NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan
Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogr am Studi Akuntansi
Diajukan Oleh : KARTIKO SATRIO B
0813010033/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI
BELAJ AR MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MATA KULIAH
PEMERIKSAAN AKUNTANSI II DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
Yang Diajukan
KARTIKO SATRIO BUONO
0813010033/FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh :
Pembimbing Utama
Dr a. Tituk Diah Widajantie, MAKs
Tanggal : …………..
NIP : 19670123 199303 2001
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
AKUNTANSI II DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
Disusun Oleh :
KARTIKO SATRIO BUONO 0813010033/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur pada tanggal 27 September 2013
Pembimbing Utama Tim Penguji
Ketua
Dra. Tituk Diah Widajantie, M.Aks Dra. Ec. Anik Yuliati, M.Aks
NIP. 196701231993032001 NIP. 196108311992032001
Sekr etaris
Dra. Er ry Andaniwati, M.Aks
NIP. 195912231992032001 Anggota
Dra. Ec. Sar i Andayani, M.Aks NIP. 19610111992032001 Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa akuntansi dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”, guna memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung baik
dalam bentuk dukungan, doa, maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus
penulis dengan rasa hormat mengucapkan terima kasih kepada: .
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak selaku ketua program studi akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. Tituk Diah Widajantie, M.Aks. Selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan mengarahkan penulis sehingga terselesaikannya
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi
mahasiswa.
6. Kedua orang tua (bapak dan ibu) dan keluarga besar Hari Sulistiyono tercinta,
yang senantiasa mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis sampai saat
ini.
7. Alm. Frandi Pranata, Rahardian Wisnu Wardana, Slatem, Leo, Titis, Affandi,
Jintul, Timo,Hussein, Galeh, Made, Irma, Winda, Lestari dan teman-teman di
Akuntansi serta keluarga besar HMAK yang telah mendukung dan membantu
memperlancar penyelesaian skripsi ini.
Penulis sadar bahwa dalam menyusun skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga hasil
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Surabaya, Juni 2013
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJ IAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL ... 10
2.1. Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 15
2.2.1. Pengertian Akuntansi ... 15
2.2.2. Tujuan Akuntansi ... 16
2.2.3. Bidang-bidang Akuntansi ... 17
2.2.4. Pengertian Pemeriksaan Akuntansi ... 20
2.2.5. Belajar ... 21
2.2.5.1. Pengertian Belajar……….. ... 21
2.2.5.2. Tujuan Belajar… ... 23
2.2.6.2. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Prestasi
Belajar ... 28 2.2.7. Kebiasaan Belajar ... 29 2.2.7.1. Definisi Kebiasaan Belajar ... 29 2.2.7.2. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar ... 30 2.2.8. Prestasi Akademik ... 31 2.2.8.1. Pengertian Prestasi Akademik ... 31 2.2.8.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Akademik ... 32 2.2.9. Metode Pengajaran ... 33 2.2.9.1. Definisi Metode Pengajaran ... 33 2.2.9.2. Pengaruh Metode Pengajaran Terhadap Prestasi
Belajar ... 36 2.2.10. Lingkungan Belajar ... 38 2.2.10.1. Pengertian Lingkungan Belajar ... 38 2.2.10.1. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 45
3.1.1. Definisi Operasional………... 45
3.1.2. Pengukuran Variabel………... 48
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 51
3.2.1. Populasi ………... 51
3.2.2. Sampel ………. 52
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 53
3.3.1. Jenis Data ... 53
3.3.2. Sumber Data ... 53
3.3.3. Teknik Pengumpulan Data……….. 54
3.4. Uji Kualitas Data ………...……… ... 54
3.4.1. Uji Validitas ... 54
3.4.2. Uji Reabilitas ………... 55
3.4.3. Uji Normalitas ……… ... 55
3.5. Uji Asumsi Klasik ………...……… ... 56
3.5.1. Uji Autokorelasi ... 56
3.5.2. Uji Multikolinieritas ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 60
4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur ... 60
4.1.2. Tempat Kedudukan ... 63
4.1.3. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan ... 63
4.1.3.1. Falsafah ... 63
4.1.3.2. Visi ... 63
4.1.3.3. Misi ... 64
4.1.3.4. Tujuan ... 65
4.1.4. Deskripsi Fakultas Ekonomi ... 65
4.1.5. Riwayat Progdi Akuntansi ... 66
4.1.5.1. Visi Progdi Akuntansi ... 67
4.1.5.2. Misi Progdi Akuntansi ... 67
4.1.5.3. Tujuan Progdi Akuntansi ... 68
4.1.6. Pendidikan Profesi Akuntansi ... 68
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 71
(X3) ... 75
4.2.4. Rekapitulasi Jawaban Variabel Lingkungan (X4) ... 77
4.2.5. Rekapitulasi Jawaban Variabel Prestasi Belajar (Y) ... 79
4.3. Uji Kualitas Data ... 80
4.3.1. Uji Validitas ... 80
4.3.1.1. Kebiasaan Belajar (X1) ... 81
4.3.1.2. Kebiasaan Mengikuti Kuliah (X2) ... 82
4.3.1.3. Metode Pengajaran (X3) ... 82
4.3.1.4. Lingkungan (X4) ... 83
4.3.1.5. Prestasi Belajar (Y) ... 85
4.3.2. Uji Reliabilitas ... 86
4.3.3. Uji Normalitas ... 87
4.4. Uji Asumsi Klasik... 88
4.4.1. Mulltikolenaritas ... 88
4.4.2. Heteroskedastisitas ... 90
4.5. Analisis Regresi Linier ... 92
4.5.1. Persamaan Regresi ... 92
4.5.2. Koefisien Determinasi ... 95
4.6. Uji Hipotesis ... 95
Penelitian ... 102
4.9. Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu ... 104
4.10.Keterbatasan Penelitian ... 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107
5.1. Kesimpulan ... 107
5.2. Saran ... 108 LAMPIRAN
Oleh :
Kar tiko Satr io Buono
Abstr aks
Dalam rangka mendukung perkembangan dan penyerapan materi akuntansi oleh para mahasiswa dibutuhkan pendidikan yang baik. Profesi akuntansi dihasilkan melalui pendidikan S1. Pada jenajgan pendidikan ini mahasiswa dituntut untuk menguasai Pemeriksaan Akuntansi II yang lebih dikenal Auditing sebagai salah satu mata kuliah pokok. Namun kenyataannya yang terjadi, prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa kurang optimal. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa yang mengambil ujian perbaikan mata kuliah pemeriksaan akuntansi II. Oleh karena itu diharapkan dengan tujuan untuk mengubah prestasi belajar X1-X4 terhadap Y.
Sample yang diambil adalah progdi akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan teknik pengambilan sample probability sampling, yang digunakan sejumlah 56 orang. Variabel penelitian yang digunakan adalah prestasi belajar sebagai kebiasaan belajar, kebiasaan mengikuti kuliah, metode pengajaran dan lingkungan sebagai variabel bebas serta variabel terikat.
Berdasarkan hasil linier berganda menyebutkan bahwa kebiasaan belajar, metode pengajaran dan lingkungan tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar, sedangkan kebiasaan mengikuti kuliah berpengaruh terhadap prestasi belajar.
1.1. Lata r Belakang Masalah
Dalam Era globalisasi, Negara kita mengalami perubahan yang pesat
dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan, hal ini dikarenakan
adanya kesadaran manusia akan arti pentingnya pendidikan, melalui
pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara
menyeluruh melalui pendidikan pula kemajuan suatu bangsa termasuk bangsa
Indonesia dapat dicapai.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan
mutu sumber daya manusia menuju jenjang profesionalisme. Landasan yang
paling mendasar dalam pembentukan seorang profesionalisme yang
berkualitas, mampu bersaing dan memiliki keunggulan kompetitif dapat
dicapai melalui pendidikan tinggi yang mampu berintegrasi dengan
perkembangan jaman.
Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan
seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu
Pendidikan juga merupakan upaya untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat memiliki
kemampuan dan kekuatan yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik,
mental, etika dan seluruh aspek kehidupan manusia.
Mengingat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya, sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.
Pendidikan dalam pelaksanaan harus dimulai dengan pengadaan tenaga
pendidikan sampai pada usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan.
Kemampuan dosen sebagai tenaga kependidikan, baik secara personal, sosial,
maupun professional, harus benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya
dosen adalah sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan.
Salah satu bidang kejuruan yang bertujuan profesionalisme pada jenjang
perguruan tinggi atau program strata-1 (S1) adalah bidang akuntansi. Pada
jenjang ini mahasiswa dituntut untuk menguasai Pemeriksaan Akuntansi II
atau yang lebih dikenal dengan Auditing sebagai salah satu mata kuliah
pokok, dengan penguasaan penuh pada Pemeriksaan Akuntansi dapat
menciptakan jasa profesional akuntan yang handal dan berkualitas.
Program pendidikan pada lembaga pendidikan tinggi yang diandalkan
untuk pembentukan kompetisi pribadi dan wawasan kebangsaan dalam
penelitian ini yaitu Pemeriksaan Akuntansi II. Melalui mata kuliah ini
diharapkan mahasiswa mendapat bekal dalam hal menjalankan praktek
kuliah Pemeriksaan Akuntansi II ditandai adanya perubah perilaku mahasiswa
baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya sesuai dengan tujuan
kurikuler. Perubahan perilaku dalam pembelajaran pada umumnya tercermin
dari hasil belajar dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II dan
optimilasasi interaksi antara faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
Kenyataan yang terjadi, prestasi belajar yang dicapai oleh para mahasiswa
kurang optimal, dengan adanya nilai yang diterima oleh setiap mahasiswa
kurang maksimal pada waktu mengerjakan soal ujian yang diberikan
mahasiswa memilih mengambil UP (Ujian Perbaikan) terlebih dahulu
daripada mengulang mata kuliah tersebut pada semester depan agar
kelulusannya tidak tertunda terlalu lama, sehingga secara tidak langsung
menuntut mahasiswanya untuk meningkatkan prestasi akademik mereka agar
dapat mengimbangi Akreditas (A) yang telah didapat oleh jurusan akuntansi
dan untuk mempertahankan reputasi pada sebuah institusi perguruan tinggi
yaitu Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang
nantinya akan menjadi bekal saat di dunia pekerjaan. Serta mendapatkan nilai
IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) pada mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II
tersebut dengan hasil yang memuaskan.
Dibuktikan dengan hasil prestasi akademik yang diperoleh dari Progdi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam
mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II dari TA 2010/2011 sampai dengan TA
Tabel 1.1 : Hasil Prestasi Akademik Mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II
Sumber : Progdi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dengan hasil akhir prestasi
akademik yang diperoleh mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II
dari Tahun Akademik 2010/2011 sampai dengan Tahun Akademik
2011/2012. Dari seluruh mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II di Tahun Akademik 2010/2011 dapat disimpulkan
yang memperoleh prestasi akademik kurang dari predikat “Memuaskan” yaitu
dengan nilai Angka Mutu 2,00 – 2,75 sebanyak 23 mahasiswa atau 17,29 %
dari jumlah keseluruhan mahasiswa Tahun Akademik 2010/2011. Sedangkan
dari seluruh mahasiswa akuntansi dari Tahun Akademik 2011/2012 dapat
disimpulkan yang memperoleh prestasi akademik kurang dari predikat
“Memuaskan” sebanyak 38 mahasiswa atau 24,52 % dari jumlah keseluruhan
mahasiswa Tahun Akademik 2011/2012 yang telah menempuh mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II.
Kurikulum strata-1 (S1) akuntansi sejak dahulu diarahkan untuk
menghasilkan akuntan yang secara implisit merupakan akuntan publik. Mata
kuliah Pemeriksaan Akuntansi II merupakan salah satu dari mata kuliah
keterampilan yang mengarah pada profesionalisme di bidang administrasi.
Kemampuan intelektual pada diri mahasiswa tentunya berbeda-beda, sehingga
ada juga mahasiswa yang beranggapan bahwa mata kuliah Pemeriksaan
tidak maksimalnya perolehan nilai pada mata kuliah tersebut.
(Baridwan,1996)
Mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi terdiri dari berbagai ragam sikap
dan nilai sebagai pengalaman individu yang juga merupakan refleksi
keberadaan keluarga dan budaya. Suatu lembaga pendidikan berusaha untuk
menggali dan menumbuhkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki
untuk mewujudkan prestasi mahasiswa secara optimal, oleh karena itu dalam
mendukung pengembangan dan penyerapan materi akuntansi oleh para
mahasiswa maka dibutuhkan suatu metode pengajaran yang baik.
Menurut Gainen dan Locatelli,1995 (Fauzy,2008) menyebutkan nilai
pendidikan sebagai salah satu sistematik collection interprestasi dan pengguna
informasi mengenai karakteristik mahasiswa, lingkungan pendidikan, hasil
pembelajaran dan kepuasan klien terhadap kinerja mahasiswa yang meningkat
serta adanya keberhasilan secara professional, dengan demikian, input yang
diperoleh mahasiswa dapat menghasilkan output secara optimal sebagai salah
satu indikasi kualitas skill serta adanya unsur profesionalisme.
DeMong, Lendgren, Perry (dalam Fauzy,2008) mengemukakan bahwa ada
dua keahlian intelektual yang penting untuk suatu keberhasilan profesi yaitu
kemampuan dalam berfikir kritis dan kreatif sehingga wajar jika seseorang
yang profesional akan berupaya mengetahui timbulnya permasalahan dan
Menurut Hanifah (2001:65) (Ariesta,2009) menyatakan bahwa prestasi
akademik yang dicapai seorang mahasiswa merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri mahasiswa
(faktor internal) maupaun dari luar diri mahasiswa (faktor eksternal).
Misalnya dalam penelitian terdahulu yang dilakukan Faridah (2003) yang
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa dalam mata
kuliah akuntansi keuangan menengah seperti kebiasaan belajar, ability and
effort, intelleftual skill, prestasi selain akuntansi keuangan menengah, high
school grades dan college grades.
Untuk itu, dalam penelitian ini, akan dikaji faktor-faktor yang diduga
mempunyai hubungan dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian hasil
mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Kemerosotan belajar akademik
mahasiswa disebabkan oleh faktor-faktor internal remaja itu sendiri seperti
kebiasaan belajar, kebiasaan mengikuti kuliah, metode pengajaran dan
lingkungan. Disamping itu, faktor-faktor eksternal seperti lingkungan turut
mendukung prestasi belajar dari mahasiswa tersebut.
Dari indentifikasi awal yang dilakukan peniliti tentang permasalahan yang
dihadapi para mahasiswa dalam memahami mata kuliah Pemeriksaan
Akuntansi II, peneliti ingin mengetahui penyebab yang mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
Maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti “Ana lisis
Akuntansi dalam Mata Kuliah Pemer iksaan Akuntansi II di Univer sitas
Pemba ngunan Nasional “Veter an” J awa Timur ” .
1.2. Rumusa n Masa lah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan dapat dirumuskan
“Apakah Kebiasaan Belajar, Kebiasaan Mengikuti Kuliah, Metode Pengajaran
Dosen dan Lingkungan berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
jurusan akuntansi dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada
mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut. Untuk membuktikan pengaruh Kebiasaan Belajar, Kebiasaan
Mengikuti Kuliah, Metode Pengajaran Dosen dan Lingkungan terhadap
prestasi belajar mahasiswa jurusan akuntansi dalam mata kuliah Pemeriksaan
Akuntansi II di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
1.4. Ma nfa at Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dalam pengamatan langsung
serta merupakan aplikasi terapan teori yang pernah didapat dari
perkuliahan.
2. Bagi Program Studi
Dapat memberikan saran yang ilmiah sehingga dapat dipergunakan
sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan untuk
memperbaiki sistem yang ada demi menciptakan lulusan yang handal.
Dan sebagai sumbangan pemikiran serta untuk menambah
perbendaharaan perpustakaan dan literatur yang nantinya akan berguna
bagi mahasiswa sebagai studi perbandingan mencari data otentik
tntang masalah yang dikehendaki.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan penelitian ini dapat lebih menumbuhkan
kepedulian mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II
karena ternyata penguasaan penuh terhadap Pemeriksaan Akuntansi II
sangat dibutuhkan untuk menjadi sarjana yang kompeten dibidangnya.
4. Bagi Universitas
Peneliti ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan
keperpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur, khususnya fakultas ekonomi sehingga dapat digunakan
2.1. PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan dengan penelitian sekarang
adalah sebagai berikut:
1. Fauzy (2008)
a. Judul
“Pengaruh penerapan keberhasilan perilaku belajar terhadap prestasi
belajar.”
b. Rumusan Masalah
a) Apakah dengan penerapan keberhasilan perilaku belajar yang
meliputi aktivitas belajar (study activity), kemampuan dan usaha
(ability and effort), serta kemampuan intelektual (intellectual skill)
berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diraih oleh
mahasiswa?
b) Dari faktor-faktor diatas, manakah yang mempunyai pengaruh
lebih dominan terhadap prestasi belajar ?
c. Kesimpulan
“Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa penerapan keberhasilan perilaku belajar yang meliputi aktivitas
kemampuan intelektual (intellectual skill) tidak berpengaruh terhadap
prestasi belajar mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dengan demikian diantara faktor aktivitas belajar (study activity),
kemampuan dan usaha (ability and effort), dan kemampuan intelektual
(intellectual skill), tidak ada yang berpengaruh dominan terhadap
prestasi belajar mahasiswa.”
2. Ariesta (2009)
a. Judul
“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam
mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah.”
b. Rumusan Masalah
“Apakah kebiasaan belajar, kemampuan dan usaha, keahlian dan
intelektual dan metode pengajaran berpengaruh terhadap prestasi
belajar mahasiswa strata-1 (S1) akuntansi dalam mata kuliah
Akuntansi Keuangan Menengah”
c. Kesimpulan
“Kesesuaian model analisis untuk variabel kebiasaan belajar,
kemampuan dan usaha, keahlian intelektual dan metode pengajaran
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa S1
akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur dalam mata kuliah Akuntansi
Keuangan Menengah, sedangkan secara parsial hanya kebiasaan
prestasi belajar mahasiswa S1 akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur
dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah.”
3. Iskandarsyah dan Ghozali (2011)
a. Judul
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa dalam
mempelajari mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah (studi
empiris pada mahasiswa jurusan akuntansi regular di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro tahun angkatan 2009
dan 2010).”
b. Rumusan Masalah
“Apakah teaching style (gaya mengajar dosen), assistance to student
(asistensi kepada mahasiswa), course structure (struktur perkuliahan)
dan fasilitas belajar dan mengajar berpengaruh terhadap prestasi
mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Akuntansi Keungan
Menengah (AKM).”
c. Kesimpulan
“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teaching style, assistance to
students, course structure, dan fasilitas belajar dan mengajar
berpengaruh positif terhadap prestasi mahasiswa dalam mempelajari
matakuliah AKM. Hal ini berarti bahwa gaya mengajar dosen yang
menarik, tidak menekan cenderung diminati mahasiswa sehingga
AKM meningkat. Adanya kegiatan asistensi yang terjadwal akan
membantu dan memudahkan siswa dalam memahami dan
meningkatkan prestasi mahasiswa dalam mempelajari matakuliah
AKM. Struktur perkuliahan yang baik, seperti penggabungan konsep
teoritis dengan aplikasinya di dunia nyata, membentuk forum group
discussion, dan mengikuti perkembangan materi berupa konvergensi
IFRS, isu-isu terkini, maupun studi kasus akan meningkatkan
pemahaman dan prestasi mahasiswa dalam mempelajari matakuliah
AKM. Serta kelengkapan sumber-sumber referensi yang diperbarui,
kemudahan akses fasilitas perpustakaan dan jurnal, serta prasarana
yang menunjang bagi mahasiswa akan meningkatkan dan
memudahkan pemahaman serta prestasi mahasiswa untuk mempelajari
Tabel 2.1 Perbedaan penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian
terdahulu.
No Nama
Peneliti Judul Variabel
1. Rahmat kemampuan dan usaha (ability and effort), serta kemampuan intelektual usaha, keahlian dan intelektual dan metode pengajaran, nilai mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah
Semua peneliti terdahulu terdapat beberapa persamaan dan perbedaan.
Persamaan meliputi variabel bebas yaitu kebiasaan belajar dan metode
pengajaran. Perbedaanya terdapat pada variabel bebasnya, dimana dari semua
penilti terdahulu memiliki variabel bebas yang berbeda. Pertama, pada
penilitian ini yang akan dilakukan ini variabel bebasnya adalah kebiasaan
mengikuti kuliah dan lingkungan. Kedua,pada variabel terikatnya yaitu nilai
pada mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Ketiga sekaligus yang terakhir
adalah pada objek penilitiannya adalah mahasiswa akuntansi UPN “Veteran”
Jawa Timur angkatan tahun 2010 yang mengambil konsentrasi akuntansi
keuangan dan masih aktif dalam perkuliahan.
2.2. Landasa n Teor i
2.2.1. Penger tian Akunta nsi
Single dan Marconi (dalam Ikhsan dan Ishak, 2005:4), mendefinisikan
akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi
yang relevan dan tepat waktum mengenai masalah keuangan perusahaan dan
untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi.
American Accounting Association dalam Soemarso (2002:3)
mendefinisikan akuntansi sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur dan
keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:
1. Kegiatan Akuntansi
Bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi,
pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.
2. Kegiatan Akuntansi
Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan
berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai
kesatuan usaha yang bersangkutan.
Menurut Yadiati dan Ilham (2006:6) akuntansi adalah suatu sistem
informasi yang mengidentifikasi, mencatatm dan mengkomunikasikan
kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah
pengetahuan yang mempelajari pencatatan informasi yang bersifat finansial
suatu organisasi, yang kemudian akan dilaporkan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan guna pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.2. Tujuan Akunta nsi
Menurut Baridwan (2000:4) tujuan pengambilan informasi keuangan
(tujuan akuntansi) mengenai unit organisasi perusahaan adalah:
1. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
2. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam sumber-sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban)
suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam
rangka memperoleh laba.
3. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan didalam mengestimasi potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4. Memberikan informasi penting lainnya mengenai
perubahan-perubahan dan sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti
informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.
5. Memungkinkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai
laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang
dianut perusahaan.
2.2.3. Bida ng-bidang Akuntansi
Seiring dengan perkembangan jaman, pemanfaatan informasi akuntansi
menjadi semakin luas dan canggih dalam berbagai bidang dan organisasi.
Perkembangan ekonomi, perdagangan bebas, komunikasi dan teknologi ini
yang kemudian menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum pendidikan
1. Akuntansi Keuangan
Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi
secara keseluruhan. Bidang ini berhubungan dengan pelaporan
keuangan untuk pihak-pihak diluar perusahaan.(Soemarsono, 2002:7)
2. Pemeriksaan Akuntansi
Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadapa laporan
yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama
audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih
dipercaya, namun terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup.
Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijaka, prosedur atau
peraturan serta menilai efisiensi dan efektifitas suatu
kegiatan.(Soemarsono, 2002:7)
3. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen merupakan bidang akuntansi yang tujuan
utamanya ialah penyediaan informasi bagi pihak manajemen yang
akan digunakan untuk aktivitas perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan internal.(Yadiati dan Ilham, 2006:11)
4. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang menekankan kegiatan
pada penerapan dan pencatatan biaya dan kontrol atas biaya, terutama
yang berhubungan dengan biaya produksi suatu barang. (Yadiati dan
5. Sistem Informasi
Bidang ini menjadi sangat penting karena setiap organisasi melakukan
aktivitasnya berdasarkan informasi yang diperoleh. Apabila informasi
tidak berkualitas, maka aktivitas organisasi pun menjadi tidak
berkualitas. Informasi yang berkualitas tersebut dihasilkan dari sistem
informasi. Informasi yang dihasilkan tidak hanya informasi keuangan,
namun juga informasi nonkeuangan yang sangat dibutuhkan berbagai
pihak, baik pemegang saham, manajemen, kreditor, investor,
pemerintah, maupun serikat pekerja.(Yadiati dan Ilham, 2006:12)
6. Akuntansi Pemerintahan
Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan
transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintahan, misalnya
menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan (Business
aspect) dari administrasi keuangan negara. Di samping itu, bidang ini
mencakupi pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran
negara.(Soemarsono, 2002:9)
7. Akuntansi Perpajakan
Bidang akuntansi yang tujuan utamanya bagaimana menyusun laporan
keuangan untuk tujuan perpajakan dengan berdasarkan pada
8. Anggaran (Budgeting)
Anggaran adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan penyusunan
rencana keuangan dari kegiatan perusahaan yang diukur dalam satu
unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa
mendatang, serta pengendalian dan analisisnya.(Yadiati dan Ilham,
2006:12)
9. Akuntansi Keprilakuan
Bidang ini menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk
melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan
faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil
mereka.(Ikhsan dan Ishak, 2005:4)
2.2.4. Penger tian Pemer iksaan Akuntansi
Menurut Aren dan loebbecke (1997: 1), pemeriksaan akuntansi yang lebih
sering disebut auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan
bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi
yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Carmichael dan Willingham (dalam Santoso, 2003: 1) mendifinisikan
audit sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
kegiatan dan transaksi ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara
asersi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kemudian
mengkomunikasikan hasil pemeriksaan tersebut kepada pihak yang
berkepentingan.
Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat Jusup. Menurut Jusup dan
Haryono (2001: 11), audit adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan
dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang
tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan
tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Dari definisi diatas bisa disimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses
evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan atau instansi
berdasarkan bukti terkait untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan yang terjadi
dalam perusahaan atau instansi tersebut.
2.2.5. Belajar
2.2.5.1.Penger tian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami, baik ketika ia berada di sekolah
disajikan beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli agar pemahaman
yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan
manifestasinya mutlak diperlukan.
Barlow (dalam Syah, 2006: 90) mendefiniskan belajar adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif
sedang Chapplin (dalam Syah, 2006: 90) merumuskan belajar dari dua macam
rumus, bahwa adalah perolehan perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman serta yang kedua, belajar
adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya
latihan-latihan khusus.
Hitzman (dalam Syah, 2006: 90) bahwa belajar adalah suatu perubahan
yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi organism tersebut.
Menurut Imron, 1996 (dalam Ariesta, 2009: 16) definisi belajar adalah
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Dalam belajar pengetahuan
dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak. Sehingga
orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak
belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai
orang yang sedikit belajar dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang
sebagai orang yang tidak belajar.
Selain itu menurut Slameto, 1995: 2 (dalam Ariesta, 2009: 16) definisi
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Slameto peranan guru selain sebagai perencana pengajaran, seorang
guru diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar
secara efektif, untuk itu seorang guru harus memiliki pengetahan yang cukup
tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan
belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih
metode, menetapkan evaluasi, dan sebagainya.
Melihat uraian diatas jelaslah bahwa belajar merupakan kegiatan penting
yang hrus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk dapat menguasai
atau memperoleh sesuatu, yaitu usaha yang dilakukan seseorang dari tidak
tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti, serta membawa
pengaruh dan manfaat yang positif bagi mahasiswa dalam berinteraksi dengan
lingkungannya dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
2.2.5.2.Tujuan Belajar
Menurut Dalyono (2005: 48) setiap manusia di mana saja berada tentu
melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang ingin mencapai cita-citanya
tentu harus belajar dengan giat, oleh karena itu untuk dapat mencapai cita-cita
tidak bisa dengan bermalas-malas, tetapi harus rajin, gigih dan tekun belajar.
Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam segala ha, baik
2.2.5.3.Pr oses Belaja r
Purwanto (2006: 86) menguraikan beberapa macam cara penyesuaian diri
yang dilakukan manusia dengan sengaja maupun tidak sengaja, dan
bagaimana hubungannya dengan belajar.
1. Belajar dan Kematangan
2. Belajar dan Penyesuaian diri
3. Belajar dan Pengalaman
4. Belajar dan Bermain
5. Belajar dan Pengertian
6. Belajar dan Menghapal/Mengingat
7. Belajar dan Latihan
Keduanya menyebabkan perubahan/proses dalam tingkah laku, sikap dan
pengetahuan. Namun, ada proses belajar tanpa latihan. Ada pula yang hanya
dengan pengertian saja, tanpa latihan. Belajar tidak hanya melatih
kematangan, menyesuaikan diri, memperoleh pengalaman, pengertian atau
latihan-latihan.
Menurut Suprijanto (2007: 40) membagi proses belajar menjadi dua yaitu
proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang melakukan
kegiatan belajar tanpa dapat terlihat lahiruyah (terjadi dalam pikiran orang)
2.2.5.4.Faktor -faktor yang Mempengar uhi Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar menurut Dalyono (2005:
55-60) disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar
dirinya. Faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar yaitu:
a. Intelegensi
Seseorang yang memiliki intelegensi yang baik (IQ-nya tinggi)
umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya
orang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam
belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah.
b. Motivasi
Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan
melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh,
penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang
lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pelajaran. Kuat lemahnya motivasi belajar
seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya, karena itu motivasi
belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan
cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus
c. Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil
belajarnya. Selain itu, teknik-teknik belajar perlu diperhatikan,
bagaimana caranya membaca, mencatat, menggarisbawahi, membuat
ringkasan atau kesimpulan, apa yang harus dicatat dan sebagainya.
Selain dari teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktu
belajar, tempat, fasilitas, penggunaan media pengajaran dan
penyesuaian bahan pelajaran.
2.2.6. Pr estasi Belajar
2.2.6.1.Definisi Pr estasi Belajar
Menurut Hanifah (2001: 68) prestasi atau kinerja merupakan hasil akhir
dari suatu kegiatan, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil akhir dari
proses belajar. Menurut Arifin (1990) dalam Faridah (2003: 80) kata prestasi
belajar dari bahasa Belanda, yaitu prestasi yang berarti hasil usaha, sedangkan
Wingkel (1987) dalam Faridah (2003: 80) mengemukakan bahwa prestasi
belajar berarti hasil yang bisa diberikan oleh mahasiswa.
Diitinjau dari fungsinya prestasi belajar menurut Arifin (1990) dalam
Faridah (2003: 80-81) adalah sebagai berikut:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai anak didik.
c. Prestasi belajar juga sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendekatan. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi
pendidikan. Indikator intern adalah prestasi belajar dapat dijadikan
indikator produktivitas suatu institusi pendidikan, sedangkan indikator
ekstern menunjukkan bahwa prestasi belajar dijadikan indikator
kesuksesan peserta didik di masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan peserta didik).
Menurut pendapat Faridah (2003: 81) prestasi belajar merupakan hasil
yang telah diciptakan atau diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Nasutin, dkk
(1986) dalam Hanifah (2001: 68) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah
kesempurnaan yang dicapai seseorang, dalam berfikir, merasa dan berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni:
kognitif, afektif dan psikomotoris. Sebaliknya, dikatakan prestasi kurang
memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam tiga kriteria
tersebut. Prestasi belajar menunjukkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh
mahasiswa dalam menerima, memahami, mengolah dan menilai
Berdasarkan pengertian diatas, maka prestasi belajar adalah hasil yang
telah dicapai oleh mahasiswa dengan jalan keuletan dan ketekunan kerja,
prestasi belajar merupakan output dari interaksi belajar mengajar yang
berlangsung dalam suatu proses yang diperoleh oleh faktor-faktor lain.
2.2.6.2.Faktor -faktor yang Mempengar uhi Pr estasi Bela jar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa menurut
Hamalik (1983:139) dalam Ariesta (2009:21) adalah:
1. Faktor yang bersumber dari diri sendiri, seperti tidak mempunyai
tujuan yang jelas, kurangnya minat terhadap bahan pelajaran,
kesehatan yang sering terganggu, kecakapan mengikuti pelajaran,
kebiasaan belajar dan kurangnya penguasaan bahan.
2. Faktor yang bersumber dari lingkungan belajarm seperti cara member
pelajaran, kurangnya bahan pelajaran, kurangnya alat-alat, bahan
pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan, dan penyelenggaraan
perkuliahan terlalu padat.
3. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, seperti masalah
kemampuan ekonomi, masalah broken home, dan kurangnya kontrol
orang tua.
4. Faktor yang bersumber dari masyarakat. Seperti gangguan dari jenis
kelamin, berkerja disamping sekolah, aktif berorganisasi, dan tidak
2.2.7. Kebiasaan Bela jar
2.2.7.1.Definisi Kebiasaan Belaja r
Menurut Djali (2000:164) dalam buku psikologi pendidikan mengatakan
bahwa kebiasaan belajar diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada
diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan
tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
Berdasarkan pengeertian kebiasaan belajar menurut Sri Yanti (1996)
dalam Ariesta (2009:22) kebiasaan belajar didefinisikan sebagai kegiatan
belajar atau cara belajar yang sudah merupakan kebiasaan yang dilakukan.
Kebiasaan belajar mahasiswa erat kaitannya dengan penggunaan waktu, baik
untuk belajar maupun untuk kegiatan lain yang menunjang belajar. Hal ini
sesuai dengan pendapat Roestiah dalam Syukri (1995) dalam Ariesta
(2009:22) bahwa belajar yang efisien dapat dicapai apabila menggunakan
strategi yang tepat, yakni adanya pengaturan waktu, baik untuk mengikuti
kuliah, belajar di rumah, belajar bersama atau kelompok, maupun untuk
mengikuti ujian. Menurut Daud, dkk (1993) dalam Ariesta (2009: 22)
dorongan untuk membiasakan belajar dengan baik perlu diberikan karena
mengarah pada suatu pembentukan sikap dalam bertindak, sehingga yang
terpenting adalah adanya motivasi dari diri individu untuk terbiasa belajar
Menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kebiasaan
belajar adalah kebiasaan atau keterampilan tiap-tiap individu untuk
mengumpulkan dan menambah sejumlah pengetahuannya.
2.2.7.2.Pengar uh Kebiasaan Bela ja r Ter hada p Pr estasi Belajar
Setiap manusia dimana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar.
Seorang siswa yang ingin mencapai cita-citanya tentu harus belajar dengan
giat, untuk dapat mencapai cita-cita tidak bisa dengan bermalas-malasan,
tetapi harus rajin, gigih dan tekun belajar.
Pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar didasari oleh
pembiasan klasik yang dikembangkan oleh Ivan Pavlov pada tahun
1849-1936 yang menyatakan bahwa conditional stimulus adalah ransangan
dilakukan melalui usaha yang terencana dan disadari karena sering dilakukan
maka menjadi kebiasaan. (Syah, 1997:106)
Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku mahasiswa dalam setiap
melakukan kegiatan belajar, karena kebiasaan mengandung motivasi yang
kuat bagi mahasiswa sebagai daya penggerak psikis dalam diri mereka
masing-masing. Misalnya, mahasiswa yang seringkali berlatih soal-soal akan
lebih baik prestasinya daripada mahasiswa yang hanya belajar secara teori
karena kurang strategi dan taktik dalam penyelesaian soal.
Faridah (2003) dalam Ariesta (2009:24) kebiasaan belajar dan prestasi
belajar yang dipergunakan turut menentukan hasil belajar. Karena cara belajar
yang dipergunakan turut menentukan hasil belajar. Cara belajar yang tepat
akan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara belajar yang kurang
tepat akan menyebabkan hasilnya kurang memuaskan.
Pada umumnya setiap mahasiswa memiliki kemampuan yang berbeda satu
sama lain, demikian pula dengan lingkungan sosial yang dihadapinya.
Keadaan demikian yang memberi motivasi kepada mahasiswa untuk belajar
dan menambah pengetahuan serta keterampilan mereka. Misalnya, mahasiswa
yang seringkali berlatih soal-soal akan lebih baik prestasinya daripada
mahasiswa yang hanya belajar secara teori karena kurang strategi dan taktik
dalam penyelesaian soal.
Semakin seseorang belajar karena didorong kebutuhan akan pengetahuan
dan disertai dengan kerja keras, maka seseorang akan terbiasa untuk belajar.
Semakin terbiasa seseorang dalam belajar, semakin besar peluang untuk
memperoleh prestasi yang lebih baik dengan ada pengaruh postif antara
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar.
2.2.8. Pr estasi Akademik
2.2.8.1.Penger tian Pr estasi Aka demik
Dalam kamus besar bahasa Indonesia prestasi akademik adalah hasil
biasanya ditentukan melalui penngukuran dan penilaian, dalam Sriatun
(2010:26).
Prestasi akademik adalah salah satu ukuran yang dipakai untuk menilai
proses belajar atau merupakan hasil studi dari seluruh mata kuliah yang telah
ditempuh atas prestasi belajarnya (Hanifah,Abdullah dalam Sriatun, 2009:26)
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dalam mengikuti
kegiatan atas belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu atau setelah
menyelesaikan suatu program tertentu. Prestasi belajar ini biasanya
dinyatakan dalam bentuk nilai yang tercantum dalam buku kemajuan belajar
atau Kartu Hasil Studi (KHS).
2.2.8.2.Faktor -Fa ktor yang Mempengar uhi Pr estasi Akademik
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa
(Hamalik,1990 dalam Sriatun 2010:26).
1. Faktor yang bersumber dari diri sendiri
Yaitu faktor yang bersumber dari diri mahasiswa sendiri, seperti tidak
mempunyai tujuan jelas, kurangnya minat terhadap bahan pelajaran,
kesehatan yang sering terganggu, kecapakan mengikuti pelajaran,
kebiasaan belajar dan kurangnya penguasaan bahan.
2. Faktor Yang Bersumber Dari Lingkungan Belajar
Faktor yang bersumber dari lingkunga belajar, seperti cara memberi
penunjang belajar, pelajaran tidak sesuai dengan kemampusan dan
penyelenggaraan kuliah yang terlalu padat.
3. Faktor Yang Bersumber Dari Lingkungan Keluarga
Yaitu masalah kemampuan ekonomi, masalah broken home dan
kurangnya control dari orang tua.
4. Faktor Yang Bersumber Dari Masyarakat
Faktor yang bersumber dari masyarakat yaitu seperti gangguan dari
jenis kelamin lain, yaitu hubungan antara laki-laki dengan perempuan,
bekerja disamping kuliah, aktif berorganisasi, dan tidak dapat
mengatur rekreasi dan waktu istirahat.
2.2.9. Metode Pengajar an
2.2.9.1.Definisi Metode Pengaja ran
Menurut Syah (1997:2002) Metode (method) secara harafiah berarti
“cara”. Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan
atau cara melakukan pekerjaan dengan mengggunakan fakta dan
konsep-konsep secara sistematis. Menurut Rohani (2004:118) metode adalah suatu
cara kerja yang sistematik yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu
tujuan. Makin baik suatu metode makin efektif pula dalam pencapainnya,
tetapi tidak ada satu metode dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama
Selanjutanya, menurut Tardif (1989) dalam Ariesta (2009: 30) metode
pengajaran ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan
kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
Teknik penyampaian materi atau metode pengajaran juga berpengaruh
terhadap persepsi mahasiswa dikaitkan dengan pentingnya keahlian dan
kemampuan (skill and abilities) dalam mata Pemeriksaan Akuntansi II. Di
dalam penilitian Friedlan (1995) membagi metode pengajaran menjadi dua
yaitu traditional approach dan Traditional approach. Pendekatan
non-Traditional, penggunaan mini cases lebih diperluas termasuk diskusi kelas
dan menekankan kemampuan untuk berpikir kritis sebagai langkah
identifikasi pentingnya profesi, demikian juga sebaliknya dengan pendekatan
traditional. (Faridah, 2003:84)
Menurut Rohani (2004:118) dalam buku pengelolaan pengajaran,
menjelaskan bahwa metode pengajaran, selain ditentukan atau dipengaruhi
oleh tujuan, juga faktor kesesuaian dengan bahan, kemampuan guru atau
dosen untuk menggunakannya, keadaan peserta didik dan situasi yang
melingkupinya, dengan kata lain penerapan suatu metode pengajaran harus
memiliki:
a. Relevansi dengan tujuan
Tujuan pengajaran yang jelas dan tepat akan membantu dalam
merencanakan kegiatan pengajaran, salah satunya dapat membantu
b. Relevansi dengan bahan
Sifat dan keluasaan suatu bahan pengajaran dapat pula menjadi acuan
untuk menerapkan sesuatu jenis metode. Apakah bahan itu
mengandung unsur emosi, memerlukan pengamatan, memerlukan
gerakan atau keterampilan tertentu, mengandung materi hapalan, dan
sebagainya. Semua itu sangat mempengaruhi penentuan alternatif
metode pengajaran.
c. Relevansi dengan kemampuan guru (dosen)
Suatu metode yang dipergunakan oleh guru untuk mengajar haruslah
dikuasai betul olehnya. Ketidakmampuan seorang guru dalam
menggunakan suatu metode pada waktu mengadakan interaksi
pengajaran akan berakibat banyak kejanggalan, bahkan ditertawakan
peserta didik.
d. Relevansi dengan keadaan peserta didik (mahasiswa)
Metode pengajaran harus juga mempertimbangkan keadaan atau
kesediaan peserta didik. Kecocokan sesuatu metode itu pun
sebenarnya relatif. Karena itu dalam satu peristiwa pengajaran
seharusnya digunakan lebih dari satu metode dan menggunakan
metode yang bervariasi hingga tidak menimbulkan kejemuan dan
e. Relevansi dengan situasi pengajaran
Situasi pengajaran juga menjadi faktor penting dari pelaksanaan suatu
metode. Suasana atau situasi kelas pengajaran yang berkaitan dengan
semangat belajar atau mengajar, cuacam keadaan lingkungan kelas
atau sekolah, dan sebagainya perlu dipertimbangkan secara cermat
oleh guru yang menghendaki suatu metode pengajaran.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pengajaran adalah suatu cara yang dilakukan dosen dalam menyampaikan
pelajaran kepada mahasiswa.
2.2.9.2.Pengar uh Metode Pengajar an ter hadap Pr estasi Belajar
Menurut Syah (1997:202) pada prinsipnya, tidak satu pun metode
pengajaran yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok
bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Ini dikarenakan setiap metode
pengajaran pasti memiliki keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan
yang khas.
Pengaruh metode pengajaran terhadap prestasi belajar dilandasi dari teori
medan kognitif dalam belajar oleh Kurt Lewin. Teori ini menggambarkan
bagaimana seseorang belajar dan memperoleh pemahaman diri terhadap
lingkungannya, bagaimana dia dengan pengetahuan dan pemahamannya
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Teori medan dapat dipergunakan
meliputi tiga aspek yang saling berhubungan dalam situasi atau medan
instruksional, yakni:
a. Guru sebagai komunikator, melalui produksi atau manipulasi saluran
tanda-tanda atau lambang-lambang, bertujuan membentuk medan
kognitif para siswanya berdasarkan kebutuhan khusus dan tuntutan
khusus tertentu.
b. Siswa sebagai komunikan menyimak materi pengajaran tersebut atau
membentuk secara kognitif saluran khusus tanda-tanda,
lambang-lambang materi pengajaran yang disajikan oleh guru.
c. Pesan yang bersifat pengajaran. Pesan pengajaran merupakan bagian
dan stimulus yang dirancang mengandung berbagai tanda atau
lambang bahan pengajaran.(Sudjana,1989:20-21)
Menurut Slameto (1995:98), sebagai pengelola pengajaran, seorang guru
harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar-mengajar dengan
menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap anak
dapat belajar secara efektif dan efisien. Melihat dari fungsinya sebagai penilai
hasil belajar, seorang guru hendaknya senantiasa secara terus menerus
mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.
Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik
terhadap proses kegiatan belajar-mengajar, yang akan dijadikan sebagai titik
selanjutnya, dengan demikian proses belajar-mengajar akan senantiasa
ditingkatkan terus menerus dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
Menurut Syah (1997:201), dalam kenyataan sehari-hari sering dijumpai
sejumlah dosen yang menggunakan metode tertentu yang kurang cocok
dengan isi dan tujuan pengajaran,tetapi dalam kenyataan sehari-hari tak jarang
pula sejumlah dosen yang mampu memilih metode yang tepat untuk
mengajarkan materi tertentu, namun kurang mampu mengaplikasikannya
dengan baik. Hasilnya tentu saja tidak memadai, bahkan mungkin merugikan
semua pihak terutama pihak siswa dan keluarganya, walaupun kebanyakan
mereka tidak menyadari akan hal ini, padahal jika dosen dapat mengajar
dengan baik, maka secara tidak langsung mahasiswa dapat mudah memahami
dan mengerti setiap materi yang diterangkan.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pengajaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa.
2.2.10. Lingkungan Bela ja r
2.2.10.1. Penger tian Lingkungan Belajar
Manusia disepanjang hidupnya tidak akan pernah lepas dari apa yang
disebut dengan lingkungan. Lingkungan dalam kehidupan manusia selalu
mengitarinya dan terdapat hubungan timbal balik diantara keduanya.
Lingkungan disatu sisi dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian halnya
banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di
dalamnya.
Menurut Rohani (2004:19) dalam Johari (2006:40) perkembangan
seseorang dalam hidupnya tidak pernah lepas dari adanya faktor pembawaan
dan faktor lingkungan. Diantara keduanya terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi dalam menjadikan manusia yang berkualitas dan bercirikan
keunggulan serta mempunyai karakter dan kepribadian yang baik.
Berdasarkan hasil penilitian para pakar psikologi dikatakan bahwa faktor
pembawaan lebih menentukan dalam hal intelegensi, fisik dan reaksi
inderawi. Sementara itu “Faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal
pembentukan kebiasaan, kepribadian, sikap dan nilai.”
Lingkungan belajar menurut Saroni (dalam Setiawan, 2012:27) adalah
“segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran
dilaksanakan. Lingkungan ini mencakuo dua hal utama, yaitu lingkungan fisik
dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses
pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga mahasiswa merasa
kerasan di universitas dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar
dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan.”
Sidjabat (dalam Setiawan, 2012:27) menuliskan bahwa penelitian
mengungkapkan bahwa efektivitas belajar terjadi jauh lebih besar dalam kelas
Teaching Tips, menyatakan bahwa dalam kelas kecil banyak keuntungan yang
diperoleh. Dua diantaranya dijelaskan berikut ini :
a. Kelas ukuran kecil
Kelas ukuran kecil sangat baik dalam meningkatkan gairah dan
kemampuan belajar mereka yang memiliki motifasi rendah sebab
dosen dapat menyapa masing-masing peserta secara pribadi. Dalam
kelas ukuran kecil dosen memiliki kesempatan yang relatif besar untuk
berinteraksi dengan peserta didiknya. Intensifnya interaksi
menunjukkan bahwa dosen menaruh perhatian terhadap keberadaan
dan kebutuhan mereka. Rasa dihargai akan muncul dalam diri peserta
didik. Sudah tentu hal demikian sangat bermanfaat bagi diri peserta
didik. Sudah tentu hal demikian sangat bermanfaat bagi tujuan yang
menekankan segi-segi penerapan, analisis, sintensis, serta pemikiran
kritis. Pembahasan suatu pokok bahasan secara kritis selalu dapat
dilakukan secara bersama-sama.
b. Kelas ukuran besar
Dalam kelas ukuran besar sebaliknya dosen memiliki kesempatan
yang relatif kecil untuk lebih mengenal peserta didiknya. Sering
perserta didik merasa kurang terlibat atau tidak perlu terlibat dalam
kegiatan diskusi. Kelas ukuran besar juga cenderung memusatkan
kegiatan mengajarnya kepada dosen. Untuk memukau perhatian
mengadakan persiapan yang sangat matang sehingga dapat
mengemukakan ide-ide secara jelas, sistematis, di sertai contoh-contoh
yang konkret.
Lingkungan belajar dikampus merupakan situasi yang turut serta
mempengaruhi belajar individu. Menurut Hamalik (dalam Setiawan, 2012:28)
menyatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada dialam sekitar yang
memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan
belajar yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan universitas
menciptakan ketenangan dan kenyamanan mahasiswa dalam belajar, sehingga
mahasiswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara
maksimal. Menurut Slameto (dalam Setiawan 2012:28) menyatakan
lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang
positif terhadap anak atau mahasiswa sehingga dapat belajar dengan
sebaik-baiknya.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah
segala sesuatu yang berbeda disekitar mahasiswa dalam proses baik di rumah
maupun di kelas dan universitas, meliputi lingkungan fisik dan non fisik.
Keberhasilan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar
mahasiswa yang bersangkutan, di dalam pendidikan mahasiswa akan dinilai
keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah
prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi belajar
Namun antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lainnya berbeda dalam
pencapaian prestasi belajar, ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi,
namun ada juga mahasiswa yang rendah prestasi belajarnya.
Adapun perubahan prestasi belajar mahasiswa banyak diketahui oleh
berbagai faktor, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam
individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan
dan kesiapan.
Faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti
lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarg,
lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga
meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan. Lingkungan kampus meliputi metode belajar, kurikulum, relasi
dosen dengan mahasiswam relasi mahasiswa dengan mahasiswa, displin
kampus, alat pelajaran, waktu kampus dan lain-lain. Sedangkan lingkungan
masyarakat meliputi keadaan mahasiswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul dan berbentuk kehidupan masyarakat. (Wahyuni, 2007:20-21)
2.2.10.2. Pengar uh Lingkunga n ter hadap Pr estasi Bela jar
Lingkungan mempengaruhi prestasi belajar dalam berkonsentrasi untuk
pelajar akan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
konsentrasi dan dapat memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu
menggunakan kemampuannya pada saat suasana yang tepat. Lingkungan
belajar yang efektif adakah sebuah lingkungan belajar yang produktif, dimana
sebuah lingkungan sesuai dengan kebutuhan para pelajar. Semakin mahasiswa
berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mahasiswa tersebut mengatasi
situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah mahasiswa mempelajari
informasi baru (DePotter&Hernacki,2001:81). Dengan demikian ada
pengaruh positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar.
2.3. Model Konseptual
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan telaah teori yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat dibuat kerangka pikir yang dapat digunakan
dalam penyelesaian permasalahan ini. Sumber kerangka pemikiran adalah
bahasa landasan teori yang dihubungkan dengan variabel penelitian dalam
upaya untuk memecahkan masalah, sehingga untuk diagram kerangka pikir
Gambar 2.1. Diagram : Model Konseptual
Analisis Regresi Berganda
2.4. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir diatas “Diduga Kebiasaan
Belajar, Kebiasaan Mengikuti Kuliah, Metode Pengajaran dan Lingkungan
berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II.” Kebiasaan Belajar (X )
Kebiasaan Mengikuti Kuliah (X )
Metode Pengajaran (X )
Lingkungan (X )
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Va r iabel
3.1.1. Definisi Oper asional
Definisi operasional menurut Nasir (2005:126) adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan maupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Adapun variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel dalam penelitian ini antara lain:
a. Kebiasaan Belajar (X1)
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai kebiasaan yang
menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran,
membaca buku, mengerjakan tugas dan pengaturan waktu
untuk menyelesaikan kegiatan dalam perkuliahan Pemeriksaan
Akuntansi II.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel
kebiasaan belajar adalah (Meta,2007):
1) Pengaturan waktu untuk belajar dan penyelesaian
2) Membaca buku
3) Penggunaan cara belajar yang efektif dan efisien dalam
mengerjakan tugas
4) Menghindarkan dari hal-hal yang mengganggu
konsentrasi belajar
5) Mengindarkan diri dari segala sesuatu yang
memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas
6) Kebiasaan dalam menerima pelajaran dari dosen
7) Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas
b. Kebiasaan Mengikuti Kuliah (X2)
Kebiasaan mengikuti kuliah pelajaran yaitu seberapa besar
perhatian dan keaktifan seorang mahasiswa dalam belajar
diperkuliahan Pemeriksaan Akuntansi II.
Indikator untuk mengukur variable kebiasaan mengikuti
kuliah yang digunakan adalah:
a) Membuat catatan / pertanyaan
b) Cara mengerjakan latihan dan mendiskusikan dengan
teman
c) Meminta penjelasan
d) Mengerjakan ketinggalan materi
c. Metode Pengajaran (X3)
Metode pengajaran ialah cara yang berisi prosedur baku
untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya
kegiatan penyajian materi pelajaran kepada mahasiswa dalam
mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel metode
pengajaran adalah (Kartika, 2003):
a) Kemampuan dosen mengelola kelas
b) Penguasaan dosen terhadap isi mata kuliah
c) Metode pengajaran dosen
d) Kemauan dan kemampuan dosen dalam membantu
mahasiswa dalam proses belajar mengajar
e) Kualitas bahan ajaran
f) Penggunaan media belajar
g) Kejujuran dan keterbukaan dosen terhadap mahasiswa
h) Objektifitas dosen dalam penilaian hasil belajar
mahasiswa
i) Kepuasan tentang penilaian yang diberikan dosen
d. Lingkungan (X4)
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada