PENGARUH EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh TRI ELIZABETH
NIM. 0906406
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
PENGARUH EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)
Oleh:
Tri Elizabeth
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Tri Elizabeth 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
BERITA ACARA PELAKSANAAN SIDANG UJIAN SKRIPSI
PENGARUH EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)
Skripsi ini telah diuji pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 28 Mei 2013
Waktu : 08.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Laboratorium Akuntansi FPEB UPI
Panitia ujian terdiri dari :
Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si
NIP. 19600412 198603 1 002
Sekretaris : Dr. Kurjono, M.Pd
NIP. 19681020 199802 1 003
Anggota : 1. Dr. H. Kusnendi, M.S
NIP. 19600122 198403 1 003
2. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M
NIP. 19611102 198603 1 002
Penguji : 1. Dr. H. Nugraha, S.E, M.Si, Ak
NIP. 196612261990011002
2. Leni Yulianti, S.Pd, M.M
NIP. 197807242001122002
3. Asep Kurniawan, S.Pd, M.Pd
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
UCAPAN TERIMA KASIH ii
ABSTRAK v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 10
1.4 Kegunaan Penelitian 11
BAB II LANDASAN TEORI 13
2.1 Teori yang Relevan 2.1.1 Pajak
2.1.1.1 Teori-teori yang Mendukung
Pemungutan Pajak dan Pengertian Pajak
2.1.1.2 Fungsi Pajak dan Syarat Pemungutan Pajak
2.1.1.3 Pengelompokkan Pajak 2.1.1.4 Tata Cara Pemungutan Pajak 2.1.2 Pajak Penghasilan
2.1.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan dan Macam-macam Penghasilan 2.1.2.2 Subjek Pajak Penghasilan 2.1.2.3 Bukan Subjek Pajak 2.1.2.4 Dasar Pengenaan Pajak
2.1.2.5 Penghasilan Kena Pajak (PKP) 2.1.2.6 Penghasilan Tidak Kena Pajak 2.1.2.7 Tarif Pajak
2.1.3 Wajib Pajak
2.1.4 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 2.1.4.1 Pengertian dan Fungsi NPWP 2.1.5 Kegiatan Ekstensifikasi
2.1.5.1 Pengertian Ekstensifikasi 2.1.5.2 Tujuan dan Sasaran Kegiatan
Ekstensifikasi
2.1.5.3 Ruang Lingkup Kegiatan Ekstensifikasi 2.1.5.4 Unit Organisasi dan Petugas Pelaksana
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kegiatan Ekstensifikasi
2.1.5.5 Data dan Pencarian Data yang Digunakan Untuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi
2.1.5.6 Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi
2.1.5.6.1 Persiapan Kegiatan Ekstensifikasi
2.1.5.6.2 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi
2.1.5.6.3 Pengawasan 2.1.5.7 Dasar Hukum
2.1.6 Penelitian Terdahulu
40 42 42 43 45 46 51
2.2 Kerangka Pemikiran 53
2.3 Hipotesis Penelitian 59
BAB III METODE PENELITIAN 60
3.1 Desain Penelitian 60
3.2 Operasionalisasi Variabel 61
3.3 Jenis dan Sumber Data 63
3.4 Teknik Pengumpulan Data 63
3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 69
4.1 Gambaran Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Karees 4.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Bandung Karees
69 69 73 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Ekstensifikasi
4.2.2 Peneriman Pajak Penghasilan Orang Pribadi
74 74 81 4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
4.3.1 Analisis Data 4.3.2 Pengujian Hipotesis
87 87 91
4.4 Pembahasan 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 97
5.1 Kesimpulan 97
5.2 Saran 98
DAFTAR PUSTAKA 101
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Periode 2008-2012 2
Tabel 1.2 Realisasi Pendapatan Negara Tahun 2012 2
Tabel 1.3 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut
Jumlah Jam Kerja Seluruhnya Tahun 2011-2013 4
Tabel 2.1 Tarif Pajak 32
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu 51
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel 62
Tabel 3.2 Interpretasi Nilai r 66
Tabel 4.1 Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Baru Tahun 2009-2012 74 Tabel 4.2 Persentase Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi
Terdaftar Baru di KPP Pratama Bandung Karees 2009-2012 80 Tabel 4.3 Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama
Bandung Karees tahun 2009-2012 81
Tabel 4.4 Persentase Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2009-2012 86 Tabel 4.5 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Baru dan Jumlah
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama
Bandung Karees Tahun 2009-2012 88
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 58
Gambar 2.2 Hubungan Antar Variabel 59
Gambar 4.1 Foto Udara Wilayah Kerja KPP Pratama Bandung Karees 72 Grafik 4.1 Penambahan Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Baru di
KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2009 75
Grafik 4.2 Penambahan Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Baru di
KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2010 76
Grafik 4.3 Penambahan Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Baru di
KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2011 78
Grafik 4.4 Penambahan Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Baru di
KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2012 79
Grafik 4.5 Fluktuasi Penerimaan Pajak Penghasilan Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2009 82 Grafik 4.6 Fluktuasi Penerimaan Pajak Penghasilan Pajak Orang
Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2010 83 Grafik 4.7 Fluktuasi Penerimaan Pajak Penghasilan Pajak Orang
Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2011 84 Grafik 4.8 Fluktuasi Penerimaan Pajak Penghasilan Pajak Orang
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees) Oleh:
Tri Elizabeth
Pembimbing: Arvian Triantoro S.Pd., M.Si ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekstensifikasi wajib pajak dan penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, serta menguji pengaruh ekstensifikasi wajib pajak terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif-kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu berupa data wajib pajak baru dan data penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees, metode analisis data yang digunakan ialah analisis Korelasi Pearson, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstensifikasi yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees berpengaruh sebesar 66,58% terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Sedangkan sisanya sebesar 33,42% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE EFFECT OF EXTENSIFICATION OF TAX PAYERS TO THE REVENUE OF INDIVIDUAL INCOME TAX
(A Study in Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees) By:
Tri Elizabeth
Advisor: Arvian Triantoro S.Pd., M.Si ABSTRACT
This present research aimed to describe the extensification of tax payers and the revenue of individual income tax, also to test the effect of extensification of tax payers to the revenue of individual income tax in Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees. This research was designed as a descriptive-quantitative study. Secondary data was used in the form of new tax payers data and the revenue of individual income tax data obtained from Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees. Pearson Correlation analysis was used as the data analysis method, and the hypothesis was tested using t-test.
The results showed that the extensification conducted by Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees had effects in the amount of 66,58% to the revenue of individual tax income. Furthermore, the rest 33,42% was affected by other factors not discussed in this research.
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber utama penerimaan yang potensial untuk negara dalam
membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan.
Dikatakan sebagai penerimaan yang potensial untuk negara karena
besarnya pajak seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, perekonomian
dan stabilitas politik (Judisenno, 2005:4). Pajak merupakan sumber
utama penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran rutin maupun pembangunan agar tercapai kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut tertuang dalam Anggaran
Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan pajak
merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar.
Walaupun penerimaan pajak selalu menjadi penerimaan yang
terbesar yang diterima oleh negara, pada kenyataannya realisasi
2
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2
Realisasi Pendapatan Negara Tahun 2012
Sumber: kemenkeu.go.id, diolah kembali
(republika.co.id, 2013). Realisasi penerimaan pajak dari tahun 2009 hingga
tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1
Realisasi Penerimaan Pajak Periode 2008-2012
Tahun Anggaran
Jumlah
(dalam milyaran rupiah)
Persentase Realisasi Anggaran
(%)
APBN Realisasi
2009 649.454,823 620.039,044 95,47
2010 741.325,906 707.727,023 95,47
2011 878.685,216 873.721,483 99,44
2012 1.016.237,341 980.149,822 96,45
Sumber: kemenkeu.go.id, diolah kembali
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak pada tahun 2008
melebihi target yaitu mencapai 108,42% dari target APBN. Namun pada
tahun 2009-2012 realisasi penerimaan pajak tidak mencapai target.
Jenis Pendapatan APBN (triliun rupiah) Realisasi (triliun rupiah) Persentase Realisasi terhadap APBN
(%)
PPh 513,7 464,7 90,4
PPN 336,1 337,6 100,4
Cukai 83,3 95 114,0
Pajak Lainnya 35,2 33,3 94,6
Bea Masuk 24,7 28,3 114,5
Bea Keluar 23,2 21,2 91,3
Total Penerimaan
Pajak 1016,2 980,1 96,4
PNBP 341,1 351,6 103,1
Total Pendapatan 1357,3 1331,7 98,1
Hibah 4
3
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tabel 1.2, realisasi penerimaan perpajakan tahun 2012 hanya
sebesar Rp 980,1 triliun dari yang dianggarkan Rp 1.016,2 triliun atau
mencapai target sebesar 96,4 persen dari apa yang telah dianggarkan.
Terdapat 3 jenis pajak yang tidak mencapai target di tahun 2012, yaitu
Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp 464,7 Triliun, hanya 90,4 persen ; bea
keluar sebesar Rp 21,2 Triliun, hanya 91,3 persen dan Pajak Lainnya
sebesar Rp. 33,3 Triliun, hanya 94,6 persen. Meskipun hanya 3 jenis pajak
yang tidak mencapai target, akan tetapi gap antara target dan realisasi
terlalu besar. Selisih target dan realisasi yang paling besar terdapat pada
PPh dimana gap yang terjadi hampir mencapai 10 persen. Mengingat PPh
merupakan andalan dari penerimaan pajak yang paling besar menyumbang
ke kas negara, tentunya hal ini akan berdampak pada penerimaan negara.
Penerimaan negara akan berkurang sehingga mengakibatkan pembiayaan
pembangunan terutama untuk keperluan pengeluaran rutin negara akan
terganggu.
Hingga saat ini penerimaan PPh masih didominasi oleh PPh Badan.
Kontribusi yang berasal dari penerimaan PPh Orang Pribadi jauh lebih
kecil jika dibandingkan dengan penerimaan PPh Badan. Realisasi
penerimaan PPh Orang Pribadi tercatat sebesar Rp 3,7 triliun sedangkan
4
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fenomena ini justru terbalik dengan kondisi di luar negeri dimana PPh
Orang pribadi lebih besar dari PPh Badan. Hal ini sejalan dengan
kesadaran akan kewajiban warga negara di negara-negara tersebut bahwa
pembayaran pajak merupakan kewajiban konstitusional warga negara yang
sejalan dengan cita-cita negara demokratis. Selain itu, fenomena ini juga
disebabkan karena sebagai instansi formal terdaftar, badan lebih mudah
terdeteksi kegiatan serta transparan objek pajaknya sehingga pemungutan
pajak atas badan lebih optimal daripada orang pribadi. Padahal jika dilihat
dari Tabel 1.2 , jumlah penduduk berusia kerja (15 tahun atau lebih) yang
bekerja 35 jam atau lebih mencapai 78,3 juta orang pada Februari 2013. Ini
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi pajak orang pribadi yang
besar.
Tabel 1.3
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Seluruhnya Tahun 2011-2013
(juta orang) Jumlah Jam Kerja
per Minggu
2011 2012 2013
Februari Agustus Februari Agustus Februari
1-7 1,37 1,44 1,55 1,46 1,61
8-14 4,79 5,20 5,31 5,16 5,43
15-24 12,63 12,89 12,67 12,79 13,02
25-34 15,40 15,06 16,02 14,89 15,65
35+ 77,09 75,08 77,25 76,51 78,31
Jumlah 111,28 109,67 112,80 110,81 114,02
Sumber : bps.go.id
Selain itu berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak (DJP), dari
5
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP). Itu berarti, sebanyak 48 juta orang
mestinya membayar pajak (investor.co.id , 2013). Faktor utama rendahnya
penerimaan PPh Orang Pribadi ialah karena DJP belum memiliki data yang
akurat terkait berapa jumlah tempat usaha wajib pajak, selain itu lokasi
tempat usaha juga cenderung nomaden dan berubah-ubah.
Dengan menerapkan sistem self assesment, maka sangat dibutuhkan
partisipasi dan kesadaran penuh dari masyarakat untuk membayar pajak
secara sukarela. Tetapi pada pelaksanaannya terdapat perbedaan
kepentingan antara pemerintah dan wajib pajak. Dimana wajib pajak
berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan
membayar pajak berarti mengurangi kemampuan wajib pajak. Masih
banyak masyarakat yang enggan untuk membayarkan kewajiban
perpajakannya. Untuk sebagian besar masyarakat, membayar pajak
merupakan beban yang senantiasa harus dihindari, agar tidak mengurangi
kekayaannya (Siahaan, 2010). Membayar pajak bukanlah sebuah tindakan
yang mudah seperti membayar untuk mendapatkan suatu barang atau jasa
(konsumsi), tetapi pelaksanaannya penuh dengan hal yang bersifat
emosional. Potensi bertahan untuk tidak membayar pajak sudah menjadi
6
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Di lain pihak pemerintah memerlukan dana untuk membiayai
pengeluaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang sebagian
besar berasal dari penerimaan pajak. Adanya perbedaan kepentingan
tersebut menyebabkan wajib pajak cenderung untuk mengurangi jumlah
pembayaran pajak baik secara legal atau penghindaran pajak (tax
avoidance) maupun ilegal atau penggelapan pajak (tax evasion). Menurut
Suandy (2008:22), pengertian penghindaran pajak ialah sebagai berikut:
Pengurangan pajak (tax avoidance) adalah suatu usaha pengurangan secara legal dengan cara memanfaatkan ketentuan-ketentuan di bidang perpajakan secara optimal, seperti pengecualian dan pemotongan-pemotongan yang diperkenankan maupun memanfaatkan hal-hal yang belum diatur dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku.
Sedangkan penggelapan pajak (tax evasion) menurut Suandy (2008:22)
adalah “pengurangan pajak yang dilakukan dengan melanggar peraturan
perpajakan, seperti memberikan data-data palsu atau menyembunyikan
data”. Oleh sebab itu, tantangan terbesar saat ini bagi pemerintah
khususnya DJP melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah
menumbuhkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam hal membayar
pajak. Dengan adanya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak maka realisasi
7
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saat ini masih banyak masyarakat yang belum mendaftarkan dirinya
ke KPP terlepas bahwa penghasilannya di bawah PTKP atau di atas PTKP.
Jika penghasilannya di bawah PTKP maka Wajib Pajak tersebut tidak
harus memiliki NPWP, namun jika penghasilannya di atas PTKP maka
wajib pajak tersebut harus memiliki NPWP. NPWP tersebut akan berfungsi
sebagai identitas diri dalam administrasi perpajakan maka hal ini menjadi
sorotan bagi pemerintah untuk menambah jumlah wajib pajak terdaftar.
Melihat kondisi di atas, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan
untuk meningkatkan penerimaan pajak yang diharapkan dapat memperluas
objek dan subjek pajak tanpa harus keluar dari kerangka asas keadilan
perpajakan. Salah satu kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah ialah
melalui kegiatan ekstensifikasi wajib pajak. Menurut Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001, ekstensifikasi wajib
pajak merupakan kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah
wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi DJP.
Melalui ekstensifikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
kepatuhan bagi masyarakat dalam memenuhi kewajibannya sebagai warga
negara yang peduli akan pajak, karena sampai saat ini masih banyak
masyarakat yang tidak memahami ataupun dengan sengaja menghindar
8
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk tahun 2012, pemerintah memiliki target kegiatan
ekstensifikasi dapat menambah penerimaan negara sebesar 1,3 triliun.
Salah satu kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan ialah dengan sensus
pajak nasional. Melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat menambah
sekitar dua juta wajib pajak baru. Berbagai upaya dilakukan agar setiap
masyarakat memiliki NPWP agar mereka memiliki gambaran untuk jumlah
pajak terutangnya.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-112/PJ./2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai
Beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Banten, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Jawa Barat I, dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa
Barat II tanggal 28 Agustus 2007, terhitung mulai tanggal 9 Agustus 2007
KPP Pratama di Kota Madya Bandung dibagi menjadi:
1. KPP Pratama Bandung Bojonegara, 2. KPP Pratama Bandung Cibeunying, 3. KPP Pratama Bandung Cicadas, 4. KPP Pratama Bandung Karees, 5. KPP Pratama Bandung Tegallega.
Adapun wilayah kerja KPP Pratama Bandung Karees meliputi:
1. Kecamatan Kecamatan Regol 2. Kecamatan Lengkong
9
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Kecamatan Batununggal
5. Kecamatan Kiaracondong
Dengan jumlah wilayah kerja meliputi 5 kecamatan, KPP Pratama
Bandung Karees berpotensi untuk menjaring lebih banyak wajib pajak
terdaftar. Dengan semakin banyaknya jumlah wajib pajak yang terdaftar,
maka diperkirakan jumlah penerimaan pajak penghasilannya pun akan
semakin banyak pula.
Sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai
penerimaan PPh Orang Pribadi. Hidayat (2008); Fitriani (2009); Vergina
(2012); dan Adrianti (2012) telah melakukan penelitian mengenai kegiatan
ekstensifikasi terhadap penerimaan PPh Orang Pribadi.
Penelitian-penelitian tersebut memberikan hasil yang berbeda mengenai pengaruh
kegiatan ekstensifikasi terhadap penerimaan PPh Orang Pribadi. Penelitian
yang dilakukan oleh Hidayat (2008); Fitriani (2009);dan Vergina (2012)
memberikan hasil yang sama, yaitu ekstensifikasi memberikan pengaruh
terhadap penerimaan PPh Orang Pribadi. Akan tetapi penelitian yang
dilakukan oleh Adrianti (2012) memberikan hasil bahwa ekstensifikasi
tidak berpengaruh terhadap penerimaan PPh Orang Pribadi.
Atas dasar perbedaan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang serupa tetapi dengan objek yang berbeda dengan
10
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan judul “Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi”.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun masalah-masalah yang dirumuskan berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan yaitu :
1. Bagaimana ekstensifikasi wajib pajak di KPP Pratama Bandung
Karees.
2. Bagaimana penerimaan pajak penghasilan orang pribadi di KPP
Pratama Bandung Karees.
3. Apakah ekstensifikasi wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan
pajak penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Bandung Karees.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan
informasi mengenai pengaruh ekstensifikasi wajib pajak dengan
penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama
11
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tujuan Penelitian
Sedangkan tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui ekstensifikasi wajib pajak di KPP Pratama
Bandung Karees.
b. Untuk mengetahui penerimaan pajak penghasilan orang pribadi di
KPP Pratama Bandung Karees.
c. Untuk mengetahui apakah ekstensifikasi wajib pajak berpengaruh
terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi di KPP
Pratama Bandung Karees.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan
kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak
KPP Pratama Bandung Karees dan aparat pajak sehingga dapat
meningkatkan pelayanan dan mengetahui upaya yang efektif untuk
12
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penghasilan orang pribadi pun akan meningkat dengan meningkatnya
jumlah wajib pajak terdaftar.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai
kegiatan ekstensifikasi yang dapat digunakan untuk mengukur
penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya pada bidang perpajakan khususnya kegiatan
ekstensifikasi.
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam mendapatkan suatu hasil yang baik atas suatu permasalahan
sehingga tujuan dan manfaat yang diinginkan dapat tercapai, maka dalam
pelaksanaannya diperlukan data yang akurat sesuai dengan kebutuhan untuk
dijadikan sebagai bahan pengadaan pengkajian. Data yang akurat adalah
data-data yang memenuhi syarat validitasnya (dapat dipercaya) dan data-data yang
memenuhi reliabilitasnya (terdapat konsistensi atau keajegan). Untuk
mendapatkan dan memperoleh data yang akurat tersebut sebagaimana yang
lazim digunakan dan berlaku dalam dunia ilmu pengetahuan, maka dilakukan
dan diperoleh melalui metode penelitian yang benar dan dilaksanakan sesuai
dengan tingkat kebutuhannya.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003:11) penelitian berdasarkan tingkat
eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
penelitian deskriptif, penelitian komparatif, dan penelitian asosiatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
61
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Sedangkan
menurut Kuncoro (2003:8), penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data
untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari
subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2003:14), penelitian kuantitatif, adalah
“penelitian dengan maksud memperoleh data yang berbentuk angka, atau data
kuantitatif yang diangkakan”.
Berdasarkan teori diatas, maka dapat diambil pengertian bahwa
penelitan ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai variabel dependen
yaitu penerimaan pajak penghasilan orang pribadi dan variabel independen
yaitu ekstensifikasi Wajib Pajak yang kemudian diangkakan sesuai dengan
metode yang rasional untuk diuji hipotesis.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Pengertian variabel dikemukakan oleh Arikunto (2006:116) sebagai
berikut:
62
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan satu variabel independen
dan satu variabel dependen.
Variabel bebas atau independen (X) dalam penelitian ini adalah
ekstensifikasi Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP Pratama Bandung
Karees. Ekstensifikasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan
jumlah Wajib Pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi
Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Variabel terikat atau dependen (Y) dalam penelitian ini adalah
penerimaan pajak penghasilan orang pribadi. Pajak penghasilan adalah
pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak atau dapat pula dikenakan
pajak untuk penghasilan dalam bagian Tahun Pajak, apabila kewajiban
pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam Tahun Pajak.
Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala
Ekstensifikasi Wajib Pajak (X)
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi
Terdaftar Baru Tahun 2009-2012 Rasio Penerimaan PPh
Orang Pribadi (Y)
Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan
63
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
64
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut
waktu (time-series). Menurut Kuncoro (2003:125), data runtut waktu
adalah data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu
variabel tertentu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan runtut waktu
selama empat tahun yaitu dari tahun 2009-2012, karena penerimaan pajak
dari tahun 2009 hingga 2012 tidak mencapai target. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini menurut sumbernya adalah data sekunder.
Kuncoro (2003:127) menyatakan bahwa data sekunder biasanya telah
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder dalam hal ini dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bandung Karees. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini
adalah laporan data statistik jumlah wajib pajak baru yang terdaftar dan
penerimaan pajak penghasilan orang pribadi dari KPP Pratama Bandung
Karees dari tahun 2009-2012.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
melalui dokumentasi. Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan
65
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terkait dengan masalah yang diteliti yaitu berupa laporan statistik jumlah
wajib pajak baru serta penerimaan pajak penghasilan orang pribadi dari
tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012.
3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Data
Langkah pertama yang dilakukan dalam menganalisis data yaitu
dengan mengumpulkan data mengenai jumlah wajib pajak terdaftar baru
dan jumlah penerimaan pajak penghasilan orang pribadi di KPP Pratama
Bandung Karees.
Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka langkah
selanjutnya ialah dengan melakukan analisis deskriptif terhadap variabel
X dan variabel Y, kemudian data variabel X dan variabel Y diolah
dengan menggunakan korelasi Pearson. Korelasi ini digunakan untuk
mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas dengan
variabel terikat.
a. Analisis Korelasi
Digunakan untuk mengukur kekuatan, kelemahan, dan arah
hubungan antara dua variabel yang diteliti. Koefisien korelasi
66
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
(Sudjana, 2004 : 244)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
= Jumlah penerimaan PPh OP
= Jumlah Wajib Pajak OP terdaftar baru
= ukuran sampel
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 0 1, dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Jika r = -1 atau mendekati -1, maka terdapat hubungan antara
kedua variabel kuat dengan arah berlawanan atau negatif.
2) Jika r = 1 atau mendekati 1, maka terdapat hubungan antara
kedua variabel kuat dengan arah searah atau positif.
3) Jika r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua
variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
Sedangkan arti nilai r akan dikonsultasikan dengan tabel
67
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
[image:31.612.195.527.121.328.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1, 000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
(Riduwan 2007:81)
Perhitungan analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 20.
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen, dengan rumus
sebagai berikut:
Kd = r2 . 100%
Keterangan:
Kd = koefisien determinasi, yaitu persentasi dari pengaruh
variabel X terhadap variabel Y. Batas Kd adalah 0 Kd
100%.
2. Pengujian Hipotesis
68
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0: Ekstensifikasi Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
H1: Ekstensifikasi Wajib Pajak berpengaruh terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
Untuk menguji hipotesis, yaitu signifikasi variabel bebas
(independen) yaitu ekstensifikasi Wajib Pajak terhadap variabel
terikat (dependen) yaitu penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi,
akan dilakukan dengan uji t.
a. Menghitung Nilai t
Rumus statistik uji t yang digunakan adalah:
t = √
√
(Sugiyono, 2012 : 250)
Keterangan:
t : t hitung
r : koefisien korelasi
n : jumlah sampel
b. Kriteria Pengujian
1) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, H1 diterima, berarti
terdapat hubungan antara ekstensifikasi Wajib Pajak dengan
69
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Jika thitung ttabel , maka H0 diterima, H1 ditolak, berarti tidak
terdapat hubungan antara ekstensifikasi Wajib Pajak dengan
penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
c. Membandingkan antara thitung dengan ttabel
H0 diterima jika thitung ttabel.
H1 diterima jika thitung > ttabel.
d. Kesimpulan
1) Jika H0 diterima atau H1 ditolak, berarti ekstensifikasi Wajib
Pajak tidak berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Penghasilan
Orang Pribadi.
2) Jika H0 ditolak atau H1 diterima, berarti ekstensifikasi Wajib
Pajak berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Penghasilan
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh ekstensifikasi wajib pajak
terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung
Karees, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Kegiatan ekstensifikasi wajib pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama
Bandung Karees dari tahun 2009 hingga 2012 sesuai dengan PER-16/PJ/2007
melalui pemberi kerja dan PER-175/PJ./2006 melalui pendataan objek Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB). Dengan adanya kegiatan ekstensifikasi yang
dilakukan oleh KPP Pratama Bandung Karees, sejak tahun 2009-2012 wajib
pajak baru yang terdaftar adalah sebesar 35.961.
2. Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung
Karees sejak tahun 2009 hingga tahun 2012 terus mengalami peningkatan.
Selama tahun 2009 hingga tahun 2012, total penerimaan Pajak Penghasilan
Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees adalah sebesar Rp
625.696.840.423.
3. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi Pearson dengan
98
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ekstensifikasi wajib pajak dan variabel penerimaan PPh Orang Pribadi,
sebesar 0,816 (positif). Hasil ini menunjukkan hubungan yang sangat kuat
antara variabel ekstensifikasi Wajib Pajak dengan variabel penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi yang bersifat searah, artinya bila terjadi kenaikan
kegiatan ekstensifikasi akan mengakibatkan kenaikan penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi. Berdasarkan hasil uji hipotesis, besarnya t hitung =
9,53 > t tabel = 1,67866, maka H0 ditolak dan Ha diterima, maka hipotesis
yang dikemukakan oleh penulis yaitu “Ekstensifikasi Wajib Pajak
berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi” dapat
diterima.
5.2 Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan penelitian ini
teerdapat kelemahan-kelemahan yang perlu mendapat perbaikan. Hal tersebut antara
lain disebabkan adanya keterbatasan dalam penelitian yaitu: serta ruang lingkup
penelitian yang hanya satu KPP,dengan terbatas pada satu KPP hasil penelitian
dirasakan hanya memberikan manfaat yang sedikit dalam pengembangan teori
tentang perilaku perpajakan.
Berdasarkan hasil kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka penulis
99
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak:
a. Kegiatan ekstensifikasi harus dilaksanakan secara konsekuen dan juga
konsisten untuk dapat terus meningkatkan jumlah penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi.
b. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi, sebaiknya petugas yang turun
ke lapangan memiliki kompetensi dalam arti memiliki keahlian (skill),
pengetahuan (knowledge) tentang perpajakan, dan teknik komunikasi
yang baik serta memiliki motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik
agar masyarakat dengan sukarela mendaftarkan dirinya sebagai Wajib
Pajak.
c. Menjalin kerjasama dengan pihak eksternal terkait untuk meningkatkan
strategi ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi agar memberikan hasil
yang lebih optimal.
2. Bagi Wajib Pajak
a. Wajib Pajak diharapkan lebih kooperatif lagi dengan petugas pajak, yaitu
dengan memberikan dokumen, catatan, maupun data lainnya yang
sebenarnya.
b. Wajib Pajak diharapkan lebih sadar dan juga patuh akan kewajiban
perpajakannya sebagai bentuk pengabdian kepada negara.
100
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian mengenai kegiatan
ekstensifikasi dengan memperluas ruang lingkup penelitian; lebih
memperlihatkan karakter Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan property
base yang sasarannya meliputi mall, pertokoan, dan pusat perdagangan; serta
menambah variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini, misalnya
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta.
Devano, S dan Rahayu,S. (2006). Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta: Kencana.
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Andi.
Markus, Muda. (2005). Perpajakan Indonesia Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: UPI.
Rimsky K. Judiseno. (2005). Pajak dan Strategi Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Siahaan, M.P. (2010). Hukum Pajak Elementer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suandy, Erly. (2006). Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
________ .(2008). Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
_______. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
102
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jurnal :
Adrianti, Wella. (2009). “Pengaruh Ekstensifikasi Pajak dan Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Kantor
Pelayanan Pajak (Pratama) Kota Tanjungpinang”, e-Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Fitriani, Dini., dan Saputra, Putu, M.A., (2009). “Analisa Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi”,
Journal of Indonesian Applied Economics. Vol.3 No. 2 p.135-149
Vergina., dan Juwita,R. (2012). “Pengaruh Ekstensifikasi dan Intensifikasi Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Palembang Ilir Barat”. E-Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang.
Skripsi :
Hidayat, Abu G.A. (2008). Pengaruh Kegiatan Ekstensifikasi Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Skripsi. Bandung: Universitas Widyatama
Artikel:
Purnomo, D. (2012). Data Nasional Untuk Optimalisasi Penerimaan Pajak. [Online]. Tersedia: http://www.pajak.go.id/content/article/data-nasional-untuk-optimalisasi-penerimaan-pajak. [27 Mei 2013]
. (2012). Penerimaan Negara, Ekstensifikasi Pajak Dimulai Tahun 2013. [Online].Tersedia:http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=1 2702&q=&hlm=25 [27 Mei 2013]
. (2013). Penerimaan Pajak 2009-2012 Tak Capai Target. [Online]. Tersedia:http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/06/11/mo80 by-penerimaan-pajak-20092012-tak-capai-target [15 September 2013]
. (2013). Realisasi Penerimaan PPH Pribadi Rp 3,7 Triliun. [Online]. Tersedia:http://www.beritasatu.com/ekonomi/90444-realisasi-pph-pribadi-rp3-7-triliun.html [12 September 2013]
103
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peraturan Perundang-Undangan:
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ.2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Banten, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I, dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat II
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2007 tentang Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Pribadi yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai Melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2012 tentang Pemberian dan Penghimpunan Data dan Informasi yang Berkaitan Dengan Perpajakan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-175/PJ/2006 tentang Tata Cara Pemutakhiran Data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan/atau Memiliki Tempat Usaha di Pusat Perdagangan dan/atau Pertokoan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-59/PJ/2008 tentang Pemberian NPWP Bagi Karayawan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-113/PJ/2010 tentang Penggalian Potensi dan Pengamanan Penerimaan Pajak Orang Pribadi Baru.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-03/PJ.01/2010 tentang Usulan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2011 Untuk Kegiatan Pendataan, Penilaian, dan Ekstensifikasi
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak: SE-26/PJ.2/1988 tanggal 27 Juli 1988
104
Tri Elizabeth, 2014
Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ./2007 tentang Penjelasan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-175/PJ./2006 tentang Tata cara pemutakhiran data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi
Surat Edaran Nomor: SE-13/PJ/2007 tentang Penjelasan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-175/PJ./2006 tentang Tata Cara Pemutakhiran Data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan/atau Memliki Tempat Usaha di Pusat Perdagangan dan/atau Pertokoan.Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-4/PJ.01/2007 tentang Standar Biaya Kegiatan Ekstensifikasi WP Orang Pribadi Yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
Surat Kabar :
. (2012). “Target Ekstensifikasi Pajak Tahun Ini Rp 1,3 Triliun”. Kontan. (13 April 2012)
Internet:
bps.go.id