TUGAS AKHIR
Oleh :
ACHMAD AFAN
0834010081
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Oleh :
ACHMAD AFAN
0834010081
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
RANCANG BANGUN SISTEM PENJ UALAN DENGAN
ESTIMASI STOK FORECASTING WIGHTED MOVING
AVERAGE (STUDY KASUS UD. TIRTA SU’UD J AYA)
Disusun oleh :
ACHMAD AFAN
0834010081
Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Periode III Tahun Akademik 2012/2013
Pembimbing I
Dr . Ir . Ni Ketut Sar i, MT. NPT. 19650731 199203 2 001
Pembimbing II
Doddy Ridwandono, S.Kom NPT. 3 7805 07 0218 1
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
ESTIMASI STOK FORECASTING WIGHTED MOVING
AVERAGE (STUDY KASUS UD. TIRTA SU’UD J AYA)
Disusun Oleh :
ACHMAD AFAN
0834010081
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 23 November 2012
Pembimbing :
Rinci Kembang H., S.Si, M.Kom. NPT. 3 7712 08 0168 1
NIP. 19600713 198703 1 001
3.
Budi Nugroho, S.Kom, M.Kom. NPT. 3 8009 05 0205 1
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
KETERANGAN REVISI
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut :
Nama : ANDRI ISTIFARIYANTO
NPM : 0834010205
Jurusan : Teknik Informatika
Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi*) pra rencana (design) / skripsi ujian lisan gelombang III , TA 2011/2012 dengan judul:
“SISTEM PERINGATAN DINI TINGKAT KEKERINGAN DAN PENYUSUNAN POLA TANAM KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE”
Surabaya, 12 Desember 2011 Dosen Penguji yang memeriksa revisi
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, serta serta junjungan kami Nabi Besar
Muhammad SAW yang senantiasa memberikan Syafa’at-Nya bagi kami sehingga
kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir yang
berjudul “Rancang Bangun Sistem Penjualan Dengan Estimasi Stok Forecasting
Wighted Moving Average (Study Kasus UD. Tirta Su’ud Jaya)” ini disusun
berdasarkan proses Tugas Akhir yang telah kami laksanakan di UD. Tirta Su’ud
Jaya.
Proses penyelesaian Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak di sekeliling kami baik yang membantu secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan yang paling berharga ini kami ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak dan Ibu, yang senantiasa mendoakan dan memberikan dorongan
semangat dengan penuh kasih sayang sehingga dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
2. Pandu Eka Wahyudha, S.Kom sahabat yang senantiasa membantu
memberikan dorongan dan semangat.
3. Ir. Sutiyono, MT. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya yang telah
memberikan ijin melakukan Tugas Akhir.
4. Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika,
5. Bapak Doddy Ridwandono, S. Kom selaku dosen pembimbing yang
senantiasa mengarahkan dengan baik dan benar
6. UD. Tirta Su’ud Jaya yang telah memberikan tempat untuk penelitian Tugas
Akhir ini.
7. Isra Ananda Dwitama, S.Kom., Prima Suryanindra, S.Kom serta seluruh
sahabat ma’nyoo community yang selalu memberikan dukungan positif.
8. Seluruh teman-teman yang ikut serta dalam penyelesaian laporan ini dan
semua pihak yang tidak disebutkan yang telah banyak membantu.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dalam
segala aspek pada pelaksanaan Tugas Akhir ini dan jauh dari sempurna, untuk itu
kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Kami berharap semoga
pelaksanaan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi UD Tirta Su’ud Jaya dan ikut
menunjang perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu dalam teknologi
informasi. Amin. Terima kasih.
Surabaya, 13 November 2012
Halaman
1.6.3. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi ... 4
1.6.4. Uji Coba ... 4
1.6.5. Penulisan Buku Tugas Akhir ... 5
1.7. Sistematika Penelitian ... 5
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7
2.7. Konsep Dasar Sistem Peramalan Dalam Manajemen Permintaan ... 40
2.8. Beberapa Model Peramalan ... 54
2.9. Model Rata-rata Bergerak Terbobot (WMA) ... 58
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 64
3.1. Pelaksanaan ... 64
3.2. Analisa Sistem ... 64
3.3. Workflow ... 65
3.4. Flowchart Forecasting WMA ... 68
3.5. Diagram Berjenjang ... 73
4.2.1. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) ... 83
4.2.2. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) ... 84
4.3. Implementasi Design Antarmuka ... 84
4.3.2. Tampilan Form Login ... 86
4.3.3. Tampilan Master Pegawai ... 88
4.3.4. Tampilan Master Sopir ... 92
4.3.5. Tampilan Master Customer ... 96
4.3.6. Tampilan Master Operasional ... 100
4.3.7. Tampilan Menu Urusan Transaksi ... 103
4.3.8. Tampilan Order ... 104
4.3.9. Tampilan Sub Menu Permintaan Per-Bulan ... 109
4.3.10. Tampilan Sub Menu Peramalan ... 110
4.3.11. Sub Menu Tracking Signal ... 112
4.3.12. Sub Menu Best Tracking ... 113
4.3.13. Sub Menu Grafik Forecasting... 114
4.3.14. Sub Menu Laporan ... 115
4.3.15. Tampilan Menu Operasional ... 116
4.3.16. Tampilan Sub Menu Operasional ... 117
BAB V UJ I COBA SISTEM ... 121
5.1. Pengujian Admin Interface ... 121
5.2. Pengujian Input Data ... 127
5.3. Pengujian Peramalan ... 128
5.4. Pengujian Tracking Signal ... 131
BAB VI PENUTUP ... 136
6.1. Kesimpulan ... 136
6.2. Saran ... 136
DOSEN PEMBIMBING I : Dr. Ir . NI KETUT SARI, MT
DOSEN PEMBIMBING II : DODDY RIDWANDONO, S.Kom.
PENYUSUN : ACHMAD AFAN
ABSTRAK
Sistem informasi penjualalan air bersih pada UD. Tirta Su’ud jaya masih memilki banyak kekurangan dan kelemahan dalam hal penyimpanan data pada dokumen yang mengenai pemesanan serta penjualannya. Pada awalnya pencatatan dilakukan secara secara manual sehingga proses kerja akan menjadi lebih lambat dan tidak efektif. Selain itu laporan yang dihasilkan masih berupa catatan tangan yang juga disimpan pada sebuah buku tulis.
Pengerjaan tugas akhir ini dimaksudkan untuk membuat system informasi penjualan air bersih yang dapat memenuhi kebutuhan transaksi yang ada pada UD. Tirta Su’ud Jaya dalam hal kemudahan penyimpanan data serta pencarian data dan rekap ulang data.
Hasil yang dicapai pada Praktek Kerja Lapangan ini adalah sistem informasi penjualan air bersih ini dapat mempermudah dalam pencatatan data-data yang ada pada UD. Tirta Su’ud Jaya agar lebih efektif serta menghasilkan laporan yang sesuai dengan data yang diinginkan.
Dari permintaan penjualan yang didapatkan nantinya akan dijadikan acuan untuk peramalan sebagai estimasi permintaan penjualan bulan selanjutnya, dari hasil peramalan permintaan bulan selanjutnya dapat diketahui hasil estimasi stok tawas dan kaporit yang digunakan untuk produksi pada bulan selanjutnya.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami sebuah
peningkatan yang sangat cepat dan pesat. Bidang teknologi informasi merupakan
salah satu peranan penting dalam bidang usaha ataupun bisnis, maka peranan
tersebut harus dipenuhi dengan menyeimbangkan antara penggunaan manual dan
digitalisasi dengan menerapkan teknologi informasi secara baik dan benar.
Salah satu aspek dari bidang teknologi informasi yang penting untuk
dikelola dengan baik dan benar demi kelancaran usaha adalah aspek pengolahan
data. Agar pengolahan data dapat diselesaikan dengan baik, maka hal tersebut
pasti membutuhkan sebuah aplikasi untuk penelusuran lebih lanjut tentang segala
data yang dibutuhkan. Sehingga pengguna dapat lebih efisien dalam waktu.
Pada UD. Tirta Su’ud Jaya merupakan sebuah industri yang bergerak
dalam bidang pengelolaan air bersih. Selama ini UD. Tirta Su’ud Jaya masih
menggunakan sistem pencatatan secara manual. Seperti contohnya pencatatan
penjualan, dan estimasi pengeluaran bahan baku untuk bulan depan.
Pada UD. Tirta Su’ud Jaya ini mengelola air dari mulai air sungai
menjadi air bersih, oleh karena itu pada proses pengelolaan ini memerlukan bahan
baku yang selalu pasang surut digunakan. Pencatatan pemakaian dan penambahan
Perhitungan estimasi pengeluaran bahan baku pun ini masih
menggunakan perkiraan manual juga. Hal ini yang membuat perhitungan untuk
bulan depan masih belum bisa di rencanakan dari jauh hari.
Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini akan dicoba memberikan
perubahan dalam hal itu. Sehingga dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan
mempersingkat waktu. Dengan pencatatan stok bahan baku yang digunakan akan
memudahkan pengarsipan pada UD. Tirta Su’ud Jaya. Juga memberikan
kemudahan dalam membuat estimasi untuk stok yang akan di gunakan pada bulan
selanjutnya dengan menggunakan metode forecasting wighted moving average.
1.2. Rumusan Masalah
Terdapat banyak permasalahan yang terdapat pada UD. Tirta Su’ud Jaya,
beberapa permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana membuat suatu sistem yang berfungsi sebagai pencatatan,
penyimpanan data agar lebih mudah pencariannya apabila sewaktu-waktu
diperlukan yang sesuai dengan sistem yang sudah berjalan?
b. Bagaimana membuat sistem pencatatan penjualan yang dapat meringankan
tugas pegawai front officer?
c. Bagaimana membuat estimasi untuk stok yang akan digunakan pada bulan
selanjutnya dengan menggunakan metode FORECASTING WMA?
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari pembuatan sistem informasi ini adalah
a. Sistem ini hanya digunakan oleh perorangan dan pegawai yang ditunjuk yaitu
pengambil keputusan (owner) dan pegawai Front Office di UD. Tirta Su’ud
Jaya.
b. Sistem ini hanya memberikan informasi dalam lingkup stok bahan baku yang
ada di UD. Tirta Su’ud Jaya.
c. Memberikan peramalan stok untuk bulan selanjutnya.
d. Hanya meramalkan dengan metode Forecasting Weighted Moving Average,
dengan periode 3, 4, 5 bulan terbobot.
e. Sistem ini hanya melihat dari jumlah permintaan (order) dari produksi yang
ada pada UD. Tirta Su’ud Jaya.
f. Sistem ini tidak melakukan perhitungan keuangan pada UD. Tirta Su’ud Jaya
1.4. Tujuan
Rancang bangun Sistem estimasi Stock pada UD. Tirta Su’ud Jaya ini
memiliki tujuan yaitu dapat memperkirakan stock bahan baku yang digunakan
pada UD. Tirta Su’ud Jaya dengan cara digital atau terkomputerisasi. Selain itu
untuk mengkomputerisasikan pencatatan penjualan yang ada.
1.5. Manfaat
a. Mempermudah owner dalam memperkirakan perencanaan pengeluaran stok
bahan baku produksi pada pada UD . Tirta Su’ud Jaya.
b. Membantu pengersipan dalam pencatatan penjualan yang awalnya masih
manual menjadi terkomputerisasi.
c. Membantu owner dalam pengecekan data yang telah dilakukan pegawai yang
1.6. Metodologi Penulisan
Metodologi yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini meliputi
Studi Literatur, Pengumpulan Data, Perancangan dan Pembuatan Aplikasi, Uji
Coba, dan Penulisan Buku.
1.6.1 Studi Literatur
Dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi secara
kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
1.6.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara identifikasi dan klarifikasi
melalui studi literatur. Dari pengumpulan data tersebut dapat dilakukan analisa
data.
1.6.3 Perancangan dan Pembuatan Aplikasi
Tahap pertama adalah melakukan analisa awal tentang sistem yang akan
dibuat yaitu suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui sistem
terkomputerisasi dengan cara pembuatan aplikasi.
1.6.4 Uji Coba
Tahap akhir dari pembuatan aplikasi ini adalah uji coba, dimana aplikasi
akan melewati tahap pengujian apakah mampu berjalan dengan baik sesuai tujuan
ataukah masih perlu adanya perbaikan sehingga dapat digunakan oleh pengguna
1.6.5 Penulisan Buku Tugas Akhir
Tahap akhir dari pembuatan tugas akhir ini adalah penulisan buku,
dimana semua tahap yang harus dilakukan untuk pembuatan aplikasi tersebut
sudah selesai.
1.7. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, materi laporan Tugas Akhir ini terbagi dalam
beberapa bab agar lebih mudah untuk dipahami. Sistematika susunan laporan
Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1.7.1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan dari tugas akhir yang menjelaskan latar
belakang, tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan laporan.
1.7.2 BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah yang
berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini.
1.7.3 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang bagaimana teori-teori penunjang dan metode
yang sudah dijelaskan pada Bab II, dirancang agar dapat diimplementasikan ke
1.7.4 BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah dibuat
meliputi lingkungan implementasi , implementasi proses dan implementasi
antarmuka.
1.7.5 BAB V UJ I COBA
Bab ini menjelaskan tentang pengujian yang dilakukan terhadap aplikasi
dalam penelitian ini dan menganalisis keunggulan aplikasi.
1.7.6 BAB VI PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang diambil dari
Tugas Akhir ini serta saran untuk pengembangan lebih lanjut.
1.7.7 DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Pr ofil Perusahaan
UD. Tirta Su’ud Jaya merupakan suatu industri yang bergerak dalam
bidang penjualan air bersih. UD Tirta Su’ud Jaya yang pada mulanya adalah
sebuah Pabrik Tahu, kemudian dengan adanya transformasi pada tahun 1985 yang
dilakukan oleh pemilik perusahaan, maka Pabrik Tahu ini berubah menjadi
Sebuah Pabrik pengelolaan air bersih.
UD. Tirta Su’ud Jaya ini berlokasi di Jalan Mastrip Karang Pilang Barat
No. 12, Surabaya. Tujuan didirikannya Perusahaan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk membuka lapangan pekerjaan baru.
b. Memiliki peluang bisnis yang bagus untuk kedepan.
Struktur Organisasi
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perusahaan Manager / Pegawai
Front Office
Pegawai Bag. Pengolahan
Air
Sopir Pemilik /
Usaha yang di kelola oleh UD. Tirta Su’ud Jaya adalah besifat dagang
dengan cara mensuplai air bersih. Pengolahan dan penjernihan air bersih
dilakukan sendiri di perusahaan tersebut.
Sehingga dari asal mulanya air sungai yang keruh, kemudian dengan
melalui proses demi proses, kemudian menjadi air bersih yang siap digunakan
sehari-hari dari mulai kebutuhan mandi, memasak, hingga kebutuhan pekerjaan
tertentu sehingga bisnis ini dirasa sangat diperlukan oleh semua kalangan
masyarakat.
Job Description
a. Pemilik / Pimpinan
Pemilik disini sebagai pimpinan pada UD. Tirta Su’ud Jaya. Selain itu,
pemilik disini juga berwenang untuk mengontrol semua aktivitas dan
membuat segala aturan yang berjalan pada UD. Tirta Su’ud Jaya. Disini
pemilik bertanggung jawab penuh dan memberikan persetujuan untuk segala
kegiatan yang ada pada UD. Tirta Su’ud Jaya.
b. Manager / Pegawai Front Office
Pada bagian manager disini merangkap sebagai pegawai front office. Pada
bagian ini seorang manager yang merangkap sebagai pegawai front office
bertugas untuk melayani penjualan serta pembayaran dari pelanggan.
Manager disini bertanggung jawab menerima order serta menentukan harga
atas persetujuan pimpinan.
c. Pegawai Bagian Pengolahan Air
Pada pegawai bagian ini, bertugas untuk menangani pengolahan air bersih
d. Sopir
Pada bagian sopir ini, bertugas untuk menangani pengiriman air bersih sampai
diterima oleh customer.
2.2. Konsep Dasar Sistem Infor masi
Sistem adalah Kumpulan dari unsur/elemen-elemen yang saling
berkaitan/berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan
bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, Contoh :
a. Sistem Komputer terdiri dari : Software, Hardware, Brainware
b. Sistem Akuntansi, dll
Menurut J er ry FithGerald ; sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Menurut Ludwig Von Bartalanfy ; Sistem merupakan seperangkat
unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut
dengan lingkungan.
Menurut Anatol Raporot ; Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan
perangkat hubungan satu sama lain
Menurut L. Ackof ; Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau
fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama
lainnya.
Jadi sistem adalah Beberapa komponen yang memiliki fungsi yang
berbeda dan saling berkait bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Istilah lain dari suatu sistem
adalah kumpulan dari elemen-elemen yang masing-masing elemen berinteraksi
atau saling mempengaruhi untuk mewujudkan suatu kegiatan bersama.
Untuk mendukung suatu sistem agar berjalan dengan lancar harus
dilandasi dengan beberapa syarat yaitu :
a. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.
b. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
c. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
d. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting
daripada elemen sistem.
e. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.
Karakteristik Sistem a. Komponen (component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen
sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap
sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung
komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat
dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses
sistem secara keseluruhan.
Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang
disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu
dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka
perusahaan dapat disebut sebagai subsistem.Demikian juga bila perusahaan
dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.
b. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan, karena
dengan batas sistem ini fungsi dan tugas dari subsistem yang satu dengan
lainnya berbeda tetapi tetap saling berinteraksi. Batas suatu sistem
menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem (environment)
Segala sesuatu diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi
dari suatu sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan
atau merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan harus dipelihara dan
dijaga agar tidak hilang pengaruhnya, sedangkan lingkungan luar yang
merugikan harus dimusnahkan dikendalikan agar tidak mengganggu operasi
sistem.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya. Untuk membentuk satu kesatuan, sehingga
sumber-sumber daya mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem yang lainnya.
Dengan kata lain output dari suatu subsistem akan menjadi input dari
subsistem yang lainnya.
e. Masukan Sistem (input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa Masukan Perawatan (Maintenance Input) adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukan Sinyal (Signal
Input) adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah
maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan
data adalah signalinput untuk diolah menjadi informasi.
f. Keluaran Sistem (output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Meliputi :
Keluaran yang berguna, contohnya Informasi yang dikeluarkan oleh
komputer. Dan Keluaran yang tidak berguna yang dikenal sebagai sisa
pembuangan, contohnya panas yang dikeluarkan oleh komputer.
g. Pengolah Sistem (process)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Meliputi :
Keluaran yang berguna, contohnya Informasi yang dikeluarkan oleh
komputer. Dan Keluaran yang tidak berguna yang dikenal sebagai sisa
pembuangan, contohnya panas yang dikeluarkan oleh komputer
h. Tujuan Sistem (goal)
Setiap sistem pasti mempunyai tujuan ataupun sasaran yang
mempengaruhi input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan. Dengan
kata lain suatu sistem akan dikatakan berhasil kalau pengoperasian sistem itu
mengenai sasaran atau tujuannya. Sistem yang tidakmempunyai sasaran,
Gambar 2.2. Karakteristik Sistem (Sumber : Lecture Notes Parno, S.Kom, M.Msi)
Klasifikasi Sistem standart yang ada untuk membangun sebuah sebuah
sistem informasi adalah :
a. Sistem Abstrak (Abstract System) ; sistem yang berupa pemikiran atau ide-
ide yang tidak tampak secara fisik (Sistem Teologia yang merupakan suatu
sistem yang menggambarkan hubungan Tuhan dengan Manusia).
b. Sistem Fisik (Physical System) ; merupakan sistem yang ada secara fisik
sehingga setiap makhluk dapat melihatnya (Sistem Komputer, Sistem
Akuntansi, Sistem Produksi dll).
c. Sistem Alamiah (Natural System) ; sistem yang terjadi melalui proses alam
dalam artian tidak dibuat oleh manusia. (Sistem Tata Surya, Sistem Galaxi,
Sistem Reproduksi dll).
d. Sistem Buatan Manusia (Human Made System) ; sistem yang dirancang
oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia
e. Sistem Ter tentu (Deterministic System) ; beroperasi dengan tingkah laku
yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi
dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan (contoh ; Sistem
Komputer).
f. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System) ; sistem yang kondisi masa
depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
(Contoh : Sistem Manusia).
g. Sistem Ter tutup (Close System) ; sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa
adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut
ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada
hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar
tertutup).
h. Sistem Ter buka (Open System) ; sistem yang berhubungan dan terpengaruh
dengan lingkungan luarnya. Lebih spesifik dikenal juga yang disebut dengan
sistem terotomasi ; yang merupakan bagian dari sistem buatan manusia dan
berinteraksi dengan kontrol oleh satu atau lebih komputer sebagai bagian dari
sistem yang digunakan dalam masyarakat modern.
Selain beberapa faktor yang mempengaruhi, Sistem Terotomatisasi
Mempunyai Sejumlah Komponen Yaitu :
a. Perangkat keras (CPU, disk, printer, tape).
b. Perangkat lunak (sistem operasi, sistem database, program pengontrol
c. Personil (yang mengoperasikan sistem, menyediakan masukan,
mengkonsumsi keluaran dan melakukan aktivitas manual yang mendukung
sistem).
d. Data (yang harus tersimpan dalam sistem selama jangka waktu tertentu).
e. Prosedur (instruksi dan kebijakan untuk mengoperasikan sistem).
Setelah mengetahui komponen dari sebuah sistem, Sistem Terotomatisasi
masih harus dibagi Dalam Sejumlah Kategori :
a. On-line Systems. Sistem on-line adalah sistem yang menerima langsung input
pada area dimana input tersebut direkam dan menghasilkan output yang dapat
berupa hasil komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri
dapat dipisah-pisah dalam skala, misalnya ratusan kilometer. Biasanya
digunakan bagi reservasi angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dll.
b. Real-time Systems. Sistem real-time adalah mekanisme pengontrolan,
perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang
dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan dengan
sistem on- line adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya
seperseratus atau seperseribu detik sedangkan online masih dalam skala detik
atau bahkan kadang beberapa menit. Perbedaan lainnya, on- line biasanya
hanya berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real-time berinteraksi
langsung dengan pemakai dan lingkungan yang dipetakan.
c. Decision Support System + Strategic Planning System. Sistem yang
memproses transaksi organisasi secara harian dan membantu para manajer
mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi.
sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dll.
Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi-
fungsi matematik, data analisa statistik dan menampilkan informasi dalam
bentuk grafik (tabel, chart) sebagaimana laporan konvensional.
d. Knowledge-based System. Program komputer yang dibuat mendekati
kemampuan dan pengetahuan seorang pakar.
Akan tetapi dari semua itu kita tidak terlepas dari Pelaku Sistem, yang
Terdiri Dari 7 Kelompok.
a. Pemakai ; Pada umumnya 3 ada jenis pemakai, yaitu operasional, pengawas
dan eksekutif.
b. Manajemen ; Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen
pemakai yang bertugas menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan,
manajemen sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri dan
manajemen umum yang terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem
pendukung pengambilan keputusan. Kelompok manajemen biasanya terlibat
dengan keputusan yang berhubungan dengan orang, waktu dan uang,
misalnya ; “ sistem tersebut harus mampu melakukan fungsi x,y,z, selain itu
harus dikembangkan dalam waktu enam bulan dengan melibatkan
programmer dari departemen w, dengan biaya sebesar x”.
c. Pemeriksa ; Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami
organisasi dimana sistem tersebut diimplementasikan dapat menentukan
kesimpulan perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya menentukan segala
sesuatunya berdasarkan ukuran-ukuran standar yang dikembangkan pada
d. Penganalisa sistem ; Fungsi- fungsinya antara lain sebagai Arkeolog yaitu
yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem lama berjalan, bagaimana
sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang menyangkut sistem lama.
Inovator yaitu yang membantu mengembangkan dan membuka wawasan
pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan lain. Mediator yaitu yang
menjalankan fungsi komunikasi dari semua level, antara lain pemakai,
manajer, programmer, pemeriksa dan pelaku sistem yang lainnya yang
mungkin belum punya sikap dan cara pandang yang sama. Pimpinan proyek
Penganalisa sistem haruslah personil yang lebih berpengalaman dari
programmer atau desainer. Selain itu mengingat penganalisa sistem
umumnya ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu pekerjaan sebelum yang lain
bekerja, adalah hal yang wajar jika penanggung jawab pekerjaan menjadi
porsi penganalisa sistem.
e. Pendesain sistem ; Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem
berupa kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu,
yang kemudian ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan
dapat diformulasikan oleh programmer.
f. Programmer ; Mengerjakan dalam bentuk program dari hasil desain yang
telah diterima dari pendesain.
g. Personel pengoper asian ; Bertugas dan bertanggungjawab di pusat computer
misalnya jaringan, keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak,
pencetakan dan backup. Pelaku ini mungkin tidak diperlukan bila sistem yang
berjalan tidak besar dan tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki
arti bagi penerima dandapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Ada suatu
proses transformasi data menjadi suatu informasi == input - proses – output.
Informasi adalah data atau fakta yang telah diproses dan telah memiliki arti yang
bermanfaat terutama dalam kebutuhan komunikasi. Jadi kesimpulannya adalah
informasi itu data yang sudah di proses dan sudah siap di salurkan.
Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan
informasi dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen
yang memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi
data bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya.
Representasi informasi: pelambangan informasi, misalnya: representasi
biner.
Kuantitas informasi: satuan ukuran informasi. Tergantung representasi.
Untuk representasi biner satuannya: bit, byte, word dll.
Kualitas informasi: bias terhadap error, karena: kesalahan cara
pengukuran dan pengumpulan, kegagalan mengikuti prosedur prmrosesan,
kehilangan atau data tidak terproses, kesalahan perekaman atau koreksi data,
kesalahan file histori/master, kesalahan prosedur pemrosesan ketidak berfungsian
sistem.
Umur informasi: kapan atau sampai kapan sebuah informasi memiliki
nilai/arti bagi penggunanya. Ada condition informasion (mengacu pada titik
waktu tertentu) dan operating information (menyatakan suatu perubahan pada
suatu range waktu). Kualitas Informasi ; tergantung dari 3 hal, yaitu informasi
a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa
atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.
b. Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak
boleh terlambat.
c. Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Nilai Informasi ; ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi
biasanya dihubungkan dengan analisis costeffectiveness atau cost benefit.
Definisi Sistem Infor masi
“Suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi penggunanya”.
“Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk
menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu
organisasi”.
“Sekumpulan prosedur manual atau terkomputerisasi yang
mengumpulkan/mengambil, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi
dalam mendukung pengambilan dan kendali keputusan.
“Sekelompok orang, prosedur, input, output dan pengolahannya secara
bersama-sama menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan bagi
Menur ut Robert A. Leitch ; sistem informasi adalah suatu sistem di
dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan- laporan yang
diperlukan.
Ada 4 operasi dasar dari sistem informasi yaitu mengumpulkan,
mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi. Informasi mungkin
dikumpulkan dari lingkungan dalam atau luar dan memungkinkan didistribusikan
ke dalam atau ke luar organisasi.
Komponen fisik Sistem Infor masi
a. Perangkat keras komputer: CPU, Storage, perangkat Input/Output, Terminal
untuk interaksi, Media komunikasi data.
b. Perangkat lunak komputer: perangkat lunak sistem (sistem operasi dan
utilitinya), perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman), perangkat
lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll).
c. Basis data: penyimpanan data pada media penyimpan komputer.
d. Prosedur: langkah-langkah penggunaan sistem.
e. Personil untuk pengelolaan operasi (SDM), meliputi:
Sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem informasi formal
dan informal.
Sistem Informasi Formal adalah sistem informasi yang memiliki
prosedur dan kebijaksanaan tertulis dalam dokumen. contoh Undang-undang
Sistem Informasi Informal adalah sistem informasi yang memiliki
prosedur dan kebijaksanaan tidak tertulis dalam dokumen, contoh pemberian
diskon penjualan secara tidak terduga.
Pendekatan Sistem Infor masi
Sistem Informasi dipelajari di berbagai disiplin ilmu, seperti :
a. Ilmu Komputer ; yang berkaitan dengan teori-teori perhitungan, metode
komputasi dan metode penyimpanan dan akses data yang efisien.
b. Ilmu Manajemen ; yang memberikan penekanan pada model-model normatif
dari pembuatan/pengambilan keputusan dan praktek manajemen.
c. Riset Operasional ; yang berfokus pada teknik-teknik matematis untuk
mengoptimalkan parameter-parameter organisasi yang terpilih, seperti biaya
transportasi, kendali persediaan dan biaya transaksi.
d. SIM ; yang memusatkan pada sistem informasi yang berkaitan dengan
komputer dan merupakan gabungan/kombinasi dari ilmu komputer, ilmu
manajemen dan riset operasional untuk membentuk sistem dan aplikasi.
e. Sosiologi ; yang berpusat pada pengaruh-pengaruh sosial group dan organisasi
dan kegunaan sistem.
f. Ilmu Politik ; yang berkaitan dengan pengaruh-pengaruh politik dan kegunaan
informasi. (mencoba untuk mengubah distribusi keuntungan dalam
masyarakat).
g. Psikologi ; yang menekankan pada respon-respon individual terhadap realitas
sistem dan model- model cognitive dari alasan manusia pekerjaan-pekerjaan,
2.3. Pengembangan Sistem Infor masi
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru
untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem yang telah ada.
Oleh karena itu diperlukan pengembangan sistem. Yaitu dari sistem lama
yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan Adanya
permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang
timbul dapat berupa ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem
yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Kebutuhan
informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat,
perubahan prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem
yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi
lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
Untuk meraih kesempatan-kesempatan dalam keadaan persaingan pasar
yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil
atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih
kesempatan-kesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat
mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah,
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi
dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan
Per lunya Pengembangan Sistem
Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena
beberapa hal :
a. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem
yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa Ketidak beresan
dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat
beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Kebutuhan informasi yang
semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan
prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang
baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat
memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
b. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi
atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan
rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan
dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan
untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
c. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya
instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti
misalnya peraturan pemerintah
Indikator Diper lukannya Pengembangan Sistem
b. Pengiriman barang yang sering tertunda
c. Pembayaran gaji yang terlambat
d. Laporan yang tidak tepat waktu
e. Isi laporan yang sering salah
f. Tanggung jawab yang tidak jelas
g. Waktu kerja yang berlebihan
h. Ketidakberesan kas
i. Produktivitas tenaga kerja yang rendah
j. Banyaknya pekerja yang menganggur
k. Kegiatan yang tumpang tindih
l. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
m. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
n. Persediaan barang yang terlalu tinggi
o. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
p. Biaya operasi yang tinggi
q. File-file yang kurang teratur
r. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
s. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
t. Investasi yang tidak efisien
u. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
v. Kapasitas produksi yang menganggur
w. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
Setelah itu sebuah pengembangan sistem juga harus didasari dengan
a. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
b. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
c. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.
d. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses
pengembangan sistem.
e. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
f. Jangan takut membatalkan proyek
g. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu
Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur, Pendekatan Dari Bawah Ke Atas,
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.
Pendekatan Klasik(classical approach) disebut juga dengan
PendekatanTradisional (traditional approach) atau Pendekatan
Konvensional(conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik
mengembangkansistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life
Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila
mengikuti tahapan pada System Life Cycle.
Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan Klasik
adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit Pendekatan klasik kurang
memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam mengembangkan sistem dan
sebagai akibatnya proses pengembangan perangkat lunak menjadi tidak
terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh pemrogram. Lain halnya dengan
(data flow diagram), kamus data (data dictionary), tabel keputusan (decision
table). diagram IPO, bagan terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya
yang memungkinkan pengembangan perangkat lunak lebih terarah
berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik tersebut
b. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal Mahalnya
biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena
dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang
terstruktur. Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan teknik -teknik
yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan
teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada
tetapi strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem
menjadi kesulitan.
c. Kemungkinan kesalahan sistem besar Pendekatan klasik tidak menyediakan
kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga
kemungkinan kesalahan-kesalahan sistem akan menjadi lebih besar.
d. Keberhasilan sistem kurang terjamin penekanan dari pendekatan klasik adalah
kerja dari personil-personil pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem,
padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari
pemakai sistem terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal
yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.
Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan
Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada dasarnya mencoba menyediakan
kepada analis sistem dengan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan
Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan
teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari
sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan
dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang
terstruktur telah banyak yang diperkenalkan dalam pengembang sistem.
Metodologi ini memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk
mengembangkan sistem yang terstruktur.
Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep yang
baru. Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk alat-alat
elektronik adalah dua contoh baru konsep ini yang banyak digunakandi
industri-industri. Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam
mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem yang
memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur,
permasalahan-permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari
sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya,
mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran
biayanya, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik
(bebas kesalahan).
Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem
a. Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem
b. Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai
c. Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya
e. Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yg tidak direncanakan
dan pemasangan teknologi tidak sesuai
f. Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara
2.4. Data Flow Diagram (DFD)
Yang diperhatikan ketahui pembuatan DFD (Data Flow Diagram) adalah
bahwa DFD (Data Flow Diagram) bukan sebuah flowchart. Yang mana proses
dalam DFD (Data Flow Diagram) dapat berjalan secara pararel.
DFD (Data Fow Diagram) dapat dikatakan sebagai penggambaran aliran
data dari sebuah sistem. Data yang tersimpan dan proses dengan proses yang
terhubung dengan data tersebut. Di dalamnya tidak ada sebuah percabangan atau
looping. Semua proses digambarkan di DFD (Data Fow Diagram) walaupun
proses tersebut terjadi dalam waktu berbeda.
Gambar 2.3. Simbol DFD
Entitas adalah sumber tujuan dari alir data yang merupakan lingkungan
menggambarkan secara phisik, seseorang, atau sekelompok orang ataupun sebuah
sistem lain. Dalam entitas terkadang diperlukan untuk membuat duplikasinya
untuk menghindari anak panah simpang siur. Ditandai dengan garis diagonal
disudut kanan bawah yang menyatakan kalau entitas tersebut lebih dari satu.
Menggambarkan aliran data dari suatu proses ke proses lainnya.
Mempresentasikan dengan menggunakan anak panah. Nama proses ditulis untuk
menjelaskan arti dalam aliran tersebut dan ditulis untuk mengidentifikasi aliran
tersebut. Aliran data dapat menyebar atau menyatu.
Proses adalah suatu pekerjaan, maka dalam menamai sebuah proses
dimulai dengan kata kerja dan diikuti objek. Proses menjelaskan tentang fungsi
yang mentransformasikan data secara umum.
Storage atau penyimpanan adalah komponen yang berfungsi untuk
menyimpan data atau file adalah fungsi yang mentransformasikan data secara
umum.
Dalam pembuatan DFD semua objek harus mempunyai nama. Aliran
data yang telah ada harus diawali dan diakhiri oleh proses. Semua aliran data
selalu dan harus mempunyai tanda arah panah.
DFD (Data Flow Diagram) menggambarkan sistem sebagai jaringan
kerja antar fungsi yang berhubungan satu dengan aliran dan penyimpanan data.
Bisa terjadi penurunan level dimana dalam penurunan level yang lebih rendah
harus bisa mempresentasikan proses tersebut ke dalam spesifikasi proses yang
jelas.
Dalam DFD (Data Flow Diagram) level dimulai dari level 0 kemudian
penurunan tidak semua bagian sistem harus diturunkan dengan jumlah level yang
sama.
Gambar 2.4. Contoh DFD level 0
Gambar 2.5. Contoh DFD level 1
Dalam DFD (Data Flow Diagram) level dimulai dari level 0 kemudian
turun ke DFD level 1,2 dan seterusnya sesuai kebutuhan. Dalam penurunan tidak
Aliran data dalam yang masuk dan keluar dalam level X harus
berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level X+1 yang
mendefinisikan proses pada level X tersebut.
2.5. Microsoft Visual Basic.Net 2005
Seperti yang di ketahui, program Visual Basic adalah bahasa
pemrograman yang paling mudah dikuasai oleh para pemula. Dalam versi yang
terbaru ini program Visual Basic.Net 2005 menawarkan banyak kemudahan lagi
dibanding versi-versi sebelumnya, antara lain teknik pemrograman dapat dibuat
lebih terstruktur dan lebih banyak bantuan dalam pemrograman. Jauh lebih mudah
untuk menguasainya dibandingkan dengan versi yang terdahulu, yaitu Visual
Basic 6.0.
Ada banyak perubahan dalam Visual Basic.Net 2005 ini dibandingkan
Visual Basic 6.0, antara lain:
a. Bahasa pemrograman sekarang benar-benar bahasa berbasis objek (Object
Oriented Programming), sedangkan Visual Basic 6.0 bukan bahasa berbasis
objek.
b. Aplikasi dan komponen yang ditulis di Visual Basic.Net 2005 mempunyai
akses penuh ke Net Framework. Sedangkan di Visual Basic 6.0 tidak dikenal
atau digunakan Net Framework.
c. Semua aplikasi yang dibuat beroperasi dalam manajemen Common Language
Runtime (CLR).
Pemrograman berbasis objek (OOP) sendiri adalah suatu pendekatan
berupa prosedur, event, ataupun variable. Objek satu dapat menjadi bawahan
objek lainnya berdasarkan susunan fungsinya. Artinya suatu objek terdepan terdiri
atas beberapa objek yang memiliki tugas lebih sempit, dan antar objek dapat
saling berinteraksi dalam melaksanakan tugas tertentu.
Dalam Visual Basic.Net 2005, pembuatan aplikasi dimulai dengan
memperkirakan kebutuhan, merancang tampilan, dan selanjutnya diikuti dengan
pembuatan kode untuk program tersebut.
Menjalankan program Visual Basic.Net 2005 sama dengan program
windows lainnya yaitu dengan memilih lalu meng-klik icon yang digunakan untuk
menjalankan program. Berikut proses membuka program Visual Basic.Net 2005.
Gambar 2.6. Kotak Dialog New Project
Jika memilih Windows Application. Maka akan ditampilkan sebuah
ruang kerja dengan sebuah form yang dapat menghasilkan executable file yang
file tersebut dapat dijalankan pada komputer tanpa harus menginstall Visual
Basic.Net 2005.
Pada tampilan awal jika ingin mengguakan Visual Basic. Net hanya
dengan memilih menu Visual basic kemudian tinggal diawali dengan memilih
project Windows Application yang dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.7. Bidang Kerja standart EXE Visual Basic.Net 2005
Microsoft Visual Basic.Net 2005 memiliki bagian-bagian yaitu toolbox,
menubar, toolbar, jendela form, jendela kode, project explorer, jendela properties,
dan Solution Explorer.
a. Toolbox, yang terdiri atas beberapa kontrol yang akan kita masukkan ke
dalam form aplikasi kita. Kontrol-kontrol ini telah dikelompokkan
berdasarkan kegunaanya, misalnya Common Control, Containers, Dialogs,
dan Printing
tersebut. File penyusun tersebut dapat berupa file form, file modul, ataupun
file class. Yang masing-masing punya kegunaan tersendiri. Selain itu dengan
solution explorer kita dapat dengan mudah mengorganisasi file-file tersebut.
Misalnya dengan mengkelompokkan fungsi ataupun jenis file ke dalam suatu
folder karena dalam solution explorer tersebut, kita dapat membuat folder dan
memasukkan file-file ke dalamnya.
c. Properties, berguna untuk mengatur property objek kontrol, entah kontrol
form ataupun kontrol-kontrol yang berasal dari toolbox. Dan sifat properties
ini adalah default dari kontrol tersebut. Di dalam kode program yang kita
masukkan, nilai-nilai properties ini umumnya dapat kita ubah.
2.6. Manajemen Per mintaan
Pada dasarnya manajmen permintaan (demand management)
didefinisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk
untuk menjamin bahwa penyusun jadwal induk (master scheduler) mengetahui
dan menyadari semua permintaan produk itu. Manajemen permintaan akan
menjaring informasi yang berkaitan dengan peramalan (forecasting), order entry,
order promising, branch warehouse requirement, pesanan ntar pabrik (interplant
order), dan kebutuhan untuk service parts, seperti: suku cadang untuk
pemeliharaan peralatan, keperluan-keperluan untuk bagian riset dan
pengembangan produk, dll. Secara garis besar aktivitas-aktivitas dalam
manajemen permintaan dapat dikategorikan ke dalam dua aktivitas utama, yaitu:
(1) pelayanan pesanan (order service), dan (2) peramalan (forecasting), seperti
Dari Gambar 2.8. tampak bahwa aktivitas pelayanan pesanan (order
service) bersifat pasti (certain), sedangkan aktivitas peramalan (forecasting)
bersifat tidak pasti (uncertain).
Pada dasarnya pelayanan pesanan (order service) merupakan suatu
proses yang mencakup aktivitas-aktivitas penerimaan pesanan, pemasukan
pesanan (order entry), serta membuat janji kepada pelangan (order promising)
berkaitan dengan produk dari perusahaan. Proses pelayanan pesanan termasuk
pula penerjemahan apa yang diinginkan oleh pelanggan (customers) ke dalam
bentuk-bentuk yang digunakan oleh pihak pembuat produk (manufacturer) atau
pihak distributor. Pelayanan pesanan pada dasarnya bertanggung jawab untuk
menanggapi kebutuhan pelanggan dan berinteraksi dengan penyusun jadwal induk
(master scheduler) guna menjamin ketersediaan produk
Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha
memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu
dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat dengan demikian peramalan merupakan
suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa
variabel peramal, sering berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan dapat
menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal.
Berdasarkan uraian diatas kita mengenal dua sumber utama yang
berkaitan dengan informasi permintaan produk, yaitu : (1) ramalan terhadap
produk independent demand yang bersifat tidak pasti (uncertain), dan (2)
pesanan-pesanan (orders) yang bersifat pasti (certain).
Pesanan-pesanan (orders) yang bersifat pasti ini antara lain: pesanan
area allocations), service or spare parts and samples, distribution center demands
(or branch warehouse demand) dan operasi antar pabrik (interplant demands),
ditangani secara terpisah. Pembahasan dalam buku ini selanjutnya akan
menggunakan istilah ramalan (forecast) untuk prmintaan terhadap parts atau
produk yang telah diketahui dengan pasti (certain).
Gambar 2.8. Aktivitas Utama dalam Manajemen Permintaan
Bagian penjualan biasanya melakukan perencanaan (sales planning)
berdasarkan hasil ramalan penjualan (sales forecast), sehingga informasi yang
dikirim dari bagian penjualan ke bagian production planning dan inventory
control (PPIC) seyogianya memisahkan antara permintaan yang dikembangkan
berdasarkan rencana penjualan (sales plan) yang umumnya masih bersifat tidak
pasti dan pesanan-pesanan (orders) yang bersifat pasti. Dengan demikian nantinya
permintaan berdasarkan rencana penjualan (sales plan) atau ramalan penjualan
(sales forecast) yang bersifat tidak pasti, dan (2) pesanan-pesanan (orders) yang
bersifat pasti.
Dalam industri manufaktur dikenal adanya dua jenis permintaan yang
sering disebut sebagai independent demand dan dependent demand, yang
merupakan salah satu konsep terpenting dalam master planning.
Pada dasarnya dependent demand didefinisikan sebagai permintaan
terhadap material, parts atau produk yang terkait langsung dengan atau
diturunkan dari struktur bill of material (BOM) untuk produk akhir atau untuk
item tertentu. Permintaan untuk material, parts, atau produk yang diturunkan dari
struktur bill of material, harus dihitung dan tidak boleh diramalkan, sebagai
missal adalah produk ban yang terkait langsung dengan struktur bill of material
untuk mobil.
Apabila telah diketahui bahwa kita akan memproduksi 100 buah mobil,
permintaan untuk ban harus dihitung yaitu sebanyak: 100 mobil x 5 buah ban per
mobil = 500 buah ban. (Catatan: satu mobil membutuhkan lima buah ban,
termasuk ban cadangan). Dalam kasus pembuatan mobil ini, permintaan terhadap
produk ban desebut sebagai dependent demand, karena terkait langsung dengan
struktur bill of material untuk produk akhir mobil.
Sebaliknya independent demand didefinisikan sebagai permintaan
terhadap material, parts, atau produk, yang bebas atau tidak terkait langsung
dengan struktur bill of material untuk produk akhir atau item tertentu. Permintaan
untuk produk akhir, parts, atau produk yang digunakan untuk percobaan
digolongkan ke dalam independent demand. Produk yang tergolong ke dalam
independent demand merupakan obyek untuk peramalan.
Dalam kasus industry mobil, permintaan untuk produk mobil merupakan
independent demand, sehingga permintaan untuk produk mobil dapat diramalkan,
sedangkan permintaan untuk ban yang terkait langsung dengan struktur bill of
material untuk produk akhir mobil harus dihitung. Sebaliknya untuk industry ban,
permintaan untuk produk akhir ban merupakan independent demand, sehingga
dapat diramalkan. Untuk industry ban, permintaan untuk material kain ban tidak
boleh diramalkan, tetapi harus dihitung, karena material kain ban terkait langsung
terhadap atau diturunkan dari struktur bill of material untuk produk akhir ban.
Industri tertentu yang sering memproduksi produk itu sendiri, juga
memperoduksi suku cadang (spare parts) untuk pemeliharaan produk itu. Sebagai
misal industry manufaktur yang memproduksi printer computer, katakanlah merk
Hewlett Packard (HP) yang di samping memproduksi printer HP sebagai produk
akhir, juga memproduksi suku cadang Inkjet Print Cartridge (IPC) yang dijual
bebas untuk keperluan pemeliharaan printer Deskjet HP. Katakanlah bahwa
industry HP akan memproduksi 100.000 printer Deskjet Seri tertentu per tahun.
Dalam hal ini katakanlah setiap printer membutuhkan dua unit Inkjet Print
Cartridge (IPC), sehingga IPC yang dibutuhkan untuk 100.000 printer harus
dihitung sebagai: 100.000 x 2 IPC = 200.000 IPC. Dalam hal ini kebutuhan IPC
untuk printer harus dihitung, karena IPC terkait langsung dengan struktur bill of
material untuk printer Deskjet HP itu.
Dalam hal ini permintaan IPC yang digunakan sebagai parts dalam
sehingga dapat dihitung berdasarkan kuantitas printer Deskjet HP yang akan
diproduksi. Tetapi di samping itu industri HP juga memproduksi IPC untuk
keperluan pemeliharaan produk printer Deskjet yang telah dibeli oleh pelanggan.
Dalam hal ini parts IPC yang dijadikan sebagai suku cadang printer Deskjet HP
yang telah dibeli oleh pelanggan diklasifikasikan sebagai independent demand.
Karena kita tidak mengetahui berapa kebutuhan pasti akan IPC pengganti per-
satuan waktu, suku cadang IPC tidak dapat dihitung tetapi harus diramalkan
berdasarkan data dari permintaan aktual dari pasar pada waktu lalu.
Dalam manajemen permintaan, aktivitas pelayanan pesanan (order
service) merupakan hal yang pasti (certain), sehingga yang diperlukan dari
manajemen industri adalah membuat catatan akurat tentang pesanan yang diminta
oleh berbagai pihak, kemudian menghitung total pesanan yang diterima itu.
Aktivitas pelayanan pesanan dapat dilakukan dengan baik oleh pihak manajemen
industri, karena hanya membutuhkan sistem pengelolaan pesanan yang teratur.
Hal yang perlu diperhatikan secara hati-hati dalam manajemen permintaan adalah
aktivitas peramalan terhadap independent demand, karena bersifat tidak pasti
(uncertain).
Peramalan yang dilakukan oleh Departemen Pemasaran seyogianya
memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Berkaitan dengan hal ini, akan dibahas
secara lebih terperinci tentang sistem peramalan (forecasting system) yang dapat
dijadikan panduan bagi para manajer atau staf yang bertanggung jawab terhadap
2.7. Konsep Dasar Sistem Peramalan Dalam Manajemen Per mintaan
Pada dasarnya terdapat Sembilan langkah yang harus diperhatikan untuk
menjamin efektivitas dan efisiensi dari sistem permalan dalam manajemen
permintaan, yaitu:
a. Menentukan tujuan dari peramalan.
b. Memilih item independent demand yang akan diramalkan.
c. Mentukan horizon waktu dari peramalan (jangka pendek, menengah, atau
panjang).
d. Memilih model-model peramalan.
e. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan.
f. Validasi model peramalan.
g. Membuat peramalan
h. Implementasi hasil-hasil peramalan.
i. Memantau keandalan hasil peramalan.
Tujuan utama dari peramalan dalam manajemen permintaan adalah untuk
meramalkan permintaan dari item-item independent demand di masa yang akan
datang. Selanjutnya dengan mengkombinasikannya dengan pelayanan pesanan
(order service)yang bersifat pasti , kita dapat menetahui total permintaan dari
suatu item atau produk agar memudahkan manajemen produksi dan inventori.
Perencanaan produksi dan inventori, termasuk kapasitas dan sumber daya lainnya
dalam industri manufaktur, seyogianya mengacu kepada data total permintaan
produk di masa yang akan datang. Dengan demikian jelas bahwa tujuan utama
peramalan dalam manajemen permintaan adalah untuk mencapai efektivitas dan
Pemilihan item-item independent demand yang akan tergantung pada
situasi dan kondisi aktual dari masing-masing industri manufaktur. Namun yang
terpenting bagi manajemen industri adalah memperhatikan bahwa item-item
independent demand adalah item-item bebas atau tidak terkait langsung dengan
struktur bill of material (BOM) untuk produk akhir yang akan dibuat oleh industri
manufaktur itu. Jelas dalam setiap industri manufaktur, produk akhir merupakan
item independent demand yang dipilih untuk diramalkan.
Penentuan horizon waktu peramalan akan tergantung pada situasi dan
kondisi aktual dari masing-masing industri manufaktur serta tujuan dari
peramalan itu sendiri. Bagaimanapun juga, peramal (forecaster) harus memilih
interval ramalan (forecast interfal) atau bagaimana seringnya mengembangkan
suatu ramalan. Alternative yang umum dipilih menggunakan interval waktu:
harian, mingguan, bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan. Disamping itu,
peramal harus memilih banyaknya periode di masa mendatang yang diramalkan.
Alternative ini dapat mencakup periode 12 atau 24 bulan mendatang, atau periode
8, 12, 16, atau 20 triwulan mendatang. Dalam sistem peramalan berlaku aturan
bahwa semakin jauh periode di masa mendatang yang diramalkan dengan asumsi
faktor-faktor lain tetap, hasil ramalan akan semakin kurang akurat. Dengan
demikian, semakin panjang horizon waktu peramalan, hasil-hasil ramalan akan
semakin kurang akurat. Dalam industri manufaktur, pemilihan interval waktu
mingguan dimaksudkan untuk peramalan jangka pendek, sedangkan interval
waktu bulanan untuk peramalan jangka menengah, dan interval waktu triwulan