• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESNTASI RELIGIUSITAS HISANORI KATO DALAM TELAAH ISLAM FUNDAMENTALIS DAN LIBERAL DI INDONESIA (Analisis Wacana Kritis pada bagian Introduction Buku Hisanori Kato).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESNTASI RELIGIUSITAS HISANORI KATO DALAM TELAAH ISLAM FUNDAMENTALIS DAN LIBERAL DI INDONESIA (Analisis Wacana Kritis pada bagian Introduction Buku Hisanori Kato)."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

(2)

2.1.3.1 Ciri Khas Pemikiran Fundamentalisme 16

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

(3)

4.2.3.2 Detil 61

4.2.3.3 Maksud 64

4.2.3.4 Nominalisasi 65

4.2.4 Sintaksis 66

4.2.4.1 Bentuk kalimat (pasif, aktif, kontras) 66

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah Penelitian

Menelisik pandangan agama, kepercayaan dan sisi religiusitas manusia,

dapat menjadi kajian menarik manakala di komunikasi lintas kebudayaan dan

agama. Adanya persandingan pemahaman nilai-nilai lintas agama, dapat

menggiring rasa ingin tahu sisi religius penelitinya.

Agama dan kepercayaan memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain.

Namun agama mengandung makna yang lebih luas, karena yang merujuk pada

sistem kepercayaan komprehensif mengenai aspek ketuhanan. Hal ini akan

menjadi landasan hidup manusia untuk menjalani tindakan, ucapan dan

perilakunya. Oleh karenanya, masing-masing individu akan memiliki panutan

agama yang dipercaya dan dianutnya berdasarkan nilai-nilai kebenaran yang

diyakininya.

Adanya perbedaan pandangan agama, sudah dipahami sebagai realita yang

mutlak. Pengkajian lintas budaya dan agama dapat melahirkan tanya tentang

pemahaman komprehensif tentang agama tersebut. Karena perbedaan pandangan

dalam satu agama pun sering terjadi, apalagi jika berbeda agama. Namun,

pencarian sisi spiritual yang tepat memang bisa dilakukan dengan membuka

komunikasi terhadap ajaran agama lain, sehinggga penganutnya menggali

(6)

mengerti tentang pandangan suatu budaya dan kosmologi, keakuratannya dapat

diperoleh dalam perilaku yang terprediksi dan motivasi dalam dunia lain.”

Knott (2005) menyatakan, bahwa pengalaman keagamaan yang ada dalam diri

insider ditampilkan kemudian direspon oleh outsider, dengan mempertimbangkan

batas-batas objektivitas dan subjektivitas, yang terpancar dalam pengalaman

keagamaan, yang didasari oleh sikap empati dan analisis kritis. Pada titik ini,

insider-outsider saling berbagi keseimbangan perspektif dalam sejarah studi agama.

Ketika mengetahui adanya penafsiran Islam yang beragam, membuat Kato

menjadikan potret wajah Islam fundamentalis dan liberal sebagai topik

penelitiannya selama empat tahun di Indonesia. Pemilihan Kato sebagai tokoh

yang dianalisis pemikirannya dalam telaah Islam di Indonesia, dikarenakan

penelitian tentang agama yang melintasi ruang budaya dan agama bagi orang

Jepang merupakan hal yang tidak lazim. Hal ini diperkuat oleh pendapat Trompf

yang tertulis dalam kata pengantar di buku “The Clash of Ijtihad Fundamentalist versus Liberal Muslim: The Development of Islamic Thinking in Contemporary Indonesia”.

Representasi religiusitas Kato dapat dilakukan dengan menganalisis

wacana yang ditulis olehnya, dengan melihat tanda-tanda linguistik yang

dihadirkannya. Terkait dengan hal ini, Demirovic (1992: 38 dalam Titscher dkk,

2009: 237) menyatakan bahwa ideologi mencapai materialitas nyata dalam

tanda-tanda linguistik yang ada dalam wacana. Landasan inilah yang menjadi acuan

(7)

Wodak (1993), Fairclough (1995), Reisgl (1995), Van Dijk (1998), Strachle, dkk

(1999) dan Van Leeuwen (1999).

Jenis dan wujud religiusitas Kato meliputi hidup dan kehidupan,

menyangkut masalah harkat dan martabat manusia. Yang kemudian dalam

perjalanannya, berkembang dalam ranah pemahaman fundamentalisme dan

liberalisme. Realitas fundamentalisme dapat dilihat dengan menggunakan

pendekatan normatif, dan pendekatan historis-sosiologis yang melihat realitas

sosial sebagai suatu kenyataan sosial yang tercipta secara alami, bukan ditentukan

oleh teks agama. Liberalisme yang dilihat Kato mencakup relativisme dan

skeptisisme Islam, yang terjadi akibat adanya jarak antara akidah dan

sumber-sumber Islam dengan penganutnya.

Representasi religiusitas Kato dilihat berdasarkan beberapa aspek yang

menjadi ciri khas dalam cara berpikir orang Jepang menurut perspektif agama

Budha Jepang. Nakamura (1991) menyatakan ciri-ciri yang menonjol dalam cara

berpikir orang Jepang, di perspektif Budha meliputi: 1) dunia fenomena dan yang

mutlak, 2) paham keduniawian (genseshugi), 3) menerima dan mengakui tabiat

manusia yang alami, 4) mengutamakan cinta kasih terhadap manusia (aijo), dan 5)

semangat toleransi (kanyou) dan Memaafkan (yuwa).

Karena penelitian Kato merupakan penelitian lintas budaya dan agama,

maka akan terjadi persandingan religiusitas dari sisi insider-outside. Knott (2005)

(8)

Pemilihan analisis data dengan menggunakan analisis framing yang

diusung oleh van Dijk dikarenakan lebih bersifat kualitatif dibandingkan analisis

isi yang umumnya kuantitatif (dalam Eriyanto: 2001). Maka yang menjadi fokus

dalam penelitian ini adalah penekanan pada pemaknaan teks yang ditulis Kato

dengan dasar interpretatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti.

Analisis framing ini memfokuskan pada pesan yang tersembunyi. Maka

proses pemaknaannya dilakukan dengan menganalisis makna yang tersembunyi.

Pretensi analisis wacana ini adalah pada muatan, nuansa dan makna latennya,

serta unsur terpenting analisis adalah penafsiran tanda dan elemen secara

mendalam yang pada teks.

Tujuan analisis ini menyelidiki „bagaimana ia dikatakan‟, maka analisis ini tidak hanya bergerak di level makro (isi dari suatu teks) namun juga ada di level

mikro dalam penyusunan suatu teks, seperti kata, kalimat, ekspresi, dan retoris.

Hal ini merupakan bentuk interaksi dan tidak berpretensi melakukan

generalisasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konstruksionis, yang

memiliki dua karakteristik penting, yaitu proses pemaknaan dan penggambaran

tentang suatu realitas (secara aktif) dan kedinamisan dalam proses kegiatan

komunikasi.

Elemen-elemen struktur wacana (menurut van Dijk) yang dianalisis

meliputi Tematik (apa yang dikatakan), Skematik (bagaimana disusun dan

dirangkai), Semantik (makna yang ditekankan), Sintaksis (bagaimana pendapat

disampaikan), Stilistik (pilihan kata yang digunakan) dan Retoris (bagaimana dan

(9)

1.2Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam penelitian tentang representasi religiusitas Hisanori Kato, yang

terwujud dalam tulisannya yang terdapat bagian Introduction di buku “The Clash of Ijtihad Fundamentalist versus Liberal Muslim: The Development of Islamic Thinking in Contemporary Indonesia”, dapat ditelaah melalui Analisis Wacana Kritis (AWK). Melalui paradigma kritis diharapkan dapat menyelesaikan masalah

penelitian yang teridentifikasi sebagai berikut:

1. Representasi pemikiran Hisanori Kato dalam telaah Islam Fundamentalis

dan Liberal di Indonesia.

2. Alur pemikiran Hisanori Kato dalam telaah Islam Fundamentalis dan

Liberal di Indonesia.

3. Ideologi yang direpresentasikan Hisanori Kato dalam telaah Islam

Fundamentalis dan Liberal di Indonesia.

1.3Pertanyaan-pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian yang mendekatkan dimensi lintas budaya pada

pengkajian agama, akan terlihat beberapa perbedaan dalam apa yang mereka

yakini sebagai tujuan akhir manusia makhluk dan jalur yang harus diikuti untuk

memenuhi tujuan Illahi (Pargament, 1997).

(10)

1. Apa representasi pemikiran-pemikiran Hisanori Kato dalam telaah Islam

Fundamentalis dan Liberal di Indonesia?

2. Bagaimana alur pemikiran Hisanori kato dalam telaah Islam

Fundamentalis dan Liberal di Indonesia?

3. Apa ideologi yang direpresentasikan Hisanori Kato dalam telaah Islam

Fundamentalis dan Liberal di Indonesia?

1.4Tujuan Penelitian

Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini dimaksudkan untuk:

1. Menjabarkan representasi pemikiran-pemikiran Hisanori Kato dalam

telaah Islam Fundamentalis dan Liberal di Indonesia.

2. Mengetahui alur pemikiran Hisanori Kato dalam telaah Islam

Fundamentalis dan Liberal di Indonesia.

3. Mengetahui ideologi yang direpresentasikan Hisanori Kato dalam telaah

Islam Fundamentalis dan Liberal di Indonesia.

1.5Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini mampu membuka keterbatasan pemikiran

tentang ragam penafsiran agama Islam di Indonesia. Hal ini teramat penting

bagi generasi muda yang tengah mencari jati diri, agar tidak terjerembab dalam

penafsiran Islam yang kurang tepat. Hal ini pun telah disampaikan Hisanori

(11)

agama lain terhadap Islam, dapat dijadikan rujukan pemahaman Islam secara

kaffah” bagi umat Islam.

Dengan bekal pemahaman tentang perbedaan tafsir tentang Islam,

diharapkan umat Islam mampu menyikapi nilai dan norma agama, perbedaan

pandangan terhadap nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam,

untuk kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini

sesuai dengan filosofi bahwa Islam menjadi “rohmatan lil ‘alamin”.

1.6Landasan Teori

Penelitian ini berpijak pada teori representasi dalam budaya (Barker,

2008), yang kemudian dihubungkan dengan representasi religiusitas orang

Jepang dalam perspektif Budhisme (Nakamura, 1991). Dan karena penelitian

ini terkait dengan penelitian agama, maka menggunakan rujukan perspektif

insider-outsider (Knott, 2005).

Semua teks dan konteks yang ada dikaji dengan menggunakan AWK

dengan kerangka analitis van Dijk (1998). Model ini dipilih karena memiliki

karakter “sosial cognitive” dan mengelaborasi elemen-elemen wacana secara

spesifik sebagaimana pemaparan Eriyanto (2003: 229).

1.7Metodologi Penelitian

Di dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif

dan bertumpu pada pendekatan analisis teks yang mengaplikasikan dan

(12)

Analysis/CDA) yang selanjutnya akan disingkat AWK model Teun A. van Dijk (1998).

Penelitian ini menganalisis teks dengan analisis framing paradigmatik

Teun A. van Dijk yang mencermati enam komponen dalam teks, yaitu: 1) Tematik

(struktur makro), 2) Skematik (super struktur), 3) Semantik (mikro struktur), 4)

Sintaksis (mikro struktur), 5) Stilistika (mikro struktur), 6) Retoris (mikro

struktur).

Kajian penelitian ini berdasarkan data-data yang diperoleh dari buku “The Clash of Ijtihad Fundamentalist versus Liberal Muslim: The Development of Islamic Thinking in Contemporary Indonesia”. Dan secara mendalam akan melihat representasi religiusitas, alur pemikiran dan ideologi Hisanori Kato yang

ditulis dalam bagian “Introduction”.

1.8Istilah-istilah Kunci

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa istilah teknis yang menjadi kunci

utama antara lain:

a. Representasi:

Konsep kunci dalam cultural studies, yang banyak disorot sebagai isu penelitian (Barker, 2000). Representasi dalam penelitian ini merujuk pada

bagaimana gagasan atau pendapat Hisanori Kato ditampilkan, diutamakan,

dimarginalkan atau dinetralkan.

(13)

Barker (2000) menyatakan ideologi berarti merupakan peta makna.

Kemudian Fairclough (2003) menegaskan bahwa ideologi merupakan

representasi aspek-aspek di dunia ini yang berkontribusi dalam hubungan

kekuasaan, dominasi dan eksploitasi yang kemudian merujuk pada sebuah

identitas. Ideologi dalam penelitian ini merujuk pada kebenaran universal

yang merupakan pemahaman Hisanori Kato yang khas berdasarkan latar

belakang sejarahnya.

c. Pemikiran:

Pemikiran dalam penelitian ini merujuk pada dimensi pemikiran Hisanori

Kato dalam perspektif Budhisme menurut Nakamura (1991).

d. Fundamentalisme :

Merujuk definisi yang dirangkum dari pendapat Marty (1993) tentang

gerakan fundamentalisme yang memenuhi empat prinsip. Pertama,

fundamentalisme yang bersifat oppositionalism (paham perlawanan), bersifat penolakan terhadap paham hermeneutika, bersifat menolak

terhadap paham pluralisme dan relativisme yang keduanya dihasilkan dari

pemahaman agama yang keliru dan bersifat menolak terhadap paham

sosiologis dan historis, yakni perkembangan historis dan sosiologis telah

membawa manusia semakin jauh dari doktrin literal kitab suci.

e. Liberalisme:

"Pikiran-pikiran yang muncul dari perspektif sosiologis-psikologis

(metode historis) misalnya, akan melahirkan perspektif yang

(14)

kehilangan dimensi kesucian dan normativitasnya. Sehingga tidak lagi

bersifat normatif dan sakral" (Abdullah, 2004).

1.9 Definisi Operasional

Penelitian ini merujuk pada variabel-variabel yang akan digunakan sebagai

data, yaitu:

a. Representasi Religiusitas:

merujuk pada representasi religiusitas Hisanori Kato yang terkait

dengan cara berpikir orang Jepang menurut Nakamura (1991), yang

meliputi: 1) dunia fenomena dan yang mutlak, 2) paham keduniawian

(genseshugi), 3) menerima dan mengakui tabiat manusia yang alami,

4) mengutamakan cinta kasih terhadap manusia (aijo), dan 5) semangat

toleransi (kanyou) dan Memaafkan (yuwa).

b. Pemikiran Fundamentalisme:

merujuk pada ciri-ciri: 1) memiliki komitmen terhadap praktik

keagamaan yang ketat, 2) memiliki komitmen yang ketat terhadap

teks, 3) memiliki pandangan ahistoris bahwa Islam mampu menjawab

semua persoalan umat manusia secara permanen, 4) mempunyai

keyakinan bahwa harus menerapkan syariat sebagaimana yang telah

dilaksanakan atau dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. ketika di

Madinah, 5) mempunyai komitmen untuk menegakkan negara Islam

dengan kedaulatan di tangan Tuhan, 6) menganggap sebagai musuh

(15)

menyebut mereka sebagai orang yang memilih kesesatan daripada

kebenaran, dan 7) menolak kebaikan apapun yang berasal dari

komunitas non Islam.

c. Pemikiran Liberalisme:

merujuk pada ciri-ciri: 1) relativisme Islam, dan 2) skeptisisme

terhadap akidah dan sumber-sumber Islam.

1. 10 Sistematika Pelaporan

Laporan penelitian ini disajikan dalam lima bab, dengan uraian sebagai

berikut: bab I berisi latar belakang, identifikasi masalah penelitian,

pertanyaan-pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teoretis,

metodologi penelitian dan sistematika pelaporan, bab II berisi kajian teori, sebagai

landasan yang digunakan dalam penelitian, bab III berisi tujuan penelitian, unit

analisis dan korpus data, teknik penelitian, dan teknik keabsahan data, bab IV

berisi laporan deskripsi dan pembahasan hasil temuan dalam penelitian, bab V

berisi tampilan interpretasi dan hasil penelitian yang dinarasikan dalam bentuk

simpulan dan saran.

1.11 Penutup

Paparan di atas merupakan gambaran umum dalam penelitian ini. Pada

bab selanjutnya akan dipaparkan kajian teori yang menjadi landasan dalam

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paparan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis teks yang mengaplikasikan dan

mengadaptasikan pendekatan analisis wacana kritis (Critical Discourse

Analysis/CDA) yang selanjutnya akan disingkat AWK model Teun A. van Dijk. AWK sudah ditegaskan sebagai kelompok gagasan atau motif berfikir

yang bisa dikenali dalam teks dan komunikasi verbal, dan juga bisa ditemukan

dalam struktur sosial yang lebih luas. AWK juga menyediakan wawasan kedalam

bentuk pengetahuan dalam konteks yang spesifik. Selain itu, AWK menghasilkan

klaim interpretif dengan memandang pada efek kekuasaan dari wacana dalam

kelompok-kelompok orang, tanpa klaim yang dapat digeneralisasikan pada

konteks lain.

Wacana menurut van Dijk memiliki tiga dimensi atau bangunan, yaitu

teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari analisis van Dijk adalah

menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.

Penelitian ini akan berfokus pada dimensi kognisi sosial untuk dapat mengungkap

representasi religiusitas Kato dalam menelaah Islam fundamentalis dan liberal d

Indonesia.

Ada tiga tingkatan struktur teks yang ada dalam analisis van Dijk,

pertama, struktur makro, yang merupakan makna global/umum dari suatu teks

(17)

superstruktur, merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka

suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh.

Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil

dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan

gambar.

Menurut Fairclough dan Wodak, AWK melihat wacana (pemakaian

bahasa dalam tutur dan tulisan) sebagai bentuk dari praktik sosial.

Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial yang menyebabkan sebuah

hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi,

dan struktur sosial yang membentuknya. Praktik wacana pun bisa menampilkan

ideologi, memproduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang

antara kelas sosial, laki-laki dan wanita, kelompok mayoritas dan minoritas

melalui perbedaan yang direpresentasikan dalam posisi sosial yang ditampilkan.

Dalam penelitian kritis tidak dapat dihindari unsur subjektifitas, sehingga

dalam menganalisis dan menafsirkan teks, latar belakang, pengetahuan, afiliasi

keagamaan peneliti akan mempengaruhi hasil interpretasi. Dengan kata lain, hasil

analisis akan sangat tergantung pada kemampuan peneliti dalam menafsirkan

objek penelitian.

3.2 Unit Analisis Data dan Korpus

Penelitian ini merupakan penelitian kasus tunggal (single case study),

(18)

yang merujuk pada wawancara dan kuesioner yang dilakukan dengan nara sumber

dari kelompok fundamentalis dan liberal (insider), untuk membandingkan hasil

temuan yang bersumber dari tulisan Hisanori Kato (outsider). Hal ini

dimaksudkan untuk membuat penelitian ini lebih komprehensif.

Sedangkan korpus penelitian ini adalah menganalisis bagaimana

representasi religiusitas Kato dalam perpektif “outsider” ketika membingkai Islam

fundamentalis dan liberal di Indonesia dalam konteks sosial-politik, serta

bagaimana ideologi yang diusungnya ketika menganalisis pandangan yang

disampaikan oleh tokoh yang dipilihnya sebagai nara sumber di dalam buku ini.

Kemudian akan dapat terlihat apakah ada pengaruh perspektif budaya Kato

sebagai orang Jepang dalam menelaah perbedaan pandangan islam fundamentalis

dan liberal di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan korpus agar dapat menangkap fenomena data

secara komprehensif. Menurut Alwasilah (2002: 28), analisis wacana yang

dilengkapi dengan korpus seringkali memperkuat intuisi peneliti untuk

mempertajam sensitivitasnya sewaktu memahami korpus itu sendiri. Hal ini perlu

dilakukan agar peneliti dapat menganalisis dan mendeskripsikan bahasa atau

variasi bahasa yang tidak dikenalnya sekalipun.

3.2.1 Biografi Ilmiah

Dr. Hisanori Kato (35), adalah seorang peneliti dari Jepang yang mendapat

gelar Ph. D dari Sydney University, Australia, tahun 2000 dengan judul disertasi

Religion and its Function in Society”. Disertasi ini mengemukakan kajian

(19)

Indonesia. Hal ini kemudian disarikan Kato serta diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia menjadi sebuah buku berjudul “Agama dan Peradaban” yang diedarkan

di Indonesia dan diterbitkan oleh Penerbit Dian Rakyat di tahun 2002. Buku ini

merupakan buku pertama di Indonesia, sebelum meluncurkan buku “The Clash of Ijtihad Fundamentalist Vs Liberal Muslims: The Development of Islamic Thinking in Contemporary Indonesia”.

Kato adalah cendekiawan kelahiran Kanagawa-Jepang, tahun 1964. Minat

beliau sebagai pemerhati studi sosiologi mengantarnya untuk melakukan

penelitian di Indonesia. Untuk kepentingan penelitiannya, Kato memilih

berdomisili di Jakarta selama empat tahun, untuk dapat berinteraksi secara

langsung dengan sumber datanya. Saat ini beliau masih berprofesi sebagai dosen

dan peneliti di Sekolah Tinggi Butsuryo dari Osaka, Jepang, dan menjadi visiting researcher pada Institute of International Relations, Harogomo University of International Studies, Osaka, Jepang, serta menjadi dosen tamu di Universitas

Nasional Jakarta.

3.2.2 Unit Analisis

Buku yang menjadi kajian penelitian ini berjudul “The Clash of Ijtihad Fundamentalist Vs Liberal Muslims: The Development of Islamic Thinking in Contemporary Indonesia” yang diluncurkan pada tanggal 28 Oktober 2011 di Wahid Institute, Jakarta Pusat.

Buku ini merupakan buku kedua Kato yang juga diedarkan di Indonesia.

(20)

berjudul “Agama dan Peradaban” yang diterbitkan oleh Penerbit Dian Rakyat di

tahun 2002.

Buku setebal 214 halaman ini memaparkan berbagai pandangan terhadap

ajaran agama Islam di kalangan umat Muslim sendiri, dengan cara penulisan

seperti buku “Clash of The Civilization” karangan Samuel P. Huntington serta

buku-buku terbitan Indian Society for Promoting Christian Knowledge (ISPCK)

mengenai agama, sosial, dan politik.

Buku ini ditulis dengan bahasa Inggris, dengan susunan isi sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Daftar Isi Buku

Foreword - Garry W. Trompt ix

Introduction

Social Demand and the “The Clash of Ijtihad”: A Constructionist Approach to Current Islamic Movements in Indonesia - Hisanori Kato

xi

1. Debates on Islam and Secularism in Indonesia - Luthfi Assyaukanie

1

2. Islam, Humanity, and the Equality for Women - Lily Zakiyah Munir

19

3. The Need for Historical Perspectives in Understanding Islam

- Abdurrahman Wahid 35

4. The Concept of Jihad and Mujahid of Peace - Zakiyuddin Baidhawi

40

5. The Position of Women in Islam: Critism on the Compilation of Islamis Law in

Indonesia - Siti Musdah Mulia 58

6. Homosexuality in Islam: Coming out of the Dark - Soffa Ihsan 91

7. What is Right in Islam? Ideas of Abu Bakar Ba’asyir

- An Interwiew with Abu Bakar Ba’asyir 109

8. Caliphate, Sharia and the Future of Umat- M. Ismail Yusanto 118

9. Ethnic Identity, Nationalism, and Islam - Eka Jaya 144

10. Life from Muslim Women’s Point of View - Qothrun Nadaa 156

11. Islam as Life’s Solution - Cecep Firdaus 164

12. Islam and Pancasila: The Message of a Former Judge - Bismar Siregar 182

13. Progress of the Country with Justice and Prosperity

- Zulkieflimansyah dan Yon Machmudi 187

14. The Role of Islam in Politics: Struggling for Political Peace, Justice, and Mercy

of Islam - Amin M. Ramly 195

15. Islamic Politics and Political Islam: A Standoff between Islam and the State

- Andi M. Fatwa 204

(21)

Yang menjadi kajian dan sumber data dalam penelitian ini adalah tulisan

Kato yang terdapat pada bagian Introduction saja. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian ini adalah melihat ulasan pemikiran lintas budaya dan agama yang

kemudian menjadi representasi religiusitas Kato, dalam perspektif sebagai orang

Jepang dengan keunikan budayanya dan perspektif outsider dalam penelitian agama.

Namun untuk melengkapi penelitian yang komprehensif, penelitian ini

juga mendampingi data yang diperoleh dengan membandingkan pemikiran Kato

sebagai outsider dan pemikiran fundamentalis serta liberal pemeluk Islam sebagai

insider. Perspektif ini diperlukan dalam penelitian yang terkait dengan kajian agama, dan untuk menangkap realitas nyata tentang pemahaman Islam dalam

perspektif fundamentalisme dan liberalisme yang terjadi pada masyarakat.

3.3 Teknik Penelitian

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik dokumentasi

untuk menganalisis struktur teks yang ditulis pada bagian Introduction dan ditulis

oleh Kato yang ada dalam buku “The Clash of Ijtihad Fundamentalist versus Liberal Muslims”.

3.3.2 Teknik Pengolahan Data

(22)

1. Tahap pertama, penelitian dimulai dengan mengumpulkan data dari

teks yang ditulis oleh Hisanori Kato pada bagian Introduction dalam buku “The Clash of Ijtihad Fundamentalist versus Liberal Muslims”.

2. Tahap kedua, menganalisis dan mendekripsikan data yang telah

diperoleh dalam tingkatan analisis, skema analisis dalam teks dan

skema dalam kognisi sosial dengan menggunakan konsep ragam

analisis teks, yaitu ragam analisis paradigmatik van Dijk.

Analisis naskah paradigmatik adalah analisis yang

menggunakan komponen analisis framing Teun van Dijk. Dalam

analisis ini van Dijk menyarankan untuk mencermati enam komponen

dalam teks, yaitu: 1) Tematik (struktur makro), 2) Skematik (super

struktur), 3) Semantik (mikro struktur), 4) Sintaksis (mikro struktur),

5) Stilistika (mikro struktur), 6) Retoris (mikro struktur).

3. Tahap ketiga, menghubungkan data temuan dalam analisis tahap kedua

dengan cara berpikir orang Jepang (Nakamura, 1991).

4. Tahap keempat melihat representasi religiusitas Kato berdasarkan

perspektif outsider-insider (Knott, 2005).

(23)

Penelitian ini dibagi dalam tahapan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Faktor Internal

Ideologi, Perspektif Orang Jepang, Perspektif Outsider

Teks dalam Introduction Analisis CDA Hasil: Buku “The Clash of Ijtihad Teun A. van Dijk Representasi Fundamentalist versus Religiusitas

Liberal Muslims” Hisanori Kato

Faktor Eksternal Pemahaman Sosio-politik

versus Agama

3.3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa tabel penelitian tentang

analisis teks, berupa topik, skema, latar, maksud, praanggapan, leksikon, dan

sebagainya. Kemudian dideskripsikan melalui tabel penelitian.

Instrumen yang juga dijadikan data pembanding dalam penelitian ini

dengan menarasikan hasil temuan berdasarkan wawancara dan penyebaran

kuesioner tentang pemikiran religiusitas yang ditemukan dalam pemikiran Kato.

Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perbandingan perspektif outsider-insider

(24)

Tabulasi data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tema / topik yang dikedepankan dalam suatu teks

Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita. Misal dengan memberikan penjelasan detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detil sisi lain.

Data-data yang diperoleh kemudian dihubungkan dengan cara berpikir

orang Jepang dalam perspektif Budhisme menurut Nakumura (1991) yang

meliputi: 1) dunia fenomena dan yang mutlak, 2) paham keduniawian

(genseshugi), 3) menerima dan mengakui tabiat manusia yang alami, 4)

mengutamakan cinta kasih terhadap manusia (aijo), dan 5) semangat toleransi

(kanyou) dan Memaafkan (yuwa).

Karena penelitian ini juga menghadirkan perspektif insider-outsider Knott

(25)

mengetahui posisi Kato ketika melakukan penelitian. Pendekatan ini, merupakan

upaya solutif intersubjektif guna memposisikan peneliti pada margin of appreciation sebagai tapal batas (border line) antara insider-outsider.

3.4 Teknik Keabsahan Data

Analisis Triangulasi yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti

kebenarannya dengan data empiris (sumber data) lainnya yang tersedia. Jawaban

subjek di-cross check dengan data lain yang tersedia. Menurut Dwijowinoto

(2002: 9), ada beberapa macam triangulasi:

1. Triangulasi Sumber, yaitu membandingkan atau mengecek ulang derajat

kepercayaan sebuah informasi yang didapatkan dari sumber informasi

yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan

wawancara: membandingkan apa yang dikatakan umum dan pribadi.

2. Triangulasi Teori, yaitu menggunakan dua teori atau lebih untuk

dipadukan. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data dan

analisis data yang lengkap agar memperoleh hasil yang komprehensif.

3. Triangulasi Waktu, yaitu yang berkaitan dengan perubahan proses dan

perilaku manusia, karena perilaku ini bisa berubah setiap waktu. Maka

periset perlu melakukan obesrvasi lebih dari satu kali.

4. Triangulasi Periset, yaitu menggunakan lebih dari satu periset dalam

melakukan observasi atau wawancara karena masing-masing pewawancara

(26)

yang sama. Pengamatan dengan menggunakan dua pengamat atau lebih

membuat data yang diperoleh lebih absah.

5. Triangulasi Metode, yaitu mengecek keabsahan data atau mengecek

keabsahan temuan riset. Triangulasi ini dapat menggunakan lebih dari

satu teknik pengumpulan data untuk mendapat hasil yang sama.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber

dan periset. Hal ini dikarenakan, perlunya melakukan wawancara langsung

dengan nara sumber yang mewakili perspektif kelompok Islam fundamentalis dan

liberal sebagai insider, untuk mendapatkan perbandingan hasil data yang diperoleh dari tulisan Kato sebagai outsider dalam penelitiannya.

Triangulasi periset juga diperlukan, untuk pengambilan keputusan yang lebih

akurat dalam penentuan ideologi penulis-penulis yang terlibat dalam penelitian

Kato. Keterlibatan periset lain dimaksudkan untuk mendapatkan perbandingan

analisis yang telah dilakukan dengan periset lain sehingga menjadi penelitian yang

(27)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini membahasa representasi religiusitas Hisanori Kato dalam

telaah Islam Fundamentalis dan Liberal di Indonesia. Temuan dan pembahasan

telah dikemukakan pada bab sebelumnya, menjadi dasar dalam menyusun

simpulan pada bab ini.

5.1 Simpulan

Penelitian ini mematahkan asumsi dasar yang menjadi pijakan awal ketika

menemukan topik penelitian, yaitu pemahaman religiusitas tidak menjadi prioritas

orang Jepang di dalam menjalani kehidupan. Karena selama proses penelitian

yang dilengkapi dengan adanya triangulasi periset yang menguasai kebudayaan

Jepang, menuntun pada penemuan bahwa representasi religiusitas orang Jepang

sudah dihadirkan dalam tataran aplikatif di kehidupan sehari-hari dan bukan lagi

dalam tataran pemahaman teks semata.

Kemudian selaras dengan pertanyaan penelitian, maka ada tiga simpulan

dari penelitian yang menyoroti representasi religiusitas Kato dalam telaah yang

dilakukannya tentang Islam fundamentalis dan liberal di Indonesia, alur pemikiran

serta bagaimana ideologi yang melatarbelakangi teks yang ditulisnya dalam

(28)

Pertama, Kato mengungkapkan pemahaman yang tepat untuk memperoleh

makna terminologi yang terkait dalam Islam, dengan menggunakan pendekatan

sosio-kultural dan perubahannya agar memahami perubahan pemikiran religius

masyarakat Indonesia. Penjelasannya bahwa fenomena agama merupakan refleksi

lingkungan sosialnya, dilengkapi dengan berbagai cara pemahaman melalui

pendekatan sosio-kultural dan perubahannya agar memahami perubahan

pemikiran religius masyarakat Indonesia.

Kato juga memotret elemen yang menjadi kerancuan untuk

mendefinisikan fundamentalisme, yaitu dengan pemahaman agama secara

konservatif. Yang akhirnya menghasilkan asumsi bahwa penyebab perbedaan

pandangan yang ada pada Islam fundamentalis dan liberal adalah masalah

psikologis. Namun, penggunaan “we” dalam setiap analisisnya memperlemah

asumsi yang dibuat Kato, karena merujuk pada pembenaran kelompok

(komunitas) bukan berasal dari dirinya sendiri.

Adanya perbedaan pendefinisian agama dan keagamaan (religiusitas),

diharapkan mampu membukakan pemahaman bagi penganut agama untuk

membedakan keduanya dengan batas yang jelas. Penulisan religion dengan huruf

kapital menunjukkan penegasannya sebagai tema penting dalam teks ini. Yang

juga penting untuk dicatat bagi pemeluk agama bahwa agama bersifat objektif,

namun pemahamannya akan dipahami secara subjektif oleh pemeluknya.

Sisi inilah yang kemudian memisahkan pemahaman liberalisme yang

mendefinisikan agama secara personal, dan kemudian berbanding terbalik dengan

(29)

secara kaku dan tidak beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Hal inilah yang

kemudian memicu “clash of ijtihad” antara fundamentalis yang tetap berpegang

teguh pada tuntunan syariat Islam dengan liberalis yang menyesuaikan diri dengan

perubahan sosio-kultural.

Secara berimbang Kato menyampaikan religiusitasnya dalam

fundamentalisme dan liberalisme dengan cara menampilkan sisi positif dari

keduanya. Hal ini merujuk pada semangat toleransi (kanyou) yang menghargai

semua perbedaan dengan indah.

Kedua, alur pemikiran Kato yang disampaikan dengan cara implisit

melalui penggunaan “we” dalam penyampaian pendapatnya, memperlemah

asumsi-asumsi yang dikeluarkannya. Hal ini dikarenakan Kato berlindung pada

pendapat komunitas atau kelompok. Strategi penyampaian pemikiran

dilakukannya dengan cara agresif dan defensif. Agresif saat menyampaikan

paparan teori yang melandasi perubahan pemikiran dalam pemahaman Islam di

Indonesia, namun defensif saat menyampaikan dampak negatif yang ditimbulkan

clash of ijtihad”. Maka kemudian, Kato pun mengungkapkan semangat toleransi

(kanyou) yang telah ada pada akar budaya bangsa Indonesia. Hal ini kemudian

menuntunnya untuk menyampaikan pendapat yang dilakukan dengan deduktif

ketika mengemukakan pendapat terhadap liberalisme dan induktif ketika berbicara

tentang fundamentalisme. Cara yang digunakan Kato cukup beralasan jika

melihat pola pemikiran orang Islam (insider) fundamentalis dan liberal di

(30)

Ketiga ideologi yang melatarbelakangi representasi religiusitas Kato

adalah ideologi konservatif yang berpihak pada nilai-nilai tradisional dengan basis

sejarah. Kato tidak menunjukkan keberpihakan pada aliran mana pun dalam

ajaran Islam baik itu fundametalis maupun liberal.

Kato menekankan pentingnya pemahaman agama dan religiusitas secara

komprehensif, agar tidak terjebak di perangkap pemikiran Barat yang kemudian

menjauhkan manusia dari sisi agama. Penyimpulan yang sangat baik untuk

sebuah aplikasi pemikiran orang Jepang dalam perspektif Budhisme (Nakamura,

1991) yang terkait dengan pemahaman dunia fenomena dan yang mutlak; paham

keduniawian (genseshugi); menerima dan mengakui tabiat manusia yang alami;

mengutamakan cinta kasih terhadap manusia (aijo); serta semangat toleransi

(kanyou) dan memaafkan (yuwa). Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara

representasi religiusitas Kato dengan perspektif budayanya sebagai orang Jepang

Namun walau disamarkan, Kato memiliki kecenderungan untuk berpihak

pada fundamentalisme dibanding liberalisme. Hal ini dibuktikan melalui analisis

yang dilakukan pada poin penelitian alur pemikiran. Meskipun demikian, Kato

juga tidak mendiskreditkan liberalisme. Kato merasa nyaman selama bergaul

dengan orang-orang fundamentalis yang menerimanya dengan terbuka sebagai

outsider, diwujudkan Kato dengan penggunaan kalimat-kalimat eksplisit ketika menghadirkan representasi religiusitas terkait fundamentalisme. Hal ini

benar-benar merupakan perwujudan sikap toleransi (kanyou), yang menerima semua

(31)

Mengenai perspektif outsider-insider, Kato berusaha menunjukkan sikap sebagai peneliti murni, dengan melakukan analisis yang berimbang antara Islam

fundamentalis dan liberal, baik dari jumlah penulis maupun pengungkapan

pemikirannya.

Dari keempat simpulan di atas menjadi jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan penelitian, yang kemudian memiliki implikasi yang lebih luas.

Pertama, melalui penelitian ini, AWK mampu mengungkap ideologi yang ada

dibalik representasi religiusitas Kato dalam telaah Islam Fundamentalis dan

Liberal di Indonesia. Dengan dasar-dasar teori kritis, menunjukkan bahwa teks

bukanlah ruang yang kosong tanpa makna, karena bisa terungkap ideologi yang

ada didalamnya.

Maka fungsi AWK dalam membuktikan keselarasan penyampaian

representasi religiusitas Kato dan ideologinya memang terbukti. Ini tentunya

dapat memberikan manfaat bagi pembaca, masyarakat umum untuk dapat

memaknai dan menyikapi teks dengan cara yang ebih kritis yakni dengan

penguasaan AWK.

Kedua, teks yang dihadirkan dengan kajian agama dan dilakukan oleh

outsider tidak berarti memiliki nilai yang kurang jika dibanding dengan penelitian sejenis yang dilakukan oleh insider. Latar belakang budaya dengan pemahaman nilai-nilai agama dan religiusitas secara komprehensif, dapat membuat sebuah

tulisan atau karya lebih bermakna, jika dibandingkan dengan karya yang dibuat

berdasarkan ego. Implikasi dari penelitian ini adalah pelestarian nilai-nilai

(32)

budaya dalam masyarakat, dapat membuat masyarakat itu bertahan dengan

keyakinan dan budayanya sendiri dan selamat dari gempuran zaman yang bebas

nilai. Dalam kacamata sosiologis, masyarakat yang tidak dapat menyelaraskan

tatanan nila dan sistem peradaban sangat rentan terhadap resiko ketertinggalan

peradaban. (Soemardjan, 1962).

Ketiga, simpulan ini juga menyadarkan masyarakat bahwa setiap

informasi teks/wacana yang didapatkan tidak sepenuhnya netral dan bebas dari

akses kepentingan kelompok tertentu yang lebih dominan dan memiliki

kepentingan.

5.2 Saran

Penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian AWK mampu mendorong

masyarakat untuk berpikir kritis dalam menyikapi permasalahan aktual dengan

cara yang cerdas. Berpikir kritis memungkinkan masyarakat untuk

mengidentifikasi ideologi-ideologi yang tertanam dalam teks/ wacana, sehingga

bisa memberikan penilaian secara objektif.

Jika penelitian serupa berikutnya akan dilakukan, maka hendaknya dapat

dilengkapi dengan triangulasi data dengan jumlah responden yang lebih banyak

untuk dapat menilai hasil penelitian dengan lebih komprehensif.

Penelitian ini menuntun pada pemahaman tentang bagaimana seharusnya

pembelajaran dan pengajaran tentang Islam yang harus sudah bergerak pada

tataran aplikatif dalam kehidupan sosial masyarakat, bukan hanya bergelut dalam

(33)

pengamalan di semua aspek kehidupan. Sehingga pemaknaan teks (baca:

Al-Qur’an) tidak menjadi hamparan kosong tanpa arti, seperti yang ada dalam

peribahasa Arab “Al-‘ilmu bilă amalin kassajari bilă tsamarin” (ilmu tanpa

pengamalan, bagaikan pohon tanpa buah). Pengamalan menjadi aspek terpenting

dalam kehidupan manusia untuk membina hubungan manusia (hablumminannâs),

alam serta lingkungannya, dengan merujuk pada hubungan kepada Tuhan

(hablumminallâh). Kepekaan inilah yang sudah dipahami serta diterapkan orang

Jepang dalam pemaknaan nilai-nilai kehidupan terkait dengan aspek-aspek

religiusitasnya.

Karena penelitian ini hanya menggunakan kerangka analisis van Dijk,

akan sangat baik jika penelitian sejenis di masa mendatang bisa melengkapinya

dengan menggunakan kombinasi dengan kerangka analisis Fairclough (1998),

atau van Leuweun (1986). Hal ini dimaksudkan agar penangkapan ideologi dapat

lebih eksplisit dan objektif.

Penelitian selanjutnya diharapkan pula dapat melengkapi pemahaman

tentang ideologi melalui buku “The Studies in the Theory of Ideology” karangan

John B. Thomson. Buku ini penting untuk dijadikan rujukan ketika melakukan

pembongkaran ideologi dalam wacana, dikarenakan penjelasan-penjelasan tentang

ideologi yang sangat detil dan mendalam, sehingga akan mempermudah penelitian

(34)

5.3 Penutup

Demikian hasil akhir penelitian yang pada hakikatnya, hasil penelitian

AWK memerlukan realisasi dan tindakan sosial yang nyata agar dirasakan oleh

masyarakat (van Dijk, 1998). Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat,

(35)

PUSTAKA RUJUKAN

Alwasilah, A.C. 2009. Pokoknya Kualitatif, Dasar-dasar Merancang (cet) Jakarta: Pustaka Jaya

Abdullah. 2004. Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 6. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i

Abdul Hamid bin Abdul Majid, Mudzakarati As-Siyasiyah, hal. 133, 177, Beirut: Muasasah Ar-Risalah, 1406 H.

Amin, Muhammad. 2004. Studi Agama Normativitas atau Historitas? Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004

Barker, Chris, Cultural Sudies, Teori & Praktik, 2004. Kreasi Wacana: Bantul

Burhan, Nurgiyantoro. 1998. Teori Pengkajian Sastra. Bulaksumur. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Brown, G. dan Yule, G. 1983. Discouse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press

Dardjowidjoyo, Soedjono. 2003. Psikolinguistik. Jakarta: Yayasan Obor.

Eriyanto 2003. Analisis Framing: Konstruksi Ideologi dan Politik Media, Yogyakarta: LKIS

Eriyanto 2011. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS

Fairclough, N. dan Wodak, R. 1997. “Critical Discourse Analysis”, dalam van Dijk, T.A. (ed) Discourse as Social Interaction, London: Sage Publication

Fiske, J. 1990. Introduction to Communication Studies, Second Edition. London: dan New York: Routledge

Foucoult, M. 1981. “The Order of Discourse” dalam Young, R. (ed) Untying the Text: A Poststructuralist Reader. London: RKP

Glock, C.Y. 1962.On the study of religious commitment. Religious Education, 57(Research Suppl.), S98-S110.

(36)

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.

Halliday, M. A. K dan Hassan, R. 1979. Cohession in English, London dan New York: Longman

Kato, Hisanori, 2002. “Agama dan Peradaban”. Jakarta: Dian Rakyat

Kato, Hisanori, 2011. “The Clash of Ijtihad Fundamentalist versus Liberal Muslim: The Development of Islamic Thinking in Contemporary

Indonesia”. Delhi: ISPCK

Koentjaraningrat, 1975. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Gramedia

Koentjaraningrat, 1981. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia

Kuntowijoyo, 1998. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, Bandung: Mizan

Knott, Kim, 2005. Insider/Outsider Perspectives, dalam The Routledge Companion to the Study of Religion, Edited by John R. Hinnells (London: Routledge Taylor and Fancis Group

Kluckhohn, F. R., & Strodtbeck, F. (1961). Variations in value orientations. Westport, CT: Greenwood.

Latif, Yudi, "Politik Islam Antara Dua Fundamentalisme", Koran Tempo, Jumat, 27 Desember 2002.

Lytle, A. L., Brett, J. M., Barsness, Z. I., Tinsley, C. H.,&Janssens, M. (1995). A paradigm for confirmatory crosscultural research in organizational behavior. Research in Organizational Behavior, 17, 167-214.

Macksood Aftab , "What Does Fundamentalism Really Mean?"

Diakses dari http://www. themodernreligion.com/terror/def-fundy.html (diunduh 22/02/2012, jam 22:10)

Martin, Richard C. 2010, Perdekatan Terhadap Islam dalam Studi Agama, terjemahan Zakiyuddin Baidhowy, Yogyakarta:UIN Sunan Kalijaga Press

Mohammed Arkoun, “Lectures du Coran”, diterjemahkan oleh Machasin dengan

judul, Berbagai Pembacaan al-Qur’an (Jakarta: INIS, 1997), 9.

(37)

Nababan, S. U. S., 1998. Psikolinguistik: Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Pennington, Donald. C, Gillen, Kate, & Hill, Pam,1999. Social Psychology, Arnold: London

Padden, W. E. 1988. Religious worlds: The comparative study of religion. Boston, MA: Beacon.

Pargament, K. I. 1997. The psychology of religion and coping: Theory, research, and practice. New York: Guilford

Samovar, Larry A, Porter, Richard. E., McDaniel, Edwin R., (2010) Komunikasi Lintas Budaya (Communication Between Cultures), Jakarta: Salemba Humanika

Schultz, P.W., & Zelezny, L. C. (1998). Values and pro-environmental behavior: A five-country survey. Journal of Cross-Cultural Psychology, 29(4), 540-558.

Schwartz, S. H. (1992). Universals in the content and structure of values: Theoretical advances and empirical tests in 20 countries. In M. Zanna (Ed.), Advances in experimental social psychology (pp. 1-65). Orlando, FL: Academic Press.

Schwartz, S. H., & Sagiv, L. (1995). Identifying culture-specifics in the content and structure of values. Journal of Cross-Cultural Psychology, 26(1), 92-116

Smart, N. (1998). The world’s religions. New York: Cambridge University Press.

Smith, H. (1991). The world’s religions. New York: HarperCollins.

Subagyo, P. A. 2012, “Bingkai Wacana dalam Tajuk tentang Terorisme: Kajian Pragmatik Kritis atas Editorial Suara Pembaharuan dan Republika”. Disertasi di Fakutas Ilmu Budaya (FIB) UGM

Stuart Hall (Ed.), 1997. Representation: Cultural Representations dan Signifying Practices, London: Sage Publications

The Earl of Cromer, Modern Egypt, Vol. II, p. 228-229, New York: Macmillan, 1908.

(38)

Thompson, John B. 1984, Studies in the Theory of Ideology, Barkeley Los Angeles: University of California Press

van Dijk, T. A. 1990. Social Cognition and Discourse”. Dalam H. Giles dan W. P Robinson (eds). Handbook of Language and Social Psychology. New York: John Wiley and Sons, hlm 163-186

van Dijk, T.A. 1996. “Discourse, Power and Access” dalam C.C. Coulthart dan M. Coulhard (eds) Texts and Practices: Reading in Critical Discourse Analysis. London: Routledge, hlm 84-104

van Dijk, T.A. 2003. “The Discourse-Knowledge Interface” dalam G. Weiss dan R. Wodak (eds). 2003. Critical Discourse Analysis: Theory and Interdiciplinarity. New York: Palgrave Macmillan, hal 85-109

van Dijk, T.A. 2005. “Contextual Knowledge Management in Discourse Production: A CDA Perspective.” Dalam R. Wodak dan P. Chilton (eds)

2005. A New Agenda in (Critical) Discourse Analysis. Amsterdam/Philadelphia: John Benjamins, hal 71-100.

van Dijk. T.A. 2008. Discourse and Context: A Sociocognitive Approach. Cambidge: Cambridge University Press.

Wodak, R (2004). “Critical Discourse Analysis” dalam Searle, C. Qualitative Research Practice, London: Sage

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Isi Buku
Gambar 3.1 Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang diuraikan di atas, maka cakupan penelitian ini adalah analisis konvensi struktur penceritaan dan dan analisis

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Devi Triastiani 2014

Dalam mempercepat proses pendaftaran pasien, maka program yang terdapat dalam Penulisan Ilmiah ini bila digunakan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi waktu dan ketelitian

Pedoman yang memang sudah dijelaskan sebelumnya merupakan pers yang party directed dari PSI, menginginkan adanya suatu revitalisasi dari partai politik tersebut dalam pemilu

Berdasarkan hasil uji ortogonal polinomial, pengaruh lama genangan terhadap kemampuan tanaman bertahan hidup pada semua varietas yang digunakan menunjukkan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut serta dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus sebagai solusi terhadap permasalahan proses pembelajaran

Arah arus di perairan pantai pada saat pasang menuju surut terendah bergerak ke arah Barat Laut hingga Utara, di muara sungai arus bergerak ke arah Barat Laut dan

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa tingkat kemampuan baca tulis al- Qur’an siswa sudah termasuk dalam kategori baik, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar pada