• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702011020 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702011020 Full text"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULASI INSTALASI SISTEM OPERASI

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Oleh :

Ryanshah Akbar Raditya 702011020

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

7

Pengembangan Media Pembelajaran Simulasi Instalasi Sistem Operasi

1)

Ryanshah Akbar Raditya 2)Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga Email: 1)

702011020@student.uksw.edu 2)widya.damayanti@staff.uksw.edu

Abstract

This research is aimed at generating decent tutorial instructional media used for subject computer assembly in class X RPL SMK Negeri 1 Tengaran. Method for development of these media is using a prototype method. The subjects were learning media simulation operating system installation. Data collection instrument validation in the form of sheet materials experts, media experts, and questionnaires to evaluate the response of the students after using instructional media simulation. In addition, research development of instructional media also aims to help students practice operating system installation. In subjects especially in the computer assembly plant material required direct practice of computer installations, but the absence of props in the school inhibit practice activities. So that students have a fear of computer installations. This resulted in a lack of students' ability to perform the installation of the operating system. The results showed media generated as a whole meets the following criteria: (1) the validation of subject matter experts from the aspect of the content is appropriate to the learning objectives and the needs of students about the material that has not been controlled, (2) the results of validation of media experts on aspects of media display of learning has been good, (3) the use of instructional media simulation can help students to practice the installation of the operating system so that they can practice any steps to install the operating system.

Keywords: Learning Media Simulation, Operating System Installation, Prototype.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran simulasi yang layak digunakan pada mata pelajaran perakitan komputer kelas X RPL di SMK Negeri 1 Tengaran. Model pengembangan media ini menggunakan metode prototipe. Subjek penelitian ini adalah media pembelajaran simulasi instalasi sistem operasi. Instrumen pengumpulan data berupa lembar validasi ahli materi, ahli media, dan angket untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakan media pembelajaran simulasi. Selain itu penelitian pengembangan media pembelajaran ini juga bertujuan untuk membantu siswa melakukan praktek instalasi sistem operasi. Dalam mata pelajaran perakitan komputer khususnya pada materi instalasi dibutuhkan praktek langsung melakukan instalasi komputer, akan tetapi ketiadaan alat peraga di sekolah menghambat kegiatan praktek. Sehingga siswa memiliki rasa takut dalam melakukan instalasi komputer. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan instalasi sistem operasi. Hasil penelitian menunjukkan media yang dihasilkan secara keseluruhan memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) pada validasi ahli materi dari aspek isi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa tentang materi yang belum dikuasai, (2) hasil validasi dari ahli media dari aspek tampilan media pembelajaran sudah baik, (3) penggunaan media pembelajaran simulasi dapat membantu siswa melakukan praktek instalasi sistem operasi sehingga mereka dapat mempraktekkan setiap langkah-langkah instalasi sistem operasi.

(9)

8 1. Pendahuluan

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berkembang pesat. Kemajuan tersebut memberikan dampak terciptanya inovasi baru serta membawa perubahan pada berbagai bidang, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupun dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Salah satu inovasi dalam dunia pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaaan media pembelajaran dalam menyampaikan materi ajar akan mempermudah siswa memahami materi. Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung proses belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran biasa dilakukan dengan menggunakan LCD proyektor sebagai media pembelajaran yang membantu menunjukkan materi yang dijelaskan oleh guru. Dibutuhkan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa dan materi agar materi yang diberikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan di SMK Negeri 1 Tengaran, tujuan pembelajaran belum sepenuhnya tercapai. Guru sudah menjelaskan kepada siswa setiap langkah instalasi sistem operasi lengkap dengan gambarnya, namun sebagian besar siswa tidak memahami apa yang didemonstrasikan oleh guru. Kondisi tersebut membuat siswa tidak berani melakukan instalasi sistem operasi pada komputer, mereka takut apabila akan terjadi kerusakan pada komputer yang mereka instal sistem operasinya. Dalam mata pelajaran perakitan komputer khususnya pada materi instalasi dibutuhkan praktek langsung melakukan instalasi komputer, akan tetapi ketiadaan alat peraga di sekolah menghambat kegiatan praktek. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan instalasi sistem operasi.

Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran simulasi dalam proses pembelajaran. Di dalam kemasan media pembelajaran simulasi berisi langkah-langkah detail pembuatan bootable USB, instalasi windows 7 dan instalasi driver. Sehingga siswa dapat mengulang-ulang langkah-langkah instalasi sistem operasi beserta driver -nya sampai paham dan merasa mampu untuk mempraktekkan menggunakan komputer sesungguhnya. Hal ini juga dapat mengurangi resiko kerusakan komputer dan kehilangan data. Penggunaan media pembelajaran simulasi dapat membantu mengatasi masalah siswa pada saat proses pembelajaran. Media pembelajaran simulasi dapat membantu siswa yang mempunyai daya tangkap lemah dalam proses pembelajaran. Jadi, siswa yang belum bisa mempraktekkan langkah-langkah instalasi sistem operasi dapat mengulang-ulang simulasi dan memahami langkah-langkahnya.

(10)

9

diharapkan mampu menciptakan media pembelajaran yang menarik, agar siswa memiliki pengalaman yang baru dalam proses belajar mengajar.

2. Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dulari penelitian tersebut bertujuan mengembangkan media tutorial berbantuan komputer untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah serta mendeskripsikan kelayakannya untuk mendukung pembelajaran fisika pada materi Keseimbangan dan Dinamika Rotasi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model prosedural mengadaptasi prosedur pengembangan Sukmadinata. Penelitian menggunakan angket untuk penilaian validator dan uji kualitas produk oleh pengguna dalam uji coba terbatas. Kegiatan validasi meliputi validasi produk pengembangan dan validasi soal pilihan ganda sebagai komponen produk. Jenis data penelitian meliputi data kuantitatif berupa penilaian validator dan tanggapan siswa berdasarkan skala Likert, data kualitatif berupa tanggapan dan saran yang diberikan oleh validator dan pengguna. Hasil dari analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan berkategori baik sehingga tidak memerlukan revisi. Berdasarkan data kualitatif, produk telah direvisi berdasarkan tangapan dan saran validator. Produk yang dihasilkan sudah dikatakan layak namun masih memerlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut, serta uji coba yang berulang agar lebih bermanfaat dalam pembelajaran [1].

(11)

10

ditunjukkan oleh tingkat absensi yang hampir selalu terisi penuh. Hasil rekap absen kelas A dan B menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa yang tidak masuk hanya 10 % atau 7 mahasiswa selama satu semester ini. Jika dibandingkan dengan semester yang lalu mahasiswa yang tidak hadir bisa mencapai 20% atau 14 mahasiswa selama satu semester. Dengan meningkatnya minat mahasiswa, akan berdampak terhadap hasil dan kualitas pembelajaran yang meningkat [2].

Penelitian-penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan pada penelitian yang akan dilakukan. Terdapat kesamaan dengan penelitian pertama dan kedua yaitu pengembangan media pembelajaran berbasis komputer. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh (1) Dulari mengembangkan media pembelajaran tutorial untuk peningkkatan keterampilan fisika dan (2) Meyta Pritandhari dan Triani Ratnawuri meneliti evaluasi penggunaan video tutorial sebagai media pembelajaran, penelitian kali ini meneliti pengembangan media pembelajaran simulasi untuk membantu siswa mempraktekkan instalasi sistem operasi selain itu media pembelajaran simulasi ini juga dapat digunakan sebagi alat peraga.

Media Pembelajaran

(12)

11

singkat dibandingkan dengan proses instalasi yang sebenarnya. Selain memenuhi ciri fiksatif dan manipulatif, media pembelajaran ini juga memenuhi syarat ciri distributif karena media pembelajaran ini dapat digunakan bersamaan dimana saja dan kapan saja.

Fungsi media pembelajaran ada 4 yaitu : (1) fungsi atensi yaitu, fungsi yang berguna untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, (2) fungsi afektif yaitu, fungsi yang dapat menggugah minat, emosi dan sikap siswa melalui media visual. Dapat terlihat dari tingkat kenikamatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar, (3) fungsi kognitif yaitu, fungsi yang mencakup tentang pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Jadi media pembelajaran berupa tutorial dapat membantu pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung, (4) fungsi kompensatoris yaitu, fungsi yang digunakan untuk membantu siswa yang lemah dalam mengorganisasikan informasi maupun teks[3].

Peran media pembelajaran yaitu, (1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses belajar, (2) Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, (3) Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; (a) objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model; (b) objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar; (c) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara verbal [4].

Menurut Walker dan Hess memberikan kriteria dalam me-review media pembelajaran yang berdasarkan kualitas diantaranya, (1) Kualitas isi dan tujuan meliputi, kesesuaian contoh gerakan dengan penjelasan uraiannya, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran (2) Kualitas pembelajaran diantaranya, dapat memberikan bantuan untuk belajar, dapat memberikan dampak yang signifikan bagi siswa dalam menerima materi (3) Kualitas teknis meliputi, media pembelajaran mudah untuk digunakan, kualitas tampilan dan kualitas suara [4].

Media Pembelajaran Simulasi

(13)

12

penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mengikuti suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa resiko. Model simulasi adalah model CBI yang menampilkan materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk simulasi-simulasi pembelajaran dalam bentuk animasi yang menjelaskan konten secara menarik, hidup dan memadukan unsure teks, gambar, audio, gerak dan paduan warna yang serasi dan harmonis [6]. Secara umum tahapan materi model simulasi adalah sebagai berikut: pengenalan, penyajian informasi (simulasi 1, simulasi 2 dan seterusnya), pernyataan dan respon jawaban, penilaian respons, pemberian feedback tentang respons, pembetulan, segmen pengaturan pengajaran dan penutup.

Supaya dapat dikatakan sebagai simulasi, suatu media pembelajaran harus memiliki empat komponen utama. Berikut ini adalah empat komponen utama yang harus dimiliki oleh setiap simulasi [5] : (a) Presentasi sistem, presentasi sistem adalah segala sesuatu yang dapat merangsang indera. Dalam berbagai aplikasi, komputer dan monitor berfungsi untuk mempresentasikan sistem. Simulasi adalah sebuah presentasi audiovisual dengan gambar 2D/3D dan efek suara. Selain gambar dan suara, simulasi harus menampilkan teks. (b) Siswa, siswa sebagai subyek yaitu partisipan dalam sebuah simulasi. (c) Pengontrol sistem, pengontrol sistem termasuk semua hal yang dapat digunakan oleh siswa dalam menggunakan simulasi, misalnya: joystick, mouse, keyboard, light pen, dan lain-lain. (d) Manajer sistem, manajer sistem adalah manusia atau komputer. Terkadang itu adalah gabungan dari keduanya. Sebuah manajer sistem harus memiliki memori dan kemampuan membuat keputusan. Manajer menyesuaikan tampilan simulasi berdasarkan manipulasi yang dilakukan oleh siswa melalui pengontrol sistem.

3. Metodologi Penelitian

Model Pengembangan Media Pembelajaran

Model perancangan pembuatan media pembelajaran ini adalah model prototipe. Prototyping adalah suatu proses yang memungkinkan penciptaan sebuah model perangkat lunak yang hendak dibangun agar dapat diketahui terlebih dahulu efisiensi suatu algoritma, adaptabilitas sistem operasi atau interaksi manusia dan komputer yang sesuai [6].

(14)

13

Paradigma prototipe dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar di mana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan “perancangan kilat”. Perancangan kilat berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan nampak bagi pelanggan (contohnya pendekatan input dan format output). Perancangan kilat membawa kepada konstruksi sebuah prototipe. Prototipe tersebut dievaluasi oleh pelanggan dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan perangkat lunak. Iterasi terjadi pada saat prototipe disetel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pada saat yang sama memungkinkan pengembang untuk secara lebih baik memahami apa yang harus dilakukannya [7].

Proses pembuatan media pembelajaran sesuai dengan model prototipe, yang dilakukan selama 3 siklus yang berulang. Dimulai dari mendengarkan pelanggan, membangun prototipe, dan pengujian prototipe. Berikut ini adalah penjelasan mengenai proses pembuatan media sesuai dengan model prototipe:

Gambar 2 Tahapan Prototipe

Siklus I

Mendengarkan Pelanggan, tahapan yang pertama kali dilakukan dalam pembuatan media pembelajaran ini adalah mendengarkan pelanggan. Pada penelitian ini mendengarkan pelanggan adalah melakukan wawancara kepada guru di sekolah. Dalam bagian ini diperlukan analisa kebutuhan penggunaan media pembelajaran, apa sajakah fitur-fitur dan konten-konten yang akan ditampilkan pada media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran.

Membangun Prototipe, tahapan yang kedua adalah membuat media pembelajaran. Pembuatan media pembelajaran diawali dengan desain

Membangun prototipe Mendengarkan Pelanggan Menguji prototipe Siklus I Wawancar a guru dan

(15)

14

media pembelajaran, tahap desain ini adalah tahapan dalam membuat sebuah desain media pembelajaran yang sekiranya dapat digunakan sebagai alat peraga instalasi sistem operasi. Isi materi media pembelajaran mengacu kepada kurikulum yang berlaku, dan sesuai kebutuhan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada saat pembelajaran. Dalam proses perancangan desain media pembelajaran, perlu adanya sketsa desain yang digunakan untuk menggambarkan pembuatan media. Sketsa tersebut dibentuk dalam sebuah flowchart, berikut flowchart pengembangan media:

Gambar 3Flowchart Pengembangan Media

Siklus II

Pada siklus kedua dimulai dari tahap mendengarkan pelanggan, tahapan ini mendengarkan kekurangan-kekurangan media pembelajaran yang sudah dibuat. Kemudian memperbaiki prototipe, tahapan yang kedua adalah memperbaiki media pembelajaran. Perbaikan media pembelajaran diawali dengan desain media pembelajaran yang diharapkan oleh siswa. Setelah desain selesai tahapan selanjutnya adalah memperbaiki media pembelajaran.

Mulai

Judul Media

Menu

kuis Pengembang

Tutorial

USB Booting Install

Windows 7

Driver Software

(16)

15

Setelah pembuatan media pembelajaran selesai, media pembelajaran tersebut perlu diujikan lagi kepada sampel siswa. Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada sampel siswa bertujuan untuk mengetahui kesesuaian media pembelajaran dengan kebutuhan siswa.

Siklus III

Pada siklus ketiga dimulai dari tahap mendengarkan pelanggan, tahapan ini mendengarkan kekurangan-kekurangan media pembelajaran yang sudah dibuat. Kemudian memperbaiki prototipe, tahapan yang kedua adalah memperbaiki media pembelajaran. Setelah pembuatan media pembelajaran selesai, media pembelajaran tersebut perlu diujikan lagi kepada siswa. Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada guru dan siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa setelah menggunakan media pembelajaran tersebut.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara. Angket digunakan untuk mengetahui pendapat ahli media untuk menilai dari segi tampilan. Ahli materi untuk menilai kesesuaian materi yang ada di dalam media pembelajaran tutorial sesuai dengan silabus dan kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan. Kemudian siswa sebagai sasaran untuk menilai dari fungsi, peran maupun manfaat media yang dibuat. Wawancara digunakan untuk melihat kebutuhan yang diperlukan di lapangan. Berikut adalah indikator untuk ahli media, materi dan siswa:

Tabel 1. Indikator kelayakan untuk ahli materi [3]

Aspek Indikator

Aspek Isi / Materi

Kesesuaian dengan indikator Kesesuaian contoh dengan uraian Kejelasan uraian

Kejelasan contoh Aspek

Pembelajaran

Kesesuaian pendekatan (pemberitahuan tujuan,kompetensi,apersepsi)

Urutan penyajian/penjelasan gerakan Kesesuain dengan karakteristik sasaran

(17)

16

Tabel 2. Indikator kelayakan untuk ahli media [3]

Aspek Indikator

Tampilan Daya tarik opening Ketajaman gambar

Kesesuaian gambar dengan materi

Keterbacaan, tulisan, ukuran huruf, warna huruf Suara Musik

Penggunaan bahasa

Indikator pada tabel 2 digunakan untuk pembuatan angket yang diberikan pada ahli media. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang kualitas media dilihat dari segi aspek tampilan maupun suara. Angket ahli media diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Angket ahli media dinilai oleh ahli media yang berkompetensi dibidangnya.

Tabel 3. Indikator kelayakan untuk siswa[3]

Aspek Indikator Pertanyaan

Aspek Isi/Materi

Kejelasan Uraian

Saya bisa menirukan langkah-langkah instalasi dengan tepat dan benar setelah menggunakan media tutorial

Kejelasan Contoh

Petunjuk pada setiap langkah yang ada dalam media tutorial mudah saya pahami

Aspek Media

Kesesuaian gambar dengan materi

Isi langkah-langkah pada media tutorial dengan materi yang ada di buku sudah sesuai

Kualitas ketajaman gambar pada media tutorial membuat saya nyaman dan jelas dalam

mempelajari materi pembelajaran

Keterbacaan,tulisan,ukuran huruf,warna huruf

Penggunaan huruf dalam media tutorial ini terlihat jelas

Kalimat yang ada di media tutorial mudah untuk dipahami

Warna yang digunakan dalam media tutorial menarik

Efek suara

Efek suara yang ada dalam media membantu mengetahui perpindahan slide.

Aspek fungsi Media dalam pembelajaran

Fungsi media dalam pembelajaran

Penyampaian materi pembelajaran tidak kaku, karena ada alternatif media pembelajaran tutorial Pembelajaran perakitan komputer bisa lebih menarik dengan

(18)

17

Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat tetapi pesan dan isi dapat saya terima melalui media pembelajaran tutorial

Aspek peran media dalam pembelajaran

Peran media dalam pembelajaran

Saya lebih tertarik mata pelajaran perakitan komputer menggunakan media pembelajaran tutorial Saya senang pembelajaran perakitan komputer dengan menggunakan media pembelajaran tutorial

Saya lebih bisa memahami dan menirukan langkah-langkah yang dipraktekkan dengan media pembelajaran tutorial Saya bisa menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan media pembelajaran tutorial Saya bisa memahami materi bootable usb, instalasi windows dan instalasi driver dan bisa mengikuti langkah-langkah instalasi yang ada di dalam media pembelajaran tutorial

Saya bisa mempelajari materi pembelajaran kapan dan dimana saja dengan adanya media pembelajaran tutorial

Saya lebih bisa memahami materi dan mengkikuti langkah-langkah yang dipraktekkan dengan media pembelajaran tutorial

Saya bisa mengetahui tentang usb booting dengan adanya media pembelajaran tutorial

Setelah media diuji oleh ahli media dan ahli materi dan dilakukan revisi, maka media pembelajaran tutorial bisa dipakai oleh siswa. Indikator pada tabel 3 digunakan untuk mengetahui peran dan fungsi media dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran tutorial nantinya bisa digunakan untuk mengatasi masalah yaitu tidak adanya alat peraga pratik instalasi sistem operasi.

(19)

18

diperoleh dari kritik, saran dan komentar pada angket. Setelah mendapatkan masukan dan saran dari ahli materi dan ahli media, kemudian dilakukan revisi.

Setelah dilakukan analisis dan tidak ada revisi lagi dilanjutkan dengan uji lapangan menggunakan angket kepada beberapa sampel siswa. Hasil dari uji lapangan kemudian dianalisis dengan menghitung persentase kelayakan media pembelajaran tutorial. Instrumen dikembangkan dengan menggunakan 4 skala. Skor terendah diberi angka 1 dan skor tertinggi diberi skor [9]. Jenis data yang didapatkan dari hasil validasi dan uji coba yaitu berupa data kuantitatif dan data kualitatif (deskriptif). Data kuantitatif diambil dari data kuesioner berupa skor penilaian dan data kualitatif diperoleh dari kritik, saran dan komentar pada angket. Hasil angket dianalisis dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari 4 skor, 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju [9]. Data yang terkumpul diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut [9];

Persentase Kelayakan (%) =

Data yang sudah dihitung persentasenya kemudian dianalisis. Setelah itu diubah dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya mendeskriptifkan dan mengambil kesimpulan tentang masing-masing indikator. Kesesuaian aspek dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran dapat menggunakan tabel berikut [8]:

Tabel 4. Tabel skala persentase

Persentase Pencapaian Interpretasi

75,01 – 100,00 % Sangat Layak (dapat digunakan tanpa revisi)

50,01 – 75,00 % Cukup Layak (dapat digunakan dengan revisi kecil) 25,01 – 50,00 % Tidak Layak (tidak dapat digunakan)

0,00 – 25,00 % Sangat tidak Layak (terlarang digunakan)

4. Hasil dan Pembahasan

Rancangan desain media pembelajaran yang telah dibuat kemudian direalisasikan sesuai dengan paradigma prototipe dan dilakukan selama 3 siklus yang berulang.

Siklus I

Mendengarkan Pelanggan, tahapan yang pertama kali dilakukan dalam pembuatan media pembelajaran ini adalah mendengarkan pelanggan. Pada penelitian ini mendengarkan pelanggan adalah melakukan wawancara kepada guru dan siswa di sekolah. Dalam bagian ini diperlukan analisa kebutuhan penggunaan media pembelajaran, apa sajakah fitur-fitur dan konten-konten yang akan ditampilkan pada media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran.

(20)

19

materi dan tujuan pembelajaran yang ada di RPP. Setelah desain selesai tahapan selanjutnya adalah pembuatan media pembelajaran. Berikut ini adalah hasil pembuatan media pembelajaran tutorial:

Gambar 4. Tampilan awal dan menu awal media pembelajaran tutorial Gambar 4 menunjukkan realisasi dari desain pembuka media pembelajaran tutorial. Pada tampilan awal terdapat tombol „start‟ yang harus dipilih untuk memulai tutorial. Kemudian pada menu awal terdapat 2 buah tombol yang harus dipilih salah satu. Tombol „tutorial‟ untuk menggunakan tutorial, sedangkan tombol „kuis‟ untu melakukan evaluasi dengan cara mengerjakan kuis.

Gambar 5. Tampilan isi tombol tutorial

Gambar 5 menunjukkan halaman yang tampil setelah memilih tombol „tutorial‟. Di dalam halaman ini terdapat 4 tombol, yaitu „menu‟ untuk kembali ke halaman menu awal. Tombol „usb booting’ berisi tutorial pembuatan bootable usb dan penggunaannya dalam instalasi sistem operasi. Tombol „instalasi windows7‟ berisi tutorial instalasi windows 7, yang terakhir tombol „instalasi driver‟ yang berisi instalasi driver untuk kelengkapan proses instalasi. Selain 4 tombol tadi, terdapat juga sebuah petunjuk dalam memilih tombol-tombol tersebut.

Gambar 6. Tampilan tombol usb booting

(21)

20

penjelesan untuk membuat bootable usb dan hal apa saja yang diperlukan dalam pembuatannya.

Gambar 7. Tampilan salah satu langkah pembuatan bootable usb dan tampilan booting

Gambar 7 menunjukkan salah satu langkah pembuatan bootable usb, dalam gambar tersebut nampak langkah untuk melakukan format pada flashdisk yang akan digunakan sebagai bootable usb. Disampingnya terdapat tampilan tutorial booting yang harus diatur sebelum melakukan instalasi.

Gambar 8. Tampilan instalasi windows 7

Gambar 8 menunjukkan salah satu tampilan instalasi windows 7 beserta keterangan dan apa yang harus dilakukan pada bagian tersebut. Setelah pembuatan media pembelajaran selesai, media pembelajaran tersebut diujikan kepada ahli media yaitu dosen yang ahli dalam pembuatan media pembelajaran dan ahli materi yaitu guru mata pelajaran peraitan komputer. Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada ahli media bertujuan untuk mengetahui kualitas media pembelajaran. Sedangkan pengujian kepada ahli materi bertujuan untuk mengetahui kesesuain isi media pembelajaran dengan materi dan tujuan pembelajaran yang ada di RPP. Penilaian dilakukan dengan mengisi angket dengan memberikan penilaian mulai dari sangat baik sampai kurang baik, dan memberikan saran perbaikan.

Siklus II

(22)

21

harus direvisi dan saran perbaikan yaitu pemberian warna pada background tulisan, supaya tulisan dapat terlihat dengan jelas.

Tabel 5. Hasil Penilaian Ahli Media

No Aspek Penilaian % Kriteria

1 Tampilan 86,11 Sangat layak 2 Suara 93,75 Sangat layak Rata-rata 89,93 Sangat layak

Dari hasil perhitungan yang diambil dari angket, maka penilaian media pembelajaran tutorial oleh ahli media yaitu 89,93%. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran tutorial ini cukup valid dapat digunakan dengan revisi kecil untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

Validasi angket media pembelajaran tutorial untuk ahli materi dilakukan oleh guru mata pelajaran perakitan komputer di SMKN 1 Tengaran, yang langsung berhubungan dengan mata pelajaran perakitan komputer. Penilaian dilakukan menggunakan angket, dengan memberikan penilaian mulai dari sangat baik sampai kurang baik, dan memberikan saran perbaikan. Pada tahap validasi ini tidak terdapat kekurangan yang harus direvisi.

Tabel 6. Hasil Penilaian Ahli Materi

No Aspek Penilaian % Kriteria

1 Aspek Isi/ Materi 85,41 Sangat layak 2 Aspek Pembelajaran 90 Sangat layak Rata-rata 87,70 Sangat layak

Hasil pengisian angket yang dilakukan oleh ahli materi dari segi tampilan dan suara memperoleh jumlah 87,70%. Materi didalam media pembelajaran sudah sesuai antara gambar dengan penjelasan. Secara keseluruhan dari aspek materi sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran.

Memperbaiki Prototipe, tahapan yang kedua adalah memperbaiki media pembelajaran. Perbaikan dilakukan pada background tulisan, background diberi warna agar tulisan bisa terlihat lebih jelas. Perbaikan ini sesuai dengan saran dari ahli media. Pada bagian materi tidak ada perbaikan yang dilakukan karena sudah sesuai dengan RPP.

(23)

22 Siklus III

Pada siklus ketiga dimulai lagi dari tahap mendengarkan pelanggan, yaitu menganalisis angket dan membaca saran yang telah diisi oleh sampel siswa. Berikut ini adalah tabel hasil penilaian sampel siswa.

Tabel 7. Hasil Penilaian Sampel Siswa

No Aspek Penilaian % Kriteria

1 Aspek isi/materi 90,00 Sangat layak 2 Aspek media 84,00 Sangat layak 3 Aspek fungsi media

dalam pembelajaran

90,00 Sangat layak

4 Aspek peran media dalam pembelajaran

87,00 Sangat layak

Rata-rata 87,75 Sangat layak

Berdasarkan tabel 7 penilaian sampel siswa terhadap media pembelajaran terdapat hasil yang sangat valid karena dari segi materi, media, fungsi dan peranan media pembelajaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Memperbaiki Prototipe, tahapan yang kedua adalah memperbaiki media pembelajaran. Pada siklus ketiga perbaikan yang dilakukan tidak terlalu berarti, hanya penyempurnaan media pembelajaran.

Setelah pembuatan media pembelajaran selesai, media pembelajaran tersebut perlu diujikan lagi kepada siswa. Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada siswa dilakukan untuk menguji kelayakan media pembelajaran

Tabel 8. Hasil Penilaian Siswa

No Aspek Penilaian % Kriteria 1 Aspek isi/materi 88,23 Sangat layak 2 Aspek media 82,94 Sangat layak 3 Aspek fungsi media

dalam pembelajaran

90,56 Sangat layak

4 Aspek peran media dalam pembelajaran

88,76 Sangat layak

Rata-rata 87,62 Sangat layak

Pengujian media pembelajaran tutorial dilakukan di SMK Negeri 1 Tengaran pada kelas X Rekayasa Perangkat Lunak. Jumlah siswa yang melakukan pengisian angket berjumlah 34 siswa. Berdasarkan hasil angket yang diperoleh dari siswa memperoleh jumlah 87,62%. Dari aspek isi/materi sudah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, aspek fungsi media dalam pembelajaran sudah berjalan dengan baik, ditunjukkan dengan siswa bisa berkonsentrasi pada isi pelajaran, tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa meningkat.

(24)

23

pada saat menggunakan media pembelajaran tutorial siswa sangat berkonsentrasi penuh dan fokus pada isi materi yang ada dalam media pembelajaran. Selain fungsi atensi fungsi lain yang berkaitan adalah fungsi kognitif, karena pada mata pelajaran perakitan komputer khususnya intalasi sistem operasi ada langkah-langkah tertentu yang harus dilakukan siswa dengan runtut, maka dengan adanya media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami dan mengingat langkah-langkah tersebut.

Temuan

Pada penelitian ini terdapat beberapa temuan yaitu : 1) Teknik pengambilan Animasi Loading dilakukan dengan cara Print Screen setiap gerakan, agar mendapatkan kualitas gambar yang bagus. 2) Perintah klik kanan tidak dapat dilakukan sehingga digantikan dengan klik kiri.

5. Kesimpulan

Media pembelajaran simulasi instalasi sistem operasi layak untuk dijadikan media pembelajaran pada mata pelajaran perakitan komputer, dalam materi memahami prosedur instalasi sistem operasi. Maka didapat hasil sebagai berikut : 1) Kelayakan media tutorial instalasi Windows 7 pada mata pelajaran perakitan komputer sebagai berikut : a) Penilaian kelayakan ahli media dalam persentase 87,70% pada kategori sangat layak. b) Penilaian kelayakan ahli materi dalam persentase 89,93% pada kategori sangat layak. Dengan demikian media tutorial instalasi Windows 7 untuk kelas X RPL SMK N 1 Tengaran dapat digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran. 2) Tanggapan siswa terhadap media pembelajaran tutorial sebagai media pembelajaran sangat layak sesuai dengan hasil uji angket siswa yang mendapatkan persentase 87,62% pada kategori sangat layak. 3) Dengan menggunakan media pembelajaran tutorial pada kegiatan pembelajaran, masing-masing siswa aktif dalam proses pembelajaran.

6. Daftar Pustaka

[1] Dulari. 2015. Pengembangan Media Tutorial Berbantuan Komputer untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMA Negeri 1 Malang. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY. ISSN : 0853 – 0823

[2] Pritandhari, Meyta. 2015. Evaluasi Penggunaan Video Tutorial Sebagai Media Pembelajaran Semester IV Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro. 3(2): 11-20

(25)

24

[4] Umar.2013.Media Pendidikan:Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran.

Diakses tanggal 10 Januari 2016 dari

http://stainmetro.ac.id/ejournal/index.php/tarbawiyah/article/download/19 1/180

[5] Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

[6] Novaliendry, Doni. 2011. Multimedia Bahasa Mandarin dan Web Promosi. Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan. 3(1) : 122-139. [7] Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu). Yogyakarta: Andi.

[8] Sadiman Arief,dkk .2012 .Media Pendidikan;

Pengertian,Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Gambar

Gambar 1 Paradigma Prototipe [7]
Gambar 2 Tahapan Prototipe
Gambar 3 Flowchart Pengembangan Media
Tabel 1. Indikator kelayakan untuk ahli materi [3]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Berita yang terkait dengan garis atau area ditampilkan dalam bentuk chartlet untuk membantu pelaut mengetahui posisi suatu objek, Contoh : Peletakan kabel laut

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

1216 SMA Islam Terpadu Al Kafi Cigedug Kab... 1287 SMA Bina Bhakti

 Pengertian latihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek,

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

Dengan kata lain, konstruksi posesif dengan ciri PR berupa pronomina persona pertama ja- mak kami merupakan ciri surat pembaca yang berupa tanggapan dari lembaga atau