TUGAS AKHIR
PRA RENCANA PABRIK GLISEROL DARI LIMBAH
PABRIK BIODIESEL DENGAN PROSES
TRANSESTERIFIKASI
DISUSUN OLEH :
ANDI TRIAS P. 0831310060
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
PABRIK GLISEROL DARI LIMBAH PABRIK BIODIESEL
DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI
PRA RENCANA PABRIK
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Kimia
Oleh :
ANDI TRIAS P.
NPM. 0831310060
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
PABRIK GLISEROL DARI LIMBAH PABRIK BIODIESEL
DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI
Disusun Oleh :
Andi Trias P.
0831310060
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Pada Tanggal 13 April 2012
Tim Penguji: 1.
Ir. Luluk Edahwati, MT.
NIP. 19640611 199203 2001
Dosen Pembimbing:
Ir. Sutiyono, MT.
NIP. 19600713 198703 1001
2.
Ir. Ely Kurniati, MT.
NIP. 19641018 199203 2001
3.
Ir. Suprihatin, MT.
NIP. 19630508 199203 2001
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
LEMBAR PENGESAHAN
PRA RENCANA PABRIK
GLISEROL DARI LIMBAH PABRIK BIODIESEL
DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI
Oleh :
ANDI TRIAS P. NPM. 0831310060
Surabaya, 13 April 2012
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan periode V tahun 2011/2012
Dosen Pembimbing
Ir. Sutiyono
,
MT
LEMBAR PERSETUJUAN
Mahasiswa dengan nama dan NPM yang tertera dibawah ini:
NAMA : Andi Trias P.
NPM / JURUSAN : 0831310060 / Teknik Kimia
Telah menyelesaikan tugas akhir dan disetujui untuk mengikuti Ujian Negara
Lisan periode II Tahun Akademik 2011– 2012
1. PRA RENCANA PABRIK (DESIGN/ TA)
Judul : PABRIK GLISEROL DARI LIMBAH PABRIK
BIODIESEL DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI
2. SKRIPSI
Judul : PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI BIJI DURIAN MENGGUNAKAN H2SO4 DAN H2C2O4 3. PKL
Judul : PROSES PEMBUATAN GULA DI PABRIK GULA
CANDI BARU SIDOARJO
Dosen Pembimbing Design/TA
Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 1987031 001
Dosen Pembimbing Skripsi
Ir. Retno Dewati, MT
NIP. 19600112 1987032 001
Dosen Pembimbing PKL
Ir. Retno Dewati, MT
NIP. 19600112 1987032 001
Mengetahui,
Ir. Retno Dewati, MT
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan dengan segala
rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat menyelesaikan Tugas
Akhir “Pra Rencana Pabrik Gliserol Dari Limbah Pabrik Biodiesel Dengan Proses
Transesterifikasi”, dimana Tugas Akhir ini merupakan syarat terakhir untuk
menyelesaikan program pendidikan kesarjanaan di Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Gliserol Dari Limbah Pabrik Biodiesel
Dengan Proses Transesterifikasi” ini disusun berdasarkan pada beberapa sumber
yang berasal dari beberapa literature, data-data, dan internet.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih atas segala bantuan
baik berupa saran, sarana maupun prasarana sampai tersusunya Tugas Akhir ini
kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Pembimbing dan Dekan FTI UPN
“Veteran” Jawa Timur
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia FTI UPN
“Veteran” Jawa Timur
3. , selaku Dosen Penguji.
4. , selaku Dosen Penguji.
5. , selaku Dosen Penguji.
6. Dosen-dosen Jurusan Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran” Jawa Timur
7. Seluruh Civitas Akademik Jurusan Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran”
Jawa Timur
9. Semua pihak yang telah membantu, memberikan bantuan, saran serta
dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Saya menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, karena
itu segala kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dalam
sempurnanya penelitian ini.
Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga tugas akhir yang
telah dilakukan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Teknologi Indusri Jurusan Teknik Kimia.
Surabaya, April 2012
INTISARI
Gliserol terdapat dalam bentuk lemak hewan dan tumbuhan serta bermacam-macam minyak. Gliserol dapat digunakan sebagai bahan pembuatan alkyl resin, ester gum, obat-obatan dan farmasi, kosmetik, wangi-wangian, bahan pembuatan sabun, bahan peledak, sebagai bahan plastiliser, sebagai solven dan pembuatan gula-gula dan ice cream, sebagai minyak pelumas, dan sebagainya. Tujuan dari Pra Rancangan Pabrik Gliserol dari Hasil Samping Pabrik Biodiesel adalah untuk memanfaatkan hasil samping pabrik biodiesel, sehingga menghasilkan produk yang lebih bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan perindustrian akan gliserol dan menambah lapangan kerja di dunia industri, secara khusus industri kimia.
Proses produksi gliserol ini adalah: produk samping dari pabrik biodiesel ditampung di Tangki Penampungan bahan baku pada temperatur kamar, kemudian dipompa ke dalam Reaktor untuk direaksikan dengan NaOH 10% pada kondisi operasi 30 oC dan tekanan 1 atm. Dari reaksi yang terjadi dalam reaktor, produk yang terbentuk dan produk lainnya kemudian diumpan masuk ke Rotary Drum Vacuum Filter. Larutan yang didapatkan kemudian di pompa ke Tangki Netralisasi untuk menghilangkan NaOH yang sisa dengan cara menambahkan CH3COOH 30% pada kondisi operasi temperatur 30 oC dan tekanan 1 atm. Dari Tangki Netralisasi, larutan yang sudah dinetralkan kemudian dimasukkan ke dalam Rotary Drum Vakum Filter untuk memisahkan sabun yang terbentuk dari larutan. Larutan yang dihasilkan kemudian dipompakan ke Dekanter untuk memisahkan Methanol dan Gliserol dari larutan lainnya. Kemudian, hasil Methanol dan Gliserol dari Dekanter dimasukkan ke dalam Menara Distilasi untuk menguapkan metanol dan airnya. Menara distilasi beroperasi pada tekanan 1 atm dan temperatur 94 oC, sehingga produk pada bottom distilasi adalah gliserol dengan tingkat kemurnian hampir mencapai 98%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
INTISARI iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang I-1
I.2. Manfaat I-2
I.3. Aspek Ekonomi I-3
I.4. Sifat Bahan Baku Dan Produk I-4
BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES
II.1. Macam Dan Uraian Proses II-1
II.2. Seleksi Proses II-4
II.3. Uraian Proses II-6
BAB III NERACA MASSA III
BAB IV NERACA PANAS IV
BAB V SPESIFIKASI ALAT V
BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA VI
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.2. Keselamatan Kerja VII-4
BAB VIII UTILITAS
VIII.1. Kebutuhan Steam VIII-2
VIII.2. Kebutuhan Air VIII-5
VIII.3. Spesifikasi Alat-Alat Utilitas VIII-8
VIII.4. Penyediaan Tenaga Listrik VIII-12
BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
IX.1. Lokasi IX-1
IX.2. Tata Letak Pabrik IX-4
BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN
X.1. Umum X-1
X.2. Bentuk Perusahaan X-1
X.3. Struktur Organisasi X-2
BAB XI ANALISA EKONOMI
XI.1. Total Capital Investment (TCI) XI-1
XI.2. Total Production Cost (TPC) XI-2
BAB XII KESIMPULAN DAN SARAN
XII.1. Kesimpulan XII-1
XII.2. Saran XII-2
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Ekspor Dan Impor Produk Gliserol di Indonesia I-3
Tabel 2. Perbandingan Proses Esterifikasi dan Transesterifikasi II-4
Tabel 3. Kebutuhan Listrik Ruang Pabrik dan Daerah Pabrik VIII-13
Tabel 4. Pembagian Luas Pabrik IX-7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Perkembangan Industri Gliserol I-3
Gambar 2. Lay Out Pabrik Gliserol IX-9
Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan X-11
Tugas Akhir BAB I -1
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Gliserol terdapat dalam bentuk lemak hewan dan tumbuhan serta
bermacam-macam minyak. Gliserol jarang ditemukan dalam bentuk bebas tetapi
biasanya terdapat sebagai trigliserida yang bercampur dengan bermacam-macam
asam lemak misalnya: asam stearat, asam oleat, asam palminat dan asam laurat,
serta sebagian lemak. Asam lemak tersebut biasanya ditemukan dalam minyak
kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO), Minyak kelapa, Cotton Seet, Soybean oil, dan Olive. Minyak nabati menghasilkan gliserol yang lebih besar dari pada beberapa lemak hewan seperti Tallow dan Lard. Gliserol juga terdapat secara alamiah sebagai trigliserida pada seluruh sel-sel
hewan dan tumbuhan dalam bentuk lipida sebagai Lecithine Dap Caphaline. Trigliserida ini tidak mempunyai nilai komersil.
Gliserol pertama kali dibuat pada tahun 1779 oleh Scheele, yang
memanaskan campuran Litharge dan Olive Oil dan kemudian diekstraksi dengan air. Dengan menguapkan air, Scheele mendapatkan cairan yang rasanya manis.
Kemudian oleh Chevreul, Poluze, Bertheolot, dan lainnya dipekatkan dan didapat
Tugas Akhir BAB I -2
Pendahuluan
Gliserol merupakan hasil samping dari pabrik biodiesel dengan bahan
baku Crude Palm Oil (CPO).
I.2 Manfaat
Dalam industri, gliserol dapat digunakan sebagai bahan pembuatan alkyl resin, ester gum, obat-obatan dan farmasi, kosmetik, wangi-wangian, sebagai pelapis luar daun tembakau agar tidak cepat layu atau rusak, bahan pembuatan
sabun spesial dan transparan, bahan peledak, sebagai bahan plastiliser untuk
regenerasi selulosa, sebagai solven dan pembuatan gula-gula dan ice cream, untuk menjaga kristalisasi, sebagai minyak pelumas pada kompresor oksida
karena gliserol tahan terhadap oksida minyak mineral. Gliserol dapat digunakan
pada pompa yang terkena bensena dan bensin karena gliserol tidak larut dalam
kedua zat tersebut. Untuk pelumas biasanya ditambahkan grafit dalam gliserol, hal ini juga dipergunakan untuk alat-alat ukur dan kran yang bertekanan tinggi,
gliserol juga digunakan untuk melunakkan daging, bahan campuran makanan agar
mudah dicerna dan tidak beracun dengan karbohidrat membentuk lemak.
Tujuan dari Pra Rancangan Pabrik Gliserol dari Hasil Samping Pabrik
Biodiesel adalah :
a). Memanfaatkan hasil samping pabrik biodiesel, sehingga menghasilkan produk
yang lebih bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan perindustrian akan gliserol.
Tugas Akhir BAB I -3
Pendahuluan
I.3 Aspek
Ekonomi
Guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, sebagian besar masih
menggantungkan pada impor. Tetapi disisi lain selain untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri, tetapi juga diorientasikan untuk meningkatkan ekspor guna
memperbesar pendapatan devisa negara. Dari tabel dibawah ini, dapat diketahui
bahwa volume impor gliserol masih jauh lebih besar dengan volume ekspornya.
Tabel I.3.1 Data Ekspor Dan Impor Produk Gliserol di Indonesia
Tahun
IMPOR
(dalam ton)
2005 8.564,295
2006 4.853,284
2007 5.784,856
2008 6.325,468
2009 9.326,350
Sumber: Biro Pusat Statistik (BPS)
Tugas Akhir BAB I -4
Pendahuluan
Dalam menentukan kapasitas pabrik gliserol ini, dititik beratkan pada
ketersediaan bahan baku gliserol dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri
sekaligus untuk peningkatan volume ekspornya. Sedangkan kebutuhan dalam
negeri dan luar negeri akan gliserol masih cukup besar dengan melihat semakin
banyaknya didirikan industri makanan, minuman, tekstil dan farmasi yang
membutuhkan produk gliserol ini. Selain itu, jumlah industri gliserol yang masih
sangat sedikit di Indonesia. Hal ini menjadi suatu tantangan bagi produsen untuk
memproduksi gliserol, karena peluangnya yang cerah dan terbuka lebar.
I.4
Sifat Bahan Baku Dan Produk
1. Bahan baku
Hasil samping pabrik biodiesel :
Gliserol : 27,8975 %
Tripalmitin : 26,9255 %
Sabun : 15,2241 %
Metanol : 14,3669 %
Air : 7,9914 %
Metil ester : 5,1259 %
Kotoran : 1,6211 %
NaOH : 0,8476 %
2. Bahan Pembantu
Natrium Hidroksida (NaOH)
Asam Asetat (CH3COOH)
I.4.1 Sifat-sifat bahan pembantu dan bahan baku
1. Crude Palm Oil (CPO)
Tugas Akhir BAB I -5
Pendahuluan
Viskositas () pada 30oC : 3,595 Cp
Indeks bias pada 40oC : 0,9226
Angka iodium : 48-56 g-I2/100g
Bilangan penyabunan : 196-206 mg-KOH/g
2. Air
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18 Kg/kmol
Densitas : 1000 Kg/m3
Viskositas pada 30 oC : 0,84 Cp
Titik didih : 100 oC
3. Metil Ester
Rumus Molekul : RCOOCH3
Berat Molekul : 326 Kg/Kmol
Bentuk : Cairan
Densitas : 871,655 Kg/m3
Viskositas : 5,79 Cp
4. Metanol (CH3OH)
BM : 32 kg/kmol
Titik didih : 64 oC
Titik beku : -97,7 oC
Densitas : 792,12 kg/m3
5. Natrium Hidroksida
Tugas Akhir BAB I -6
Pendahuluan
Spesifik grafiti : 2,13
Titik didih : 319 oC
6. Asam asetat (CH3COOH)
BM : 60 kg/kmol
Titik didih : 118,1 oC
Titik lebur : 16,6 oC
Viskositas (30 oC) : 0,0366 Cp
Densitas : 1.260 kg/m3
I.4.2 Sifat-sifat produk
Produk yang dihasilkan adalah gliserol 97,622% Gliserol merupakan
larutan bening, berwarna dan tidak berbau. Larutan higrokopis dengan rasa manis dan larut dalam air, alkohol dan menyerap SO2 dan H2 dari udara.
1. Sifat-sifat fisik gliserol
Titik didih pada 1 atm : 289,0 0C
Titik leleh : 17,8 0C
Temperatur kritis : 453 0C
Tekanan kritis : 66,9 atm
Densitas liquid : 1.261 Kg/m3
Panas laten penguapan : 61.127 J/mol
Gliserol larut sempurna dalam air dan alkohol, serta sedikit larut
dalam ether, ethil asetat dan doxan
Gliserol tidak larut dalam Hidrokarbon
Tugas Akhir BAB I -7
Pendahuluan
Rumus kimia : H2COH. HCOH. H2COH
Berat molekul : 92 kg/kmol
Gliserol sebagai alkohol trihidrat dapat membentuk ester, amina, halida,
aldehida dan senyawa tak jenuh seperti akrolein. Oksida gliserin menghasilkan
bermacam-macam produk tergantung pada kondisi reaksi, misalnya dapat
menghasilkan gliseraldehid dari oksida hidroksil.asam sitrat dapat mengkonversi
Tugas Akhir BAB I I -1
Seleksi D an U raian Proses
BAB II
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
II.1 Macam Dan Uraian Proses
Secara umum Gliserol dibuat dari dua bahan baku utama yang berbeda,
yaitu bahan baku sintetis dan bahan baku alami. Bahan baku sintetis yang biasa
digunakan antara lain propylene dari industri petrochemical. Sedangkan bahan
baku alami berupa minyak, antara lain: coconut oil, palm oil, palm kernel oil dan
soybean oil. Berdasarkan Shreve’s Chemical Process Industries (1986), ada 3 cara pembuatan Gliserol. Penggolongan ini didasarkan pada perbedaan bahan baku
yang digunakan. Ketiga cara itu antara lain:
1. Hidrolisa Tripalmitin Dengan Air (Twitchell)
2. Hidrolisa Tripalmitin Dengan Katalis (Batch Autoclave)
3. Transesterifikasi Tripalmitin dengan NaOH (Continuous)
II.1.1. Hidrolisa Tripalmitin Dengan Air (Twitchell)
Pada proses ini minyak dihidrolisa dengan menggunakan proses batch
pada suhu 100-105 oC, tekanan vakum, konversi yang diperoleh 85-98% dengan kemurnian gliserol 5-15% dan waktu tinggal 12-48 jam. Proses ini menggunakan
Tugas Akhir BAB I I –2
Seleksi D an U raian Proses
menggunakan reaktor tangki berpengaduk. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
CH2RCOO CH2OH
| |
CHRCOO + 3 H2O CHOH + 3RCOOH
| |
CH2RCOO CH2OH
Tripalmitin air gliserol asam lemak
Gliserol akan dipisahkan dari asam lemak melalui bagian bawah tangki hidrolisis.
Sedangkan asam lemak bersama katalis akan keluar melalui bagian atas. Hasil
bawah reaktor disebut sweet water dengan kandungan gliserol sekitar 15%. Untuk menetralkan asam lemak yang terbawa dan memekatkan gliserol sampai
konsentrasi yang dikehendaki dilakukan proses lanjutan yaitu netralisasi, filtrasi,
evaporasi, distilasi, dan kondensasi.
Adapun kelebihan proses ini antara lain:
a. Temperatur dan tekanan rendah.
b. Biaya awal rendah, karena alat yang dibutuhkan mudah dan murah.
Sedangkan kelemahannya antara lain:
a. Perlu adanya pengendalian katalis.
b. Waktu reaksi lama.
c. Untuk persediaan bahan baku harus segera disuling untuk menghindari
kontaminasi katalis.
d. Terjadi penguapan yang tinggi.
e. Membentuk lebih dari satu tahapan untuk mendapatkan hasil yang baik,
serta konsentrasi gliserol yang tinggi.
Tugas Akhir BAB I I –3
Seleksi D an U raian Proses
g. Proses hanya menguntungkan untuk skala kecil.
II.1.2. Hidrolisa Tripalmitin Dengan Katalis (Batch Autoclave)
Proses ini meliputi hidrolisis asam lemak dengan air pada fase cair dengan
menggunakan katalis Seng Oksida (ZnO) dan Magnesium Oksida (MgO) atau
tanpa katalis. Proses ini akan memberikan konversi sebesar 85-89%. Reaksi
hidrolisis menggunakan katalis berlangsung pada suhu 150-175 oC dan tekanan 0,5-1 atm dengan waktu tinggal selama 5-10 jam.
Kelebihan proses ini adalah:
a. Waktu tinggal lebih sedikit dibanding dengan Proses Twitchell.
b. Adanya pengendalian katalis.
c. Biaya awal lebih murah, untuk produksi berkapasitas rendah.
Kelemahan proses ini antara lain:
a. Reaksi lebih lama jika dibandingkan dengan proses kontinyu.
b. Tidak dapat beradaptasi dengan pengendalian yang otomatis, seperti
halnya proses kontinyu.
c. Proses ini membutuhkan lebih dari 1 tahapan untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik serta gliserol yang mempunyai konsentrasi tinggi.
II.1.3. Transesterifikasi Tripalmitin dengan NaOH (Continuous)
Alam menyediakan kebutuhan gliserol dalam bentuk tripalmitin yang
terkandung pada hewan dan minyak yang terkandung pada sejenis tanaman dan
Tugas Akhir BAB I I –4
Seleksi D an U raian Proses
mempunyai banyak kandungan asam lemak seperti minyak kedelai (28%), minyak
jagung (46%), minyak kelapa sawit (43%) dan lemak babi (46%). Selain itu,
produk samping dari pabrik biodiesel yaitu minyak sisa yang mengandung asam
palmitat jika direaksikan dengan NaOH maka akan terbentuk gliserol dan sabun.
Transesterifikasi berlangsung dengan bantuan katalis, salah satu yang sering
digunakan dan mudah didapatkan adalah larutan NaOH. Persamaan reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
CH2RCOO CH2OH
| |
CHRCOO + 3 NaOH CHOH + 3RCOONa
| |
CH2RCOO CH2OH
Tripalmitin air gliserol sabun
Dengan dibantu pengadukan dan pengaliran steam (uap), terjadi
pembuangan air ekses dari larutan gliserol dan NaOH. Proses transesterifikasi ini
akan memberikan konversi reaksi tripalmitin menjadi gliserol sebanyak 90-98%
dan selektifitas monoester 70%.
II.2 Seleksi
Proses
Proses pembuatan gliserol bisa ditinjau dari macam reaksi dan kebutuhan
bahan baku. Berikut ini perbandingan antara proses esterifikasi dengan proses
Tugas Akhir BAB I I –5
Seleksi D an U raian Proses
Tabel II.2 Perbandingan Antara Proses Twitchell, Batch Autoclave dan Continuous
Parameter Proses Twitchell Proses Batch
Autoclave
Proses Continuous
1. Aspek Teknis
Proses:
a. Bahan Baku
b. Produk
c. Katalis
d. Pemisahan Produk
e. Konversi Reaksi (%)
f. Pengendali
g. Skala
h. Waktu (jam)
Operasi:
a. Suhu (oC)
b. Tekanan (atm)
Trigliserida
Gliserol
alkyl aryl sulfonic acid
Sulit 85-98 Manual Kecil 12-48 100-105 0 Trigliserida Gliserol MgO, ZnO Mudah 85-98 Otomatis Sedang 10-12 150-175 0,5-1 Trigliserida Gliserol NaOH Mudah 97-99 Otomatis Besar 8-10 180-200 1-1,5
2. Aspek Ekonomis
a. Investasi
b. Biaya Operasi
c. Pay Of Time
Besar Besar Lama Sedang Besar Lama Sedang Sedang Sedang
Dengan melihat perbandingan kedua proses ditinjau dari aspek teknis yaitu
kemudahan dalam pemisahan produk dan aspek ekonomis, maka dipilih proses
Tugas Akhir BAB I I –6
Seleksi D an U raian Proses
II.3 Uraian
Proses
Proses pembuatan gliserol dari bahan baku hasil samping pabrik biodiesel,
pertama-tama dilakukan penyiapan bahan baku yang berasal dari pabrik biodiesel.
Adapun komposisi produk samping pabrik biodiesel adalah:
- Gliserol : 27,8975 %
- Tripalmitin : 26,9255 %
- Sabun : 15,2241 %
- Metanol : 14,3669 %
- Air : 7,9914 %
- Metil ester : 5,1259 %
- Kotoran : 1,6211 %
- NaOH : 0,8476 %
Pembuatan gliserol dari hasil samping pabrik biodiesel
Produk samping dari pabrik biodiesel ditampung di Tangki Penampungan
bahan baku (TP-01) pada temperatur kamar kemudian dipompa ke dalam Reaktor
untuk direaksikan dengan NaOH 10% (TP-02) pada kondisi operasi 30 oC dan tekanan 1 atm. Adapun tujuan direaksikan dengan NaOH adalah untuk
menkonversi Tripalmitin yang terdapat pada produk samping pabrik biodiesel menjadi gliserol dan sabun. Dari reaksi yang terjadi dalam reaktor, produk yang
Tugas Akhir BAB I I –7
Seleksi D an U raian Proses
yang sisa dengan cara menambahkan CH3COOH 30% (TP-04) pada kondisi operasi temperatur 30 oC dan tekanan 1 atm. Dari Tangki Netralisasi (TN) larutan yang sudah dinetralkan kemudian dimasukkan ke dalam Rotary Drum Vakum Filter (RDVF-02) untuk memisahkan sabun (TP-05) yang terbentuk dari larutan. Larutan yang dihasilkan kemudian dipompakan ke Dekanter untuk memisahkan Metil Ester dan Tripalmitin (TP-06) dari larutan. Kemudian, hasil larutan dari
Dekanter dimasukkan ke dalam Menara Distilasi untuk menguapkan metanol dan air yang terkandung dalam larutan tersebut sehingga gliserol yang dihasilkan
mencapai 98%. Pada menara distilasi digunakan steam sebagai media pemanas
yang berfungsi sebagai pemanasan lanjut di Reboiler dan untuk mempertahankan
temperatur. Menara distilasi beroperasi pada tekanan 1 atm dan temperatur 94 oC, sehingga pada puncak menara distilasi produk yang dihasilkan adalah metanol dan
air (TP-07). Produk pada bottom distilasi adalah gliserol dengan tingkat kemurnian hampir mencapai 98%. Gliserol tersebut kemudian didinginkan sampai
Tugas Akhir BAB I I I -1
N eraca M assa
BAB III
NERACA MASSA
Direncanakan :
Kapasitas Produksi = 20.000 ton gliserol/tahun
Waktu Operasi = 330 hari/tahun
= 24 jam/hari
Rate Operasi =
hari jam x thn hari ton kg x thn ton / 24 / 330 / 1000 / 000 . 20
= 1.262,626 kg/jam
Faktor pengali (FP) =
jam kg jam kg / 800 , 27 / 626 , 262 . 1 = 45,418
1.
Neraca Massa REAKTOR
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Dari Tangki Bahan Baku: Menuju ke RDVF 01:
Gliserol 1.267,052 Gliserol 1.392,681
Tripalmitin 1.222,906 Tripalmitin 122,291
Methanol 652,518 Methanol 652,518
Metil Ester 232,809 Metil Ester 232,809
NaOH 38,496 NaOH 56,703
H2O 362,954 H2O 526,818
Sabun 691,450 Sabun 1.830,300
Impurities 73,627 Impurities 73,627
Dari Tangki NaOH 10%:
NaOH 10% 182,070
H2O 163,863
Tugas Akhir BAB I I I -2
N eraca M assa
2.
Neraca Massa RDVF-01
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Dari Reaktor: Menuju ke Tangki Penampungan:
Gliserol 1.392,681 Gliserol 98,739
Tripalmitin 122,291 Tripalmitin 8,670
Methanol 652,518 Methanol 46,262
Metil Ester 232,809 Metil Ester 16,506
NaOH 56,703 NaOH 4,020
H2O 526,818 H2O 37,350
Sabun 1.830,300 Sabun 1.830,300
Impurities 73,627 Impurities 73,627
Menuju ke Tangki Netralisasi:
Gliserol 1.293,942
Tripalmitin 113,620
Methanol 606,255
Metil Ester 216,303
NaOH 52,683
H2O 489,467
Total 4.887,747 Total 4.887,747
3.
Neraca Massa TANGKI NETRALISASI
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Dari RDVF 01: Menuju ke RDVF 02:
Gliserol 1.293,942 Gliserol 1.293,942
Tripalmitin 113,620 Tripalmitin 113,620
Methanol 606,255 Methanol 606,255
Metil Ester 216,303 Metil Ester 216,303
NaOH 52,683 H2O 568,492
H2O 489,467 CH3COONa 108,001
Dari Tangki CH3COOH 30%:
CH3COOH 30% 79,025
H2O 55,317
Tugas Akhir BAB I I I -3
N eraca M assa
4.
Neraca Massa RDVF-02
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Dari Tangki Netralisasi: Menuju ke Tangki Penampungan:
Gliserol 1.293,942 Gliserol 5,548
Tripalmitin 113,620 Tripalmitin 0,487
Methanol 606,255 Methanol 2,600
Metil Ester 216,303 Metil Ester 0,927
H2O 568,492 H2O 2,438
CH3COONa 108,001 CH3COONa 108,001
Menuju ke Dekanter:
Gliserol 1.288,394
Tripalmitin 113,133
Methanol 603,656
Metil Ester 215,376
H2O 566,055
Total 2.906,614 Total 2.906,614
5.
Neraca Massa DEKANTER
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Dari RDVF 02: Menuju ke Tangki Penampungan: Gliserol 1.288,394 Tripalmitin 113,133 Tripalmitin 113,133 Metil Ester 215,376 Methanol 603,656 Menuju ke Distilasi:
Metil Ester 215,376 Gliserol 1.288,394
H2O 566,055 Methanol 603,656
H2O 566,055
Tugas Akhir BAB I I I -4
N eraca M assa
6.
Neraca Massa DISTILASI
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Dari Dekanter: Menuju ke Tangki Penampungan: Gliserol 1.288,394 Methanol 603,656
Methanol 603,656 H2O 554,734
H2O 566,055 Gliserol 25,768
Menuju ke Tangki Produk:
Gliserol 1.262,626
H2O 11,321
Tugas Akhir BAB I V-1
N eraca Panas
BAB IV
NERACA PANAS
1.
Neraca Panas Total REAKTOR
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
QGliserol 86,203 QGliserol 30.123,690
QTripalmitin 76,199 QTripalmitin 2.422,577
QMethanol 42,957 QMethanol 13.657,198
QMetil Ester 12,694 QMetil Ester 4.035,857
QNaOH 3,310 QNaOH 1.549,989
QNaOH 10% 910,352 QH2O 18.438,624
QH2O 39,957 QSabun 57.013,859
QH2O 90% 729,192 QImpurities 901,935
QSabun 67,747 ∆HR (60 oC) 356,646
QImpurities 2,837 Qloss 6.659,417
Qs 133.188,345
Total 135.159,793 Total 135.159,793
2.
Neraca Panas Total COOLER-01
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
QGliserol 30.123,690 QGliserol 4.303,384
QTripalmitin 2.422,577 QTripalmitin 346,082
QMethanol 13.657,198 QMethanol 1.951,028
QMetil Ester 4.035,857 QMetil Ester 576,551
QNaOH 1.549,989 QNaOH 221,427
QH2O 18.438,624 QH2O 2.634,089
QSabun 57.013,859 QSabun 8.144,837
QImpurities 901,935 QImpurities 128,848
QWater in 27.459,371 QWater out 137.296,853
Tugas Akhir BAB I V-2
N eraca Panas
3.
Neraca Panas Total NETRALISASI
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
QGliserol 3.998,282 QGliserol 3.995,586
QTripalmitin 321,546 QTripalmitin 321,329
QMethanol 1.812,704 QMethanol 1.811,481
QMetil Ester 535,675 QMetil Ester 535,313
QNaOH 205,728 QH2O 2.840,545
QH2O 2.723,924 QCH3COONa 4.797,394
QCH3COOH 21,337
∆HR 4.682,453
Total 14.301,648 Total 14.301,648
4.
Neraca Panas Total HEATER
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
QGliserol 3.981,138 QGliserol 54.939,703
QMethanol 1.804,931 QMethanol 24.908,051
QH2O 2.830,273 QH2O 39.057,773
Qs 116.093,878 Qloss 5.804,694
Total 124.710,220 Total 124.710,220
5.
Neraca Panas Total DISTILASI
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
QGliserol 54.939,703 QB 203.045,440
QMethanol 24.908,051 QD 65.215,106
QH2O 39.057,773 QCD 451.239,299
QRB 632.204,547 Qloss 31.610,227
Tugas Akhir BAB I V-3
N eraca Panas
6.
Neraca Panas Total COOLER-02 (DESTILAT)
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
QMethanol 25.269,037 QMethanol 1.804,931
QH2O 38.831,351 QH2O 2.773,668
QGliserol 1.114,719 QGliserol 79,623
QWater in 15.139,221 QWater out 75.696,105
Total 80.354,327 Total 80.354,327
7.
Neraca Panas Total COOLER-03 (BOTTOM)
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
QGliserol 202.020,202 QGliserol 3.901,515
QH2O 1.025,238 QH2O 56,605
QWater in 49.771,830 QWater out 248.859,150
Tugas Akhir BAB V -1
Spesif ikasi Alat
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
1.
Tangki Penampungan Bahan Baku (F-110)
Fungsi : Untuk menampung bahan baku
Tipe : Tangki vertikal
Material : Carbon Stell SA-334 grade C
Volume = 235,3986 m3
Tinggi silinder = 8,7708 m
Diameter = 5,8472 m
Tebal silinder = 0,0103 m = 0,4056 in
Tebal tutup atas = 0,0160 m = 0,6280 in
Tinggi tangki = 10,0634 m
Jumlah = 4 buah
2.
Pompa (L-111)
Fungsi : Untuk memompa bahan baku menuju ke reaktor
Tipe : sentrifugal pump
Kapasitas = 4.541,814 lb/jam
Laju alir volumetrik = 18,884 gpm
Laju alir pipa = 1,806 ft/dtk
Tugas Akhir BAB V -2
Spesif ikasi Alat
Panjang pipa ekivalen = 6,7178 ft
Kerja pompa = 33,770 lbft/lbm
Daya pompa = 0,163 Hp
Daya motor = 0,510 Hp
3.
Tangki Penampungan NaOH (F-120)
Fungsi : Untuk menampung larutan NaOH 10% yang akan menuju
ke reaktor
Tipe : Tangki vertikal
Material : Carbon Stell SA-334 grade C
Volume = 147,5502 m3
Tinggi silinder = 7,5062 m
Diameter = 5,0041 m
Tebal silinder = 0,0091 m = 0,3584 in
Tebal tutup atas = 0,0138 m = 0,5444 in
Tinggi tangki = 8,5221 m
Jumlah = 2 buah
4.
Pompa (L-121)
Fungsi : Untuk memompa NaOH 10% menuju ke reaktor
Tipe : sentrifugal pump
Kapasitas = 155,670 lb/jam
Tugas Akhir BAB V -3
Spesif ikasi Alat
Laju alir pipa = 1,984 ft/dtk
Tinggi pemompaan = 8 m = 2,512 ft
Panjang pipa ekivalen = 5,412 ft
Kerja pompa = 21,541 lbft/lbm
Daya pompa = 0,047 Hp
Daya motor = 0,154 Hp
5.
Reaktor (R-210)
Fungsi : Untuk mereaksikan tripalmitin dengan NaOH yang akan
membentuk sabun
Type : Reaktor mixed flow
Material : Carbon Stell SA-334 grade C
Ukuran silinder :
- Diameter = 4,5531 m
- Tinggi = 6,8297 m
- Tebal = 0,3307 in = 0,0084 m
Ukuran tutup :
- Tebal tutup = 0,0126 m
- Tinggi tutup = 0,8712 m
Pengaduk :
- Type : Disk Blade (6 buah dengan sudut 45o) - Material : Carbon Stell
Tugas Akhir BAB V -4
Spesif ikasi Alat
Tebal jaket = 0,0034 m
Volume reaktor = 111,1445 m
Tinggi tangki = 8,5721 m
Waktu tinggal = 3 jam
Jumlah = 3 buah
6.
Cooler – 01 (E-211)
Fungsi : Mendinginkan larutan yang keluar dari reaktor
Tipe : Shell and Tube
Media : Air
Kapasitas :
- Aliran larutan = 5.921,7097 kg/jam = 13.057,3699 lb/jam
- Aliran pendingin = 11.860,4949 kg/jam = 26.152,3913 lb/jam
Kondisi operasi :
- Temperatur fluida panas = 140 oF - Temperatur fluida dingin = 86 oF
Luas penampang (A) = 301,5974 ft2
Perpindahan panas (UD) = 63,3169 Btu/hr.ft2.oF
Koefisien perpindahan panas (hi) = 410 Btu/hr.ft2.oF
Tugas Akhir BAB V -5
Spesif ikasi Alat
7.
Rotary Drum Vacuum Filter – 01 (H-212)
Fungsi : Untuk memisahkan padatan (sabun) dari filtrat
Panjang drum = 12 ft
Diameter drum = 10 ft
Luas permukaan = 372 ft2
Kapasitas = 842,4110 lb/ft2.hr Laju alir filtrat = 0,0661 gal/mnt.ft2
Power RDVF = 1,86 Hp
Power motor = 2,33 Hp
8.
Tangki Penampungan (F-213)
Fungsi : Untuk menampung hasil bawah RDVF – 01
Tipe : Tangki vertikal
Volume = 198,5229 m3
Tinggi silinder = 8,2866 m
Diameter = 5,5244 m
Tebal silinder = 0,0099 m = 0,3902 in
Tebal tutup atas = 0,0106 m = 0,4179 in
Tinggi tangki = 9,4333 m
9.
Pompa (L-214)
Fungsi : Untuk memompa filtrat hasil RDVF-01 menuju ke tangki
Tugas Akhir BAB V -6
Spesif ikasi Alat
Tipe : sentrifugal pump
Kapasitas = 1.307,976 lb/jam
Laju alir volumetrik = 10,845 gpm
Laju alir pipa = 1,124 ft/dtk
Tinggi pemompaan = 10 m = 3,140 ft
Panjang pipa ekivalen = 8,870 ft
Kerja pompa = 23,645 lbft/lbm
Daya pompa = 0,102 Hp
Daya motor = 0,377 Hp
10.
Tangki CH
3COOH (F-220)
Fungsi : Untuk menampung larutan CH3COOH
Tipe : Tangki vertikal
Volume = 36,1851 m3
Tinggi silinder = 4,6984 m
Diameter = 3,1322 m
Tebal silinder = 0,0062 m = 0,2430 in
Tebal tutup atas = 0,0086 m = 0,3398 in
Tinggi tangki = 5,2910 m
11.
Pompa (L-221)
Fungsi : Untuk memompa CH3COOH menuju ke tangki netralisasi
Tugas Akhir BAB V -7
Spesif ikasi Alat
Kapasitas = 60,454 lb/jam
Laju alir volumetrik = 6,455 gpm
Laju alir pipa = 1,057 ft/dtk
Tinggi pemompaan = 8 m = 2,512 ft
Panjang pipa ekivalen = 5,412 ft
Kerja pompa = 21,541 lbft/lbm
Daya pompa = 0,047 Hp
Daya motor = 0,154 Hp
12.
Tangki Netralisasi (R-230)
Fungsi : Untuk menetralkan basa dengan menggunakan CH3COOH
Tipe : Tangki vertikal
Volume = 4,8348 m3
Tinggi silinder = 2,4020 m
Diameter = 1,6013 m
Tebal silinder = 0,0052 m
Tebal tutup bawah = 0,0045 m
Tinggi tangki = 3,4953 m
13.
Rotary Drum Vacuum Filter – 02 (H-231)
Fungsi : Untuk memisahkan padatan dari larutan
Tugas Akhir BAB V -8
Spesif ikasi Alat
Panjang drum = 12 ft
Diameter drum = 10 ft
Luas permukaan = 372 ft2
Kapasitas = 577,5508 lb/ft2.hr Laju alir filtrat = 0,0462 gal/mnt.ft2 Power RDVF = 1,8600 Hp
Power motor = 2,3 Hp
14.
Tangki Penampungan (F-232)
Fungsi : Untuk menampung hasil bawah RDVF – 02
Tipe : Tangki vertikal
Volume = 15,7836 m3
Tinggi silinder = 3,5632 m
Diameter = 2,3755 m
Tebal silinder = 0,0053 m = 0,2075 in
Tebal tutup atas = 0,0070 m = 0,2769 in
Tinggi tangki = 3,9926 m
15.
Pompa (L-233)
Fungsi : Untuk memompa filtrat hasil RDVF-02 menuju ke
decanter
Tipe : sentrifugal pump
Tugas Akhir BAB V -9
Spesif ikasi Alat
Laju alir volumetrik = 10,845 gpm
Laju alir pipa = 1,124 ft/dtk
Tinggi pemompaan = 10 m = 3,140 ft
Panjang pipa ekivalen = 8,870 ft
Kerja pompa = 23,645 lbft/lbm
Daya pompa = 0,102 Hp
Daya motor = 0,377 Hp
16.
Decanter (H-310)
Fungsi : Untuk memisahkan campuran berdasarkan berat jenisnya
Type : Decanter gravity kontinu
Volume = 9,7715 m3
Diameter = 1,383 m
Panjang separator = 5,532 m
Tebal silinder = 0,0041 m
Tinggi tangki = 9,0068 m
Tinggi decanter = 2,5821 m
17.
Pompa (L-311)
Fungsi : Untuk memompa hasil samping decanter ke tangki
penampungan
Tipe : sentrifugal pump
Tugas Akhir BAB V -10
Spesif ikasi Alat
Laju alir volumetrik = 7,455 gpm
Laju alir pipa = 1,412 ft/dtk
Tinggi pemompaan = 6 m = 1,884 ft
Panjang pipa ekivalen = 6,421 ft
Kerja pompa = 27,583 lbft/lbm
Daya pompa = 0,087 Hp
Daya motor = 0,177 Hp
18.
Tangki Penampungan (F-312)
Fungsi : Untuk menampung hasil samping (atas) decanter
Tipe : Tangki vertikal
Volume = 78,8485 m3
Tinggi silinder = 6,0912 m
Diameter = 4,0608 m
Tebal silinder = 0,0072 m = 0,2840 in
Tebal tutup atas = 0,0105 m = 0,4125 in
Tinggi tangki = 6,8878 m
19.
Pompa (L-313)
Fungsi : Untuk memompa filtrat hasil decanter menuju ke distilasi
Tipe : sentrifugal pump
Kapasitas = 1.106,147 lb/jam
Tugas Akhir BAB V -11
Spesif ikasi Alat
Laju alir pipa = 1,507 ft/dtk
Tinggi pemompaan = 10 m = 3,140 ft
Panjang pipa ekivalen = 5,141 ft
Kerja pompa = 30,420 lbft/lbm
Daya pompa = 0,143 Hp
Daya motor = 0,327 Hp
20.
Heater (E-314)
Fungsi : Untuk memanaskan campuran yang menuju ke
destilasi
Tipe : Double pipe
Temperatur steam = 392 oF
Kapasitas steam = 406,2013 kg/jam = 895,6739 lb/jam
Kapasitas campuran = 3.659,4565 kg/jam = 8.069,1016 lb/jam
HE yang digunakan = 2 x 1 ¼
Luas penampang = 37,5601 ft2
Koefisien perpindahan panas (UD) = 81,8448 Btu/jam.ft2.oF Koefisien perpindahan panas (ho) = 118,0357 Btu/jam.ft2.oF Koefisien perpindahan panas keseluruhan (Uc) = 97,8642 Btu/jam.ft2.oF
21.
Menara Distilasi (D-320)
Fungsi : Untuk memisahkan methanol dan air dari gliserol
Tugas Akhir BAB V -12
Spesif ikasi Alat
Kondisi Operasi :
- Tekanan = 1 atm = 14,7 Psi
- Aliran umpan = 132,5045 kgmol/jam
- Aliran destilasi = 117,0715 kgmol/jam
- Aliran refluks = 5,0926 kgmol/jam
Plate teoritis = 4,2 tray
Plate aktual = 4,9412 tray
Kecepatan uap maksimum = 7.439,8886 lb/jam
Kecepatan liquid maksimum = 1.594,5473 lb/jam
Diameter kolom = 1,9401 ft = 0,5913 m
Tinggi kolom = 4,5720 m
Tebal shell = 0,1410 in
22.
Condensor (E-321)
Fungsi : Mengkondensasikan uap yang keluar dari kolom atas
menara distilasi
Tipe : Shell and Tub
Media : Air
Kapasitas pendingin = 92.513,8091 kg/jam = 203.992,9491 lb/jam
Kapasitas uap = 2.366,0736 kg/jam = 5.217,1923 lb/jam
Luas penampang = 150,7584 ft2
Tugas Akhir BAB V -13
Spesif ikasi Alat
Koefisien perpindahan panas keseluruhan (Uc) = 693,0403 Btu/jam.ft2.oF
23.
Cooler – 02 (E-322)
Fungsi : Mendinginkan larutan yang keluar dari condensor
Tipe : Shell and Tube
Media : Air
Kapasitas :
- Aliran larutan = 2.366,0736 kg/jam = 5.217,1923 lb/jam
- Aliran pendingin = 12.174,5082 kg/jam = 26.844,7906 lb/jam
Kondisi operasi :
- Temperatur fluida panas = 144,5 oF - Temperatur fluida dingin = 93,2 oF
Luas penampang (A) = 25,1264 ft2
Perpindahan panas (UD) = 467,6842 Btu/hr.ft2.oF
Koefisien perpindahan panas (hi) = 425 Btu/hr.ft2.oF
Koefisien perpindahan panas (ho) = 1.989,5718 Btu/hr.ft2.oF Koefisien perpindahan panas over all (hio) = 4.533,3337 Btu/hr.ft2.oF Koefisien perpindahan panas keseluruhan (Uc) =1.382,7263 Btu/hr.ft2.oF
24.
Pompa (L-323)
Fungsi : Untuk memompa methanol dan air menuju ke tangki
penampungan
Tugas Akhir BAB V -14
Spesif ikasi Alat
Kapasitas = 532,571 lb/jam
Laju alir volumetrik = 12,154 gpm
Laju alir pipa = 1,421 ft/dtk
Tinggi pemompaan = 10 m = 3,140 ft
Panjang pipa ekivalen = 4,842 ft
Kerja pompa = 25,658 lbft/lbm
Daya pompa = 0,124 Hp
Daya motor = 0,301 Hp
25.
Tangki Penampungan Destilat (F-324)
Fungsi : Untuk menampung hasil atas dari proses distilasi (destilat)
yang berupa methanol dan air
Tipe : Tangki vertikal
Volume = 201,5241 m3
Tinggi silinder = 8,3281 m
Diameter = 5,5521 m
Tebal silinder = 0,0093 m = 0,3654 in
Tebal tutup atas = 0,0141 m = 0,5567 in
Tinggi tangki = 9,5507 m
26.
Reboiler (E-325)
Tugas Akhir BAB V -15
Spesif ikasi Alat
Type : Kettle Reboiler
Laju alir massa = 2485,2918 kg/jam = 5480,0684 lb/jam
Laju alir bottom = 2672,5283 kg/jam = 5892,924 lb/jam
Luas penampang (A) = 136,1360 ft2
Perpindahan panas (UD) = 297 Btu/jam.ft2.oF
Koefisien perpindahan panas (hi) = 1435,917 Btu/jam.ft2.oF Koefisien perpindahan panas (ho) = 1500 Btu/jam.ft2.oF Koefisien perpindahan panas over all (hio) = 1249,747 Btu/jam.ft2.oF Koefisien perpindahan panas keseluruhan (Uc) = 681,7431 Btu/jam.ft2.oF
27.
Cooler – 03 (E-326)
Fungsi : Mendinginkan produk yang keluar dari distilasi
Tipe : Shell and Tube
Media : Air
Kapasitas :
- Aliran larutan = 1.293,3829 kg/jam = 2.851,9093 lb/jam
- Aliran pendingin = 13.315,7726 kg/jam = 29.361,2786 lb/jam
Kondisi operasi :
- Temperatur fluida panas = 225,5 oF - Temperatur fluida dingin = 93,2 oF
Luas penampang (A) = 89,5128 ft2
Perpindahan panas (UD) = 72,1901 Btu/hr.ft2.oF
Tugas Akhir BAB V -16
Spesif ikasi Alat
Koefisien perpindahan panas (ho) = 1.615,7315 Btu/hr.ft2.oF Koefisien perpindahan panas over all (hio) = 330,6667 Btu/hr.ft2.oF Koefisien perpindahan panas keseluruhan (Uc) = 274,4909 Btu/hr.ft2.oF
28.
Pompa (L-327)
Fungsi : Untuk memompa produk (gliserol) menuju ke
tangki penampungan produk
Tipe : sentrifugal pump
Kapasitas = 573,276 lb/jam
Laju alir volumetrik = 12,143 gpm
Laju alir pipa = 1,407 ft/dtk
Tinggi pemompaan = 10 m = 3,140 ft
Panjang pipa ekivalen = 5,311 ft
Kerja pompa = 29,621 lbft/lbm
Daya pompa = 0,135 Hp
Daya motor = 0,301 Hp
29.
Tangki Penampungan Produk (F-328)
Fungsi : Untuk menampung hasil bawah destilasi (Produk)
Tipe : Tangki vertikal
Volume = 173,1666 m3
Tinggi silinder = 8,5290 m
Tugas Akhir BAB V -17
Spesif ikasi Alat
Tebal silinder = 0,0107 m = 0,4210 in
Tebal tutup atas = 0,0166 m = 0,6554 in
Tugas Akhir BAB VI -1
Spesif ikasi Alat U t ama
BAB VI
SPESIFIKASI ALAT UTAMA
Reaktor (R-210)
Fungsi : Untuk mereaksikan tripalmitin dengan NaOH yang akan
membentuk sabun
Type : Reaktor mixed flow
Ukuran silinder :
- Diameter = 4,5531 m
Tugas Akhir BAB VI -2
Spesif ikasi Alat U t ama
- Tebal = 0,0084 m
Ukuran tutup :
- Tinggi tutup = 0,8712 m
- Tebal tutup = 0,0126 m
Volume reactor = 111,1445 m3 Tinggi total tangki = 8,5721 m
Waktu tinggal = 3 jam
Material = Carbon stell SA-334 grade C
Jumlah = 3 buah
Tube sheet :
Digunakan tube dengan diameter 2 in sch 40 IPS
OD = 2.3800 in
ID = 1.9390 in
Panjang tube = 39.3209 ft
Pitch = 1 ¼ triangular
Jumlah tube = 150
Distributor :
Diameter lubang = 1.9390 in
Jarak antar lubang = 1 ¼ in
Jumlah lubang = 150
Pengaduk :
Tugas Akhir BAB VI -3
Spesif ikasi Alat U t ama
Diameter pengaduk = 1,9419 m
Panjang pengaduk = 1,4565 m
Lebar pengaduk = 0,7282 m
Power pengaduk = 6,8207 hp
Jaket pemanas :
Volume jaket = 0,2657 m3
Tugas Akhir BAB VI I -1
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Instrumentasi merupakan alat kontrol yang dipergunakan untuk
mengawasi suatu proses produksi, bahkan merupakan salah satu bagian yang
sangat penting dalam suatu industri. Instrumentasi harus selalu dalam
pengawasan, juga mengatur dan mencatat kondisi operasi sesuai ketentuan dan
selalu dalam keadaan optimum, sehingga pengendalian selama proses produksi
berlangsung dan tetap terjaga secara maksimal.
Penggunaan instrumentasi dalam industri ini bertujuan untuk mengatur
serta mengontrol variabel porses seperti: temperatur, tekanan, aliran, level dan
lain-lain. Alat kontrol ini merupakan rangkaian utama secara otomatis diperlukan
beberapa bagian sebagai berikut :
a. Sensing Element (Element Primer)
Alat ini merupakan alat yang hanya merasakan adanya perubahan dari harga
variabel yang diukur.
b. Elemen Pengukur
Adalah elemen yang menerima output primer yang akan melakukan pengukuran termasuk adanya alat petunjuk (indicator) maupun alat pencatat
Tugas Akhir BAB VI I -2
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
c. Elemen Pengontrol
Alat ini merupakan elemen yang mengadakan harga-harga perubahan variabel
yang ditunjukkan oleh sensing element dan diukur oleh elemen pengukur untuk mengatur sumber tenaga yang sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Sumber tenaga itu dapat berupa mekanik maupun elektronik.
d. Elemen Pengontrol Akhir
Alat ini merupakan elemen yang sebenarnya merubah input ke,dalam proses sehingga variabel yang diukur atau yang diatur tetap berada dalam range atau
jangkauan yang diizinkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat instrument suatu industri:
Level yang diperlukan untuk pengukuran
Range yang diperlukan
Ketelitian
Bahan konstruksi serta pengaruh-pengaruh pemasangan instrument pada kondisi operasi.
Faktor ekonomi.
VII.1.1. Tujuan Pengendalian
Tujuan utama dari pada saat perancangan sangat menentukan tata letak
alat pengendali berdasarkan fungsi dari masing-masing alat tersebut untuk :
a. Keamanan Operasi
Memelihara variasi proses dalam batasan-batasan keselamatan pengoperasian
Tugas Akhir BAB VI I -3
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
b. Tingkat Produksi
Untuk mencapai tingkat produksi yang direncanakan.
c. Kualitas Produksi
Untuk mempertahankan komposisi produk dalam standart kualitas yang telah
ditentukan.
d. Biaya
Dengan beroperasinya alat pengendali tersebut maka biaya operasi pabrik
dapat ditekan.
7.1.2. Gambaran Pengendali Otomatis
Gambaran pengendali otomatis adalah model yang lebih terperinci dan
spesifik dirancang oleh para ahli, rancangan untuk kebutuhan industri kimia.
Instrument yang digunakan dalam perancangan pabrik ini adalah :
a. Alat yang dapat menunjukkan variabel proses yang diinginkan pada suatu titik
tertentu. Variabel-variabel yang dimaksud adalah : temperatur tekanan, level
(tinggi permukaan) dan aliran (flow). Notasi-notasi dari alat-alat yang akan digunakan untuk instrumentasi tersebut :
TI : Temperatur Indikator
PI : Pressure Indikator
FI : Flow Indikator
LI : Level Indikator
b. Alat yang dapat mengontrol atau mengendalikan variabel proses pada titik
Tugas Akhir BAB VI I -4
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
Notasi alat tersebut adalah sebagai berikut :
FC : Flow Controller
TC : Temperatur Controller
PC : Pressure Controller
c. Alat yang dapat mengontrol danmengendalikan suatu titik tertentu yang mana
terdiri dari : aliran dan tekanan Notasi alat tersebut :
FRC : Flow Recorder Controller
TRC : Temperatur Recorder Controller
d. Alat yang digunakan untuk mencatat dan mengontrol titik tertentu dimana
variabelnya level dan aliran.
Notasi alat tersebut adalah :
LC : Level Controller
FC : Flow Controller
e. Alat yang mengontrol dan mengendalikan titik tertentu dan memberikan tanda
atau isyarat bila terjadi penyimpangan variabel yang dikontrol adalah
temperatur. Notasi alat tersebut adalah :
TCA : Temperatur Controller Alarm
VII.2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang
Tugas Akhir BAB VI I -5
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
- Dapat mencegah terjadinya kerusakan – kerusakan yang besar yang
disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan maupun
oleh peralatan itu sendiri.
- Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam waktu
yang cukup lama. Bahaya yang timbul pada suatu pabrik banyak jenisnya, hal
ini tergantung pada bahan yang diolah maupun tipe proses yang dikerjakan.
Secara umum bahaya – bahaya tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
1. Bahaya kebakaran.
2. Bahaya kecelakaan secara kimia.
3. Bahaya terhadap zat – zat kimia.
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini
terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada
umumnya dan pada pabrik ini pada khususnya.
VII.2.1 Bahaya Kebakaran
A. Penyebab Kebakaran
- Adanya nyala terbuka (open flame) yang datang dari unit utilitas,
workshop, dan lain-lain.
- Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena konsleting aliran
listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrumen lainnya.
B. Pencegahan
- Menempatkan unit utilitas dan power plant cukup jauh dari lokasi proses
Tugas Akhir BAB VI I -6
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
- Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan
tertutup.
- Memasang kabel atau kawat listrik ditempat – tempat yang terlindung,
jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran.
- Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja
dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran.
C. Alat Pencegah Kebakaran
- Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle otomatis.
- Pemakaian portable fire – extinguisher bagi daerah yang mudah dijangkau
bila terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada perencanaan pabrik ini
dapat dilihat pada tabel.
- Untuk pabrik ini lebih disukai alat pemadam kebakaran tipe karbon
dioksida.
- Karena bahan baku ada yang beracun, maka perlu digunakan kantong –
kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah – daerah
strategis pada pabrik ini.
VII.2.2 Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian
pengerjaan maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang
berlaku. Bentuk kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan.
Kejadian ini selain mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat
Tugas Akhir BAB VI I -7
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
kemungkinan kecelakaan karena mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahannya
dapat digunakan sebagai berikut :
A. Vessel
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat mengakibatkan kerusakan
fatal, cara pencegahannya :
- Menyeleksi dengan hati – hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan korosi
serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik ini, semua
bahan konstruksi yang umum dapat dipergunakan dengan pengecualian
adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang biasanya dipakai untuk
tangki penyimpan, perpipaan, dan peralatan lainnya dalam pabrik ini
adalah steel. Semua konstruksi harus sesuai dengan standar ASME
(America Society Mechanical Engineering).
- Memperhatikan teknik pengelasan.
- Memakai level gauge yang otomatis.
- Penyediaan manhole dan handhole (bila memungkinkan) yang memadai
untuk inspeksi dan pemeliharaan. Disamping itu peralatan tersebut harus
dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger
Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena kebocoran-kebocoran.
Hal ini dapat dicegah dengan cara :
- Pada inlet dan outlet dipaasang block valve untuk mencegah terjadinya
thermal expansion.
Tugas Akhir BAB VI I -8
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
- Pengecekan dan pngujian terhadap setiap ruangan fluida secara sendiri –
sendiri.
- Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut. Disamping itu
juga rate aliran harus benar-benar dijaga agar tidak terjadi perpindahan
panas yang berlebihan sehingga terjadi perubahan fase didalam pipa.
C. Peralatan yang bergerak
Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati-hati akan menimbulkan
bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini dapat dilakukan dengan:
- Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa.
- Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh kebebasan
ruang gerak.
D. Perpipaan
Selain ditinnjau dari segi ekonomisnya, perpipaan juga harus ditinjau dari segi
keamanannya, karena perpipaan yang kurang teratur dapat membahayakan pekerja
terutama pada malam hari, seperti tebentur, tersandung dan sebagainya.
Sambungan yang kurang baik dapat menimbulkan juga hal-hal yang tidak
diinginkan seperti kebocoran-kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk
menghindari hal-hal tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara:
- Pemasangan pipa (untuk ukuran yang tidak besar hendaknya pada elevasi
yang tinggi tidak didalam tanah, karena dapat menimbulkan kesulitan
apabila terjadi kebocoran).
- Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai konstruksi
Tugas Akhir BAB VI I -9
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
- Sebelum dipakai, hendaknya diadakan pengecekan dan pengetesan
terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena
perubahan suhu, begitu juga harus dicegah terjadinya over stressing atau
pondasi yang bergerak.
- Pemberian warna pada masing-masing pipa yang bersangkutan akan dapat
memudahkan apabila terjadi kebocoran.
E. Listrik
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan instalasi listrik dan
kesalahan operator yang menanganinya. Usaha pencegahannya dapat dilakukan:
- Alat-alat listrik dibawah tanah sebaiknya diberi tanda seperti dengan cat
warna pada penutupnya atau diberi isolasi berwarna.
- Pemasangan alat remote shut down dari alat-alat operasi disamping starter.
- Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik.
- Sebaiknya untuk penerangan juga disediakan oleh PLN meskipun
kapasitas generator set mencukupi untuk penerangan dan proses.
- Penyediaan emergency power supplies tegangan tinggi.
- Meletakkan jalur-jalur kabel listrik pada posisi aman.
- Merawat peralatan listrik, kabel, starter, trafo, dan lain sebagainya.
F. Isolasi
Isolasi penting sekali terutama berpengaruh terhadap pada karyawan
dari kepanasan yang dapat mengganggu kinerja para karyawan, oleh karena itu
Tugas Akhir BAB VI I -10
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
- Pemakian isolasi pada alat-alat yang menimbulkan panas seperti reaktor,
exchanger, kolom distilasi dan lain-lain. Sehingga tidak mengganggu
kosentrasi pekerjaan.
- Pemasangan pada kabel instrumen, kawat listrik dan perpipaan yang
berada pada daerah yang panas, hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
G. Bangunan pabrik
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan pabrik adalah:
- Bangunan-bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir dan jika
tingginya melebihi 20 meter, maka harus diberi lampu mercu suar.
- Sedikitnya harus ada dua jalan keluar dari dalam bangunan.
VII.2.3 Bahaya Karena Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Biasanya para
pekerja tidak mengetahui seberapa jauh bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
bahan kimia seperti bahan-bahan berupa gas yang tidak berbau atau tidak
berwarna yang sulit diketahui jika terjadi kebocoran. Untuk itu sering diberikan
penjelasan pendahuluan bagi para pekerja agar mereka dapat mengetahui bahwa
bahan kimia tersebut berbahaya. Cara lainnya adalah memberikan tanda-tanda
atau gambar-gambar pada daerah yang berbahaya atau pada alat-alat yang
berbahaya, sehingga semua orang yang berada didekatnya dapat lebih waspada.
Selain hal-hal tersebut diatas, usaha-usaha lain dalam menjaga keselamatan kerja
Tugas Akhir BAB VI I -11
I nstrumentasi Dan K eselamatan K erja
- Di dalam ruang produksi para pekerja dan para operator dilarang merokok.
- Harus memakai sepatu karet dan tidak diperkenankan memakai sepatu
yang alasnya berpaku.
- Untuk pekerja lapangan maupun pekerja proses dan semua orang yang
memasuki daerah proses diharuskan mengenakan topi pengaman agar
terlindung dari kemungkinan kejatuhan barang – barang dari atas.
- Karena sifat alami dari steam yang sangat berbahaya, maka harus
disediakan kacamata tahan uap, masker penutup wajah, dan sarung tangan
Tugas Akhir BAB VI I I -1
U t ilit as
BAB VIII
UTILITAS
Dalam sebuah pabrik, utilitas meupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan mengingat saling berhubungan antara proses industri dengan
kebutuhan utilitas untuk proses tersebut. Dalam hal ini, utilitas dari suatu pabrik
terdiri atas :
1. Unit pengolahan air
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan air pendingin, air proses, air
sanitasi, dan air pengisi boiler.
2. Unit pembangkitan “steam”
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan “steam” pada proses
evaporasi, pemanasan, dan “supplay” pembangkitan tenaga listrik.
3. Unit pembangkitan tenaga listrik
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan listrik bagi alat-alat bangunan,
jalan raya, dan lain sebagainya.
4. Unit bahan bakar
Unit ini berfungsi sebagai penyedia bahan bakar bagi alat-alat, generator,
boiler, dan sebagainya.
5. Unit pengolahan limbah
Unit ini berfungsi sebagai pengolahan limbah pabrik baik limbah cair,
Tugas Akhir BAB VI I I -2
U t ilit as
Sistem Pengolahan Air
Air adalah suatu zat yang banyak terdapat dialam bebas. Sesuai dengan
tempat sumber air tersebut berasal, air mempunyai fungsi yang berlainan, dengan
karakteristik yang ada. Air banyak sekali diperlukan didalam kehidupan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam pabrik ini dibedakan menjadi 2
bagian utama dalam sistem pengolahan air. Bagian pertama adalah unit
pengolahan air sebagai unit penyedia kebutuhan air dan unit pengolahan air
buangan sebagai pengolahan air buangan pabrik sebelum dibuang. Sebagian besar
air dimanfaatkan sebagai air proses dan sebagai media perpindahan energi. Untuk
melaksanakan fungsi tersebut, air harus mengalami pengolahan terlebih dahulu
sehingga pabrik dapat berfungsi dengan handal, aman, dan efisien. Secara umum
fungsi air di pabrik ini terbagi dalam beberapa sistem pemakaian, masing –
masing mempunyai persyaratan kualitas yang berbeda sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya. Sistem pemakaian tersebut antara lain adalah :
1. Sebagai air pendingin.
2. Sebagai air proses.
3. Sebagai air sanitasi.
4. Sebagai air pengisi boiler.
VIII.1. Kebutuhan Steam
Kebutuhan Uap Panas (Steam) pada pabrik ini bertujuan untuk
memanaskan:
Tugas Akhir BAB VI I I -3
U t ilit as
- Heater = 406,2013 kg/jam
- Reboiler = 2.270,7673 kg/jam
Total = 2.988,7148 kg/jam
Untuk faktor keamanan dari kebocoran – kebocoran yang terjadi, maka
direncanakan steam yang dihasilkan 20% dari kebutuhan steam total :
= 1,2 x kebutuhan normal (2.988,7148) = 3.586,458 kg/jam
Menghitung Kebutuhan Bahan Bakar :
(Severn, W.H, hal.142)
Dimana :
mf = massa bahan bakar yang dipakai, lb/jam
ms = massa steam yang dihasilkan, lb/jam
hv = enthalpy uap yang dihasilkan, Btu/lb
hf = enthalpy liquida masuk, Btu/lb
eb = effisiensi boiler 85 – 92% ditetapkan eb = 92% (Severn, W.H, hal.143)
F = nilai kalor bahan bakar,Btu/lb
hv = 375.2 Btu/lb (Steam Table)
hf = 1202 Btu/lb (Steam Table) McCabe app.7
eb = 90% (diambil effisiensi maksimum)
F = nilai kalor bahan bakar
Digunakan petroleum fuels oil 33oAPI (0,22% sulfur) (Perry eds 7, T.27-6)
Dari Perry ed 7, fig.27-3, didapat : relative density, ρ = 0,86 gr/cc
Heating Value = 137273 Btu/gal
Tugas Akhir BAB VI I I -4
U t ilit as
maka heating value bahan bakar =
(Severn, W.H, hal.142)
Kapasitas Boiler
Penentuan Boiler Horse Power :
Untuk penentuan Boiler Horse Power, digunakan persamaan :
Dimana :
Angka – angka 970,3 dan 34,5 adalah suatu penyesuaian pada penguapan 34,5
lbair/jam dari air pada 212oF menjadi uap kering pada 212oF pada tekanan 1 atm,
untuk kondisi demikian diperlukan entalpy penguapan 970,3 Btu/lb.
Penentuan heating surface boiler :
Untuk 1 hp boiler dibutuhkan 10 ft2 heating surface. (Severn,W.H, hal. 140)
Total heating surface = 10 x = 10.5 ft2
Kebutuhan air untuk pembuatan steam :
Air yang dibutuhkan diambil 20% berlebih dari jumlah steam yang dibutuhkan
Tugas Akhir BAB VI I I -5
U t ilit as
Produksi steam = lb/jam
Kebutuhan air = 1,2 x lb/jam = 3.568,486 lb/jam = 40478.1552 lb/hari.
ρair : 62,43 lb/cuft maka volume air = 648 cuft/hari = 18.311 m3/hari
Air kondensat dari hasil pemanasan direcycle kembali ke boiler. Dianggap
kehilangan air kondensat 20%, maka air yang ditambahkan sebagai make up water
adalah = 0,2 x 18.311 = 3.6 m3/hari.
Spesifikasi :
Nama alat : Boiler
Type : Fire tube boiler (tekanan < 10 atm)
Heating surface : 401.457 ft2
Kapasitas boiler : kiloBtu/jam
Rate steam : lb/jam
Effisiensi : 90%
Bahan bakar : Petroleum fuel oil 33oAPI
Jumlah : 1 buah
VIII.2. Kebutuhan Air
Kebutuhan air direncanakan memakai air sungai yang kemudian diolah
menjadi air bersih untuk layak digunakan pada pabrik dan keperluan-keperluan
Tugas Akhir BAB VI I I -6
U t ilit as