IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Dari paparan diatas, disimpulkan bahwa ditengah masa remaja yang memiliki
banyak perubahan dan perkembangan serta mereka berada dalam masa transisi
dimana seseorang mengalami suatu gejolak atau problem karena adanya perubahan
pada diri seseorang sehingga perlu menyesuaikan diri untuk mengantisipasi
perubahan tersebut. Kegiatan tahun remaja-pemuda yang telah dilaksanakan tidak
mempertimbangkan aspek kognitif, ego, spiritual maupun moral dari remaja. Kegiatan
CCA dan CCBE hanya memperhatikan aspek kognitif (menghafal) dengan
pertanyaan: siapakah bapa orang percaya, sebutkanlah anak dari Adam dan Hawa ?
dan sebagainya. Tetapi ada pula pertanyaan yang mempertimbangkan aspek afektif
yang sering diabaikan oleh panitia tahun remaja misalnya: jika Allah adalah Allah
yang penuh kasih, mengapa ada kemiskinan, penderitaan di dunia ini.? Jadi, perlu
dipikirkan oleh pelayan gereja dalam membuat pertanyaan bagi remaja apalagi remaja
saat ini sudah berpikir sangat kritis.
Menurut penulis, kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan
perkembangan iman remaja. Remaja (13-15 tahun) masuk dalam tahapan sintetis-konvensional dimana remaja berpikir abstrak dan sedang mencari identitas diri. Kegiatan seperti CCA, CCBE, futsal, tortor, vocal grup tidak menjawab mereka untuk
menemukan identitas dirinya atau tidak menolong dalam perkembangan iman mereka.
Bahkan kegiatan tahun remaja di HKBP Kedaton tidak sepenuhnya menjawab tema tahun remaja yaitu “mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan zaman” .
Tugas gereja untuk memperlengkapi remaja menjadi pemimpin gereja,
memberikan keteguhan iman, mendampingi untuk bertumbuh menjadi pemimpin
Kristen yang andal serta dewasa dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menjawab
tujuan tersebut dan bila mereka meninggalkan masa remaja, mereka sudah mampu
mandiri, bersaksi dan menjadi orang Kristen yang berkualitas baik rohaninya dan
kehidupan keluarga mereka kelak.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan saran-saran
yang ditujukan kepada HKBP Kedaton yaitu:
1. Dalam melaksanakan kegiatan tahun remaja-pemuda di HKBP Kedaton perlu di
sesuaikan lagi dengan perkembangan zaman dan remaja sudah dipersiapkan
acaranya diisi dengan ceramah dan diskusi atau perlombaan band remaja rohani,
remaja idol, pidato bahasa Inggris, berkhotbah dan lainnya.
2. Dalam membuat kegiatan tahun remaja-pemuda di HKBP Kedaton perlu
mempertimbangkan teori perkembangan iman Fowler maupun aspek-aspek
perkembangan remaja. Agar ada sasaran yang ingin dicapai melalui kegiatan
tersebut.
3. Sebagai pembimbing remaja baik pendeta, majelis maupun guru-guru remaja
perlu memiliki kualifikasi sebagai pembimbing remaja yang mampu bergaul
akrab dengan remajanya, mampu menempatkan diri sebagai teman bagi
remajanya, mengerti ilmu jiwa remaja dan mampu menjadi teladan dalam
kehidupan rohani.
4. Sebaiknya, Gereja menempatkan remaja sebagai ‘subjek’ bukan ‘objek’ karena dalam perkembangan moral, remaja sangat senang apabila dihargai dan dipuji.
Jika mereka ditempatkan sebagai subjek akan terlihat peran mereka sebagai
bagian yang integral dalam kehidupan bergereja.
5. HKBP perlu merevitalisasi pelayanannya terhadap remaja sesuai dengan konteks
dan kebutuhan mereka, para remaja yang sesungguhnya memiliki vitalitas
untuk bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual, sosial,
emosional dan spiritual, sehingga tugas pelayanan gereja yang dibutuhkan adalah
mendampingi dan menuntun generasi muda memahami panggilannya di
tengah-tengah arus zaman. Melalui metode pembinaan konvensional yang bersifat
indoktrinal dan feodaltistik sudah waktunya dibaharui dengan metode