PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
LAILIA MUFIDA
NPM : 0631010064JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PRA RENCANA PABRIK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Jurusan Teknik Kimia
Oleh :
LAILIA MUFIDA
NPM : 0631010064
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat menyelesaikan Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Benzaldehyde dari toluene dengan proses chlorinasi”, dimana Tugas Akhir ini merupakan tugas yang diberikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan kesarjanaan di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Benzaldehyde dari toluene dengan proses chlorinasi” ini disusun berdasarkan pada beberapa sumber yang berasal dari beberapa literatur , data-data , majalah kimia, dan internet.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih atas segala bantuan baik berupa saran, sarana maupun prasarana sampai tersusunnya Tugas Akhir ini kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT
Selaku Dekan FTI UPN “Veteran” Jawa Timur 2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT
Selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, FTI,UPN “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Ir. L. Urip Widodo, MT
Selaku Dosen Pembimbing.
7. Semua pihak yang telah membantu , memberikan bantuan, saran serta dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, karena itu segala kritik dan saran yang membangun penyusun harapkan dalam sempurnanya tugas akhir ini.
Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang telah disusun ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknologi Industri jurusan Teknik Kimia.
Surabaya , April 2011
DAFTAR ISI ……….……….……….………… iii
DAFTAR TABEL ……….……….……….…… iv
DAFTAR GAMBAR ……….……….……… v
Tabel VIII.2.1. Baku mutu air baku harian ……….………… VIII-5 Tabel VIII.2.3. Karakteristik Air boiler dan Air pendingin ………… VIII-6 Tabel VIII.4. Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan Proses Dan Utilitas
……….……….……….…… VIII-55 Tabel VIII.4.2. Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan Ruang Pabrik
hari pertahun, dengan kapasitas produksi sebesar 10.000 ton / tahun. Bahan baku yang digunakan adalah toluene cair dan gas chlorine.
Dari pertimbangan beberapa faktor, maka dipilih lokasi pabrik dikawasan Cilacap, Jawa Tengah dengan luas tanah 20.000 m². Bentuk perusahaan berupa perseroan terbatas (PT) dan sistem organisasi yang digunakan adalah Garis dan Staff. Jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik
benzaldehyde sebanyak 150 orang.
Benzaldehyde dapat diproduksi dari hydrolysis benzalchloride, yang mana benzalchloride diperoleh dari proses chlorinasi toluene. Benzaldehyde yang keluar dari reactor hydrolysis kemudian dimurnikan dengan distilasi, kemurnian yang akan dicapai lebih kurang 98%.
Analisa Ekonomi :
* Massa Konstruksi : 2 Tahun
* Umur Pabrik : 10 Tahun
- Listrik = 115,1422 kWh/hari - Bahan Bakar = 604,4434 liter/hari * Biaya Produksi Total (Total Production Cost) : Rp. 388.268.386.092 * Hasil Penjualan Produk (Sale Income) : Rp. 453.846.733.488 * Bunga Bank (Kredit Investasi Bank Mandiri) : 12%
* Internal Rate of Return : 47,73%
* Pay Out Periode : 2 Tahun 3 bulan
* Break Even Point (BEP) : 39,7%
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Benzaldehyde adalah aldehyde aromatic yang penting dalam industri. Benzaldehyde banyak digunakan oleh industri farmasi dan industri parfum. Selain itu, benzaldehyde juga sangat dibutuhkan dalam industry electroplating. Jadi benzaldehyde merupakan bahan baku yang sangat penting bagi banyak industri lain.
Benzaldehyde dapat dibuat secara sintetik antara lain dengan oksidasi toluene, reaksi cabang klorinasi toluene ke benzal klorida disertai hidrolisa benzaldehyde, reaksi sommelet, sintesa Gattermen Koch dan masih banyak lagi (Kirk, R.E, and Othmer, OF., 1965).
Meskipun banyak cara pembuatan benzaldehyde secara sintetik tetapi hanya cara oksidasi toluene langsung dan reaksi cabang chlorinasi toluene ke benzal klorida yang disertai hidrolisa benzaldehyde yang mempunyai pengaruh ekonomis (Kirk, R.E, and Othmer, O.F., 1965).
1. Benzaldehyde banyak digunakan sebagai bahan intermediate dalam industri pembuatan parfum atau wewangian.
2. Digunakan sebagai penghambat korosi.
3. Sebagai pelarut untuk resin polyester.
4. Digunakan dalam industri farmasi sebagai bahan ramuan obat-obatan.
I.3 Aspek Ekonomi
Dengan banyaknya industri yang membutuhkan benzaldehyde sebagai bahan dasar atau sebagai bahan baku, maka pabrik benzaldehyde ini sangat potensial untuk didirikan baik untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri maupun ekspor.
No. Tahun Kebutuhan Impor (Kg)
1. 2003 10403
2. 2004 16515
3. 2005 23776
4. 2006 15627
5. 2007 24526
I.4.1 Bahan Baku
a. Toluene
Rumus Molekul : C6H5CH3
Sifat- sifat Fisika:
Bentuk : Cairan bening tak berwarna dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzene.
Berat Molekul : 92
Densitas : 0,8548 gram/cm3
Titik beku : -95°C
Titik Didih : 110,7°C
Flash point : 552°C
Kelarutan/100 bagian air : 0,05
Panas specific : 40,48 cal/mole °K
Panas Pembentukan : 2,87 Kcal/mol
Larut dalam alcohol, benzene dan eter tetapi tidak larut dalam air.
b. Chlorine
Sifat-sifat Fisika :
Bentuk : liquid, Berwarna kuning kehijauan.
Berat molekul : 70,90
Vapor Pressure (70°F) : 85,3 psig
Titik didih : -34,6°C
Titik beku : -101°C
Specifik gravity (gas) : 2,49
Specifik gravity (liquid) : 1,41
Densitas (gas) : 3,209 gram/liter
Suhu kritis : 291,2 °F
Tekanan Kritis : 1118,7 psia
Panas specific, Cp (gas) : 0,115 Btu/lb
Panas specific, Cv (gas) : 0,085 Btu/lb
Specific heat Ratio (gas) : 1,355
Konduktivitas termal (gas) : 0,0043 Btu/hr
Viscositas (gas) : 0,0147 centipoise
Viscositas (liquid) : 0,325 centipoise
Kelarutan dalam air (20°C) : 7,30 gram/liter
Sifat-sifat Kimia:
Mempunyai kemurnian lebih besar dari 99,5%, mempunyai efek samping pada indera penciuman dan indera pengecap serta dapat menimbulkan iritasi kulit.
c. Zinc Chloride
Titik beku : 290 °C
Berat Molekul : 136,30
1.4.2 Produk
Benzaldehyde
Rumus molekul : C6H5CHO
Sifat-sifat fisika :
Berat Molekul : 106,12
Titik Didih : 179°C @760mmHg
Titik beku : -26°C
Spesifik gravity : 1,046
Refractive Index : 1,5455 @ 17,6 °C
Auto ignition temp : 192°C atau (378°F)
Tekanan Uap : 10 mmHg @ 62°C
: 60 mmHg @ 99,6 °C
: 100 mmHg @ 112,5°C
Viscositas : 1,4 Centipoise @25°C
Panas pembakaran standart : -31,9 KJ/g
Panas pembentukan : -88,89 KJ/mole
Panas Laten penguapan : 362 J/g
Sifat-sifat Kimia:
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
II.1 Macam-Macam Proses
Dalam perkembangannya, proses pembuatan benzaldehyde secara industry
dan memiliki nilai ekonomis ada 3 macam, antara lain :
a. Proses klorinasi toluene fase liquid
b. Proses oksidasi toluene fase liquid
c. Proses oksidasi toluene fase uap
A. Proses Klorinasi Toluene fase Liquid
Dalam fase liquid ini, toluene di ubah dahulu menjadi benzyl klorida
dengan mengalirkan klorine kering ke dalam toluene yang mendidih (110°C).
Benzyl klorida, benzotriklorida dan sejumlah kecil produk klorinasi akan
terbentuk sebagai produk samping.
Hydrogen klorida diperoleh kembali dengan penyerapan oleh air. Benzyl
klorida dihidrolisis menjadi benzaldehyde dengan dan sedikit asam atau alkali.
Benzaldehyde murni diperoleh dengan cara distilasi dengan kemurnian kurang
C6H5CH2 + 2Cl2 C6H5CH Cl2 + 2H Cl (1)
C6H5CH Cl2 + H2O C6H5CHO + 2H Cl (2)
Asam atau alkali
B. Proses Oksidasi Toluene Fase Liquid
Proses oksidasi toluene menjadi benzaldehyde fase liquid ini
menggunakan katalis yang homogeny. Pada proses dengan manganese dioksida
dalam asam sulfat dapat menghasilkan benzaldehyde berkadar 14%. Jika katalis
yang digunakan cobalt dan proses dilakukan pada tekanan 3 atm benzaldehyde
yang diperoleh sebesar 40%. Untuk memperoleh benzaldehyde murni diperoleh
dengan cara distilasi.
Reaksi :
C6H5CH3 (liquid) + O2 C6H5CHO (Liquid) + H2O(Liquid) (3)
C. Proses Oksidasi Toluene Fase Uap
Katalis yang sering digunakan adalah vanadium pentoksida dengan
Pottasium sulfate dan uranium oksida plus Mplybdenum Oksida pada batu pumice
dan Uranium Oksida plus Olybdenum Oksida plus Baron Carbide.
Selama proses oksidasi akan terbentuk sejumlah kecil produk samping
yaitu Maleic Anhydride, Asam Benzoat, Anthraquinone, Karbondioksida, dan air.
C6H5CH3 + O2 C6H5CHO + H2O ……… (4)
(ΔH = -162,5 kkal/mol)
C6H5CH3 + 9 O2 7 CO2 + 4H2O ……… (6)
(ΔH = -934,4 kkal/mol)
II.2 Pemilihan Proses
No. Parameter Proses Klorinasi
dipilih proses klorinasi fase liquid karena benzaldehyde yang dihasilkan
mempunyai kemurnian cukup tinggi yaitu sekitar 98% dan merupakan proses
yang paling murah dibandingkan dua proses yang lain karena kebutuhan panas
yang lebih kecil.
II.3 Uraian Proses
Toluene yang mendidih dan chlorine kering dialirkan menuju ke reactor
chlorinasi. Reactor chlorinasi beroperasi pada suhu 100⁰C dan tekanan 1 atm. Reaksi berlangsung sampai spesifik gravity mencapai 1,283 dimana pada kondisi
tersebut sebagian besar benzalchloride terbentuk. Dalam proses klorinasi tersebut
tidak hanya benzalchloride yang dihasilkan, melainkan terbentuk pula
benzylchloride , benzotrichloride dan HCl sebagai produk samping. HCl dapat
diperoleh kembali dengan penyerapan oleh air.
Benzalchloride yang diperoleh dari proses klorinasi akan dihidrolisis menjadi
benzaldehyde pada suhu 100⁰C dengan bantuan katalis. Benzaldehyde yang lebih murni diperoleh dengan cara distilasi. Kemurnian yang akan diperoleh lebih
BAB III
NERACA MASSA
1. Reaktor Chlorinasi
Ke Kondensor :
Dari Tangki Chlorine :
Ke Distilasi :
Dari Recycle:
Total : Total :
6,2437
42,8885
4134,0120 C₆H₅CCl₃
C₆H₅CH₃ C₆H₅CH₂Cl C₆H₅CHCl₂
6,2437
310,8832
HCl 1067,1454
665,6980 40,2809
6,5195 1297,3765 C₆H₆
Cl₂
4134,0120 2075,0049
42,8885 686,2866 2014,0451 C₆H₅CH₃
C₆H₅CH₂Cl C₆H₅CHCl₂
Massa masuk (kg/J) Massa Keluar (Kg/J)
Dari tangki toluene :
C₆H₆ 6,5195
H₂O
H₂O
C₆H₅CH₃
2. Distilasi I
Komponen Masuk Keluar
Distilat Bottom
C₆H₅CH₃ 42,8885 42,8885 0,0000
C₆H₅CH₂Cl 686,2866 665,6980 20,5886
C₆H₅CHCl₂ 2014,0451 40,2809 1973,7642
C₆H₅CCl₃ 310,8832 0,0000 310,8832
748,8674 2305,2360
3. Reaktor Hidrolisis
Komposisi bahan masuk (Kg/J) Komposisi Bahan keluar (Kg/J)
ke Decanter :
C₆H₅CH₂Cl 20,5886 C₆H₅CH₂Cl 20,5886 C₆H₅CHCl₂ 1973,7642 C₆H₅CHCl₂ 98,6882 C₆H₅CCl₃ 310,8832 C₆H₅CCl₃ 62,1766
H₂O 279,3026 C₆H₅CHO 1242,2379
ZnCl₂ 8,0975 C₆H₅COOH 156,4031
ZnCl₂ 8,0975
H₂O 22,2048
ke Absorber :
HCl 982,2394
Total 2592,6361 Total 2592,6361
4. Decanter : : : : : : : : : : :
H₂O :
:
H₂O :
Total 1610,3967 Total
Komposisi Bahan Keluar (Kg/J) Lapisan atas
ZnCl₂
C₆H₅CCl₃ C₆H₅CHCl₂
22,2048
8,0975 C₆H₅COOH
C₆H₅CCl₃
1242,2379 156,4031
22,2048 C₆H₅CHO
ZnCl₂
Lapisan Bawah C₆H₅COOH
1610,3967 20,5886 98,6882 62,1766 98,6882 62,1766 8,0975 20,5886 Komposisi Bahan Masuk (Kg/J) C₆H₅CH₂Cl
1242,2379 156,4031
5. Condensor : : : : : : : :
C₆H₆ 5,0379
C₆H₆
1067,1454 massa masuk (Kg/J)
1079,9086 massa keluar (Kg/J) ke tangki penampung :
Ke absorber :
H₂O
HCl H₂O
C₆H₆
Total
5,7049
1,4815 0,5388 1067,1454
H₂O
HCl 6,5195 6,2437
Total 1079,9086
6. Absorber
Dari Kondensor :
: :
: :
:
Dari Reaktor Hidrolisis :
HCl : :
: : : : Air proses 1067,1454 1,4815 2047,3354 4777,1159 ke atmosfer
H₂O 982,2394
Total 6828,5210 Total H₂O
6828,5210
HCl 2,0494
H₂O 4777,1159
C₆H₆
C₆H₆
0,5388 0,5388
Komposisi bahan masuk (Kg/J)
ke tangki HCl HCl
H₂O
1,4815 Komposisi Bahan Keluar (Kg/J)
7. Distilasi II
1580,0944
329,7754 62,1766
1250,3190
C₆H₅CHO 12,4224
Bottom 2,0589 96,7144
C₆H₅CCl₃ 0,0000
1229,8155 0,0000 C₆H₅CHCl₂
Distilat 18,5297
1,9738 C₆H₅CH₂Cl
C₆H₅COOH
1580,0944
komponen masuk kg keluar (kg)
156,4031 20,5886
98,6882
1242,2379 156,4031
BAB IV
NERACA PANAS
1. Heater Toluene
Masuk (Kcal) Keluar (Kcal)
H C₆H₅CH₃ : 3803,6344 H C₆H₅CH₃ : 64661,7845
H C₆H₆ : 17,7840 H C₆H₆ : 161,7916
Q steam : 64212,797 Q Loss : 3210,6399
Total : 68034,2159 Total : 68034,2159
2. Heater Chlorine
Masuk (Kcal) Keluar (Kcal)
Cl₂ : 481,4998 Cl₂ : 13385,4264
H₂O : 5,3878 H₂O : 148,6084
Q steam : 13733,839 Q Loss : 686,6920
3. Reaktor Chlorinasi
Masuk (Kcal) Keluar (Kcal)
C₆H₅CH₃ 66799,3641 C₆H₅CH₃ 1886,0997
C₆H₅CH₂Cl 25887,9238 C₆H₅CH₂Cl 23548,7481
C₆H₅CHCl₂ 1049,6219 C₆H₅CHCl₂ 57917,3794
C₆H₆ 161,7916 C₆H₅CCl₃ 5895,1052
H₂O 148,6084 C₆H₆ 140,5954
Cl₂ 13385,4264 H₂O 202,8978
H reaksi 712469,8402 HCl 15470,7420
Q terserap 714841,0087
Total 819902,5764 Total 819902,5764
4. Heater Distilasi I
Masuk (Kcal) Keluar (Kcal)
H C₆H₅CH₃ : 1886,0997 H C₆H₅CH₃ : 4269,1952
H C₆H₅CH₂Cl : 23548,7481 H C₆H₅CH₂Cl : 53302,6981
H C₆H₅CHCl₂ : 57917,3794 H C₆H₅CHCl₂ : 131096,2507
H C₆H₅CCl₃ : 5895,1052 H C₆H₅CCl₃ : 13343,5973
Q steam : 118699,38 Q Loss : 5934,9689
5. Distilasi I
Masuk Kcal Keluar Kcal
C₆H₅CH₃ 4269,1952 Distilat
C₆H₅CH₂Cl 53302,6981 C₆H₅CH₃ 3607,1313
C₆H₅CHCl₂ 131096,2507 C₆H₅CH₂Cl 43685,4552
C₆H₅CCl₃ 13343,5973 C₆H₅CHCl₂ 2215,3187
C₆H₅CCl₃ 0,0000
Q steam 66675,7080
Bottom
C₆H₅CH₃ 0,0000
C₆H₅CH₂Cl 1772,7765
C₆H₅CHCl₂ 142429,4822
C₆H₅CCl₃ 14793,0074
Q pendingin 56850,4925
Q Loss 3333,785401
Total 268687,4492 Total 268687,4492
6. Cooler recycle ke Reaktor Chlorinasi
Masuk Kcal Keluar Kcal
C₆H₅CH₃ 3607,1313 C₆H₅CH₃ 2137,5797
C₆H₅CH₂Cl 43685,4552 C₆H₅CH₂Cl 25887,9238
C₆H₅CHCl₂ 2215,3187 C₆H₅CHCl₂ 1312,7939
C₆H₅CCl₃ 0,0000 C₆H₅CCl₃ 0,0000
Q serap 20169,6078
7. Reaktor Hidrolisis
Masuk Kcal Keluar Kcal
C₆H₅CH₂Cl 1772,77654 C₆H₅CH₂Cl 706,4624 C₆H₅CHCl₂ 142429,4822 C₆H₅CHCl₂ 2837,9516 C₆H₅CCl₃ 14793,00744 C₆H₅CCl₃ 1179,0210
H₂O 1396,5132 C₆H₅CHO 45126,6339
katalis 5,5862 Katalis 83,7927
H reaksi -75490,9100 HCl 14239,8337
H₂O 1665,3636
Q pendingin 19067,3965
8. Kondensor
Komponen Masuk (Kcal) Komponen Keluar (Kcal)
Campuran gas dari reaktor Kondensat ke tangki penampung :
HCl 17533,8349 C₆H₆ 54,9707
C₆H₆ 161,7916 H₂O 6,3388
H₂O 230,0973 61,3095
17925,7238
Campuran gas ke Absorber:
HCl 4126,5331
C₆H₆ 7,7747
H₂O 4,6540
4138,9618
Q
terserap 13725,4524
9. Absorber
Panas masuk Panas keluar
dari kondensor: ke tangki HCl:
HCl 4126,533 HCl 5233,3743
C₆H₆ 7,7747 H₂O 35745,3480
H₂O 4,6540 ke atmosfer
dari reaktor hidrolisis : HCl 2,9653
HCl 14362,9565 C₆H₆ 2,8431
H₂O 1,7400
dari Air Proses : Qloss 1401,2271
H₂O 23885,5794
Total : 42387,4977 Total : 42387,4977
10.Heater Distilasi II
Masuk (Kcal) Keluar (Kcal)
H C₆H₅CH₂Cl : 706,4624 H C₆H₅CH₂Cl : 1495,2902
H C₆H₅CHCl₂ : 2837,9516 H C₆H₅CHCl₂ : 6006,7752
H C₆H₅CCl₃ : 1179,0210 H C₆H₅CCl₃ : 2495,5022
H C₆H₅CHO : 45126,6339 H C₆H₅CHO : 95514,5066
H C₆H₅COOH : 5512,8131 H C₆H₅COOH : 11668,3558
Q steam : 65071,10305 Q Loss : 3253,5552
11.Distilasi II
Masuk Kcal Keluar Kcal
C₆H₅CH₂Cl 1495,2902 Distilat
C₆H₅CHCl₂ 6006,7752 C₆H₅CH₂Cl 1303,6775
C₆H₅CCl₃ 2495,5022 C₆H₅CHCl₂ 116,3787
C₆H₅CHO 95514,5066 C₆H₅CCl₃ 0,0000
C₆H₅COOH 11668,3558 C₆H₅CHO 91602,3737
Q steam 18350,7612 C₆H₅COOH 0,0000
Bottom
C₆H₅CH₂Cl 190,4586
C₆H₅CHCl₂ 7497,9518
C₆H₅CCl₃ 3178,5800
C₆H₅CHO 1216,5908
C₆H₅COOH 14862,2599
Q pendingin 14645,3821
Q Loss 917,5380617
Total 135531,1912 Total 135531,1912
12.Cooler Produk Atas
Masuk Kcal Keluar Kcal
C₆H₅CH₂Cl 1303,6775 C₆H₅CH₂Cl 127,1632
C₆H₅CHCl₂ 116,3787 C₆H₅CHCl₂ 11,3518
C₆H₅CCl₃ 0,0000 C₆H₅CCl₃ 0,0000
C₆H₅CHO 91602,3737 C₆H₅CHO 8935,0735
C₆H₅COOH 0,0000 C₆H₅COOH 0,0000
Q serap 83948,8414
13.Cooler Produk Bawah
Masuk Kcal Keluar Kcal
C₆H₅CH₂Cl 190,4586 C₆H₅CH₂Cl 18,8390
C₆H₅CHCl₂ 7497,9518 C₆H₅CHCl₂ 741,6513 C₆H₅CCl₃ 3178,5800 C₆H₅CCl₃ 314,4056
C₆H₅CHO 1216,5908 C₆H₅CHO 120,3377
C₆H₅COOH 14862,2599 C₆H₅COOH 1470,0835
Q serap 24280,5239
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
1. Tangki Penampung Toluene (F110)
Fungsi : Menampung bahan baku Toluene Selama 7 hari
Type : silinder vertical
Kapasitas : 482927,6124 lb
Jumlah : 2 buah
Volume tiap tangki : 4465,9723 cuft
Diameter : 16,7992 ft
Tinggi : 25,1988 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal Tutup : ¼ in
2. Pompa (L-120)
Fungsi : Mengalirkan Toluene dari tangki penampung
menuju ke reactor chlorinasi.
Type : Centrifugal pump
Rate volumetric : 0,0148 cuft/dt
Effisiensi pompa : 45%
Effisiensi motor : 80%
Power pompa : 0.1 hp
3. Heater Toluene (E-140)
Fungsi : Memanaskan Toluene sampai dengan suhu 110C
Type : 1-2 shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD : ¾ in 16 BWG
Panjang : 16 ft
Pitch : 1 in square
Passes : 2
Shell : ID : 10 in
Passes : 1 in square
Heat Exchanger area : 108,909 ft2
Jumlah Exchanger : 1 buah
4. Tangki Penampung Chlorine (F111)
Fungsi : Menampung gas chlorine dalam bentuk cair.
Type : silinder horizontal dengan tutup dished
Jumlah : 2 buah
Volume tiap tangki : 5588,4306 cuft
Tekanan : 12 atm
Diameter : 13.3ft
Tinggi : 40 ft
Tebal shell : 1 in
Bahan Konstruksi : carbon steel SA-212 grade B
5. Heater Chlorine (E-141)
Fungsi : Memanaskan bahan sampai dengan suhu 80C
Type : 1-2 shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD : ¾ in 16 BWG
Panjang : 6 ft
Pitch : 1 in square
Jumlah tube : 52
Passes : 2
Shell : ID : 10 in
Passes : 1 in square
Heat Exchanger area : 40,8408 ft2
6. Reaktor Chlorinasi (R-210)
(Dapat dilihat pada bab VI, perancangan alat utama)
7. Pompa (L-240)
Fungsi : Mengalirkan bahan dari reactor chlorinasi menuju
ke kolom distilsi I.
Type : Centrifugal pump
Rate volumetric : 0,0246 cuft/dt
Effisiensi pompa : 45%
Effisiensi motor : 80%
Power pompa : 0,2 hp
8. Heater Distilasi I (E-222)
Fungsi : Memanaskan bahan sampai dengan suhu
194.76C
Panjang : 16 ft
Pitch : 1 in square
Jumlah tube : 177
Passes : 1
Shell : ID : 17,25 in
Passes : 1 in square
Heat Exchanger area : 370,709 ft2
Jumlah Exchanger : 1 buah
9. Distilasi I (D-310)
Fungsi : Memisahkan benzalchloride dari campuran bahan.
Type : Sieve tray
Jumlah Plate ideal : 28
Lokasi feed : plate ke 18
Diameter kolom : 8 ft
Tebal tutup : 1/4 in
Tinggi Kolom : 82,27ft
Bahan Konstruksi : Carbon Steel
Jumlah : 1 buah
10.Akumulator (F-314)
Fungsi : Menampung sementara kondensat dari kondensor.
Type : silinder Horizontal dengan tutup dished
Volume : 5,0529 cuft
Tekanan : 1 atm
Diameter : 1 ft
Panjang : 4 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup : 3/16 in
Bahan Konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
11.Pompa Akumulator (L-313)
Fungsi : Mengalirkan bahan dari Akumulator distilasi I
menuju refluk dan recycle.
Type : Centrifugal pump
Rate volumetric : 0,0067 cuft/det
Effisiensi pompa : 45%
Effisiensi motor : 80%
Power pompa : 0,1 hp
12.Cooler Recycle (E-221)
Fungsi : Mendinginkan distilat dari distilasi I sebelum di
recycle ke reactor chlorinasi.
Type : 1-2 shell and tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD : ¾ in 16 BWG
Panjang : 16 ft
Jumlah tube : 20
Passes : 2
Shell : ID : 8
Passes : 1
Heat Exchanger area : 21,8686 ft2
Jumlah Exchanger : 1
13.Pompa Produk Bottom (L-312)
Fungsi : Mengalirkan bahan dari Akumulator distilasi I
menuju refluk dan recycle.
Type : Centrifugal pump
Rate volumetric : 0,0209 cuft/det
Effisiensi pompa : 45%
Effisiensi motor : 80%
14.Reaktor Hidrolisis (R-320)
Fungsi : Mereaksikan Benzalchloride dengan air untuk
membentuk benzaldehyde.
Type : Sillinder tegak dengan tutup atas dan bawah dished
dilengkapi dengan jaket pendingin dan pengaduk.
Bahan Konstruksi : Carbon steel SA-283 gread B
Diameter : 4,1481 ft
Tinggi : 8,2963 ft
Tebal shell : ¼ in
Tebal tutup atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
15.Decanter (H-322)
Fungsi : Memisahkan bahan dari katalis dan air.
Type : Tangki silinder horizontal
Panjang shell : 7,0270 ft
Diameter shell : 3,5135 ft
Tebal shell : 3/16
Tebal tutup : 3/16
Bahan konstruksi : High steel SA-240 grade M type 316
16.Akumulator (F-323)
Fungsi : Menampung sementara bahan overflow dari
decanter.
Type : silinder Horizontal dengan tutup dished
Volume : 10,8465 cuft
Tekanan : 1 atm
Panjang : 5 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup : 3/16 in
Bahan Konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Jumlah : 1 buah
17.Pompa Akumulator (L-331)
Fungsi : Mengalirkan bahan dari Akumulator ke kolom
distilasi II
Type : Centrifugal pump
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Rate volumetric : 0,0145 cuft/det
Effisiensi pompa : 45%
Effisiensi motor : 80%
18.Heater Distilasi II (E-342)
Fungsi : Memanaskan bahan sampai dengan suhu
183,74C
Type : 1-2 shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube : OD : ¾ in 16 BWG
Panjang : 16 ft
Pitch : 1 in square
Jumlah tube : 90
Passes : 2
Shell : ID : 10 in
Passes : 1 in square
Heat Exchanger area : 188,496 ft2
19.Kolom Distilasi II
Fungsi : Memisahkan benzaldehyde dari campuran bahan.
Type : Sieve tray
Jumlah Plate ideal : 28
Diameter kolom : 14ft
Tebal kolom : 1/4 in
Tebal tutup : 3/8 in
Tinggi Kolom : 82,12 ft
Bahan Konstruksi : Carbon Steel
Jumlah : 1 buah
20.Akumulator (F-354)
Fungsi : Menampung sementara bahan dari produk atas
distilasi II.
Volume : 8,7876 cuft
Tekanan : 1 atm
Diameter : 1,5510 ft
Panjang : 4,7 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup : 3/16 in
Bahan Konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Jumlah : 1 buah
21.Pompa Akumulator (L-353)
Fungsi : Mengalirkan bahan dari Akumulator menuju ke
refluk dan cooler produk atas.
Type : Centrifugal pump
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Rate volumetric : 0,0117cuft/det
Effisiensi motor : 80%
Power pompa : 0,1 hp
22.Cooler produk atas (E-361)
Fungsi : mendinginkan bahan sampai suhu 45C
Type : 1-2 shell and tube (fixed tube)
Tube : OD : ¾ in 16 BWG
Panjang : 16 ft
Pitch : 1 in square
Jumlah tube :52
Passes : 2
Shell : ID : 10 in
Passes : 1 in square
Heat Exchanger area : 151,9528 ft2
23.Tangki Penampung produk atas Distilasi II (F-372)
Fungsi : Menampung produk utama
Type : silinder vertical
Kapasitas : 1250,3189 Kg/J
Jumlah : 1 buah
Diameter : 10,2429 ft
Tinggi : 15,3644 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal Tutup : ¼ in
24.Pompa produk bawah (L-351)
Fungsi : Mengalirkan produk bawah menuju ke tangki
produk samping
Type : Centrifugal pump
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Rate volumetric : 0,0027cuft/det
Effisiensi pompa : 45%
Effisiensi motor : 80%
Power pompa : 0,1 hp
25.Cooler Produk bawah (E-362)
Fungsi : mendinginkan bahan sampai suhu 45C
Type : 1-2 shell and tube (fixed tube)
Tube : OD : ¾ in 16 BWG
Pitch : 1 in square
Jumlah tube :20
Passes : 2
Shell : ID : 8in
Passes : 1 in square
Heat Exchanger area : 35,3596 ft2
Jumlah Exchanger : 1 buah
26.Tangki Penampung produk samping (F-371)
Fungsi : Menampung produk samping
Type : silinder vertical
Kapasitas : 329,7754 Kg/J
Jumlah : 1 buah
Diameter : 6,276 ft
Tinggi : 9,4145 ft
Tebal Tutup : ¼ in
Bahan Konstruksi : Carbon steel SA-285 grade B
27.Condensor (E-220)
Fungsi : mengkondensasi benzene dan H2O
Type : 1-2 shell and tube (fixed tube)
Tube : OD : ¾ in 16 BWG
Panjang : 16 ft
Pitch : 1 in square
Jumlah tube :20
Passes : 2
Shell : ID : 27in
Passes : 1 in square
Heat Exchanger area : 62,816 ft2
28.Absorber (D-230)
Fungsi : Menyerap HCl dari reactor klorinasi dan reactor
hidrolisis.
Jenis : fixed bed absorber
Diameter : 26,6383 ft
Bahan Konstruksi : carbon steel SA-285 grade B
29.Tangki penampung HCl (F-372)
Fungsi : Menampung HCl sebagai produk samping.
Type : silinder vertical
Kapasitas : 6824,4512Kg/J
Jumlah : 1 buah
Diameter : 17,69 ft
Tinggi 26,5457 ft
Tebal Tutup : ¼ in
BAB VI
SPESIFIKASI ALAT UTAMA
VI. 1. Keterangan Alat
Nama Alat : Reaktor Berpengaduk (R-210)
Fungsi : mereaksikan Toluene dan chlorine
Type : Reaktor mixed flow
VI. 2. Dasar Pemilihan
Berdasarkan pertimbangan atas fase zat yang bereaksi, dan kapasitas
produksi, maka reaktor dapat dibedakan jenisnya yaitu : reaktor berpengaduk (
jenis reaktor bubble reaktor. Bubble reaktor bentuknya berupa silinder tegak
dengan tutup atas dan tutup bawah berbentuk dishead yang dilengkapi jaket
pendingin. Umpan asam sulfat masuk dari tutup atas reaktor melalui nozzle yang
diikuti dengan umpan ammonia melalui sparger dari bagian bawah reaktor.
Sedangkan air pendingin dialirkan melalui jaket untuk mengondisikan reaktor
mencapai suhu yang diinginkan.
VI.3. Kondisi Operasi
Tekanan operasi : 1 atm
Suhu operasi : 100oC (Ullmann’s, vol3)
VI.4. Perencanaan Reaktor
a. Waktu tinggal : 1,3 jam (US Patent)
b. Penentuan Volume tangki
ρ Chlorine campuran :
Rate massa = Kg/J = lb/J
Rate volumetrik = lb/j = cuft/J
lb/cuft
Cl₂ 0,9970
H₂O 0,003
densit as Chlorine campuran
komponen Densit as(lb/ cuft )
86,2815 62,4278 Xf
2081,2486 4589,1532
4589,1532 86,2099
Densit as Campuran (lb/ cuft ) 86,0227
0,1873 86,2099
ρ campuran liquid :
0,6529 komponen
C₆H₅CH₃
C₆H₅CH₂Cl
Xf Densit as (lb/ ft ³) 54,1187
68,6706 78,6590
Densit as Campuran(lb/ ft ³) 35,3345
C₆H₆ 0,0032 54,7180 0,1738
22,2694
C₆H₅CHCl₂ 0,0196
0,3243
Densit as campuran liquid
1,5435 59,3212
Rate massa Campuran liquid Kg/J = lb/J
Laju volumetrik = =
= cuft/J
Total Laju Volumetrik = +
= cuft/J
76,3023 4526,3433
129,5346
ρ campuran
53,2323 2052,7634 rate bahan 76,3023 59,3212 4526,3433
waktu tinggal = 1,3 jam
Volume bahan : 1,3 jam x cuft/J = cuft
Volume bahan = 80% volume tangki Volume Tangki =
= cuft
168,3949 80% 210,4937
129,5346 168,3949
c. Penentuan dimensi tangki :
Ditetapkan : H = 2,5 D
Volume Tangki +
Volume Tangki = π x D² x H + 2
4
cuft = 3,14 x D² x 2.5D + D³
4
D³ =
D³ =
D = ft ≈ 5 ft = 60 in
H = 12,5 ft
210,4937 841,9747 107,2566 4,7513 volume shell D3 0,000098 7,8501
(2 x volume tutup)
0,000049 =
d. Penentuan Tekanan design :
P design = +
untuk menghitung P hidrostatik, harus menghitung tinggi liquid dalam shell (HL) :
ditentukan tinggi liquid 80% dari tinngi tangki (H) , maka :
Volume liquid =
+
=
(
π
/4) x D
²xHL
+
=
3,14
x
5
² xHL
+
x
5
³4
HL
=
ft
168,3949
168,3949
8,5806
Volume shell
Volume tutup
0.000049 x D
³0,000049
P Operasi P hidrostatik
maka tekanan hidrostatik = x x
= x x
= lbf/ft²
= lbf/ in²
= psi
P operasi = 1 atm = psi
Pada umumnya, Tekanan design = 1.0 - 1.2 tekanan operasi (untuk faktor keamanan)
P design = 1,1 x ( + ) psi
= 20,0583 psi
509,0090 509,0090
144
3,5348 14,7
ρ g/gc HL
59,3212 1 8,5806
3,5348
h = 60 - √60²-(602/4)
= in
= ft
8,0385 0,6699
g. Penentuan Dimensi tutup atas dan bawah
OA icr b
sf
ID
a r
C
t
dimana :
ID =ID Shell = 60 in
a = ID = 30 in
2
Untuk D = 60 in dengan ts =3/16 in, dari Brownell tabel 5.7 didapat :
Rc (r) = radius of dish = 60 in
icr (rc) = inside crown radius = 3 5/8 in = in
AB = ID - icr = 30 - = in
2
3,6250
3,6250 26,3750
BC = r - icr = 60 - = in
AC = √(BC)2-(AB)2 = √(56.375)2-(26.3750)2
b = r - √(BC)2-(AB)2
= 60 - 49,82469 = 10,175307 in
sf = straight flange = dipilih 2 in = 2 in (Brownell, T.5-6)
t = tebal dished = 3/16 = 0,1875 in
OA = t + b + sf = + + 2
= in
0,1875 10,17531
12,3628
h. Perhitungan Pengaduk
Dipilih jenis pengaduk dengan type turbin dengan 6 buah flat blade. 1) Penentuan Dimensi pengaduk
ketentuan perbandingan ukuran : (Mc Cabe, 5th ed, p.243)
Da = 1 H = 1 J = 1
Dt 3 Dt Dt 12
E = 1 W = 1 L = 1
Da Da 5 Da 4
Diketahui Dt = 5 ft
Sehingga Da = Diameter Impeller = ft = in
W = Lebar Impeller = ft = in
L = Panjang Blade = ft = in
J = Lebar Sekat = ft = in
E = Tinggi Impeller dari dasar tangki = ft = 20 in
1,6667 20
0,3333 4,0
0,4167 5,0
0,4167 5,0
1,6667
2) Penentuan Power Motor
Kecepatan umum untuk pengaduk turbin (V) = 50 - m/min
Ditetapkan, V m/min = ft/min
V/ra = 2. π .N N Da N 3,14 rpm rps 200 656,1600
2. .ra V
V
656,1600
2,0897
250
Kecepatan Anguler ω
μ = cp = lb/ft.det
ρ = lb/cuft
Nre Da2 N
2
2,09
Nre (aliran turbulen)
P Kt x N³ x Da⁵ x ρ
dimana :
P = Power motor pengaduk, Hp
Kt = Konstanta untuk jenis impelle 6,3 (Mc.cabe,3ed. Tabel 9-2) N = Kecepatan Impeler, rps
Da = Diameter Impeller
ρ = lb/cuft
gc =
P = 6,3 x ³ x ⁵ ft x lb/cuft
= ft.lbf/det = = Hp 59,3212 32,174 2,0897 1363,1057 1,265 59,3212 0,0008504 404933,9552 gc 1,6667 59,3212 0,0008504 59,3212 32,174 1363,1057 lb.ft/lbf.det lb.ft/lbf.det 1,6667 550 2,4784 =
= x x
=
ρ
µ
Dengan Power Losses = 10% P
= 10% x Hp
= Hp
Power Input = +
= 0,2478 2,7262 2,4784 0,247837 2,4784
Transmission System Losses = 20% P
= 20% x Hp
= Hp
P input total =
Effisiensi motor =
Power motor =
=
maka ditetapkan power motor = 4 Hp
3) Penentuan Poros dan Coupling
Direncanakan poros type hot rolled carbon steel.
Shear stress yang diijinkan f kg/cm2
Elasticity tension kg/cm2
Modulus Elasticity kg/cm2
Power motor hp
85% 3,8488 85% 563 3,2715 246 2460 4,00 = = = = = = =
Panjang poros
Tinggi poros diatas reaktor ditetapkan 2 ft
Lp
tinggi reaktor - tinggi poros dari dasar + tinggi poros diatas reaktor
12,5
-
1,5
2
ft
13,0
=
=
+
=
=
Diameter Poros- Torsi Momen Puntir: Tc
4,0 75 60
2
kg-m
- Torsi Maksimum: Tm
Ditetapkan : Tm = 1,5 Tc
Tm 1,5 kg-m fs Tm Zp 1371,62 1371,62 2057,4
1.5 Tc atau 2.5 Tc
2,0897 =
= x x
Dimana:
fs
Tegangan geser
=
550 kg/cm
2Zp
Modulus polar
(section dari luasan poros)
dp
Diameter poros
=
=
=
= x 100 = cm³
dp3 x
cm
dp cm 12 cm
374,0773 374,08 16 1906,126 550 2057,4 12,39892 = = ≈ = fs Tm xdp = 16 3
π
π
Coupling:Fungsi : untuk menghubungkan poros pengaduk dengan penggerak poros. Type : Sleeve coupling
Gaya tiap baut :
dimana:
Koefisien friksi antara poros dan sleeve
n Jumlah baut, ditetapkan 4 buah
d Diameter poros 12 cm
Tm
kg/cm
P 2 = Kg
x 0,25 x 12 x 2
2057,4 21841,0299 100 205742,5018 205742,5018 0,25 = = = = = = = = = = = x = x
π
) ( 2 2 1 n xdx x Tmµ
π
µ Luas baut:A P Kg
fs Kg/cm²
cm2
Diameter baut:
D (0,785 x A)0,5
)^1/2
cm 6 cm
sehingga diameter coupling: = 2 x 6
5,5833 21841,0299 550 39,7110 0,75 39,7110 = = = =
= ( x
=
i. Perhitungan Sparger
Rate gas = lb/J
Densitas gas = lb/cuft
Rate volumetrik = m = lb/J
ρ lb/cuft
= cuft/J
= 4,403333 cuft/det 4589,1532
4589,1532 0,2895
15852 0,2895
Kecepatan udara dalam pipa : 30 - 100 ft/dt
Diambil : 50 ft/det
Kecepatan udara dalam pipa (v) :
v =
100 =
ID² =
ID = ft
= in
Kecepatan udara melalui satu orifice:
vo = 3 x v
= 3 x 100 ft/dt
= ft/dt
Diameter orifice (do) =1/8˝ - 1/4˝ dipilih : do = 1/8˝ = ft
vo =
300 =
x 300 =
x
n = ≈ 172 buah
Rate volumetrik gas flow area pipa
4,4033
0,2368 2,8421
π/4 x ID²
0,056093
300
0,01042
rate volumetrik gas L.orifice x Jmlh Oriface
π/4 do²
4,4033 n 4,4033
0,0001 n
Bentuk sparger cincin dari pipa, dengan lubanng-lubang dibagian atasnya. D cincin = 0,8 x D impeller
= 0,8 x ft
= ft ≈ 1 ft
Asumsi (di) gasket sama dengan di shell, maka 60 in maka do = 60 x
= in
Brownel&Young, fig 12-12, halaman 229 ; Basic gasket seating widht, bo :
N = = - = in
2
karena lebih kecil dari 0.25 in maka digunakan lebar gaske 0,25 in untuk lebar gasket (bo) ≤ 0.2 maka : b = bo = 0.25 in
Brownell&Young, tabel 12.4, hal 241 :
G = in + 0,25 in
= in
1,0028 60,1658
do - di 2
60,1658 60
2
0,0829
Beban baut pada tekanan dan temperatur atmosphere tanpa internal pressure Brownell&Young, persamaan 12-88, halaman 240 :
Wm2 = Hy = πbGy = 3,14 x 0,25 x x
= lb
Beban baut karena internal pressure :
Brownell&Young, persamaan 12-89, halaman 240 : H = π G²P = 3,14 x ² x
4 4 = lb 60,4158 3700 175477,6 60,4158 20,0583 57472,9810
Beban baut untuk mencegah kebocoran gasket ; Brownell&Young, persamaan 12-90, halaman 240 : Hp = 2bπGmP
= 2 x 0,25 x 3,14 x x 2,75 x
= lb
Beban total karena internal pressure dan untuk mencegah kebocoran gasket : Brownell&Young, persamaan 12-91, halaman 240 :
Wm1 = H + Hp = lb
Wm2 = lb
Wm2 › Wm1, maka yang mengendalikan adalah Wm2, sehingga dipakai : Brownell&Young, persamaan 12-93, halaman 240 :
Am2 = Wm2 dimana fa =alloweble stress =20000 psia fa
=
= in²
60,4158 20,0583 5232,1000 62705,0810 175477,6277 175477,6277 20000 8,7739
Perhitungan untuk Bolt Optimum :
Brownell&Young, table 10.4 Bolt data p.188 ;
3 1 1/8 3 1 1/4 3 1 3/8 3 1 1/2 3 1 3/4 Min. No
of Bolt
Actual
No (N) Bs R E
C ID+2(1.415+R)
0,75 23,2 1 3/16
Bolt size Root Area
0,875 1 1 1/8 1 1/4 0,302 0,419 0,551 0,728 0,929 16,7 12,7 9,6 7,5 26 19 15 12 10
1 5/16 1 1/16 1 1/8 1 1/4 65,08 65,33 65,58 65,83 66,33
Dari tabel di atas, maka jika kita memakai ukuran bolt 1 1/4 in,
perhitungan diameter luar flange (Brownell&Young, p. 243) Flange OD = Bolt Circle diameter +2 E
= 66 + (2 x 1 1/4)
= in
Cek untuk lebar gasket ;
Ab actual = (Actual No. x Root Area) = 10 x
= in²
68,5
0,929 9,29
Lebar gasket minimum =
= x
2 x x 3,14 x
= (memenuhi)
Ab actual x Fallowable 2 y π G
3700
9,29 20000
60,4158 0,1324
karena lebar gasket minimum ‹ dari ketentuan (0.25)
maka digunakan lebar gasket 0.25 in dengan Ab actual = 9.29 in²
Perhitungan Momen (Brownell&Young p.243)
a. Untuk kondisi Bolting up (tanpa internal pressure) Beban design (Brownell &Young, pers. 12.94) W = 0,5 (Am + Ab) fa
= 0,5 x ( + ) x
= lb
lever Arm (Brownell&Young, pers. 12-101) hG =1/2 (C -G)
= 0,5 x ( - ) in
= in
Momen flange, Ma (Brownell&Young, tabel 12.4)
Ma = W x hG
= lb x in
= in lb
2,9571
66,33 60,4158
8,7739 9,29
180638,8139
20000
180638,8139 2,9571
534169,0071
b. Untuk kondisi Operasi (W = Wm2)
HD = B²p
= x 60 ² x 20,0583
Lever Arm, hD (Brownell&Young, pers. 12.100)
hD = 0,5 (C-B)
= 0,5 x ( - 60 )
= in
Momen, MD (Brownell&Young, pers. 12-96)
MD = HD x hD
= x
= in lb
HG = W - H = Wm2 - H
=
-= lb
lever Arm, hG (Brownell&Young, pers. 12-101) hG = 0,5 (C - G)
= 0,5 x ( - )
= in
Momen, MG = HG x hG
MG = x
= in lb
HT = H - HD
=
-= lb
175477,6277 57472,9810
66,33 3,165
56684,6510 3,165
179406,9203
118004,6467
66,33 60,4158
2,9571
118004,6467 2,9571
348952,8282
57472,9810 56684,6510
788,3300
hT = 0,5 (hD -hG) (Brownell&Young, persamaan 12.102)
= 0,5 x ( - )
= in
MT = x
= in lb
3,165 2,9571
0,1039
788,3300 0,1039
81,9426
Total momen pada saat kondisi operasi :
Mo = MD + MG + MT
= + +
= in lb
179406,9203 348952,8282 81,9426
Ma = W x hG
= x
= 534169,0071 in lb
180638,8139 2,9571
karena momen pada saat operasi lebih besar daripada momen pada waktu bolting up
maka yang dipakai M max adalah momen operasi sehingga :
M max =
528441,6911
in lb
Perhitungan tebal flange :
t = Y . Mmax
K = A/B
= / 60
=
f.B
68,5 1,1417
Digunakan fig. 12.22 (Brownell & Young, hal 238) untuk memperoleh harga Y dengan memplot
harga K =
1,1417
pada garis Y, sehingga didapatkan harga Y
=
24
Tebal Flange = 24 x
x 60
= in digunakan tebal flange = 11 in
g0 = tebal hub pada small end= 1/16 in
g1 = tebal hub belakang flange 0.7 Mo / f.B (Brownell & Young, pers 12.103
= 0,7 x
x 60
= in
10,5688
528441,6911 20000
0,3083
Spesifikasi :
Nama Alat : Reaktor Berpengaduk ( R – 210 )
Fungsi : mereaksikan Toluene dan chlorine
Type : silinder tegak berpengaduk dengan tutup atas dan
bawah berbentuk dishead yang dilengkapi dengan
sparger dan jaket pendingin.
Bahan konstruksi : carbon steel, SA-283 grade C
Dasar pemilihan : fase yang bereaksi ( liquid – gas )
Jumlah alat : 1 buah
Kondisi proses : reaktor bekerja continue
Suhu = 100 oC
Tekanan = 14,7 psia
Waktu reaksi : 1,3 jam = 78 menit
Dimensi shell :
Tinggi total tangki : 12,5 ft
Diameter shell : 5 ft
Tebal shell : 3/16 in
Dimensi tutup :
Tebal tutup atas : 3/16 in
Tebal tutup bawah : 3/16 in
Tinggi tutup atas : 0,6699 ft
Pengaduk :
Type : turbin dengan 6 flat blade
Power : 4 Hp
Dimensi :
Diameter impeler : 20 in
Jarak impeler dari dasar : 20 in
Tebal blade : 5 in
Panjang blade : 5 in
Tenaga motor : 0,5 Hp
Panjang poros : 5,6376 ft
Sistem sparger :
Diameter sparger : 1 ft
Flange , bolt, gasket
Type flange : welding deck flange
Bahan konstruksi flange : SA – 105 – II
Tebal flange : 11 in
Bahan konstruksi : SA – 193 – B7
Ukuran bolt - 1 1//4 in
Bahan konstruksi gasket : Asbestos
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1 Instrumentasi
Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat – alat instrumentasi
sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal. Pemasangan
alat – alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses
produksi dari peralatan – peralatan pada awal sampai akhir produksi. Dimana
dengan alat instrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap – tiap unit dapat
dicatat kondisi operasi yang dikehendaki serta mampu memberikan tanda – tanda
apabila terjadi penyimpangan selama proses produksi berlangsung.
Pada uraian diatas dapat disederhanakan bahwa dengan adanya alat
instrumentasi maka :
1. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi – kondisi yang telah
ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan efisiensi yang telah ditentukan dan
kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang sama.
4. Bila terjadi penyimpangan selama proses produksi, maka dapat segera
diketahui, sehingga dapat ditangani dengan segera.
Adapun variabel proses yang diukur, dibagi menjadi 3 ( tiga ) bagian, yaitu :
1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur, tekanan.
2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan rate, seperti kecepatan aliran
fluida, ketinggian liquid, dan ketebalan.
3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisik dan kimia, seperti
densitas, kandungan air.
Yang perlu diperhatikan didalam pemilihan alat instrumentasi adalah :
o Level, range dan fungsi dari alat instrumentasi.
o Ketelitian hasil pengukuran.
o Konstruksi material.
o Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang berlangsung.
o Mudah diperoleh dipasaran.
o Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak.
Instrumentasi yang ada dipasaran dapat dibedakan dari jenis pengoperasian
alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau otomatis. Pada
dasarnya alat – alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan
pengontrolnya tidak terlalu sulit, kontinue, dan efektif, sehingga menghemat
investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini,
maka pada perencanaan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat
instrumentasi tersebut.
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah :
Melakukan pengukuran.
Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang harus dicapai.
Melakukan perhitungan.
Melakukan koreksi.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing / Primary Element.
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada variabel yang
diukur, misalnya temperatur. Primary Element merubah energi yang dirasakan
dari media yang sedang dikontrol menjadi signal yang bisa dibaca ( yaitu
dengan tekanan fluida ).
2. Receiving Element / Element Pengontrol.
Alat kontrol ini akan mengevalusi signal yang didapat dari sensing element
dan diubah menjadi skala yang bisa dibaca, digambarkan dan dibaca oleh error
detector. Dengan demikian sumber energi dapat diatur dengan perubahan –
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa signal dari sensing element ke
receiving element.
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap yang
lain, yaitu : Error Detector Element, alat ini akan membandingkan besarnya harga
terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan apabila
terdapat perbedaan, alat ini akan mengirimkan signal error. Amplifier akan
digunakan sebagai penguat signal yang dihasilkan oleh error detector jika signal
yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Signal Error yang dihasilkan harus
diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel
manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk
menjalankan Final Kontrol Element. Final Kontrol Element adalah untuk
mengoreksi harga variabel manipulasi instrument pada perencanaan pabrik ini.
1. Flow Control ( FC )
Mengontrol aliran setelah keluar pompa.
2. Flow Ratio Control ( FRC )
Mengontrol ratio aliran yang bercabang setelah pompa.
3. Level Control ( LC )
Mengontrol ketinggian bahan dalam tangki.
4. Level Indikator ( LI )
5. Pressure Control ( PC )
Mengontrol tekanan pada aliran / alat.
6. Pressure Indikator ( PI )
Mengindikasikan / informatif tekanan pada aliran / alat.
7. Temperature Control ( TC )
Mengontrol suhu pada aliran / alat.
VII.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang
harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena :
Dapat mencegah terjadinya kerusakan – kerusakan yang besar yang
disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya, baik terhadap karyawan
maupun oleh peralatan itu sendiri.
Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik
banyak sekali jenisnya. Hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah
Secara umum, bahaya – bahaya tersebut dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
1. Bahaya Kebakaran.
2. Bahaya Kecelakaan Secara Kimia.
3. Bahaya Terhadap Zat – Zat Kimia.
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada umumnya
dan pada pabrik ini pada khususnya.
VII.2.1 Bahaya Kebakaran
A. Penyebab Kebakaran
• Adanya nyala terbuka ( open flame ) yang datang dari unit utilitas,
workshop, dll.
• Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena konsleting aliran
listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrumen lainnya.
B. Pencegahan
• Menempatkan unit utilitas dan power plant cukup jauh dari lokasi
proses yang dikerjakan.
• Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi
• Memasang kabel atau kawat listrik ditempat – tempat yang terlindung,
jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya
kebakaran.
• Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja
dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran.
C. Alat Pencegah Kebakaran
• Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle otomatis.
• Pemakaian portable fire – extinguisher bagi daerah yang mudah
dijangkau bila terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada
perencanaan pabrik ini dapat dilihat pada tabel VII.1.
• Untuk pabrik ini lebih disukai alat pemadam kebakaran type karbon
dioksida.
• Karena bahan baku ada yang beracun, maka perlu digunakan kantong
– kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah –
Tabel VII.1. Jenis dan Jumlah Fire – Extinguiser
No. Tempat Jenis Berat Serbuk Jarak Semprot Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pos keamanan Kantor Daerah proses Gudang Bengkel Unit pembangkitan Laboratorium
yA – 10L
yA – 20L
yA – 20L
yA – 10L
yA – 10L
yA – 20L
yA – 20L
3,5 kg 6,0 kg 8,0 kg 4,0 kg 8,0 kg 8,0 kg 8,0 kg 8m 8m 7m 8m 7m 7m 7m 3 2 4 2 2 2 2
VII.2.2 Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik yang sering terjadi, dikarenakan kelalaian
pengerjaan maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang
berlaku. Bentuk kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan.
Kejadian ini selain mengakibatkan kerugian yang besar, karena dapat
menyebabkan cacat tubuh maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai
kemungkinan kecelakaan karena mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahannya
A. Vessel
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat menyebabkan
kerusakan fatal. Cara pencegahannya :
• Menyeleksi dengan hati – hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan korosi
serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik ini, semua
bahan konstruksi yang umum dapat digunakan dengan pengecualian
adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang biasanya dipakai untuk
tangki penyimpan, perpipaan dan peralatan lainnya dalam produksi
Ammonium Sulfat. Semua konstruksi harus sesuai dengan standart ASME
( America Society Mechanical Engineering ).
• Memperhatikan teknik pengelasan.
• Memakai level gauge yang otomatis.
• Penyediaan man hole dan hand hole ( bila memungkinkan ) yang memadai
untuk inspeksi dan pemeliharaan. Disamping itu peralatan tersebut harus
dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger
Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena kebocoran –
kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara :
• Pada inlet dan outlet dipasang block valve untuk mencegah terjadinya
• Drain hole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan.
• Pengecekan dan pengujian terhadap setiap ruangan fluida secara sendiri –
sendiri.
• Memakai heat exchager yang cocok untuk ukuran tersebut. Disamping itu
juga rate aliran harus benar – benar dijaga agar tidak terjadi perpindahan
panas yang berlebihan sehingga terjadi perubahan fase didalam pipa.
C. Peralatan yang Bergerak
Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati – hati, maka akan
menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini dapat dilakukan
dengan :
• Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa.
• Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh kebebasan
ruang gerak.
D. Perpipaan
Selain ditinjau dari segi ekonomisnya, perpipaan juga harus ditinjau dari segi
keamanannya, hal ini di karenakan perpipaan yang kurang teratur dapat
membahayakan pekerja terutama pada malam hari, seperti terbentur,
tersandung, dan sebagainya. Sambungan yang kurang baik dapat
menimbulkan hal – hal yang tidak diinginkan, seperti kebocoran bahan kimia
yang berbahaya. Untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan tersebut,
• Pemasangan pipa hendaknya pada elevasi yang tinggi tidak didalam tanah,
karena dapat menimbulkan kesulitan apabila terjadi kebocoran.
• Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai bahan
konstruksi dari steel.
• Sebelum dipakai, hendaknya diadakan pengecekan dan pengetesan
terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena
perubahan suhu, begitu juga harus dicegah terjadinya over stressing atau
pondasi yang bergerak.
• Pemberian warna pada masing – masing pipa yang bersangkutan akan
dapat memudahkan apabila terjadi kebocoran.
E. Listrik
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan listrik dan
kecerobohan operator yang menanganinya. Sebagai usaha pencegahannya
dapat dilakukan :
• Alat – alat listrik dibawah tanah sebaiknya diberi tanda seperti dengan cat
warna pada penutupnya atau diberi isolasi berwarna.
• Pemasangan alat remote shut down dari alat – alat operasi disamping
starter.
• Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik supaya operator tidak
• Sebaiknya untuk penerangan juga disediakan oleh PLN meskipun
kapasitas generator set mencukupi untuk penerangan dan proses.
• Menyediakan emergency power supplies tegangan tinggi.
• Meletakkan jalur – jalur kabel listrik pada posisi aman.
• Merawat peralatan listrik, kabel, starter, trafo dan lain sebagainya.
F. Insulasi
Insulasi penting sekali terutama berpengaruh pada karyawan dari kepanasan
yang dapat mengganggu kinerja para karyawan, oleh karena itu dilakukan :
• Pemakaian insulasi pada alat – alat yang menimbulkan panas seperti
reaktor, exchanger, dll, sehingga tidak mengganggu konsentrasi pekerjaan.
• Pemasangan insulasi pada kabel instrument, kawat listrik dan perpipaan
yang berada pada daerah yang panas, hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
G. Bangunan Pabrik
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan bangunan pabrik
adalah :
• Bangunan – bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir dan jika
tingginya melebihi 20 m, maka harus diberi lampu suar ( mercu suar ).
VII.2.3 Bahaya Karena Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Biasanya para
pekerja tidak mengetahui seberapa jauh bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
bahan kimia seperti bahan – bahan berupa gas yang tidak berbau atau yang sangat
sulit diketahui jika terjadi kebocoran. Untuk itu sering diberikan pendahuluan bagi
para pekerja agar mereka dapat mengetahui bahwa bahan kimia tersebut
berbahaya. Cara lainnya adalah memberikan tanda – tanda atau gambar – gambar
pada daerah yang berbahaya atau pada alat – alat yang berbahaya, sehinga semua
orang yang berada didekatnya dapat lebih waspada. Selain hal – hal tersebut
diatas, usaha – usaha lain dalam menjaga keselamatan kerja dalam pabrik ini
adalah memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Didalam ruang produksi para pekerja dan para operator dilarang merokok.
2. Harus memakai sepatu karet dan tidak diperkenankan memakai sepatu yang
alasnya berpaku.
3. Untuk pekerja lapangan maupun pekerja proses dan semua orang yang
memakai daerah proses diharuskan menggunakan topi pengaman agar
BAB VIII
UTILITAS
Pada pabrik Benzaldehyde ini diadakan suatu unit pembantu,yaitu unit utilitas sebagai unit yang berfungsi untuk menyediakan bahan maupun tenaga pembantu sehingga membantu kelancaran operasi dari pabrik.
Utilitas yang terdapat dalam pabrik Benzaldehyde ini meliputi beberapa unit yaitu : 1. Unit Penyediaan Steam
2. Unit Penyediaan Air 3. Unit Penyediaan Listrik 4. Unit Penyediaan Bahan Bakar 5. Unit Pengolahan Limbah
VIII.1. Unit Penyediaan Steam
Steam pada pabrik Benzaldehyde digunakan untuk proses pemanas Heat Exchanger
Jumlah steam yang dibutuhkan dalam pabrik ini :
No 1 2 3
4 Reboiler Distilasi 1
5 Heater Distilasi 2
6 Reboiler Distilasi 2
Heater Chlorine 45.2763
Heater Distilasi 1 391.3162
219.8098 214.5199
Nama Alat Steam ( lb / jam )
Heater Toluene 211.6903
60.4969
Total kebutuhan steam = lb/jam
Untuk faktor keamanan dari kebocoran-kebocoran yang terjadi, maka diren-canakan steam yang dihasilkan 20% lebih besar dari kebutuhan steam total :
= 1.2 x = lb/jam
Direncanakan boiler menghasilkan steam jenuh pada tekanan :
Tekanan = kPa = psia
Suhu = oF = oC
1143.1094
3977.60 576.752
482 250
1143.1094 1371.7313
Menghitung kebutuhan bahan bakar :
( Severn, W.H, hal. 142 )
Keterangan :
mf = massa bahan bakar yang dipakai, lb / jam.
ms = massa steam yang dihasilkan, lb / jam
hv = enthalpy uap yang dihasilkan, Btu / lb.
hf = enthalpy liquida masuk, Btu / lb.
eb = effisiensi boiler 60 - ditetapkan eb =
F = nilai kalor bahan bakar, Btu / lb mf = ms ( h - hf ) x 100
eb . F
85% 70%
Boiler dipakai untuk menghasilkan steam jenuh bertekanan kPa dan pada suhu 250 oC
hv = kJ / kg = Btu / lb ( Steam table )
hf = kJ / kg = Btu / lb ( Steam table )
eb = ( diambil effisiensi tengah )
F = nilai kalor bahan bakar
1085.8 466.8940
70% 2800.4
3977.60
1204.1720
Digunakan bahan bakar diesel oil 12,6o API, sulfur 0,84%, sg 0,98(Perry 7ed tab. 27-6)
didapat density lb/ft3 = lb/gal
Maka :
F = Btu /gal (Perry 7ed fig. 27-3)
= Btu/lb
( Severn, W.H, hal. 142 )
-x
= lb/jam
= lb/hari
Jadi diesel oil yang dibakar sebesar = lb/hari
7722.9687 185351.2483
185351.2483
= 1371.7313 1204.1720 466.8940 x 100
0.7 18707.6
18707.59658
mf = ms ( h - hf ) x 100 eb . F
153000
61.1794 8.1785
Menghitung Power Boiler :
( Severn, W.H,pers. 172 hal. 140 ) x
dimana :
Angka-angka 970,3 dan 34,5 adalah suatu peyesuaian pada penguapan 34,5 lb air / jam dari air pada 212oF menjadi uap kering pada 212oF pada tekanan 1 atm, untuk kondisi demikian diperlukan enthalpy penguapan sebesar 970,3 Btu / lb.
-x
= hp
hp = 1371.7313 1204.1720 466.8940 = 30.2117
970.3 34.5
hp = ms ( h - hf )
970.3 34.5
hp
30
Penentuan Heating Surface Boiler :
Untuk 1 hp boiler = 10 ft2
heating surface. ( Severn, hal 126 )
Total heating surface = 10 x = ft2
Kapasitas Boiler :
( Severn, W.H,pers. 171 )
- 466.8940 1000
= 1011.3473 Btu/jam
302.1170
Q = ms ( h - hf ) 1000
( Severn, W.H,pers. 173 ) = -= Faktor Evaporasi 1204.1720 466.8940 970.3 0.7598 = h - hf
970.3
=
= lb / jam
= kg / jam
Air yang dibutuhkan = Jumlah steam yang dibutuhkan 0.7598
1371.7313 0.7598 1805.2768
818.8607
Densitas air pada 30 oC = kg / m3 (Badger, App 9, hal 733)
kg / jam kg / m3
= m3 / jam
= m3 / hari
Volume air =
995.3232 818.8607 995.3232 0.8227 19.7450 Spesifikasi :
Nama alat : Boiler
Tekanan steam : kPa
Suhu steam : oC
Type : Fire tube boiler, medium low pressure
Heating Surface : ft2
Kapasitas boiler : Btu / jam
Rate steam : lb / jam
Effisiensi :
Power : hp
Bahan bakar : Diesel oil 12,6o API
Rate bahan bakar : lb / jam
Jumlah : 1 buah
VIII.2. Unit Penyediaan Air
Air di dalam pabrik memegang peranan penting dan harus meme-nuhi persyaratan tertentu yang disesuaikan dengan masing-masing keperluan di dalam pabrik. Penyediaan air untuk pabrik ini direncanakan dari air sungai.
Air sungai sebelum masuk ke dalam bak penampung, dilakukan penyaringan terlebih dahulu dengan maksud untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang bersifat makro dengan jalan memasang sekat-sekat kayu agar kotoran-kotoran tersebut terhalang dan tidak ikut masuk ke dalam tang-ki penampung ( resevoir ). Dari tangtang-ki penampung kemudian dilakukan pengo-lahan ( dalam unit water treatment ). Untuk menghemat pemakaian air maka diadakan sirkulasi.
Air di dalam pabrik ini dipakai untuk :
1. Air sanitasi.
2. Air umpan boiler.
3. Air pendingin.
4. Air proses.
VIII.2.1. Air Sanitasi
Air sanitasi untuk keperluan minum, masak, cuci, mandi, dan lain-lain. Pada umumnya air sanitasi harus memenuhi syarat kualitas yang terdiri dari :
a. Syarat fisik.
Suhu dibawah suhu udara, warna jernih ( tidak berwarna ), tidak berasa, tidak berbau, dan kekeruhan maksimal 1 mg SiO2 / liter.
b. Syarat kimia
Tidak mengandung zat-zat organik maupun anorganik yang terlarut dalam air dan tidak mengandung racun.
c. Syarat mikroorganisme ( bakteriologi )
Kebutuhan air sanitasi untuk pabrik ini adalah untuk :
- Karyawan, asumsi kebutuhan air untuk karyawan = liter / hari per orang
= 10 liter / hari per orang x 154 = m3 / hari
- Keperluan laboratorium = m3 / hari
- Untuk menyiram kebun dan kebersihan pabrik = m3 / hari
- Cadangan dan lain-lain = m3 / hari
Total kebutuhan air sanitasi = 23.5 m3 / hari
10 1.5
2.0