• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS FIS UNY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS FIS UNY."

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS FIS

UNY

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh: Hida Mujahida Basori

12416241060

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

PERSETUJUAN

Yogyakarta, Februari 2016 Dosen Pembimbing

Suparmini, M.Si

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS FIS

UNY

OLEH:

HIDA MUJAHIDA BASORI 12416241060

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 19 Februari 2016 dan dinyatakan lulus.

Tim Penguji

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Dr. Nasiwan, M.Si Ketua Penguji ……… ………

Suparmini, M.Si Sekretaris Penguji ……… ………

Sudrajat, M.Pd Penguji Utama ……… ………

Suparmini, M.Si Penguji Anggota ……… ………

(4)

PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Hida Mujahida Basori

NIM : 12416241060

Program Studi : Pendidikan IPS

Fakultas : Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Judul Skripsi : Hubungan antara Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan oleh orang lain, kecuali pada bagian tertentu saya ambil sebagai acuan. Apabila ternyata terbukti pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 11 Februari 2016 Penulis

(5)

MOTO

“Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah

pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan

mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya

adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan

menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan

mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi

ahlinya di dunia dan di akhirat”

-HR. Ar-

Rabii’

-

“Langkah awalmu penentu langkah mu selanjutnya”

-Basori S.Pd-

“Kalau kau tidak berani tersesat, maka kau tidak akan

pernah mampu menemukan jalan baru untuk sukses

(6)

Persembahan

Bismillahhirrahmanirrahahim..

Alhamdulillah..

Sebuah persembahan sederhana untuk

Ibundaku tercinta Siti Iswanah S.Ag

Ayahku Basori S.Pd

Serta ku bingkiskan untuk

Kakak ku Lisa Iha Rodiyya Basori M.Pd.

Adikku Muhammad Yassin Basori dan Muhammad

Ahasni Taqwim Basori

Terimakasih untuk Almamaterku Tercinta

(7)

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS FIS

UNY Disusun oleh: Hida Mujahida Basori

12416241060 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan dengan motivasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY, (2) hubungan antara keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY, (3) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY, dan (4) hubungan antara keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan desain expost facto, dan menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner/angket dan dokumentasi. Uji validitas instrumen menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson, dan uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu diadakan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinearitas. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Korelasi Product Moment untuk menguji hipotesis pertama dan kedua, dan analisis regresi ganda untuk menguji hipotesis ketiga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan IPS FIS UNY, hal ini ditunjukkan dengan r hitung 0.189 lebih kecil dari r tabel 0.224. (2) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan IPS FIS UNY, hal ini ditunjukkan dengan r hitung 0.183 lebih kecil dari r tabel 0.224. (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan IPS FIS UNY, hal ini ditunjukkan dengan r hitung 0.924 lebih besar dari r tabel 0.224. (4) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiwa pendidikan IPS FIS UNY hal ini ditunjukkan dengan Ry(1,2) sebesar 0.924 dengan Fhitung sebesar 210.474 lebih besar dari Ftabel sebesar 3.11 dengan signifikansi sebesar 0.000.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya yang tak pernah habis dan tak akan bisa

terucap, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

antara Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan dan Motivasi

Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY” ini dengan

baik.

Skripsi ini disusun demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar, karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak merupakan pendukung dalam proses penyusunan skripsi ini, sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan izin penelitian.

2. Bapak Dr. Nasiwan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS yang memberikan dorongan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Ibu Suparmini, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang sangat

menginspirasi telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan, motivasi arahan, dan saran-saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sudrajat, M.Pd selaku narasumber yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

6. Jajaran Dosen Pendidikan IPS yang telah mencurahkan ilmu dan bimbingan

7. Admin Jurusan Pendidikan IPS yang telah membantu pengurusan administrasi selama penyusunan tugas akhir skripsi ini.

8. Para informan dan responden yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah bersedia meluangkan waktu, tempat serta memberikan informasi guna penyelesaian tugas akhir skripsi ini. 9. Kedua orang tua, Ibu tercinta, Ayahanda tersayang, Kakak dan Adik

yang telah banyak memberikan dukungan dan pengorbanan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

10.Sahabat – sahabat tersayang Devi, Gita, Ade, Imna, Ajeng, Lois, Pitri, Julian, terimakasih untuk persahabatan yang indah ini, dan semua teman-teman Pendidikan IPS yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan selama ini. 11.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi. Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini berguna untuk kita semua. Terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 11 Februari 2016 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

1. Keaktifan Mahasiswa Dalam Organisasi ... 11

a) Pengertian Organisasi... 11

b) Teori Organisasi ... 13

c) Pengertian Keaktifan Dalam Organisasi ... 17

d) Bentuk Keaktifan Mahasiswa Dalam Organisasi Kemahaswaan ... 20

e) Macam-Macam Organisasi Mahasiswa ... 21

f) Manfaat Organisasi ... 27

g) Budaya Organisasi ... 28

2. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar ... 30

(11)

b) Fungsi Motivasi ... 32

c) Teori Motivasi ... 36

d) Ciri-Ciri Motivasi Belajar ... 38

e) Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar ... 40

3. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ... 44

a) Pengertian Belajar... 44

b) Tujuan Belajar ... 45

c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 47

d) Prestasi Belajar ... 48

e) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 50

f) Pengertian Prestasi Belajar Mahasiswa ... 52

g) Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa ... 54

B. Penelitian Yang Relevan ... 57

C. Kerangka Berpikir ... 59

D. Hipotesis ... 63

BAB III METODE PENELITIAN... 64

A. Disain Penelitian ... 64

B. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 64

C. Variabel Penelitian ... 65

D. Definisi Operasional Variabel ... 65

E. Populasi ... 68

F. Teknik Pengumpulan Data ... 70

G. Instrumen Penelitian... 71

H. Uji Coba Instrumen ... 79

a) Uji Validitas Instrumen ... 79

b) Uji Reliabilitas ... 82

I. Teknik Analisis Data ... 84

a) Deskripsi Data ... 84

b) Uji Prasyarat Analisis ... 87

c) Uji Hipotesis ... 90

(12)

A. Hasil Penelitian ... 94

1. Deskripsi Data ... 94

a) Deskripsi Data Umum ... 94

b) Deskripsi Data Khusus ... 107

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 122

3. Pengujian Hipotesis ... 126

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 131

C. Keterbatasan Penelitian ... 139

BAB V PENUTUP ... 141

A. Kesimpulan ... 141

B. Implikasi ... 143

C. Saran ... 144

DAFTAR PUSTAKA ... 146

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Predikat Mahasiswa Berdasarkan IPK ... 57

Tabel. 2 Persebaran Mahasiswa Pendidikan IPS dalam Organisasi Kemahasiswaan di Kampus ... 69

Tabel 3. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan ... 76

Tabel 4. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Motivasi Belajar ... 77

Tabel 5. Skor Alternatif Jawaban ... 78

Tabel. 6. Ringkasan Uji Kelayakan Instrumen Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan (X1)... 81

Tabel 7. Ringkasan Uji Kelayakan Instrumen Motivasi Belajar (X2) ... 82

Tabel 8. Tingkat Keterandalan Koefisien ... 84

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Reliabillitas Instrumen Penelitian ... 84

Tabel 10. Kategori Kelulusan Program Sarjana S0 Dan S1... 87

Tabel. 11 Persebaran Mahasiswa Pendidikan IPS dalam Organisasi Kemahasiswaan di Kampus. ... 98

Tabel 12. Jumlah Organisasi Kemahasiswaan yang Diikuti Responden ... 99

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Curahan Jam Per-Minggu dalam Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan ... 100

Tabel 14. Distribusi Kecenderungan Curahan Waktu untuk Mengikuti Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Per-Minggu. ... 102

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Curahan Jam Belajar Mahasiswa Per-Minggu. . 104

Tabel 16. Distribusi Curahan Jam Belajar Mahasiswa Per-Minggu ... 105

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan ... 109

Tabel 18. Distribusi Skor Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan ... 111

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Mahasiswa ... 114

Tabel 20. Distribusi Skor Motivasi Belajar Mahasiswa... 116

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Prestasi Mahasiswa ... 119

Tabel 22. Kategori Kelulusan Program Sarjana S0 Dan S1... 121

(14)

Tabel 24. Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 124

Tabel 25. Ringkasan Hasil Uji Linearitas ... 125

Tabel 26. Hasil Uji Multikolinearitas... 125

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Hubungan antar Variabel Dependent dan Independent ... 62

Gambar 2. Pie Chart Kecenderungan curahan waktu mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan per-minggu ... 103

Gambar 3. Pie Chart Kecenderungan Curahan Waktu Belajar Mahasiswa Per-Minggu. ... 107

Gambar 4. Histogram Frekuensi Skor Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan ... 110

Gambar 5. Pie Chart Kecenderungan Skor Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan ... 112

Gambar 6. Histogram Frekuensi Skor Motivasi Belajar ... 115

Gambar 7. Pie Chart Kecenderungan Skor Motivasi Belajar Mahasiswa ... 117

Gambar 8. Histogram Frekuensi IPK ... 120

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

(17)

Lampiran 4. Angket Penelitian Skripsi

... 161 Lampiran 5. Data Skor Hasil Penelitian Variabel Keaktifan Mahasiswa dalam

(18)

Lampiran 6. Data Skor Variabel Motivasi Belajar Mahasiswa... 170

Lampiran 7. Daftar Ipk Mahasiswa Pendidikan IPS yang Aktif dalam Organisasi Kemahasiswaan ... 174

Lampiran 8. Daftar Mahasiswa Pendidikan IPS yang Aktif dalam Organisasi Kemahasiswaan ... 176

Lampiran 9. Hasil Uji Normalitas ... 179

Lampiran 10. Hasil Uji Linearitas ... 180

Lampiran 11. Hasil Uji Multikolinearitas ... 182

Lampiran 12. Hasil Analisis Korelasi Product Moment ... 183

Lampiran 13. Hasil Analisis Regresi Ganda ... 184

Lampiran 14. Hasil Uji F ... 186

Lampiran 15. Tabel R Product Moment pada Sig. 0,05 (Two Tail) ... 187

(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan wahana atau alat untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam era persaingan global saat ini. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, mutu, kehidupan, dan martabat bangsa Indonesia. Untuk itu pendidikan nasional diharapkan dapat menghasilkan manusia terdidik yang beriman, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, berketrampilan, dan memiliki rasa tanggung jawab.

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu merealisaikan dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan bakat dan minat mahasiswa melalui pengembangan kegiatan kemahasiswaan. Melalui berbagai kegiatan kemahasiswaan diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan kemampuan sikap. Kegiatan kemahasiswaan juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dan prestasi dibidang akademik.

(20)

luar kegiatan akademik misalnya kegiatan kemahasiwaan dan unit-unit kegiatan mahasiswa yang ada di perguruan tinggi tersebut.

Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta sangat mendukung adanya kegiatan kemahasiswaan. Hal ini tercantum dalam Visi UNY Tahun 2011-2025 berbunyi:

Pada tahun 2025 menjadi universitas kependidikan kelas dunia berlandaskan ketaqwaan, kemandirian dan kecendekiaan. Pada dasarnya, program-program kemahasiswaan merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dengan upaya-upaya UNY dalam menghasilkan insan taqwa, mandiri, dan cendekia. Oleh karena itu, tujuan dan sasaran strategis lima tahun ke depan dalam bidang kemahasiswaan dititikberatkan pada Peningkatan kesinergian kinerja antar lembaga kemahasiswaan di lingkungan UNY, dengan program-program sebagai berikut:

a. Peningkatan fungsi lembaga kemahasiswaan

b. Pengembangan panduan kegiatan kemahasiswaan yang sejalan dengan misi universitas

c. Peningkatan kegiatan bersama antarbidang/antar UKM/ORMAWA

d. Pengembangan sistem pendanaan dan fasilitasi organisasi kemahasiswaan (Peraturan Akademik UNY, 2015)

Organisasi kemahasiswaan banyak dijumpai di universitas hal ini dikarenakan organisasi memang sangat penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan ketrampilan, kepribadian, maupun intelektualnya, mulai dari organisasi tingkat universitas, fakultas, dan jurusan atau program studi.

(21)

Pengaruh positif dari keikutsertaan mahasiswa kedalam organisasi adalah mahasiswa dapat mengaktualisasikan dirinya, mengembangkan kemandiriannya, dan mempunyai cara berpikir yang matang jika berada di tengah masyarakat. Pengaruh negatif yang mungkin timbul adalah mahasiswa lambat dalam menyelesaikan perkuliahanya, bahkan mahasiswa yang terlalu idealis terhadap organisasinya rawan drop out (DO).

Pandangan ini perlu dikaji lebih jauh karena tidak semua mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi tidak dapat meraih prestasi belajar yang baik. Dalam berorganisasi mahasiswa mencoba untuk mencari pengalaman serta ilmu yang bermanfaat melalui kegiatan-kegiatan dalam organisasi sehingga diharapkan dapat menunjang nilai indeks prestasi mahasiswa itu sendiri.

Ada sebagian orang yang berasumsi bahwa organisasi mengganggu perkuliahan. Berbagai persepsi, pandangan serta paradigma dari mahasiswa mengenai organisasi kemahasiswaan, diantaranya: (1) Organisasi itu tidak penting, (2) buang-buang waktu, (3) membuat nilai mahasiswa menurun karena terlalu sibuk di organisasi, sedangkan kuliah terbengkalai, (4) organisasi itu tidak ada manfaatnya, hanya menganggu kegiatan kuliah. Semua itu kembali lagi kedalam diri individu mahasiswa sendiri bagaimana ia terjun dalam organisasi tersebut dengan baik yaitu keseimbangan pengaturan waktu antara organisasi dengan perkuliahan itu sendiri.

(22)

diantaranya sebagian mahasiswa kesulitan membagi waktu antara kegiatan akademis dan organisasi, serta berpengaruh buruk terhadap prestasi akademis. Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi sering kelelahan ketika kuliah sedang berlangsung (kadang tidur saat perkuliahan). Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi kurang disiplin mengikuti kegiatan perkuliahan. Prestasi belajar mahasiswa selama mengikuti kegiatan organisasi mengalami penurunan. Sebagian mahasiswa lebih menempatkan kegiatan kemahasiswaan sebagai prioritas utama dan mengesampingkan kegiatan kurikulernya, mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi mempunyai masa studi yang cukup lama.

Keaktifan mahasiswa dalam organisasi intra kampus sering tidak diimbangi dengan keaktifan mahasiswa dalam kegiatan akademik. Hal tersebut merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh mahasiswa yang aktif dalam organisasi, sehingga mahasiswa dihadapkan pada pilihan sulit yaitu harus memilih salah satu dari dua kegiatan yang diambilnya atau kegiatan akademiknya.

(23)

karena Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan indikator utama dalam menentukan prestasi belajar mahasiswa.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai selama mengikuti pelajaran pada periode tertentu dalam suatu lembaga pendidikan, hasilnya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol lain. Keberhasilan prestasi belajar mahasiswa ditunjukkan dengan IPK yang umumnya diperoleh melalui proses selama kegiatan perkuliahan selama periode tertentu dan diukur dengan tugas-tugas yang diberikan dosen, ujian tengah semester, ujian akhir semester, partisipasi dan keaktifan di kelas dan lain sebagainya. Prestasi belajar yang rendah pada mahasiswa dapat berpengaruh terhadap kelancaran masa studinya, karena mereka harus mengulang mata kuliah tertentu pada semester berikutnya yang akan memperpanjang masa studi.

Faktor yang mempengaruhi perstasi belajar ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi, jasmani (terdiri atas kesehatan dan cacat tubuh) dan faktor psikologis (terdiri atas tingkat intelegensi, minat, bakat, motif kematangan dan kelelahan). Faktor eksternal meliputi faktor keluarga (terdiri atas cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga) dan faktor sekolah (terdiri atas metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin siswa, keadaan gedung dan tugas rumah). Serta faktor kegiatan masyarakat terdiri dari bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat (M. Dalyono, 2009: 55).

(24)

… motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yang turut menentukan keberhasilan mahasiswa, sebab dengan adanya motivasi yang positif, mahasiswa akan bergerak untuk melakuakan aktivitas belajar. Mengingat pentingnya motivasi dalam belajar, maka didalam proses pembelajaran perlu senantiasa diusahakan untuk menumbuhkan motivasi yang positif disetiap kesempatan, terutama dalam proses pembelajaran di kelas agar timbul gairah untuk belajar.

Motivasi belajar bukan sekedar dorongan untuk berbuat, melainkan mengacu pada suatu ukuran keberhasilan penilaian terhadap tugas belajar yang ia kerjakan. Namun yang menjadi persoalan adalah setiap mahasiswa terutama yang aktif dalam kegiatan organisasi mempunyai motivasi belajar yang berbeda-beda, ada yang kuat dan ada yang lemah. Motivasi belajar yang lemah pada seorang aktivis organisasi biasanya disebabkan oleh terlalu sibuk dalam kegiatan organisasi. Motivasi belajar yang lemah dapat ditunjukkan dengan mahasiswa yang malas belajar, tidak tekun dalam mengerjakan tugas, dan kurang disiplin pada saat mengikuti kegiatan perkuliahan.

(25)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan berbagai permasalahan sebagai berikut :

1. Sebagian mahasiswa kesulitan membagi waktu antara kegiatan akademis dan kegiatan organisasi, dan berpengaruh terhadap prestasi akademis. 2. Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi sering kelelahan ketika

kuliah sedang berlangsung (kadang tidur saat perkuliahan).

3. Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi kurang disiplin mengikuti kegiatan perkuliahan.

4. Prestasi belajar mahasiswa aktivis selama mengikuti kegiatan organisasi mengalami penurunan.

5. Sebagian mahasiswa lebih menempatkan kegiatan kemahasiswaan sebagai prioritas utama dan mengesampingkan kegiatan kurikulernya

6. Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi mempunyai masa studi yang cukup lama.

7. Keaktifan dalam organisasi intra kampus sering tidak diimbangi dengan keaktifan mahasiswa dalam kuliah.

8. Belum diketahui ada tidaknya hubungan antara keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar dengan perstasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY.

C. Pembatasan Masalah

(26)

banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, namun mengingat keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian serta memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini hanya akan dikaji masalah tentang keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar. Kedua faktor tersebut merupakan variabel bebas yang diduga sangat berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa sebagai variabel terikat. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dilaksanakan penelitian pada mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY dengan rumusan masalah :

1. Bagaimana hubungan antara keaktifan mahasiswa dalam oranisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY?

2. Bagaimana hubungan antara keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY?

3. Bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY?

(27)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untul mengetahui :

1. Hubungan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan motivasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY

2. Hubungan antara keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY

3. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY

4. Hubungan antara keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY

F. Manfaat Penelitain 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan, khususnya tentang keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan, motivasi belajar dan prestasi belajar.

(28)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu mengenai hubungan antara keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiswa mahasiswa Pendidikan IPS Universitas Negeri Yogyakarta.

b. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang penting ketika akan mengikuti suatu organisasi agar prestasi belajar tetap terjaga.

c. Bagi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Negeri Yogyakarta

(29)

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori

1. Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi a) Pengertian Organisasi

Menurut Siswanto (2007: 73) menyebutkan bahwa “Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama”. Berdasarkan pendapat Siswanto tersebut, bahwa organisasi adalah interaksi antara sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pendapat yang sama juga dijelaskan dalam KBBI (2005: 803) organisasi adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa setiap organisasi harus mempunyai tiga unsur dasar yaitu sekelompok orang, kerja sama, dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujan bersama.

(30)

ketentuan, dan kebijakan yang telah dirumuskan dan masing masing pihak siap untuk menjalankannyadengan penuh tanggung jawab.

2. Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang tersebut saling mengadakan hubungan timbal balik, saling memberi dan menerima dan juga saling bekerja sama untuk melahirkan dan merealisasikan maksud (purpose), sasaran (objective) dan tujuan (goal).

3. Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang saling berinteraki dan bekerjasama tersebut di arahkan pada satu titik tertentu, yaitu tujuan bersama dan ingin direalisasikan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam organisasi ada gabungan sekelompok orang yang terkait norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan, ada rasa saling bersama dan ada tujuan bersama.

Pada dasarnya, ormawa di suatu perguruan tinggi, di selenggarakan atas dasar prinsip dari oleh dan untuk mahasiswa itu sendiri. Organisasi tersebut merupakan wahana dan sarana pengembangan mahasiswa kearah perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan serta integritas kepribadian mahasiswa. Ormawa juga sebagai wadah pengembangan kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa di perguruan tinggi yang meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat, dan kegemaran mahasiswa itu sendiri (Paryati Sudarman, 2004: 34)

(31)

Bertitik tolak pada berbagai penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi yaitu mahasiswa yang secara aktif menggabungkan diri dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu untuk melakuakan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi, menyalurkan bakat, memperluas wawasan, dan membentuk kepribadian mahasiswa seutuhnya. Setelah kesemua itu diperoleh oleh mahasiswa, diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk berprestasi, sehingga kegiatan organisasi tidak menjadi faktor penghambat dalam memperoleh prestasi yang baik. Namun sebaliknya, menjadi faktor yang dapat mempengaruhi untuk mendapatkan prestasi yang baik.

b) Teori Organisasi 1) Teori Taylorisme

Taylorisme merupakan nama yang populer untuk gagasan F.W. Taylor dan kini bersinonim dengan sebutan “efficiency expert”. Berikut lima prinsip dasar Taylorisme :

a. Geser tanggung jawab keorganisasian dari pekerja ke manajer. Manajer adalah pihak yang harus memikirkan perencanaan dan perancangan kerja.

(32)

menetapkan secara jelas dan detail mengenai pekerjaan apa saja yang dilakukan.

c. Pilih orang yang tepat untuk melakuakan pekerjaannya secaea efisien.

d. Latihlah karyawan tersebut untuk melakukan pekerjaannya secara efisien.

e. Lakuakan monitoring terhadap kinerja karyawan untuk menjamin prosedur kerja yang telah ditetapkan benar-benar dijalankan dan tujuan yang dikehendaki dicapai.

Penggunaan teknik tersebut di atas ditujukan untuk mempersingkat waktu pengerjaan dengan memaksa para pekerja menghilangkan waktu yang tidak produktif. Itu merupakan sabuah waktu dan gerak yang telah banyak dilakukan untuk menemukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dibandingkan dengan “rule of tumb”. Perlu juga dikemukakan di sini bahwa teknik Taylorisme tidak hanya diterapkan di pabrik (production floor), tetapi juga di bagian administrasi (office work) dengan cara memecah rangkaian pekerjaan (integrated tasks) menjadi komponen-komponen yang spesifik (specialized components) untuk dikerjakan oleh masing-masing ahlinya.

2) Teori Kontijensi Struktural

(33)

kemunculan pendekatan sistem (sistem approach) dalam analisis organisasi dimana kemunculan pendekatan ini sebenarnya karena inspirasi dari ilmu biologi. Menurut pendekatan ini organisasi adalah sebuah open sistem besar yang didalamnya terdiri dari beberapa sub-sistem yang saling terkait. Organism di dalam sistem semacam itu akan mengambil dan sekaligus memberikan sesuatu dari dan kepada lingkungannya. Dengan pola simbiosis take and give itulah organisasi mempertahankan hidupnya.

Menurut Teori Kontijensi tujuan akhir sebuah organisasi dalam beroprasi adalah agar dapat bertahan (survive) dan tumbuh (growth) atau disebut juga keberlangsungan (viability). Ada dua hal yang dilakukan organisasi untuk menjalankan penyesuaian hidup terhadap lingkungannya. Pertama, manajemen menata konfigurasi berbagai sub-sistem di dalam organisasi agar kelihatan organisasi menjadi efisien. Kedua, bentuk-bentuk spesies organisasi memiliki efektivitas yang berbeda-beda dalam menghadapi perubahan dalam lingkungan luar. Dengan kata lain mekanisme sistem pengendalian dapat sangat bervariasi sesuai dengan variasi lingkungan yang dihadapi. Dalam rangka mencari cara yang efektif, organisasi seharusnya menghubungkan permintaan lingkungan eksternal dengan fungsi-fungsi internalnya. Seorang manajer harus dapat mengatur harmonisasi fungsi-fungsi organisasinya dengan kebutuhan manusia.

(34)

terbaik untuk setiap waktu, tempat, semua orang atau situasi. Ada beberapa anggapan dasar dalam teori tersebut, yaitu antara lain:

a) Manajemen pada dasarnya bersifat situasional. Konsekuensinya teknik-teknik manajeman sangat bergantung pada situasi yang dihadapi. Jika teknik yang digunakan sesuai dengan permintaan lingkungan, maka teknik tersebut dikatakan efektif dan berhasil. Dengan kata lain diversitas dan kompleksitas situasi eksternal yang dihadapi organisasi harus dipecahkan dengan teknik yang sesuai.

b) Manajemen harus mengadopsi pendekatan dan strategi sesuai dengan permintaan setiap situasi yang dihadapi. Kebijakan dan praktik manajeman yang secara spontan dapat merespon setiap perubahan lingkungan dapat dikatakan efektif. Untuk mencapai keefektifan ini organisasi harus mendisain struktur organisasinya, gaya kepemimpinannya, dan sistem pengendalian yang berorientasi terhadap situasi yang dihadapi. c) Ketika keefektifan dan kesuksesan manajeman dihubungkan

secara langsung dengan kemampuannya menghadappi lingkungan dan setiap perubahan dapat di atasi, maka harus ditingkatkan keterampilan mendiagnosa yang pro aktif untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang komperhensif. d) Manajer yang sukses harus menerima bahwa tidak ada satu

(35)

mempertimbangkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik manajemen yang dapat diaplikasikan untuk semua waktu dan semua kebutuhan. Tidak ada solusi yang dapat diaplikasikan secara universal. (Gudono, 2009: 93-94).

3) Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan dibangun sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan masalah yang muncul manakala ada ketidak lengkapan informasi pada saat melakukan kontrak. Kontrak yang dimaksudkan di sini adalah kontrak antara principal (pemberi kerja, misalnya pemegang saham atau pimpinan perusahaan) dengan agen (penerima perintah, misalnya manajemen atau bawahan). Teori keagenan meramal jika agen memiliki keunggulan informasi dibandingkan principal dan kepentingan agen dan principal berbeda, maka akan terjadi principal-agen problem dimana agen

akan melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya namun merugikan principal. Beban yang muncul karena tindakan manajemen tersebut

menjadi agency cost. Dalam konteks ini agency cost, adalah biaya (transaction cost atau lebih tepat lagi cost ef govermance) yang terjadi manakala solusi organisasi adalah yang dipilih (untuk mendistribusikan barang dan jasa dalam masyarakat).

c) Pengertian Keaktifan dalam Organisasi

Keaktifan berasal dari kata dasar “aktif” yang berarti giat atau rajin

(36)

dilakukan dengan giat. Menurut Rohani (2004: 06) keaktifan terbagi atas dua macam yaitu aktivitas fisik dan aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah jika seseorang giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengar, melihat atau pasif (kegiatan yang tampak). Sedangkan aktivitas pasif (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi (kegiatan yang tampak bila ia sedang mengamati, memecahkan persoalan, mengambil keputusan dan sebagainya).

Keaktifan dalam sebuah kegiatan erat kaitannya dengan partisipasi seseorang terhadap suatu kegiatan tertentu. Menurut Suryosubroto (2009: 293) keaktifan atau partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggungjawab atas keterlibatannya.

Lebih lanjut Suryosubroto (2009: 294) menjelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam keaktifan dalam kegiatan ekstrakulikuler sebagai berikut:

1. Keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi.

2. Kemauan organisasi untuk berinisiatif dan berkreasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi.

(37)

2. Tidak adanya unsur paksaan 3. Anggota merasa ikut memiliki

Keaktifan dapat diartikan juga sebagai kesibukan. Kesibukan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesibukan seseorang yang melibatkan dirinya baik secara fisik maupun pasif dalam sebuah komunitas atau organisasi. Keaktifan seseorang dalam organisasi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut akan mudah dicapai apabila melibatkan diri dalam organisasi. Menurut Winardi (2003: 26) organisasi adalah alat untuk mencapai suatu tujuan bersama dan mempunyai peran yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu kelompok atau institusi.

Menurut Suryosubroto (2009: 299) keaktifan atau partisipasi dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh :

1. Adanya daya tarik dari objek yang bersangkutan 2. Karena diperintahkan untuk berpartisipasi 3. Adanya manfaat bagi dirinya

(38)

yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi mempunyai pola kebudayaan sebagai dasar cara hidupnya dan organisasi mempunyai hasil-hasil yang ingin dicapai.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang keaktifan dan organisasi maka dapat diketahui bahwa keaktifan dalam organisasi adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang dimana orang-orang tersebut terlibat aktif, berkumpul, berinteraksi, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin, dan terkendali untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

d) Bentuk Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahaswaan

Pelaksanaan kegiatan keorganisasian harus dapat meningkatkan pengayaam mahasiswa yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor serta mendorong mahasiswa untuk menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki, hal ini merupakan salah satu tujuan dari adanya organisasi kemahasiswaan.

Seperti yang diungkapkan oleh Suryosubroto (2009: 300) bahwa tujuan organisasi tidak lain daripada tujuan-tujuan para anggotanya. Menurut Susseldrop seperti yang dikutip oleh Suryosubroto (2009: 300) keaktifan dalam suatu organisasi pada intinya terdiri atas :

1. Mendatangi pertemuan. 2. Melibatkan diri dalam diskusi.

(39)

4. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan dengan cara menyatakan pendapat atau masalah.

5. Ikut serta dalam memanfaatkan hasil program, misalnya : ikut serta dalam latihan program atau ikut serta dalam memanfaatkan keuntungan.

Sedangkan menurut Muchlis Yahya yang dikutip dari Suryosubroto (2009: 301) mengemukakan bahwa untuk mengukur keaktifan anggota antara lain:

1. Kerajinan dan ketepatan membayar simpanan. 2. Seringnya menghadiri latihan.

3. Seringnya menghadiri rapat. 4. Motivasi anggota.

Suryosubroto (2009: 302) menjelaskan bentuk keaktifan dalam kegiatan organisasi adalah:

1. Tingkat kehadiran dalam pertemuan. 2. Jabatan yang dipegang.

3. Pemberian saran, usulan, kritik, dan pendapat bagi peningkatan organisasi.

4. Kesediaan anggota untuk berkorban. 5. Motivasi anggota.

e) Macam-macam Organisasi Mahasiswa

(40)

dan sebagai tempat pembentukan moral dan kepribadian mahasiswa melalui kegiatan organisasi kemahasiswaan yang ada didalamnya. Berbagai kegiatan kemahasiswaan diselenggarakan dalam rangka mendukung terciptanya kepribadian mahasiswa seutuhnya. Universitas Negeri Yogyakarta juga menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan sebangai wadah bagi mahasiswa yang ingin menyalurkan minat, bakat, dan kegemarannya dibidang masing-masing.

Organisasi mahasiswa (Ormawa) di tingkat universitas terdiri dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM). Ormawa di tingkat Fakultas adalah Badan Ekesekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas, sedangkan di tingkat jurusan/prodi terdapat Himpunan Mahasiswa (HIMA) Jurusan/prodi. Sementara itu, untuk mewadahi minat, bakat, dan pembinaan prestasi mahasiswa, terdapat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di tingkat universitas dan fakultas. BEM KM UNY adalah lembaga eksekutif tertinggi di tingkat universitas yang menjalankan roda pemerintahan mahasiswa.

(41)

prasarana yang diperlukan. Untuk menyediakan kantor sekertariat Ormawa dan UKM tingkat universitas yang terpadu dan representatif, pada saat ini UNY bersyukur telah mempunyai gedung Student an Multicultural Center yang telah diresmikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X pada Mei 2008. Dengan adanya gedung tersebut diharapkan koordinasi terhadap kegiatan – kegiatan Ormawa dan UKM tingkat universitas akan menjadi lebih baik.

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah lembaga kemahasiswaan tempat berhimpunnya para mahasiswa yang memiliki kesamaan minat, kegemaran, kreativitas, dan orientasi aktivitas penyaluran kegiatan ekstrakulikuler di dalam kampus. UKM merupakan organisasi kemahasiswaan yang mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler kemahasiswaan yang bersifat penalaran, minat dan kegemaran, kesejahteraan, dan minat khusus sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kedudukan lembaga ini berada pada wilayah universitas yang secara aktif mengembangkan sistem pengelolaan organisasi secara mandiri.

(42)

penganalisis. Setiap problem, baik dari diri sendiri maupun dari masyarakat, akan dapat dipecahkan bila seorang mahasiswa memiliki kemampuan berpikir analitik. Realisasi pembinaan bidang penalaran di antaranya dengan melakukan penelitian, mengikuti Lomba Inovasi dan Teknologi Mahasiswa (LITM), Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM), Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), jurnalistik, dan debat bahasa Inggris.

Bidang Olahraga berkonsentrasi pada peningkatan mutu pembinaan minat dan kegemaran mahasiswa dalam bidang olahraga. Tujuannya, agar dapat mengembangkan kemampuan berorganisasi , kepemimpinan, kesehatan jiwa dan kesegaran jasmani, sportivitas, kedisiplinan, dan pencapaian prestasi dalam berbagai cabang olahraga.

Bidang Seni berkonsentrasi pada peningkatan mutu pembinaan dalam dunia seni dan menyalurkan minat dan kegemaran mahasiswa di bidang seni, memotivasi aspirasi, kreativitas, dan kecintaan terhadap seni budaya bangsa dan berbagai budaya bangsa lain.

(43)

menumbuhkembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara serta kecintaan terhadap tanah air dan sesama.

Masing – masing bidang kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bidang Penalaran

a. UKM Penelitian

b. UKM Lembaga Pers Mahasiswa “EKSPRESI”

c. UKM Radio “Magenta FM”

d. UKM Bahasa Asing

e. UKM Rekayasa Teknologi “RESTEK”

2. Bidang Seni

a. UKM Musik “SICMA BAND”

b. UKM Unit Studi Sastra dan Teater (UNSTRAT)

c. UKM Keluarga Mahasiswa Seni Tradisi (KAMASETRA)

d. UKM Vokal/Paduan Suara Mahasiswa “Suara Wardhana”

e. UKM Seni Rupa dan Fotografi 3. Bidang Olahraga

a. UKM Atletik b. UKM Bola Voli c. UKM Catur d. UKM Hockey e. UKM Judo f. UKM Karate

(44)

h. UKM Panahan i. UKM Pencak Silat j. UKM Renang k. UKM Sepak Bola

l. UKM Softball & BaseBall m. UKM Tenis Lapangan n. UKM Tenis Meja o. UKM Tae Kwon Do

p. UKM Marching Band “CDB”

q. UKM Bola Basket r. UKM Bulu Tangkis s. UKM Sepak Takraw 4. Bidang Kesejahteraan

a. UKM Koperasi Mahasiswa “Kopma UNY”

b. UKM Unit Kegiatan Kerohanian Islam “UKKI”

c. UKM Ikatan Keluarga Mahasiswa Katholik “IKMK”

d. UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen “PMK”

e. UKM Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma “KMHD” 5. Bidang Khusus

a. UKM Pramuka Racana W.R. Supratman dan Racan Fatmawati

b. UKM Resimen Mahasiswa “PASOPATI”

(45)

f) Manfaat Organisasi

Organisasi merupakan kegiatan yang tidak wajib atau pilihan yang penting untuk diikuti oleh mahasiswa selama studinya sehingga melengkapi hasil belajar secara utuh. Menurut Silvia Sukirman (2004: 69) dengan mengikuti kegiatan organisasi akan memperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Melatih bekerja sama dalam bentuk tim kerja multi disiplin. 2. Membina sikap mandiri, percaya diri, disiplin, dan

bertanggungjawab. 3. Melatih berorganisasi

4. Melatih berkomunikasi dan menyatakan pendapat dimuka umum

5. Membina dan mengembangkan minat bakat 6. Menambah wawasan

7. Meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada masyarakat dan lingkungan mahasiswa

(46)

diimbangi dengan faktor lain seperti kemampuan interpersonal yang baik maka kegiatan organisasi dapat mernghambat meningkatnya motivasi berprestasi mahasiswa. Namun sebaliknya apabila faktor kegiatan organisasi serta kemampuan interpersonal mahasiswa baik maka dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam berprestasi.

g) Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar tiap-tiap orang di dalam suatu organisasi mempelajari budaya yang berlaku di dalam organisasinya. Apalagi bila ia sebagai orang baru supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat bekerja, ia berusaha mempelajari apa yang dilarang dan apa yang diwajibkan, apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah; dan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di dalam organisasi. Jadi budaya organisasi mensosialisasikan dan menginternalisasi pada para anggota organisasi (Edy Sutrisno, 2010).

(47)

Budaya organisasi bersifat dinamis dan mengikuti perubahan lingkungan, ada yang bersifat evolusi, tetapi dapat terjadi juga berlangsung cepat karena kondisi-kondisi tertentu. Perubahan budaya merupakan perubahan perilaku kerja dan pola kerja yang sebenarnya dan seluruh anggota organisasi.

Pendapat lain dikemukakan oleh Sodang P. Siagian (2004: 27), budaya organisasi adalah kesepakatan bersama tentang nilai yang dianut bersama dalam kehidupan organisasi dan mengikat semua orang dalam organisasi yang bersangkutan. Budaya organisasi merupakan sistem nilai dan keyakinan bersama yang dianut oleh semua pihak yang harus berinteraksi dalam rangka pencapaian tujuan.

Semua sumber daya manusia harus dapat memahami dengan benar budaya organisasinya, karena pemahaman ini sangat berkaitan dengan setiap langkah ataupun kegiatan yang dilakukan, baik perencanaan yang bersifat strategis dan taktikal maupun kegiatan implementasi perencanaan, setiap kegiatan tersebut harus berdasar pada budaya.

(48)

selalu disesuaikan dengan perkembangan budaya. Dengan demikian selalu ada interaksi antara budaya dengan organisasi.

2. Tinjauan Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Hamzah B. Uno, 2008: 3). Pendapat lain dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto (2006: 71) yang

berpendapat bahwa “Motivasi adalah dorongan suatu usaha yang disadari

untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil tertentu”.

Motivasi ditandai dengan dorongan-dorongan yang timbul dari diri seseorang yang ditandai reaksi-reaksi mencapai tujuan yaitu untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh perubahan tenaga dalam dirinya, misalnya untuk diakui dan dihargai oleh orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik. Motivasi menurut Oemar Hamalik (2004: 173) adalah “Perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif/perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan”.

(49)

menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia agar timbul keinginan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai hasil sesuai tujuan tertentu. Motivasi ditimbulkan dari kekuatan yang kompleks, dorongan, kebutuhan, pernyataan, ketegangan atau mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan yang diinginkannya kearah pencapaian tujuan personal, sehingga orang yang berusaha mencapai tujuan menurut asumsi bahwa tujuan itu tercapai akan memberikan kepuasan baginya.

Kesimpulannya motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu dan usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok tentu tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Menurut Sardiman AM (2010: 75), “Motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat

tercapai”.

(50)

luar. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai prestasi belajar. Dalam hal ini, keinginan untuk berprestasi tinggi dimulai dari dalam diri seseorang yaitu dengan tumbuhnya motivasi yang positif. Apabila di dalam dirinya terdapat semangat motivasi ingin lebih baik lagi dari apa yang sekarang sudah diperoleh, maka prestasi belajar yang didapat pun akan menjadi tinggi karena seseorang tersebut ingin selalu menjadi yang terbaik.

b. Fungsi Motivasi

Motivasi sangat berperan penting dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Apabila kita memiliki motivasi yang kuat, maka kita akan terdorong untuk melakukan apa yang menjadi tujuan kita dengan baik dengan harapan akan mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini sejalan dengan beberapa pendapat ahli yang menyebutkan fungsi atau peran dari motivasi.

Menurut Ngalim Purwanto (2006: 70-71), guna atau fungsi dari motivasi yaitu:

1. Motivasi mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motivasi berfungsi sebagai penggerak yang memberikan kekuatan pada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

(51)

3. Motivasi menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus kita lakukan, untuk mencapai tujuan atau cita-cita dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Pendapat lain dikemukakan oleh Nana Syaodih Sukma Dinata (2005), menyatakan bahwa motivasi memiliki dua fungsi yaitu, pertama, motivasi mengarahkan kegiatan (directional function), artinya motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai, dan kedua, motivasi mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (activating and energizing function).

Motivasi dianggap penting dalam dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilai atau manfaatnya. Dari beberapa uraian sebelumnya menunjukkan bahwa motivasi mendorong timbulnya tingkah laku mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Berikut fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2008: 108):

1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. 2. Motivasi berfungsi sebagai bengarah, artinya mengarahkan

perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(52)

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi dapat menimbulkan suatu perbuatan atau tindakan. Jika motivasi tersebut bersifat positif, maka perbuatan atau tindakan yang di lakuakn bersifat positif seperti: berbuat baik, belajar dengan tekun dan lain sebagainya. Hal tersebut kemudian dapat berpengaruh dengan prestasi belajarnya. Jika motivasi positif itu timbul dari dalam diri seseorang maka prestasi belajar yang dicapai akan baik. Namun apabila motivasi tersebut negatif maka perbuatan atau tindakan yang dilakukan bersifat negative pula seperti mencontek, ingin menang sendiri dan lain sebagainya, maka prestasi belajar pun akan menurun.

Selain itu motivasi berfungsi sebagai pengarah. Dalam hal ini motivasi membimbing kita untuk mencapai suatu tujuan yang kita inginkan yaitu prestasi belajar yang tinggi. Dan yang selanjutnya motivasi berfungsi sebagai penggerak. Dalam hal ini motivasi menggerakkan tingkah laku seseorang untuk melakuakan suatu pekerjaan. Apabila motivasi yang ada di dalam diri seseorang tersebut positif maka sebuah pekerjaan yang sedang dikerjakan akan segera diselesaikan. Namun apabila motivasi dalam diri seseorang itu lemah maka suatu pekerjaan yang dikerjakan akan selesai dalam waktu yang lama karena tidak adanya motivasi dalam dirinya.

Menurut Sardiman A.M (2010: 85) fungsi motivasi ada tiga yaitu: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak

(53)

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan yersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Di samping motivasi yang telah disebutkan di atas, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang akan melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan prestasi belajar yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

(54)

mendapatkan hal tersebut. Banyak hal yang menyebabkan dia ingin melakukannya dan termotivasi untuk melakukannya. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau tidak mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Menurut pendapat di atas motivasi dapat saja dirangsang dari luar agar tumbuh pada diri seseorang, tetapi sebenarnya motivasi lebih cenderung muncul dari dalam diri seseorang, dengan kata lain motivasi tersebut bersifat internal. Motivasi belajar merupakan psikis yang bersifat non-intelektual. Tetapi tanpa motivasi, sulit bagi peserta didik untuk belajar dengan penuh semangat dan vitalitas. Bahkan dapat saja terjadi peserta didik yang tingkat intelektual atau kecerdasan yang tinggi gagal studinya karena tidak mempunyai motivasi belajar.

c. Teori Motivasi

Teori Motivasi Proses

Teori proses memusatkan perhatiannya pada bagaimana motivasi terjadi. Ada tiga teori motivasi proses yang lazim dikenal, yaitu:

a. Teori harapan (expectacy theory)

(55)

inginkan dengan kebutuhan dari hasil pekerjaan itu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya, ia akan bekerja keras pula dan sebaliknya. Teori harapan didasarkan atas: harapan, nilai, dan peraturan.

b. Teori Keadilan (equity theory)

Menekankan bahwa ego manusia selalu mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang relatif sama. Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat seseorang. Pemberian kompensasi atau hukuman harus berdasarkan penilaian yang objektif dan adil.

c. Teori pengukuhan (reinforcement theory)

(56)

d. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Selanjutnya untuk melengkapi uraian sebelumnya perlu dikemukakan adanya beberapa cirri motivasi belajar. Motivasi belajar yang ada pada diri seseorang menutut Sardiman A.M memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai). 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak putus asa). Tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang sudah dicapainya).

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap sikap kriminal, amoral, dan lain sebagainya).

4. Lebih sering bekerja sendiri.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

(57)

memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil dengan baik apabila siswa tekun dalam mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri. Sehingga diharapkan nantinya siswa tersebut mendapat sebuah apresiasi yaitu mendapatkan prestasi belajar yang baik.

Pendapat lain mengenai ciri-ciri atau indikator motivasi belajar adalah menurut Hamzah B. Uno (2008: 23) yang meliputi : 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya keinginan yang menarik dalam kegiatan belajar, dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif. H.Djaali menyebutkan bahwa individu yang memililki motivasi belajar yang tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atau hasil-hasilnya dan bukan atas daasar untung-untungan, nasib atau kebetulan.

2. Memilih tujuan yang realistis tapi menentang dari tujuan yang terlalu mudah mencapai atau terlalu besar resikkonya.

3. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan batu dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil atau pekerjaannya.

4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

5. Mampu menggunakan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

(58)

Motivasi belajar merupakan daya penggerak belajar yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau melakukan aktivitas penguatan bahan ajar. Tinggi rendahnya motivasi belajar mahasiswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang ia tempuh selama proses belajar di perkuliahan. Indikator motivasi belajar adalah tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami materi yang diberikan dan selalu berprestasi sebaik mungkin. Dengan begitu motivasi belajar di sini dapat dikatakan berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.

e. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar

(59)

pendapat atau cita-cita mereka, (4) tunjukkan pada mereka contoh-contoh kongkrit sehari-hari dalam masyarakat bahwa dapat tercapai atau tidaknya suatu masud atau tujuan sangat tergantung pada motivasi apa yang mendorongnya untuk mencapai maksud dan tujuan itu.

Selanjutnya, menurut Syaiful Bahri Jamarah (2005: 125) ada beberapa aspek motivasi yang dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, yaitu dapat dilakukan dengan cara:

1. Memberi angka

Angka dimaksudkan sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik.

2. Hadiah

Dalam dunia pendidikan hadiah dapat dijadikan sebagai alat motivasi.

3. Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah untuk belajar.

4. Igo involvement

(60)

5. Memberikan ulangan

Ulangan dapat dijadikan alat motivasi bila dilakukan secara akurat dengan teknik dan strategi yang sistematis dan terencana.

6. Mengetahui hasil

Mengetahui hasil belajar dapat dijadikan sebagai alat motivasi karena dengan mengetahui hasil anak didik tergiring untuk belajar lebih giat.

7. Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi.

8. Hukuman

Meskipun hukuman menjadi selfforcement yang negative, tetapi dapat dilakukan dengan tepat dan bijak merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar pada diri anak didik itu memang ada untuk motivasi. Sehingga barang tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tidak berhasrat untuk belajar.

10.Minat

(61)

membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu.

11.Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh anak didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan menguntungkan sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.

Pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik. Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar mahasiswa yant bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri mahasiswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari dosen. Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadwal belajar dan melaksanakaanya dengan tekun.

(62)

prestasi yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan atau dengan kata lain motivasi belajar berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mahasiswa.

3. Tinjauan Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar

“Belajar merupakan suatu aktivitas/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungannya yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap

yang bersifat konstan dan menetap (W.S. Winkel, 2009: 59)”. Pendapat

senada juga disampaikan Slameto (2010: 2) yaitu “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2008: 36) “Belajar adalah modifikasi

atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”.

Belajar dapat pula didefinisikan sebagai “Suatu tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif” (Muhibbin Syah, 2010: 90)

(63)

merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan berinteraksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan dalam belajar tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri, dan sebagainya. Perubahan tersebut dapat berupa suatu hasil yang baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh.

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa peserta didik telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh peserta didik. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran (Oemar Hamalik, 2008: 73).

Menurut Oemar Hamalik (2008: 73-75) tujuan belajar terdiri dari tiga komponen, yaitu:

(64)

2. Kondisi-kondisi tes. Komponen kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi dimana siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal.

3. Ukuran-ukuran perilaku. Komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa.

Komponen-komponen dalam tujuan belajar di sini merupakan seperangkat hasil yang hendak dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Dari menerima materi, partisipasi siswa di kelas, mengerjakan tugas-tugas, sampai siswa tersebut diukur kemampuannya melalui ujian akhir semester yang nantinya akan mendapatkan sebuah hasil belajar. Jadi, siswa tidak hanya dinilai dalam hal akademik saja, tetapi perilaku selama proses belajar juga mendapatkan penilaian. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa agar menjadi siswa yang berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.

(65)

suatu hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa, siswa dengan sistem pembelajaran, guru dengan sistem pembelajaran maupun sebaliknya. Tujuan di sini dapat digunakan sebagai pengontrol setiap kegiatan, misalnya mengukur keberhasilan mahasiswa dalam proses pembelajaran.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa.

(66)

faktor-faktor tersebut maka akan muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan berprestasi rendah. Antara faktor eksternal dan internal sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Apabila faktor bersebut berkorelasi positif maka kegiatan pembelajaran akan menjadi kondusif, namun apabila berkorelasi negatif maka akan sangat menganggu yang mengakibatkan siswa sulit untuk berkonsentrasi ketika sedang belajar.

d. Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil

usaha. Menurut Muhibbin Syah “Prestasi adalah tingkat keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program

(2010: 141)”. Sumadi Suryabrata mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah nilai yang merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar selama masa tertentu (2007:

297)”. Pendapat senada juga diungkapkan oleh James P. Chaplin (2002: 5)

Gambar

Tabel 1. Predikat Mahasiswa Berdasarkan IPK
Gambar 1: Hubungan antar Variabel Dependent dan  Independent
Tabel. 2 Persebaran Mahasiswa Pendidikan IPS dalam Organisasi
Tabel 3. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Keaktifan Mahasiswa dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Perbandingan Dan Hubungan Motivasi, Aktivitas dan Prestasi Belajar Antara Mahasiswa Yang

Berdasarkan pendapat tersebut bahwa pemanfaatan sarana belajar merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan belajar, sebab aktivitas belajar anak akan berjalan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Teori motivasi terdiri dari : 1) Teori kebutuhan, yaitu kebutuhan hidup manusia dari

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendata atau fakta yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya

penelitiannya. Penulis merumuskan hipotesis sementara dari penelitiannya, dimana terdapat hubungan perilaku organisasi kemahasiswaan di lingkungan.. fakultas keguruan