• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Abdan Syakur Rabbani, 2013

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh

ABDAN SYAKUR RABBANI 0608529

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Abdan Syakur Rabbani, 2013

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

Oleh

Abdan Syakur Rabbani

Sebuah Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

©Abdan Syakur Rabbani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi

(3)

Abdan Syakur Rabbani, 2013

PENGESAHAN

ABDAN SYAKUR RABBANI 0608529

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Drs. Waslaluddin, M.T NIP. 196302071991031002

Pembimbing II,

Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T NIP. 196402141990031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

(4)

Abdan Syakur Rabbani, 2013

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran TIK” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak

ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan

etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya

siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 15 Mei 2013 Yang membuat pernyataan,

(5)

Abdan Syakur Rabbani, 2013

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim, alhamdulillah penulis ucapkan atas rasa syukur akan

segala limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan sebaik mungkin. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada

Rosululloh Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir

zaman.

Skripsi ini berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman

Siswa Pada Mata Pelajaran TIK”. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

rata-rata peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah

setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan kemajuan dunia pendidikan Indonesia.

Bandung, 15 Mei 2013

(6)

Abdan Syakur Rabbani, 2013

UCAPAN TERIMA KASIH

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari segala nikmat yang diberikan oleh-Nya

melalui dukungan dan bantuan dari orang-orang terdekat penulis. Penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Mamah Mira Muniroh dan Apa E. Kuswara YS, yang senantiasa memberikan

dukungan serta doa yang tiada pernah terputus.

2. Bapak Drs. Waslaluddin, MT. Selaku pembimbing I dan Bapak Drs. H. Eka

Fitrajaya R, MT. selaku pembimbing II, terima kasih untuk semua perhatian,

motivasi, serta waktu yang telah diluangkan untuk membimbing penulis.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer UPI Bapak Dr. H. Enjang Ali

Nurdin, M.Kom.

4. Ibu Elah dosen pendidikan matematika UPI, Bapak Salman, Bapak Yudi, Bapak

Jajang, Bapak Herbert, Bapak Wawan, Bapak Heri, Bapak Asep, serta dosen-dosen

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer, terima kasih atas segala limpahan ilmu

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5. Bapak Andri dan Bapak Anto selaku pengurus TU serta semua staff Prodi

Pendidikan Ilmu Komputer.

6. Kepala sekolah SMP Pasundan 8 Bandung, Bapak Novi Nurrakhmat, S.Pd. dan

Bapak Eka yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian, serta seluruh siswa

kelas VII-B dan VIII-B SMP Pasundan 8 Bandung.

7. Kakak dan kakak ipar penulis A Adnan dan Teh Ira, Teh Femi dan A Dadan, Kang

Angga dan Teh Dian, yang tak pernah surut memberi motivasi.

8. Risna, Marwan, Ridwan, Dika, Dodi, Fajar, Adam, Bayu, Daris, Dhodie, Ega,

Febri, Icep, Jaka, Kosasih, Randy, Yahya, Yayang dan teman-teman lainnya,

terima kasih untuk kebersamaan dalam perjuangan bersama yang tidak akan

terlupakan.

9. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer UPI

2006 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis

(7)
(8)

I

Abdan Syakur Rabbani, 2013

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

Abdan Syakur Rabbani 0608529

Pembimbing I: Drs. Waslaluddin, M.T Pembimbing II: Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI Bandung Tahun 2013

ABSTRAK

Numbered Head Together merupakan model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling berkomunikasi aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka, juga melibatkan siswa untuk dapat mengemukakan pendapat sendiri ketika berdiskusi dengan kelompoknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kemampuan pemahaman antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre Eksperimental Design dengan menggunakan desain Pretest and Posttest Group. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B SMP Pasundan 8 Bandung sebanyak 35 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa pilihan ganda. Berdasarkan hasil penilitian dan analisis data, didapatkan hasil perhitungan gain ternormalisasi <g> pada kelas atas sebesar 0,41, kelas tengah sebesar 0,49 dan kelas bawah 0,71. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji One-way ANOVA menunjukkan nilai Fhitung≥ Ftabel, 6,330 ≥ 3,28 artinya H0 ditolak. Uji Scheffe dari ketiga kelompok siswa, antara kelompok siswa kelas atas dan kelas tengah berbeda sebesar 0,08461, antara kelas atas dan kelas bawah berbeda sebesar 0,29643, dan antara kelas tengah dan kelas bawah berbeda sebesar 0,21182, dari hasil tersebut terlihat perbedaan antara kelas atas dan kelas bawah adalah yang paling signifikan. Kesimpulan yang didapat adalah terdapat perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kemampuan pemahaman antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diimplementasikan model kooperatif tipe Numbered Head Together pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Peningkatan yang paling tinggi terjadi pada kelas bawah.

(9)

Ii

Abdan Syakur Rabbani, 2013

DAFTAR ISI

F. Definisi Operasional ... 4

G. Hipotesis ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Pembelajaran ... 6

B. Hasil Belajar ... 6

C. Pemahaman ... 8

D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) .... 10

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Terkait Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 15

A. Metode Penelitian ... 15

B. Desain Penelitian ... 15

C. Prosedur Penelitian ... 16

D. Instrumen Penelitian ... 20

E. Teknik Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Analisis Data Hasil Uji Instrumen ... 27

B. Analisis Data Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 28

(10)

v

Abdan Syakur Rabbani, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1. Langkah-langkah teknik NHT ... 4

2.1. Langkah-langkah teknik NHT ... 11

3.1. Pola penelitian ... 16

3.2. Skenario Pembelajaran ... 17

3.3. Perbedaan Tahapan Penelitian ... 18

3.4. Interpretasi indeks gain <g> ... 26

4.1. Perbandingan rerata Pretest ... 29

4.2. Uji Normalitas Data Pretest ... 30

4.3. Uji Homogenitas Data Pretest ... 30

4.4. One-way ANOVA ... 31

4.5. Data Hasil Uji Scheffe ... 32

4.6. Perbandingan rerata posttest ... 33

4.7. Uji Normalitas Data Posttest ... 34

4.8. Uji Homogenitas Data Posttest ... 34

4.9. One-way ANOVA ... 35

4.10. Interpretasi nilai <g> kategori siswa ... 36

4.11. UJi Normalitas Gain Ternormalisasi ... 37

4.12. Uji Homogenitas Gain Ternormalisasi... 37

4.13. Descriptive ... 38

4.14. One-way ANOVA ... 39

(11)

vi

Abdan Syakur Rabbani, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(12)

1

Abdan Syakur Rabbani, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu masalah dalam

pembelajaran di sekolah. Hasil belajar ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

faktor internal maupun faktor eksternal. Bloom (1978: 11) mengemukakan adanya

tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif,

motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah

kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model

pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran merupakan faktor eksternal

yang mempengaruhi hasil belajar siswa seperti yang diungkapkan Suryabrata

(1988: 27) bahwa yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan

psikologis (misalnya kecerdasan, motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif),

sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan

instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran).

Beratnya beban kompetensi yang diharapkan dapat tercapai juga

mensyaratkan perlunya perubahan paradigma pembelajaran di sekolah. Namun

dalam proses belajar mengajar di sekolah banyak hambatan yang sering muncul

baik yang datang dari siswa maupun dari guru itu sendiri yang mencakup model

pembelajaran yang diterapkan.

Model pembelajaran yang digunakan pendidik memang bisa menjadi „konduktor‟ yang ampuh untuk menghantarkan materi pembelajaran. Di lapangan sering dijumpai guru yang dapat menguasai materi belajar dengan baik tetapi tidak

dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal ini bisa jadi karena

kegiatan belajar tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran yang sesuai

sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa pun rendah.

Dengan melihat kondisi pembelajaran TIK saat ini, kompetensi yang

diharapkan dapat dimiliki oleh siswa cukup sulit dicapai. Diperlukan pendekatan

(13)

2

Abdan Syakur Rabbani, 2013

yang dikembangkan harus dapat mengoptimalkan motivasi belajar siswa, melatih

siswa belajar mandiri, mengefektifkan kegiatan belajar siswa, serta dapat

mengikuti pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang saat ini

(Kusumah, 2004).

Ada banyak model pembelajaran yang berkembang, salah satu diantaranya

adalah Numbered Head Together atau yang disingkat dengan NHT adalah salah

satu tipe dari banyaknya tipe pada model pembelajaran kooperatif / Cooperatif

Learning yang memberi kesempatan bagi siswa untuk saling berkomunikasi aktif

dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Menurut Lie (2008: 62) model

pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membagikan

ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan model pembelajaran

ini dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka

serta bisa digunakan dalam semua mata pelajaran.

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT seperti yang dilakukan oleh Reni Restu Fujianti dengan judul skripsi “Penerapan Model Pembelajaran NHT Dengan Pendekatan SAVI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa (Studi Kasus Di SMP Negeri 4 Tarogong Kidul Garut)”, dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT secara

signifikan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional. Selanjutnya dari sikap yang ditunjukan siswa pun

positif, banyak siswa yang menganggap bahwa pembelajaran seperti ini sangat

menarik dan menyenangkan.

Dengan melihat kondisi pembelajaran TIK di sekolah dan berdasarkan

temuan beberapa penelitian sebelumnya tentang model kooperatif tipe NHT, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model model

kooperatif tipe NHT yang dituangkan dalam judul penelitian “Implementasi

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk

(14)

3

Abdan Syakur Rabbani, 2013

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diimplementasikan

model kooperatif tipe Numbered Head Together? khususnya pada aspek

kemampuan pemahaman. Pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi.

2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata peningkatan pemahaman siswa antara

siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diimplementasikannya model

Numbered Head Together pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) ?

C. BATASAN MASALAH

Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian ini dilakukan

pembatasan masalah pada hal-hal berikut:

1. Objek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII yang ada di kota

Bandung.

2. Penelitian ini dilakukan pada materi dengan kompetensi dasar, melakukan

operasi dasar pada operating system dengan sistematis.

3. Hasil penelitian yang ingin dicapai untuk diteliti adalah untuk mengetahui

hasil belajar siswa SMP kelas VII yang terfokus pada aspek pemahaman,

meliputi pemahaman translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.

D. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan

untuk:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada aspek

kemampuan pemahaman setelah menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran TIK.

2. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata peningkatan pemahaman siswa antara

siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diimplementasikannya model

Numbered Head Together pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan

(15)

4

Abdan Syakur Rabbani, 2013

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagi guru, dapat menambah pengetahuan tentang alternatif pembelajaran TIK

dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

2. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan sebagai bahan rujukan bagi

pengembangan penelitian pembelajaran TIK selanjutnya.

3. Bagi siswa, bisa meningkatkan pemahaman belajar dan motivasi belajar

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Suatu istilah sering kali terjadi perbedaan pemahaman, untuk itu peneliti

memberikan batasan istilah agar terjadi kesamaan pemahaman. Batasan istilah

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. NHT adalah singkatan dari Number Head Together atau penomoran berfikir

yang sama yaitu bagian dari model pembelajaran Kooperatif Learning.

Langkah-langkah penerapan teknik NHT menurut Ibrahim (2000:26) terdapat empat

tahapan, yaitu:

Tabel 1.1

Langkah-langkah teknik NHT

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Penomoran Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil antara 4-6 orang dan setiap anggota diberi nomor masing-masing.

Siswa berkelompok sesuai instruksi guru.

(16)

5

Abdan Syakur Rabbani, 2013

4. Menjawab Guru memanggil satu nomor tertentu.

Siswa yang dipanggil nomornya melaporkan hasil kelompoknya untuk seluruh kelas.

2. Pemahaman (comprehension), pada umumnya kemampuan ini mendapat

penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk mengerti atau

memahami apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang

dikomunikasikan dengan hal-hal lain. Aspek kemampuan pemahaman yang

dimaksud adalah: (a) Pemahaman Translasi, (b) Pemahaman Interpretasi, dan

(c) Pemahaman Ekstrapolasi.

3. TIK adalah singkatan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi, yaitu mata

pelajaran pokok di sekolah.

G. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk

menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini

disusun hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Adapun hipotesisnya adalah

sebagai berikut :

Hipotesis Nol (H0) = Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada

kemampuan pemahaman antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada

mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Hipotesis Kerja (H1) = Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada

kemampuan pemahaman antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada

(17)

15

Abdan Syakur Rabbani, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160). Metode yang digunakan

pada penelitian ini adalah metode Pre Experimental Design yang merupakan

pendekatan dari eksperimen sesungguhnya. Hal ini merujuk pada pendapat

Arikunto (2006: 84) sebagai berikut:

Pre Eksperimental Design seringkali dianggap sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah “quasi

experiment” atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2007), yang menyatakan bahwa:

Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independent variabel) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variabel) sering disebut notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.

Berdasarkan pendapat tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan

model Numbered Head Together ditempatkan sebagai variabel bebas, sedangkan

hasil belajar siswa ditempatkan sabagai variabel terikat.

B. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti,

sebagai ancar-ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan (Arikunto, 2006: 51).

Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest and Posttest Group (Arikunto,

2006: 85). Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja,

sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Menurut Arikunto (2006: 85) pada

(18)

16

Abdan Syakur Rabbani, 2013

sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut

pretest, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut posttest. Perbedaan antara

01 dan 02 yakni 02 - 01 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau

eksperimen.

Tabel 3.1

Pola Penelitian

Pretest Treatment Posttest

01 X 02

Arikunto (2006: 85)

Keterangan:

01 = Test awal (Pretest)

02 = Test akhir (Posttest)

X = Perlakuan; Pembelajaran dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

C. PROSEDUR PENELITIAN

1. Tahap persiapan

a. Melakukan studi pendahuluan.

b. Menelaah penelitian-penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan

dengan model pembelajaran NHT.

c. Menyusun proposal penelitian.

d. Melakukan perizinan di dalam kampus.

e. Menghubungi pihak-pihak yang terkait di sekolah.

f. Menentukan objek penelitian.

g. Menyusun instrumen penelitian, meliputi RPP, soal pretest, soal posttest,

dan media pembelajaran.

h. Melakukan judgement pada pihak yang berkompeten, dalam hal ini

(19)

17

Abdan Syakur Rabbani, 2013

i. Mengujicobakan instrumen pada kelompok siswa yang sudah

mendapatkan pembelajaran TIK dengan materi ajar tentang sistem operasi,

pengelolaan file dan pengelolaan folder.

j. Melakukan revisi instrumen.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

a. Mengadakan pretest pada objek penelitian.

b. Menentukan kelompok belajar.

c. Menjelaskan metode pembelajaran pada siswa.

d. Melaksanakan proses pembelajaran; yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Berikut ini skenario pembelajaran yang dikembangan oleh peneliti

sebelumnya dan skenario pembelajaran yang akan digunakan penulis dalam

penelitian ini :

Tabel 3.2

Skenario pembelajaran Penelitian sebelumnya oleh

Novie Nurwijayanti (2009) Penelitian yang penulis lakukan

1. Dilakukan di kelas dengan menggunakan multimedia. Dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok

b. Guru mempersilakan siswa untuk melakukan langkah-langkah kegiatan yang tercantum dalam LKS

c. Guru menyajikan materi dengan memfokuskan pada pengertian dan pemahaman bukan hapalan

d. Guru memanggil sebuah nomor diri siswa secara acak untuk diskusi dalam kelas menjawab pertanyaan yang diajukan

e. Siswa berdiskusi membahas pertanyaan yang diajukan oleh guru f. Guru menyuruh siswa untuk

memperkenalkan namanya sebelum menjawab pertanyaan

g. Siswa yang ditunjuk menjelaskan

1. Dilakukan di laboratorium dengan menggunakan media pembelajaran. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan

c. Guru menjelaskan materi

pembelajaran dengan

memfokuskan pada pemahaman d. Guru menunjuk siswa secara acak

nomor kepala pada masing-masing siswa dan mengajukan pertanyaan e. Siswa berdiskusi membahas

pertanyaan yang diajukan oleh guru

(20)

18

Abdan Syakur Rabbani, 2013

Penelitian sebelumnya oleh

Novie Nurwijayanti (2009) Penelitian yang penulis lakukan

hasil diskusi yang menjawab pertanyaan dari guru

pertanyaan dari guru g. Kesimpulan

2. Objek penelitian

Siswa kelas VIII di SMP Pasundan 1 Banjaran tahun ajaran 2009/2010

2. Objek penelitian

Siswa kelas VII-B di SMP Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2012/2013

3. Materi Penelitian

Menggunakan perangkat lunak pengolah kata untuk menyajikan informasi

3. Materi Penelitian

Operasi dasar pada system operasi

4. Instrumen Penelitian :

a. Soal pilihan ganda sebanyak 10 soal dengan opsi pilihan sebanyak 4 pilihan. Soal dibuat sebannyak 3 seri

b. Lembar Observasi dan LKS

4. Instrumen Penelitian :

Soal pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan opsi pilihan sebanyak 4 pilihan

5. Penilaian yang digunakan yaitu aspek kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi)

5. Penilaian yang digunakan yaitu aspek kognitif yang dikhususkan pada pemahaman

Berdasarkan penjelasan di atas, berikut adalah perbedaan tahapan yang

dilakukan pada penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan penulis:

Tabel 3.3

Perbedaan tahapan penelitian

Tahapan yang dilakukan Ya Tidak

Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok

Guru menyajikan materi sebagai pengantar menggunakan media pembelajaran yang telah

disediakan

Siswa memegang LKS yang dibagikan oleh

guru untuk pedoman pada saat pembelajaran

-

Guru menunjuk siswa berdasarkan nomor

kepala secara acak

Siswa berdiskusi membahas pertanyaan dari

guru untuk menemukan jawabannya

Siswa yang ditunjuk nomor kepalanya maju kedepan menjawab pertanyaan yang sudah

didiskusikan sebelumnya

Guru memberi kesempatan bagi siswa yang

(21)

19

Abdan Syakur Rabbani, 2013

Tahapan yang dilakukan Ya Tidak

Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok

Guru menyajikan materi sebagai pengantar menggunakan media pembelajaran yang telah

disediakan

Siswa memegang LKS yang dibagikan oleh

guru untuk pedoman pada saat pembelajaran

-

Kesimpulan

e. Mengadakan postest.

3. Tahap penarikan kesimpulan

a. Melakukan analisis data.

b. Menarik kesimpulan.

c. Menyusun laporan hasil penelitian berupa skripsi.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrument penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu

metode (Arikunto, 2006: 149), masih menurut Arikunto (2006: 160) yang

mengatakan bahwa:

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.

Salah satu tujuan dibuatnya instrument adalah untuk memperoleh data dan

informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini.

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes

berupa tes hasil belajar. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes tertulis

pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda dengan opsi jawaban empat buah

yang disusun dan dikembangkan berdasarkan kompetensi yang harus dikuasai

siswa.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Pada penelitian ini teknik analisis data meliputi data hasil uji coba instrumen

dan data hasil belajar.

1. Data Hasil Uji Instrumen

Untuk mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrumen tes, harus terlebih

(22)

20

Abdan Syakur Rabbani, 2013

168) “instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid

dan reliabel”.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang shahih memiliki nilai

validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang shahih memiliki nilai

validitas yang rendah (Arikunto, 2006: 168). Pengujian validitas bertujuan untuk

mengetahui kesahihan serta ketepatan tiap butir soal. Untuk menguji validitas

digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

= � −

� 2− 2 � 2− 2

(Arikunto, 2001: 72)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi yang dicari (koefisien validitas).

N : Jumlah Subjek (banyaknya siswa yang mengikuti tes).

ΣX : Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar).

ΣY : Jumlah skor total.

Ketentuan untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut

(Arikunto, 2001:75):

1) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi 2) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 = tinggi 3) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 = cukup 4) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 = rendah 5) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 = sangat rendah

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes adalah tingkat keajegan atau ketepatan instrumen

terhadap kelas yang dapat dipercaya sehingga instrumen dapat diandalkan sebagai

pengambil data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar

(23)

21

Abdan Syakur Rabbani, 2013

(Arikunto, 2006:178). Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan:

1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Setelah koefisien reliabilitas keseluruhan diperoleh kemudian di interpretasikan

dengan melihat besarnya reliabilitas dengan ketentuan menurut Arikunto

(2001:75) sebagai berikut:

1) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi 2) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 = tinggi 3) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 = cukup 4) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 = rendah 5) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 = sangat rendah

c. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks

kesukaran (difficulty index)(Arikunto, 2001: 207).

Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tiap butir soal

adalah sebagai berikut :

� =

(Arikunto, 2001: 208)

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran.

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar. JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi taraf kesukaran menurut Arikunto (2001:210) sebagai berikut:

(24)

22

Abdan Syakur Rabbani, 2013

3) Soal dengan P 0,70 sampai P 1,00 adalah soal mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah) (Arikunto, 2001: 211).

Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda adalah sebagai

berikut:

� = − = � − �

(Arikunto, 2001: 214)

Keterangan:

D = daya pembeda J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda manurut Arikunto (2001:218) sebagai berikut:

D: 0,00 -- 0,20 = Jelek (poor)

D: 0,20 -- 0,40 = Cukup (satisfactory) D: 0,40 -- 0,70 = Baik (good)

D: 0,70 -- 1,00 = Baik sekali (excellent) D: negatif = Tidak baik

2. Data Hasil Belajar

Data hasil tes yang dianalisis yaitu skor pretest dan posttest antara kelompok

siswa kelas atas, tengah dan bawah. Pengelompokan siswa dilakukan dengan

membagi siswa kedalam tiga kelompok kelas berdasarkan prestasi belajar siswa,

yaitu kelompok kelas atas, tengah dan bawah. Pada penelitian ini prestasi belajar

siswa dilihat berdasarkan nilai pretest. Pembagian kelompok dilakukan dengan

(25)

23

Abdan Syakur Rabbani, 2013

Langkah-langkah dalam menentukan kelompok siswa dalam 3 rangking

dengan standar deviasi menurut Arikunto (2001: 263-265) adalah sebagai berikut:

a. Menjumlah skor semua siswa.

b. Mencari nilai rata-rata (Mean) dan simpangan baku (Deviasi Standar atau

Standar Deviasi).

c. Menentukan batas-batas kelompok.

- Kelompok atas atau kelas atas

Semua siswa yang mempunyai skor sebanyak skor rata-rata plus satu

standar deviasi ke atas.

- Kelompok sedang atau kelas tengah

Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD.

- Kelompok kurang atau kelas bawah

Semua siswa yang mempunyai skor -1 SD dan yang kurang dari itu.

rumus untuk mencari mean (X):

X =

(Arikunto, 2001: 264)

dimana, ∑X adalah jumlah semua skor dan N adalah banyaknya siswa. Sedangkan

rumus untuk mencari standar deviasi:

� =

2

− ( (�))

2

(Arikunto, 2001: 264)

dimana, SD = Standar Deviasi

2

� = tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N

()2 = semua skor dijumlahkan, dibagi N lalu dikuadratkan

Selanjutnya data tersebut diolah dengan pendekatan kuantitatif menggunakan

uji statistik. Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan uji statistik adalah

sebagai berikut :

(26)

24

Abdan Syakur Rabbani, 2013

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa

keabsahan/normalitas sampel. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa yang dinilai dengan menggunakan pretes dan hasil belajar

siswa yang dinilai dengan menggunakan postest pada kelas eksperimen

berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, pengujian normalitas data

menggunakan bantuan software SPSS 19 for windows dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikasi 5% atau  = 0,05, kriteria

pengujiannya adalah:

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data berdistribusi tidak normal

H0 diterima jika signifikansi lebih dari  atau syg. ≥ 0,05 dan H0 ditolak jika

signifikansi kurang dari  atau syg. ≤ 0,05.

b. Uji Homogenitas

Data diuji homogenitasnya untuk mengetahui variansi populasi data yang

diuji sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan uji Levene

Test pada taraf signifikasi 5% atau  = 0,05, kriteria pengujiannya adalah:

H0 : data yang diuji homogen.

H1 : data yang diuji tidak homogen.

H0 diterima jika signifikansi lebih dari  atau syg. ≥ 0,05 dan H0 ditolak jika

signifikansi kurang dari  atau syg. ≤ 0,05.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar

siswa pada ranah kognitif antara kelompok siswa kelas atas, tengah dan bawah

dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) setelah

diterapkan model Numbered Head Together. Uji hipotesis ini dilakukan dengan

menggunakan rumus One-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Scheffe.

1) One-way ANOVA

ANOVA merupakan singkatan dari "Analysis Of Varian" adalah salah satu uji

komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data lebih dari dua

kelompok (Hidayat,

(27)

25

Abdan Syakur Rabbani, 2013

penelitian ini adalah One-way ANOVA atau ANOVA satu jalur, karena hanya

memperhatikan satu peubah saja yaitu peningkatan hasil belajar siswa. Perbedaan rerata

dengan uji ANOVA dapat ditulis sebagai berikut :

� = �

Keterangan :

RJKa = Variansi antar kelompok (Rerata Jumlah Kuadrat antar)

RJKi = Variansi kekeliruan pemilihan sampel (Rerata Jumlah Kuadrat inter) Dimana, Jj = Jumlah data dalam kelompok-j

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi  = 0,05,

dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan

Fhitung > Ftabel , maka H1 diterima dan H0 ditolak.

2) Scheffe

Uji Scheffe adalah uji lanjutan dari One-way Anova yang tujuannya adalah

untuk melihat perbedaan rerata (mean) yang paling signifikan antara kelompok

siswa kelas atas, tengah dan bawah. Uji Scheffe dilakukan untuk menutupi

kelemahan Anova, seperti yang dikemukakan oleh Budiyono (2004: 213):

(28)

26

Abdan Syakur Rabbani, 2013

yang lain. Untuk menutup kelemahan ini, perlu dilakukan uji Pasca Anova (yang mudah digunakan dan paling ketat) ialah Metode Scheffe.

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Uji Sheffe dapat dilakukan

jika pada uji One-way Anova menghasilkan pernyataan bahwa H0 ditolak atau H1

diterima.

d. Analisis Indeks Gain Skor Ternormalisasi

Gain Skor Ternormalisasi dihitung untuk mengetahui efektifitas perlakuan

yang diberikan. Berikut ini adalah rumus indeks gain menurut Hake (2002:3)

adalah sebagai berikut:

< �> = % � –% � � 100−% � �

Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain <g>

sebagai berikut :

Tabel 3.4

Interpretasi Indeks Gain Indeks Gain Interpretasi

<g> > 0,70 Tinggi 0,30 < <g> ≤ 0,70 Sedang <g> ≤ 0,30 Rendah

(29)

43

Abdan Syakur Rabbani, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatjan Kemampuan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai implementasi model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kemampuan pemahaman pada

mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan peningkatan

yang cukup signifikan yaitu dengan nilai <g> sebesar 0,52, jika

diinterpretasikan termasuk kategori sedang.

2. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar pada aspek pemahaman siswa

antara kelompok siswa kelas atas, kelas tengah dan kelas bawah setelah

diimplementasikannya model Numbered Head Together. Perbedaan yang

paling signifikan terjadi pada kelompok siswa antara kelas atas dengan kelas

bawah dengan perbedaan rerata <g> sebesar 0,29643 pada uji Scheffe.

B. SARAN

Bila dilihat dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, penulis

memiliki beberapa saran sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Oleh karena itu,

peneliti merekomendasikan kepada guru TIK untuk mengimplementasikan

dan mengembangkan model pembelajaran tersebut di kelas.

2. Untuk kedepannya, penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together ini diharapkan menjadi lebih baik lagi. Untuk itu

(30)

44

Abdan Syakur Rabbani, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatjan Kemampuan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lebih dalam lagi dan dapat memperbaiki hal-hal yang masih kurang mengenai

(31)

44

Abdan Syakur Rabbani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Anita. (2007). Model pembelajaran thinking aloud pair problem solving (tapps) pada topik larutan penyangga untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Tesis pada FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bloom, B.S. (1978). Taxonomy Of Educational Objectives, the Classification of educational Goals. Handbook I: Cognitive Domain, New York: David McKay Company, Inc.

Budiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Erman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Buku Individual Textbook pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ernawati. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Simulasi Virtual Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA Kelas XI Di Bandung. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Fujianti, R. R. (2010). Penerapan Model Pembelajaran NHT Dengan Pendekatan SAVI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa (Studi Kasus Di SMP Negeri 4 Tarogong Kidul Garut). Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mahematics and Spatial Visualization. Physics Education Research Conference.

Hakim, M Ikhsanul. (2009). Penerapan model NHT pada mata pelajaran fisika untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

(32)

45

Abdan Syakur Rabbani, 2013

Hasanah, R. N. (2007). Keterampilan berfikir kritis siswa SMA kelas X pada pembelajaran minyak bumi menggunakan model kooperatif tipe NHT. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Herdian. (2009). Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together). [Online]. Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/ [5 Desember 2009]

Hidayat, A. (2012). One Way Anova dalam SPSS [Online]. Tersedia: http://statistikian.blogspot.com/2012/11/one-way-anova-dalam-spss.html [14 Maret 2013]

Ibrahim, M., dkk. (2000). Pembelajaran Cooperatif. Surabaya: University Press UNESA.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Kusumah, Y. S., (2004). Desain Dan Pengembangan Courseware Matematika Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Afektif Siswa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Kusumojanto dan Herawati. (2009). Penerapan pembelajaran kooperatif model nht untuk meningkatkan hasil belajar mata diklat manajemen perkantoran kelas X apk di smk ardjuna 01 malang. Jurnal penelitian kependidikan. 19, (1), 83-89.

Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning: Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.

Meliyani, Meli. (2005). Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatakan hasil belajar matematika siswa SMP. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Meltzer, D.E (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics : A Possible ‘Hidden Variable’ in Diagnostics Pretest Scores. American Journal of Physics [online]. Tersedia: http://www.physics.iastate.edu/per/docs/AJP-Dec-2002-Vo.70-1259-1268.pdf. [Juli 2010].

(33)

46

Abdan Syakur Rabbani, 2013

Mukhlis, M. Y,. (2010). Penerapan Model Project Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Mulyana, I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) dengan Pendekatan Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Mustafa, yusnani dan baharudin. (2011). penerapan pembelajaran kooperatif model numbered head together untuk meningkatkan keaktifan dan penguasaan konsep matematika. Jurnal ptk dbe3. Volume khusus, (1), 7-14.

Nuraeni, D. (2013). Penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada sub konsep ekosistem pantai. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan

Purwanto. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setyawati. (2011). Pengaruh model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa pada konsep system indera. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (1988). Psikologi Kepribadian. Jakarta: CV. Rajawali

Gambar

Tabel
Gambar 4.1.  Grafik perbandingan nilai rerata pretest  ............................................
Tabel 1.1 Langkah-langkah teknik
Tabel 3.1 Pola Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ya Allah, kuatkanlah Islam dari orang-orang muslim dan muslimat, orang-orang mukmin dan mukminat, baik yang masih hidup dan yang sudah meninggal dunia.. Dan mudahkanlah mereka

Pada kondisi yang tidak menentu, saya berani menjalankan usaha ini secara terus

Dengan demikian pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penerapan alat peraga telah meningkatkan hasil belajar matematika materi kubus dan balok pada siswa

The study used purposive random sampling method by taking and observation of mangrove vegetation and density of molluscs and measurement of water quality parameters.. Data

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, berkenaan dengan pengembangan kondisi kehidupan efektif sehari-sehari (KES) dan penanganan

motivasi yang tinggi, baik dalam pelajaran matematika maupun.

[r]

WIB, bertempat di Ruang rapat Politeknik KP Bitung, dengan calon penyedia yang telah mendaftar. sebanyak 15