• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PADANG DALAM PENYELESAIAN SENGKETA IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PADANG DALAM PENYELESAIAN SENGKETA IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 SKRIPSI

PERANAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PADANG DALAM PENYELESAIAN SENGKETA IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Andalas

O l e h : DEDE NOVINDRA

1010113021

PROGRAM KEKHUSUSAN : HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (PK VIII)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS

(2)
(3)

4 PERANAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PADANG DALAM

PENYELESAIAN SENGKETA IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (DEDE NOVINDRA, 1010113021, FHUA, 64 HALAMAN, 2014)

ABSTRAK

(4)

12 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (3) dinyatakan bahwa

Negara Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara yang berdasarkan

atas hukum (rechtstaat), maka Negara Indonesia bertujuan untuk mencapai

masyarakat adil dan makmur seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

1945, serta memberikan perlindungan hukum bagi rakyat, sebagaimana

dikemukakan Philipus M. Hadjon bahwa perlindungan hukum bagi rakyat

terhadap tindak pemerintahan dilandasi oleh dua prinsip yaitu prinsip hak

asasi manusia dan prinsip negara hukum. Pengakuan dan perlindungan

terhadap hak asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat dikatakan

sebagai tujuan dari pada negara hukum.1

Negara hukum menghendaki agar setiap tindakan penguasa haruslah

berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, karena tujuan akhir dari paham

negara hukum ini, adalah suatu keinginan untuk memberikan perlindungan

terhadap hak asasi manusia dari tindakan sewenang-wenang para penguasa,

sebagaimana dikatakan F.J.Stahl bahwa dalam suatu negara hukum formal

harus memenuhi 5 unsur penting, yaitu2:

1

Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara.Ed.Revisi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 2

2

(5)

13

1. Adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia; 2. Adanya pemisahan/pembagian kekuasaan;

3. Setiap tindakan pemerintah harus didasarkan pada aturan perundang-undangan yang berlaku;

4. Adanya Peradilan Tata Usaha Negara.

5. Adanya perlindungan hukum bagi rakyat merupakan konsep-konsep yang universal, dalam arti dianut dan diterapkan oleh setiap negara yang mengedepankan diri sebagai negara hukum. Namun, masing-masing negara mempunyai cara dan mekanismenya sendiri tentang bagaimana mewujudkan perlindungan hukum tersebut, dan juga sampai seberapa jauh perlindungan hukum itu diberikan.3

Perlindungan hukum terhadap rakyat atas tindak pemerintahan tidak

menjadi kewenangan peradilan umum yang ada. Oleh karena itu, diperlukan

adanya suatu peradilan khusus yang dapat menyelesaikan masalah tersebut,

yakni; sengketa antara pemerintah dengan rakyat. Peradilan ini dalam tradisi

rechtsstaat disebut dengan peradilan administrasi, yang pada tanggal 29

desember 1986 pemerintah bersama dengan DPR telah menetapkan

Undang-Undang No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang

bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum bagi rakyat atas tindak

pemerintahan, yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No.9 Tahun

2004 jo Undang-Undang No.51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

dirasa sudah memenuhi syarat untuk menjadikan lembaga PTUN yang

profesional guna menjalankan fungsinya melalui kontrol yudisialnya.4

Dengan demikian secara teoritis dapat dikatakan bahwa dengan adanya

lembaga Peradilan Tata Usaha Negara, maka masyarakat dapat menggugat

3

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 282

4

Adedidikirawan. Tinjauan Umum Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara di kaitkan dengan UU No.5_1986 serta kontroversi. http://MyPulau - Blog

(6)

14

setiap pejabat pemerintahan yang dianggap telah merugikan masyarakat

dengan menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya.

Dengan diberlakukannya Undang No.5 Tahun 1986 jo

Undang-Undang No.9 Tahun 2004 jo Undang-Undang-undang No.51 Tahun 2009 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara berdasarkan Pasal 144 dapat disebut

Undang-Undang Peradilan Administrasi Negara, maka perlindungan hukum terhadap

warga masyarakat atas perbuatan yang dilakukan oleh penguasa dapat

dilakukan melalui 3 (tiga) badan, yakni sebagai berikut.5:

a. Badan Tata Usaha Negara, melalui upaya administratif.

b. Peradilan Tata Usaha Negara

c. Peradilan Umum, melalui Pasal 1365 KUHPerdata.

Secara historis ide dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara adalah

untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dengan warga negaranya,

dimana pembentukan lembaga tersebut bertujuan mengkontrol secara yuridis

(judicial control) tindakan pemerintahan yang dinilai melanggar ketentuan

administrasi ataupun perbuatan yang bertentangan dengan hukum (abuse of

power).

Untuk memberikan perlindungan kepada warga negara terhadap

kekuasaan pihak pemerintah dalam mengatur dan bertindak sesuai dengan

perkembangan konsep negara hukum berdasarkan pernyataan F.J.Sthal,

bahwa adanya peradilan administrasi negara yang akan menyelesaikan

sengketa antara pemerintah dengan warga negaranya yang mungkin

5Zairin Harahap, Op.Cit

(7)

15

melanggar hak asasi manusia (HAM) terutama yang menyangkut

kesejahteraan warga negaranya. Hal ini sesuai dengan konsep negara hukum

yang dianut dalam Negara Indonesia, dimana kepentingan warga negara

mendapat jaminan yang seimbang.

Dengan adanya peradilan administrasi negara sebagai lembaga yang

menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan warga negara, maka dalam

Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No.51 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tata

Usaha Negara, Sengketa Tata Usaha Negara adalah :

Sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari pasal tersebut dapat diketahui bahwa tolok ukur subyek sengketa

tata usaha negara adalah orang (individu) atau badan hukum perdata disatu

pihak dan badan atau pejabat tata usaha negara dipihak lainnya. Dengan

demikian, para pihak dalam sengketa tata usaha negara adalah orang

(individu) atau badan hukum perdata disatu pihak dan badan atau pejabat tata

usaha negara, sedangkan tolok ukur pangkal sengketa tata usaha negara

adalah akibat dikeluarkannya suatu Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN).6

Peradilan Tata Usaha Negara sebagai salah satu pelaksanaan kekuasaan

kehakiman ditugaskan untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

sengketa dalam bidang tata usaha negara. Adapun yang merupakan sengketa

tata usaha negara yang sering timbul diantaranya adalah:

6Ibid

(8)

16

1. Perizinan ( dispensasi, lisensi, konsensi, izin)

2. Masalah Kepegawaian Negeri.

3. Masalah keuangan Negara.

4. Masalah perumahan dan pergedungan.

5. Masalah pajak dan cukai.

6. Masalah pengambilan tanah untuk pelebaran jalan, sewa tanah,

dan sebagainya.

“Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang merupakan mekanisme pengendalian administratif yang harus dilakukan. Izin sebagai perbuatan hukum sepihak dari pemerintah yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi si penerima izin perlu ditetapkan dan diatur dalam peraturan perundangan agar terdapat kepastian dan kejelasan, baik yang menyangkut prosedur, waktu, persyaratan, dan pembiayaan”.7

Oleh karena bidang perizinan merupakan salah satu kewenangan dari

pemerintah yang berdasarkan otonomi daerah dilimpahkan wewenang dan

pelaksanaannya kepada daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota,

maka setiap bidang perizinan mempunyai kategori-kategori tertentu, seperti

izin mendirikan bangunan, izin tempat usaha dan lain sebagainya8. Dalam

kategori tersebut, izin mendirikan bangunan merupakan sengketa yang ada

terjadi di Kabupaten Pasaman Barat.

Dari uraian di atas, maka Sengketa Tata Usaha Negara yang sering

timbul diantaranya adalah Sengketa Perizinan, termasuk salah satunya adalah

7

Legalitas pendirian rumah sakit swasta. http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php? mod =pubSorotanKita&idMenuKiri=8&idArtikel=89.

8

(9)

17

dalam bidang izin mendirikan bangunan, seperti contoh kasus sengketa

perizinan mendirikan bangunan yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat

yaitu kasus yang diajukan oleh Dominikus Suprianto sebagai penggugat,

mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara pada tanggal 21 Juni

2011 melawan Bupati Pasaman Barat. Adapun yang menjadi objek sengketa

adalah surat keputusan Bupati Pasaman Barat,

No.188.45/288.a/BUP-PASBAR/2011, tanggal 29 April 2011, tentang pembatalan Izin Mendirikan

Bangunan atas nama Dominikus Suprianto di Pasaman Baru Kejorongan

Pasaman Baru kenagarian lingkuang aua kecamatan Pasaman Kabupaten

Pasaman Barat, dimana pada tanggal 2 maret 2010 Penggugat telah

mendapatkan Surat Keterangan Izin Mendirikan Bnagunan dari Tergugat,

sesuai dengan Surat Izin NOMOR : 09/IMB/C.PAS-2010 tentang Izin

Mendirikan Bangunan “RUKO SATU LANTAI” type A sebanyak 1 unit di

atas tanah milik penggugat sendiri dan surat keputusan Izin mendirikan

bangunan tersebut dikeluarkan oleh Camat Pasaman Atas Nama Bupati

Pasaman Barat dikeluarkan pada masa jabatan Bupati Drs. H. Syahrian,

sedangkan Tergugat (H.Baharuddin R) pada waktu dikeluarkan Izin

Mendirikan Bangunan tersebut masih belum dilantik menjadi Bupati Pasaman

Barat. Di dalam surat keputusan pembatalan izin mendirikan bangunan

tersebut yang menjadi alasan tergugat adalah :

a. Kewenangan memberikan izin mendirikan bangunan adalah

kewenangan Bupati Pasaman Barat yang belum dilimpahkan kepada

(10)

18

b. Lokasi izin mendirikan bangunan merupakan kawasan Mesjid Agung

Kejorongan Pasaman Baru yang peruntukan lahannya tidak boleh

untuk dibangun kawasan perdagangan

Untuk menguatkan gugatan yang diajukan penggugat maka penggugat

memasukan alat bukti yang salah satu alat bukti nya yaitu Surat Izin

Mendirikan Bangunan atas nama H.Syahrul DT Marajo,S.pd, MM yang

dikeluarkan pada tanggal 09 Juni 2009 oleh camat Pasaman atas nama Bupati

Pasaman yang bernama Andrinaldi,AP.Msi, Karena dari semua bangunan

yang ada disekitar tersebut. Yang mendapatkan Surat keputusan Bupati

Pasaman tentang pembatalan Izin Mendirikan Bangunan hanya penggugat

saja dan penggugat merasa dirugikan dan ketidakadilan.

Sehubungan dengan hal ini, maka penulis merasa tertarik untuk

mengetahui lebih jauh tentang sengketa izin mendirikan bangunan yang

penulis tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Peranan Pengadilan Tata Usaha Negara Padang dalam Penyelesaian Sengketa Izin

Mendirikan Bangunan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas ini maka

dapat dirumuskam beberapa masalah adalah :

1. Bagaimanakah Peranan Pengadilan Tata Usaha Negara dalam

(11)

19

2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Pengadilan Tata Usaha Negara

dalam menyelesaikan sengketa Izin Mendirikan Bangunan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ada 2 bentuk tujuan

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum :

1. Bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar sarjana

hukum pada Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang.

2. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama

mengikuti perkuliahan kepada masyarakat dalam bentuk karya ilmiah

sekaligus untuk menilai dan membimbing kecakapan penulisan ilmiah

dalam bentuk skripsi.

Tujuan khusus :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Peranan Pengadilan Tata Usaha

Negara dalam Penyelesaian Sengketa Izin Mendirikan Bangunan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apa saja kendala yang di hadapi

oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dalam menyelesaikan sengketa Izin

(12)

20 D. Manfaat Penelitian

Dari diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Secara Teoritis

Dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai Peran

Pengadilan Tata Usaha Negara dalam penyelesaian sengketa izin

mendirikan bangunan bagi perkembangan Ilmu Hukum terlebih Ilmu

Hukum Administrasi Negara. Dan diharapkan hasil penelitian ini dapat

menjadi pedoman mengenai penyelesaian sengketa izin mendirikan

bangunan kepada masyarakat terutama orang-orang yang ingin

mendirikan bangunan. Selain itu diharapkan dengan penelitian ini dapat

mengetahui apa yang menjadi kendala dalam penyelesaian sengketa izin

mendirikan bangunan dan dapat menemukan solusi yang tepat untuk

menanganinya.

2. Secara Praktis

Dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan informasi

dan menambah pengetahuan bagi setiap orang yang ingin mengetahui

lebih banyak mengenai Peran Pengadilan Tata Usaha Negara terutama

dalam hal-hal yang menyangkut penyelesaian sengketa izin mendirikan

bangunan.

E. Metode Penelitian

(13)

21

yang telah ditetapkan, maka untuk itu diperlukan metode yang berfungsi

sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian, sebagai berikut:

1. Sifat penelitian

Dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian yang bersifat

deskriptif, yaitu dengan memaparkan dengan jelas tentang hasil

penelitian yang penulis dapatkan di lapangan. Dalam hal ini Kantor

Pengadilan Tata Usaha Negara Padang di pilih sebagai lokasi penelitian.

2. Metode Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

“pendekatan yuridis sosiologis yaitu pendekatan terhadap masalah yang

pada proses penelitian mengacu kepada ketentuan peraturan yang

berlaku dan melihat bagaimana pelaksanaan yang dilakukan di

lapangan.”

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

“Populasi yaitu keseluruhan dari obyek pengamatan atau obyek

penelitian”.9

Populasi dalam melakukan penelitian ini adalah

keseluruhan pribadi atau subjek yang berkaitan dalam Peranan

Pengadilan Tata Usaha Negara Padang dalam Penyelesaian

Sengketa Izin Mendirikan Bangunan.

9

(14)

22

b. Sampel

“Sampel yaitu bagian dari populasi yang dianggap mewakili

populasinya.”10

4. Jenis dan Sumber Data

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum ini pada dasarnya berbentuk himpunan peraturan

perundang-undangan yang mempunyai kekuatan hukum mengikat

yang berkaitan dengan judul dan perumusan masalah yang

dipecahkan, yaitu:

1) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata

Usaha Negara.

3) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata

Usaha Negara.

4) Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang

Peradilan Tata Usaha Negara.

5) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan

Kehakiman.

6) Perda Kabupaten Pasaman Barat Nomor 15 Tahun 2005

Reribusi Izin Mendirikan Bangunan.

10Ibid

(15)

23

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum ini pada dasarnya memberikan penjelasan secara

teoritis terhadap rumusan-rumusan peraturan yang dijadikan dasar

hukumnya dan atau menjelaskan secara teoritis bahan hukum

primer, seperti pendapat para ahli yang terdapat dalam literatur yang

digunakan serta dokumen yang diperlukan berkaitan dengan judul,

diantaranya :

1) Adrian Sutedi, Hukum Perizinan, (Dalam Sektor Pelayanan Publik), Sinar Grafika, Jakarta, 2010.

2) Amiruddin dan Zainal Asikin, Metodelogi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 1998.

3) Bachsan Mustafa, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990.

4) Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2010.

5) Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta , 1996.

6) Philipus M.Hadjhon, Dkk, Pengantar Hukum Administrasi

Negara, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2004.

7) Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005.

8) Rozali Abdullah, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, PT RajaGrafindo Persada Jakarta, 2004.

9) Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha

Negara.Ed.Revisi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum ini pada dasarnya memberikan penjelasan atas

berbagai istilah yang digunakan baik yang terdapat dalam

(16)

24

digunakan oleh para ahli. Bahan hukum tersier ini dapat berupa

kamus umum baik kamus bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan

bahasa Belanda maupun kamus hukum.

5. Metode Pengumpulan Data

Penelitian lapangan diperlukan untuk mengumpulkan data-data

mengenai Peranan Peradilan Tata Usaha Negara Padang dalam

Penyelesaian Sengketa Izin Mendirikan Bangunan. Dalam penelitian ini

untuk memperoleh data primer dari informan, maka dilakukan:

a. Wawancara

Wawancara adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka,

ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban

yang relevan dengan masalah penelitian kepada seseorang

responden.

Dalam penelitian ini yang diperlukan adalah wawancara tak

berstruktur namun terfokus, karena pertanyaan yang diberikan tidak

mempunyai struktur tertentu tetapi selalu terpusat pada satu pokok

permasalahan tertentu.11 Dan yang diwawancarai iyalah Hakim

tersebut serta Panmud Hukum dan orang orang yang mengetahui

kasus ini.

11

(17)

25

b. Studi Dokumen

Dalam studi dokumen ini, data-data diperoleh dari penulusuran

terhadap isi dokumen lalu kemudian mengelompokkannya ke dalam

konsep-konsep pokok yang terdapat dalam perumusan masalah.

Penulis juga dapat memperoleh data-data yang berasal dari

peraturan perUndang-Undangan, buku-buku, artikel-artikel dan

bahan-bahan lainnya yang terkait dengan permasalahan yang diteliti.

6. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data pada penelitian hukum yuridis

sosiologis, tunduk pada cara analisis data ilmu-ilmu sosial. Untuk

menganalisis data tergantung pada sifat data yang dikumpulkan oleh

peneliti. Seluruh data yang telah dikumpulkan selama penelitian

selanjutnya akan penulis olah dengan cara melakukan penyusunan

terhadap data-data yang telah terkumpul tersebut melalui proses :

1) “Editing (pengeditan) yaitu dengan menyusun kembali data

yang telah diperoleh dan memilih data yang sesuai dengan

keperluan dan tujuan penelitian hal ini dilakukan agar diperoleh

kepastian bahwa data yang dikumpulkan telah lengkap dan

cukup.”12

Dalam penelitian ini, penulis merapikan kembali data

yang telah diperoleh dan mengambil data yang sesuai dengan

keperluan dan tujuan penelitian.

12

(18)

26

2) “Coding yaitu meringkas hasil wawancara dengan para

responden dengan cara menggolong-golongkan ke dalam

kategori-kategori tertentu yang telah ditetapkan.”13

3) “Tabulating yaitu beberapa data tertentu dimasukan ke dalam

table untuk mempermudah melakukan analisis.”14 Dalam

penelitian ini penulis memasukkan data-data tertentu ke dalam

bentuk table yang lebih singkat sehingga lebih mudah untuk

dimengerti.

b. Analisis Data

Setelah data-data telah diperoleh baik data primer, data

sekunder maupun data tersier maka selanjutnya dilakukan analisis

data yang telah didapat dengan menggambarkan hasil penelitian

tersebut menggunakan kalimat-kalimat agar hasil penelitian tersebut

dapat mudah dipahami oleh semua pihak. Dalam penelitian ini

data-data tersebut dianalisa dengan menggunakan metode analisis secara

kualitatif yaitu uraian terhadap data yang telah terkumpul dengan

tidak memasukkan angka-angka namun lebih berdasarkan kepada

peraturan perUndang-Undangan, pandangan para ahli dan pendapat

penulis.

13

Ibid, hlm. 128

14Ibid

(19)

27 F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman dalam tulisan ini, maka secara garis

besar diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas tentang pengertian peradilan tata usaha

negara dan susunan pengadilan tata uasaha negara, kompetensi

peradilan tata usaha negara, pengertian sengketa tata usaha negara

berdasarkan peraturan yang mengaturnya dan pengertian

perizinan dan izin mendirikan bangunan.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini nantinya

mejelaskan mengenai hasil penelitian dan membahas mengenai

permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu mengenai

bagaimana peran peradilan tata usaha negara dalam penyelesaian

(20)

28

dihadapi oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dalam

menyelesaikan sengketa Izin Mendirikan Bangunan.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini diberikan kesimpulan mengenai apa yang telah

dikemukakan pada bab-bab sebelumnya termasuk kesimpulan

dari pembahasan dari permasalahan yang diangkat, dan juga

terdapat saran-saran yang diperlukan berdasarkan permasalahan

Referensi

Dokumen terkait

(1) Bangunan gedung parkir harus dilindungi dari ancaman bahaya kebakaran dengan alat pemadam apinya, alarm kebakaran, hidran kebakaran dan pemercik sesuai dengan

Kemungkinan untuk dibantu merupakan perasaan orang tua terhadap anak demi kesejahteraan yang lebih baik lagi.. Item pada skala dukungan sosial orang tua

Ukuran audience proximity secara geografis yangmenjadi keunggulan (media cetak, radio, tv lokal) selama ini menjadi semakin absurd pada media online. Melalui

Sebagai wujud keselarasan MP3EI dengan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur, perwujudan itu kemudian

Penciptaan komposisi karawitan “Wang-Sen” berangkat dari sebuah ide penciptaan mengenai konsep kehidupan yaitu sifat dan karakteristik manusia yang digabungkan dengan

Respon siswa merupakan tanggapan/ pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan yang meliputi sikap siswa terhadap pelajaran matematika, cara guru mengajar,

According to them, there are still much low- income families (MBR) who need help from the government regarding meeting the needs of houses. Some suggestions from respondents

Hal yang sama juga dapat ditanamkan nilai-nilai anti korupsi dapat dilakukan di lingkungan keluarga melalui nilai nilai 18 karakter .Dengan menenanamkan 18