DI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan
Oleh
FITRI AFRIANTIKA 1006690
Oleh Fitri Afriantika
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Fitri Afriantika 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
ABSTRAK ... ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... .... iii
DAFTAR ISI ... ... . v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... .... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... .... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... .. 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Organisasi Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 10
1. Definisi Kemampuan Kerja ... 10
2. Pengukuran Kemampuan Kerja ... 12
3. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Kerja ... 18
4. Penilaian Kemampuan Kerja ... 18
5. Strategi Meningkatkan Kemampuan Kerja ... 21
6. Definisi Efektivitas Kerja ……….... .... 22
8. Aspek Pengukuran efektivitas Kerja ………... .... 29
B. Penelitian Terdahulu ... 31
C. Kerangka Pemikiran ... 33
D. Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 36
1. Lokasi Penelitian ... 36
2. Populasi Penelitian ... 36
3. Sampel Penelitian ... 39
B. Desain Penelitian ... 39
C. Metode Penelitian ... 41
D. Definisi Operasional ... 42
E. Instrumen Penelitian ... 44
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 48
G. Teknik Pengumpulan Data ... 54
H. Analisis Data ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 68
1. Objek Penelitian ... 68
2. Analisis Data ... 75
a. Seleksi Angket... 75
b. Klasifikasi Data ... 75
c. Perhitungan Uji Kecenderungan Umum ... 76
d. Uji Normalitas Distribusi Data ... 83
e. Mengubah Data Mentah Menjadai Data Baku ... 84
f. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 86
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi Kemampuan Intelektual ... 15
Tabel 3.1 Jumlah Populasi ... 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 47
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Alternatif Jawaban ... 51
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X ... 53
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 54
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ... 57
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 57
Tabel 3.8 Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 62
Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 66
Tabel 4.1 Kategori Diklat ………. 73
Tabel 4.2 Daftar Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat ... 77
Tabel 4.3 Skor metah Variabel X dan Y ... 80
Tabel 4.4 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 81
Tabel 4.5 Deskripsi Kecenderungan Skor Variabel X ... 81
Tabel 4.6 Deskripsi Kecenderungan Skor Variabel Y ... 85
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel X ... 88
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Y ... 89
Tabel 4.9 Hasil Data Baku Variabel X ... 89
Tabel 4.10 Hasil Data Baku Variabel Y ... 90
Tabel 4.11 Nilai Korelasi Antar Variabel ... 91
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 92
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi ... 94
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Faktor Efektivitas Kerja ……….. 5
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ……… 35
Gambar 2.2 Hipotesis Penelitian ………. 37
Gambar 3.1 Desain Penelitian ………. 43
Gambar 3.2 Rumus Alpha Cronbach ……….. 56
Gambar 3.3 Rumus Weighted Means Score (WMS) ………. 61
Gambar 3.4 Rumus Skor Baku ……….. 64
Gambar 3.5 Rumus Person Product Moment ………..….. 65
Gambar 3.6 Rumus Koefisien Determinasi ……… 67
Gambar 3.7 Rumus Uji Signifikasi ……… 68
Gambar 3.8 Rumus regresi sederhana ……… 70
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Administrasi Penelitian ... 105
Lampiran II Kisi-Kisi Instrumen dan Instrumen Penelitian ... 106
Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 107
Lampiran IV Analisis Hasil Perhitungan SPSS ... 108
Lampiran V Daftar Tabel ... 109
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai Terhadap
Efektivitas Kerja Di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Geologi Bandung”. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini menyangkut kemampuan kerja dan pengaruhnya terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat geologi Bandung. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat geologi Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, yang menjadi sampel penelitian yaitu seluruh pegawai di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat geologi Bandung sebanyak 30 orang. Analisis perhitungan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Microsoft
Excel 2007 dan SPSS for windows versi 17.00.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus weighted Means Score (WMS), gambaran umum variabel x (kemampuan kerja pegawai) berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 2,91. Sementara gambaran umum variabel Y (efektivitas kerja) berada pada kategori sangat baik, dengan skor 3,01. Hasil uji normalitas terhadap distribusi data menunjukkan bahwa variabel x dan variabel y berdistribusi normal, selanjutnya Korelasi variabel x dan y yaitu memiliki hubungan yang signifikan. Hal tersebut dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,573 yang berada pada kategori cukup kuat, dengan koefisien determinasi sebesar 32,8% serta analisis regresi yaitu Ỷ = 18,870 + 0.573X yang bersifat signifikan dan linier.
ABSTRACT
This research was titled "Influence of Employee work Ability To The Effectiveness of work in Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung ". The problems discussed in this study concerns the employee work Ability and that influence to Effectiveness of work in Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung. This research aims to obtain the actual description about the influence of the employee work ability to Effectiveness of work in Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.
This research uses descriptive quantitative approach. Data was collected by questionnaire covered. The sample in this research is all employee who work on Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung amount of 30 respondent. This research was analys used a program through Microsoft Excel 2007 and SPSS versi 17.00 for windows.
Based on calculations using the formula Weight Means Score (WMS), an overview of the variables X (Employee Work ability ) is in good category with an average score of 2,91. While an overview of variable Y (Effectiveness of work) in the category very good, with an average score of 3,01. Result of the normally distribution of data test showed that the variables x and variables y are normally distributed. Correlation of variables X and Y have a significant relationship. It can be seen from the correlation coefficient is 0.573 which is in a strong enough category and significant, with a coefficient of determination of 32,8%, and the results of the regression analysis is Ỷ = 18,870 + 0,573X that is both significant and linear.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, Pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan yang sangat
penting guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi
sehingga mampu menyesuaikan diri serta menghadapi berbagai masalah dan
tantangan yang muncul seiring dengan perkembangan zaman. Menurut
Sastradipoera (dalam Pratiwi, 2012:2) mengemukakan bahwa:
Pelatihan adalah salah satu jenis proses pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pengembangan sumber daya manusia yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang diutamakan praktek daripada teori.
Pelatihan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas seorang pegawai dan
dibutuhkan di masa sekarang. Pelatihan menjadi begitu penting karena:
1. Sumber daya manusia atau pegawai yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi;
2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempengaruhi suatu organisasi;
3. Promosi dalam suatu organisasi adalah suatu keharusan, apabila organisasi itu mau berkembang; dan
4. Dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi, baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi para pegawai agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa pembangunan (Hamalik dalam Pratiwi, 2012:4).
Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi
juga meningkatkan keterampilan bekerja, mengembangkan wawasan, sikap dan
perilaku baru dari setiap peserta pelatihan, menguasai berbagai pengetahuan dan
keterampilan baru yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan persyaratan
kualitatif pekerjaan, dan mengembangkan sikap agar setiap peserta pelatihan cepat
menyesuaikan diri, tanggap, kreatif dan mandiri dalam setiap perubahan
persyaratan kerja yang terus menerus berubah, dengan demikian meningkatkan
pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah upaya
peningkatan kemampuan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Pendidikan dan pelatihan harus diselenggarakan secara efektif sehingga
mampu mencapai hasil yang maksimal, hal ini dapat dicapai apabila dalam
lembaga pendidikan dan pelatihan itu sendiri terdapat efektivitas kerja dari para
pegawai sebagai penyelenggara diklat. Organisasi atau lembaga memiliki berbagai
aktivitas yang harus dijalankan demi mencapai tujuan organisasi. Berbagai
aktivitas yang dijalankan oleh organisasi tidak akan lepas dari sumberdaya
manusia, menurut Silalahi (1983: 23) mengemukakan bahwa: “Sumberdaya
manusia merupakan sumberdaya yang penting bagi organisasi dibanding
sumberdaya yang lainnya, hal ini disebabkan sumberdaya manusia mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi organisasi”. Efektivitas menunjukkan taraf tercapainya
suatu tujuan. Peranan tenaga kediklatan disini merupakan peranan kunci yaitu
membantu proses belajar peserta diklat agar dapat mencapai perubahan perilaku
dan meningkatkan kompetensi mereka seperti yang diharapkan. Menurut Tamim
dan Hermansjah (2002 : 13) mengemukakan bahwa :
Efektivitas diklat dapat terlihat antara lain dari terlaksananya seluruh program diklat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan, rapinya penyelenggaraan seluruh kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dedikasi dan kemampuan para penyelenggara, efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia, tercapainya sasaran yang telah ditetapkan bagi program diklat.
Efektivitas kerja sangat penting bagi organisasi karena jika terlaksana
efektivitas kerja maka proses pencapaian tujuan akan lebih lancar dan tertib,
proses analisa dan perumusan kebijakan yang mantap, penyusunan program yang
tepat, pelaksanaan yang efektif dan efisien.
Pusdiklat Geologi merupakan salah satu lembaga pemerintah dalam
mengelola pengembangan sumberdaya manusia di bidang geologi di bawah Badan
Pendidikan dan Pelatihan Energi dan sumber Daya Mineral. Dengan adanya pusat
negara untuk menghasilkan tenaga kerja dan sumberdaya manusia berkualitas dan
berdaya saing tinggi dalam mengarungi era globalisasi, namun dalam setiap
kegiatan selalu ada masalah dan tantangan yang dihadapi, dalam pelaksanaannya
kegiatan pendidikan dan pelatihan bukan hanya semata sebagai kegiatan
penyerapan dana saja namun benar-benar memberikan manfaat kepada
sumberdaya manusia sesuai dengan kebutuhannya di lapangan, sehingga dalam
penyelengaraan diklat harus seefektif dan seefisien mungkin. Beberapa masalah
yang muncul dalam penyelenggaran diklat di Pusdiklat Geologi diantaranya dalam
hal pencapaian perencanaan, masih ada beberapa diklat yang tidak terlaksana,
menurut data evaluasi penyelenggaraan diklat tahun 2013 dari 77 diklat, yang
terlaksana sebanyak 75 diklat saja, begitu juga dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dalam hal teknis, masi ditemukan beberapa kekurangan seperti keterlambatan
pelaksanaan diklat, pemberian modul kepada peserta, juga penanganan pekerjaan
ketika jumlah pekerjaan yang banyak. hal ini mengacu pada efektivitas kerja
pegawai.
Efektivitas berasal dari kata efektif, Ametembun (dalam Cordelia, 2009: 9)
mengemukakan bahwa: „Efektivitas adalah suatu kesanggupan untuk mewujudkan
sesuatu‟. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009: 59) “Efektivitas merupakan
suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai”.
Menurut Steers (1985: 46) mendefinisikan bahwa “Efektivitas adalah sejauh mana
organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai semua
sasarannya”. Hal ini sejalan dengan pendapat komarudin (1979: 148) yang
menyatakan bahwa : “efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat
keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Efektivitas merupakan hasil dari proses manajemen yang dijalankan oleh
organisasi.
2. Efektivitas merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam memenuhi
tujuan yang ditetapkan.
4. Efektivitas adalah kesesuaian antara yang diharapkan dengan kenyataan yang
terjadi.
Definisi kerja menurut Muhammad Ali (1996: 181) “kerja adalah
perbuatan melakukan suatu pekerjaan”. Selanjutnya menurut layudi (1996: 134) “keja adalah tenaga (mental, skill, kekuatan, dan jasmaniah) untuk menciptakan
atau mewujudkan sesuatu yang sebelumnya merupakan sebuah rencana.
Pendapat Ametembun (dalam Cordelia, 2009: 40) menjelaskan bahwa
pengertian efektivitas kerja sebagai berikut :
Efektivitas kerja adalah keadaan atau keberhasilan suatu kerja dari pegawai untuk memberikan guna yang diharapkan dengan kriteria bahwa tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai melalui kegiatan-kegiatan yang terus menerus ditopang oleh berbagai keadaan, baik kualitas maupun kuantitas, sarana dan alat-alat kerja yang digunakan.
Adapun uraian efektivitas kerja menurut P. Siagian (dalam cordelia,
2002:40) sebagai berikut:
a. Ketepatan sasaran kerja (tujuan). Ketepatan sasaran kerja memiliki aspek yang meliputi ketepatan perencanaan dan pelaksanaan program kerja sesuai dengan sasaran yang hendak dituju oleh lembaga.
b. Ketepatan penyelesaian kerja (ketepatan waktu). Ketepatan penyelesaian kerja memiliki aspek yang diungkap meliputi ketepatan penyelesaian program kerja sesuai dengan target waktu yang telah direncanakan tanpa mengurangi standar kualitas.
c. Ketepatan penggunaan biaya operasional. Ketepatan penggunaan biaya operasional ini memiliki aspek yang meliputi ketepatan pengalokasian dan penggunaan anggaran program kerja lembaga.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, The Liang gie
(dalam Pursanto, 2002:37) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Gibson, Ivancevich, Donnely (dalam Wahid, 1986 : 25) faktor
yang mempengaruhi efektivitas kerja adalah :
Gambar 1.1
Faktor Efektivitas Kerja
(Sumber : Wahid, 1986)
Sumber daya manusia mempengaruhi efektivitas dan efisiensi organisasi,
sehingga efektivitas individu yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap
efektivitas kerja. Dari aspek-aspek yang menjadi efektivitas individu, kemampuan
merupakan suatu unsur penting bagi individu untuk dapat melaksanakan
pekerjaannya. kemampuan menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas
atau pekerjaan. kemampuan seseorang merupakan perwujudan dari pengetahuan
dan ketrampilan yang dimiliki. Menurut Gibson, (1996 : 54), “kemampuan ialah
sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang
menyelesaikan pekerjaannya”.
Moenir (2000 : 81) menyatakan bahwa “kemampuan dalam hubungannya
dengan pekerjaan sebagai variabel individu”. Kemampuan tidak dapat dipisahkan
dengan konsep ketrampilan. Ketrampilan dalam hal ini merupakan sifat (bawahan
sejak lahir atau dipelajari) yang memungkinkan seorang melakukan sesuatu yang
bersifat mental atau fisik, maka ketrampilan dinyatakan sebagai kecapan yang
berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan dalam tugas. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan adalah pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki oleh para pegawai yang diperoleh melalui
pendidikan, latihan, dan pengalaman yang diperguankan dalam melaksanakan
tugas.
Keberhasilan tujuan organisasi berhubungan dengan kemampuan seorang
pegawai, Streers (1985 : 147) berpendapat bahwa “keberhasilan manajemen erat
hubungannya dengan tingkat kemampuan intelektual seseorang”. Dengan
demikian dapat disimpulan bahwa kemampuan kerja adalah kesanggupan pegawai
untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya dalam rangka
melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan Kerja
mengacu kepada beberapa indikator, menurut Gibson (1996: 55) menjelaskan ada
beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh pegawai untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi kerja, yaitu “kemampuan berinteraksi (interaction
ability), kemampuan konseptual (conceptual ability), kemampuan
Administrasi/teknis.”
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan kerja
merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja pegawai yang menjadi
permasalahan di pusdiklat geologi, diharapkan dengan adanya penelitian yang
membahas mengenai dua variable ini mampu memberikan titik terang sebagai
solusi pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai bagaimana kemampuan kerja pegawai di Bidang
Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung berpengaruh
terhadap efektivitas kerja. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “PENGARUH
B. Identifikasi Masalah penelitian
Efektivitas kerja pegawai dalam suatu organisasi merupakan kunci dari
tercapainya tujuan organisasi tersebut. Dalam Penyelenggaraan diklat di Pusdiklat
Geologi Bandung Efektivitas kerja sangat dibutuhkan sesuai yang dikemukakan
Tamim dan Hermansjah (2002: 13) bahwa :
Efektivitas diklat dapat terlihat antara lain dari terlaksananya seluruh program diklat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan, rapinya penyelenggaraan seluruh kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dedikasi dan kemampuan para penyelenggara.
Dengan kata lain apabila terjadi efektivitas kerja pegawai maka tujuan
organisasi akan dapat dicapai secara maksimal. Masalah yang ditemukan di
Pusdiklat Geologi sebagaimana data hasil evaluasi penyelenggaran diklat tahun
2013 bahwa masih ada diklat yang tidak terlaksana, disebutkan dari 77 diklat 75
diklat yang terlaksana, selain itu sering terjadi keluhan dari peserta diklat adanya
keterlambatan penyelenggaraan serta keterlambatan penyampaian modul diklat
sehingga menghambat proses pembelajaran peserta diklat. Jumlah diklat yang
tidak sedikit dalam satu tahun dengan sumber daya pegawai yang ada seringkali
membuat dinamika kerja pegawai sangat sibuk di akhir tahun dan memerlukan
tenaga tambahan. Masalah diatas berkaitan dengan efektivitas kerja.
Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada variable X yaitu
kemampuan kerja pegawai dengan dimensi kemampuan berinteraksi (interaction
ability), kemampuan konseptual (conceptual ability), dan kemampuan
administrasi. Sedangkan Variabel Y, peneliti membatasi masalah mengenai
efektivitas kerja dengan dimensi hasil kerja, metode kerja, dan pemanfaatan
sumber daya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis
dapat menyimpulkan rumusan masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Bagaimana kemampuan kerja pegawai di Bidang Penyelenggaraan dan
2. Bagaimana efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat
Pusdiklat Geologi Bandung?
3. Seberapa besar pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja
di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang seberapa besar pengaruh kemampuan kerja
pegawai terhadap efektivitas kerja di bidang penyelenggaraan dan evaluasi
diklat Pusdiklat Geologi Bandung.
2. Tujuan Khusus
a.Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kemampuan kerja
pegawai di bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi
Bandung.
b.Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai efektivitas kerja di
bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.
c.Untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh
kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di bidang
penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.
3. Manfaat Penelitian a. Segi Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai pengaruh
kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja, sebagai sarana
memberikan referensi untuk pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan
b. Segi Operasional
1) Bagi Peneliti, diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini akan
menambah wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu
Administrasi Pendidikan khususnya dalam pengaruh kemampuan kerja
pegawai terhadap efektivitas kerja
2) Bagi lembaga, diharapkan dengan dilakukan penelitian ini dapat menjadi
masukan bagi pihak lembaga dalam efektivitas kerja sehingga
meningkatkan pencapaian tujuan lembaga dan kepuasan peserta pendidikan
dan pelatihan.
E.Struktur Organisasi Penelitian
Secara garis besar struktur organisasi penulisan skripsi ini dibagi menjadi
lima bagian atau bab, yang dimulai dari Bab I berisi Pendahuluan. Kemudian
berturut-turut: Bab II berisi Kajian Pustaka, Penelitian Terdahulu, Kerangka
Pemikiran, dan Hipotesis Bab III berisi Metode Penelitian, Bab IV tentang Hasil
Penelitian dan Pembahasan, serta Bab V berisi Kesimpulan dan Saran.
Bab I PEDAHULUAN berisi beberapa sub bab, yaitu: Latar Belakang
Penelitian; Identifikasi Masalah Penelitian; Rumusan Masalah
Penelitian; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; serta Struktur
Organisasi Skripsi.
Bab II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN terdiri dari sub bab:
Kemampuan Kerja Pegawai dan Efektivitas Kerja, Penelitian
Terdahulu, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.
Bab III METODE PENELITIAN terbagi menjadi sub bab: Lokasi, Populasi
dan Sampel; Desain Penelitian; Metode Penelitian; Definisi
Operasional; Instrumen Penelitian; Proses Pengembangan Instrumen;
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terdiri dari sub bab:
Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Analisis Data.
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN, terbagi menjadi sub bab: Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sample Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian
tentang pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja. Penelitian
dilakukan di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Geologi Bandung, Jawa Barat.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan kumpulan dari beberapa objek/subjek yang ditetapkan
oleh peneliti sebagai sumber data penelitian. “Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2014: 117). Untuk mendapatkan populasi
yang tepat dan sesuai dengan kajian yang akan diteliti, maka peneliti perlu
mengidentifikasi sumber data yang diperlukan sehingga relevan dan mengacu
pada permasalahan penelitian.
Permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh
kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan
dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi. Sehingga yang
dijadikan populasi dalam penelitian ini yaitu pegawai di Bidang Penyelenggaraan
dan Evaluasi Diklat (BPED) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung.
Berikut jumlah pegawai di BPED Pusdiklat Geologi.
Tabel 3.1
Jumlah Populasi
1 Ir. Eka Tofani Putranto
4 Dra. Ratih Wiratnawati
NIP. 195410211980032001 IV/b
Widyaiswara Madya/ Staf
7 Iwan Fahlevi Setiawan,S.T.,M.T
NIP. 197805222005021001 III/b
Widyaiswara Pertama/ Staf Sub Bidang
Penyelenggaraan Diklat
8
Denny Lumban Raja, S. Kom., M.T.
14 Ferdy Firmansyah, S.T., M.T.
15 Herman Suhyana
20 Suyudi Rusmana, A.Md.
29 Nanang Sopian
Outsourching
30 Demas Dirgahari
Outsourching
(Sumber : Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi 2014)
3. Sampel Penelitian
Sugiyono (2014: 118) menjelaskan bahwa, “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik sampling
terdapat dua macam, antara lain Probability Sampling dan Non Probability
Sampling. Peneliti memilih Non Probability Sampling, dimana teknik ini tidak
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Dalam teknik sampel tersebut, terdapat beberapa macam. Peneliti
memilih sampling jenuh. “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2014 : 124).
Peneliti menggunakan teknik sampling ini karena jumlah populasi kurang dari 40
orang serta dapat menggeneralisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Populasi
dalam penelitian ini adalah 30 orang pegawai Bidang Penyelenggaraan dan
Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut
dilaksanakan sebagaimana diungkapkan Nasution (2009 : 23) bahwa, “desain
penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data
agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian
itu”. Nasution (2009: 23-24) mengemukakan kegunaan desain penelitian, sebagai berikut :
b. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.
c. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.
Menurut Nasution (2009: 56), proses desain penelitian yaitu:
1. Identifikasi dan pemilihan masalah 2. Pemilihan kerangka konseptual
3. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis 4. Membangun penyelidikan dan percobaan
5. Memilih dan mendefinisikan pengukuran variabel 6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan 7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
8. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data 9. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistic
10.Penulisan laporan hasil penelitian
Dari pernyataan diatas maka peneliti memaparkan desain penelitiannya
sebagai berikut :
Desain penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu input, proses, dan output. Pada
bagian input merupakan latar belakang penelitian berupa hasil studi pendahuluan,
latar belakang berisi fenomena umum terdiri dari teoritis dan keadaan yang
seharusnya, serta fenomena khusus berupa data empiris dan keadaan yang terjadi
di lapangan. Dari latar belakang penelitian terdapat pula rumusan masalah yang
kemudian rumusan masalah akan memperjelas alur penelitian terhadap pengujian
hipotesis penelitian. Selanjutnya lahirnya hipotesis penelitian akan menentukan
metode dan pendekatan penelitian yang digunakan. Dengan demikian bagian input
lebih mengacu pada perencanaan penelitian. Pada bagian proses banyak langkah
dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data, seperti mendefinisikan variabel
penelitian, menyusun alat pengumpulan data, dan lainnya. Maka dari hal ini, akan
muncul kesimpulan dari penelitian yang tiada lain adalah pengujian hipotesis itu
sendiri. Penarikan kesimpulan atas hasil dari analisis data dan pengujian hipotesis
merupakan output penelitian. Dengan output ini akan diperoleh informasi apakah
atau sebaliknya. Bagian ini juga, akan melahirkan berbagai rekomendasi atau
feedback yang nantinya dapat digunakan untuk berbagai pihak, baik untuk diteliti
kembali atau bahkan digunakan/dimanfaatkan.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
C. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian
merupakan hal yang penting dalam penelitian, dimana metode penelitian akan
Output
Input
Proses
Latar Belakang masalah
Fenomeman umum : teoritik, keadaan yang seharusnya
Fenomema khusus : empirik, keadaan yang terjadi
Kesimpulan
Hipotesis
Pengumpulan Data Analisis Data variable X dan Y
Metode dan Pendekatan Rumusan Masalah
dijadikan pedoman untuk menjalankan penelitian. Seperti yang diungkapkan Nana
Syaodih (2012 : 52) bahwa,
metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasarkan oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.
Selain itu pula Sugiyono (2014: 6) menjelaskan bahwa,
metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. “Penelitian deskriptif mengkaji bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan
fenomena lain” (Nana Syaodih, 2012 : 72). Dijelaskan oleh sugiyono (2014: 14) bahwa,
metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian.
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena pendekatan ini
mengutamakan nilai-nilai matematis, terencana dan keakuratan dalam
memecahkan permasalahan tersebut serta membuktikan hipotesis penelitian
dengan hitungan statistik serta pengumpulan data yang terkontrol dengan tujuan
menunjukan hubungan antar variabel, menguji teori, mencari generalisasi yang
mempunyai nilai prediktif. Peneliti menggunakan metode deskriptif karena pada
penelitian ini peneliti tidak melakukan control dan manipulasi variabel penelitian.
Metode deskriptif pun digunakan karena metode ini berusaha menggambarkan
D. Definisi Operasional
Moh. Nazir ( 2003: 152) mengemukakan bahwa “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara
memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu
operasional”.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa definisi
operasional adalah suatu definisi diberikan oleh peneliti dan sekaligus
memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel
penelitian.
1. Kemampuan kerja pegawai
Kemampuan kerja pegawai merupakan kesanggupan pegawai di bidang
penyelenggaraan dan evaluasi diklat pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Bandung untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya dalam rangka
melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya sehingga mencapai
hasil kerja yang maksimal. Gibson (1990: 55) menjelaskan ada beberapa
kemampuan yang harus dimiliki oleh pegawai untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi kerja:
a. Kemampuan berinteraksi (interaction ability) yang meliputi unsur:
1) Kemampuan seseorang pegawai untuk menciptakan dan menjaga hubungan pribadi
2) Kemampuan seseorang pegawai untuk berkomunikasi dengan rekannya secara efektif
3) Kemampuan seseorang pegawai untuk menangani konflik dengan orang lain maupun teman sekerja
4) Kemampuan untuk meningkatkan atau mempertahankan rasa keadilan dan persamaan kedudukan dalam suatu sistem imbalan.
b. Kemampuan konseptual (conceptual ability), meliputi :
1) Kemampuan seseorang pegawai untuk membina dan menganalisis informasi baik dan dalam maupun dan luar lingkungan organisasi
2) Kemampuan untuk merefleksikan arti perubahan tersebut dalam tugas 3) Kemampuan untuk menentukan keputusan yang berkaitan dengan bidang
tugasnya
4) Kemampuan untuk melakukan perubahan dalam pekerjaannya terutama yang perlu dalam organisasi.
1) Kemampuan seseorang pegawai untuk mengembangkan dan mengikuti rencana-rencana kebijakan dan prosedur yang efektif;
2) Kemampuan untuk memproses tatawarkat átau kertas kerja dengan baik, teratur, dan tepat waktu;
3) Kemampuan untuk mengelola pengeluaran atas suatu anggaran
4) Kemampuan untuk menggunakan pengetahuannya, peralatan-peralatan, pengalaman, dan teknis-teknis dan berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah.
2. Efektivitas kerja
Efektivitas kerja adalah keadaan yang menunjukan ketercapaiannya suatu
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi
Diklat Pusdiklat Geologi bandung dengan pengerahan segala daya yang terdapat
pada manusia melalui aktivitas-aktivitasnya. Pengukuran efektivitas kerja dalam
penelitian ini terdiri dari hasil kerja, metode kerja, pencarian dan pemanfaatan
sumber daya.
E. Instrumen penelitian
Dijelaskan oleh Sugiyono (2014: 133) bahwa, “Instrumen penelitian
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
kuantitatif yang akurat”. Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, yang secara spesifik berhubungan dengan variabel penelitian.
Alat ukur atau instrumen yang digunakan harus berdasarkan pada karakteristik
sumber data dari variabel yang diteliti, sehingga mempermudah peneliti dalam
memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Langkah pertama dari
penyusunan instrumen yaitu menentukan dan menetapkan variabel penelitian.
Setelah ditetapkan variabelnya, tahap selanjutnya yaitu memberikan definisi
operasional dari setiap variabelnya dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator
yang akan diukur. Setelah itu, indikator tersebut dipaparkan menjadi butir-butir
pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No. Variabel Dimensi Indikator Item
3.Pemanfaatan
Sumber Daya
d. Evaluasi hasil
e. Feedback
a. Manusia
b. Sarana dan prasarana
c. Skill/Kemampuan
8-9
10
11-17
18-21
22-24
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.
Nana Syaodih (2012: 210) mengemukakan bahwa : “Angket atau kuesioner
adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden)”. Angket tidak selalu berbentuk
pertanyaan, melainkan dapat pula dalam bentuk pernyataan. Instrumen penelitian
ini digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
yang akurat, sehingga setiap instrumen harus mempunyai skala. Hal tersebut
diungkapakan oleh Sugiyono (2014: 133),
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Dari beberapa jenisnya, skala yang digunakan sebagai pengukuran dalam
penelitian ini yaitu Skala Likert. Sugiyono (2014: 134) menjelaskan bahwa:
“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan skala pengukuran ini,
maka variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam
bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif skala
pengukuran yang digunakan peneliti yaitu untuk setiap alternatif jawaban setiap
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Alternatif Jawaban
Untuk Variabel X dan Variabel Y
Alternatif Jawaban X
Skor Alternatif Jawaban Y Skor
Sangat Baik 4 Selalu 4
Baik 3 Sering 3
Cukup 2 Kadang-Kadang 2
Kurang 1 Tidak Pernah 1
F. Proses pengembangan Instrumen
Angket sebagai intrumen dalam penelitian ini, tidak langsung digunakan
untuk mengumpulkan data. Akan tetapi dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk
mengetahui tingkat akurasinya terhadap responden yang memiliki karakteristik
sama dengan objek penelitian yang digunakan. Kegiatan ini dilakukan untuk
menghindari kegagalan total dalam pengumpulan data, karena instrumen yang
telah siap untuk digunakan namun belum diujicobakan seringkali memiliki
beberapa kelemahan, baik dari segi bahasa, dimensi dan indikator dari
masing-masing variabel, maupun pengukurannya. Selain itu, yang terpenting dalam uji
coba angket ini adalah untuk memberi gambaran tingkat validitas dan realibilitas
dari instrumen tersebut. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini, dilakukan
di Sentra Pendidikan BRI Lembang Bandung. Setelah uji coba angket terkumpul,
maka selanjutnya dilakukan analisis statistik untuk menguji validitas dan
reliabilitas instrumen penelitian.
1. Uji Validitas
Sugiyono, (2014: 177) menyatakan bahwa “uji validitas merupakan suatu
langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (konten) dari suatu instrumen,
dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu
pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti” (Sugiyono,
2014: 363). Dari pengertian tersebut menunjukkan adanya kesamaan antara data
yang dikumpulkan dengan kondisi atau data objek yang sesungguhnya sehingga
dapat dikatakan valid (sahih). Sementara, Suharsimi Arikunto (2006: 168),
mengemukakan bahwa :
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud”.
Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas internal yang menyangkut
uji validitas konstruksi dan uji validitas isi. Uji validitas konstruk dilakukan
dengan berkonsultasi kepada ahli, dalam hal ini dosen pembimbing. Uji validitas
isi dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan dasar teori atau
konsep yang relevan serta melakukan konsultasi dengan para ahli (dalam hal ini
dosen pembimbing). Dalam prakteknya, uji validitas konstruksi dan validitas isi
dilakukan dengan menggunakan kisi-kisi intrumen yang didalamnya terdapat
variabel yang diteliti beserta dimensi yang dituangkan dalam item-item
pernyataan sebagai jabaran dari indikator.
Uji validitas dilakukan dengan analisis item yaitu dengan mengkorelasikan
antara skor item instrumen dengan skor total. Perhitungannya, dilakukan dengan
bantuan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17.0 for
Windows. Interpretasi terhadap korelasi dikemukakan oleh Sugiyono (2014: 178), bahwa “bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat”. Jadi berdasarkan analisis faktor
tersebut dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut memiliki validitas konstruksi
yang kuat. Selain itu, Sugiyono (2014: 179) memperjelas pendapatnya, bahwa :
Jika rhitung > rkritis, maka butir/item valid
Jika rhitung < rkritis, maka butir/item tidak valid
Uji validitas dilakukan sekaligus dengan uji reliabilitas instrumen. Uji
validitas dilakukan oleh 10 responden yaitu 10 pegawai di Sentra Pendidikan BRI
dengan jumlah item untuk variabel X sebanyak 24 buah dan variabel Y sebanyak
24 buah. Adapun hasil uji validitas untuk variabel X dan Y, sebagai berikut:
a. Uji validitas variable X (Kemampuan Kerja Pegawai)
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X
No. Item rhitung rkritis Interpretasi
Dari tabel di atas, diketahui bahwa kuesioner variabel X yang dinyatakan
valid sebanyak 19 pernyataan, karena setiap item pernyataan memiliki rhitung lebih
besar dari rtabel, sehingga pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur
untuk variabel yang diteliti. Sedangkan, untuk pernyataan yang tidak valid
sebanyak lima pernyataan disebabkan, karena memiliki rhitung lebih kecil dari rtabel.
Sehingga, dari lima pernyataan tersebut ada yang diperbaiki atau juga dihapuskan.
b. Uji validitas variabel Y (Efektivitas Kerja)
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y
24 0,487 0,30 Valid
No. Item rhitung rtabel Interpretasi
1 0,908 0,30 Valid
2 0,908 0,30 Valid
3 0,429 0,30 Valid
4 0,672 0,30 Valid
5 0,713 0,30 Valid
6 0,820 0,30 Valid
7 0,759 0,30 Valid
8 0,767 0,30 Valid
9 0,787 0,30 Valid
10 0,917 0,30 Valid
11 0,342 0,30 Valid
12 0,689 0,30 Valid
13 0,804 0,30 Valid
14 0,565 0,30 Valid
Dari tabel di atas, diketahui bahwa kuesioner variabel Y yang valid
sebanyak 22 pernyataan, karena item pernyataan tersebut memiliki rhitung lebih
besar dari rtabel, sehingga pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur
untuk variabel yang diteliti. Sedangkan untuk pernyataan tidak valid sebanyak dua
pernyataan disebabkan karena pernyataannya memiliki rhitung lebih kecil dari rtabel.
Sehingga, dari dua pernyataan tersebut ada yang diperbaiki atau juga dihapuskan.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi dan
kestabilan instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data. Instrumen yang
reliabel menunjukkan bahwa alat tersebut secara konsisten memberikan hasil dari
data atau temuan yang sama, sehingga instrumen tersebut dapat dipercaya.
Pengujian reliabilitas instrumen dianalisis dengan internal concitency yaitu
dilakukan sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik
tertentu. Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut:
Keterangan:
α
= Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach K = Jumlah item pertanyaan yang diuji∑si² = Jumlah Variasi Skor
sx² = Varians skor-skor tes (seluruh item K)
Gambar 3.2
Rumus Alpha Cronbach
(Sumber: Rainsch, 2004: 167)
“Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0,80 ini memastikan seluruh item reliabel dan seluruh tes
secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat” (Rainsch,
2004: 164). Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut (Hilton dan
Brownlow, 2004: 364):
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah
Patokan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, berdasarkan taraf
signifikansi yang digunakan yaitu 95% (taraf kesalahan 5%) dengan N (jumlah
responden) sebanyak 10, sehingga batas minimal yang terdapat dalam rtabel adalah
0,632. Adapun hasil perhitungan reliabilitas kedua variabel dengan rumus Alpha
Cronbach dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 17.0 for
Windows, dengan hasil sebagai berikut :
a. Reliabilitas variabel X
Tabel 3.6
Hasil Uji
Reliabilitas Variabel X Variabel Cronbach's
Alpha
Kesimpulan
X 0,842 Reabilitas Tinggi
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas
variabel X
(Kemampuan Kerja Pegawai), dengan rumus Alpha Cronbach adalah 0,842. Hal
ini menunjukkan bahwa instrumen Variabel X reliabel karena perhitungan yang
dihasilkan berada di luar batas minimal rhitung.
b. Reliabilitas variabel Y
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas
variabel Y (Efektivitas Kerja), dengan rumus Alpha Cronbach adalah 0,931. Hal
ini menunjukkan bahwa instrumen Variabel Y reliabel karena perhitungan yang
dihasilkan berada di luar batas minimal rhitung.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan data dari
permasalahan yang akan dipecahkan. Menurut Nazir (2003: 174) menjelaskan
bahwa “Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Pengumpulan data tergantung pada teknik
atau cara yang digunakan dalam mengumpulkan data dimana teknik tersebut
berfungsi untuk menjawab permasalahan-permasalahan ataupun mendapatkan
hipotesis penelitian. Ketepatan teknik atau cara yang digunakan akan
menunjukkan kualitas data yang dihasilkan. Variabel Cronbach's
Alpha
Kesimpulan
Y 0,931 Reabilitas Tinggi
Teknik pengumpulan data menjadi bagian dari tindak lanjut instrumen
penelitian, dalam arti teknik pengumpulan data akan bergantung pada instrumen
sebagai alat pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain yaitu melalui wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi, angket/kuesioner dan sebagainya. Pengumpulan data memiliki peran
penting, karena seperti yang diketahui bahwa pada dasarnya penelitian merupakan
kegiatan dalam mengumpulkan data sebagai bahan informasi dan fakta yang akan
dianalisis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu metode angket/kuesioner dan studi dokumentasi. Kedua teknik tersebut
akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Metode angket/Kuesioner
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab” (Sugiyono, 2014: 199). Pemilihan metode angket
sebagai alat pengumpulan data dikarenakan angket memiliki kelebihan dan dirasa
efektif serta efisien dalam mengumpulkan data yang respondennya cukup banyak
dan tersebar dalam wilayah yang cukup luas. Adapun jenis angket yang digunakan
adalah angket tertutup dan berstruktur. Akdon (2008: 132) mengemukakan bahwa,
“Angket berstruktur merupakan angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter
dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”. Akdon
(2008: 131), mengemukakan tujuan penyebaran angket, yaitu :
Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan reponden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi yang diminta.
Burhan (2009: 125), mengemukakan kelebihan penggunaan angket
sebagai alat pengumpulan data, yaitu :
b. Pengumpulan data lebih mudah,terutama pada responden yang terpencar-pencar
c. Pada penelitian sampel di atas 1000, penggunaan metode ini sangat tepat
d. Walaupun penggunaan metode ini pada sampel yang relatif besar,tetapi pelaksanaannya dapat berlangsung serempak
e. Metode ini membutuhkan waktu relatif sedikit
f. Kalau metode ini dilakukan dengan menggunakan jasa pos, maka relatif tidak membutuhkan atau tidak terikat pada pengumpul data
g. Kalaupun metode ini menggunakan petugas lapangan pengumpul data, hanya terbatas pada fungsi menyebarkan dan menguhimpin angket yang telah diisi atau dijawab oleh responden
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi ini diperlukan untuk menunjang kelengkapan data dan
membantu mempertajam kesimpulan yang akan diambil baik melalui buku yang
relevan, peraturan, laporan kegiatan, data langsung dari tempat penelitian,
kebijakan, jurnal, serta sumber lainnya yang dianggap relevan dengan penelitian.
Menurut Arikunto (2006: 231) menjelaskan bahwa, “Metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.
Sedangkan menurut Hadari (1993: 133) “dalam penelitian kuantitatif, teknik
dokumentasi berfungsi untuk menghimpun secara kolektif bahan-bahan yang
digunakan di dalam kerangka/landasan teori, penyusunan kerangka konsep, dan
perumusan hipotesa secara tajam”. Dengan demikian, studi dokumentasi ini
menjadi hal yang penting dalam penelitian dan perlu dilakukan oleh peneliti untuk
menghasilkan penelitian yang berkualitas.
H. Analisis Data
Tahap selanjutnya yaitu analisis data, “Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan dilakukan analisis, data
tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
Statistik sangat berperan dalam penelitian, baik dalam penyusunan, perumusan
hipotesis, pengembangan alat dan instrument penelitian, penyusunan rancangan
penelitian, penentuan sampel, maupun dalam analisis data. Dengan melakukan
analisis data, dapat diperoleh kesimpulan atas generalisasi masalah yang diteliti,
baik berupa implikasi-implikasi maupun rekomendasi untuk kebijakan
selanjutnya. Adapun tahapan analisis data, sebagai berikut :
1. Seleksi Angket
Setelah data terkumpul, proses pertama yang dilakukan yaitu pemeriksaan
data terhadap angket yang telah terkumpul dimana peneliti memeriksa
kelengkapan angket yang telah terkumpul setelah disebarkan. Kegiatan ini penting
dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul siap untuk
diolah lebih lanjut serta data yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk diolah.
. Adapun langkah-langkah dalam tahap seleksi angket, sebagai berikut :
a. Memeriksa apakah data semua angket dari responden telah terkumpul
b. Memeriksa apakah semua pertanyaan/pernyataan dijawab sesuai petunjuk
yang diberikan
c. Memeriksa apakah data yang telah terkumpul tersebut layak untuk diolah.
2. Klasifikasi Angket
Klasifikasi data merupakan tahapan kedua setelah melakukan pemeriksaan
dan penyeleksian data. Data diklasifikasikan berdasarkan variabel penelitian yaitu
variabel X (Kemampuan Kerja Pegawai) dan variabel Y (Efektivitas kerja).
Setelah itu, dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang telah
diberikan oleh setiap responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya, dimana kriteria yang digunakan yaitu menggunakan skala Likert.
Sedangkan, skor dari setiap variabel tersebut berfungsi sebagai sumber
pengolahan data selanjutnya. Jadi, pengklasifikasian data ini bertujuan untuk
mengetahui kecenderungan skor responden terhadap dua variabel yang diteliti.
3. Pengolahan Data
Teknik WMS digunakan untuk menghitung kecenderuangan rata-rata
variabel penelitian dan untuk menentukan gambaran atau kecenderungan umum
responden pada variabel penelitian. Perhitungan ini dimaksudkan untuk
menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolok ukur yang
telah ditentukan. Adapun rumus WMS sebagai berikut :
Keterangan :
X = rata-rata skor responden
X = jumlah skor dari jawaban responden
N = jumlah responden
Gambar 3.3
Rumus Weighted Means Score (WMS)
(Sumber : Muhamad, 2010: 61)
Teknik WMS ini digunakan untuk menghitung kecenderungan rata-rata
variabel penelitian serta menentukan gambaran atau kecenderungan umum
responden pada variabel penelitian. Berikut langkah-langkah yang ditetapkan
dalam pengolahan data dengan menggunakan Rumus WMS, yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunakan
Skala Likert yang nilainya 1 sampai 4.
b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih
c. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan
dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri
d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom
e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakna tabel konsultasi
hasil perhitungan WMS sebagai berikut:
Tabel 3.8
Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang Nilai Kriteria Penafsiran
N
X
Variabel X Variabel Y
3,01 - 4,00 Sangat Baik Sangat Baik (SB) Selalu (SL)
2,01 - 3,00 Baik Baik (B) Sering (SR)
1,01 - 2,00 Cukup Cukup (C) Kadang-Kadang
(KD)
0,01 - 1,00 Rendah Kurang (K) Tidak Pernah
(TP)
f. Mencocokkan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing
untuk menentukan kedudukan setiap variabel atau mengetahui arah
kecenderungan masing-masing variabel.
b. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data dimaksudkan untuk mengetahui normal
tidaknya penyebaran data. Hasil pengujiannya akan berpengaruh terhadap teknik
statistik yang digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Winarno Surakhmad
(1998: 95), menjelaskan, bahwa :
Tidak semua populasi (maupun sampel) menyebar secara normal. Dalam hal ini, digunakan teknik yang (diduga) menyebar normal. Teknik statistik yang dipakai sering disebut teknik parametrik, sedangkan untuk penyebaran yang tidak normal dipakai teknik non parametrik, sebuah teknik yang tidak terkait oleh bentuk penyebaran.
Adapun dalam perhitungannya, pengujian normalitas data dilakukan dengan
menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows dengan rumus One Sample
Kolmogorov Smirnov Test. Adapun langkah-langkah dalam menghitung skor
kecenderungan masing-masing variabel (uji normalitas menggunakan SPSS versi
17.0), sebagai berikut:
1) Buka program SPSS
3) Klik Variable View. Pada Variable View, kolom name pada baris pertama diisi
dengan variabel X dan baris kedua dengan variabel Y, kolom decimal = 0,
kolom label diisi dengan nama masing-masing variabel, selebihnya biarkan
seperti itu.
4) Klik Analyze, sorot pada Nonparametric Test, kemudian klik 1-Sample K-S
5) Sorot variabel X pada kotak Test Variable List dengan mengklik tanda
6) Klik options, kemudian pilih deskriptive pada Statistic dan Exclude cases test
by test, continue
7) Klik normal pada Test Distribution, lalu OK (Lakukan kembali untuk
menghitung uji normalitas variabel Y)
Adapun dasar keputusan uji normalitas yang digunakan peneliti adalah
dengan melihat Asymptotic Significance 2-tailed pada tabel hasil uji normalitas
dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows. “Asymptotic Significance
2-tailed merupakan pengujian nilai atau p-value untuk memastikan bahwa
distribusi teramati tidak akan menyimpang secara signifikan dari distribusi yang
diharapkan di kedua ujung two-tailed distribution (Yu, Zhen, Zhao & Zheng,
2008: 138)”. Adapun hipotesis dan dasar keputusan menurut rumus Kolmogorov Smirnov, sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal
Ha : Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai Asymp Sig 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal
Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima berarti terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.
c. Mengubah Skor Mentah menjadi Skor Baku
Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku setiap variabel, digunakan
rumus berikut:
Gambar 3.4 Rumus Skor Baku
(Sumber : Akdon, 2008: 86 Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk
Administrasi & Manajemen)
Keterangan :
Ti = Skor baku
Xi = Skor mentah
s = Standar deviasi
x = Rata-rata (mean)
Mengubah skor mentah menjadi skor baku pada dasarnya adalah
mengubah data ordinal menjadi data interval yang digunakan dalam analisis data
angka baku/skor baku. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengubah skor
mentah menjadi skor baku, sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 86-87),
sebagai berikut:
1) Menentukan skor mentah (skor terbesar dan terkecil)
2) Menentukan rentangan (R), yaitu skor terbesar – skor terkecil
3) Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan menggunakan Rumus Sturgess
yaitu: BK = 1 + 3,3 log n
4) Menentukan panjang kelas (i), dengan rumus:
5) Membuat tabel distribusi frekuensi
6) Menentukan rata-rata atau mean ( x ), dengan rumus:
∑fXi
x = n R i =
7) Menentukan standar deviasi ( s ), dengan rumus:
8) Mengubah skor mentah menjadi skor baku, berdasarkan rumus yang telah
dikemukakan di atas.
4. Teknik Hipotesis Penelitian a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen. Teknik statistik yang digunakan akan
bergantung pada hasil uji normalitas distribusi data. Adapun teknik statistik yang
digunakan adalah teknik statistik parametrik yang pengujian hipotesisnya
menggunakan rumus korelasi Person Product Moment (Riduwan dan Sunarto,
2011: 80).
Gambar 3.5 Rumus Person Product Moment
(Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2011: 80)
Dalam praktek pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi
17.0 for Windows. Variabel-variabel yang akan dikorelasikan adalah variabel X
(independen) dan variabel Y (dependen), maka rxy merupakan hasil koefisien
korelasi dari kedua variabel tersebut. Selanjutnya, r xy hitung dibandingkan dengan r
xy tabel dengan taraf kesalahan 5 %. Bila harga r xy hitung > r xy tabel dan bernilai positif,
maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka hasil perhitungnan tersebut.
Langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisien korelasi untuk memberikan
interpretasi dengan menggunakan tolok ukur berdasarkan rxy hitung yang
dikemukakan oleh Riduwan dan Sunarto (2011: 81), sebagai berikut:
n.∑ fXi2–(∑ fXi)2
s =
n.(n – 1)
n(∑XY)-(∑X).(∑Y) rxy =
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
Adapun langkah untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan
program SPSS, sebagai berikut:
1) Buka program SPSS, destinasikan variable view dan definisikan dengan
mengisi kolom-kolom berikut:
Kolom Name pada baris pertama isi dengan X dan baris kedua isi dengan Y
Kolom Type isi dengan Numeric
Kolom Widht diisi dengan 8
Kolom Decimal = 0
Kolom Label untuk baris pertama diisi ketikan nama variabel X dan baris kedua dengan ketikkan nama variabel Y
Kolom Value dan Missing diisi dengan None
Kolom Coloumns diisi dengan 8
Kolom Align pilih Center
Kolom Measure pilih Scale
2) Aktifkan data view kemudian masukkan data baku variabel X dan Y
3) Klim menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate
4) Sorot variabel X dan Y, lalu pindahkan ke kotak variabel dengan cara
mengklik tanda
6) Klik Option dan tandai pada kotak pilihan Mean and Standart Deviation. Klik
continue
7) Klik Ok
b. Analisis Koefisien Determinasi
Derajat determiniasi digunakan untuk persentasi kontribusi variabel X terhadap
variabel Y. Riduwan dan Sunarto (2011: 81), mengemukakan bahwa : “… untuk
menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dapat
ditentukan dengan rumus koefisien diterminasi…”. Adapun rumus yang
digunakan sebagai berikut:
Gambar 3.6
Rumus Koefisien Determinasi
(sumber : Riduwan dan Sunarto, 2011, Pengantar Statistika (Untuk Penelitian Pendidikan,
Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis)
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi yang dicari
r2 = Koefisien korelasi
Adapun untuk mencari nilai koefisien determinasi dengan menggunakan
program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2011: 294-299), sebagai berikut:
1) Buka program SPSS
2) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y
3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear
4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak dependen
5) Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model fit, R square, Descriptive, klik
continue
6) Klik plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu
Next
7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X
8) Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik Continue
9) Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan Prediction Intervals
klik Mean dan Individu, lalu Continue
10) Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability sebesar 0,05, lalu klik
continue dan Ok
Hasil R square yang akan digunakan untuk menghitung koefisien determinasi
ada pada Tabel Model Summary.
c. Uji Tingkat Signifikasi
Untuk menguji signifikasi hasil korelasi variabel indipenden dan dipenden
maka perlu dilakukan uji tingkat signifikasi. Sehingga, dapat diketahui hubungan
signifikasinya tersebut dapat berlaku untuk seluruh populasi atau tidak. Untuk
mengujinya, maka peneliti menggunakan rumus Uji Signifikasi, yaitu:
Gambar 3.7
Rumus Uji Signifikasi
(Sumber: Akdon, 2008, Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi &
Manajemen)
Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen)
Keterangan:
t = Nilai thitung
r = Koerfisien korelasli hasil rhitung
n = Jumlah responden
r
√
n - 2thitung =