vii Universitas Kristen Maranatha
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN POLIMER
PADA SIFAT-SIFAT HOT ROLLED SHEET
Venny Arizzona NRP : 1021053
Pembimbing: Santoso Urip Gunawan, Ir., M.T.
ABSTRAK
Hot Rolled Sheet (HRS) telah banyak digunakan di Indonesia sebagai lapisan permukaan jalan karena sifatnya yang kedap air serta tahan lama. Dalam pemakaiannya dilapangan banyak ditemukan kelemahan yang sering terjadi pada HRS berupa kerusakan seperti terjadinya alur (rutting) yang disebabkan oleh temperatur yang tinggi. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut dilakukan dengan memodifikasi sifat-sifat fisik aspal khususnya pada penetrasi dan titik lembeknya dengan menggunakan bahan tambahan sehingga diharapkan bisa mengurangi ke-pekaan aspal terhadap temperatur dan keelastisannya. Pada penelitian ini meng-gunakan bahan tambah Polimer tipe TPS atau biasa disebut dengan karet sintetis (karet buatan) dengan gradasi agregat senjang.
Tujuan penelitian ini adalah penentuan kadar Polimer (SBS) yang optimum pada campuran HRS dengan pengujian pendahuluan HRS dengan kadar aspal dimulai dari 5,5%, 6%, 6,5%, 7%, dan 7,5% kemudian memodifikasi aspal HRS optimum dengan bahan tambah polimer SBS dengan kadar 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Pada penelitian ini dilakukan pengujian Marshall untuk stabilitas, flow, kepadatan, VIM, VMA, VFA dan MQ.
viii Universitas Kristen Maranatha
THE INFLUENCE OF ADDITION MATERIAL
POLYMER IN THE PROPERTIES OF
HOT ROLLED SHEET
Venny Arizzona NRP : 1021053
Supervisor: Santoso Urip Gunawan, Ir., M.T.
ABSTRACT
Hot rolled sheet (HRS) has been widely used in Indonesia as a layer of the road surface because it is waterproof and durable. In its use in the field, are commonly found some weaknesses on HRS, kind of damages such as the groove (rutting) caused by high temperatures. In anticipation of the event, some modifications on the physical properties of asphalt are done, especially on the penetration and softening point by using an additional material that is expected to reduce its sensitivity to temperature and elasticity. This study uses a TPS polymer admixture type or commonly known as synthetic rubber (artificial rubber) with gap aggregate gradation.
The purpose of this study is to test the HRS optimum bitumen content ranging from 5,5%, 6%, 6,5%, 7%, and 7,5%, followed by modifying the optimum HRS asphalt using SBS polymer as admixture ranging from 0 %, 2%, 4%, 6%, and 8%. In this research, Marshall test was done for stability, flow, density, VIM, VMA, VFA, and MQ.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ...ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ...vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ...xii
DAFTAR NOTASI ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2
1.4 Sistematika Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Perkerasan Jalan ... 4
2.2 Lataston ... 5
2.3 Bahan Penyusun Perkerasan Jalan ... 5
2.3.1 Agregat ... 6
2.3.2 Aspal ... 11
2.3.1 Aspal Modifikasi ... 14
2.4 Karakteristik Campuran ... 16
2.5 Persyaratan Campuran Lataston ... 17
2.6 Sifat Volumetrik Campuran ... 19
2.6.1 Evaluasi Berat Jenis ... 20
2.6.2 Rongga diantara Agregat (VMA) ... 22
2.6.3 Rongga Terhadap Campuran (VIM) ... 22
2.6.4 Jumlah Kandungan Rongga Terisi Aspal (VFA) ... 23
2.6.5 Absorbsi Aspal Terhadap Total Agregat ... 24
2.6.4 Kadar Aspal Efektif ... 24
2.7 Uji Statistik ... 25
2.7.1 Perkiraan Interval untuk Rata-rata µ ... 25
2.7.2 Hipotesis Statistik ... 26
2.7.3 Analisis Variansi (Analysis Of Variance,ANOVA) ... 29
2.7.4 Uji Statistik Student Newman Keuls ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Rencana Kerja ... 33
3.2 Persiapan Alat dan Bahan ... 34
3.3 Pengujian Bahan ... 35
3.3.1 Pengujian Aspal ... 35
x Universitas Kristen Maranatha
3.4 Perencanaan Campuran ... 36
3.5 Pengujian Campuran ... 37
3.5.1 Pengujian Campuran HRS... 37
3.5.2 Pengujian Campuran HRS+Polimer ... 39
3.6 Penentuan Kadar Aspal Optimum ... 40
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Hasil Pengujian ... 42
4.1.1 Hasil Pengujian Aspal ... 42
4.1.2 Hasil Pengujian Agregat ... 43
4.1.3 Hasil Pengujian Campuran HRS ... 43
4.1.4 Hasil Kadar Aspal Optimum ... 48
4.1.5 Hasil Pengujian Campuran HRS+Polimer ... 49
4.2 Analisis Data ... 53
4.2.1 Kepadatan (Density) ... 53
4.2.2 Stabilitas ... 56
4.2.3 Rongga Terhadap Campuran (VIM) ... 59
4.2.4 Rongga Diantara Agregat (VMA) ... 63
4.2.5 Jumlah Kandungan Rongga Terisi Aspal (VFA) ... 66
4.2.6 Marshall Quotient ... 70
4.3 Pembahasan ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75
5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lapisan Perkerasan Jalan ... 4
Gambar 2.2 Satu Set Saringan ... 8
Gambar 2.3 Lengkung Gradasi HRS ... 10
Gambar 2.4 Volumetrik Campuran Beraspal ... 19
Gambar 2.5 Pengertian Tentang VIM, Selimut Aspal ... 23
Gambar 2.6 Ilustrasi Pengertian VMA dan VIM ... 23
Gambar 2.7 Prosedur Pengujian Hipotesis ... 28
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 34
Gambar 3.2 Lengkung Gradasi yang Dipakai ... 37
Gambar 3.3 Contoh Perhitungan Kadar Aspal Optimum ... 41
Gambar 4.1 Hasil Analisis Pengujian Marshall HRS ... 45
Gambar 4.2 Hubungan Kadar Aspal dengan Nilai Kepadatan, Stabilitas dan VIM ... 49
Gambar 4.3 Hubungan Kepadatan dengan Kadar Polimer ... 55
Gambar 4.4 Hubungan Stabilitas dengan Kadar Polimer ... 58
Gambar 4.5 Hubungan VIM dengan Kadar Polimer ... 61
Gambar 4.6 Hubungan VMA dengan Kadar Polimer ... 64
Gambar 4.7 VMA Memotong Batas Minimum ... 65
Gambar 4.8 Hubungan VFA dengan Kadar Polimer ... 68
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ketentuan Agregat Kasar, Halus dan Filler ... 7
Tabel 2.2 Ukuran saringan bukaan ... 8
Tabel 2.3 Gradasi Agregat untuk Campuran HRS ... 9
Tabel 2.4 Gradasi Agregat Campuran HRS ... 10
Tabel 2.5 Persyaratan Aspal Keras Pen.60 ... 13
Tabel 2.6 Ketentuan Sifat-sifat Campuran ... 18
Tabel 2.7 Probabilitas Membuat Kesalahan ... 27
Tabel 2.8 k Sampel Acak ... 29
Tabel 2.9 Analisis Variansi untuk Klasifikasi Ekaarah ... 30
Tabel 3.1 Gradasi Agregat Campuran HRS yang Dipakai ... 36
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Aspal ... 42
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Agregat ... 43
Tabel 4.3 Analisis Pengujian Marshall HRS ... 43
Tabel 4.4 Hasil Analisis Pengujian Marshall HRS ... 47
Tabel 4.5 Nilai Parameter Marshall untuk Mencari Kadar Aspal Optimum 48 Tabel 4.6 Analisis Pengujian Marshall Hrs+Polimer ... 49
Tabel 4.7 Parameter Marshall untuk Uji Hipotesis yang Digunakan ... 53
Tabel 4.8 Nilai Rata-rata Kepadatan Uji Marshall ... 54
Tabel 4.9 Data Kepadatan Benda Uji ... 55
Tabel 4.10 Analisis Varians (ANOVA) untuk Kepadatan ... 55
Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Kepadatan Uji Marshall ... 55
Tabel 4.12 Nilai P(Rentang) ... 55
Tabel 4.13 Uji Student-Newman-Keuls untuk Kepadatan ... 56
Tabel 4.14 Nilai Rata-rata Stabilitas Uji Marshall ... 57
Tabel 4.15 Nilai Stabilitas Benda Uji... 58
Tabel 4.16 Analisis Varians (ANOVA) untuk Stabilitas ... 58
Tabel 4.17 Nilai Rata-rata Stabilitas Uji Marshall ... 58
Tabel 4.18 Nilai P(Rentang) ... 58
Tabel 4.19 Uji Student-Newman-Keuls untuk Stabilitas ... 59
Tabel 4.20 Nilai Rata-rata VIM Uji Marshall ... 60
Tabel 4.21 Nilai VIM Benda Uji ... 61
Tabel 4.22 Analisis Varians (ANOVA) untuk VIM ... 61
Tabel 4.23 Nilai Rata-rata VIM Uji Marshall ... 62
Tabel 4.24 Nilai P(Rentang) ... 62
Tabel 4.25 Uji Student-Newman-Keuls untuk VIM ... 62
Tabel 4.26 Nilai Rata-rata VMA Uji Marshall ... 63
Tabel 4.27 Nilai VMA Benda Uji ... 65
Tabel 4.28 Analisis Varians (ANOVA) untuk VMA ... 65
Tabel 4.29 Nilai Rata-rata VMA Uji Marshall ... 65
Tabel 4.30 Nilai P(Rentang) ... 66
Tabel 4.31 Uji Student-Newman-Keuls untuk VMA ... 66
xiii Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.33 Nilai VFA Benda Uji ... 68
Tabel 4.34 Analisis Varians (ANOVA) untuk VFA ... 68
Tabel 4.35 Nilai Rata-rata VFA Uji Marshall ... 69
Tabel 4.36 Nilai P(Rentang) ... 69
Tabel 4.37 Uji Student-Newman-Keuls untuk VFA ... 69
Tabel 4.38 Nilai Rata-rata MQ Uji Marshall ... 70
Tabel 4.39 Nilai MQ Benda Uji ... 69
Tabel 4.40 Analisis Varians (ANOVA) untuk MQ ... 71
Tabel 4.41 Nilai Rata-rata MQ Uji Marshall ... 72
Tabel 4.42 Nilai P(Rentang) ... 72
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR NOTASI
% persen
° derajat
₂ kuadrat
± lebih kurang
σ standar deviasi/simpangan
α selang tingkat kepercayaan (Level of Significance)
AASHTO American Association of State Highway and Transportation Officials
ASTM American Society for Testing Materials
AC Asphalt Concrete
CCl4 Carbon Tetra Clorida
cm centimeter
cm2 centimeter persegi
df Degree of Freedom
ESA Equivalent Single Axle load, Angka yang menunjukan jumlah linta san sumbu standar yang menyebabkan kerusakan yang sama untuk satu lintasan sumbu atau kendaraan yang dimaksud
Gb Berat Jenis dari aspal
Gmm Berat Jenis Maksimum Teoritis dari campuran padat tanpa rongga udara
Gsa Berat Jenis Apparent dari total agregat
Gsb Berat Jenis Bulk total agregat dalam gr/cc
Gse Berat Jenis Efektif dari total agregat
xv Universitas Kristen Maranatha
Ha hipotesis alternatif
HRS Hot Rolled Sheet
HRS-Base Hot Rolled Sheet-Base
in inci
kg kilogram
LSR Least Significant Ranges
mm millimeter
MSE nilai kuadrat tengah kesalahan = Error Mean Square
MQ Marshall Quotient
n Jumlah pasangan data
nj Jumlah ulangan
P1, P2, P3, Pn Persen berat dari agregat 1, 2, 3,…., n
Pen Penetrasi
SNI Standar Nasional Indonesia
SSD Saturated Surface Dry
SStotal jumlah kuadrat total (Sum of Squares Total)
SSBetween jumlah kuadrat antara (Sum of Squares Between)
SSerror jumlah kuadrat dalam (Sum of Squares Error)
VIM Void In the Mix (Persen rongga dalam campuran)
VFA/VFB Voids Filled with Asphalth (Persen Rongga terisi Aspal)
VMA Void In Mineral Aggregate
Wp Wilayah nyata student
Y Mean/rata-rata perbedaan
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran L.1 Hasil Pengujian Aspal ... 80
Lampiran L.2 Hasil Pengujian Agregat ... 89
Lampiran L.3 Tabel Koreksi Stabilitas Marshall ... 98
Lampiran L.4 Perhitungan Proses Benda Uji HRS ... 100
Lampiran L.5 Perhitungan Proses Benda Uji HRS+Polimer ... 102
Lampiran L.6 Perhitungan Statistik Kepadatan ... 104
Lampiran L.7 Perhitungan Statistik Stabilitas ... 107
Lampiran L.8 Perhitungan Statistik VIM ... 110
Lampiran L.9 Perhitungan Statistik VMA ... 113
Lampiran L.10 Perhitungan Statistik VFA ... 116
Lampiran L.11 Perhitungan Statistik Marshall Quotient ... 119
Lampiran L.12 Perhitungan Statistik Flow ... 122
Lampiran L.13 Tabel Nilai Distribusi F ... 125
79
DAFTAR LAMPIRAN
L.1 Hasil Pengujian Aspal ... 80
L.2 Hasil Pengujian Agregat ... 89
L.3 Tabel Koreksi Stabilitas Marshall ... 98
L.4 Perhitungan Proses Benda Uji Hrs ... 100
L.5 Perhitungan Proses Benda Uji Hrs+Polimer ... 102
L.6 Perhitungan Statistik Kepadatan ... 104
L.7 Perhitungan Statistik Stabilitas ... 107
L.8 Perhitungan Statistik VIM ... 110
L.9 Perhitungan Statistik VMA ... 113
L.10 Perhitungan Statistik VFA ... 116
L.11 Perhitungan Statistik Marshall Quotient ... 119
L.12 Perhitungan Statistik Flow ... 122
L.13 Tabel Nilai Distribusi F ... 125
80
LAMPIRAN 1
81
PENETRASI BAHAN ASPAL/BITUMEN
(SNI 06-2456-1991/AASHTO T-49-1986)
Contoh dipanaskan Mulai Jam : 07.00
Suhu Oven (0C)
1100C
Selesai Jam : 07.30
Didiamkan pada suhu ruang
Mulai Jam : 07-30 Selesai Jam : 08.30
Direndam pada suhu 250C Mulai Jam : 08.30
Suhu Water Bath (0C)
250C
Selesai Jam : 09.30
Pemeriksaan Penetrasi Mulai Jam : 09.30 Selesai Jam : 10.45
NOMOR CONTOH I
Penetrasi pada pengamatan ke 1 Div 65 Penetrasi pada pengamatan ke 2 Div 63 Penetrasi pada pengamatan ke 3 Div 66 Penetrasi pada pengamatan ke 4 Div 65 Penetrasi pada pengamatan ke 5 Div 65
Rata rata Penetrasi Div 65
1 Div = 0.1 mm
REKOMENDASI
82
PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL/BITUMEN
(SNI-2434-1991/AASHTO T-53-1989)
NO. SUHU YANG DIAMATI NOMOR CONTOHWAKTU (DETIK) SUHU TITIK
LEMBEK(0C)
I I
1 00C 0
Kiri 9:30 570 detik
510C
Kanan 9:46 586 detik
520C
2 50C 0
3 100C 01:59
4 15OC 02:39
5 200C 03:38
6 250C 04:43
7 300C 05:44
8 350C 06:52
9 400C 08:01
10 450C 09:08
11 500C 09:30
RATA-RATA TITIK LEMBEK(0C) 51,5 0C
REKOMENDASI
Dari hasil pengujian didapatkan nilai titik lembek 51,50C dan harga PI
(Penetration index)= -0,384. penyelesaian:
dik: PI =
) 50 1 ( ) 500 20 ( A A
jawab: A = 51,5 25
) 60 log 800 (log
= 0,0424
A =
) 25 ( ) log 800 (log TL
pen PI =
50 0,0424
1 0424 , 0 500 20 x x
= -0,384
TL = 51,5C
83
PENGUJIAN DAKTILITAS BAHAN ASPAL
(SNI 06-2432-1991/AASHTO T-51-1994)
Contoh dipanaskan Mulai Jam : 07:00
Suhu Alat(0C) 1100C
Selesai Jam : 07:30 Didiamkan pada suhu
ruang Mulai Jam : 07:30 Selesai Jam : 08:30
Direndam pada suhu 250C Mulai Jam : 08:35 Suhu Water
Bath(0C) 250C
Selesai Jam : 09:05 Periksaan Daktilitas Mulai Jam : 10:45 Selesai Jam : 11:30
Nomor Contoh I II Panjang sampai putus
pada pengamatan ke-1 Cm >100 >100 Panjang sampai putus
pada pengamatan ke-2 Cm >100 >100 Rata-rata Panjang
sampai putus Cm
>100 >100 >100
REKOMENDASI
84
BERAT JENIS ASPAL/BITUMEN KERAS
(SNI 06-2488-1991/PA.0301-76)
Contoh dipanaskan Mulai Jam : 07.00
Suhu Oven (0C)
1100C
Selesai Jam : 07.30
Didiamkan pada suhu ruang
Mulai Jam : 07-30 Selesai Jam : 08.30 Direndam pada suhu 250C Mulai Jam : 08.30
Suhu Water Bath(0C)
250C
Selesai Jam : 09.30
Pemeriksaan Berat Jenis Mulai Jam : 09.30 Selesai Jam : 10.45
REKOMENDASI
Dari hasil pengujian maka didapat berat jenis aspal rata-rata yaitu 1,03 gr/ml, jadi nilai ini memenuhi persyaratan yang mensyaratkan nilai berat jenis aspal minimum 1,0 untuk aspal pen 60.
Nomor Contoh I
Berat Piknometer +
Tutup(gram) A 32,26
Berat Piknometer + Tutup +
Air(gram) B 81,60
Berat Piknometer + Tutup +
Aspal(gram) C 61,80
Berat Piknometer + Tutup +
Aspal + Air Suling(gram) D 82,47
Berat Jenis
C D A B
A C
85
PENGUJIAN KEHILANGAN BERAT
(SNI 06-2441-1991)
Contoh dipanaskan Mulai Jam : Suhu oven(0C) 1300C
Selesai Jam : Didiamkan pada suhu
ruang Mulai Jam : Selesai Jam : Suhu oven(0C) 1630C Periksaan Kehilangan
berat pada suhu 1630C Mulai Jam : Selesai Jam : Suhu Aspal(0C) 1630C
Nomor Contoh I II Berat cawan + Aspal 143,172 gr 101,588 gr Berat cawan kosong 85,622 gr 50,5755 gr Berat Aspal (a) 61,550 gr 51,0127 gr Berat sebelum pemanasan 147,172 gr 101,5882 gr Berat setelah pemanasan 147,164 gr 101,581 gr Kehilangan berat (b) 0,007 gr 0,008 gr Kehiangan berat = x100%
a
b 0,0125% 0,0133 %
86
PENETRASI SETELAH KEHILANGAN BERAT
(SNI 06-2456-1991)
Direndam pada suhu 250C Mulai Jam : 09.45 Suhu Water Bath (0C) 250C
Selesai Jam : 10.30 Pemeriksaan penetrasi
pada suhu 250C Mulai Jam : 08.30 Selesai Jam : 08.30 Suhu alat (0C) 250C
NOMOR CONTOH I
Penetrasi pada pengamatan ke 1 Div 51 Penetrasi pada pengamatan ke 2 Div 50 Penetrasi pada pengamatan ke 3 Div 50 Penetrasi pada pengamatan ke 4 Div 50 Penetrasi pada pengamatan ke 5 Div 50
Rata rata Penetrasi Div 50
87
PENGUJIAN DAKTILITAS
SETELAH KEHILANGAN BERAT
(SNI 06-2432-1991/AASHTO T-51-1994)
Contoh dipanaskan Mulai Jam : 07:00
Suhu Alat(0C) 1100C Selesai Jam : 07:30
Didiamkan pada suhu
ruang Mulai Jam : 07:30 Selesai Jam : 08:30 Direndam pada suhu 250C Mulai Jam : 08:35
Suhu Water
Bath(0C) 250C Selesai Jam : 09:05
Periksaan Daktilitas Mulai Jam : 10:45 Selesai Jam : 11:30
Nomor Contoh I II Panjang sampai putus
pada pengamatan ke-1 Cm >140 >140 Panjang sampai putus
pada pengamatan ke-2 Cm >140 >140 Rata-rata Panjang
sampai putus Cm
89
METODE PENGUJIAN KEKENTALAN (VISKOSITAS)
ASPAL DENGAN VISCOMETER KINEMATIK
(SNI 06-6721-2002)
No. Pengujian Suhu Yang Diamati Centistokes
1 105 793
2 120 278
3 135 122
REKOMENDASI
Menurut Viscosimeter Kinematik:
1. Kekentalan untuk Pencampuran 170 ± 20 centistokes 2. Kekentalan untuk Pemadatan 280 ± 30 centistokes
Maka suhu pencampuran yang didapat adalah 1390C dan suhu pemadatannya 1300C
100 120 140 160 180 200 TE MP ER AT U RE ⁰C
GRAFIK PENGUJIAN VISKOSITAS
17 0 28 0 10 .0 00 10 00 10 0 10 0. 00 0 89
METODE PENGUJIAN KEKENTALAN (VISKOSITAS)
ASPAL DENGAN VISCOMETER KINEMATIK
(SNI 06-6721-2002)
No. Pengujian Suhu Yang Diamati Centistokes
1 105 793
2 120 278
3 135 122
REKOMENDASI
Menurut Viscosimeter Kinematik:
1. Kekentalan untuk Pencampuran 170 ± 20 centistokes 2. Kekentalan untuk Pemadatan 280 ± 30 centistokes
Maka suhu pencampuran yang didapat adalah 1390C dan suhu pemadatannya 1300C
VISCOSITY, CENTISTOKES GRAFIK PENGUJIAN VISKOSITAS
17 0 28 0 10 .0 00 10 00 10 0 10 0. 00 0 89
METODE PENGUJIAN KEKENTALAN (VISKOSITAS)
ASPAL DENGAN VISCOMETER KINEMATIK
(SNI 06-6721-2002)
No. Pengujian Suhu Yang Diamati Centistokes
1 105 793
2 120 278
3 135 122
REKOMENDASI
Menurut Viscosimeter Kinematik:
1. Kekentalan untuk Pencampuran 170 ± 20 centistokes 2. Kekentalan untuk Pemadatan 280 ± 30 centistokes
Maka suhu pencampuran yang didapat adalah 1390C dan suhu pemadatannya 1300C
90
LAMPIRAN 2
91
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR (SNI 03-1969-1990/ASTM C.127-93)
Agregat kasar > 2.36 mm
Nomor Contoh II
Berat benda uji SSD (gr) W1 2532,9 Berat benda uji SSD di dalam air (gr) W2 1601,6 Berat benda uji kering oven (gr) W3 2503 Berat jenis Bulk kering permukaan (SSD)
2 1
1
W W
W
2,719
Berat jenis Bulk kering oven
2 1
3
W W
W
2,687
Berat jenis Apparent
2 3
3 W W
W
2,776
Penyerapan air 100%
3 3
1 x
W W
W 1,194
Berat Jenis efektif
2 78 , 2 69 ,
92
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS (SNI 03-1970-1990-ASTM C.127/128-93)
Agregat halus < 2.36 mm
Nomor Contoh I
Berat benda uji SSD (gram) A 513,4 Berat gelas + tutup + air (gram) B 975,1 Berat gelas + tutup + air + benda uji (gram) C 1294,2 Berat benda uji kering oven (gram) D 501
Berat Jenis Bulk (SSD)
C B A
A
2,642
Berat Jenis Bulk ( kering oven )
C B A
D
2,578
Berat jenis Apparent (semu)
C B D
D
2,754
Penyerapan air
D D
A 100% 2,475
93
BERAT JENIS FILLER (SNI 15-2531-1991)
Filler <0.075
Nomor Contoh I II Berat Benda Uji (gr) W 63,13 62,89 Volume Awal (ml) V1 0,8 0,7 Volume Akhir V2 26,0 24,5 BJ Filler (gr/ml) Bj 2,505 2,642
Rata-Rata 2,573
Catatan:
Menggunakan Labu Le Chateulier (I) BJ =
) (V2 V1
W
(II) BJ =
) (V2 V1
W
) 8 , 0 0 , 26 (
13 , 63
) 7 , 0 5 , 24 (
89 , 62
94 Berat Jenis Agregat Gabungan:
Dari hasil Gabungan Agregat didapat persentase agregat berikut: 1. Agregat Kasar = 55%
2. Agregat Halus = 100 – 55 – 5,5= 39,5% 3. Agregat Filler = 100 – 94,5% = 5,5%
a. BJ Bulk (Gsb) =
573 , 2 5 , 5 578 , 2 5 , 39 687 , 2
555539,55,5
= 2,638
b. BJ App (Gsa) =
573 , 2 5 . 5 754 , 2 5 , 39 776 , 2
555539,55.5
= 2,755
c. Bj,Efektif (Gse) =
2 755 , 2 638 , 2
= 2,696
d. Penyerapan air =
573 , 2 5 , 5 61 , 2 5 , 39 194 , 1
555539,55,5
95
BERAT JENIS POLIMER SBS
Nomor Contoh I II
Berat benda gelas + tutup (gram) A 0,4919 0,4918 Berat gelas + tutup + air (gram) B 975,95 976,17 Berat gelas + tutup + benda uji (gram) C 20,492 10,492 Berat gelas + tutup + air + benda uji (gram) D 972,53 974,27
Rata-rata Berat Jenis
B A
D C
A C
0,853 0,840
96
PENGUJIAN ABRASI AGREGAT KASAR DENGAN MESIN LOS ANGELES
(SNI 03-2417-1991 / SNI 03-6889-2002)
REKOMENDASI
Dari hasil percobaan dapat ditentukan keausan dari agregat kasar dengan nilai abrasi rata-rata sebesar 16,55%, sehingga agregat tersebut termasuk agregat yang baik bila digunakan untuk pekerjaan campuran beraspal panas yang mensyaratkan maksimum 40% untuk konstruksi perkerasan lapisan permukaan.
GRADASI NOMOR CONTOH LOLOS/TEMBUS TERTAHAN I II 37,5 mm (1 1/2 in) 25,0 mm (1 in)
25,0 mm (1 in) 19,0 mm (3/4 in)
19,0 mm (3/4 in) 12,5 mm (1/2 in) 2508,5 2502,3 12,5 mm (1/2 in) 9,5 mm (3/8 in) 2507,2 2503,2
9,5 mm (3/8 in) 6,3 mm (1/4 in) 6,3 mm (1/4 in) 4,75 mm (No.4) 4,75 mm (No.4) 2,36 mm (No.8) Jumlah Berat Benda Uji
(gram) W1 5015,7 5005,5 Berat benda uji tertahan
ayakan No.12, setelah Abrasi (gram)
W2
4216,4 4144,2
Nilai Abrasi Benda Uji (%) 100% 1
2
1 x
W W W
97
PENGUJIAN KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL (SNI. 03-2439-1991)
Uraian Hasil Pengamatan
I II
Luas Permukaan benda uji yang masih terselimuti aspal sesudah perendaman selama 16-18 jam
>95% >95%
Hasil Rata-rata >95%
REKOMENDASI
98
PENGUJIAN AGREGAT HALUS ATAU PASIR YANG MENGANDUNG BAHAN PLASTIS DENGAN CARA SETARA PASIR
(SAND EQUIVALENT)
(ASTM D.1664-2001/SNI 03-4428-1997)
Nomor Contoh I Ket
1.
Tera tinggi tangkai penunjuk beban ke dalam gelas ukur (gelas dalam keadaan kering)
- 10,18 (a)
2.
Baca skala lumpur (pembacaan skala permukaan lumpur lihat pada dinding gelas ukur)
- 3,975
(b)
3.
Masukan beban, baca skala
beban pada tangkai penunjuk - 13,35 (c)
4. Baca skala pasir (c) - (a) 3,17
5. Nilai setara pasir (d/b)x100% 79,7 %
REKOMENDASI
99
LAMPIRAN 3
100 Volume
Benda Uji (mm3)
Tinggi Benda Uji Koreksi Stabilitas Marshall Inci mm
200 – 213 1 25.4 5.56
214 – 225 1 1/16 27.0 5.00
226 – 237 1 1/8 28.6 4.55
238 – 250 1 3/16 30.2 4.17
251 – 264 1 1/4 31.8 3.85
265 – 276 1 5/16 33.3 3.57
277 – 289 1 3/8 34.9 3.33
290 – 301 1 7/16 36.5 3.03
302 – 316 1 1/2 38.1 2.78
317 – 328 1 9/16 39.7 2.50
329 – 340 1 5/8 41.3 2.27
341 – 353 1 11/16 42.9 2.08
354 – 367 1 3/4 44.4 1.92
368 – 379 1 13/16 46.0 1.79
380 – 392 1 7/8 47.6 1.67
393 – 405 1 15/16 49.2 1.56
406 – 420 2 50.8 1.47
421 – 431 2 1/16 52.4 1.39
432 – 443 2 1/8 54.0 1.32
444 – 456 2 3/16 55.6 1.25
457 – 470 2 1/4 57.2 1.19
471 – 482 2 5/16 58.7 1.14
483 – 495 2 3/8 60.3 1.09
496 – 508 2 7/16 61.9 1.04
509 – 522 2 1/2 63.5 1.00
523 – 535 2 9/16 65.1 0.96
536 – 546 2 5/8 66.7 0.93
547 – 559 2 11/16 68.3 0.89
560 – 573 2 3/4 69.8 0.86
574 – 585 2 13/16 71.4 0.83
586 – 598 2 7/8 73.0 0.81
599 – 610 2 15/16 74.6 0.78
101
LAMPIRAN 4
102
(w1) (w2) (w3) = w2 - w1 (w4) = (A/100)*w3 (w5) = w2 + w4
gr gr gr gr gr
5.5 1203.2 2289.5 1086.3 59.747 2349.247
5.5 1201.9 2288.9 1087.0 59.785 2348.685
5.5 1200.6 2286.3 1085.7 59.714 2346.014
6 1143.9 2230.7 1086.8 65.208 2295.908
6 1142.4 2228.6 1086.2 65.172 2293.772
6 1199.6 2284.7 1085.1 65.106 2349.806
6.5 1145.7 2230.9 1085.2 70.538 2301.438
6.5 1142.6 2227.4 1084.8 70.512 2297.912
6.5 1196.3 2280.7 1084.4 70.486 2351.186
7 1144.8 2230.5 1085.7 75.999 2306.499
7 1139.7 2224.4 1084.7 75.929 2300.329
7 1144.1 2234.7 1090.6 76.342 2311.042
7.5 1145.2 2230.6 1085.4 81.405 2312.005
7.5 1160.8 2244.5 1083.7 81.278 2325.778
7.5 1194.7 2278.8 1084.1 81.308 2360.108
PEMBUATAN CAMPURAN BENDA UJI HRS
Kadar Aspal terhadap
berat agregat
103
LAMPIRAN 5
104
(w1) (w2) (w3) = w2 - w1 (w4) = (A/100)*w3 (w5) = (B/100)*w4 (w6) = w4 + w5 (w7) = w2 + w6
gr gr gr gr gr gr gr
6.5 0 1167.8 2252.1 1084.3 70.480 0.000 70.480 2322.580
6.5 0 1146.6 2229.3 1082.7 70.376 0.000 70.376 2299.676
6.5 0 1166.2 2249.8 1083.6 70.434 0.000 70.434 2320.234
6.5 0 1167.8 2254.2 1086.4 70.616 0.000 70.616 2324.816
6.5 0 1145.4 2230.8 1085.4 70.551 0.000 70.551 2301.351
6.5 2 1148.0 2242.5 1094.5 71.143 1.423 72.565 2315.065
6.5 2 1148.0 2240.5 1092.5 71.013 1.420 72.433 2312.933
6.5 2 1169.2 2260.3 1091.1 70.922 1.418 72.340 2332.640
6.5 2 1147.9 2231.5 1083.6 70.434 1.409 71.843 2303.343
6.5 2 1147.0 2232.3 1085.3 70.545 1.411 71.955 2304.255
6.5 4 1147.8 2238.6 1090.8 70.902 2.836 73.738 2312.338
6.5 4 1168.3 2254.2 1085.9 70.584 2.823 73.407 2327.607
6.5 4 1147.8 2231.7 1083.9 70.454 2.818 73.272 2304.972
6.5 4 1147.6 2233.0 1085.4 70.551 2.822 73.373 2306.373
6.5 4 1147.7 2232.8 1085.1 70.532 2.821 73.353 2306.153
6.5 6 1168.8 2258.7 1089.9 70.844 4.251 75.094 2333.794
6.5 6 1147.6 2230.4 1082.8 70.382 4.223 74.605 2305.005
6.5 6 1168.7 2251.8 1083.1 70.402 4.224 74.626 2326.426
6.5 6 1147.6 2233.1 1085.5 70.558 4.233 74.791 2307.891
6.5 6 1147.5 2233.6 1086.1 70.597 4.236 74.832 2308.432
6.5 8 1146.9 2234.0 1087.1 70.662 5.653 76.314 2310.314
6.5 8 1168.0 2254.0 1086.0 70.590 5.647 76.237 2330.237
6.5 8 1146.0 2232.2 1086.2 70.603 5.648 76.251 2308.451
6.5 8 1145.5 2229.5 1084.0 70.460 5.637 76.097 2305.597
6.5 8 1146.8 2232.7 1085.9 70.584 5.647 76.230 2308.930
PEMBUATAN CAMPURAN BENDA UJI HRS Optimum + Polimer
Kadar Aspal optimum terhadap Berat
Agregat Kadar Polimer
(B)
Berat Wajan
Berat
Wajan+Agregat Berat Agregat Berat Polymer
Berat Aspal +
104
LAMPIRAN 6
105
PERHITUNGAN UJI ANOVA UNTUK NILAI KEPADATANPenyelesaian analisis ANOVA: dik :
T..58,791
N5x525
Yij2 138,274Jawab:
1. Menghitung Sum Of Square (SS) a) SStotal
k j nj i ij total N T Y SS 1 1 2 2 .. (2.12) ) 25 ) 791 , 58 ( ( 274 ,138 2 total SS
019634
,0
totalSS
b) SSbetween
N T n T SS k j j ij between .. .. 2 1 2
(2.13) 11,7465 2 11,9175 2 11,8665 2 11,6365 2 11,6255 2 58,257912 between SS
013977
,
0
betweenSS
c) SSerror
between total
error
SS
SS
SS
(2.14)013977
,
0
019623
,
0
errorSS
106
2. Menghitung Degrees Of Freedom (d.f)
a) dfbetween = ngroup – 1 b) dferror = ngrup (n – 1)
= 5 – 1 = 5 (5 – 1)
= 4 = 20
c) dftotal = N – 1
= 25 – 1 = 24
3. Menghitung Mean Square (MS)
a) MSbetween b) MSerror
between between between SSdf
MS
error error error SSdf
MS 4 013977 , 0 between MS 20 005657 , 0 error MS 003494132 , 0 between
MS
MS
error
,0
0002829
c) Fratio
error
between ratio MSMS
F
0,0002829
003494132 , 0 ratio F
F
ratio
12
,
351
Maka untuk nilai Fkritikal F4,20, (1 – α) = 2,87 (Lampiran 13)
Fratio > Fkritis
12,35 > 2,87 H0 Ditolak
Maka analisis dilanjutkan dengan perhitungan Uji-Student-Newman-Keuls:
1. Dari hasil perhitungan ANOVA
MSerror = 0,002829 Sy x j =
nj MSerror
(2.15)
dferror = 20 =
5 0002829 ,
0
107
LAMPIRAN 7
108
PERHITUNGAN UJI ANOVA UNTUK NILAI STABILITAS
Penyelesaian analisis ANOVA: dik :
T..27812
N5x525
Yij2 318.333.89,06Jawab:
1. Menghitung Sum Of Square (SS) a) SStotal
k j nj i ij total N T Y SS 1 1 2 2 .. (2.12) ) 25 ) 27812 ( ( 06 , 89 . 333 .318 2
total SS
6
,
152
.
894
totalSS
b) SSbetween
N T n T SS k j j ij between .. .. 2 1 2
(2.13) 49425 2 55425,6392 66865,3582 44375,7342 62025,4772 2781225 2 between SS
9
,
549
.
664
betweenSS
c) SSerror
between total
error
SS
SS
SS
(2.14)9
,
549
.
664
6
,
152
.
894
errorSS
109
2. Menghitung Degrees Of Freedom (d.f)
a) dfbetween = ngroup – 1 b) dferror = ngrup (n – 1)
= 5 – 1 = 5 (5 – 1)
= 4 = 20
b) dftotal = N – 1
= 25 – 1 = 24
3. Menghitung Mean Square (MS)
a) MSbetween b) MSerror
between between between SSdf
MS
error error error SSdf
MS 4 9 , 549 . 664 between MS 20 7 , 602 . 229 error MS 48 , 137 . 166 between MS
135
,
11480
errorMS
c) Fratio
error between ratio MSMS
F 135 , 11480 48 , 137 . 166 ratio F
47
,
14
ratioF
Maka untuk nilai Fkritikal F4,20, (1 – α) = 2,87 (Lampiran 13)
Fratio > Fkritis
14,47 > 2,87 H0 Ditolak
Maka analisis dilanjutkan dengan perhitungan Uji-Student-Newman-Keuls:
1. Dari hasil perhitungan ANOVA
MSerror = 11480,135 Sy x j =
nj MSerror
(2.15)
dferror = 20
= 5
135 , 11480
110
LAMPIRAN 8
111
PERHITUNGAN UJI ANOVA UNTUK NILAI VIM
Penyelesaian analisis ANOVA: dik :
T..93,421
N5x525
Yij2 374,990786Jawab:
1. Menghitung Sum Of Square (SS) a) SStotal
k j nj i ij total N T Y SS 1 1 2 2 .. (2.12) ) 25 ) 421 , 93 ( ( 990786 ,374 2
total SS
25,891
totalSS
b) SSbetween
N T n T SS k j j ij between .. .. 2 1 2
(2.13) 21,3925 2 13,2735 2 14,2385 2 22,5855 2 21,9345 2 93,254212 between SS
16,432
betweenSS
c) SSerror
between total
error
SS
SS
SS
(2.14)432
,
16
891
,
25
errorSS
112
2. Menghitung Degrees Of Freedom (d.f)
a) dfbetween = ngroup – 1 b) dferror = ngrup (n – 1)
= 5 – 1 = 5 (5 – 1)
= 4 = 20
c) dftotal = N – 1
= 25 – 1 = 24
3. Menghitung Mean Square (MS)
a) MSbetween b) MSerror
between between between SSdf
MS
error error error SSdf
MS 4 432 , 16 between MS 20 459 , 9 error MS 108 , 4 between
MS
MS
error
0
,
4729
c) Fratio
error between ratio MSMS
F 4729 , 0 108 , 4 ratio F
6868
,8
ratioF
Maka untuk nilai Fkritikal F4,20, (1 – α) = 2,87 (Lampiran 13)
Fratio > Fkritis
8,69 > 2,87 H0 Ditolak
Maka analisis dilanjutkan dengan perhitungan Uji-Student-Newman-Keuls:
1. Dari hasil perhitungan ANOVA
MSerror = 0,4729 2. Sy x j =
nj MSerror
(2.15)
dferror = 20
= 5
4729 , 0
113
LAMPIRAN 9
114
PERHITUNGAN UJI ANOVA UNTUK NILAI VMA
Penyelesaian analisis ANOVA: dik :
T..303,960
N5x525
Yij2 3839,782Jawab:
1. Menghitung Sum Of Square (SS) a) SStotal
k j nj i ij total N T Y SS 1 1 2 2 .. (2.12) ) 25 ) 960 , 303 ( (3839,782 2 total SS
144,1264
totalSS
b) SSbetween
N T n T SS k j j ij between .. .. 2 1 2
(2.13) 81,9225 2 48,7905 2 51,2675 2 60,5225 2 61,4585 2 30396025 2 between SS
136,352
betweenSS
c) SSerror
between total
error
SS
SS
SS
352
,
136
1264
,
144
errorSS
115
2. Menghitung Degrees Of Freedom (d.f)
a) dfbetween = ngroup – 1 b) dferror = ngrup (n – 1)
= 5 – 1 = 5 (5 – 1)
= 4 = 20
c) dftotal = N – 1
= 25 – 1 = 24
3. Menghitung Mean Square (MS)
a) MSbetween b) MSerror
between between between SSdf
MS
error error error SSdf
MS 4 352 , 136 between MS 20 774 , 7 error MS 34,088 between
MS
MS
error
0
,
3887
c) Fratio
error between ratio MSMS
F 3887 , 0 088 , 34 ratio F
697
,
87
ratioF
Maka untuk nilai Fkritikal F4,20, (1 – α) = 2,87 (Lampiran 13)
Fratio > Fkritis
87,7 > 2,87 H0 Ditolak
Maka analisis dilanjutkan dengan perhitungan Uji-Student-Newman-Keuls:
1. Dari hasil perhitungan ANOVA
MSerror = 0,3887 2. Sy x j =
nj MSerror
(2.15)
dferror = 20
= 5
3887 , 0
116
LAMPIRAN 10
117
PERHITUNGAN UJI ANOVA UNTUK NILAI VFA
Penyelesaian analisis ANOVA: dik :
T..1733,987
N5x525
Yij2 121191,9Jawab:
1. Menghitung Sum Of Square (SS) a) SStotal
k j nj i ij total N T Y SS 1 1 2 2 .. (2.12) ) 25 ) 987 , 1733 ( (121191,9 2 total SS
923,424
totalSS
b) SSbetween
N T n T SS k j j ij between .. .. 2 1 2
(2.13) 370,52992 364,59852 362,59262 313,57722 322,50762 173325,9782 between SS
568,355
betweenSS
c) SSerror
between total
error
SS
SS
SS
(2.14)355
,
568
424
,
923
errorSS
118
2. Menghitung Degrees Of Freedom (d.f)
a) dfbetween = ngroup – 1 b) dferror = ngrup (n – 1)
= 5 – 1 = 5 (5 – 1)
= 4 = 20
c) dftotal = N – 1
= 25 – 1 = 24
3. Menghitung Mean Square (MS)
a) MSbetween b) MSerror
between between between SSdf
MS
error error error SSdf
MS 4 355 , 568 between MS 20 069 , 355 error MS 089 , 142 between
MS
MS
error
,1
775
c) Fratio
error between ratio MSMS
F 755 ,1 089 , 142 ratio F
00
,8
ratioF
Maka untuk nilai Fkritikal F4,20, (1 – α) = 2,87 (Lampiran 13)
Fratio > Fkritis
8,00 > 2,87 H0 Ditolak
Maka analisis dilanjutkan dengan perhitungan Uji-Student-Newman-Keuls:
1. Dari hasil perhitungan ANOVA
2. MSerror = 1,755 Sy x j =
nj MSerror
(2.15)
dferror = 20
= 5
755 ,1
119
LAMPIRAN 11
120
PERHITUNGAN UJI ANOVA UNTUK NILAI MQ
Penyelesaian analisis ANOVA: dik :
T..8499,190
N5x525
Yij2 2964663,93Jawab:
1. Menghitung Sum Of Square (SS) a) SStotal
k j nj i ij total N T Y SS 1 1 2 2 .. (2.12) ) 25 ) 190 , 8499 ( (2964663,93 2 total SS
6
75214,7524
totalSS
b) SSbetween
N T n T SS k j j ij between .. .. 2 1 2
(2.13) 16765,7652 16675,8032 20355,1822 13395,0672 17805,3732 849925,1902 between SS
5
50131,1231
betweenSS
c) SSerror
between total
error
SS
SS
SS
12315
,
50131
6
75214,7524
errorSS
121
2. Menghitung Degrees Of Freedom (d.f)
a) dfbetween = ngroup – 1 b) dferror = ngrup (n – 1)
= 5 – 1 = 5 (5 – 1)
= 4 = 20
c) dftotal = N – 1
= 25 – 1 = 24
3. Menghitung Mean Square (MS)
a) MSbetween b) MSerror
between between between SSdf
MS
error error error SSdf
MS 4 5 50131,1231 between MS 20 1 25083,6293 error MS 12532.7808 between MS
03
+
1,25E
errorMS
b) Fratio
error between ratio MSMS
F 1814 , 1254 12532.7808 ratio F
9,9928
ratioF
Maka untuk nilai Fkritikal F4,20, (1 – α) = 2,87 (Lampiran 13)
Fratio > Fkritis
8,00 > 2,87 H0 Ditolak
Maka analisis dilanjutkan dengan perhitungan Uji-Student-Newman-Keuls:
1. Dari hasil perhitungan ANOVA
2. MSerror = 1254,1814 2. Sy x j =
nj MSerror
(2.15)
dferror = 20
= 5
1814 , 1254
122
LAMPIRAN 12
123
PERHITUNGAN UJI ANOVA UNTUK NILAI FLOW
Penyelesaian analisis ANOVA: dik :
T..88,230
N5x525
Yij2 314,6939Jawab:
1. Menghitung Sum Of Square (SS) a) SStotal
k j nj i ij total N T Y SS 1 1 2 2 .. (2.12) ) 25 ) 230 , 88 ( ( 6939 ,314 2 total SS
31258
,3
totalSS
b) SSbetween
N T n T SS k j j ij between .. .. 2 1 2
(2.13) 15,7805 2 18,0505 2 18,0005 2 17,5005 2 18,9005 2 88,252302 between SS
1,072864
betweenSS
c) SSerror
between total
error
SS
SS
SS
(2.14)072864
,1
31258
,3
errorSS
124
2. Menghitung Degrees Of Freedom (d.f)
a) dfbetween = ngroup – 1 b) dferror = ngrup (n – 1)
= 5 – 1 = 5 (5 – 1)
= 4 = 2
c) dftotal = N – 1
= 25 – 1 = 24
3. Menghitung Mean Square (MS)
a) MSbetween b) MSerror
between between between SSdf
MS
error error error SSdf
MS 4 072864 , 1 between MS 20 23972 , 2 error MS 268216 , 0 between MS 1119 , 0 error MS
c) Fratio
error between ratio MSMS
F 1119 , 0 268216 , 0 ratio F 395 , 2 ratio F
Maka untuk nilai Fkritikal F4,20, (1 – α) = 2,87 (Lampiran 13)
Fratio > Fkritis
125
LAMPIRAN 13
126
Tabel Distribusi F
Denimi nator
df
Probability Of Large
F
Nominator df
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 15 20 24 30 40 60 120
127
Denimi nator
df
Probability Of Large
F
Nominator df
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 15 20 24 30 40 60 120
128
Denimi nator
df
Probability Of Large
F
Nominator df
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 15 20 24 30 40 60 120
129
LAMPIRAN 14
130 Error
Df α
Nominator df
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 0.05 3.64 4.60 5.22 5.67 6.03 6.33 6.58 6.80 6.99 7.17 7.32 7.47 7.60 7.72 7.83 7.93 8.03 8.21 8.21
131
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR
Sesuai dengan persetujuan dari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, melalui surat No. 1318/TA/FTS/UKM/II/2012
tanggal 22 Februari 2012, dengan ini saya selaku Pembimbing Tugas Akhir memberikan tugas kepada:
Nama : Venny Arizzona N R P : 1021053
untuk membuat Tugas Akhir bidang Struktur dengan judul:
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN POLIMER PADA SIFAT –SIFAT HOT ROLLED SHEET
Pokok pembahasan Tugas Akhir adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan
2. Tinjauan Literatur
3. Studi Kasus dan Pembahasan 4. Kesimpulan dan Saran
Hal-hal lain yang dianggap perlu dapat disertakan untuk melengkapi penulisan Tugas Akhir ini.
Bandung, 23 Februari 2012
132
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa:
Nama : Venny Arizzona N R P : 1021053
Menyatakan bahwa Tugas Akhir dari mahasiswa tersebut di atas dengan judul:
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN POLIMER PADA SIFAT –SIFAT HOT ROLLED SHEET
dinyatakan selesai dan dapat diajukan pada Ujian Sidang Tugas Akhir (USTA).
Bandung, 14 Desember 2012
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Meningkatnya kebutuhan prasarana transportasi di Indonesia menyebabkan prasarana transportasi darat khususnya jalan raya menjadi prioritas pemerintah saat ini. Ketahanan atau umur perkerasan jalan tidak lepas dari bahannya antara lain aspal sebagai bahan pengikat. Indonesia merupakan daerah tropis sedangkan penggunaan aspal sering memberikan indikasi kurangnya ketahanan akibat proses oksidasi terutama proses pemanasan, sehingga jalan (perkerasan lentur) cepat mengalami kerusakan antara lain perubahan bentuk dan retak-retak.
Pada tahun 1980-an Bina Marga mengembangkan campuran beraspal yang dikenal dengan Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) yaitu beton aspal bergradasi senjang, atau biasa disebut dengan Hot Rolled Sheet (HRS). Sesuai fungsinya Lataston terdiri atas dua macam campuran yaitu Lataston sebagai lapisan aus, atau disebut Hot Rolled Sheet–Wearing Course (HRS-WC) dan Lataston sebagai pondasi lapis permukaan, atau disebut Hot Rolled Sheet–Base (HRS-Base). Dalam pemakaiannya dilapangan banyak ditemukan kelemahan yang sering terjadi pada HRS berupa kerusakan seperti terjadinya alur (rutting) yang disebabkan oleh temperatur yang tinggi, ataupun pelepasan butiran (stripping) akibat daya ikat yang lemah antara bitumen dan agregat, serta kurang tahan terhadap deformasi.
2 Universitas Kristen Maranatha
polimerisasi Styrine yang dikombinasikan dengan Butadiena menghasilkan Styrine Butadiena Rubber atau Styrine Butadiena Styrine (SBS), yang mempunyai sifat menyerupai karet alam dan mempunyai kelebihan memperbaiki sifat yang kurang pada karet alam, antara lain ketahanan terhadap temperatur dan oksidasi. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Tjitjik, 1995 dengan judul Peningkatan kinerja campuran beraspal dengan karet alam dan karet sintetis ternyata modifikasi aspal dengan karet merupakan sistem dua campuran yang mengandung karet dan aspal yang digunakan untuk meningkatkan kinerja aspal antara lain:
1. Mengurangi deformasi pada perkerasan 2. Meningkatkan ketahanan terhadap retak 3. Meningkatkan kelekatan aspal terhadap agregat 4. Menaikkan nilai titik lembek
5. Menurunkan kepekaan aspal terhadap temperatur, sehingga diperkirakan umur perkerasan akan bertambah panjang.
Dari permasalahan di atas, maka Penelitian ini akan membahas Pengaruh penambahan bahan polimer pada sifat–sifat campuran HRS
1.2Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah penentuan kadar Polimer (SBS) yang optimum pada campuran HRS
1.3Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Jurusan TeknikSipil Fakultas Teknik di Politeknik Negeri Bandung.
2. Material yang digunakan:
a. Agregat kasar, halus dan filler yang memenuhi syarat bahan jalan b. Aspal yang digunakan yaitu aspal keras pen 60
c. Polimer yang digunakan yaitu Polimer jenis SBS tipe TPS
3 Universitas Kristen Maranatha
4. Pengujian pendahuluan dilakukan dengan penentuan kadar aspal optimum campuran HRS dengan variabel kadar aspal dari 5,5%,6%,6,5%,7%,7,5%. 5. Variasi penambahan Polimer (SBS) adalah dimulai dari 0%,2%,4%,6%,8%. 6. Pengujian sifat campuran HRS dilakukan dengan alat Marshall.
7. Analisis penentuan kadar polimer optimum dilakukan dengan uji statistik ANOVA.
1.4Sistematika Penelitian
Sistematika Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan beberapa sub bab di dalamnya. Secara garis besar, sistematika isi dari setiap bab adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, tujuan penelitian yang hendak dicapai, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas mengenai perkerasan jalan, lataston, bahan penyusun perkerasan, karakteristik campuran, persyaratan campuran, sifat volumetric dan uji statistik.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi metode penelitian dan membahas mengenai rencana kerja, persiapan alat dan bahan, pengujian bahan, perencanaan campuran, pengujian campuran.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang analisis dan pembahasan yang membahas mengenai hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
75 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh penambahan bahan polimer aspal terhadap parameter Marshall pada campuran HRS dan HRS+Polimer. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian campuran HRS dari uji Marshall untuk nilai kadar aspal optimum didapat 6,5% terhadap berat agregat.
2. Penambahan persentase Polimer pada campuran HRS untuk meningkatkan sifat
parameter Marshall Kepadatan digunakan kadar polimer 2%
3. Stabilitas campuran dengan kadar 4% dan 2% mempunyai nilai stabilitas yang berbeda nyata dengan 0%, stabilitas terbesar diperoleh dengan kadar 4%, sedangkan stabilitas terkecil diperoleh kadar 8%, sehingga untuk meningkatkan stabilitas digunakan polimer kadar 2%, karena lebih ekonomis dan dapat meningkatkan kekuatan jalan
4. Campuran VIM, VMA, dan VFA memiliki persentase kadar polimer yang tidak berbeda nyata dengan kadar 0% dan hasilnya menurunkkan nilai penambahan polimer, sehingga tidak ada pengaruh penambahan persentase polimer untuk parameter Marshall tersebut, bila digunakan pesentase polimer ini dapat menurunkan sifat durabilitas dan fleksibilitas, maka kadar 0% adalah yang terbaik untuk menaikkan sifat parameter VIM, VMA dan VFA
5. Marshall Quotient campuran dengan kadar 4% dan 2% mempunyai nilai MQ
yang berbeda nyata dengan 0%, nilai MQ terbesar diperoleh dengan kadar 4%, sedangkan nilai MQ terkecil diperoleh kadar 8%
76 Universitas Kristen Maranatha
7. Hasil pengujian campuran HRS tidak menggunakan polimer, karena dari karakteristik polimer tidak semua memenuhi sifat-sifat parameter Marshall.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian HRS dan HRS+Polimer, sebagai berikut:
1. Penelitian dapat dilanjutkan dengan mencoba menggunakan gradasi menerus.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan aspal pen 80
dikarenakan iklim di Indonesia adalah beriklim tropis.
3. Penelitian untuk penambahan bahan polimer dengan mencoba menaikkan
kadar persentase polimer.
4. Penelitian dapat dilanjutkan dengan mencoba campuran HRS dengan
77
DAFTAR PUSTAKA
1. AASHTO, 1993, Guide For Design of Pavement Structure, Washington DC. 2. Andrianto, E., 2002, Studi Penggunaan Pasir Pantai Sebagai Bahan
Pengganti Fraksi Agregat Halus Untuk Lapis Tipis Aspal Beton, Tugas Akhir, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
3. Budiyono., 2004, Statistika untuk Penelitian, Sebelas Maret University Press, Surakarta.
4. British Standards Institution, 1985, Specification for Constituent Material and Asphalt Mixture, Hot Rolled Asphalt for Roads and Other Paved, BS 594, London.
5. British Standards Institution, 1973, Rolled Asphalt (Hot Process) for Roads and Other Paved Areas, BS 594, London.
6. Direktorat Jenderal Bina Marga, 1987, Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) Untuk Jalan Raya No.13/ PT/ B/ 1987, Departemen Pekerjaan Umum,
7. Direktorat Jendral Bina Marga, 2007, Dokumen Spesifikasi Umum, Departemen Pekerjaan Umum,
8. Djanasudirja, S, 1984, Pengantar Mekanika Batuan, Bandung.
9. Kementrian Permukiman Dan Prasarana Wilayah, 2001, Badan Penelitian Dan Pengembangan Permukiman Dan Prasarana Wilayah, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Prasarana Transportasi, Spesifikasi Campuran Beraspal Panas
10.Shell Bitumen, 1990, Shell Bitumen Handbook, Shell Bitumen, England 11.Sudjana, M. A., 1990, Teknik Analisis Data Kualitatif, Penerbit Tarsito,
Bandung.
12.Sukirman, S., 2007, Beton Aspal Campuran Panas, Penerbit Granit, Jakarta. 13.Suroso, T. W., 1990, Penelitian Peningkatan Mutu Aspal Dengan Polimer
Dalam Negeri Untuk Jaringan Prasarana Jalan Wilayah: Laporan Penelitian
78
14.Suroso, T. W., 1995, Peningkatan Kinerja Campuran Beraspal Dengan Karet Alam dan Karet Siatetis. Laporan Penelitian Puslitbang Jalan dan Jembatan. Bandung.
15.The Asphalt Institute, 1979, Mix Design Methods for Asphalt Concrete and Other Hot Mixes Types, Manual Series No.2 (MS-2), College Park, Maryland.