• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kepuasan konsumen terhadap kualitas jasa;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kepuasan konsumen terhadap kualitas jasa;"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS

JASA

Studi Kasus : Bengkel Dani Motor di Fajar Mataram RT 12/04 Kec. Seputih

Mataram, Lampung Tengah

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Kekhususan Pendidikan

Akuntansi

Oleh :

Robertus Dani Setiawan

NIM : 121334044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

SKRMSI

s

ANALISIS

KEPUASAN

KONSII{EN

TERHADAP

I(UALITAS

JASA

Studi:Kasus : Bengfuel Dani Motor di.Fajar lvlataram RT

l2l04.K;"

Seputih

Telah disetujui oleh:

Pembinrbing

\

b

#

&{J

Er*{ €la {d

4

€;l

t

.F-*

L J*.

\)

Yrqm

q1^-'/

Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.

Mataram, Lampung Tengah

(3)

SKRIPSI

a

ANALISIS

KEPUASAF{

KONS TTMEN

TERHADAP

KUALITAS

. JASA

:

Studi Kasus : Bengkel Dani Motor Ai

fajar

Mataram

RTI2l04

Kec. Seputih

Mataram; L,ampung Tengah

Ketua Selaetaris Anggota Anggota

AnggoA

s.Pd, M.si.

Iguatius

Drs. Bmbang PumoffiT-E., M.

Yogyakart4 25 lwuan Z0l'1

Fq$.rdtas Keguruan dm. Ilmu PErtdidikan dT,

ry

\*

&

'ids"

"f

&o

,dqa ,d"

Iil

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhanku Yesus Kristus

Orang tuaku Yosep Dalmo dan Veronika Lilik Suryani

Adik Bernadeta Bella Mutiara Sani, Kevin Nabila Saputra dan

seluruh keluargaku

Orang yang ku sayangi
(5)

v

MOTTO

Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia

juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak

benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga

dalam perkara-perkara besar

”.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak

memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Januari 2017

Penulis,

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Robertus Dani Setiawan

Nomor Mahasiswa : 121334044

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Jasa; Studi Kasus Pada Bengkel Dani Motor di Fajar Mataram RT 12/04 Kec. Seputih Mataram,

Lampung Tengah”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Denmgan pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Januari 2017

Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS JASA

Studi Kasus: Bengkel Dani Motor di Fajar Mataram RT 12/04 Kec. Seputih Mataram, Lampung Tengah

Robertus Dani Setiawan Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kepuasan konsumen terhadap pelayanan Dani Motor, perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan Dani Motor berdasarkan usia, perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan Dani Motor berdasarkan tingkat pendidikan, dan perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan Dani Motor berdasarkan pekerjaan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna jasa Dani Motor. Jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah 1) Analisis Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) untuk mengetahui seberapa puas konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diberikan bengkel Dani Motor 2) Analisis Chi Square untuk mengetahui perbedaan kepuasan konsumen berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.

(9)

ix ABSTRACT

AN ANALYSIS OF CONSUMER’S SATISFACTION TOWARDS QUALITY OF SERVICES OF DANI MOTOR

Study Case: in Fajar Mataram RT 12/04 Kec. Seputih Mataram, Center Lampung

Robertus Dani Setiawan Sanata Dharma University

2016

The research aims to identify: (1) the level of consumer’s saticfaction towards quality of service of Dani Motor; (2) the difference of consumer’s satisfaction towards quality of service of Dani Motor based on age; (3) the

difference of consumer’s satisfaction towards quality of service of Dani Motor

based on education; and (4) the difference of consumer’s satiscafaction towards quality of service of Dani Motor based on profession.

This research is a case study. The research was conduted from September to October, 2016. Population of the research were consumers of the services of Dani Motor. The population of the research were 100 people. The analysis techniques were 1) Analysis of Consumer’s Satisfaction Index (IKP) to identify how satisfy the consumer towards quality of service of Dani Motor; 2) Chi Square

analysis to identify the differences of consumer’s satisfaction based on age, level

on education, and profession.

The result of Analysis of Consumer’s Satisfaction Index shows that the respondents who are dissatisfied towards quality of service of Dani Motor is 62%. The result of Chi Square analysis shows that there is different of the consumer’s satisfaction towards quality of service of Dani Motor based on age. There is not

different of the consumer’s satisfaction towards quality of service of Dani Motor

(10)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

(11)

xiii BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 7

B. Kepuasan Konsumen ... 9

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ... 12

D. Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen ... 13

E. Perilaku Konsumen ... 15

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 15

G. Proses Pembelian Konsumen ... 20

H. Jasa ... ... 21

I. Karakteristik Jasa ... 24

J. Kualitas Jasa ... 25

K. Kerangka Berpikir ... 27

L. Rumusan Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 35

E. Operasionalisasi Variabel ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 42

(12)

xiv

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Bengkel Dani Motor ... 49

B. Keunggulan Perusahaan ... 50

C. Profil Perusahaan ... 51

D. Strategi Pemasaran ... 52

E. Operasional ... 53

F. Sumber Daya Manusia ... 54

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Proses Penelitian ... 55

B. Analisis Data ... 57

C. Pembahasan ... 73

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

C. Keterbatasan ... 80

DAFTAR ISI ... 81

(13)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 : Operasional dan Variabel Kepuasan Konsumen Terhadap

Kualitas Jasa ... 39

Tabel III.2 : Skor Alternatif Jawaban ... 41

Tabel III.3 : Skor Alternatif Jawaban ... 42

Tabel V.1 : Komposisi Responden Berdasarkan Usia ... 57

Tabel V.2 : Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58

Tabel V.3 : Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 59

Tabel V.4 : Hasil Uji Validitas Harapan ... 60

Tabel V.5 : Hasil Uji Validitas Kenyataan ... 61

Tabel V.6 :Uji Reliabilitas Harapan ... 62

Tabel V.7 : Uji Reliabilitas Kenyataan ... 63

Tabel V.8 : Indeks Kepuasan Konsumen ... 64

Tabel V.9 : Jumlah Responden Berdasarkan Indeks Kepuasan Pelanggan ... 65

Tabel V.10 : Indeks Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Usia ... 66

Tabel V.11 : Indeks Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 66

Tabel V.12 : Indeks Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Pekerjaan ... 67

Tabel V.13 : Chi Square Tests Berdasarkan Usia ... 70

Tabel V.14 : Chi Square Tests Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 71

(14)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Ijin Penelitian ... 83

Lampiran II : Kuesioner Penelitian ... 85

Lampiran III : Data Penelitian ... 90

Lampiran IV : Hasil Uji Validitas ... 102

Lampiran V : Hasil Uji Reliabilitas ... 105

Lampiran V.I : Hasil Uji Chi Square ... 109

Lampiran V.II : R Tabel ... 112

Lampiran V.III : Tabel Chi Kuadrat ... 116

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada 1 dekade terakhir, peningkatan kualitas akan jasa yang

ditawarkan semakin mendapat banyak perhatian bagi perusahaan. Hal ini

disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk

mencapai keunggulan kompetitif. Implementasinya adalah dengan

memberikan kualitas pelayanan (service) yang terbaik bagi konsumen

dengan tujuan untuk menciptakan kepuasan konsumen. Kualitas yang

diberikan oleh perusahaan akan menimbulkan persepsi konsumen terhadap

kualitas yang diberikan kepadanya. Sering kali terdapat perbedaan antara

harapan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan (Tjiptono, 2004:41). Untuk mengetahui

apakah perusahaan telah memberikan kualitas jasa yang sesuai dengan

harapan konsumen, maka perlu dilakukan evaluasi dari konsumennya.

Kehidupan manusia selalu berkembang mengikuti zaman, kebutuhan

yang selalu meningkat dan waktu menjadi begitu berharga. Hal ini begitu

nampak pada tingkat konsumtif orang dipedesaan maupun perkotaan.

Mulai dari berbagai kalangan pekerja baik swasta atau negeri, yang baru

duduk bangku SD sampai Perguruan Tinggi, dan muda hingga tua semua

memiliki beranekaragam kebutuhan misalnya kendaraan sepeda motor.

(16)

dalam hal kendaraan bermotor khususnya sepeda motor. Melihat kondisi

seperti itu, membuka peluang bagi pebisnis khususnya dibidang jasa yaitu

usaha bengkel motor yang sekarang ini bisnis tersebut semakin

berkembang. Dengan kondisi perkembangannya, saat ini para pebisnis

berusaha memberikan kualitas pelayanan yang baik dan kelengkapan

fasilitas untuk menarik konsumen sehingga konsumen tersebut diharapkan

menjadi pelanggan tetap.

Di dalam upaya perusahaan untuk dapat memuaskan kebutuhan

konsumen ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan

berkaitan dengan dimensi kualitas pelayanan. Menurut Zeithaml, Berry

dan Parasuraman (Yamit 2010:11) ada lima dimensi kualitas jasa, dimana

kelima dimensi ini merupakan faktor yang dipergunakan konsumen untuk

menilai kualitas pelayanan, yaitu 1) bukti langsung (tangibles), meliputi

fasilitas fisik (gedung gudang, dan lain sebagainya), perlengkapan dan

peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampakan pegawainya.

2) Kehandalan (reliability), kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan

yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua

pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang

tinggi. 3) Daya tanggap (responsiveness), yaitu kemauan untuk

membentuk dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat

kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas

(17)

(assurance), meliputi keramahan, kesopanan pegawai, dan jaminan

keselamatan sampai tujuan. 5) Perhatian (emphaty), yaitu memberikan

perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan

para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen.

Perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang

pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta

memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

Untuk mengetahui kepuasan konsumen akan kualitas pelayanan dari

suatu usaha bengkel motor diperlukan analisis perbandingan harapan

konsumen dengan kinerja kualitas pelayanan dari unit usaha mandiri

tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti kepuasan

konsumen dalam kualitas pelayanan yang diberikan unit usaha bengkel

Dani Motor dengan judul “ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP KUALITAS JASA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka

permasalahan yang dirumuskan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan dari Dani

Motor?

2. Apakah terdapat perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

(18)

3. Apakah terdapat perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

pelayanan Dani Motor berdasarkan tingkat pendidikan?

4. Apakah terdapat perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

pelayanan Dani Motor berdasarkan pekerjaan?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis perlu

membatasi permasalahan dengan tujuan agar pembahasan tidak terlalu

luas. Pembatasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Peneliti hanya membatasi pada lima dimensi kualitas jasa yaitu

tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty.

2. Karakteristik konsumen Dani Motor dilihat dari usia, tingkat

pendidikan, dan status pekerjaan.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan bukti tentang :

1. Seberapa besar kepuasan konsumen terhadap pelayanan Dani Motor.

2. Perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan Dani

Motor berdasarkan usia.

3. Perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan Dani

(19)

4. Perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan Dani

Motor berdasarkan pekerjaan.

E. Manfaat Penilitian

Penelitian harus menghasilkan manfaat bagi penulis khususnya dan

umumnya bagi pembaca. Berikut ini dikemukakan manfaat dari hasil

penelitian meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis bagi penulis,

pembaca dan bagi perusahaan/unit usaha.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan dan untuk

mengembangkan keilmuan dalam bidang manajemen khususnya

tentang Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Jasa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan/unit usaha

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi unit

usaha mandiri bengkel Dani Motor sebagai pertimbangan dalam

usaha meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan.

b. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

(20)

c. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang

nyata dalam penyusunan karya ilmiah dan membantu dalam

(21)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Pemasaran

Perkembangan pemikiran pemasaran disadari atau tidak sejalan

dengan perkembangan peradaban dan pemikiran masyarakat diberbagai

bangsa. Hal ini dapat terjadi karena pemikiran dibidang pemasaran selalu

melekat dalam kehidupan masyarakat yang selalu berpikir alternatif.

Maksudnya adalah dimana masyarakat selalu dihadapkan pada suatu

pilihan dan sumber daya yang terbatas untuk mampu memenuhi

kebutuhannya, itulah sebabnya upaya untuk pemenuhan akan kebutuhan

terus berkembang sepanjang waktu dengan pola tertentu yang mencirikan

tentang masanya. Pada masa sekarang ini, filosofi yang dipergunakan

sebagai dasar pemahaman atas kebutuhan konsumen dikenal dengan

Marketing Concept (Konsep Marketing). Menurut Kotler (2002:9),

pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok, mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

memenuhi keinginannya, manusia perlu melakukan suatu proses sosial

antara sesama. Sebagaimana suatu proses dapat berhasil, perlu melakukan

(22)

yang saling berinteraksi satu sama lain untuk melaksanakan pertukaran

suatu barang.

Manajemen pemasaran sendiri adalah proses merencanakan,

menganalisis, mengkoordinasikan, dan mengendalikan program-program

yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi

dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan

memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk

menciptakan tujuan perusahaan (Kotler, 2000:18).

Dalam upayanya konsep pemasaran (marketting concept) adalah

ketika suatu organisasi memutuskan seluruh upayanya untuk memuaskan

pelanggan secara menguntungkan. Konsep pemasaran terdiri atas empat

pilar (Kotler, 2005:22) :

1. Pasar sasaran

Perusahaan-perusahaan akan berhasil secara gemilang bila mereka

secara cermat memilih (sejumlah) pasar sasarannya dan

mempersiapkan.

2. Kebutuhan pelanggan

Perusahaan dapat mendefinisikan pasar sasaran, tetapi gagal

memahami kebutuhan pelanggan secara akurat.

3. Pemasaran terpadu

Bila departemen di suatu perusahaan bekerja sama untuk melayani

(23)

4. Kemampuan menghasilkan laba

Tujuan terakhir konsep pemasaran adalah membantu organisasi

mencapai tujuan organisasinya.

B. Kepuasan Konsumen

Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Principles

Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau

memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Kepuasan

menurut Philip Kotler (2005:70) dalam bukunya Manajemen Pemasaran

adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap

kinerja (hasil) yang diharapkan.

Menurut Philip Kotler (2000) dalam Principle of Marketing bahwa

kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang

mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.

Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat

gembira kalau harapan mereka telampaui. Pelanggan yang puas cenderung

tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap

perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan. Dalam

rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang ditawarkan

organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua

dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi

(24)

Swan, et at. (1980) dalam bukunya Fandy Tjiptono, (2004)

mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau

penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau

jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan

tujuan/pemakaiannya.

Dari berbagai pengertian kepuasan konsumen yang dikemukakan

beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen

adalah sesuatu yang dirasakan konsumen atau pembeli atas kinerja yang

diberikan oleh perusahaan kepada konsumen apakah kinerja yang

diberikan sesuai dengan yang diharapkan konsumen atau tidak. Secara

konseptual, kepuasan konsumen dapat digambarkan seperti ditunjukkan

dalam gambar II.1 Tjiptono, (1995:28)

Gambar II.1

Konsep Kepuasan Konsumen

Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai Produk Bagi Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kebutuahan dan Keinginan Pelanggan

(25)

Jika kenyataan yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginan, maka

pelanggan akan kecewa sehingga hal ini dapat merugikan perusahaan.

Menurut Kotler (2000:38), rasa tidak puas pelanggan terhadap sesuatu bisa

disebabkan antara lain :

1. Tidak sesuai dengan harapan atau kenyataan

2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan konsumen

3. Perilaku/tindakan personil yang tidak menyenangkan

4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang

5. Cost yang terlalu tinggi, karena jarak yang terlalu jauh, banyak waktu

yang terbuang.

6. Promosi atau iklan yang berlebih-lebihan yang tidak sesuai dengan

kenyataan.

Maka untuk menciptakan kepuasan konsumen, perusahaan harus

menciptakan dan mengelola sesuatu sistem yang terpadu untuk

memperoleh konsumen yang setia dan lebih banyak lagi serta kemampuan

mempertahankan konsumennya. Tapi dalam hal ini perlu diingat bahwa

kepuasan konsumen bukan merupakan tujuan utama perusahaan, dalam

arti boleh mencoba memberikan keuntungan yang tinggi asalkan juga

dapat memberikan setidaknya tingkat kepuasan yang dapat diterima oleh

pihak-pihak lain yang berkepentingan sesuai dengan batasan jumlah

(26)

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor

sebagai berikut:

1. Mutu produk atau jasa

Yaitu mengenai mutu produk atau jasa dilihat secara fisiknya.

2. Mutu pelayanan

Berbagai jenis pelayanan akan selalu dikritik oleh pelanggan tetapi bila

pelayanan memenuhi harapan pelanggan maka secara tidak langsung

pelayanan dikatakan bermutu. Contohnya pelayanan pengaduan

pelanggan yang segera diatasi atau diperbaiki bila ada yang rusak.

3. Harga

Adalah hal yang paling sensitif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pelanggan akan cenderung memilih produk atau jasa yang memberikan

penawaran harga lebih rendah dari yang lain.

4. Waktu penyerahan

Dalam hal pendistribusian maupun penyerahan produk atau jasa dari

perusahaan bisa tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati.

5. Keamanan

Pelanggan akan merasa puas bila produk atau jasa yang digunakan ada

(27)

D. Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler ada empat metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan, (Tjiptono 2004:148).

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer

oriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para

pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka.

Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di

tempat strategis, menyiapkan kartu komentar, menyediakan saluran

telepon khusus, dan lain-lain.

2. Survei kepuasan pelanggan

Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan

balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan

sinyal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para

pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan dengan metode ini

dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

a. Directly reported satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti

ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan unit usaha

bengkel pada skala berikut; sangat tidak puas, tidak puas, netral,

(28)

b. Derived dissatisfaction

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni

besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya

kinerja yang mereka rasakan.

c. Problem analysis

Pelanggan diminta untuk mengungkapkan dua hal pokok. Pertama,

masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran

dari perusahaan. Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan.

d. Importance performance analysis

Dalam teknik ini responden diminta untuk merangking berbagai

elemen dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap

elemen tersebut. Selain itu responden juga diminta merangking

seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing

elemen/atribut tersebut.

e. Gost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa

orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai

pelanggan produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper

menyampaikan temuan-temuan mengenai kekuatan dan kelemahan

produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka

(29)

f. Lost cutomer analysis

Metode ini sedikit unik. Perusahaan berusaha menghubungi para

pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih

pemasok. Yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi

penyebab terjadinya hal tersebut.

E. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan

oleh perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin. Banyak

pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan para ahli, salah satunya

yang didefinisikan oleh Engel et al (2006) yang mengatakan bahwa

perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan yang langsung

mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan

tersebut (Sangadji dan Sopiah, 2013:7).

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Susanto (2000 : 223) faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah sebagai berikut:

1. Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh paling meluas dan mendalam

(30)

a. Kultur (kebudayaan)

Kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan

dan perilaku seseorang. Nilai-nilai kebutuhan dan kepercayaan

biasanya relatif stabil sepanjang masa tapi bisa berubah dari satu

generasi ke generasi berikutnya sehubungan dengan

perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

b. Sub Kultur

Setiap kultur terdiri dari sub kultur yang lebih kecil yang

memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih

spesifik. Sub kultur mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras,

dan daerah geografis. Banyak sub kultur yang membentuk segmen

pasar yang penting dimana para pemasar sering merancang produk

dan program pemasaran yang khusus dibuat untuk kebutuhan

mereka.

c. Kelas Sosial

Setiap masyarakat memiliki pengelompokkan status terutama

berdasarkan kesamaan dalam pendapatan, pendidikan dan

pekerjaan. Dari kesamaan-kesamaan inilah muncul sikap sosial

yang mencirikan kelas tertentu.

2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

(31)

a. Kelompok acuan

Banyak kelompok yang mempengaruhi perilaku seseorang.

Kelompok acuan seseorang terdiri dari kelompok yang berpengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap perilaku seseorang.

Orang-orang juga berpengaruh oleh kelompok-kelompok dimana mereka

bukan anggotanya. Kelompok yang seseorang ingin masuk disebut

kelompok aspirasional. Para pemasar berusaha untuk

mengidentifikasi kelompok dari pelanggan sasaran mereka.

b. Keluarga

Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling

berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua seseorang.

Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian

sehari-hari adalah keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang

hidupnya. Posisi orang dalam setiap kelompok dapat didefinisikan

dalam istilah peran dan status. Setiap peran membawa status.

3. Faktor Psikologis

a. Motivasi

Suatu motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup

(32)

b. Persepsi

Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tapi juga pada

stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan

individu tersebut.

c. Pengetahuan

Teori pengetahuan mengajarkan pemasar bahwa mereka dapat

menciptakan permintaan akan suatu produk menghubungkannya

dengan dorongannya yang kuat, menggunakan petunjuk yang

memotivasinya dan memberikan pengetahuan yang posifif.

d. Kepercayaan dan Sikap Pendirian

Melalui bertindak belajar, orang-orang memperoleh kepercayaan

dan pendirian yang kemudian mempengaruhi perilaku pembelian

mereka.

4. Faktor pribadi

a. Usia dan tahap siklus hidup

Usia dan tahap siklus hidup ini akan menentukan selera seseorang

terhadap produk/jasa. Usia memengaruhi seseorang dalam

pengambilan keputusan. Anak-anak mengambil keputusan dengan

cepat, cenderung tidak terlalu banyak pertimbangan. Ketika

membuat keputusan, remaja sudah mulai mempertimbangkan

beberapa hal: mode desain, dan lain-lain. Mereka cenderung

(33)

cenderung rasional, banyak yang dipertimbangkan seperti harga,

manfaat, dan lain-lain (Sangadji dan Sopiah, 2013:46).

b. Pekerjaan

Pekerjaan hal ini akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang.

c. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi yaitu terdiri dari pendapatan yang dapat

dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan

hartanya, kemampuan untuk meminjam.

d. Gaya hidup

Gaya hidup yaitu pola hidup yang diekspresikan oleh kegiatan,

minat, dan pendapatan seseorang. Gaya hidup ini menggambarkan

seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan

di samping itu juga dapat mencerminkan sesuatu di balik kelas

sosial seseorang, misalnya kepribadian. Dalam pandangan ekonomi

gaya hidup menunjukkan bagaimana seorang individu

mengalokasikan pendapatannya dan bagaimana pola konsumsinya

(Sangadji dan Sopiah, 2013:46).

e. Kepribadian dan konsep hidup

Kepribadian ini adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari

setiap orang mamandang responnya terhadap lingkungan yang

(34)

G. Proses Pembelian Konsumen

Proses pengambilan keputusan dalam pembelian ditentukan oleh

perilaku konsumen. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan

penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap, (Kotler, 2005 : 224)

yaitu:

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah

kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan

internal atau eksternal. Dalam kasus pertama, salah satu kebutuhan

umum seseorang adalah lapar, haus, seks, mencapai batas tertentu dan

mulai menjadi pendorong. Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan

oleh rangsangan eksternal, seseorang melewati toko kue dan melihat

roti yang segar serta hangat sehingga terasa lapar.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan medorong untuk

informasi yang lebih banyak.

3. Evaluasi alternatif

Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu

mengidentifikasikan alternatif pembelian. Hal ini dilakukan tidak lepas

dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki oleh konsumen seperti

(35)

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas

merk-merk yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut

juga dapat membentuk niat untuk membeli merk yang disukai.

5. Perilaku pascapembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan

atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja

ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan

pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan pemakaian

pascapembelian.

H. Jasa

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:347) jasa adalah segala

aktivitas atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain,

yang pada dasarnya bersifat intangiable (tak berwujud – fisik) dan tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan

dengan fisik maupun tidak.

Jasa menurut Kotler 1994 (dalam Fandy Tjiptono 1996:6) adalah

setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada

pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangiable dan tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu. Jadi jasa adalah suatu tindakan atau

perbuatan yang tidak terwujud yang ditawarkan kepada pihak lain. Pada

(36)

interaksi antara pemberi dan penerima jasa akan mempengaruhi hasil dari

jasa tersebut.

Griffin (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:7), mengklasifikasikan jasa

sebagai berikut :

1. Berdasarkan Tingkat Kontak Konsumen

a. Sistem Kontak Tinggi (high contact system) : konsumen harus

menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contohnya: jasa

pendidikan, jasa rumah sakit, dan transportasi.

b. Sistem Kontak Rendah (low contact system) : konsumen tidak

harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contohnya:

jasa reparasi mobil dan jasa perbankan.

2. Berdasarkan Kesamaan Dengan Operasi Manufaktur

a. Jasa Murni (pure service)

Yaitu jasa yang tergolong kontak tinggi, tanpa persediaan, atau

dengan kata lain sangat berbeda degan manufaktur. Contohnya:

jasa ahli bedah dan jasa pendidikan.

b. Jasa Semimanufaktur (quasimanufacturing service)

Yaitu jasa yang tergolong kontak rendah, memiliki kesamaan

dengan manufaktur dan konsumen tidak harus menjadi bagian dari

proses produksi jasa. Contohnya: jasa pengantaran, perbankan,

(37)

c. Jasa Campuran (mixed service)

Yaitu kelompok jasa yang tergolong kontak menengah (moderate

contact), gabungan beberapa sifat jasa murni dan jasa

semimanufaktur. Contohnya: jasa bengkel, dry cleaning,

ambulance, pemadam kebakaran, dan lain-lain.

Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia

(Lupiyodi dan Hamdani, 2006:7) ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa

meliputi:

1) Jasa bisnis

2) Jasa komunikasi

3) Jasa kontruksi dan jasa teknik

4) Jasa distribusi

5) Jasa pendidikan

6) Jasa lingkungan hidup

7) Jasa keuangan

8) Jasa kesehatan dan jasa sosial

9) Jasa kepariwisataan dan jasa perjalanan

10)Jasa rekreasi, budaya, dan olahraga

(38)

I. Karakteristik Jasa

Ada empat karakteristik jasa yang membedakan dengan barang

(Tjiptono 2004:15) yaitu:

1. Tidak terwujud (intangiability)

Artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, atau didengar sebelum

dibeli. Jadi jasa adalah sesuatu yang tidak dapat disentuh, tidak dapat

dirasa, tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami

secara rohaniah.

2. Tidak Terpisahkan (inseparability)

Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada waktu

bersamaan. Jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian

diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.

3. Keanekaragaman (variabilitu)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized

output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung

pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

4. Tidak Tahan Lama (pershability)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Bila suatu jasa tidak

digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Kondisi ini

tidak akan menjadi masalah jika permintaannya konstan. Tapi pada

kenyataannya permintaan pelanggan akan jasa umumnya sangat

(39)

J. Kualitas Jasa

Kualitas menurut ISO 9000 yang dikutip Lupiyoadi (2013:212)

adalah “degree to which a set of inherent characterictics fulfills

requirements (derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam

memenuhi persyaratan)”. Persyaratan dalam hal ini adalah ”need or

expectation that is stated, generally implied or obligatory (kebutuhan atau

harapan yang dinyatakan, biasanya tersirat atau wajib)”. Jadi kualitas

sebagaimana yang diinterpretasikan ISO 9000 merupakan perpaduan

antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat

memenuhi persyaratan pelanggan. Pelanggan yang menentukan dan

menilai sampai seberapa jauh sifat karakteristik tersebut memenuhi

kebutuhannya. Garvin dan Davis (1994) dalam Nasution (2005:7)

menyatakan bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

Dalam teori Cronin dan Taylor, kualitas jasa adalah persepsi

pelanggan terhadap kinerja pelayanan. Kualitas jasa menurut Tjiptono

(2004:59) adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian

atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman (1985) dikutip dalam Tjiptono

(2004 : 27-28) ada lima dimensi kualitas jasa, yaitu:

1. Bukti Langsung (tangiables) yaitu kemampuan suatu perusahaan

(40)

dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang

diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung,

gudang dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang

dipergunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

2. Kehandalan (realiability) yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang

berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan

tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

3. Daya tanggap (reponsiveness) yaitu suatu kemampuan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan

tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang

jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

4. Jaminan (assuranace) yaitu meliputi keramahan, kesopanan pegawai,

dan jaminan terhadap jasa yang diberikan.

5. Perhatian (emphaty) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan

bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan

dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana perusahaan

diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,

memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu

(41)

K. Kerangga Berpikir

1. Hubungan antara Kepuasan Konsumen dengan Kualitas Jasa

Dani Motor

Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah

perusahaan pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan

diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan yang dirasakan.

Kepuasan konsumen/pelanggan menurut Kotler (Tjiptono, 2004:146)

merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja

(atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Faktor

utama penentu kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan

terhadap kualitas jasa. Kualitas jasa menurut Wyckof (Tjiptono,

2004:59) adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan. Dalam upaya mengukur kualitas jasa berarti

mengevaluasi/membandingkan kinerja suatu jasa dengan seperangkat

standar yang dalam hal ini adalah kelima dimensi yang dipergunakan

dalam menilai kualitas jasa yaitu bukti langsung (tangiables),

kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan

(assurance), dan perhatian (emphaty).

Jika kenyataannya pelangan menerima produk dan pelayanan

melebihi atau sama dengan harapannya, maka pelanggan akan

mengatakan produk dan pelayanannya berkualitas dan jika

(42)

yang diharapkan, maka pelanggan akan mengatakan produk dan

pelayanannya tidak berkualitas atau tidak memuaskan. Kepuasan dari

pelanggan yang satu dengan yang lainnya tentu akan berbeda. Jika

ditinjau dari usia, tingkat kepuasan pelayanan yang dirasakan orang tua

tentu saja akan berbeda dengan yang dirasakan anak-anak atau remaja.

Jika melihat kepuasan pelanggan dari tingkat pendidikan tentu juga

akan berbeda antara pelanggan yang satu dengan yang lainnya, sebab

tinggi rendahnya pendidikan juga berpengaruh terhadap tuntutan

kualitas jasa yang diberikan bengkel. Begitu juga dengan kepuasan

pelanggan yang ditinjau dari jenis pekerjaan, seorang pelanggan

dengan jenis pekerjaan yang berpenghasilan tinggi tentu akan berbeda

dengan pelanggan dengan pekerjaan yang berpenghasilan rendah. Hal

ini berarti bahwa kualitas dan kepuasan memiliki hubungan karena jika

dari kelima dimensi kualitas tersebut tidak terpenuhi akan berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen itu sendiri dan juga kepuasan konsumen

atau pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan terhadap kualitas

jasa.

2. Perbedaan Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Pelayanan

Ditinjau dari Usia

Kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli

yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan

(43)

yang ditawarkan organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas

mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan

manfaat bagi pelanggan. Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk

memenuhi keinginan pelanggan. Dalam menerima produk atau jasa,

setiap konsumen mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dan

sering kali berhubungan dengan usia. Usia atau umur dalam KBBI

diartikan sebagai lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau

diadakan).

Dalam mengambil keputusan, usia seseorang akan

mempengaruhi selera orang tersebut terhadap produk atau jasa.

Anak-anak mengambil keputusan dengan cepat, cenderung tidak terlalu

banyak pertimbangan. Jika konsumen yang mendapat pelayanan jasa

tersebut remaja mereka sudah mulai mempertimbangkan beberapa hal

seperti mode, desain, kehandalan, bukti langsung dan daya tanggap

namun seringkali akan cepat merasa puas. Mereka juga cenderung

emosional. Lain halnya dengan orang tua atau sudah berumur, mereka

cenderung rasional, banyak yang dipertimbangkan seperti harga,

manfaat, menuntut pelayanan yang lebih bagus dan mereka juga akan

lebih membutuhkan perhatian khusus. Hal ini berarti usia anak-anak,

remaja, dan orang tua memiliki kepuasan yang berbeda terhadap

kualitas jasa dan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

(44)

konsumen terhadap kualitas pelayanan Rinjani Travel berdasarkan

usia. Pelanggan merasa puas jika harapan mereka terpenuhi, dan

merasa amat gembira jika harapan mereka terlampaui.

3. Perbedaan Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Pelayanan

Ditinjau dari Tingkat Pendidikan

Kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli

yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan

harapannya. Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk

yang ditawarkan organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas

mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan

manfaat bagi pelanggan. Kualitas bukan hanya menekankan pada

aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi menyangkut kualitas

manusia, kualias proses, dan kualitas lingkungan. Kualitas jasa itu

sendiri adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian

atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan. Kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang

atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut

pandang atau persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas

jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa yang

tergantung pada pengetahuan, pengalaman, pendidikan, minat,

(45)

Menurut KBBI (Poerwadarminta, 1976:186) tingkat pendidikan

adalah tinggi rendah martabat (kedudukan/jabatan, kemajuan,

peradaban, dan sebagainya); pangkat, derajat, taraf, kelas yang

diperoleh dari proses perubahan sikap dan tata laku

seseorang/kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan, cara dan cara

mendidik. Pendidikan dalam berbagai bentuknya, disadari atau tidak

akan cenderung mempengaruhi seseorang dalam berpikir maupun

bersikap. Hal ini berarti bahwa jenjang pendidikan yang diperoleh

seseorang akan berpengaruh terhadap pola pikir dan sikapnya ketika

memandang suatu permasalahan. Demikian pula tinggi rendahnya

pendidikan akan cenderung menyebabkan perbedaan dalam bersikap

terhadap pelayanan jasa yang diberikan. Dengan pelayanan yang sama,

konsumen yang mempunyai tingkat pendidikan rendah diduga akan

cepat merasa puas terhadap pelayanan jasa yang diberikan oleh

bengkel, dan tidak akan menuntut kebutuhan yang lebih akan

pelayanan yang diberikan oleh bengkel tersebut. Lain halnya dengan

orang yang berpendidikan tinggi, konsumen cenderung merasa tidak

cepat puas dengan pelayanan jasa yang diberikan tersebut, lebih kritis

dengan pelayanan yang diberikan, dan konsumen biasanya menuntut

kebutuhan akan pelayanan yang lebih baik. Jadi, semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang diduga memiliki kepuasan yang berbeda

(46)

4. Perbedaan Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Pelayanan

Ditinjau dari Jenis Pekerjaan

Kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli

yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan

harapannya. Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk

yang ditawarkan organisasi/perusahaan harus berkualitas sebab

kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang

menghasilkan manfaat bagi pelanggan. Kualitas jasa itu sendiri

menurut Wyckof (Tjiptono, 2004:59) merupakan tingkat keunggulan

yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut

untuk memenuhi keinginan pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap

kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu

jasa yang tergantung pada pengetahuan, pengalaman, pendidikan,

minat, perhatian, pekerjaan dan sebagainya.

Pekerjaan adalah suatu aktifitas menyelesaikan sesuatu atau

membuat sesuatu yang hanya memerlukan tenaga dan keterampilan

tertentu seperti yang dilakukan pekerja kasar (Wirawan, 2008:5).

Dalam KBBI (1995:488) pekerjaan sendiri didefinisikan sebagai

sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Kondisi ekonomi akan

mempengaruhi seseorang dalam memilih kualitas pelayanan jasa

bengkel. Dan dalam menilai hasil kerja orang lain dapat dipengaruhi

oleh jenis pekerjaan. Jika jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat

(47)

lebih bagus, dan mereka juga akan lebih teliti jika ada yang kurang

dalam pelayanan. Lain halnya dengan jenis pekerjaan yang

mempunyai tingkat penghasilan rendah, diduga konsumen akan cepat

merasa puas dan tidak akan menuntut kebutuhan pelayanan yang

diberikan oleh bengkel. Hal ini disebabkan karena pada umumnya

konsumen terlibat dengan banyak orang yang mengutamakan kualitas.

L. Rumusan Hipotesis

Hipotesis yang diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah:

Ho1: Tidak ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

pelayanan Dani Motor berdasarkan usia.

Ho2: Tidak ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

pelayanan Dani Motor berdasarkan tingkat pendidikan.

Ho3: Tidak ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

(48)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus, yang menurut

Muhadi (2011:7) penelitian studi kasus yaitu penelitian yang mendalam

tentang suatu aspek lingkungan sosial, dilakukan dengan mengambil suatu

tempat yang telah ditentukan sebagai tempat penelitian. Jenis penelitian

studi kasus ini bila dihubungkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian hanya berlaku bagi subjek yang diteliti saja

dan tidak berlaku bagi objek penelitian yang lain. Penelitian ini hanya

terbatas pada objek tertentu saja yaitu pelanggan sebagai responden

Dilihat dari data yang digunakan, maka penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:11) penelitian kuantitatif

adalah metode penelitian eksperimen dan survey. Metode ini disebut data

kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian ini adalah unit usaha Bengkel Dani Motor di daerah

Fajar Mataram, Kec. Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah,

Lampung

(49)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang diminta memberikan

keterangan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Yang menjadi

subjek dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna jasa Bengkel

Dani Motor.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi

perhatian pokok dalam penelitian. Objek penelitian ini adalah

kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan Dani Motor terhadap

lima dimensi kualitas pelayanan.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan" (Sugiyono, 2012:119). Populasi dalam penelitian ini

adalah konsumen pengguna jasa Dani Motor.

2. Sampel

Menurut Prasetyo dan Jannah (2005:119), sampel merupakan

bagian dari populasi yang ingin diteliti. Penelitian ini menggunakan

(50)

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:126). Dalam penelitian ini

sampel responden dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tertentu dari peneliti, pertimbangan dalam memilih sampel tersebut

berdasarkan pada:

a. Konsumen yang datang ke Bengkel Dani Motor minimal dua kali.

b. Konsumen yang datang ke Bengkel Dani Motor minimal 1 bulan

terakhir.

c. Konsumen yang datang ke Bengkel Dani Motor, namun berpindah

ke bengkel lain.

d. Konsumen yang pernah menikmati jasa Bengkel Dani Motor.

Karena populasi termasuk populasi tidak terbatas, maka untuk

menentukan sampel digunakan rumus (Widiyanto, 2008:19) berikut:

Keterangan :

N = jumlah sampel

Z = nilai Z dengan tingkat keyakinan yang dibutuhkan penentuan

(51)

Moe = margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa

ditoleransi, biasanya 10%

Hasil perhitungan menggunakan rumus didapat sampel dengan

jumlah 94,04. Untuk memudahkan pembagian kuisoner, maka

dibulatkan menjadi 100. Oleh karena itu digunakan 100 responden

sebagai sampel.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang

jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber

data sebenarnya dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi

agar diperoleh sampel yang benar-benar mewakili populasi. Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu” (Sugiyono, 2012:126) yang diambil dari responden yang

menggunakan jasa Dani Motor.

E. Operasionalisasi Variabel

1. Identifikasi variabel

Menurut Soehardi Sigit variabel diartikan sebagai suatu yang

bervariasi pada beberapa subyek, baik barang, orang, atau kasus

(52)

a. Variabel Independen

Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi penyebab berubah atau timbulnya variabel dependen

(terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi independen atau

variabel bebas X1 yaitu usia, X2 yaitu tingkat pendidikan, X3 yaitu

pekerjaan.

b. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat dari variabel independen. Yang termasuk variabel

dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan

konsumen (Y).

2. Definisi dan Indikator Variabel

Variabel Indikator Variabel Pengukuran Variabel

X1 = Usia Empat kelompok usia:

<20 tahun, 21-30 tahun,

31-40 tahun, > 40 tahun.

Jumlah dari

masing-masing kelompok usia

yang puas dan tidak puas

dengan pelayanan Dani

Motor.

X2 = Tingkat

Pendidikan

Lima kelompok tingkat

pendidikan: SD, SMP,

SMA, Diploma dan

Sarjana.

Jumlah dari

masing-masing kelompok tingkat

pendidikan yang puas

dan tidak puas dengan

(53)

Variabel Indikator Variabel Pengukuran Variabel

X3 = Pekerjaan Lima golongan

pekerjaan: Buruh, Tani,

Wiraswasta,

PNS/POLRI, Lain-lain.

Jumlah dari

masing-masing golongan

pekerjaan yang puas dan

tidak puas dengan

pelayanan Dani Motor.

Y = Kepuasan

Konsumen

Perasaan puas dan tidak

puas dengan pelayanan

Dani Motor.

Membandingkan hasil

dari kinerja harapan dan

kinerja nyata dengan

menggunakan indeks

kepuasan pelanggan.

Tabel III.1

Tabel Operasional dan Variabel kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Jasa

Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah Item

Bukti fisik (tangiables) 1. Fasilitas 2. Perlengkapan 3. Peralatan 4. Penampilan (1,2) (3) (4) (5) 2 1 1 1 Kehandalan (reliability) 1. Kecepatan 2. Ketepatan waktu

(6,7) (8,9) 2 2 Daya Tanggap (responsiveness) 1. Ketanggapan 2. Pelayanan segera

(10) (11,12)

1 2 Jaminan (assurance) 1. Pengetahuan

2. Keramahan 3. Kesopanan 4. Kepercayaan (13) (14) (15) (16,17) 1 1 1 2 Perhatian (emphaty) 1. Perhatian

2. Memahami masalah 3. Jam operasional

(54)

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap kualitas jasa dalam

penelitian ini ada dua jenis data yang dibutuhkan, yaitu data harapan

konsumen sebelum menggunakan jasa bengkel dan kenyataan setelah

menggunakan jasa bengkel.

Menurut Tjiptono (2000:37-38), kepuasan konsumen/pelanggan KP

= f (expectation; performance), di mana kepuasan konsumen tersebut akan

tercapai bila kinerja (performance) sama dengan atau lebih besar dari

harapan (expectation), sebaliknya konsumen/pelanggan tidak puas bila

harapan (expectation) lebih besar dari kinerja (performance).

Dalam penelitian ini penulis memberikan daftar pertanyaan

(kuesioner) kepada para responden yang menggunakan jasa bengkel.

Kuesioner bersifat tertutup maksudnya alternatif jawaban disediakan.

Tabel yang digunakan penulis ada dua macam, yaitu tabel untuk

mengetahui harapan konsumen sebelum menggunakan jasa bengkel dan

tabel untuk mengetahui kenyataan setelah menggunakan jasa bengkel.

Adapun bentuk tabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tabel untuk mengetahui harapan konsumen

Tabel ini bermanfaat untuk mengetahui harapan konsumen yang

menggunakan jasa bengkel Dani Motor. Adapun alternatif jawaban

(55)

Penentuan sikap expectation untuk setiap item pertanyaan:

a. Sangat Kurang Berharap Skor 1

b. Kurang Berharap Skor 2

c. Netral Skor 3

d. Berharap Skor 4

e. Sangat Berharap Skor 5

Bentuk tabel harapan konsumen tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel III.2

Skor Alternatif Jawaban

No Item Harapan SKB KB N B SB

2. Tabel untuk mengetahui kenyataan yang dirasakan oleh konsumen.

Tabel ini bermanfaat untuk mengetahui kenyataan yang dirasakan oleh

konsumen yang menggunakan jasa Bengkel Dani Motor. Adapun

alternatif jawaban yang disediakan untuk tiap pertanyaan adalah

sebagai berikut:

3. Penentuan sikap performance untuk setiap item pertanyaan:

a. Sangat Tidak Yakin Skor 1

b. Tidak Yakin Skor 2

c. Netral Skor 3

d. Yakin Skor 4

(56)

Bentuk tabel kinerja/kenyataan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel III.3

Skor Alternatif Jawaban

No Item Kenyataan STY TY N Y SY

Peneliti juga melakukan observasi agar memperoleh gambaran

yang berasal dari unit usaha tersebut dan Library Research (Riset

Kepustakaan) yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari

bahan-bahan kuliah, literatur, serta sumber lain yang dikumpulkan

guna membantu memperkuat teori dan analisa.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumental digunakan untuk mengukur kesahihan

(validitas) dan kehandalan (reliabilitas) instrumen penelitian. Untuk

menguji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan alat

pengukur:

1. Validitas

Uji validitas ini menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur data

dapat mengukur yang diperlukan dalam penelitian ini. Uji validitas

dilakukan dengan menghitung korelasi antara data pada

masing-masing pertanyaan dengan skor total dan memakai rumus teknik

(57)

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi X dan Y

n : jumlah

: produk di XY

: jumlah nilai X

: jumlah nilai Y

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka akan

ditentukan sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka

instrumen tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka

instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan adanya persamaan

antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat yang digunakan dan untuk

mengujinya dapat menggunakan metode belah dua yaitu membagi

pertanyaan yang valid menjadi dua belah antara kelompok item

bernomor genap dengan kelompok item bernomor ganjil. Selanjutnya

dicari koefisien Korelasi Product Moment kemudian dimasukkan ke

dalam rumus “Spearman-Brown”.

Rumus untuk menghitung reliabilitas kuesioner adalah sebagai

(58)

a. Rumus Korelasi Product Moment

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi X dan Y

n : jumlah objek yang diuji coba

: produk di XY

: jumlah nilai X

: jumlah nilai Y

b. Rumus “Spearman-Brown”(Split half) (Sutrisno, 1991:44):

Rii =

Keterangan:

rii : reliabilitas instrumen

rxy : koefisien pengukuran dua belah

Untuk menentukan apakah instrumen itu reliabel atau tidak

(Guilford, 1956:145) maka digunakan ketentuan sebagi berikut:

1) Jika r hitung > 0,8 maka instrumen dikatakan reliabilitas

sangat tinggi.

2) Jika r hitung > 0,6 maka instrumen dikatakan reliabilitas

tinggi.

3) Jika r hitung > 0,4 maka instrumen dikatakan reliabilitas

(59)

4) Jika r hitung > 0,2 maka instrumen dikatakan reliabilitas

rendah.

5) Jika r hitung 0,2 maka instrumen dikatakan reliabilitas

sangat rendah (tidak reliable).

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu

teknik penganalisa data yang diambil berdasarkan sampel sehingga dapat

dihitung untuk mendapatkan hasil yang kokoh.

Untuk memecahkan masalah 1:

Untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen penulis

menggunakan analisis hasil jawaban konsumen dengan rumus yaitu:

(Tjiptono: 2004:100)

IKP = PP – EX

Keterangan :

IKP = Indeks Kepuasan Pelanggan

PP = Kerja nyata (Perceived Performance)

EX = Kinerja harapan (Expectation)

Tingkat kepuasan konsumen terhadap harapan sebelum

menggunakan jasa dan kenyataan setelah menggunakan jasa adalah:

1. Apabila PP ≥ EX maka konsumen merasa puas

2. Apabila PP < EX maka konsumen merasa tidak puas

(60)

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yaitu terdapat

perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan Dani Motor

berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan adalah menggunakan

Chi Square (χ2). Uji chi square adalah uji independensi, di mana suatu

variabel tidak dipengaruhi atau tidak ada hubungan dengan variabel lain.

Uji ini hanya digunakan untuk menduga barangkali bahwa beberapa

faktor, di samping factor chance (sampling error) dipandang

mempengaruhi adanya hubungan. Selama hipotesis nihil menyatakan

bahwa tidak ada hubungan (variabel-variabelnya independen), uji ini

hanya mengevaluasi kemungkinan bahwa hubungan dari nilai pengamatan

disebabkan oleh factor chance (sampling error). Hipotesis nihil ditolak

bila nilai χ2 yang dihitung dari sampel lebih besar dari nilai χ2 dalam tabel

berdasarkan taraf signifikasi tertentu (Djarwanto: 2009:5).

Maka rumus umum Chi Square (Djarwanto: 2009:7) adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

χ2

= Chi Square

fo = frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampel

fe = frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan

(61)

Untuk menguji apakah terdapat perbedaan kepuasan konsumen

terhadap kualitas pelayanan Dani Motor berdasarkan usia, tingkat

pendidikan, dan pekerjaan dilakukan pengujian sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis

a. Hipotesis 1:

H0 : tidak ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

pelayanan Dani Motor berdasarkan usia.

H1 : ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

pelayanan Dani Motor berdasarkan usia.

b. Hipotesis 2:

H0 : tidak ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

pelayanan Dani Motor berdasarkan tingkat pendidikan.

H2 : ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

pelayanan Dani Motor berdasarkan tingkat pendidikan.

c. Hipotesis 3:

H0 : tidak ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

pelayanan Dani Motor berdasarkan pekerjaan.

H3 : ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap kualitas

pelayanan Dani Motor berdasarkan pekerjaan.

2. Kriteria Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak

menolak H0 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut:

(62)

Jika P value ≥α , maka H0 diterima.

Dalam program SPSS digunakan istilah Significance (yang disingkat

Sig.) untuk P – value; dengan kata lain P – value = Sig.

3. Menentukan Derajat Kebebasan (d.b)

d.b = (Baris - 1) (Kolom - 1)

4. Mencari Nilai 2 Tabel

Untuk mencari tabel digunakan α = 0,05

5. Mencari Nilai χ2 Hitung dan Membandingkan dengan χ2 Tabel

Untuk mencari χ2 hitung diperoleh dari hasil perhitungan dengan

rumus Chi Square. Kriteria pengujian sebagai berikut:

H0 ditolak jika χ2 hitung > χ2 tabel

(63)

49 BAB IV

GAMBARAN UMUM UNIT USAHA

A. Sejarah Berdirinya Bengkel Dani Motor

Dani motor adalah sebuah unit usaha yang bergerak di bidang jasa

yaitu usaha bengkel sepeda motor. Bengkel Dani Motor berdiri sejak tahun

2000 di Desa Pajar Mataram, Kec. Seputih Mataram, Kab. Lampung

Tengah, Lampung. Pada awal berdirinya unit usaha ini hanya bergerak di

bidang jasa yang berada disebidang rumah yang berdinding papan

kemudian diberi pembatas ruangan berupa triplek untuk usaha bengkel.

Saat itu peralatan yang dimiliki hanyalah bermodalkan peralatan kunci 1

plastik hitam berukuran sedang dan 1 set alat tambal ban dan juga

kejujuran yang dimiliki pemilik bengkel. Pemilik bengkel beranggapan

jikalau seseorang memil

Gambar

Gambar II.1
Tabel III.1 Tabel Operasional dan Variabel kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas
Tabel yang digunakan penulis ada dua macam, yaitu tabel untuk
Tabel III.2 Skor Alternatif Jawaban
+7

Referensi

Dokumen terkait

kelayakan buku ajar berbasis Problem-based learning (PBL) pada materi sistem pencernaan manusia untuk melatihkakn berpikir kritis siswa SMP secara empiris

Namun penulis berpendapat, seyogyanya pasal tersebut lebih diuraikan lagi tentang batasan pegembalian keuangan Negara yang menghapuskan pidana dan yang tidak dapat

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari

Pengetahuan akuntansi dan pengalaman dalam informasi akuntansi merupakan faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri pengusaha mikro, kecil dan menengah yang

Dari data tersebut diatas dapat dikatakan, kerajinan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus yang berkaitan dengan perbuatan tangan atau kegiatan tangan

khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengidentifikasi jenis tindak tutur bermuatan implikatur –serta maksim-maksim yang terlibat; 2) mengidentifikasi dan

Dilaksanakan dengan pertemuan dengan petugas teknis petugas dinas yang membidangi perlindungan perkebunan/ petugas lapang/petugas pengamat untuk membahas rencana

Demikian pula, pekerjaan penyelesaian khusus pada lantai dapat menyebabkan pengukuran tidak akurat meskipun masih mungkin untuk menentukan posisi dari batang individual. 10.3.2 Dalam