• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MEMAKAI JASA INTERNET PADA WARNET ELITE DI GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MEMAKAI JASA INTERNET PADA WARNET ELITE DI GRESIK."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

LAILY IZZATI 0742010066

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

(2)

penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Memakai Jasa Internet pada Warnet Elite di Gresik”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Susi Hariyawati, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan saran sehingga penyusunan laporan skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik yang harus ditempuh dan wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu selesainya laporan skripsi ini, sebagai berikut :

1. Ibu Hj. Suparwati, Dra. M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(3)

4. Bapak dan ibu dosen program studi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan dalam materi perkuliahan.

5. Orang Tua yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

6. Seluruh teman-teman penulis yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap agar laporan skripsiini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang memerlukannya. Penulis menyadari jika penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk menyempurnakan laporan skripsi ini pada waktu yang akan datang.

Surabaya, Maret 2011

(4)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAKSI ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Landasan Teori ... 7

2.1.1 Pemasaran ... 7

(5)

2.1.2 Jasa ... 12

2.1.2.1 Pengertian Jasa ... 12

2.1.2.2 Karakteristik Jasa ... 13

2.1.2.3 Klasifikasi Jasa ... 15

2.1.2.4 Sifat-sifat Khusus Pemasaran Jasa ... 17

2.1.2.5 Macam-macam Jasa ... 19

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Jasa ... 21

2.1.4 Harga ... 23

2.1.4.1 Pengertian Harga ... 23

2.1.4.2 Tujuan Penetapan Harga ... 24

2.1.4.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga ... 26

2.1.4.4 Sasaran Penetapan Harga ... 27

2.1.4.5 Metode Penetapan Harga ... 28

2.1.5 Pelayanan ... 30

2.1.5.1 Pengertian Pelayanan ... 30

2.1.5.2 Tujuan Pelayanan ... 30

2.1.5.3 Kualitas Layanan ... 31

2.1.6 Fasilitas ... 33

(6)

2.2 Kerangka Berpikir ... 39

2.3 Hipotesis ... 41

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 42

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 42

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 45

3.2.1 Populasi ... 45

3.2.2 Sampel ... 46

3.2.3 Penarikan Sampel ... 47

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.3.1 Jenis Data ... 48

3.3.2 Sumber Data ... 48

3.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 49

3.4.1 Uji Kualitas ... 49

3.4.1.1 Uji Validitas ... 49

3.4.1.2 Uji Reliabilitas ... 49

3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 50

3.4.3 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 53

(7)

4.1 Deskripsi Jabatan ... 58

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 58

4.1.2 Lokasi Perusahaan ... 59

4.1.3 Struktur Organisasi ... 59

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 60

4.2.1 Deskripsi Variabel Harga ( X1 ) ... 60

4.2.2 Deskripsi Variabel Pelayanan ( X2 ) ... 61

4.2.3 Deskripsi Variabel Fasilitas ( X3 ) ... 62

4.2.4 Deskripsi Variabel Kinerja Karyawan ( Y ) ... 64

4.3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 66

4.3.1 Uji Validitas ... 66

4.3.2 Uji Reabilitas ... 67

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.4.1 Multikolinieritas ... 68

4.4.2 Heterokedastisitas ... 69

4.4.3 Autokorelasi ... 70

4.4.4 Uji Normalitas ... 71

4.5 Hasil Pengujian Hipotesis ... 73

(8)

x

(9)

Tabel 4.1 Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1) …...………. 60

Tabel 4.2 Variabel Disiplin Kerja (X2) ………. 61

Tabel 4.3 Variabel Fasilitas (X3) ………...……… 62

Tabel 4.4 Variabel Kepuasan Konsumen ……….. 64

Tabel 4.5 Uji Validitas ……….. 66

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas ………... 68

Tabel 4.7 Nilai VIF ( Variance Inflation Factor ) ……… 69

Tabel 4.8 Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman Korelasi ... 70

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Model ……….. 72

Tabel 4.10 Analisis Varian (ANOVA) ……… 73

(10)

Gambar 1. Kerangka Berpikir ……….. 41

Gambar 2. Struktur Organisasi ………. 59

Gambar 3. Kurva Statistik Durbin Watson ... 71

Gambar 4. Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara

Simultan atau Keseluruhan ………. 76

Gambar 5. Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Harga (X1)

terhadap Kepuasan Konsumen Dalam Memakai Jasa Internet Pada

Warnet Elite di Gresik (Y) ……….. 78

Gambar 6. Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Pelayanan (X2) terhadap

Kepuasan Konsumen Dalam Memakai Jasa Internet Pada Warnet

Elite di Gresik (Y) ………... 80 Gambar 7. Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Fasilitas (X3) terhadap

Kepuasan Konsumen Dalam Memakai Jasa Internet Pada Warnet

(11)

Laily Izzati

Pada kemajuan zaman dewasa ini atau yang sering disebut era globalisasi, batasan-batasan dan wilayah satu tempat dengan wilayah yang lain hampir tidak ada. Demikian juga dengan proses komunikasi yang dulu dilakukan dengan cara konvensional dengan berbicara secara langsung, sekarang sudah dapat dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan produk-produk teknologi informasi, dimana orang-orang akan lebih mudah melakukan komunikasi tanpa harus terganggu oleh jarak antar orang yang akan berkomunikasi. Salah satu jasa dari teknologi informasi yang banyak digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat pada saat ini adalah sarana internet, melalui perusahaan kecil jasa layanan informasi. Sebagai perusahaan jasa, untuk dapat menciptakan nilai lebih pada konsumen, maka perlu diperhatikan faktor-faktor kualitas layanan jasa seperti harga, pelayanan, dan fasilitas yang ada pada warnet tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan antara harga, pelayanan, dan fasilitas terhadap kepuasan konsumen. Dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial antara harga, pelayanan, dan fasilitas terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa internet.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen warnet Elite di Gresik tidak diketahui. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang yang diambil dengan menggunakan teknik penarikan sampel Purpossive sampling. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Selanjutnya data dianalisis menggunakan teknik regresi linier berganda.

Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa 1) Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel harga, pelayanan, dan fasilitas secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, 2) Hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel harga, pelayanan, dan fasilitas berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, 3) Dari seluruh variabel bebas yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen adalah variabel pelayanan yang memiliki pengaruh paling dominan.

(12)

1.1 Latar Belakang

Kemajuan zaman dan juga perkembangan peradaban dewasa ini

telah membawa umat manusia kepada perubahan-perubahan kehidupan ke

arah yang lebih baik. Pada kemajuan zaman ini mendorong perkembangan

dunia usaha yang semakin pesat dan persaingan pasar yang semakin ketat,

sehingga menuntut adanya sistem strategi pemasaran yang semakin baik

pada setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa.

Saat ini banyak industri yang saling bersaing untuk memperebutkan pasar

pelanggan. Persaingan yang terjadi tidak hanya dengan

perusahaan-perusahaan dalam industrinya, tapi juga dengan perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan

dalam industri lain yang memproduksi jasa atau produk alternatif.

Komunikasi sebagai kebutuhan hidup sehari-hari saat ini sudah

merupakan kebutuhan mutlak. Pola hubungan manusia dari waktu ke

waktu mengalami perubahan dan perkembangan. Jika manusia dahulu

berkomunikasi dengan cara yang konvensional seperti dengan cara

bertatap muka dan berbicara secara langsung, komunikasi pada zaman

sekarang sudah dapat menggunakan sarana teknologi informasi seperti

(13)

atau urusan tertentu tidak harus bertemu langsung relasi bisnisnya, tetapi

bisa dengan melakukan pembicaraan terlebih dahulu dengan menggunakan

pesawat telepon. Kondisi demikian dimungkinkan karena perkembangan

yang pesat di bidang teknologi informasi yang semakin bisa menyediakan

fasilitas dan alat komunikasi yang semakin modern dan canggih.

Salah satu jasa dari teknologi informasi yang banyak digunakan dan

dimanfaatkan oleh masyarakat pada saat ini adalah sarana internet melalui

perusahaan kecil jasa layanan informasi. Perusahaan yang ingin

berkembang dan mendapatkan keunggulan yang kompetitif harus dapat

memberikan produk berupa barang atau jasa yang berkualitas dengan

harga yang ditawarkan murah, kualitas pelayanan yang baik, dan fasilitas

yang disediakan memadai dan nyaman kepada pelanggan dari para

pesaing. Maka dengan perbedaan yang diberikan penyedia jasa

menimbulkan adanya gap atau kesenjangan, maka dapat diketahui apakah

terpenuhi atau tidak harapan dari konsumen, sehingga akan mempengaruhi

tercapainya kepuasan konsumen.

Harga merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam

melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut (barang/jasa).

Dengan harga yang diberikan sesuai dengan apa yang diharapkan

pelanggan maka pelanggan tidak ragu untuk melakukan pembelian ulang.

Kesesuaian harga tersebut dalam usaha warnet ini dapat ditunjukkan

(14)

menginginkan tarif yang murah sehingga dapat terjangkau oleh para

konsumen.

Pelayanan yang ramah dalam memperlakukan pelanggan dapat

memberikan nilai tambah perusahaan tersebut. Pelayanan yang baik dapat

menarik minat konsumen datang dan dapat menimbulkan suatu tingkat

kepuasan yang tinggi, sehingga dapat mendorong mereka melakukan

pembelian terhadap barang atau jasa setiap kali mereka membutuhkannya.

Pelayanan adalah sikap yang ditunjukkan oleh petugas atau pegawai dalam

pemberian informasi, penanganan saat ada masalah dan memberikan

penjelasan untuk kemudahan. Sehingga memberikan kepuasan, konsumen

sebagai pengguna menginginkan pelayanan atau service yang baik dari

pihak perusahaan.

Fasilitas merupakan hal yang penting dalam perkembangan

perusahaan untuk masa-masa yang akan datang, dimana fasilitas dikatakan

sebagai sarana dan prasarana yang disediakan untuk dipakai atau

dipergunakan serta dinikmati oleh konsumen, karena dengan adanya

fasilitas yang baik dapat menimbulkan suatu tingkat kepuasan yang tinggi

dalam diri konsumen, sehingga dapat mendorong konsumen untuk

melakukan pembelian terhadap barang atau jasa setiap kali konsumen

membutuhkannya. Adapun beberapa fasilitas pendukung operasinya,

seperti fasilitas ruang rokok yang dimana ruangan ini digunakan untuk

(15)

agar tidak perlu keluar warnet, dan kamar mandi.

Sebagai perusahaan jasa, untuk dapat menciptakan nilai lebih pada

konsumen maka perlu diperhatikan faktor-faktor kualitas layanan jasa

yang diberikan kepada konsumen. Pada saat ini, konsumen dalam

mengambil keputusan untuk mengkonsumsi jasa mempunyai banyak

pertimbangan-pertimbangan seperti harga, pelayanan dan fasilitas yang

ada pada warnet tersebut. Hal ini penting sekali untuk dilakukan

mengingat bahwa konsumen akan melakukan pembelian ulang apabila

kinerja dari jasa tersebut mampu memberikan sesuai dengan harapan

mereka. Apabila kinerja yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan,

maka konsumen akan merasa tidak puas sehingga mereka tidak akan

melakukan pembelian secara berulang atau bahkan merekomendasikan

kepada calon konsumen lain hal-hal yang buruk terhadap warnet tersebut

sehingga dampaknya akan sangat merugikan warnet itu sendiri.

Kepuasan konsumen merupakan hal yang penting untuk diteliti,

karena hal ini merupakan salah satu alasan konsumen untuk melakukan

pembelian ulang jasa internet pada warnet tersebut.

Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa

manfaat, diantaranya adalah hubungan antara perusahaan atau pihak

warnet dengan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang

baik bagi pembelian secara berulang dan terciptanya loyalitas pelanggan,

(16)

memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam hal ini adalah pihak

warnet tersebut sendiri.

Kepuasan konsumen juga berpengaruh terhadap persaingan dengan

sesama warnet yang ada di sekitar elite. Jika konsumen merasa puas

dengan harga, fasilitas dan pelayanan yang ada di elite, maka konsumen

tidak akan berpindah ke warnet lain yang letaknya berdekatan di sekitar

elite. Pelanggan tersebut akan tetap menggunakan jasa warnet elite,

bahkan dia akan mengajak konsumen lain agar memakai jasa warnet elite,

bukan warnet yang lain.

Berawal dari masalah ini, maka peneliti berkeinginan untuk

melakukan penelitian terhadap warnet dengan judul “Faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan konsumen dalam memakai jasa internet pada

warnet elite di Sentolang Gresik”.

1.2 Perumusan Masalah

a. Apakah harga, pelayanan, dan fasilitas berpengaruh secara simultan

terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa internet pada

warnet elite di Gresik?

b. Apakah harga, pelayanan, dan fasilitas berpengaruh secara parsial

terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa internet pada

(17)

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, pelayanan, dan

fasilitas secara simultan terhadap kepuasan konsumen dalam

menggunakan jasa internet pada warnet elite di Gresik.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, pelayanan, dan

fasilitas secara parsial terhadap kepuasan konsumen dalam

menggunakan jasa internet pada warnet elite di Gresik.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini

dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Bagi akademik / universitas

Mendukung berkembangnya dunia ilmu pengetahuan di era globalisasi

sekarang ini, terutama faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen

yang nantinya diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para peneliti lain

yang ingin mengembangkan hasil penelitian ini di waktu yang akan

datang.

b. Bagi perusahaan / organisasi

Sebagai alternatif sumbangan pemikiran yang dapat digunakan oleh

pihak manajemen perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing

(18)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pemasaran

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran

Dalam semua jenis bentuk usaha yang ada di dunia pada saat ini,

perusahaan-perusahaan selalu menggunakan kegiatan pemasaran di dalam

menghadapi persaingan global. Berikut ini adalah pengertian-pengertian

pemasaran oleh Alma (2000:1), dengan mengutip pernyataan pemasaran

dari beberapa pakar :

1. Philips dan Ducan dalam bukunya “Marketing Principles and

Methods”, pemasaran yang oleh para pedagang diartikan sama dengan

distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan

barang-barang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri.

Selanjutnya ditambahkan bahwa dalam kegiatan pemasaran itu tidak

termasuk kegiatan perubahan bentuk barang yang kita jumpai di dalam

industri.

2. Maynard and Backman dalam bukunya “Principles of Marketing”,

(19)

3. Shultz dalam bukunya “Outlines of Marketing”, berpendapat bahwa

pemasaran atau distribusi adalah usaha atau kegiatan yang

menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Pendapat ini

sama dengan kesimpulan yang telah diambil oleh The Commite of The

American Association

4. Kotler dalam bukunya “Marketing Management”, edisi terbaru The

Mellenium edition 2000, pemasaran dapat dilihat dari dua sudut

pandangan, yaitu :

a. Sudut pandang societal (masyarakat). Pemasaran adalah dimana

seseorang atau kelompok dapat memenuhi need dan want melalui

penciptaan, penawaran dan pertukaran barang dan jasa.

b. Sudut pandang managerial. Pemasaran adalah proses

merencanakan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi ide,

menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan

tujuan organisasi.

Jadi kesimpulannya pemasaran adalah kegiatan manusia untuk

memenuhi kebutuhannya melalui proses pertukaran, dimana kegiatan

pertukaran tersebut antara penjual dengan pembeli. Kedua pihak

sama-sama ingin memenuhi kebutuhannya, sedangkan penjual menginginkan

laba. Kedua macam kepentingan semacam ini dapat dipertemukan dengan

cara mengadakan pertukaran yang saling menguntungkan. Jadi kebutuhan

seseorang dapat dipenuhi, dengan mencari orang lain yang bersedia

(20)

2.1.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Penanganan proses pertukaran memerlukan banyak waktu dan

keahlian. Manajemen pemasaran terjadi apabila sekurang-kurangnya suatu

pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan

tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang dikehendakinya.

Menurut Kotler, seperti yang telah dikutip oleh Laksana (2008:4),

manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan

jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sarana-sarana individu

dan organisasi.

Sedangkan menurut Angipora (2003:13), proses manajemen

pemasaran dibagi dalam beberapa langkah, yaitu :

1. Menganalisa kesempatan pasar

2. Memilih pasar sasaran

3. Mengembangkan bauran pemasaran

4. Mengelola usaha pemasaran

Dari dua pendapat para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa,

perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa

dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dan dengan tujuan

(21)

2.1.1.3 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menurut Laksana (2008:6), yang mengutip

pernyataan Kotler (2000), konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci

untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan

tersebut harus menjadi efektif dibandingkan para pesaing dalam

menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan kepada pasar sasaran

yang terpilih.

Sedangkan menurut Assauri (2007:61), konsep pemasaran adalah

suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi

kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh

kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan

konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, konsep pemasaran merupakan

orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan

adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, dan selanjutnya

memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga mencapai tingkat

kepuasan langganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para

pesaing.

2.1.1.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Angipora (2002:24), mengatakan bahwa bauran pemasaran adalah

perangkat variabel-variabel terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk

menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran (target

(22)

Menurut Angipora (2002:26), unsur-unsur yang terkait dalam bauran

pemasaran dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Produk (Product)

Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang

atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.

Keberadaan produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran,

karena semua kegiatan dari unsur-unsur bauran pemasaran lainnya

berawal dan berpatokan dari produk yang dihasilkan.

Apapun bauran produk meliputi macam-macam produk, kualitas,

desain, ciri-ciri, merk dagang, kemasan, dan lain-lain.

b. Harga ((Price)

Merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk

mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan

yang belum terpuaskan.

Bauran harga meliputi daftar harga, rabat, potongan tunai, jangka

pembayaran, dan syarat kredit.

c. Distribusi (tempat = place)

Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk

menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia

bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimanapun

konsumen berada.

Bauran distribusi meliputi sistem saluran, daya jangkau, lokasi,

(23)

d. Promosi (promotion)

Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan

tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi,

dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan.

Bauran promosi meliputi promosi penjualan, periklanan, hubungan

masyarakat dan publisitas penjualan pribadi, dan juga pemasaran

langsung.

2.1.2 Jasa

2.1.2.1 Pengertian Jasa

Tjiptono (2005:16), mengemukakan bahwa jasa adalah setiap

tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada

pihak lain yang bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Kemudian menurut Stanto, seperti telah dikutip oleh Alma

(2000:204), menyatakan bahwa jasa adalah sesuatu yang dapat

diidentifikasi secara terpisah tidak terwujud, ditawarkan untuk memenuhi

kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda

berwujud atau tidak.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001: ), pengertian jasa

adalah sebagai analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari

program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai

(24)

Kemudian menurut Lovelock dan Wright (2005:5), jasa dapat

didefinisikan dari dua pendekatan, yaitu :

1. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada

pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk

fisik, kinerja pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak

menghasilkan.

2. Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan

manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil

dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau

atas nama penerima jasa tersebut.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan

kegiatan yang tidak berwujud, yang dilaksanakan oleh individu atau

organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.2.2Karakteristik Jasa

Jasa mempunyai empat karakteristik yang sering dijumpai, yaitu :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Menurut Payne (2000:9), jasa tidak bersifat abstrak dan tidak

berwujud. Sedangkan menurut Tjiptono (2005:18), jasa tidak dapat

dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan

dikonsumsi. Hal ini mempunyai implikasi bagi para pelanggan,

implikasinya yaitu ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang

(25)

Intangibility juga menimbulkan implikasi bagi para penyedia jasa yaitu

kurangnya karakteristik fisik menyebabkan penyedia jasa

mendiferensiasikan penawarannya.

2. Inseperability (tidak dapat dipisahkan)

Menurut Tjiptono (2005:20), barang biasanya diproduksi, kemudian

dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa pada umumnya dijual terlebih

dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan

tempat yang sama.

Karakteristik semacam ini mempunyai beberapa implikasi, yaitu :

a.Pertama : khususnya dalam jasa yang tingkat kontaknya tinggi,

karena penyedia jasa dan pelanggan sama-sama hadir, maka interaksi

diantara mereka merupakan faktor penting yang menentukan

kepuasan pelanggan terhadap jasa tersebut.

b.Kedua : konsumen lain biasanya juga hadir. Perilaku mereka bisa

mempengaruhi konsumen terhadap jasa yang disampaikan.

c.Ketiga : perkembangan atau pertumbuhan jasa sulit diwujudkan.

Penyedia jasa dank lien harus bertemu, ini berarti organisasi jasa

harus membangun banyak ‘pabrik’ kecil didekat lokasi klien.

Sedangkan menurut Payne (2000:9), jasa umumnya tidak dapat

dipisahkan, jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang

(26)

3. Variability / heterogeneity / inconsistency

Tjiptono (2005:21), berpendapat bahwa jasa bersifat sangat variabel,

karena merupakan not-standardized output, artinya banyak bentuk,

kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa

tersebut diproduksi.

Sedangkan menurut Payne (2000:9), jasa merupakan variabel non

standar dan sangat bervariasi.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Menurut Tjiptono (2005:21), berarti jasa tidak tahan lama dan tidak

dapat disimpan.

Sedangkan Payne (2000:9), berpendapat bahwa jasa tidak mungkin

disimpan dalam persediaan.

5. Lack of Ownership

Tjiptono (2005:22), berpendapat bahwa karakteristik ini merupakan

perbedaan dasar antara jasa dan barang.

2.1.2.3Klasifikasi Jasa

Klasifikasi jasa menurut Tjiptono (2005:23), yang mengutip

pernyataan Lovelock (1992), jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Berdasarkan sifat tindakan jasa

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua

sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sifat tindakan jasa

(tangible actions and intangible actions).

(27)

b. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua

sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukkan tipe hubungan antara

perusahaan jasa dan pelanggan (status keanggotaan dan hubungan

temporer).

Sedangkan sumbu horizontalnya merupakan sifat penyampaian jasa

(penyampaian secara berkesinambungan dan penyampaian diskrit)

c. Berdasarkan tingkat customization dan kemampuan mempertahankan

standar konstan dalam penyampaian jasa.

Jasa diklasifikasikan berdasarkan dua sumbu utama, yaitu tingkat

customization karakteristik jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan

individual (tinggi dan rendah) dan tingkat kemampuan penyedia jasa

dalam mempertahankan standar yang konstan (tinggi dan rendah)

d. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa

Jasa diklasifikasikan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua

sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sejauh mana

penawaran jasa menghadapi masalah sehubungan dengan terjadinya

permintaan puncak (permintaan puncak dapat dipenuhi tanpa

penundaan berarti) dan permintaan puncak biasanya melampaui

penawaran.

e. Berdasarkan metode penyampaian jasa

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua

(28)

pelanggan dan perusahaan jasa (pelanggan mendatangi perusahaan

jasa; perusahaan jasa mendatangi pelanggan; dan perusahaan jasa

melakukan transaksi melalui surat atau media elektronik).

Sedangkan sumbu horizontalnya adalah ketersediaan outlet jasa.

2.1.2.4Sifat-sifat Khusus Pemasaran Jasa

Menurut Alma (2000:215), pemasaran jasa mempunyai beberapa sifat

yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Menyesuaikan dengan selera konsumen (komunikasi).

Merupakan gejala buyer’s market, dimana pembeli (konsumen)

berkuasa memperlihatkan suasana pasaran jasa pada saat ini, maka

dalam industri jasa pengusaha harus memperhatikan hal-hal yang

bersifat internal, bukan eksternal, yaitu dengan cara memelihara tenaga

kerja dan dipekerjakan tenaga kerja yang terbaik dan mereka harus

bekerja sebaik mungkin.

b. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan

penduduk.

Yang dimaksud adalah semakin tinggi penghasilan seseorang, maka

semakin banyak presentase yang dibelanjakan untuk keperluan

rekreasi, dalam arti permintaan jasa akan meningkat.

c. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpanan.

Jasa produksi bersamaan dengan waktu konsumsi, jadi tidak ada jasa

yang dapat di simpan. Misalnya jika tempat duduk dalam kereta yang

(29)

kerugian bagi pengusaha kereta, karena tidak memenuhi target

penjualan.

d. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud (perlengkapannya).

Yang dimaksud adalah bahwa jasa sifatnya tidak berwujud. Karena itu

konsumen akan memperhatikan benda berwujud yang memberi

layanan, sebagai patokan terhadap kualitas jasa yang ditawarkan.

Tugas utama pengusaha ialah mengelola benda berwujud tersebut agar

memberikan jasa yang memuaskan sehingga konsumen diberikan bukti

yang meyakinkan bahwa jasa yang ditawarkan adalah jasa nomor satu.

Misalnya jasa angkut sepeda motor, dinilai oleh konsumen dari

keadaan sepeda motor, merk sepeda motor, kebersihan, dan

sebagainya.

e. Saluran distribusi dalam marketing jasa tidak begitu penting, yang

dimaksud adalah karena pada umumnya dalam marketing jasa tidak

digunakan, tetapi ada tipe jasa tertentu dimana agen-agen,

perantara-perantara dapat digunakan. Misalnya dalam perdagangan saham

obligasi, angkutan, dan sebagainya melalui biro penyaluran.

f. Beberapa problema pemasaran dan harga jasa.

1. Perusahaan asuransi mengalami kesulitan dalam pemasarannya

karena banyak anggota masyarakat enggan menjadi nasabah

perusahaan asuransi. Ini mungkin disebabkan oleh banyak hal,

seperti penghasilan masih merasa belum cukup, belum merasa

(30)

2. Masalah harga dari jasa sangat banyak ditentukan oleh orang

lembaga yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya seperti dokter

spesialis, walaupun tarifnya sudah diatur oleh pemerintah namun

dokter terkenal banyak dikunjungi oleh pasien yang punya uang

dan tarifnya cukup tinggi bagi masyarakat umum.

Adapula harga jas yang sudah diterapkan oleh pemerintah,

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti penetapan

tarif angkutan kota, tarif bis kota, tarif kereta api, dan sebagainya.

2.1.2.5Macam-macam Jasa

Menurut Alma (2002:208), macam-macam jasa dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

a. Personal Service (selera pelayanan)

Jasa ini bersifat personal yang tidak dapat dipisahkan dari orang yang

menghasilkan jasa tersebut, pelayanan pada jasa dari orang yang

menghasilkan jasa tersebut, pelayanan pada jasa ini langsung ditangani

oleh produsennya. Pemakaian perantara dalam hal ini tidak praktis

karena seluruh distribusinya adalah personalized service.

Personalized service dapat digolongkan ke dalam tiga golongan yaitu :

1. Personal Service (pelayanan pribadi)

Yang dimaksud adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan

(31)

2. Marketing Profesional Service (pemasaran jasa pelayanan)

Merupakan pelayanan jasa yang dalam pemasarannya menunggu

konsumen yang pernah datang, maka konsumen tersebut akan

datang kembali lain kali. Jadi yang penting dalam jenis pelayanan

jasa ini adalah harus mempunyai banyak kenalan dan memasuki

berbagai organisasi di masyarakat, misalnya jasa dokter spesialis.

3. Marketing Business Service (pemasaran bisnis pelayanan)

Pada jenis jasa ini, sistem pemasarannya tidak langsung dalam arti

perusahaan jasa tersebut lebih senang diundang oleh konsumen

baru untuk memberikan jasa-jasanya. Undangan ini diharapkan

akan membuat suatu hubungan baru dimana diadakan

pembicaraan-pembicaraan mengenai usaha-usaha atau

perdagangannya, mereka biasanya membatasi periklanan dan lebih

praktis membuat kartu nama, misalnya jasa akuntansi, biro

konsultan.

b. Financial Service

Financial service, terdiri dari :

1. Banking Service (jasa bank)

2. Insurance Service (jasa asuransi)

(32)

c. Public Utility and Transportation Service (kepentingan umum jasa

transportasi)

Pada perusahaan public utility mempunyai monopoli secara ilmiah.

Misalnya : perusahaan listrik, air minum yang para pemakainya terdiri

dari konsumen lokal, perkantoran dan perdagangan industri dan

pemerintah daerah.

Sedangkan transportation service meliputi : jasa angkutan bis, kereta

api, pesawat, dan sebagainya. Pelayanan di sini ditunjukkan untuk

angkutan penumpang dan angkutan barang.

d. Entertainment

Merupakan bisnis jasa yang mempunyai masyarakat melalui

periklanan, dimana perusahaan yang mempunyai usaha ini

memperoleh pendapatan yang besar.

e. Hotel Service

Merupakan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan. Jasa yang

ditawarkan pada bidang perhotelan ini meliputi fasilitas penyediaan

atau penyewaan kamar, fasilitas rekreasi, dan hiburan. Dimana

pelayanan dan jasa yang diberikan merupakan daya tarik dan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan para pengunjung.

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Jasa

Proses kepuasan konsumen merupakan tahap akhir dan di dalam

tahap akhir menilai setelah dilakukan pengambilan keputusan.

(33)

dari lima tahap, yaitu pengenalan, pencarian informasi evaluasi, keputusan

pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen

jasa menurut Alma (2002:224), adalah :

a. Desain fisik, yaitu merupakan tampilan produk jasa yang dibeli akan

menjadi daya tarik dan sangat berperan mempengaruhi minat

konsumen.

b. Harga jasa, yaitu merupakan penentu kritis yang membedakan produk

yang ditawarkan oleh pengusaha yang satu dengan yang lainnya.

c. Kualitas layanan jasa, yaitu kemampuan perusahaan dalam sesuatu

pada konsumennya. Dimana apabila kualitas yang diterima konsumen

lebih baik, maka konsumen cenderung akan mencobanya kembali.

Adapun faktor dalam penentuan kualitas layanan yaitu :

1. Kendala, yaitu kemampuan dari karyawan dan pengusaha untuk

memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.

2. Daya tanggap, yaitu kemampuan dari karyawan dalam membantu

pelanggan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap,

meliputi : kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan,

kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan

keluhan pelanggan.

3. Kepastian, yaitu berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkan

keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan

(34)

pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramah-tamahan, dan

kesopanan.

4. Empati, yaitu perhatian secara individual yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan prosedur.

d. Fasilitas berwujud, yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, seperti :

gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan,

kerapian ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan

karyawan.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mencantumkan harga, pelayanan

dan fasilitas menjadi variabel bebas terhadap kepuasan konsumen sebagai

variabel terikat. Peneliti tidak mencantumkan desain fisik karena tampilan

produk jasa warnet pada umumnya sama saja, yaitu kecepatan akses

internet itu sendiri. Kecepatan akses internet itu sendiri juga termasuk ke

dalam salah satu diantara variabel tersebut, yaitu fasilitas. Sehingga

dengan hanya tiga variabel tersebut (harga, pelayanan, dan fasilitas) sudah

dapat dilakukan penelitian.

2.1.4 Harga

2.1.4.1Pengertian Harga

Harga menurut Angipora (2002:268), yang mengutip pernyataan

McCarthy, yaitu apa yang dibedakan untuk sesuatu.

Sedangkan menurut Stanton (2001:301), harga adalah jumlah uang

(35)

memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang

menyertainya.

Jadi produsen harus memperhatikan dan mempertimbangkan

kebijaksanaan penetapan harga yang akan ditempuh, sehingga dapat

memenuhi harapan produsen untuk dapat bersaing dan mempengaruhi

konsumen.

2.1.4.2Tujuan Penetapan Harga

Menurut Swastha (2001:242), ada lima tujuan penetapan harga yaitu

terdiri dari :

a. Tujuan berorientasi pada laba

Asumsi teori klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu

memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan

dikenal dengan istilah maksimal laba.

Manajemen perusahaan memusatkan perhatiannya pada usaha

tercapainya laba melalui pemilihan target hasil atau memaksimalkan

laba. Sasaran pada laba bisa dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Jika untuk mencapai target hasil maka perusahaan menetapkan harga

untuk produk atau jasanya yang diberikan atas dasar sasaran mencapai

prosentase tertentu untuk pengembalian investasi atau pengembalian

laba bersih.

Sedangkan jika untuk memaksimalkan laba, maka sasaran yang paling

(36)

menghasilkan uang sebanyak-banyaknya sasaran ini kemungkinan

lebih menguntungkan perusahaan dalam jangka waktu panjang.

b. Tujuan berorientasi pada volume penjualan

Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume

penjualan.

Perusahaan yang menggunakan sasaran tipe ini memusatkan perhatian

pada volume penjualan. Dalam situasi seperti ini, sasaran penetapan

harga bisa diarahkan pada peningkatan volume penjualan,

mempertahankan pangsa pasar perusahaan atau meningkatkannya.

Untuk sasaran yang diarahkan pada meningkatkan volume penjualan,

maka sasaran penetapan harga biasanya dinyatakan dalam persentase

kenaikan volume penjualan selama kurun waktu tertentu. Dalam

mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar, maka perusahaan

biasanya menentukan pangsa pasar apa yang diinginkan. Dalam

beberapa hal, pangsa pasar merupakan indicator kondisi perusahaan

yang lebih dibandingkan target investasi.

c. Tujuan berorientasi pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi

penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk

(37)

d. Tujuan stabilitas harga

Dalam proses yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga. Bila

suatu perusahaan menurunkan harganya, maka pesaingnya harus

menurunkan pula harga mereka.

e. Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya

pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen.

2.1.4.3Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Menurut Stanton (2001:309), faktor-faktor yang mempengaruhi

penetapan harga meliputi lima tahap, yaitu :

a. Mengestimasi permintaan untuk barang tersebut

Produsen membuat estimasi permintaan barang atau jasa yang

dihasilkan secara total. Hal ini lebih memudahkan dilakukan terhadap

permintaan barang yang ada dibandingkan dengan permintaan barang

baru.

Pengestimasian permintaan tersebut dapat dilakukan dengan cara :

1. Menentukan harga yang diharapkan

2. Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat harga

b. Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan

Kebijaksanaan penentuan harga tentu harus memperhatikan kondisi

persaingan yang ada di pasar serta sumber-sumber penyebab lainnya.

Sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari :

(38)

2. Barang pengganti

3. Barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain

c. Menentukan market share yang diharapkan

Perusahaan yang ingin bergerak dan maju lebih cepat tentu selalu

mengharapkan market share yang lebih besar, dengan ditunjang oleh

kegiatan promosi dan kegiatan lain persaingan non harga.

d. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar

Beberapa strategi yang dapat digunakan, yaitu :

1. Skin the cream pricing (penetapan harga penyaringan)

2. Penetration pricing (penetapan harga penetasi)

e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan

Faktor lain harus dipertimbangkan dalam penentuan harga adalah

mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan dengan melihat

pada barang, sistem distribusi dan program promosinya.

2.1.4.4Sasaran Penetapan Harga

Menurut Stanton (2001:311), sasaran penetapan harga dibagi

menjadi tiga, yaitu :

a. Berorientasi pada laba, untuk :

1. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan

2. Memaksimalkan laba

b. Berorientasi pada penjualan, untuk :

1. Meningkatkan penjualan

(39)

c. Berorientasi pada status quo, untuk :

1. Menstabilkan harga

2. Menangkal persaingan

2.1.4.5Metode Penetapan Harga

Menurut Angipora (2002:284), metode penetapan harga ada tiga,

yaitu :

a. Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan

(Cost Plus Pricing Method)

Metode yang paling sederhana dimana penjual atau produsen

menetapkan harga jual untuk satu barang yang besarnya sama dengan

jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk laba yang

diinginkan (margin) pada tiap-tiap unit tersebut.

Formula :

Cost Plus Pricing Method = Biaya Total + Marjin = Harga Jual

b. Harga yang didasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan

suplai. Metode penentuan harga terbaik demi terciptanya laba yang

optimal melalui keseimbangan antara biaya dengan permintaan pasar.

Untuk menganalisa permintaan, kita harus membedakan terlebih

dahulu antara kurva permintaan atau jadwal yang dihadapi oleh

penjual. Secara teoritis bahwa perusahaan yang beroperasi pada pasar

persaingan sempurna kurva permintaannya akan berbentuk horizontal,

artinya penjual tunggal tidak dapat mengendalikan pasar. Seluruh hasil

(40)

analisa ini hanya bisa dipakai untuk mempelajari perkembangan masa

lalu, tidak bisa didayagunakan sebagai pegangan praktis dalam

penetapan harga sekarang dan yang akan datang.

c. Penetapan harga yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar

Metode penetapan harga yang berorientasi pada kekuatan pasar dimana

harga jual dapat ditetapkan sama dengan harga jual pesaing, diatas

harga pesaing atau dibawah harga pesaing.

1. Penetapan harga sama dengan saingan

Penetapan harga seperti ini memang akan lebih menguntungkan

jika dipakai pada saat harga dalam persaingan itu tinggi.

Digunakan untuk penjualan barang-barang standar.

2. Penetapan harga dibawah harga saingan

Metode ini merupakan suatu yang terbaik bagi perusahaan untuk

memasuki pasar baru, sehingga dengan demikian banyak pengecer

mengarahkan cara ini khusus untuk barang-barang yang

permintaannya elastic.

3. Penetapan harga diatas harga saingan

Metode ini digunakan oleh perusahaan yang sudah memiliki

reputasi. Hal ini dilatarbelakangi oleh suatu pertimbangan bahwa

seringkali konsumen lebih mengutamakan kualitas dan faktor

prestise yang dimiliki oleh barang atau jasa yang mempunyai harga

(41)

2.1.5 Pelayanan

Pengertian Pelayanan

Pelayanan mengandung arti menolong, menyediakan segala sesuatu

yang diperlukan orang lain, sehingga dengan demikian pelayanan juga

dapat diartikan sebagai sarana atau alat untuk bisa terlaksana, memberikan

(membantu) menyediakan keperluan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Menurut Lukman (2004:6), pelayanan adalah suatu kegiatan atau

urutan kegiatan yang terjadi dalam fisik, dan menyediakan kepuasan

pelanggan.

Sedangkan Kotler (2001:34), mengemukakan bahwa pelayanan

merupakan jasa yang bermanfaat dan dapat memuaskan konsumen, maka

dari itu mutu pelayanan harus dapat diperhatikan agar konsumen tidak

kecewa dan beralih pada perusahaan lain.

Dari definisi para pakar, dapat disimpulkan bahwa pelayanan

merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk melayani konsumen

dengan barang-barang atau jasa yang dibutuhkan, sehingga konsumen

merasa puas karenanya.

Tujuan Pelayanan

Dengan membuat kesan yang baik, maka perusahaan tersebut dapat

mempengaruhi atau merangsang konsumen untuk melakukan pembelian

kembali kepada perusahaan tersebut. Perusahaan berusaha

(42)

menambah konsumen baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan

pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

Menurut Sunarto (2006:4), tujuan utama pekerjaan seorang petugas

pelayanan pelanggan adalah memberikan pelayanan yang bermutu tinggi

kepada pelanggan. Jika tujuan ini telah tercapai maka terjadilah hal-hal

positif yaitu :

a. Pelanggan puas. Ini adalah hasil yang paling diinginkan oleh semua

petugas pelayanan pelanggan.

b. Jika pelanggan puas maka mereka akan melakukan hal-hal yang

menakjubkan yaitu melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan

dan akan menceritakan kepada pelanggan yang lain. Hal ini

mempengaruhi pertumbuhan dan penambahan peluang atau

kesempatan bagi para petugas pelayanan pelanggan.

Kualitas Layanan

Menurut Fandy Tjiptono (2005:121), kualitas adalah suatu ukuran

yang mengukur kemampuan suatu bisnis jasa dalam memenuhi kebutuhan

pelanggan.

Produk pelayanan yang berkualitas merupakan hal yang dapat

memuaskan pelanggan.

Terdapat tujuh karakteristik dasar untuk mendapatkan dan

(43)

a. Create Constancy of Purpose (menciptakan tujuan ketetapan)

Sebuah perusahaan jasa harus mempunyai tujuan dan visi yang kuat,

jelas dan konseptual. Hal ini dibangun dengan memperhatikan apa

yang diinginkan dan dipikirkan oleh konsumen. Dengan adanya tujuan

yang jelas maka karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan

lebih dan terarah yang pada akhirnya akan memuaskan konsumen.

b. Crease Reliance on Inspection (lipatan kepercayaan pada inspeksi)

Dalam bisnis jasa produk servis diberikan secara simultan antara

produksi dan konsumsinya maka tidaklah mungkin bagi manajer untuk

menginspeksi tiap produk servis yang diberikan.

c. Remove Barriers (menghilangkan hambatan)

Untuk menghilangkan rintangan-rintangan yang ada maka manajemen

dapat mengidentifikasi dan mengeliminasi tugas-tugas yang

sebenarnya tidak diperlukan sehingga dapat menghemat waktu dan

tenaga untuk digunakan tugas-tugas lain yang lebih penting.

d. Practice Leadership (latihan di dalam kepemimpinan)

Di dalam menjalankan suatu organisasi diperlukan seorang pemimpin

yang mempunyai misi dan jiwa kepemimpinan sehingga dapat

mengatur segala sesuatu dan berjalan dengan lancar serta

menghasilkan profit.

e. Educate and Train (mendidik dan berlatih)

Pendidikan dan pelatihan merupakan prioritas utama untuk mencapai

(44)

yang memuakan tanpa adanya pendidikan dan pelatihan yang cukup

untuk karyawannya.

f. Build long-term Bussiness Relationships (jangka panjang dalam

membangun hubungan bisnis)

Antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain harus saling

membantu dalam melakukan pekerjaan, demi tercapainya tujuan yang

baik.

g. Take Positive Action (pengambilan tindakan yang positif)

Manajemen harus melakukan pendekatan yang positif dan inovatif

dengan ide-ide yang lebih untuk dapat memenuhi keinginan dan

kebutuhan konsumen.

Kualitas pelayanan sangat dipengaruhi oleh persepsi pelanggan

terhadap pelayanan aktual. Kualitas layanan ukurannya bukan hanya

ditentukan oleh pihak yang melayani saja tetapi lebih banyak ditentukan

oleh pihak yang dilayani, karena merekalah yang menikmati layanan

sehingga dapat mengukur kualitas layanan berdasarkan harapan-harapan

mereka dalam memenuhi kepuasannya.

Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang paling penting dalam perkembangan

perusahaan untuk masa-masa yang akan datang, dimana fasilitas dikatakan

sebagai sarana dan prasarana yang disediakan untuk dipakai atau

dipergunakan serta dinikmati oleh konsumen, karena dengan adanya

(45)

tinggi dalam diri konsumen sehingga mendorong konsumen untuk

melakukan pembelian terhadap barang atau jasa tiap kali konsumennya

membutuhkannya.

Menurut Gerson (2004:21), secara umum fasilitas adalah segala

sesuatu yang disengaja disediakan untuk dipakai dipergunakan serta

dinikmati oleh konsumen, baik ada biaya tambahan atau tidak, agar

konsumen mendapatkan kemudahan, keamanan dan kenyamanan.

Jadi, fasilitas adalah segala sesuatu yang sengaja disediakan untuk

dapat dinikmati, agar memberikan kemudahan, keamanan dan

kenyamanan pada konsumen.

Ada beberapa fasilitas-fasilitas pendukung operasinya, antara lain :

a. Fasilitas ruangan yang terdiri dari ruang-ruang :

1. Pelayanan yang cukup aman dan tertib, seperti meja, layanan dan

loket pembayaran, serta memberikan rasa aman dan nyaman

dengan ketenangan.

2. Informasi dilengkapi dengan bahan-bahan yang penting secara

umum ingin diketahui oleh orang-orang yang berkepentingan.

3. Kamar kecil dilengkapi dengan pengairan yang baik, diberi

pengharum ruangan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.

4. Air minum gratis, agar konsumen yang haus tidak harus keluar

uang dan keluar dari warnet hanya untuk sekedar membeli air

(46)

5. Rokok eceran, yang dijual dengan tujuan memudahkan bagi

konsumen yang merokok namun sedang tidak membawa rokok

dari luar, sehingga konsumen bisa membeli rokok eceran di warnet.

6. Ruang rokok, dimana ruangan ini khusus untuk mereka yang

merokok dalam menggunakan jasa warnet ini.

b. Aksesoris komputer

Fasilitas ini sangat diperlukan dan sangat membantu apabila

orang-orang atau konsumen ingin memenuhi akan kebutuhannya tentang

kelengkapan komputerisasi.

c. Alat hiburan

Berfungsi untuk menyenangkan konsumen agar tidak mengalami

kejenuhan dalam menunggu. Misalnya musik, koran, dan lain-lain.

Fasilitas berorientasi kepada keputusan konsumen maka pelayanan

dan penyedia fasilitas harus diperhatikan agar tidak mengecewakan dan

beralih ke perusahaan lain.

Dengan demikian, bukan hanya konsumen yang sudah ada saja

diperhatikan, melainkan dapat juga menambah konsumen baru yang pada

akhirnya dapat meningkatkan penjualan terhadap produk atau jasa apabila

faislitas yang diberikan dapat melebihi dari para pesaing lainnya.

Kepuasan Konsumen

Pengertian Kepuasan Konsumen

Setelah melakukan pembelian terhadap barang atau jasa, konsumen

(47)

puas apabila produk atau jasa dipandang menawarkan manfaat yang nyata

dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut. Begitu

juga sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas apabila produk atau

jasa tersebut dipandang tidak menawarkan manfaat yang nyata dan sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut.

Kepuasan tersebut bersifat relatif, yaitu setiap orang berbeda tingkat

kepuasannya.

Pengertian kepuasan menurut Oliver (2001), seperti yang telah

dikutip oleh Chandra dan Tjiptono (2005:196), yaitu penilaian bahwa fitur

produk atau jasa itu sendiri, memberikan tingkat pemenuhan berkaitan

dengan konsumsi yang menyenangkan, termasuk under-fulfillment dan

over-fulfillment.

Sedangkan menurut Kotler (2000:36), kepuasan konsumen diartikan

sebagai fungsi dari pada jauh dekatnya produk menurut harapan (H),

konsumen (K), dan pandangan (P), sehingga menjadi (K) = (H.P).

Dari dua definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika produk

atau jasa memenuhi harapan konsumen dengan prestasi yang diberikan,

maka konsumen akan merasakan kepuasan. Sebaliknya jika harapan jauh

dari prestasi yang diharapkan, konsumen akan merasakan ketidak puasan.

Strategi Kepuasan Konsumen

Upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat dilakukan

dengan berbagai strategi kepuasan konsumen yang merupakan sifat

(48)

Menurut Tjiptono (2000:25), ada beberapa strategi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kepuasan konsumen, antara lain :

a. Relationship Marketing (hubungan pemasaran)

Dalam strategi ini, hubungan transaksi antara penyedia jasa dan

pelanggan berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai dan

diharapkan dapat terjadi bisnis ulangan.

b. Strategy Superior Customer Service (strategi pelayanan pelanggan)

Perusahaan menawarkan pelayanan yang lebih unggul dari pada

pesaing. Dengan demikian berarti perusahaan akan membutuhkan

harga yang lebih tinggi kepada konsumen, tetapi ada pula konsumen

yang rela asal mendapatkan pelayanan yang memuaskan.

c. Strategy Unconditional Guarantees (strategi tanpa syarat dalam

penjaminan / pinjaman)

Berentikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada konsumen

yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan

kualitas jasa dan kinerja perusahaan serta meningkatkan motivasi

karyawan untuk bekerja lebih baik.

d. Strategi Penanganan Keluhan yang Efektif

Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah

seorang konsumen yang tidak puas.

Pengukuran Kepuasan Konsumen

Untuk mengukur dan memantau kepuasan, menurut Kotler

(49)

a. Complaint and Suggestion System (sistem keluhan dan saran)

Banyak perusahaan yang berhubungan dengan kepuasan konsumen

membuka kotak saran dan menerima keluhan-keluhan yang dievaluasi

konsumen.

Saran-saran tersebut dapat juga disampaikan melalui kartu komentar,

customer hotline. Informasi ini dapat memberikan ide-ide dan

masukan kepada perusahaan yang memungkinkan perusahaan

mengantisipasi dan cepat tanggap terhadap kritik dan saran tersebut.

b. Customer Satisfaction Surveys (survei kepuasan konsumen)

Tingkat keluhan yang disampaikan oleh konsumen tidak bisa

disimpulkan secara umum untuk mengukur kepuasan konsumen pada

umumnya. Umumnya penelitian mengenai keputusan konsumen

dilakukan dengan survei, melalui pos, telepon, atau wawancara

pribadi. Ada juga perusahaan yang mengirimkan angket-angket kepada

orang-orang tertentu.

c. Ghost Shopping (pembelian bayangan)

Perusahaan dapat membayar orang-orang tertentu untuk bertindak

sebagai pembelian potensial yang melaporkan temuan mereka tentang

kekuatan dan kelemahan yang mereka alami dalam membeli produk

perusahaan dan pesaing.

Manajer juga harus turun ke lapangan, melihat situasi penjualan

(50)

sendiri secara langsung perlakuan yang mereka terima sebagai

pelanggan.

d. Lost Customer Analysis

Perusahaan-perusahaan yang kehilangan pelanggan mencoba

menghubungi pelanggan tersebut. Mereka dibujuk untuk menggunakan

kembali produk perusahaan tersebut. Perusahaan juga menanyakan

alasan mengapa mereka pindah atau beralih ke perusahaan lain. Dari

kontak semacam ini akan diperoleh informasi dan akan memperbaiki

kinerja perusahaan sendiri agar tidak ada lagi pelanggan yang beralih,

dengan cara meningkatkan kepuasan pelanggan tersebut.

Kerangka Berpikir

Agar dapat sukses dalam persaingan adalah dengan berusaha

mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan atau

konsumen. Agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus

berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang

diinginkan konsumen dengan harga yang pantas, kualitas produk,

pelayanan yang baik, dan fasilitas yang menunjang. Dengan demikian

setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar,

karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sangat tergantung pada

perilaku konsumennya sehingga dapat menimbulkan suatu kepuasan, atau

dengan mengetahui serta memahami perilaku konsumennya, perusahaan

dapat memberikan kepuasan secara lebih baik kepada konsumennya.

(51)

menunjang terealisasinya dimana faktor yang mempunyai hubungan

dengan kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa warnet.

Harga merupakan salah satu faktor penting bagi seseorang untuk

memutuskan membeli produk atau menggunakan jasa tersebut. Hal

tersebut dikarenakan suatu keadaan dimana pengguna internet diharuskan

membayar biaya atau tarif penggunaan, pada umumnya menginginkan tarif

yang murah sehingga dapat terjangkau oleh para konsumen.

Pelayanan yang baik dapat menarik minat konsumen datang dan

dapat menimbulkan suatu tingkat kepuasan yang tinggi, sehingga dapat

mendorong mereka melakukan pembelian terhadap barang atau jasa setiap

kali mereka membutuhkannya. Pelayanan adalah sikap yang ditunjukkan

oleh petugas atau pegawai dalam pemberian informasi, penanganan saat

ada masalah dan memberikan penjelasan untuk kemudahan. Sehingga

memberikan kepuasan, konsumen sebagai pengguna menginginkan

pelayanan atau service yang baik dari pihak perusahaan.

Fasilitas merupakan hal yang penting dalam perkembangan

perusahaan, dimana fasilitas adalah segala sesuatu yang disediakan untuk

dipakai atu dipergunakan serta dinikmati oleh konsumen agar konsumen

mendapatkan kemudahan dan kenyamanan sebab dengan fasilitas yang

baik dapat menimbulkan suatu tingkat kepuasan dalam diri konsumen

sehingga dapat mendorong melakukan pembelian terhadap barang atau

(52)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik model alur kerangka

berpikir seperti berikut :

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian yang diajukan

maka, dapat dirumuskan hipotesis berikut :

a. Terdapat pengaruh yang nyata antara tarif, pelayanan dan fasilitas

secara simultan terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa

internet pada Warnet Elite di Gresik.

b. Terdapat pengaruh yang nyata antara tarif, pelayanan dan fasilitas

secara parsial terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa

internet pada Warnet Elite di Gresik. Tarif (X1)

Pelayanan (X2)

Fasilitas (X3)

(53)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini menggunakan harga (X1), pelayanan (X2), dan

fasilitas (X3), sebagai variabel bebas / variabel independen, dan kepuasan

konsumen (Y), sebagai variabel terikat / dependen.

Definisi operasional variabel-variabel yang digunakan tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Harga (X1), adalah sejumlah uang yang dibedakan atas jasa internet,

sebagai nilai tukar dari jasa internet pada warnet elite di Gresik.

Indikator yang digunakan adalah :

X1.1 : Harga penggunaan jasa internet sebanding dengan kecepatan

akses internet pada warnet elite.

X1.2 : Harga penggunaan jasa internet pada warnet elite sudah sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

X1.3 : Harga jasa tambahan seperti print out, back up data ke CD pada

warnet elite lebih murah.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan

menggunakan skor sebagai berikut :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

(54)

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

b. Pelayanan (X2), merupakan suatu bentuk / cara yang dilakukan untuk

melayani konsumen pengguna jasa internet pada warnet elite di Gresik,

mulai konsumen tersebut masuk warnet, dan sampai ketika konsumen

tersebut selesai menggunakan jasa internet pada warnet elite.

Indikator yang digunakan adalah :

X2.1 : Keramahan pelayanan yang diberikan ketika konsumen masuk.

X2.2 : Kemampuan operator dalam melayani konsumen ketika

mengalami kesulitan dalam menggunakan jasa internet.

X2.3 : Keramahan pelayanan ketika konsumen selesai menggunakan

internet dan akan keluar warnet.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan

menggunakan skor sebagai berikut :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Ragu-ragu = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

c. Fasilitas (X3), merupakan segala bentuk yang disediakan untuk dapat

dinikmati dan memberikan kenyamanan yang diharapkan dan dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen warnet elite di

(55)

Indikator yang digunakan adalah sebagai berikut :

X3.1 : Tersedianya toilet / kamar kecil yang bersih.

X3.2 : Tersedianya pendingin ruangan yang baik.

X3.3 : Tersedianya fasilitas tambahan seperti air minum gratis.

X3.4 : Privasi konsumen.

X3.5 : Tersedianya musik sebagai hiburan bagi konsumen.

X3.6 : Kecepatan akses internet.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan

menggunakan skor sebagai berikut :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Ragu-ragu = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

d. Kepuasan Konsumen (Y), adalah pengguna jasa warnet Elite di Gresik

yang merasa senang maupun kecewa dalam menggunakan jasa

tersebut. Indikator yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y1 : Petugas memberikan penanganan terhadap keluhan konsumen.

Y2 : Respon / tanggapan petugas ketika konsumen mengalami

permasalahan dalam menggunakan jasa internet pada warnet

elite.

(56)

Y4 : Setelah melakukan pembelian jasa internet pada warnet elite,

konsumen merasa puas dan ingin melakukan pembelian ulang

jasa internet pada warnet elite.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan

menggunakan skor sebagai berikut :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Ragu-ragu = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi menurut Djarwanto dan Subagyo (2000:107), adalah jumlah

dari keseluruhan obyek (satuan-satuan/individu-individu) yang

karakteristiknya hendak diduga.

Populasi adalah keseluruhan fakta dari hal yang diteliti yang terdiri

dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.

Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan

(57)

a. Konsumen yang menggunakan jasa warnet elite di Gresik.

b. Konsumen yang memiliki usia diatas 17 tahun karena menurut

Hurlock (2001:10), individu pada usia 17 tahun sudah dapat mencapai

perilaku sosial yang bertanggung jawab.

c. Populasi tidak diketahui

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi ciri-ciri tertentu

atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2004:56). Dan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan

jasa warnet di elite Gresik lebih dari satu kali.

Dan untuk mendapatkan hasil yang representative, maka digunakan

rumus unknown populations sebagai berikut :

2

Z

α

/ 2

σ

n = ( Riduwan 2004 : 66 ) e

Dimana

n = Jumlah sampel

Z

α

= Ukuran tingkat kepercayaan .

α

= 0.05 ( tingkat kepercayaan 95 %

berarti Z 1 / 2.95 % = Z 0.475 dalam tabel ditemukan 0.96 )

σ

= Standar deviasi ( 0.25)

(58)

2

Z

α

/ 2

σ

n = e

( 0,96 ) . ( 0,25 ) 2

n =

0,05

n = 23,04

Jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 24

responden (dibulatkan). Untuk hasil yang representatif maka peneliti

mengambil sampel 25 responden.

3.2.3 Teknik Penarikan sampel

Penelitian ini diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada

sampel, dengan menggunakan teknik purpossive sampling yang termasuk

kedalam non probability sampling.

Purpossive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah

penelitian). Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada

elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan

pertimbangan tersebut.

Pada penelitian ini, sampel ditentukan berdasarkan kriteria dan

pertimbangan-pertimbangan bahwa sampel adalah konsumen warnet elite

(59)

lebih memudahkan dalam menjawab pertanyaan yang ada dalam

kuesioner.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Data primer

Data yang dikumpulkan diperoleh secara langsung dengan cara

memberikan angket atau kuesioner kepada pelanggan yang menggunakan

jasa internet pada warnet elite di Gresik lebih dari satu kali.

3.3.2 Sumber Data

Data primer

Bersumber dari pelanggan yang menggunakan jasa internet pada

warnet elite di Gresik lebih dari satu kali, berdasarkan jawaban yang

diberikan responden atas daftar pertanyaan atau pernyataan yang ada pada

kuesioner.

3.3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode kuesioner

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk diisi, berhubungan dengan masalah yang diteliti,

(60)

3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Uji Kualitas

3.4.1.1Uji Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah suatu derajat ketetapan alat

ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas

bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar sahih,

analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item

dengan skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai

signifikansinya lebih kecil dari 5% (level of significance) menunjukkan

bahwa item-item tersebut sudah sebagai pembentuk indicator. Adapun

persamaan rumus yang digunakan adalah :

n

XY

– (

X

)(

Y

)

{

n

X

2

-(

X

)

2

}{

n

Y

2

-(

Y

)

2

}

(Singarimbun 2006 : 137)

Keterangan :

r = koefisien korelasi

X = tanggapan responden setiap pertanyaan

Y = total tanggapan responden

n = jumlah responden

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Uji ini untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya atau diandalkan. Menurut Umar (2003:86), suatu pengukur bisa

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir
Tabel 4.1
Variabel Disiplin Kerja (XTabel 4.2 2)
Variabel Fasilitas (XTabel 4.3 3)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, Penelitian penggunaan formalin pada tahu takwa kotamadya Kediri yang pernah dilakukan oleh Ayudiah Aprilianti dkk (2007) menunjukkan bahwa 62,50% mengandung

Fokus penelitian merupakan batasan masalah dalam penelitian kualitatif, dalam hal ini penulis menfokuskan penelitian pada praktik ibadah pada mata pelajaran muatan

Sementara mengatasi faktor diatas seorang yaitu dimana anak setelah pembelajaran pembiasaan sosial dan praktik ibadah (PSPI) peserta didik dalam ibadah sholat

PENGARUH RESIKO, KUALITAS MANAJEMEN, UKURAN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS BANK TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO BANK-BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK.. INDONESIA PERIODE

Adapun kendala-kendala yang menyebabkan masyarakat tidak mengembangkan program Pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) adalah hampir semua pengurus program PUAP di

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan Praktek melakukan kerja yang dilaksanakan dan wajib diikuti oleh penulis pada dunia kerja terkait dan untuk menyelesaikan

Tujuan penelitian peng- embangan ini adalah menghasilkan modul interaktif dengan menggunakan learning content development system pada materi pokok usaha dan energi untuk

HASIL OBSERVASI LANJUT USIA DI PTSW (PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA) SENJARAWI BANDUNG HASIL OBSERVASI LANJUT USIA DI.. PTSW (PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA)