BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data yang telah
diperoleh penulis di lapangan.
4.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana ketepatan alat pengukur dapat
mengungkap konsep gejala atau kejadian yang diukur. Untuk menentukan uji validitas digunakan
acuan Sugiono (2012), menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasi item
totalnya lebih dari atau sama dengan 0,30. Jadi jika korelasi tersebut kurang dari 0,30 maka
[image:1.612.76.540.270.707.2]instrumen dinyatakan tidak valid.
Tabel 4.1
Uji Validitas Disiplin Belajar
Disiplin Belajar Corrected Item-Total
Correlation Keputusan
Disiplin Belajar 1 0.541 Valid
Disiplin Belajar 2 0.516 Valid
Disiplin Belajar 3 0.679 Valid
Disiplin Belajar 4 0.701 Valid
Disiplin Belajar 5 0.505 Valid
Disiplin Belajar 6 0.571 Valid
Disiplin Belajar 7 0.661 Valid
Disiplin Belajar 8 0.636 Valid
Disiplin Belajar 9 0.668 Valid
Disiplin Belajar 11 0.68 Valid
Disiplin Belajar 12 0.572 Valid
Disiplin Belajar 13 0.614 Valid
Disiplin Belajar 14 0.564 Valid
Disiplin Belajar 15 0.446 Valid
Disiplin Belajar 16 0.591 Valid
Disiplin Belajar 17 0.404 Valid
Disiplin Belajar 18 0.535 Valid
Disiplin Belajar 19 0.554 Valid
Disiplin Belajar 20 0.555 Valid
[image:2.612.70.544.74.587.2]Sumber : Hasil Olah Data Berdasarkan Angket, 2014
Tabel 3.4 menunjukkan dari 20 item instrumen variabel disiplin belajar dinyatakan valid.
Sesuai ketentuan uji validitas tersebut, menunjukkan bahwa instrumen dapat dinyatakan valid
jika instrumen memiliki koefisien korelasi diatas 0,30.
4.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat dapat
digunakan lagi dalam penelitian yang sama.
[image:2.612.198.411.641.696.2]Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan 5 Item Uji Reliabilitas Disiplin Belajar
Cronbach’s Alpha n of Item
0.6674 20
Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas pada Tabel 3.5 menunjukkan bahwa
koefisien korelasi dari 8 instrumen variabel disiplin belajar sebesar 0,6674. Berdasarkan hasil uji
reliabilitas tersebut, dapat dinyatakan bahwa instrumen variabel disiplin belajar adalah reliabel.
1.3 Uji Korelasi
Pada bagian ini akan disajikanhasil analisis korelasi antara variabel disiplin belajar
dengan hasil belajar pada siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga Tahun pelajaran 2013/2014
[image:3.612.72.549.181.594.2]dengan menggunakan uji Correlation yang disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil Analisis Korelasi Antara Variabel Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga Tahun pelajaran 2013/2014
Correlati ons 1 .657** . .000 84 84 .657** 1 .000 . 84 84 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Kedidiplinan belajar
hasil belajar
Kedidiplinan
belajar hasil belajar
Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed). **.
Sumber : Hasil Olah Data Berdasarkan Angket, 2014
Tabel 4.3 terdapat hubungan positif yang kuat antara disiplin belajar dengan hasil belajar
pada variabel disiplin belajar dengan hasil belajar pada siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1
Salatiga Tahun pelajaran 2013/2014 , yang ditunjukan dengan nilai pearson correlation sebesar
0,657yang berada pada interval 0,60 – 0,799 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil
siswa, akan berpengaruh terhadap optimalnya prestasi belajar yang diperoleh, sebaliknya
semakin rendah disiplin belajar akan dikuti kurang optimalnya pretasi belajar yang dicapai.
4.4 Pembahasan
Hasil analisis data menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat antara isiplin belajar
dengan prestasi belajar pada siswa kelas VI SMP Negeri 1 Semarang tahun ajaran 204/205. Hal
ini ditunjukan dari hasil uji parsial yang diperoleh probabiltas 0.00 < 0.05. Dengan kata lain
menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat disiplin belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran
ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga Tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini berarti
bahwa semakin tingi disiplin belajar siswa, akan berpengaruh terhadap optimalnya prestasi
belajar yang diperoleh, sebaliknya semakin rendah disiplin belajar akan dikuti kurang optimalnya
pretasi belajar yang dicapai. Hal ini juga didukung dengan tingkat kedisiplinan siswa untuk
belajar secara teratur yang mencapai nilai modus 71 yang berada dalam kategori baik. Tinginya
kedisiplinan belajar akan berpengaruh terhadap kuantias dan kualitas materi yang dipahami, pada
akhirnya berpengaruh terhadap kurang optimalnya prestasi belajar yang dicapai.
Tampak bahwa disiplin belajar memberikan kontribusi lebih tingi terhadap prestasi
belajar daripada lingkungan belajar. Disiplin belajar merupakan suatu bentuk kesadaran tindakan
untuk belajar seperti disiplin dalam menati tata tertib sekolah, disiplin dalam mengikuti pelajaran
di kelas, disiplin dalam menepati jadwal belajar,
dan disiplin dalam belajar secara teratur akan berpengaruh secara langsung terhadap cara
Siswa yang dilatih dan diasah secara terus menerus akan menjadi siswa yang terampil dan
lebih mempunyai daya ingat yang tinggi. Maka siswa harus disiplin dalam berlatih mengerjakan
soal-soal ataupun berlatih untukmemecahkan suatu masalah dalam pelajaran.
Dalam belajar di sekolah pada umumnya sekolah menetapkan norma dan aturan yang
ditaati oleh murid dalam kegiatan belajar di sekolah maupun di luar sekolah. Guru menggunakan
unsur disiplin siswa sebagai salah satu faktor yang memungkinkan siswa berhasil dalam belajar
termasuk belajar ilmu ekonomi. Kedisiplinan belajar si sekolah tercermin pada kehadiran dalam
jam belajar, konsentrasi dalam pelajaran selama pelajaran sampai guru keluar dari ruang kelas,
sedangkan kedisiplinan belajar di luar sekolah tercermin dari pelaksanaan berbagai tugas yang
dituntut oleh guru baik dalam belajar dan tugas terstruktur maupun belajar mandiri tidak
terstruktur.
Disiplin sangat diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Tulus Tu’u (2004),
mengemukakan empat faktor dominan yang mempengaruhi disiplin yaitu kesadaran diri,
mengikuti dan menaati aturan, alat pendidikan, dan hukuman. Dalam belajar di sekolah pada
umumnya sekolah menetapkan norma dan aturan yang ditaati oleh murid dalam kegiatan belajar
di sekolah maupun di luar sekolah. Guru menggunakan unsur disiplin siswa sebagai salah satu
faktor yang memungkinkan siswa berhasil dalam belajar termasuk belajar ilmu ekonomi.
Kedisiplinan belajar si sekolah tercermin pada kehadiran dalam jam belajar, konsentrasi dalam
pelajaran selama pelajaran sampai guru keluar dari ruang kelas, sedangkan kedisiplinan belajar
di luar sekolah tercermin dari pelaksanaan berbagai tugas yang dituntut oleh guru baik dalam
belajar dan tugas terstruktur maupun belajar mandiri tidak terstruktur. Sebagian besar dari bahan
belajar diperoleh di sekolah melalui interaksi bersama guru mata pelajaran. Itu berarti bahwa
berlangsung sambil menyerap dan mengolah semua informasi yang diperoleh. Keberhasilan
siswa dalam menguasai bahan ajar sebagian tergantung pada interaksi siswa dan guru selama