• Tidak ada hasil yang ditemukan

Re-Branding dan Promotion Design Boutique Mumtaz.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Re-Branding dan Promotion Design Boutique Mumtaz."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAANHASILKARYAPRIBADI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Fashion ... 6

2.1.1 Fashion di Indonesia dan di Luar Negeri... 7

2.1.2 Faktor Islam pada Fashion ... 7

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Fashion Muslim di Indonesia ... 8

2.1.3.1 Sosial Budaya ... 8

2.1.3.2 Filosofis ... 10

2.1.3.3 Iklim ... 12

2.1.3.4 Psikologi ... 12

2.2 Produksi dalam Fashion dan Peminatnya ... 13

2.2.1 Haute Couture ... 13

(2)

viii

2.3 Sales dan Distribusi Fashion ... 14

2.3.1 Fashion Marketing ... 15

2.3.1.1 Agen atau Sales Representative... 16

2.3.1.2 Presentasi Koleksi Desainer ... 16

2.4 Advertising ... 18

2.4.1 Fashion Marketing ... 18

2.4.2 Proses dan Agen Komunikasi Fashion ... 19

2.4.2.1 Press Office ... 19

2.4.2.2 Public Relation ... 19

2.4.2.3 Advertising Agency ... 20

2.4.2.4 Selebritis ... 20

2.4.2.5 Produk Placement ... 20

2.4.3 Institusional Instrumen Komunikasi dalam Fashion ... 21

2.4.3.1 Brand ... 21

2.4.3.2 Label ... 22

2.4.3.3 Point of Sale ... 22

2.4.3.4 Patronage dan Sponsorship ... 22

2.4.3.5 Corporate Magazine ... 23

2.4.3.6 Website ... 23

2.4.4 Seasonal Instrumen Komunikasi dalam Fashion ... 23

2.4.4.1 Lookbook ... 23

2.4.4.2 Catalog ... 24

2.4.4.3 Press Dossier ... 24

2.4.4.4 Fashion Show ... 24

2.4.4.5 Fairs ... 25

2.4.5 Media Promosi dalam Fashion ... 25

2.4.5.1 Pemberitaan ... 25

2.4.5.2 Televisi dan Radio ... 26

(3)

ix

BAB III DATA DAN ANALASIS MASALAH

3.1 Data dan Fakta ... 28

3.1.1 Perusahaan/ lembaga yang terkait atau Fenomena ... 28

3.1.1.1 Segmentation ... 29

3.1.1.2 Targeting ... 30

3.1.1.3 Positioning ... 30

3.1.1.4 Fashion Marketing dalam boutique Mumtaz ... 32

3.1.1.5 Advertising yang dipakai oleh Mumtaz ... 35

3.1.1.6 Instisional Instrumen Komunikasi yang dipakai Mumtaz ... 37

3.1.1.7 Seasonal Instrumen Komunikasi yang dipakai Mumtaz ... 41

3.1.1.8 Media Promosi boutique Mumtaz ... 42

3.1.2 Tinjauan terhadap proyek / persoalan sejenis ... 47

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 51

3.2.1 Hasil Angket ... 53

(4)

x

BAB V PENDAHULUAN

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran Penulis ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... xi

DAFTAR ISTILAH ... xii

DAFTARLAMPIRANDANLAMPIRAN ... xiv

SARAN DAN KOMENTAR DOSEN PENGUJI SIDANG TUGAS AKHIR .... xx

DATA PENULIS ... xxi

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi komunikasi, desainer grafis menjadi profesi yang banyak dicari oleh berbagai bidang perusahaan. Profesi yang menyatukan antara seni, komunikasi dan computer technical ability tersebut terbukti memajukan suatu identitas, iklan, maupun

produk sebuah perusahaan. Pada diri seorang desainer, bukan hanya sense yang baik, tetapi juga skill yang dapat menunjang sangat menentukan hasil akhir dari sebuah pembuatan design.

Berbagai macam bidang di lapangan pekerjaan sekarang ini memakai jasa para desainer grafis. Contoh yang akan dibahas lebih lanjut pada laporan ini adalah bidang Fashion. Fashion adalah perpaduan dari seni, kebutuhan pakai, sekaligus life style yang pada tiap pemakaian seseorang dapat berbeda dengan tujuan untuk menunjukkan jati diri si pemakai tersebut. Ketika masyarakat membicarakan tentang fashion, seringkali mereka melupakan apa sebenarnya fashion tersebut, darimana asalnya, atau bagaimana sebuah fashion masuk ke

dalam masyarakat. Dalam budaya konsumen sekarang ini, tidak ada yang terlepas dari pengaruhnya, dan dapat dikatakan bahwa fashion sudah menjadi bagian dari life style masyarakat dunia.

Meskipun masih satu saudara dalam sesama bidang desain, namun seringkali cara pengkomunikasian yang dipakai oleh pihak Fashion production ataupun boutique tersebut tidak begitu cocok dengan produk yang ingin disampaikan,

(6)

2 terkenal. Saat itulah peranan desainer grafis sangat dibutuhkan. Selain menambah nilai estetika, design yang dibuat menjadi sesuai dengan keinginan client, dan tentunya target pasar yang ingin dicapai dapat tersampaikan dengan baik.. Karena hal itu pula penulis berniat mengajukan laporan tugas akhir dengan pembahasan yang mencakup hal-hal di atas yang akan dibahas lebih lanjut dalam laporan ini dengan mengambil salah satu objek yaitu boutique yang menjual baju muslim yang mengajak masyarakat untuk lebih mengenal bahwa baju muslim dapat menjadi suatu tren yang mempunyai keunikan tersendiri dan fashionable untuk dipakai.

Indonesia telah menjadi pusat perkembangan fashion busana muslim karena menurut penelitian, fashion muslim di Indonesia tergolong cukup dinamis. Berbusana muslimah juga dapat menjadi sesuatu yang indah, elegan, trendy, dan diterima semua kalangan masyarakat. Hanya saja promosi yang dilakukan sampai sekarang masih kurang, atau terkadang promosi yang dilakukan sudah cukup banyak, tetapi karena cara pengkomunikasian yang salah, menyebabkan kurangnya feedback yang diberikan masyarakat.

Untuk meneliti hal tersebut lebih lanjut, penulis memilih sebuah boutique bernama Mumtaz, yang merupakan satu-satunya multi-brand store busana muslim di Indonesia. Sayangnya penerapan desain komunikasi visual kurang diperhatikan baik pada branding maupun promosi boutique ini. Seperti icon logo yang kurang mencerminkan boutique yang modern dan bernuansa alam ini, packaging dan business suite yang kurang ‘mahal’, tidak mencapai target yang diinginkan, ataupun tidak adanya billboard dan X-banner, yang mengakibatkan konsumen sering tersesat saat ingin berbelanja ke boutique tersebut.

(7)

3 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Bagaimana merancang re-branding pada boutique muslim Mumtaz agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat dengan media komunikasi visual? 2. Bagaimana merancang sistem grafis untuk promosi yang dapat

meningkatkan proses penjualan produk boutique tersebut?

3. Bagaimana mengubah persepsi masyarakat tentang baju muslim yang terkesan unfashionable melalui pendekatan desain komunikasi visual?

Dalam tugas akhir ini penulis ingin membuat re-branding sekaligus design untuk promosi dari Boutique Mumtaz, yang dipilih karena boutique ini adalah satu-satunya boutique yang menjual baju muslim dari beberapa designer yang berbeda sehingga konsumen tidak perlu kesulitan berpindah-pindah dari satu boutique ke boutique designer lainnya.

Secara menyeluruh, pekerjaan yang akan dibuat oleh penulis selama tugas akhir ini

berada pada ruang lingkup desain komunikasi visual, khususnya re-branding dan

promosi boutique tersebut. Promosi yang dilakukan dapat melingkupi pembuatan

berbagai media dalam desain seperti billboard, website, business suite, dan lain-lain.

Selain itu promosi akan dipusatkan pada kota-kota besar seperti Jakarta dan

Bandung. Promosi pada musim-musim tertentu seperti lebaran ataupun musim haji

juga merupakan sesuatu yang dapat mendukung jalannya pemasaran.

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun hal-hal yang menjadi tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah: 1. Merancang re-branding boutique Mumtaz yang lebih menarik dengan

pendekatan grafis.

2. Membuat sistem grafis untuk promosi boutique tersebut agar dapat memajukan proses penjualan produk.

3. Memperkenalkan tren baju muslim para masyarakat dan mengubah pandangan

masyarakat tersebut akan baju muslim yang dinilai kaku dan terkesan

(8)

4 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang dipakai dalam pembuatan laporan tugas akhir ini adalah:

1. Observasi langsung, yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan promosi penjualan boutique berlangsung.

2. Wawancara kepada pihak yang terkait, seperti owner beserta staf boutique dan desainer-desainer yang memasukkan produknya pada boutique tersebut.

3. Kuisioner, bukan hanya untuk para wanita khususnya yang memakai baju

muslim dan juga pada pembeli dari boutique tersebut, tetapi juga masyarakat

awam pada umumnya.

4. Media internet sebagai media pencarian data, dan buku-buku design yang

membantu berjalannya pembuatan design.

1.5 Skema Perancangan

(9)
(10)

90

BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Perkembangan industry fashion busana muslim di Indonesia sangat cepat dibandingkan dengan negara lainnya. Hal ini menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk memperkenalkan dan mempromosikan busana muslim di Indonesia. Untuk itu objek yang dipilih adalah boutique Mumtaz, satu-satunya multi-brand store yang menjual baju muslim di Indonesia dan memiliki koleksi dari brand-brand ternama di Indonesia.

Untuk mempromosikan boutique tersebut maka dilakukan re-branding dengan media komunikasi visual agar dapat lebih dikenal dengan baik untuk masyarakat dalam maupun luar kota, seperti billboard, iklan majalah, website, ambience dan lain-lain. Sistem grafis untuk promosi yang dipakai

juga berhubungan erat dengan brand boutique dan image yang ingin ditampilkan sehingga dapat meningkatkan proses penjualan produk boutique tersebut. Re-branding harus dapat lebih mencerminkan image dari boutique tersebut, sedangkan media komunikasi visual yang dipilih juga harus sesuai dengan target market yang ingin dicapai. Dengan memakai cara berkomunikasi dan media melalui pendekatan desain komunikasi visual yang tepat, maka diharapkan persepsi masyarakat tentang baju muslim yang terkesan unfashionable berubah.

5.2Saran Penulis

(11)

91 melakukan re-branding maupun promosi dengan media komunikasi visual tertentu. Untuk mempermudahnya maka dilakukan penelitian terlebih dahulu pada objek yang dipilih dan objek lain yang memiliki permasalahan atau ciri-ciri yang sama.

Re-branding harus dapat lebih mencerminkan image dari boutique tersebut,

Sedangkan media komunikasi visual yang dipilih juga harus sesuai dengan target market yang ingin dicapai. Strategi komunikasi dan pengaplikasian

(12)

x

DAFTAR PUSTAKA

- Conrad, Naja., Conrad, Julle (2007), Fashion Reinvented, Page One, 307

- Johnson, P., Torntore, Susan J., Eicher, Joanne B. (2003), Fashion Foundations: Early Writings on Fashion and Dress, Berg, 87-90, 104-106

- Laird, Trey (2003), FASHICON Fashion Icon: The Power and Influence of Graphic Design, Gloucester Massachussetts Rockport Publishers.

- Morton, Grace (1926), Psychology of Dress, Journal of Home Economics, 18, 484-486

- Oldfield, Bruce (2007), The Fashion Reader, Berg, 366-367

- Park, C. Whan., J. Bernard., Jaworski., Maclnnis, Deborah J., The Journal of Marketing, Vol. 50, No. 4 (Oct., 1986), pp. 135-145

- Reference Answer, www.answer.com

- Boone, L. E., and Kurtz, D. L. (1992), Contemporary Marketing, 7th ed, New York: Dryden.

- Churchill, G. A., and Peter, P. J. (1995), Marketing: Creating Value for Customers, Boston: Irwin.

- Farese, L., Kimbrell, G., and Woloszyk, C. (1991), Marketing Essentials. Mission Hills, CA: Glencoe/McGraw-Hill.

- Kotler, P., and Armstrong, G. (1993), Marketing: An Introduction, 3d ed. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

- Semenik, R. J., and Bamossy, G. J. (1995), Principles of Marketing: A Global Perspective, 2d ed. Cincinnati, OH: South-Western.

- San Martin, Marcarena (2009), Field Guide: How To Be A Fashion Designer, Rockport

Referensi

Dokumen terkait

Membuat dan melaksanakan solusi alternatif terhadap hal lain yang tidak bisa diakomodir atau terfasilitasi dalam aplikasi SPSE serta wajib menuangkan hal tersebut

Selain itu untuk mengetahui pengalaman kerja auditor internal memoderasi pengaruh tingkat pendidikan, pengetahuan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, independensi dan

Pasien ini datang ke poli THT M.Djamil dengan keluhan telinga kanan masih berair, dengan riwayat pasien sudah pernah operasi telinga 2 tahun yang lalu di rumah

IMPORTIR (BUYER).. 3) Wakil buyer yang berada di tempat eksportir dan sudah di beri kuasa oleh pihak importir yang berada di luar negeri, kemudian mendatangi CV. Aninda Furniture

Untuk mendapatkan sebuah aplikasi mobile multimedia pembelajaran bahasa indonesia yang baik dan tepat untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran perlu analisa yang

Leadership behavior analysis suggests that the more students are involved in student organizations the more likely they are to develop strong leadership skills

Pengendalian Penyelenggara Jasa Pos dan Telekomunikasi Serta Intensifikasi Belanja Alat Tulis Kantor JB: Barang/jasa JP: Barang 1 Paket Rp. Pengadaan Rambu-rambu

Melalui demonstrasi, peserta didik dapat menerapkan hukum bacaan Mim Mati Idghaam Miimi 5.. Melalui demonstrasi, peserta didik dapat menerapkan hukum bacaan Mim Mati Ikhfaa’