• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keragaman Makna di Balik Sepu’ bagi Orang Toraja di Salatiga: Analisa Semiotika Roland Barthes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keragaman Makna di Balik Sepu’ bagi Orang Toraja di Salatiga: Analisa Semiotika Roland Barthes"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

KERAGAMAN MAKNA DI BALIK

SEPU’

BAGI ORANG TORAJA DI

SALATIGA (ANALISA SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

Oleh :

Febe Melina Tolan

362011079

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Akhir yang sangat jauh dari sempurna ini penulis persembahkan untuk Keluarga

Kecil yang beranjak besar, Keluarga Tolan tercinta di Toraja dan untuk segenap keluarga

besar dan rekan-rekan “nongkrong” di Toraja dan Salatiga yang senantiasa menjadi

inspirasi dan motivasi bagi penulis dalam perjuangan untuk menyelesaikan penelitian ini. Kurre Sumanga’ Pole Poraya, yakenna tannia kamu nasang, tek ku la susi totemo

MOTTO

Jangan meminta hal yang kecil pada Tuhan, tapi mintalah hal yang besar. karena jika kamu tidak meminta hal yang besar, itu berarti kamu tidak percaya kalau

Tuhan itu MAHA... _Semuel Tolan_

TUHAN telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut

_Mazmur 118:18_

They make me crawl forward, when they laugh at my weakness They make me strong, when they made me fall

(8)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan

bimbinganNya dan Kasih Sayang Nya yang melimpah dan selalu memberi kekuatan dan

hadir diwaktu yang sangat tepat, hingga penulis bisa melakukan banyak hal dalam proses

pembuatan karya tulis ini,meskipun terdapat banyak kendala, namun tulisan ini akhirnya

dapat diselesaikan. Penulis sangat menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari

sempurnya, namun untuk semua usaha dan pencapaian hingga akhir, penulis sangat-sangat

berterimakasih kepada orang-orang yang selalu mendukung dan menjadi motivasi untuk

penulisan karya tulis ini.

Oleh karena itu, penulis berterimakasih kepada:

1. Keluarga tercinta, Mamak Ludia Talebong dan Papak Semuel Tolan, kakak Ani,

kakak Ute, kakak Gerson, Pak Tande, Kak Fery dan ananda Natanael, atas dukungan,

kasih sayang, perhatian, semangat dan segala kelimpahan yang telah dicurahkan dan

diusahakan, untuk memenuhi kebutuhan dan kelancaran penulis selama proses

penelitian.

2. Ibu Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si. yang telah sangat sabar membimbing penulis dan

memotivasi penulis dalam proses penyelesaian penelitian ini. Trimakasih banyak

untuk senyuman manis yang selalu diberikan kepada penulis untuk setiap waktu

bimbingannya.

3. Mas Seto Herwandito, S.Pd.,MM.,M.I.Kom. yang selalu dengan sangat sabar

membimbing dan mengarahkan penulis agar senantiasa berada pada jalur yang benar.

Trimakasih untuk segala motivasi dan teguran yang benar-benar telah menginspirasi

penulis.

4. Bapak Drs. Daru Purnomo, M.Si, selaku dekan FISKOM, trimakasih untuk

(9)

ix

5. Mbak Dewi Kartika Sari, S.Sos, M.I.Kom, selaku wali study dan juga pimpinan

program studi Ilmu Komunikasi, trimakasih banyak untuk bimbingan dan arahannya

selama ini kepada penulis.

6. Kakak Ayu dan adik-adik kost tercinta Hestin, Stepong, Meity, Nia, Memeng, Nyiur,

Putri, Lia di Salatiga yang senantiasa mendukung, memberi semangat, dan menjadi

alarm dalam menyusun skripsi ini. Kalian adalah saudari-saudari terhebat, sumber

pengetahuan yang terkeren.

7. Para Bades tercinta yang selalu mendukung dan ‘mencambuk’ dari jauh, kakak Lia,

kakak Ima, Kakak Emi, Kakak Asri, Si kembar Sri & Tri dan si bungsu Yani.

Trimakasih kalian selalu menjadi inspirasi saya.

8. Beeting, Bita, Shela, dan Mahe yang selalu menjadi bantal, dan Kasur yang paling

nyaman untuk penulis dikala lelah menerjang. Trimakasih untuk tiap tetes semangat

yang telah kalian curahkan kepada penulis.

9. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga, yang telah menjadi rumah bagi penulis dan menjadi gudang ilmu

pengetahuan bagi penulis.

10.Teman-teman sekerja di Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas Kristen Satya

Wacana, yang telah memberi kesempatan untuk penulis ditengah-tengah masa

tugasnya untuk menyelesaikan penelitian ini.

11.Mbak Yeni, Mbak Sendy, Pak Budi dan Mas Depi yang selama ini sangat banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Trimakasih banyak untuk

tegur sapa dan senyuman hangat kalian yang sangat memotivasi penulis.

12.Partner in crime yang bisa selalu diandalkan 24 jam, Willson Mangoki dan Boniface

(10)

menghibur dan menggugah hati. Trimakasih selalu menjadi ksatria tanpa kuda yang

selalu mendamping “Mak Lampir” ini.

13.Roomies terkeceh Unyil Mansion Kemiri II No. 23 B, Kak Nina, Kak Hesti, Kak

Deva, Tirza dll. Trimakasih telah menjadi keluarga seatap yang perhatiannya tak

terhingga.

14.Anak-anak peliharaan tercinta, Zorro, HaNi, dan Coconut terimakasih untuk

kerjasama kalian tetap menjaga tempat tinggal menjadi tempat ternyaman untuk

beristirahat dikala lelah datang menerjang.

15.Keluarga besar PKMST, yang menjadi inpirasi penulis dalam penyelesaian penelitian

ini, trimakasih untuk dukungan dan kerjasama kalian semua. Trimakasih untuk

pelayanan bersama selama lima tahun berjuan bersama sebagai anak rantau di

Salatiga.

16.Seluruh rekan-rekan seperjuangan di FISKOM - Ilmu Komunikasi angkatan 2011.

Trimakasih berjuta trimakasih untuk berjuta kenangan dan tegur sapa kalian yang

selalu penuh haru.

Kalau bukan karena Kasih Sayang Tuhan, tidak akan ada pertemuan-pertemuan dan

kenangan-kenangan yang sehebat ini, yang penulis alami dan menjadi motivasi dalam

menyelesaikan tugas akhir ini. Trimakasih, berjuta terimakasih untuk setiap pertemuan dan

suntikan semangat kalian.

Salatiga, 31 Agustus 2016

(11)

xi ABSTRAK

Keberagaman suku dan budaya yang ada di Indonesia menjadi salah satu ciri khas masyarakat Indonesia. Masing-masing etnis yang ada di Indonesia tentu memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing. manusia sebagai makhuk simbolis menggunakan simbol dalam budaya sejak dari nenek moyang untuk mewariskan pesan kepada generasi penerus melalui tindakan sehari-hari sebagai makhluk budaya. Pewarisan budaya ini telah terjadi sejak dulu kala, di Indonesia sendiri dengan adanya banyak suku yang beragam, tentu masyarakat Indonesia kaya akan warisan budayanya. Tak luput kebudayaan suku Toraja, yang hingga sekarang tetap menjaga kebudayaan mereka agar tak tergerus zaman yakni melalui aksesoris Sepu’. Sepu’ sebagai salah satu warisan budaya memiliki makna yang terkandung dalam simbol-simbol yang terdapat pada sepu’ itu sendiri. Namun dengan keadaan sekarang dimana semakin banyak orang yang menggunakan Sepu’ namun juga banyak dari mereka tidak mengerti dan memaknai simbol-simbol tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan interpretatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, terdapat keragaman fungsi dan makna dari penggunaan sepu’ oleh orang Toraja yang tinggal di Salatiga.

(12)

ABSTRACT

Ethnic and cultural diversity that exists in Indonesia became one characteristic of Indonesian society. Each of these ethnic groups in Indonesia certainly has the uniqueness and distinctiveness of each. Human beings use symbols in symbolic since the culture of the ancestors to pass on the message to the next generation through the daily actions as cultural beings. This cultural inheritance has been happening since time immemorial, in Indonesia alone with their many diverse tribes, of the people of Indonesia is rich in cultural heritage. Do not miss Toraja tribal culture, which until now still keeping their culture so as not to erode the times that through accessories Sepu' . Sepu 'as one of the cultural heritage have meanings embodied in symbols contained in sepu’ itself. However, with the present situation where more and more people are using Sepu' but many of them do not understand and interpret these symbols. This study used qualitative methods, and data collection is done by observation, interview and documentation study. The data were analyzed descriptively qualitative and interpretative.

The results of this study indicate that, there is a diversity of function and meaning of the use sepu 'by the Torajan who live in Salatiga.

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIK ... iv

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ...v

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 20

3.2 Unit Amatan dan Unit Analisa ... 21

3.3 Jenis Data ... 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.5 Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 26

Asal Usul Masyarakat Toraja ... 26

Struktur Sosial Masyarakat Toraja ... 34

Filosofi Warna dalam Kehidupan Masyarakat Toraja ... 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

(14)

5.2 Analisis Makna pada Sepu’ dengan Menggunakan Teori Roland Barthes ... 44

5.3 Pergeseran Makna Sepu’ bagi Orang Toraja di Salatiga ... 59

BAB VI PENUTUP ... 70

6. 1Kesimpulan ... 70

6. 2Saran ... 71

6. 3Penelitian Mendatang ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

Referensi

Dokumen terkait

Makna hidup terdapat dalam kehidupan itu sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, dalam keadaan bahagia

P2 Yah gimana yah mbak, udah ditinggal sama istri sekarang jadi hidup sendiri sama ini ibu saya, anak juga cuma satu itupun jauh, mana ada juga yang tertarik dengan keadaan

Demikian halnya dengan upaya perlindungan terhadap warisan budaya bangsa tentunya menjadi tugas generasi sekarang dan generasi mendatang untuk dapat melestarikan

Untuk mengetahui makna tindakan rasial dan simbol-sombol rasial yang dilakukan kaum kulit putih terhadap pekerja domestik kaum kulit hitam di film the help dalam

Dari keenam syarat konotasi diatas dapat disimpulkan makna konotasi dari adegan ini adalah anak-anak yang memperagakan gaya hidup orang dewasa yang tidak sesuai

Kurangnya dukungan pemerintah ikut menjadi faktor pergeseran makna pentingnya pelestarian budaya, jarang menerima tanggapan untuk tampil kurangnya dana kas kelompok