i
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Di SMK Negeri 3 Salatiga
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh : Putut Jatmiko NIM : 702011064
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
vii
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Di SMK Negeri 3 Salatiga
1) Putut Jatmiko,2) Andeka Rocky Tanaamah, 3) George J.L. Nikijuluw Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
E-mail : 1) 702011064@student.uksw.edu, 2) atanaamah@staff.uksw.edu, 3) george.nikijuluw@staff.uksw.edu
Abstract
ICT-based learning is an effort to take advantage of the advances in information technology and communication to support the learning process. The purpose of this study is to analyze the factors that influence teachers in using ICT-based learning media at SMK Negeri 3 Salatiga. The method in this research is descriptive quantitative method. The technique of data collection is questionnaires, and data analysis is linear regression. , with samples analyzed totaled 69 questionnaire. Results of research and data analysis shows that there are six factors that affect teachers in using ICT-based learning media in SMK Negeri 3 Salatiga including facilities, understanding, interest, attitude, convenience, and worthiness. The three other factors don’t have any effect, namely the experience, regulation, and training.
Keyword : Learning media, ICT, SMK Negeri 3 Salatiga, Teacher, Linear Regression.
Abstrak
Pembelajaran berbasis TIK adalah upaya memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner, dan analisis data menggunakan Regresi Linier, dengan sampel yang dianalisis berjumlah 69 kuisioner. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa terdapat enam faktor yang mempengaruhi guru terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga meliputi faktor fasilitas, faktor pemahaman, faktor minat, faktor sikap, faktor kemudahan, dan faktor kemanfaatan. Sementara tiga faktor tidak berpengaruh yaitu faktor pengalaman, faktor peraturan, dan faktor pelatihan.
Kata kunci : Media Pembelajaran, TIK, SMK Negeri 3 Salatiga, Guru, Regresi Linier
1
1. Pendahuluan
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak yang positif dalam berbagai bidang, salah satunya pendidikan. Perkembangan teknologi komputer dan internet memberikan banyak pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran. Kecepatan mendapatkan informasi serta fasilitas multimedia memungkinkan seorang pendidik mencari atau membuat media pembelajaran yang menarik. Pemanfatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang dunia sainstek yang berkembang dan mutahir sehingga merangsang hasrat dan upaya peserta didik melakukan eksplorasi dan inovasi [1].
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, pada bagian kompetensi Pedagogik Guru SMA, dikatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran adalah “memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu” [2]. Berdasar pada peraturan tersebut, dengan kata lain seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang teknologi informasi dan komunikasi.
SMK Negeri 3 Salatiga merupakan salah satu sekolah negeri percontohan untuk penerapan kurikulum 2013 dan ujian nasional online. Berdasarkan observasi dan pengalaman peneliti selama kurang lebih 3 bulan PPL di SMK Negeri 3 Salatiga, sekolah telah memiliki sarana prasarana pendukung pembelajaran berbasis TIK seperti: laboratorium komputer, laboratorium bahasa, lcd projector, dan akses internet. Masalah dalam penelitian ini adalah masih banyak guru yang belum memanfaatkan teknologi yang tersedia tersebut secara optimal dalam proses belajar mengajar. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi guru dalam memanfaatkan media TIK untuk proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang dan masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga. Tujuan dari penelitian ini, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Destiana, dan Soenarto (2014)
yang berjudul “Faktor determinan pemanfaatan TIK dan pengaruhnya terhadap kinerja guru SMK di Kabupaten Gunungkidul”. Penelitian ini bertujuan untuk
2
Penelitian lainnya dilakukan oleh Fathurrahman, Hasyim, dan Holilulloh
(2014) berjudul “Faktor faktor yang mempengaruhi minat guru PKn dalam
menggunakan media berbasis TIK di SMA Negeri se Bandar Lampung” bertujuan
untuk menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi minat guru pendidikan kewarganegaraan dalam menggunakan media berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran di sekolah menengah atas negeri se-Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukkan faktor sikap menjadi faktor yang paling tinggi mempengaruhi minat guru PKn untuk menggunakan media berbasis TIK, diikuti faktor fasilitas, faktor usia, dan faktor kelompok sosial.[4]
Berdasarkan pada dua penelitian terdahulu terlihat bahwa faktor kemudahan, faktor sosial, dan faktor kesesuaian tugas, faktor minat, faktor fasilitas, faktor usia, dan faktor kelompok sosial dapat berpengaruh terhadap pemanfaatan TIK. Selain faktor-faktor tersebut menurut Siahaan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi guru dalam pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran adalah : (1) Pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan guru di bidang TIK dapat mempengaruhi pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran; (2) Pengalaman guru menggunakan perangkat TIK dalam kegiatan mereka sehari-hari akan memudahakan mereka dalam mempelajari atau menggunakan media pembelajaran; (3) Guru belum mengetahui manfaat atau potensi TIK; (4) Adanya
“pressure” yang berupa kebijakan dari supra sistem dapat juga menjadi salah satu
pertimbangan bagi kepala sekolah dan guru untuk menerapkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran; (5) Pelatihan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam bidang TIK [5]. Pendapat tersebut senada dengan Istiningsih yang menyatakan bahwa: (1) Faktor infrastruktur yang berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran dengan pemanfaatan TIK; (2) Faktor sumber daya manusia yang menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi; (3) Faktor kebijakan sekolah atau peraturan sekolah dalam pemanfaatan TIK akan berpengaruh dalam pemanfaatan media TIK dalam pembelajaran [6].
Berdasarkan penelitian sebelumnya dalam penelitian ini akan berorientasi pada sembilan faktor yang dapat mempengaruhi guru dalam pemanfaatan media TIK dalam pembelajaran. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor fasilitas, faktor pemahaman, faktor minat, faktor sikap, faktor pengalaman, faktor kemudahan, faktor kemanfaatan, faktor peraturan, dan faktor pelatihan.
2.2 Media Pembelajaran
Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai peran yang penting dalam proses belajar mengajar. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang berarti “Perantara” atau
“Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Terdapat enam jenis dasar dari media yaitu : teks, media audio, media visual, media proyeksi gerak, benda - benda tiruan atau miniatur, dan manusia.[5]
3
pembelajaran dalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru, dan bertujuan mempermudah komunikasi dan belajar [7]. Dengan pemilihan media pembelajaran yang tepat dan menarik digunakan oleh pendidik, diharapkan peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan serta meningkatkan keefektifan proses pembelajaran.
2.3 Pembelajaran Berbasis TIK
Information and Communication Technology (ICT) atau lebih dikenal dengan istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu alat untuk mengelola data yang mempermudah dan mempercepat dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi [8]. Pembelajaran berbasis TIK adalah upaya memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran [9]. Dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK diharapkan mampu menambah kemudahan dalam proses pembelajaran, supaya tujuan dari pembelajaran mampu terealisasi dengan baik.
Beberapa contoh penggunaan perangkat TIK untuk kepentingan pembelajaran: (1) Penggunaan media pembelajaran LCD Projector oleh pendidik dalam penyampaian materi pelajaran melalui aplikasi Power Point, dan aplikasi presentasi lainya; (2) Penggunaan komputer sebagai sarana praktek terhadap materi-materi tertentu yang memang membutuhkan fasiltas komputer seperti, penggunaan aplikasi office, desain grafis; (3) Pemanfaatan internet untuk proses pembelajaran jarak jauh atau kelas virtual. [10]
2.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : Faktor fasilitas, pemahaman, minat, sikap, pengalaman, kemudahan,
kemanfaatan, peraturan, pelatihan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan media TIK.
H1 : Faktor fasilitas, pemahaman, minat, sikap, pengalaman, kemudahan,
kemanfaatan, peraturan, pelatihan berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan media TIK.
3. Metode Penelitian
4
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran SMK Negeri 3 Salatiga berjumlah 84 guru. Karena penelitian ini menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel maka penelitian ini merupakan penelitian populasi [14].
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner tertutup berisi pernyataan yang disusun secara tertulis yang akan diisi oleh para guru. Kuesioner terdiri dari 17 butir pernyataan terstruktur yang mewakili indikator-indikator fasilitas, pemahaman, minat, sikap, pengalaman, kemudahan, kemanfaatan, pelatihan, peraturan, dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK, yang diukur menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban.
Tabel 1 Skala Likert
Skor Alternatif Jawaban
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Kurang Setuju
2 Tidak setuju
1 Sangat Tidak Setuju
3.3 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Regresi Linier Berganda untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical program for Social Science) versi 22.
Gambar 1. Model Regresi Liniear Berganda
Keterangan : (X1) Fasilitas, (X2) Pemahaman, (X3) Minat, (X4) Sikap, (X5)
Pengalaman, (X6) Kemudahan, (X7) Kemanfaatan, (X8) Peraturan, (X9) Pelatihan,
5
4. Analisis Hasil Pengujian
Jumlah kuisioner yang dibagikan kepada guru mata pelajaran di SMK Negeri 3 Salatiga adalah sebanyak 84 kuisioner. Tingkat pengembalian (respon rate) kuisioner 82% yaitu 69 kuisioner, dan yang tidak kembali berjumlah 15 kuisioner. Adapun gambaran umum tentang tanggapan mengenai variabel-variabel penelitian secara rata-rata ditunjukkan melalui tabel dibawah ini:
Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 2 dengan jumlah sampel sebanyak 69, nilai mean diatas nilai rata-rata 3. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung setuju atas pernyataan yang terdapat pada masing-masing variabel.
4.1 Uji Validitas
Uji Validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan pearson correlation product moment
yaitu dengan mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Koefisien korelasi yang diperoleh selanjutnya dilihat untuk menentukan butir yang valid dengan kriteria: jika rhitung> rtabel maka faktor atau butir tersebut valid [15].
Dengan 69 responden maka didapatkan nilai rtabel= 0,234. Butir yang memenuhi
kriteria > 0,234 dinyatakan valid, dan butir yang tidak memenuhi kriteria selanjutnya digugurkan dan tidak disertakan dalam analisis selanjutnya.
6
Tabel 3 Uji Validitas
Variabel No
Item rhitung Keterangan
Fasilitas (X1) 1 0,190 Tidak Valid
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan item1 mempunyai nilai rhitung < rtabel
(0,190 < 0,234) dinyatakan tidak valid, maka tidak diikutkan pada analisis selanjutnya.
4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah pengukuran dari kuesioner sudah konsisten. Untuk mengukur reliabilitas suatu instrument pada kuesioner ini menggunakan nilai Cronbach's Alpha. Apabila nilai Cronbach's Alpha > 0,60 maka kuisioner dikatakan reliabel [15]. Uji reliabilitas hanya menyertakan 16 butir pernyataan yang dinyatakan valid pada uji validitas.
Tabel 4 Uji Reliabilitas
7 4.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara viriabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk mendeteksi apakah terjadi problem multikolinieritas
dapat melihat nilai variace inflation factor (VIF). Bila nilai VIF <10 maka dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas (non multikolinearitas) [16]. Dari hasil analisis diperoleh nilai VIF masing-masing variabel bebas seperti yang tercantum pada tabel berikut:
Tabel 5 Uji Multikolinearitas
Variabel Bebas VIF Keterangan
Fasilitas (X1) 1,229 Non Multikolinearitas
Pemahaman (X2) 1,303 Non Multikolinearitas
Minat (X3) 1,158 Non Multikolinearitas
Sikap (X4) 2,077 Non Multikolinearitas
Pengalaman (X5) 1,168 Non Multikolinearitas
Kemudahan (X6) 1,400 Non Multikolinearitas
Kemanfaatan (X7) 1,475 Non Multikolinearitas
Peraturan (X8) 1,292 Non Multikolinearitas
Pelatihan (X9) 1,146 Non Multikolinearitas
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui variabel bebas dalam penelitian ini memiliki Variance Inflation Faktor (VIF) < 10, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas antara varibel bebas dalam penelitian ini.
4.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui hal ini dapat dilakukan Uji
Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara residual hasil regresi dengan semua variabel bebas. Apabila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari 0.05 maka persamaan regresi tersebut mengandung heterokedastisitas dan sebaliknya berarti
8
Tabel 6 Uji Heteroskedastisitas
Variabel Bebas Sig. Keterangan
Fasilitas (X1) 0,305 Homoskedastisitas
Pemahaman (X2) 0,468 Homoskedastisitas
Minat (X3) 0,102 Homoskedastisitas
Sikap (X4) 0,490 Homoskedastisitas
Pengalaman (X5) 0,584 Homoskedastisitas
Kemudahan (X6) 0,523 Homoskedastisitas
Kemanfaatan (X7) 0,964 Homoskedastisitas
Peraturan (X8) 0,270 Homoskedastisitas Pelatihan (X9) 0,690 Homoskedastisitas
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa signifikansi hasil korelasi semua variabel independen lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.5 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menentukan apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas adalah salah satunya dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
terhadap nilai residual hasil persamaan regresi. Bila probabilitas hasil uji
Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 maka asumsi normalitas terpenuhi.[16]
Tabel 7 Hasil Uji Normalitas
Statistik Uji Nilai
sig.
Kolmogorov-Smirnov Z 0,200
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada diketahui bahwa nilai signifikansi residual regresi yang terbentuk lebih besar dari probabilitas 5% (0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi normalitas tersebut terpenuhi.
4.6 Hasil Uji Regresi
Hasil analisis regresi berganda dengan sembilan variabel independen yaitu Fasilitas (X1), Pemahaman (X2), Minat (X3), Sikap (X4), Pengalaman (X5),
Kemudahan (X6), Kemanfaatan (X7), Peraturan (X8), Pelatihan (X9), dan satu
9
Tabel 8
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Bebas Unstandardized Coefficients (B) Standardized
Coefficients (β) t Sig.
Persamaan model regresi berdasarkan tabel hasil analisis di atas adalah : Y = -1,940 + 0,195X1 + 0,254X2 + 0,120X3 + 0,241X4 + 0,038X5 +
0,246X6 + 0,243X7 + 0,096X8 + 0,062X9 + e
4.7 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui kebaikan suatu model regresi, dan digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari keseluruhan variabel bebas serta pengaruhnya terhadap variabel terikat. Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa nilai Adjusted R Square = 0,698. Angka ini menunjukkan bahwa variasi nilai pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh sebesar 69,8% sedangkan sisanya yaitu 30,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan model yang tidak diteliti.
5. Diskusi dan Pembahasan
10
5.1 Ketersediaan Fasilitas Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran
berbasis TIK
Berdasarkan tabel 8 fasilitas memiliki nilai thitung sebesar 2,823. Nilai ini
lebih besar dari ttabel (2,823 > 2,001) atau nilai signifikansi lebih kecil dari α
(0,006 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa fasilitas berpengaruh terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
Tabel 9
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas menyatakan fasilitas sudah mendukung, namun hanya 39,1% menyatakan bahwa fasilitas sudah mencukupi, dimana terdapat 39,1% menyatakan bahwa mereka masih ragu apakah fasilitas tersebut mencukupi.
Mengacu pada data tersebut, maka terlihat bahwa fasilitas berperan penting dalam pemanfaatan media TIK. Dengan semakin lengkap fasilitas TIK yang dimiliki oleh sekolah, maka guru akan semakin nyaman untuk mengunakan media TIK dalam kegiatan pembelajaran. Hasil ini juga menggambarkan bahwa fasilitas laboratorium komputer, laboratorium bahasa, LCD projector, dan akses internet yang dimiliki oleh SMK Negeri 3 sudah mendukung pembelajaran berbasis TIK.
5.2 Pemahaman Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK
Berdasarkan tabel 8 pemahaman memiliki nilai thitung sebesar 3,072. Nilai
ini lebih besar dari ttabel (3,072 > 2,001) atau nilai signifikansi lebih kecil dari α
(0,003 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa pemahaman berpengaruh terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
Tabel 10
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pemahaman Media TIK
Mengetahui Berbagai Jenis Media TIK dan Cara Mengoperasikan (%)
11
Berdasarkan data pada tabel 10 maka terlihat bahwa 92,7% responden atau hampir keseluruhan menyatakan mengetahui dan bisa mengoperasikan media TIK.
Mengacu pada data tersebut, maka hampir keseluruhan guru di SMK Negeri 3 Salatiga mengetahui bagaimana mengoperasikan media TIK seperti LCD Proyektor, ataupun internet. Jawaban tersebut memperlihatkan bahwa pemahaman guru tentang media TIK akan mempengaruhi guru untuk lebih siap memanfaatkan fasilitas TIK disekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Siahaan (2008) bahwa guru yang telah mempunyai pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan di bidang TIK tentunya akan lebih termotivasi dan lebih siap untuk melakukan penerapan pemanfaatan TIK dibandingkan dengan guru yang tingkat pengetahuan yang sangat minim mengenai TIK.
5.3 Minat Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK
Berdasarkan tabel 8 minat memiliki nilai thitung sebesar 2,158. Nilai ini
lebih besar dari ttabel (2,158 > 2,001 ) atau nilai signifikansi lebih kecil dari α
(0,035 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa minat berpengaruh terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
Tabel 11
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Minat Menggunakan TIK
Tertarik Menggunakan (%) Sangat
Tidak Setuju Tidak Setuju KurangSetuju Setuju
Sangat
Setuju Total
- 1,4 5,8 55,1 21,7 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 11 maka terlihat bahwa 76,8% responden menyatakan tertarik menggunakan media TIK, dimana terdapat 5,8% menyatakan bahwa mereka kurang setuju atau kurang tertarik, dan hanya 1,4% yang tidak tertarik menggunakan media TIK. Hasil ini menunjukan bahwa ketertarikan guru untuk menggunakan media TIK sangat besar. Minat atau ketertarikan guru terhadap suatu media TIK dapat menjadi suatu alasan mereka untuk menggunakan media TIK dalam pembelajaran.
5.4 Sikap Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK
Berdasarkan tabel 8 sikap memiliki nilai thitung sebesar 2,873. Nilai ini
lebih besar dari ttabel (2,873 > 2,001) atau nilai signifikansi lebih kecil dari α
(0,006 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa sikap berpengaruh terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
Tabel 12
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Sikap Menggunakan TIK
Lebih Menyukai Media TIK (%) Sangat
Tidak Setuju Tidak Setuju KurangSetuju Setuju
Sangat
Setuju Total
- 4,3 18,8 65,2 11,6 100
12
Berdasarkan data pada tabel 12 maka terlihat bahwa 76,8% responden menyatakan lebih menyukai menggunakan media TIK, 18,8% kurang setuju, dan 4,3% yang tidak menyukai menggunakan media TIK. Hal ini menunjukkan ketika guru merasa bahwa media TIK sebagai alat yang membantu dalam kegiatan pembelajaran, maka mereka akan menunjukkan sikap positif dan lebih menyukai menggunakan TIK dalam kegiatan belajar mengajar.
5.5 Pengalaman Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK
Berdasarkan tabel 8 pengalaman memiliki nilai thitung sebesar 0,411. Nilai
ini lebih kecil dari ttabel (0,411 < 2,001) atau nilai signifikansi lebih besar dari α
(0,683 > 0,05) . Hasil ini memperlihatkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
Tabel 13
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pengalaman Menggunakan TIK
Sering Menggunakan
Perangkat TIK (%)
Memudahkan Penggunaan Media Pembelajaran TIK. (%)
Sangat menyatakan menggunakan perangkat TIK dalam kegiatan mereka sehari-hari, dan 85,5% menyatakan itu memudahkan dalam penggunaan media pembelajaran TIK. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman seseorang menggunakan perangkat TIK seperti smartphone, atau komputer dalam kegiatan sehari-hari, akan memudahkan guru dalam penggunaan media dalam penggunaan media pembelajaran TIK. Namun bahwa guru dengan pengalaman menggunakan perangkat TIK yang lain seperti smartphone, atau komputer dalam kegiatan sehari-hari belum tentu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran.
5.6 Kemudahan Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK
Berdasarkan tabel 8 kemudahan memiliki nilai thitung sebesar 2,291. Nilai
ini lebih besar dari ttabel (2,291 > 2,001 ) atau nilai signifikansi lebih kecil dari α
13
Tabel 14
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kemudahan Media TIK
Mudah di Operasikan.
(%)
Kemudahan menjadi alasan penggunaan media TIK (%)
Sangat
Tidak Setuju Tidak Setuju KurangSetuju Setuju
Sangat menyatakan media TIK mudah dioperasikan, dimana 89,8% menyatakan bahwa kemudahan menjadi alasan mereka menggunakan media TIK. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar guru merasa bahwa media TIK yang digunakan untuk pembelajaran mudah untuk digunakan atau dioperasikan. Dengan semakin mudah suatu media TIK digunakan, maka akan menimbulkan keinginan guru untuk menggunakannya dalam kegiatan belajar mengajar.
5.7 Kemanfaatan Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK
Berdasarkan tabel 8 kemanfaatan memiliki nilai thitung sebesar 2,336. Nilai
ini lebih besar dari ttabel (2,336 > 2,001 ) atau nilai signifikansi lebih kecil dari α
(0,023 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa kemanfaatan berpengaruh terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
Tabel 15
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Manafaat Media TIK
Membuat lebih termotivasi
(%)
Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi(%)
Sangat
Tidak Setuju Tidak Setuju KurangSetuju Setuju
14
perkembangan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan guru dengan menggunakan media TIK dalam proses belajar mengajar akan memberikan manfaat yang positif bagi siswa. Dengan kesadaran guru akan banyaknya manfaat yang didapatkan ketika menggunakan media TIK maka akan menambah motivasi untuk memanfaatkannya secara berkelanjutan dalam setiap pembelajaran.
5.8 Peraturan Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK
Berdasarkan tabel 8 peraturan memiliki nilai thitung sebesar 1,620. Nilai ini
lebih kecil dari ttabel (1,620 < 2,001 ) atau nilai signifikansi lebih besar dari α
(0,111 > 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa peraturan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
Tabel 16
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Peraturan Menggunakan TIK
Peraturan menggunakan
TIK (%)
Peraturan menjadi alasan guru menggunakan media TIK (%)
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju KurangSetuju Setuju Sangat
Setuju Total terdapat peraturan yang mewajibkan guru memanfaatkan TI dalam proses pembelajaran 26% responden cenderung tidak setuju, 46,4% kurang setuju, dan 27,5% setuju. Pada pernyataan peraturan menjadi alasan guru untuk menggunakan media TIK responden 36,2% setuju, 40,6% kurang setuju dan 23,1% cenderung tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak guru yang tidak mengetahui adanya peraturan bahwa guru harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, namun ada atau tidaknya peraturan bukan merupakan suatu alasan yang mendasari guru untuk menerapkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran mereka pada saat ini, karena adanya peraturan tanpa diimbangi dengan kelengkapan fasilitas juga tidak akan berjalan dengan baik.
5.9 Pelatihan Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK
Berdasarkan tabel 8 pelatihan memiliki nilai thitung sebesar 0,856. Nilai ini
lebih kecil dari ttabel (0,856 < 2,001 ) atau nilai signifikansi lebih besar dari α
15
Tabel 17
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pelatihan
Mengikuti menyatakan pernah mengikuti pelatihan, dimana 86,4% setuju pelatihan meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK. Hal ini menunjukan bahwa guru yang telah mengikuti suatu pelatihan atau seminar belum tentu langsung menerapkan dalam kegiatan pembelajarannya. Namun pelatihan masih sangat diperlukan karena dengan peningkatan ketrampilan guru akan mempengaruhi faktor yang lain seperti ketrampilan dan pengalaman guru dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK.
6. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan : (1) Dari sembilan faktor yang diuji, terdapat enam faktor yang mempengaruhi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga meliputi faktor fasilitas, pemahaman, minat , sikap, kemudahan, dan kemanfaatan. (2) Faktor pengalaman, peraturan, dan pelatihan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga. Hal ini sebabkan karena ketiga faktor tersebut dipandang pada saat ini belum penting didalam memanfaatkan TIK. Meskipun pada faktor pelatihan dan pengalaman tetap menjadi perhatian dalam pemanfaatan media TIK.
Berdasarkan paparan diatas, maka dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK, SMK Negeri 3 Salatiga perlu : (1) Meningkatkan fasilitas yang dimiliki seperti kebutuhan LCD projector yang disesuaikan dengan jumlah ruang kelas. (2) Meningkatkan pengalaman guru melalui pelatihan-pelatihan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK. (3) Disisi lain peraturan yang ada perlu diterapkan, sehingga mendorong guru memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK.
16 Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru SMK di Kabupaten Gunungkidul (Doctoral dissertation,
UNY). Jurnal Pendidikan Vokasi,4(3).
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/view/2555/2109
[4] Fathurrahman, F., Hasyim, A., dan Holilulloh, H. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Guru PKn Dalam Menggunakan Media
Berbasis TIK. Jurnal Kultur Demokrasi, 2(3).
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/view/4308
[5] Siahaan, S. 2009. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional.
[6] Istiningsih. 2012. Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran. Yogyakarta : Skripta Media Creative.
[7] Smaldino, Sharon .E, Deborah L. Lowthe ., & James D Russe. 2011.
Instructional Technology and Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana.
[8] Miarso, Y. 2004. Menyemai benih teknologi pendidikan. Kencana, diterbitkan atas kerja sama dengan Pustekkom-Diknas.
[9] Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
[10] Rusman, D. K., & Riyana, C. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
[11] Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2011. Panduan Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.
[12] Kusnandar, Ade. 2008. Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Departemen Pendidikan Nasional.
[13] Sugiyono. 2011. Metode pene litian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[14] Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
[15] Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.