• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI MOTOR EDUCABILITY DENGAN PENGUASAAN TEKNIK FLYING SHOOT PADA CABANG OLAHRAGA BOLA TANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI MOTOR EDUCABILITY DENGAN PENGUASAAN TEKNIK FLYING SHOOT PADA CABANG OLAHRAGA BOLA TANGAN."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI MOTOR EDUCABILITY DENGAN PENGUASAAN

TEKNIK FLYING SHOOT PADA CABANG OLAHRAGA

BOLA TANGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelattihan Olahraga

Oleh :

SUSIYANTI 1001622

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

KORELASI MOTOR EDUCABILITY DENGAN PENGUASAAN TEKNIK

FLYING SHOOT PADA CABANG OLAHRAGA BOLA TANGAN

Oleh

Susiyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Susiyanti 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

SUSIYANTI 1001622

KORELASI MOTOR EDUCABILITY DENGAN

PENGUASAAN TEKNIK FLYING SHOOT PADA CABANG OLAHRAGA BOLA TANGAN

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I,

Dr. Mulyana, M.Pd 197108041998021001

Pembimbing II,

Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd 196510171992031002

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan,

(4)

Jangan berputus asa jika menghadapi kesulitan,

karena setiap tetes air hujan yang jernih berasa

dari pada awan yang gelap.

Sahabat adalah mereka yang mampu

mengeluarkan kemampuan terbaik yang ada

dalam diri kita dan mereka yang selalu

memberikan kita semangat.

Terimah kasih sahabat ku….!!!

Untuk kedua orang tua ku yang selama ini mendukungku

dengan segenap jiwa dan raga, ku persembahkan kepadamu

gelar yang ku dapat ini, aku tau ini hanyalah selebaran

penghargaan atas kerja keras ku, dan tidak bias membayar

semua yang telah engkau berikan selama ini, tetapi ku berharap

semoga dengan gelar ini aku dapat meringankan beban hidup mu

. I

(5)

ABSTRAK

KORELASI MOTOR EDUCABILITY DENGAN PENGUASAAN TEKNIK

FLYING SHOOT PADA CABANG OLAHRAGA BOLA TANGAN

Pembimbing I : Dr. Mulyana, M.Pd

Pembimbing II : Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd Susiyanti

1001622

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kesulitan siswa atau atlet dalam menuasai keterampilan gerak. permasalahan dalam penelitian ini mengenai korelasi motor eduucability dengan penguasaan teknik flying shoot pada cabang olahraha bola tangan. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 24 Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler boola tangan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan motor educability dengan penguasaan teknik flying shoot pada siswa ekstrakurikuler bola tangan di SMA Negeri 24 Bandung. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 21 siswa ekstrakurikuler bola tangan SMA Negeri 24 Bandung, teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, sampel diambil sebanyak 21 orang sebagai suatu kebutuhan tim. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Dengan demikian hasil pengolahan dan analisis data dapat menunjukkan bahwa korelasi motor educability memberikan hubungan yang signifikan terhadap peguasaan teknik flying shoot pada cabang olahraga bola tangan.

(6)

ABSTRACT

CORELLATION OF MOTOR EDUCABILITY WITH FLYING SHOOT TECHNIQUE SKILL ON BRANCH OF HAND BALL SPORT

1st Adviser : Dr. Mulyana, M.Pd

2nd Adviser : Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd

Susiyanti 1001622

The background of this research is difficulties of students or athlete in motion skill. The problem of this research is about corellation motor educabilityy with flying shoot technique in branch of heand sports. The subject of this research is students of SMAN 24 Bandung which follow in extrakurikuler hand ball. The purpose of this research is to know the connection between motor educability with flying shoot technique skill. The method of this research used descriptive method. The population of this research is 21 studends. The technique sampling of this research is sum of sampling. The sample of this research, the writer used quantitative and finally the result of analyzing the data can know that corellation motor educability give signficance effect in technique og flying shoot skill on branch of hand ball sport.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Batas Penelitian... 5

F. Definisi Operasional... 5

G. Struktur Organisasi... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Sejarah Perkembangan Bola Tangan Di Indonesia... 8

B. Teknik Dasar Pada Permainan Bola Tangan... 9

C. Keterampilan Flying Shoot Dalam Permainan Bola Tangan... 13

D. Analisis Gerak... 16

(8)

F. Hubungan Antara Motor Educability Dengan Flying

Shoot... 20

G. Jenis-jenis Skill (Keterampilan)... 21

H. Korelasi Antara Motor Educability Dengan Skill... 22

I. Karakteristik Orang Yang Mempunyai Motor Educability Rendah dan Tinggi... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Hasil Penelitian... 56

1. Nilai Rata-rata... 56

2. Simpangan Baku... 56

B. Analisis Data... 57

1. Uji Tes Homogenitas... 57

2. Hasil Pengujian Normalitas Data Menggunakan Uji Liliefors... 57

3. Perhitungan Koefisien Korelasi... 58

4. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi... 58

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 63

B. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA... 65

LAMPIRAN ... 67

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Iowa Brace Test Batteries... 20

3.1 Hasil Tes Motor Educability... 35

3.2 10 Jenis Tes Motor Educability Untuk Putra... 35

3.3 10 Jenis Tes Motor Educability Untuk Putri ... 35

3.4 Hasil Tes Flying Shoot... 48

3.5 Interpretasi Nilai Korelasi... 53

4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku... 56

4.2 Hasil Perhitungan Uji Tes Homogenitas... 57

4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Menggunakan Uji Liliefors... 58

4.4 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi... 58

4.5 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi... 59

(11)

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Gerakan Flying Shoot……… 15

3.1 Desain Penelitian... 31

3.2 Langkah-langkah Penelitian... 32

3.3 One Foot-Touch Head ... 36

3.4 Forward Hand Kick... 36

3.5 Knee Jump to Fell ... 37

3.6 Strok Stand ... 37

3.7 Single Squat Balance ... 38

3.8 Grapevine ... 38

3.9 Three Dips ... 39

3.10 Side Kick ... 40

3.11 Rusian Dance ... 40

3.12 Jump Foot ... 41

3.13 Grapevine……… 41

3.14 Forward Hand Kick……… 42

3.15 Cross-Leg Squat……… 42

3.16 Rusian Dance………... 43

3.17 The Top……… 43

3.18 Side Learning Tes……… 44

3.19 Full Right Turn………. 45

3.20 Knee Jump to Feet……… 45

3.21 One Knee-Head to Floor……….. 46

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Pengesahan... 68

2. Surat Izin Penelitian... 72

3. Surat Balasan Penelitian... 73

4. Data Hasil Tes Motor Educability... 74

5. Data Hasil Flying Shoot... 75

6. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata... 76

7. Hasil Perhitungan Simpangan Baku... 76

8. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas... 80

9. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Menggunakan Uji Liliefors... 81

10. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi... 84

11. Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi... 86

12. Hasil Perhitungan Koefisien Determinan... 88

13. Uji Validitas Instrumen Keterampilan Flying Shoot………... 89

14. Uji Reliabilitas Instrumen Keterampilan Flying Shoot……….. 91

15. Tabel Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors... 93

16. Nilai Z………...……. 94

17. Nilai Distribusi t………. 95

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Motor educability merupakan kemampuan seorang individu dalam

mempelajari suatu keterampilan gerak yang baru. Hal ini sebagaimana dijelaskan

oleh Nurhasan (2008, hlm 108) bahwa, “Motor educability adalah kemampuan

seseorang untuk mempelajari gerakan yang baru (new motor skill).” Kemampuan

ini merupakan kemampuan potensial yang menunjukkan cepat tidaknya atau

mudah tidaknya seseorang menguasai suatu keterampilan gerak yang baru.

Dengan kata lain dapat dinyatakan, kian tinggi tingkat motor educability

seseorang maka kian mudah dan cepat orang tersebut menguasai suatu

keterampilan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka motor educability dapat

dijadikan acuan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam mempelajari

keterampilan gerak yang baru, sehingga kedudukannya dalam suatu kerangka

pembelajaran keterampilan cabang olahraga menjadi penting, terutama dalam

mengidentifikasi dan mengklasifikasi kemampuan gerak seorang individu.

Setiap siswa/atlet mempunyai potensi dan kemampuan gerak yang

berbeda-beda. Perbedaan tersebut merupakan permasalahan yang harus dicarikan jalan

keluarnya dalam proses dan kegiatan pembelajaran, sehingga siswa/atlet dapat

menguasai seluruh keterampilan gerak yang diajarkan dengan baik. Salah satu

caranya dengan melakukan pengelompokan kemampuan siswa/atlet melalui tes

motor educability.

Bola tangan merupakan olahraga yang memiliki kemampuan gerak yang

kompleks. Dalam permainan bola tangan terdapat aspek-aspek pendukung latihan

untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya. Salah satu

aspek penting yang harus dikuasi oleh seorang siswa/atlet selain aspek fisik,

mental dan taktik adalah aspek teknik. Dengan menguasai teknik atlet akan

(14)

2

efisien secara otomatis. Untuk bisa menguasai teknik yang baik, maka dibutuhkan

latihan yang memadai agar atlet bisa menguasai teknik secara sempurna. Salah

satu aspek teknik yang akan dibahas oleh penulis adalah teknik shooting yaitu

flying shoot.

Flying shoot merupakan “senjata ampuh” dalam permainan bola tangan dan

teknik menembak ini adalah cara yang paling efektif untuk memasukkan bola ke

gawang lawan, bila dibandingkan dengan cara menembak yang lain (dan juga

paling baik untuk dipandang). Aspek penting yang perlu diperhatikan ialah irama

langkah. Pemain harus dapat menangkap dan menguasai bola dengan baik dan

kemudian melakukan awalan 3 langkah (5 langkah bila bola ditangkap pada saat

penembak sedang di udara) yang diijinkan sebelum melompat pada langkah yang

terakhir.

Pada waktu melakukan lompatan, pemain harus dapat mengkonsentrasikan

diri untuk melompat cukup jauh ke depan dan juga cukup tinggi, dan kemudian

mempertahankan sikap melayang selama mungkin, sebelum

menembakkan/melepaskan bola. Menembak dengan cara ini, memberikan

keuntungan bagi penembak yaitu memperpendek jarak lemparan dan juga daya

tembaknya akan lebih bertenaga/lebih keras. Pada saat mengajarkan flying shoot,

seorang pelatih haruslah memperhatikan 3 unsur pokok yaitu :

1. Awalan (irama langkah)

2. Ketinggian yang cukup pada saat lompatan

3. Jarak

(Sumber: Haris R, 1987)

Penguasaan terhadap keterampilan teknik bola tangan khususnya flying

shoot bukanlah hal yang mudah, karena permainan bola tangan menuntut

keterampilan gerak yang komplek. Hal lain yang mmpengaruhi penguasaan

terhadap keterampilan teknik bola tangan adalah kemampuan gerak siswa/atlet itu

sendiri yang pada umumnya mempunyai kemampuan gerak yang berbeda-beda.

Penguasaan terhadap keterampilan gerak flying shoot berhubungan erat

dengan tingkat motor educability siswa. Kualitas motor educability ini

(15)

keterampilan gerak cabang olahraga. Seperti apa yang dikatakan oleh Donald

(1993, hlm 150) sebagai berikut: “The easy with which a person learn new skill is

referred to as motor educability.” Dengan kata lain, semakin siswa/atlet

menunjukkan kemudahan ketika dia mempelajari suatu gerakan, maka hal tersebut

menunjukkan semakin tinggi derajat motor educability yang dimilikinya. Maka

dalam hal ini motor educability mempunyai peranan yang penting dalam proses

pembelajaran gerak, terutama ketika siswa/atlet diperkenalkan pada suatu

keterampilan gerak cabang olahraga, khususnya olahraga bola tangan. Disamping

itu juga motor educability dapat memberikan gambaran tentang tingkat

kemampuan siswa/atlet dalam merespon, menerima dan melakukan suatu

keterampilan yang diperolehnya.

Atas dasar uraian di atas, perlu kiranya dapat perhatian dan perbaikan untuk

menuju pada latihan bola tangan yang baik dan benar. Dalam penelitian ini akan

mencoba untuk mengkaji hubungan antara motor educability dengan keterampilan

flying shoot dalam bola tangan di SMA Negeri 24 Bandung, karena yang peneliti

lihat dalam berbagai latihan atau pertandingan pada tingkat SMA jarang sekali

memakai teknik flying shoot, mungkin mereka berpendapat teknik flying shoot ini

terlalu bahaya dan susah untuk mempelajari atau melatihnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan dan untuk

mempermudah proses penelitian serta menjaga tidak adanya penyimpangan

pembahasan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat motor educability

dengan penguasaan teknik flying shoot pada cabang olahraga bola tangan

ekstrakurikuler SMA Negeri 24 Bandung?

2. Bagaimana tingkat motor educability siswa/atlet yang mengikuti

ekstrakurikuler bola tangan di SMA Negeri 24 Bandung?

3. Bagaimana penguasaan teknik flying shoot siswa/atlet yang mengikuti

(16)

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pegangan peneliti dalam melakukan proses

penelitian, sehingga dapat berjalan dengan jalur dalam masalah yang sudah

ditentukan. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013, hlm 9), menyatakan bahwa: “Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis”. Berdasarkan uraian latar belakang peneliti dan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan umum dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara tingkat motor educability

dengan penguasaan teknik flying shoot pada cabang olahraga bola tangan

ekstrakulikuler SMA Negeri 24 Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar korelasi tingkat motor educability

siswa/atlet yang mengikuti ektrakulikuler bola tangan di SMA Negeri 24

Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar korelasi penguasaan teknik flying shoot

siswa/atlet yang mengikuti ekstrakurikuler bola tangan di SMA Negeri 24

Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat dipergunakan untuk :

1. Bahan masukan bagi para pembina dan pelatih bola tangan sehubungan

dengan proses pemilihan atlet yang potensial salah satunya dengan

memperhatikan tingkat motor educability. (jika ditemukan hubungan yang

signifikan)

2. Bahan masukan bagi para pembina dan pelatih bola tangan agar membina

atlet yang mempunyai bakat dan kemampuan motor educability yang baik

agar dibina secara serius dan berkelanjutan.

3. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi para peneliti khususnya

(17)

educability dan keteramilan flying shoot dalam cabang olahraga bola

tangan.

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari luasnya lingkup permasalahan yang memungkinkan

akan memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka peneliti akan dibatasi sesuai

dengan tujuan penelitian agar dapat diperoleh hasil sesuai yang diharapkan.

Adapun pembatasan ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah motor educability.

Sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah penguasaan

teknik flying shoot.

2. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi istilah motor

educability, penguasaan teknik flying shoot dalam permainan bola tangan,

korelasi antara dua variabel penelitian.

3. Penelitian ini terbatas pada lingkup siswa/atlet ekstrakulikuler SMA

Negeri 24 Bandung.

4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

F. Definisi Operasional

Istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini harus dijelaskan supaya tidak

terjadi penafsiran yang berbeda-beda terhadap istilah-istilah tersebut, sehingga

pembaca dapat mengikuti apa yang penulis ingin sampaikan. Istilah-istilah

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Korelasi adalah salah satu teknik statistika yang digunakan untuk mencari

hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif.

Misalkan kita mempunyai dua variabel x dan y kita ingin menguji apakah

hubungannya berbanding lurus atau terbalik atau bahkan tidak mempunyai

hubungan sama sekali.

(18)

6

a. Korelasi bivariat : mempunyai uji korelasi antara dua variabel.

b. Korelasi partial : tujuan untuk menghitung koefisien korelasi antara

dua variabel, akan tetapi dengan mengeluarkan variabel lainnya yang

mungkin dianggap berpengaruh dengan kata lain disebut kontrol.

2. Motor educability dapat diartikan sebagai kemampuan seeorang untuk

mempelajari gerakan yang baru (new motor skill). Kualitas potensial motor

educability akan memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang

dalam mempelajari gerakan-gerakan yang baru makin mudah agar mereka

tidak selalu menganggap semua keterampilan gerak yang mereka pikirkan

susah dan sulit untuk dipelajari dan dilatihkan. Makin tinggi tingkat

potesial educabilitynya, berarti derajat penguasaan terhadap

gerakan-gerakan yang baru makin mudah untuk dipelajari dan dilatihkan dengan

baik dan benar.

3. Flying shoot adalah tembakan melayang yan dilakukan dalam permainan

bola tangan. Dengan melepaskan bola saat di udara kearah gawang. Dan

dengan memperhatikan unsur pokok dalam teknik flying shoot yaitu :

a. Tahap awalan (irama langkah)

b. Posisi berlari

Struktur organisasi memuat tentang urutan penelitian dari setiap bab seperti

Bab I ini memuat tentang pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batas penelitian, definisi

(19)

Bab II menerangkan tentang konsep, teori dan pendapat para ahi terkait

dengan masalah yang diteliti, dan anggapan dasar.

Bab III berisi tentang penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian

termasuk komponen yang lainnya seperti populasi dan sampel, definisi

operasional, desain penelitian, prosedur pelaksanaan tes, dan analisis data.

Bab IV membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang

meliputi pengolahan data untuk menghasilkan temuan terkait dengan masalah

penelitian.

(20)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh data,

menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian melalui suatu cara yang sesuai

dengan prosedur yang digunakan. Dalam hal ini Arikunto (2010, hlm. 136)

menjelaskan bahwa : “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Penggunaan metode dalam penelitian disesuaiakan dengan masalah dan

tujuan penelitian. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang

penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Suatu metode

dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya, dan tenaga dapat

dilaksanakan sehemat mungkin namun mampu mencapai hasil maksimal.

Pada penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang

ingin dicapai, yaitu apakah terdapat korelasi motor educability dengan penguasaan

teknik flying shoot pada atlet ekstrakurikuler bola tangan di SMA Negeri 24

Bandung. Sedangan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui korelasi motor

educability dengan penguasaan teknik flying shoot pada atlet ekstrakurikuler bola

tangan di SMA Negeri 24 Bandung.

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang ingin dikaji dan dicapai

untuk memperoleh data dan menganalisis data diperlukan suatu metode penelitian

yang tepat untuk menarik sebuah kesimpulan. Maka metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pola korelasional. Metode

deskriptif ini merupakan metode penelitian yang mengarah pada pemecahan

masalah yang ada pada masa sekarang ini dan menggambarkan keadaan-keadaan

pada saat ini dengan informasi-informasi yang telah didapatkan dan melihat kaitan

(21)

penelitian dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistika. Mengenai

metode deskriptif, Nazir (1988, hlm.63) menjelaskan sebagai berikut :

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran-gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual atau akurat mengenai fakta-fakta, sifat secara hubungan antara fenomenal yang diselidiki.

Sedangkan mengenai pola korelasional dijelaskan oleh Hadi (1997, hlm.

285) bahwa, “Salah satu teknik statistik yang kerap kali digunakan untuk mencari

hubungan antara dua variabel adalah teknik korelasi”. Pendapat menenai pola

korelasional tersebut selanjutnya diperkuat oleh Nurhasan (2008, hlm. 17) yang

menjelaskan bahwa, “Korelasi adalah hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, yang besar kecilnya ditentukann oleh koefisien korelasi”.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif

korelasional adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu

peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi dengan mencari

hubungan atara variabel. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa penelitian ini

meneliti sejauh mana hubangan antara motor educability dengan penguasaan tenik

flying shoot pada atlet ekstrakurikuler bola tangan di SMA Negeri 24 Bandung.

B. Populasi dan Sampel

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti melakukan subjek yang akan

diteliti, subjek tersebut berupa populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi merupakan subjek yang memiliki karakteristik tertentu sebagai

sumber dalam penelitian. Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 108) mengemukakan

bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Apabila seseorang ingin meneliti semua kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan

(22)

29

penelitian tempat diperolehnya informasi yang dapat berupa individu maupun

kelompok.

Pendapat tersebut di atas menjadi acuan penulis dalam menentukan populasi

penelitian, dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler bola tangan SMA Negeri 24

Bandung dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa.

2. Sampel

Sampel merupakan representasi dari populasi, sehingga penentuannya harus

menggunakan cara tertentu yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

tertentu, sehingga benar-benar mampu mewakili populasi. Menurut Sugiyono

(2013, hlm. 81) menjelaskan, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah berjumlah 21 siswa. Dalam hal ini berdasarkan kriteria yang

penulis butuhkan, yaitu :

1. Sampel berusia 14-17 tahun, karena pada usia tersebut koordinasi gerak siswa

masih cukup baik dibandingkan orang dewasa dalam mempelajari suatu

keterampilan gerak baru.

2. Sampel sudah menguasai keterampilan dasar dan teknik dasar permainan bola

tangan yang benar.

3. Pada usia tersebut siswa dianggap mampu melakukan keterampilan teknik

flying shoot karena telat menerima pelatihan bola tangan.

Berdasarkan penjelasan di atas, sampel pada penelitian ini berjumlah 21

siswa SMA Negeri 24 Bandung dengan tujuan dapat mewakili populasi dalam

penelitian ini. Oleh karena itu, teknik pengambilan sampel dilakukan melalui total

sampling.

Berdasarkan pedoman tersebut, penulis mengambil sampel penelitian

sebanyak 21 siswa. Ciri-ciri spesifikasi dari sampel tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Siswa SMA Negeri 24 Bandung yang masih aktif mengikuti latihan.

(23)

Karakteristik siswa SMA Negeri 24 Bandung tersebut sebagai berikut :

1. Mempelajari atau menguasai keterampilan dasar bermain bola tangan.

2. Mempelajari atau menguasai teknik dasar berrmain bola tangan khususnya

flying shoot.

3. Mempelajari atau menguasai koordinasi gerak yang baik.

C. Definisi Operasional

Istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini harus dijelaskan supaya tidak

terjadi penafsiran yang berbeda-beda terhadap istilah-istilah tersebut, sehingga

pembaca dapat mengikuti apa yang penulis ingin sampaikan. Istilah-istilah

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Korelasi adalah salah satu teknk statistika yang digunakan untuk mencari

hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif. Misalkan

kita mempunyai dua variabel x dan y kita ingin menguji apakah hubungannya

berbanding lurus atau terbalik atau bahkan tidak mempunyai hubungan sama

sekali.

Korelasi dibagi menjadi dua :

a. Korelasi bivariat : mempunyai uji korelasi antara dua variabel.

b. Korelasi partial : tujuan untuk menghitung koefisien korelasi antara dua

variabel, akan tetapi dengan mengeluarkan variabel lainnya yang

mungkin dianggap berpengaruh dengan kata lain disebut kontrol.

2. Motor educability dapat diartikan sebagai kemampuan seeorang untuk

mempelajari gerakan yang baru (new motor skill). Kualitas potensial motor

educability akan memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang

dalam mempelajari gerakan-gerakan yang baru makin mudah agar meraka

tidak selalu menganggap semua keterampilan gerak yang mereka pikirkan

susah dan sulit untuk dipelajari dan dilatihkan. Makin tinggi tingkat potesial

educabilitynya, berarti derajat penguasaan terhadap gerakan-gerakan yang

(24)

31

3. Flying shoot adalah tembakan melayang yang dilakukan dalam permainan

bola tangan. Dengan melepaskan bola saat di udara kearah gawang. Dan

dengan memperhatikan unsur pokok dalam teknik flying shoot yaitu :

a. Tahap awalan (irama langkah)

b. Posisi berlari

Dalam penelitian deskriptif pola korelasional, desain yang tepat merupakan

hal yang harus diperhatikan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan variable-variabel

yang terkandung dalam tujuan dan hipotesis yang diajukan. Desain penelitian

yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

X Y

Keterangan :

X : Motor educability

Y : Penguasaan teknik flying shoot

: Hubungan Variabel X (motor educability) dengan

Variabel Y (penguasaan teknik flying shoot)

Desain di atas menggambarkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk

mengungkapkan hubungan antara motor educability dengan kemampuan

(25)

langkah-langkah penelitian yang harus dilakukan menurut Sutresna (2002, hlm.

125) yang diadaptasi dari Gay (1996, hlm. 91-98) bahwa :

“Umumnya langkah penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan interpretasi data, penarikan kesimpulan,

implikasi dan saran”.

Dapat digambarkan langkah-langkah penelitian yang akan penulis lakukan

sebagai berikut :

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian

A. B.

Populasi

Sampel

Pengukuran Tes Motor

Educability Pengukuran teknik flying shoot

Data

Pengolahan dan analisis data

(26)

33

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian

terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data. Sebagaimana pendapat yang

dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 203) bahwa :

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Maka instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Berkaitan

dengan hal tersebut Arikunto (2010, hlm. 193) mengungkapkan pendapatnya

bahwa: “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan,

atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.

Selanjutnya Nurhasan (2008, hlm. 1) menjelaskan mengenai tes dan

pengukuran merupakan : “Suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari

suatu objek yang diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk

memperoleh data”. Berkaitan dengan penelitian ini, maka instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengukur kemampuan dalam mempelajari gerak baru (motor

educability) digunakan tes Iowa-Brace yang dikutip dari Nurhasan (2008,

hlm. 109).

2. Untuk mengukur penguasaan dari salah satu hasil belajar keterampilan bola

tangan bagi atlet, maka dilakukan tes keterampilan bola tangan yaitu dengan

tes shooting, khususnya flying shoot.

Secara rinci uraian tes tersebut diatas sesuai pendapat Mathews (1963,

hlm. 153-154) adalah sebagai berikut :

1. Tes Motor educability (Iowa-Brace Test)

 Tujuan tes ini adalah untuk mengukur tinggi rendahnya kemampuan atlet dalam mempelajari keterampilan gerak baru.

 Johnson pada tahun 1932 menguji tingkat validitas tes motor educability tersebut dan terdapat nilai validitas sebesar 0,69 dan reabilitas sebesar

(27)

 Alat tes yang digunakan

1. Testee dibariskan menjadi 2 barisan dan mendengarkan pengarahan

dari tester. Barisan pertama bertugas sebagai testee dan barisan kedua

bertugas sebagai pengawas.

2. Tester memberikan penjelasan untuk 5 item tes pertama dari 10 tes

yang ada dari masing-masing tes putra dan putri. Tester menjelaskan

dan mendemonstrasikan gerakan satu persatu. Tester juga harus

memberitahu kepada testee tentang gerakan yang salah, tidak sah atau

gagal. Selanjutnya testee melakukan tes sesuai aba-aba dari tester

dengan diawasi oleh pengawas. Setelah selesai 5 tes pertama,

pengawas memberitahukan hasil tes kepada tester untuk dicatat.

Selanjutnya grup kedua atau pengawas bertukar menjadi testee dan

melakukan gerakan pertama lalu dilanjutkan 10 item tes selesai dari

masing-masing tes putra dan putri. Grup pertama berdiri dan

melakukan 5 tes yang tersisa sampai 10 item tes selesai dari

masing-masing tes putra dan putri.

3. Setiap testee diberikan kesempatan dua kali untuk setiap tes, dengan

criteria penilaian pada kesempatan pertama testee berhasil melakukan

tes, maka diberi poin 2, namun jika gagal testee diberikan kesempatan

kedua, jika kesempatan kedua berhasil, testee diberi poin 1.

Sedangkan bila gagal dalam kedua, maka testee tidak mendapatkan

nilai. Jadi nilai maksimal untuk 10 item tes yang dilakukan adalah 20

poin untuk masing-masing tes putra dan putri.

4. Tidak seorangpun diantara testee diberikan izin untuk mencoba tes

(28)

35

10 Jenis Tes Motor Educability Untuk Putra

Bagian I Bagian II One Foot-Touch Head Graspevine Forward Hand Kick Three Dips Knee Jump to Feet Side Kick Strok Stand Rusian Dance Single Squat Balance Jump Foot

Tabel 3.3

10 Jenis Tes Motor Educability Untuk Putri

Bagian I Bagian II

(29)

Rincian proses pelaksanaan 10 jenis tes motor educability yang digunakan

pada atlet di ekstrakurikuler SMA Negeri 24 Bandung putra dan putri adalah

sebagai berikut :

a. Putra

1. One Foot-Touch Head

Gambar 3.3 One Foot-Touch Head

Berdiri pada kaki kiri. Membungkuk ke dean dan letakan kedua tangan pada

lantai. Angkatllah kaki kanan lurus ke belakang. Sentuhkan kepala pada lantai dan

akhirnya kembali bersikap berdiri dengann tanpa kehilangan keseimbangan.

Gagal bila : a. Tidak menyentuh kepala pada lantai

b.Kehilangan keseimbangan

c. Kaki kanan menyentuh lantai

2. Forward Hand Kick

(30)

37

Melompat tinggi-tinggi, ayunkan kedua kaki kedepan (lutut lurus),

bengkokkan badan kedepan dan sentuhkan kedua ujung jari kaki dengan kedua

tangan sebelum lompatan berakhir.

Gagal bila : a. Tidak menyentuk kedua ujung jari kaki sewaktu diudara

b. Membengkokkan lutut lebih dari 45 derajat

3. Knee Jump to Feet

Gambar 3.5 Knee Jump to Feet

Berlutut dengan kedua kaki sikap kura-kuradan ujung kaki yang berkuku

mengenai lantai. Ayunkan kedua lengan dan melompat ke atas dengan tanpa

mengubah sikap ujung kaki terlebih dahulu, sampai berdiri tegak.

Gagal bila :a. Mengubah sikap ujung-ujung jari kaki

b. Tidak melompat

c. Berdiri tidak stabil

4. Strok Stand

(31)

Berdiri pada kaki. Letakkan telapak kaki kanan pada lutut kaki sebelah

dalam. Kedua tangan bertolak pinggang. Pejamkan mata dan pertahankan sikap

ini selama 10 detik dengan tanpa memindahkan kaki kiri dari tempatnya semula.

Gagal bila : a. Kehilangan keseimbangan

b. melepaskan telapak kaki kanan dari lutut kaki kiri

c. membuka dan melepaskan tangan dari pinggang

5. Single Squat Balance.

Gambar 3.7 Single Squat Balance

Jongkok dengan kaki sebelah. Kaki yang lain diluruskan ke depan dengan

tanpa menyentuh lantai. Kuasai sikap ini sampai hitungan kelima

Gagal bila : a. Tangan tidak dipinggang lagi

b. Kaki yang lurus ke muka mengenai lantai

c. Kehilangan keseimbangan

6. Grapevine

(32)

39

Grapevine

Berdiri dengan kedua tumit rapat. Membongkok ke depan, surukkan kedua

belah tangan diantara kedua lutut, sehingga kedua tangan berada dibelakang

pergelangan-pergelangan kaki, akhirnya jari-jari tangan saling berkaitan di muka

pergelangan kaki. Pertahankan sikap ini sampai 5 detik.

Gagal bila :a. Kehilangan keseimbangan

b.Kedua tangan tidak melingkari kedua pergelangan kaki dan jari-jari

tidak saling berkaitan di depan pergelangan kaki (tidak sampai)

c.Tidak dilakukan dalam jangka waktu 5 detik

7. Three Dips

Gambar 3.9 Three Dips

Ambil sikap tidur ke depan (posisi push-up) tekukan kedua tangan,

sentuhkan dada ke lantai dan push-up lagi sampai tangan benar-benar lurus,

lakukan tiga kali jangan sentuh lantai dengan tungkai atau perut.

Gagal bila : a. Dada tidak mengenai lantai

b. Perut dan tungkai mengenai lantai

(33)

8. Side Kick

Gambar 3.10 Side Kick

Ayunkan kaki kaki sebelah kiri dan bersamaan dengan itu melompat-lompat

ke atas dengan tumpuan kaki kanan, sentuhkan kedua kaki di udara, kedua kaki

sewaktu sentuhan harus segaris dan sejajar serta sebelah pundak kiri. Jatuh dengan

kaki kangkang.

Gagal bila : a. Kaki kiri tidak cukup diayun

b. tidak menyentuhkan kedua kaki sewaktu di udara

c. Jatuh tidak dengan kaki kangkang

9. Rusian dance

Gambar 3.11 Rusian Dance

Jongkok, luruskan kaki sebelah. Lakukan tarian Rusia dengan jalan sedikit

melompat dan sekaligus bertukar kaki. Luruskan sampai 4 kali sehingga tiap-tiap

kaki mendapat giliran 2 kali. Tumit kaki yang diluruskan kedepan boleh tersentuh

(34)

41

Gagal bila : a. Kehilangan keseimbangan

b.Masing-masing kaki tidak melakukan 2 kali latihan

10. Jump Foot

Gambar 3.12 Jump Foot

Berdiri sebelah kaki. Ibu jari dipegang oleh tangan yang berlawanan,

dimuka tubuh. Lompat keatas dan usahakan kaki yang bebas melompat kaki yang

dipegang dengan tanpa melepaskan pegangannya.

Gagal bila : a. Pegangannya terlepas

b. Tidak melompati kaki yang dipegang

b. Putri

1. Grapevine

Gambar 3.13 Grapevine

Berdiri dengan kedua tumit rapat. Membongkok ke depan, surukkan kedua

(35)

pergelangan-pergelangan kaki, akhirnya jari-jari tangan saling berkaitan di muka

pergelangan kaki. Pertahankan sikap ini sampai 5 detik.

Gagal bila : a. Kehilangan keseimbangan

b.Kedua tangan tidak melingkari kedua pergelangan kaki dan

jari-jari tidak saling

c.berkaitan di depan pergelangan kaki (tidak sampai)

Tidak dilakukan dalam jangka waktu 5 detik

2. Forward Hand Kick

Gambar 3.14 Forward Hand Kick

Melompat tinggi-tinggi, ayunkan kedua kaki kedepan (lutut lurus),

bengkokkan badan kedepan dan sentuhkan kedua ujung jari kaki dengan kedua

tangan sebelum lompatan berakhir.

Gagal bila :a. Tidak menyentuk kedua ujung jari kaki sewaktu diudara

b.Membengkokkan lutut lebih dari 45 derajat

3. Cross-Leg Squat

(36)

43

Cross-Leg Squat

Lipat Kedua tangan di dada. Silangkan kedua kaki, kemudian duduk dengan

sikap bersila. Akhirnya berdiri dengan tidak melepaskan lipatan tangan dan

silangan kaki.

Gagal bila : a. Kehilangan keseimbangan

b.Tangan tidah tepat berlipat pada dada

c.Tidak mampu berdiri

4. Rusian dance

Gambar 3.16 Rusian Dance

Jongkok, luruskan kaki sebelah. Lakukan tarian Rusia dengan jalan sedikit

melompat dan sekaligus bertukar kaki. Luruskan sampai 4 kali sehingga tiap-tiap

kaki mendapat giliran 2 kali. Tumit kaki yang diluruskan kedepan boleh tersentuh

lantai sedangkan tumit kaki yang dilipat harus mengenai pantat.

Gagal bila : a. Kehilangan keseimbangan

b. Masing-masing kaki tidak melakukan 2 kali latihan

5. The Top

(37)

The Top

Duduk bersila. Kedua tangan melingkar kedua lutut, tangan kanan

memegang pergelangan kaki kiri dan sebaliknya tangan kiri memegang

pergelangan kaki kanan, dengan cepat berguling ke kanan, dengan berjalan

pertama menempatkan berat badan pada lutut kaki kanan, kemudian bahu kanan,

lalu punggung , terus ke bahu sebelah kiri, barulah ke lutut kaki kiri, yang

akhirnya duduk menghadap berlawanan dengan arah semula. Ulangi latihan ini

sekali lagi, sehingga duduk menghadap searah dengan sikap semula.

Gagal bila : a. Pegangan pada pergelangan kaki terlepas

b. Putaran tidak dilakukan dengan lengan sempurna

6. Side Learning Test

Gambar 3.18 Side Learning Test

Duduk berlunjur, kedua kaki rapat. Letakkan tangan kanan pada lantai di

belakang tubuh. Kemudian miringlah ke kanan sehingga tubuh terangkat dan

bertumpu pada tangan dan kaki kanan. Angkatlah kaki dan tangan kiri, serta

usahakan tetap dalam sikap demikian sampai hitungan kelima.

Gagal bila : a. Tidak bersikap sebagaimana seharusnya

(38)

45

7. Full Right Turn

Gambar 3.19 Full Right Turn

Berdiri dengan kaki rapat. Lompat keatas dan berputar ke kanan 360 derajat,

usahakan terjatuh pada tempat semula. Jagalah keseimbangan dan sesudah

menyentuh lantai jangan sampai kaki kanan berpindah tempat.

Gagal bila : a. Tidak berputar 360 derajat

b. Setelah jatuh kaki berpindah tempat

c. Kehilangan keseimbangan

8. Knee Jump to Feet

Gambar 3.20 Knee Jump to Feet

Berlutut dengan kedua kaki sikap kura-kuradan ujung kaki yang berkuku

mengenai lantai. Ayunkan kedua lengan dan melompat ke atas dengan tanpa

mengubah sikap ujung kaki terlebih dahulu, sampai berdiri tegak.

Gagal bila :a. Mengubah sikap ujung-ujung jari kaki

(39)

c. Berdiri tidak stabil

9. One Knee-Head to Floor

Gambar 3.21 One Knee-Head to Floor

Berlutut dengan kaki sebelah, sedangkan kaki yang lain diangkat lurus-lurus

ke belakang dengan tanpa menyentuh lantai. Kedua tangan rentakan ke samping

setinggi bahu. Bongkokkan tubuh ke depan, sehingga kepala mengenai lantai.

Kembali ke sikap semula dengan tanpa kehilangan keseimbangan.

Gagal bila : a. Menyentuh lantai dengan bagian tubuh selain kepala dan lutut

dari kaki tumpu

b. Kehilangan keseimbangan

c. Tidak menyentuh kepala pada lantai

10. Single Squat Balance

Gambar 3.22 Single Squat Balance

Jongkok dengan kaki sebelah. Kaki yang lain diluruskan ke depan dengan

(40)

47

Gagal bila : a. Tangan tidak dipinggang lagi

b. Kaki yang lurus ke muka mengenai lantai

c. Kehilangan keseimbangan

2. Keterampilan tekik flying shoot

a. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur tinggi rendahnya kemampuan atlet

dalam mempelajari keterampilan gerak baru dalam teknik flying shoot bola

tangan.

b. Orang yang melakukan pengetesan keterampilan flying shoot harus orang

yang lebih profesional atau yang lebih memahami tentang bola tangan.

c. Pada tes ini tingkat validitas flying shoot tersebut terdapat nilai validitas

sebesar 0,4 dan reabilitas sebesar 0,4.

d. Alat tes yang digunakan  Lapangan

 Gawang  Bola  Peluit e. Pelaksanaan

1. Testee dibariskan menjadi 2 barisan dan mendengarkan pengarahan dari

tester. Barisan pertama bertugas sebagai testee dan barisan kedua

bertugas sebagai pengawas.

2. Tester memberikan penjelasan untuk 6 item tes yang ada. Tester

menjelaskan dan mendemonstrasikan gerakan satu persatu. Tester juga

harus memberitahu kepada testee tentang gerakan yang salah, tidak sah

atau gagal. Selanjutnya testee melakukan tes sesuai aba-aba dari tester

dengan diawasi oleh pengawas. Setelah selesai 6 tes, pengawas

memberitahukan hasil tes kepada tester untuk dicatat.

3. Setiap testee diberikan kesempatan dua kali untuk setiap tes, dengan

kriteria penilaian pada kesempatan pertama testee berhasil melakukan

tes, maka diberi poin 4, namun jika gagal testee diberikan kesempatan

(41)

bila gagal dalam kedua, maka testee tidak mendapatkan nilai. Jadi nilai

maksimal untuk 6 item tes yang dilakukan adalah 24 poin.

4. Tidak seorangpun diantara testee diberikan izin untuk mencoba tes yang

diberikan, sekali mencoba langsung dinilai.

Setiap tes yang dilakukan oleh testee akan dimasukan ke dalam tabel 3.3 di

bawah ini :

Tabel 3.4

Hasil Tes Teknik Flying Shoot

Posisi Awal Posisi Berlari Posisi Menolak Posisi Melayang Posisi Menembak Posisi Mendarat 1

Indikator atau tahapan-tahapan tes teknik flying shoot :

a. Posisi Awal

 Berdiri tegak mengarah sasaran  Bola dipegang di tangan

 Konsentrasi lari b. Posisi Berlari

 Membawa bola setinggi bahu

 Irama langkah 1,2,3 c. Posisi Menolak/meloncat

 Menolak pada langkah ketiga

 Gunakanlah tumpuan kaki yang kuat

 Badan menghadap sasaran sambil menolak ke atas badan d. Posisi Melayang

 Saat melayang pinggang di tarik ke belakang

 Bola berada di sampan belakang kepala

 Melayang setinggi mungkin e. Posisi Menembak

(42)

49

 Gerakan lengan mengikuti gerakan ke depan dengan kuat  Bola di tembakan sekeras mungkin ke gawang

f. Posisi Mendarat

Saat melakukan pendaratan dalam flying shoot kedua kaki mendarat bersamaan

 Berusaha menjaga keseimbangan  Pandangan tetap ke depan

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai Akhir (NA) = = Hasil tes 6 item tes flying shoot

Keterangan nilai :

 Mendapat nilai sangat baik : 4  Mendapat nilai baik : 3  Mendapat nilai cukup : 2  Mendapat nilai kurang : 1

F. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam prosedur pengumpulan data terdapat dua hal yang harus di

perhatikan yaitu persiapan dan pelaksanaan pengumpulan data.

1. Persiapan Pengumpulan Data

Persiapan pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai

berikut :

a. Menyusun jadwal penelitian

b. Mempersiapkan instrumen penelitin

c. Mengajukan surat izin penelitian dari PD I FPOK UPI kepada sekolah

SMA Negeri 24 Bandung.

2. Pelaksanan Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang penulis lakukan

adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan sampel untuk melaksanakan tes

(43)

c. Menghimpun data dari tes flying shoot

d. Mentabulasikan data ke dalam bentuk tabel penelitian

G. Lokasi Penelitian

Tempat Penelitian

Pelaksanaan kegiatan pelitian dilakukan di SMA Negeri 24 Bandung

yang berlokasi di Jln. A. H. Nasution No.27 Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data 1. Menghitung rata-rata dan simpangan baku

a. Menghitung rata-rata

Cara ini digunakan karena kelompok tersebut jumlah anggotanya relatif

kecil (dibawah 30). Cara perhitugan nilai rata-rata menggunakan rumus berikut :

__ ∑ X

X =

N

Keterangan : __

X = Nilai rata-rata yang dicapai

X = Skor yang diperoleh

N = Jumlah orang atau sampel

∑ = “Sigma” yang berarti jumlah

b. Mencari simpangan baku (standar deviasi)

Untuk mencari simpangan baku dari skor yang tidak dikelompokkan,

digunakan pendekatan statistika dengan rumus dibawah ini :

Keterangan :

__

X = Nilai rata-rata

(44)

51

Xi = Skor yang dicapai seseorang

N = Banyaknya jumlah sampel

2. Uji Tes Homogenitas dengan Menggunakan rumus sebagai berikut :

Variansi Terbesar

3. Menguji normalitas data menggunakan uji Liliefors

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji

asumsi normalitas. Uji normalitas menggunakan pendekatan uji Liliefors, dengan

kriteria suatu distribusi dikatakan normal jika L hitung lebih kecil dari L tabel

atau (Lo < Lα). Uji Liliefors ini digunakan karena kelompok sampel dalam

penelitian ini diasumsikan sebagai kelompok kecil. Adapun langkah-langkah

pengujian menggunakan pendekatan uji Liliefors adalah sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari pengamatan paling kecil

sampai pengamatan paling besar.

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan

Z-skor, dengan rumus sebagai berikut :

__

X = Skor yang diperoleh sampel

S = Simpangan baku

c. Menghitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi), dengan menggunakan

(45)

dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5-luas daerah distribusi Z pada tabel dan

jika Fzi-nya positif maka dalam menentukan Fzi-nya 0,5 + luas daerah

distribusi Z pada tabel.

d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan

banyak sampel.

e. Hitung selisih antara F (zi) dengan S (zi) dan tentukan harga mutlaknya

([Fzi-Szi]).

f. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh

sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

g. Mentabulasikan data ke dalam tabel penghitungan distribusi normal.

h. Membandingkan nilai dari L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui

diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria :

1) Terima Ho jika Lo<Lα, maka data berdistribusi normal.

2) Tolak Ho jika Lo>Lα, maka data berdistribusi tidak normal.

4. Penghitungan Koefisien Korelasi

Penghitungan koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah data

hasil tes dan pengukuran memiliki hubungan yang signifikan antara variabel X

dengan variabel Y. Dalam penghitungan korelasi menggunakan rumus korelasi

product moment, yaitu sebagai berikut :

Keterangan :

r = Nilai korelasi yang akan dicari

X1 = Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel motor

Educability (X)

Y1 = Perbedaan antara tap skor dengan nilai rata-rata dari variabel flying

Shoot (Y)

Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menghitung koefisien korelasi

(46)

53

a. Membuat matrik sebaga sarana untuk mencari nilai-nilai dari setiap unsur

yang terdapat dalam rumus koefisien korelasi.

b. Perhitungan nilai X1, dengan cara skor dari setiap atlet dikurangi nilai

rata-rata dari variabel tes motor educability (X).

c. Perhitungan nilai Y1 dengan cara skor dari setiap atlet dikurangi dengan

rata-rata dari variabel tes fying shoot (Y).

d. Mencari nilai X12 (pada kolom X12), dengan cara menguadratkan niilai yang

terdapat pada kolom X1 dari setiap individu.

e. Mencari nilai Y12 (pada kolm Y12), dengan cara menguadratkan nlai yang

terdapat pada kolom Y1 dari setiap individu.

f. Mencari nilai X1Y1 (X1Y1) dengan cara mengalikan angka-angka yang

terdapat pada kolom X1 dengan angka-angka yang terdapat pada kolom Y1.

g. Mensubsitusikan nilai-ilai tersebut ke dalam rumus koefisien korelasi.

Dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang

digunakan untuk mengetahui keeratan dukungan. Untuk mengetahui keeratan

dukungan maka dapat diihat ppada besarnya koefisien korelasi dengan pedoman

sebagai berikut :

Tabel 3.5

Interpretasi Nilai Korelasi

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0,00-0,199

(Sumber : Arikunto, 2010, hlm. 319)

Langkah selanjutnya setelah ini koefisien korelasi diperoleh, yaitu melakuan

(47)

5. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Uji signifikansi koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar keberartian dari korelasi tersebut. Adapun langkah-langkah uji signifikansi

korelasi tunggal (r) sebagai berikut :

1. Kriteria hipotesis

H0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel motor

educability dengan variabel penguasaan teknik flying shoot.

H1 = Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel motor educability

dengan variabel penguasaan teknik flying shoot.

2. H1 dan H0 dalam bentuk statistik

H0 : r = 0

H1 : r = 0

3. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan rumus dibawah ini :

Keterangan :

t = Harga signifikansi yang akan dicari

r = Nilai korelasi

n = Banyaknya sampel

4. Dengan menetapkan taraf sigifikansi α = 0,05, untuk menentukan kriteria

signifikansi korelasi yaitu :

1. Jika – ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima atau korelasiya tidak signifikan.

2. Jika – ttabel > thitung > ttabel, maka H0 ditolak atau korelasinya signifikan.

3. Untuk menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus dk = n -2.

4. Perbandingan thitung dengan ttabel.

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan motor educability dengan

peguasaan teknik flying shoot dapat menggunaka rums koefisien determinan

(48)

55

6. Hipotesis Statistika penelitian

H0 : r = 0 Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara motor

educability dengan penguasaan teknik flying shoot.

H1 : r > 0 Terdapat korelasi yang signifikan antara motor

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat korelasi yang signifikan antara motor educability dengan penguasaan

teknik flying shoot pada cabang olahraga bola tangan. Dengan hasil perhitungan

koefisien determinan menunjukkan bahwa motor educability memberi dukungan

sebesar 16% terhadap penguasaan teknik flying shoot pada siswa SMA Negeri 24

Bandung.

B. Saran

Dari hasil data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa motor

educability memiliki hubungan yang signifikan terhadap penguasan teknik flying

shoot pada cabang olahraga bola tangan di Ekstrakurikuler bola tangan SMA

Negeri 24 Bandung.

Untuk menunjang penguasaan gerak secara maksimal penulis menyarankan

kepada :

1. Khususnya guru-guru penjas atau pelatih bola tangan untuk menggunakan tes

motor educability sejak dini pada saat adaptasi nervous sistem siswa lebih

baik dari pada orang dewasa agar dapat mengindentifikasikan dan

mengklasifikasikan kemampuan keterampilan gerak siswa atau siswa

tersebut.

2. Bagi peneliti-peneliti lainnya yang hendak melakukan penelitian lebih lanjut

agar menggunakan metode eksperimen. Dimaksud disini untuk melihat lebih

detail hasil penguasaan teknik flying shoot sebagai dampak pelatihan

(50)

64

Disini penulis sangat berharap agar hasil penelitan ini dapat dijadikan

masukan pemikiran dalam meningkatkan penguasaan teknik bermain bola tangan

khususnya teknik flying shoot yang perlu dikuasai sebagai serangan pertama

Gambar

Gambar 2.1    Gerakan Flying Shoot…………………………………………………       15
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian
Tabel 3.1
Gambar 3.3 One Foot-Touch Head
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hamiseno Murti Dananda. “Pengaruh Penggunaan Ring Sesungguhnya Dan Modifikasi Terhadap Kemampuan Teknik Dasar Lay Up Shoot Pada Siswa Ekstrakurikuler Basket SMA N 2

Priwanti Ningrum ( 2011 ) : Hubungan Intelligence Quotient dan Kepribadian dengan Penguasaan Teknik Gerakan “Kata” pada Peserta Ekstrakurikuler Karate SMP Negeri 1 Ungaran

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan handwashing promotion dengan metode bernyanyi dan handwashing dance

Untuk memproses data secara tepat yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka dirumuskan instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang dibuat sebagai pedoman untuk

Penguasaan Kemampuan Teknik Dasar Smash Pada Peserta Ekstrakurikuler SMP N 1 Selomerto (Survei Terhadap Kemampuan Teknik Dasar Smash Dilihat dari Status Kebugaran

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga. © Restu Widya Pratama 2016

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah, untuk mengetahui korelasi tingkat penguasaan mata kuliah Kimia Dasar II terhadap prestasi belajar Dasar Dasar

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara koordinasi mata tangan dengan kemampuan