Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI
DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh:
Berlian Ferdiansyah
0904043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hubungan Konsep Diri Dan
Motivasi Berprestasi Dengan
Pencapaian Prestasi Pemain Futsal
Oleh
Berlian Ferdiansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
©Berlian Ferdiansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
NAMA : BERLIAN FERDIANSYAH
NIM : 0904043
JUDUL : HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI
DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. H. R. Boyke Mulyana NIP. 196210231989031001
Pembimbing II
Alen Rismayadi, M.Pd. NIP. 19761228200812002
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Ketua,
Dr. H. R. Boyke Mulyana NIP. 196210231989031001
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Pembimbing 1 : Dr. H. R. Boyke Mulyana Pembimbing 2 : Alen Rismayadi M.Pd
Berlian Ferdiansyah* 2014
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal? Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 12 orang mahasiswi FPOK UPI yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) cabang olahraga futsal. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu; 1) Instrumen untuk mengetahui konsep diri pemain futsal menggunakan bentuk angket tertutup, 2) Instrumen untuk mengetahui motivasi berprestasi pemain futsal menggunakan bentuk angket tertutup, dan 3) Instrumen untuk mengetahui hasil prestasi pemain futsal dilihat dari hasil juara di tingkat Klub, Universitas, Kabupaten/Kota, dan Nasional. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan dari konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal.
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF SELF CONCEPT AND MOTIVATION OF TOP ACHIEVERS WITH FUTSAL PLAYERS ACHIEVEMENT
Berlian Ferdiansyah* 2014
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah Penelitian…...
C. Rumusan Masalah Penelitian…...
D. Tujuan Penelitian.………
A. Hakikat Konsep Diri….………...
B. Hakikat Motivasi Berprestasi………
1. Pengertian Motivasi...
2. Fungsi-fungsi Motivasi...
3. Motivasi Berprestasi...
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi...
C. Hakikat Pencapaian Prestasi Olahraga………
D. Hakikat Permaian Futsal………..
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Hipotesis Penelitian…...
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian………...
B. Populasi dan Sampel Penelitian……….
C. Desain Penelitian………
D. Instrumen Penelitian…….………
E. Teknik Pengumpulan Data……….
F. Uji Coba Angket………..
G. Pelaksanaan Pengumpulan Data………
H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data….………..
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
A. Hasil Pengolahan Data………..………
B. Uji Signifikan Koefesien Korelasi………
C. Diskusi Penemuan………...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………
B. Saran ………..
DAFTAR PUSTAKA………
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
35
36
37
38
40
40
46
49
49
53
55
57
61
61
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
Acuan Kisi-kisi dari Pendapat Para Ahli Mengenai Konsep Diri (Self Concept)...
Kisi-kisi Tentang Konsep Diri (Self Concept)……….
Kisi-kisi Mengenai Motivasi Berprestasi...
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban...
Hasil T-skor Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ke Tiga Variabel.…
Hasil Pengujian Distribusi Normal ke Tiga Variabel……….
Besarnya Hubungan antara Variabel………...
Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi…....……….
Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda………..
Persentase Dukungan Variabel X1 (Konsep Diri), X2 (Motivasi
Berprestasi) dengan Variabel Y (Pencapaian Prestasi Pemain
Futsal)………... 41
42
44
45
53
54
54
55
56
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1.
3.1.
3.2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi...
Desain Penelitian………
Langkah-langkah Penelitian………
24
39
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
Angket Konsep Diri (Self Concept) dan Motivasi Berprestasi...
Data Angket Untuk Pengujian Validitas Konsep Diri……….
Data Angket Untuk Pengujian Validitas Motivasi Berprestasi……
Uji Validitas Butir Soal dari Variabel Konsep Diri……….
Uji Validitas Butir Soal dari Variabel Motivasi Berprestasi………
Hasil Penghitungan Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Instrumen dari Angket Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi……
Data Hasil Penyebaran Angket Sesungguhnya dari Variabel Konsep Diri………...
Data Hasil Penyebaran Angket Sesungguhnya dari Variabel Motivasi Berprestasi...
Data Tingkat Pencapaian Prestasi Olahraga Futsal……….
Data Hasil T-skor Angket Konsep Diri, Angket Motivasi
Berprestasi, dan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal……….
Uji Normalitas Lilliefors Angket Konsep Diri………...
Uji Normalitas Lilliefors Angket Motivasi Berprestasi………
Uji Normalitas Lilliefors Pencapaian Prestasi Pemain Futsal...
Penghitungan Koefisien Korelasi Angket Konsep Diri dengan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal...
Penghitungan Koefisien Korelasi Angket Motivasi Berprestasi dengan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal……….
Penghitungan Koefisien Korelasi Angket Konsep Diri dengan Angket Motivasi Berprestasi...
Uji Koefisien Korelasi Angket Konsep Diri dengan Pencapaian
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Prestasi Pemain Futsal………
Uji Koefisien Korelasi Angket Motivasi Berprestasi dengan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal………
Uji Koefisien Korelasi Angket Konsep Diri dengan Angket
Motivasi Berprestasi……….
Uji Korelasi Ganda Angket Konsep Diri dan Angket Motivasi Berprestasi dengan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal...
Determinan...
Daftar Tabel Product Moment...
Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors...
Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z...
Nilai Persentil Untuk Distribusi t...
Nilai Persentil Untuk Distribusi F...
Dokumentasi Penelitian………...
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga futsal merupakan salah satu modifikasi olahraga sepak bola yang
dimainkan di dalam ruangan. Jumlah pemain dalam olahraga futsal sebanyak lima
orang dengan penjaga gawang. Peraturan permainannya hampir sama dengan
sepak bola, tetapi ada beberapa peraturan yang berbeda, seperti bola yang ke luar
lapangan (out), maka permainan dimulai dengan tendangan ke dalam bukan
lemparan ke dalam (throw in), tidak ada off-side, waktu permainan yang lebih
pendek dan pergantian pemain yang dilakukan secara bebas. Adanya jumlah
pemain yang lebih sedikit dan lapangan yang relatif lebih kecil, pemain dituntut
bekerjasama untuk melakukan operan dan pergerakan tanpa bola dengan tempo
kecepatan tinggi. Mengenai hal ini, Lhaksana dkk. (2005:4) menjelaskan sebagai
berikut:
Futsal adalah pemainan yang sangat cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil hampir tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan. Maka dari itu diperlukan kerjasama anatar pemain lewat passing yang akurat, bukan mencoba untuk melewati lawan.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat digambarkan bahwa permainan
futsal adalah permainan bola dengan kecepatan, kunci pokoknya adalah ball
feeling. Artinya, bagaimana menggunakan perasaan untuk melakukan operan-operan dengan tepat ke teman. Dalam perkembangannya, permainan futsal di
Indonesia cukup digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, dari anak-anak
hingga orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan yang dapat dilakukuan
oleh masyarakat perkotaan maupun pedesaaan. Dalam mewujudkan prestasi
permainan futsal tidaklah mudah, karena dipengaruhi oleh dua faktor endogen dan
faktor eksogen. Faktor endogen yang berhubungan dengan keadaan diri atlet, yang
2
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
faktor eksogen berhubungan dengan keadaan di luar diri atlet seperti situasi dan
kondisi pada saat pertandingan.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya kondisi fisik,
teknik, dan taktik pemain futsal dalam setiap pertandingan cenderung seimbang
atau dalam kondisi yang sama, tetapi berbeda dalam kondisi mentalnya. Bahkan
pada beberapa atlet atau pemain futsal yang sudah berpengalaman terlihat kondisi
mentalnya yang cenderung lebih baik. Hal ini tergambar pada perilaku, baik
sebelum pertandingan maupun pada saat pertandingan berlangsung. Sedangkan
pada atlet-atlet muda atau atlet-atlet yang masih sedikit pengalaman tergambar
kondisi mental yang masih labil.
Pada beberapa pertandingan futsal menunjukkan bahwa kemenangan suatu
tim salah satunya ditentukan oleh kondisi mental para pemainnya yang stabil. Hal
ini mengindikasikan bahwa dengan kondisi mental yang stabil, prestasi olahraga
dapat diraih secara maksimal. Oleh karena itu, kondisi mental yang baik mutlak
diperlukan agar prestasi dapat ditingkatkan. Kondisi mental yang dimaksud adalah
konsep diri atau adanya keyakinan dari dalam diri untuk mengalahkan lawan.
Konsep diri merupakan gambaran yang bersifat individu dan sangat
pribadi, dinamis, dan evaluatif, di mana setiap individu mengembangkannya
dalam interaksi-interaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang dibawa
dalam perjalanan hidupnya. Husdarta (2010:93) menjelaskan bahwa: ”Konsep diri
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal,
karena setiap orang bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya.” Artinya,
konsep diri merupakan suatu konsep mengenai kepercayaan dan pendirian atau keyakinan tentang dirinya sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain.
Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting tentang
kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia,
sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup
lainnya. Konsep ini dapat diartikan gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari
pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan diri, dan penilaian terhadap diri
3
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.” Berkaitan dengan dunia olahraga konsep diri sebagai suatu konstruk multidimensional berkaitan dengan kompetensi atau kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang dipersepsikan sepanjang masa latihan hingga pertandingan dengan pengalaman-pengalaman pertandingan sebelumnya. Banyak dari peristiwa seperti ini yang mempengaruhi pengalaman-pengalaman yang diperoleh pada diri atlet baik keberhasilan maupun kegagalan. Oleh karena itu, konsep diri sangat penting untuk diteliti, sehingga pelatih maupun atlet dapat mengetahui keyakinan yang dimiliki individu atau atlet itu sendiri dalam mencapai prestasi yang maksimal.
Apabila seseorang atlet atau pemain futsal gagal dalam pencapaian harga
diri, maka atlet tersebut akan merasa kecewa terhadap keadaan diri dan
lingkungannya. Seorang atlet akan memandang dirinya dengan sikap negatif,
sebaliknya apabila seorang atlet berhasil dalam mencapai harga dirinya, maka
atlet tersebut akan merasa puas dengan dirinya maupun terhadap lingkungannya.
Hal ini akan membuat seorang atlet bersikap positif terhadap dirinya.Oleh karena
itu, konsep diri diperlukan oleh para pemain futsal, karena di dalam setiap
pertandingan futsal, para pemain futsal harus bangga terhadap kemampuan diri
sendiri, sebagaimana pentingnya keyakinan dan ambisi untuk memenangkan suatu
pertandingan sebagai akibat terpenuhinya aspek-aspek atau kondisi lain seperti
fisik, teknik dan taktik, sehingga dengan mengetahui konsep diri dari setiap
individu (atlet), maka akan memberikan keuntungan atau kemudahan dan acuan
bagi pelatih untuk memberikan program latihan. Fenomena ini menggambarkan
bahwa aspek mental yang salah satunya adalah konsep diri merupakan faktor yang
perlu mendapat perhatian khusus berkaitan dengan kontribusinya terhadap prestasi
atlet atau para pemain futsal.
Dalam mencapai tingkat keberhasilan atlet untuk meningkatkan prestasi
secara maksimal, seorang atlet tidak hanya tergantung kepada penguasaan fisik,
teknik, dan taktik saja, melainkan kemantapan jiwa dalam latihan dan ketika
pertandingan atau perlombaan sesungguhnya juga harus diperlukan. Menurut
4
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa: ’Olahraga bukan hanya merupakan masalah fisik saja, yaitu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota tubuh, otot, tulang, dan
sebagainya.’ Oleh sebab itu untuk mencapai prestasi yang maksimal seorang atlet
selain harus memiliki kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang baik, seorang atlet
juga harus memiliki psikologis yang baik, dalam hal ini motivasi berprestasi.
Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang ada dalam diri seseorang
untuk dapat melakukan sesuatu yang diinginkan dan dilakukan dengan baik. Husdarta (2010: 37) menjelaskan bahwa: ”Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu untuk senantiasa meningkatkan kualitas
tertentu dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan.” Dari penjelasan
tersebut, maka motivasi berprestasi pada hakikatnya adalah hasrat dan dorongan
untuk dapat unggul, yaitu mengungguli prestasi yang pernah dicapai sendiri atau
mengungguli prestasi orang lain. Oleh karena itu, motivasi berprestasi sangat penting untuk diteliti, sehingga pelatih maupun atlet dapat mengetahui adanya dorongan dan penggerak dari diri individu atau atlet itu sendiri, karena adanya
kemauan yang tinggi untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Motivasi berprestasi bukan bawaan dari lahir, akan tetapi hasil dari belajar
atau latihan. Adanya motivasi berprestasi pada diri atlet senantiasa mendorong
untuk bekerja dan berusaha untuk memberikan yang terbaik. McClelland dalam
Koontz, et.al (1984) pada situs http://www.damandiri.or.idmenjelaskan bahwa:
Orang yang motivasi berprestasi tinggi akan cenderung bekerja keras sesudah mengalami kegagalan untuk mecapai sukses pada waktu-waktu selanjutnya, ia akan terus berusaha untuk mencapai tujuan yang sebelumnya gagal dicapai. Sebaliknya orang yang motivasi berprestasi rendah menganggap kegagalan disebabkan oleh ketidakmampuan.
Berdasarkan kutipan di atas, motivasi berprestasi dapat dideskripsikan
sebagai kemauan atau kesediaan individu secara sadar untuk berupaya
berdasarkan segala kemampuan yang dimilikinya, melakukan suatu tugas ataupun
pekerjaan dengan sebaik-baiknya, lebih baik daripada yang dilakukan
sebelumnya. Artinya, seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
5
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
orang lain. Sehingga, dengan mengetahui motivasi berprestasi dari setiap individu
(atlet), maka akan memberikan keuntungan atau kemudahan dan acuan bagi
pelatih untuk memberikan program latihan. Dalam hal ini, maka atlet mempunyai
motivasi yang tinggi harus diikuti dengan rasa tanggung jawab yang tinggi pula
agar atlet tersebut mencapai prestasi yang diinginkan. Motivasi yang ada pada diri
atlet biasanya timbul keinginan untuk berprestasi untuk kepuasaan dirinya,
sehingga motivasi berprestasi dapat memberikan dukungan yang relatif besar
terhadap penampilan atlet dengan tidak mengabaikan aspek latihan fisik, teknik,
dan taktik.
Berdasarkan uraian tersebut, kedudukan konsep diri sangat erat kaitannya
dengan diri individu. Oleh karena itu konsep diri secara umum mencangkup
gambaran dari keseluruhan aspek kepribadian individu berdasarkan atas
pandangan, persepsi, pikiran, dan keyakinan inidividu terhadap dirinya sendiri
yang sekaligus melahirkan penghargaan dan penerimaan terhadap dirinya.
Sedangkan motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang mendorong
individu untuk melakukan kegiatan yang diinginkannya yang menjadi landasan
dalam pengembangan kepribadian dan kemampuan-kemampuan untuk
memperoleh keberhasilan atau prestasi. Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi dengan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Untuk peningkatan dan pencapaian prestasi atlet dalam cabang olahraga
futsal, hendaknya setiap atlet atau pemain harus memiliki keyakinan dan pendirian
yang ada dalam dirinya sendiri dan dapat mendorong hasratnya untuk memiliki
perasaan tertarik terhadap suatu bidang tertentu yang ada kaitan dengan dirinya
dan memberikan kepuasan untuk mendorong individu mencapai tujuan tertentu.
Oleh karena, faktor psikologi (konsep diri dan motivasi berprestasi) yang dimiliki
atlet dapat menentukan keberhasilan pada permainan futsal.
Konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
6
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berhubungan dengan orang lain. Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan tujuan serta keinginannya. Sedangkan motivasi
berprestasi merupakan kemauan atau kesediaan individu secara sadar untuk
berupaya berdasarkan segala kemampuan yang dimilikinya, melakukan suatu
tugas ataupun pekerjaan dengan sebaik-baiknya, lebih baik daripada yang
dilakukan sebelumnya. Artinya, motivasi berprestasi harus adanya dorongan dan
penggerak dari diri individu karena adanya kemauan yang tinggi untuk mencapai
prestasi yang tinggi dan diaktualisasikan melalui tingkah laku individu diharapkan
dapat mencapai tujuan yang diinginkan, selain itu juga harus adanya dukungan
dari lingkungan sosialnya guna mengarahkan seseorang ke satu tujuan yang telah
ditetapkan dan memenuhi kebutuhannya akan kepuasan pada dirinya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang terkait dengan konsep diri dan motivasi berprestasi yang
dihubungkan dengan prestasi pemain futsal, maka peneliti mengidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman pemain tentang dirinya sendiri dalam bermain futsal.
2. Kurangnya keyakinan atas kemampuan yang dimiliki dalam bermain futsal.
3. Kurangnya dorongan untuk meraih prestasi atau keberhasilan dan sukses di
bidang olahraga futsal pada dirinya.
4. Kurangnya dorongan untuk meningkatkan kualitas bermain futsal dengan
sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan.
5. Kurangnya fasilitas yang menunjang dan memadai dalam latihan futsal dan
respon pemain rendah dalam mengikuti latihan futsal.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan
7
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan
pencapaian prestasi pemain futsal?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi
berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan penelitian tersebut di atas, maka tujuan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan
pencapaian prestasi pemain futsal.
2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi
dengan pencapaian prestasi pemain futsal.
3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi
berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal.
E. Manfaat Penelitian
Apabila penelitian ini terbukti pada tarap signifikan yang diharapkan dari
hasil penelitian ini adalah:
1. Secara teoretis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang
berarti bagi pembina atau pelatih terhadap pengembangan pelatihan pada
umumnya dan cabang olahraga futsal khususnya mengenai hubungan konsep
diri dan motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal.
2. Secara praktis dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan
kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terutama para pembina,
pelatih dan guru olahraga dalam mempertimbangkan dan menerapkan
program latihan mental, khususnya dalam mengembangkan konsep diri dan
meningkatkan motivasi berprestasi pemain agar dapat menunjang terhadap
pencapaian prestasi atlet atau pemain dalam cabang olahraga futsal.
F. Pembatasan Penelitian
Agar ruang lingkup masalah penelitian tidak terlalu luas, penulis
8
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsep diri dan motivasi
berprestasi.
2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pencapaian prestasi pemain dalam
cabang olahraga futsal.
3. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPOK UPI yang mengikuti
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) cabang olahraga futsal, sebanyak 40 orang.
G. Batasan Istilah
Untuk mendapat data yang diperlukan, maka penulis memberikan
penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hubungan menurut Nurhasan (1999:17) adalah hubungan antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain, yang besar kecilnya ditentukan oleh koefisien
hubungan. Hubungan disini dimaksudkan adalah hubungan konsep diri dan
motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal.
2. Konsep diri menurut Rini (2002) dalam situs http:/www.e-psikologi.com
konsep diri adalah keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan
dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter,
maupun sikap yang dimiliki individu.
3. Motivasi berprestasi dalam situs http://digilib.ubaya.ac.id merupakan suatu
kemauan atau kesediaan individu melakukan segala upaya berdasankan
kemampuan yang dimiliki untuk mewujudkan dorongan ataupun kebutuhan
berprestasi yang ada pada dirinya.
4. Prestasi menurut Poerwadarminta W.J.S (1988:84) prestasi adalah hasil yang
telah dicapai. Sedangkan menurut Straub (1978) dalam Ibrahim dan
Komarudin (2008:188) prestasi adalah sama dengan keterampilan plus
motivasi. Maksudnya prestasi dalam penelitian ini adalah keberhasilan yang
dicapai para pemain futsal dalam setiap kejuaraan atau even-even pada cabang
olahraga futsal.
5. Futsal menurut Tenang (2008:17) adalah suatu jenis olahraga yang memiliki
9
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
body charge benturan badan), dan aspek kekerasan lain seperti dalam permainan sepak bola tidak diizinkan dalam futsal.
H. Struktur Organisasi Penulisan
Sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan penelitian,
dan batasan istilah.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis
Bab ini merupakan uraian landasan teori yang mendasari hubungan
konsep diri dan motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain
futsal, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini berisi uraian tentang metode penelitian yang digunakan,
populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, pelaksanaan pengumpulan data, prosedur
pengolahan dan analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi obyek penelitian serta analisis
data dan pembahasan yang dilakukan, sesuai dengan instrumen
penelitian yang digunakan.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian bagi pihak
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan dapat
membantu mengungkapkan suatu rumusan masalah. Keberhasilan suatu penelitian
ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian
akan menentukan penggunaan metode penelitian. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik korelasional. Mengenai
metode deskriptif dijelaskan Ibrahim dan Sudjana (2004:64) bahwa:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Pendapat di atas memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat
sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Lebih lanjut Surakhmad (1998:140)
menjelaskan mengenai ciri-cirinya metode deskriptif sebagai berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).
Berdasarkan kutipan di atas maka metode deskriptif adalah suatu metode
yang berusaha menggambarkan, menjelaskan, dan melukiskan situasi berupa
gejala, dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Sedangkan berdasarkan
ciri-ciri metode deskriptif di atas dapat digambarkan bahwa dalam penelitian ini data
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
memperoleh gambaran yang jelas mengenai hubungan konsep diri dan motivasi
berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian. Ketelitian di
dalam menentukan jumlah dari suatu populasi dan sampel akan menentukan
keberhasilan suatu penelitian. Populasi dalam suatu penelitian merupakan
kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Arikunto
(2002:102) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.”
Kemudian Ibrahim dan Sudjana (2004:84) menjelaskan tentang populasi sebagai
berikut: “Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat
diperolehnya informasi. Elemen di atas dapat berupa individu, keluarga, rumah
tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat digambarkan bahwa yang
dimaksud dengan populasi adalah totalitas sumber data secara keseluruhan subjek
penelitian, oleh karena itu perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang
terkumpul akan diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk
membuktikan kebenaran hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa FPOK UPI yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) cabang
olahraga futsal, sebanyak 40 orang.
Sampel merupakan sebagian dari populasi. Mengenai pengertian sampel
Arikunto (2002:104) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau mewakili
sebagian populasi yang diteliti.” Sedangkan Ibrahim dan Sudjana (2004:85)
menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat
yang sama dengan populasi.” Dalam suatu penelitian, populasi merupakan
kumpulan individu atau objek dengan sifat-sifat umumnya. Dalam proses
penentuan jumlah sampel, tidak ada patokan yang standar untuk dijadikan patokan
dalam melakukan penelitian dari populasi yang tersedia, untuk memilih sampel
harus terdapat penyelidikan dari sifat populasi. Hal ini seperti yang dijelaskan
Surakhmad (1998:93) sebagai berikut:
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
generalisasi yang berlaku secara umum, maka seringkali penyelidik terpaksa mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebuah sampel yang dapat dipandang representatif terhadap populasi itu.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
purposive sampling. Arikunto (2002:117) menjelaskan bahwa:
Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Lebih lanjut Lutan, Berliana, dan Sunaryadi (2007:99) menjelaskan bahwa: “Penggunaan purposive sampling dilakukan dalam mempertimbangkan untuk menentukan sampel yang dipercaya berdasarkan atas informasi terdahulu, dan akan memberikan data yang diperlukan.” Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi FPOK UPI yang mengikuti Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) cabang olahraga futsal, sebanyak 12 orang.
Ciri-ciri atau karakteristik sampel secara spesifik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sampel tersebut memiliki prestasi di cabang olahraga futsal.
2. Sampel tersebut rajin berlatih di UKM cabang olahraga futsal FPOK UPI.
3. Sampel tersebut adalah para pemain futsal puteri di Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) cabang olahraga futsal FPOK UPI Bandung.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data
agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian,
karena itu desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses
penelitian yang dilakukan. Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan
dalam pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan
terencana. Suatu penelitian deskriptif pengambilan data yang digunakan harus
dipilih berdasarkan variabel-variabel yang tergantung dalam penelitian. Pada
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
X2
Y X1
populasi dan sampel penelitian, b) Pengambilan dan pengumpulan data melalui
penyebaran angket dan tes, c) Analisis data, dan d) Menetapkan kesimpulan.
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, disajikan
pada Bagan 3.1.
r
1.yr1.2 r2.y
R12.y
Bagan 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Sukardi, 2008:168)
Keterangan:
X1 : Konsep diri
X2 : Motivasi berprestasi
X1X2 : Konsep diri dan motivasi berprestasi
Y : Pencapaian prestasi pemain futsal
r
1.2 : Koefisien kontribusi X1 dan X2r
1.y : Koefisien kontribusi X1 dan Yr
2.y : Koefisien kontribusi X2 dan YR12.y : Koefisien kontribusi X1, X2 dan Y
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:
Populasi
Sampel
Angket Motivasi Berprestasi
Pencapaian Prestasi Pemain Futsal Angket Konsep Diri
Pengolahan Data dan Analisis
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Bagan 3.2
Langkah-langkah Penelitian
D. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka
digunakan instrumen penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri atas 3 instrumen penelitian, yaitu:
1. Instrumen untuk mengetahui konsep diri pemain futsal menggunakan bentuk
angket tertutup.
2. Instrumen untuk mengetahui motivasi berprestasi pemain futsal menggunakan
bentuk angket tertutup.
3. Instrumen untuk mengetahui hasil prestasi pemain futsal dilihat dari hasil
juara di tingkat Klub, Universitas, Kabupaten/Kota, dan Nasional.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang
disebut instrumen, hal ini untuk memudahkan sampel dalam melakukan tes dan
pengukuran, sehingga pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
1. Angket Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Pemain Futsal
Pada penelitian ini, untuk mengetahui konsep diri dan motivasi
berpreastasi pemain futsal, digunakan instrumen penelitian berupa angket atau
kuesioner dan tes pengukuran sebagai alat pengumpul data. Sehubungan dengan
angket atau kuesioner dijelaskan Arikunto (2002:124) bahwa: “Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.”
Angket dalam penelitian ini terdiri dari variabel konsep diri dan motivasi
berprestasi yang dijabarkan melalui komponen dan indikator-indikator. Butir-butir
pernyataan dalam angket merupakan gambaran mengenai hubungan konsep diri
dan motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal. Bentuk angket
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket ini bersifat
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
dan lengkap sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia
dalam setiap pernyataan.
Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pernyataan angket serta
alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk
menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh
responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.
Untuk mengidentifikasi perubahan prilaku dan pribadi seseorang dalam menjawab
setiap pernyataan dari setiap butir soal yang akan disajikan, hendaknya terlebih
dahulu harus diketahui secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliabel) dari alat
pengumpulan datanya, karena kecermatan penilaian dalam mempertimbangkan
dan mengambil keputusan serta diagnosa tergantung kepada tingkat ketepatan,
kepercayaan, keobjektifan, dan kerepresentatifan informasi yang didukung oleh
data yang diperoleh di lapangan. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan
pada angket mengenai konsep diri dan motivasi berprestasi.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut:
a. Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup
masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk memudahkan penyusunan
spesifikasi data tersebut, maka dituangkan dalam bentuk kisi-kisi.
1) Kisi-kisi tentang konsep diri dalam penelitian ini mengacu pada pendapat
para ahli, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Acuan Kisi-kisi dari Pendapat Para Ahli Mengenai Konsep Diri (Self Concept)
Teori Persamaan Perbedaan
Cawagas (1983) dalam Clara Pudjijogyanti (1995:2) menjelaskan bahwa: ”Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kepandaiannya,
Hurlock (1990) dalam situs
http:/www.pengertiankonsepdiri.com menjelaskan bahwa: ”Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi, dan
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
William D. Brooks dalam Husdarta (2010:93)
menjelaskan bahwa: “Self concept is those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others.” Maksudnya,
konsep diri merupakan pandangan dan perasaan tentang diri sendiri. Persepsi tentang diri tersebut dapat bersifat psikologi (mental), sosial, dan fisik.
1. Psikologi (mental) 2. Sosial
3. Fisik
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka dapat digambarkan bahwa
konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Pada penelitian ini yang akan dijadikan acuan
dalam pembuatan pernyataan mengenai konsep diri (self concept) diadobsi
berdasarkan pendapat para ahli di atas, antara lain; kondisi fisik, mental,
sosial, emosional, intelektual, keyakinan, dan prestasi. Mengenai kisi-kisi
tentang konsep diri (self concept) dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tentang Konsep Diri (Self Concept)
Variabel Komponen Indikator No. Soal + –
2. Di atas rata-rata
3. Fluktuasi atau tidak konsisten
1. Stabil 2. Labil
3. Berubah-ubah
1. Pengatur tingkah laku 2. Menjalin interaksi sosial
3. Penyesuaian diri dengan lingkungan
1. Tinggi 2. Rendah
3. Sesuai dengan keadaan
1. Daya serap dalam berpikir 2. Kemampuan akademik 3. Wawasan dan pengalaman
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
7. Prestasi 1. Mempunyai Target 2. Penampilan Maksimal
3. Berusaha lebih baik dari sebelumnya 37 39 41
38 40 42
2) Kisi-kisi tentang motivasi berprestasi mengacu pada pendapat para ahli
adalah sebagi berikut:
a) Husdarta (2010:37) menjelaskan bahwa: ”Motivasi berprestasi
merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu untuk
senantiasa meningkatkan kualitas tertentu dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan.”
b) Dalam situs http://digilib.ubaya.ac.id dijelaskan bahwa: “Motivasi
berprestasi merupakan suatu kemauan atau kesediaan individu
melakukan segala upaya berdasankan kemampuan yang dimiliki untuk
mewujudkan dorongan ataupun kebutuhan berprestasi yang ada pada dirinya.”
c) Ibrahim dan Komarudin (2008:187) menjelaskan tentang pengertian
motivasi berprestasi bahwa: “Motivasi berprestasi adalah suatu
dorongan yang terjadi dalam diri individu untuk senantiasa
meningkatkan kualitas tertentu dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan.”
d) Harsono (1988:252) menjelaskan faktor-faktor yang mendorong atlet untuk berprestasi yaitu: “1) Mencari dan mengatasi rasa stres, 2) Usaha untuk memperoleh kesempurnaan, 3) Status, 4) Kebutuhan
untuk diakui menjadi anggota kelompok, 5) Hadiah-hadiah, 6)
Kejantanan (masculinity), 7) Membentuk watak (character).”
Berdasar pada pendapat beberapa para ahli mengenai penjelasan motivasi
berprestasi dan faktor-faktor yang mendorong atlet untuk berprestasi, maka
dalam penelitian ini yang akan dijadikan acuan pembuatan pernyataan
mengenai motivasi berprestasi diadobsi cenderung lebih terfokus pada
faktor-faktor yang mendorong atlet untuk berprestasi, antara lain; mencari dan
mengatasi rasa stres, usaha untuk memperoleh kesempurnaan, status,
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
kejantanan (masculinity), dan membentuk watak (character). Mengenai
kisi-kisi tentang motivasi berprestasi dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Mengenai Motivasi Berprestasi
Variabel Komponen Indikator No soal + –
Motivasi Berprestasi
1. Mencari dan mengatasi stress
2. Usaha untuk memperoleh kesempurnaan
3. Status
4. Kebutuhan untuk diakui sebagai anggota kelompok
5. Penghargaan (hadiah)
6. Kejantanan (masculinity)
7. Membentuk watak (character)
1. Sebelum pertandingan 2. Di tempat latihan 3. Di tempat pertandingan
1. Membuat citra positif 2. Memperbaiki diri
3. Berusaha memperbaiki diri dari sebelumya
1. Penghargaan atau pujian 2. Hadiah atau rewards 3. Bonus berupa uang atau
barang berharga
1. Yakin atau teguh
2. Menganggap lawan sepadan 3. Melakukan tugas dengan baik
1. Self control
Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi
tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan
atau soal dalam angket. Butir-butir pernyataan atau soal tersebut dibuat dalam
bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia.
Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis
menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir
pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak
Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan
negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4 dan
Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran tampak dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar
responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka
pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Arikunto
(2002:200) mengenai cara dan pengadaanya untuk mengikuti persyaratan yang
telah digariskan dalam penelitian, adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. 3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik
dan tunggal.
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam menyusun pernyataan dalam
angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket
penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Hasil Prestasi atlet atau pemain futsal diambil dari hasil juara sampel selama
berkiprah atau selama menjadi pemain futsal diberbagai multi even baik di
tingkat Klub, Universitas, Kabupaten/Kota, dan Nasional.
F. Uji Coba Angket
Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat
validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan. Dari uji coba angket akan
diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai
pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini dilaksanakan pada
tanggal 24 - 26 Maret 2014. Angket tersebut diujicobakan kepada para pemain
futsal puteri klub Queen Bandung sebanyak 20 orang. Sebelum para sampel
mengisi angket, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.
Adapun langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas
instrumen sebagai berikut:
1. Menentukan Validitas Instrumen
Untuk menentukan validitas instrumen dilakukan langkah-langkah dalam
mengolah data untuk menentukan validitas instrumen tersebut adalah:
a. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara
skor tertinggi dan terendah
b. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% yang
memperoleh skor rendah.
c. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut
kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang
memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.
d. Mencari nilai rata-rata (X) setiap butir dengan rumus dari Sudjana (1989:62):
Xi
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
Keterangan:
X : Nilai rata-rata yang dicari Xi : Jumlah skor
n : Jumlah responden
e. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan dari Sudjana (1989:94)
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
S : Simpangan baku yang dicari
(X – X)2 : Jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata n – 1 : Jumlah sampel dikurangi satu
f. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas
dan kelompok bawah dari Sudjana (1989:232) dengan rumus sebagai berikut :
dengan rumus sebagai berikut:
2
2. Menentukan Reliabilitas Instrumen
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
Untuk menentukan reliabilitas instrumen, penulis melakukan pendekatan
sebagai berikut:
a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor
ganjil dan bernomor genap
b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokkan menjadi
variabel X dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap
dijadikan variabel Y.
c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil
dengan butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan
rumus korelasi Pearson Product. Moment sebagai berikut:
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi yang dicari
XY: Jumlah perkalian skor x dan skor y
X : Jumlah skor x
Y : Jumlah skor y
n : Jumlah banyaknya soal
d. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus
Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
rii : Koefisien yang dicari
2. r : Dua kali koefisien korelasi 1 + r : Satu tambah koefisien korelasi
e. Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh
Sudjana (1989: 365) yaitu sebagai berikut: n XY – (X) (Y) rxy =
(n (X2) – (X)2 ) (n (Y2) – (Y)2 )
2. r xy
rii =
1 + r xy
r n - 2 t =
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
Keterangan:
t : Nilai thitung yang dicari
r : Koefisien seluruh tes
n – 2 : Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua
G. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam penelitian ini
dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, setelah itu angket penelitian
diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber
data dalam penelitian ini. Angket di atas disebarkan kepada para pemain futsal
puteri di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) cabang olahraga futsal FPOK UPI
Bandung, butir soal dalam angket yang valid dan reliabel ini sebanyak 38 soal dari
42 soal pada variabel konsep diri dan sebanyak 38 soal dari 42 soal pada variabel
motivasi berprestasi. Pengumpulan data mengenai dari Angket konsep diri, angket
motivasi berprestasi, dan pencapaian prestasi para pemain futsal dilaksanakan
tanggal 23 – 30 April 2014 di Sport Hall UPI.
H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan data
mentah. Data-data yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk
menghasilkan suatu hubungan yang berarti melalui data-data tersebut. Adapun
rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data hasil tes dikutip dari
buku “Metode Statistika” (1989) yang disusun oleh Sudjana. Adapun
langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus:
n X X i
Keterangan:
X = Rala-rata (mean) yang dicari Σ = Jumlah dari Xi
Xi = Skor mentah
n = Jumlah sampel
2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
3. Setelah menempuh langkah-langkah tersebut, maka langkah selanjutnya adalah
mencari T-skor dengan rumus:
T-skor = 50 + 10
Rumus-rumus di atas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk
pengolahan data hasil tes pada tahap sebenarnya, yang akan dipergunakan
untuk menyelsaikan pengolahann data untuk memperoleh nilai-nilai yang
menjadi bahan penelitian yang dilakukan.
4. Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji statistika non parametrik yang dikenal dengan "Uji Lilliefors.” Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
3.1. Pengamatan Xi, X2... Xn dijadikan bilangan baku.Z1,Z2, ,... Zn dengan
3.2 Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus:
Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi
S (Zi) =
n 3.4. Hitung selisih F(Z1) - S(Zi)
3.5. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebutlah harga terbesar itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol
maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji
Liliefors dengan taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol
bila populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari
perhitungan lebih besar dari Ltabel, dalam hal lain hipotesis diterima.
5. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari
hubungan kedua variabel dengan rumus sebagai berikut:
rxy=
pendekatan uji-t dengan rumus:
r
Pengujjian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata a = 0.05 dengan
dk = n – 2 dalam hal lain jika thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak.
7. Menghitung derajat hubungan tiga variabel atau koefisien korelasi mutiple
dengan menggunakan rumus:
Ry12 = Koefisien korelasi yang dicari
ry1 =Koefisien korelasi antara y dan x1
ry2 = Koefisien korelasi antara y dan x2
r12 = Koefisien korelasi antara x1 dan x2
8. Menguji signifikansi koefisien korelasi multiple atau ganda dengan
menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus:
)
R = Koefisien korelasi yang dicari K = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel
Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi mutiple atau
ganda bersifat nyata atau tidak nyata dengan ketentuan bila harga Fhitung lebih
besar dari Ftabel pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk = (n – k – 1), maka
koefisien korelasi mutiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.
9. Menghitung determinasi dari hasil perhitungan korelasi dengan rumus:
D = r2 x 100%
Keterangan:
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prastya. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Clara R. Pudjijogyanti. (1995). Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan.
Ginting, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Humaniora.
Giriwijoyo, Y.S. Santosa. (2004). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung.
Harsono (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung: Penerbit CV. Tambak Kusuma.
Hidayat, Yusuf (2008). Pengantar Pisikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.
Hoedaya, Danu. (2002). Penerapan Psikologi Olahraga. Bandung: Penataran Pelatih Tingkat Dasar Jawa Barat. Pengurus Daerah Perbasi Jawa Barat.
Husdarta, J.S. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Ibrahim dan Sudjana. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Ibrahim, Rusli dan Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK/ UPI Bandung.
Lhaksana, Justinus. dkk. (2005). Teknik Dasar dan Strategi Permainan Futsal. Jakarta.
Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori Dan Metode. Jakarta. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Lutan, Rusli. (1992). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB – FPOK IKIP Bandung.
64
Berlian Ferdiansyah, 2014
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Moeloek. (1984). Kesehatan Olahraga. Jakarta: FK – UI Jakarta.
Murhananto. (2006). Dasar-dasar Permainan Futsal. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.
Nurhasan. (1999). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Poerwadarminta, W. J. S. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto M. Ngalim (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sajoto (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize.
Sudibyo, Setyobroto. (2001). Psikologi Olahraga. Jakarta: Jaya Sakti.
Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.
Tenang, John D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: DAR! Mizan.
Situs:
Natawidjaya. (1979). http:/www.pengertiankonsepdiri.com diakses tanggal 2 Pebruari 2014.
Hurlock (1990). http:/www.pengertiankonsepdiri.com diakses tanggal 2 Pebruari 2014.
McClelland dalam Koontz, et.al (1984). http://www.damandiri.or.id diakses tanggal 10 Pebruari 2014.
Rini. (2002). http:/www.e-psikologi.com diakses tanggal 5 Pebruari 2014.
http://digilib.ubaya.ac.id diakses tanggal 10 Pebruari 2014.
Willoughby, King, dan Polatajko. (1996). http://repository.usu.ac.id diakses
tanggal 3 Pebruari 2014.