• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 852009032 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 852009032 BAB III"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB III ANALISIS KARYA

A. Konsep Penyusunan Komposisi

“Sonata Jazz Reggae” merupakan komposisi penggabungan dari dua genre musik yaitu Jazz dan Reggae ysng disusun dalam bentuk Sonata dengan

menggunakan harmonisasi dan progresi akor yang tidak mengacu pada musik

klasik. Komposisi ini terdiri dari tiga movement yang dimainkan dalam format combo band dengan menggunakan sembilan instrumentasi meliputi; saksofon

alto, saksofon tenor, terompet, trombon, vibrafon, keyboard, gitar elektrik, bas

elektrik, dan drum.

Movement pertama berupa sonata form (A-B-A’) mengunakan tonalitas C mayor dengan tempo 120 bpm. Pada movement ini komposisi lebih menonjolkan gaya musik jazzswing dengan introduksi yang didominasi oleh seksi tiup. Bagian ini terdapat improvisasi pada keyboard dan gitar elektrik yang ditujukan untuk

menunjukkan keahlian pemain dalam berimprovisasi.

Berbeda dengan nuansa dari movement pertama yang menonjolkan gaya

musik jazz, pada movement kedua penikmat musik akan disajikan musik reggae yang santai dan dapat membuat pendengar menggerakkan badan mengikuti

iramanya. Bagian ini bebentuk ternary form (A-B-A’) mengunakan tonalitas relative minor dari C mayor, yaitu A minor bertempo lambat 75 bpm dengan

tanda sukat 4/4. Instrument gitar dan bas memainkan tema utama dengan teknik

unisono (memainkan melodi yang sama pada waktu bersamaan) dan di

kembangkan pada seksi tiup dengan teknik repetisi pada tema kedua. Pada bagian

ini juga terdapat improvisasi yang dimainkan trombone, saksofon alto, dan drum.

Movement ketiga merupakan bagian terakhir dari komposisi sonata jazz reggae. Bagian ini merupakan penggabungan dari genre musik jazz dan reggae

(2)

14

kedua movement sebelumnya. Pada bagian ketiga ini kembali menggunakan tempo cepat 140 bpm yang di dominasi oleh seksi tiup.

B. Analisis Komposisi

Agar lebih jelas tentang komposisi “Sonata Jazz Reggae” ini, maka akan dipaparkan sebagai berikut;

1. Movement Pertama

Movement pertama mengusung genre musik Jazz Swing dengan bentuk

Sonata Form (A-B-A’) yang menggunakan sukat 4/4, dengan tonalitas C mayor, dan bertempo 120 bpm dengan swing fill (Gambar 3.1.). Movement ini dibagi menjadi tiga bagian yang berupa intoduksi, eksposisi, pengembangan,

dan rekapitulasi.

Gambar 3.1. Swing Feel

a. Introduksi

Movement pertama diawali dengan introduksi dari birama 1-9. Melodi pada intro di mainkan oleh vibrafon (Gambar 3.2.), seksi tiup memecah

suara dari melodi introduksi (Gambar 3.3.) menggunakan progresi akor C

mayor9- C#9 / D minor7- G7 / E minor7- A 7 / D minor9 - G7 / C mayor9- C#9 / D minor9- G7 / E minor 7- A minor9 / G7- G+7 / C yang dimainkan oleh instrumen keyboard, gitar, bas, dan drum dengan

sinkopasi pada birama 1, 2, 5, dan 6 (Gambar 3.4) .

(3)

15

Gambar 3.3. Seksi tiup memecah suara dari tema intoduksi.

Gambar 3.4. Pola sinkopasi drum pada intro movement pertama.

b. Eksposisi

Pada movement pertama terdapat dua tema yang merupakan tema 1 dan tema 2. Pada tema 1 melodi utama dimainkan solo vibrafon mulai

dari birama 9 – 24 (Gambar 3.5.) dengan ritme swing pada dram dipadu

bas memainkan gaya walking bass (Gambar 3.6.), dimainkan dengan tonalitas C mayor dan pada birama 24 penulis terinspirasi dari lagu

“Didadaku Ada Kamu” yang di populerkan oleh Vina Panduwinata

(Gambar 3.7.).

Sebelum menuju tema 2, terdapat transisi dari birama 25 ketukan

(4)

16

melodi yang dimainkan oleh seksi tiup. Saksofon tenor memegang melodi

utama pada transisi sedangkan saksofon alto, terompet, dan trombon

memecah suara dengan tujuan mendapatkan hasil suara yang lebar

dengan iringan akor C mayor 9 – C# mayor 9 dan diakiri akor dominan 7

(V7) dari Eb mayor yaitu Bb 7 yang bertujuan untuk berpindah tonalitas

dari C mayor berganti tonalitas Eb Mayor untuk menuju tema 2.

Pada tema 2 ini dapat dikatakan sebagai bagian reffrain dari keseluruhan lagu. Pada bagian ini terjadi perubahan tonalitas dimana

sebelumnya menggunakan tonalitas C mayor berubah menjadi Eb mayor

yang dimulai akor subdominant (IV) dari Eb Mayor yaitu Ab Mayor.

Pada bagian ini melodi utama dimainkan oleh instrumen saksofon tenor

pada birama 33 ketukan kedua sampai birama 41 ketukan kedua.

Sedangkan saksofon alto, terompet, dan trombone berperan sebagai filler

mengisi kekosongan saat nada panjang pada tema 2 (Gambar 3.8.).

Kemudian disambung solo terompet pada birama 41 ketukan ketiga

sampai birama 49 diakhiri melodi transisi untuk beralih pada bagian

development (pengembangan) yang dimainkan saksofon alto dan tenor

pada birama 50 (Gambar 3.9).

(5)

17

Gambar 3.6. Ritme swing pada drum dan gaya walking bass pada bas elektrik

Gambar 3.7. Motif melodi “Didadaku Ada Kamu” pada birama 24

(6)

18

Gambar 3.9. Pola melodi transisi pada birama 50 untuk jembatan dari eksposisi ke

development (pengembangan).

c. Development (pengembangan)

Bagian ini merupakan bagian pengembang yang berupa

improvisasi pada instrument keyboard dan gitar. Improvisasi ini bertujuan

untuk memunculkan karakter dari musik jazz serta menunjukan

ketrampilan pemain dalam memainkan instrumen.

Pada bagian pengembangan ini menggunakan progresi akor yang

sama dari tema 1 dalam bagian eksposisi tetapi berubah tonalitas menjadi

akor G mayor pada improvisasi keyboard dari birama 51 sampai birama

66 dan terdapat transisi pada birama 67 untuk berpindah tonalitas menjadi

A mayor yang diisi improvisasi pada gitar dari birama 68 sampai birama

83 dan tersisip transisi dari birama 82 sampai birama 84 ketukan pertama

untuk perpindahan ke bagian rekapitulasi yang di perkuat oleh seksi tiup

(gambar 3.10.).

(7)

19 d. Rekapitulasi (pengulangan)

Bagian ini merupakan bagian pengulangan dari bagian

eksposisi yang berisi tema 1 dan tema 2 dimana pada eksposisi tema 2

yang dimainkan pada tonalitas Eb mayor berubah menjadi C mayor dan

di akhiri dengan coda yang dimainkan pada vibrafon memainkan nada

kromatis dan di repetisi oleh seksi tiup dengan selisih satu

ketukan.(Gambar 3.11.)

Gambar 3.11. Pola melodi pada coda diakhiri dengan perfect cadence V ke I

2. Movemen kedua

Movement kedua mengusung genre reggae dengan bentuk ternary (A-B-A’) mengunakan sukat 4/4 dengan tonalitas relatif minor dari C mayor yaitu A

minor dan bertempo lebih lambat dari movement pertama yaitu 75 bpm. Pada bagian ini penulis tidak menggunakan modulasi (berpindah tonalitas) seperti

pada movement pertama dengan tujuan agar genre reggae lebih terasa.

a. Introduksi (birama 1- 3)

Pada bagian ini merupakan bentuk pembuka dari movement

kedua yang berisi nada – nada yang dimainkan secara bersama – sama

(8)

20

Gambar 3.12. Intro pada movement kedua

b. Bagian A

Bagian ini secara keseluruhan dibagi menjadi 2 yaitu tema 1 dan

tema 2 yang di ulang pada setiap temanya. Pada tema 1 dimainkan pada

gitar dan bas yang dimainkan secara unisono pada birama 3 pada ketukan

4 up beat – 7/2 (Gambar3.13.) pada birama 7 memakai sukat 9/8 dengan tujuan menampilkan efek delay pada keyboard dan drum secara manual

dengan dinamika decrescendo diakhiri Forte (Gambar 3.14.). Pada pengulangan tema 1 tema utama dimainkan oleh instrument saksofon alto

pada suara satu, saksofon tenor pada suara dua, terompet dan trombone

memainkan filler dengan cara merepetisi dari motif tema dan di akhiri dengan unisono.(Gambar 3.15.) pola ritme drum dan bas mengunakan

pola ritme reggae (Gambar 3.16).

Pada tema 2 merupakan pengembangan dari motif tema 1 yang

di mainkan pada saksofon alto dan direpetisi pada saksofon tenor,

terompet, dan trombone yang dimulai akor subdominant dari C mayor

yaitu F mayor (Gambar 3.17.). Pada pengulangan tema 2 ada perubahan

pada akir dari tema 2 dan terjadi pengembangan pada permainan gitar.

(9)

21

untuk menjembatani perpindahan dari bagian A ke bagian B.(Gambar

3.18)

Gambar 3.13. Tema 1 pada bagian A pada movement kedua dimainkan gitar dan bas secara unison

Gambar 3.14. Pola ritme efek delay tema 1 bagian A pada movement kedua.

(10)

22

Gambar 3.16. Ritme gaya reggae pada drum dan bas.

Gambar 3.17. Pola tema 2 merupakan pengembangan motif dari tema 1 pada movement kedua.

(11)

23

c. Bagian B

Bagian ini merupakan interlude yang berisikanimprovisasi pada

instrument trombone, saksofon alto, dan drum. Pada improvisasi untuk

instrument trombone menggunakan progresi akor dari tema 1 bagian A,

improvisasi untuk saksofon alto mengunakan progresi akor dari tema 2

bagian A, dan drum merupakan pengembangan dari intro dan tema 1 pada

bagian A diakiri dengan transisi yang dimainkan pada seksi tiup dengan

sekwensi selisih satu birama.(Gambar 3.19.)

Gambar 3.19. Transisi yang menjembatani bagian B menuju bagian A’

d. Bagian A’

Pada bagian ini merupakan bagian terakhir dari movement kedua dan merupakan pengulangan dari bagian A tetapi mengalami perubahan

pada beat drum dan seksi pengiring diakhiri dengan coda yang diambil

dari bagian solo drum dengan seksi tiup memainkan filler untuk

(12)

24 3. Movement ketiga

Bagian ini adalah bagian terakir dari komposisi “Sonata Jazz Reggae”

yang merupakan penggabungan dari genre musik Jazz dan Reggae dengan

bentuk rondo (A - B – A’ - C – A’) mengunakan sukat 4/4 dengan tonalitas C

mayor.

Bagian A masih meonjolkan genre jazz dengan maksud agar

pendengar masih dapat menikmati nuansa jazz setelah mendengarkan

movement kedua. Mulai pada bagian B merupakan penggabungan antara genre jazz dan reggae.

a. Introduksi

Bagian ini merupakan pengembangan dari tema 1 pada

movement pertama dengan menggunakan melodi yang berbeda tetapi terdapat progresi akor yang hampir sama pada tema 1 pada movement

pertama yang dimulai dari birama 1 pada ketukan 3 up beat sampai

birama 10. Birama 11 merupakan melodi transisi yang dimainkan

vibrafon untuk jembatan menuju Bagian A.

b. Bagian A

Bagian ini merupakan pengembangan dari tema 1 pada

movement pertama dengan mengunakan tonalitas C mayor. Dalam sonata, bagian rondo dikatakan sebagai bagian rekapitulasi dari movement

pertama maka pada bagian ini ada beberapa motif melodi dan ritme yang

diadopsi dari tema 1 pada movement pertama di birama 12, 14, 19, dan 25

(gambar 3.20). Tema utama pada bagian A ini dimainkan oleh instrument

vibrafon. Pada birama 27 merupakan melodi transisi yang dimainkan oleh

saksofon alto dan tenor dengan mengadopsi melodi transisi pada

(13)

25

Gambar 3.20. Melodi tema 1 movement ketiga c. Bagian B

Bagian ini dapat dikatakan sebagai reffrain pada movement

ketiga yang merupakan pengabungan dari genre musik Jazz dan Reggae.

Genre tersebut dapat dirasakan pada permainan instrumen drum yang

merupakan penggabungan gaya swing dan reggae yang diperkuat oleh

permainan bass dan gitar dengan gaya musik reggae. Sedangkan pada

keyboard menggunakan gaya permainan musik jazz dengan improvisasi

kecil (Gambar 3.21.).

Tema 1 pada bagian ini dimainkan saksofon tenor dan tema 2

dimainkan terompet seperti tema 2 pada movement pertama tetapi mengunakan tema baru dengan progresi akor yang berbeda dari tema 2

pada movement pertama. Pada tema 1 Bagian B di mainkan saksofon tenor, vibrafon dan seksi tiup yang berperan sebagai filler dan merepetisi motif dari bagian tema 1. Pada birama 29 vibrafon merepetisi motif

melodi birama 28 (Gambar 3.22.). Pada birama 33 ketukan 4 up beat

saksofon alto memainkan suara dua dari tema 1 dan disusul vibrafon pada

birama 35 ketukan 3 up beat memainkan melodi unison bersama dengan saksofon tenor dengan tujuan memperkuat melodi utama sedangkan

terompet dan trombone berperan sebagai filler. Pada birama 41 saksofon alto, terompet, dan trombone merepetisi motif melodi birama 40 dengan

(14)

26

Memasuki tema 2 pada birama 43 ketukan ketiga melodi utama

dimainkan terompet dan diperkuat oleh vibrafon dengan cara bermain

secara unison . pada bagian ini saksofon alto, saksofon tenor, dan trombone berperan sebagai filler.

Gambar 3.21. Seksi iringan pada bagian B movement ketiga.

(15)

27

Gambar 3.23. Seksi tiup pada bagian B movement ketiga.

d. Bagian A’

Bagian ini merupakan pengulangan dari bagian A tetapi

mengalami sedikit perubahan. Bagian A1 diawali dengan sinkopasi pada

tema dan seksi tiup berperan sebagai filler (Gambar 3.24.). Ritme drum

pada bagian ini memakai ritme drum pada Bagian B. Pada bagian ini

terdapat transisi dengan progresi akor C mayor 9 – B dim – E7 untuk

menjembatani perpindahan dari bagian A1 ke bagian C.

(16)

28 e. Bagian C

Bagian ini merupakan episode dan tema yang biasanya disebut

sebagai interlude dan bridge dikarenakan pada bagian ini diawali dengan

improvisasi pada saksofon alto dengan tonalitas A minor yang kental

dengan nuansa reggae tetapi tidak meninggalkan nuansa jazz. Episode

dimulai dari birama 68 ketukan ke tiga sampai 84 yang berisikan

improvisasi pada saksofon dengan progresi akor A minor 9 – G 13 – F

mayor 9 (#11).

Melodi utama tema pada bagian ini dimainkan terompet dan

trombon secara unison. Saksofon alto dan tenor memainkan suara dua dari melodi utama pada frase tanya. Pada frase jawab saksofon alto

memainkan suara tiga dari melodi utama yang ditujukan untuk membuat

efek suara yang lebar. Pada akhir frase jawab seksi tiup bermain unison di

birama 96 ketukan ketiga sampai 98 ketukan ketiga dan di pecah kembali

pada birama 98 ketukan ke empat menuju transisi pada birama 99 sampai

birama 100 untuk jembatan menuju Bagian A2.

f. Bagian A’

Bagian ini adalah bagian akhir dari movement ketiga yang merupakan pengulangan dari bagian A pada movement ketiga. Pada bagian ini diawali dengan sinkopasi dengan ritme drum dan gitar

memakai ritme dari nagian B. Pada bagian ini seksi tiup berperan sebagai

filler. Pada birama 111 saksofon tenor bermain unison dengan vibrafon

untuk memperkuat melodi utama sedangkan sksofon alto memainkan

suara dua dari melodi utama, terompet dan trombon berperan sebagai

Gambar

Gambar 3.1. Swing Feel
Gambar 3.3. Seksi tiup memecah suara dari tema intoduksi.
Gambar 3.5. Tema 1 bagian eksposisi dimainkan vibrafon
Gambar 3.6. Ritme swing pada drum dan gaya walking bass pada bas elektrik
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika dalam bentuk soal cerita, maka penulis bertujuan untuk mengadakan

[r]

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE, PRICE TO EARNING RATIO DAN DEVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP

Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Lebong Nomor :t041 /Pokja Barang-ULPlPerlengkapan.24lXlll 2411 bnggal 03 Desernber 2011 maka dengan ini di umumkan Pelelangan Umum

Harun, Memiliki Metode Hasil penelitian ini Harniza kesamaan analisis yang menunjukkan bahwa 2011, variabel di gunakan hubungan customer Pengaruh customer pada relationship

Penerapan metode Weighted Sum Model ini merupakan metode yang sangat sederhana dengan hanya beberapa langkah untuk dapat memberikan hasil penentuan peserta jaminan

Materi Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan MG XIII diisi dengan Review Materi UAS dan penjelasan topik SKALA dalam Manajemen Lanskap. Materi 7 kali pertemuan setelah UTS lebih detil

Strategi pemasaran juga merupakan alat yang penting agar perusahaan mampu memenangkan persaingan.Seringkali seseorang menganggap bahwa pesaing hanya merupakan