IMPLEMENTASI PENDEKATAN PIRIE-KIEREN DAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DAN KECEMASAN MATEMATIS SISWA
(Studi Eksperimen terhadap Salah Satu SMP Swasta di Kab. Bandung)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh: Elis Suminar
1308103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
IMPLEMENTASI PENDEKATAN PIRIE-KIEREN DAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DAN KECEMASAN MATEMATIS SISWA
(Studi Eksperimen terhadap Salah Satu SMP Swasta di Kab. Bandung)
Oleh
Elis Suminar
S.Pd. Universitas Pasundan, 2005
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Matematika
© Elis Suminar 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
ELIS SUMINAR
IMPLEMENTASI PENDEKATAN PIRIE-KIEREN DAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DAN KECEMASAN MATEMATIS SISWA
(Studi Eksperimen terhadap Salah Satu SMP Swasta di Kab. Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing
Pembimbing
Prof. Dr. Wahyudin, M.Pd.
NIP. 195108081974121001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
DR. Sufyani Prabawanto, M.Ed
ABSTRAK
Elis Suminar (2015), Implementasi Pendekatan Pirie-Kieren dan Kontekstual
dalam Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Kecemasan Matematis Siswa (Studi Ekperimen terhadap Salah Satu SMP Swasta di Kab. Bandung)
Penelitian bertujuan menganalisis perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman dan kecemasan matematis siswa yang belajar melalui pendekatan
Pirie-Kieren dan pendekatan kontekstual. Metode dan desain penelitian adalah quasi eksperiment dan the pretest-postest two treatment design. Sampel penelitian
diambil dengan teknik purposive sampling sehingga terpilih 56 siswa yang berasal dari dua kelas VII. Instrumen berupa pretes, postes, serta skala kecemasan matematis siswa. Hasil penelitian yang diperoleh: (1) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis antara siswa yang belajar melalui pendekatan Pirie-Kieren dengan siswa yang belajar melalui pendekatan kontekstual; (2) Tidak terdapat perbedaan kecemasan matematis antara siswa yang belajar melalui pendekatan Pirie-Kieren dengan siswa yang belajar melalui pendekatan kontekstual.
ABSTRACT
Elis Suminar (2015), Implementation of Pirie-Kieren and Contextual
Approach In Improving The Ability of Understanding and Mathematics Anxiety Students (Experimental Study on One Private School in Bandung)
This study aimed to analyze the differences increase the ability of understanding and mathematics anxiety among students who learn through Pirie-Kieren approach dan contextual approach. Methods and research design is quasi experiment and the pretest-postest two treatment design. Samples were taken with the purposive sampling technique so choosen 56 students from class VII. Instruments such as pretest, posttest, and the scale of mathematics anxiety students. The result obtained: (1) There are differences in capacity building mathematics understanding between students who learn through Pirie-Kieren approach with students who learn through contextual approach. (2) No differences mathematics anxiety among students who learn through Pirie-Kieren approach with students who learn through contextual approach.
87
Elis Suminar, 2015
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah disajikan dan pembahasan hasil
penelitian yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis antara
siswa yang belajar melalui pendekatan Pirie-Kieren dengan siswa yang belajar
melalui pendekatan kontekstual. Karena rerata skor N-gain pada kelas dengan
pendekatan Pirie-Kieren lebih tinggi dibandingkan dengan rerata skor N-gain
pada kelas dengan pendekatan kontekstual, sehingga peningkatan kemampuan
pemahaman matematis antara siswa yang belajar melaui pendekatan
Pirie-Kieren lebih baik daripada siswa yang belajar melalui pendekatan kontekstual.
2. Tidak terdapat perbedaan kecemasan matematis antara siswa yang belajar
melalui pendekatan Pirie-Kieren dengan siswa yang belajar melalui
pendekatan kontekstual.
B. Implikasi
Fokus utama penelitian ini adalah upaya melihat peningkatan kemampuan
pemahaman matematis dan kecemasan matematis siswa melalui pendekatan
Pirie-Kieren dan pendekatan kontekstual. Dari hasil analisis rerata N-gain siswa
dengan pendekatan Pirie-Kieren dan siswa dengan pendekatan kontekstual
sama-sama memiliki klasifikasi peningkatan sedang. Hal ini berarti kedua pembelajaran
yang digunakan sama baiknya, dan memberikan kontribusi bagi proses
pembelajaran di kelas.
Berdasarkan analisis tersebut dan hasil observasi, maka peneliti
berpendapat bahwa kedua pembelajaran ini dapat diterapkan kepada siswa SMP
khususnya siswa SMP swasta. Meskipun adanya keterbatasan waktu penelitian,
namun peneliti mempunyai keyakinan bahwa kedua pembelajaran ini dapat
diimplementasikan secara berkesinambungan, maka peningkatan kemampuan
88
Elis Suminar, 2015
matematika diharapkan memiliki pengetahuan teoritis maupun keterampilan
dalam mengimplementasikan pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil observasi, siswa merepon dengan baik aktivitas
pendekatan Pirie-Kieren dan pendekatan kontektual. Hal ini dapat membantu guru
dalam pengelolaan kelas sehingga hasil pembelajaran akan memberikan kualitas
yang baik.
Berikut ini beberapa implikasi dari pelaksanaan proses pembelajaran
melalui pendekatan Pirie-Kieren dan pendekatan kontekstual.
1. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang diperoleh akibat
implementasi pembelajaran melalui pendekatan Pirie-Kieren dan pendekatan
kontekstual masih belum maksimal. Pada umumnya siswa tidak dapat
melakukan proses penyelesaian dan menentukan jawaban akhir. Hal ini
diprediksikan siswa kurang latihan soal dan keterbatasan pengalaman dalam
mengelola pengetahuannya. Oleh sebab itu, siswa harus lebih dipersiapkan
untuk dapat memiliki kemampuan pemahaman matematis yang baik.
2. Siswa harus sesering mungkin diberikan pembelajaran yang interaktif guna
menstimulus dan menumbuhkan kemampuan pemahaman matematis serta
mengatasi kecemasan matematisnya.
3. Guru berperan sebagai teman belajar bagi siswa bukan hanya sebagai
fasilitator. Guru harus bertindak sebagai pengambil keputusan di kelas. Hal ini
diperlukan karena guru lebih mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa.
Fungsi ini harus selalu diaktifkan agar siswa merasa nyaman dalam
mengeksplorasi kemampuannya.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran berhubungan dengan
penelitian ini, antara lain:
1. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan untuk melihat
pengaruh pendekatan Pirie-Kieren terhadap kemampuan matematis lainnya,
seperti kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematis. Selain
89
Elis Suminar, 2015
dengan pendekatan pembelajaran yang lain yang bukan pembelajaran
kooperatif.
2. Diperlukan penelitian yang lebih mendalam tentang kecemasan matematis
siswa, terutama mengkaji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kecemasan terhadap matematika ini, dan bagaimana mengurangi kecemasan
90
Elis Suminar, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, L., & Martray, C. (1989). The Development of An Abbreviated Version of The Mathematics Anxiety Rating Scale. Measurement and
Evaluation in Counseling and Development. 22. 143-150.
Alfeld, P. (2004). Understanding Mathematics. [Online]. Tersedia:
http://www.math.utah.edu/-pa/math.html [06 Februari 2015].
Ansari, B. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan
Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui Strategi Think Talk Write. Disertasi Doktor pada FPMIPA UPI Bandung:
Tidak Diterbitkan.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Ashcraft, M. H. (2002). Math Anxiety: Personal, Educational, and Cognitive Consequences. Current Directions in Psychological Science. 11, 181-185.
Bano, E. (2012). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran
Matematis Siswa SMA melalui Pendekatan Metakognitif Berbantuan Autograft. Tesis. UPI Bandung. [tidak diterbitkan].
Barmby, P., Harries, A. V., & Higgins, S. E. (2010) Teaching for Understanding/Understanding for Teaching. In Issues in Teaching
Numeracy in Primary Schools. 45-57.
Berns, R. G., & Erickson, P. M. (2001). Contextual teaching and learning: Preparing students for the new economy. The Ohio State University, OH:
National Dissemination Center for Career and Technical Education.
Blazer, C. (2011). Strategies for Reducing Math Anxiety. Information Capsule
Research Services. Vol. 1102.
Bologlu, M. (2002). Individual Diffrences in Statistics Anxiety Among College Student. Personality and Individual Differences. Vol. 34. (2003). 855-865.
BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: Balitbang.
91
Elis Suminar, 2015
Cooke, A., Cavanagh R., & Sparrow, L. (2011). Situational Effect of Mathematics Anxiety in Pre-Service Teacher Education. AARE Conference
Proceedings. Hobart, Tasmania.
Dahlan, J. A. (2004). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman
Matematika Siswa Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) melalui Pendekatan Pembelajaran Open-Ended. Disertasi. UPI Bandung. [tidak
dipublikasikan].
Dahlan, J. A. (2011). Materi Pokok Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dewey, J. (1916). Democracy and Education. Tersedia:
http://www.stephenhicks.org/wp-content/uploads/2011/09/dewey_john-poe.pdf [5 Pebruari 2015].
Erdogan, A., Kesici, S., & Sahin, I. (2011). Prediction of High School Students’ Mathematics Anxiety by Their achievement Motivation and SocialComparasion. Elementary Education Online.10(2), 646-652.
Freedman, E. (2006). Professor Freedman’s Math Help Website. Tersedia:
http://www.mathpower.com/ [20 Nopember 2014].
Furner, J. M., & Berman, B. T. (2004). Confidence in Their Ability to Do Mathematics: The Need to Eradicate Math Anxiety so our Future Students Can Successfully Compete in a High-tech Globally Comparative World.
Philosophy of Mathematic Education Journal, 18(1), 1-33.
Godino, J. D. (1994). Mathematical Concepts, Their Meanings, and Understanding1. Proceedings of XX Conference of the International Group
for the Psychology of Mathematics Education. (v.2, pp. 417-425).
University of Granada, Spain.
Gresham, G. (2010). A Study Exploring Exceptional Pre-Service Teachers’ Mathematics Anxiety. UIMPST: The Journal. Vol. 4.
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. American Educational Research Association’s Division D, Measurement and Research
Methodology. Dept. of Physics, Indiana University. Hatteras Street,
Woodland Hills, CA, 91367 USA.
Hellum & Alexander, A. (2010). Effective Teaching Strategies for Alleviating Math Anxiety and Increasing Self-Efficacy in Seconcary School. A Thesis
92
Elis Suminar, 2015
Illahi, Yulian Fatma Nur. (2012). Penerapan Pembelajaran yang Mengacu pada
Level Pertumbuhan Pemahaman Pirie-Kieren untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Himpunan Siswa SMP Negeri I Gampengrejo. Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Negeri
Malang. Tesis: Tidak Diterbitkan.
Ismail, Z., & Kasmin, M. K. (2008). Using Cognitive Tools to Enchance Understanding in Differential Equations. Journal Technology. 48(E). Jun 2008: 161-168.
Kidd, J. (2003). The Effect of Relational Teaching and Attitudes on Mathematics
Anxiety. [Online]. Tersedia: http://lib.nesu.edu/thesis. [10 Desember 2014].
Kurnaeni, E. (2011). Peningkatan Kemampuan Matematik dan Kemampuan
Representasi Matematik Siswa SMP dengan Metode Penemuan Terbimbing. Tesis. UPI Bandung. [tidak diterbitkan].
Lazarus. (1969). Definisi Kecemasan. [Online]. Tersedia:
http://www.psikologizone.com/definisi-kecemasan-apa-itu-kecemasan/065111040 [19 Oktober 2014].
Manu, S. S. (2005). Growth of Mathematical Understanding in A Bilingual Context: Analysis and Implications. Proceedings of the 29th Conference of The International Group for the Psychology of Mathematics Education,
Vol. 3, pp. 289-296.
Mariana, R. (2012). Implementasi Pembelajaran Aktif dengan Metode Peer
Lesson untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah menengah Pertama. Tesis. UPI Bandung. [tidak
diterbitkan].
Meel, D. E. (2003). Models and Theory of Mathematical Understanding: Comparing Pirie and Kieren’s Model of the Growth of Mathematical Understanding and APOS Theory. CBMS Issues in Mathematics
Education,. Volume 12.
Meltzer, D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores. American Association of Physics Teachers. 70 (12).
Nanang. (2006). Studi Perbandingan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan
93
Elis Suminar, 2015
National Council of Teachersof Mathematics (NCTM). (2000). Principles and
Standards for School Mathematics. [Online]. Tersedia:
http://www.nctm.org/uploadedfiles/math_standards/12752_exec_pssm.pdf . (10 Oktober 2014).
National Council of Teachersof Mathematics (NCTM). (1989). Curriculum and
Evaluation Standards for School Mathematics. Reton, VA: NCTM.
Nillas, L. A. (2010). Characterizing Preservice Teachers’ Mathematical Understanding of Algebraic Relationships. International Journal for
Mathematics Teaching and Learning. Illinois Wesleyan University, USA.
Peker, M. (2009). Pre-Service Teachers Teaching Anxiety about Mathematics and Their Learning Styles. Eurasia Journal of Mathematics, Science, &
Technology Education. 5(4). 335-345.
Pirie, S.E.B., & Kieren, T. E. (1994). Growth in mathematical understanding: How can we characterize it and how can we represent it?. Educational
Studies in Mathematics. 26 (3): 165-190.
Pirie, S. E. B,, & Martin, L. (2000). The Role of Collecting in The Growth of Mathematical Understanding. Matematics Educations Research Journal. Vol. 12, No. 2, 127-146.
Plaisance, D. V. (2010). Mathematics Anxiety of Preservice Elementary Teachers After Completing a Problem Solving Course. Lousiana Association of
Teachers (LATM) Journal, 5(1).
Priatna, N. (2003). Kemampuan Penalaran Induktif dan Deduktif serta Kaitannya
dengan Pemahaman Matematik Siswa Kelas 3 SLTP Negeri di Kota Bandung. Disertasi UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Pri’e. (2009). Teori Kecemasan. [Online]. Tersedia:
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html. [19
Oktober 2014].
Rahmah, M. (2012) Pendekatan Induktif-Deduktif untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis pada Siswa SMP. Tesis. UPI Bandung. [tidak diterbitkan].
Rayner, V., Pitsolantis, N., and Osana, H. ( 2009). Mathematics Anxiety in Preservice Teachers: Its Relationship to their Conceptual and Procedural Knowledge of fractions. Mathematics Education Research Journal. Vol. 21, No. 3, 60-85.
Ruseffendi, E.T. (1991). Penilaian Pendidkan dan Hasil Belajar Siswa
Khususnya dalam Pengajaran Matematika untuk Guru dan Calon Guru.
94
Elis Suminar, 2015
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Ruseffendi, H. E. T. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non
Ekasakta Lainnya. Bandung : Tarsito.
Rusgianto, H. S. (2002). Contextual Teaching and Learning. Makalah pada
Seminar Nasional FPMIPA UNY. Yogyakarta.
Sabandar, J. (2003). Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika. UPI Bandung. Makalah: Tidak Diterbitkan.
Sahin, F. Y. (2008). Mathematics Anxiety Among 4th and 5th Grade Turkish Elementary Schook Students. IEJME International Electric Journal of
Mathematics Education. 3. (3).
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada.
Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan Educational Psychology. Bandung: Salemba Humanika.
Sheffeield, D., & Hunt, T. (2006). How Does Anxiety Influence Maths Performance and What Can We do About It? MSOR Connections. Vol 6 No 4 November 2006 – January 2007.
Skemp, R. R. (1976). Relational Understanding and Instrumental Understanding1.
First published in Mathematics Teaching, 77, 20–26. Department of Education, University of Warwick.
Smith, B. P. (2010). Instructional Strategies in Family and Consumer Sciences: Implementing the Contextual Teaching and Learning Pedagogical Model.
Journal of Family & Consumer Sciences Education, 28(1). University of
Georgia.
Smith, M. R. (2004). Math Anxiety: Causes, Effect, and Preventive Measures. A
Senior Thesis Submitted in Partial Fulfillment of Requirement for Graduation in Honors Program. Liberti University.
Sribuana. (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis Teori Pirie-Kieren untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 9 Pasuruan. Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Negeri
Malang. Disertasi: Tidak Diterbitkan.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
95
Elis Suminar, 2015
Sumardyono. (2011). Kecemasan Matematika Guru Matematika Dinas
Pendidikan Kota Banjarmasin. Jurnal Edukasi Matematika. 2, (4),
245-256.
Sumarmo, U. (2003). Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika Pada Siswa Sekolah Menengah. Makalah National Seminar on Science and
Mathematics. FPMIPA-UPI in Coorporation with JICA Dirjen Dikti
Depdiknas.
Sumarmo, U. (2004). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi: Makalah pada Pertemuan MGMP Matematika SMP di Tasikmalaya. Kumpulan Makalah Berpikir dan
Disposisi Matematika serta Pembelajarannya. Bandung: Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA UPI.
Sumarmo, U. (2012). Evaluasi dalam Pembelajaran Matematika: Bahan ajar perkuliahan Evaluasi dalam Pengajaran Matematika Program S2 Pendidikan Matematika UPI.
Sun, Y., & Pyzdrowski, L. (2009). Using Technology as a Tool to Reduce Mathematics Anxiety. The Journal of Human Resource and Adult
Learning. Vol5. Num 2.
Turmudi. (2009). Taktik dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Leuser Cita Pustaka.
Uyanto, S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Vahedi, S., & Farrokhi, F. (2011). A Confirmatory Factor Analysis of the Structure of Abbreviated Math Anxiety Scale. Iran Journal Psychiatry. 6, 47-53.
Valcarce, M. C. (2012). Growth in The Understanding of The Concept of Infinite Numerical Series: A Galnce Through Pirie and Kieren Theory. 12th
International Congress on Mathematical Education. COEX, Seoul, Korea.
Wahyudin. (2010). Kecemasan Matematika. Monograf Pendidikan Matematika UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Warner, L. B., dkk. (2008). How Does Flexible Mathematical Thingking Contribute to the Growth of Understanding? International Journal for
Mathematica Teanhing and Learning, Vol. 4, pp. 371-378.
Yusmanita, (2012). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Koneksi
Matematis Siswa SMA dengan Menggunakan Pendekatan Metakognitif.
Tesis. UPI Bandung. [tidak diterbitkan].
96
Elis Suminar, 2015
Eurasia Journal oh Mathematics, Science & Technology Education. 4(1).
27-30.
Zakaria, E., Ahmad, N. A., & Erlina, A. (2012). Mathematics Anxiety and Achievement Among Secondary School Student. American Journal of