• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian intertekstual novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi dengan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian intertekstual novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi dengan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN INTERTEKSTUAL

NOVELDROP OUTKARYA ARRY RISAF ARISANDI

DENGAN

NOVELCINTAKU DI KAMPUS BIRUKARYA ASHADI SIREGAR

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Oktavianus Ari Dwi Kristanto NIM: 074114010

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

KAJIAN INTERTEKSTUAL

NOVEL DROP OUT KARYA ARRY RISAF ARISANDI DENGAN

NOVEL CINTAKU DI KAMPUS BIRU KARYA ASHADI SIREGAR

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Oktavianus Ari Dwi Kristanto NIM: 074114010

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi ABSTRAK

Ari, Oktavianus. 2013. Kajian Intertekstual Novel Drop Out Karya Arry Risaf Arisandi dengan Novel Cintaku di Kampus Biru Karya Ashadi Siregar. Skripsi S1. Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Prinsip intertekstual didasari asumsi bahwa setiap teks baru akan bermakna penuh jika dihubungkan dengan teks lain. Dalam hal ini, peneliti menemukan keterkaitan antara novel Drop Out (DO) karya Arry Risaf Arisandi dan novel Cintaku di Kampus Biru (CKB) karya Ashadi Siregar dalam lima unsur intrinsiknya, yakni alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, serta sudut pandang. Kajian ini bertujuan menganalisis keempat unsur tersebut dalam kedua novel dan meneliti bentuk-bentuk hubungan intertekstualnya.

Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan objektif dalam menganalisis struktur kedua novel tersebut dan pendekatan intertekstual untuk mengkaji hubungan di antara struktur kedua novel. Dalam menjalankan penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis untuk menguraikan objek penelitian dan metode deskriptif untuk menjelaskan dan menyajikannya.

(8)

vii ABSTRACT

Ari, Oktavianus. 2013. Intertextual Study Novel Drop Out By Arry Risaf Arisandi with Novel Cintaku di Kampus Biru By Ashadi Siregar. Thesis. Yogyakarta: Indonesia Literature Studies, Faculty of Letters, University of Sanata Dharma.

The main principal of the intertextual is the assumption that every new text will have a full meaning if it connect with the other text. In this case, the writer found the interconnection between a novel titled Drop Out (DO) by Arry Risaf Arisandi and the novel titled Cintaku di Kampus Biru (CKB) by Ashadi Siregar in the five intrinsic element. They are the allure, the characters and the characteristics, background, theme, and point of view. The purpose of the research is to analize those four elements in those novels and to analyze the forms of the intertextual connectivity.

This research used objective research to analyze the structure of those two novels and intertextual research to analyze the connectivity of those novels. To do this research, the writer used analytic method in order to have details object of the research and the descriptive method is to explain and to give it to the reader.

Structural analytic that used in those novels resulted deeper understanding about the structure to build the story inside. Intertextual analytic research on those novels shows the intertextual connectivity on the allure, which is inside the five motives. Those are Characters and characteristics that has same character, the similarity of the background seeing through contextual aspect, and the theme, in the minor theme and major theme. DO has advantages to transform CKB which becomes the hypogram.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi dan melengkapi syarat mencapai gelar Sarjana Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa proses penyusunan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Dengan segala hormat, peneliti hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yanng terlibat:

1. Bapak Dr. Yoseph Yapi Taum M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah mendampingi dan membimbing serta membuka komunikasi dengan memberikan pertimbangan dalam penyususnan skripsi ini.

2. Ibu S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan lebih baik.

3. Bapak dan ibu dosen serta staf di Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

4. Ibu M.M. Kartilah, ibu yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, dan permohonan yang terangkum dalam doa.

5. Bapak Alphonsus Paijan D.L., ayah senantiasa memberi dukungan atas terselesaikannya skripsi ini yang cukup memakan waktu.

(10)

ix

7. Teman-teman mahasiswa Prodi Sastra Indonesia atas pahit manisnya persahabatan kita.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Upaya kerja keras telah peneliti lakukan demi terselesaikannya skripsi ini. Isi sepenuhnya merupakan tanggung jawab peneliti. Dengan penuh kesadaran peneliti menyadari segala kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti terbuka untuk menerima semua kritik dan saran yang membangun sebagai penyempurna skripsi ini.

(11)

x

Sadaya pambudidaya punika mboten saged kalampahan

tanpa panyengkuyung tuwin panyaruwe panjenengan,

mboten saged mawujud kanthi nyata tanpa pinaringan kekiyatan

saha berkah saking ngarsa Dalem Gusti ingkang Maha Asih,

mboten saged kasil tanpa panyuwunan sarana pandonga (Manungku Puja).

Awit inggih namung wisiing Hyang Widi ingkang saged nentremaken manah,

duk rikala kawula ngraos benget lan goreh.

Panyaruwe panjenengan ingkang ngiyataken manah kula,

minangka rongeh saha mboten tumetep.

Kasiling pakaryan ingkang tebih saking kasampurnan punika

kawula aturaken kanthi raos tresna, pakurmatan,

minangka pangabdi kula dhumateng panjenengan.

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…...…………... v

ABSTRAK…... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN... x

DAFTAR ISI... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis... 5

1.4.2 Manfaat Praktis... 6

1.5 Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori... 6

1.5.1 Tinjauan Pustaka... 6

(13)

xii

1.5.2.1 Analisis Struktural... 8

1.5.2.1.1 Alur... 10

1.5.2.1.2 Tokoh dan Penokohan... 12

1.5.2.1.3 Latar... 14

1.5.2.1.4 Tema... 16

1.5.2.1.5 Sudut Pandang……..…..……….. 17

1.5.2.2 Kajian Intertekstual... 21

1.6 Metode dan Teknik Penelitian... 24

1.6.1 Metode Penelitian... 24

1.6.2 Metode Pengumpulan Data... 25

1.6.3 Metode Analisis Data... 25

1.6.4 Penyajian Hasil Analisis Data... 26

1.7 Sumber Data... 26

1.8 Sistematika Penyajian... 26

BAB II ANALISIS STRUKTURAL NOVEL DROP OUT KARYA ARRY RISAF ARISANDI DENGAN NOVEL CINTAKU DI KAMPUS BIRU KARYA ASHADI SIREGAR 2.1 Pengantar... 28

2.2 Analisis Struktur Novel Drop Out... 28

2.2.1 Analisis Alur Novel Drop Out... 29

2.2.1.1 Pemaparan atau Pengenalan Situasi... 29

(14)

xiii

2.2.1.3 Peningkatan Konflik... 31

2.2.1.4 Klimaks... 32

2.2.1.5 Penyelesaian... 33

2.2.1.6 Pembahasan Alur... 34

2.2.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Drop Out... 34

2.2.2.1 Tokoh Protagonis... 34

2.2.2.2 Tokoh Antagonis... 37

2.2.3 Analisis Latar Novel Drop Out... 39

2.2.3.1 Latar Tempat... 39

2.2.3.2 Latar Waktu... 40

2.2.3.3 Latar Sosial... 41

2.2.4 Analisis Tema Novel Drop Out... 42

2.2.4.1 Tema Minor... 42

2.2.4.1.1 Dibutuhkan Kesabaran Demi Suatu Perubahan... 42

2.2.4.1.2 Masalah Pribadi Hendaknya Tidak Dikaitkan dengan Permasalahan Umum.. 44

2.2.4.2 Tema Mayor: Kejujuran, Niat, dan Ketulusan Cinta akan Berdampak Positif... 45

2.2.5 Analisis Sudut Pandang Novel Drop Out………...…..…... 46

2.3 Analisis Struktural Novel Cintaku di Kampus Biru... 48

2.3.1 Analisis Alur Novel Cintaku di Kampus Biru... 48

(15)

xiv

2.3.1.2 Penggawatan atau Timbulnya Konflik... 49

2.3.1.3 Peningkatan Konflik... 50

2.3.1.4 Klimaks... 51

2.3.1.5 Penyelesaian... 52

2.3.1.6 Pembahasan Alur... 53

2.3.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Cintaku di Kampus Biru………. 54

2.3.2.1 Tokoh Protagonis... 54

2.3.2.2 Tokoh Antagonis... 58

2.3.2.3 Tokoh Tritagonis... 61

2.3.3 Analisis Latar Novel Cintaku di Kampus Biru... 63

2.3.3.1 Latar Tempat... 63

2.3.3.2 Latar Waktu... 64

2.3.3.3 Latar Sosial... 65

2.3.4 Analisis Tema Novel Cintaku di Kampus Biru... 66

2.3.4.1 Tema Minor... 67

2.3.4.1.1 Masalah Pribadi Hendaknya Tidak Dikaitkan dengan Permasalahan Umum... 67

2.3.4.1.2 Cinta Adalah Pilihan dan Menuntut Kejujuran... 68

(16)

xv

2.3.5 Analisis Sudut Pandang Novel Cintaku di Kampus Biru.... 72

2.4 Tabel Struktur Novel DO – CKB... 74

BAB III ANALISIS INTERTEKSTUAL NOVEL DROP OUT KARYA ARRY RISAF ARISANDI DENGAN NOVEL CINTAKU DI KAMPUS BIRU KARYA ASHADI SIREGAR 3.1 Pengantar... 78

3.2 Hubungan Intertekstual Unsur Alur... 79

3.2.1 Motif Mahasiswa yang Terancam DO... 80

3.2.2 Motif Percintaan dengan Dosen... 81

3.2.3 Motif Biaya Kuliah dari Orangtua yang Terancam Dihentikan………..……... 83

3.3 Hubungan Intertekstual Unsur Tokoh dan Penokohan... 84

3.3.1 Tokoh Pemicu Penyelesai Masalah... 85

3.3.2 Tokoh Pemecah Masalah... 86

3.3.3 Tokoh Pemicu Timbulnya Masalah... 87

3.4 Hubungan Intertekstual Unsur Latar... 89

3.5 Hubungan Intertekstual Unsur Tema... 89

3.5.1 Masalah Pribadi Hendaknya tidak Dicampuradukkan dengan Masalah Pendidikan... 90

3.5.2 Cinta Merupakan Pilihan yang Menuntut Kejujuran... 91

(17)

xvi BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan... 97

4.2 Saran... 100

DAFTAR PUSTAKA... 102

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penulisan sebuah karya sastra tidak lepas dari sejarah sastra pada masa itu karena tidak ada sebuah karya sastra yang lahir dalam kekosongan situasi (Teeuw, 1980: 11). Hal inilah yang mendasari sebuah kajian intertekstual. Hubungan intertekstual dapat diartikan sebagai keterkaitan sejarah baik berupa pertentangan maupun persamaan antarsejumlah teks dengan asumsi sebuah teks merupakan transformasi teks lainnya (Pradopo, 1995: 167). Kajian intertekstual dapat dipahami sebagai usaha menemukan makna baru dari sebuah karya sastra dengan cara membandingkan unsur-unsur yang ada di dalam sebuah karya sastra yang satu dengan karya satra yang lain yang menjadi latar belakang sejarahnya. Kajian intertekstual didasarkan pada asumsi bahwa kapan pun karya tulis dibuat, tidak mungkin lahir dari situasi tanpa budaya. Unsur budaya tersebut termasuk semua tradisi di masyarakat, dalam wujudnya yang khusus berupa teks-teks sastra yang ditulis sebelumya.

(19)

2

adanya hubungan unsur-unsur intrinsik seperti ide, gagasan, peristiwa, alur, penokohan, gaya bahasa, di antara teks yang dikaji.

Penelitian ini mengangkat tentang hubungan intertekstual yang tergambarkan dalam novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi (2006) dengan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar (1974). Hal menarik yang terdapat pada novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi dan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar adalah kemiripan proses penceritaan.

Kemiripan di antaranya meliputi unsur-unsur intrinsik berupa plot atau alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, serta sudut pandang. Selain itu kedua novel ini juga memiliki motif yang sama. Oleh sebab itu, penulis akan menganalisis keterkaitan hubungan intertekstual secara mendalam terhadap kedua novel tersebut.

Peneliti tertarik untuk mendalami dan mengkaji kedua novel tersebut karena menemukan adanya hubungan pada struktur kedua novel. Selain itu menurut pengamatan peneliti, karya-karya ilmiah yang dikaji berupa novel khususnya novel tentang dinamika kependidikan dalam tingkat perguruan tinggi cukup minim dan jarang ditemui. Dari penelitian ini penulis terlebih dahulu akan memberi sedikit gambaran bahwa novel Cintaku di Kampus Biru merupakan hipogramnya novel Drop Out.

(20)

3

parahnya lagi ia sesekali bermain judi dan minum-minuman beralkohol. Saat mata kuliah berlangsung yang dilakukannya hanya tidur, menggambar pohon, dan melamun. Teman-teman seangkatannya telah lulus, bahkan ada yang sudah meninggal. Namun, mahasiswa itu masih setia untuk kuliah sampai tahun ke tujuh tanpa ada tanda-tanda kelulusannya. Mahasiswa tersebut divonis akan drop out seandainya ada nilai E dalam salah satu mata kuliah yang harus diselesaikannya pada dua semester. Melalui bantuan bekas mahasiswa seniornya yang sudah menjadi dosen, mahasiswa itu berjuang untuk menghadapi drop out.

Novel Cintaku di Kampus Biru menceritakan seorang mahasiswa yang memiliki kemampuan dalam berorganisasi, cerdas, dan dikenal di kalangan dosen. Kesan terhadap tokoh tersebut sekilas akan menimbulkan tanda tanya besar, sebab ia mahasiswa yang aktif dan cerdas, tetapi selalu mengalami kesulitan dalam hal akademik sampai-sampai mahasiswa tersebut terancam tidak mendapatkan biaya kuliah dari orangtuanya karena orangtuanya merasa sudah tidak mampu membiayai kuliahnya. Lebih menyakitkan lagi melihat kenyataan bahwa mahasiswa tersebut telah menjalani mata kuliah Literatur sebanyak enam kali tetapi belum lulus juga. Dosen mata kuliah Literatur tersebut di kenal sebagai perawan tua, sinis, dan kejam dalam pemberian nilai. Mahasiswa itu merasa bahwa dosen Literaturnya memiliki permasalahan pribadi terhadapnya.

(21)

4

sebagai tokoh utama juga menjadi kemiripan, yaitu kisah cinta dan perjuangan di lingkungan akademik untuk menghindari DO. Kajian intertekstual yang terkandung dalam novel Drop Out dan novel Cintaku di Kampus Biru dipilih sebagai topik dalam penelitian ini didasari alasan sebagai berikut. Pertama, kedua novel memunculkan tokoh utama yaitu mahasiswa. Kedua, latar belakang dari masing-masing tokoh dalam kedua novel tersebut menunjukkan adanya kemiripan secara struktur yang mendukung proses penceritaan karya sastra. Ketiga, adanya kesamaan struktur dalam novel Drop Out dengan novel Cintaku di Kampus Biru sehingga kedua novel tersebut dapat dikaji dalam kajian intertekstual. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam terkait hubungan intertekstual kedua novel tersebut dengan judul “Kajian Intertekstual Novel Drop Out Karya Arry Risaf Arisandi dengan Novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan peneliti bahas adalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana struktur novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi dan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar?

(22)

5 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu:

1.3.1 mendeskripsikan unsur-unsur struktur novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi dan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar, yang meliputi alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, serta sudut pandang, 1.3.2 mendeskripsikan hubungan intertekstual novel Drop Out karya Arry Risaf

Arisandi dengan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini adalah hubungan intertekstual novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi dengan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar yang diperoleh dari struktur masing-masing novel.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoretis maupun praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan studi sastra Indonesia, khususnya dalam kajian intertekstual. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberi sumbangan dalam teori sastra dalam mengungkap hubungan karya sastra yang satu dengan karya sastra yang lain.

(23)

6 1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan dalam bidang kajian dan apresiasi novel Drop Out dan Cintaku di Kampus Biru, selain itu penelitian ini diharapkan membantu pembaca untuk lebih memahami novel Drop Out dan Cintaku di Kampus Biru.

Penelitian ini diharapkan mampu memberi pengetahuan pada pembaca terkait hubungan sebuah karya sastra satu dengan karya sastra yang lain, dengan adanya transformasi dari karya sastra yang terdahulu. Selain itu, juga mengenai bagaimana pengaruh karya sastra terdahulu dapat menginspirasi karya-karya pada masa sekarang.

1.5 Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori 1.5.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai novel Drop Out terkait dengan kajian intertekstual sejauh ini belum pernah di temukan oleh peneliti. Kebanyakan tulisan hanya berbentuk resensi atau sinopsis novel tersebut di beberapa blog dan web. Begitu pula dengan novel Cintaku di Kampus Biru, peneliti hanya menemukan resensi dan sinopsis.

(24)

7

Agustini (2009), meneliti hubungan intertekstual novel Misteri Cincin Yang Hilang karya S. Maria GD dan novel Kubur Berkubah karya Agatha Christie. Hubungan intertekstual yang dikemukakan dalam novel tersebut terdapat pada plot, tokoh dan penokohan, serta tema. Keterkaitan yang terkandung antara lain mengenai kriminalitas kasus pembunuhan, kejahatan yang ditutup-tutupi akhirnya tebongkar juga. Selian itu unsur tentang adanya hubungan percintaan juga dipaparkan dalam penelitian ini.

Penelitian mengenai intertekstual telah dikemukakan antara lain oleh Faruk melalui bukunya Metode Penelitian Sastra (2012: 43). Dalam tulisannya berjudul Intertekstualitas Suluk Syekh Wali Lanang dengan Centhini Tambang Raras-Amongraga Jilid I diungkapkan bahwa pengarang mengambil

(25)

8 1.5.2 Landasan Teori

Suatu penelitian memerlukan teori-teori atau pendekatan yang tepat dan sesuai dengan objeknya. Landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah (i) analisis struktural dalam karya sastra yang terdiri dari alur, tokoh-penokohan, latar, tema, dan sudut pandang, (ii) pengertian kajian intertekstual dalam karya sastra. Berikut ini akan dipaparkan teori-teori tersebut.

1.5.2.1Analisis Struktural

Sebuah karya sastra tersusun atas unsur-unsur intrinsik yang menjadi pembangunnya. Untuk memahami struktur tersebut dapat dilakukan analisis struktural. Analisi struktural merupakan analisis yang mengidentifikasi, mengkaji dan menggambarkan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik sebuah karya sastra sehingga membentuk sebuah pemaknaan yang utuh dan terpadu (Nurgiyantoro, 2005: 37).

(26)

9

atau sebaliknya, mencari dan menemukan jalan keluar dari konflik yang terjadi. Hal itu mewujudkan karya sastra yang hidup dengan adanya irama dalam rangkaian cerita. Begitu juga dengan latar, latar akan memunculkan imajinasi pembaca untuk lebih mendalami setiap peristiwa pada karya sastra yang kemudian akan menemukan dan menyimpulkan tema yang mengikat keseluruhan unsur dalam sebuah karya sastra.

Dalam usaha meneliti hubungan intertekstual novel DO dan CKB, peneliti akan melakukan analisis struktural terlebuh dahulu yang meliputi alur, tokoh-penokohan, latar, tema, dan sudut pandang. Dijelaskan oleh Teeuw (1983: 61), dalam menganalisis sebuah karya sastra dari segi manapun, analisis struktural merupakan tugas prioritas yang oleh karenanya harus dilakukan terlebuh dahulu sebelum analisis lainnya. Dengan kata lain, prinsip intertekstual memerlukan pendekatan struktural.

(27)

10 1.5.2.1.1 Alur

Alur merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi yang lain. Alur memang mengandung unsur jalan cerita atau tepatnya peristiwa yang susul-menyusul, tetapi ia lebih dari sekedar jalan cerita itu sendiri atau tepatnya: ia lebih dari sekedar rangkaian peristiwa (Nurgiyantoro, 2005: 110-111).

Stanton (1965, lewat Nurgiyantoro, 2005: 111) mengemukakan bahwa alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, tetapi tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

Alur dalam karya sastra memiliki tahapan sebagai berikut: a. Pemaparan atau Pengenalan Situasi

Bagian ini merupakan awal yang berisi keterangan mengenai pengenalan tokoh serta latar. Bagian ini berfungsi mengantar pembaca ke dalam persoalan utama yang menjadi isi cerita.

b. Penggawatan atau Timbulnya Konflik

Tahapan ini muncul ketika ada kekuatan, kemauan, sikap atau pandangan yang saling bertentangan. Peristiwa ini sering diakibatkan oleh munculnya satu peristiwa yang mengacaukan.

c. Peningkatan Konflik

(28)

11 d. Klimaks

Tahapan ini merupakan puncak rumitan yang diikuti oleh krisis atau titik balik. Konflik ditandai dengan perubahan alur cerita.

e. Penyelesaian

Dalam tahapan ini ketegangan menurun. Tokoh-tokoh yang meruncingkan persoalan telah meninggal atau menemukan jalan penyelesaian (Nurgiyantoro, 2005: 149-150).

Alur terdiri dari banyak jenis. Jenis alur dapat dikelompokkan dengan menggunakan berbagai kriteria. Berikut ini akan dikemukakan jenis-jenis alur berdasarkan kriteria urutan waktu.

Alur Maju

Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau alur progresif. Peristiwa-peristiwa ditampilkan secara kronologis, maju, secara runtut dari tahap awal, tengah, hingga akhir.

Alur Mundur

Alur mundur disebut juga alur tak kronologis, sorot balik, regresif, atau flash-back. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tengah dan baru kemudian tahap awalnya.

Alur Campuran

Alur campuran merupakan perpaduan alur maju atau progresif dan alur mundur atau regresif.

(29)

12

Berdasarkan kriteria cara pengakhirannya, alur terbagi dalam dua jenis berikut ini.

Alur tertutup

Alur yang memiliki penyelesaian yang jelas, penampilan kisahnya diakhiri dengan kepastian atau secara jelas.

Alur terbuka

Alur yang memiliki penyelesaian yang tidak jelas atau menggantung. Penampilan kisahnya diakhiri secara tidak pasti, tidak jelas, serba mungkin. Jadi akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi pembaca atau penonton.

(http://winawimala.wordpress.com/2011/03/24/jenis-alur-drama/).

1.5.2.1.2 Tokoh dan Penokohan

(30)

13

tokoh protagonis dapat membuat pembaca mengidentifikasi diri dengannya dan melibatkan diri secara emosional terhadapnya. Tokoh antagonis adalah tokoh yang beroposisi atau bertentangan dengan tokoh protagonis sehingga memunculkan konflik.

Berdasarkan peran, tokoh dalam karya sastra dibedakan sebagai berikut: a. Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang berprakarsa dan berperan sebagai penggerak alur. Biasanya hanya ada satu atau dua tokoh protagonis yang dibantu oleh tokoh-tokoh lainnya yang ikut terlibat dalam lakuan. Tokoh protagonis adalah tokoh yang pertama yang menghadapi masalah dan terbelit kesulitan. Tokoh protagonis sangat berkaitan erat dengan tokoh cerita. Tidak ada “ia” maka tidak ada cerita. Pengarang “menaruh hati” dan pembaca “bersimpati”

kepadanya. (Nurgiyantoro, 2005: 178-181). b. Tokoh Antagonis

(31)

14 c. Tokoh Tritagonis

Tokoh yang berpihak pada protagonis atau antagonis atau berfungsi menjadi penengah antara kedua tokoh tersebut (Nurgiyantoro, 2005: 178-181).

Penokohan adalah hal-hal yang berkaitan dengan tokoh, meliputi siapa tokoh cerita, pelukisan tokoh, dan karakterisasi (Nurgiyantoro, 2005: 164-165). Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, yaitu pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan yang menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita.

1.5.2.1.3 Latar

Abrams (1981, lewat Nurgiyantoro, 2005: 216) menjelaskan latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

(32)

15

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut:

a. Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 2005: 227-234). b. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu

yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah (Nurgiyantoro, 2005: 227-234).

c. Latar sosial

(33)

16 1.5.2.1.4 Tema

Tema dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum, sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang dipergunakan untuk mengembangkan cerita (Nurgiyantoro, 2005: 70).

Dalam sebuah cerita, tema dapat berjumlah lebih dari satu. Tema dapat dibagi menjadi dua, yakin tema mayor (tema utama) dan tema minor (tema tambahan). Tema minor sebagai makna-makna tambahan yang ada dalam sebuah cerita bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak berkaitan dengan makna pokok. Dengan demikian tema mayor memiliki makna sebagai rangkuman dari tema-tema minor (Nurgiyantoro, 2005: 82-83).

(34)

17

Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita. Tema sebagai makna pokok sebuah karya fiksi tidak sengaja disembunyikan, karena justru hal itulah yang ditawarkan kepada pembaca. Namun, tema merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita, dengan sendirinya ia akan “tersembunyi” di balik cerita yang mendukungnya. Jika dilihat

dari sudut pengarang, dasar cerita dipakai sebagai panutan pengembangan cerita, dilihat dari sudut pembaca ia akan bersifat sebaliknya. Berdasarkan cerita yang dibeberkan itulah pembaca berusaha menafsirkan apa dasar utama cerita itu, apa tema cerita itu, dan hal itu akan dilakukan berdasarkan detil-detil unsur yang terdapat dalam karya yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2005: 68-70).

1.5.2.1.5 Sudut Pandang

(35)

18

Sudut pandang secara garis besar dapat dibedakan dalam dua macam yaitu persona pertama, first-person, gaya “aku”, dan persona ketiga third-person, gaya “dia”. Jadi dari sudut pandang “aku” atau “dia” dari berbagai variasinya, sebuah

cerita dikisahkan. Kedua sudut pandang tersebut masing-masing menyaran dan menuntut konsekuensinya sendiri. Oleh karena itu, wilayah kebebasan dan keterbatasan perlu diperhatikan secara objektif sesuai dengan kemungkinan yang dapat dijangkau sudut pandang yang dipergunakan (Nurgiyantoro, 2005: 249).

Pentingnya sudut pandang dalam karya fiksi tidak lagi diragukan. Sudut pandang dianggap sebagai salah satu unsur fiksi yang penting dan menentukan (Nurgiyantoro, 2005: 250). Sebelum pengarang menulis cerita, mau tak mau, ia harus telah memutuskan memilih sudut pandang tertentu. Pemilihan sudut pandang menjadi penting karena hal itu tidak hanya berhubungan dengan masalah gaya saja. Namun, biasanya pemilihan bentuk-bentuk tersebut bersifat sederhana, di samping hal itu merupakan konsekuensi otomatis dari pemilihan sudut pandang tertentu. Pemilihan sudut pandang membutuhkan konsekuensi disamping ada berbagai kemungkinan teknis penyajian sudut pandang yang dapat dimanfaatkan dan sekaligus dapat dikreasikan oleh pengarang (Nurgiyantoro, 2005: 250).

Penggunaan sudut pandang “aku” atau pun “dia”, biasanya juga berarti

tokoh “aku” atau tokoh “dia”, dalam karya fiksi adalah untuk memerankan dan

(36)

19 1. Sudut Pandang Persona Ketiga: “Dia”

Pengisahan cerita yang menggunakan pengisahan sudut pandang persona ketiga “dia”, narator adalah seseorang yang berada di luar cerita

yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama atau kata gantinya; ia, dia, dan mereka. Sudut pandang “dia” terbagi dalam dua

golongan, yaitu:

a. Sudut Pandang “Dia” Mahatahu

Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut “dia”, tetapi pengarang, narator, dapat menceritakan apa saja hal -hal yang menyangkut tokoh “dia” dan narator bersifat mahatahu.

b. Sudut Pandang “Dia” Terbatas, “Dia” sebagai Pengamat

Dalam sudut pandang ini, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita, tetapi terbatas hanya pada seorang tokoh saja (Nurgiyantoro, 2005: 259).

2. Sudut Pandang Persona Pertama “Aku”

(37)

20 a. “Aku” Tokoh Utama

Dalam sudut pandang ini, si “aku mengisahkan berbagai peristiwa

dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, serta hubungannya dengan sesuatu yang diluar dirinya. Si “aku” menjadi fokus, pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang diluar diri si “aku”, peristiwa, tindakan, dan orang,

diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, atau dipandang penting.

b. “Aku” Tokoh Tambahan

Sudut pandang ini, “aku” muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan. Tokoh “aku” hadir untuk

membawakan cerita kepada pembaca, sedang tokoh cerita yang dikisahkan kemudian “dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai

pengalamannya.

3. Sudut Pandang Campuran

Penggunaan sudut pandang bersifat campuran mungkin saja berupa penggunaan sudut pandang persona ketiga dengan teknik “dia”

mahatahu dan “dia” sebagai pengamat, persona pertama dengan teknik

“aku” sebagai tokoh utama dan “aku” tambahan atau sebgai saksi, bahkan

(38)

21 a. Campuran “Aku” dan “Dia”

Penggunaan kedua sudut pandang tersebut dalam sebauh novel terjadi karena pengarang ingin memberikan cerita secara lebih banyak kepada pembaca.

b. Teknik “kau”

Penggunaan teknik kau untuk menyebut dan melihat dirinya sendiri, baik oleh tokoh yang disudutpandangi “aku” maupun “dia”.

1.5.2.2Kajian Intertekstual

Secara luas interteks diartikan sebagai jaringan hubungan antara satu teks dengan teks yang lain. Lebih dari itu, teks itu sendiri secara etimologis berarti tenunan, anyaman, penggabungan, susunan, dan jalinan. Produksi makna terjadi dalam interteks, yaitu melalui proses oposisi, permutasi, dan transformasi. Teks-teks yang dikerangkakan sebagai interTeks-teks tidak terbatas sebagai persamaan genre, interteks memberikan kemungkinan yang seluas-luasnya bagi peneliti untuk menemukan hypogram. Interteks dapat dilakukan antara novel dengan novel, novel dengan puisi, novel dengan mitos. Hubungan yang dimaksudkan tidak semata-mata sebagai persamaan melainkan juga sebaliknya sebagai pertentangan, baik parodi maupun negasi (Ratna, 2012: 172-173).

(39)

22

Intertekstualitas merupakan sebuah istilah yang diciptakan oleh peneliti Prancis Julia Kristeva. Julia Kristeva lebih dikenal sebagai pelopor teori interteks. Kristeva mendiskonstruksi hegemoni kebudayaan Barat dengan menampilkan teks sebagai material produksi (Ratna, 2012: 199).

Kristeva berpendapat bahwa setiap teks terjalin dari kutipan, peresapan, mengambil komponen-komponen teks yang lain sebagai bahan dasar untuk penciptaan karyanya. Untuk lebih menegaskan pendapat itu, Kristeva mengajukan dua alasan. Pertama, pengarang adalah seorang pembaca teks sebelum menulis teks. Proses penulisan karya oleh seorang pengarang tidak bisa dihindarkan dari berbagai jenis rujukan, kutipan, dan pengaruh. Kedua, sebuah teks tersedia hanya melalui proses pembacaan. Kemungkinan adanya penerimaan atau penentangan terletak pada pengarang melalui proses pembacaan (Worton, 1990: 1). Setiap teks sebagai mosaik kutipan-kutipan yang diserap dan ditransformasikan dari teks-teks lain (Teeuw, 1984: 120).

Menurut Bakhtin, pendekatan intertekstual menekankan pengertian bahwa sebuah teks sastra dipandang sebagai tulisan sisipan atau cangkokan pada kerangka teks-teks sastra lain, seperti tradisi, jenis sastra, parodi, acuan atau kutipan (Noor, 2007: 4-5).

(40)

23

sastra itu karya kreatif yang menghendaki adanya kebaruan, tetapi tentu tidak baru sama sekali, sebab bila sama sekali menyimpang dari konvensi, maka ciptaan itu tidak akan dikenal ataupun tidak dapat dimengerti oleh masyarakatnya.

Masalah ada tidaknya hubungan antarteks ada kaitannya dengan niat pengarang dan tafsiran pembaca. Dalam kaitan ini intertekstualitas sama halnya menulis dan membaca dalam suatu interteks suatu tradisi budaya, sosial, dan sastra yang tertuang dalam teks-teks. Setiap teks sebagian bertumpu pada konvensi sastra dan bahasa serta dipengaruhi oleh teks-teks sebelumnya.

Kajian intertekstual diawali dari pengertian bahwa kapan pun karya tulis dibuat, tidak mungkin lahir dari situasi tanpa budaya. Unsur budaya termasuk semua tradisi di masyarakat, dalam wujudnya yang khusus berupa teks-teks sastra yang ditulis sebelumnya. Karya sastra yang ditulis biasanya mendasarkan diri pada karya-karya lain yang telah ada sebelumnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dengan cara meneruskan maupun menyimpang.

(41)

24

oleh pengarang. Kesadaran pengarang terhadap karya yang menjadi hipogramnya mungkin berwujud dalam sikapnya yang meneruskan atau sebaliknya, menolak.

Dalam kaitannya dengan hipogram, tiap teks merupakan sebuah kutipan-kutipan, tiap teks merupakan penyerapan dan perubahan dari teks-teks lain. Hal itu berarti, bahwa tiap teks mengambil unsur-unsur tertentu yang dipandang baik dari teks sebelumnya, yang kemudian diolah dalam karya sendiri berdasarkan tanggapan pengarang yang bersangkutan. Dengan demikian, meskipun sebuah karya mengandung unsur ambilan dari berbagai teks lain, karena telah diolah dengan pandangan dan daya kreativitasnya sendiri dengan konsep estetika dan pikiran-pikirannya, karya yang dihasilkan tetap mengandung dan mencerminkan sifat kepribadian penulisnya.

1.6 Metode dan Teknik Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian

(42)

25 1.6.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode studi pustaka, yaitu peneliti membaca serta mempelajari buku-buku yang berkaitan. Penelitian ini menggunakan teknik catat, yaitu mencatat data-data berupa kata, kalimat, dan paragraf yang mengungkapkan makna karya sastra (Moleong, 1989: 167-176).

Penelitian ini menganalisis data novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi yang terbit pada tahun 2006 oleh penerbit Gagas Media, Jakarta dengan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar terbitan tahun 1974 oleh penerbit

PT Gramedia, Jakarta.

1.6.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan tahap ketika data diberi arti atau makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 1985: 405). Dalam penelitian ini digunakan metode formal dan metode analisis isi.

Metode formal menganalisis unsur-unsur karya sastra dengan totalitasnya (Ratna, 2012: 49-51). Metode ini digunakan untuk menganalisis struktur dalam novel Drop Out dengan novel Cintaku di Kampus Biru.

(43)

26 1.6.4 Penyajian Hasil Analisis Data

Analisis data disajikan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu hasil analisis data berupa pemaknaan karya sastra yang disajikan secara desrkriptif. Hasil analisis penelitian ini berupa penafsiran mengenai isi cerita yang saling berkitan dalam bentuk deskriptif.

1.7 Sumber Data

1.7.1 Judul Novel : Drop Out (DO) Pengarang : Arry Risaf Arisandi Penerbit : Gagas Media, Jakarta Tahun Terbit : 2006, cetakan pertama Tebal : 190 halaman

1.7.1 Judul Novel : Cintaku di Kampus Biru (CKB) Pengarang : Ashadi Siregar

Penerbit : PT Gramedia, Jakarta Tahun Terbit : 1974, cetakan pertama Tebal : 127 halaman

1.8 Sistematika Penyajian

Penelitian ini dibagi menjadi empat bab. Sistematika penelitian ini dirinci sebagai berikut:

(44)

27

penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sumber data, dan sistematika penyajian.

Bab II berisi kajian struktural dalam novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi dengan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar yang menjadi dasar analisis intertekstual.

Bab III berisi deskripsi analisis intertekstual dalam novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi dengan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar.

(45)

28 BAB II

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL DROP OUT KARYA ARRY RISAF ARISANDI DENGAN

NOVEL CINTAKU DI KAMPUS BIRU KARYA ASHADI SIREGAR

2.1 Pengantar

Bab ini berisi pembahasan mengenai kajian struktural novel Drop Out karya Arry Risaf Arisandi yang selanjutnya akan disingkat menjadi DO dengan novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar yang selanjutnya akan disingkat menjadi CKB, yang menjadi dasar analisis intertekstual. Analisis struktural merupakan kajian untuk mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang ada dalam sebuah karya sastra dan menggambarkan hubungan antarunsur tersebut untuk mendapatkan kesatuan makna. Peneliti akan menganalisis struktur novel DO terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan dengan analisis struktur novel

CKB.

2.2 Analisis Struktur Novel Drop Out

(46)

29

sedangkan sudut pandang akan memperjelas bagaimana alur dapat berjalan dan siapa saja yang menjadi penggeraknya. Berikut analisis keempat unsur tersebut secara berurutan.

2.2.1 Analisis Alur Novel Drop Out

Novel DO terdiri dari 190 halaman, secara keseluruhan menceritakan bagaimana lika-liku kehidupan mahasiswa dalam memperjuangkan kelulusan dalam perkuliahan yang telah mencapai semester empat belas. Perjuangan akademik yang kemudian menjalar pada kisah cinta antara mahasiswa dan dosennya. Berikut uraian alur yang dibagi menjadi lima tahapan sesuai dengan urutan cerita yang ada.

2.2.1.1Pemaparan atau Pengenalan Situasi

(47)

30

bersenang-senang dan menghabiskan waktunya secara percuma tanpa disadari membuat dirinya semakin terpuruk. Kebiasaan Jemi dari hobi menonton film kartun, menghabiskan waktunya untuk tidur, bermain kartu di tetangga kosnya. Jemi juga doyan minum minuman beralkohol, Jemi semakin tidak terkontrol karena kehidupannya yang jauh dari orang tua dan tinggal di lingkungan kos. Jemi yang berkuliah di Bandung sedangkan orang tuanya berada di Jakarta membuat kurangnya pengawasan dan perhatian terhadap Jemi. Kehidupan kos Jemi yang dipenuhi kehidupan kaum muda yang liar membuatnya semakin sulit untuk berubah. Teman-teman kos Jemi yang memang terbilang anak nakal karena ada yang menjadi bandar narkoba, ada yang suka mengutil barang teman satu kostnya, bahkan mencuri mobil. Dalam situasi tersebut Jemi masih terbilang anak yang alim karena ia tidak terbawa oleh banyaknya keburukan teman-teman satu kosnya.

(48)

31 2.2.1.2Penggawatan atau Timbulnya Konflik

Konflik yang mulai timbul pada bagian pertama adalah perjalanan menuju perbaikan hidup yang sudah direncanakan Jemi supaya terhindar dari DO. Perjuangan Jemi terus berlanjut dengan kehadiran Leah. Perasaan Jemi yang sejak lama suka dengan Leah menimbulkan sedikit perubahan sikap dari Jemi. Namun cinta Jemi terbentur masalah dengan Doktor M, dosen statistika yang saat itu menjadi mata kuliah terberat Jemi. Jemi telah mengulang mata kuliah tersebut sebanyak enam kali. Doktor M diketahui sudah sejak lama sangat terobsesi dengan Leah, bahkan saat Leah masih menjadi seorang mahasiswa. Doktor M meminta supaya Jemi membantu untuk menyatakan perasaannya terhadap Leah.

2.2.1.3Peningkatan Konflik

(49)

32

Jemi yang menyetujui perjanjian dengan Doktor M memulai usaha tersebut dengan mempertemukan Leah dengan Doktor M di sebuah kafe.

2.2.1.4Klimaks

Tahapan ini merupakan puncak rumitan yang diikuti oleh krisis atau titik balik. Konflik ditandai dengan perubahan alur cerita. Pada novel DO klimaks yang terlihat yaitu pada saat rencana yang dijalankan Jemi dan Doktor M. Rencana untuk mempertemukan Leah dan Doktor M di kafe ternyata disadari oleh Leah. Leah marah dan sakit hati karena telah merasa dijual oleh Jemi dengan imbalan nilai A mata kuliah Statistika. Kemarahan Leah berlanjut ketika ia jarang menemui Jemi, ia selalu menghindar apabila Jemi ingin meminta maaf. Rumitan yang terjadi juga semakin nampak ketika Jemi yang terus didesak oleh Doktor M. Jemi yang merasa bersalah terhadap Leah, ingin mengakhiri kesepakatan dengan Doktor M. Namun Jemi malah mendapat ancaman dari Doktor M. Jika Jemi tak mau membantunya maka Jemi tak akan mendapatkan apa-apa dan dipastikan di-DO dari kampus. Perasaan Jemi terus bergejolak, ia sangat bimbang dengan tawaran dan ancaman Doktor M, akan tetapi Jemi juga tidak rela apabila menyerahkan Leah pada Doktor M, dosen yang memiliki kepribadian buruk itu.

(50)

33 2.2.1.5Penyelesaian

(51)

34 2.2.1.6Pembahasan Alur

Berdasarkan cara penyusunan peristiwa, novel DO beralur maju. Diawali dari penggambaran Jemi sebagai seorang mahasiswa abadi yang hampir DO, memiliki kehidupan yang kacau. Kemudian pertemuan Jemi dengan seorang wanita bernama Leah, mantan senior, sekaligus dosen Akuntansi yang menjadi wanita pujaannya sejak lama. Selanjutnya Jemi yang dihadapkan dengan kenyataan untuk harus memilih antara Leah dengan kelulusan mata kuliah Statistika, dan diakhiri dengan perubahan dalam diri Jemi.

Pada akhir cerita pengarang tidak memberi kesempatan pembaca untuk menafsirkan sesuatu lain pada tokoh-tokohnya. Persoalan yang dihadapi para tokoh dapat diselesaikan secara tuntas. Romansa cinta yang terjadi antara Jemi dengan Leah memengaruhi keberhasilan Jemi untuk mengubah segala sifat buruknya, meski pada akhirnya Jemi tidak terhindar dari DO.

2.2.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Drop Out 2.2.1 Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis merupakan tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir cerita. Tokoh protagonis pada novel DO adalah Jemi dan Leah. Kedua tokoh tersebut sama-sama mengalami konflik atau permasalahan. Berikut penjelasan mengenai tokoh-tokoh tersebut.

(52)

35

yang mengendalikan berjalannya alur cerita dalam novel DO. Jemi merupakan tokoh yang mengalami dan merasakan konflik.

Perkuliahan Jemi memasuki tahun ke tujuh, memiliki sifat pemalas, semaunya sendiri. Lamanya Jemi berkuliah menjadikan Jemi memiliki julukan sebagai mahasiswa abadi. Pada bagian awal diceritakan Jemi sebetulnya sangat ingin mengubah kebiasaan buruknya selam ini, dan berkeinginan agar segera lulus. Namun keinginannya tersebut selalu kandas dan kalah oleh rasa malas. Segala perubahan yang ingin dicapainya hanya terhenti pada keinginan semata. Keseharian Jemi yang susah bangun pagi, senang nonton film kartun, menjadi salah satu faktor besar atas kekacauan yang terjadi dalam perkuliahannya. Jemi divonis akan drop out seandainya ada nilai E dalam salah satu mata kuliah yang harus diselesaikannnya dalam dua semester.

(1)

Pertama, aku bakal mengapus jatah tidur siangku. Waktuku banyak tersita buat tidur. Aku tidur lebih lama dari bayi pemalas. Aku ini orangnya emang gampang ngantuk. Ngeliat papan iklan spring bed di jalan aja, aku langsung nguap. (DO: 07)

(2)

Kedua, menonton film kartun. Aku bisa duduk seharian di depan TV khusus buat nonto acara ini. (DO: 07)

(3)

Kuliah Dasar-Dasar Akuntansi I baru aja bubar sewaktu aku nyampe di kampus. Mudah-mudahan ini yang terakhir kalinayaku berangkat dari rumah pukul sembilan untuk jadwal kuliah pukul tujuh. (DO: 11)

(4)

(53)

36

setia kuliah sampe tahun ketujuh dan belum ada tanda-tanda dia bakal segera lulus. (DO: 62)

(5)

Kuliah tahun ketujuh ini menjadi kesempatan terakhirku. Kalo aku nggak lulus juga, aku bakal kena DO. Empat belas SKS yang aku ambil semester ini harus lulus semuanya. Sisa sembilan SKS aku ambil semester berikutnya, sekalian nyususn skripsi. (DO: 03-04)

(6)

Buku yang aku bawa judulnya Pengantar Statistika. Aku perlu baca buku ini karena aku udah ngambil mata kuliah ini enam kali dan belum lulus-lulus juga. (DO: 19)

Tokoh protagonis selanjutnya yaitu Leah, seorang wanita cantik, pandai, dan menjadi pujaan setiap laki-laki. Leah membantu Jemi dan mendampingi Jemi untuk keluar dari permasalahan Jemi. Leah yang juga hadir dari awal hingga akhir ini ada untuk mengubah nasib Jemi dan memberikan pengaruh besar terhadap Jemi. Dalam novel DO Leah juga mengalami konflik. Leah ramah terhadap semua orang (DO: 22-23). Leah merupakan mantan senior Jemi yang telah lulus dan menjadi dosen. Leah pernah menjadi asisten praktikum Akuntansi Keuangan, di mana Jemi pernah menjadi muridnya. Rasa cinta Jemi terhadap Leah yang pernah terhenti karena kelulusan Leah. Rasa itu akhirnya muncul lagi sepulang pendidikan S2 Leah di Inggris yang kini menjadi dosen PTN. Sosok Leah menjadi tokoh yang membantu perjuangan Jemi dalam menghindari DO. Berawal dari rasa prihatin terhadap keadaan Jemi, Leah berbaik hati dengan memberikan bimbingan belajar terhadap Jemi.

(7)

(54)

37

dosen. Leah bukan mahasiswa baru. Dia lebih senior dua angkatan di atasku. Mungkin sekarang kuliah S2-nya udah lulus. (CKB: 12)

(8)

Dulu aku pernah suka sama Leah. Sekarang juga masih. Banyak banget yang aku sukai dalam diri leah, tapi yang paling aku suka adalah wangi tubuhnya. (DO: 22)

(9)

Leah ngajarin aku statistika dengan cara yang seribu kali lebih lembut. Aku merasa lebih lega. Pelan-pelan aku mulai belajar statistika lagi. Pelan-pelan kakiku bergerak maju di bawah meja. Pelan-pelan bibir Leah tersenyum bahagia. Semuanya terjadi pelan-pelan dalam waktu yang bergerak cepat. (DO: 127-128)

(10)

Jemi, udah hampir enam bulan kita.... kita sering pergi berdua. Kita belajar dan minum kopi bareng. Tapi aku harus bisa bedain posisiku sebagai dosen kamu dan sebagai... sebagai... apapun anggapan kamu. (DO: 178)

2.2.2 Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi pemicu timbulnya permasalahan. Pada novel DO tokoh yang digambarkan sebagai tokoh antagonis adalah Doktor M. Tokoh tersebut merupakan pemicu timbulnya masalah pada tokoh protagonis. Berikut penjelasan tokoh antagonis pada novel DO.

(55)

38

Doktor M sebagai dosen Statistika Jemi, dosen yang menurut Jemi sangant pelit terhadap nilai, penampilannya tidak enak dilihat. Bergigi tonggos dan rambut yang selalu klimis karena minyak. Dosen tersebut kurang disukai oleh Jemi karena sudah enam kali Jemi mengulang mata kuliah yang dibawakan oleh Doktor M, namun tak kunjung diluluskan. Selain itu Doktor M juga memiliki kelainan seksual. Ia seringkali mengimajinasikan wanita termasuk Leah dalam imajinasi liarnya. Doktor M ternyata juga menaruh pasa suka terhadap Leah, ia meminta bantuan dari Jemi untuk menjodohkan Doktor M dengan Leah. Dengan Bantuan Jemi, Doktor M berjanji akan meluluskan Jemi pada mata kuliah Statistika dengan nilai A. Doktor M membuat Jemi menjadi bimbang harus memilih antara perasaan cintanya dan harga dirinya sebagai mahasiswa.

(11)

Waktu lagi duduk dikamarku tadi, Doktor M cerita banyak tentang Leah. Dia tau banyak. Ukuran sepatu, binatang peliharaan favorit, penyanyi idola, sampe film kesukaannya Leah. Hebatnya lagi, Doktor M tau Leah suka pake baju perawat sambil bawa-bawa borgol di kamarnya.

Saat aku tanya, dari man Doktor M bisa tau apa yang dipake Leah di kamarnta? Doktor M gelagapan menjawabnya. “Uh, oh, eh itu Cuma imajinasi saya aja.” (DO: 32)

(12)

(56)

39 (13)

“Kamu bisa pegang kata-kata saya, Jemi. Terserah kamu mau nulis apa dalam kertas ujian nanti, nilai Statistika kamu tetep A.”

“Saya pertaruhkan jiwa raga teman-teman kost saya. Ngomong-ngomong, siapa cewek yang telah mencairkan hati Anda, Doktor M?” “Leah.” (DO: 30)

(14)

“Jangan sampai gagal, Jemi. Saya sangat menginginkan cewek ini” (DO: 30)

(15)

Doktor M buka pintu mobilnya, manggil-manggil aku. Dia nakut-nakutin, aku dijamin bakal masuk daftar DO kalo nggak bisa lulus statistika. (DO: 86)

2.2.3 Analisis Latar Novel Drop Out 2.2.1 Latar Tempat

Latar utama novel DO adalah Kampus PTN kota Bandung meskipun ada sedikit latar yang menunjukkan latar kota Jakarta. Tempat ini merupakan sebuah Perguruan Tinggi Negeri. Latar tempat digunakan pengarang untuk menceritakan para tokoh cerita.

(16)

“Dulu, bokap nyuruh aku kuliah di Jakarta, biar mata elangnya bisa terus mengawasiku”

“Dengan sedikit trik, aku kira masuk PTN nggak terlalu sulit.” (DO: 9)

(17)

(57)

40 (18)

“Aku nekat maen ke rumahnya Leah di Setiabudi, tapi nggak berani masuk. Rumahnya gede banget, bikin aku minder” (DO: 22)

(19)

“Sepanjang jalan dari Bandung Super Mal sampe ke Rumah Kopi, aku diomelin Leah lagi. Penyebabnya sepele aja: di lantai tiga ternyata lebih murah lima ribu. Aku disuruh ngitung banyaknya duit yang hilang dalam setahun kalo tiap harinya ketipu lima ribu perak.” (DO: 60)

2.2.2 Latar Waktu

Latar waktu dalam novel ini adalah latar tahun 2005-2006. Kehidupan sudah cukup modern dengan adanya teknologi yang canggih, menyertai cerita dalam novel ini.

(20)

Ditinggalin sendirian, aku jadi Lebih leluasa milih-milih buku. Udah tiga rak aku acak-acak, aku belum juga nemuin buku karangan Kho Ping Hoo. Harusnya aku tau, buku karangan Kho Ping Hoo nggak bakalan ada di rak karena semuanya udah habis di pinjem. (DO: 19)

(21)

“Tapi ada juga kaset Disco Dangdut Remix Heboh,” kata Leah. “Kontradiksi sekali” (DO: 43)

(22)

“Dikomentarin pedes kayak gitu, rasanya mending aku ikut audisi Indonesian Idol dan dikomentarin Muthia Kasim sekalian.” (DO: 61)

(23)

(58)

41 2.2.3 Latar Sosial

Kehidupan sosial budaya yang digambarkan novel DO adalah mengungkap perjalanan hidup Jemi yang sejak kecil kurang mendapat kepercayaan dari ayah ibunya. Saat kuliah Jemi tinggal di lingkungan kost yang sangat tidak mendukung perubahan pada diri Jemi, tergambar dari teman-teman kost yang memiliki kebiasaan buruk seperti pengedar narkoba, pencuri.

(24)

“Dulu, bokap nyuruh aku kuliah di Jakarta, biar mata elangnya bisa terus mengawasiku”

“Dengan sedikit trik, aku kira masuk PTN nggak terlalu sulit.” (DO: 9)

(25)

“Beliau sangat khawatir melihat rapor SMU-ku. Buku rapornya memang penuh nilai membara. Bokap bilang, di bisa nyalain rokok pake raporku. Bukan sekali dua kali dia nyindir kayak gitu. Kalo listrik mati malem-malem, bokap nyuruh aku naruh rapor di ruang tengah.” (DO: 7)

(26)

Tapi kalo ngeliat kelakuannya, nggak perlu heran kalo mahasiswa-mahasiswa di kost ini nggak lulus-lulus. Liat aja tangan Ramon dan Julius. Mereka ngantri di sepan pintu kamar mandi sambil mengepit tabloit porno. Di sini, porni itu seni. (DO: 05)

(27)

(59)

42 2.2.4 Analisis Tema Novel Drop Out

Dalam novel DO, penulis menemukan beberapa tema yang dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yakni tema mayor dan tema minor. Penulis akan mendiskripsikan beberapa tema minor telebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan tema mayor. Berikut dijelaskan secara beruntun tema minor dan mayor yang terdapat pada novel DO.

2.2.4.1Tema Minor

2.2.4.1.1 Dibutuhkan Kesabaran Demi Suatu Perubahan

(60)

43

(61)

44

2.2.4.1.2 Masalah Pribadi Hendaknya Tidak Dikaitkan dengan Permasalahan Umum

Tema minor yang memicu timbulnya konflik pada novel DO yaitu penyalahgunaan jabatan sebagai dosen yang dilakukan oleh Doktor M terhadap Jemi. Doktor M selaku dosen Jemi yang mengajar Statistika ternyata memiliki rasa suka terhadap Leah, Doktor M sangat terobsesi untuk mendapatkan Leah.

(62)

45

merasa bimbang karena ia juga cinta terhadap Leah. Pertentangan batin terjadi pada diri Jemi, dengan terpakasa tawaran dari Doktor M disetujui oleh Jemi.

Leah yang mengetahui Jemi berniat untuk menukar Leah dengan kelulusan pada Doktor M merasa marah dan tidak menyangka Jemi akan melakukan hal tersebut. Leah sakit hati karena merasa di jual oleh Jemi dengan imbalan nilai A pada mata kuliah statistika. Kemarahan Leah berlanjut ketika ia memutuskan komunikasi dengan Jemi dan jarang menemui Jemi, Leah selalu menghindar apabila Jemi ingin meminta maaf.

2.2.4.2Tema Mayor

Kejujuran, Niat, dan Ketulusan Cinta akan Berdampak Positif

Tema novel Drop Out (DO) adalah perjuangan seorang mahasiswa dalam mengubah kebiasaan buruknya yang pemalas. Jemi mahasiswa yang dianggap bodoh oleh dosen dan teman-temannya, Jemi berusaha meraih kelulusan pada semester akhir, selain itu Jemi juga memperjuangan cintanya terhadap Leah yaitu dosennya sendiri.

(63)

46

Statistika jika ia mau membantu doktor M untuk mendapatkan Leah. Pilihan yang dihadapi Jemi membuatnya sangat bingung memilih antara perasaan dan masa depan. Meski awalnya Jemi menyetujui tawaran itu, akhirnya Jemi sadar bahwa keputusannya salah. Jemi lebih memilih Leah dan berusaha memcapai kelulusannya dengan cara yang benar.

Dengan kegigihan Jemi, serta kesabaran dan ketulusan dari Leah, akhirnya Jemi menunjukkan bahwa dirinya mampu berubah menjadi lebih baik meski ia belum dapat menghindari DO.

2.2.5 Analisi Sudut Pandang Novel Drop Out

Dalam novel Drop Out, sudut pandang yang digunakan oleh pengarang Arry Risaf Arisandi adalah sudut pandang aku-an sebagai pelaku utama. Dalam hal ini pengarang adalah “aku” sebagai tokoh utama cerita dan mengisahkan dirinya sendiri, tindakan, dan kejadian disekitarnya. Si “aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, baik fisik maupun hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Cerita dalam novel DO disajikan sesuai dengan yang dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan “aku”, Jemi, sebagai narator sekaligus pusat cerita.

Tokoh “aku” tidak mungkin mengungkapkan perasaan atau pikiran tokoh

(64)

47 (28)

PERTAMA, aku bakal menghapus jatah tidur siangku. Waktuku banyak tersita buat tidur. Aku tidur lebih lama dari bayi pemalas. Aku ini orangnya emang gampang ngantuk. Ngeliat papan iklan spring bed di jalan aja, aku langsung menguap. (DO: 1)

(29)

Dengan kata lain, aku bakal mati dengan cepat di Jakarta. Asal tau aja, bokap ini termasuk orang hemat. Kalo unjung-unjungnya aku mati juga, bokap pasti memilih biaya perawatan yang paling murah. (DO: 8)

(30)

Leah berusaha ngenalin aku. Matanya makin menyipit. Dia nggak berhasil ngenalin aku dari jarak jauh. Leah berjalan deketin aku. (DO: 13)

(31)

Tapi kalo aku deketin Leah lagi, Doktor M gimana? Doktor M ini secara mengejutkan mengaku sebagai pengagum rahasianya Leah dari dulu. Sejak Leah masih kuliah, sampe sekarang jadi dosen, Doktor M setia mengamati perkembangannya. (DO: 32)

(32)

Di lantai dua tempatnya kosong melompong. Dari sini juga aku bisa ngeliat live music. Posisi balkonnya berada tepat di belakang pemain-pemain band. Aku berdiri di pinggir balkon, ngeliat pemain-pemain band yang bermain di bawah. Aku ikut bernyanyi-nyanyi pelan sambil bersender ke tembok balkon. (DO: 61)

Pada beberapa contoh di atas menunjukkan bahwa penggunaan kata “aku”

(65)

48

tokoh ayah Jemi, Leah, dan Doktor M pun dijabarkan oleh tokoh Jemi dalam ucapannya secara tidak langsung yang menunjukkan bahwa sudut pandang yang digunakan dalam novel DO berupa sudut pandang aku-an.

2.3 Analisis Struktur Novel Cintaku di Kampus Biru

Unsur intrinsik merupakan unsur penting sebagai pembangun sebuah cerita. Unsur tersebut terdiri dari alur, tokoh penokohan, tema, latar, penyudut pandangan, gaya bahasa, dan judul. Dalam penelitian ini analisis dilakukan pada lima unsur yaitu alur, tokoh-penokohan, latar, tema, serta sudut pandang. Hal tersebut dilakukan supaya dapat mendapatkan pemahaman yang sistematis. Untuk menganalisi tokoh dan penokohan, sebelumnya harus menganalisis alur agar kita dapat memahami jalinan cerita yang ada. Dengan analisis alur, tokoh dan penokohan, akan mempermudah dalam menganalisis latar dan tema. Sudut pandang akan memperjelas bagaimana alur dapat berjalan dan siapa saja yang menjadi penggeraknya. Selain itu, kelima unsur di atas memiliki hubungan intertekstual.

2.3.1 Analisis Alur Novel Cintaku di Kampus Biru

(66)

49 2.3.1.1Pemaparan atau Pengenalan Situasi

Bagian ini merupakan awal yang berisi keterangan mengenai pengenalan tokoh serta latar bagian ini berfungsi mengantar pembaca ke dalam persoalan utama yang menjadi isi cerita. Pada bagian awal novel CKB menjelaskan bagaimana tokoh Anton mahasiswa Antropologi, mahasiswa yang sangat menonjol di kalangan mahasiswa, aktivis yang cerdas, kritis, dan tampan. Kebiasaan serta sifat-sifat yang sudah menjadi hal wajar di kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa yang hidup di kota-kota besar. Kampus Gajah Mada yang bertempat di Yogyakarta menjadi wadah bagaimana kerasnya kehidupan mahasiswa yang mengejar cinta dan cita-cita dalam novel ini. Bagaimana kisah percintaan Anton dengan Marini yang semula berjalan lancar akhirnya menjadi sesuatu yang membebani Anton. Sementara itu, Anton yang juga sibuk dalam organisasi kampus melahirkan pribadi yang kritis, dikenali dan disegani oleh mahasiswa maupun dosen. Pak Gunawan, seorang dekan Fakultas Antropologi, selalu menjadi panutan Anton. Di saat Anton mendapatkan masalah baik secara akademik maupun pribadi, Pak Gunawan selalu membantu Anton, menasihati bila Anton melakukan keteledoran dan kesalahan.

2.3.1.2Penggawatan atau Timbulnya Konflik

(67)

50

mulai cerewet dan merengek supaya Anton segera melamarnya. Kejenuhan Anton sedikit berkurang saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Erika. Diam-diam Anton dan Erika memiliki ketertertarikan satu sama lain. Namun, pertemuan itu sesungguhnya bukanlah sesuatu yang berdampak baik, tapi menimbulkan penambahan konflik batin pada diri Anton. Anton yang seringkali mengunjungi rumah Erika ternyata mendapat tanggapan negatif dari ibu Erika. Beliau menganggap Anton tidak seharusnya mendekati Erika, mengingat Erika sudah memiliki tunangan. Namun, ternyata perasaan Erika dan Anton malah semakin kuat. Hubungan mereka semakin terjalin baik dan mesra.

2.3.1.3Peningkatan Konflik

(68)

51 2.3.1.4Klimaks

Tahapan ini merupakan puncak konflik yang diikuti oleh krisis atau titik balik. Pada novel CKB, klimaks bagian pertama yaitu Anton memutuskan untuk tidak meneruskan perasaannya terhadap Erika, mengetahui ibu Erika yang tidak suka terhadap Anton. Meski hati Anton bergejolak dan sakit hati, akhirnya Anton memutuskan tidak menemui Erika lagi. Berbeda dengan Erika, semenjak Anton jarang datang ke rumahnya, ia menjadi gadis yang pendiam dan murung. Erika merasa keputusan ibunya sangatlah subjektif dan tidak adil.

Selanjutnya, konflik terjadi pada saat hubungan Anton dengan Bu Yusnita semakin membaik. Bermula dari penelitian yang dilakukan di daerah Dieng, Anton berusaha mendekati Bu Yusnita sebagaimana saran dari Pak Gunawan. Anton bahkan mengabaikan Marini yang juga ikut dalam penelitian itu. Sebelumnya Anton meminta tolong kepada Kusno, sahabat baik Anton, untuk menjaga Marini selama penelitian berlangsung. Tak disangka perilaku Bu Yusnita yang selama ini sinis dan telihat membenci Anton disebabkan oleh perasaan suka terhadap Anton. Bu Yusnita mulai terbuka dan mengutarakan perasaanya terhadap Anton. Meski Bu Yusnita adalah wanita yang sudah berumur, tetapi kecantikan Bu Yusnita sesungguhnya dikagumi oleh Anton. Anton yang memang terkenal playboy dan sebelumnya memang mengagumi kecantikan Bu Yusnita, mulai

(69)

52

menjalankannya, menemani Marini dan memenuhi kebutuhan Marini selama penelitian berlangsung. Ketika Anton dan Bu Yusnita berjalan-jalan di perbukitan Dieng, Anton melihat Kusno dan Marini berciuman. Anton sangat terkejut melihat kejadian itu. Perasaan dikhianati oleh sahabatnya sendiri muncul hanya karena alasan selama ini Anton selalu mengabaikan Marini. Meskipun sering mengabaikan Marini, Anton tetap cinta pada Marini. Perlahan Anton mulai berpikir dan terus merenungi kejadian yang baru saja disaksikannya. Akhirnya Anton menyadari hubungannya dengan Marini cepat atau lambat memang tak akan berhasil dan pasti akan berakhir. Romansa cinta antara Kusno dan Marini sebetulnya tak disangka, perasaan saling suka tanpa disadari tumbuh di antara mereka.

2.3.1.5Penyelesaian

Tahap penyelesaian pada novel CKB diceritakan saat Anton yang menyadari kesalahannya terhadap Marini karena telah mengabaikannya selama ini. Anton berusaha menerima keadaan dan memaklumi hubungan yang terjalin antara Kusno dan Marini. Kusno yang semula takut kepada Anton akhirnya dapat meneruskan hubungannya dengan Marini, mengetahui Anton menerima dan menyetujui hubungan Kusno dan Marini. Anton berpesan kepada Kusno agar senantiasa menjaga dan mencintai Marini, sebab Marini kini telah ia anggap sebagai adiknya.

(70)

53

dan Bu Yusnita semakin mengeratkan perasaan cinta, mereka menjadi sering terlihat bersama. Anton sering mengunjungi rumah Bu Yusnita. Awalnya gejolak muda pada diri Anton dapat sejalan dengan Bu Yusnita yang usianya memang terpaut jauh. Namun, perlahan Bu Yusnita menyadari bahwa hubungannya dengan Anton bukan hal yang semestinya. Bu Yusnita memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu, karena Bu Yusnita merasa perbedaan usia dapat menjadi halangan besar bagi cinta mereka. Selain itu, status sosial dapat menimbulkan gosip yang tidak baik, terlebih di lingkungan kampus.

Di tempat lain, keseharian Erika yang selalu murung dan tidak memiliki semangat hidup membuat ibu Erika merasa iba dan berubah pikiran. Beliau mendatangi Anton dengan tujuan agar mau memaafkan sikapnya yang negatif selama ini. Anton diharapkan mau kembali meneruskan hubungan dengan Erika. Tak seperti yang diharapkan, kedatangan dan perkataan ibu Erika membuat Anton merasa terhina. Namun, dengan dukungan Kusno yang mencoba memberi pengertian pada Anton, akhirnya Anton dapat mengerti dan mau mendatangi Erika. Anton datang untuk melihat keadaan Erika dan kedatangan tersebut menjadi obat yang tak tergantikan bagi Erika.

2.3.1.6Pembahasan Alur

(71)

54

Marini yang bersikeras meminta untuk segera dinikahi, permasalahan dalam perkuliahan dengan Ibu Yusnita yang sempat menimbulkan ancaman DO, dan urusan percintaannya dengan Erika yang cukup membuatnya bimbang.

Anton mencoba menyelesaikan masalah dalam hidupnya satu-persatu. Masalah dengan Bu Yusnita dapat diselesaikan ketika diadakan riset di Dieng. Melalui segala perhatian, dan kebaikan Anton akhirnya Bu Yusnita mampu meluluhkan hatinya, bahkan Bu Yusnita dan Anton memiliki hubungan khusus. Kisah cinta Anton dengan Marini harus berakhir. Akhirnya Anton tersadar bahwa saat ini Erikalah yang benar-benar membutuhkan dirinya dan cerita ditutup dengan bersatunya cinta Anton dan Erika. Bagian ini merupakan jawaban atas teka-teki siapa sebenarnya yang menjadi jodoh Anton.

Dari segi cerita, novel CKB beralur maju tertutup. Di akhir cerita pengarang memberi kesimpulan kepada pembaca. Pembaca tidak diberikan kesempatan untuk menafsirkan sesuatu yang mungkin terjadi pada tokoh-tokohnya. Semua persoalan yang dihadapi para tokoh dapat teratasi.

2.3.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Cintaku di Kampus Biru 2.3.2.1Tokoh Protagonis

(72)

55

Anton, tokoh dalam CKB yang berprofesi sebagai seorang mahasiswa merupakan tokoh protagonis yang muncul dari awal hingga akhir cerita. Tokoh Anton juga mengendalikan berjalannya alur cerita. Anton sebagai tokoh yang mengalami konflik digambarkan sebagai seorang aktivis berambut gondrong yang cerdas, kritis, dan tampan. Anton adalah seorang mahasiswa jurusan Antropologi, gambaran seorang mahasiswa yang berotak encer tapi playboy. Bermacam intrik di kalangan mahasiswa dimunculkan, termasuk perebutan posisi ketua dewan mahasiswa untuk tingkat universitas. Keaktivan Anton dalam organisai-oraganisasi kampus membuatnya dikenal bukan hanya dikalangan mahasiswa tapi juga para dosen. Anton memiliki pacar bernama Marini, gadis yang telah dipacari selama enam bulan tetapi selalu membebani Anton dengan sikapnya yang terkesan memaksa untuk segera dini

Gambar

gambaran secara jelas mengenai apa yang saat itu dipikirkan, dirasakan, diperbuat,

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis struktur novel Astirin Mbalela karya Suparto Brata dapat diketahui bahwa unsur intrinsik yang meliputi alur (plot), tokoh dan penokohan, latar (setting),

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Unsur gender pada unsur-unsur pembentuk karya sastra terlihat pada alur, tokoh dan

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel L’Enfant Noir yang berupa alur, penokohan, latar, dan tema, (2)

Berdasarkan analisis data, hasil penelitian berkesimpulan sebagai berikut: (1) adanya keterjalinan unsur-unsur baik itu tema, tokoh penokohan, alur, setting atau

Dalam novel Chinmoku 「沈黙」karya Shusaku Endo penulis menganalisis unsur intrinsik antara lain tema, alur, latar, tokoh dan penokohan serta amanat. Tema dalam novel Chinmoku

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, mencangkup lima aspek, yaitu tema, tokoh dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) strukturnovel Kenanga karya Oka Rusmini mengandung unsur tema, alur, tokoh dan penokohan, latar atau setting, dan amanat; (2)

Penelitian ini bertujuan untuk pendeskripsian kajian intertekstual pada novel Surat Kecil untuk Tuhan dan novel Air Mata Surga. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini ialah