• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh :

Nur Isyani

0901533

PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAHPROVINSI JAWA BARAT

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Suwatno, M, Si NIP. 196201271988031001

Adman, S.Pd., M.Pd NIP. 197404122001121002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI

(3)

PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

Oleh Nur Isyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nur Isyani 2013

(4)

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh

Penempatan Pegawai Terhadap Disiplin Kerja di Badan Kepegawaian

Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat” Ini beserta seluruh isinya benar

-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

(5)
(6)

ABSTRAK

PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

Oleh:

Nur Isyani

0901533

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. H. Suwatno, M, Si dan Adman, S.Pd., M.Pd

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya disiplin kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ditandai dengan fluktuasi ketidakhadiran pegawai yang signifikan dan belum sesuai dengan batas toleransi yang ditetapkan oleh Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh dari penempatan pegawai terhadap disiplin kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey eksplanasi. Instrumen yang digunakan adalah angket model skala likert. Anggota populasi berjumlah 148 orang, diambil sampel dengan menggunakan simple random sampling yaitu sebesar 60 orang responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi linier sederhana.

Hasil analisa menunjukkan bahwa variabel penempatan pegawai berada pada kategori efektif sedangkan variabel disiplin kerja berada pada kategori cukup. Data berdistribusi normal dan berpola linier. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa pengaruh variabel penempatan pegawai terhadap variabel disiplin kerja signifikan.

(7)
(8)

ABSTRACT

THE EMPLOYEE PLACEMENT EFFECTS OF WOK DISCIPLINE IN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

By: Nur Isyani

0901533

This Thesis is guided by:

Dr. H. Suwatno, M, Si and Adman, S.Pd., M.Pd

The problems were examined in this study is about the low of work discipline employees of Instance offical West Java province government that is characterized by the significant fluctuations in employee absence and not accordance with the tolerance limits set which by the government of West Java Province.

The purpose of this study is to find out the effect of employee placement of work discipline employees of West Java Province government. The method used in this paper is a survey method explanation. The instrument used is a questionnaire Liker scale models. Members of a population are 148 people, the samples were taken using simple random sampling that is equal to 60 respondents. The data analysis technique used is simple linear regression.

The analysis result shows that the variable of work occupying in effective categories while the the variables of work discipline in enough categories. The data is Normal distribution and linear pattern. From the hypothesis results that the variable effect of employee placement for the significant variable of work discipline.

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... 1 DAFTAR GAMBAR ... 3 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ...Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi danPerumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined. BAB II KERANGKA TEORITIS... Error! Bookmark not defined.

2.1. Penempatan Pegawai ...Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Penempatan Pegawai ...Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Sistem Penempatan ...Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Prosedur Penempatan Pegawai ...Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Bentuk-bentuk Penempatan ...Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Penempatan Pegawai

Error! Bookmark not defined.

(10)

2.2.3 Maksud dan Sasaran Penerapan Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.2.4Jenis -Jenis Disiplin Kerja ...Error! Bookmark not defined. 2.3 Penelitian Terdahulu ...Error! Bookmark not defined. 2.4 Kerangka Pemikiran ...Error! Bookmark not defined. 2.5 Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. BAB III DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.3 Operasional Variabel Penelitian...Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Operasional Variabel Penempatan Pegawai ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Operasional Variabel Disiplin Kerja ...Error! Bookmark not defined. 3.4 Sumber Data ...Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi Sampel dan Teknik Pengumpulan Data .Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Populasi ...Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Sampel ...Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Teknik Sampling ...Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined. 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas (Test of Validity) ...Error! Bookmark not defined.

(11)

3.8.3 Pengujian Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...Error! Bookmark not defined. 4.2 Gambaran Karakteristik Responden ...Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.

4.4 Gambaran Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Gambaran Penempatan Pegawai ...Error! Bookmark not defined. 4.4.3 Gambaran Disiplin Kerja ...Error! Bookmark not defined. 4.5 Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined. 4.5.1 Uji Normalitas ...Error! Bookmark not defined. 4.5.2 Uji Homogenitas ...Error! Bookmark not defined. 4.5.3 Uji Linieritas ...Error! Bookmark not defined.

(12)

4.7.3 Analisis Disiplin Kerja ...Error! Bookmark not defined. 4.7.4 Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ...Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN - LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 2 KUISONER PENELITI ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 3 UJI INSTRUMEN (UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS) . Error!

Bookmark not defined.

LAMPIRAN 4 DATA HASIL PENYEBARAN ANGKET ... Error! Bookmark not

defined.

LAMPIRAN 5 UJI HOMOGENITAS ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 6 UJI NORMALITAS ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 7 UJI LINIERITAS ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 8 DATA METODE SUCCESIVE INTERVAL (MSI) ... Error! Bookmark

not defined.

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai BKD Bulan Juli 2012-Desember 2012 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 2 Rekapitulasi PNS berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Periode : Maret 2013 .... Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Penempatan

Pegawai...Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Operasional Variabel Disiplin Kerja Pegawai .... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3. 3 Data Jumlah Pegawai Badan Kepegawaian ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3. 4 Distribusi Frekuensi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 5 Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3. 6 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 Jumlah Angket untuk Uji Coba ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Variabel X ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 7 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y .... Error!

(14)

Tabel 4. 10 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Variabel Penempatan Pegawai ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 11 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator

Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 12 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator

Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 13 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator

Keterampilan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 14 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator pengalaman ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 15 Kecenderungan Jawaban Responden Variabel Disiplin Kerja ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 16 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Frekuensi Kehadiran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 17 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tingkat Kewaspadaan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 18 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Ketaatan pada Standar Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 19 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Ketaatan pada Peraturan Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 20 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator

Etika Kerja... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 21 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data ... Error! Bookmark not

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Grafik Ketidakhadiran Pegawai BKD ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 2. 1 Rancangan Suatu Sistem Penempatan Pegawai ... Error! Bookmark

not defined.

Gambar 2. 2 Perilaku Individu dalam Konteks Perilaku Organisasi ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 2. 3 Bagan Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 4 Hubungan Kausalitas Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pendidikan ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 2 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pengetahuan ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 3 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Keterampilan ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 4 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pengalaman ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 5 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Frekuensi Kehadiran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 6 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tingkat Kewaspadaan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 7 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Ketaatan pada Standar Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 8 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Ketaatan pada Peraturan Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 9 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Etika Kerja ... Error!

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi saat ini kita dituntut untuk dapat menyesuaikan kehidupan

dengan kondisi yang ada. Perubahan dan kemajuan teknologi dari waktu ke waktu

di berbagai bidang mengakibatkan setiap organisasi dituntut untuk menghadapi

permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

kemampuan dalamberbagai macam aspek dan merumuskan strategi dalam

menghadapi perubahan yang terjadi di dalam organisasinya sehingga tujuan

organisasi dapat dicapai. Tercapainya tujuan organisasi akan tergantung pada

bagaimana pegawai dapat mengembangkan kemampuan baik di bidang

manajerial, hubungan antarmanusia maupun teknis operasional.

Sumber daya manusia yang tangguh sangatlah dibutuhkan dalam

suatuorganisasi karena era globalisasi ini telah menuntut persaingan yang semakin

kompleks. Oleh karena itu, organisasimembutuhkan orang-orang yang tangguh

serta sanggup beradaptasi dengan cepat untuk setiap perubahan yang mungkin

terjadi dan sanggup bekerja keras serta disiplin dengan dengan cara-cara yang

baru dalam melaksanakan tugasnya.

Keberhasilan suatu organisasi bukan hanya didasarkan pada keunggulan

teknologi, fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai, namun harus ditunjang

(17)

dengan potensi yang dimilikinya, maka sumber daya ini perlu dimanfaatkan

dengan memperhatikan kemampuan pengalaman dan keahliannya, serta tempat

dan waktu pelaksanaannya di waktu yang tepat.

Saat ini organisasi perusahaan atau instansi pemerintah dalam

meningkatkan produktivitasnya melakukan suatu bentuk kegiatan yaitu

penempatan pegawai yang memiliki tingkat kompeten yang berbeda-beda.

Perbedaan kemampuan ini ditentukan berdasarkan hasil rekrutmen dan

kualifikasi. Penempatan pegawai merupakan salah satu faktor penting yang tidak

boleh diabaikan dalam mencapai tujuan organisasi.

Menurut pendapat Veithzal Rivai (2009 : 198) bahwa :

Penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu, hal ini khusus terjadi pada karyawan baru. Kepada karyawan lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran fungsi penempatan karyawan dalam arti mempertahankan pada posisinya atau memindahkan pada posisi yang lain.

Maka untuk mewujudkan pegawai yang tepat dalam suatu organisasi,

penempatan merupakan kegiatan yang harus dilakukan. Untuk mendapat pegawai

yang baik perlu adanya standar pegawai atau syarat yang diperlukan untuk calon

pegawai sesuai dengan pekerjaan yang akan diembannya. Oleh karena itu menurut

Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008:116) “bahwa penempatan pegawai tidak

sekedar menempatkan saja, melainkan harus mencocokan dan membandingkan

kualifikasi yang dimiliki pegawai dengan kebutuhan dan persyaratan dari suatu

jabatan atau pekerjaan, sehingga the right man on the right job tercapai”.

(18)

didasarkan atas dasarlike/ dislike. Penempatan pegawai yang tepat diharapkan

dapat meningkatkan disiplin kerja pegawai sehingga dapat bekerja secara

profesional sesuai dengan bidangnya dan dapat mencapai hasil kerja yang

optimal.

Hal ini terkadang tidak mudah untuk diwujudkan karena banyak hal yang

perlu dipertimbangkan oleh pimpinan suatu organisasi perusahaan ataupun

instansi pemerintah. Seperti tingkat pendidikan, pengalaman, pelatihan yang perlu

diikuti pegawai dan komponen lain sesuai dengan tuntunan pekerjaan.

Kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dalam pencapaian

tujuannya. Seseorang yang disiplin juga secara sukarela mentaati semua

peraturan, sadar akan tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Peraturan

sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi pegawai

dalam menciptakan tata tertib yang baik. Dengan tata tertib yang baik, semangat

kerja, disiplin kerja, dan efektifitas kerja pegawai akan meningkat pula.

Disiplin kerja dapat menunjukkan hasil kerja pegawai, disini dapat

diketahui adanya pegawai yang rajin dan tepat waktu dalam bekerja dan juga

pegawai yang tidak rajin dan melalaikan kewajiban dalam bekerja.Dengan adanya

disiplin kerja maka diharapkan agar pegawai lebih tepat waktu dalam

menjalankan segala aktifitas kerja serta mempunyai tanggung jawab terhadap

pekerjaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya.Agar para pegawai dapat

(19)

Disiplin kerja juga merupakan modal yang penting yang harus dimiliki

oleh pegawai di instansi pemerintahan sebab menyangkut pemberian pelayanan

publik. Namun ironisnya, Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa

Barat yang mengurusi administrasi kepegawaian pemerintahan daerah baik di

pemerintahan kabupaten/ kota maupun pemerintahan daerah provinsi ini disiplin

kerja pegawainya secara umum masih tergolong rendah ini disebabkan banyaknya

permasalahan yang dihadapi oleh para pegawai. Permasalahan tersebut antara lain

kesalahan penempatan dan ketidakjelasan jalur karier yang ditempuh namun

pemerintahan terus berusaha melakukan reformasi birokrasi ditubuh pegawai di

instansi pemerintah tersebut.

Pegawai di instansi pemerintahan diharapkan selalu siap sedia

menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan baik, namun

realitanya sering terjadi dalam suatu instansi pemerintah para pegawainya

melakukan pelanggaran yang menimbulkan ketidakefektifan kinerja pegawai yang

bersangkutan.

Tindakan penegakan disiplin seperti sidak (inspeksi mendadak), belum

menjamin penertiban para pegawai yang sering mangkir/pulang kantor sebelum

waktunya bisa berjalan efektif. Karena setelah sidak selesai, ternyata banyak

mereka yang kembali mangkir dari tugasnya.Sehingga masalah penegakan

disiplin kini sudah saatnya patut mendapat perhatian yang lebih serius.

Berdasarkan hasil observasi didapat beberapa keterangan terkait dengan

(20)

dan masih kurangnya kedisiplinan pegawai. Berikut ini adalah sajian data

presentasi absensi pegawai Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa

Barat periode Juli sampai dengan Desember 2012.

Tabel 1. 1

Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai BKD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Bulan Juli 2012-Desember 2012

Bulan Jumlah

Pegawai

Jumlah Hari Kerja Pegawai

Kehadiran Ketidakhadiran

Juli 148 orang 21 hari 45 % 55 %

Agustus 148 orang 22 hari 30 % 70 %

September 148 orang 20 hari 39 % 61 %

Oktober 148 orang 22 hari 90 % 10 %

November 148 orang 21 hari 90 % 10 %

(21)

Sumber: Kepegawaian BKD Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Gambar 1. 1

Grafik Ketidakhadiran Pegawai BKD PemerintahProvinsi Jawa Barat Bulan Juli-Desember 2012

Melihat tabel dan grafik di atas dapat kita lihat bahwa terjadi fluktuasi

ketidakhadiran pegawai yang cukup signifikan dan belum sesuai dengan batas

toleransi yang ditetapkan oleh isntansi pemerintahan tersebut. Ketidakhadiran

pegawai terbanyak tercatat pada bulan Agustus dengan total persentase mencapai

70%. Data tersebut merupakan absensi ketidakhadiran karyawan dikarenakan cuti,

izin, sakit ataupun tanpa keterangan. Selain ketidakhadiran juga permasalahan

yang terjadi di BKD yaitu adanya beberapa pegawai yang sering mangkir/ pulang

kantor sebelum waktunya. Ini bisa terlihat dari absensi masuk dan keluarnya

pegawai yang menggunakan kartu, sehingga terlihat jam absensi masuk dan

absensi pulang pegawainya diberi keterangan tidak tepat waktu tanpa izin.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

(22)

Fenomena sebagaimana dikemukakan di atas, menunjukkan bahwa

disiplin kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Pemerintahan Provinsi

Jawa Barat ini masih rendah sehingga dapat mengganggu tujuan organisasi

instansi yang menyangkut pemberian pelayanan publik yang pada akhirnya

menghambat pencapaian tujuan instansi.

Berkaitan dengan hal ini, Henry Simamora (1997:748) mengemukakan bahwa :

Terdapat dua sumber masalah disiplin karyawan: sumber-sumber organisasional dan sumber-sumber individu (karyawan). Dalam banyak kejadian, praktik-praktik sumber daya manusia yang menyedihkan memberikan kontribusi pada masalah-masalah disiplin. Sebagai contoh, orang-orang dengan riwayat kinerja bermasalah atau tidak diterima kemungkinan diangkat oleh perusahaan atau instansi apabila referensi tidak dicek atau diverifikasi. Penempatan karyawan-karyawan secara ceroboh di dalam pekerjaan–pekerjaan yang tidak sesuai bagi mereka dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan. Program-program pelatihan yang serampangan dan tidak memadai dapat menyebabkan inefisiensi-inefisiensi, perasaan tidak puas dan frustasi, dan risiko-risiko keselamatan kerja, semuanya berpotensi melahirkan insiden-insiden disipliner.

Menyoroti pendapat di atas, jelaslah bahwa permasalahan yang dapat

menimbulkan ketidakdisiplinan para pegawai diakibatkan oleh penempatan

pegawai yang tidak tepat. Maka penempatan pegawai sebaiknya berpedoman pada

prinsip “penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat dan

penempatan orang yang tepat untuk jabatan yang tepat” atau “the right man in the

right place and theright man on the right job”. Tepat tidaknya penempatan

pegawai bergantung pada kesesuaian antara pekerjaan, kecocokan kepribadian,

minat, kesukaan, serta kesempatan dan budaya terkait dengan perusahaan ataupun

(23)

Sedangkan Menurut Henry Simamora ( 1997:750) dari semua pendekatan

terhadap disiplin, disiplin preventif (preventive disciline) yang paling digemari.

Melalui disiplin preventif, para pegawai dikelola dalam suatu cara yang mencegah

perilaku-perilaku terkena tindakan disiplin. Dalam upaya menciptakan lingkungan

kerja yang menunjang disiplin manajer-manajer atau pimpinan perlu mengikuti

hal-hal berikut:

 Menyelaraskan karyawan dengan pekerjaannya melalui seleksi dan pengujian.

 Melalukan prosedur-prosedur penempatan pegawai yang efektif.

 Mengorientasikan karyawan secara benar kepada pekerjaan dan memberikan pelatihan yang diperlukan.

 Menjelaskan perilaku karyawan yang tepat.

 Memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif kepada para karyawan tentang kinerja.Memungkinkan para karyawan mengutarakan masalah-masalah mereka.

Penempatan pegawai bertujuan untuk menempatkan manusia yang tepat

pada jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya sehingga pegawai

dapat disiplin dalam bekerja. Penempatan pegawai yang tidak tepat akan

berpengaruh terhadap produktifitas organisasi Badan Kepegawaian Daerah

sehingga perlu diadakannya pencocokan antara keterampilan, pengetahuan dan

jabatan pekerjaan. Pencapaian terhadap keseimbangan tersebut dapat dimulai dari

perekrutan, penyeleksian, pengklasifikasian, penempatan pegawai sesuai dengan

kemampuan, penataan dan perkembangan karirnya. Pegawai yang ditempatkan

tidak sesuai memberikan kontribusi kerja tidak optimal. Oleh sebab itu perlu

(24)

melakukan penerapan penempatan posisi kerja yang sesuai dengan keahlian kerja,

agar tingkat disiplin kerja meningkat.

Saat ini masih banyak organisasi perusahaan atau instansi pemerintahan

yang tidak memperhatikan betul latar belakang dari tingkat pendidikan,

pengalaman, kesehatan fisik dan mental, dan usia calon pegawau itu sendiri. Atau

masih banyak perusahaan atau instansi pemerintahan pada sistem rekrutmennya

tidak menspesifikasikan keahlian pelamar dengan jabatan/ lowongan kerja yang

dibutuhkan. Padahal apabila pegawai tidak memiliki kompetensi, akan berakibat

atau berpengaruh terhadap pelayanan kepada masyarakat, misanya pelayanan

menjadi lambat, bekerja asal-asalan, tidak maksimal, tidak efisien dan hasilnya

tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditentukan.

Seperti yang diungkapkan oleh Musanef (1996: 116):

Upaya mendapatkan pegawai yang profesional dan bertanggungjawab, bersih dan berwibawa, disiplin dan etos kerja yang produktif serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran dan keadilan, perlu adanya sistem pemanfaatan dan penempatan setiap pegawai pada pekerjaan atau jabatan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan keahlian dan atau ketrampilan serta latar belakang pengalaman, guna mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bahwa jika perusahaan atau

instansi pemerintahan dalam menempatkan pegawai sebaiknya penempatan

pegawai dilakukan berdasarkan kualifikasi atau bidang sesuai dengan latar

belakang pegawai. Karena apabila penempatan pegawai pada tempat yang bukan

berdasarkan kualifikasi atau bidang sesuai dengan latar belakang pegawai, maka

(25)

dapat tercapai dengan baik. Hal ini selaras dengan instansi Badan Kepegawaian

Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dapat ditunjukan dalam tabel berikut

ini.

Tabel 1. 2

Rekapitulasi PNS berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Lingkungan Badan Kepegawaian Daerah

Periode : Maret 2013

NO UNIT KERJA TINGKAT PENDIDIKAN

S3 S2 S1 D3 D2 SLTA SLTP SD Jumlah 1. Badan Kepegawaian

Daerah 1 0 0 0 0 0 0 0 1

2. Sekretariat 1 4 9 6 0 25 1 0 46

3. Bidang Pengadaan dan

Informasi 0 4 3 2 0 6 0 0 15

4.

Bidang Mutasi dan Administrasi

Kepegawaian 0 3 3 4 0 10 1 0 21

5. Bidang Pengembangan

Karir 0 6 6 0 0 5 0 0 17

6. Bidang Kesejahteraan

Dan Disiplin 1 2 7 3 0 7 1 2 23

7. Kelompok Jabatan

Fungsional 0 2 13 4 0 6 0 0 25

JUMLAH 3 21 41 19 0 59 3 2 148

Sumber : BKD Pemerintahan Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan tabel 1. 2 di atas terlihat lulusan SD, SLTP, SLTA yang

ditempatkan setara dengan S1, S2, dan S3 yang akan mengakibatkan hal-hal yang

tidak diinginkan. Kepada pegawai yang berpendidikan yang lebih rendah bisa saja

pekerjaan yang diberikan terlalu berat sehingga pegawai tersebut tidak mampu

menjalankan tugasnya dengan baik, sedangkan kepada pegawai yang

berpendidikan lebih tinggi bisa saja tingkat pekerjaan yang diberikan terlalu

(26)

mendapatkan tantangan. Jelas sekali hal itu hal itu akan berpengaruh terhadap

disiplin.

Sesuai yang dikatakan oleh Hasibuan (2007:28)bahwa :

Kualitas dan kuantitas karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan supaya efektif dan efisien menunjang tercapaianya tujuan. Penempatan tenaga kerja juga harus tepat sesuai dengan keinginan dan keterampilannya. Dengan demikian, gairah kerja dan kedisiplinannya akan lebih efektif menunjang terwujudnya tujuan perusahaan. Penempatan karyawan yang jauh di bawah kemampuannya ataupun di luar kemampuannya mengakibatkan moral kerja dan kedisiplinan karyawan rendah. Jadi kita harus menugaskan seorang pegawai sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan memberikan pekerjaan yang disenanginya. Misalnya, seorang sarjana jangan diberi pekerjaan untuk seorang yang berpendidikan sekolah dasar dan sebaliknya seorang berpendidikan sekolah dasar jangan diberi tugas untuk menjadi sarjana.

Fenomena yang terjadi pada Badan Kepegawaian Daerah ini banyaknya

tingkat ketidakhadiran pegawai. Hal ini diduga karena adanya ketidaksesuaian

penempatan pegawai dengan tugas atau pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

Maka perlu segera dicarikan solusinya, agar tidak menghambat pencapaian tujuan

instansi pemerintah tersebut.

Telah menjadi rahasia umum bahwa masih ada perusahaan ataupun

instansi pemerintahan yang melakukan pengadaaan (recruitment) pegawai melalui

sistem kedekatan (nepotisme) dan juga melalui sistem sogokan (kolusi). Artinya

pihak perusahaan ataupun instansi pemerintahan tidak memperhatikan betul latar

belakang dari tingkat pendidikan, pengalaman,usia, kesehatan fisik dan mental

dari calon pegawai itu sendiri. Atau masih ada perusahaan ataupun instansi

(27)

ataupun instansi pemerintah tersebut memperbolehkan siapa saja dengan latar

belakang pendidikan apa saja dan pengalaman kerja apa saja untuk mengisi

sebuah lowongan. Jika perusahaan ataupun instansi pemerintahan menempatkan

karyawan pada tempat yang bukan keahliannya atau tidak sesuai dengan latar

belakang pendidikannya maka disiplin kerja karyawan tidak maksimal, sehingga

tujuan perusahaan atau badan pemerintahan tidak dapat tercapai.

Penempatan pegawai juga harus tepat sesuai dengan keinginan dan

keterampilannya, dengan demikiangairah kerja dan kedisiplinan akan lebih efektif

menunjang terwujudnya tujuan perusahaan (Hasibuan, 2007:28).

Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bahwa disiplin kerja pegawai

sangat penting dalam proses pencapaian tujuan perusahaan ataupun instansi secara

maksimal. Oleh sebab itu, kiranya perusahaan atau instansi perlu memperhatikan

disiplin pegawai terutama dalam penempatan pegawai. Dengan adanya

penempatan pegawai yang tepat diduga akan dapat menciptakan disiplin kerja

yang tinggi. Untuk mengetahui pengaruh penempatan pegawai terhadap disiplin

kerja pegawai maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut melalui

judul skripsi:

Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Disiplin Kerja di Badan

Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

1.2 Identifikasi danPerumusan Masalah

Masalah mendasar yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah

(28)

diperhatikan oleh setiap perusahaan ataupun instansi pemerintahan.Oleh karena

itu, perlu pengamatan dan penelitian terhadap Badan Kepegawaian Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Baratdalam meningkatkan disiplin melalui penempatan

pegawai. Fenomena yang terjadi di Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Barat ini adalah ketidakdisiplinan para pegawai dalam penempatan

pegawai karena penempatan pegawai belum sesuai dengan pendidikan formal dan

keahlian yang dimiliki oleh masing-masing pegawai. Sehingga membuat para

pegawai tidak disiplin dalam bekerja.

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, tampak bahwa ada

bebarap faktor yang mempengaruhi disiplin.Menurut Henry Simamora (1997:750)

upaya menciptakan lingkungan kerja yang menunjangdisiplin manajer-manajer

atau pimpinan perlu mengikuti hal-hal berikut:

 Menyelaraskan karyawan dengan pekerjaannya melalui seleksi dan pengujian.

 Melalukan prosedur-prosedur penempatan pegawai yang efektif.

 Mengorientasikan karyawan secara benar kepada pekerjaan dan memeberikan pelatihan yang diperlukan.

 Menjelaskan perilaku karyawan yang tepat.

 Memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif kepada para karywan tentang kinerja.

 Memungkinkan para karyawan mengutarakan masalah-masalah mereka kepada manajemen melalui teknik-teknik seperti kebijakan pintu terbuka dan pertemuan-pertemuan kelompok manajemen karyawan.

Berdasarkan penjelasan dan identifikasi permasalahan di atas, penulis

mencoba membatasi ruang lingkup penelitian ini. Kajian yang akan dibahas

(29)

sekian faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja tersebut masih ada

penempatan pegawai yang tidak sesuai. Adapaun perumusan masalah mengenai

penempatan pegawai terhadap disiplin kerja pegawai ini adalah:

1. Bagaimana gambaran efektifitas penempatan pegawai di Badan Kepegawaian

Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat?

2. Bagaimana gambaran tingkat disiplin kerja diBadan Kepegawaian Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat?

3. Adakah pengaruh penempatan pegawai terhadap tingkat disiplin kerja diBadan

Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka dapat ditentukan tujuan

dariadanya penelitian ini yaitu :

1. Memperoleh gambaran mengenai efektifitas penempatan pegawai diBadan

Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

2. Memperoleh gambaran mengenai tingkat disiplin kerja pegawai diBadan

Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

3. Memperoleh gambaran mengenai adakah pengaruh penempatan pegawai

terhadap disiplin kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh beberapa

(30)

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,

pengalaman, dan wawasan berfikir yang berharga baik secara teoritis maupun

praktek khususnya yang berhubungan dengan penempatan pegawai dan disiplin

kerja.

2. Manfaat Praktis

Hasil peneletian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

ataupun masukan yang bermanfaat bagi Badan Kepegawaian Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya yang berhubungan dengan

(31)

BAB III

DESAIN PENELITIAN

1.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penempatan pegawai

terhadap disiplin kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Barat. Adapun yang menjadi objek penelitian variabel bebas

(independent variable) adalah penempatan pegawai sebagai variabel X, dan

variabel terikatnya (dependent variable) adalah disiplin kerja pegawai sebagai

variabel Y. Responden penelitian ini adalah pegawai Badan Kepegawaian Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Instansi pemerintahan ini mengurusi administrasi

kepegwaian pemerintahan daerah baik di pemerintahan kabupaten/ kota maupun

pemerintahan daerah provinsi. Badan Kepegawain Daerah Pemerintah Provinsi

Jawa Baratini beralamat di Jalan Ternate No.2 Bandung.

1.2 Metode Penelitian

Tujuan penelitian akan tercapai dengan baik apabila menggunakan metode

penilitian yang tepat. Suharsimi Arikunto (2006 : 160) mengungkapkan bahwa

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya”. Metode penelitian dapat dijadikan pedoman

bagi penulis, dan memudahkan penulis dalam mengarahkan penelitiannya,

sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan variabel

yang diteliti, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan

(32)

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat,

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif dalam

penelitian ini bertujuan untuk membuat deksripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual, dan akurat, mengenai penempatan pegawai terhadap disiplin

kerja.

Penelitian verifikatif adalah penelitian yang menguji hipotesis dengan cara

mengumpulkan data dari lapangan. Penelitian ini akan menguji apakah terdapat

pengaruh antara penempatan pegawai terhadap disiplin kerja pegawai di Badan

Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat .

Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu deskriptif dan verifikatif yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian

yang digunakan adalah metode explanotory survey.

Menurut Sugiono (2003 : 7), Metode explanotory survey adalah:

Metode explanotory survey adalah metode dimana selain tertuju pada

pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara menuturkan informasi yang diperoleh, penelitian ini juga menjelaskan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis melalui pengolahan dan pengujian data secara statistik.

1.3 Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke dalam

indikator. Menurut Sugiyono (2008 :39) menyatakan bahwa : “variabel penelitian

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

(33)

terikat (variabel dependen). Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel bebasnya adalah variabel penempatan pegawai. Sedangkan yang

menjadi variabel terikatnya yaitu variabel disiplin kerja pegawai.

1.3.1 Operasional Variabel Penempatan Pegawai

Rincian operasionalisasi variabel x menggunakan pendapat Bambang

Wahyudi (1991 : 32) yang mengemukakan bahwa dalam melakukan penempatan

pegawai hendaklah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :

1. Pendidikan, yaitu pendidikan minimum yang disyaratkan yaitu menyangkut :

a. Pendidikan yang seharusnya, artinya pendidikan yang harus dijalankan

dengan syarat.

b. Pendidikan alternatif, yaitu pendidikan lain yang apabila terpaksa dengan

tambahan latihan tertentu dapat mengisi syarat pendidikan yang

saharusnya.

2. Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga

kerja agar dapat melakukan kerja dengan wajar, pengalaman kerja sebelum

ditempatkan dan yang harus diperoleh pada waktu ia bekerja dalam pekerjaan

tersebut.

3. Keterampilan, yaitu kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu

(34)

pekerjaan tertentu, pengalaman ini dinyatakan dalam:

a. Pekerjaan yang harus dilakukan.

b. Lamanya melakukan pekerjaan itu.

c. Senioritas jabatan

Operasioanal variabel penempatan pegawai dapat dilihat lebih jelas dari

tabel berikut:

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel Penempatan Pegawai

Variabel Dimensi Indikator Skala No Item

(35)
(36)

dengan lamanya pengalaman kerja yang pernah ditempuh

Sumber : (Bambang Wahyudi, 1991 :32)

3.3.2 Operasional Variabel Disiplin Kerja

Rincian operasionalisasi variabel Y menggunakan pendapat Bedjo

S.Siswanto (2005:291) yang mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah sebagai

suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap

peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup

menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia

melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Disiplin kerja dapat

diukur melalui indikator-indikator berikut :

a. Kehadiran.

Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan

biasanya pegawai yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk

terlambat dalam bekerja.

b. Tingkat kewaspadaan tinggi.

Karyawan yang memiliki kewaspadaa tinggi akan selalu berhati-hati, penuh

perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan sesuatu

secara efektif dan efesien.

c. Ketaatan pada standar kerja.

(37)

Pegawai yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja

dan akan selalu mengikuti pedoman kerja dan akan selalu mengikuti pedoman

kerja yang ditetapkan oleh Instansi Pemerintahan.

e. Bekerja etis.

Beberapa pegawai mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan atau

tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan

indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja

pegawai.

Operasional variabel disiplin kerja dapat dilihat lebih jelas dari tabel

berikut :

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Disiplin Kerja Pegawai

Variabel Dimensi Indikator Skala No Item

Disiplin Kerja dan kehati - hatian serta ketelitian dalam

(38)

peralatan kerja

(39)

3.4 Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan

dengan variabel X yaitu penempatan pegawai dan variabel Y yaitu disiplin kerja.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Sumber data primer

Data primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian. Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dari pegawai

Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

2) Sumber data sekunder

Data sekunder yaitu data-data yang tidak langsung diperoleh dari objek

penelitian, akan tetapi melalui bahan-bahan kepustakaan sebagai data

referensi atau dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek

penelitian.

3.5 Populasi Sampel dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Populasi

Untuk mengetahui apakah ada hubungan penempatan pegawai dengan

disiplin kerja pegawai, maka harus dilakukan penelitian yang diambil dari wilayah

objek penelitian. Wilayah keseluruhan objek atau subjek penelitian yang diambil

untuk diteliti dan kemudian menghasilkan suatu kesimpulan disebut populasi.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, dimana subjek penelitian

tersebut berfungsi sebagai sumber data. Dalam suatu penelitian, populasi juga

(40)

sasaran penelitian.

Sugiyono (2002:72) mengungkapkan bahwa :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Badan Kepegawaian

Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Tabel 3. 3

Data Jumlah Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat

No Unit Kerja Jumlah Pegawai

1. Badan Kepegawaian Daerah 1

2. Sekretariat 46

3. Bidang Pengadaan dan Informasi 15

4. Bidang Mutasi dan Administrasi Kepegawaian

21

5. Bidang Pengembangan Karir 17

6. Bidang Kesejahteraan Dan Disiplin 23

7. Kelompok Jabatan Fungsional 25

Jumlah 148

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2013.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pegawai Badan

Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 148 orang.

Dikarenakan objek yang diteliti terlalu luas, sehingga tidak memungkinkan untuk

meneliti semua objek yang ada dalam populasi secara satu persatu, maka diambil

sampel yang merupakan bagian atau wakil dari populasi yang diteliti, dengan

harapan hasil yang diperoleh dapat menggambarkan sifat dan karakteristik

populasi secara keseluruhan, dengan demikian hasil tersebut mampu mewakili dan

(41)

Menurut Sugiyono (2008:91) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi

besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi

karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut. Karena dalam penelitian ini ukuran

populasinya lebih dari 100 orang, maka peneliti menggunakan sampel yang

diambil dari populasi tersebut dengan menggunakan teknik yang dijelaskan pada

bagian berikut ini.

1.5.3 Teknik Sampling

Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik sampling. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan

sampel. Terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik simple random sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuah

proses sampling yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling

yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih ke dalam

sampel (Ating dan Sambas, 2006:71). Peneliti menggunakan teknik ini sebab

sampelnya refresentatif atau mewakili populasi, dan proporsional dengan

prosesnya sederhana, serta disesuaikan dengan keadaan objek penelitian dalam

penerimaan penyebaran sampel.

Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, digunakan

(42)

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e =tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang di tolerir (tingkat

kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah sebesar 10%)

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel berikut:

n =

= 59,67 = 60 orang

Mengacu dari pemaparan di atas, maka dalam penelitian ini yang akan

menjadi sampel adalah pegawai yang bekerja di Badan Kepegawaian Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini yaitu 60 orang.

Untuk menyederhanakan anggota sampel penelitian pegawai Badan

Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat diambil dari jumlah

populasi, maka terlebih dahulu populasi akan dibagi penyebarannya kedalam

Tabel berdasarkan unit dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3. 4

Penyebaran Sampel pegawai Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat

No Unit Kerja Jumlah Pegawai

1. Badan Kepegawaian Daerah 1

2. Sekretariat 46

3. Bidang Pengadaan dan Informasi 15

(43)

7. Kelompok Jabatan Fungsional 25

Jumlah 148 orang

Selanjutnya sampel tersebut dihitung secara proporsional dan hasil alokasi

sampel proposional direkap dalam tabel. Berikut rincian perhitungan sampelnya :

 Sampel BKD dengan jumlah pegawai 1 maka sampel yang diperoleh

adalah1.

 Sampel Sekretariat:

19

 Sampel Bidang Pengadaan dan Informasi :

6

 Sampel Bidang Mutasi dan Administrasi :

8

 Sampel Bidang Pengembangan Karir:

7

 Sampel Bidang Kesejahteraan dan Disiplin :

9

(44)

Tabel 3. 5

Proporsisi Penyebaran Sampel Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat

No Unit Kerja Jumlah Pegawai

1. Badan Kepegawaian Daerah 1

2. Sekretariat 19

3. Bidang Pengadaan dan Informasi 6

4. Bidang Mutasi dan Administrasi Kepegawaian

8

5. Bidang Pengembangan Karir 7

6. Bidang Kesejahteraan Dan Disiplin 9

7. Kelompok Jabatan Fungsional 10

Jumlah 60 orang

Setelah diperoleh jumlah sampel pada tiap unit/ eselon maka dilakukan

pengundian dengan cara pengocokan seluruh nama pegawai perunit hingga keluar

sejumlah nama sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan

agar tidak menimbulkan diskriminasi terhadap responden, karena setiap responden

memiliki hak suara untuk mengungkapkan pendapatnya, sehingga mengurangi

terjadinya diskriminasi dan diperoleh hasil yang resresentatif dalam setiap unit/

eselon (Uep dan Sambas: 2001).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Dalam pelaksanaan pengumpulan data tersebut

dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk

memperoleh data penelitian yang disebut dengan istilah teknik pengumpulan data.

Adapun teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai

(45)

mengadakan tanya jawab dengan pihak Badan Kepegawaian Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai wakil dari badan ataun instansi untuk

memperoleh data mengenai profil Badan Kepegawaian Daerah , gambaran

penempatan pegawai, gambaran disiplin kerja pegawai BKD Pemerintah

Provinsi Jawa Barat.

2. Observasi yaitu mengamati secara langsung kegiatan di BKD Pemerintah

Provinsi Jawa Barat. Khususnya yang berhubungan dengan keadaan

penempatan pegawai dan disiplin kerja pegawai.

3. Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Angket digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden yang terdiri dari pertanyaan mengenai karakteristik responden,

pengalaman dan opini responden terhadap penempatan pegawai dan disiplin

kerja yang berlangsung saat itu. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan

beberapa prosedur berikut :

a. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Jenis instrumen

yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup.

Menurut Arikunto (2002:128) “instrumen tertutup yaitu seperangkat daftar

pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal

(46)

yang dianggap paling tepat yang telah disediakan.

d. Menetapkan pemberian skor pada setiap item pertanyaan. Pada penelitian

ini setiap jawaban responden diberi nilai dengan skala Likert. Menurut

Sugiyono (2008:107),˝ Skala Likert mempunyai gradasi sangat positif

dengan sangat negativ”.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data sangatlah perlu diuji

kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias.

Pengujian instrumen ini dilakukan sebelum penyebaran angket disebarkan melalui

pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Instrumen yang valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur.

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Intrumen

pengumpulan data yang layak adalah yang telah memenuhi syarat valid dan

reliabel. Adapun uji kelayakan instrumen tersebut yaitu melalui uji validitas dan

uji reliabilitas seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

1.7.1 Uji Validitas (Test of Validity)

Adapun langkah-langkah dalam uji validitas instrumen angket yang

penulis lakukan adalah sebagai berikut :

a) Memberikan nomor pada angket yang masuk

b) Memberikan skor pada setiap bulir sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.

(47)

e) Mencari koefisien korelasi skor tiap bulir item dengan skor total dengan rumus

Product Moment Correlation yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

  

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen

dalam mengungkapkan fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan

dalam waktu yang berbeda . Oleh karena instrumen yang dirancang tidak

menggunakan pembobotan skala dikotomi (1 dan 0) maka teknik pengujian yang

cocok adalah dengan menggunakan teknik alpha, sebagaimana dikemukakan oleh

Suharsimi (2002;171) bahwa “teknik alpa digunakan untuk mecari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.

Dengan alpha dilakukan untuk jenis data interval/essay. Sebagaimana diungkap rXY = Koefisien korelasi antara

variabel X dan variabel Y

(48)

rumus seperti berikut:

k = banyaknya bulir pertanyaan

Σσb2 = jumlah varians butir

σ12 = varians total

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah

sebagai berikut:

a) Membuat daftar distribusi nilai untuk setiap item angket dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memberikan nomor pada setiap angket yang masuk,

2) Memberikan nomor pada setiap item sesuai dengan bobot yang telah

ditentukan yakni kategori 5 skala Likert,

3) Menjumlahkan skor untuk setiap responden dan kemudian jumlah skor

tersebut dikuadratkan,

4) Menjumlahkan skor yang ada pada setiap item dari setiap jawaban yang

diberikan responden. Total dari setiap jumlah skor setiap item harus sama

dengan total skor dari setiap responden,

(49)

alpha, dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas instrumen terlebih dahulu setiap

item tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah varians item.

 

2

Sumber : Suharsimi (2002:171)

2) Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan

varians total.

Mengkonsultasikan nilai r dengan r product moment untuk mengetahui

apakah instrumen angket yang digunakan reliabel atau tidak. Dengan kriteria

pengujian

Hasil perhitungan r11 dibandingkan dengan rtabel pada taraf nyata α = 5 %.

Kriteria adalah sebagai berikut:

1. r11> rtabel berarti reliabel

2. r11< rtabel berarti tidak reliabel

Prosedur pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Editing, dalam hal ini menghitung jumlah angket yang kembali dan

memeriksa kelengkapan pengisian angket.

b) Coding (Pengkodean), dalam hal ini adalah pembobotan bulir angket.

c) Tabulating, yaitu memasukkan hasil coding ke dalam table yang telah

(50)

variabel Y (Disiplin Kerja) dengan cara analisis deskriptif untuk menjawab

permasalahan tentang bagaimana gambaran penempatan pegawai yang sesuai.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah pengujian realibilitas

instrumen. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). Suatu instrumen pengukuran

dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji

reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari

instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai berikut :

Dimana : Rumus varians sebagai berikut :

N

(Suharsimi Arikunto, 1993:236)

Keterangan :

11

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal

2 i

(51)

X

 = Jumlah skor

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan

pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi

responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.

9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh.

10.Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total

(52)

moment yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi

pada derajat bebas (db) = n-2. dimana n adalah jumlah responden yang

dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang dan k adalah banyaknya

variabel bebas, sehingga diperoleh db = n-2 = 20-2 = 18 dan  = 5%.

13.Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya : 1. jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel

2. jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis

terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga

karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan

bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan

penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi,

atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan

data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain :(a) mendeskripsikan

data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik

populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

(statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah

atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

(53)

instrumen pengumpulan data.

c. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan

yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel

yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap

opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola

pembobotan untuk koding tersebut adalah sebagai berikut :

d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk

penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi

secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi

tersebut adalah sebagai berikut :

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam

teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.8.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

Sambas A.Muhidin dan Maman A (2007:53) menyatakan bahwa :

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah

no.1, rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran penempatan pegawai dan

(54)

penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan

mean, median atau modul.

Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan

kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk

masing-masing variabel X dan Y, untuk itu penulis menggunakan langkah-langkah seperti

yang dikemukakan oleh sugiyono (2003:81) sebagai berikut:

a) Menentukan jumlah Skor Kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:

SK = ST X JB X JR

b) Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium, untuk

mencari jumlah skor hasil angket dengan rumus:

Keterangan :

Xi = Jumlah skor hasil angket variabel

Xi – Xn = Jumlah skor angket masing-masing responden

c) Membuat daerah kategori kontinum sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan

sangat rendah. Langkah - langkah sebagai berikut :

 Menentukan kontinum

Skor Sangat Tinggi : SST X JB X JR

Skor Tinggi : ST X JB X JR

Skor Cukup : SC X JB X JR

Skor Rendah : SR X JB X JR

(55)

 Selanjutnya menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, cukup,

rendah dan sangat rendah dengan cara menambah selisih (R) dari mulai

kontinum tinggi sampai rendah.

Selain itu, berkaitan dengan analisis data deskriptif tersebut maka langkah

-langkah yang akan ditempuh dengan menggunakan bantuan Software Excel

2007, yaitu :

a) Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab terhadap

alternative jawaban yang tersedia.

b) Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden.

c) Buatlah tabel distribusi frekuensi.

Tabel 3. 6 Distribusi Frekuensi

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentasi

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Ragu-ragu

4. Tidak Setuju

5. Sangat Tidak Setuju

d) Buat grafik dengan penyajian data melalui tabel, kemudian presentasikan dan

dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran penempatan dan disiplin kerja

(56)

Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk

data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data

nominal dan ordinal. Teknik analisis data inferensialmeliputi statistik parametris

yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang

digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan

analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka

digunakan analisis regresi yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana

perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau

diturunkan nilainya (dimanipulasi).

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan

statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test dan F-test terhadap

koefisien regresi. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa syarat analisis

data yang harus dipenuhi sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih

dahulu akan dilakukan beberapa pengujian yaitu Uji Normalitas, Uji Homogenitas

dan Uji Linieritas.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji

statistik yang akan dipergunakan. Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk

(57)

kecil, n = 4 (Harun Al Rasyid, 2004). Langkah kerja uji normalitas dengan metode

Lilifors menurut (Sambas dan Maman, 2009: 73) sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z 6. Menghitung Theoritical Proportion.

7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis statistik yang akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004) :

H0 : X mengikuti distribusi normal H1 : X tidak mengikuti distribusi normal

Berikut ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas

data.

Tabel 3. 7

Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X F fk Sn (Xi) Z Fo (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) │Sn (Xi-1) - Fo (Xi)│

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n

Gambar

Tabel 1. 1  Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai BKD Pemerintah
Gambar 1. 1 Grafik Ketidakhadiran Pegawai BKD PemerintahProvinsi Jawa Barat
Tabel 1. 2 Rekapitulasi PNS berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Penempatan Pegawai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengawasan di kantor Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Brebes, untuk mengetahui disiplin kerja pegawai kantor Badan Kepegawaian

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Berdasarkan uraian fenomena yang terjadi di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebagaimana diuraikan diatas, maka disiplin kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai, sehingga

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Renstra Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 disajikan dengan sistematika: Pendahuluan, Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah, Permasalahan dan

PERANAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI..

Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah juga masih terdapat pegawai yang pulang terlebih dahulu sebelum jam yang ditentukan

Maka Permasalahan yang sedang terjadi di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat adalah diantaranya, badan Kepegawaian masih melakukan pengarsipan dokumen secara manual,