajaran dengan menerapkan teknik pembelajaran tertentu. Maka
dalam penelitian ini akan menerapkan teknik papan cerita (storyboard).
Penggunakan teknik papan cerita(storyboard) ini dapat menjadi alternatif guru
pada proses pembelajaran kemampuan menulis cerita pendek, karena dari papan
cerita (storyboard) siswa dapat membuat cerita dengan alur yang lebih baik.
Kecenderungan siswa yang lebih suka menonton film dibandingkan
membaca sangatlah tinggi. Ketika siswa diberikan pilihan untuk membaca cerpen,
novel atau berbagai bentuk prosa lainnya dengan menonton drama atau film,
siswa lebih memilih menonton drama atau film karena menonton drama atau film
lebih menyenangkan dibandingkan membaca yang membuat mata mengantuk.
Sebuah cerpen dapat ditulis dengan menggunakan pengalaman pribadi atau
pengalaman orang lain. Cerpen pun dapat ditulis dengan pengalaman melihat
4
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
asing lagi banyak pengangkatan sebuah novel menjadi film. Tetapi belum banyak
penulisan cerpen yang terinspirasi dari sebuah karya film.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik menggunakan teknik papan cerita
(storyboard) dalam pembelajaran menulis cerpen. Teknik papan cerita
(storyboard) sudah beberapa kali digunakan dalam sebuah penelitian seperti yang dilakukan Mila Ilha (2012) yang berjudul “Model Pengajaran Keterampilan Menulis Narasi dengan Kalimat Perfekt dengan Menggunakan Storyboard Bahasa
Jerman Tema Reisen Pada Buku Kontakte Deutsch Extra Kelas XII Di SMA”
dengan kesimpulan bahwa dengan menggunakan storyboard siswa terampil
menulis narasi dengan kalimat perfekt dan guru. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Tyas Dwijayanti yang berjudul “Keefektifan Teknik Storyboard dalam Pembelajaran Menulis Narasi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Kemranjen
Banyumas”, dengan kesimpulan bahwa teknik papan cerita (storyboard) efektif
dalam meningkatkan keterampilan menulis siswakelas VII SMP Negeri
Kemranjen Banyumas. Penelitian ini dibuat untuk menguji keberhasilan
penerapan pada penulisan cerpen. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya terletak pada pembelajaran yang dilakukan penelitian-penelitian
sebelumnya hanya sampai pada pembelajaran menulis narasi tetapi pada
penelitian ini lebih memusatkan pada pembelajaran menulis cerpen. Dengan demikian judul dari penelitian ini adalah “Penerapan Teknik Papan Cerita (storyboard) dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Studi Eksperimen Kuasi pada
Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung)”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah,
sebagai berikut.
1) Bagaimana profil kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik
papan cerita (storyboard) pada siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung?
2) Bagaimana profil kemampuan menulis cerpen dengan tidak menggunakan
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI di
SMAN 6 Bandung yang menggunakan teknik papan cerita (storyboard)
dengan siswa yang tidak menggunakan teknikpapan cerita (storyboard)?
1.3 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas akan dirumuskan beberapa
tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan:
1) Profil kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik papan cerita
(storyboard) pada siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung.
2) Profil kemampuan menulis cerpen dengan tidak menggunakan teknik papan
cerita (storyboard) pada siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung.
3) Perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung
yang menggunakan teknik papan cerita (storyboard) dengan siswa yang tidak
menggunakan teknikpapan cerita (storyboard).
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang baik tentu perlu memberikan manfaat atau kegunaan.
Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoritis manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan dan penjelasan dari teknik papan cerita (storyboard)dalam dunia
pendidikan, terlebih dalam pembelajaran menulis cerita pendek (cerpen).
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti,
bagi guru, dan bagi siswa
a. Bagi peneliti, penelitian ini memiliki pengaruh dan manfaat yang sangat
besar. Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman akan
penerapan teknik papan cerita (storyboard) dalam pembelajaran menulis
cerpen pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) secara nyata. Penelitian
ini juga bermanfaat saat peneliti menjadi berkecimpung dalam dunia
6
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
b. Bagi guru, penelitian ini akan memiliki banyak manfaat bagi guru dan
berguna untuk diterapkan di kelas. Guru dapat pengetahuan tambahan akan
teknik yang bisa digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen dan kegiatan
pembelajaran di kelas menjadi tidak monoton atau itu-itu saja.
c. Bagi siswa, penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi siswa dengan
menciptakan suasana yang baru di kelas. Siswa dapat meningkatkan
pengetahuan, motivasi, dan kemampuan menulis cerpen yang menyenangkan
sehingga keaktifan siswa menjadi meningkat. Siswa bisa mendapatkan
kegiatan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan dan menambah
motivasi dalam belajar, khususnya menulis cerita pendek.
1.5 Struktur Organisasi
Penelitian ini terdiri atas lima bab yang masing-masing memiliki subbab
tersediri. Bab pertama menjelaskan mengenai pendahuluan. Bab kedua
menjelaskan landasan teori yang dipakai dalam penelitian. Bab ketiga
menjelaskan metodologi yang dipakai dalam penelitian. Bab keempat
memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Bab terakhir yaitu bab lima berisi
kesimpulan dari penelitian.
Pada bab pertama dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang menjadi
dasar penelitian, kemudian terdapat rumusan masalah, tujuan penelitian yang
dirumuskan dari rumusan masalah penelitian, manfaat penelitian yang terdiri atas
manfaat teoretis dan manfaat praktis. Terakhir terdapat struktur organisasi yang
akan menjelaskan sistematika dan gambaran dari setiap bab yang ada dalam
penelitian.
Bab kedua berisi pemaparan landasan teori mengenai topik atau
permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Pada bab dua ini akan dipaparkan
pula mengenai perbandingan, pengontrasan, dan pemosisian kedudukan
masing-masing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan masalah yang sedang
diteliti.
Bab ketiga secara umum akan disampaikan pola paparan yang digunakan
dalam menjelaskan bagian metode penelitian dengan dua kecenderungan, yakni
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Bab empat akan memaparkan dua hal yakni, temuan penelitian berdasarkan
hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya
sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan pembahasan temuan
penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan
sebelumnya.
Bab lima ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian
sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Menurut Sugiyono( 2010, hlm. 107) metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.
Rancangan (desain) penelitian yang digunakan adalah rancangan (desain)
dengan pemasangan subjek melalui Tes Awal-Tes Akhir dan Kelompok Kontrol).
Dalam rancangan ini peneliti melakukan penjodohan terhadap subjek pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dilakukantes awaldantesakhir
(Syamsudin dan Vismaia,2011, hlm. 163).
Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat, dengan caramengekspos satu
atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen.
Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai
perlakuan (Syamsudin dan Vismaia,2011, hlm. 150).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pretest-posttest control group desain (Sugiyono, 2010, hlm. 76).
Tabel Error! Use the Home tab to apply 0 to the text that you want to appear
here..1
Pretest-posttest control group desain
Kelas Prates Perlakuan Pascates
E 1 �1 2
K 3 4
Keterangan:
E : Kelas eksperimen.
K : Kelas pembanding.
O1 : Prates (kelas eksperimen).
O3 : Prates (kelas pembanding).
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
O2 : Pascates (kelas eksperimen).
O4 : Pascates (kelas pembanding).
3.2 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menempuh beberapa langkah atau disebut juga dengan
prosedur penelitian. Prosedur penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Memberikan tes awal (prates) pada kelas eksperimen dan kontrol untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis teks cerita pendek
sebelum diberikan perlakuan;
2. Melakukan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan teknik
papan cerita (storyboard) pada pembelajaran menulis teks cerita pendek dan
melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran menulis teks cerita pendek
dengan metode pembelajaran yang konvensional pada kelas kontrol.
3. Memberikan tes akhir (pascates) pada kelas eksperimen untuk mengetahui
kemampuan menulis teks cerita pendek dengan teknik papan cerita
(storyboard) dan memberikan tes akhir (pascates) pada kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek dengan teknik
pembelajaran konvensional.
3.3 Partisipan, Populasi, dan Sampel
3.3.1 Partisipan
Partisipan yang terlibat sebanyak 66 siswa. Partisipan dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas XI MIA 7 dan XI MIA 3. Penelitian ini juga melibatkan
partisipan satu orang guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 6 Bandung yaitu Eka
Purnamasari, S.Pd. dan satu orang PPL bahasa Indonesia yaitu Trisnawati yang
akan mengobservasi guru di kelas dan juga siswa-siswi di kelas.
3.3.2 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6
Bandung tahun pelajaran 2014/2015 semester genap yang berjumlah 10 kelas,
22
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3.3.3 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan
sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang
benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan
populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2010, hlm. 174-176).
Cara pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan sampel bertujuan atau purposive sample. Sampel bertujuan dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu
Kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini kelas XI MIA 7 sebagai
kelas eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai kelas kontrol. Pemilihan dua kelas
tersebut telah dipertimbangkan peneliti karena bersifat homogen dalam segi
kognitif maupun afektif.
3.4 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2010, hlm. 134) instrumen pengumpulan data adalah alat
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dapat disimpulkan
bahwa instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data kuantitatif mengenai variabel yang diteliti. Adapun
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.4.1 Instrumen Tes
Instrumen ini berupa tes untuk menulis teks cerita pendek yang diberikan
kepada siswa. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
teks cerita pendek sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan. Tes dilakukan
sebanyak dua kali. Tes pertama diberikan sebagai tes awal (prates) bertujuan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum
diberi perlakuan. Tes yang kedua diberikan sebagai tes akhir (pascates) yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek siswa setelah
diberi perlakuan. Bentuk instrumen tes yang diberikan kepada kelas ekperimen
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu LEMBAR SOAL TES MENULIS CERPEN
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas : XI SMAN 6 Bandung
Hari, Tanggal :
Waktu :
Petunjuk Umum
a. Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan
b. Ketika waktu pengerjaan cerpen telah dimulai, diharapkan tidak mengganggu
temannya yang sedang menulis
c. Tulisan rapi dan jelas
d. Lembar soal ini harap dikembalikan beserta lembar jawaban
Tabel 3.2
Format Pedoman Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek
NO ASPEK KRITERIA PENILAIAN SKOR
1 Kelengkapan aspek formal cerpen
Memuat empat aspek seperti:
1. Judul (harus berkaitan dengan cerita yang ditulis)
2. Nama pengarang (sebagai identitas dari cerpen yang dibuat)
3. Dialog (dialog menunjukan percakapan antartokoh dalam cerita)
4. Narasi (menceritakan kejadian-kejadian dalam cerpen yang membawa pembaca secara tidak langsung untuk masuk ke dalam cerita)
4
Jika memuat 3 aspek, contohnya peserta didik tidak mencantumkan judul atau nama pengarang
3
Jika memuat dua aspek 2
Hanya memuat satu aspek 1
Bobot = 1
2 Kelengkapan unsur-unsur intrinsik cerpen
Jika cerpen mengandung unsur pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanat
4
Jika hanya ada enam unsur intrinsik, contohnya jika tidak ada salah satu unsur intrinsik yaitu pemplotan
24
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Jika hanya ada dua sampai lima unsur intrinsik 2 Jika hanya ada satu unsur intrinsik, misalnya pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanatmemperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat antara unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema
4
Jika salah satu unsur intrinsik tidak memperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu sama lainnya) dalam menyampaikan tema, misalnya pada awal cerita menggunakan sudut pandang orang pertama kemudian pada bagian akhir cerita penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga
3
Jika tiga sampai lima unsur intrinsik tidak memperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema
2
Jika hanya ada satu atau dua unsur intrinsik yang memperlihatkan keutuhan dan kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema
1
Bobot = 3 4 Ketepatan
penggunaan EYD
Penggunaan EYD sangat tepat 4
Penggunaan EYD tepat 3
Penggunaan EYD kurang tepat 2
Penggunaan EYD tidak tepat 1
Bobot = 1
(Diadaptasi dari Sumiyadi, 2010)
Nilai Maksimal : 28
Pengolahan Hasil Skor :
�
100
Tabel 3.3
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Jumlah Skor Kategori
85-100 Sangat baik
66-84 Baik
56-65 Cukup
35-55 Kurang
0-34 Sangat kurang
Tabel 3.4
Format Penilaian Menulis Teks Cerpen No Nama
Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa ancangan model dan
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Ancangan model digunakan sebagai
acuan agar langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan konsep pembelajaran
dengan teknik papan cerita (storyboard). RPP ini dibuat dengan mengacu pada
silabus dari kurikulum 2013.
26
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Menulis cerpen merupakan kegiatan yang menyenangkan dan tergolong dalam
penulisan kreatif.Teknik pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses belajar dan mengajar. Pemilihan teknik pembelajaran dalam
pembelajaran sastra dapat menciptakan situasi pembelajaran yang berkualitas dan
diharapkan sikap yang positif dari siswa untuk gemar menulis
cerpen.Penggunakan teknik papan cerita(storyboard) ini dapat menjadikan proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dalam menulis cerita pendek, karena dari
papan cerita (storyboard) siswa dapat membuat cerita dengan alur yang lebih
baik. Teknik papan cerita (storyboard) yang menggunakan film dalam
pembelajaran dapat menarik perhatian peserta didik sehingga embantunya dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan rasionalisasi tersebut, teknik papan
cerita (storyboard) dapat diujicobakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek.
b. Prinsip Dasar
Prinsip dasar dalam teknik papan cerita (storyboard) adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan kreativitas, teknik papan cerita menuntut aktivitas siswa
sebelum menulis yang diawali dengan membuat kerangka karangan yang
berupa gambar sehingga dapat mengembangkan kreativitas peserta didik.
2) Memotivasi siswa, teknik papan cerita yang melibatkan membaca, menulis,
dan mengilustrasikan hal yang efektif dalam memotivasi penulis dan
pembaca pemula dan juga memotivasi siswa untuk mengembangkan
kemampua menulisnya.
c. Sintaks
Sintaks atau rangkaian langkah-langkah dalam penerapan teknik papan cerita
ini adalah
1) Siswa membagi selembar kertas menjadi banyak (enam sampai delapan)
bagian.
2) Siswa mencari gagasan tentang ide-ide cerita dan menggambar peristiwa awal
dan akhir pada bagian pertama dan terakhir dari kertas tersebut.
3) Siswa mengisi bagian-bagian yang tersisa dalam urutan yang sesuai ketika
mereka mengembangkan ide-ide cerita mereka.
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5) Siswa mengembangkan gambar yang telah mereka buat menjadi sebuah
paragraf dan membuat draf akhir.
6) Siswa memajang hasil karya mereka di dalam kelas (dipublikasikan).
Siswa dapat membagi cerita dengan siswa lain.
d. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Identitas Sekolah : SMA Negeri 6 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 7 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Memahami unsur-unsur dan kaidah teks cerita pendek, baik melalui lisan maupun tulisan.
4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/ revisi/ film/ drama
yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1) Membuat konsep/ kerangka karangan cerpen dalam bentuk papan cerita (storyboard)
2) Mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat dalam bentuk cerpen (tokoh, peristiwa, latar,
28
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu D. Materi Pembelajaran
1) Pengertian cerita pendek (cerpen)
2) Ciri-ciri cerita pendek
3) Unsur-unsur cerita pendek:
a. Plot
b. Tokoh dan penokohan c. Latar
d. Sudut pandang e. Gaya bahasa f. Tema g. Amanat
4) Teknik Papan Cerita (storyboard)
E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Teknik : Papan Cerita (Storyboard)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1) Media : Teks Cerpen
2) Alat : Laptop, LCD
3) Sumber Belajar : Buku Siswa Bahasa Indonesia kelas XI
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1) Pertemuan Pertama:
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASIWAKTU
Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik untuk menunjukkan sikap disiplin.
3. Pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat materi pembelajaran yang akan dicapai.
4. Pendidik melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik pada materi yang akan dipelajari.
5. Peserta didik menyimak pertanyaan yang disampaikan pendidik tentang cerpen dan papan cerita (storyboard)
30 menit
Kegiatan 1. Mengamati
Pendidik menjelaskan materi mengenai cerpen dan
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Inti teknik papan cerita (storyboard).
Peserta didik mengamati dan membaca contoh cerpen dan contoh papan cerita (storyboard).
Peserta didikmenyimak sebuah film tentang kisah seseorang yang membahagiakan, menyedihkan, mengharukan, membahagiakan, dll.
2. Menanya
Peserta didik bertanya jawab tentang cerpen
Peserta didik bertanya jawab mengenai cara membuat/menulis papan cerita (storyboard).
3. Mengeksplorasi
Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai cerpen.
Peserta didik secara mandiri membuat/menulis papan cerita (storyboard).
4. Mengasosiasi
Peserta didik menyimpulkan hasil analisis cerpen.
Peserta didik menyimpulkan tentang cara membuat/menulis papan cerita (storyboard).
5. Mengomunikasikan
Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis cerpen.
Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang cara membuat/menulis papan cerita (storyboard).
Peserta didik menanggapi saran dari teman/pendidik untuk perbaikan.
Penutup
1. Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulanmengenaiisi teks cerpen
2. Pendidik memberikan refleksi terhadap materi yang telah dibahas.
20 menit
2) Pertemuan Kedua:
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASIWAKTU
Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik untuk menunjukkan sikap disiplin.
3. Pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat materi
30
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang akan dicapai.
4. Pendidik melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik pada materi yang akan dipelajari.
5. Peserta didik menyimakpertanyaan yang disampaikan pendidik tentang isi teks cerpen dan unsur intrinsik cerpen.
Kegiatan Inti
1. Mengamati
Pendidik menjelaskan materi mengenai isi teks cerpen, unsur intrinsik, dan cara menulis cerpen.
2. Menanya
Peserta didik bertanya jawab tentang isi teks cerpen.
Peserta didik bertanya jawab mengenai unsur intrinsik cerpen.
Peserta didik bertanya jawab mengenai cara menulis cerpen.
3. Mengeksplorasi
Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai isi teks cerpen.
Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai unsur intrinsik cerpen.
Peserta didik secara mandiri menulis cerpen berdasarkan papan cerita (storyboard) yang telah dibuat minggu yang lalu.
4. Mengasosiasi
Peserta didik menyimpulkan hasil analisis isi teks cerpen.
Peserta didik menyimpulkan hasil analisis unsur intrinsik cerpen.
Peserta didik menyimpulkan mengenai cara menulis cerpen.
5. Mengomunikasikan
Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis isi teks cerpen.
Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis unsur intrinsik cerpen.
Peserta didik menyampaikan ringkasan teks cerpen yang telah dibuat.
Peserta didik menanggapi saran dari teman/pendidik untuk perbaikan.
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Penutup
1. Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulanmengenaiisi teks cerpen
2. Pendidik memberikan refleksi terhadap materi yang telah dibahas.
20 menit
H. Penilaian
1. Jenis Tagihan:
• Karya siswa berbentuk cerpen
2. Bentuk Instrumen:
• Karya siswa : uraian bebas tak terbatas
LAMPIRAN MATERI
a. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah cerita berbentuk prosa yang relatif pendek.
Cerpen yaitu cerita yang dapat dibaca sekali duduk dalam waktu kurang dari satu jam.
Cerpen dikatakan pendek juga karena genre ini hanya mempunyai efek tunggal, karakter, plot, dan setting yang terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks (Sumardjo,1988, hlm 30).
b. Ciri-ciri Cerpen
Ciri-ciri khas sebuahcerita pendek yang dikemukakan Tarigan (2011, hlm. 180-181) beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut.
1) Ciri-ciri utama cerita pendek adalah: singkat, padu dan intensif.
2) Cerita pendek harus mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
3) Cerita pendek harus menimbulkan suatu efek dalam pikiran pembaca.
4) Cerita pendek harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritalah yang pertama menarik
perasaan, dan kemudian menarik pikiran.
5) Cerita pendek mengandung detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja, dan yang bisa
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca.
c. Unsur-unsur Cerpen
Sumardjo (1988, hlm. 49) menjelaskan unsur-unsur cerpen sebagai berikut.
1) Plot / alur
Plot adalah jalan cerita yang memuat kejadian, tetapi suatu kejadian ada karena ada sebabnya, ada
alasannya.yang menggerakkan kejadian cerita tersebut
32
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan sekedar mau bercerita, tapi mau
mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa sesuatu masalah kehidupan,
pandangan hidupnya tentang kehidupan ini atau komentar tentang kehidupan ini.
3) Karakter / penokohan
Kecenderungan cerpen modern adalah penekanan pada unsur perwatakkan tokohnya. Ini tidak berarti bahwa
pada cerpen lama perwatakkan tidak dipentingkan. Penulis-penulis lama banyak menciptakan tokoh-tokoh besar.
Penggambaran karakter dapat terlihat dari:
a) Melalui apa yang diperbuatnya.
b) Melalui ucapan-ucapannya.
c) Melaui penggambaran fisik tokoh.
d) Melalui pikiran-pikirannya.
e) Melalui penerangan langsung.
4) Setting / latar
Setting dalam fiksi bukan hanya sekedar background, artinya hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan
terjadinya. Dalam cerpen modern setting terjalin erat dengan karakter, tema, suasana cerita. Pemilihan setting dapat
membentuk tema tertentu dan plot tertentu.
5) Sudut Pandang
Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang artinya sudut pandang yang diambil pengarang untuk
melihat suatu kejadian cerita.
6) Konflik
Konflik adalah hal yang paling utama dalam cerpen, tanpa konflik cerpen tidak akan menarik.
7) Gaya Bahasa
Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Cara bagaimana seorang pengarang memilih tema, persoalan,
meninjau persoalan dan menceritakannya dalam sebuah cerpen.
d. Papan Cerita (Storyboard)
Menurut Halas (dalam Sutopo, 2003, hlm. 35-36) storyboard merupakan rangkaian gambar manual yang dibuat
secara keseluruhan sehingga menggambarkan suatu cerita. Menurut Luther storyboard merupakan deskripsi dari setiap
scene yang secara jelas menggambarkan obyek multimedia serta perilakunya.Storyboard merupakan area berisi dari
sebuah gambar sketsa yang digunakan sebagai alat perencanaan untuk menunjukan secara visual bagaimana aksi dari
sebuah cerita. Tujuan utama storyboard adalah menjelaskan tentang alur narasi dari sebuah cerita. Storyboard juga
berperan dalam pewaktuan pada sebuah sequence, sudut pandang kamera, perpindahan dan kesinambungan antara
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3.4.3 Instrumen Observasi
Instrumen untuk observasi berupa lembar untuk memantau aktivitas guru
mengajar selama pembelajaran dan lembar observasi untuk memantau aktivitas
peserta didik dalam merespon rangkaian pembelajaran dari awal sampai akhir.
3.4.3.1Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi aktivitas guru bertujuan untuk mengamati kegiatan
guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan
dalam penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Nama Observer :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Berikanlah tanda ( √ ) pada kolom yang dianggap sesuai!
No Hal yang Diamati Nilai
SB B C K SK
1. Penguasaan Teknik Pembelajaran
a. Kemampuan menarik perhatian
siswa.
b. Kemampuan dalam membantu siswa
memperoleh pengetahuan baru.
c. Kemampuan dalam membantu siswa
memperluas pengetahuan yang telah
dimilikinya.
2. Sikap Guru dalam Proses
Pembelajaran
a. Kejelasan suara dalam komunikasi
dengan siswa.
b. Tidak melakukan gerakan atau
ungkapan yang mengganggu
34
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu c. Antusiasme mimik dan penampilan.
d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas.
3. Implementasi Langkah-langkah
Pembelajaran
a. Aktivitas Guru dalam
Menyampaikan Materi Pokok
Pembelajaran
1. Menerangkan mengenai cara
membuat teks cerita pendek dan
memberikan motivasi bagi siswa.
2. Menerangkan mengenai struktur
teks cerita pendek.
3. Menerangkan tentang teknik
papan cerita (storyboard)
b. Aktivitas Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran
1. Meminta siswa untuk duduk
tenang dan memperhatikan guru
ketika menyampaikan materi
pokok pembelajaran.
2. Menyajikan film untuk menjadi
inspirasi dalam pembelajaran
menulis cerpen.
3. Meminta siswa untuk menyusun
teks cerita pendek berdasarkan
struktur yang benar.
Keterangan:
SB : Sangat Baik (jika guru sudah sangat sesuai dengan aspek yang diamati)
B : Baik (jika guru sudah sesuai dengan aspek yang diamati)
C : Cukup (jika guru sudah cukup sesuai dengan aspek yang diamati)
K : Kurang (jika guru kurang sesuai dengan aspek yang diamati)
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Catatan:
3.4.3.2Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik
Selain guru, peserta didik pun penting untuk diobservasi selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal tersebut bertujuan untuk
memantau aktivitas peserta didik dan juga sebagai bahan refleksi terhadap
pembelajaran yang berlangsung.Lembar observasi yang digunakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Nomor Urut Siswa :
Kelas :
Hari/Tanggal :
No Aspek yang Diamati Nilai Keterangan
1 Siswa menunjukan semangat belajar
2 Siswa memerhatikan penjelasan guru
3 Siswa mengemukakan pendapat
4 Siswa mengajukan pertanyaan
5 Siswa merespon pertanyaan guru
6 Siswa mencatat materi yang penting
7 Siswa mengerjakan tugas diberikan guru
Keterangan:
0 = Gagal (siswa tidak melakukan hal yang sedang diamati)
1 = Kurang (siswa kurang baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)
36
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 3 = Baik (siswa sudah baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)
4 = Sangat Baik (siswa sudah sangat baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)
3.5 Analisis Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan setelah semua data nilai
peserta didik terkumpul. Pengolahan data bertujuan untuk menghitung data,
menjawab rumusan masalah, dan menguji hiipotesis yang telah dirumuskan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah sebagai
berikut.
1. Menganalisis hasil prates dan pascates
2. Mendeskripsikan hasil prates dan pascates
3. Menentukan skor prates dan pascates, kemudian menghitung nilai dengan
rumus:
Nilai= skor siswa
skor total x 100
Tabel 3.7
KategoriPenilaian Keterampilan Menulis Cerpen
Jumlah Skor Kategori
85-100 Sangat baik
66-84 Baik
56-65 Cukup
35-55 Kurang
0-34 Sangat kurang
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Uji reliabilitas antarpenimbang dilakukan untuk mengetahui tingkat
reliabilitas penilaian antara penguji satu dengan penguji yang lain. Langkah untuk
menghitung reliabilitas ini adalah sebagai berikut.
a. Jumlah kuadrat peserta didik (testi)
sst∑dt2 = ( x)2
- ( x)2
b. Jumlah kuadrat penimbang
ssp∑dp2 = ( xp )2
−( x)2
c. Jumlah kuadrat total
sstot∑x2t = ∑x2t − ( x)2
d. Jumlah kuadrat keliru
sskk∑d2kk = sstot∑x2t - sst∑dt2
Reliabilitas antarpenimbang dihitung dengan rumus:
38
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
vt = varian dari tes
vkk = varian dari kekeliruan
Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh kemudian disesuaikan
dengan tabel Guilford berikut.
Tabel 3.9
Tabel Guilford
Nilai Kualitas Korelasi
0,800 – 1,00 Sangat tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Sedang
0,200 – 0,400 Rendah
00,00 – 0,200 Sangat rendah
(Subana dan Sudrajat, 2005, hlm.104)
5. Menguji normalitas data
2 = ( − �)
�
Oi = frekuensi observasi atau pengamatan
Ei = frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)
a. Mencari nilai mean
�=
b. Menghitung standar deviasi (simpangan baku)
=
2−( )2
( −1)
c. Mencari derajat kebebasan
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Banyak kelas (K) = 1 + 1,33 log n
Panjang kelas (P) = =
�
Derajat kebebasan (db) = n1 + n2 - 2
6. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata prates dan pascates
F =
7. Uji hipotesis
Langkah-langkah untuk melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut.
a. Mencari thitung
thitung =
−
+2− −22 1 + 1
b. Mencari mean dari perbedaan prates dan pascates
Mx =
c. Menentukan derajat kebebasan
Db = Nx + Ny -2
d. Menghitung ttabel
40
Vita Marlina, 2015
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB 5
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data, penulis merumuskan beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh rata-rata nilai prates kelas
eksperimen sebesar 73,57 dan rata-rata nilai pascates sebesar 82,45.
Berdasarkan rata-rata nilai tersebut, dapat disimpulkan kemampuan menulis
cerpen siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan teknik papan cerita (storyboard). Hal ini
terlihar dari siswa yang tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan teknik papan cerita (storyboard). Hal ini pun terlihat dari
keterlibatan siswa pada saat pembelajaran baik pada saat perlakuan pertama
hingga perlakuan kedua.
2. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh rata-rata nilai prates kelas kontrol
sebesar 69,24 dan rata-rata nilai pascates sebesar 75,84. Berdasarkan rata-rata
nilai tersebut, dapat disimpulkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas
kontrol mengalami peningkatan walaupun tidak diberi perlakuan
menggunakan teknik papan cerita (storyboard).
3. Terdapat perbedaan antara kemampuan siswa di kelas eksperimen yang
menggunakan teknikpapan cerita (storyboard) dengan siswa kelas kontrolyang
tidak menggunakan teknikpapan cerita (storyboard). Tingkat kemampuan
menulis siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan mengalami
peningkatan sebesar 8,88 dari selisih prates dan pascates, sedangkan tingkat
kemampuan menulis cerpen siswa kelas kontrol hanya mengalami
peningkatan sebesar 6,6 dari selisih prates dan pascates. Hal ini juga terbukti
dari berbagai tahapan analisis data dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan
jumlah standar deviasi kelas eksperimen sebesar 8,82 dan standar deviasi
kelas kontrol sebesar 7,8. Kemudian, kedua standar deviasi tersebut
dimasukan ke dalam uji hipotesis. Hasil uji hipotesis yang didapatkan thitung
(2,34) > ttabel (1,998). Hal ini menunjukan bahwa kemampuan menulis cerpen
138
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang tidak menerapkan teknik
papan cerita (storyboard). Selain kemampuan menulis cerpen siswa menjadi
meningkat, penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini pun membuat motivasi
bagi siswa yang sebelumnya tidak pernah membuat cerpen menjadi lebih baik
dalam menulis cerpen. Hal ini berarti teknik papan cerita (storyboard) efektif
dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung
tahun ajaran 2014/2015.
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyampaikan implikasi sebagai
berikut.
1. Penerapan teknik papan cerita (storyboard) terbukti efektif sehingga teknik
pembelajaran ini dapat menjadi alternatif bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran menulis cerpen di sekolah khususnya di SMA.
2. Dalam pembelajaran menulis cerpen, sebaiknya seorang guru lebih aktif dan
kreatif dalam menggunakan teknik pembelajaran seperti teknik papan cerita
(storyboard). Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
kreativitas siswa ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
5.3 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyampaikan rekomendasi sebagai berikut.
1. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan teknik
papan cerita (storyboard) dalam pembelajaran menulis cerpen dapat
melakukan penelitian lanjutan berupa penelitian tindakan kelas (PTK).
2. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan teknik
papan cerita (storyboard) dapat menerapkan teknik tersebut pada
keterampilan menulis sastra atau teks lain contohnya teks ulasan film dalam
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
A. Sayuti. S. (2009). Teks Sastra. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Aminudin. (2009). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azies, Furqanul dan Alwasilah, A. Chaedar. (1996). Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Cet. I. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Heru Kurniawan & Sutardi. (2012). Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kosasih dan Restuti. (2013). Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Erlangga
Marahimin, Ismail. (2001). Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Nurgiyantoro, Burhan. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nursito. (2000). Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Rani, Supratman Abdul dan Yani Maryani. (2004). Intisari Sastra Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.
Stanton, Robert. (2012). Teori Fiksi Robert Stanton; Diterjemahkan oleh Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Subana, Moersetyo Rahadi dan Sudrajat. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sumardjo dan Saini, K.M. (2004). Apresiasi Kesusatraan. Jakarta: PT. Gramedia.
Sumardjo, Jakob. (2007). Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumiyadi. (2010). Kriteria Penilaian Cerpen. [Online]. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR_PEND_BHS_DAN_SASTRA_IND
ONESIA/196603021991031-SUMIYADI/SUMIYADI/KRITERIA_PENILAIAN_CERPEN.pdf.
140
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H. G. (2011). Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wahyudi, Siswanto. (2008). Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo.