• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

DI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh

FITRI AFRIANTIKA 1006690

(2)

Oleh Fitri Afriantika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Fitri Afriantika 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... .... iii

DAFTAR ISI ... ... . v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... .... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... .... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... .. 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 10

1. Definisi Kemampuan Kerja ... 10

2. Pengukuran Kemampuan Kerja ... 12

3. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Kerja ... 18

4. Penilaian Kemampuan Kerja ... 18

5. Strategi Meningkatkan Kemampuan Kerja ... 21

6. Definisi Efektivitas Kerja ……….... .... 22

(5)

8. Aspek Pengukuran efektivitas Kerja ………... .... 29

B. Penelitian Terdahulu ... 31

C. Kerangka Pemikiran ... 33

D. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36

2. Populasi Penelitian ... 36

3. Sampel Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 39

C. Metode Penelitian ... 41

D. Definisi Operasional ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 44

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 48

G. Teknik Pengumpulan Data ... 54

H. Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 68

1. Objek Penelitian ... 68

2. Analisis Data ... 75

a. Seleksi Angket... 75

b. Klasifikasi Data ... 75

c. Perhitungan Uji Kecenderungan Umum ... 76

d. Uji Normalitas Distribusi Data ... 83

e. Mengubah Data Mentah Menjadai Data Baku ... 84

f. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 86

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

(6)

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi Kemampuan Intelektual ... 15

Tabel 3.1 Jumlah Populasi ... 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 47

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Alternatif Jawaban ... 51

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X ... 53

Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 54

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ... 57

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 57

Tabel 3.8 Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 62

Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 66

Tabel 4.1 Kategori Diklat ………. 73

Tabel 4.2 Daftar Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat ... 77

Tabel 4.3 Skor metah Variabel X dan Y ... 80

Tabel 4.4 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 81

Tabel 4.5 Deskripsi Kecenderungan Skor Variabel X ... 81

Tabel 4.6 Deskripsi Kecenderungan Skor Variabel Y ... 85

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel X ... 88

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Y ... 89

Tabel 4.9 Hasil Data Baku Variabel X ... 89

Tabel 4.10 Hasil Data Baku Variabel Y ... 90

Tabel 4.11 Nilai Korelasi Antar Variabel ... 91

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 92

(8)

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi ... 94

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Faktor Efektivitas Kerja ……….. 5

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ……… 35

Gambar 2.2 Hipotesis Penelitian ………. 37

Gambar 3.1 Desain Penelitian ………. 43

Gambar 3.2 Rumus Alpha Cronbach ……….. 56

Gambar 3.3 Rumus Weighted Means Score (WMS) ………. 61

Gambar 3.4 Rumus Skor Baku ……….. 64

Gambar 3.5 Rumus Person Product Moment ………..….. 65

Gambar 3.6 Rumus Koefisien Determinasi ……… 67

Gambar 3.7 Rumus Uji Signifikasi ……… 68

Gambar 3.8 Rumus regresi sederhana ……… 70

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Administrasi Penelitian ... 105

Lampiran II Kisi-Kisi Instrumen dan Instrumen Penelitian ... 106

Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 107

Lampiran IV Analisis Hasil Perhitungan SPSS ... 108

Lampiran V Daftar Tabel ... 109

(10)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai Terhadap

Efektivitas Kerja Di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Geologi Bandung”. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini menyangkut kemampuan kerja dan pengaruhnya terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat geologi Bandung. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat geologi Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, yang menjadi sampel penelitian yaitu seluruh pegawai di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat geologi Bandung sebanyak 30 orang. Analisis perhitungan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Microsoft

Excel 2007 dan SPSS for windows versi 17.00.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus weighted Means Score (WMS), gambaran umum variabel x (kemampuan kerja pegawai) berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 2,91. Sementara gambaran umum variabel Y (efektivitas kerja) berada pada kategori sangat baik, dengan skor 3,01. Hasil uji normalitas terhadap distribusi data menunjukkan bahwa variabel x dan variabel y berdistribusi normal, selanjutnya Korelasi variabel x dan y yaitu memiliki hubungan yang signifikan. Hal tersebut dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,573 yang berada pada kategori cukup kuat, dengan koefisien determinasi sebesar 32,8% serta analisis regresi yaitu Ỷ = 18,870 + 0.573X yang bersifat signifikan dan linier.

(11)

ABSTRACT

This research was titled "Influence of Employee work Ability To The Effectiveness of work in Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung ". The problems discussed in this study concerns the employee work Ability and that influence to Effectiveness of work in Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung. This research aims to obtain the actual description about the influence of the employee work ability to Effectiveness of work in Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.

This research uses descriptive quantitative approach. Data was collected by questionnaire covered. The sample in this research is all employee who work on Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung amount of 30 respondent. This research was analys used a program through Microsoft Excel 2007 and SPSS versi 17.00 for windows.

Based on calculations using the formula Weight Means Score (WMS), an overview of the variables X (Employee Work ability ) is in good category with an average score of 2,91. While an overview of variable Y (Effectiveness of work) in the category very good, with an average score of 3,01. Result of the normally distribution of data test showed that the variables x and variables y are normally distributed. Correlation of variables X and Y have a significant relationship. It can be seen from the correlation coefficient is 0.573 which is in a strong enough category and significant, with a coefficient of determination of 32,8%, and the results of the regression analysis is Ỷ = 18,870 + 0,573X that is both significant and linear.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini, Pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan yang sangat

penting guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi

sehingga mampu menyesuaikan diri serta menghadapi berbagai masalah dan

tantangan yang muncul seiring dengan perkembangan zaman. Menurut

Sastradipoera (dalam Pratiwi, 2012:2) mengemukakan bahwa:

Pelatihan adalah salah satu jenis proses pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pengembangan sumber daya manusia yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang diutamakan praktek daripada teori.

Pelatihan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas seorang pegawai dan

dibutuhkan di masa sekarang. Pelatihan menjadi begitu penting karena:

1. Sumber daya manusia atau pegawai yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi;

2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempengaruhi suatu organisasi;

3. Promosi dalam suatu organisasi adalah suatu keharusan, apabila organisasi itu mau berkembang; dan

4. Dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi, baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi para pegawai agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa pembangunan (Hamalik dalam Pratiwi, 2012:4).

Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi

juga meningkatkan keterampilan bekerja, mengembangkan wawasan, sikap dan

perilaku baru dari setiap peserta pelatihan, menguasai berbagai pengetahuan dan

keterampilan baru yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan persyaratan

kualitatif pekerjaan, dan mengembangkan sikap agar setiap peserta pelatihan cepat

menyesuaikan diri, tanggap, kreatif dan mandiri dalam setiap perubahan

persyaratan kerja yang terus menerus berubah, dengan demikian meningkatkan

(13)

pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah upaya

peningkatan kemampuan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka

mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Pendidikan dan pelatihan harus diselenggarakan secara efektif sehingga

mampu mencapai hasil yang maksimal, hal ini dapat dicapai apabila dalam

lembaga pendidikan dan pelatihan itu sendiri terdapat efektivitas kerja dari para

pegawai sebagai penyelenggara diklat. Organisasi atau lembaga memiliki berbagai

aktivitas yang harus dijalankan demi mencapai tujuan organisasi. Berbagai

aktivitas yang dijalankan oleh organisasi tidak akan lepas dari sumberdaya

manusia, menurut Silalahi (1983: 23) mengemukakan bahwa: “Sumberdaya

manusia merupakan sumberdaya yang penting bagi organisasi dibanding

sumberdaya yang lainnya, hal ini disebabkan sumberdaya manusia mempengaruhi

efektivitas dan efisiensi organisasi”. Efektivitas menunjukkan taraf tercapainya

suatu tujuan. Peranan tenaga kediklatan disini merupakan peranan kunci yaitu

membantu proses belajar peserta diklat agar dapat mencapai perubahan perilaku

dan meningkatkan kompetensi mereka seperti yang diharapkan. Menurut Tamim

dan Hermansjah (2002 : 13) mengemukakan bahwa :

Efektivitas diklat dapat terlihat antara lain dari terlaksananya seluruh program diklat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan, rapinya penyelenggaraan seluruh kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dedikasi dan kemampuan para penyelenggara, efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia, tercapainya sasaran yang telah ditetapkan bagi program diklat.

Efektivitas kerja sangat penting bagi organisasi karena jika terlaksana

efektivitas kerja maka proses pencapaian tujuan akan lebih lancar dan tertib,

proses analisa dan perumusan kebijakan yang mantap, penyusunan program yang

tepat, pelaksanaan yang efektif dan efisien.

Pusdiklat Geologi merupakan salah satu lembaga pemerintah dalam

mengelola pengembangan sumberdaya manusia di bidang geologi di bawah Badan

Pendidikan dan Pelatihan Energi dan sumber Daya Mineral. Dengan adanya pusat

(14)

negara untuk menghasilkan tenaga kerja dan sumberdaya manusia berkualitas dan

berdaya saing tinggi dalam mengarungi era globalisasi, namun dalam setiap

kegiatan selalu ada masalah dan tantangan yang dihadapi, dalam pelaksanaannya

kegiatan pendidikan dan pelatihan bukan hanya semata sebagai kegiatan

penyerapan dana saja namun benar-benar memberikan manfaat kepada

sumberdaya manusia sesuai dengan kebutuhannya di lapangan, sehingga dalam

penyelengaraan diklat harus seefektif dan seefisien mungkin. Beberapa masalah

yang muncul dalam penyelenggaran diklat di Pusdiklat Geologi diantaranya dalam

hal pencapaian perencanaan, masih ada beberapa diklat yang tidak terlaksana,

menurut data evaluasi penyelenggaraan diklat tahun 2013 dari 77 diklat, yang

terlaksana sebanyak 75 diklat saja, begitu juga dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dalam hal teknis, masi ditemukan beberapa kekurangan seperti keterlambatan

pelaksanaan diklat, pemberian modul kepada peserta, juga penanganan pekerjaan

ketika jumlah pekerjaan yang banyak. hal ini mengacu pada efektivitas kerja

pegawai.

Efektivitas berasal dari kata efektif, Ametembun (dalam Cordelia, 2009: 9)

mengemukakan bahwa: „Efektivitas adalah suatu kesanggupan untuk mewujudkan

sesuatu‟. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009: 59) “Efektivitas merupakan

suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai”.

Menurut Steers (1985: 46) mendefinisikan bahwa “Efektivitas adalah sejauh mana

organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai semua

sasarannya”. Hal ini sejalan dengan pendapat komarudin (1979: 148) yang

menyatakan bahwa : “efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat

keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Efektivitas merupakan hasil dari proses manajemen yang dijalankan oleh

organisasi.

2. Efektivitas merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam memenuhi

tujuan yang ditetapkan.

(15)

4. Efektivitas adalah kesesuaian antara yang diharapkan dengan kenyataan yang

terjadi.

Definisi kerja menurut Muhammad Ali (1996: 181) “kerja adalah

perbuatan melakukan suatu pekerjaan”. Selanjutnya menurut layudi (1996: 134) “keja adalah tenaga (mental, skill, kekuatan, dan jasmaniah) untuk menciptakan

atau mewujudkan sesuatu yang sebelumnya merupakan sebuah rencana.

Pendapat Ametembun (dalam Cordelia, 2009: 40) menjelaskan bahwa

pengertian efektivitas kerja sebagai berikut :

Efektivitas kerja adalah keadaan atau keberhasilan suatu kerja dari pegawai untuk memberikan guna yang diharapkan dengan kriteria bahwa tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai melalui kegiatan-kegiatan yang terus menerus ditopang oleh berbagai keadaan, baik kualitas maupun kuantitas, sarana dan alat-alat kerja yang digunakan.

Adapun uraian efektivitas kerja menurut P. Siagian (dalam cordelia,

2002:40) sebagai berikut:

a. Ketepatan sasaran kerja (tujuan). Ketepatan sasaran kerja memiliki aspek yang meliputi ketepatan perencanaan dan pelaksanaan program kerja sesuai dengan sasaran yang hendak dituju oleh lembaga.

b. Ketepatan penyelesaian kerja (ketepatan waktu). Ketepatan penyelesaian kerja memiliki aspek yang diungkap meliputi ketepatan penyelesaian program kerja sesuai dengan target waktu yang telah direncanakan tanpa mengurangi standar kualitas.

c. Ketepatan penggunaan biaya operasional. Ketepatan penggunaan biaya operasional ini memiliki aspek yang meliputi ketepatan pengalokasian dan penggunaan anggaran program kerja lembaga.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, The Liang gie

(dalam Pursanto, 2002:37) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

(16)

Menurut Gibson, Ivancevich, Donnely (dalam Wahid, 1986 : 25) faktor

yang mempengaruhi efektivitas kerja adalah :

Gambar 1.1

Faktor Efektivitas Kerja

(Sumber : Wahid, 1986)

Sumber daya manusia mempengaruhi efektivitas dan efisiensi organisasi,

sehingga efektivitas individu yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap

efektivitas kerja. Dari aspek-aspek yang menjadi efektivitas individu, kemampuan

merupakan suatu unsur penting bagi individu untuk dapat melaksanakan

pekerjaannya. kemampuan menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas

atau pekerjaan. kemampuan seseorang merupakan perwujudan dari pengetahuan

dan ketrampilan yang dimiliki. Menurut Gibson, (1996 : 54), “kemampuan ialah

sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang

menyelesaikan pekerjaannya”.

Moenir (2000 : 81) menyatakan bahwa “kemampuan dalam hubungannya

dengan pekerjaan sebagai variabel individu”. Kemampuan tidak dapat dipisahkan

dengan konsep ketrampilan. Ketrampilan dalam hal ini merupakan sifat (bawahan

(17)

sejak lahir atau dipelajari) yang memungkinkan seorang melakukan sesuatu yang

bersifat mental atau fisik, maka ketrampilan dinyatakan sebagai kecapan yang

berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan dalam tugas. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan adalah pengetahuan

dan keterampilan yang dimiliki oleh para pegawai yang diperoleh melalui

pendidikan, latihan, dan pengalaman yang diperguankan dalam melaksanakan

tugas.

Keberhasilan tujuan organisasi berhubungan dengan kemampuan seorang

pegawai, Streers (1985 : 147) berpendapat bahwa “keberhasilan manajemen erat

hubungannya dengan tingkat kemampuan intelektual seseorang”. Dengan

demikian dapat disimpulan bahwa kemampuan kerja adalah kesanggupan pegawai

untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya dalam rangka

melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan Kerja

mengacu kepada beberapa indikator, menurut Gibson (1996: 55) menjelaskan ada

beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh pegawai untuk mencapai

efektivitas dan efisiensi kerja, yaitu “kemampuan berinteraksi (interaction

ability), kemampuan konseptual (conceptual ability), kemampuan

Administrasi/teknis.”

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan kerja

merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja pegawai yang menjadi

permasalahan di pusdiklat geologi, diharapkan dengan adanya penelitian yang

membahas mengenai dua variable ini mampu memberikan titik terang sebagai

solusi pemecahan masalah.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai bagaimana kemampuan kerja pegawai di Bidang

Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung berpengaruh

terhadap efektivitas kerja. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “PENGARUH

(18)

B. Identifikasi Masalah penelitian

Efektivitas kerja pegawai dalam suatu organisasi merupakan kunci dari

tercapainya tujuan organisasi tersebut. Dalam Penyelenggaraan diklat di Pusdiklat

Geologi Bandung Efektivitas kerja sangat dibutuhkan sesuai yang dikemukakan

Tamim dan Hermansjah (2002: 13) bahwa :

Efektivitas diklat dapat terlihat antara lain dari terlaksananya seluruh program diklat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan, rapinya penyelenggaraan seluruh kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dedikasi dan kemampuan para penyelenggara.

Dengan kata lain apabila terjadi efektivitas kerja pegawai maka tujuan

organisasi akan dapat dicapai secara maksimal. Masalah yang ditemukan di

Pusdiklat Geologi sebagaimana data hasil evaluasi penyelenggaran diklat tahun

2013 bahwa masih ada diklat yang tidak terlaksana, disebutkan dari 77 diklat 75

diklat yang terlaksana, selain itu sering terjadi keluhan dari peserta diklat adanya

keterlambatan penyelenggaraan serta keterlambatan penyampaian modul diklat

sehingga menghambat proses pembelajaran peserta diklat. Jumlah diklat yang

tidak sedikit dalam satu tahun dengan sumber daya pegawai yang ada seringkali

membuat dinamika kerja pegawai sangat sibuk di akhir tahun dan memerlukan

tenaga tambahan. Masalah diatas berkaitan dengan efektivitas kerja.

Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada variable X yaitu

kemampuan kerja pegawai dengan dimensi kemampuan berinteraksi (interaction

ability), kemampuan konseptual (conceptual ability), dan kemampuan

administrasi. Sedangkan Variabel Y, peneliti membatasi masalah mengenai

efektivitas kerja dengan dimensi hasil kerja, metode kerja, dan pemanfaatan

sumber daya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis

dapat menyimpulkan rumusan masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Bagaimana kemampuan kerja pegawai di Bidang Penyelenggaraan dan

(19)

2. Bagaimana efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat

Pusdiklat Geologi Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja

di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang seberapa besar pengaruh kemampuan kerja

pegawai terhadap efektivitas kerja di bidang penyelenggaraan dan evaluasi

diklat Pusdiklat Geologi Bandung.

2. Tujuan Khusus

a.Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kemampuan kerja

pegawai di bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi

Bandung.

b.Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai efektivitas kerja di

bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.

c.Untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh

kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di bidang

penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.

3. Manfaat Penelitian a. Segi Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai pengaruh

kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja, sebagai sarana

memberikan referensi untuk pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan

(20)

b. Segi Operasional

1) Bagi Peneliti, diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini akan

menambah wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu

Administrasi Pendidikan khususnya dalam pengaruh kemampuan kerja

pegawai terhadap efektivitas kerja

2) Bagi lembaga, diharapkan dengan dilakukan penelitian ini dapat menjadi

masukan bagi pihak lembaga dalam efektivitas kerja sehingga

meningkatkan pencapaian tujuan lembaga dan kepuasan peserta pendidikan

dan pelatihan.

E.Struktur Organisasi Penelitian

Secara garis besar struktur organisasi penulisan skripsi ini dibagi menjadi

lima bagian atau bab, yang dimulai dari Bab I berisi Pendahuluan. Kemudian

berturut-turut: Bab II berisi Kajian Pustaka, Penelitian Terdahulu, Kerangka

Pemikiran, dan Hipotesis Bab III berisi Metode Penelitian, Bab IV tentang Hasil

Penelitian dan Pembahasan, serta Bab V berisi Kesimpulan dan Saran.

Bab I PEDAHULUAN berisi beberapa sub bab, yaitu: Latar Belakang

Penelitian; Identifikasi Masalah Penelitian; Rumusan Masalah

Penelitian; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; serta Struktur

Organisasi Skripsi.

Bab II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN terdiri dari sub bab:

Kemampuan Kerja Pegawai dan Efektivitas Kerja, Penelitian

Terdahulu, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.

Bab III METODE PENELITIAN terbagi menjadi sub bab: Lokasi, Populasi

dan Sampel; Desain Penelitian; Metode Penelitian; Definisi

Operasional; Instrumen Penelitian; Proses Pengembangan Instrumen;

(21)

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terdiri dari sub bab:

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Analisis Data.

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN, terbagi menjadi sub bab: Kesimpulan

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sample Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian

tentang pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja. Penelitian

dilakukan di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Geologi Bandung, Jawa Barat.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan kumpulan dari beberapa objek/subjek yang ditetapkan

oleh peneliti sebagai sumber data penelitian. “Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2014: 117). Untuk mendapatkan populasi

yang tepat dan sesuai dengan kajian yang akan diteliti, maka peneliti perlu

mengidentifikasi sumber data yang diperlukan sehingga relevan dan mengacu

pada permasalahan penelitian.

Permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh

kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan

dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi. Sehingga yang

dijadikan populasi dalam penelitian ini yaitu pegawai di Bidang Penyelenggaraan

dan Evaluasi Diklat (BPED) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung.

Berikut jumlah pegawai di BPED Pusdiklat Geologi.

Tabel 3.1

Jumlah Populasi

(23)

1 Ir. Eka Tofani Putranto

4 Dra. Ratih Wiratnawati

NIP. 195410211980032001 IV/b

Widyaiswara Madya/ Staf

7 Iwan Fahlevi Setiawan,S.T.,M.T

NIP. 197805222005021001 III/b

Widyaiswara Pertama/ Staf Sub Bidang

Penyelenggaraan Diklat

8

Denny Lumban Raja, S. Kom., M.T.

14 Ferdy Firmansyah, S.T., M.T.

(24)

15 Herman Suhyana

20 Suyudi Rusmana, A.Md.

(25)

29 Nanang Sopian

Outsourching

30 Demas Dirgahari

Outsourching

(Sumber : Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi 2014)

3. Sampel Penelitian

Sugiyono (2014: 118) menjelaskan bahwa, “sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik sampling

terdapat dua macam, antara lain Probability Sampling dan Non Probability

Sampling. Peneliti memilih Non Probability Sampling, dimana teknik ini tidak

memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Dalam teknik sampel tersebut, terdapat beberapa macam. Peneliti

memilih sampling jenuh. “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2014 : 124).

Peneliti menggunakan teknik sampling ini karena jumlah populasi kurang dari 40

orang serta dapat menggeneralisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Populasi

dalam penelitian ini adalah 30 orang pegawai Bidang Penyelenggaraan dan

Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut

dilaksanakan sebagaimana diungkapkan Nasution (2009 : 23) bahwa, “desain

penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data

agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian

itu”. Nasution (2009: 23-24) mengemukakan kegunaan desain penelitian, sebagai berikut :

(26)

b. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.

c. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Menurut Nasution (2009: 56), proses desain penelitian yaitu:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah 2. Pemilihan kerangka konseptual

3. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis 4. Membangun penyelidikan dan percobaan

5. Memilih dan mendefinisikan pengukuran variabel 6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan 7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data

8. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data 9. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistic

10.Penulisan laporan hasil penelitian

Dari pernyataan diatas maka peneliti memaparkan desain penelitiannya

sebagai berikut :

Desain penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu input, proses, dan output. Pada

bagian input merupakan latar belakang penelitian berupa hasil studi pendahuluan,

latar belakang berisi fenomena umum terdiri dari teoritis dan keadaan yang

seharusnya, serta fenomena khusus berupa data empiris dan keadaan yang terjadi

di lapangan. Dari latar belakang penelitian terdapat pula rumusan masalah yang

kemudian rumusan masalah akan memperjelas alur penelitian terhadap pengujian

hipotesis penelitian. Selanjutnya lahirnya hipotesis penelitian akan menentukan

metode dan pendekatan penelitian yang digunakan. Dengan demikian bagian input

lebih mengacu pada perencanaan penelitian. Pada bagian proses banyak langkah

dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data, seperti mendefinisikan variabel

penelitian, menyusun alat pengumpulan data, dan lainnya. Maka dari hal ini, akan

muncul kesimpulan dari penelitian yang tiada lain adalah pengujian hipotesis itu

sendiri. Penarikan kesimpulan atas hasil dari analisis data dan pengujian hipotesis

merupakan output penelitian. Dengan output ini akan diperoleh informasi apakah

(27)

atau sebaliknya. Bagian ini juga, akan melahirkan berbagai rekomendasi atau

feedback yang nantinya dapat digunakan untuk berbagai pihak, baik untuk diteliti

kembali atau bahkan digunakan/dimanfaatkan.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

merupakan hal yang penting dalam penelitian, dimana metode penelitian akan

Output

Input

Proses

Latar Belakang masalah

 Fenomeman umum : teoritik, keadaan yang seharusnya

 Fenomema khusus : empirik, keadaan yang terjadi

Kesimpulan

Hipotesis

Pengumpulan Data Analisis Data variable X dan Y

Metode dan Pendekatan Rumusan Masalah

(28)

dijadikan pedoman untuk menjalankan penelitian. Seperti yang diungkapkan Nana

Syaodih (2012 : 52) bahwa,

metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasarkan oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.

Selain itu pula Sugiyono (2014: 6) menjelaskan bahwa,

metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan. “Penelitian deskriptif mengkaji bentuk, aktivitas,

karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan

fenomena lain” (Nana Syaodih, 2012 : 72). Dijelaskan oleh sugiyono (2014: 14) bahwa,

metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian.

Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena pendekatan ini

mengutamakan nilai-nilai matematis, terencana dan keakuratan dalam

memecahkan permasalahan tersebut serta membuktikan hipotesis penelitian

dengan hitungan statistik serta pengumpulan data yang terkontrol dengan tujuan

menunjukan hubungan antar variabel, menguji teori, mencari generalisasi yang

mempunyai nilai prediktif. Peneliti menggunakan metode deskriptif karena pada

penelitian ini peneliti tidak melakukan control dan manipulasi variabel penelitian.

Metode deskriptif pun digunakan karena metode ini berusaha menggambarkan

(29)

D. Definisi Operasional

Moh. Nazir ( 2003: 152) mengemukakan bahwa “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara

memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu

operasional”.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa definisi

operasional adalah suatu definisi diberikan oleh peneliti dan sekaligus

memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel

penelitian.

1. Kemampuan kerja pegawai

Kemampuan kerja pegawai merupakan kesanggupan pegawai di bidang

penyelenggaraan dan evaluasi diklat pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Bandung untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya dalam rangka

melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya sehingga mencapai

hasil kerja yang maksimal. Gibson (1990: 55) menjelaskan ada beberapa

kemampuan yang harus dimiliki oleh pegawai untuk mencapai efektivitas dan

efisiensi kerja:

a. Kemampuan berinteraksi (interaction ability) yang meliputi unsur:

1) Kemampuan seseorang pegawai untuk menciptakan dan menjaga hubungan pribadi

2) Kemampuan seseorang pegawai untuk berkomunikasi dengan rekannya secara efektif

3) Kemampuan seseorang pegawai untuk menangani konflik dengan orang lain maupun teman sekerja

4) Kemampuan untuk meningkatkan atau mempertahankan rasa keadilan dan persamaan kedudukan dalam suatu sistem imbalan.

b. Kemampuan konseptual (conceptual ability), meliputi :

1) Kemampuan seseorang pegawai untuk membina dan menganalisis informasi baik dan dalam maupun dan luar lingkungan organisasi

2) Kemampuan untuk merefleksikan arti perubahan tersebut dalam tugas 3) Kemampuan untuk menentukan keputusan yang berkaitan dengan bidang

tugasnya

4) Kemampuan untuk melakukan perubahan dalam pekerjaannya terutama yang perlu dalam organisasi.

(30)

1) Kemampuan seseorang pegawai untuk mengembangkan dan mengikuti rencana-rencana kebijakan dan prosedur yang efektif;

2) Kemampuan untuk memproses tatawarkat átau kertas kerja dengan baik, teratur, dan tepat waktu;

3) Kemampuan untuk mengelola pengeluaran atas suatu anggaran

4) Kemampuan untuk menggunakan pengetahuannya, peralatan-peralatan, pengalaman, dan teknis-teknis dan berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah.

2. Efektivitas kerja

Efektivitas kerja adalah keadaan yang menunjukan ketercapaiannya suatu

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi

Diklat Pusdiklat Geologi bandung dengan pengerahan segala daya yang terdapat

pada manusia melalui aktivitas-aktivitasnya. Pengukuran efektivitas kerja dalam

penelitian ini terdiri dari hasil kerja, metode kerja, pencarian dan pemanfaatan

sumber daya.

E. Instrumen penelitian

Dijelaskan oleh Sugiyono (2014: 133) bahwa, “Instrumen penelitian

digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data

kuantitatif yang akurat”. Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, yang secara spesifik berhubungan dengan variabel penelitian.

Alat ukur atau instrumen yang digunakan harus berdasarkan pada karakteristik

sumber data dari variabel yang diteliti, sehingga mempermudah peneliti dalam

memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Langkah pertama dari

penyusunan instrumen yaitu menentukan dan menetapkan variabel penelitian.

Setelah ditetapkan variabelnya, tahap selanjutnya yaitu memberikan definisi

operasional dari setiap variabelnya dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator

yang akan diukur. Setelah itu, indikator tersebut dipaparkan menjadi butir-butir

pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen

(31)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No. Variabel Dimensi Indikator Item

(32)
(33)
(34)

3.Pemanfaatan

Sumber Daya

d. Evaluasi hasil

e. Feedback

a. Manusia

b. Sarana dan prasarana

c. Skill/Kemampuan

8-9

10

11-17

18-21

22-24

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Nana Syaodih (2012: 210) mengemukakan bahwa : “Angket atau kuesioner

adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti

tidak langsung bertanya jawab dengan responden)”. Angket tidak selalu berbentuk

pertanyaan, melainkan dapat pula dalam bentuk pernyataan. Instrumen penelitian

ini digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data

yang akurat, sehingga setiap instrumen harus mempunyai skala. Hal tersebut

diungkapakan oleh Sugiyono (2014: 133),

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Dari beberapa jenisnya, skala yang digunakan sebagai pengukuran dalam

penelitian ini yaitu Skala Likert. Sugiyono (2014: 134) menjelaskan bahwa:

“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan skala pengukuran ini,

maka variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam

bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif skala

pengukuran yang digunakan peneliti yaitu untuk setiap alternatif jawaban setiap

(35)

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Alternatif Jawaban

Untuk Variabel X dan Variabel Y

Alternatif Jawaban X

Skor Alternatif Jawaban Y Skor

Sangat Baik 4 Selalu 4

Baik 3 Sering 3

Cukup 2 Kadang-Kadang 2

Kurang 1 Tidak Pernah 1

F. Proses pengembangan Instrumen

Angket sebagai intrumen dalam penelitian ini, tidak langsung digunakan

untuk mengumpulkan data. Akan tetapi dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk

mengetahui tingkat akurasinya terhadap responden yang memiliki karakteristik

sama dengan objek penelitian yang digunakan. Kegiatan ini dilakukan untuk

menghindari kegagalan total dalam pengumpulan data, karena instrumen yang

telah siap untuk digunakan namun belum diujicobakan seringkali memiliki

beberapa kelemahan, baik dari segi bahasa, dimensi dan indikator dari

masing-masing variabel, maupun pengukurannya. Selain itu, yang terpenting dalam uji

coba angket ini adalah untuk memberi gambaran tingkat validitas dan realibilitas

dari instrumen tersebut. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini, dilakukan

di Sentra Pendidikan BRI Lembang Bandung. Setelah uji coba angket terkumpul,

maka selanjutnya dilakukan analisis statistik untuk menguji validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian.

1. Uji Validitas

Sugiyono, (2014: 177) menyatakan bahwa “uji validitas merupakan suatu

langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (konten) dari suatu instrumen,

dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu

(36)

pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti” (Sugiyono,

2014: 363). Dari pengertian tersebut menunjukkan adanya kesamaan antara data

yang dikumpulkan dengan kondisi atau data objek yang sesungguhnya sehingga

dapat dikatakan valid (sahih). Sementara, Suharsimi Arikunto (2006: 168),

mengemukakan bahwa :

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud”.

Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas internal yang menyangkut

uji validitas konstruksi dan uji validitas isi. Uji validitas konstruk dilakukan

dengan berkonsultasi kepada ahli, dalam hal ini dosen pembimbing. Uji validitas

isi dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan dasar teori atau

konsep yang relevan serta melakukan konsultasi dengan para ahli (dalam hal ini

dosen pembimbing). Dalam prakteknya, uji validitas konstruksi dan validitas isi

dilakukan dengan menggunakan kisi-kisi intrumen yang didalamnya terdapat

variabel yang diteliti beserta dimensi yang dituangkan dalam item-item

pernyataan sebagai jabaran dari indikator.

Uji validitas dilakukan dengan analisis item yaitu dengan mengkorelasikan

antara skor item instrumen dengan skor total. Perhitungannya, dilakukan dengan

bantuan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17.0 for

Windows. Interpretasi terhadap korelasi dikemukakan oleh Sugiyono (2014: 178), bahwa “bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat”. Jadi berdasarkan analisis faktor

tersebut dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut memiliki validitas konstruksi

yang kuat. Selain itu, Sugiyono (2014: 179) memperjelas pendapatnya, bahwa :

(37)

 Jika rhitung > rkritis, maka butir/item valid

 Jika rhitung < rkritis, maka butir/item tidak valid

Uji validitas dilakukan sekaligus dengan uji reliabilitas instrumen. Uji

validitas dilakukan oleh 10 responden yaitu 10 pegawai di Sentra Pendidikan BRI

dengan jumlah item untuk variabel X sebanyak 24 buah dan variabel Y sebanyak

24 buah. Adapun hasil uji validitas untuk variabel X dan Y, sebagai berikut:

a. Uji validitas variable X (Kemampuan Kerja Pegawai)

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X

No. Item rhitung rkritis Interpretasi

(38)

Dari tabel di atas, diketahui bahwa kuesioner variabel X yang dinyatakan

valid sebanyak 19 pernyataan, karena setiap item pernyataan memiliki rhitung lebih

besar dari rtabel, sehingga pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur

untuk variabel yang diteliti. Sedangkan, untuk pernyataan yang tidak valid

sebanyak lima pernyataan disebabkan, karena memiliki rhitung lebih kecil dari rtabel.

Sehingga, dari lima pernyataan tersebut ada yang diperbaiki atau juga dihapuskan.

b. Uji validitas variabel Y (Efektivitas Kerja)

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y

24 0,487 0,30 Valid

No. Item rhitung rtabel Interpretasi

1 0,908 0,30 Valid

2 0,908 0,30 Valid

3 0,429 0,30 Valid

4 0,672 0,30 Valid

5 0,713 0,30 Valid

6 0,820 0,30 Valid

7 0,759 0,30 Valid

8 0,767 0,30 Valid

9 0,787 0,30 Valid

10 0,917 0,30 Valid

11 0,342 0,30 Valid

12 0,689 0,30 Valid

13 0,804 0,30 Valid

14 0,565 0,30 Valid

(39)

Dari tabel di atas, diketahui bahwa kuesioner variabel Y yang valid

sebanyak 22 pernyataan, karena item pernyataan tersebut memiliki rhitung lebih

besar dari rtabel, sehingga pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur

untuk variabel yang diteliti. Sedangkan untuk pernyataan tidak valid sebanyak dua

pernyataan disebabkan karena pernyataannya memiliki rhitung lebih kecil dari rtabel.

Sehingga, dari dua pernyataan tersebut ada yang diperbaiki atau juga dihapuskan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi dan

kestabilan instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data. Instrumen yang

reliabel menunjukkan bahwa alat tersebut secara konsisten memberikan hasil dari

data atau temuan yang sama, sehingga instrumen tersebut dapat dipercaya.

Pengujian reliabilitas instrumen dianalisis dengan internal concitency yaitu

dilakukan sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik

tertentu. Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha

Cronbach sebagai berikut:

Keterangan:

α

= Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach K = Jumlah item pertanyaan yang diuji

(40)

∑si² = Jumlah Variasi Skor

sx² = Varians skor-skor tes (seluruh item K)

Gambar 3.2

Rumus Alpha Cronbach

(Sumber: Rainsch, 2004: 167)

“Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)

sementara jika alpha > 0,80 ini memastikan seluruh item reliabel dan seluruh tes

secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat” (Rainsch,

2004: 164). Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut (Hilton dan

Brownlow, 2004: 364):

 Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

 Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi

 Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat

 Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah

Patokan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, berdasarkan taraf

signifikansi yang digunakan yaitu 95% (taraf kesalahan 5%) dengan N (jumlah

responden) sebanyak 10, sehingga batas minimal yang terdapat dalam rtabel adalah

0,632. Adapun hasil perhitungan reliabilitas kedua variabel dengan rumus Alpha

Cronbach dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 17.0 for

Windows, dengan hasil sebagai berikut :

a. Reliabilitas variabel X

Tabel 3.6

Hasil Uji

Reliabilitas Variabel X Variabel Cronbach's

Alpha

Kesimpulan

X 0,842 Reabilitas Tinggi

(41)

Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas

variabel X

(Kemampuan Kerja Pegawai), dengan rumus Alpha Cronbach adalah 0,842. Hal

ini menunjukkan bahwa instrumen Variabel X reliabel karena perhitungan yang

dihasilkan berada di luar batas minimal rhitung.

b. Reliabilitas variabel Y

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas

variabel Y (Efektivitas Kerja), dengan rumus Alpha Cronbach adalah 0,931. Hal

ini menunjukkan bahwa instrumen Variabel Y reliabel karena perhitungan yang

dihasilkan berada di luar batas minimal rhitung.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan data dari

permasalahan yang akan dipecahkan. Menurut Nazir (2003: 174) menjelaskan

bahwa “Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Pengumpulan data tergantung pada teknik

atau cara yang digunakan dalam mengumpulkan data dimana teknik tersebut

berfungsi untuk menjawab permasalahan-permasalahan ataupun mendapatkan

hipotesis penelitian. Ketepatan teknik atau cara yang digunakan akan

menunjukkan kualitas data yang dihasilkan. Variabel Cronbach's

Alpha

Kesimpulan

Y 0,931 Reabilitas Tinggi

(42)

Teknik pengumpulan data menjadi bagian dari tindak lanjut instrumen

penelitian, dalam arti teknik pengumpulan data akan bergantung pada instrumen

sebagai alat pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

berbagai cara, antara lain yaitu melalui wawancara, pengamatan, ujian (tes),

dokumentasi, angket/kuesioner dan sebagainya. Pengumpulan data memiliki peran

penting, karena seperti yang diketahui bahwa pada dasarnya penelitian merupakan

kegiatan dalam mengumpulkan data sebagai bahan informasi dan fakta yang akan

dianalisis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu metode angket/kuesioner dan studi dokumentasi. Kedua teknik tersebut

akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Metode angket/Kuesioner

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab” (Sugiyono, 2014: 199). Pemilihan metode angket

sebagai alat pengumpulan data dikarenakan angket memiliki kelebihan dan dirasa

efektif serta efisien dalam mengumpulkan data yang respondennya cukup banyak

dan tersebar dalam wilayah yang cukup luas. Adapun jenis angket yang digunakan

adalah angket tertutup dan berstruktur. Akdon (2008: 132) mengemukakan bahwa,

“Angket berstruktur merupakan angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter

dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”. Akdon

(2008: 131), mengemukakan tujuan penyebaran angket, yaitu :

Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan reponden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi yang diminta.

Burhan (2009: 125), mengemukakan kelebihan penggunaan angket

sebagai alat pengumpulan data, yaitu :

(43)

b. Pengumpulan data lebih mudah,terutama pada responden yang terpencar-pencar

c. Pada penelitian sampel di atas 1000, penggunaan metode ini sangat tepat

d. Walaupun penggunaan metode ini pada sampel yang relatif besar,tetapi pelaksanaannya dapat berlangsung serempak

e. Metode ini membutuhkan waktu relatif sedikit

f. Kalau metode ini dilakukan dengan menggunakan jasa pos, maka relatif tidak membutuhkan atau tidak terikat pada pengumpul data

g. Kalaupun metode ini menggunakan petugas lapangan pengumpul data, hanya terbatas pada fungsi menyebarkan dan menguhimpin angket yang telah diisi atau dijawab oleh responden

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini diperlukan untuk menunjang kelengkapan data dan

membantu mempertajam kesimpulan yang akan diambil baik melalui buku yang

relevan, peraturan, laporan kegiatan, data langsung dari tempat penelitian,

kebijakan, jurnal, serta sumber lainnya yang dianggap relevan dengan penelitian.

Menurut Arikunto (2006: 231) menjelaskan bahwa, “Metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.

Sedangkan menurut Hadari (1993: 133) “dalam penelitian kuantitatif, teknik

dokumentasi berfungsi untuk menghimpun secara kolektif bahan-bahan yang

digunakan di dalam kerangka/landasan teori, penyusunan kerangka konsep, dan

perumusan hipotesa secara tajam”. Dengan demikian, studi dokumentasi ini

menjadi hal yang penting dalam penelitian dan perlu dilakukan oleh peneliti untuk

menghasilkan penelitian yang berkualitas.

H. Analisis Data

Tahap selanjutnya yaitu analisis data, “Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan dilakukan analisis, data

tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah

(44)

Statistik sangat berperan dalam penelitian, baik dalam penyusunan, perumusan

hipotesis, pengembangan alat dan instrument penelitian, penyusunan rancangan

penelitian, penentuan sampel, maupun dalam analisis data. Dengan melakukan

analisis data, dapat diperoleh kesimpulan atas generalisasi masalah yang diteliti,

baik berupa implikasi-implikasi maupun rekomendasi untuk kebijakan

selanjutnya. Adapun tahapan analisis data, sebagai berikut :

1. Seleksi Angket

Setelah data terkumpul, proses pertama yang dilakukan yaitu pemeriksaan

data terhadap angket yang telah terkumpul dimana peneliti memeriksa

kelengkapan angket yang telah terkumpul setelah disebarkan. Kegiatan ini penting

dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul siap untuk

diolah lebih lanjut serta data yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk diolah.

. Adapun langkah-langkah dalam tahap seleksi angket, sebagai berikut :

a. Memeriksa apakah data semua angket dari responden telah terkumpul

b. Memeriksa apakah semua pertanyaan/pernyataan dijawab sesuai petunjuk

yang diberikan

c. Memeriksa apakah data yang telah terkumpul tersebut layak untuk diolah.

2. Klasifikasi Angket

Klasifikasi data merupakan tahapan kedua setelah melakukan pemeriksaan

dan penyeleksian data. Data diklasifikasikan berdasarkan variabel penelitian yaitu

variabel X (Kemampuan Kerja Pegawai) dan variabel Y (Efektivitas kerja).

Setelah itu, dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang telah

diberikan oleh setiap responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya, dimana kriteria yang digunakan yaitu menggunakan skala Likert.

Sedangkan, skor dari setiap variabel tersebut berfungsi sebagai sumber

pengolahan data selanjutnya. Jadi, pengklasifikasian data ini bertujuan untuk

mengetahui kecenderungan skor responden terhadap dua variabel yang diteliti.

3. Pengolahan Data

(45)

Teknik WMS digunakan untuk menghitung kecenderuangan rata-rata

variabel penelitian dan untuk menentukan gambaran atau kecenderungan umum

responden pada variabel penelitian. Perhitungan ini dimaksudkan untuk

menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolok ukur yang

telah ditentukan. Adapun rumus WMS sebagai berikut :

Keterangan :

X = rata-rata skor responden

X = jumlah skor dari jawaban responden

N = jumlah responden

Gambar 3.3

Rumus Weighted Means Score (WMS)

(Sumber : Muhamad, 2010: 61)

Teknik WMS ini digunakan untuk menghitung kecenderungan rata-rata

variabel penelitian serta menentukan gambaran atau kecenderungan umum

responden pada variabel penelitian. Berikut langkah-langkah yang ditetapkan

dalam pengolahan data dengan menggunakan Rumus WMS, yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunakan

Skala Likert yang nilainya 1 sampai 4.

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih

c. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan

dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom

e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakna tabel konsultasi

hasil perhitungan WMS sebagai berikut:

Tabel 3.8

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

N

X

(46)

Variabel X Variabel Y

3,01 - 4,00 Sangat Baik Sangat Baik (SB) Selalu (SL)

2,01 - 3,00 Baik Baik (B) Sering (SR)

1,01 - 2,00 Cukup Cukup (C) Kadang-Kadang

(KD)

0,01 - 1,00 Rendah Kurang (K) Tidak Pernah

(TP)

f. Mencocokkan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing

untuk menentukan kedudukan setiap variabel atau mengetahui arah

kecenderungan masing-masing variabel.

b. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dimaksudkan untuk mengetahui normal

tidaknya penyebaran data. Hasil pengujiannya akan berpengaruh terhadap teknik

statistik yang digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Winarno Surakhmad

(1998: 95), menjelaskan, bahwa :

Tidak semua populasi (maupun sampel) menyebar secara normal. Dalam hal ini, digunakan teknik yang (diduga) menyebar normal. Teknik statistik yang dipakai sering disebut teknik parametrik, sedangkan untuk penyebaran yang tidak normal dipakai teknik non parametrik, sebuah teknik yang tidak terkait oleh bentuk penyebaran.

Adapun dalam perhitungannya, pengujian normalitas data dilakukan dengan

menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows dengan rumus One Sample

Kolmogorov Smirnov Test. Adapun langkah-langkah dalam menghitung skor

kecenderungan masing-masing variabel (uji normalitas menggunakan SPSS versi

17.0), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS

(47)

3) Klik Variable View. Pada Variable View, kolom name pada baris pertama diisi

dengan variabel X dan baris kedua dengan variabel Y, kolom decimal = 0,

kolom label diisi dengan nama masing-masing variabel, selebihnya biarkan

seperti itu.

4) Klik Analyze, sorot pada Nonparametric Test, kemudian klik 1-Sample K-S

5) Sorot variabel X pada kotak Test Variable List dengan mengklik tanda

6) Klik options, kemudian pilih deskriptive pada Statistic dan Exclude cases test

by test, continue

7) Klik normal pada Test Distribution, lalu OK (Lakukan kembali untuk

menghitung uji normalitas variabel Y)

Adapun dasar keputusan uji normalitas yang digunakan peneliti adalah

dengan melihat Asymptotic Significance 2-tailed pada tabel hasil uji normalitas

dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows. “Asymptotic Significance

2-tailed merupakan pengujian nilai atau p-value untuk memastikan bahwa

distribusi teramati tidak akan menyimpang secara signifikan dari distribusi yang

diharapkan di kedua ujung two-tailed distribution (Yu, Zhen, Zhao & Zheng,

2008: 138)”. Adapun hipotesis dan dasar keputusan menurut rumus Kolmogorov Smirnov, sebagai berikut:

 Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal

 Ha : Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dengan ketentuan sebagai berikut :

Nilai Asymp Sig 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal

Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima berarti terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

c. Mengubah Skor Mentah menjadi Skor Baku

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku setiap variabel, digunakan

rumus berikut:

(48)

Gambar 3.4 Rumus Skor Baku

(Sumber : Akdon, 2008: 86 Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk

Administrasi & Manajemen)

Keterangan :

Ti = Skor baku

Xi = Skor mentah

s = Standar deviasi

x = Rata-rata (mean)

Mengubah skor mentah menjadi skor baku pada dasarnya adalah

mengubah data ordinal menjadi data interval yang digunakan dalam analisis data

angka baku/skor baku. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengubah skor

mentah menjadi skor baku, sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 86-87),

sebagai berikut:

1) Menentukan skor mentah (skor terbesar dan terkecil)

2) Menentukan rentangan (R), yaitu skor terbesar – skor terkecil

3) Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan menggunakan Rumus Sturgess

yaitu: BK = 1 + 3,3 log n

4) Menentukan panjang kelas (i), dengan rumus:

5) Membuat tabel distribusi frekuensi

6) Menentukan rata-rata atau mean ( x ), dengan rumus:

fXi

x = n R i =

(49)

7) Menentukan standar deviasi ( s ), dengan rumus:

8) Mengubah skor mentah menjadi skor baku, berdasarkan rumus yang telah

dikemukakan di atas.

4. Teknik Hipotesis Penelitian a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen. Teknik statistik yang digunakan akan

bergantung pada hasil uji normalitas distribusi data. Adapun teknik statistik yang

digunakan adalah teknik statistik parametrik yang pengujian hipotesisnya

menggunakan rumus korelasi Person Product Moment (Riduwan dan Sunarto,

2011: 80).

Gambar 3.5 Rumus Person Product Moment

(Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2011: 80)

Dalam praktek pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi

17.0 for Windows. Variabel-variabel yang akan dikorelasikan adalah variabel X

(independen) dan variabel Y (dependen), maka rxy merupakan hasil koefisien

korelasi dari kedua variabel tersebut. Selanjutnya, r xy hitung dibandingkan dengan r

xy tabel dengan taraf kesalahan 5 %. Bila harga r xy hitung > r xy tabel dan bernilai positif,

maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka hasil perhitungnan tersebut.

Langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisien korelasi untuk memberikan

interpretasi dengan menggunakan tolok ukur berdasarkan rxy hitung yang

dikemukakan oleh Riduwan dan Sunarto (2011: 81), sebagai berikut:

n.∑ fXi2–(∑ fXi)2

s =

n.(n 1)

n(∑XY)-(∑X).(∑Y) rxy =

(50)

Tabel 3.9

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

Adapun langkah untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan

program SPSS, sebagai berikut:

1) Buka program SPSS, destinasikan variable view dan definisikan dengan

mengisi kolom-kolom berikut:

Kolom Name pada baris pertama isi dengan X dan baris kedua isi dengan Y

Kolom Type isi dengan Numeric

Kolom Widht diisi dengan 8

Kolom Decimal = 0

Kolom Label untuk baris pertama diisi ketikan nama variabel X dan baris kedua dengan ketikkan nama variabel Y

Kolom Value dan Missing diisi dengan None

Kolom Coloumns diisi dengan 8

Kolom Align pilih Center

Kolom Measure pilih Scale

2) Aktifkan data view kemudian masukkan data baku variabel X dan Y

3) Klim menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate

4) Sorot variabel X dan Y, lalu pindahkan ke kotak variabel dengan cara

mengklik tanda

(51)

6) Klik Option dan tandai pada kotak pilihan Mean and Standart Deviation. Klik

continue

7) Klik Ok

b. Analisis Koefisien Determinasi

Derajat determiniasi digunakan untuk persentasi kontribusi variabel X terhadap

variabel Y. Riduwan dan Sunarto (2011: 81), mengemukakan bahwa : “… untuk

menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dapat

ditentukan dengan rumus koefisien diterminasi…”. Adapun rumus yang

digunakan sebagai berikut:

Gambar 3.6

Rumus Koefisien Determinasi

(sumber : Riduwan dan Sunarto, 2011, Pengantar Statistika (Untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis)

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi yang dicari

r2 = Koefisien korelasi

Adapun untuk mencari nilai koefisien determinasi dengan menggunakan

program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2011: 294-299), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS

2) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y

3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear

4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak dependen

5) Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model fit, R square, Descriptive, klik

continue

(52)

6) Klik plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu

Next

7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X

8) Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik Continue

9) Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan Prediction Intervals

klik Mean dan Individu, lalu Continue

10) Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability sebesar 0,05, lalu klik

continue dan Ok

Hasil R square yang akan digunakan untuk menghitung koefisien determinasi

ada pada Tabel Model Summary.

c. Uji Tingkat Signifikasi

Untuk menguji signifikasi hasil korelasi variabel indipenden dan dipenden

maka perlu dilakukan uji tingkat signifikasi. Sehingga, dapat diketahui hubungan

signifikasinya tersebut dapat berlaku untuk seluruh populasi atau tidak. Untuk

mengujinya, maka peneliti menggunakan rumus Uji Signifikasi, yaitu:

Gambar 3.7

Rumus Uji Signifikasi

(Sumber: Akdon, 2008, Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi &

Manajemen)

Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen)

Keterangan:

t = Nilai thitung

r = Koerfisien korelasli hasil rhitung

n = Jumlah responden

r

n - 2

thitung =

Gambar

Gambar 1.1 Faktor Efektivitas Kerja
Gambar 3.1  Desain Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat diberikan terkait upaya pengelolaan lingkungan kawasan mangrove adalah perlu dilakukan penanaman dan pengkayaan jenis mangrove di Kelurahan Kuala,

Dalam tugas akhir ini akan dirancang sistem monitoring ruangan menggunakan kamera webcam tipe SF-1007 berbasis rangkaian elektronika Arduino. Gerakan mekasnis kamera webcam

Untuk kebutuhan pengendalian gerakan kamera webcam ini menggunakan dua buah motor DC, dimana motor DC yang pertama digunakan untuk pengendalian gerakan vertical (dari atas

Analisis Kualitas Hasil Praktek Kebaya Pada Peserta Didik Kelas XII SMK Negeri 2 Baleendah.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga dapat di set-up atau di

Untuk meningkatkan due professional care serta kualitas audit sebaiknya Kantor Akuntan Publik memberikan peningkatan pemahaman interpersonal dengan cara memahami

kecamatan // Hal ini disampaikan oleh Suryatiningsih Budi Lestari / Divisi Hukum Dan Pengawasan Antar Lembaga KPU Kabupaten Sleman // ditambahkan / sebelum ada perpu yang mengatur

Dalam praktiknya, istilah penilaian kinerja ( performance appraisal ) dan evaluasi kinerja ( performance evaluation ) dapat digunakan secara bergantian atau bersamaan karena