• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mustaqim, Herwanda, Abdillah Imron Nasution Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mustaqim, Herwanda, Abdillah Imron Nasution Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

║Journal Caninus Denstistry Volume 2, Nomor 1 (Februari 2017): 1 - 6

Gambaran Tingkat Pengetahuan Anak Terhadap Makanan Dan Minuman Kariogenik Pada Siswa Kelas 3, 4 Dan 5 Sekolah Dasar Negeri 47 Banda Aceh

Mustaqim, Herwanda, Abdillah Imron Nasution

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Pengetahuan anak mengenai tindakan pencegahan karies seperti menjaga pola makan dapat secara signifikan mempengaruhi perilaku anak dalam mencegah terjadinya karies dikarenakan pengetahuan mendasari seseorang dalam berperilaku dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama apabila didasari oleh pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar Negeri 47. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Penilaian tingkat pengetahuan dilakukan dalam tiga kategori yaitu baik (> 75%), Sedang (56–74%) dan kurang (55%) yang dianalisis secara deskriptif dan diinterpretasikan ke dalam grafik dan tabulasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan anak terhadap makanan dan minuman kariogenik pada siswa kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar Negeri 47 Banda Aceh adalah kurang, dengan siswa yang tingkat pengetahuannya berkategori kurang berjumlah 49 (61,3%) siswa dari total sampel penelitian.

Kata kunci: siswa sekolah dasar, pengetahuan, makanan dan minuman kariogenik.

ABSTRACT

Children's knowledge about precautions such as keeping dietary caries can significantly affect the child's behavior in preventing the occurrence of caries due to underlying knowledge someone in behave and behaviors that based on the knowledge of more lasting when based on knowledge. The purpose of this research is to know the level of knowledge of grade 3, 4 and 5 at State Primary School Number 47 Banda Aceh. This research is descriptive research. Sampling done in total sampling. Assessment of the level of knowledge was done in three categories namely good (> 75%), moderate (56 – 74%) and poor (55%) which are analyzed and interpreted into the descriptive graph and tabulated. The results showed that 49 (61,3%) students out of grade 3, 4 and 5 State primary school 47 Banda Aceh has a poor of level knowledgetowards food and drink cariogenik.

Key words : primary school student, knowledge, kariogenik food and drink

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut masih merupakan permasalahan yang serius bagi masyarakat Indonesia khususnya di Aceh. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 terdapat 25,9% penduduk Indonesia pada umumnya dan 25,2% pada anak-anak kelompok usia 10-12 tahun mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut.1 Menurut Pertersen et al. masalah gigi dan mulut yang paling sering dialami oleh masyarakat adalah karies gigi.2

Karies gigi adalah penyakit kerusakan jaringan keras yang terlokalisir dan merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan

dari interaksi dari beberapa faktor penyebabnya. Terdapat 4 faktor etiologi utama, yaitu bakteri, gigi, makanan dan waktu.5 Menurut penelitian Anggraeni karies gigi yang dialami oleh siswa sekolah dasar (79%) disebabkan oleh sering mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik.6 Makanan dan minuman kariogenik adalah makanan atau minuman yang mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi kemudian dimetabolisme oleh bakteri rongga mulut sehingga menyebabkan penurunan pH sampai <5.5 dan menyebabkan demineralisasi enamel gigi.5 Peningkatan konsumsi makanan seperti ini diantara waktu makan dapat meningkatkan potensi terjadinya karies pada gigi

(2)

biasanya terjadi ketika jam istirahat sekolah.4,7 Menurut penelitian Masson et al. pada jurnalnya menyebutkan anak-anak yang mengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi tetap dapat meningkatkan prevalensi untuk terkena karies meskipun mereka dilaporkan menyikat giginya secara berkala. Pada jurnal yang sama juga menyebutkan bahwa manfaat dari menyikat gigi tidak lebih besar daripada efek yang merugikan dari mengonsumsi gula.7

Karies gigi dapat dicegah dengan mengurangi faktor patologis atau meningkatkan faktor protektif, yaitu dengan cara meningkatkan ketahanan gigi, menghilangkan mikroorganisme penyebab karies dan modifikasi diet. Meningkatkan ketahanan gigi dan menghilangkan mikroorganisme penyebab karies dapat dilakukan pada kehidupan sehari-hari dengan cara menyikat gigi menggunakan pasta gigi mengandung fluor. Metode yang lain seperti modifikasi diet dapat dilakukan dengan cara membatasi konsumsi makanan dan minuman kariogenik.8

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor diluar perilaku (non-behaviour causes).9 Perilaku menjaga kesehatan rongga mulut dapat mempengaruhi angka prevalensi karies pada anak. Perilaku ini secara signifikan dipengaruhi oleh pengetahuan anak dalam menjaga kesehatan rongga mulut.10 Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Kurangnya pengetahuan dapat berpengaruh pada tindakan yang akan dilakukan. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan biasanya lebih bertahan lama dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari pengetahuan.9

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian secara deskriptif untuk melihat tingkat pengetahuan anak tentang makanan dan minuman kariogenik pada siswa kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar Negeri 47 Banda Aceh. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa/i Sekolah Dasar SDN 47 Banda Aceh, dengan s Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas 3, 4 dan 5 SDN 47 Banda Aceh dengan penentuan besar sampel menggunakan total sampling. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 96 orang.

Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah siswa/i kelas 3, 4 dan 5 SDN 47 Banda Aceh, bersedia menjadi subjek penelitian dan dapat membaca dan menulis. Kriteria ekslusi penelitian ini adalah siswa/i yang tidak hadir ketika penelitian berlangsung dan yang tidak kooperatif. Instrumen dalam penelitian berupa kuesioner terdiri dari : (1) Biodata yang terdiri dari nama, jenis kelamin, kelas dan usia. (2) Daftar pertanyaan dengan pilihan jawaban berdasarkan apa yang ingin diisi oleh responden.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang mengisi kuesioner mengenai gambaran tingkat pengetahuan anak tentang makanan dan minuman kariogenik pada siswa kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar Negeri 47 Banda Aceh.

Prosedur Penelitian yang telah dilakukan adalah : (1) Peneliti mengurus surat pengantar dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri 47 Banda Aceh. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober 2016. (2) Subjek penelitian didapatkan dengan menggunakan metode non probability sampling dengan teknik total sampling. Selanjutnya subjek yang memenuhi kriteria responden akan menjadi subjek penelitian. (3) Peneliti melakukan pengambilan data primer pada subjek penelitian melalui kuesioner yang akan diisi oleh responden. (4) Peneliti memberikan penyuluhan mengenai makanan dan minuman kariogenik. (5) Hasil yang didapatkan dari data primer dianalisis dengan menggunakan IBM Statistical Product

and Service Solutions (SPSS). Proporsi data

disajikan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar Negeri 47 Banda Aceh pada 11 Oktober 2016. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan subjek penelitian diambil dengan teknik total

sampling, denganjumlah keseluruhan siswa

sebanyak 96, namun siswa yang bersedia menjadi subjek penelitian dan memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 80 orang. Penelitian yang dilakukan adalah gambaran tingkat pengetahuan anak terhadap makanan dan minuman kariogenik pada siswa kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar Negeri 47 Banda Aceh. Teknik pengumpulan data

(3)

dilakukan dengan cara pembagian kuesioner yang terdiri dari biodata diri subjek dan 10 pertanyaan.

Analisis Data

Keseluruhan subjek yang diperoleh berjumlah 80 siswa yang bersekolah di SDN 47 Banda Aceh. Dari 10 pertanyaan yang menjadi instrumen penelitian dapat diketahui pertanyaan nomor 4 (P4) merupakan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar (95%). Grafik persentase jawaban setiap pertanyaan dapat dilihat pada Gambar 1. sebagai berikut.

Gambar 1. Grafik Persentase Jawaban Setiap Pertanyaan.

Berdasarkan penilaian tingkat pengetahuan siswa menurut kategori tingkat pengetahuan dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan pada siswa kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar Negeri 47 Banda Aceh adalah kurang dengan persentase 61,3%. Hasil selengkapnya dapat dilihat di Tabel 1.

Tabel 1. Tingkat pengetahuan anak terhadap makanan dan minuman kariogenik pada siswa kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar Negeri 47 Banda Aceh

Kategori Jumlah Persentase (%)

Baik 8 10.0

Sedang 23 28.7

Kurang 49 61.3

Total 80 100.0

Distribusi subjek yang mengikuti penelitian berdasarkan jenis kelamin

menunjukkan bahwa laki-laki merupakan subjek terbanyak sejumlah 50 orang (62,5%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki - Laki 50 62.5

Perempuan 30 37.5

Total 80 100.0

Grafik persentase tingkat pengetahuan siswa tentang makanan dan minuman kariogenik berdasarkan jenis kelamin menunjukkan tingkat pengetahuan katagori kurang tertinggi diperoleh oleh subjek berjenis kelamin laki-laki (68%) sebaliknya tingkat pengetahuan katagori kurang terendah diperoleh oleh subjek dengan jenis kelamin perempuan (50%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Persentase Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Makanan dan Minuman Kariogenik Berdasarkan Jenis Kelamin.

Distribusi frekuensi subjek berdasarkan usia menunjukkan bahwa subjek usia 11 tahun merupakan subjek terbanyak sejumlah 24 (30%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

(%) 8 Tahun 14 17.5 9 Tahun 20 25.0 10 Tahun 22 27.5 11 Tahun 24 30.0 Total 80 100.0

Grafik persentase tingkat pengetahuan siswa tentang makanan dan minuman kariogenik

82.50% 58.75% 47.50% 95.00% 20.00% 50.00% 26.25% 30.00% 25.00% 58.75% 17.50% 41.25% 52.50% 5.00% 80.00% 50.00% 73.75% 70.00% 75.00% 41.25% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

Chart Title

Benar Salah 4.0% 20.0% 28.0% 30.0% 68.0% 50.0% 0% 20% 40% 60% 80% Laki-Laki Perempuan

(4)

berdasarkan usia menunjukkan terjadi peningkatan tingkat pengetahuan sejalan dengan bertambahnya usia subjek, dengan distribusi tingkat pengetahuan kategori baik pada usia 10 tahun (18,2%) dan usia 11 tahun (16,7%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3. sebagai berikut.

Gambar 3. Grafik Persentase Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Makanan dan Minuman Kariogenik Berdasarkan Usia.

Menurut distribusi frekuensi subjek berdasarkan kelas menunjukkan jumlah subjek terbanyak terdapat pada kelas 5 yaitu 29 orang (36,3%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Kelas

Kelas Jumlah Persentase (%)

3 26 32.5

4 25 31.3

5 29 36.3

Total 80 100.0

Grafik persentase tingkat pengetahuan siswa tentang makanan dan minuman kariogenik berdasarkan kelas menunjukkan terdapat peningkatan tingkat pengetahuan sejalan dengan tingkatan kelas, dengan distribusi tingkat pengetahuan kategori baik pada kelas 4 (8%) dan kelas 5 (20,7%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4. sebagai berikut.

Gambar 4. Grafik Persentase Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Makanan dan Minuman Kariogenik Berdasarkan Kelas.

PEMBAHASAN

Pengetahuan adalah hasil dari tahu

akan sesuatu dalam bentuk metode, prinsip

dan fakta yang ditemukan. Hal ini terjadi

setelah seseorang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu yang diperoleh

dengan menggunakan seluruh panca indera

manusia.

Pengetahuan

merupakan

hal

penting, karena pengetahuan mendasari

seseorang dalam berperilaku dan perilaku

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

bertahan

lama

apabila

didasari

oleh

pengetahuan.

10

Tingkat

pengetahuan

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu; pendidikan, informasi/media massa,

sosial budaya dan ekonomi, lingkungan,

pengalaman dan usia.

11

Menurut Penelitian

Ariningum pengetahuan anak mengenai

kesehatan

gigi

dan

mulut

dapat

mempengaruhi indeks DMF-T pada murid

sekolah dasar.

12

Menurut penelitian yang

telah peneliti lakukan menunjukkan sebagian

siswa hanya mengetahui makanan seperti apa

yang menyebabkan karies, tetapi mereka

masih belum mengetahui bagaimana cara

mengurangi efek buruk yang diakibatkan

oleh makanan tersebut. Sehingga peneliti

berasumsi bahwa tingginya tingkat karies

pada anak-anak disebabkan karena mereka

masih belum mengetahui bagaimana cara

mengurangi efek buruk yang ditimbulkan

oleh makanan dan minuman kariogenik.

0.0% 0.0% 18.2% 16.7% 14.3% 20.0% 18.2% 54.2% 85.7% 80.0% 63.6% 29.2% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 8 9 10 11

Baik Sedang Kurang

0.0% 8.0% 20.7% 19.2% 28.0% 37.9% 80.8% 64.0% 41.4% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 3 4 5

(5)

Gambaran tingkat pengetahuan siswa

terhadap makanan dan minuman kariogenik

berdasarkan jenis kelamin menunjukkan

terdapat

perbedaan

antara

tingkat

pengetahuan, dimana tingkat pengetahuan

perempuan lebih tinggi dibandingkan tingkat

pengetahuan laki-laki. Hal ini dapat dilihat

pada tingginya persentase laki-laki dengan

tingkat pengetahuan berkategori kurang

(68,0%) dibandingkan perempuan (50,0%).

Menurut penelitian Steinmayr tidak terdapat

perbedaan yang berarti antara tingkat

pengetahuan laki-laki dan perempuan pada

pengetahuan

umum,

tetapi

menurut

penelitian Manierre tingkat pengetahuan

perempuan tentang kesehatan lebih tinggi

dibandingkan laki-laki hal ini disebabkan

perempuan lebih tertarik dari pada laki-laki

dalam hal mencari informasi mengenai

kesehatan sehingga menyebabkan perempuan

lebih

banyak

mengetahui

mengenai

kesehatan dibandingkan laki-laki.

13,14

Persentase tingkat pengetahuan siswa

terhadap makanan dan minuman kariogenik

berdasarkan umur juga menunjukkan terjadi

penurunan dari persentase siswa yang

berkategori kurang dari (85,7%) pada umur 8

tahun menjadi (80%) pada umur 9 tahun

kemudian turun menjadi (63,6%) pada umur

10 dan (29,2%) pada umur 11 tahun.

Peningkatan

tingkat

pengetahuan

ini

disebabkan karena usia mempengaruhi daya

tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya

sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin baik.

15

Persentase tingkat pengetahuan siswa

terhadap makanan dan minuman kariogenik

berdasarkan kelas menunjukkan bahwa kelas

3, 4, dan 5 memiliki tingkat pengetahuan

yang kurang (80,8%) pada kelas 3, (64,0%)

pada kelas 4 dan (41,4%) pada kelas 5, tetapi

terdapat perubahan secara bertahap yaitu dari

kelas 3 terdapat (80%) yang berkategori

kurang menurun menjadi (64%) pada kelas 4

dan menurun lagi menjadi (41,4%) pada

kelas 5. Penyebab terjadi penurunan ini

disebabkan

oleh

meningkatnya

tingkat

pendidikan. Pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin mudah

untuk

penerimaan

informasi.

Dengan

pendidikan yang tinggi, maka seseorang akan

cenderung mendapatkan informasi lebih baik

dari orang lain maupun media massa.

15

Tingkat pengetahuan siswa kelas 3, 4

dan 5 adalah kurang, yaitu sebanyak 49

(61.3%), dari 80 orang. Peneliti berasumsi

Kurangnya

tingkat

pengetahuan

siswa

disebabkan oleh Kurangnya pengetahuan

yang diberikan kepada siswa mengenai

makanan dan minuman kariogenik.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan dengan jumlah subjek sebanyak 80

orang di SDN 47 Banda Aceh, maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

siswa tentang makanan dan minuman

kariogenik pada kelas 3, 4 dan 5 SDN 47

Banda Aceh adalah kurang yaitu sebanyak 49

(61,3%) dari total sampel penelitian.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dengan mempertimbangkan distribusi sampel

dan subjek yang lebih besar dengan

menghubungkan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pengetahuan.

Diharapkan

Puskesmas dapat meningkatkan pengetahuan

siswa mengenai makanan dan minuman

kariogenik

agar

menurunnya

tingkat

prevalensi karies anak di kota Banda Aceh.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Departemen Kesehatan. Riset Kesehatan

Dasar.

Republik

Indonesia;

2013.

http://www.depkes.go.id/resources/down

load/general/Hasil

Riskesdas

2013.pdf:110-119.

2. Petersen PE, Bourgeois D, Ogawa H,

Estupinan-Day S, Ndiaye C. The global

burden of oral diseases and risks to oral

health. Bull World Health Organ.

2005;83(9):661-669.

3. Moynihan

P,

Petersen

PE.

Diet,

Nutrition And The Prevention of Dental

(6)

Diseases.

Public

Health

Nutr.

2004;7(1a):201-226.

4. Fejerskov O, Kidd E. Dental Caries: The

Disease and Its Clinical Management.

victoria: Blackwell; 2008:4,35.

5. Cappelli DP, Mobley CC. Prevention in

Clinical Oral Health Care. Vol 1.;

2008:48-50,209.

6. Anggraeni N, Suhadi, Supriyono M.

Hubungan

Antara

Kebiasaan

Mengkonsumsi Jajanan Kariogenik dan

Menggosok

Gigi

dengan

Kejadian

Karies Gigi pada Anak Sekolah Kelas

1-6 SDN 01 Watuaji Keling Jepara. Sekol

Tinggi Ilmu Kesehat Tologorejo.

2013:1-7.

7. Masson LF, Blackburn A, Sheehy C, et

al. Sugar intake and dental decay :

results from a national survey of children

in Scotland. Br J Nutr. 2010:1555-1564.

8. Marya C. A Textbook of Public Health

Dentistry. Jaypee Brothers Medical

Publishers (P) Ltd.; 2011:403

9. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan

Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta; 2012:138-140.

10. Folayan MO, Kolawole K a, Oyedele T,

et al. Association between knowledge of

caries preventive practices, preventive

oral health habits of parents and children

and caries experience in children

resident in sub-urban Nigeria. BioMed

Cent oral Heal. 2014;14:156:14.

11. Budiman RA. Kapita Selekta Kuesioner

Pengetahuan

Dan

Sikap

Dalam

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba

Medika; 2013:4-11.

12. Ariningum R, Indriasih E. Hubungan

Pengetahuan,

Sikap,

Dan

Perilaku

Tentang Karies Gig1 Terhadap Indeks

Dmf-T Pada Slswa Sd Kelas Vi Dl

Daerah Kumuh Dan Tldak Kumuh

Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara.

Bul Penelit Sist Kesehat.

2012;9(4):198-202.

13. Steinmayr R, Bergold S,

Margraf-Stiksrud

J,

Freund

PA.

Gender

differences on general knowledge tests:

Are they due to Differential Item

Functioning? Intelligence.

2015;50:164-174.

14. Manierre MJ. Gaps in knowledge:

Tracking

and

explaining

gender

differences

in

health

information

seeking. Soc Sci Med.

2015;128C:151-158.

15. Lee H-Y, Choi Y-H, Park HW, Lee SG.

Changing patterns in the association

between

regional

socio-economic

context and dental caries experience

according to gender and age: a

multilevel study in Korean adults. Int J

Health Geogr. 2012;11:30.

Gambar

Gambar 3.  Grafik  Persentase  Tingkat  Pengetahuan  Siswa  Tentang  Makanan  dan  Minuman  Kariogenik Berdasarkan Usia

Referensi

Dokumen terkait

identifikasi melalui suara echolokai juga dapat membedakan jenis kelamin dari jenis yang sama pada empat jenis yang diamati yaitu R..

MM mengatakan kepada kita bahwa ada dimensi keadilan di dalam tatanan ekonomi yang berdampak bagi martabat para pekerja itu rangkap dua: pertama, bahwa keadilan itu

Pikolih tetilik puniki, inggih ipun (1) kaiwangan Ejaan Bahasa Bali Yang Disempurnakan sane wenten ring sajeroning sasutaran awig-awig subak Kacangbubuan, desa adat

Sangidu (2004:61) menyatakan bahwa objek penelitian sastra adalah pokok atau topik penelitian sastra. Dalam penelitian ini objek yang dikaji adalah aspek moral

Hasil pemodelan FEA menunjukkan bahwa perilaku tekanan kontak pada daerah kontak dalam fase running-in mengalami mengalami penurunan sampai tercapai kestabilan

Memenuhi hak-hak jasmani dan ruhani dengan menjaga kesehatan makan makanan yang baik dan halal, menghindari makanan yang haram, minuman keras atau obat-obatan

Kertas ini membincangkan bagaimana pendidikan alam sekitar yang boleh diajar di peringkat sekolah boleh melahirkan warga yang ‘celik alam sekitar’ dan mencintai

peningkatan pada parameter waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, panjang akar dan berat kering tunas walaupun dosis pupuk yang diberikan berbeda. Hal