Abdan Syakur Rabbani, 2013
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Oleh
ABDAN SYAKUR RABBANI 0608529
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Abdan Syakur Rabbani, 2013
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
Oleh
Abdan Syakur Rabbani
Sebuah Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
©Abdan Syakur Rabbani 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi
Abdan Syakur Rabbani, 2013
PENGESAHAN
ABDAN SYAKUR RABBANI 0608529
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Drs. Waslaluddin, M.T NIP. 196302071991031002
Pembimbing II,
Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T NIP. 196402141990031003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Abdan Syakur Rabbani, 2013
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran TIK” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak
ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya
siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 15 Mei 2013 Yang membuat pernyataan,
Abdan Syakur Rabbani, 2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim, alhamdulillah penulis ucapkan atas rasa syukur akan
segala limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan sebaik mungkin. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Rosululloh Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir
zaman.
Skripsi ini berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman
Siswa Pada Mata Pelajaran TIK”. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
rata-rata peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah
setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan kemajuan dunia pendidikan Indonesia.
Bandung, 15 Mei 2013
Abdan Syakur Rabbani, 2013
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari segala nikmat yang diberikan oleh-Nya
melalui dukungan dan bantuan dari orang-orang terdekat penulis. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Mamah Mira Muniroh dan Apa E. Kuswara YS, yang senantiasa memberikan
dukungan serta doa yang tiada pernah terputus.
2. Bapak Drs. Waslaluddin, MT. Selaku pembimbing I dan Bapak Drs. H. Eka
Fitrajaya R, MT. selaku pembimbing II, terima kasih untuk semua perhatian,
motivasi, serta waktu yang telah diluangkan untuk membimbing penulis.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer UPI Bapak Dr. H. Enjang Ali
Nurdin, M.Kom.
4. Ibu Elah dosen pendidikan matematika UPI, Bapak Salman, Bapak Yudi, Bapak
Jajang, Bapak Herbert, Bapak Wawan, Bapak Heri, Bapak Asep, serta dosen-dosen
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer, terima kasih atas segala limpahan ilmu
yang sangat bermanfaat bagi penulis.
5. Bapak Andri dan Bapak Anto selaku pengurus TU serta semua staff Prodi
Pendidikan Ilmu Komputer.
6. Kepala sekolah SMP Pasundan 8 Bandung, Bapak Novi Nurrakhmat, S.Pd. dan
Bapak Eka yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian, serta seluruh siswa
kelas VII-B dan VIII-B SMP Pasundan 8 Bandung.
7. Kakak dan kakak ipar penulis A Adnan dan Teh Ira, Teh Femi dan A Dadan, Kang
Angga dan Teh Dian, yang tak pernah surut memberi motivasi.
8. Risna, Marwan, Ridwan, Dika, Dodi, Fajar, Adam, Bayu, Daris, Dhodie, Ega,
Febri, Icep, Jaka, Kosasih, Randy, Yahya, Yayang dan teman-teman lainnya,
terima kasih untuk kebersamaan dalam perjuangan bersama yang tidak akan
terlupakan.
9. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer UPI
2006 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
I
Abdan Syakur Rabbani, 2013
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
Abdan Syakur Rabbani 0608529
Pembimbing I: Drs. Waslaluddin, M.T Pembimbing II: Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI Bandung Tahun 2013
ABSTRAK
Numbered Head Together merupakan model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling berkomunikasi aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka, juga melibatkan siswa untuk dapat mengemukakan pendapat sendiri ketika berdiskusi dengan kelompoknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kemampuan pemahaman antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre Eksperimental Design dengan menggunakan desain Pretest and Posttest Group. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B SMP Pasundan 8 Bandung sebanyak 35 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa pilihan ganda. Berdasarkan hasil penilitian dan analisis data, didapatkan hasil perhitungan gain ternormalisasi <g> pada kelas atas sebesar 0,41, kelas tengah sebesar 0,49 dan kelas bawah 0,71. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji One-way ANOVA menunjukkan nilai Fhitung≥ Ftabel, 6,330 ≥ 3,28 artinya H0 ditolak. Uji Scheffe dari ketiga kelompok siswa, antara kelompok siswa kelas atas dan kelas tengah berbeda sebesar 0,08461, antara kelas atas dan kelas bawah berbeda sebesar 0,29643, dan antara kelas tengah dan kelas bawah berbeda sebesar 0,21182, dari hasil tersebut terlihat perbedaan antara kelas atas dan kelas bawah adalah yang paling signifikan. Kesimpulan yang didapat adalah terdapat perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kemampuan pemahaman antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diimplementasikan model kooperatif tipe Numbered Head Together pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Peningkatan yang paling tinggi terjadi pada kelas bawah.
Ii
Abdan Syakur Rabbani, 2013
DAFTAR ISI
F. Definisi Operasional ... 4
G. Hipotesis ... 5
BAB II KAJIAN TEORI ... 6
A. Pembelajaran ... 6
B. Hasil Belajar ... 6
C. Pemahaman ... 8
D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) .... 10
E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Terkait Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 15
A. Metode Penelitian ... 15
B. Desain Penelitian ... 15
C. Prosedur Penelitian ... 16
D. Instrumen Penelitian ... 20
E. Teknik Analisis Data ... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27
A. Analisis Data Hasil Uji Instrumen ... 27
B. Analisis Data Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 28
v
Abdan Syakur Rabbani, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1. Langkah-langkah teknik NHT ... 4
2.1. Langkah-langkah teknik NHT ... 11
3.1. Pola penelitian ... 16
3.2. Skenario Pembelajaran ... 17
3.3. Perbedaan Tahapan Penelitian ... 18
3.4. Interpretasi indeks gain <g> ... 26
4.1. Perbandingan rerata Pretest ... 29
4.2. Uji Normalitas Data Pretest ... 30
4.3. Uji Homogenitas Data Pretest ... 30
4.4. One-way ANOVA ... 31
4.5. Data Hasil Uji Scheffe ... 32
4.6. Perbandingan rerata posttest ... 33
4.7. Uji Normalitas Data Posttest ... 34
4.8. Uji Homogenitas Data Posttest ... 34
4.9. One-way ANOVA ... 35
4.10. Interpretasi nilai <g> kategori siswa ... 36
4.11. UJi Normalitas Gain Ternormalisasi ... 37
4.12. Uji Homogenitas Gain Ternormalisasi... 37
4.13. Descriptive ... 38
4.14. One-way ANOVA ... 39
vi
Abdan Syakur Rabbani, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1
Abdan Syakur Rabbani, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu masalah dalam
pembelajaran di sekolah. Hasil belajar ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Bloom (1978: 11) mengemukakan adanya
tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif,
motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah
kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model
pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran merupakan faktor eksternal
yang mempengaruhi hasil belajar siswa seperti yang diungkapkan Suryabrata
(1988: 27) bahwa yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan
psikologis (misalnya kecerdasan, motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif),
sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan
instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran).
Beratnya beban kompetensi yang diharapkan dapat tercapai juga
mensyaratkan perlunya perubahan paradigma pembelajaran di sekolah. Namun
dalam proses belajar mengajar di sekolah banyak hambatan yang sering muncul
baik yang datang dari siswa maupun dari guru itu sendiri yang mencakup model
pembelajaran yang diterapkan.
Model pembelajaran yang digunakan pendidik memang bisa menjadi „konduktor‟ yang ampuh untuk menghantarkan materi pembelajaran. Di lapangan sering dijumpai guru yang dapat menguasai materi belajar dengan baik tetapi tidak
dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal ini bisa jadi karena
kegiatan belajar tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran yang sesuai
sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa pun rendah.
Dengan melihat kondisi pembelajaran TIK saat ini, kompetensi yang
diharapkan dapat dimiliki oleh siswa cukup sulit dicapai. Diperlukan pendekatan
2
Abdan Syakur Rabbani, 2013
yang dikembangkan harus dapat mengoptimalkan motivasi belajar siswa, melatih
siswa belajar mandiri, mengefektifkan kegiatan belajar siswa, serta dapat
mengikuti pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang saat ini
(Kusumah, 2004).
Ada banyak model pembelajaran yang berkembang, salah satu diantaranya
adalah Numbered Head Together atau yang disingkat dengan NHT adalah salah
satu tipe dari banyaknya tipe pada model pembelajaran kooperatif / Cooperatif
Learning yang memberi kesempatan bagi siswa untuk saling berkomunikasi aktif
dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Menurut Lie (2008: 62) model
pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membagikan
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan model pembelajaran
ini dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka
serta bisa digunakan dalam semua mata pelajaran.
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT seperti yang dilakukan oleh Reni Restu Fujianti dengan judul skripsi “Penerapan Model Pembelajaran NHT Dengan Pendekatan SAVI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa (Studi Kasus Di SMP Negeri 4 Tarogong Kidul Garut)”, dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT secara
signifikan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional. Selanjutnya dari sikap yang ditunjukan siswa pun
positif, banyak siswa yang menganggap bahwa pembelajaran seperti ini sangat
menarik dan menyenangkan.
Dengan melihat kondisi pembelajaran TIK di sekolah dan berdasarkan
temuan beberapa penelitian sebelumnya tentang model kooperatif tipe NHT, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model model
kooperatif tipe NHT yang dituangkan dalam judul penelitian “Implementasi
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk
3
Abdan Syakur Rabbani, 2013
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diimplementasikan
model kooperatif tipe Numbered Head Together? khususnya pada aspek
kemampuan pemahaman. Pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata peningkatan pemahaman siswa antara
siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diimplementasikannya model
Numbered Head Together pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) ?
C. BATASAN MASALAH
Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian ini dilakukan
pembatasan masalah pada hal-hal berikut:
1. Objek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII yang ada di kota
Bandung.
2. Penelitian ini dilakukan pada materi dengan kompetensi dasar, melakukan
operasi dasar pada operating system dengan sistematis.
3. Hasil penelitian yang ingin dicapai untuk diteliti adalah untuk mengetahui
hasil belajar siswa SMP kelas VII yang terfokus pada aspek pemahaman,
meliputi pemahaman translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.
D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan
untuk:
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada aspek
kemampuan pemahaman setelah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran TIK.
2. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata peningkatan pemahaman siswa antara
siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diimplementasikannya model
Numbered Head Together pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
4
Abdan Syakur Rabbani, 2013
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi guru, dapat menambah pengetahuan tentang alternatif pembelajaran TIK
dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.
2. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan sebagai bahan rujukan bagi
pengembangan penelitian pembelajaran TIK selanjutnya.
3. Bagi siswa, bisa meningkatkan pemahaman belajar dan motivasi belajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Suatu istilah sering kali terjadi perbedaan pemahaman, untuk itu peneliti
memberikan batasan istilah agar terjadi kesamaan pemahaman. Batasan istilah
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. NHT adalah singkatan dari Number Head Together atau penomoran berfikir
yang sama yaitu bagian dari model pembelajaran Kooperatif Learning.
Langkah-langkah penerapan teknik NHT menurut Ibrahim (2000:26) terdapat empat
tahapan, yaitu:
Tabel 1.1
Langkah-langkah teknik NHT
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Penomoran Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil antara 4-6 orang dan setiap anggota diberi nomor masing-masing.
Siswa berkelompok sesuai instruksi guru.
5
Abdan Syakur Rabbani, 2013
4. Menjawab Guru memanggil satu nomor tertentu.
Siswa yang dipanggil nomornya melaporkan hasil kelompoknya untuk seluruh kelas.
2. Pemahaman (comprehension), pada umumnya kemampuan ini mendapat
penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk mengerti atau
memahami apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dengan hal-hal lain. Aspek kemampuan pemahaman yang
dimaksud adalah: (a) Pemahaman Translasi, (b) Pemahaman Interpretasi, dan
(c) Pemahaman Ekstrapolasi.
3. TIK adalah singkatan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi, yaitu mata
pelajaran pokok di sekolah.
G. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk
menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini
disusun hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Adapun hipotesisnya adalah
sebagai berikut :
Hipotesis Nol (H0) = Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada
kemampuan pemahaman antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Hipotesis Kerja (H1) = Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada
kemampuan pemahaman antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada
15
Abdan Syakur Rabbani, 2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160). Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode Pre Experimental Design yang merupakan
pendekatan dari eksperimen sesungguhnya. Hal ini merujuk pada pendapat
Arikunto (2006: 84) sebagai berikut:
Pre Eksperimental Design seringkali dianggap sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah “quasi
experiment” atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2007), yang menyatakan bahwa:
Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independent variabel) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variabel) sering disebut notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.
Berdasarkan pendapat tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan
model Numbered Head Together ditempatkan sebagai variabel bebas, sedangkan
hasil belajar siswa ditempatkan sabagai variabel terikat.
B. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti,
sebagai ancar-ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan (Arikunto, 2006: 51).
Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest and Posttest Group (Arikunto,
2006: 85). Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja,
sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Menurut Arikunto (2006: 85) pada
16
Abdan Syakur Rabbani, 2013
sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut
pretest, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut posttest. Perbedaan antara
01 dan 02 yakni 02 - 01 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau
eksperimen.
Tabel 3.1
Pola Penelitian
Pretest Treatment Posttest
01 X 02
Arikunto (2006: 85)
Keterangan:
01 = Test awal (Pretest)
02 = Test akhir (Posttest)
X = Perlakuan; Pembelajaran dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
C. PROSEDUR PENELITIAN
1. Tahap persiapan
a. Melakukan studi pendahuluan.
b. Menelaah penelitian-penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan
dengan model pembelajaran NHT.
c. Menyusun proposal penelitian.
d. Melakukan perizinan di dalam kampus.
e. Menghubungi pihak-pihak yang terkait di sekolah.
f. Menentukan objek penelitian.
g. Menyusun instrumen penelitian, meliputi RPP, soal pretest, soal posttest,
dan media pembelajaran.
h. Melakukan judgement pada pihak yang berkompeten, dalam hal ini
17
Abdan Syakur Rabbani, 2013
i. Mengujicobakan instrumen pada kelompok siswa yang sudah
mendapatkan pembelajaran TIK dengan materi ajar tentang sistem operasi,
pengelolaan file dan pengelolaan folder.
j. Melakukan revisi instrumen.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
a. Mengadakan pretest pada objek penelitian.
b. Menentukan kelompok belajar.
c. Menjelaskan metode pembelajaran pada siswa.
d. Melaksanakan proses pembelajaran; yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Berikut ini skenario pembelajaran yang dikembangan oleh peneliti
sebelumnya dan skenario pembelajaran yang akan digunakan penulis dalam
penelitian ini :
Tabel 3.2
Skenario pembelajaran Penelitian sebelumnya oleh
Novie Nurwijayanti (2009) Penelitian yang penulis lakukan
1. Dilakukan di kelas dengan menggunakan multimedia. Dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok
b. Guru mempersilakan siswa untuk melakukan langkah-langkah kegiatan yang tercantum dalam LKS
c. Guru menyajikan materi dengan memfokuskan pada pengertian dan pemahaman bukan hapalan
d. Guru memanggil sebuah nomor diri siswa secara acak untuk diskusi dalam kelas menjawab pertanyaan yang diajukan
e. Siswa berdiskusi membahas pertanyaan yang diajukan oleh guru f. Guru menyuruh siswa untuk
memperkenalkan namanya sebelum menjawab pertanyaan
g. Siswa yang ditunjuk menjelaskan
1. Dilakukan di laboratorium dengan menggunakan media pembelajaran. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan
c. Guru menjelaskan materi
pembelajaran dengan
memfokuskan pada pemahaman d. Guru menunjuk siswa secara acak
nomor kepala pada masing-masing siswa dan mengajukan pertanyaan e. Siswa berdiskusi membahas
pertanyaan yang diajukan oleh guru
18
Abdan Syakur Rabbani, 2013
Penelitian sebelumnya oleh
Novie Nurwijayanti (2009) Penelitian yang penulis lakukan
hasil diskusi yang menjawab pertanyaan dari guru
pertanyaan dari guru g. Kesimpulan
2. Objek penelitian
Siswa kelas VIII di SMP Pasundan 1 Banjaran tahun ajaran 2009/2010
2. Objek penelitian
Siswa kelas VII-B di SMP Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2012/2013
3. Materi Penelitian
Menggunakan perangkat lunak pengolah kata untuk menyajikan informasi
3. Materi Penelitian
Operasi dasar pada system operasi
4. Instrumen Penelitian :
a. Soal pilihan ganda sebanyak 10 soal dengan opsi pilihan sebanyak 4 pilihan. Soal dibuat sebannyak 3 seri
b. Lembar Observasi dan LKS
4. Instrumen Penelitian :
Soal pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan opsi pilihan sebanyak 4 pilihan
5. Penilaian yang digunakan yaitu aspek kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi)
5. Penilaian yang digunakan yaitu aspek kognitif yang dikhususkan pada pemahaman
Berdasarkan penjelasan di atas, berikut adalah perbedaan tahapan yang
dilakukan pada penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan penulis:
Tabel 3.3
Perbedaan tahapan penelitian
Tahapan yang dilakukan Ya Tidak
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Guru menyajikan materi sebagai pengantar menggunakan media pembelajaran yang telah
disediakan
Siswa memegang LKS yang dibagikan oleh
guru untuk pedoman pada saat pembelajaran
-
Guru menunjuk siswa berdasarkan nomorkepala secara acak
Siswa berdiskusi membahas pertanyaan dari
guru untuk menemukan jawabannya
Siswa yang ditunjuk nomor kepalanya maju kedepan menjawab pertanyaan yang sudah
didiskusikan sebelumnya
Guru memberi kesempatan bagi siswa yang
19
Abdan Syakur Rabbani, 2013
Tahapan yang dilakukan Ya Tidak
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Guru menyajikan materi sebagai pengantar menggunakan media pembelajaran yang telah
disediakan
Siswa memegang LKS yang dibagikan oleh
guru untuk pedoman pada saat pembelajaran
-
Kesimpulan
e. Mengadakan postest.
3. Tahap penarikan kesimpulan
a. Melakukan analisis data.
b. Menarik kesimpulan.
c. Menyusun laporan hasil penelitian berupa skripsi.
D. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrument penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu
metode (Arikunto, 2006: 149), masih menurut Arikunto (2006: 160) yang
mengatakan bahwa:
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.
Salah satu tujuan dibuatnya instrument adalah untuk memperoleh data dan
informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini.
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes
berupa tes hasil belajar. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes tertulis
pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda dengan opsi jawaban empat buah
yang disusun dan dikembangkan berdasarkan kompetensi yang harus dikuasai
siswa.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Pada penelitian ini teknik analisis data meliputi data hasil uji coba instrumen
dan data hasil belajar.
1. Data Hasil Uji Instrumen
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrumen tes, harus terlebih
20
Abdan Syakur Rabbani, 2013
168) “instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid
dan reliabel”.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang shahih memiliki nilai
validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang shahih memiliki nilai
validitas yang rendah (Arikunto, 2006: 168). Pengujian validitas bertujuan untuk
mengetahui kesahihan serta ketepatan tiap butir soal. Untuk menguji validitas
digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
= � −
� 2− 2 � 2− 2
(Arikunto, 2001: 72)
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi yang dicari (koefisien validitas).
N : Jumlah Subjek (banyaknya siswa yang mengikuti tes).
ΣX : Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar).
ΣY : Jumlah skor total.
Ketentuan untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut
(Arikunto, 2001:75):
1) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi 2) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 = tinggi 3) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 = cukup 4) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 = rendah 5) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 = sangat rendah
b. Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes adalah tingkat keajegan atau ketepatan instrumen
terhadap kelas yang dapat dipercaya sehingga instrumen dapat diandalkan sebagai
pengambil data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar
21
Abdan Syakur Rabbani, 2013
(Arikunto, 2006:178). Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Setelah koefisien reliabilitas keseluruhan diperoleh kemudian di interpretasikan
dengan melihat besarnya reliabilitas dengan ketentuan menurut Arikunto
(2001:75) sebagai berikut:
1) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi 2) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 = tinggi 3) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 = cukup 4) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 = rendah 5) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 = sangat rendah
c. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index)(Arikunto, 2001: 207).
Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tiap butir soal
adalah sebagai berikut :
� =
(Arikunto, 2001: 208)
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran.
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar. JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi taraf kesukaran menurut Arikunto (2001:210) sebagai berikut:
22
Abdan Syakur Rabbani, 2013
3) Soal dengan P 0,70 sampai P 1,00 adalah soal mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah) (Arikunto, 2001: 211).
Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda adalah sebagai
berikut:
� = − = � − �
(Arikunto, 2001: 214)
Keterangan:
D = daya pembeda J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda manurut Arikunto (2001:218) sebagai berikut:
D: 0,00 -- 0,20 = Jelek (poor)
D: 0,20 -- 0,40 = Cukup (satisfactory) D: 0,40 -- 0,70 = Baik (good)
D: 0,70 -- 1,00 = Baik sekali (excellent) D: negatif = Tidak baik
2. Data Hasil Belajar
Data hasil tes yang dianalisis yaitu skor pretest dan posttest antara kelompok
siswa kelas atas, tengah dan bawah. Pengelompokan siswa dilakukan dengan
membagi siswa kedalam tiga kelompok kelas berdasarkan prestasi belajar siswa,
yaitu kelompok kelas atas, tengah dan bawah. Pada penelitian ini prestasi belajar
siswa dilihat berdasarkan nilai pretest. Pembagian kelompok dilakukan dengan
23
Abdan Syakur Rabbani, 2013
Langkah-langkah dalam menentukan kelompok siswa dalam 3 rangking
dengan standar deviasi menurut Arikunto (2001: 263-265) adalah sebagai berikut:
a. Menjumlah skor semua siswa.
b. Mencari nilai rata-rata (Mean) dan simpangan baku (Deviasi Standar atau
Standar Deviasi).
c. Menentukan batas-batas kelompok.
- Kelompok atas atau kelas atas
Semua siswa yang mempunyai skor sebanyak skor rata-rata plus satu
standar deviasi ke atas.
- Kelompok sedang atau kelas tengah
Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD.
- Kelompok kurang atau kelas bawah
Semua siswa yang mempunyai skor -1 SD dan yang kurang dari itu.
rumus untuk mencari mean (X):
X =
�
(Arikunto, 2001: 264)
dimana, ∑X adalah jumlah semua skor dan N adalah banyaknya siswa. Sedangkan
rumus untuk mencari standar deviasi:
� =
�
2
− ( (�))
2
(Arikunto, 2001: 264)
dimana, SD = Standar Deviasi
2
� = tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N
(�)2 = semua skor dijumlahkan, dibagi N lalu dikuadratkan
Selanjutnya data tersebut diolah dengan pendekatan kuantitatif menggunakan
uji statistik. Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan uji statistik adalah
sebagai berikut :
24
Abdan Syakur Rabbani, 2013
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa
keabsahan/normalitas sampel. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa yang dinilai dengan menggunakan pretes dan hasil belajar
siswa yang dinilai dengan menggunakan postest pada kelas eksperimen
berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, pengujian normalitas data
menggunakan bantuan software SPSS 19 for windows dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikasi 5% atau = 0,05, kriteria
pengujiannya adalah:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
H0 diterima jika signifikansi lebih dari atau syg. ≥ 0,05 dan H0 ditolak jika
signifikansi kurang dari atau syg. ≤ 0,05.
b. Uji Homogenitas
Data diuji homogenitasnya untuk mengetahui variansi populasi data yang
diuji sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan uji Levene
Test pada taraf signifikasi 5% atau = 0,05, kriteria pengujiannya adalah:
H0 : data yang diuji homogen.
H1 : data yang diuji tidak homogen.
H0 diterima jika signifikansi lebih dari atau syg. ≥ 0,05 dan H0 ditolak jika
signifikansi kurang dari atau syg. ≤ 0,05.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar
siswa pada ranah kognitif antara kelompok siswa kelas atas, tengah dan bawah
dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) setelah
diterapkan model Numbered Head Together. Uji hipotesis ini dilakukan dengan
menggunakan rumus One-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Scheffe.
1) One-way ANOVA
ANOVA merupakan singkatan dari "Analysis Of Varian" adalah salah satu uji
komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data lebih dari dua
kelompok (Hidayat,
25
Abdan Syakur Rabbani, 2013
penelitian ini adalah One-way ANOVA atau ANOVA satu jalur, karena hanya
memperhatikan satu peubah saja yaitu peningkatan hasil belajar siswa. Perbedaan rerata
dengan uji ANOVA dapat ditulis sebagai berikut :
� = �
Keterangan :
RJKa = Variansi antar kelompok (Rerata Jumlah Kuadrat antar)
RJKi = Variansi kekeliruan pemilihan sampel (Rerata Jumlah Kuadrat inter) Dimana, Jj = Jumlah data dalam kelompok-j
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi = 0,05,
dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan
Fhitung > Ftabel , maka H1 diterima dan H0 ditolak.
2) Scheffe
Uji Scheffe adalah uji lanjutan dari One-way Anova yang tujuannya adalah
untuk melihat perbedaan rerata (mean) yang paling signifikan antara kelompok
siswa kelas atas, tengah dan bawah. Uji Scheffe dilakukan untuk menutupi
kelemahan Anova, seperti yang dikemukakan oleh Budiyono (2004: 213):
26
Abdan Syakur Rabbani, 2013
yang lain. Untuk menutup kelemahan ini, perlu dilakukan uji Pasca Anova (yang mudah digunakan dan paling ketat) ialah Metode Scheffe.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Uji Sheffe dapat dilakukan
jika pada uji One-way Anova menghasilkan pernyataan bahwa H0 ditolak atau H1
diterima.
d. Analisis Indeks Gain Skor Ternormalisasi
Gain Skor Ternormalisasi dihitung untuk mengetahui efektifitas perlakuan
yang diberikan. Berikut ini adalah rumus indeks gain menurut Hake (2002:3)
adalah sebagai berikut:
< �> = % � –% � � 100−% � �
Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain <g>
sebagai berikut :
Tabel 3.4
Interpretasi Indeks Gain Indeks Gain Interpretasi
<g> > 0,70 Tinggi 0,30 < <g> ≤ 0,70 Sedang <g> ≤ 0,30 Rendah
43
Abdan Syakur Rabbani, 2013
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatjan Kemampuan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kemampuan pemahaman pada
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan peningkatan
yang cukup signifikan yaitu dengan nilai <g> sebesar 0,52, jika
diinterpretasikan termasuk kategori sedang.
2. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar pada aspek pemahaman siswa
antara kelompok siswa kelas atas, kelas tengah dan kelas bawah setelah
diimplementasikannya model Numbered Head Together. Perbedaan yang
paling signifikan terjadi pada kelompok siswa antara kelas atas dengan kelas
bawah dengan perbedaan rerata <g> sebesar 0,29643 pada uji Scheffe.
B. SARAN
Bila dilihat dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, penulis
memiliki beberapa saran sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head
Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Oleh karena itu,
peneliti merekomendasikan kepada guru TIK untuk mengimplementasikan
dan mengembangkan model pembelajaran tersebut di kelas.
2. Untuk kedepannya, penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together ini diharapkan menjadi lebih baik lagi. Untuk itu
44
Abdan Syakur Rabbani, 2013
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatjan Kemampuan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lebih dalam lagi dan dapat memperbaiki hal-hal yang masih kurang mengenai
44
Abdan Syakur Rabbani, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Anita. (2007). Model pembelajaran thinking aloud pair problem solving (tapps) pada topik larutan penyangga untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Tesis pada FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi aksara.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bloom, B.S. (1978). Taxonomy Of Educational Objectives, the Classification of educational Goals. Handbook I: Cognitive Domain, New York: David McKay Company, Inc.
Budiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Erman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Buku Individual Textbook pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Ernawati. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Simulasi Virtual Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA Kelas XI Di Bandung. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.
Fujianti, R. R. (2010). Penerapan Model Pembelajaran NHT Dengan Pendekatan SAVI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa (Studi Kasus Di SMP Negeri 4 Tarogong Kidul Garut). Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mahematics and Spatial Visualization. Physics Education Research Conference.
Hakim, M Ikhsanul. (2009). Penerapan model NHT pada mata pelajaran fisika untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
45
Abdan Syakur Rabbani, 2013
Hasanah, R. N. (2007). Keterampilan berfikir kritis siswa SMA kelas X pada pembelajaran minyak bumi menggunakan model kooperatif tipe NHT. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Herdian. (2009). Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together). [Online]. Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/ [5 Desember 2009]
Hidayat, A. (2012). One Way Anova dalam SPSS [Online]. Tersedia: http://statistikian.blogspot.com/2012/11/one-way-anova-dalam-spss.html [14 Maret 2013]
Ibrahim, M., dkk. (2000). Pembelajaran Cooperatif. Surabaya: University Press UNESA.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Kusumah, Y. S., (2004). Desain Dan Pengembangan Courseware Matematika Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Afektif Siswa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Kusumojanto dan Herawati. (2009). Penerapan pembelajaran kooperatif model nht untuk meningkatkan hasil belajar mata diklat manajemen perkantoran kelas X apk di smk ardjuna 01 malang. Jurnal penelitian kependidikan. 19, (1), 83-89.
Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning: Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.
Meliyani, Meli. (2005). Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatakan hasil belajar matematika siswa SMP. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Meltzer, D.E (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics : A Possible ‘Hidden Variable’ in Diagnostics Pretest Scores. American Journal of Physics [online]. Tersedia: http://www.physics.iastate.edu/per/docs/AJP-Dec-2002-Vo.70-1259-1268.pdf. [Juli 2010].
46
Abdan Syakur Rabbani, 2013
Mukhlis, M. Y,. (2010). Penerapan Model Project Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Mulyana, I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) dengan Pendekatan Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.
Mustafa, yusnani dan baharudin. (2011). penerapan pembelajaran kooperatif model numbered head together untuk meningkatkan keaktifan dan penguasaan konsep matematika. Jurnal ptk dbe3. Volume khusus, (1), 7-14.
Nuraeni, D. (2013). Penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada sub konsep ekosistem pantai. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan
Purwanto. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setyawati. (2011). Pengaruh model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa pada konsep system indera. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. (1988). Psikologi Kepribadian. Jakarta: CV. Rajawali